7 Pilihan Forum Arbitrase Dalam Sengketa Komersial Untuk Penegakan Keadilan

download 7 Pilihan Forum Arbitrase Dalam Sengketa Komersial Untuk Penegakan Keadilan

of 379

Transcript of 7 Pilihan Forum Arbitrase Dalam Sengketa Komersial Untuk Penegakan Keadilan

iv UCAPAN TERIMA KASIH SegalapujihanyamilikAllahSubhanahuWataala,RajaYang MahaSuci,YangMahaSejahtera,YangMengaruniakankeamanan,Yang MahaMemelihara,YangMahaPerkasa,YangMahaKuasa,YangMemiliki SegalaKeagungan.AtasperkenansertaizinAllahSubhanahuWataala, Disertasi yang mengusung tema Pilihan Forum Arbitrase Dalam Sengketa Komersial Untuk Penegakan Keadilan, akhirnya selesaidisusun. Temadiatas,penulisangkatuntukditelitidalamrangkapenulisan disertasitatkalanegeriinidihimpitberbagaimasalahyangcukupberat.Di antaranya:tatkalapenegakanhukumdirasakanorangsangatcarut-marut, ketika disiplin orang-orang hanya menjadi harapan, pada saat kejujuran sudah dianggapaneh,tatkalakebenarantertukardenganmerasabenar,tatkala keadilan hanya menjadi ungkapan, tatkala kehidupan dunia dianggap lebih baikdarikehidupanakhirat,dantatkalabermegah-megahdenganhartadan pengikut telah melalaikan manusia dari taat kepada Allah.Keadilan hanya menjadi ungkapan memang bukan isapan jempol, karena pengadilan malah dianggap paling pintar dalam memutar-balikan keadilan. Keadaan itu bahkan telahmenjadirahasiapublikdinegeriini.Betapamahalnyahargasebuah keadilan terlebih untuk si miskin. Betapa mengerikannya tatkala hakim harus berlindung di balik kepala putusan Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa namun tidak mampu berlaku adil.Dalamkaitanitupulapenelitiansertakajianterhadappilihanforum arbitrasedalammenyelesaikansengketauntukpenegakankeadilan menginspirasipenulisuntukmenyusundisertasiini.Kajianinipenulis lakukankarenaternyataforumarbitrasemerupakanwahanatersembunyi yangbelumbanyakdikenalorangnamuntelahmenyediakandiriuntuk membantumenyelesaikansengketayangsedangdihadapiorang-orang.Di v sini,diforumarbitraseini,secercahharapanuntukmemperolehankeadilan yang di sana-sini semakin susah untuk didapat masih ditunggu banyak orang. Namunsayang,tidaksetiappermasalahanorang-orangdapatdihadapkan kepada forum arbitrase untuk meminta keadilan, karena kewenangan arbitrase untuk itu sangat terbatas dan dibatasi.Padakesempatanini,penulisinginmengucapkanterimakasihdan penghargaanyangtuluskepadasemuapihakyangtelahmemberikandoa restu maupun dukungan motivasi serta aliran dana selama menyusun disertasi ini.SemogaAllahSubhanahuWataalaberkenanmembalaskebajikan berbagai pihak itu dengan balasan pahala yang berlipat ganda. Pertama,terimakasihdanpenghargaanpenulissampaikankepada yangamatterpelajarProf.Dr.SatjiptoRahardjo,S.H.,yangsemasabeliau menjadiKetuaProgramDoktorIlmuHukum,PascasarjanaUniversitas Diponegoro, telah berkenan menerima penulis untuk menjadi peserta program S3.Kedua,kepadaProf.Dr.I.S.Susanto,S.H.almarhumyangamat terpelajaryangdisela-selakesibukanbeliausebagaiSekretarisProgram DoktorIlmuHukumPascasarjanaUniversitasDiponegoro,beliauberkenan meluangkanwaktuuntukmembimbingpenulis.Kinitatkaladisertasiini selesai disusun dan siap untuk diajukan ke hadapan dewan penguji, pada hari Jumat,26September2003beliautelahdipanggilmenghadapuntukselama-lamanyakeharibaanAllahYangMahaKuasa.Penulishanyamampu memanjatkandoakehadirat-NYA,semogaProf.Dr.I.S.Susanto,S.H., diterimaamal-ibadahsertaIman-Islamnya,diampunisegaladosadan kekhilafannya, serta di alam Baqa beliau mendapat nikmat qubur. Kemudian untuksegenapkeluargabeliau,semogaAllahSWTmenganugrahkan kesabaran dan keteguhan Iman dalam menerima ujian ini. vi Ketiga, terima kasih ingin disampaikan kepadayang amat terpelajar Prof. Dr. Paulus E. Lotulung, S.H., yang di sela-sela kesibukan beliau sebagai Ketua Muda MahkamahAgung RI, beliau masih berkenan membimbing dan menerimapenulis,baikdiMahkamahAgungmaupundikediamanbeliaudi Jakartauntukdapatberkonsultasimengenaipenulisanmaupunmateri disertasi ini.Keempat,terimakasihpenulissampaikanjugakepadayangamat terpelajarProf.Dr.Hj.EsmiWarassihPujirahayu,S.H.,M.S.,yangdengan telatentelahmembimbingpenulissekaligusmemahamkanpenulismengenai selukbelukmetodologipenelitiandanpenulisansertateori-teoriilmusosial yangberkaitandenganpenulisandisertasiini.Ditengah-tengahkesibukan beliausebagaiRektorUniversitasPekalongan,beliaujugamasihberkenan menerima penulis di Kantor beliau maupun di kediaman beliau di Pekalongan untukmembimbingdanmenerimakonsultasipenulis.Demikianpulatatkala beliaumemberikankuliahpadaProgramPascasarjanaUniversitasIslam Bandung, penulis selalu diberi kesempatan untuk dapat berkonsultasi dengan beliau.Banyakhalyangpenulisperolehdaribeliau,baikberupanasihat-nasihatkeilmuansertamoralakademik,nasihattentangke-Islaman,juga sejumlahliteraturyangdiperlukanpenulisdalammenunjangpenulisan disertasi ini.Kelima, terima kasih juga ingin penulis sampaikan kepada yang amat terpelajarProf.SoetandyoWignjosoebroto,MPAyangtelahdengantulus memberikandasar-dasarteoretismengenaimetodologipenelitianhukum, sehinggamemberikanpencerahankepadapenulisdalammembekalipenulis untuk melakukan penelitian dalam rangka menulis disertasi ini.Keenam,ucapanterimakasihpenulissampaikankepadaseluruh GuruBesarFakultasHukumUniversitasDiponegoroSemarang,baikyang langsungmengampumatakuliahyangpenulisikutiselamamenjadipeserta vii programstudiilmuhukum,maupunyangmemberikanmasukanuntuk penyempurnaannaskahsejakUjianKualifikasi,kemudianketikaSeminar ProposalPenelitian,dantatkalaSeminarHasilPenelitianDisertasi.Segala bentukmasukan,nasihat,dankritikbeliautelahsangatbermanfaatdalam rangka penyusunan disertasi ini. Oleh karena itu, kepada yang amat terpelajar Prof.Dr.SriRedjekiHartono,S.H.,Prof.Dr.BardaNawawiArief,S.H., Prof.SoetandyoWignjosoebroto,MPA.,sayasangatmengucapkanterima kasih.KepadaparaGuruBesaryangamatterpelajaryangtelahmelakukan penelaahanDisertasipenulispadaUjianKelayakanDisertasipenulis,yaitu: YangamatterpelajarProf.RonnyHanitijoSoemitro,S.H.,Prof.IGN Sugangga,S.H.,danProf.Dr.MoempeoeniMoelatingsihMartojo,S.H, disampaikanterimakasihatassegalanasihatsertasegalaimpresinyaketika memeriksa Disertasi penulis pada Ujian Kelayakan. Kepada Prof. Dr. Nindyo Pramono,S.H.,M.S.dariUniversitasGadjahMadasebagaipengujieksternal, penulis menghaturkan terima kasih. Ketujuh,terimakasihhendakpenulissampaikanpulakepadayang amatterpelajarProf.Ir.H.EkoBudiardjo,M.Sc.,RektorUniversitas DiponegoroSemarangbesertaseluruhstafdanjajarannya,atasberbagai fasilitaskemudahanyangmemungkinkanpenulismengikutiprogramini denganbaikdanlancar.RektorUndipinisangatpiawaiberpuisidengan sambutannyayang kas penuh canda ria namun bermaknaamat dalam karena saratdengannasihat.Dalamkaitanitupulapenulismengucapkanterima kasih yang amat dalam kepada beliau atas nasihat yang demikian menyentuh pada sambutan penutupan Ujian Promosi penulis. Kedelapan, ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada yang amatterpelajarProf.Dr.SoeharjoHadisaputro,dr.,Sp.PD-KT,Direktur ProgramPascasarjanaUniversitasDiponegoroSemarang.Demikianpula viii kepadaseluruhstafbeliauyangtelahmemberikanpelayanan,kemudahan, dan fasilitas, sehingga memperlancar penulis dalam menyelesaikan studi.Kesembilan,kepadaProf.Dr.Muladi,S.H.,yangtatkalapenulis memasukitahapUjianPraPromosi,beliautelahdikukuhkansebagaiKetua ProgramDoktorIlmuHukum,danketikapenulismengikutikuliahbeliau mengampumatakuliahTransformasiGlobal,penulisucapkanterimakasih. JugakepadaseluruhjajaranstafProgramDoktorIlmuHukum,Pascasarjana UniversitasDiponegoro,sejakkepemimpinanyangamatterpelajarProf.Dr. SatjiptoRahardjo,S.H.,kemudiandilanjutkanolehProf.Dr.I.S.Susanto, S.H.(alm)yangsejaktahun1999memfasilitasipenulisdalammenempuh programstudiini.KepadayangamatterpelajarProf.Dr.Moempoeni MoelatingsihMartojo,S.H.,sebagaiSekretarisProgramDoktorIlmuHukum UniversitasDiponegoro,jugaseluruhstafProgramDoktorIlmuHukum, mbak Supadmi, mbak Alvi Rachmawati, mbak Diah Susanto, mas Mintarno, masJumadi,danmasJuli,yangtelahdengancaradanbidangnyamasing-masingmemberikanlayananadministratifdenganramah,gesit,danpenuh rasakekeluargaansehinggapenulisdanjugapesertalainnyasangatmerasa puas.Bolehjadiselamasayamenjadimahasiswa(S1,S2,danS3)serta menjadigurudiberbagaiperguruantinggi,barusayajumpaidiProgram DoktorIlmuHukumUniversitasDiponegoroSemarang,yangparastaf administratif-nyamampumemperlakukanparamahasiswasebagairaja yang mesti dilayani keperluannya. Sungguh saya sangat terkesan. Kesepuluh,terimakasihjugadisampaikankepadaseluruhStaf ProgramPascasarjana,MasAji,mbakHeni,IbuUundanseluruhstafyang telahmembantukelancaranprosesstudipenulispadaprogramDoktorIlmu HukumUndipini.Terutamapadasegalabentukupayadanperhatianyang sangatintensiftatkalapenulismenghadapiUjianPraPromosi.Olehkarena itu,darilubukhatiyangpalingdalam,penulismengucapkanterimakasih ix yangsedalam-dalamnyakepadasemuapihakyangtelahmembantu kelancaran urusan penulis. Kesebelas, ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Kang Uus, stafpadaDirektoratJenderalPendirikanTinggiDepartemenPendidikan NasionaldanjugaDrs.EncepSudirjo,S.Pd.,M.Pd.,DosenUniversitas PendidikanIndonesia(UPI)Bandung,sahabatsekaligustemandiskusi penulisuntukmetodologipenelitian.Kepadamerekaberduapenulissangat berterimakasihatassegalabantuanyangtelahdiberikanpadaawal-awal penulismemasukiprogramS3diUniversitasDiponegoro.SemogaAllah Yang Maha Pemurah membalas segala kebaikan mereka. Keduabelas,terimakasihsecarakhususjugainginpenulis sampaikankepadaProf.H.AbdullahHimendraWargahadibrata,dr.,SpAn-KIC,RektorUniversitasPadjadjaranBandung,atasizindaribeliaupenulis dapatmelanjutkanstudipadaProgramDoktorIlmuHukumUniversitas Diponegoroini.JugakepadaProf.Dr.TanwirJ.Mukawi,dr,SpPA,ketika sayamegajukanpermohonanizinuntukmelanjutkanstudiinibeliausedang memangkujabatanPembantuRektorIUniversitasPadjadjaran.Ucapan terimakasihjugadisampaikankepadaProf.Dr.H.ManS.Sastrawidjaja, S.H.,S.U.,DekanFakultasHukumUniversitasPadjadjaran.Atasizindari beliausayadapatmenempuhstudipadaProgramDoktorIlmuHukum Universitas Diponegoro Semarang.Last but not least, penghargaan dan rasa hormat tentu saja saya harus sampaikankepadaayahandapenulis,AlmarhumSuebNanaSuryana,yang telahmengasuh,membimbing,sertamendidikpenulisdengandisiplinkuat untukterusbelajardanatasrestudaribeliaulahpenulismenerimatawaran Ny.RetnowulanSutantio,S.H.,HakimTinggipadaPengadilanTinggiJawa BaratdiBandunguntukmenjadiasistenbeliaudiFakultasHukum UniversitasPadjadjaranBandungpadatahun1982yanglalu.Sejaksaatitu x sampai sekarang penulis tetap istiqamah mengabdi sebagai seorang guru pada FakultasHukumUniversitasPadjadjaranBandung.Penghargaandanrasa hormat,penulissampaikanjugakepadaibundapenulisNy.Djasiti,yangdi harituabeliausebagaiseorangpensiunangurutetapmenasihatidan mendoakan penulis untuk tetap menjadi orangyang selalu berhati-hati dalam menjalanihidupdankehidupanini.Tanpakasihsayangdandidikanibunda tentusajasayatidakakanmenjadiorangsepertisekarangini.Untukjasa beliausayaberdoakehadiratAllahSubhanahuWataala,semogabeliau senantiasadianugerahirasasyukuruntuktetapmampuberibadahdalam keadaansehatjasmanidanruhaniserayamenapakihari-haridiusiatuanya sambil mengasuh dan membimbing cucu-cucu dan cicit beliau. KepadafamilysayadiNegeriBelanda,KeluargaJoseSoehajadi Delft,kemudianKeluargaTommyS.PattydiDenHaag.Sejakpenulis melakukan studi dan Sandwich Programme di Leidentahun 1990 dan 1997, perhatiandankasihsayangmerekatelahsangatpenulisrasakandanterima. Bahkanatassegalabantuanmateriilmaupundoronganmorilyangdiberikan menjelangpenulismenyelesaikanstudiDoktorpadaPDIHUndipini.Atas semuanyaitupenulissangatberhutangbudidanmengucapkanterimakasih. PenulissangatgembirakarenakeluargaJoseSoehajadariDelftdapat menghadiri pada waktu Ujian Terbuka Promosi Doktor penulis. Kepadateman-temanAngkatanVProgramDoktorIlmuHukum UniversitasDiponegoroSemarangdiucapkanterimakasihyangsetulus-tulusnyaataskehangatansertapersahabatandalamkebersamaannya, menjalani suka dan duka selama satu tahun di kelas, termasuk ketika tour ke Baliyangsangatmengesankanitu.Ucapanterimakasihsecarakhusus disampaikanjugakepadasahabatkaribpenulis,AangBataraWinarnu PanornariPardede,S.H.besertakeluarganya,penulissangatberterimakasih xi yang tak terhingga serta penulis selalu mendoakan semoga mereka tetap sehat dan dikaruniai kebahagiaan selalu oleh Allah Subahanau Wataala. Palingakhir,denganpenuhrasarasasyukur,ucapanterimakasih serta penghargaan yang tulus ini pun ingin disampaikan kepada isteri penulis tercinta,Dra.EllaDewiLaraswati,yangdengansegaladoasertadaya upayanyatakhenti-hentimemotivasipenulisuntuksegeramenyelesaikan sekolahnya.Terimakasihjugadisampaikankepadakeduaanakkutercinta RisaDewiAngganiawatidanAnggianiDewiRahmawatiyangdengan penuhpengertiandancaranyamasing-masingmembantusertamemberi inspirasikepadaayahnyauntuksegeramenyelesaikandisertasinya.Oleh karenaselamabertahun-tahunmerekaterpaksaharusmerelakantersita haknyauntukmemperolehperhatianyangsemestinya.Selayaknyaucapan terimakasihdanpenghargaanyangtulusinidisampaikanpulakepada ayahandamertuapenulis,BapakR.SuyuddanibundamertuaNy.O. Rochaeniatasdoarestuyangselalumenyertaipenulisdalammenapaki perjalanan hidup ini. Kepadaseluruhkaribkerabat,handaitaulan,sertarelasiyangtidak mungkin saya sebutkan satu persatu, penulis juga mengucapkan terima kasih atassegaladoarestusertadukungannya.Penulismenyadaridisertasiini masihsangattidaksempurna.Ibaratkatapepatah:takadagadingyangtak retak;Kalautakretakmakabukangadingnamanya.Olehsebabitu,saran dankritikdariberbagaipihakuntukmemperbaikikekurangandisertasiini, penulisterima dengan senang hati. Bandung, 30Januari 2004 Penulis, Lman Suparman PILIHAN FORUM ARBITRASE DALAM SENGKETA KOMERSIAL UNTUK PENEGAKAN KEADILAN Dr. EMAN SUPARMAN, S.H.,M.H. xix DAFTARISI Kata Pengantar................................................................................................... iv Abstrak .............................................................................................................. xiAbstract.. ...........................................................................................................xii Ringkasan .........................................................................................................xiii Daftar Isi .......................................................................................................... xix Daftar Ragaan .................................................................................................xxi Daftar Singkatan ..............................................................................................xxii BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Permasalahan .......................................................1B.Perumusan Masalah ...................................................................... 21 C.Kerangka Pemikiran ...................................................................... 23 D.Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................... 62 E.Pendekatan Studi ........................................................................... 66 F.Metode Penelitian .........................................................................73 G.Sistematika dan PertanggungjawabanPenulisan ........................ 89 BABIIPILIHANFORUM ARBITRASE SEBAGAITEMPAT PENYELESAIANSENGKETA BERKEADILAN ............. 105 A.Tujuan Pilihan Forum Arbitrase dan Keadilan .................... 109B.Konsekuensi PilihanForum Arbitrase terhadapKompetensi Hakim Pengadilan Negeri ..............................123 C.Pilihan Forum Arbitrase Sebagai FenomenaPenyelesaian sengketa ......................................................... 139 BABIII SUBJEKDAN OBJEKSENGKETAKOMERSIAL DI DALAMFORUMARBITRASE ................................... 148

