7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun

21
EKSKUSI DAN PENINJAUAN KEMBALI PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA Disampaikan dalam rangka Disampaikan dalam rangka Workshop Advokasi Kasus Hukum Dan Sengketa Tata Usaha Negara Workshop Advokasi Kasus Hukum Dan Sengketa Tata Usaha Negara DITJEN SUMBER DAYA DAN PRANGKAT POS DAN INFORMATIKA DITJEN SUMBER DAYA DAN PRANGKAT POS DAN INFORMATIKA Hotel Holiday Inn Resort Hotel Holiday Inn Resort Bali, 13 – 15 Oktober 2011 Bali, 13 – 15 Oktober 2011 Oleh : Oleh : SUPANDI SUPANDI HAKIM AGUNG RI HAKIM AGUNG RI

Transcript of 7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun

Page 1: 7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun

EKSKUSI DAN PENINJAUAN KEMBALIPUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

Disampaikan dalam rangkaDisampaikan dalam rangkaWorkshop Advokasi Kasus Hukum Dan Sengketa Tata Usaha Negara Workshop Advokasi Kasus Hukum Dan Sengketa Tata Usaha Negara DITJEN SUMBER DAYA DAN PRANGKAT POS DAN INFORMATIKA DITJEN SUMBER DAYA DAN PRANGKAT POS DAN INFORMATIKA

Hotel Holiday Inn Resort Hotel Holiday Inn Resort Bali, 13 – 15 Oktober 2011Bali, 13 – 15 Oktober 2011

Oleh : Oleh : SUPANDISUPANDI

HAKIM AGUNG RIHAKIM AGUNG RI

Page 2: 7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun

PUTUSAN PENGADILANPUTUSAN PENGADILAN

PUTUSAN HAKIM adalah suatu pernyataan oleh PUTUSAN HAKIM adalah suatu pernyataan oleh Hakim sebagai pejabat yang diberi wewenang Hakim sebagai pejabat yang diberi wewenang untuk itu, diucapkan di pertimbangkan dan untuk itu, diucapkan di pertimbangkan dan bertujuan untuk mengakhiri atau menyelesaikan bertujuan untuk mengakhiri atau menyelesaikan suatu perkara suatu perkara antara para pihak ( Soedikno. M, para pihak ( Soedikno. M, 1985 :172 )1985 :172 )

Hakim harus berupaya semaksimal mungkin :Hakim harus berupaya semaksimal mungkin :

-- menyediakan putusan yang objektifmenyediakan putusan yang objektif

-- AdilAdil

-- Tidak dipengaruhi oleh unsur apapunTidak dipengaruhi oleh unsur apapun

Page 3: 7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun

PUTUSAN PTUNPUTUSAN PTUN

Pasal 97 ayat 7 UU. No. 5/1980 jo UU. No. 9/2004 :Pasal 97 ayat 7 UU. No. 5/1980 jo UU. No. 9/2004 :

a.a. Gugatan di tolakGugatan di tolak

b.b. Gugatan di kabulkanGugatan di kabulkan

c.c. Gugatan tidak diterimaGugatan tidak diterima

d.d. Gugatan gugurGugatan gugur

Page 4: 7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun

KEWAJIBAN YANG DAPAT DIBEBANKAN KEWAJIBAN YANG DAPAT DIBEBANKAN KEPADA TERGUGATKEPADA TERGUGAT

Dalam hal gugatan dikabulkan , maka dalam putusan Dalam hal gugatan dikabulkan , maka dalam putusan dapat ditetapkan kewajiban yang harus dilakukan oleh dapat ditetapkan kewajiban yang harus dilakukan oleh Tergugat :Tergugat :I.I. a.a. Pencabutan KTUN yang bersangkutan, atau ;Pencabutan KTUN yang bersangkutan, atau ;

b.b. Pencabutan KTUN yang bersangkutan dan Pencabutan KTUN yang bersangkutan dan menerbitkan KTUN yang baru, atau ;menerbitkan KTUN yang baru, atau ;

