7 Penelusuran Banjir

14
96 VII. PENELUSURAN BANJIR Sasaran Pembelajaran/Kompetensi: Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa mampu: 1. Mengetahui cara prakiraan banjir jangka pendek 2. Menghitung hidrograf satuan dari suatu titik ukur ke bagian sungai lain 3. Mengetahui perhitungan debit banjir 4. Mengetahui derivasi hidrograf sintetik 7.1 Pendahuluan Permasalahan utama yang dihadapi praktisi hidrologi adalah mengestimasi hydrograph menaik dan menurun dari suatu sungai pada sebaran titik pengaliran terutama selama periode banjir. Permasalahn ini dapat diatasi dengan teknik penelusuran aliran atau penelusuran banjir yang mengolah sifat-sifat hydrograph banjir di hulu atau di hilir dari suatu titik ke titik yang lain sepanjang aliran sungai. Penelusuran dilakukan dari titik dimana ada data pengamatan hidrograf aliran untuk memudahkan proses penelusuran itu sendiri. Suatu hidrograf banjir dapat dimodifikasi dengan dua cara sebagaimana air hujan mengalir menuruni jaringan pengaliran air (drainage network). Pertama waktu berkumpulnya aliran-aliran untuk terjadinya aliran dan puncaknya pada suatu titik di daerah hilir. Ini disebut sebagai translasi. Kedua, besarnya laju aliran puncak yang bergerak menuju titik di aliran bawah, serta lama waktu aliran mencapai titik bawah. Modifikasi hidrograf ini disebut attenuation. Penurunan hidrograf aliran di bagian bawah seperti B pada Gambar 7.1 dari hulu yang disebabkan oleh pola hidrograf banjir A merupakan hal penting untuk

description

sungai banjir

Transcript of 7 Penelusuran Banjir

  • 96

    VII. PENELUSURAN BANJIR

    Sasaran Pembelajaran/Kompetensi:

    Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa mampu:

    1. Mengetahui cara prakiraan banjir jangka pendek

    2. Menghitung hidrograf satuan dari suatu titik ukur ke bagian sungai lain

    3. Mengetahui perhitungan debit banjir

    4. Mengetahui derivasi hidrograf sintetik

    7.1 Pendahuluan

    Permasalahan utama yang dihadapi praktisi hidrologi adalah mengestimasi

    hydrograph menaik dan menurun dari suatu sungai pada sebaran titik pengaliran

    terutama selama periode banjir. Permasalahn ini dapat diatasi dengan teknik

    penelusuran aliran atau penelusuran banjir yang mengolah sifat-sifat hydrograph banjir

    di hulu atau di hilir dari suatu titik ke titik yang lain sepanjang aliran sungai.

    Penelusuran dilakukan dari titik dimana ada data pengamatan hidrograf aliran untuk

    memudahkan proses penelusuran itu sendiri.

    Suatu hidrograf banjir dapat dimodifikasi dengan dua cara sebagaimana air

    hujan mengalir menuruni jaringan pengaliran air (drainage network). Pertama waktu

    berkumpulnya aliran-aliran untuk terjadinya aliran dan puncaknya pada suatu titik di

    daerah hilir. Ini disebut sebagai translasi. Kedua, besarnya laju aliran puncak yang

    bergerak menuju titik di aliran bawah, serta lama waktu aliran mencapai titik bawah.

    Modifikasi hidrograf ini disebut attenuation.

    Penurunan hidrograf aliran di bagian bawah seperti B pada Gambar 7.1 dari

    hulu yang disebabkan oleh pola hidrograf banjir A merupakan hal penting untuk

  • 97

    diperhatikan dalam manajemen sungai sebagai upaya prediksi banjir di wilayah bagian

    river basin. Dalam hal disain, penelusuran hidrograf banjir juga penting untik

    mengatur kapasitas spillway reservoir. Disamping itu jadwal pencegahan banjir atau

    evaluasi tinggi bangunan jagaan banjir di tanggul sungai peru juga diperhatikan.