A.Pihak-Pihak Berperkara dalam ForumArbitrase ................... 148 B.Sengketa yang dapat Diklaim Melalui Forum Arbitrase .........159 C.Struktur dan ProsesPenyelesaian Sengketa lewat Arbitrase ..1641.Arbitrase Institusional ....................................................... 173 2.Arbitrase Ad hoc ...............................................................178 D.KeadilanMenurut Pihak-pihak Bersengketa .......................... 182 xx BAB IV PILIHAN FORUMARBITRASE, BUDAYA HUKUM, DANKEADILAN .................................................................195 A. Pilihan Forum Arbitrase dan Budaya Hukum di Indonesia .... 194 B. FaktorInternalPengadilan Negeri dan PilihanForum Arbitrase ................................................................................. 212 C. KewenanganEksekutorialForumArbitraseuntukPutusan Final dan Mengikat serta Dilema PerolehanKeadilan ...........228 D. PerspektifHistorisdanFuturistikArbitrasesebagaiModel Penyelesaian Sengketa Berkeadilan ....................... 239 BAB VEKSEKUSI PUTUSAN FORUM ARBITRASE GAMBARAN DILEMA PENEGAKAN KEADILAN DIINDONESIA ......... 268 A.Makna danKekuatanPutusan Menurut Pengadilan NegeriSerta Para Pihak Bersengketa ....................................................267 1.Kekuatan Mengikat ...............................................................276 2.Kekuatan Pembuktian ...........................................................278 3.Kekuatan Eksekutorial ......................................................... 280 B.Interpretasi, Koreksi, dan PergeseranMakna PutusanArbitrase ................................................................................... 283 C.Diskresi HakimdalamMasalahEksekuaturPutusanArbitrase ....................................................................................291 D.Eksekusi Putusan Arbitrase dalam Penegakan Keadilan ..........303 BAB VI P E N U T U P ........................................................................... 333 A. Simpulan ................................................................................. 333 B. Rekomendasi ........................................................................... 340 DAFTARPUSTAKA .................................................................. 344 xxiii DAFTARRAGAAN 1.Three typesof law menurut Philippe Nonet & Philip Selznick; 41. 2.Hierarchy of Types of Dispute Resolution menurut Gerald Turkel; 60. 3.Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif ; 81 4.Prinsip-prinsip dalam Penyelesaian Sengketa melalui Arbitrase; 169. 5.Pemohon tidak hadir dan Upaya perdamaian; 170. 6.Perubahan dan Penambahan Tuntutan & Jangka WaktuPenyelesaian; 171. 7.Pemeriksaan Saksi dan Saksi Ahli; 172. xxiv DAFTARSINGKATAN AAA American Arbitration Association ADR Alternative Dispute Resolution AFTA ASEANFree Trade Area AJMAccess to Justice Movement APS Alternatif Penyelesaian Sengketa BANI Badan Arbitrase Nasional Indonesia BKPM Badan Koordinasi Penanaman Modal B.W.Burgerlijk Wetboek CLS Critical Legal Studies HAG Hukum Antar Golongan HIR het Herziene Indonesisch Reglement HPI Hukum Perdata Internasional ICC International Chamber of Commerce ICSID International Centre for Settelement of Investment Disputes I.S. Indische Staatsregeling KADIN Kamar Dagang dan Industri KNY Konvensi New York KPN Ketua Pengadilan Negeri KUHP Kitab Undang-undang Hukum Perdata LCIA London Court of International Arbitration MA-RI Mahkamah Agung Republik Indonesia NAFTANorth American Free Trade Agreement PERMAPeraturanMahkamah Agung PPA Peraturan Prosedur Arbitrase PPAT Pejabat Pembuat Akte Tanah R.O.ReglementopdeRechterlijkeOrganisatieenhetBeleidDer Justitie in Indonesie RvJ Raad van Justitie S.A. SaksiAhli SAW Sholallohu Alaihi Wassalam SEC Single European Community SWT Subhanahu Wataala UAR UNCITRAL Arbitration Rules UNCITRALUnited Nations Commission on International Trade Law WvKWetboek van Koophandel IHWAL PENULIS EmanSuparman,lahirdandibesarkandiKuningan,23April1959.Usai menyelesaikanpendidikandiSekolahDasarNegeri(1970),SekolahMenengahPertama Negeri (1973), dan Sekolah Menengah Atas Negeri(1976) kesemuanya di Kuningan Jawa Barat, kemudian melanjutkan studi di Universitas Padjadjaran Bandung. PendidikanuniversiternyadiperolehdariFakultasHukumUniversitasPadjadjaran,jurusan Hukum Perdata, lulus tahun 1982. Pada tahun 1985 melanjutkan pendidikan S2 pada Fakultas Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, dengan bidang kajian Hukum Acara Perdata, dan lulus sebagai Magister Hukumpadatahun1988denganTesisKeharusanMewakilkanDalamMenunjangProses Pemeriksaan Perkara yang Sederhana, Cepat, dan Biaya Ringan. Padatahun1990/1991dalamrangkaSandwichProgrammememperolehkesempatan studilanjutan,penelitian,danstudiperbandinganuntukbidangkajianHukumPerdata InternasionaldanHukumArbitrasediRijksuniversiteitLeiden,TheNetherlands. DilanjutkansebagaiVisitingScholarfortheEuropeanCouncilSessionat Strasborough, France (1991). Awal1997atasstipendABWPP&AssociateskembalimenjadiVisitingScholaratde HogeRaadderNederlanden;TheHague,TheNetherlands(March1997);Visiting AcademicandResearchProgramme,organisedbyTheDepartementofLawThe UniversityofNottingham,UK.(April1997);VisitingatThe7thAnnualWriters FestivalPrague97atFranzKafkaCentreonPraguesOldTownSquare,Prague, CzechRepublic(April1997).Tahun1999,mengikutiS3padaProgramDoktorIlmu Hukum(PDIH)PascasarjanaUniversitasDiponegoroSemarangdanlulussebagaiDoktor IlmuHukumpadabulanFebruari2004denganDisertasibertajukPilihanForum Arbitrase Dalam Sengketa Komersial Untuk Penegakan Keadilan. PengabdiannyasebagaipendidikpadaFakultasHukumUniversitasPadjadjaranBandung diawalisejaktahun1983danmengampumatakuliahHukumAcaraPerdata,Hukum Perselisihan,danPraktikPenangananPerkaraPerdata.Disampingmelakukanberbagai PenelitiandanPengabdianpadaMasyarakat,jugamenulisBuku,diantaranya:(1) INTISARIHUKUMWARISINDONESIA,diterbitkanCVMandarMaju,Bandung,1995. (2)HUKUMDANBIROKRASI(sebagaisalahsatupenulis),diterbitkanWalisongo ReseachInstitute,Semarang,April2001.Sejakmasihmahasiswakegiatanilmiahberupa menulisartikelhukumdalammediacetaktelahbanyakdilakukan.Olehkarenaitu,kini sejumlah artikel ilmiah juga telah ditulis dalam Jurnal Terakreditasi Nasional. Dari pernikahannya dengan Dra. Ella Dewi Laraswati dikaruniai 2 (dua) orang putri.(1)RisaDewiAngganiawati(SarjanaKedokteranUniversitasPadjadjaranBandung)dan (2)AnggianiDewiRahmawati(MahasiswiFakultasKedokteranGigiUniversitas Padjadjaran Bandung). iii KATAPENGANTAR BukuyangsedangAndabacainipadamulanyaadalahsebuahdisertasi penulisyangtelahberhasildipertahankandihadapanSidangTerbukaSenatGuru BesarUniversitasDiponegoro,padatanggal16Februari2004denganwibawa Rektor Universitas Diponegoro Prof. Ir. Eko Budihardjo, M.Sc.Dorongan dari berbagai pihak agar disertasi tersebut dapat dibaca khalayak yang lebih luas, memotivasi penulis untuk mencari serta menghubungi penerbit yang diharapkanberkenanmenerimanaskahdisertasitersebutuntukditerbitkan.Pilihan jatuh kepada PT. Tatanusa yang penulis kenal. Oleh karena itu, ucapan terima kasih disampaikankepadaPT.Tatanusayangmemberikansambutanpositipdantelah bersedia untuk menerbitkan naskah disertasi tersebut. BagiparaMahasiswaS1danS2IlmuHukumyangsedangmengikuti perkuliahanHukumPenyelesaianSengketaInternasional(HKI615),Hukum AlternatifPenyelesaianPerselisihan(ADR)[HKB674],danmatakuliah Arbitrase&PenyelesaianSengketaAlternatif(S1),disarankanmemilikijurnal yang secara periodik menyajikan mengenai topik tersebut sebagai pendamping buku ini. Demikian pula kepada para Mahasiswa S3 Ilmu Hukum yang sedang mengikuti perkuliahanHukumPenyelesaianSengketaPerniagaan(HKD813)bukuini semoga dapat membantu anda dalam menemukan masalah yang sedang ditelusuri.Kiranyabukuinidapatmenjadisalahsatusumbangsihpenuliskepada khazanah hukum Indonesia, khususnya bagi perkembangan hukum arbitrase sebagai salahsatuforumtempatpenyelesaiansengketayanglebihberkeadilanserta bermartabat.Menyadarisepenuhhatiakansegalakekuranganbukuini,untukitu segala kritik dan saran dari pembaca, insya Allah akan sangat dihargai.Lastbutnotleast,kepadasemuapihakyangtelahmemungkinkan diterbitkannya buku ini, penulis mengucapkan terima kasih. Taruna Parahiangan, Bandung, 13 April 2004

