7. Said Saggaf

download 7. Said Saggaf

of 7

Transcript of 7. Said Saggaf

  • 7/24/2019 7. Said Saggaf

    1/7

    106

    KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI ERA OTONOMI DAERAH DALAM

    MEMPERKUAT KARAKTER BANGSA

    H. M. Said Saggaf

    Program Pascasarjana STIA PRIMA Sengkang

    ABSTRAK

    Karakter bangsa merupakan sebuah identitas sebuah Negara, dengan identitas tersebut,mampu menjadi penilaian bagi Negara di dunia. Oleh karena itu, di era otonomi daerahsekarang ini dibutuhkan sebuah kebijakan pemerintah dalam upaya memperkuat karakterbangsa yang bermartabat di mata dunia. Hal ini sesuai dengan kebijakan nasional

    pembangunan karakter bangsa yang disusun sebagai amanat Rencanan PembangunanJangka Panjang Nasional Tahun 2010-2025. Adapun strategi dalam memperkuat karakterbangsa adalah dengan menjadikan kerjasama dapat berjalan dengan baik dan mencapaitujuan yang telah disepakati. Hal itu dapat dimulai dengan saling terbuka, salingmengerti, dan saling menghargai. Setelah kerjasama dapat dilakukan, maka langkahselanjutnya adalah koordinasi dan evaluasi.

    Kata Kunci:Kebijakan Pendidikan, Otonomi Daerah, Karakter Bangsa.

    PENDAHULUAN

    Pendidikan merupakan suatu usahayang sadar dan sistematis dalammengembangkan potensi peserta didik.Sedangkan budaya diartikan keseluruhansistem berpikir, nilai, moral, norma, dankeyakinan (belief) manusia yang dihasilkanmasyarakat. Karakter merupakan watak,tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang

    yang terbentuk dari hasil internalisasiberbagai kebajikan (virtues) yang diyakini

    dan digunakan sebagai landasan untuk cara

    pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.Oleh karena itu, Pendidikan KarakterBangsa disimpulkan sebagai suatu usahasadar dan sistematis dalammengembangkan potensi peserta didik agarmampu melakukan proses internalisasi,menghayati nilai-nilai karakter yang baikmenjadi kepribadian mereka dalam bergauldi masyarakat, dan mengembangkankehidupan masyarakat yang lebihsejahtera, serta mengembangkankehidupan bangsa yang bermartabat.

    Sebagaimana yang telah diatur dalam

    Peraturan-peraturan yang dimaksud antara

    lain UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistempendidikan nasional dan PeraturanPemerintah tentang Standar NasionalPendidikan.

    Upaya dalam memaksimalkanpendidikan di Indonesia maka pemerintahmengambil sebuah kebijakan nasional

    sebagaimana telah diatur dalam undang-undang No. 22 Tahun 1999 Jo UU Nomor32 Tahun 2004, urusan pendidikandiserahkan kepada daerah. Hal ini berartibahwa daerah mempunyai wewenang yang

    penuh di dalam mengatur dan mengelolapendidikan yang ada di daerahnya, baikpendidikan dasar maupun pendidikan

    tinggi (Tilaar, 2012: 64).Yang menjadi masalah dewasa ini

    ialah Dampak globalisasi yang terjadi saatini membawa masyarakat Indonesiamelupakan pendidikan karakter bangsa.Pada hal, pendidikan karakter merupakansuatu pondasi bangsa yang sangat penting

    dan perlu ditanamkan sejak kini kepadaanak-anak (Muslich, 2011: 1).

    Pembangunan karakter merupakan

  • 7/24/2019 7. Said Saggaf

    2/7

    107H. M. Said Saggaf / Jurnal Administrasi Publik, Volume 5 No. 2 Thn. 2015

    kebutuhan asasi dalam proses berbangsadan bernegara. Sejak awal kemerdekaan,

    bangsa Indonesia sudah bertekad untukmenjadikan pembangunan karakter bangsasebagai bagian penting dan tidakterpisahkan dari pembangunan nasional.Senada dengan itu, Garin Nugroho, ketika

    memberikan orasi budaya pertamaPendidikan Karakter Kunci Kemajuan

    Bangsa di Jakarta, sabtu (3/3/2010),mengatakan bahwa sampai saat ini duniapendidikan Indonesia di nilai belummendorong pembangunan karakter bangsa.Hal ini disebabkan oleh ukuran-ukuran

    dalam pendidikan tidak dikembalikankepada karakter peserta didik, tapidikembalikan kepada pasar. Pendidikannasional belum mampu mencerahkanbangsa ini. Pendidikan kita kehilangannilai-nilai luhur kemanusiaan, padahalpendidikan seharusnya memberikanpencerahan nilai-nilai luhur itu, katanya,lebih lanjut ia mengemukakan bahwapendidikan nasional kini telah kehilangan

    rohnya lantaran tunduk terhadap pasarbukan pencerahan terhadap peserta didik.