    Gambar 7.1 Sifat translasi dan attenuasi banjir

    7.2 Memilih Model Penelusuran Banjir

    Pemilihan model penelusuran aliran untuk tujuan penerapan tertentu dipengaruhi oleh

    tingkat berbagai kepentingan dengan mempertimbangkan faktor sebagai berikut:

    1. Model menyajikan informasi hidraulik yang sesuai untuk menjawab pertanyaan

    atau problem pemangku kepentingan;

    2. Tingkat akurasi model;

    3. Kebutuhan akurasi dalam penerapan penelusuran aliran;

    4. Tipe dan ketersediaan kebutuhan data;

    5. Ketersediaan fasilitas dan biaya komputasi;

    6. Familiaritas dengan model yang diberikan;

    7. Pengembangan dokumen, level kemampuan dan ketersediaan wadah atau paket

    model penelusuran;

    8. Kekompleksan formulasi matematika model penelusuran yang akan dikembangkan

    dengan bahasa pemrograman komputer; dan

    9. Kapabilitas dan ketersediaan waktu untuk membangun model penelusuran.

    Dengan pertimbangan pertimbangan di atas, maka pemilihan model

    penelusuran dapat dilakukan dengan asumsi bahwa tidak ada suatu model yang paling

  • 98

    tepat melainkan memiliki konsekuensi yang besar untuk mewujudknnya. Model

    penelusuran yang sederhana paling cepat dan mudah karena keserhanaan komputasi

    akan ada. Akan tetapi pertimbangan keakuratan akan membatasi penerapan model.

    Akurasi Model Penelusuran Reservoir. Dalam aplikasi reservoir, akurasi model

    penelusuran level-kolam sangat relatif terhadap keakurasian model penelusuran

    dinamis terdistribusi

    Akurasi Model Penelusuran Sungai. Pada penerapan penelusuran aliran sungai, tipe

    lump dan kinematik and model penelusuran diffusi menunjukkan keuntungan

    kesederhanaan dimana dampak dari aliran balik (backwater) tidak ada. Pertimbangan

    kekauratan membatasi model dalam penerapannya dimana hubungan kedalaman air

    dan debit adalah nilai tunggal, dan nilai pergerakan menaik hydrograph dan

    kemiringan dasar saluran tidaklah kecil.

    7.3 Penelusuran Aliran Tipe-Lump

    Bentuk sederhana dari aliran tak tunak sepanjang pengalira air sungai adalah model

    lumped dimana seluruh daerah pengaliran dianggap seragam kondisinya. Pendugaan

    dilakukan jika ada aliran masuk (I) maka dapat diprediksi debit hidrograf keluar (Q)

    sebagai fungsi waktu misalnya I(t) dan Q(t).

    Prinsip konservasi massa dengan menghitung perbedaan antara dua aliran akan

    sama dengan laju perubahan simpanan air (S) dalam suatu periode waktu seperti

    disajikan pada persamaan berikut:

    .. (7.1)

    Fungsi sederhana simpanan terhadap debit keluaran Q, misalnya S = f(Q), atau

    tinggi permukaan air h, misalnya S = f(h). Bentuk sederhana hubungan tinggi

    permukan air dan simpanan biasanya ditunjukkan pada danau atau reservoir. Bentuk

    hubungan akan menjadi lebih kompleks bila pada sepanjang pengaliran (sungai dan

    anak sungai) simpanan menjadi fungsi dari inflow dan outflow.

    Solusi persamaan untuk Q(t) dengan berbagai pendekatan simpanan dapat

    dilakukan melalui penelusuran aliran seragam. Teknik grafis dan penyelesaian

    persamaan matematis telah diterapkan. Model aliran lump (DAS seragam) relatif lebih

    sederhana dibandingkan dengan distributed flow routing. Akan tetapi pengabaian

    dampak aliran balik (waterback atau water-hammer) dapat menjadi sumber ketidak

    akuratan hidrograf yang mengalami perubahan tiba-tiba sepanjang reservoir. Metode

  • 99

    Lump dapat dikategorikan ke dalam tiga tipe yakni: (1) tipe level-pool untuk reservoir,

    (2) tipe simpanan (storage) untuk sungai, dan (3) tipe sistem linear dengan

    karakterisasi fungsi respon, dan hubungan inflow-outflow atau input-output yang

    didefinisikan dengan teknik integral konvolusi (convolution integral).

