68835096 RDTR Draft 4 Gabungan Raperda Jaksel A3
-
Upload
totowarsono -
Category
Documents
-
view
45 -
download
2
Transcript of 68835096 RDTR Draft 4 Gabungan Raperda Jaksel A3
BAB XXVII
RENCANA RINCI TATA RUANG WILAYAH KECAMATAN JAGAKARSA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 741
Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan Jagakarsa meliputi:
a. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan
Jagakarsa;
b. Rencana Struktur Ruang Kecamatan Jagakarsa;
c. Rencana Pola Ruang Kecamatan Jagakarsa;
d. Penetapan Kawasan Strategis Wilayah Kecamatan Jagakarsa
e. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Jagakarsa; dan
f. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan
Jagakarsa
Bagian Kedua
Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Jagakarsa
Paragraf 1
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Jagakarsa
Pasal 742
Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kecamatan Jagakarsa, maka tujuan pengembangan Tata
Ruang Wilayah Kecamatan Jagakarsa adalah:
a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya.
b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta
keserasian antar sektor.
c. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :
• Perwujudan kehidupan masyarakat yang sejahtera lahir dan batin
• Perwujudan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam
• Peningkatan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berdaya-guna,
berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
• Perwujudan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif
terhadap lingkungan
• Perwujudan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan
d. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat.
e. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam
mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.
Paragraf 2
Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Jagakarsa
Pasal 743
(1) Kebijakan Kawasan Lindung Kecamatan Jagakarsa,
(2) Kebijakan Kawasan Budidaya Kecamatan Jagakarsa,
a. Perumahan
• Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian yang akan
tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain sebagainya.
• Pembatasan pembangunan perumahan untuk masa mendatang.
• Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan.
b. Sektor Perdagangan dan Jasa
• Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan
• Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan kolektor atau diatasnya
• Penyediaan fasilitas parkir yang memadai
• Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah.
c. Sektor Transportasi
• Beberapa ruas jalan tertentu perlu ditingkatkan kapasitasnya melalui program pelebaran jalan.
• Pengembangan jaringan jalan baru lebih diutamakan pada bagian utara dan selatan BWK
Kecamatan Jagakarsa.
d. Sektor Fasilitas Umum
• Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin.
• Partisipasi swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum.
• Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal.
• Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar
kecamatan.
e. Sektor Air Minum
• Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan jaringan
induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum.
• Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah.
f. Sektor Sanitasi dan Sampah
• Pengadaan septick tank kelompok pada lokasi-lokasi perumahan yang dihuni oleh penduduk yang
berpenghasilan rendah. Sistem perencanaan yang dipakai yaitu perencanaan yang diintegrasikan
terhadap sistem sewerage.
• Perbaikan kondisi MCK yang ada serta pengadaan baru sesuai kebutuhan lingkungan perumahan
padat.
• Pengelolaan sampah dengan menyediakan container dan dipo-dipo sampah sesuai kebutuhan
g. Sektor Banjir dan Drainase
• Normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem makro drainase yang
ada.
• Pelaksanaan kegiatan vegetasi secara serentak.
h. Sektor Utilitas Umum.
• Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta
lampu-lampu penerangan jalan.
• Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis.
• Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan
pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas.
i. Sektor Ruang Terbuka Hijau
• Pemeliharaan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan memanfaatkannya untuk taman dan
hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat.
• Penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program penyuluhan
pembinaan.
• Penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.
(3) Kebijakan Kawasan Strategis Kecamatan Jagakarsa
a. Penetapan Kawasan Strategis Kecamatan Jagakarsa berdasarkan nilai strategis dari sudut
kepentingan ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu merupakan aglomerasi
berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki :
- Potensi ekonomi cepat tumbuh;
- Sektor unggulan yang dapat menggerakan sektor ekonomi;
- Potensi ekspor;
- Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi.
b. Ditetapkan sebagai Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Jagakarsa.
