7 AGRIBUSINESS -...

1
30 Juni 2018 31 Desember 2017 *) ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 17.252.047.190 3.110.851 Piutang usaha Pihak ketiga 2.528.035.023 12.215.483.877 Pihak berelasi 6.059.654.274 - Piutang lain-lain - pihak ketiga 166.837.501 - Persediaan 49.964.199.140 9.689.586.059 Uang muka dan beban dibayar di muka Pajak Pertambahan Nilai dibayar di muka 224.332.861 905.808.434 TOTAL ASET LANCAR 76.195.105.989 22.813.989.221 ASET TIDAK LANCAR Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 43.902.279 pada tahun 2018 dan Rp 33.901.500 pada tahun 2017 90.256.798 39.473.500 Aset pajak tangguhan 23.924.225 23.924.225 Beban ditangguhkan 846.006.831 250.000.000 TOTAL ASET TIDAK LANCAR 960.187.854 313.397.725 TOTAL ASET 77.155.293.843 23.127.386.946 30 Juni 2018 31 Desember 2017 *) LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang usaha Pihak ketiga 20.466.763.525 2.184.314.695 Pihak berelasi 2.564.391.797 - Utang lain-lain - Pihak ketiga 12.497.226 - Utang pajak 1.126.676.460 20.550.330 Beban masih harus dibayar 428.222.158 896.715.370 Uang muka penjualan 206.426.040 30.531.440 Total Liabilitas Jangka Pendek 24.804.977.206 3.132.111.835 LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas imbalan kerja karyawan 94.902.000 63.268.000 Total Liabilitas Jangka Panjang 94.902.000 63.268.000 TOTAL LIABILITAS 24.899.879.206 3.195.379.835 EKUITAS Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017 Modal dasar - 800.000.000 saham pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017 Modal ditempatkan dan disetor penuh - 500.000.000 saham pada tanggal 30 Juni 2018 dan 200.000.000 saham pada tanggal 31 Desember 2017 50.000.000.000 20.000.000.000 Tambahan modal disetor 91.700.000 91.700.000 Saldo laba 2.379.841.979 (159.692.889) Total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk 52.471.541.979 19.932.007.111 Kepentingan nonpengendali (216.127.342) - TOTAL EKUITAS 52.255.414.637 19.932.007.111 TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 77.155.293.843 23.127.386.946 *) Laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 2017 tidak termasuk laporan posisi keuangan PT Oona Media Indonesia, Entitas Anak, yang didirikan pada bulan Mei 2018. Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2018 2017*) PENJUALAN 265.248.398.879 16.836.477.273 BEBAN POKOK PENJUALAN 260.209.029.121 16.750.136.364 LABA KOTOR 5.039.369.758 86.340.909 BEBAN USAHA Beban penjualan 2.040.594.819 156.646.990 Beban umum dan administrasi 148.388.711 - TOTAL BEBAN USAHA 2.188.983.530 156.646.990 LABA (RUGI) USAHA 2.850.386.228 (70.306.081) PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan keuangan 5.497.810 208.874 Beban administrasi bank (48.285) - Lain-lain - neto (9.999.975) (4.737.176) TOTAL BEBAN LAIN-LAIN (4.550.450) (4.528.302) LABA (RUGI) SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN 2.845.835.778 (74.834.383) MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN (1.134.928.250) 4.520.500 LABA (RUGI) NETO TAHUN BERJALAN 1.710.907.528 (70.313.883) PENGHASILAN (BEBAN) KOMPREHENSIF LAIN Penghasilan (beban) komprehensif lain yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi periode berikutnya: Pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja karyawan Efek pajak terkait - (890.250) Total Rugi Komprehensif Lain - (890.250) LABA (RUGI) KOMPREHENSIF 1.710.907.528 (71.204.133) Laba neto tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik Entitas Induk 2.539.534.868 (70.313.883) Kepentingan nonpengendali (828.627.342) - LABA (RUGI) NETO TAHUN BERJALAN 1.710.907.526 (70.313.883) Laba (Rugi) komprehensif yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik Entitas Induk 2.539.534.868 (71.204.133) Kepentingan nonpengendali (828.627.342) - LABA KOMPREHENSIF 1.710.907.526 (71.204.133) LABA PER SAHAM DASAR YANG DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK 10,57 -14,10 *) Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 tidak termasuk laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain PT Oona Media Indonesia, Entitas Anak, yang didirikan pada bulan Mei 2018. Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2018 2017*) ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan 269.052.088.059 16.575.727.273 Pembayaran kepada pemasok (279.636.801.577) (16.750.136.364) Pembayaran pajak 652.673.453 (6.644.964) Pembayaran kepada karyawan (1.836.419.578) (140.075.566) Pembayaran beban penjualan, umum dan administrasi, dan kegiatan operasi lainnya (921.819.941) 135.499.899 Arus Kas Neto Digunakan Untuk Aktivitas Operasi (12.690.279.584) (185.629.722) ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penambahan aset tetap (60.784.077) - Arus Kas Neto Digunakan Untuk Aktivitas Investasi (60.784.077) - ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Tambahan modal disetor 30.000.000.000 - Arus Kas Neto Diperoleh Dari Aktivitas Pendanaan 30.000.000.000 - KENAIKAN NETO ATAS KAS DAN SETARA KAS 17.248.936.339 (185.629.722) KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 3.110.851 727.898.518 KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 17.252.047.190 542.268.796