    Level-Pool Reservoir Routing

    Dalam sistem ini reservoir diasumsikan selalu memiliki permukaan datar

    sepanjang muka air di reservoir. Penelusuran aliran tak tunak tidak akan terjadi

    lama dan hidrograf tidak berubah dengan cepat terhadap waktu, sehingga reservoir

    dapat didekati dengan teknik sederhana sebagai level-pool routing. Elevasi

    permukaan air h berubah terhadap waktu t, dan outflow dari reservoir diasumsikan

    sebagai fungsi h(t). Pendekatan ini menghasilkan suatu persamaan diferensial yang

    dapat diselesesaikan dengan beberapa teknik numerik seperti metode Runge-Kutta

    atau metode integrasi iterasi trapezoid.

    Metode Iterative Trapezoidal Integration. Pada metode ini aturan trapesium

    digunakan untuk mengintegralkan persamaan konservasi massa. Acuan waktu

    terdiri dari pembagian waktu dengan interval t, misal t = 0, t, 2 t, ... , j t, (j + 1)

    t.

    .. (7.2)

    Dimana luas permukaan Sa merupakan fungsi h. Dengan menggunakan nilai rata-

    rata untuk I(t) dan Q(t) sepanjang interval t dan substitusi (7.2) ke persamaan

    (7.1) maka diperoleh:

    . (7.3)

    Inflow pada waktu j dan j+1 diketahui dari hidrograf inflow; outflow Q pada waktu

    j dapat dihitung dari elevasi permukaan air yang diketahui hi dengan persamaan

    spillway. Luas permukaan SaJ ditentukan dari nilai h

    i. Parameter yang belum

    diketahui adalah hj+1

    ,QJ+1

    , SaJ+1

    ; Q dan Sa merupakan persamaan nonlinear dari

    hJ+1

    . Sehingga persamaan (7.3) dapat diselesaikan hJ+1

    melalui metode iterasi

    seperti Newton-Raphson:

    . (7.4)

  • 100

    Muskingum River Routing

    Metode Muskingum dikembangkan oleh McCarthy sebagai metode yang dikenal

    luas untuk penelusuran aliran tipe lump. Metode ini mengasumsikan simpanan

    sebagai fungsi variabel inflow-discharge dan persamaan simpanan:

    S=K[XI+(I-X)Q] (7.5)

    Laju perubahan simpanan dS/dt pada persamaan 7.1 dinyatakan sebagai berikut:

    (7.6)

    dimana superscripts j dan j+1 menujukkan waktu antara interval tj. Substitusi

    persamaan (7.6) ke dalam (7.1) menghasilkan persamaan:

    (7.7)

    dimana penelusuran aliran Muskingum memberikan 3 koefisien:

    (7.8)

    dan C1+ C2 + C3 = 1, dan K/3 < t < 5 K merupakan batasan untuk t.

    Contoh Soal

    Jika waktu tempuh titik berat massa banjir antara huku dan hilir 9 jam dan faktor

    x=0,33. Gunakan cara Muskingum untuk mencari hidrograf aliran di hilir dengan

    menggunkan hidrograf aliran di hulu berikut (kehilangan air dan backwater

    diabaikan):

  • 101

    Jam Q

    (m3/det)

    Jam Q

    (m3/det)