(4) Kebijakan Pengendalian Lingkungan Kecamatan Jagakarsa ;
a. Pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem dan kelestarian lingkungan alam.
b. Pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
Pasal 744
Strategi penataan ruang Kecamatan Jagakarsa, adalah:
a. Peningkatkan peran dan fungsi serta penataan pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang.
b. Perbaikan dan perencanaan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan membangun rumah
susun beserta fasilitas-fasilitasnya.
c. Perlindungan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di bantaran sungai
Pesanggrahan dan kali Grogol, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh.
d. Pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkan kapasitas perdagangan dan jasa .
e. Pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna menyediakan ruang
perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.
Bagian Ketiga
Persebaran Penduduk Wilayah Kecamatan Jagakarsa
Pasal 745
Jumlah penduduk di Kecamatan Jagakarsa sampai pada tahun 2030 dibatasi sebanyak-banyaknya 273.499 Jiwa.
Bagian Keempat
Struktur Ruang Wilayah Kecamatan Jagakarsa
Umum
Pasal 746
(1) Rencana struktur ruang wilayah provinsi dijabarkan kedalam struktur ruang wilayah Kecamatan
Jagakarsa, yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem prasarana wilayah;
(2) Rencana pengembangan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan
berdasarkan :
a. sistem pusat kegiatan primer;
b. sistem pusat sekunder; dan
c. sistem pusat kegiatan tersier
(3) Rencana sistem prasarana wilayah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi
a. prasarana transportasi,
b. prasarana sumber daya air bersih,
c. prasarana pengendalian drainase,
d. prasarana sanitasi limbah,
e. prasarana persampahan,
f. prasarana energi listrik, dan
g. prasarana telekomunikasi.
Sistem Pusat Kegiatan Wilayah Kecamatan Jagakarsa
Pasal 747
(1) Rencana pengembangan pusat-pusat kegiatan Kota Administrasi Jakarta Selatan diwujudkan dalam bentuk
Sistem Pusat Kegiatan Tersier;
(2) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier Kecamatan Jagakarsa sebagaimana dimaksud
pada Pasal 6 ayat (2) huruf c, terdapat pada lokasi pertokoan Ramayana dan Borobudur di Kelurahan
Jagakarsa, Matahari Cialandak Mall di Kelurahan Cilandak Timur, Kantor Camat Jagakarsa di Kelurahan
Jati Padang;
(3) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier di wilayah Kecamatan Jagakarsa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), tercantum pada Lampiran Gambar 4.1 Peraturan Daerah ini.
Sistem Prasarana Wilayah Kecamatan Jagakarsa
Pasal 748
Sistem prasarana meliputi prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian
drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, prasarana energi listrik, dan prasarana
telekomunikasi.
Prasarana Transportasi Wilayah Kecamatan Jagakarsa
Pasal 749
(1) Rencana pengembangan prasarana transportasi di Kecamatan Jagakarsa, meliputi jaringan jalan arteri
dan kolektor;
(2) Rencana pembangunan dan peningkatan jalan arteri sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi;
Rencana peningkatan jalan arteri, Kecamatan Jagakarsa yang meliputi pelebaran jalan Jl. Jagakarsa Raya,
Jalan Ampera Raya, Jalan Pejaten Raya, Jalan Warung Jati Barat, Jalan Lenteng Agung, Jalan Tanjung
Barat, Jalan TB. Simatupang, Jalan Lenteng Agung Timur,
(3) Rencana peningkatan jalan kolektor Kecamatan Jagakarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
pelebaran Jalan Lenteng Agung Barat, Jalan Cilandak KKO, Jalan Cilandak Raya, Jalan Harsono RM.
Prasarana Sumber Daya Air Bersih Wilayah Kecamatan Jagakarsa
Pasal 750
Pengembangan Prasarana sumber daya air bersih di wilayah Kecamatan Jagakarsa meliputi :
a. Penambahan jaringan pipa air minum yaitu ke sebelah utara Jalan Tol Lingkar Luar dengan jaringan
PDAM
b. Penambahan jaringan air bersih ke sebelah selatan Jalan Tol Lingkar Luar dengan hidran umum yang
ditempatkan di titik tertentu.
