DR. FADHLULLAH MUH. SAID,MA. Bandung, 7 Maret 2012 Aula STKS Bandung
7. Said Saggaf
Transcript of 7. Said Saggaf
-
7/24/2019 7. Said Saggaf
1/7
106
KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI ERA OTONOMI DAERAH DALAM
MEMPERKUAT KARAKTER BANGSA
H. M. Said Saggaf
Program Pascasarjana STIA PRIMA Sengkang
ABSTRAK
Karakter bangsa merupakan sebuah identitas sebuah Negara, dengan identitas tersebut,mampu menjadi penilaian bagi Negara di dunia. Oleh karena itu, di era otonomi daerahsekarang ini dibutuhkan sebuah kebijakan pemerintah dalam upaya memperkuat karakterbangsa yang bermartabat di mata dunia. Hal ini sesuai dengan kebijakan nasional
pembangunan karakter bangsa yang disusun sebagai amanat Rencanan PembangunanJangka Panjang Nasional Tahun 2010-2025. Adapun strategi dalam memperkuat karakterbangsa adalah dengan menjadikan kerjasama dapat berjalan dengan baik dan mencapaitujuan yang telah disepakati. Hal itu dapat dimulai dengan saling terbuka, salingmengerti, dan saling menghargai. Setelah kerjasama dapat dilakukan, maka langkahselanjutnya adalah koordinasi dan evaluasi.
Kata Kunci:Kebijakan Pendidikan, Otonomi Daerah, Karakter Bangsa.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu usahayang sadar dan sistematis dalammengembangkan potensi peserta didik.Sedangkan budaya diartikan keseluruhansistem berpikir, nilai, moral, norma, dankeyakinan (belief) manusia yang dihasilkanmasyarakat. Karakter merupakan watak,tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang
yang terbentuk dari hasil internalisasiberbagai kebajikan (virtues) yang diyakini
dan digunakan sebagai landasan untuk cara
pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.Oleh karena itu, Pendidikan KarakterBangsa disimpulkan sebagai suatu usahasadar dan sistematis dalammengembangkan potensi peserta didik agarmampu melakukan proses internalisasi,menghayati nilai-nilai karakter yang baikmenjadi kepribadian mereka dalam bergauldi masyarakat, dan mengembangkankehidupan masyarakat yang lebihsejahtera, serta mengembangkankehidupan bangsa yang bermartabat.
Sebagaimana yang telah diatur dalam
Peraturan-peraturan yang dimaksud antara
lain UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistempendidikan nasional dan PeraturanPemerintah tentang Standar NasionalPendidikan.
Upaya dalam memaksimalkanpendidikan di Indonesia maka pemerintahmengambil sebuah kebijakan nasional
sebagaimana telah diatur dalam undang-undang No. 22 Tahun 1999 Jo UU Nomor32 Tahun 2004, urusan pendidikandiserahkan kepada daerah. Hal ini berartibahwa daerah mempunyai wewenang yang
penuh di dalam mengatur dan mengelolapendidikan yang ada di daerahnya, baikpendidikan dasar maupun pendidikan
tinggi (Tilaar, 2012: 64).Yang menjadi masalah dewasa ini
ialah Dampak globalisasi yang terjadi saatini membawa masyarakat Indonesiamelupakan pendidikan karakter bangsa.Pada hal, pendidikan karakter merupakansuatu pondasi bangsa yang sangat penting
dan perlu ditanamkan sejak kini kepadaanak-anak (Muslich, 2011: 1).
Pembangunan karakter merupakan
-
7/24/2019 7. Said Saggaf
2/7
107H. M. Said Saggaf / Jurnal Administrasi Publik, Volume 5 No. 2 Thn. 2015
kebutuhan asasi dalam proses berbangsadan bernegara. Sejak awal kemerdekaan,
bangsa Indonesia sudah bertekad untukmenjadikan pembangunan karakter bangsasebagai bagian penting dan tidakterpisahkan dari pembangunan nasional.Senada dengan itu, Garin Nugroho, ketika
memberikan orasi budaya pertamaPendidikan Karakter Kunci Kemajuan
Bangsa di Jakarta, sabtu (3/3/2010),mengatakan bahwa sampai saat ini duniapendidikan Indonesia di nilai belummendorong pembangunan karakter bangsa.Hal ini disebabkan oleh ukuran-ukuran
dalam pendidikan tidak dikembalikankepada karakter peserta didik, tapidikembalikan kepada pasar. Pendidikannasional belum mampu mencerahkanbangsa ini. Pendidikan kita kehilangannilai-nilai luhur kemanusiaan, padahalpendidikan seharusnya memberikanpencerahan nilai-nilai luhur itu, katanya,lebih lanjut ia mengemukakan bahwapendidikan nasional kini telah kehilangan
rohnya lantaran tunduk terhadap pasarbukan pencerahan terhadap peserta didik.