c.c. Penerbitan KTUN dalam hal gugatan di Penerbitan KTUN dalam hal gugatan di dasarkan pasal dasarkan pasal ketentuan pasal 3 ( Keputusan Fiktif – ketentuan pasal 3 ( Keputusan Fiktif – Negatif ) (Pasal 97 ayat 8 dan 9 UU. No. 5 Tahun 1986 ).Negatif ) (Pasal 97 ayat 8 dan 9 UU. No. 5 Tahun 1986 ).II.II. Kewajiban tersebut diatas dapat disertai pembebanan Kewajiban tersebut diatas dapat disertai pembebanan ganti ganti rugi ( ayat 10 ).Maxsimal 5 juta, minimum Rp. rugi ( ayat 10 ).Maxsimal 5 juta, minimum Rp. 250.000,-250.000,- ( Pasal PP. 43/1991 )( Pasal PP. 43/1991 )III.III. Dalam hal putusan tersebut menyangkut Dalam hal putusan tersebut menyangkut kepegawaian, kepegawaian, disamping kewajiban-kewajiban tersebut disamping kewajiban-kewajiban tersebut diatas dapat diatas dapat disertai dengan kewajiban rehabilitasi disertai dengan kewajiban rehabilitasi (Pasal 97 ayat 11 UU. No. 5 Tahun 1986).(Pasal 97 ayat 11 UU. No. 5 Tahun 1986).

Page 5: 7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun

ISI PUTUSANISI PUTUSANSuatu putusan harus memuat :Suatu putusan harus memuat :( Pasal. 109 ayat 1 UU. No. 5 Tahun 1986 )( Pasal. 109 ayat 1 UU. No. 5 Tahun 1986 )

1.1. Kepala yang berbunyi : “ Kepala yang berbunyi : “ DEMI KEADILAN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHAN YANG MAHA ESABERDASARKAN KETUHAN YANG MAHA ESA “ “

2.2. Nama, jabatan , kewarganegaraan, tempat kediaman Nama, jabatan , kewarganegaraan, tempat kediaman para pihak yang bersengketa.para pihak yang bersengketa.

3.3. Ringkasan gugatan dan jawaban Tergugat.Ringkasan gugatan dan jawaban Tergugat.4.4. Pertimbangan dan penilaian setiap bukti yang diajukan dan hal Pertimbangan dan penilaian setiap bukti yang diajukan dan hal

yangyang terjadi dalam persidangan selama sengketa itu terjadi dalam persidangan selama sengketa itu diperiksa.diperiksa.

5. Alasan Hakim yang menjadi dasar putaran.5. Alasan Hakim yang menjadi dasar putaran.6.6. Amar putusan tentang sengketa dan biaya perkara.Amar putusan tentang sengketa dan biaya perkara.7.7. Hari, Tanggal putusan, nama Hakim yang memutus, nama Hari, Tanggal putusan, nama Hakim yang memutus, nama

panitera, serta keterangan hadir atau tidak hadirnya para pihak. panitera, serta keterangan hadir atau tidak hadirnya para pihak. 8. Diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk8. Diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum umum

ayat 2 : Tidak dipenuhinya salah satu ketentuan dimaksud dalam ayat 2 : Tidak dipenuhinya salah satu ketentuan dimaksud dalam ayat ( 1 ) dapat menyebabkan batalnya putusan pengadilan.ayat ( 1 ) dapat menyebabkan batalnya putusan pengadilan.

Page 6: 7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun

PUTUSAN YANG MEMERLUKAN EKSEKUSIPUTUSAN YANG MEMERLUKAN EKSEKUSI

Dari 4 ( empat ) jenis putusan dalam pasal 97 ayat 7 UU. No. 5 Dari 4 ( empat ) jenis putusan dalam pasal 97 ayat 7 UU. No. 5 Tahun 1986, hanya dalam hal :Tahun 1986, hanya dalam hal :““Gugatan Di kabulkan“ yang memerlukan tindak lanjut (Gugatan Di kabulkan“ yang memerlukan tindak lanjut (follow-upfollow-up) ) dalam bentuk Eksekusi, dan itupun yang bersifat “Kondemnatoir“ dalam bentuk Eksekusi, dan itupun yang bersifat “Kondemnatoir“ seperti :seperti :

-- Kewajiban untuk mencabut KTUN yang bersangkutan ;Kewajiban untuk mencabut KTUN yang bersangkutan ;-- Kewajiban untuk mencabut KTUN yang lama dan Kewajiban untuk mencabut KTUN yang lama dan

menerbitkan KTUN yang baru.menerbitkan KTUN yang baru.-- Kewajiban untuk menerbitkan KTUN dalam hal gugatan Kewajiban untuk menerbitkan KTUN dalam hal gugatan

yang di dasarkan pasal 3 UU No. 5 Tahun 1986 ;yang di dasarkan pasal 3 UU No. 5 Tahun 1986 ;-- Kewajiban dalam bentuk pemberian ganti – rugi (Pasal 97 Kewajiban dalam bentuk pemberian ganti – rugi (Pasal 97

ayat 10)ayat 10)-- Kewajiban dalam bentuk pemberian Rehabilitasi yangKewajiban dalam bentuk pemberian Rehabilitasi yang

menyangkut kepegawaian ( Pasal 97 ayat 11 )menyangkut kepegawaian ( Pasal 97 ayat 11 )