Prasarana Pengendalian Drainase
Pasal 751
Pengembangan prasarana pengendalian drainase di Kecamatan Jagakarsa, meliputi :
a. Normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari kegiatan yang dapat menggangu
fungsinya pada lokasi saluran Kali Krukut, Kali Ciliwung, dan Kali Baru;
b. Perawatan waduk Ragunan 1, waduk Ragunan 2 dan lingkungan sekitarnya.
c. Pengembangan drainase primer di Jl. TB Simatupang
d. Pengembangan drainase sekunder di Jl. Jagakarsa Raya dan Jl. Warung Jati Barat
Prasarana Sanitasi Limbah Wilayah Kecamatan Jagakarsa
Pasal 752
Pengembangan prasarana sanitasi di Kecamatan Jagakarsa, meliputi:
a. Pengembangan sistem pembuangan air limbah secara sistem on-site
b. Pengembangan saluran pembuangan air limbah makro menuju Kali Ciliwung dan Kali Krukut.
Prasarana Persampahan Wilayah Kecamatan Jagakarsa
Pasal 753
Pengembangan prasarana persampahan di wilayah Kecamatan Jagakarsa, meliputi:
a. Pengembangan penggunaan teknologi pengolahan sampah dengan
menggunakan incinerator yang ditempatkan pada kawasan-kawasan tertentu;
b. Pembangunan lokasi penampungan sampah (LPS) sementara pada setiap
kelurahan;
c. Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS (Lokasi
pembuangan sampah) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan
memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam incinerator;
d. Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3)
dengan penggunaan teknologi tepat guna;
e. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan
penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling);
f. Peningkatan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat
masuk ke lingkungan padat penduduk;
g. Pencegahan dan penindakan tegas pembuangan sampah ke sungai dan
saluran, serta mencegah tumbuhnya perumahan liar dan bedeng di sepanjang tepi sungai.
Prasarana Energi Listrik
Pasal 754
Pengembangan prasarana energi di wilayah Kecamatan Jagakarsa, meliputi:
a. Memperbaiki jaringan listrik yang ada
b. Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada
c. Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel PLN dengan kabel
isolasi
d. Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta mempertimbangkan segi
estetika lingkungan
e. Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan pembangunan jalan baru
sebaiknya ditempatkan di bawah tanah
f. Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi eksisting 2008 belum
terlayani listrik
Prasarana Telekomunikasi
Pasal 755
Pengembangan prasarana Telekomunikasi dan informatika di Kecamatn Jagakarsa, meliputi:
a. Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi telekomunikasi yang
memadai
b. Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan tujuan untuk
memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial.
c. Pengembangan jaringan telekomunikasi yang aman dan menjaga struktur lingkungan kota di Kecamatan
Jagakarsa.
Bagian Kelima
Rencana Pola Ruang Wilayah Kecamatan Jagakarsa
Umum
Pasal 756
(1) Rencana pola ruang Kecamatan Jagakarsa, terdiri atas:
a. Peruntukan ruang untuk fungsi lindung / kawasan lindung, dan
b. Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya /kawasan budidaya.
(2) Rencana pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi :
a. Kawasan resapan air;
b. Kawasan sempadan sungai dan kanal;
(3) Rencana pengembangan kawasan budidaya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:
a. Ruang terbuka hijau lainnya;
b. Kawasan perkantoran;
c. Kawasan perdagangan;
d. Kawasan Permukiman.
(4) Rencana pola ruang wilayah Kecamatan Jagakarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum
dalam Lampiran Gambar 4.2 Peraturan Daerah ini.
Peruntukan Ruang untuk Fungsi Lindung (Kawasan Lindung)
Kawasan Resapan Air
Pasal 757
(1) Penanaman dan pemeliharaan pohon dan tanaman pada lahan pemakaman yang berfungsi sebagai
peneduh dan membantu peresapan air;
(2) Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau.
Kawasan sempadan sungai dan kanal
Pasal 758
(1) Pembangunan dan pemeliharaan jalur hijau di sempadan sungai dan kanal;
(2) Pembangunan jalan inspeksi pada sungai-sungai utama untuk mengarahkan orientasi pembangunan fisik;
(3) Peningkatan kapasitas sungai, kanal, saluran penghubung, dan saluran lingkungan melalui pengerukan;
(4) Pembangunan fisik diarahkan menghadap sungai (river front development) untuk menjaga kapasitas
aliran sungai dan kanal.
