74 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Rancangan...
Transcript of 74 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Rancangan...
74
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Sebelum memilih dan menentukan metode yang tepat untuk
penelitian yang akan dilakukan, ada baiknya dijelaskan terlebih dahulu
pentingnya metodologi dalam penelitian. Penelitian harus menggunakan
metode ilmiah agar diperolah hasil penelitian yang ilmiah (Husen Umar,
2003:45).
Setiap melakukan penelitian, maka terlebih dahulu harus
ditentukan metode yang akan dipilih untuk digunakan sehingga tujuan
penelitian yang diiinginkan bisa tercapai. Sudah barang tentu metode
yang dipilih harus berhubungan erat dengan prosedur, alat dan desain
penelitian yang digunakan. Metode penelitian akan memberikan
gambaran yang jelas dan terarah kepada peneliti sehingga dapat dijadikan
sebagai acuan, terutama dalam pengumpulan dan analisis data (Nasir,
2003:51; Azis,2003:37). Metode Penelitian (terkadang disebut Metodologi)
merupakan cara seseorang mengumpulkan dan menganalisis data. Metode
ini telah dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan prosedur
yang sah dan terpercaya (McMilan & (Schumaker, 1991:58).
Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian ini termasuk
penelitian survey dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian survei yang
dimaksud adalah bersifat menjelaskan hubungan kausal dan pengujian
75
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
hipotesis. Seperti dikemukakan Masri S. (2003:21) penelitian survei dapat
digunakan untuk maksud (1) penjajagan (eksploratif), (2) deskriptif, (3)
penjelasan (eksplanatory) atau (confirmatory), yakni menjelaskan hubungan
kausal dan pengujian hipotesis; (4) evaluasi, (5) prediksi atau meramalkan
kejadian tertentu di masa yang akan datang (6) penelitian operasional, dan (7)
pengembangan indikator-indikator sosial.
Metode survey menurut Kerlinger seperti dikutip Sugiyono (2004:7)
adalah:
Metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,
tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari
populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif,
distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis dan
psikologis.
Lebih lanjut David Kline sebagaimana dikutip Sugiyono (2004:7)
mengemukakan bahwa:
Metode survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu
generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Walaupun metode
survey ini tidak memerlukan kelompok kontrol seperti halnya pada
metode eksperimen, namun generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat
bila digunakan sampel yang refresentitatif.
Merujuk pada uraian-uraian tersebut, maka masalah motivasi kerja,
pendidikan dan pelatihan dan kinerja kepala sekolah sebagai manajer, pada
umumnya bersifat kontekstual yang diasumsikan mempunyai hubungan yang
kontekstual pula. Karena itu, penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan metode survey dengan alasan bahwa metode survey
dianggap paling relevan untuk penelitian yang menggunakan populasi cukup
besar sehingga dapat ditentukan distribusi dan hubungan-hubungan antar
76
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
variabel sosiologis dan psikologis.Selain menggunakan metode survey, dalam
penelitian ini pun menggunakan metode lain supaya data yang dihasilkan
benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Metode lain yang dimaksud
adalah metode deskriptif evaluatif. Metode deskriptif dirancang untuk
memperoleh informasi tentang gejala pada saat penelitian berlangsung, tidak
ada perlakuan yang diberikan atau kondisi yang dikendalikan seperti pada
penelitian eksperimen. Penelitian deskriptif juga merupakan suatu metode
untuk meneliti status pada kelompok manusia, obyek, seperangkat kondisi,
sistem pemikiran atau pun suatu kelas peristiwa pada saat sekarang.
Tujuannya untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena
yang diselidiki (Nasir, 1988:63). Sementara Koentjaraningrat (1991:29)
mengatakan bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan
secara tepat sifat-sifat individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau
untuk menentukan frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala
dengan gejala lain dalam masyarakat.
Metode evaluasi merupakan proses pengumpulan, analisis dan
penafsiran data yang hasilnya digunakan untuk perbaikan atau pengambilan
keputusan suatu program atau produk. Tujuannya untuk mengetahui sampai
sejauh mana tujuan-tujuan yang telah diprogram dapat berjalan secara efektif
dan efisien. Informasi hasil evaluasi ini kemudian dapat dijadikan umpan
balik (feed back) kepada proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu,
studi evaluasi pada intinya adalah lebih memfokuskan pada upaya
77
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
peningkatan program atau hasil yang telah dicapai.Sesuai dengan tujuannya,
inetode evaluasi digolongkan menjadi dua macam, yaitu: (1) pemantauan
program; dan (2) evaluasi program. Pemantauan program dilaksanakan untuk
dapat mengukur secara cermat, seberapa baik program dilaksanakan untuk
mencapai tujuan. Selain itu pemantauan ini pun bermanfaat sekali untuk
mengukur kekuatan dan kelemahan program yang telah dijalankan.
Sedangkan evaluasi program dilaksanakan untuk menilai apakah suatu
program memberi pengaruh pada populasi sasaran.