Transcript of 7 AGRIBUSINESS -...

Page 1: 7 AGRIBUSINESS - bigcms.bisnis.combigcms.bisnis.com/file-data/1/3936/42f4381f_Jun18-NFCIndonesiaTbk.pdfUntuk lokasi pemasaran, terang dia, akan difokuskan di Kalsel, baru ... sekutif

jumat 27 juli 2018

7 AGRIBUSINESS

Head PT GHN Mohd Hamdi Abdul Karim mengatakan, pabrik migor PT GHN adalah yang pertama di Kalsel. PT GHN akan memulai produksi dan pengemasan pada Desember dengan kurun waktu sekitar tiga bulan, sehingga awal 2019 sudah bisa dipasarkan. Biaya investasi untuk pabrik pengemasan minyak sekitar Rp 3 miliar. “Kami akan memproduksi minyak goreng sekitar 300 metrik ton atau 300 ribu liter per bulan. Minyak goreng Alif akan diproduksi dengan kemasan 1 liter dan 2 liter dengan harga yang telah ditetapkan pemer-

intah,” kata Hamdi saat kunjungan media di Kantor PT GHN, Kotabaru, Kalsel, Kamis (26/7).

Untuk lokasi pemasaran, terang dia, akan difokuskan di Kalsel, baru kemudian bergeser ke Kalteng dan Kaltim. Apabila hasilnya memuaskan, produksi akan ditingkatkan menjadi 1.100-1.200 metrik ton per bulan. Un-tuk perluasan pasar, Kaltim dinilai lebih berprospek dari Kalteng. “Di Kaltim sudah ada distributornya, namun masih kita liat dulu,” kata dia.

Hamdi menjelaskan, Kalsel dip-ilih karena lokasinya dekat dengan

pabrik PT GHN, sehingga membuat biaya logistik lebih murah. Selama ini, produk minyak yang berada di pasaran selalu berasal dari Jawa atau Sumatera. “Kami melihat ada potensi untuk masuk di sini dengan harga yang menarik,” ucap dia

PT GHN menyasar target masya-rakat muslim dan perusahaan sudah mendapat sertifikasi halal dari MUI. Karena itu pula, produksi minyak PT GHN dinamakan Alif yang merupa-kan huruf pertama dari abjad Bahasa Arab. Peluncuran produk minyak Alif sebagai persembahan PT GHN, yang merupakan anak perusahan dari Minamas Grup, untuk mewujudkan komitmenya dalam melakukan hilir-isasi produk dari perkebunan sawit. Melalui produksi minyak goreng itu, PT GHN akan terus membangun kemitraan dengan para pemangku kepentingan seperti pemerintah dae-rah, masyarakat, maupun pengusaha. “Diharapkan juga dapat membantu menggerakkan roda perekonomian daerah yang akhirnya menyejahtera-kan rakyat sekitar,” kata dia.

Masih KompetitifDi tempat terpisah, Direktur Ek-

sekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga mengatakan, pasar minyak di Kalimantan Selatan (Kalsel) masih kompetitif. “Sebaiknya, PT GHN fokus

di sana dan jangan memasang mesin yang mahal agar tidak terlalu mahal biaya produksinya. Karena market share-nya per tahun hanya 200 ribu ton atau 200 juta liter,” kata dia.