Lman Suparman Ya Allah,tambahkanlah kepadaku Ilmu Pengetahuan (Q.S. 20:JJ4) Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.S. S8: JJ) Kepada: Isteri dan anak-anakku tercinta, Llla Dewi Laraswati Risa Dewi Angganiawati Anggiani Dewi Rahmawati 2 Kata-kata Bestari: Orang yang berbudi pekerti tinggi akan malu untuk menyatakan ketinggian ilmunya, karena ilmu itu sesungguhnya pemberian Allah Subhanahu Wata'ala Kejujuran membawa Keberkahan Keberkahan membawa Ketenangan Artinya: Kejujuran membawa Ketenangan 1 BABI PENDAHULUAN A.Latar Belakang Permasalahan Perkembanganmasyarakatsertalajudinamisduniabisnissaatini berlangsungdemikianpesat.Dinamikadankepesatanyangterjadididalam kegiatanekonomidanbisnisituternyatatelahmembawaimplikasiyang cukupmendasarterhadappranata1maupunlembaga2hukum.Implikasi terhadappranatahukumdisebabkansangattidakmemadainyaperangkat normauntukmendukungkegiatanekonomidanbisnisyangsedemikian pesat.Kondisitersebutkemudiandiupayakanuntukdiatasidengan melakukanreformasihukumdibidangkegiatanekonomi.Berbagaiupaya

1Kendatipadadataranperundang-undanganprimerkitatidakdapatmelihatterjadinya perubahanbesar,tetapipadadataranyanglebihrendahperubahantersebutberlangsungdenganintensif.Paket-paketderegulasitidakterjadimelaluiundang-undang,melainkanlewatkeputusan-keputusanpemerintah.Keadaantersebutmenarik untuk diikutioleh karena kita tidak tahu sudahsampai seberapa jauh sebenarnya efek dariperkembanganditingkatbawahitumempengaruhipenataanhukumnasional. LihatSatjiptoRahardjo,PembangunanHukumdiIndonesiadalamKonteksSituasi Global;dalamProblemaGlobalisasiPerspektifSosiologiHukum,Ekonomi,& Agama. Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2000, h. [3-19] 13. 2Sementaraituimplikasiterhadaplembagahukumtampakantaralaindaripersepsi pihak-pihak pelaku bisnis terhadap lembaga pengadilan yangdianggap kurang mampu memenuhiharapanmereka.Faktatersebutdapatdisimakdaripernyataanberikutini: Ternyata dalam perkembangnnya, penyelesaian sengketa menggunakan Pengadilan dihinggapi formalitas yang berlebihan, tidak efisien dan efektif, mahal, perilaku hakim yangmemihak,danhasilputusanhakimyangseringkalimengecewakanpencari keadilan.Puncakdarikekecewaantersebuttelahmenyebabkanmasyarakattidak menaruhhormat,yangkemudianmenimbulkankrisiskewibawaandankepercayaan padapengadilan.LihatAdiSulistiyono,MengembangkanParadigmaPenyelesaian SengketaNon-LitigasidalamRangkaPendayagunaanAlternatifPenyelesaian Sengketa Bisnis/Hak Kekayaan Intelektual; Disertasi, Semarang: PDIH, 2002, h. 4. 2 dilakukanmelaluipembaharuanatassubstansiproduk-produkhukumyang sudahtertinggalmaupundenganmembuatperaturanperundang-undangan baru mengenai bidang-bidang yang menunjang kegiatan ekonomi dan bisnis.3

Sementaraitu,implikasidarikegiatanbisnisyangpesatterhadap lembagahukumberakibatjugaterhadappengadilan4yangdianggaptidak profesionaluntukmenanganisengketa-sengketabisnis,tidakindependen, bahkan para hakimnya telah kehilanganintegritas moral5 dalam menjalankan profesinya. Akibatnya, lembaga pengadilanyang secara konkret mengemban 3LihatNorminS.Pakpahan,PembaharuanHukumdiBidangKegiatanEkonomi.MakalahpadaTemuKaryaHukumPerseroandanArbitrase;Jakarta,22-23 Januari1991,h.[29-37] 31....Yangdisebuthukumnasionaldalameraglobalisasidi sampingmengandunglocalcharacteristicssepertiIdeologibangsa,kondisi-kondisi manusia,alamdantradisibangsa,jugaharusmengandungkecenderungan-kecenderunganinternasional(internationaltrends)yangdiakuiolehmasyarakatdunia yangberadab.Yangmenjadimasalahadalahsampaiberapajauhkecenderungan-kecenderunganinternasionalinimemberikanwarnadidalamkehidupanhukum nasional,baikdalampembentukanhukum,penegakanhukum,maupunkesadaran hukum.Lihat,Muladi,HakAsasiManusia,PolitikdanSistemPeradilanPidana. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 1997, h. 63. 4Pengadilanyangkadang-kadangjugadisebutBadanPeradilanmemilikimaknaganda.Pertama,berartiorganisasi(lembaga)pengadilan;Kedua,berartisuatuproses kerja dari unsur-unsur yang ada di dalam organisasi pengadilan itu dalam rangka memeriksadanmenjatuhkanputusanhukum.SedangkankataPengadilan(dalam arti:lembaga)jugaberartibadanyangolehpenguasadengantegasdiberitugasuntukmemeriksapengaduantentanggangguanhak(hukum)ataumemeriksagugatandan badanitumemberiputusanhukum.JadiPengadilanatauBadanPeradilanadalah badan yang berdiri sendiri dan diadakan oleh negara serta bebas dari pengaruh apa atau siapa pun untuk pelaksanaan hukum dalam hal konkrit adanya tuntutan hak dengan cara memberikanputusanyangbersifatmengikatdanbertujuanmencegaheigenrichting. LihatSudiknoMertokusumo,SistemPeradilandiIndonesia;JURNALHUKUM, No. 9, Vo. 4, 1997, h. [1-8], 2.5Secarajujurharusdiakui,impresiihwalburuknyakondisiperadilandiIndonesia sebagianbesardisebabkanpengadilanIndonesiayangtidakmemilikiindependensi, sehingga mengancam integritasnya sebagai penjaga tegaknya rule of law. Jika dipilah-pilah,persoalantentangindependensiperadilanyangdihadapisaatini,terdiriatas masalah:kemadirianhakim(bebasdaricampurtanganeksekutif),integritas(moral 3 tugasuntukmenegakkanhukumdankeadilanketikamenerima,memeriksa, mengadili,sertamenyelesaikansetiapsengketayangdiajukan,dianggap sebagai tempat menyelesaikan sengketa yang tidak efektif dan efisien.6

Gambaran tentang kondisi pengadilan semacam itulah yang selama ini dipahami oleh kalangan pengusaha, terutama pengusaha asing yang berbisnis diIndonesia.Disampingitumasihditambahpuladengankondisiobjektif lainnyadariprosespenyelesaiansengketadipengadilan,yaitubahwamenyelesaikansengketamelaluipengadilandiIndonesiasesungguhnya merupakanrangkaianyangsangatpanjang7darisebuahprosesupaya pencarian keadilan. Oleh karena itu,dapat dimengerti apabila kalangan dunia usaha,terutamapengusahaasing,yangsenantiasamengupayakansegala urusandenganserbacepat,8ketikamenghadapisengketaakanberusaha parahakim),danprofesionalisme.LihatMasAchmadSantosa,Independensi Peradilan dan TAP MPR RI No. X/MPR/1998; Kompas, 11 Januari 1999. 6 Adi Sulistiyono, Mengembangkan Op. Cit., h. 4 - dst. 7Sebagaiakibatnyamakaprosespersidangandarisebuahperkarahinggaterbitnya putusanhakimyangmemilikikekuatanhukumtetapdapatberlangsunghinggaenam tahun.Selainlambat,putusanhakimjugaseringdinilaikontradiktifdantidakjarang putusan hakim itu tidak dapat dieksekusi. Lihat HP Panggabean, Kelambanan Proses Peradilan Dikeluhkan; Kompas, 23 April 1999. 8Pengadilanterdiriatasberbagaiinstansiatautingkatan.Diperolehnyaputusanpada tingkat pertama, belum berarti sengketa tersebut selesai, karena pihak yang merasa tidak puasdenganputusantersebutmasihdapatmelakukanupayahukumbandingke pengadilan tinggi. Bahkan bila masih belum merasa puas juga dengan putusan banding,yangbersangkutanmasihdapatmelakukanupayahukumkasasikeMahkamahAgung.Takadajaminandaripihakmanapunbahwapenyelesaiansengketapadasetiap tingkatanpengadilanituakanberlangsungdengancepat.Apabilasemuatingkatan peradilan itu dapat selesai ditempuhdalam jangkawaktu satu tahun enam bulan (yang berarti:satuinstansienambulan),makaitusudahdapatdikatakansangatcepat. Ditambahlagidengansejumlahtunggakan(kongesti)perkara-perkarayang menyebabkanpenyelesaianperkaradipengadilansemakinlamban.LihatR.Subekti, Arbitrase Perdagangan. Bandung: Binacipta, 1981, h. 4. 4 memilihforumpenyelesaiansengketayangmenurutkriteriamerekalebih dapatdipercayadansesuaidenganbudayabisnis.9Forumpenyelesaian sengketa dimaksud biasanya memiliki karakteristik: (i) menjamin kerahasiaan materisengketa;(ii)parapihakyangbersengketamempunyaikedaulatan untuk menetapkan arbiter, tempat prosedur beracara, dan materi hukum; (iii) melibatkan pakar-pakar (arbiter) yang ahli dalam bidangnya; (iv) prosedurnya sederhana dan cepat; dan (v) putusan forum tersebut merupakan putusan yang terakhirsertamengikat(finalandbinding).Disampingitu,faktoryang tidakkalahpentingadalahputusandariforumtersebut,baiksengaja maupuntidaksengaja,samasekalitidakterpublikasikan10kepadakhalayak secaraluastanpaijinparapihakyangbersengketa.Adapunforum penyelesaiansengketayangkarakteristiknyasemacamitutidaklainadalahforum arbitrase (arbitration).11

9Lihat Adi Sulistiyono, MengembangkanOp. Cit., h. 88. 10Berbedadenganasasyangdianutolehpengadilandalammemutussengketa,yakni pemeriksaanperkaradanpembacaanputusandilakukandalamsidangyangterbuka untukumum,sedangkanpemeriksaanyangdianutolehforumarbitrase(arbitration institution)menganutasaspintutertutup,sehinggaICSID(InternationalCentrefor SettlementofInvestmentDisputes)sebagaiBadanArbitraseBankDuniadidalam RulesofProcedureforArbitrationProceedings(ArbitrationRules)pasal48ayat(4) menentukan:TheCentreshallnotpublishtheawardwithouttheconsentofthe parties.TheCentremay,however,includeinitspublicationexcerptsofthelegalrules applied by the Tribunal. Baca ICSID Basic Documents, Washington DC, 1985, h. 83.11Arbitration,isamethodforsettlingcontroversiesordisputeswherebyanunofficial thirdpartyhearsandconsidersargumentsanddeterminesanequitablesettlement.; Lihat Peter J. Dorman (eds), Running Press Dictionary of Law. Philadelphia: Running Press, 1976, h. 19. Arbitrase yang di Indonesia diatur dalam Undang-Undang nomor 30 Tahun1999tentangArbitrasedanAlternatifPenyelesaianSengketamerupakancara penyelesaiansengketadiluarpengadilanumumyangdidasarkanpadaperjanjian tertulisdaripihakyangbersengketa.BerdasarkanPenjelasanUmumUUNomor30 5 Sebagaisalahsatucaramenyelesaikansengketahukumdiluar pengadilan,forumarbitrasebukansesuatuyangbarudalamsistem penyelesaiansengketahukumdiIndonesia.Dimasalalu,arbitrasekurang menarikperhatiandankurangpopulerwalaupunsesungguhnyasudahlama diaturdalamsistemhukumdiIndonesia.12Bahkanpadakurunawal kemerdekaanIndonesia,arbitrasepuntelahlazimdipraktikandikalangan para usahawan.13 Dewasa ini, arbitrase dipandang sebagai pranatahukumyang penting sebagaisalahsatucarapenyelesaiansengketabisnisdiluarpengadilan. Bahkanmeningkatnyaperananarbitrasepunbersamaandengan Tahun1999,AlternatifPenyelesaianSengketa(AlternativeDisputeResolutionatau ADR) adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapatmelalui prosedur yang disepakati oleh para pihak, yakni penyelesaian sengketa di luar pengadilan dengan cara konsultasi,negosiasi,mediasi,konsiliasi,ataupenilaianahli.Olehkarenaitu,arbitrase menurut UU tersebut bukan merupakan salah satu dari ADR, melainkan sebuah metode penyelesaian sengketa oleh pihak ketigadi luar pengadilan umum.12 Meski tidak dijumpai kasus sengketa yang pernah diputus oleh forum arbitrase sebelum Indonesiamerdeka,namunkaidahumumtentangarbitraseketikaitutelahmerupakan bagiandariHukumAcaraPerdatayangberlakupadaRaadvanJustitie(RvJ)dimasa kolonialBelanda,yaknidalamReglementopdeBurgerlijkeRechtsvordering(Rv)S. 1847 No. 52 jo S. 1849 No. 63.Kaidah tersebut terdapat dalam pasal-pasal 615-651 Rv.Pasal615ayat(1)Rvantaralainmenentukan:Iederkandegeschillenomtrentde regterwaaroverhijdevrijebeschikkingheeft,aandeuitspraakvanscheidsmannen onderwerpen.(Adalahdiperkenankankepadasiapasaja,yangterlibatdalamsuatu sengketayangmengenaihak-hakyangberadadalamkekuasaannyauntuk melepaskannya,untukmenyerahkanpemutusansengketatersebutkepadaseorangatau beberapa orang wasit). R. Subekti, Loc. Cit., h. 39.13Salahsatubuktinyaadalahketikaituadadiantaraperkumpulanparapedagangyang memilikipanitiaarbitrasesendiri.Dapatdikemukakandisini,misalnya:Panitia Arbitrase dari Organisasi Exporteur Hasil Bumi Indonesia, disingkat O.E.H.I. Nama ini diketahui dari Putusan MahkamahAgung RI Nomor 1/1959 Pem. Put. Wst. tanggal5September1959,PutusanWasitdalamperkaraantaraIndonesiaCottonTradingCo. Ltd.lawanFirmaRayun;dalamMajalahHukumdanMasyarakatNo.1-2-3Tahun 1962,hlm.164.Periksa,Setiawan,AnekaMasalahHukumdanHukumAcara Perdata. Bandung: Alumni,1992,h. 71. 6 meningkatnyatransaksiniaga,baiknasionalmaupuninternasional. Kompleksitasdantingginyapersaingandidalamtransaksiniaga,baik nasionalmaupuninternasionaltersebutsangatberpotensimenimbulkansengketa.Beragamsengketayangtimbuldarikegiatanbisnisatauaktivitas komersialitusecaraumumdapatdisebutsebagaisengketabisnisatau sengketakomersial14(selanjutnyadisebutdengansengketakomersial). Demikianluasnyapengertiankomersialsehinggameliputiseluruhaspek kegiatan bisnis. Oleh sebab itu, dalam rangka penulisan disertasi ini, sengketa komersialtidakditetapkansecaraspesifik.Sengketakomersialdimaksud diambilsecararandom(acak)darikasusyangadaberdasarkankebututuhan kajian ini. Bahkan sengketa komersial dimaksud tidak ditentukan berdasarkan jenis objek sengketanya maupun ragam kontrak bisnisnya.Sengketakomersialdidalampenulisandisertasiinisemata-mata dikajiberdasarkanperbedaansubjek-subjeksengketanya,sehinggahanya dibedakanatasduaprototipesengketakomersial.Pertama,sengketa