Metode evaluasi umumnya diterapkan tidak seperti halnya pada
penelitian dasar atau terapan. Penelitian dasar diarahkan untuk memajukan
dan mengembangkan ilmu pengetahuan, sedangkan penelitian terapan
diarahkan untuk menemukan pemecahan masalah-masalah sosial yang
spesifik. Metode evaluasi umumnya dilaksanakan dalam latar (setting)
organisasi atau lembaga dan untuk tujuan organisasi atau lembaga, baik untuk
perbaikan atau pun untuk penentuan kepatutan produk atau program yang
dihasilkan oleh organisasi atau lembaga.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Sugiyono (2004:90) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesirnpulannya. Sementara Sudjana (1996:6) berpendapat
bahwa populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin, hasil
78
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
menghitung atau pun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai
karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas
yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Sedangkan Riduan (2002:3) mengatakan
bahwa “Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil
pengukuran yang menjadi objek penelitian.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dengan demikian maka faktor
yang perlu diperhatikan dalam populasi adalah elemen atau unsur yang dapat
diamati. Oleh karena itu penentuan karakteristik populasi yang tepat
merupakan faktor penting dalam suatu penelitian, karena pada hakekatnya
suatu permasalahan itu baru akan memiliki makna apabila dikaitkan dengan
populasi yang relevan.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda
alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek-
obyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki
oleh subyek/obyek itu. Sehubungan dengan hal tersebut, maka untuk
mendapatkan data yang representatif penulis mengambil populasi Kepala
Sekolah SMP Negeri se-kabupaten Karawang yang berjumlah 70 sekolah
yang berarti 70 kepala sekolah. Pertimbangan ini diambil karena kepala
sekolah yang mengetahui dan mengalami langsung indikator-indikator yang
peneliti cantumkan dalam instrumen penelitian.
Tabe1 3.1
79
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
SMP Negeri yang Berada di Wilayah Kabupaten Karawang
No KOMISARIAT NAMA SMP
1
KOMISARIAT
KARAWANG BARAT 01
SMPN 1 KARAWANG BARAT
2 SMPN 2 KARAWANG BARAT
3 SMPN 3 KARAWANG BARAT
4 SMPN 4 KARAWANG BARAT
5 SMPN 5 KARAWANG BARAT
6 SMPN 6 KARAWANG BARAT
7 SMPN 7 KARAWANG BARAT
8 SMPN 1 KARAWANG TIMUR
9 SMPN 2 KARAWANG TIMUR
10
KOMISARIAT
TELUK JAMBE 02
SMPN 1 CIAMPEL
11 SMPN 2 CIAMPEL
12 SMPN 1 KLARI
13 SMPN 3 KLARI
14 SMPN 4 KLARI
15 SMPN 1 PANGKALAN
16 SMPN 2 PANGKALAN
17 SMPN 1 TEGALWARU
18 SMPN 1 TELUKJAMBE BARAT
19 SMPN 2 TELUKJAMBE BARAT
20 SMPN 1 TELUKJAMBE TIMUR
21 SMPN 2 TELUKJAMBE TIMUR
22 SMPN SATU ATAP PANGKALAN
23
KOMISARIAT
RENGASDENGKLOK 03
Lanjutan
SMPN 1 BATUJAYA
24 SMPN 1 CIBUAYA
25 SMPN 2 CIBUAYA
26 SMPN 1 CILEBAR
27 SMPN 2 CILEBAR
27 SMPN 2 CILEBAR
28 SMPN 1 JAYAKERTA
29 SMPN 2 JAYAKERTA
30 SMPN 1 KUTAWALUYA
31 SMPN 2 KUTAWALUYA
32 SMPN 1 PAKISJAYA
33 SMPN 2 PAKISJAYA
34 SMPN 1 PEDES
35 SMPN 1 RENGASDENGKLOK
36 SMPN 2 RENGASDENGKLOK
37 SMPN 1 TIRTAJAYA
38 SMPN 2 TIRTAJAYA
39 SMPN 3 TIRTAJAYA
40 SMPN SATU ATAP 1 BATUJAYA
41 SMPN SATU ATAP 2 BATUJAYA
42 SMPN SATU ATAP JAYAKERTA
80
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
43 SMPN SATU ATAP PAKISJAYA
44
KOMISARIAT
TELAGASARI 04
SMPN 1 LEMAHABANG
45 SMPN 2 LEMAHABANG
46 SMPN 1 MAJALAYA
47 SMPN 1 RAWAMERTA
48 SMPN 2 RAWAMERTA
49 SMPN 1 TELAGASARI
50 SMPN 2 TELAGASARI
51 SMPN 1 TEMPURAN
52 SMPN 2 TEMPURAN
53
KOMISARIAT
CIKAMPEK 05
SMPN 1 CIKAMPEK
54 SMPN 2 CIKAMPEK
55 SMPN 1 KOTABARU
56 SMPN 2 KOTA BARU
57 SMPN 1 TIRTAMULYA
58 SMPN 2 TIRTAMULYA
59 SMPN 2 KLARI
60 SMPN SATU ATAP PURWASARI
61
KOMISARIAT
BANYUSARI 06
SMPN 1 BANYUSARI
62 SMPN 2 BANYUSARI
63 SMPN 3 KOTABARU
64 SMPN 1 CILAMAYA KULON
65 SMPN 2 CILAMAYA KULON
66 SMPN 1 CILAMAYA WETAN
67 SMPN 2 CILAMAYA WETAN
68 SMPN 1 JATISARI
69 SMPN 2 JATISARI
70 SMPN SATU ATAP JATISARI
JUMLAH 70 SMPN
2. Sampel
Sugiyono (2003:91) mendefinisikan sampel sebagai bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sementara Sudjana (1996:6)
mendefinisikan sampel sebagai bagian yang diambil dari populasi. Dengan
demikian, sampel dapat didefinisikan sebagai bagian dari populasi yang mewakili
jumlah dan karakteristik dari seluruh populasi.