Pasar tanpa karakter akan hancur dan akanmenghilangkan aspek-aspek manusia dankemanusiaan, karena kehilangan karakteritu sendiri, ucapnya (Muslich, 2011: 1).
Fenomena tersebut seolahmemantapkan hasil survey PERC(Political and Economic RiskConsultasy)dan UNDP (United NationsDevelopment Program).PERCmenyebutkan bahwa system pendidikan diIndonesia menempati posisi terburuk dikawasan asia (dari 12 negara yang disurvey oleh PERC). Korea Selatan dinilai
memiliki system pendidikan terbaik, disusul singapura, jepang, Taiwan, India,
Cina dan Malaysia. Indonesia mendudukiurutan ke 12 setingkat di bawah Vietnam
(Kompas, 5/9/2001). Sementara itu,laporan UNDP tahun 2004 dan 2005menyatakan bahwa Indeks PembangunanManusia (IPM) di Indonesia pun tetapterpuruk tahun 2004 Indonesia menempatiurutan 111 dari 175; sedangkan tahun 2005
IPM Indonesia berada pada urutan ke 110
dari 177 negara. Pada tahun 2004 IPMIndonesia menempati posisi di bawah
Negara-negara miskin seperti Kirgistan(110), Equatorial Guinea (109), danAlgeria (108). Data tersebut terasa lebihmenyakitkan jika posisi Indonesiadibandingkan dengan beberapa Negara
anggota ASEAN lainnya; singapura (25)Brunai Darussalam (33) Malaysia (58),
Thailand (76), dan Filiphina (83).Indonesia hanya satu tingkat di atasVietnam (112) dan lebih baik dariKamboja (130), dan Laos (132).
Menyadari kondisi karakter
masyarakat saat ini, pemerintahmengambil inisatif untuk mengarusutamakan pembangunan karakterbangsa. Hal itu tercermin dalam RencanaPembangunan Jangka Panjang NasionalTahun 2005-2025, yang menempatkanpendidikan karakter sebagai misi pertamadari delapan misi guna mewujudkan visipembangunan nasional. Dalam berbagaikesempatan Presiden Republik Indonesia
juga mengemukakan pentingnyapembangunan watak (character building),
karena kita ingin membangun manusiayang berakhlak, berbudi pekerti danberperilaku baik.
Pendidikan Karakter Bangsa Melalui
Pendidikan
Pendidikan karakter adalah usahasadar dan terencana untuk mewujudkansuasana serta proses pemberdayaan potensidan pembudayaan peserta didik gunamembangun karakter pribadi dan/atau
kelompok yang unik-baik sebagai warganegara. Hal itu diharapkan mampu
memberikan kontribusi optimal dalammewujudkan masyarakat yang
berketuhanan yang Maha Esa,berkemanusiaan yang adil dan beradab,berjiwa persatuan Indonesia, berjiwakerakyatan yang dipimpin oleh hikmatkebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
-
7/24/2019 7. Said Saggaf
3/7
108H. M. Said Saggaf / Jurnal Administrasi Publik, Volume 5 No. 2 Thn. 2015
Pendidikan merupakan tulangpun ggung str ategi pemb ent ukan
karakter bangsa. Strategi pembangunankarakter bangsa melalui pendidikan dapatdilakukan dengan pendidikan,pembelajaran, dan fasilitasi. Dalamkonteks makro, penyelenggaraan
pendidikan karakter mencakup keseluruhankegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengendalian mutu yangmelibatkan seluruh unit utama dilingkungan pemangku kepentinganpendidikan nasional.
Peran pendidikan sangat strategis
karena merupakan pembangun integrasinasional yang kuat. Selain dipengaruhifaktor politik dan ekonomi, pendidikanjuga dipengaruhi faktor sosial budaya,khususnya dalam aspek integrasi danketahanan sosial.