Page 7: 7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun

EKSEKUSI PUTUSAN PTUNEKSEKUSI PUTUSAN PTUN

EKSEKUSI OTOMATIS, DAN PENEGURAN BERJENJANG EKSEKUSI OTOMATIS, DAN PENEGURAN BERJENJANG VERSI UU. No. 5 Tahun 1986.VERSI UU. No. 5 Tahun 1986.

Pasal 115Pasal 115

Hanya putusan yang telah memperoleh kekuatan Hanya putusan yang telah memperoleh kekuatan Hukum Tetap yang dapat dilakukan.Hukum Tetap yang dapat dilakukan.

Catatan Catatan :: Termasuk didalamnya melaksanakan Termasuk didalamnya melaksanakan penetapan Hakim yang berisi Perintah untuk penetapan Hakim yang berisi Perintah untuk menangguhkan surat Keputusan objek sengketa ( menangguhkan surat Keputusan objek sengketa ( Pasal Pasal 67 UU. No. 5 Tahun 1986 )67 UU. No. 5 Tahun 1986 )

Page 8: 7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun

Pasal 116Pasal 116

1.1. Salinan putusan Pengadilan yang telah berkekuatan Salinan putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, dikirimkan kepada para pihak dengan hukum tetap, dikirimkan kepada para pihak dengan surat tercatat oleh Panitera Pengadilan setempat atas surat tercatat oleh Panitera Pengadilan setempat atas

perintah Ketua Pengadilan yang mengadilinya perintah Ketua Pengadilan yang mengadilinya dalam dalam tingkat I selambat - lambatnya dalam waktu tingkat I selambat - lambatnya dalam waktu 14 hari.14 hari.

2.2. Dalam 4 bulan setelah pemberitahuan tersebut dalam Dalam 4 bulan setelah pemberitahuan tersebut dalam ayat ( 1 ) dikirimkan, tergugat tidak ayat ( 1 ) dikirimkan, tergugat tidak

melaksanakan melaksanakan kewajibannya dimaksud pasal 97 ayat kewajibannya dimaksud pasal 97 ayat 9 huruf a 9 huruf a

( ( Pencabutan SK objek sengketa Pencabutan SK objek sengketa ), maka KTUN tersebut ), maka KTUN tersebut tidak mempunnyai kekuatan Hukum lagi.tidak mempunnyai kekuatan Hukum lagi.

CatatanCatatan :: Dalam praktek, tergugat tidak mempunyai Dalam praktek, tergugat tidak mempunyai inisiatif tindakan - tindakan yang berkaitan inisiatif tindakan - tindakan yang berkaitan dengan hal - hal KTUN tidak mempunyai dengan hal - hal KTUN tidak mempunyai kekuatan hukum lagi.kekuatan hukum lagi.

Page 9: 7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun

3.3. Dalam hal tergugat Dalam hal tergugat diwajibkan sebagaimana tersebut pasal diwajibkan sebagaimana tersebut pasal 97 ayat 9 b, c (Pencabutan KTUN dan penertiban KTUN 97 ayat 9 b, c (Pencabutan KTUN dan penertiban KTUN baru atau penertiban KTUN sehubungan gugatan baru atau penertiban KTUN sehubungan gugatan berdasar pasal 3), setelah 3 bulan ternyata tidak berdasar pasal 3), setelah 3 bulan ternyata tidak dilaksanakan , maka penggugat mengajukan dilaksanakan , maka penggugat mengajukan permohonan kepada Ketua PTUN yang bersangkutan permohonan kepada Ketua PTUN yang bersangkutan agar memerintahkan Tergugat melaksanakan isi putusan agar memerintahkan Tergugat melaksanakan isi putusan Pengadilan tersebut.Pengadilan tersebut.

4. Jika Tergugat masih tetap tidak mau melakukan, Ketua 4. Jika Tergugat masih tetap tidak mau melakukan, Ketua PTUN mengajukan hal tersebut kepada atasan PTUN mengajukan hal tersebut kepada atasan Pejabat yang bersangkutan secara berjenjang.Pejabat yang bersangkutan secara berjenjang.

