76157306 Atomic Force Microscopy
Click here to load reader
-
Upload
muhammad-mukri -
Category
Documents
-
view
84 -
download
8
Transcript of 76157306 Atomic Force Microscopy
ATOMIC FORCE MICROSCOPY (AFM)
Pendahuluan
Pada pemrosesan/pembuatan bahan terutama pada skala atomic/molecular,
diperlukan suatu ketepatan yang tepat serta efisiensi yang tinggi dalam proses
karakterisasi. Karakterisasi berfungsi untuk mengetahui sifat tertentu dari suatu bahan
sebelum diproses lebih lanjut. Berbagai metode telah dikembangkan sampai saat ini, satu
metoda dengan metoda lainnya memiliki banyak perbedaan tergantung konsep apa yang
digunakan. Satu metoda dipilih berdasarkan banyak pertimbangan, baik itu jenis bahan,
efisiensi, karakter tertentu yang ingin diketahui dari bahan tersebut sampai pada biaya
yang dikeluarkan. Setiap metoda karakterisasi bertanggungjawab pada satu nilai tertentu
dari bahan, yaitu nilai karakter apa yang hendak diamati dari bahan tersebut.
Konsep electron tunneling yang dikemukakan oleh Giaever menyatakan bahwa
jika beda potensial diberikan pada dua logam yang dipisahkan oleh lapisan tipis insulator
maka akan terjadi aliran muatan dikarenakan adanya kemampuan electron untuk
menembus potensial barrier. Penemuan ini yang telah membawa Binnig dan Rohler, dua
ilmuwan sains terpikir untuk menemukan Scanning Tunneling Microscopy (STM), cikal
bakal semua metoda SPM.
AFM salah satu metoda karakterisasi dari keluarga SPM (Scanning Probe
Microscopy) bekerja pada bagian permukaan bahan dengan melibatkan interaksi antara
probe dan permukaan bahan melalui proses fisis tertentu. Interaksi ini kemudian dapat
men-generate citra permukaan bahan pada skala mikroskopik, sehingga susunan partikel
pada permukaan bahan dapat terlihat dengan jelas. Berbeda dengan microscopy lainnya,
metoda karakterisasi ini hanya melibatkan gaya yang terjadi antara tip dan sampel. Gaya
yang terjadi bisa berupa gaya tarikan atau dorongan. Setiap gaya akan mengakibatkan
pembengkokan tertentu pada bagian cantilever dimana akan terdeteksi oleh berkas laser
dan kemudian ditangkap oleh detector yang kemudian akan dicitrakan menjadi sebuah
image yang bernilai.
Nama : Cristian Alboin R S
NPM : 140310080043
Dosen : Dr. Camellia Panatarani
-Tugas Makalah Nanoteknologi-
Atomic Force Microscopy (AFM)
Gbr 1. Skema cara kerja SPM (AFM)
Terlihat bahwa prinsip kerja AFM yang terbilang sederhana, melibatan interaksi
antara tip (yang terpasang pada cantilever) dengan sampel yang telah dipasang pada
bahan piezoelektrik. Setiap permukaan bahan akan terlihat halus secara kasat mata,
namun sacara mikroskopik susunan partikel tidak selamanya rata pada permukaan alias
kasar. Pola susunan partikel inilah yang akan diamati melalui AFM. Prinsip kerjanya
melibatkan gaya yang terjadi selama interaksi terjadi, secara umum dapat berupa tarikan
atau dorongan. Gaya-gaya yang terjadi akan dideteksi melalui pergerakan/pembengkokan
cantilever yang otomatis akan merubah sudut refleksi sinar laser kea rah detector yang
menangkap semua berkas laser yang dipantulkan. Selanjutnya sinyal-sinyal laser tadi
diolah lebih lanjut oleh perangkat-perangkat elektonik lainnya yang nantinya akan
berakhir pada computer untuk dijadikan image(citra) 3D permukaan benda secara detail
pada skala nano.
Gaya yang terjadi antara probe dan permukaan sample berupa :
F= -k.x
Dimana F= gaya
k=konstanta pegas
x=defleksi cantilever
Komponen-komponen penting AFM:
- Piezoelektrik, merupakan bahan keramik yang mengalami perubahan (kontraksi atau
ekspansi) saat diberikan tegangan, dan sebaliknya menghasilkan potensial listrik
ketika diberi tekanan mekanik.