14SepertidapatdisimakdariTheUnitedNationsCommissiononInternationalTrade Law (UNCITRALArbitration Rules atau disingkat UAR Model Law on International CommercialArbitration,June21,1985)istilahkomersialdapatdibacasebagai berikut: The term commercial should be given a wide interpretation so as to cover mattersarisingfromallrelationshipsofacommercialnature,whethercontractualor not. Relationships of a commercial nature include, but are not limited to, the following transactions;anytradetransactionsforthesupplyorexchangeofgoodsorservices; distributionagreement;commercialrepresentationoragency;factoring;leasing; constructionofworks;consulting;engineering;licensing;investment;financing; banking;insurance;exploitationagreementorconcession;jointventureandother formsofindustrialorbusinessco-operation;carriageofgoodsorpassangerby air,sea,railorroad.Periksa,AlanRedfern&MartinHunter,LawandPracticeof International Commercial Arbitration. London: Sweet & Maxwell, 1991, h. 21. 7 komersialdomestik,yaitusengketayangterjadiantarasubjek-subjekatau parapihakorangIndonesiayangmelakukankontrakbisnissatusamalain, danobjeksengketanyaterletakdidalamnegeri.Kedua,sengketakomersial internasional(internationalcommercialdisputes),15yaitusengketayang melibatkanpihak-pihakatausubjek-subjekasing,baikindividumaupun lembagaswastayangberlainankewarganegaraan,sengketatersebutterjadi dari kontrak16 bisnis internasional. Berdasarkanperspektifcarayangdipilihuntukmenyelesaikankedua prototipesengketatersebutdimukaadakalanyajugamemilikiperbedaan. Sengketakomersialdomestikpadaumumnya,bahkanhampirdapat dipastikan subjek-subjek sengketanya cenderung membawa sengketa mereka untukdiselesaikandipengadilannegeri.Memilihforumarbitraseuntuk menyelesaikan sengketa komersial tipe yang pertama belum menjadi bagian

15 International disputes covers not onlydisputes betweenstatesas such, but also other casesthathavecomewithintheambitofinternationalregulation,beingcertain categoriesofdisputesbetweenstatesontheonehand,andindividuals,bodies corporate,andnon-stateentitiesontheother".Jadisuatusengketatergolong internasionalbilamanamenyangkut:(i)negaradengannegara;(ii)negaradisatu pihakdenganindividudilainpihak;(iii)negaradenganorganisasiataubadanhukum(bodiescorporate);dan(iv)antaralembagaswastaatauindividusatusamalain.Semuanyaitusepanjangberadadalamlingkuppengaturaninternasional.Atau sepanjangmenyangkutpihak-pihakyangberlainankebangsaannya.LihatJ.G.Starke, Introduction to International Law. Ninth Edition, 1984, h. 463. 16Kontrakinternasional dalam pengertian ini, adalah "... contracts with elementsin two ormorenation-states.Suchcontractsmaybebetweenstates,betweenastateandaprivateparty,orexclusivelybetweenprivateparties..."LihatHansSmitetal.,InternationalContracts.ParkerSchoolofForeignandComparativeLaw, Columbia University, Matthew Bender, 1981, h. 4.8 dariperilakuparapihakdomestik.17Sementaraitumemilihforumarbitrase umumnya dilakukan oleh pihak asing dalam rangka menyelesaikan sengketa komersial internasional. Dari pembacaan beberapa literatur diketahui bahwa praktikpadabeberapanegaramajumenunjukkanbahwauntuk mempersiapkanpenyelesaiansengketatipekeduaituhampirsetiapkontrak bisnisinternasionalmencantumkanklausula18pemilihanforumarbitrase. Bahkandalamkaitannyadenganpilihanforumarbitraseini,A.J.vanden Bergsecaraekstrimmenyebutkanbahwa"...bevatongeveer90%vande internationalecontracteneenarbitraalbeding."19Untukkasusnegara-negaralainsinyalementersebutmungkinsajabenarsepertiitu.Namun belum dapat dipastikan apakah keadaan di Indonesia juga semacam itu. Oleh

17DiIndonesiakehadiranBadanArbitraseNasionalIndonesia(BANI)ternyatabelum mampumerangsangpelakubisnisyangbersengketauntukmemberikankepercayaan pada lembaga arbitrase. Keadaan tersebut dapat disaksikan dari data yang ada di BANI, sejaktahun1979sampaidengantahun2001ternyatahanyaterdapat211kasusyang masuk.Dari211kasustersebutyangberhasildiputussebanyak129kasus.Kemudian yang dicabut atau batal (tanpa diketahui alasannya) sebanyak 58 kasus, dan yang dalam prosesadministrasiatauditundasebanyak24kasus.DatadiatasdiperolehdariBANI pada tanggal 15 Juli 2002. Bdgk. Adi Sulistiyono, MengembangkanOp. Cit., h. 89. 18 Millions of contracts, insurance policies, leases, franchise and employment agreement, and other business and personal arrangements include arbitration clause. Such clauses bind the parties to arbitrate disputes that may arise over the meaning or application of the language in the contract. LihatRobert Coulson, Business Arbitration What You Need to Know. (revised third edition), New York: AAA, 1987, h. 9. 19LihatA.J.vandenBergetal.,ArbitrageRecht.W.E.J.TjeenkWillink-Zwolle,1988,h.137;SudargoGautamaseakanmemperkuatsinyalemendiatasdengan menyebutkan:Menurutkenyataankontrak-kontrakdagangInternasionalhampir seluruhnyamemuatsuatuklausulaarbitrase.Arbitrasememangsengajatelahdipilih olehmerekayangberkecimpungdalamperdaganganinternasionalkarenamereka umumnyakurangmempercayaibadan-badanperadilannegara-negaraberkembang, termasuk juga sistem hukumdan peradilan di Indonesia. Lihat S. Gautama, Masalah-MasalahBaruHPI.Alumni,1984,h.45-46.Cf.,TheHon.Mr.JusticeKERR, International Arb. v. Litigation; The Journal of Business Law. 1980, h. 165.9 karenaadakalanyajuga,kontrakbisnisinternasionalyangdisepakatioleh pengusahaswastaasingdenganpengusahaswastaIndonesiatidak mencantumkanklausulaarbitrase sebagaimana lazimnya.Kalaupunpilihan-pilihanuntukmenyelesaikansengketakomersial internasionalitudiarahkankepadaforumarbitrasedenganjalan mencantumkan klausula arbitrase di dalam kontrak bisnis, boleh jadi hal itu karenapihak-pihakdihadapkankepadapilihanyangtidakmudah.20Di samping itu, seandainya yang dikehendaki oleh para pihak itu tidak sekedar penyelesaiansengketamelainkanparapihakjugamenghendakiadanya putusanyangmengikatdaripenyelesaiansengketatersebut,makapilihan tentutidakakandiarahkankepadapenyelesaiansengketaalternatifyang tergolongnon-adjudicatoryprocedures.21Olehkarenapenyelesaian

20SejakzamanOrdeBaru,sistemhukumdanperadilandiIndonesiamemangdianggap kurangdapatmemberikanrasakeadilankepadapihak-pihakyangbersengketa.Hal demikiansangatdirasakanolehpihak-pihakterlebihlagiolehpihakasingmanakala berperkaradipengadilandiIndonesia.Kondisisemacamituditambahpulaoleh informasiyangkurangbertanggungjawabyangsengajaatautidakdisampaikanoleh sejumlahpihakyangmemilikiketerkaitandenganpihakasingyangbersengketadi Indonesia.BahkandisinyaliradasejumlahkantorkonsultanhukumdiIndonesia yangtidaksegan-seganmemberiadvishukumkepadapengacaradiluarnegeridengan membeberkan keadaan yang dianggap kurang memadai dari sistem hukum dan peradilan diIndonesia.Lebihdariitubahkanadasementarakantorkonsultanhukumyang mengatakan:diIndonesiafihakasingtidakakanmendapatkanperadilanyangbaik. PilihanjurisdiksiperadilandiPengadilanNegeriJakartadianggapsebagaikurangmemberikankepastianbagipihakluarnegeri.LihatS.Gautama,Masalah-Masalah Baru Hukum Perdata Internasional. Bandung:Alumni, 1984, h. 46-47. 21SerupadenganNegotiation,Mediation,Conciliation,sebagaicaraalternatif penyelesaian sengketa, di dalam penyelesaian sengketa internasional juga dikenal cara-carayangtermasukdalamNon-AdjudicatoryproceduresdiantaranyaadalahEnquiry, GoodOffices,danUNinvolvement.LihatDavidH.Ott,PeacefulSettlementof Disputes; dalam Public International Law in the Modern World. London: The Bath Press, 1987, h. 333-335. 10 sengketaalternatifsemacamnegosiasi,mediasi,dankonsiliasisudahjelas tidak dapat menghasilkan putusan (award) yang mengikat para pihak. Memangmekanismepenyelesaiansengketaalternatifyangpaling sederhanadanbiasanyaprosesnyajugapalingcepatadalahmelalui negosiasi22 di antara para pihak atau para penasihat (adviser) mereka. Bahkan negosiasidiantaraparapihakdianggappalingmendekatipenyelesaian sengketasecaradamai,karenaparapihaksendiriyangpalingmengetahui kekuatansertakelemahandarikasusmerekamasing-masing.Apabila mereka memerlukan nasihat mengenai sengketa yang dihadapi, mereka selalu dapatmemintanasihatdariparakonsultanhukum(lawyers),paraakuntan, paraahliteknik(engineers),maupunahli-ahliyanglainnya.Namun demikian,negosiasisangatmemerlukansikapyangnetralsertaobjektifdi samping tentu saja kehendak untuk berkompromi.Di samping itu, negosiasi selalumungkinuntukdilakukan,bahkansetelahmetodepenyelesaian sengketa yang lain dijalankan.