Dia juga menyarankan PT GHN untuk menekan biaya logistik, caranya PT GHN bisa membeli mesin dari Pindad karena perusahaani itu mampu membuat mesin murah dan bagus. Di sisi lain, apabila PT GHN menyasar masyarakat menengah ke bawah maka perusahaan itu harus menentukan siapa distributor untuk penetrasi ke kampung-kampung, sebab daerah Kalimatan Selatan masih remote area dengan jarak 200 km.

PT GHN berencana menjual minyak Alif dalam kemasan 1 liter dan 2 liter. Namun menurut Sahat akan lebih baik apabila perusahaan itu menjual min-yak goreng dengan kemasan 0,5 liter dan 0,25 liter. “Kalau 1 liter cenderung tidak laku, lebih baik dia jual 0,5 liter atau 0,25 liter. Kalau 1 liter siapa yang mau beli,” ucap Sahat. Biaya produksi minyak goreng kemasan 0,5 dan jarak 200 km sebesar Rp 1.800 per kemasan.

Senada dengan Hamdi, Sahat juga menerangkan, untuk perluasan pasar, Kalimantan Timur yang lebih ber-pontesial karena belum ada pabrik di provinsi tersebut. “Surabaya juga bisa karena jarak antara Banjarmasin ke sana tidak jauh. Mamuju Sulawesi Barat juga bagus,” jelas dia.

JAKARTA – Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) segera menerbitkan izin 356 kapal perikanan berukuran di atas 30 gross tonnage (GT). Penerbitan izin atas kapal-kapal tersebut dikha-watirkan bakal tertunda menyusul diterbitkannya PP No 24 Tahun 2018, karena itu HNSI meminta penerbitan izin atas 356 kapal tersebut dipercepat dan menilai verifikasi sebenarnya tidak begitu diperlukan.

Ketua Umum HNSI Yussuf Solichien mengatakan, HNSI juga meminta per-mohonan izin perikanan dalam bentuk SIUP/SIPI/SIKPI kapal-kapal peri-kanan yang telah diajukan sebelum PP No 24 2018 diundangkan segera diter-bitkan. Hal itu berlaku baik izin yang merupakan kewenangan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. “Dengan begitu, nelayan tetap bisa melaut, sehingga tidak menimbulkan masalah pengangguran,” ungkap Yus-suf di Jakarta, Rabu (25/7).

Pemerintah menerbitkan PP No 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Per-izinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (Online Single Submis-sion/OSS) pada 21 Juni 2018. PP tersebut diterbitkan untuk percepatan dan peningkatan penanaman modal dan berusaha di Indonesia. Dalam Lampiran PP No 24 Tahun 2018 itu, Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) dan Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI) merupakan perizinan beru-saha yang dilaksanakan melalui OSS. Dengan keterangan bintang dua (**) bahwa izin usaha dan izin komersial atau operasional setelah berlakunya PP tersebut yakni berlaku pada tang-gal diundangkan, 21 Juni 2018.

Pada Bab X tentang Ketentuan Per-alihan pasal 103 tercantum, perizinan berusaha yang telah diajukan pelaku usaha sebelum berlakunya PP itu dan belum diterbitkan perizinan berusa-hanya maka diproses melalui sistem OSS sesuai ketentuan PP tersebut.

Namun, pada Bab XI tentang Keten-tuan Penutup pasal 105 mengatur, jika penerbitan izin berusaha belum dapat dapat dilakukan Lembaga OSS maka pelayanan dan pengelolaan sistem OSS dilaksanakan oleh Kemenko Perekonomian. “Penerapan ketentuan ini sangat tidak berkeadilan dan mer-ugikan nelayan,” ujar dia.

Alasannya, kata Yussuf, per 21 Juni 2018 sebanyak 356 nelayan yang me-miliki kapal di atas 30 GT telah men-gajukan permohonan izin, juga telah membayar Pungutan Hasil Perikanan (PHP) dan biaya perizinan berusaha kepada KKP. Belum lagi, ribuan per-mohonan perizinan kapal perikanan berukuran 10-30 GT yang disampaikan kepada pemerintah daerah tidak dapat diterbitkan perizinannya. “Ini sangat merugikan nelayan,” kata Yussuf Solichien.

