76032400 Restorasi Rigid

29
Restorasi rigid Restorasi rigid merupakan restorasi yang dibuat di laboratorium dental dengan menggunakan model cetakan gigi yang dipreparasi kemudian disemenkan pada gigi. Umumnya restorasi ini membutuhkan kunjungan berulang dan penempatan tumpatan sementara sehingga lebih mahal untuk pasien. (Putri Sari H. USU. 2006: 1) Berdasarkan kepustakaan Inggris, restorasi rigid terdiri dari inlay, onlay, dan crown/ mahkota. Inlay adalah tumpatan rigid yang ditumpatkan di kavitas diantara tonjol gigi/ cusp, sedangkan onlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau lebih tonjol gigi/ cusp. Crown/ mahkota adalah penggantian sebagian atau seluruh mahkota klinis yang disemenkan. (Putri Sari H. USU. 2006: 1) Pilihan bahan restorasi rigid antara lain logam tuang, porselen, porselen fuse to metal, resin komposit, dan kombinasi keduanya. Logam merupakan bahan restorasi rigid dengan kekuatan tensil yang besar, yang membutuhkan preparasi kavitas yang luas dan bevel sebagai retensi, tetapi memiliki masalah estetik. Sedangkan porselen merupakan bahan restorasi rigid estetik yang paling unggul dengan kekuatan kompresif yang tinggi. Porselen mebutuhkan biaya besar biasanya, dua sampai tiga kali lebih mahal dari restorasi rigid logam atau komposit plastis selain waktu pembuatan di laboratorium. (Putri Sari H. USU. 2006: 1)

Transcript of 76032400 Restorasi Rigid

Restorasi rigid

Restorasi rigid merupakan restorasi yang dibuat di laboratorium dental dengan

menggunakan model cetakan gigi yang dipreparasi kemudian disemenkan pada gigi.

Umumnya restorasi ini membutuhkan kunjungan berulang dan penempatan tumpatan

sementara sehingga lebih mahal untuk pasien. (Putri Sari H. USU. 2006: 1)

Berdasarkan kepustakaan Inggris, restorasi rigid terdiri dari inlay, onlay, dan

crown/ mahkota. Inlay adalah tumpatan rigid yang ditumpatkan di kavitas diantara tonjol

gigi/ cusp, sedangkan onlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu

atau lebih tonjol gigi/ cusp. Crown/ mahkota adalah penggantian sebagian atau seluruh

mahkota klinis yang disemenkan. (Putri Sari H. USU. 2006: 1)

Pilihan bahan restorasi rigid antara lain logam tuang, porselen, porselen fuse to

metal, resin komposit, dan kombinasi keduanya. Logam merupakan bahan restorasi rigid

dengan kekuatan tensil yang besar, yang membutuhkan preparasi kavitas yang luas dan

bevel sebagai retensi, tetapi memiliki masalah estetik. Sedangkan porselen merupakan

bahan restorasi rigid estetik yang paling unggul dengan kekuatan kompresif yang tinggi.

Porselen mebutuhkan biaya besar biasanya, dua sampai tiga kali lebih mahal dari

restorasi rigid logam atau komposit plastis selain waktu pembuatan di laboratorium.

(Putri Sari H. USU. 2006: 1)

Penggunaan teknik restorasi rigid komposit telah terbukti mampu memperbaiki

beberapa kekurangan restorasi komposit plastis. Hal ini dibuktikan dengan penenlitian

Scheibenbogen-Fuchsbrunner tahun 1999 dan 2000 yang menemukan bahwa setelah

tahun ke-2 dan 3 integritas marginal dan bentuk anatomi pada restorasi rigid komposit

lebih memuaskan dari restorasi plastis. Menurut Dietschi tahun 1995, kualitas adaptasi

marginal restorasi rigid resin komposit terbukti labih baik dari restorasi plastis komposit.

Menurut Burke tahun 1994, porselen menghasilkan restorasi dengan integritas marginal

yang sangat memuaskan tetapi membutuhkan waktu pembuatan dalam laboratorium.

Restorasi rigid komposit dinyatakan lebih mudah dan lebih murah dari inlay porselen.

(Putri Sari H. USU. 2006: 1)

Teknik restorasi rigid dibagi atas tiga metode yaitu direct, semidirect, dan indirect.

Teknik semidirect intraoral merupakan pembuatan inlay/ onlay resin komposit satu kali

kunjungan, resin komposit langsung ditumpatkan pada gigi, disinar dari setiap arah dan

kemudian di post-cured sebelum dibonding pada gigi. Teknik semidirect ekstraoral

merupakan pembuatan restorasi rigid satu kali kunjungan yang dibuat menggunakan die

fleksibel dan berfungsi untuk mengoreksi kontak marginal. Teknik indirect merupakan

pembuatan restorasi rigid yang dilakukan dalam laboratorium dental dengan

menggunakan model dari kavitas gigi yang dipreparasi, membutuhkan tumpatan

sementara dan kunjungan berulang. (Putri Sari H. USU. 2006: 3)

Dengan teknik restorasi rigid, penyusutan polimerisasi terjadi ekstraoral dan kontur

yang lebih mudah dicapai karena restorasi dibuat diluar mulut. Dengan menggunakan

restorasi rigid teknik indirect, celah dalam restorasi dapat diminimalkan dengan

memberikan tekanan pada restorasi sebelum penyinaran, dan sifat-sifat fisis resin dapat

ditingkatkan dengan penyinaran ekstraoral dengan menaikkan panas dan tekanan. (Putri

Sari H. USU. 2006: 3)

Macam- macam Restorasi Rigid

1.         Inlay

Inlay adalah tumpatan rigid yang ditumpatkan di kavitas diantara tonjol gigi/ cusp.