Menurut Arikunto (2001:103) sampel adalah sebagian atau wakil dari
81
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
populasi yang akan diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud
untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud dengan
menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu
yang berlaku bagi populasi. Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel
Nasution (2005:135) bahwa, "mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh
besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain
penelitiannya (asumsi-asumsi statistik), serta mutu pelaksanaan dan
pengolahannya." Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel, Arikunto
(2005:120) mengemukakan bahwa: Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila
subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil
antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih.
Sampel pada penelitian ini merupakan sampel populasi dan bersifat
homogen dimana sumber data memiliki sifat yang sama yaitu kepala sekolah
Menengah Pertama Negeri se-Kabupaten Karawangyang berjumlah 70 orang
seperti tertera pada tabel 3.1
C. Definisi Operasional
Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu, variabel bebas
(independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang termasuk
variabel bebas adalah motivasi kerja (X1) dan pendidikan dan pelatihan (X2),
sedangkan variabel terikat adalah kinerja kepala sekolah sebagai manajer (Y).
Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel
yang sedang di teliti. Masri.S (2003:46-47) memberikan pengertian tentang
82
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara
mengukur suatu variabel, dengan kata lain definisi operasional adalah semacam
petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi
operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang
ingin menggunakan variabel yang sama. Lebih lanjut beliau mengatakan: "dari
informasi tersebut akan mengetahui bagaimana caranya pengukuran atas variabel
itu dilakukan. Dengan demikian peneliti dapat menentukan apakah prosedur
pengukuran yang sama akan dilakukan (diperlukan) prosedur pengukuran baru.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa definisi
operasional itu harus bisa diukur dan spesifik serta bisa dipahami oleh orang lain,
adapun definisi operasional adalah sebagai berikut.
1. Kontribusi
“Kontribusi adalah sumbangan yang ada atau timbul dari suatu (manusia,
benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan dan perbuatan seseorang
(Balai Pustaka, 1984:664).”
Kontribusi yang dimaksud dalam penelitian ini, menurut pendapat peneliti
adalah sumbangan atau daya dukung kinerja manajerial kepala SMP Negeri
Kabupaten Karawang dalam sudut pandang motivasi kerja dan pendidikan dan
pelatihan.
2. Motivasi Kerja (X1)
Motivasi kerja adalah faktor-faktor pendorong atau mempengaruhi
gairah kepala sekolah dalam bekerja. Faktor-faktor tersebut diantaranya
adalah disiplin, semangat kerja, ambisi, kompetisi, kreativitas, prestasi
(Mc.Celland’s dalam Hasibuan, 2000:149-167)
83
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
3. Pendidikan dan Pelatihan (X2)
Suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang
termasuk di dalamnya peningkatan penguasaan tentang keterampilan dalam
memutuskan persoalan-persoalan yang menyangkut bidang tugas dan tujuan
lembaga yang telah ditetapkan (Mukaram dan Marwansyah, 1997:54).
4. Kinerja Manajerial Kepala Sekolah
Seperangkat teknis dalam melaksanakan tugas sebagai manajer
sekolah untuk mendayagunakan segala sumber yang tersedia untuk mencapai
tujuan sekolah secara efektif dan efisien. (Akdon, 2002:7).
Kinerja kepala sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini, menurut
pendapat peneliti adalah tingkat keberhasilan kepala sekolah dalam
melaksanakan tugas, yang didasari pengetahuan, sikap, ketrampilan dan
motivasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui planning,
actuating, organizing, controlling.
D. Teknik Pengumpulan Data
Nasir (2003:328) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data
merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu
penelitian. Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka,
keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan
dengan fokus penelitian yang diteliti. Sehubungan dengan pengertian teknik
pengumpulan data dan wujud data yang akan dikumpulkan, maka dalam
penelitian ini digunakan tiga teknik utama pengumpulan data, yaitu studi
dokumentasi, teknik angket dan tes.
84
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
1. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini
dimaksudkan sebagai cara mengumpulkan data dengan mempelajari dan
mencatat bagian-bagian yang dianggap penting dari berbagai risalah resmi
yang terdapat baik di lokasi penelitian, maupun di instansi lain yang ada
hubungannya dengan lokasi penelitian. Studi Dokumentasi ditujukan untuk
memperoleh data langsung dari instansi/lembaga meliputi buku-buku, laporan
kegiatannya di instansi/lembaga yang relevan dengan fokus penelitian.