    Pasar tanpa karakter akan hancur dan akanmenghilangkan aspek-aspek manusia dankemanusiaan, karena kehilangan karakteritu sendiri, ucapnya (Muslich, 2011: 1).

    Fenomena tersebut seolahmemantapkan hasil survey PERC(Political and Economic RiskConsultasy)dan UNDP (United NationsDevelopment Program).PERCmenyebutkan bahwa system pendidikan diIndonesia menempati posisi terburuk dikawasan asia (dari 12 negara yang disurvey oleh PERC). Korea Selatan dinilai

    memiliki system pendidikan terbaik, disusul singapura, jepang, Taiwan, India,

    Cina dan Malaysia. Indonesia mendudukiurutan ke 12 setingkat di bawah Vietnam

    (Kompas, 5/9/2001). Sementara itu,laporan UNDP tahun 2004 dan 2005menyatakan bahwa Indeks PembangunanManusia (IPM) di Indonesia pun tetapterpuruk tahun 2004 Indonesia menempatiurutan 111 dari 175; sedangkan tahun 2005

    IPM Indonesia berada pada urutan ke 110

    dari 177 negara. Pada tahun 2004 IPMIndonesia menempati posisi di bawah

    Negara-negara miskin seperti Kirgistan(110), Equatorial Guinea (109), danAlgeria (108). Data tersebut terasa lebihmenyakitkan jika posisi Indonesiadibandingkan dengan beberapa Negara

    anggota ASEAN lainnya; singapura (25)Brunai Darussalam (33) Malaysia (58),

    Thailand (76), dan Filiphina (83).Indonesia hanya satu tingkat di atasVietnam (112) dan lebih baik dariKamboja (130), dan Laos (132).

    Menyadari kondisi karakter

    masyarakat saat ini, pemerintahmengambil inisatif untuk mengarusutamakan pembangunan karakterbangsa. Hal itu tercermin dalam RencanaPembangunan Jangka Panjang NasionalTahun 2005-2025, yang menempatkanpendidikan karakter sebagai misi pertamadari delapan misi guna mewujudkan visipembangunan nasional. Dalam berbagaikesempatan Presiden Republik Indonesia

    juga mengemukakan pentingnyapembangunan watak (character building),

    karena kita ingin membangun manusiayang berakhlak, berbudi pekerti danberperilaku baik.

    Pendidikan Karakter Bangsa Melalui

    Pendidikan

    Pendidikan karakter adalah usahasadar dan terencana untuk mewujudkansuasana serta proses pemberdayaan potensidan pembudayaan peserta didik gunamembangun karakter pribadi dan/atau

    kelompok yang unik-baik sebagai warganegara. Hal itu diharapkan mampu

    memberikan kontribusi optimal dalammewujudkan masyarakat yang

    berketuhanan yang Maha Esa,berkemanusiaan yang adil dan beradab,berjiwa persatuan Indonesia, berjiwakerakyatan yang dipimpin oleh hikmatkebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, berkeadilan sosial bagi seluruh

    rakyat Indonesia.

  • 7/24/2019 7. Said Saggaf

    3/7

    108H. M. Said Saggaf / Jurnal Administrasi Publik, Volume 5 No. 2 Thn. 2015

    Pendidikan merupakan tulangpun ggung str ategi pemb ent ukan

    karakter bangsa. Strategi pembangunankarakter bangsa melalui pendidikan dapatdilakukan dengan pendidikan,pembelajaran, dan fasilitasi. Dalamkonteks makro, penyelenggaraan

    pendidikan karakter mencakup keseluruhankegiatan perencanaan, pengorganisasian,

    pelaksanaan, dan pengendalian mutu yangmelibatkan seluruh unit utama dilingkungan pemangku kepentinganpendidikan nasional.

    Peran pendidikan sangat strategis

    karena merupakan pembangun integrasinasional yang kuat. Selain dipengaruhifaktor politik dan ekonomi, pendidikanjuga dipengaruhi faktor sosial budaya,khususnya dalam aspek integrasi danketahanan sosial.