5. Instalasi atasan dalam waktu 2 ( dua ) bulan setelah 5. Instalasi atasan dalam waktu 2 ( dua ) bulan setelah menerima pemberitahuan tersebut, harus menerima pemberitahuan tersebut, harus memerintahkan pejabat bersangkutan itu untuk memerintahkan pejabat bersangkutan itu untuk melaksanakan putusan pengadilan tersebut.melaksanakan putusan pengadilan tersebut.catatan catatan :: Dalam praktek pasal ini mandul, dan lebih Dalam praktek pasal ini mandul, dan lebih bersifat formalistis saja.bersifat formalistis saja.

6. Dalam hal peneguran berjenjang tersebut tidak 6. Dalam hal peneguran berjenjang tersebut tidak diindahkan, Ketua PTUN mengajukan hal tersebut kepada diindahkan, Ketua PTUN mengajukan hal tersebut kepada Presiden.Presiden.

Page 10: 7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun

PENERAPAN UANG PAKSA dan / atau Sanksi PENERAPAN UANG PAKSA dan / atau Sanksi Administratif, Pengumuman di Mas MediaAdministratif, Pengumuman di Mas Media

Pasal 116 UU. No.9 Tahun 2004Pasal 116 UU. No.9 Tahun 2004 Ayat 4 : Dalam hal Tergugat tidak bersedia melaksanakan putusan Ayat 4 : Dalam hal Tergugat tidak bersedia melaksanakan putusan Pengadilan yang Berkekuatan Hukum Tetap, terhadap pejabat ybs Pengadilan yang Berkekuatan Hukum Tetap, terhadap pejabat ybs dikeluarkan upaya paksa, berupa pembayaran sejumlah uang paksa dan/ dikeluarkan upaya paksa, berupa pembayaran sejumlah uang paksa dan/ atau sanksi administratif.atau sanksi administratif.

PenjelasanPenjelasan Yang dimaksud denganYang dimaksud dengan “Pejabat yang bersangkutan dikenakan uang paksa” “Pejabat yang bersangkutan dikenakan uang paksa” dalam ketentuan ini adalah pembebanan berupa pembayaran sejumlah uang dalam ketentuan ini adalah pembebanan berupa pembayaran sejumlah uang yang ditetapkan oleh Hakim karena jabatannya yang dicantumkan dalam yang ditetapkan oleh Hakim karena jabatannya yang dicantumkan dalam amar putusan pada saat memutuskan mengabulkan gugatan Penggugat.amar putusan pada saat memutuskan mengabulkan gugatan Penggugat.

Ayat 5 : Ayat 5 : Pejabat yang tidak melaksanakan putusan pengadilan Pejabat yang tidak melaksanakan putusan pengadilan sebagaimana dimaksud dalam ayat 4, diumumkan sebagaimana dimaksud dalam ayat 4, diumumkan pada media massa pada media massa cetak setempat oleh Panitera sejak tidak terpenuhinya ketentuan cetak setempat oleh Panitera sejak tidak terpenuhinya ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 3.sebagaimana dimaksud pada ayat 3.

Penjelasan : cukup jelasPenjelasan : cukup jelas

Page 11: 7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun

UPAYA HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

Secara normatif, sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1986 Jo UU No.9 Tahun 2004 Jo UU 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, sarana-sarana perlindungan hukum/upaya hukum yang dapat ditempuh terhadap putusan Peradilan Tata Usaha Negara adalah :

• Perlawanan terhadap Penetapan Ketua Pengadilan dalam rangka penyelesaian perkara menurut pasal 62 (Dismissal proses.

•Banding kepada Pengadilan Tinggi TUN. ( pasal 122 sampai dengan pasal 130 ).

• Kasasi. ( pasal 131 ).• Peninjauan Kembali.( pasal 132 ).

Page 12: 7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun

Upaya Hukum Peninjauan Kembali

Pasal 132. UU No. 14 tahun 1985 Jo UU No.5 Tahun 2004 Jo UU No.3 Tahun 2009, mengatur tentang upaya hukum Peninjauan kembali, yakni suatu bentuk upaya hukum luar biasa, yang dapat diajukan terhadap suatu putusan Peradilan TUN yang telah berkekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde). Peninjauan kembali terhadap putusan Peradilan yang berkekuatan hukum tetap adalah merupakan wewenang ekslusif dari Mahkamah Agung.