2. Teknik Angket
Angket disebarkan pada responden dalam hal ini sebanyak 70
responden. Pemilihan dengan model angket ini, didasarkan atas alasan bahwa:
(a) responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau
pernyataan-pernyataan, (b) setiap responder, menghadapi susunan dan cara
pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, (c) responden
mempunyai kebebasan memberikan jawaban, dan (d) dapat digunakan untuk
mengumpulkan data atau keterangan dari banyak responden dan dalam waktu
yang tepat. Melalui teknik model angket ini akan dikumpulkan data yang
berupa jawaban tertulis dari responden atas sejumlah pertanyaan yang
diajukan di dalam angket tersebut. Indikator-indikator yang merupakan
penjabaran dari variabel motivasi kerja (X1) dan pendidikan dan pelatihan
(X2) terhadap kinerja manajerial kepala sekolah (Y) merupakan materi pokok
85
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
yang diramu menjadi sejumlah pernyataan di dalam angket melalui teknik
”skala likert”.
3. Tes (Test)
Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan
atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok.
Tes yang digunakan pada penelitian ini berupa tes intelegensi yang
dapat mengukur intelektual akademik seseorang dengan cara memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang berpedoman pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh kepala sekolah.
Kisi-kisi instrumen penelitian sebagai berikut :
1. Motivasi Kerja (X1)
86
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Motivasi kerja (X1)
No Variabel Definisi
Operasional Dimensi Indikator
No.Ite
m
1.
Motivasi
Kerja (X1)
Faktor-faktor
pendorong atau
mempengaruhi
gairah kepala
sekolah dalam
bekerja.
(Mc.Celland’s
dalam
Hasibuan,
(2000:149-
167)
Disiplin Kehadiran tepat
waktu
1,2
Menjalankan
tugas
3,4
Mentaati
peraturan yang
berlaku
5,6
Pemberian saknsi 7,8
Semangat
kerja
Giat bekerja 9 Menyelesaikan
pekerjaan tepat
waktu
10,11
Menyukai
pekerjaan
12,13
Mengembangkan
potensi dan
kemampuan
14,15
Ambisi Sikap 16,17
Target Individu 18,
Kompetisi Promosi 19
Penghargaan /
reward
20,21
Kreativitas Para pegawai 22,23
Proses 24,25
Produk yang
dihasilkan
26
Prestasi Hasil 27,28,
Aktualisasi diri 29,30
2. Pendidikan dan Pelatihan (X2)
Tabel 3.3
87
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Kisi-kisi Pendidikan dan Pelatihan (X2)
No Variabel Definisi
Operasional Indikator Sub Indikator
No.
Item
1.
Pendidikan
dan
Pelatihan
(X2)
Suatu kegiatan untuk
meningkatkan
pengetahuan
umum
seseorang
termasuk
didalamnya
peningkatan
penguasaan
tentang
keterampilan
dalam
memutuskan
persoalan-
persoalan
yang
menyangkut
bidang tugas
dan tujuan
lembaga yang
telah
ditetapkan
(Mukaram dan
Marwansyah,
1997:54).
Increased output
(hasil yang
bertambah)
Peningkatan
pengetahuan,
keterampilan
dan sikap kerja
1,2
Kejelasan
tujuan
pendidikan dan
pelatihan
3,4
Reduction in scrap,
breakage and
supplaiscused
(penggunaan waktu
yang semakin
efektif)
Kemampuan
dalam
menciptakan
suasana belajar
yang kondusif
5
Ketepatan
dalam
penggunaan
metode
6
Reduction training
time (waktu latihan
yang berkurang)
Efektifitas
penggunaan
sarana dan
media
7,8
Dukungan
media dan
sarana
terhadap
efektifitas
pendidikan dan
pelatihan
9,10
Improvement in
quality of output
(perbaikan dalam
mutu hasil)
Perbaikan nilai
US / UN
11
Improvement in
morale ( perbaikan
moril)
Meningkatnya
kesadaran dan
tanggungjawab
12 ,13
Reduction in
abseinteeism,
grievances,turnover
, accident
(pengurangan)
Disiplin kerja 14,15
Masalah kerja 16
Kecelakaan
kerja
17,18
Reduction in Kesesuaian 19,20
88
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
overhead and / or
burden
(efesiensi biaya)
Dale Yoder (1984)
dalam Acu
Supratman
(2005:37)
materi
Pelatihan
dengan tugas
dan pekerjaan
peserta
3. Kinerja Manajerial Kepala Sekolah (Y)
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel
Kinerja Manajerial Kepala Sekolah (Y)
No Variabel Definisi
Operasional
Dimensi Indikator No .
Item
1.
Kinerja
Manajerial
Kepala
Sekolah (Y)
(G.R. Terry
: 1992)
Ekspresi potensi
seseorang
berupa perilaku
atau cara
seseorang dalam
melaksanakan
tugas, sehingga
menghasilkan
suatu produk
(hasil kerja)
yang merupakan
wujud dari
semua tugas
serta tanggung
jawab pekerjaan
yang diberikan
kepadanya.
(Surya Dharma,.