    0 10 24 91

    3 31 27 69

    6 92 30 54

    9 163 33 41

    12 204 36 33

    15 210 39 27

    18 190 42 24

    21 129

    SOLUSI

    Pertama hitung K, X

    Kedua Hitung C1, C2 dan C3

    x = 0,2

    C1 -0,03448

    K=T/dt K = 9

    C2 0,37931

    C3 0,655172

    Jam Q_In C1_I2 C2_I1 C3_O1 Q_Out

    1 0 10 -1,2069 3,793103 0 0

    2 3 35 -3,31034 13,27586 1,694411 2,586207

    3 6 96 -5,62069 36,41379 7,639264 11,65993

    4 9 163 -7,03448 61,82759 25,17983 38,43237

    5 12 204 -7,24138 77,37931 52,39606 79,97293

    6 15 210 -6,55172 79,65517 80,28089 122,534

    7 18 190 -4,44828 72,06897 100,4932 153,3843

    8 21 129 -3,13793 48,93103 110,1436 168,1139

    9 24 91 -2,37931 34,51724 102,1654 155,9367

    10 27 69 -1,86207 26,17241 87,99184 134,3033

    11 30 54 -1,41379 20,48276 73,5773 112,3022

    12 33 41 -1,13793 15,55172 60,69927 92,64626

    13 36 33 -0,93103 12,51724 49,21201 75,11307

    14 39 27 -0,82759 10,24138 39,83331 60,79822

    15 42 24 49,24711

    Gambar hidrograf aliran:

  • 102

    7.4 Penelusuran Aliran Tipe-Terdistribusi

    Aliran tak tunak pada suatu pengaliran air secara tepat digambarkan sebagai suatu

    proses tersdistribusi karena laju/debit aliran, kecepatan, dan kedalaman (elevation) air

    bervariasi terhadap ruang (pada penampang pengaliran sepanjang saluran). Estimasi

    perilaku dari suatu sistem saluran dapat ditentukan dengan emnggunakan penelusuran

    aliran terdistribusi berdasarkan persamaan differensial lengkapaliran tak-tunak satu

    dimensi (Persamaan Saint-Venant). Persamaan ini menghitung secara komputasi debit

    aliran dan kedalaman air sebagai fungsi ruang dan waktu dan bukan hanya waktu

    seperti pada metode penelusuran aliran lump. Penelusuran aliran terdistribusi yang

    didasarkan pada Persamaan Saint-Venant dikenal dengan dynamic routing

    (penelusuran dinamis). Penyederhanaan bentuk persamaan Saint-Venant yang

    didasarkan sebagai persamaan kinematik dan diffusi (zero-inertia) apat digunakan

    untuk penelusuran aliran terdistribusi.

    Persamaan Saint-Venant. Persamaan asal Saint-Venant adalah persamaan konservasi

    massa:

    (7.9)

    dan persamaan momentum:

    (7.10)

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42

    De

    bit

    Ou

    tflo

    w (

    m3 /

    de

    t)

    Waktu (jam)

    Q_In

    Q_Out

  • 103

    Dalam hal ini t adalah waktu, x adalah jarak sepanjang pengaliran air, A adalah

    luas penampang, V adalah kecepatan, q adalah inflow atau outflow lateral terdistribusi

    sepanjang sumbu x pengaliran, g adalah tetapan gaya grafitasi, h adalah elevasi

    permukaan air (dari datum/acuan) misalnya dh/dx = dy/dx - So dimana y adalah

    kedalaman aliran dan So adalah kemiringan dasar saluran pengaliran, dan Sf adalah

    kemiringan gesekan yang dapat dievaluasi secara seragam. Persamaan steady-flow

    empirical resistance seperti persamaan Chezys atau Manning adalah persamaan

    diferensial parsial hyperbolik quasi-linear dengan dua dependent parameter (V dan h)

    yang bervariasi pada satu dimensi (arah x) dan dua independent parameter (x dan t).

    Luas penampang pengaliran A dan gradien Sf merupakan fungsi dari h dan/atau

    V. Tak ada solusi analitis dari persamaan differensial kompleks untuk hampir semua

    praktek penerapan dalam model penelusuran banjir. Turunan persamaan Saint-Venant

    mengikuti beberapa asumsi dasar:

    (1) Aliran satu dimensi,

    (2) Panjang sungai yang dipengaruhi oleh gelombang banjir umumnya lebih

    besar dari kedalaman aliran,

    (3) Percepatan vertikal diabaikan dan distribusi tekanan vertikal gelombang

    adalah hidrostatik,

    (4) Densitas/kerapatan massa air konstan,

    (5) Dasar dan dinding saluran ditentukan dan tidak berubah-ubah, and

    (6) Kemiringan dasar saluran So realitif kecil, (kurang dari 15 persen).