Ditambah, lanjut dia, pada 26 Juni 2018, Dirjen Perikanan Tangkap KKP menerbitkan surat dengan No B.7354/DJPT.4/PI.410.D4/VI/2018 yang menyatakan bahwa semua dokumen perizinan yang telah disampaikan ke Ditjen Perikanan Tangkap menjadi milik Ditjen Perikanan Tangkap. “Ke-tentuan ini juga sangat merugikan nelayan. Yang seharusnya, Ditjen Perikanan Tangkap mengembalikan dokumen tersebut kepada nelayan pemohon, termasuk pengembalian PHP dan biaya perizinan yang telah dibayarkan, jika tidak diproses lebih lanjut,” kata Yussuf.

Karena itu, HNSI mengadakan audi-ensi dengan Kemenko Perekonomian dan Ditjen Perikanan Tangkap KKP. Hasil audiensi HSNI dengan Kemenko Perekonomian diperoleh informasi dan kesepakatan bahwa Kemenko Perekonomoan telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Sekjen K/L tentang Pelaksanaan OSS bahwa OSS hanya mengeluarkan SIUP yang disampaikan pemohon secara on line, sedangkan SIPI/ SIKPI tetap diterbit-kan KKP. (eme)

JAKARTA – Proyek tambak percontohan dalam program perhutanan sosial di Muara Gembong yang digulirkan Presiden Joko Widodo mulai menampakkan hasil. Panen perdana lahan tambak Muara Gembong mencapai 4-5 ton per hektare (ha) atau jauh lebih tinggi sebelum program perhutanan sosial dijalankan yaitu hanya 50-100 kg per ha.

Program perhutanan sosial melalui redistribusi aset yang difasilitasi Kementerian BUMN tersebut mampu meningkatkan pendapatan petambak secara signifikan. Hal ini terlihat pada panen perdana yang mencatat pendapatan bersih yang diterima petambak Rp 72 juta per empat bulan atau Rp 18 juta per bulan. Petambak juga dapat membayar upah untuk pekerja tambak sesuai dengan UMR yaitu Rp 3,4 juta per bulan.

Pada pelaksanaan redistribusi aset, Kementerian BUMN mendorong sinergi antarbadan usaha milik negara dan institusi lainnya. Di Muara Gembong, Bank Mandiri menjadi Project Leader yang dibantu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mendukung penyediaan listrik, dan PT Peri-kanan Indonesia (Perindo) sebagai offtaker.

Menurut Project Manager Redistribusi Aset Muara Gembong Agus Dwi Handaya, program ini mampu meningkatkan pendapatan petambak secara signifikan dan diyakini mampu mendorong ekonomi Indonesia tumbuh ke arah yang jauh lebih baik. “Program redis-tribusi aset ini juga menjadi salah satu sinergi BUMN untuk selalu hadir dan membantu meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat, serta selaras dengan keinginan kami untuk meningkatkan peran aktif dalam memakmurkan negeri,” kata Agus yang juga tercatat sebagai Pejabat Executive Kepatuhan Bank Mandiri.

Bank Mandiri berkomitmen untuk terus men-dukung pemerataan ekonomi dengan cara pengelolaan hutan yang lebih sistematis dan intensif, namun tetap berbasis pada kepentingan pengembangan ekonomi masyarakat. (tl)

Oleh Leonard AL Cahyoputra

KOTABARU – PT Golden Hope Nusantara (GHN) akan memproduksi minyak goreng dalam kemasan dengan merek Alif di Kalimantan Selatan (Kalsel) mulai Desember 2018 dan memasarkannya awal 2019. Untuk tahap awal, perusahaan itu akan mem-produksi 300 metrik ton minyak goreng kemasan 1 liter dan 2 liter setiap bulannya, dengan target pasar Kalsel, Kalimantan Timur (Kaltim), dan Kalimantan Tengah (Kalteng).

JAKARTA – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) men-dukung langkah pemerintah akan mewajibkan seluruh kendaraan diesel untuk menggunakan bahan bakar biodiesel 20% (B20) yang merupakan bauran antara solar dengan minyak sawit akhir 2018.

Sekjen Gapki Togar Sitanggang mengatakan, apabila nantinya ren-cana pemerintah untuk B20 baik yang public service obligation (PSO) atau bukan PSO bisa dilaksanakan secara keseluruhan maka akan ada peningka-tan penyerapan crude palm oil (CPO) di dalam negeri. “Gapki mendukung kebijakan tersebut, karena berarti akan ada peningkatan permintaan dari dalam negeri,” kata Togar.