- Probe, bagian yang secara langsung berinteraksi dengan permukaan sampel (tip), dan
cantilever dengan panjang 100 – 200 μm dengan lebar 10-40 nm, serta ketebalan 0.3-
2 μm.
- Sumber laser, devais elektronik yang berfungsi untuk menembakkan laser ke arah
cantilever.
- Detector, pendeteksi laser pantulan
- Perangkat komputer sebagai pengolah data
Gbr 2. Skema komponen AFM
Mode Operasi AFM
Terdapat tiga imaging mode AFM tergantuk dari bentuk interaksi antara probe
dan sample. Mode AFM terbagi atas tiga :
- Mode kontak ( contact mode ), repulsive (VdW) ketika konstantan pegas
cantilever lebih kecil dibandingkan permukaan, maka cantilever mengalami
pembengkokan. Gaya pada tip bersifat repulsive. Dengan mempertahankan
defleksi cantilever tetap konstan, gaya antara probe dan sampel tetap konstan
Separasi antara tip-sampel <0.5 nm
- Mode non-kontak ( non-contact mode), attractive (VdW) probe tidak
mengalami kontak dengan sampel, tetapi mengalami osilasi di atas lapisan
permukaan sampel ketika sedang proses scan. Dengan menggunakan feedback
loop untuk mengamati perubahan amplitude dikarenakan gaya tarikan VdW,
topography permukaan didapatkan.
Separasi antara tip-sampel 0.1nm - 10nm
- Mode Tapping (Tapping Mode), hamper sama dengan mode contact namun
pada mode ini cantilever berosilasi pada frekuensi resonannya. Probe
melakukan proses “tap” pada permukaan sample ketika proses scanning
berjalan.
Separasi tip-sampel 0.5nm – 2nm
Gbr 3.Perbedaan antara STM dan AFM
Keuntungan dan Kerugian dari mode AFM
Mode Contact AFM
Keuntungan:
-Scanning kecepatan tinggi
-Resolusi skala atomik
-Sangat bagus pada bahan kasar dengan tingkat perubahan yang besar pada
topography vertical.
Kerugian :
-Gaya lateral dapat merusak citra
-Resolusi yang dihasilkan kurang baik terutama pada sample yang terbilang soft.
Mode Non-contact AFM
Keuntungan:
-Gaya lemah diberikan pada permukaan sampel tanpa merusak permukaan
sampel.
Kerugian:
-Resolusi lateral yang rendah,diakibatkan separasi tip-sample
-Biasanya digunakan pada sampel hidropobik
Mode Tapping
Keuntungan
-Resolusi lateral yang tinggi (1nm – 5nm)
-Gaya yang lemah serta kerusakan yang minim pada sampel
-Hampir tidak ada gaya lateral
Kerugian
-Kecepatan scan yang lebih lamabat daripada mode contact
Images dari AFM
Tip pada AFM digunakan:
-Untuk proses imaging
-Untuk mengukur gaya ( dan propertis mekanikal lainnya) pada skala nano.
-sebagai alat skala nano, berfungsi untuk melakukan proses bending,cutting,
extracting bahan-bahan lunak/halus seperti polimer, DNA, dan nanotubes pada
skala submicron di bawah control resolusi tinggi.
Gbr 4. Contoh gambar 3D AFM dari tiga tipe yang berbeda bahan Pd, dibangun pada 6H-SiC
Gbr 5. Contoh gambar tapping mode dari sampel biologi, nucleosomal DNA
Gbr 6.Gambar hasil non-contact modedari butir titanium-nitrida, a) scanner 10μm b)5 μm
Aplikasi AFM
-Analisa kekasaran substrat
-Step formation pada deposisi epitaxial film tipis
-Analisa ukuran grain (grain size)
-Melalui proses AFM In situ dengan perubahan temperature, kita dapat
mempelajari perubahan struktur
Kesimpulan
AFM adalah suatu alat bantu yang dilakukan untuk proses karakterisasi bahan
tertentu sama hal seperti STM. AFM dapat digunakan baik untuk bahan konduktor,
semikonduktor dan insulator.
Faktor ketelitian (accuracy) dan sensitivitas adalah factor yang harus dipenuhi,
disamping hal tersebut factor pengulangan pembacaan (Reapetability) yang baik juga
factor yang harus dipenuhi karena semuanya berpengaruh pada hasil pengukuran
topography permukaan.