    Aplikasi Penelusuran Aliran Terdistribusi. Model tedistribusi yang menghitung debit

    lairan Q dan tinggi permukaan air h berguna untuk menentukan kedalaman genangan

    banjir, kebutuhan tinggi bangunan seperti jembatan atau wilayah sempadan sungai,

    and keceptan aliran air dalam transport pemindahan polutan. Model terdistribusi dapat

    juga digunakan untuk penerapan lain seperti pendugaan banjir real time di sungai,

    pemberian dan pengaliran air irigasi, melalui saluran, peta inundasi perencanaan dam-

    break, perubahan gelombang transient yang terjadi di reservoir oleh pintu atau turbin,

    longsor akibat gelombang di reservoir, dan aliran tank tunak di sistem pembuangan air

    hujan.

    Model Penelusuran Terdistribusi Sederhana. Sebelum perkembangan komputer

    pesat, atau untuk kepentingan ekonomi dan kepraktisannya dalam sumber komputasi,

  • 104

    dalam penyelesaian persamaan Saint-Venant yang kompleks, maka dikembangkanlah

    beberapa model terdistribusi yang disederhanakan. Model didasarkan pada persamaan

    konservasi massa dan berbagai penyederhanaan persamaan momentum.

    Model Gelombang Kinematik. Tipe tersederhana model penelusuran terdistribusi

    adalah model gelombang kinematik. Model ini diperkenalkan oleh Lighthill dan

    Whitham. Model ini didasarkan pada bentuk sederhana dari persamaan momentum

    sebagai berikut:

    Sf So = 0 (7.11)

    dimana So adalah kemiringan dasar saluran (watercourse) dan komponen (dh/dx).

    Asumsi ini menganggap momentum aliran unsteady sama dengan pada aliran seragam

    tuank (steady) seperti yang ditinjau pada persamaan Chezy, Manning atau persamaan

    sejenisnya dimana debit sebagai fungsi tunggal oleh kedalaman, misalnya, dA/dQ =

    dA/dQ =1/c. Juga dA/dt = dA/dQ * dQ/dt dan Q = A V. Persamaan 7.9 dapat

    dikembangkan menjadi persamaan klasik gelombang kinematik seperti berikut:

    (7.12)

    Dalam hal ini kecepatan gelombang kinematik atau celerity (c) didefinisikan sebagai:

    c = k' V (7.13)

    dimana k' adalah rasio kinematika, yang merupakan perbandingan celerity gelombang

    kinematik dengan kecepatan aliran. Jika persamaan Manning digunakan untuk aliran

    tunak uniform, maka rasio kinematika dinayatak dengan persamaan:

    (7.14)

    dimana B adalah lebar atas saluran pengaliran, A = luas penampang pengaliran, P

    wetted perimeter, dan dP/dy adalah turunan P terhadap kedalaman air y. Untuk aliran

    pada saluran segiempat, k' = 5/3. Metode penyelesaian persamaan gelombang

    kinematik terdiri dari solusi analitis menggunakan metode karakteristik atau solusi

    langsung dengan teknik pendekatan finite-difference secara explicit atau implicit.

    Persamaan gelombang kinematik secara teoritis tidak mempertimbangkan kejadian

    gelombang hydrograph. Model gelombang kinematik terbatas aplikasinya pada single-

    value, stage-discharge ratings yang ada dimana tidak ada rating loop dan pengaruh

    backwater tidak signifikan. Sejak adanya model gelombang kinematik, gangguang

  • 105

    gelombang dapat dipropagasi hanya kearah hilir, aliran sebaliknya tidak dapat

    diprediksi. Model gelombang kinematik digunakan sebagai komponen model

    hidrologi suatu DAS untuk penelusuran aliran overland flow; dan tidak

    direkomendasikan untuk saluran kecuali hydrograph menaik sangat kecil, kemiringan

    saluran moderat sampai curam, dan kejadian hydrograph cukup kecil.