2008, Penilaian
Kinerja Kepala
Sekolah (Materi
Pelatihan
Peningkatan
Kompetensi
Pengawas
Sekolah. Di
http://akhmadsu
drajat.wordpress
.com/2010/04/1
Planning 1. Menyusun
perencanaan
Sekolah
1,2,3
2. Mengelola
Program
Pembelajaran
4,5
3. Mengelola Waktu 6
Organizing
4. Mengelola
pengembangan
individu
7
5. Mengembangkan
organisasi/sekolah
8,9,10
6. Mengkoordinasi
kontribusi dari
individu dan
kelompok
11,12,
13
7. mengelola
teknologi
informasi
14,15,
16,17
Actuating 8. Menciptakan
budaya dan iklim
sekolah
18,19
9. Mengelola
kesiswaan
20,21
10. Mengelola sarana
dan prasarana
22,23,
24
89
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
7/konsep-
penilaian-
kinerja-kepala-
sekolah/
11. Memberdayakan
Sumberdaya
Sekolah
25,26
12. Mengelola humas 27,28
13. Mengelola
keuangan
29,30
14. Mengelola unit
layanan khusus
kelembagaan
31,32
15. Mengelola guru,
staff dan
mengkoordinasika
nnya
33,34,
35,36,
37,38
Controlling
(G.R. Terry :
1992)
16. Melakukan
monitoring,
evaluasi dan
pelaporan
39,40
17. Laporan
Akuntabilitas
Sekolah
(Mulyasa, 2009 : 106-
107)
41,42
E. Instrumen penelitian
1. Skala Pengukuran
90
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Data yang dihasilkan dari penyebaran angket/kuesioner ini berskala
pengukuran ordinal mengingat kuesioner yang disebarkan dengan
menggunakan skala likert dengan kisaran 1-5 dengan alternatif pilihan
jawaban sebagai berikut:
Untuk angket motivasi kerja dan pendidikan dan pelatihan pernyataan
dengan skala positif; Selalu = 5, Sering = 4, Kadang-kadang = 3, Jarang = 2,
Tidak Pernah = 1, dan skala negatif; Tidak Pernah = 1, Jarang = 2, Kadang-
kadang = 3, Sering = 4, Selalu = 5.
Untuk angket kinerja kepala sekolah sebagai manajer, setiap
pernyataan bernilai 5 = Sangat baik; 4 = Baik; 3 = Tidak tahu; 2 = Kurang
baik; 1 = Sangat tidak tahu.
2. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap
konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya
diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen, menurut Riduwan
(2004:109-110) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang
rnenunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur
yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas
alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat
ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur
dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung
validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment adalah.
91
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
hitungr = 2
12
12
121
1111
)(..)(.
)).(()(
YYnXXn
YXYXn
Keterangan :
hitungr = Koefisien korelasi
1X = Jumlah skor item
2X = Jumlah skor total (seluruh item)
n = Jumlah responden
Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus : hitungt = 21
2
r
nr
Keterangan:
t = Nilai hitungt
r = Koefisien korelasi hasil hitungt
n = Jumlah responden
Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2)
Kaidah keputusan : Jika hitungt > tabelt berarti valid sebaliknya
hitungt < tabelt berarti tidak valid
Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks
korelasinya (r) sebagai berikut.
Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi
Antara 0,600 – 0,799 : tinggi
Antara 0,400 – 0,599 : cukup tinggi
Antara 0,200 – 0,399 : rendah
Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid).
3. Uji Reliabilitas Instrumen
92
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Uji reliabilitas dilakukan untuk rnendapatkan tingkat ketepatan
(keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang
digunakan. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus alpha. Metode
mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu
kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha sebagai berikut:
Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai
berikut.
Langkah 1: Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:
Keterangan : S1 = Varians skor tiap-tiap item
21X = Jumlah kuadrat item X1
2
1)( X = Jumlah item X1 dikuadratkan
N = Jumlah responden
Langkah 2 : Kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan rumus
Keterangan : 1S = Jumlah Varians semua item
nSSSS ......321 = Varians item ke-1, 2, 3.....n
Langkah 3 : Menghitung Varians total dengan rumus :
Keterangan : S1 = Varians total
21X = Jumlah kuadrat X total
2
1)( X = Jumlah X total dikuadratkan
N = Jumlah responden
Langkah 4 : Masukkan nilai Alpha dengan rumus :
Keterangan : r11 = Nilai Reliabilitas
1S = Jumlah Varians skor tiap-tiap item
S1 = Varians total
k = Jumlah item
Kemudian diuji dengan Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus
NN
XX
S
212
1
1
)(
nSSSSS ......3211
NN
XX
S
212
1
1
)(
r11 =
1
111 S
S
k
k
93
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Korelasi Pearson Product Moment dengan teknik belah dua awal-akhir yaitu:
rb = 2222 )(..)(.
)).(()(
YYnXXn
YXXYn
Harga rxy atau rb ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh
karenanya disebut r awal-akhir. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan
rumus Spearman Brown yakni : r11 = b
b
r
r
1
.2 Untuk mengetahui koefisien
korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi (Tabel r) untuk α =0,05
atau α = 0,01 dengan derajat kebebasan (dk = n – 2). Kemudian membuat
keputusan membandingkan r11 dengan rtabel. Adapun kaidah keputusan : Jika r11 >
rtabel berarti Reliabel dan r11 < rtabel berarti tidak Reliabel (Riduwan, 2004:115-116)
F. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabelitas Instrumen
1. Motivasi Kerja (X1)
Bedasarkan hasil uji coba instrumen penelitian untuk Variabel
Motivasi Kerja (X1) diperoleh kesimpulan bahwa dari 32 item tersebut ada
30 item valid dan reliabel. Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid dan
reliabel harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat
validitas perhatikan angka pada Corrected Item-Total Correlation yang
merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai r hitung) di
bandingkan dengan nilai r Tabel. Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r Tabel
atau nilai r hitung> nilai r Tabel, maka item tersebut adalah valid.