Indikasi :

1.    Baik untuk kavitas yang kecil/ karies proksimal lebar

2.    Bila diperlukan untuk restorasi klamer dari suatu gigi tiruan (pegangan), misalnya: inlay

bukal atau disto/mesial inlay yang perlu untuk dibuatkan “ Rest Seat”, untuk gigi tiruan.

3.    Kavitas dengan bentuk preparasi > 1,5 jarak central fossa ke puncak cusp

4.    Mengembalikan estetik pada restorasi gigi posterior yang mengalami kerusakan akibat

adanya karies sekunder

Kontraindikasi :

1.                       frekuensi karies tinggi

2.                       OH pasien jelek

Tahap Pembuatan dan Pemasangan Inlay komposit

1.    Preparasi Kavitas

       membuang semua jaringan karies atau bahan tumpatan yang lama

       preparasi dengan membentuk dinding kavitas 3-5 derajat divergen ke oklusal

       seluruh dinding kavitas dihaluskan dengan dasar kavitas, semua sudut kavitas dibuat

membulat

       tidak dilakukan pembuatan bevel pada permukaan oklusal

       dibutuhkan ketebalan minimal 2 mm agar di dapat kekuatan dari bahan komposit

2.    Pembuatan Inlay

       secara direct

       secara indirect

3.    Insersi Inlay Komposit

4.    Teknik Sementasi

       persiapan inlay

       persiapan kavitas

       aplikasi semen resin

5.    Penyelesaian dan Pemolesan

(http://www.researchgate.net/publication/

42349869_Restorasi_Rigid_Resin_Komposit_Pada_Gigi_Posterior)

2.         Onlay

Onlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau lebih tonjol gigi/

cusp.

Apabila morfologi oklusal telah mengalami perubahan karena restorasi sebelumnya,

karies, atau penggunaan fisik, maka inlay dengan dua permukaan tidak akan adekuat lagi.

Hal ini memerlukan suatu restorasi yang meliputi seluruh daerah oklusal. Dan dalam

keadaan ini, onlay MOD merupakan jenis restorasi yang tepat. ( Baum, Lloyd dkk. 1997 :

544)

Indikasi :

1.    Pengganti restorasi amalgam yang rusak.

2.    Kalau restorasi dibutuhkan sebagai penghubung tonjol bukal dan lingual.

3.    Restorasi karies interproksimal gigi posterior.

4.    Restorasi gigi posterior yang menerima tekanan oklusal yang kuat.

Adalah mungkin bagi amalgam atau inlay untuk mengurangi kerentanan gigi terhadap

fraktur tonjol. Aset utama dari restorasi yang meliputi permukaan oklusal adalah

merestorasi kekuatan gigi dengan menghubungkan tonjol-tonjol sebagai unit tunggal.

(Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)

Indikasi yang populer bagi onlay adalah menggantikan restorasi amalgam yang rusak.

Juga berguna untuk merestorasi lesi karies yang mengenai kedua permukaan proksimal.

Ciri-ciri utama dari restorasi ini adalah mempertahankan sebagian besar jaringan gigi

yang berhubungan dengan gingival dan hal ini merupakan suatu pertimbangan

periodontal yang sangat membantu. (Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)

Keterangan :

Desain kavitas (outline form) ditentukan oleh ukuran lesi karies oklusal.

A dan B, lesi yang besarnya kecil atau sedang dapat ditambal dengan hanya melakukan

akses.

C, lokasi yang tepat untuk mengakhiri tepi pada permukaan lingual.

D, tepi berakhir pada permukaan oklusal. Ini tidak sesuai karena email akan mudah

pecah.

E, pandangan lingual dari molar kanan atas.

F, penampang karies distal yang mengenai ujung tonjol disto-lingual.

G, pandangan oklusal dari desain restorasi yang tepat untuk gigi ini.

H, penampang potong yang menunjukkan lokasi yang tepat dari dinding mesial.

I, tepi berakhir pada tonjol disto-lingual. Ini tidak sesuai karena tepi emailcenderung

hancur dan fraktur.

( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 374)

Tahapan Preparasi Onlay:

Langkah-langkah preparasi onlay adalah:

      Pemasangan isolator karet.

      Akses ke karies

Tahap ini dilakukan untuk memperoleh akses ke dentin karies. Alat yang digunakan

adalah bur fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan kekuatan tinggi.