Disadari bahwa pembangunankarakter bangsa dihadapkan pada berbagaimasalah yang sangat kompleks.Perkembangan masyarakat yang sangat
dinamis sebagai akibat dari globalisasidan pesatnya kemajuan teknologi
ko mu ni kasi d an i nf or mas i t en tumerupakan masalah tersendiri dalamkehidupan masyarakat. Globalisasi danhubungan antarbangsa sangat berpengaruhpada aspek ekonomi (perdagangan global)yang mengakibatkan berkurang ataubertambahnya jumlah kemiskinan danpengangguran. Pada aspek sosial danbudaya, globalisasi mempengaruhi nilai-nilai solidaritas sosial seperti sikapindividualistik, materialistik, hedonistikyang seperti virus akan berimplikasiterhadap tatanan budaya masyarakat
Indonesia sebagai warisan budaya bangsaseperti memudarnya rasa kebersamaan,
gotong royong, melemahnya toleransiantarumat beragama, menipisnya
solidaritas terhadap sesama, dan itusemua pada akhirnya akan berdampakpada berkurangnya rasa nasionalismesebagai warga negara Indonesia. Akantetapi, dengan menempatkan strategipendidikan sebagai modal utama
menghalangi virus-virus penghancur
tersebut, masa depan bangsa ini dapatdiselamatkan.
Secara makro pengembangankarakter dibagi dalam tiga tahap, yakniperencanaan, pelaksanaan, dan evaluasihasil. Pada tahap perencanaandikembangkan perangkat karakter
yang digali, dikristalisasikan, dandirumuskan dengan menggunakan
berbagai sumber, antara lainpertimbangan (1) filosofis: Pancasila,UUD 1945, dan UU N0.20 Tahun 2003beserta ketentuan perundang-undanganturunannya; (2) teoretis: teori tentang
otak, psikologis, pendidikan, nilai danmoral, serta sosial-kultural; (3) empiris:berupa pengalaman dan praktik terbaik,antara lain tokoh-tokoh, satuanpendidikan unggulan, pesantren,kelompok kultural, dll.
Pada tahap implementasidikembangkan pengalaman belajar danproses pembelajaran yang bermuara padapembentukan karakter dalam diri peserta
d id ik. P ro se s i ni d il aks an aka nm e la l u i p r o se s p e mb e r da y aa n d a n
pe mb udayaan sebagai ma nadi gari skan sebagai sal ah sat upr insip penyelenggaraan pendidikannasional. Proses ini berlangsung dalam tigapilar pendidikan yakni dalam satuanpendidikan, keluarga, dan masyarakat.Dalam masing-masing pilar pendidikanakan ada dua jenis pengalaman belajaryang dibangun melalui dua pendekatanyakni intervensi dan habituasi. Dalamintervensi dikembangkan suasanainteraksi belajar dan pembelajaran yangsengaja dirancang untuk mencapai tujuan
pembentulkan karakter denganmenerapkan kegiatan yang terstruktur.
Agar proses pembelajaran tersebutberhasil guna, peran guru sebagai sosok
panutan sangat penting dan menentukan.Sementara itu dalam habituasi diciptakansituasi dan kondisi dan penguatan yangmemungkinkan peserta didik pada satuanpendidikannya, di rumahnya, dilingkungan masyarakatnya membiasakan
diri berperilaku sesuai nilai dan menjadi
-
7/24/2019 7. Said Saggaf
4/7
109H. M. Said Saggaf / Jurnal Administrasi Publik, Volume 5 No. 2 Thn. 2015
karakter yang telah diinternalisasi dandipersonalisasi dari dan melalui proses
intervensi. Proses pembudayaan danpemberdayaan yang mencakup pemberiancontoh, pembelajaran, pembiasaan, danpenguatan harus dikembangkan secarasistemik, holistik, dan dinamis.
Pelaksanaan pendidikan karakterdalam konteks makro kehidupan berbangsa
dan bernegara Indonesia, merupakankomitmen seluruh sektor kehidupan,bukan hanya sektor pendidikan nasional.Keterlibatan aktif dari sektor-sektorpemerintahan lainnya, khususnya
sektor keagamaan, kesejahteraan,pemerintahan, komunikasi dan informasi,kesehatan, hukum dan hak asasi manusia,serta pemuda dan olahraga juga sangatdimungkinkan.
Pada tahap evaluasi hasil, dilakukanasesmen program untuk perbaikanberkelanjutan yang dirancang dandilaksanakan untuk mendeteksi aktualisasikarakter dalam diri peserta didik sebagai
indikator bahwa proses pembudayaan danpemberdayaan karakter itu berhasil dengan
baik, menghasilkan sikap yang kuat, danpikiran yang argumentatif.