Tabel 3.5
94
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Hasil Uji Validitas Item Variabel Motivasi Kerja (X1)
No. Item
Pertanyaan
Variabel Motivasi Kerja (X1)
Koefesien Korelasi
PPM
Harga
t hitung
Harga
t tabel Keputusan
1 0,659 3,717 2,101 valid
2 0,479 2,316 2,101 valid
3 0,705 4,218 2,101 valid
4 0,539 2,712 2,101 valid
5 0,700 4,159 2,101 valid
6 0,660 3,728 2,101 valid
7 0,758 4,932 2,101 valid
8 0,545 2,755 2,101 valid
9 0,617 3,325 2,101 valid
10 0,698 4,134 2,101 valid
11 0,638 3,512 2,101 valid
12 0,707 4,236 2,101 valid
13 0,533 2,675 2,101 valid
14 0,513 2,535 2,101 valid
15 0,504 2,476 2,101 valid
16 0,463 2,218 2,101 valid
17 0,545 2,755 2,101 valid
18 0,700 4,159 2,101 valid
19 0,314 1,403 2,101 Tidakvalid
20 0,726 4,479 2,101 valid
21 0,513 2,535 2,101 valid
22 0,643 3,562 2,101 valid
23 0,704 4,200 2,101 valid
24 0,491 2,393 2,101 valid
25 0,545 2,755 2,101 valid
26 0,726 4,479 2,101 valid
27 0,559 2,864 2,101 valid
28 0,513 2,535 2,101 valid
29 0,659 3,717 2,101 valid
30 0,342 1,544 2,101 Tidakvalid
31 0,700 4,159 2,101 valid
32 0,559 2,864 2,101 valid
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa no item no 19 dan 30
dinyatakan tidak valid karena hasil thitung lebih kecil dibandingkan ttabel.
Pertanyaan dalam instrument pada nomor 19 dan 20 ternyata bukan
95
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
pertanyaan esensial sehingga penulis memutuskan untuk menghilangkan
item tersebut. Sehingga semua item yang dijadikan instrumen penelitian
menjadi 30 butir.
Tabel 3.6
Uji Reliabilitas Item Motivasi Kerja (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value ,908
N of Items 16a
Part 2 Value ,896
N of Items 16b
Total N of Items 32
Correlation Between Forms ,868
Spearman-Brown
Coefficient
Equal Length ,929
Unequal Length ,929
Guttman Split-Half Coefficient ,927
a. The items are: No.1, No.2, No.3, No.4, No.5, No.6, No.7, No.8, No.9, No.10,
No.11, No.12, No.13, No.14, No.15, No.16.
b. The items are: No.17, No.18, No.19, No.20, No.21, No.22, No.23, No.24,
No.25, No.26, No.27, No.28, No.29, No.30, No.31, No.32.
Pengujian reliabilitas kita lihat nilai korelasi Guttman Split-Half
Coefficient = 0,927. Korelasi berada pada kategori sangat kuat. Bila
dibandingkan dengan r Tabel (0,468) maka r hitung lebih besar dari r Tabel.
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa item motivasi kerja (X1) tersebut
adalah reliabel. Perhitungan reliabilitas instrumen variabel motivasi kerja
(X1) dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 19.0 dengan metode
Split half (belah dua)
2. Pendidikan dan Pelatihan (X2)
96
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Instrumen Variabel Pendidikan dan Pelatihan (X2) berupa kuesioner
dengan jumlah pertanyaan 20 item/butir. Secara lengkap hasil perhitungan
validitas instrumen dapat dilihat pada tabel 3.7, sedangkan peritungan per
item pernyataan terdapat pada lampiran-lampiran.
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
Variabel Pendidikan dan PelatihanX2)
Bedasarkan hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel
pendidikan dan pelatihan (X2) diperoleh kesimpulan bahwa dari 20 item
tersebut kesemuanya dinyatakan valild. Hal ini dikarenakan nilai t hitung lebih
besar atau sama dengan t tabel.
Berikutnya adalah memastikan keajegan instrumen penelitian dengan
menguji reliabilitas instrumen. Di bawah ini adalah tabel hasil koofisien:
No.
Pertanyaan
Variabel Pendidikan dan pelatihan (X2)
Koefesien Korelasi Harga t hitung Harga t tabel Keputusan
1 0,661 3,740 2,101 valid
2 0,637 3,504 2,101 valid
3 0,589 3,092 2,101 valid
4 0,872 7,548 2,101 valid
5 0,588 3,082 2,101 valid
6 0,536 2,695 2,101 valid
7 0,531 2,657 2,101 valid
8 0,720 4,400 2,101 valid
9 0,615 3,308 2,101 valid
10 0,676 3,896 2,101 valid
11 0,568 2,929 2,101 valid
12 0,541 2,730 2,101 valid
13 0,620 3,353 2,101 valid
14 0,465 2,226 2,101 valid
15 0,720 4,400 2,101 valid
16 0,592 3,119 2,101 valid
17 0,790 5,461 2,101 valid
18 0,531 2,657 2,101 valid
19 0,550 2,792 2,101 valid
20 0,770 5,117 2,101 valid
97
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Pendidikan dan pelatihan X2)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value ,883
N of Items 10a
Part 2 Value ,869
N of Items 10b
Total N of Items 20
Correlation Between Forms ,893
Spearman-Brown
Coefficient
Equal Length ,944
Unequal Length ,944
Guttman Split-Half Coefficient ,939
a. The items are: No.1, No.2, No.3, No.4, No.5, No.6, No.7, No.8, No.9, No.10.
b. The items are: No.11, No.12, No.13, No.14, No.15, No.16, No.17, No.18,
No.19, No.20.