22Negosiasi(negotiation),termasukkedalamkelompoknon-adjudicatorymethodsof settlement,secaraesensialnegosiasiberartipertukaranpendapatdanusulantarpihak sengketauntukmencarikemungkinantercapainyapenyelesaiansengketasecaradamai. Negosiasitergolongmetodeyangpalingtuayangdikenaldidalamhubunganinternasional.Metodeinipunditerimasecarauniversaldanyangpalingumum dipakaiuntuk menyelesaikan sengketa internasional. Negosiasi merupakan suatu proses yangdidalamnyasecaraeksplisitdiajukanusulsecaranyatauntuktercapainyasuatu persetujuan.Negosiasimelibatkandiskusilangsungantarpihaksengketa.Periksa, Mohd.BurhanTsani,HukumdanHubunganInternasional.Yogyakarta:Liberty, 1990, h. 108. 11 Namundemikian,meskisecarateoretisnegosiasimemangtergolong carapenyelesaiansengketakomersialyangdianggappalingsederhanadan palingcepat,akantetapisepertidikemukakandiatas,kadang-kadangpara pihakmenghendakiagarsengketamerekadiputusolehlembagayang putusannyamengikat.Olehkarenaitu,parapihakbiasanyaakanmenempuh jalanlain,baikmelaluipengadilanataubahkansecarakhususmemilih penyelesaian lewat forum arbitrase. Sesungguhnyapersoalanpenyelesaiansengketabagiparapelaku bisnis, itu bukan merupakan fokus utama perhatian mereka. Sejak awal tujuan merekamemangberbisnisdansamasekalibukanuntukbersengketa. Perhatianutamaparapelakubisnisadalahpadapemenuhanprestasiatau pelaksanaanhakdankewajibandarimasing-masingpihakdanbukanpada sengketa maupun upaya penyelesaiannya. Akantetapi,didalamkehidupanini,apalagidalaminteraksibisnis, kadang-kadangsesuatuperistiwayangtidakdidugaterjadidansamasekali tidakdapatdihindari.Apabiladariperistiwaitukemudianberkembang menjadisuatupertikaiantentangberbagaimasalahbisnisdansemakin kompleks,apalagisudahmenyangkuthal-halyangsangatsubstansialdalam interaksi mereka, maka perselisihan semacam itu tidak dapat dibiarkan. Oleh karenaitu,tatkalatimbulkeadaansemacamitusebagaiakibatdaripelaksanaanhakdankewajibanmereka,padaumumnyamerekaterlebih 12 dahulu akan membawa hal tersebut untuk dibahas bersama penasihat hukum (lawyer)mereka.Dalampembicaraantersebuttentusajatermasukmenentukan di mana sengketa tersebut hendak diselesaikan. Demikianpulaketikaawalkesepakatanbisnisdibuatdankontrak bisnisdisepakati,padaumumnyaparapelakubisnistidaksecarakhusus memikirkanuntukmemilihforumpenyelesaiansengketa.Bagimereka klausulapenyelesaiansengketayangdituangkandidalamsetiapkontrak bisnis, bukanlah sesuatu yang terlalu dipersoalkan, sehingga hal itu seringkali dianggap sebagai sesuatu yang ada secara built-in di dalam setiap kontrak dan tidak harus selalu merupakan kehendak dari para pihak. Anggapantersebutmemperolehpembenarandarisejumlahkonsultan hukum pengusaha yang dipilih sebagai informan dalam penelitian ini. Bahwa sejakkontrakbisnisdisepakati,untukmenentukanklausulapenyelesaian sengketa, pelaku bisnis senantiasa menyerahkan kepada konsultan hukumnya. Walaupunhalitutidakberartiparapelakuusahatidakmemilikikehendak untukmemilihforumlainsebagaitempatmenyelesaikansengketaselain pengadilannegeri,namunsetidaknyamerupakanindikasibahwaterhadap persoalandiluarpersoalanbisnis,acapkaliparapengusahatidakhendak terlalu jauh mencampuri. Dengan demikian forum mana pun yang dipilih dan dijadikansebagaiklausulapenyelesaiansengketadidalamkontrak,bagi 13 pihak-pihakmateril,23dalamhaliniparapengusaha,hampirtidakada masalah.Yangpalingutamabagimerekasesungguhnyaadalahtidak terganggunyakegiatanbisnisolehberbagaiperselisihandiantaramereka. Padaumumnyaparapengusahahanyamenghendakiagarsengketayang dihadapidenganmitrausahanyatidakmenyebabkanterganggunyakegiatan bisnismereka.Merekajugatidakinginbilakasussengketayangmelibatkan dirinyaterbukaluasdiketahuipihak-pihaklainyangtidakberkepentingan, sehingga berakibat tidak menguntungkan aktivitas bisnisnya.Mengingatkomitmendanorientasiparapengusahaitusemata-mata terhadapprofitdanbukanpadasengketaataupunprosespenyelesaiannya, makamenjaditugasparakonsultannyauntukmemberitahuapayang seharusnyadansebaiknyadilakukan.Salahsatutugasyangdilakukan konsultanhukumpengusahatentusajamemberiinformasitentangberbagai halkepadakliennyasecarabaikdanbenar.Demikianpuladalamkonteks penyelesaian sengketa bisnis yang akan atau sedang dihadapi. Para konsultan tentuakandanharusberusahauntukmeyakinkankliennyaagarmenempuh upayayangrelatiflebihkecilrisiko24bisnisnya.Bilamemilihpengadilan

23Pihak materiil dalam perkara adalahorang yang mempunyai kepentingan langsungdi dalamperkarabersangkutan,baiksebagaiclaimant(orangyangmembuat tuntutan/penggugat)maupunsebagairespondent(orangyangdijadikansebagai tertuntut/tergugat).Periksa,SudiknoMertokusumo,HukumAcaraPerdata Indonesia.Yogyakarta: Liberty, 1985h. 47-48. Bdgk. M. Yahya Harahap, Arbitrase. Jakarta:Sinar Grafika, 2001, h. 132-133.24Secaraetimologi,risikoadalahakibatyangkurangmenyenangkan(merugikan, membahayakan)darisuatuperbuatanatautindakan.Periksa,KamusBesarBahasa 14 sebagaitempatpenyelesaiansengketadianggapolehparapelakubisnis memilikirisikobisnisyangbesar,makamemiliharbitraseuntuk menyelesaikansengketabisnisdianggapmemilikirisikobisnisrelatiflebih kecil.Itulahyangkemudiandikenalsecaraumumbahwamekanisme penyelesaian sengketa lewat arbitrase dianggap memilikikeunggulan.25

Namundemikian,memilihforumarbitraseuntukmenyelesaikan sengketabisnisdenganasumsilebihmenguntungkankarenaarbitrase memiliki keunggulan dan risiko bisnisnya relatif lebih kecil, faktanya belum tentuselaludemikian.Ambilcontohsatuhalsaja,berkenaandengan putusanarbitrase.Sebagaimanadiketahuibahwaforumarbitrasetidak memilikikewenanganpublikuntukdapatmengeksekusisendirisetiap putusanyangdijatuhkannya.Dengandemikian,suatuputusanarbitrase,di manapunputusantersebutdijatuhkan,akanselalutidakmemilikititel Indonesia.Jakarta:BalaiPustaka,1990,hlm.751.Jadiyangdimaksuddenganrisiko bisnisdalamkontekspembahasanpilihanforumpenyelesaiansengketadimuka adalah: akibat yang merugikan atau membahayakan kegiatan bisnis yang akan dialami oleh pihak-pihakyang terlibat langsungmaupun tidak langsungsebagai pelaku bisnis, apabilamerekakelirumenentukanpilihanforumdalamrangkamenyelesaikan sengketa yang sedang dihadapi.25Keunggulan arbitrase di antaranya: (i) para pihak yang bersengketa dapat memilih para arbiternya sendiri yang dipercayai memiliki integritas (integer =utuh/keutuhan pribadi), kejujuran,keahlian,danprofesionalismedibidangnyamasing-masing(namun demikian, sama sekali tidak mewakili pihak yang memilihnya). Artinya, orang tersebut adalahindependendanbukanpenasihathukumnya;(ii)prosespemeriksaansengketa dalammajelisarbitraseitukonfidensial,sehinggamenjaminrahasiasertatidakada publisitasyangtidakdikehendaki;(iii)tatacaraarbitraselebihinformaldibandingkan denganberacaradipengadilan,sehinggahubungankomersialparapihakdikemudian harisetelahprosespenyelesaiansengketatidakharusterganggusepertihalnyajika penyelesaiansengketadilakukanlewatpengadilandengansegalaformalitas 15 eksekutorial (executoriale titel)26 sebelumputusan tersebut diserahkan dan didaftarkan oleh arbiter atau kuasanya kepada Panitera Pengadilan Negeri.27 Bahkanuntukputusanarbitraseinternasionalditentukansetelahputusan tersebutdiserahkandandidaftarkanoleharbiterataukuasanyakepada PaniteraPengadilanNegeriJakartaPusat,danbarudapatdilaksanakandi Indonesiasetelahmemperoleheksekuatur(exequatur)28dariKetua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.29 Berbicara mengenai keterlibatan pengadilan negeri di dalam rangkaian prosesarbitrasetidaksekedarmenyangkutpersoalaneksekuaturuntuk kepentingan eksekusi putusan arbitrase. Bahkan pengadilan negeri terlibat di dalamrangkaianprosesarbitrasesejakawalsampaidenganpelaksanaan putusan.Artinyakewenanganpengadilannegeritidaksekedarsebagai penerimapendaftarandanpemberieksekuatur,melainkanjugamenunjuk arbiterataumajelisarbitrase,30apabilaparapihaktidakdapatmencapai kesepakatanmengenaipemilihanarbiteratautidakadaketentuanyang beracaranya.H.PriyatnaAbdurrasyid,Arbitrase&AlternatifPenyelesaian Sengketa. Jakarta: Fikahati Aneska-BANI, 2002, h. 63-64. 26Titeleksekutorialadalahalashakeksekutorial,tulisanyangmemberikandasaruntukpenyitaandanlelangsita.Putusanyangmempunyaikekuatanpasti(krachtvan gewijsde).27Pasal59 ayat (1) UU Nomor 30 Tahun 1999. 28Adalah pernyataan dapat dilaksanakan suatu keputusan pengadilan; khusus pernyataan setuju dengan pelaksanaan keputusan (fiat executie), dari Ketua Pengadilan Negeri atas putusanwasit.LihatN.E.Algraetal.,FockemaAndreaeKamusIstilahHukum. Bandung: Binacipta, 1977, h. 129. 29Pasal67 ayat (1) juncto Pasal 66 huruf d UU Nomor 30 Tahun 1999. 30Pasal 13 ayat (1) UU Nomor 30 Tahun 1999.16 dibuat mengenai pengangkatan arbiter. Demikian pula dalam suatu arbitrase adhoc,setiapketidaksepakatandalampenunjukanseorangataubeberapa orangarbiter,parapihakdapatmengajukanpermohonankepadaKetua Pengadilan Negeri untuk menunjuk seorang atau lebih arbiter.31 Didalampraktik,pihakyangdikabulkantuntutannyaataupenasihat hukumnyabiasanyamemasukkanputusanarbitraseuntukdidaftarkan berdasarkansuratkuasadariparaarbitrator.Suratkuasayangmemberi kewenangankepadapihakyangdikabulkantuntutannyaataupenasihat hukumnyauntukmendaftarkanputusanarbitraseitubiasanyasudah termasukdidalamputusan.Namundemikian,menurutHukumIndonesia, surat kuasa untuk keperluan tersebut harus berisi kata-katayang tegasyang menyatakanluaslingkupdarikewenanganyangdidelegasikanolehpara arbiter kepada pihak yang menang atau penasihat hukumnya. Apabilapihakyangharusmelaksanakanputusanarbitrasetidak bersediamelaksanakannya,makaKetuaPengadilanNegeridapat memerintahkanagarpihakyangbersangkutanmelaksanakanputusan arbitrasedimaksudataspermohonansalahsatupihakyangbersengketa.32 AkantetapisebelumKetuaPengadilanNegerimemerintahkanuntuk melaksanakan putusan, terlebih dahulu memeriksa apakah putusan arbitrase

31Pasal 13 ayat (2). 32 Pasal 61 UU Nomor 30 tahun 1999. 17 dimaksud memenuhi ketentuan pasal 4 dan pasal 5, serta tidak bertentangan dengankesusilaan,danketertibanumum.33Dalamhalputusanarbitrase tidakmemenuhiketentuansebagaimanadimaksuddalampasal62ayat(2), KetuaPengadilanNegerimenolakpermohonanpelaksanaanputusandan terhadap putusan KetuaPengadilan Negeri tersebut tidak ada upaya hukum apa pun.34 BerdasarkanhasilpenelitianyangdiadakandiPengadilanNegeri JakartaPusatpadabulanJanuari2002berkenaandenganputusanarbitrase nasionalyangdidaftarkanuntukdilaksanakan,menunjukkanbahwajumlah putusanyangdidaftarkanturundari19putusanpadatahun1999menjadi hanyaenamputusansajapadatahun2001,walaupunperintahpelaksanaan diberikansembilankalipadatahun1999dantidakadasamasekalipada tahun 2000 dan 2001.35Sebagaimana telah diuraikan di muka, bahwa yang berwenangmenanganimasalahpengakuandanpelaksanaanputusan arbitrase internasional adalah Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.36

Berkaitandenganpersoalanpengakuandanpelaksanaanputusan arbitrase, terutama putusan arbitrase internasional di Indonesia, sejak dahulu

33 Pasal 62 ayat (2).34 Pasal 62 ayat (3). 35 Mulyana, et al., Indonesias New Framework For International Arbitration: A Critical AssessmentoftheLawandItsApplicationbytheCourt;MealeysInternational Arbitration Report. January, 2002, h. (1-32) 23. 36 Pasal 65 UU No. 30/1999. 18 tidakpernahadakepastianhukum.37PadahalsejakIndonesiameratifikasi KonvensiNewYork1958,38sejaksaatitupulabanyakpihakmenaruh harapanjikaputusanarbitraseasingakandapatdilaksanakandiIndonesia. Namun faktanya permohonan pengakuan dan pelaksanaan putusan arbitrase asingselalukandasdanditolak.Putusanberikutinimerupakansalahsatu contohkasusyangpermohonanpelaksanaannyaditolakolehMahkamah Agung. Secara ringkas, kronologis penolakan tersebut dapat disimak berikut ini: LondonArbitrationAwardsNo.1950,tanggal 12Juli1978,kasus antaraPTNizwarJakartavsNavigationMaritimeBulgare,varna,Blvd. Chervenoermeiski.Putusantersebutdimintakanfiateksekusimelalui PengadilanNegeriJakartaPusatdandenganpenetapanNo.2288/1979P., tanggal10Juni1981PengadilanNegeriJakartaPusattelahmengabulkan permohonanpemohon.ArtinyaputusanArbitraseLondonitudapat dieksekusi.NamundemikianPTNizwarJakartaselakutermohoneksekusi mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung. Melalui putusannya Nomor 2944 K/Pdt/1983MahkamahAgungmenyatakanbahwaputusanarbitraseasing