      Menentukan luas karies

Setelah akses diperoleh, kavitas bisa dilebarkan sampai dicapai pertautan email-dentin

yang sehat.

      Keyway

Keyway dapat mempengaruhi retensi onlay dan ketahanan terhadap kemungkinan

bergesernya restorasi. Keyway dibuat dengan kemiringan minimal sekitar 6-10o terhadap

sumbu gigi dengan menggunakan bur fisur kuncup dan dijaga agar sumbu bur sejajar

dengan sumbu gigi. Setelah membuat keyway, kavitas dikeringkan untuk memeriksa ada

tidaknya sisa karies dan bahwa kavitasnya sedikit membuka dengan sumbu yang benar.

      Pembuatan boks aproksimal

Di bagian ini kavitas harus didalamkan memakai bur bulat kecepatan rendah dan dengan

cara yang sama dengan preparasi untuk amalgam dengan jalan membuang dentin karies

pada pertautan email-dentin. Ketika dentin karies pada pertautan email-dentin telah

dibuang, dinding email dapat dipecahkan dengan pahat dan tepi kavitasnya dihaluskan

dengan pahat pemotong tepi gingiva. Preparasi dibuat miring 10oterhadap sumbu gigi

dengan bur fisur tunsten carbide kecepatan tinggi.

      Pembuangan karies dalam

Karies mungkin tertinggal di dinding aksial dan paling baik dibuang dengan bur ukuran

medium (ISO 012) dalam kecepatan rendah. Jika dentin karies telah dibuang, periksa

kembali untuk memastikan tidak adanya undercut. Jika masih ada undercut, maka

undercut tersebut ditutup dengan semen pelapik pada tahap preparasi berikutnya sehingga

preparasi mempunyai kemiringan yang dikehendaki.

      Pembuatan bevel

Garis sudut aksio-pulpa hendaknya dibevel, baik dengan memakai bur pengakhir

kecepatan rendah maupun dengan bur pengakhir kecepatan tinggi yang sesuai. Bevel

hendaknya diletakkan di tepi email, agar tepi tipis hasil tuangan dapat dipaskan

seandainya kerapatan hasil tuangan dengan gigi tidak baik. Hendaknya bevel tidak

diluaskan lebih ke dalam karena akan mengurangi retensi dari suatu restorasi. Bur lain

yang dapat digunakan adalah bur fisur kuncup untuk preparasi kavitas. Tepi luar bevel

harus halus dan kontinyu untuk mempermudah penyelesaian restorasi dan supaya tepi

tumpatannya beradaptasi dengan baik dengan gigi.

Bevel biasanya tidak dibuat di dinding aproksimal karena akan menciptakan undercut,

mengingat sebagian besar tepi kavitas terletak di bawah bagian gigi yang paling

cembung. Akan tetapi dinding gingiva dapat dan harus dibevel. Bur yang paling cocok

adalah bur Baker Curson halus dan kuncup dalam kecepatan tinggi. Bevel gingiva sangat

penting karena akan mneingkatkan kecekatan tuangan yang biasanya merupakan hal yang

paling kritis.

( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 374)

3.         Mahkota (pasak)

Mahkota adalah restorasi rigid sebagian/ seluruh mahkota yang disemenkan.

Rekonstruksi kembali gigi yang kerusakannya lebih besar daripada gigi yang sehat.

Indikasi:

1.      Gigi vital/ non vital

2.      Sudah tidak bisa ditambal lagi

3.      Karies yang meluas sampai menghilangkan cusp gigi

4.      Jaringan periodontal sehat

5.      Tidak ada riwayat alergi pada bahan mahkota pasak

6.      Gigi antagonisnya masih bagus sehingga tidak menjadi iritasi pada bagian mukosa

palatal.

7.      Retensi pada gigi yang akan diberi mahkota masih baik dalam artian masih mampu

menerima beban mahkota pasak itu sendiri

8.      Akar gigi masih bagus.

Kontraindikasi:

1.    Karies pada gigi masih belum meluas masih tergolong pit dan fissure

2.    Jaringan pendukung tidak memungkinkan adanya mahkota karena adanya periodontitis

kronis

3.    Tidak adanya gigi antagonis sehingga menyebabkan mukosa palatal iritasi

4.    Gigi yang akan dibuatkan mahkota masih vital artinya tidak sampai perforasi.

5.    Kondisi gigi pada lengkung rahang tidak crowded.

Metode untuk membentuk inti pada gigi insisiv atas sebelum membuat mahkota pasak

a.    Inti komposit yang ditahan dengan pasak dentin pada gigi masih vital

b.    Pasak cor dan inti

c.    Pasak kawat wiptam dan inti cor

d.   Pasak dan inti siap pakai tipe Charlton

e.    Pasak ulir dan inti siap pakai tipe kurer

Catatan : pada b,c,d dan e pengisian akar sudah dilakukan sebelum pemasangan mahkota.