    Disadari bahwa pembangunankarakter bangsa dihadapkan pada berbagaimasalah yang sangat kompleks.Perkembangan masyarakat yang sangat

    dinamis sebagai akibat dari globalisasidan pesatnya kemajuan teknologi

    ko mu ni kasi d an i nf or mas i t en tumerupakan masalah tersendiri dalamkehidupan masyarakat. Globalisasi danhubungan antarbangsa sangat berpengaruhpada aspek ekonomi (perdagangan global)yang mengakibatkan berkurang ataubertambahnya jumlah kemiskinan danpengangguran. Pada aspek sosial danbudaya, globalisasi mempengaruhi nilai-nilai solidaritas sosial seperti sikapindividualistik, materialistik, hedonistikyang seperti virus akan berimplikasiterhadap tatanan budaya masyarakat

    Indonesia sebagai warisan budaya bangsaseperti memudarnya rasa kebersamaan,

    gotong royong, melemahnya toleransiantarumat beragama, menipisnya

    solidaritas terhadap sesama, dan itusemua pada akhirnya akan berdampakpada berkurangnya rasa nasionalismesebagai warga negara Indonesia. Akantetapi, dengan menempatkan strategipendidikan sebagai modal utama

    menghalangi virus-virus penghancur

    tersebut, masa depan bangsa ini dapatdiselamatkan.

    Secara makro pengembangankarakter dibagi dalam tiga tahap, yakniperencanaan, pelaksanaan, dan evaluasihasil. Pada tahap perencanaandikembangkan perangkat karakter

    yang digali, dikristalisasikan, dandirumuskan dengan menggunakan

    berbagai sumber, antara lainpertimbangan (1) filosofis: Pancasila,UUD 1945, dan UU N0.20 Tahun 2003beserta ketentuan perundang-undanganturunannya; (2) teoretis: teori tentang

    otak, psikologis, pendidikan, nilai danmoral, serta sosial-kultural; (3) empiris:berupa pengalaman dan praktik terbaik,antara lain tokoh-tokoh, satuanpendidikan unggulan, pesantren,kelompok kultural, dll.

    Pada tahap implementasidikembangkan pengalaman belajar danproses pembelajaran yang bermuara padapembentukan karakter dalam diri peserta

    d id ik. P ro se s i ni d il aks an aka nm e la l u i p r o se s p e mb e r da y aa n d a n

    pe mb udayaan sebagai ma nadi gari skan sebagai sal ah sat upr insip penyelenggaraan pendidikannasional. Proses ini berlangsung dalam tigapilar pendidikan yakni dalam satuanpendidikan, keluarga, dan masyarakat.Dalam masing-masing pilar pendidikanakan ada dua jenis pengalaman belajaryang dibangun melalui dua pendekatanyakni intervensi dan habituasi. Dalamintervensi dikembangkan suasanainteraksi belajar dan pembelajaran yangsengaja dirancang untuk mencapai tujuan

    pembentulkan karakter denganmenerapkan kegiatan yang terstruktur.

    Agar proses pembelajaran tersebutberhasil guna, peran guru sebagai sosok

    panutan sangat penting dan menentukan.Sementara itu dalam habituasi diciptakansituasi dan kondisi dan penguatan yangmemungkinkan peserta didik pada satuanpendidikannya, di rumahnya, dilingkungan masyarakatnya membiasakan

    diri berperilaku sesuai nilai dan menjadi

  • 7/24/2019 7. Said Saggaf

    4/7

    109H. M. Said Saggaf / Jurnal Administrasi Publik, Volume 5 No. 2 Thn. 2015

    karakter yang telah diinternalisasi dandipersonalisasi dari dan melalui proses

    intervensi. Proses pembudayaan danpemberdayaan yang mencakup pemberiancontoh, pembelajaran, pembiasaan, danpenguatan harus dikembangkan secarasistemik, holistik, dan dinamis.

    Pelaksanaan pendidikan karakterdalam konteks makro kehidupan berbangsa

    dan bernegara Indonesia, merupakankomitmen seluruh sektor kehidupan,bukan hanya sektor pendidikan nasional.Keterlibatan aktif dari sektor-sektorpemerintahan lainnya, khususnya

    sektor keagamaan, kesejahteraan,pemerintahan, komunikasi dan informasi,kesehatan, hukum dan hak asasi manusia,serta pemuda dan olahraga juga sangatdimungkinkan.

    Pada tahap evaluasi hasil, dilakukanasesmen program untuk perbaikanberkelanjutan yang dirancang dandilaksanakan untuk mendeteksi aktualisasikarakter dalam diri peserta didik sebagai

    indikator bahwa proses pembudayaan danpemberdayaan karakter itu berhasil dengan

    baik, menghasilkan sikap yang kuat, danpikiran yang argumentatif.