Page 13: 7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun

Dalam pemeriksaan peninjauan kembali ini, Mahkamah Agung akan memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir. pasal 69 :Tenggang waktu mengajukan permohonan peninjauan kembali adalah 180 (seratus delapan puluh) hari kalender, kecuali hitungan hari terakhir pendaftaran permohonan peninjauan kembali maka hari libur dapat diabaikan.

Penghitungan tersebut dimulai dari ditemukannya alasan permohonan peninjauan kembali.

Page 14: 7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun

Alasan-Alasan Peninjauan KembaliAlasan-Alasan Peninjauan Kembali

Pasal 67Pasal 67

1.1. Putusan yang dimohon didasarkan pada suatu Putusan yang dimohon didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan yang diketahui setelah perkaranya diputus yang diketahui setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada bukti-bukti baru yang atau didasarkan pada bukti-bukti baru yang kemudian oleh Hakim pidana dinyatakan kemudian oleh Hakim pidana dinyatakan palsu.palsu.

2.2. Ditemukan alat-alat bukti yang bersifat Ditemukan alat-alat bukti yang bersifat menentukan yang pada waktu perkara menentukan yang pada waktu perkara diperiksa tidak ditemukan (diperiksa tidak ditemukan (novum)novum)..

3.3. Telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut Telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih dari yang dituntut (atau lebih dari yang dituntut (ultra petita).ultra petita).

Page 15: 7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun

4. Apabila suatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan sebab-sebabnya.

5. Apabila antara pihak-pihak yang sama mengenai surat soal yang sama, atas dasar yang sama, oleh Pengadilan yang sama atau sama tingkatannya telah diberikan putusan yang bertentangan satu sama lain.

6. Terdapat kekhilafan Hakim atau suatu kekeliruan yang nyata.

Page 16: 7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun

Peradilan Tata Usaha Negara diadakan dalam rangka memberikan perlindungan hukum kepada Rakyat pencari keadilan, yang merasa dirugikan akibat suatu Keputusan Tata Usaha Negara. Disamping itu fungsi peradilan Tata Usaha Negara adalah sebagai lembaga kontrol ekstern (judicial external control) dari sikap dan tindak dari Badan Pejabat Tata Usaha Negara.

Page 17: 7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun

Upaya hukum diadakan agar perlindungan hukum terhadap pencari keadilan dalam menggapai kebenaran dan keadilan menjadi maksimal. Akan tetapi pada sisi lain, adanya beberapa sarana upaya hukum tersebut, proses penyelesaian perkara menjadi berlarut-larut dan melelahkan. Hal mana acapkali menjadi tidak paralel dengan azas peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan.

Page 18: 7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun

Hakim adalah berposisi sebagai pseudo legislator, yang derajat kekuatan hukum produk putusan hakim adalah setingkat dengan peraturan perundang-undangan, sehingga idealnya, setelah putusan hakim pada tingkat pertama dijatuhkan dan setelah disimak pertimbangan hukumnya ternyata mengandung kebenaran dan keadilan, maka pihak yang dihukum tersebut harus segera mematuhi/melaksanakannya tanpa harus mengajukan upaya hukum lagi.

Page 19: 7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun

KESIMPULANKESIMPULAN1.1. Pola Eksekusi versi pasal 116 UU. No.5 Tahun 1986 Pola Eksekusi versi pasal 116 UU. No.5 Tahun 1986

sesungguhnya sudah sesuai dengan Etika sesungguhnya sudah sesuai dengan Etika dan tata krama suatu dan tata krama suatu Negara Hukum.Negara Hukum.

Sayangnya : BUDAYA HUKUM PEJABAT PUBLIK MASIH Sayangnya : BUDAYA HUKUM PEJABAT PUBLIK MASIH SANGAT MEMPRIHATINKAN.SANGAT MEMPRIHATINKAN.

2.2. Pola Eksekusi versi pasal 116 UU. No. 9 Tahun 2004 seolah -Pola Eksekusi versi pasal 116 UU. No. 9 Tahun 2004 seolah -olah suatu jalan keluar walaupun agak mencederai Etika Negara olah suatu jalan keluar walaupun agak mencederai Etika Negara Hukum yaitu :Hukum yaitu :

Pejabat yang seharusnya warganegara yang diberi amanah Pejabat yang seharusnya warganegara yang diberi amanah penegakan hukum didalam negara hukum, ternyata harus penegakan hukum didalam negara hukum, ternyata harus melaksanakan hukum itu dengan cara-cara paksa (eksekusi).melaksanakan hukum itu dengan cara-cara paksa (eksekusi).