Gambar 1.2 (a dan b permukaan mesio distal, c permukaan buko lingual)

Preparasi gigi untuk pasak cord mahkota jaket porselen dengan inti pada gigi yang sudah

dirawat saluran akar:

A preparasi saluran akar

B preparasi permukaan akar

C mahkota jaket porselen yang sudah selesai dengan pasak cor dan inti

Tahapan Preparasi Pasak :

-       Pemilihan desain pasak

Sistem pasak yang digunakan harus sesuai dengan saluran akar maupun restorasinya.

Dokter gigi harus mempunyai keterampilan untuk menentukan indikasi dan penggunakan

pasak pada gigi yang dirawat.

-       Preparasi pasak

Kamar pulpa maupun saluran akar memberi retensi pada restorasinya. Pasak yang

disemen pada saluran akar akan memneri retensi pada restorasi (inti) namun tidak

memperkuat akar gigi, bahkan sering kali memeperlemah akar gigi bila bentuk pasak

tidak sesuai dengan bentuk saluran akarnya (lebih besar). Karena itu buatlah preparasi

pasak yang minimal sesuai dengan kebutuhan retensi inti.

Preparasi pasak dimulai dari pengambilan gutta percha dari saluran akar sesuai dengan

panjang yang diperlukan dilanjutkan dengan memperbesar dan membentuk saluran akar

untuk ditempati pasak. Pengambilan gutta percha harus hati-hati. Pengambilan yang

terlalu banyak akan mengakibatkan tendensi fraktur akar. Perforasi akar juga bias terjadi

apabila preparasi saluran akar menyimpang dari saluran akarnya. Radiograf tidak dapat

menentukan secara pasti mengenai lengkung dan diameter saluran akar. Radiograf

mungkin tidak bisa menunjukkan konkavitas dan lengkung labio-lingual. Sebagai

patokan umum, diameter pasak tidak boleh lebih dari sepertiga diameter akar. Preparasi

pasak yang menyempit ke arah apikal mencegah terjadinya step di daerah apeks; tidak

adanya step merupakan predisposisi terjadinya wedging (peregangan) dan fraktur akar.

-       Pengambilan gutta percha

Pengambilan gutta percha sebaiknya dilakukan pada saat obturasi karena dokter gigi

masih ingat betul bentuk, diameter, panjang dan lengkung saluran akar.

Pengambilan gutta percha juga bisa dilakukan pada kunjungan berikutnya. Pengambilan

gutta percha lebih baik menggunakan alat yang panas sedikit demi sedikit sampai panjang

yang ditentukan. Gutta percha diambil sampai tersisa sedikitnya 4 mm dari apeks. Semua

alat bisa digunakan asal bisa dipanaskan. Gunakan instrumen yang rotatif seperti pisau

reamer. Namun penggunaannya harus hati-hati karena kecenderungannya untuk

menyimpang dan menimbulakan perforasi atau paling sedikit mengakibatkan kerusakan

yang berat pada saluran akar. Alternatif lain yaitu menggunakan pelarut seperti

kloroform, xylene atau eucaliptol adalah kotor dan sulit mengambil gutta percha sampai

panjang yang dikehendaki.

-       Penyelesaian ruang pasak

Setelah gutta percha diambil, dilakukan pembentukan saluran akar sesuai dengan tipe

pasak yang akan digunakan. Dapat menggunakan instrumen putar dalam

pembentukannya.

Yang penting adalah bahwa pasak yang disemenkan, apapun desain dan bentuk

preparasinya, tidak mungkin rapat dengan saluran akar. Pasak tidak akan rapat benar-

benar dan semen juga tidak dapat mengisi seluruh interfase. Saliva dan bakteri juga dapat

mencapai daerah apeks bila sudah berkontak dengan pasak.

Pertimbangan Untuk Membuat Restorasi

1.    Gigi yang telah dirawat PSA mungkin lebih getas dan mudah patah. Hal ini dikarenakan

kandungan air pada jarinagn keras lebih sedikit disbanding dengan gigi dengan pulpa

vital.

2.    Sesudah jaringan keras diangkat dan perawatan endodontik, dindind email tidak

mendapat dukungan yang baik dank arena preparasi ruang pulpa.

3.    Sedikit tidaknya jarinagan gigi pada mahkota sehingga dipilihlah perencanaan restorasi

dengan retensi intraradikuler (pasak).

Beberapa Pertimbangan Untuk Rancangan Pasak Dan Preparasinya

Tujuan pasak intraradikuler adalah menyediakan retensi dan kekuatan bagi restorasi

mahkota.

1.    Jika preparasi pasak terlalu pendek maka akan meyebabkan kemungkinan patah akar.

Tekanan yang ada akan diterima mahkota dan pasak didesak ke akar.

2.    Jika preparasi pasak cukup panjang (idealnya 1-1,5 kali panjang mahkota) tekanan yang

diterima akan tersebar ke seluruh akar yang berkontak dengan pasak.

3.    Jika preparasi pasak terlalu lebar, kar akan menjadi lemah dan fraktur. Preparasi yang

terlalu lebar mungkin akan menyebabkan perforasi akar. Pasak yang pendek dan lebar

sering mengakibatkan fraktur akar.