    Pada konteks makro, programpendidikan karakter bangsa dapatdigambarkan sebagai berikut.

    Gambar 1

    Konteks Makro Pendidikan Karakter

    Pendidikan karakter dalam konteksmikro, berpusat pada satuan pendidikansecara holistik. Satuan pendidikanmerupakan sektor utama yang secaraoptimal memanfaatkan danmemberdayakan semua lingkungan

    belajar yang ada untuk menginisiasi,

    memperbaiki, menguatkan, danmenyempurnakan secara terus-menerus

    proses pendidikan karakter di satuanpendidikan. Pendidikanlah yang akanmelakukan upaya sungguh-sungguh dansenantiasa menjadi garda depan dalamupaya pembentukan karakter manusia

    Indonesia yang sesungguhnya.Pengembangan karakter dibagi dalam

    empat pilar, yakni kegiatan belajar-mengajar di kelas, kegiatan kesehariandalam bentuk pengembangan budayas atu an pendidikan ; kegiatan ko -kurikuler dan/atau ekstra kurikuler, serta

    kegiatan keseharian di rumah danmasyarakat.

    Pendidikan karakter dalamkegiatan belajar-mengajar di kelas,dilaksanakan dengan menggunakanpendekatan terintegrasi dalam semua matapelajaran. Khusus, untuk materiPendidikan Agama dan PendidikanKewarganegaraan kare na meman gm is i ny a a da l ah m en ge mb a ng ka n

    n ila i d a n s ik a p pengembangankarakter harus menjadi fokus utama yang

    dapat menggunakan berbagaistrategi/metode pendidikan karakter.Untuk kedua mata pelajaran tersebut,karakter dikembangkan sebagai dampakpembelajaran dan juga dampakpengiring. Sementara itu mata pelajaranlainnya, yang secara formal memiliki misiutama selain pengembangan karakter,wajib mengembangkan rancanganpembelajaran pendidikan karakter yangdiintegrasikan kedalam substansi/kegiatanmata pelajaran sehingga memiliki dampakpengiring bagi berkembangnya karakter

    dalam diri peserta didik.Lingkungan satuan pendidikan

    perlu dikondisikan agar lingkungan fisikdan sosial-kultural satuan pendidikan

    memungkinkan para peserta didik bersamadengan warga satuan pendidikan lainnyaterbiasa membangun kegiatan kesehar iandi satuan pendidikan yangmencerminkan perwujudan karakteryang dituju. Pola ini ditempuh dengan

    melakukan pembiasaan dengan

  • 7/24/2019 7. Said Saggaf

    5/7

  • 7/24/2019 7. Said Saggaf

    6/7

    111H. M. Said Saggaf / Jurnal Administrasi Publik, Volume 5 No. 2 Thn. 2015

    sebagai calon pemimpin bangsa yangmemiliki watak, kepribadian, dan akhlak

    mulia. Pendidikan kar akter padapendidikan non formal dilaksanakand engan pendekatan holistik danterintegrasi pada setiap aspek pekerjaanatau kegiatan dalam kehidupan sehari-hari.

    Strategi pembangunan karakterban gsa melalui pro gram pen didikan

    memerlukan dukungan penuh daripemerintah yang dalam hal ini berada dijajaran Kementerian Pendidikan Nasional.Oleh karena itu, fasilitasi yang perludidukung berupa hal-hal sebagai berikut.

    1. Pengembangan kerangka dasar danper angkat kurikulum; inovasipembelajaran dan pembudayaan

    karakter; standardisasi perangkat danproses penilaian; kerangka dan

    standardisasi media pembelajaran yangdilakukan secara sinergis oleh pusat-pusat di lingkungan Badan Penelitiandan Pengembangan PendidikanNasional.

    2. Pengembangan satuan pendidikan yangmemiliki budaya kondusif bagipemban gunan karakter dalam

    berbagai modus dan kontekspendidikan usia di ni , pe nd id ik andasar dan menengah, sertape nd id ik an ti ng gi dilakukan secarasistemik oleh semua direktorat terkait dilingkungan Kementerian PendidikanNasional.

    3. Pengembangan kelembagaan danprogram pendid ikan nonf ormal daninformal dalam rangka pendidikan

    karakter melalui berbagai modus dankonteks dilakukan secara sistemikoleh semua direktorat terkait dilingkungan Direktorat JenderalPendidikan Anak Usia Dini, Nonformaldan Informal.