37Sejakdasawarsadelapanpuluhan,tatkalaarbitrasesebagaisalahsatuforumtempat penyelesaiansengketa,mulaipopulerdigunakanolehkalanganpengusahasebagai forumalternatifdiluarpengadilannegeri,sampaidengantahun1990,tatkala diterbitkanPeraturanMahkamahAgung(PERMA)Nomor1Tahun1990,persoalan pengakuan dan pelaksanaan putusan arbitrase asing, keadaannya masih tidak menentu. 38Dengan instrumen ratifikasi Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 34 Tahun 1981.19 seharusnyadinyatakantidakdapatditerima.Diantaraalasanpenolakan MahkamahAgung,sehinggaputusanarbitraseLondonitutidakdapat dilaksanakanketikaitu,antaralainkarenabelumatautidakadaperaturan pelaksanaan (implementing regulation) untuk Konvensi New York 1958.39 Biladibandingkandengankeadaandiwaktuyanglalu,setelah undang-undangarbitrasediundangkanpun,berkenaandenganmekanisme, sertaprosedurpengakuandanpelaksanaanputusanarbitraseinternasional tampaknya masih sama saja dengan keadaan tatkala masih berlaku Peraturan Mahkamah Agung (PERMA)Nomor 1 Tahun 1990.40Kalau pun ada yang berbeda,sesungguhnyaperbedaanitutidakmemilikiarti.Olehkarenaitu, 39PadadasarnyauntukKonvensiNewYork1958yangdisahkanolehPemerintahRI denganinstrumenratifikasiberupaKeputusanPresidenNomor34Tahun1981pada prinsipnyatidakperluimplementingregulation.Namundemikianpertimbangan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2944 K/Pdt/1983 antara lain menyebutkan: Bahwa selanjutnya mengenai Keputusan Presiden RI Nomor 34 Tahun 1981 tanggal 5 Agustus 1981danlampirannyatentangmengesahkanConventionontheRecognitionand EnforcementofForeignArbitralAwardssesuaidenganpraktikhukumyangberlaku masihharusadaperaturanpelaksanaannyatentangapakahpermohonaneksekusi putusanhakimarbitrasedapatdiajukanlangsungpadapengadilannegeri,kepada pengadilannegeriyangmanaataukahpermohonaneksekusidiajukanmelalui MahkamahAgungdenganmaksuduntukdipertimbangkanapakahputusantersebut tidakmengandunghal-halyangbertentangandenganketertibanumumdiIndonesia. LihatS.Gautama,IndonesiadanArbitraseInternasional.Bandung:Alumni,1986, hlm.112-113.Bdgk.ErmanRajagukguk,ArbitrasedalamPutusanPengadilan. Jakarta: Chandra Pratama, 2001, h. 40.40KetikaituberdasarkanPeraturanMahkamahAgungPERMANomor1Tahun1990, putusan arbitrase asing hanya diakui serta dapat dilaksanakan di dalam wilayah hukum Republik Indonesia apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (i) dijatuhkan oleh suatubadanarbitraseatauarbiterperorangandisuatunegarayangbersama-sama denganIndonesiaterikatdalamsuatukonvensiinternasionalperihalpengakuanserta pelaksanaan putusan arbitrase asing. Pelaksanaannya didasarkan atas asas timbal balik (resiprositas);(ii)putusan-putusanyangmenuruthukumIndonesiatermasukdalam 20 seandainyamaksudparapihakmelakukanpilihanforumarbitrasehanya didasari oleh asumsi karena arbitrase memiliki keunggulan dan terjamin dari publisitas yang kurang menguntungkan,alasan itu saja belum cukup. Fakta dimukacukupmembuktikanbahwa,putusanarbitrasebelummandiri, belum final, dan belum mengikat.Buktibahwaputusanarbitrasebelummandiri,dapatditengokdari ketentuanmengenaiputusanarbitraseterlebihdahuluharusdiserahkan dan didaftarkan kepada panitera pengadilan negeri, dengan ancaman sanksi tidakdipenuhinyaketentuandalampasal59ayat(1)berakibatputusan arbitrasetidakdapatdilaksanakan.41Normatersebuttidakhanyamenjadi bukti bahwa putusan arbitrase belum mandiri, namun sekaligus secara tegas telah mensubordinasikan putusan arbitrase terhadap kewenangan pengadilan negeri.Kemudian,putusanarbitrasejugaternyatamasihbelumfinal.Buktinya:Dalamhalparapihaktidakmelaksanakanputusansecara sukarela,makaputusandilaksanakanberdasarkanperintahKetua PengadilanNegeriataspermohonansalahsatupihakyangbersengketa.42

Hakikatdariketentuanitusebenarnyamerupakanupayahukumyang diberikankepadapihakyangbersengketadalamforumarbitrase,tatkala ruang lingkup Hukum Dagang; (iii) putusan yang tidak bertentangan dengan ketertiban umum; (iv) setelah memperolehexequatur dari Mahkamah Agung RI. 41 Pasal 59 ayat (1) junctoayat (4) UU No. 30 Tahun 1999. 21 pihaklawannyatidaksecarasukarelamelaksanakanputusanyangtelah dijatuhkan.Apalagibiladiperhatikanketentuanberikutnya,43akantampak sekalibetapaputusanarbitraseitubarudapatdilaksanakansetelahputusan arbitraseitudibubuhiperintahKetuaPengadilanNegeri.Artinya,dalam keadaansalahsatupihaktidaksecarasukarelamelaksanakanputusan arbitrase, maka forum arbitrase sebagai pemutus sama sekali tidak memiliki kewenangan apa pun untuk dapat memaksakan putusan yang dijatuhkannya agar dapat dilaksanakan oleh pihak yang menolak untuk melaksanakannya.B.PerumusanMasalah Ketikakondisilembagaperadilansemakinmengalamikrisis kepercayaandankrisiskewibawaandarimasyarakat,kajiantentangpilihan forumarbitraseuntukmenyelesaikansengketakomersialmemilikialasan yangmemadaiuntukdilakukan.Untukitutemastudidalamrangka penyusunan disertasi iniadalahPilihan Forum Arbitrase dalam Sengketa Komersial untuk Penegakan Keadilan.Terdapattigapermasalahanyanghendakdikajimelaluipenulisan disertasiini,yaitu:Pertama,apakahbenarforumarbitrasedipilihuntuk menyelesaikansengketakomersialolehkalanganbisnisatasdasaralasan 42 Pasal 61 UU No. 30 Tahun 1999. 43PutusanarbitraseyangtelahdibubuhiperintahKetuaPengadilanNegeri,dilaksanakan sesuaiketentuanpelaksanaanputusandalamperkaraperdatayangputusannyatelah mempunyai kekuatan hukum tetap. Lihat, Pasal64 UU No. 30/1999. 22 agarmaterisengketadanparapihakterjaminkerahasiaannyaserta putusannyadianggaplebihmemuaskanbiladibandingkandenganputusan pengadilan?Kedua, benarkah terdapat faktor-faktor internal dari pengadilan negeriyangselamainidianggapkurangmenguntungkanolehkomunitas pelakubisnissehinggamerekalebihsukamemilihforumarbitraseuntuk menyelesaikan sengketa mereka?Ketiga, benarkah putusan forum arbitrase itubersifatfinaldanmengikatparapihakkarenatidakmengenalupaya hukumbandingdankasasi,sehinggamelaluiforumarbitraseparapihak dapatlebihcepatmemperolehhakyangdituntutnyabiladibandingkan dengan menuntut hak melalui pengadilan negeri? Bertolakdariketigamasalahdimuka,studiinidapatdiproyeksikandalam masalah utama sebagai berikut:Mungkinkahforumarbitrasedimasadepandapatdikembangkan sebagaisalahsatuforumkhususuntukmenyelesaikansengketa-sengketa komersialdiluarpengadilannegeriyangmemilikikewenanganpublikuntuk mengeksekusiputusannya,sehinggaputusanarbitraselebihmencerminkan penegakan keadilansubstansial yang bermartabat? 23 C.Kerangka Pemikiran Sebagaisuatufenomenasosial,sengketaataukonflik44akanselalu dijumpaidalamkehidupanmanusiaataukehidupanbermasyarakat.45Dalam setiapmasyarakattelahberkembangberbagaitradisimengenaibagaimana sengketaditangani.Sengketatidakhanyadapatdiatasidenganjalan mengajukannyakeforumpengadilan,melainkanterdapatanekaragamcara yangdapatditempuhmasyarakatuntukmenyelesaikansengketa.46Dalam menyelesaikansengketa,masyarakatdapatmenempuhberbagaicara,baik 44Konflikadalahsegalabentukinteraksiyangbersifatoposisiatausuatuinteraksiyang bersifatantagonistis(berlawanan,bertentanganatauberseberangan).Konflikterjadi karena perbedaan, kesenjangan, dan kelangkaan kekuasaan, perbedaan atau kelangkaan posisisosialdanposisisumberdayaataudisebabkansistemnilaidanpenilaianyang berbedasecaraekstrim."LihatKusnadietal.,TeoridanManajemenKonflik (Tradisional, Kontemporer & Islam). Malang: Taroda, 2001, h. 11. 45 Georg Simmel antara lainmengungkapkan:the individual does not attain the unityofhispersonalityexclusivelybyanexhaustiveharmonization,Onthecontrary, contradictionandconflictnotonlyprecedethisunitybutareoperativeinit.Lihat, ValerineJ.L.Kriekhoff,Mediasi(TinjauandariSegiAntropologiHukum);dalam T.O.Ihromi(ed),AntropologiHukumSebuahBungaRampai.Jakarta:Yayasan OborIndonesia,1993,h.224.SementaraituSchuytmemperkenalkanbentuk-bentuk penyelesaiankonflikyangterbagidalam6(enam)subkategori,yaitu:Kelompok Pertama,Penyelesaiansepihak(penyerahansementara,menghindarkan diri/meninggalkan,penyerahan);Kelompokkedua,Dikelolasendiri(denganundian, kesepakatan,perundingan);Kelompokketiga,Pra-juridis(pemakaianjasapenengah, sidang/musyawarah,perdamaian,pengaduan);Kelompokkeempat,Juridisnormatif (proses pidana, proses perdata, proses administratif, sidang pengadilan, proses singkat, arbitrase); Kelompok kelima, Juridis-politis (bertahap tanpa kekerasan, tindakan politik danaksisosial,pembentukankeputusanlegislatif,penyelesaianmelaluisaluran pemerintah);Kelompokkeenam,Penyelesaiandengankekerasan(kekerasan).Lihat dalamRonnyHanitijoSoemitro,HukumdanMasalahPenyelesaianKonflik. Masalah-Masalah Hukum No. 2 Tahun 1993, h. 26-30.46Kebudayaanmanusiauntukmenampung,mengatasiataumenyelesaikansengketa-sengketadapatterdiriatas:(1)Membiarkansaja(lumpingit),(2)Mengelak (avoidance),(3)Paksaan(coercion),(4)Perundingan(negotiation),(5)Mediasi (mediation),(6)Arbitrase(arbitration),(7)Peradilan(adjudication).PeriksaT.O. Ihromi, Beberapa Catatan Mengenai Metode Kasus Sengketa yang Digunakan dalam 24 melaluiforumformalyangtelahdisediakanolehnegara,sepertihalnya pengadilan,ataumelaluiforum-forumlainyangtidakresmidisediakanoleh negara.47Dalamhubungandengananekaragamcarayangdapatditempuh manusiauntukmenyelesaikansengketadiatas,terdapatbeberapateoriyang dapatdigunakansebagaisaranamelakukankajianberkaitandenganhal tersebut. Menurut teori voluntaristik dari aksi (voluntaristic theory of action) dariTalcottParsons,48individuselakuaktormemilikicara-caratertentu untukmencapaitujuannya.Aktormengejartujuandalamsituasidimana norma-normamengarahkannyadalammemilihalternatifcaradanalatuntuk mencapaitujuan.Norma-normaitutidakmenetapkanpilihannyaterhadap caraataualat,tetapiditentukanolehkemampuanaktoruntukmemilih. KemampuanitulahyangolehParsonsdisebutsebagaivoluntarism.Dalam pengertian lain, voluntarism adalah kemampuan individu melakukan tindakan dalamartimenetapkancaraataualatdarisejumlahalternatifyangtersedia dalam rangka mencapai tujuannya. Antropologi Hukum; di dalam T.O. Ihromi (ed), Antropologi HukumIbid., h. 210-212.47DalambahasaA.J.vandenBerg,pengadilandisebutdenganoverheidsrechtspraak (peradilan pemerintah) dan hakimnya disebut overheidsrechter (hakim pemerintah), karenabaiklembagamaupunhakimnyasecararesmidisediakanolehnegara. Sedangkanforumyangtidakresmidisediakanolehnegara,misalnyaforumarbitrase disebut dengan particuliere rechtspraak (peradilan swasta). Lihat A.J. van den Berg, ArbitrageOp. Cit., h. 7. 48GeorgeRitzer,SosiologiIlmuPengetahuanBerparadigmaGanda.(Penyadur: Alimandan), Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002, h. 48-49. Bdgk. Soerjono Soekanto, Talcott Parsons Fungsionalisme Imperatif.Jakarta: CV Rajawali, 1986, h. 25-27. 25 BerdasarkanpadateoriParsonstersebut,manusiaselakuaktor adalahpelakuaktif,kreatif,danevaluatifsertamempunyaikemampuan menilaidanmemilihalternatiftindakan,meskipunkondisidannormaserta situasi penting lain kesemuanya membatasi kebebasan aktor. Oleh karena itu, tindakanmelakukanpilihanforumuntukmenyelesaikansengketadiluar pengadilan pemerintah, merupakan ekspresi kemauan bebas dari aktor dalam memilih berbagai alternatif tindakan dalam rangka mencapai tujuannya. Di samping itu, memilih forum untuk menyelesaikan sengketa di luar pengadilanpadadasarnyamerupakanhasildariinteraksisosialdalam masyarakatyangterjadiberdasarkanpenafsiranfenomenologi,yaitu berlangsungatasmaksud,pemaknaan,dantujuan,bukandidasarkanatas prosesmekanikdanotomatik.Selainitutentusajapilihanforum penyelesaiansengketamerupakansalahsatubentukketerlibatanlangsung manusiasebagaianggotamasyarakatdalampelaksanaanhukum.Sedangkan keterlibatanmanusiadalampelaksanaanhukummemperlihatkanadanya hubungan antara budaya dan hukum. Budaya hukum inilah yang menentukan sikap, ide-ide, nilai-nilai seseorang terhadap hukum di dalam masyarakat.49