    Model Difusi Gelombang. Model gelombang kinematik sederhana yang laina adalah

    model diffusion wave (zero-inertia), dengan pendekatan persamaan momentum

    sebagai berikut:

    (7.15)

    Teknik pendekatan finite-difference (explicit dan implicit) telah digunakan untuk

    mendapatkan solusi simultaneous persamaan penyusun. Model ini mempertimbangkan

    pengaruh backwater tetapi tidak menunjukkan distribusi secara langsung terhadap

    waktu sepanjang penelusuran; keakurasiannya juga rendah untuk hydrograph menaik

    cepat, seperti kejadian kerusakan bendung, gelombang hujan badai, atau pelepasan

    cepat air dari dam dan terputus-putus, dimana propagasi melalui pengaliran

    berkemiringan sedang sampai datar.

    7.5 Metode Muskingum-Cunge

    Metode Muskingum dapat dimodifikasi dengan menghitung koefisien routing sebagai

    bagian yang ditunjukkan oleh Cunge and peneliti lain yang merubah kinematika

    berasarkan Metode Muskingum menjadi bentuk analogi difusi yang mampu

    memprediksi perubahan hydrograph. Modifikasi metode Muskingum (dikenal dengan

    Metode Muskingum-Cunge) lebih efektiv digunakan dalam teknik penelusuran aliran

    terdistribusi. Persamaan recursive dapat diaplikasikan untuk masing-masing x; dan

    untuk setiap waktu t.

    (7.16)

    dimana terdapat kesamaan dengan Metode Muskingum tetapi dikembangkan untuk

    memasukkan pengaruh aliran inflow lateral C4. Qj+1

    sama dengan Ij+1

    untuk

    Muskingum sedangkan Qj dan Q

    j+1 juga sama dengan I, dan Q

    j' pada motode

    Muskingum. Koefisien C1, C2, dan C3 adalah nilai positif yang jumlahnua harus sama

    dengan 1.

  • 106

    (7.17)

    dalam hal ini K adalah tetapan simpanan berdimensi waktu, dan X adalah weighting-

    factor menunjukkan arti penting inflow dan outflow terhadap simpanan. Di sini dapat

    ditunjukkan bahwa finite-difference menyajikan persamaan klasik gelombang

    kinematik; akan tetapi, jika X dinyatakan sebagai fungsi bagian dari sifat aliran, maka

    kombinasi persamaan penyusun akan menjadi persamaan analogi difusi parabolic yang

    mempertimbangkan gelombang hidrograf banjir tetapi tidak berlaku aliran balik

    (negative) atau backwater. Model ini relatif akurat dibanding Model Muskingum. Pada

    metode Muskingum-Cunge, K dan X dihitung dengan:

    (7.18)

    (7.19)

    dimana c adalah celerity, Q adalah discharge, B lebar atas saluran yang berkaitan

    dengan Q, Se adalah slope energi yang didekati dengan Sf untuk kondisi awal aliran, D

    adalah kedalaman hydraulic (A/B), dan k' adalah rasio gelombang kinematik. Bar

    menunjukkan variabel dengan nila rata-rata sepanjang pengaliran x selama t. Untuk

    kesalahan numerik minimal ditentukan oleh scheme, step waktu t dan step jarak x

    harus sesuai.

    (7.20)

    dimana M 5, Tr adalah waktu selama menaiknya hydrograph, dan

    (7.21)

    dimana q adalah debit rata-rata per lebar pengaliran (Q/B) dan So adalah kemiringan

    dasar saluran.