4.    Jika preparasi dan pasak sempit, kesukaran mungkin akan dijumpai untuk mencetaknya

dank arena fleksibilitas pasaknya, gigi tidak akan menjadi lebih kuat.

Bahan-Bahan Yang Dapat Digunakan Untuk Membuat Pasak

Pencetakan saluran akar yang telah dipreparasi sangat sulit dilakukan karena ukurannnya

yang panjang dan sempit. Untunglah sekarang didapat 2 macam bahan yang

memungkinkan dilakukannya pencetakan saluran akar dengan panjang yang maksimum

dan tepat.

1.    Endopost

Campuran logam yang bertitik lebur tinggi dan dibuat dengan standar endodontik dari

ukuran 70-140; dapat dituang dengan emas atau logam tuang lainnya.

2.    Endowel

Pin plastic berukuran standar 80-140. jika telah pas dengan preparasi pasak dan dibuat

pada malam atau pola resin, akan menguap keluar dari investment dan meninggalkan

cetakan yang dapat dituang dengan logam.

Macam- macam Bahan Restorasi Rigid

1.         Logam Tuang

Restorasi Tuang / Logam Tuang adalah restorasi yang dibuat dengan menuang logam

campur (alloy).

Indikasi:

1.      Karies dalam dan besar

2.      Penyangga suatu jembatan

3.      Abrasi yang luas

4.      Tekanan oklusal besar

5.      Untuk perlindungan jaringan periodontal

Kontraindikasi:

1.      Frekuensi karies tinggi

2.      Usia muda

3.      Oral higien buruk

Teknik Preparasi :

-       Model malam penuangan

         Penanaman

         Bumbung tuang

         Bahan tanam

         Logam

         Api

         Hasil tuangan

Teknik Restorasi Tuang / Logam Tuang

# Direk

-       preparasi

-       malam dicetakkan langsung

-       pada kavitas gigi dlm mulut

-       dibentuk

-       ditanam

-       dicor

-       dicoba, poles, semen

# Indirek

-       preparasi

-       cetak”double impression” pada preparasi kavitas

-       model kerja “die”

-       model malam

-       ditanam, dicor, dituang

-       dicocokkan pada model kerja pada lab

-       pada pasien, sedikit dikoreksi saja

-       baik untuk kompleks kavitas

Restorasi Tuang Inlay Direk

Indikasi:

-       baik untuk kavitas yang kecil atau karies proksimal yang lebar

-       untuk retensi klamer gigi tiruan atau pegangan

-       inlay distal atau mesial untuk rest seat gigi tiruan

-       kelas I dan kelas II bila bentuk dan fungsi tidak dapat diaplikasikan amalgam

Restorasi Tuang Onlay

Indikasi:

-       preparasi bidang oklusal 1,5 – 2 mm

-       gigi post endo

-       slicing pada bidang proksimal

Indikasi MOD onlay:

-       kerusakan restorasi amalgam

-       restorasi proksimal gigi posterior (kavitas mesial dan distal)

-       restorasi gigi posterior (tekanan oklusal yang berat)

-       bila restorasi perlu memasukkan bagian bukal dan lingual

Dua macam restorasi tuang :

1.    Intra koronal:

Adalah restorasi yang ada di dalam kavitas

2.    Ektra koronal:

Adalah restorasi yang meliputi bagian luar gigi (mahkota)

Macam restorasi intra koronal:

         Restorasi tuang inlay → teknik direk / indirek

         Restorasi tuang onlay → teknik indirek

         Inlay porselen → teknik indirek

         Veneer → teknik indirek

Syarat Preparasi:

-       Umum:

1.    Outline form

2.    Retention form

3.    Resistence form

-       Khusus:

1.    Dinding kavitas tegak atau divergen 3-5°

2.    Tidak ada undercut

3.    Bevel pada cavosurface Angle → agar inlay dapat diburnish, mendapatkan adaptasi yang

baik

Retensi

-       Utama:

      Frictional retention

di dapat gesekan antara dinding kavitas. gesekan yang besar, bias memberikan retensi

yang besar

-       Tambahan:

      Line Angle tajam pada alas kavitas

      outline form kavitas yang sempit dan bersudut tajam

      pinhole

      semen

      reserve bevel di gingivo axial line angle

      bevel (short) pada cavo surface line angle

(http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?

option=com_journal_review&id=5055&task=view)

2.         Resin Komposit

Resin Komposit yang digunakan Dalam Restorasi Rigid

Jenis komposit yang digunakan untuk restorasi rigid tergantung teknik pembuatan

yang dipilih tetapi yang umumnya digunakan adalah hibrida atau mikrohibrida.

Komposit hibrida generasi pertama dikembangkan tahun 1980-an yang mengandung

partikel filler berukuran 3-8mikro meter yang disebut midifil. Penelitian membuktikan

bahwa komposit hibrida partikel sedang dengan kekuatan dan resistensi fraktur yang

lebih besar, terbukti 3 tahun bertahan lebih lama dari mikrofil. Komposit hibrida

menghasilkan permukaan yang halus dan estetis yang kompetitif dengan komposit

mikrofil untuk aplikasi restorasi anterior.