Togar memperkirakan serapan CPO bisa naik menjadi 6-8 juta kiloliter (kl) apabila mandatori B20 dilaksanakan pemerintah. Sebelumnya, untuk serapan dalam negeri yang dipergunakan untuk biodiesel PSO berkisar antara 2,7-3 juta kl. “Dengan permintaan yang mening-kat maka akan juga berpenga ruh ter-hadap harga, akan bisa naik US$ 50-100 per ton,” ujar dia seperti dilansir Antara.

Langkah pemerintah untuk me-wajibkan B20 tersebut dalam upaya menghemat devisa dan mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM). Se-

belumnya B20 dalam konsumsi solar hanya diwajibkan kepada kendaraan bersubsidi atau PSO seperti kereta api. Namun nantinya, B20 akan wajib digunakan pada kendaraan bukan PSO seperti alat-alat berat di sektor per-tambangan, traktor atau ekskavator, termasuk juga diperluas ke kendaraan-kendaraan pribadi.

Selain itu, dampak positif lain yang akan diterima para pelaku usaha adalah dengan meningkatnya permintaan dalam negeri maka akan mendongkrak harga CPO di pasar internasional. Saat ini, har-ga minyak nabati di pasar internasional juga turun, yang salah satu faktornya ada lah perang dagang antara AS dan Tiongkok. Dengan kondisi itu, harga minyak nabati te rus tercatat menurun. Khusus untuk Indonesia, pemerintah diharapkan membuat kebijakan untuk meningkatkan konsumsi di dalam ne-geri dengan menggalakan penggunaan biodiesel yang lebih banyak.

Sepanjang Mei 2018, harga CPO global bergerak US$ 650-670 per metrik ton dengan harga rata-rata US$ 653,60 per metrik ton. Harga rata-rata Mei menurun US$ 8,60 dari harga rata-rata pada April 2018 yang sebesar US$ 662,20 per metrik ton. Harga minyak sawit pada bulan mendatang akan cenderung menurun. (tl)

Penanggulangan Karhutla 2018Kapolda Riau Irjen Pol Nandang (ketiga kanan) dan Wakil Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim (ketiga kiri) mendengarkan penjelasan dari tim pemadam kebakaran PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) disaat apel penanggulangan Karhutla 2018 di Bandara SSHSN RAPP Pelalawan, Riau, Kamis (26/7). Dalam apel penanggulangan Karhutla ini PT RAPP juga memberikan reward kepada 15 desa yang berhasil mengimplementasikan program Desa Bebas Api, serta menyiapkan tim pemadam dan patroli kebakaran untuk mencegah terjadinya karhutla demi suksesnya Asian Games 2018.

ANTARA FOTO/Rony Muharrman/foc/18

30 Juni 2018 31 Desember 2017 *)ASET

ASET LANCARKas dan setara kas 17.252.047.190 3.110.851 Piutang usaha

Pihak ketiga 2.528.035.023 12.215.483.877 Pihak berelasi 6.059.654.274 -

Piutang lain-lain - pihak ketiga 166.837.501 - Persediaan 49.964.199.140 9.689.586.059 Uang muka dan beban dibayar di mukaPajak Pertambahan Nilai dibayar di muka 224.332.861 905.808.434 TOTAL ASET LANCAR 76.195.105.989 22.813.989.221

ASET TIDAK LANCARAset tetap - setelah dikurangi akumulasipenyusutan sebesar Rp 43.902.279 pada tahun 2018dan Rp 33.901.500 pada tahun 2017 90.256.798 39.473.500 Aset pajak tangguhan 23.924.225 23.924.225 Beban ditangguhkan 846.006.831 250.000.000 TOTAL ASET TIDAK LANCAR 960.187.854 313.397.725 TOTAL ASET 77.155.293.843 23.127.386.946

30 Juni 2018 31 Desember 2017 *)LIABILITAS DAN EKUITASLIABILITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEKUtang usaha

Pihak ketiga 20.466.763.525 2.184.314.695 Pihak berelasi 2.564.391.797 -

Utang lain-lain - Pihak ketiga 12.497.226 - Utang pajak 1.126.676.460 20.550.330 Beban masih harus dibayar 428.222.158 896.715.370 Uang muka penjualan 206.426.040 30.531.440 Total Liabilitas Jangka Pendek 24.804.977.206 3.132.111.835