Pada konteks makro, programpendidikan karakter bangsa dapatdigambarkan sebagai berikut.
Gambar 1
Konteks Makro Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter dalam konteksmikro, berpusat pada satuan pendidikansecara holistik. Satuan pendidikanmerupakan sektor utama yang secaraoptimal memanfaatkan danmemberdayakan semua lingkungan
belajar yang ada untuk menginisiasi,
memperbaiki, menguatkan, danmenyempurnakan secara terus-menerus
proses pendidikan karakter di satuanpendidikan. Pendidikanlah yang akanmelakukan upaya sungguh-sungguh dansenantiasa menjadi garda depan dalamupaya pembentukan karakter manusia
Indonesia yang sesungguhnya.Pengembangan karakter dibagi dalam
empat pilar, yakni kegiatan belajar-mengajar di kelas, kegiatan kesehariandalam bentuk pengembangan budayas atu an pendidikan ; kegiatan ko -kurikuler dan/atau ekstra kurikuler, serta
kegiatan keseharian di rumah danmasyarakat.
Pendidikan karakter dalamkegiatan belajar-mengajar di kelas,dilaksanakan dengan menggunakanpendekatan terintegrasi dalam semua matapelajaran. Khusus, untuk materiPendidikan Agama dan PendidikanKewarganegaraan kare na meman gm is i ny a a da l ah m en ge mb a ng ka n
n ila i d a n s ik a p pengembangankarakter harus menjadi fokus utama yang
dapat menggunakan berbagaistrategi/metode pendidikan karakter.Untuk kedua mata pelajaran tersebut,karakter dikembangkan sebagai dampakpembelajaran dan juga dampakpengiring. Sementara itu mata pelajaranlainnya, yang secara formal memiliki misiutama selain pengembangan karakter,wajib mengembangkan rancanganpembelajaran pendidikan karakter yangdiintegrasikan kedalam substansi/kegiatanmata pelajaran sehingga memiliki dampakpengiring bagi berkembangnya karakter
dalam diri peserta didik.Lingkungan satuan pendidikan
perlu dikondisikan agar lingkungan fisikdan sosial-kultural satuan pendidikan
memungkinkan para peserta didik bersamadengan warga satuan pendidikan lainnyaterbiasa membangun kegiatan kesehar iandi satuan pendidikan yangmencerminkan perwujudan karakteryang dituju. Pola ini ditempuh dengan
melakukan pembiasaan dengan
-
7/24/2019 7. Said Saggaf
5/7
-
7/24/2019 7. Said Saggaf
6/7
111H. M. Said Saggaf / Jurnal Administrasi Publik, Volume 5 No. 2 Thn. 2015
sebagai calon pemimpin bangsa yangmemiliki watak, kepribadian, dan akhlak
mulia. Pendidikan kar akter padapendidikan non formal dilaksanakand engan pendekatan holistik danterintegrasi pada setiap aspek pekerjaanatau kegiatan dalam kehidupan sehari-hari.
Strategi pembangunan karakterban gsa melalui pro gram pen didikan
memerlukan dukungan penuh daripemerintah yang dalam hal ini berada dijajaran Kementerian Pendidikan Nasional.Oleh karena itu, fasilitasi yang perludidukung berupa hal-hal sebagai berikut.
1. Pengembangan kerangka dasar danper angkat kurikulum; inovasipembelajaran dan pembudayaan
karakter; standardisasi perangkat danproses penilaian; kerangka dan
standardisasi media pembelajaran yangdilakukan secara sinergis oleh pusat-pusat di lingkungan Badan Penelitiandan Pengembangan PendidikanNasional.
2. Pengembangan satuan pendidikan yangmemiliki budaya kondusif bagipemban gunan karakter dalam
berbagai modus dan kontekspendidikan usia di ni , pe nd id ik andasar dan menengah, sertape nd id ik an ti ng gi dilakukan secarasistemik oleh semua direktorat terkait dilingkungan Kementerian PendidikanNasional.
3. Pengembangan kelembagaan danprogram pendid ikan nonf ormal daninformal dalam rangka pendidikan
karakter melalui berbagai modus dankonteks dilakukan secara sistemikoleh semua direktorat terkait dilingkungan Direktorat JenderalPendidikan Anak Usia Dini, Nonformaldan Informal.