Pengujian reliabilitas kita lihat nilai korelasi Guttman Split-Half
Coefficient = 0,939. Korelasi berada pada kategori sangat kuat. Bila
dibandingkan dengan r Tabel (0,468) maka r hitung lebih besar dari r Tabel.
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa item–item yang valid yang
terdapat pada instrumen pendidikan dan pelatihan (X2) tersebut adalah
reliabel. Perhitungan reliabilitas instrumen variabel pendidikan dan pelatihan
(X2) dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 19.0 dengan metode Split
half (belah dua)
3. Kinerja Manajerial Kepala Sekolah (Y)
98
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Instrumen Variabel Kinerja Kepala Sekolah (Y) berupa kuesioner
dengan jumlah pertanyaan 42 item/butir. Secara lengkap hasil perhitungan
validitas instrumen dapat dilihat pada tabel 3.9, sedangkan perhitungan per
item pernyataan terdapat pada lampiran-lampiran.
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel
Kinerja Kepala Sekolah Sebagai Manajer (Y)
No. Item
Pertanyaan
Variabel Kinerja Kepala Sekolah Sebagai Manajer (Y)
Koefesien Korelasi Harga
t hitung
Harga
t tabel Keputusan
1 0,728 5,613 2,101 valid
2 0,608 4,048 2,101 valid
3 0,530 3,306 2,101 valid
4 0,687 5,006 2,101 valid
5 0,562 3,598 2,101 valid
6 0,442 2,606 2,101 valid
7 0,393 2,260 2,101 valid
8 0,493 3,002 2,101 valid
9 0,545 3,437 2,101 valid
10 0,512 3,158 2,101 valid
11 0,495 3,014 2,101 valid
12 0,248 1,353 2,101 tidak valid
13 0,463 2,767 2,101 valid
14 0,564 3,611 2,101 valid
15 0,551 3,494 2,101 valid
16 0,674 4,825 2,101 valid
17 0,692 5,077 2,101 valid
18 0,668 4,755 2,101 valid
19 0,476 2,867 2,101 valid
20 0,605 4,019 2,101 valid
21 0,599 3,954 2,101 valid
22 0,603 4,001 2,101 valid
23 0,675 4,839 2,101 valid
24 0,730 5,658 2,101 valid
25 0,775 6,488 2,101 valid
26 0,676 4,856 2,101 valid
27 0,760 6,193 2,101 valid
28 0,795 6,926 2,101 valid
29 0,664 3,345 2,101 valid
99
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
30 0,728 3,376 2,101 valid
31 0,718 3,188 2,101 valid
32 0,272 1,141 2,101 tidak valid
33 0,682 2,985 2,101 valid
34 0,740 3,287 2,101 valid
35 0,750 3,378 2,101 valid
36 0,740 3,381 2,101 valid
37 0,709 3,286 2,101 valid
38 0,517 2,413 2,101 valid
39 0,466 2,211 2,101 valid
40 0,476 2,302 2,101 valid
41 0,727 3,624 2,101 valid
42 0,564 2,841 2,101 valid
Hal yang sama juga ditunjukan pada instrumen kinerja manajerial kepala
sekolah (Y), Instrumen ini pula ditemukan sejumlah item atau pertanyaan yang
dianggap tidak valid karena hasil perhitungan t hitung masil lebih kecil
dibandingkan dengan t table. Nomor item pertanyaan yang tidak valid itu adalah 12
dan 32. Item soal pada nomor tersebut di drop atau dibuang karena bukan
merupakan item esensial.
Hal yang sama dengan instrumen kinerja manajerial kepaka sekolah (Y) juga diuji
reliabilitas isntrumennya. Di bawah ini adalah hasil uji reliabilitas instrumen
Tabel 3.10
Hasil Uji Relliabilitas
100
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Variabel Kinerja Manajerial Kepala Sekolah (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value ,918
N of Items 21a
Part 2 Value ,952
N of Items 21b
Total N of Items 42
Correlation Between Forms ,724
Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,840
Unequal Length ,840
Guttman Split-Half Coefficient ,836
a. The items are: No.1, No.2, No.3, No.4, No.5, No.6, No.7, No.8, No.9, No.10,
No.11, No.12, No.13, No.14, No.15, No.16, No.17, No.18, No.19, No.20, No.21.
b. The items are: No.22, No.23, No.24, No.25, No.26, No.27, No.28, No.29,
No.30, No.31, No.32, No.33, No.34, No.35, No.36, No.37, No.38, No.39, No.40,
No.41, No.42.