LIABILITAS JANGKA PANJANGLiabilitas imbalan kerja karyawan 94.902.000 63.268.000 Total Liabilitas Jangka Panjang 94.902.000 63.268.000 TOTAL LIABILITAS 24.899.879.206 3.195.379.835

EKUITAS

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas IndukModal saham - nilai nominal Rp 100 per saham pada

tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017 Modal dasar - 800.000.000 saham pada tanggal

30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017Modal ditempatkan dan disetor penuh - 500.000.000 saham

pada tanggal 30 Juni 2018 dan 200.000.000 saham padatanggal 31 Desember 2017 50.000.000.000 20.000.000.000

Tambahan modal disetor 91.700.000 91.700.000 Saldo laba 2.379.841.979 (159.692.889)Total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik

Entitas Induk 52.471.541.979 19.932.007.111 Kepentingan nonpengendali (216.127.342) - TOTAL EKUITAS 52.255.414.637 19.932.007.111 TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 77.155.293.843 23.127.386.946 *) Laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 2017 tidak termasuk laporan posisi keuangan PT Oona Media Indonesia, Entitas Anak, yang didirikan pada bulan Mei 2018.

Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni

2018 2017*)

PENJUALAN 265.248.398.879 16.836.477.273

BEBAN POKOK PENJUALAN 260.209.029.121 16.750.136.364

LABA KOTOR 5.039.369.758 86.340.909

BEBAN USAHABeban penjualan 2.040.594.819 156.646.990 Beban umum dan administrasi 148.388.711 -

TOTAL BEBAN USAHA 2.188.983.530 156.646.990

LABA (RUGI) USAHA 2.850.386.228 (70.306.081)

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAINPenghasilan keuangan 5.497.810 208.874Beban administrasi bank (48.285) - Lain-lain - neto (9.999.975) (4.737.176)TOTAL BEBAN LAIN-LAIN (4.550.450) (4.528.302)

LABA (RUGI) SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN 2.845.835.778 (74.834.383)

MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN (1.134.928.250) 4.520.500

LABA (RUGI) NETO TAHUN BERJALAN 1.710.907.528 (70.313.883)

PENGHASILAN (BEBAN) KOMPREHENSIF LAINPenghasilan (beban) komprehensif lain yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi periode berikutnya: Pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja karyawan Efek pajak terkait - (890.250)Total Rugi Komprehensif Lain - (890.250)

LABA (RUGI) KOMPREHENSIF 1.710.907.528 (71.204.133)

Laba neto tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada:Pemilik Entitas Induk 2.539.534.868 (70.313.883)Kepentingan nonpengendali (828.627.342) -

LABA (RUGI) NETO TAHUN BERJALAN 1.710.907.526 (70.313.883)

Laba (Rugi) komprehensif yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik Entitas Induk 2.539.534.868 (71.204.133) Kepentingan nonpengendali (828.627.342) -

LABA KOMPREHENSIF 1.710.907.526 (71.204.133)

LABA PER SAHAM DASAR YANG DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK 10,57 -14,10

*) Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 tidak termasuk laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain PT Oona Media Indonesia, Entitas Anak, yang didirikan pada bulan Mei 2018.

Periode Enam Bulan yang Berakhir padaTanggal 30 Juni

2018 2017*)ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan dari pelanggan 269.052.088.059 16.575.727.273 Pembayaran kepada pemasok (279.636.801.577) (16.750.136.364)Pembayaran pajak 652.673.453 (6.644.964)Pembayaran kepada karyawan (1.836.419.578) (140.075.566)Pembayaran beban penjualan, umum dan administrasi, dan kegiatan operasi lainnya (921.819.941) 135.499.899

Arus Kas Neto Digunakan Untuk Aktivitas Operasi (12.690.279.584) (185.629.722)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Penambahan aset tetap (60.784.077) -

Arus Kas Neto Digunakan Untuk Aktivitas Investasi (60.784.077) -

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Tambahan modal disetor 30.000.000.000 -

Arus Kas Neto Diperoleh Dari Aktivitas Pendanaan 30.000.000.000 -

KENAIKAN NETO ATAS KAS DAN SETARA KAS 17.248.936.339 (185.629.722)

KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 3.110.851 727.898.518

KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 17.252.047.190 542.268.796

benny
Rectangle
benny
Rectangle
langgeng
Typewriter
27 Juli 2018, Investor Daily | Hal. 7