Budayahukumadalahtanggapanumumyangsamadarimasyarakat tertentuterhadapgejala-gejalahukum.Tanggapanitumerupakankesatuan pandanganterhadapnilai-nilaidanperilakuhukum.Jadibudayahukum

49Op. Cit.,h. 11.26 menunjukkantentangpolaperilakuindividusebagaianggotamasyarakat yangmenggambarkantanggapan(orientasi)yangsamaterhadapkehidupan hukumyangdihayatimasyarakatbersangkutan.50Budayahukumsebagai sesuatu yang menjadi buah pikiran dan keyakinan manusia, keadaannya tidak statismelainkanberubah-ubahmengikutiperubahandalammasyarakat.51

Dengandemikianyangdisebutbudayahukumitutidaklainadalah keseluruhanfaktoryangmenentukanbagaimanasistemhukummemperoleh tempatnyayang logis dalam kerangka budaya milik masyarakat umum. Oleh karenaitu,budayahukumtidaksekedarberartihimpunanfragmen-fragmen tingkahlakudanpemikiranyangsalingterlepas.Akantetapidiartikan sebagaikeseluruhannilaisosialyangberhubungandenganhukum,berikut sikapyangmempengaruhihukum.Jaditermasukrasarespekatautidak respek kepada hukum, kesediaan orang untuk menggunakan pengadilan, atau tidakmenggunakanpengadilan52(karenalebihmemilihcara-carainformal untukmenyelesaikansengketa),danjugasikap-sikapsertatuntutan-tuntutan

50Hilman Hadikusuma, Antropologi Hukum Indonesia. Bandung: Alumni, 1986, h. 51. 51LawrenceM.Friedman,AmericanLawanIntroduction;HukumAmerikasebuah Pengantar, (alih bahasa: Wishnu Basuki).Jakarta: Tatanusa, 2001, h. 173.52Dinegara-negaraberkembang,pengadilanadakalanyadianggapperpanjangantangan kekuasaan,bahkandibeberapanegarapengadilandianggaptidakbersih,sehingga putusan-putusannyadianggaptelahmemihakyangmendatangkanketidakadilan. Alasan-alasanbudaya,menyebabkanmasyarakatcenderungmengesampingkan pengadilan sebagai tempat penyelesaian sengketa yang timbul di antara mereka. Lihat, ErmanRajagukguk,BudayaHukumdanPenyelesaianSengketaPerdatadiLuar Pengadilan dalam Jurnal Magister Hukum, Vol. 2 No. 4, Okt. 2000, h. 1-15 [1-2]. 27 pada hukum yang diajukan oleh kelompok etnik, ras, agama, dan kelas-kelas sosial yang berbeda.53 Budaya hukum54 bukan merupakan budaya pribadi, melainkan budaya menyeluruhdarimasyarakattertentusebagaisatukesatuansikapdan perilaku.Untukitusebagaimanadiutarakandimuka,kesepakatandalam penyelesaiansuatuperselisihanhukumtidakterlepasdaripolaorientasi hukumyangumumdalammasyarakat,55yangmerupakanpencerminan budayahukum,yaitupencerminandarinilai-nilaibudayamengenaihukum dankeadilanyangdirasakanmasyarakat,yangdikehendaki,dandibenarkan oleh masyarakat bersangkutan.56 Apabiladuaorangatauduapihakbersengketamengenaisesuatuhal atausesuatukepentingan,kemudianmerekamencaripenyelesaianmelalui

53Lawrence M. Friedman, On Legal Development. Rutgers Law Review, (alih bahasa:Rachmadi Djoko Soemadio), 1969, h. 27-30.54Budayahukummerupakankekuatandalammasyarakatyangpadaakhirnyaakan menentukanbagaimanahukumituditerimadandijalankandisitu.Kekuatantersebut berakarpadatradisi,padasistemnilai-nilaiyangdianut,yangpadaakhirnya menentukansikapdanperilakuanggotamasyarakatdalamkehidupanhukumnya. LihatdalamSatjiptoRahardjo,PeningkatanWibawaHukumMelaluiPembinaan BudayaHukum;MakalahpadaLokakaryaPembangunanBidangHukum Repelita VII. Jakarta BPHN, Juli 1997, h. 1-13, [3]. 55MasyarakatTimursepertiCinadanJepang,secaratradisionaltidaksukapada pengadilan.Pengadilandianggapsebagaitempatorang-orangjahat,yangtidak mematuhihukum.Secaratradisionalorang-orangCinadanJepangamatseganuntukmembawasengketa-sengketaperdatamerekakedepanpengadilan.Lihat,Erman Rajagukguk, Op. Cit. h. 1-2. 56HilmanHadikusuma,Op.Cit.,h.53.Disampingituuntukmenjagaharmoniserta karena alasan-alasan praktis, penyelesaian sengketa di luar pengadilan seperti arbitrase, danjugaforumnonlitigasiseperti:negosiasi,mediasi,dankonsiliasisemakin berkembangdiAmerikaSerikatmaupundiJepang.Lihat,LindaR.Singer,Settling Disputes-ConflictResolutioninBusiness,Families,andTheLegalSystem.San Fransisco, 1994, dalam Erman Rajagukguk, Op. Cit., h. 2. 28 institusihukumdiluarpengadilan,artinyapihak-pihakbersangkutan memilikipersepsitertentuterhadapinstitusihukumitu.Disampingkarena keyakinannya,tuntutannya,sertadorongankepentingan,masihterdapat faktor-faktor lain, seperti harapan dan juga penilaian positif terhadap institusi yangdipilihtersebut.57Olehkarenamenyelesaikansengketadiluarproses pengadilanhasilnyadianggaplebihmemenuhirasakeadilanbagipara pemilihnya,sehinggamemilihforumpenyelesaiansengketamerupakan asumsifundamental,yakniapayangdianggapadildantidakoleh masyarakat,sehinggamemilihforummerupakankomponensubstansifdari budaya hukum.58 Tercapainyakesepakatandalampenyelesaiansuatusengketahukum tidak terlepas dari pola orientasi hukum yang umum dalam masyarakat, yang merupakanpencerminanbudayahukum.Yaitupencerminandarinilai-nilai budayamengenaihukumdankeadilanyangdirasakanmasyarakat,yang dikehendaki,dandibenarkanolehmasyarakatbersangkutan.59Olehkarena budayahukumitumeliputiorientasipribadiyangberlatarbelakangpada pengetahuandanpengalamanseseorangyangmenyebabkanadanya

57Satjipto Rahardjo, Op. Cit., h. 167. 58EsmiWarassih,Op.Cit.,h.11-12.Budayahukumberhubungandengansikapdan perilaku.Dapatdisaksikanbetapabudayahukumdanperilakuhukummenjadifaktor penentuyangpenting,sehinggadapatdikemukakanbahwaketertibandanketeraturan dalammasyarakatataunegaratidakberakarpadahukumdanperundang-undangan, melainkanjugapadaperilakusubstansialdariwarganegaradisitu.Lihat,Satjipto Rahardjo, Peningkatan Wibawa Hukum Op. Cit., h. 1-3. 59Hilman Hadikusuma, Op. Cit., h. 53.29 penilaian, sehingga ia menyetujui atau menolak, atau mendiamkan peristiwa-peristiwa hukum yang terjadi. Disebabkan hal di atas, penilaian dan persepsi pihak-pihakdalammasyarakattentangadilatautidakadil,menguntungkan atau tidak dari proses penyelesaian sengketa lewat pilihan forum merupakan pencerminan budaya hukum masyarakat. Disampingmerupakanpencerminanbudayahukummasyarakat,tindakanmanusiauntukmelakukanpilihanforumpenyelesaiansengketaeratkaitannyadenganpersoalanperilakudankeyakinanindividuyang melakukannya. Untuk itu masih dalam konteks pilihan forum ini, dapat pula disebutkan teori tindakan beralasan (theory of reason action) dari Icek Ajzen dan Martin Fishbein,yang kemudian dimodifikasi sendiri oleh Ajzen dengan nama teori perilaku terencana (theory of planned behavior).Menurutteoriperilakuterencana,diantaraberbagaikeyakinanyang akhirnyaakanmenentukanintensidanperilakutertentuadalahkeyakinan mengenaitersediatidaknyakesempatandansumberyangdiperlukan. Keyakinanitudapatberasaldaripengalamandenganperilakuyang bersangkutandimasalalu,dapatjugadipengaruhiolehinformasitak langsungmengenaiperilakuituumpamamelihatpengalamantemanatau orang lain yang pernah melakukannya.60 Di samping berbagai faktor penting sepertihakikatstimulusitusendiri,latarbelakangpengalamanindividu, 30 motivasi,statuskepribadian,dansebagainya,memangsikapindividuikut memegangperanandalammenentukanbagaimanakahperilakuseseorangdi lingkungannya.Padagilirannya,lingkungansecaratimbalbalikakan mempengaruhi sikap dan perilaku. Interaksi antara situasi lingkungan dengan sikap,denganberbagaifaktordidalammaupundiluardiriindividuakan membentuksuatuproseskompleksyangakhirnyamenentukanbentuk perilaku seseorang.61 Namunmemang,perilakumanusiaitutidaklahsederhanauntuk dipahami dan diprediksikan. Begitu banyak faktor, internal dan eksternal dari dimensimasalalu,saatini,danmasadatangyangikutmempengaruhi perilakumanusia.Adapuntampilanteoriperilakuterencanadiatas dimaksudkan untuk menggambarkan bahwa pada dasarnya perilaku manusia itu tidak secara mekanik dan deterministik akan tetapi reaksi manusia masih lebihterikatpadahukum-hukumstimulus-responsyangberlaku.62Oleh karenaitu,teoripsikologimengenaiperilaku63manusiajugamemiliki 60SaifuddinAzwar,SikapManusia-TeoridanPengukurannya.(edisikedua), Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002, h. 11-13. 61Ibid., h. 14 62Ibid., h. 14-15. 63Berkenaandenganperilakudankeyakinanmanusiadapatlahdisimakdasarpsikologis darihukumberikutini:Dalamdirimanusiaterdapattigahasratataunafsu,yaitu hasratyangindividualistis(egoistisatauatomistis),hasratyangkolektivistis (transpersonalatauorganis),danhasratyangbersifatmengaturataumenjaga keseimbangan.Hasratyangindividualistisdanhasratyangkolektivistisselalusaling bertentangandanbertolakbelakang,sehinggahidupiniakanselalumerupakan pertentanganterusmenerusyangtajamantaraduahasrattersebut.Olehkarenaitu, dalamdirimanusiajugaadahasratyangbersifatmengaturataumengkompromikan. Hasrat ketiga itu bersifat mengatur atau menjaga keseimbangan, sehingga kedua hasrat 31 relevansidalamrangkamemahamitindakanmanusiauntukmelakukan pilihan forum penyelesaian sengketa. Mencarikan penyelesaian sengketa atau konflik di dalam masyarakat, denganhanyamenggunakanpendekatanilmuhukumsemata-matauntuk mengadakan analisis dan evaluasikerapkali tidak memadai. Untuk itu maka menggunakanpendekatanyanglazimdalamilmu-ilmusosialterutama sosiologidiharapkandapatmemberikanpenjelasandancarapemecahannya. Halitudisebabkanhukummerupakanabstraksidariinterelasidaninteraksi sosialyangdinamis.64Salahsatupendekatanyangrelevandengankonteks penulisandisertasiiniadalahpendekatankonflik.Pandanganparapenganut pendekatankonflikbertolakpangkaldarianggapandasarbahwakonflik merupakangejalayangmelekatpadasetiapmasyarakat.Sedangkansetiap masyarakatselaluberadadalamprosesperubahanyangtidakpernah berakhir.Setiapunsurdalamsuatumasyarakatmemberikansumbangan untukterjadinyadisintegrasidanperubahan-perubahansosial.Olehkarena itu,menurutpenganutpendekatankonflik,dalamsetiapmasyarakatselalu terdapatkonflikantarakepentinganpihakyangmemilikikekuasaan yangsalingbertentanganitudapatdikendalikan.Hasratyangbersifatmengaturitu menciptakankeserasiandanbersifatsintetissertamerupakandasarpsikologisdari hukum.Lihat, Sudikno Mertokusumo, Mengenal HukumOp. Cit., h. 27-28. 64Lihat,RonnyHanitijoSoemitro,StudiHukumdanMasyarakat.Bandung:Alumni, 1985, h. 20-37. 32 otoritatif,65yaitukepentinganuntukmemeliharadanmengukuhkanstatus quo pola hubungan kekuasaan yang ada, dengan kepentingan golongan yang tidak memiliki kekuasaan otoritatif.Itulah sebabnya mengapa para penganut pendekatankonflikyakinbahwakonflikmerupakangejalakemasyarakatan yang selalu melekat pada kehidupan setiap masyarakat. Seiringdenganpendekatankonflikdimuka,makasalahsatuteori sosialyangdigunakansebagaisaranaanalisishasilpenelitianiniadalah TeoriKonflikdariRalfDahrendorf.MenurutTeoriKonflik,masyarakat senantiasaberadadalamprosesperubahanyangditandaiolehpertentangan yangterusmenerusdiantaraunsur-unsurnya.Setiapelemenmemberikan sumbanganterhadapdisintegrasisosial,66sementaraituketeraturanyang terdapatdalammasyarakathanyalahdisebabkanolehadanyatekananatau pemaksaankekuasaan67dariatasolehgolonganyangberkuasa.Kekuasaan