    Pengembangan Persamaan Saint-Venant. Persamaan Saint-Venant lebih powerful

    dan bermanfaat dimana bentuk konservasi atau divergen ditambahkan ke dalam

    persamaan aliran lateral luas simpanan saluran dan dampak sinuositas. Pengembagan

    persamaan Saint-Venant adalah pada persamaan konservasi massa:

  • 107

    (7.22)

    dan persamaan momentum

    (7.23)

    Dimana h adalah water-surface elevation, A adalah luas penampang pengaliran air, Ao

    adalah luas permukaan saluran tak aktif (off-channel storage) yang sering dikleluarkan

    dan menyajikan friksi tahanan yang lebih tinggi untuk bagian luas penampang, sc and

    sm adalah koefisien sinuositas depth-weighted yang benar untuk sinus departure dalam

    saluran dari sumbu x floodplain, x adalah jarak longitudinal rata-rata pengaliran

    terukur sepanjang pusat pengaliran, t adalah waktu, q adalah debit persatuan lebar

    sungai lateral inflow atau outflow (inflow adalah positive dan outflow adalah

    negative), p adalah koefisien momentum untuk distribusi kecepatan tak seragam

    terhadap luas penampang, g adalah konstanta percepatan gravitasi, Sf adalah

    kemiringan gesekan batas, and Sec adalah kemiringan kontraksi-ekspansi (large eddy

    loss).

    Kehilangan oleh Gesekan. Kehilangan akibat gesekan Sf dievaluasi dari persamaan

    Manning untuk aliran uniform dan steady adalah:

    (7.24)

    K adalah faktor pengaliran saluran.

    Efek Ekspansi dan Kontraksi. Bentuk variabel Sec dihitung dengan:

    (7.25)

    Routing Parameters. Faktor penelusuran ditentukan dengan rumus:

    (7.26)

    .

  • 108

    Lateral Flow Momentum. L adalah dampak momentum lateral aliran, dan memiliki

    (1) bentuk lateral inflow, L = -qvx' dimana Vx adalah inflow lateral pada sumbu x

    saluran utama; (2) seepage lateral outflow, L = -0.5qQ/A; dan (3) bulk lateral outflow,

    L = -qQ/A.

    7.6 PENUGASAN

    1. Kembangkan model penelusuran banjir pada komputer (spreadsheet atau program

    buatan dengan bahasa komputer lain seperti Fortran, Visual Basic atau Delphi)

    sesuai dengan model yang telah dijelaskan.

    2. Cari data hidrograf aliran sungai di DAS yang anda kerjakan dan lakukan sistem

    penelusuran di daerah hilirnya (dekat wilayah pertanian atau pemukiman) dengan

    model yang telah dibangun pada no. 1..

    3. Hidrograf di sungai pada titik A berpenampang beton dengan n = 0,020. Lebar

    saluran 100 m dengan panjang pengaliran 10 km berkemiringan dasar 0,015. Saat

    mula-mula Q adalah 18,5 m3/det.

    Waktu (mnt) 0 20 40 60 80 100 120 140 160

    Q (m3/det) 19 52 344 430 383 202 92 30 21

    Hitunglah penelusuran banjir di B dengan jarak 10 km dari hilir (A) dan

    gambarkan hidrograf outflownya.

    7.7 DAFTAR PUSTAKA

    1. Asdak Chay (1995). Hidrologi dan Pengeloaan daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:

    Gadjah Mada Press.

    2. Linsley Ray K., Joseph B. Franzini, (1985), Teknik Sumber Daya Air, Eralanga,

    Jakarta.

    3. Maidment, RD. (1989). Handbook of Hydrology. McGraw-Hill. New York

    4. Sastrodarsono Suyono dan Kensaku Takeda, (1999), Hidrologi untuk Pengairan.

    Pradnya Paramitha. Bandung.

  • 109

    5. Shaw, Elizabeth (1994). Hidrology in Practice. Taylor & Francis. England.

    6. Todd, (1983), Introduction to Hydrology. Mc Graw Hill. New York.

    7. Viessmann, W., Lewis, GL., and Knapp, JW., (1989), Introduction to Hydrology.

    Harper Collins Pub., New York.