4. Pengembangan dan penyegarankompetensi pendidik dan tenagakependidikan, baik di jenjangpendidikan usia dini, dasar, menengahmaupun pendidikan tinggi yang relevandengan pendidikan karakter dalam
berbagai modus dan konteks dilakukan
secara sistemik oleh semua direktoratterkait.
5. Pengembangan karakter pesertadidik di perguruan tinggi melaluipenguatan standar isi dan proses, sertakompetensi pendidiknya untukkelompok Mata kuliah PengembanganKepribadian (MPK) dan MatakuliahBerkehidupan Bermasyarakat (MBB);penelitian dan pengembanganpendidikan karakter; pembinaanlembaga pendidikan tenagakependidikan;
6. p en ge mb an ga n d a n p en gu at a n
jaringan infor ma si prof esionalpembangunan karakter dilakukansecara sistemik oleh semuadirektorat terkait.
STRATEGI PEMBANGUNAN
KARAKTER BANGSA
Pada dasar nya, ku nci akhir sebuah strategi ada pada kerjasama dan
koordinasi. Berbagai kerjasama dankordinasi dapat dilakukan antarwarga
negara, antarkelompok, antarlembaga,antardaerah, dan bahkan antarnegara. Adabeberapa cara yang dapat menjadikankerjasama dapat berjalan dengan baik danmencapai tujuan yang telah disepakati. Hal
itu dapat dimulai dengan saling terbuka,saling mengerti, dan saling menghargai.
Setelah kerjasama dapat dilakukan, makalangkah selanjutnya adalah koordinasi danevaluasi. Pemerintah Republik Indonesiapada tahun 2010 mengeluarkan Kebijakan
Nasional Pembangunan Karakter BangsaTahun 2010-2025. Adapun bentukkoordinasi yang dapat dilakukan antaralain:
1. koordinasi perencanaan kegiatanpendidikan karakter secara dinamisdari jenjang pendidikan usia dini,dasar, menengah, hingga pendidikantinggi sesuai konteks kebutuhan dan
perubahan zaman;
2. koordinasi dengan lembaga yangmengembangkan karakter bangsa
melalui nilai budaya dan karya
-
7/24/2019 7. Said Saggaf
7/7
112H. M. Said Saggaf / Jurnal Administrasi Publik, Volume 5 No. 2 Thn. 2015
budaya;3. koordinasi kegiatan satuan pendidikan
dengan lembaga pendidikan di alamterbuka, ant ara lain gerakanPramuka, dalam hal penerapansilabi pendidikan karakter;
4. koordinasi lembaga, agen, dan
pemerhati yang saling terkait denganpendidikan dan pengembangan
karakter bangsa;5. koordinasi secara teknikal dengan
lembaga yang mengembangkankompetensi teknologi informasi dankomunikasi, multimedia dalam
pembuatan materi interaktifpendidikan karakter;
6. Koordinasi dengan lembaga yangmengembangkan kompetensi jasmani(bidang olahraga) dalamperencanaan pendidikan karakterbidan g kompetensi olahraga;
7. Koordinasi dengan lembaga yangmengembangkan kompetensi bidangpsikologi dan komunikasi dalam
perencanaan model prosespembelajaran pendidika n kar akter
s es ua i p en ci ri w ar ga n eg ar aagar mampu mengadaptasikandirinya dalam pluralitas karakter dilingkungan global.
SIMPULAN
Pendidikan karakter merupakan rohyang mampu memberikan kehidupandalam dunia pendidikan. Oleh karena itu,dalam mempercepat terlaksananyakebijakan nasional maka dibutuhkansebuah kebijakan otonomi daerah sehinggadaerah mampu berkreasi dalam
meningkatkan pendidikan disetiapdaerahnya. Adapun strategi yang dilakukan
dalam upaya mempercepat kebijakantersebut adalah dengan dimulai dengan
saling terbuka, saling mengerti, dansaling menghargai. Setelah kerjasamadapat dilakukan, maka langkah selanjutnyaadalah koordinasi dan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Masnur Muslich, 2011.PendidikanKarakter, Menjawab TantanganKrisis Multidimensional,Cet.2.Jakarta : Bumi Aksara.
Pemerintah Republik Indonesia. 2010.Kebijakan Nasional Pembangunan
Karakter Bangsa Tahun 2010-2025.
Undang-Undang Dasar Rebulik Indonesia
Tahun 1945.
Undang- Undang No. 20 tahun 2003tentang Sistem pendidikan nasional
Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan
Tilaar, H.A.R. 2012, Perubahan Sosial danPendidikan, Jakarta: PT.Rineka
Cipta.