Sedangkan mikrohibrida merupakan generasi terbaru komposit mikrifil sebelumnya.

Komposit mikrohibrida diindikasikan untuk inlay, onlay, veneer , dan restorasi crown

penuh.

Teknik pembuatan restorasi regid resin komposit

Langkah-langkah pembuatan inlay/onlay dengan tekink semidirect intra oral:

1.    Setelah preparasi selesai, aplikasikan lapisan tipis lubricant larut air pada gigi. Kemudian

tempatkan matrix band untuk menghasilkan kontak proksimal yang baik.

2.    Tumpat resin komposit secara berlapis dan sinari secara terpisah.

3.    Bagian oklusal dan aproksimal disinari selama 45 detik.

4.    Inlay komposit dilepas dengan sendok atau carver

5.    Inlay dipost cure untuk meningkatkan derajad konfersi, stabilitas dimensional juga

mencegah tekanan penyusutan yang muncul setelah sementasi inlay.

6.    Inlay dikembalikan pada preparasi dan perikasa kontak interproksimal.

7.    Permukaan dalam inlay dietsa dengan 50mikro meter alumina atau larutran metakrilat

untuk meningkatkan ikatan bonding inlay dengan semen komposit, etsa silane untuk

permukaan restorasi dan biarkan kering diudara. Tempatkan matrix tofflemire pada gigi

yang dipreparasi untuk memastikan bahwa etsa tidak berkontak dengan gigi yang

didekatnya.

8.    Kafitas preparasi dietsa dengan gel asam phospor 30/40% selama 20 detik, cuci selama 5

detik dan keringkan dengan udara untuk menjamin etsaenamel yang adekuat.

9.    Dentin diremoister dan coat dentin primer ditempatkan beberapa pada dentin yang

lembab.

10.    Dentin diremoister dan coat dentin primer ditempatkan beberapa pada dentin yang

lembab.

11.    Matrix tofflemire dipindahkan

12.    Dual cure adhesif dicampur dan ditempatkan pada permukaan dalam restorasi yang tidak

disinari sebelum penempatan restorasi

13.    Dual cure resin komposit luting sement dicampurkan dan ditempatkan pada preparasi dan

permukaan dalam restorasi dengan srynge.

14.    Restorasi ditempatkan pada preparasi dan getarkan dengan hand instrument.

15.    Komposit luting sement berlebih dibuang dengan brus pada permukaan oklusal dan

interproksimal

16.    Restorasi utuh ditempatkan dengan instrumen pada permukaan oklusal secara perlahan

17.    Margin interproksimal dibersihkan dengan eksplorer dan pisau scalpel nomer 12.

18.    Lengkapi polimerisasi dengan menyinari permukaan oklusal selama 90 detik dan 30 detik

pada setiap permukaan proksimal.

19.    Seluruh margin dihaluskan dengan bur carbide 12 fluted, disk dan polis komposit.

20.    Rubber dam dilepaskan dan periksa oklusi dengan kertas artikulasi.

21.    Akhiri polishing dengan pasta aluminium okside

22.    Etsa dengan asam phosfor 30% selama 30 detik dan rebonding.

3.         Porselen

Langkah preparasi restorasi rigid porselen:

Kunjungan Pertama

1.    Tumpatan amalgam dibongkar

2.    Kavitas dibersihkan

3.    Preparasi kavitas

      Akses Ke Karies

Tahap pertama preparsi adalah memperoleh akses ke dentin karies dengan menggunkan

bur fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan kecepatan tinggi. Penggunaan bur

kuncup dan bukan bur fisur sejajar adalah untuk mencegah terbentuknya undercut.

      Menentukan Luas Karies

Jika akses telah diperoleh, kavitas bisa dilebarkan kearah bukopalatal sampai dicapai

pertautan email-dentin yang sehat. Hal ini menentukan lebar boks arah bukopalatal.

      Desain Preparasi Kavitas

Desain preparasi kavitas harus memastikan retensi seperti dinding vertikal kavitas utama

yang hampir sejajar dan sedut divergensi dinding bukal dan lingual pada bagian

proksimal masing-masing adalah 50-100. Jika sudut kurang 50, struktur gigi yang masih

ada berada pada keadaan yang terlalu banyak tekanan selama prosedur sementasi dan jika

sudut lebih dari 100, retensinya bermasalah.

      Keyway

Keyway dibuat dengan kemiringan minimal sekitar 100 memakai bus fisur kuncup dan

dijaga agar sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Lebar keyway diantara tonjol

merupakan daerah yang paling sempit dan melebar kearah yang berlawanan dengan letak

karies aproksimalnya dan dengan mengikuti kontur fisurnya. Setelah membuat keyway,

kavitas dikeringkan untuk memeriksa ada tidaknya sisa karies dibagian ini dan bahwa

kavitasnya sedikit membuka dengan sumbu yang benar. Jika kemiringan dinding tidak

tepat, maka ketidaktepatan itu harus diperbaiki.