    4. Pengembangan dan penyegarankompetensi pendidik dan tenagakependidikan, baik di jenjangpendidikan usia dini, dasar, menengahmaupun pendidikan tinggi yang relevandengan pendidikan karakter dalam

    berbagai modus dan konteks dilakukan

    secara sistemik oleh semua direktoratterkait.

    5. Pengembangan karakter pesertadidik di perguruan tinggi melaluipenguatan standar isi dan proses, sertakompetensi pendidiknya untukkelompok Mata kuliah PengembanganKepribadian (MPK) dan MatakuliahBerkehidupan Bermasyarakat (MBB);penelitian dan pengembanganpendidikan karakter; pembinaanlembaga pendidikan tenagakependidikan;

    6. p en ge mb an ga n d a n p en gu at a n

    jaringan infor ma si prof esionalpembangunan karakter dilakukansecara sistemik oleh semuadirektorat terkait.

    STRATEGI PEMBANGUNAN

    KARAKTER BANGSA

    Pada dasar nya, ku nci akhir sebuah strategi ada pada kerjasama dan

    koordinasi. Berbagai kerjasama dankordinasi dapat dilakukan antarwarga

    negara, antarkelompok, antarlembaga,antardaerah, dan bahkan antarnegara. Adabeberapa cara yang dapat menjadikankerjasama dapat berjalan dengan baik danmencapai tujuan yang telah disepakati. Hal

    itu dapat dimulai dengan saling terbuka,saling mengerti, dan saling menghargai.

    Setelah kerjasama dapat dilakukan, makalangkah selanjutnya adalah koordinasi danevaluasi. Pemerintah Republik Indonesiapada tahun 2010 mengeluarkan Kebijakan

    Nasional Pembangunan Karakter BangsaTahun 2010-2025. Adapun bentukkoordinasi yang dapat dilakukan antaralain:

    1. koordinasi perencanaan kegiatanpendidikan karakter secara dinamisdari jenjang pendidikan usia dini,dasar, menengah, hingga pendidikantinggi sesuai konteks kebutuhan dan

    perubahan zaman;

    2. koordinasi dengan lembaga yangmengembangkan karakter bangsa

    melalui nilai budaya dan karya

  • 7/24/2019 7. Said Saggaf

    7/7

    112H. M. Said Saggaf / Jurnal Administrasi Publik, Volume 5 No. 2 Thn. 2015

    budaya;3. koordinasi kegiatan satuan pendidikan

    dengan lembaga pendidikan di alamterbuka, ant ara lain gerakanPramuka, dalam hal penerapansilabi pendidikan karakter;

    4. koordinasi lembaga, agen, dan

    pemerhati yang saling terkait denganpendidikan dan pengembangan

    karakter bangsa;5. koordinasi secara teknikal dengan

    lembaga yang mengembangkankompetensi teknologi informasi dankomunikasi, multimedia dalam

    pembuatan materi interaktifpendidikan karakter;

    6. Koordinasi dengan lembaga yangmengembangkan kompetensi jasmani(bidang olahraga) dalamperencanaan pendidikan karakterbidan g kompetensi olahraga;

    7. Koordinasi dengan lembaga yangmengembangkan kompetensi bidangpsikologi dan komunikasi dalam

    perencanaan model prosespembelajaran pendidika n kar akter

    s es ua i p en ci ri w ar ga n eg ar aagar mampu mengadaptasikandirinya dalam pluralitas karakter dilingkungan global.

    SIMPULAN

    Pendidikan karakter merupakan rohyang mampu memberikan kehidupandalam dunia pendidikan. Oleh karena itu,dalam mempercepat terlaksananyakebijakan nasional maka dibutuhkansebuah kebijakan otonomi daerah sehinggadaerah mampu berkreasi dalam

    meningkatkan pendidikan disetiapdaerahnya. Adapun strategi yang dilakukan

    dalam upaya mempercepat kebijakantersebut adalah dengan dimulai dengan

    saling terbuka, saling mengerti, dansaling menghargai. Setelah kerjasamadapat dilakukan, maka langkah selanjutnyaadalah koordinasi dan evaluasi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Masnur Muslich, 2011.PendidikanKarakter, Menjawab TantanganKrisis Multidimensional,Cet.2.Jakarta : Bumi Aksara.

    Pemerintah Republik Indonesia. 2010.Kebijakan Nasional Pembangunan

    Karakter Bangsa Tahun 2010-2025.

    Undang-Undang Dasar Rebulik Indonesia

    Tahun 1945.

    Undang- Undang No. 20 tahun 2003tentang Sistem pendidikan nasional

    Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan

    Tilaar, H.A.R. 2012, Perubahan Sosial danPendidikan, Jakarta: PT.Rineka

    Cipta.