65Pembagianwewenang(authority)yangtidakmeratamengakibatkantimbulnyadua kategorisosialdidalammasyarakat,yaitugolonganyangmemilikiwewenangdan golonganyangtidakmemilikiwewenang.Pembagianwewenangyangbersifat dikotomisdemikianitudianggapolehparapenganutpendekatankonflikmenjadi sumberterjadinyakonflik-konfliksosial,karenamenimbulkankepentingan-kepentinganyangberlawanansecarasubstansialmaupunberlawanandalamarahnya. Ronny Hanitijo Soemitro, Loc. Cit.,h. 27. 66Lihat, George Ritzer, Sosiologi.. Op. Cit., h. 25-26. Bdgk. Ralf Dahrendorf, Class and ClassConflictinIndustrialSociety.London:Routledge&KeganPaul,1959.Edisi IndonesiaditerjemahkanolehAliMandan,KonflikdanKonflikDalamMasyarakat Industri. Jakarta: CV Rajawali, 1986, h. 197-198.67Kekuasaan dan otoritas merupakan sumber-sumber yang menakutkan dan mereka yang memegangnyamemilikikepentinganuntukmempertahankanstatusquo.Dahrendorf mengatakanhalitumerupakankepentinganobjektif,yangterbentukdidalamperan-peranitusendiri,bersamaandengankepentinganataufungsidarisemuaperandalam mepertahankanorganisasiitusebagaikeseluruhanLihat,IanCraib,ModernSocial Theory: from Parson to Habermas (Teori-Teori Sosial Modern: dari Parson sampai 33 dan wewenang senantiasa menempatkan individu pada posisi atas dan posisi bawahdalamsetiapstruktur.Olehkarenaitu,Dahrendorfmenyebut masyarakatsebagaipersekutuanyangterkoordinasisecarapaksa (imperativelycoordinatedassociation).68Duniasosialkarenanyadistruktur kedalamkelompok-kelompokyangsecarapotensialmengandungkonflik. Dahrendorf69membedakangolonganyangterlibatkonflikituatasduatipe. Pertama, Kelompok semu (quasi-group) yaitu kumpulan dari para pemegang kekuasaanataujabatandengankepentinganyangsamayangterbentuk karenamunculnyakelompokkepentingan.Kedua,Kelompokkepentingan (interestgroup)terbentukdarikelompoksemuyanglebihluas.Kelompok kepentinganinimempunyaistruktur,organisasi,program,tujuan,serta anggotayangjelas.Kelompokkepentinganitulahyangmenjadisumber nyata terjadinya konflik di dalam masyarakat.Pada kasus penelitian tentang pilihan forum arbitrase dalam sengketa komersialini,keduatipekelompokyangdibedakanDahrendorfdimukadipastikankeduakelompoktersebutmerupakanbagiandariadanyakonflik. Pertamakonflikyangterjadidiantaraanggotakomunitaskelompok kepentingan (interest group) satu sama lain. Dalam hal ini para pelaku bisnis Habermas);Penerjemah:PaulS.BautdanT.Effendi.Jakarta:PTRajaGrafindo Persada, 1994, h. 92-94.68Ralf Dahrendorf, Konflik dan Konflik...Op. Cit., h. 204. 69George Ritzer, Sosiologi.. Op. Cit., h. 27. 34 yangmemilihforumarbitraseuntukmenyelesaikansengketakomersial, merekamerupakanbagiandarikonflikantarkelompokkepentinganyang masing-masingmemperjuangkankepentingandalambisnisnyauntuk menyelesaikan pertikaian di antara mereka.Selanjutnyaketikaputusanarbitrasetelahdiperolehdanakan dimohonkanpelaksanaan,potensikonflikterjadididalamkelompoksemu. Konflik kewenangan terjadi antara badan arbitrase sebagai pemutus sengketa denganpengadilannegerisebagaipemberieksekuatur.Halitusulituntuk dihindarkankarenasecaranormatifeksplisitdiatursebelumputusanbadan arbitrasedilaksanakan,terlebihdahululembarasliatausalinanotentik putusanarbitraseharusdiserahkandandidaftarkankepadaPanitera Pengadilan Negeri.Memilihforumarbitrasedalamrangkamenegakkankeadilanpada hakikatnya merupakan upaya untuk menegakkan ide-ide serta konsep-konsep yangnotabeneadalahabstrak.Olehkarenaitu,penegakankeadilanadalah mewujudkanide-idetersebutmenjadikenyataan.Prosesperwujudanide-ide itupadadasarnyamerupakanhakikatdaripenegakanhukum.Apabila berbicaramengenaiperwujudanide-ideyangabstrakmenjadikenyataan, makasebetulnyasudahmemasukibidangmanajemen(management).70 Dalamsuasanayangdemikianmakaperanansertakehadiranorganisasi 35 dalampenyelenggaraanhukumdewasainimerupakankeniscayaan. Berkaitandenganhaltersebut,menurutSatjiptoRahardjo,71problema-problemayangadasekaranginitidakbisadisamakandenganyangterjadi pada100tahunyanglaluketikatingkatperkembangansosialmasih sederhana,kehidupanhukumpunmasihbersifatintim,danlebihpersonal. Sedangkansekarangini,beragamproblemasudahmenjadimakinbesar, melibatkansejumlahbanyakorang,tugas-tugasyangharusdilaksanakan jugasemakinmenggunung,makadibutuhkansuatucarapenanganan bersama.Kalausuatukegiatansudahmelibatkankompleksitasyangbegitu tinggidanjumlahorangbegitubanyak,makatidakbisalainkecualiharus menjalankannyadalamkonteksorganisasi.Apabilasudahberbicara mengenaiorganisasi,tentuhalpokokyangdipikirkanadalahbagaimana organisasiituharusberjalandenganbaik.Sebagaimanatelahdiutarakandi muka,apabilapembicaraansudahmemasukipersoalanmenyangkutsuatu proses dalam orgaisasi berarti merupakan kegiatan manajemen. Dalam kaitan ini,Schrode&Voich,72mengartikanmanajemensebagaiseperangkat kegiatanatausuatuprosesuntukmengkoordinasidanmengintegrasikanpenggunaansumber-sumberdayadenganmaksuduntukmencapaitujuan 70Lihat,SatjiptoRahardjo,MasalahPenegakanHukum:suatutinjauansosiologis. Bandung: Sinar Baru, TT,h. 15.71Ibid., h. 16. 72 Satjipto Rahardjo, Loc. Cit., 36 organisasi melalui orang-orang, teknik-teknik, dan informasi serta dijalankan dalam kerangka suatu struktur organisasi. Begitupuladalamrangkamewujudkanhukumdankeadilansebagai ide-ideyangabstrak,ternyatadibutuhkansuatuorganisasiyangcukup kompleks.Negaraharuscampurtangandalammewujudkanhukumyang abstrakitudanharusmengadakanberbagaimacambadanuntukkeperluan tersebut,sehinggadikenaladaPengadilan,Kejaksaan,Kepolisian, Pemasyarakatan,danjugaBadanPerundang-undangan.Melaluiorganisasi sertaproses-prosesyangberlangsungdidalamnya,masyarakatmenerima perwujudandaritujuan-tujuanhukum.Keadilan,misalnya,kinitidaklagi merupakankonsepyangabstrak,melainkanbenar-benardiberikankepada anggotamasyarakatdalambentukpensahansesuatuaksitertentu.Demikian pulakepastianhukumdapatterwujudmelaluiputusan-putusanhakimyang menolak tindakan-tindakan main hakim sendiri yang dilakukan oleh anggota masyarakat. Oleh karena itu, membicarakan hukum dalam konteks organisasi membukapintubagipengkajiantentangbagaimanalembagahukumyang diserahi tugas untuk mewujudkan dan menegakkan hukum itu bekerja.Pertanyaanlebihlanjut:Mengapapengorganisasianitudemikian penting?Menurut J. Winardi,73 organisasi efektif, dilaksanakan melalui apa 73J. Winardi, Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003, h. 20-21. 37 yang dinamakan Sinergisme (Synergism), dimana anggota-anggota sesuatu organisasi,mengkombinasikanupayamerekasecarakolektifguna melaksanakantugas-tugasyangakanjauhmelampauijumlahdariupaya-upayaindividualmereka.Sinergidicapaimelaluipengintegrasiantugas-tugasyangterspesialisasi.Atasdasarhaltersebut,makaefektivitas organisasiterjadibilatujuanyangdibuatolehorganisasitersebuttercapai denganmemperimbangkanfaktor-faktorefisien,keseimbanganhubungan antarorganisasidanlingkungannya,sertakesiapanorganisasiitu menghadapi perubahan.74 Dalamkaitannyadenganpembahasanmengenaiorganisasidan pengorganisasianpenegakanhukum,pengadilansebagaisalahsatulembaga pemutuskonflikdalamperkembangannyahampirtidakmungkin menghindariterjadikonflikkewenangandenganlembagapemutuskonflik lainnya.Apabilahaltersebutdihubungkandenganpandangankontemporer, konflikbukansajasesuatuhalyangtidakdapatdihindari,melainkania merupakansuatukondisiyangperluuntukorang-orangdanorganisasi-organisasisupayamerekadapatbersikapadaptifterhadapperubahan. Tingkatperubahantertentudiperlukanbagiketahanandanpertumbuhan keorganisasian,sehinggadalamhubunganinikonflikdapatbermanfaat

74GinungPratidina,ManajemenKonflikdalamMenigkatkanEfektivitasOrganisasi; dalam Wawasan Tridharma Nomor 10 Tahun XV Mei 2003, h. 4. 38 sebagaisebuahelemenyangmenunjangperubahantersebut.75Mengingat konflikitupunmemilikiperananyangpotensialyangbermanfaat,maka menurut pandangan kontemporer, konflik itu perlu di-manaje.Manajemenkonflik(conflictmanagement)mengandungartibahwa konflikdapatmemainkanperanandalamrangkaupayapencapaiansasaran-sasaransecaraefisiensertaefektif.Konfliksebaiknyatidaksekedar dihindari,dikurangiataudiatasi,melainkankonflikperludimanaje. Memanajekonflikdapatmengandungartisecaraaktifmencarikonflik, ataumenciptakansecarapositifkondisi-kondisiyangmenyebabkan timbulnyakonflik.76MarryParkerFollett,77seorangpakarmanajemen terkenalpadazamannyapernahmengajukankonseppemikirantentangtiga macam cara pokok untuk menghadapi dan menangani konflik, yakni melalui: -dominasi (domination); -kompromis (compromise); dan -integrasi (integration).

75J. Winardi, Teori... Loc. Cit., h. 273. 76 Pandangan demikian cukup banyak penganutnya, di antaranya Stephen Robbins dalam bukunyaManagingOrganizationalConflict:ANon-TraditionalApproach. PrenticeHall,EnglewoodCliffs,N.J.,1974;antaralainmenyebutkan...Managing conflict may mean stimulating and creating it aswell as diminishing or channeling it. Lihat dalam J. Winardi, Teori... Loc. Cit., h. 275. 77Lihat dalam J. Winardi, Teori... Loc. Cit., h. 288-289. Bdgk., William Hendricks, How toManageConflict;BagaimanaMengelolaKonflik(Penerjemah:ArifSantoso). Jakarta: Bumi Aksara, 2001, h. 54-55. 39 Dominasimerupakansebuahgayayangdigunakanolehseorang yangberoperasidariposisikekuasaantertentu.Dewasainidominasi dinamakangayamenang-kalah(thewin-losestyle),dangayainidiakui memilikikelemahan-kelemahan.Adapunkompromismemilikimakna sebagaimanadikenaldewasaini.Sedangkanintegrasisangatmendekati pandanganmoderntentangmanajemenkonflik.Konseppemikiran integrasiselarasdenganapayangdikenaldewasainidengangaya manajemenkonflikmenang-menang(win-winconflictmanagement style).78 Meskipundemikianmemilihforumarbitraseyangdiyakinisebagai modelpenyelesaiankonflikyangwin-winsolutiondalampraktiknyatidak jarangjustrumenimbulkankonflikkewenanganantarapengadilannegeri denganarbitrase.Akantetapikonfliksemacamituapabiladihubungkan dengan teori manajemen konflik di muka, konflik kewenangan tersebut tidak selaluberdampaknegatif.Berdasarkanpemikirankontemporertentang manajemenkonflikbahwakonflikdapatjugafungsionalyangdapat dimanfaatkan,sehinggamengacupadapemikirantersebutkonflikyang terjadidalamkontekspilihanforumtentutidakselamanyaberkonotasi

78Penyelasainkonflikmenang-menangumumnyadicapaimelaluikonfrontasiisudan penggunaanpenyelesaianpersoalanuntukmelakukanrekonsiliasiperbedaan.Jika pihak-pihakyangberkonfliksama-samasangatkuatdansangatsulituntukdijatuhkan danmasing-masingpihaksecaraterusmenerusmempertahankanuntuktidakmau mengalahsedikitpun,makapenyelesaianyangterbaikadalahkeduabelahpihak 40 negatif. Bahkan menurut pandangan interaksionis dalam manajemen konflik, konfliktidakselalubekonotasinegatifkarenadalambeberapakasus kehadirankonflikseringkalimenyebabkanperubahankearahperbaikan. Konflikyangfungsionaldapatdimanfaatkanuntukmemprakarsaipencarian cara-cara baruyang lebih baik karena seringkaliperubahanyang diinginkan terjadisetelahterlebihdahulutimbulkonflik.79Untukitumakakonflik kewenanganantarapengadilannegeridenganarbitraseberdasarkanteori manajemenkonflikharusdipandangsebagaikonflikyangfungsionalyang diharapkanakanmembawaperubahanparadigmadalampenyelesaian sengketa.Perubahanyangdiharapkanterutamaadalahadanyakesetaraan kompetensiantaraberbagaimodelpenyelesaiansengketayangadadengan kompetensi yang d