      Boks Aproksimal

Kini perhatian dapat dialihkan kembali ke lesi aproksimalnya. Dibagian ini kavitas harus

di dalamkan memakai bur bulat kecepatan rendah dan dengan cara yang sama dengan

jalan membuang dentin karies pada daerah pertautan email-dentin. Ketika dentin karies

pada pertautan email-dentin telah dibuang, dinding email dapat dipecahkan dengan pahat

pemotong tepi gingiva. Preparasi dibuat miring sebesar 10 derajat dengan bur fisur

runcing. Gigi tetangga dilindungi dengan lempeng matriks untuk melindunginya dari

kemungkinan terkena bur. Menjaga agar sumbu bur sejajar dengan waktu pembuatan

keyway merupakan hal yang sangat penting sehingga bagian boks dan keywaynya

mempunyai kemiringan yang sama. Pelebaran ke arah gingiva hanya dilakukan

seperlunya saja sekedar membebaskan pertautan email-dentin dari karies, demikian juga

halnya dalam arah bukolingual. Setiap email yang tak terdukung dentin sehat, hendaknya

dibuang dengan bur fisur kecepatan tinggi.

      Pembuangan Karies Dalam

Karies mungkin masih tertinggal di dinding aksial. Jika dinding karies telah terbuang,

periksalah kemungkinan masih adanya daerah undercut. Undercut padadaerah pertautan

email-dentin seharusnya telah dibersihkan. Jika masih terdapat undercut pada dinding

aksial, maka undercut tersebut biasanya terletak seluruhnya pada dentin dan ditutup

dengan semen pelapik pada tahap preparasi berikutnya sehingga preparasi mempunyai

kemiringan yang dikehendaki.

      Bevel

Garis sudut aksiopulpa hendaknya dibevel, dengan menggunkan bur fisur. Hal ini untuk

memungkinka diperolehnya ketebalan yang cukup bagi pola malam yang kelak akan

dibuat di daerah yang dinilai kritis. Bevel hendaknya diletakkan di tepi email agar tepi

tipis hasil tuangan dapat dipaskan seandainya kerapatan hasil tuangan dengan gigi tidak

baik. Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke dalam lagi karena retensi restorasi akan

berkurang. Tepi luar bevel harus halus dan kontinyu untuk memudahkan penyelesaian

restorasi dan supaya tepi tumpatannya beradapatsi baik dengan gigi. Bevel biasanya tidak

dibuat didinding aproksimal karena akan menciptakan undercut, mengingat sebagian

besar tepi kavitas terletak di bawah bagian gigi yang paling cembung. Akan tetapi

dinding gingiva dapat dan harus dibevel. Bevel gingiva sangat penting karena akan

menigkatkan kecekatan tuangan yang biasanya merupakan hal yang paling kritis.

4.    Pola Malam

Pola malam dibuat secara:

-        Direct : pembuatan restorasi rigid secara langsung dalam satu kali kunjungan.

-        Indirect : pembuatan restorasi rigid yang dilakukan di laboratorium dan berkali-kali

kunjungan

5.    Gigi direstorasi rigid sementara dengan menggunakan semen perekat sementara, seperti

zinc oksid eugenol.

Kunjungan Kedua

6.    Tumpatan rigid sementara dibongkar

7.    Setelah preparasi selesai, aplikasikan lapisan tipis lubricant larut air atau separating

medium (cairan agar atau gliserin) pada gigi. Kemudian tempatkan matriks band, wedge

atau cincin penahan untuk menghasilkan kontak proksimal yang baik.

8.    Lalu tumpat dengan porselen. Sesuaikan anatomi oklusal dengan menggunkan bur untuk

menghasilkan pit dan fisur, inklinasi tonjol dan batas margin yang baik dan sistemis.

9.    Trial Inlay/ Onlay porselen pada pasien

10.     Jika kedudukannya baik, restorasi rigid yang sudah ditrial disemenkan pada gigi tersebut.

11.     Kelebihan semen dari tepi-tepi yang dapat dijangkau dibersihkan dengan eskavator

sementara benang gigi digunakan untuk membuang kelebihan di aproksimal. Tepi-tepi

restorasi harus dilapisi dua lapisan pernis copalite untuk mengurangi pelarutan semen

selama jam-jam pertama pengerasan. Setelah itu, Permukaan oklusal harus dipoles

dengan pasta pumis yang diletakkan pada bur sikat, diikutu oleh whiting yang diletakkan

pada berbagai sikat.

4.         Porselen Fuse to Metal

Restorasi all kramik sangat baik penampilannya dan terlihat natural atau sewarna

dengan gigi tetapi brittle dan cendrung mudah fraktur. Berbeda degan restorasi metal

restorasi cendrung kuat namun tidak bisa digunakan pada gigi anterior karena

pertimbangan estetik. Sehingga kombinasi keduanya metal kramik restorasi memiliki

kekuatan yanga baik dan penampilan yang diharapkan.