Pengujian reliabilitas kita lihat nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient =
0,918. Korelasi berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan r Tabel
(0,468) maka r hitung lebih besar dari r Tabel. Dengan demikian bisa disimpulkan
bahwa item–item yang valid yang terdapat pada instrumen kinerja manajerial
kepala sekolah (Y) tersebut adalah reliabel. Perhitungan reliabilitas instrumen
variabel kinerja manajerial kepala sekolah (Y) dilakukan dengan bantuan program
SPSS versi 19.0 dengan metode Split half (belah dua)
Tabel 3.11
Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian
101
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
No Veiabel Item yang
diajukan
Item yang
dieliminasi
Item yang
dipakai
1 Motivasi kerja 32 2 30
2 Pendidikan dan pelatihan 20 - 20
3 Kinerja Manajerial Kepala Sekolah 42 2 40
Jumlah 94 4 90
G. Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk memaparkan ciri-ciri sampel pada
variabel tunggal, baik variabel bebas maupun variabel terikat. Pemaparan
masing-masing variabel dilakukan dengan menggunakan bilangan statistika,
sepert: mean dan presentase. Pembuatan tabel distribusi frekuensi dilakukan
dengan menggunakan program SPSS Versi 14.0.
Untuk mengetahui kecenderungan umum persepsi responden terhadap
setiap variabel penelitian, digunakan formula sebagai berikut :
%100xXid
XP
Keterangan :
P = Prosentase skor rata-rata yang dicari
X = Skor rata-rata setiap variabel
Xid = Skor ideal setiap variable
Penetapan skor pada kriteria persepsi responden terhadap variabel-
variabel yang diungkap adalah didasarkan pada prosedur penskoran yang sudah
umum digunakan, sebagaimana tertera pada tabel 3.12 berikut.
Tabe1 3.12
Klasifikasi Persepsi Responden Terhadap Motivasi kerja, Pendidikan
dan pelatihandan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah
102
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
di SMP Negeri Se-Kabupaten Karawang
Kualifikasi Presentase Sangat Baik 90%-100% Baik 80%-89% Cukup Baik 65%-79% Kurang Baik 55%-64% Tidak Baik < 55%
Sumber: (Ngalim Purwanto:1985)
2. Analisis Jalur
Teknik analisis jalur (Path Analysis). Analisis ini akan digunakan
dalam menguji besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh keoefisien jalur
pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X1 dan X2
terhadap Y. Untuk mengetahui derajat hubungan antar variabel motivasi kerja
(X1) dan pendidikan dan pelatihan (X2) terhadap kinerja manjerial kepala
sekolah (Y) dilakukan penyebaran kuesioner yang bersifat tertutup dan
analisis digunakan teknik korelasi dan regresi yang merupakan dasar dari
perhitungan koefisien jalur. Kemudahan dalam perhitungan digunakan jasa
komputer berupa software dengan program Statistical Product and Service
Solutions (SPSS) Windows Version 19.
Al Rasyid dalam Sitepu (1994:24) mengatakan bahwa dalam
penelitian sosial tidak semata-mata hanya mengungkapkan hubungan variabel
sebagai terjemahan statistik dari hubungan antara variabel alami, tetapi
terfokus pada upaya untuk mengungkapkan hubungan kausal antar variabel.
Pada diagram jalur digunakan dua macam anak panah, yaitu: (a) anak
panah satu arah yang menyatakan pengaruh langsung dari sebuah variabel
103
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
eksogen (variabel penyebab) terhadap sebuah variabel endogen (variabel
akibat) misalnya: X1 Y dan (b) anak panah dua arah yang
menyatakan hubungan korelasional antara variabel eksogen misalnya:
X1 X2
Langkah kerja analisis jalur ini pada garis besarnya adalah sebagai berikut:
1. Pengujian Secara Keseluruhan
Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut:
Ha : ρyx1 ≠ ρyx2 = ρy1 = 0
Ho : ρyx1 = ρyx2 = ρy1= 0
Hipotesis bentuk kalimat :
Ha : motivasi kerja dan pendidikan dan pelatihan secara bersama-sama
berkontribusi terhadap kinerja manajerial kepala sekolah
Ho : motivasi kerja dan pendidikan dan pelatihan secara bersama-sama
tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja manajerial
kepala sekolah
2. Pengujian Secara Individual
Uji secara individual ditunjukkan oleh Tabel (Coelficients).
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis
statistik berikut.
Ha : ρyx1> 0;
Ho : ρyx1 = 0;
Hipotesis bentuk kalimat :
Ha : Motivasi kerjaberkontribusi terhadap kinerja manajerial kepala
sekolah
Ho : Motivasi kerjatidak berkontribusi terhadap kinerja manajerial
kepala sekolah.
Untuk Hipotesisi individual pendidikan dan pelatihan
104
H. Asep Suhendi, 2012 Kontribusi Motivasi Kerja Dan Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Ha : ρyx1> 0;
Ho : ρyx1 = 0;
Hipotesis bentuk kalimat :
Ha : Pendidikan dan pelatihanberkontribusi terhadap kinerja manajerial
kepala sekolah.
Ho : Pendidikan dan pelatihantidak berkontribusi terhadap kinerja
manajerial kepala sekolah
Kerangka hubungan kausal empiris antara jalur (X1 terhadap Y,
X2 terhadap Y dan X1, X2 terhadap Y) dapat dibuat melalui persamaan
struktural sebagai berikut. Y =ρyx1 x1 + ρyx2 x2 + ρy 1.
ρyx1
ρy 1
R2y x1 x2
ρyx2
Gambar 3.1
Struktur Hubungan Kausal X1, dan X2 terhadap Y
1
X1
Y
X2