3.3. Perlu dihadirkan suatu ketentuan ( Perlu dihadirkan suatu ketentuan ( normanorma ) hukum yang ) hukum yang ditegakkan secara tepat dan konsisten dengan tujuan : “ ditegakkan secara tepat dan konsisten dengan tujuan : “ membangun Budaya Hukum Pejabat Publik” sampai tingkat yang membangun Budaya Hukum Pejabat Publik” sampai tingkat yang diharapkan ( diharapkan ( Law as a toll of social EngineringLaw as a toll of social Enginering ). ).

Page 20: 7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun

SARANSARAN

RUU Hukum Administrasi Pemerintahan sudah akan RUU Hukum Administrasi Pemerintahan sudah akan dibicarakan di DPR sebagai inisiatif Pemerintah. Bertolak dibicarakan di DPR sebagai inisiatif Pemerintah. Bertolak dari dasar pemikiran :dari dasar pemikiran :

1.1. Pejabat adalah personifikasi ( Pejabat adalah personifikasi ( ujud manusiaujud manusia ) suatu ) suatu organ negara Hukum, pemegang amanah kedaulatan organ negara Hukum, pemegang amanah kedaulatan Rakyat. Rakyat.

2.2. Adalah “ Adalah “ Conditio Since Qua NonConditio Since Qua Non “ ( Syarat yang “ ( Syarat yang tidak tidak boleh tidak ada ) pada diri Pejabat yaitu : Sikap boleh tidak ada ) pada diri Pejabat yaitu : Sikap patuh patuh dan konsisten dalam setiap perilaku dan konsisten dalam setiap perilaku jabatannya.jabatannya.

3.3. Pengingkaran dan sikap tidak konsisten dalamPengingkaran dan sikap tidak konsisten dalam penegakkan penegakkan hukum berarti sama dengan tindakan hukum berarti sama dengan tindakan melawan perintahmelawan perintah jabatannya.jabatannya.

Page 21: 7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun

jika Bangsa ini benar - benar bercita - cita Hidup dalam suasana jika Bangsa ini benar - benar bercita - cita Hidup dalam suasana negara Hukum seperti amanat Konstitusi, sudah waktunya didalam negara Hukum seperti amanat Konstitusi, sudah waktunya didalam RUU tersebut diatas dicantumkan :RUU tersebut diatas dicantumkan :

1.1. Pejabat yang tidak melaksanakan putusan atau penetapan Pejabat yang tidak melaksanakan putusan atau penetapan Pengadilan yang berkekuatan Hukum tetap yang sama Pengadilan yang berkekuatan Hukum tetap yang sama nilainya dengan “ Hukum dalam kasus konkrit “, di kwalifisir nilainya dengan “ Hukum dalam kasus konkrit “, di kwalifisir melawan perintah jabatannya, dan harus diberhentikan dari melawan perintah jabatannya, dan harus diberhentikan dari jabatannya itu.jabatannya itu.

2.2. Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintah yang Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintah yang berwenang mencabut jabatan itu dengan hak delegasi berwenang mencabut jabatan itu dengan hak delegasi kepada menteri Penertiban dan pendayagunaan aparatur kepada menteri Penertiban dan pendayagunaan aparatur negara.negara.

3.3. Tata cara penegakannya diatur lebih rinci didalam Undang- Tata cara penegakannya diatur lebih rinci didalam Undang- undang tentang Penarikan Tata Usaha Negara.undang tentang Penarikan Tata Usaha Negara.

4.4. Sejalan dengan Rancangan Undang-undang tersebut, Sejalan dengan Rancangan Undang-undang tersebut, hendaknya DPR dan Pemerintah melakukan revisi terhadap hendaknya DPR dan Pemerintah melakukan revisi terhadap Undang-undang No. 9 Tahun 2004 jo UU. No. 5 Tahun 1986 Undang-undang No. 9 Tahun 2004 jo UU. No. 5 Tahun 1986 kekuatannya tentang pasal 116, sehingga terdapat Sinkonisasi kekuatannya tentang pasal 116, sehingga terdapat Sinkonisasi antara Hukum material dengan Hukum Formilnyaantara Hukum material dengan Hukum Formilnya..

Semoga.Semoga.

Terima kasihTerima kasih