Perlekatan Logam pada Porselen

Dua jenis ikatan utama:

a)    Chemical bonding

b)   Mechanical interlocking

Kegagalan pada Restorasi Kramik Metal

a)    Mayoritas kasus yang terjadi oleh karenan

     Kegagalan biologis: fraktur gigi, periodontal disease, karies sekunder

     Fraktur prothesisi dan kegagalan estetik, 20% dari kasusu retretment

b)   Fraktur pada protesis (crown) terletak pada adhesif kramik coping.

MAHKOTA SELUBUNG ( JACKET CROWN )

Mahkota selubung adalah mahkota yang menyelubungi seluruh permukaan gigi dan dapat dibuat pada gigi posterior maupun anterior, baik pada gigi yang vital maupun nonvital (post endodontic treatment)

Indikasi Mahkota selubung pada gigi posterior adalah : Tidak memungkinkan untuk ditumpat secara langsung Resistensi kurang baik untuk restorasi onlay Mengalami kerusakan sekeliling cervikalnya maupun abrasi

oklusal Mahkota klinis yang rendah Gigi pasca perawatan Saluran akar

Tahapan kerja Sebelum melakukan preparasi mahkota selubung :

Diagnosa Pencocokan warna dengan shade guide yang sesuai Pembuatan mahkota sementara RO foto untuk melihat keadaan jaringan periapikal maupun

bentuk dan besarnya ruang pulpa Preparasi pada gigi yang masih vital perlu dilakukan anastesi

terlebih dahulu untuk mengurangi rasa sakit

Tahapan kerja mahkota selubung : Diagnosa Mencocokkan warna gigi dengan shade guide Persiapan mahkota sementara Retraksi gusi Preparasi gigi Mencetak untuk die Mencetak rahang antagonis Membuat catatan gigit Membuat model kerja oklusi RA/RB Instruksi pada Laboratorium Teknik Gigi Pasang coba pada penderita Pemasangan tetap

MACAM – MACAM MAHKOTA SELUBUNG :

1. Mahkota Tuangan Penuh (Full Cast Crown)

Adalah restorasi yang menyelubungi seluruh permukaan   mahkota klinis gigi dan terbuat dari logam campur secara tuang

Indikasi :

Sebagai restorasi single unit / sebagai restorasi penyangga suatu jembatan gigi. Pada gigi posterior yang tidak membutuhkan estetik Gigi dengan karies cervikal, dekalsifikasi, enamel hipoplasi / untuk memperbaiki fungsi kunyah.

Kontraindikasi :

Sisa mahkota gigi tidak cukup untuk menerima beban daya kunyah terutama pada gigi dengan pulpa vital

Bila restorasi untuk kepentingan estetik

Pada pasien yang memiliki OH buruk sehingga restorasi mudah korosi / tarnish Gusi sensitif terhadap logam

2. Mahkota Pigura (dengan Facing Akrilik)

Adalah suatu restorasi yang menyelubungi seluruh permukaan klinis gigi dan terbuat dari logam campur, di mana bagian labial/bukal dilapisi dengan bahan sewarna gigi (akrilik, porselen, resin komposit)

Indikasi :

Bila dibutuhkan mahkota tuangan, tetapi memerlukan estetik. Misalnya : pada anterior dengan gigitan dalam, premolar atau molar pertama (molar kedua tidak dibutuhkan estetik) Bila ruang pulpa tidak terlalu besar, karena dibutuhkan pengambilan pada bidang labial/bukal lebih banyak untuk tempat pigura

Kontraindikasi :

Gigi dengan mahkota klinis pendek karena sulit dipakai untuk retensi dan kekuatannya pun sangat kurang terutama di bagian oklusal, sehingga mudah pecah/mudah lepas.

3. Mahkota Jaket (Jacket Crown)

Adalah suatu restorasi yang meliputi seluruh permukaan gigi anterior, dibuat dari bahan akrilik atau porselen sesuai dengan warna gigi

Indikasi :

Pada gigi anterior yang fraktur Pada kasus perubahan warna gigi, hipoplasi enamel, atau dekalsifikasi Kasus perubahan bentuk gigi,

atrisi, atau rotasi gigi yang terbatas Menutup diastema yang terbatas Sebagai retainer suatu jembatan

Kontraindikasi :

Mahkota klinis yang terlalu pendek dan tidak mempunyai cingulum Pada gigitan anterior yang dalam (deep bite) Kerusakan gigi sedemikian rupa Gigi non-vital dengan perubahan warna yang sangat gelap

4. Mahkota Pasak

Indikasi :

Gigi non vital yang fraktur melebihi setengah mahkota klinis Memperbaiki iklinasi gigi dengan batas-batas atau ketentuan  tertentu Gigi yang telah dirawat endodontik, sedangkan sisa gigi tidak mungkin dilakukan penumpatan langsung

Kontraindikasi :

Gigi dengan kelainan periapikal menetap Jaringan yang mendukung gigi tidak cukup Oral hygiene buruk