Peruntukan Ruang Untuk Fungsi Budidaya (Kawasan Budidaya)
Wilayah Kecamatan Jagakarsa
Kawasan Ruang Terbuka Hijau
Pasal 759
Pengembangan kawasan terbuka hijau lainnya, meliputi:
a. Pengembangan ruang terbuka hijau dengan klasifikasi kawasan
penyempurna hijau rekreasi Taman Margasatwa Ragunan.
b. Pengembangan jalur hijau diarahkan sepanjang Kali Saru, Kali Mampang,
Kali Baru, dan Kali Ciliwung.
c. Pengembangan Kawasan penyempurna hijau makam TPU Jeruk Purut.
d. Penataan ruang terbuka hijau seluas 326,424 Ha;
Kawasan Perdagangan
Pasal 760
Pengembangan kawasan perdagangan, meliputi :
a. Pengembangan kawasan perdagangan berupa wisma dagang (ruko) yang berada pada lokasi sepanjang Jl.
Jagakarsa Raya, Jl. Ampera Raya, Jl. Warung Jati Barat, Jl. Ragunan Raya serta Jl. Cilandak KKO.
b. Pengembangan program perbaikan lingkungan pada kawasan yang terbangun dengan
penyediaan dan / atau penambahan fasilitas penunjangnya beserta penghijauan yang lebih nyaman;
c. Pembatasan kegiatan perdagangan.
Kawasan Permukiman
Pasal 761
Penataan kawasan perumahan horisontal dan vertikal, meliputi :
a. Pengembangan kawasan Permukiman wisma kecil, sedang dan besar di bagian utara yaitu Kelurahan
Pejaten Barat, Pejaten Timur, Jagakarsa, Jatipadang, serta sebagian Kelurahan Ragunan dan
Cilandak Timur
b. Pengembangan wisma taman di bagian selatan yaitu Kelurahan Kebagusan, sebagian Kelurahan
Ragunan dan Cilandak Timur.
c. Pengembangan wisma susun dan wisma susun taman pada beberapa lokasi di Kelurahan Cilandak
Timur, Jagakarsa dan Ragunan
d. Pengembangan wisma flat/ apartemen di Kelurahan Jatipadang, Pejaten Barat, Ragunan dan
Cilandak Timur
e. Fungsi wisma yang direncanakan di Kecamatan Jagakarsa ialah seluas 1.009,18 Ha atau sekitar
46,56% dari total luas Kecamatan Jagakarsa.
Bagian Keenam
Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial
Pasal 760
Pengembangan fasilitas umum dan sosial sebagai upaya penanganan pemenuhan kebutuhan penduduk
Kecamatan Jagakarsa yang terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas olah
raga dan fasilitas pengendalian bencana.
Fasilitas Pendidikan
Pasal 761
(1) Pengembangan fasilitas pendidikan diutamakan untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan
diperlukan penambahan lahan dan bangunan fasilitas pendidikan;
(2) Pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Jagakarsa diarahkan untuk tingkat pendidikan dasar
(TK dan SD) masing-masing diperhitungkan kurang 171 unit dan 28 unit;
(3) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas pendidikan.
Fasilitas Kesehatan
Pasal 762
(1) Jumlah fasilitas kesehatan yang ada sudah cukup melayani wilayah Kecamatan Jagakarsa;
(2) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas kesehatan.
Fasilitas Peribadatan
Pasal 763
(1) Jumlah fasilitas peribadatan yang ada sudah cukup melayani wilayah Kecamatan Jagakarsa;
(2) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas peribadatan.
Fasilitas Olahraga
Pasal 764
Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas olahraga, berupa tempat bermain, taman dan lapangan serba
guna.
Bagian Ketujuh
Intensitas Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Jagakarsa
Pasal 765
Arahan rencana intensitas pemanfaatan ruang Kecamatan Jagakarsa, meliputi :
a. KDB 50% dengan ketinggian bangunan maksimal 2 lantai diperuntukkan bagi kawasan wisma,
b. KDB 40% dengan ketinggian bangunan 15 lantai diperuntukkan bagi wisma susun ;
c. KDB 20% dengan ketinggian bangunan 15 lantai diperuntukkan bagi wisma susun taman;
d. KDB 40% dengan ketinggian bangunan 20 lantai diperuntukkan bagi wisma flat.
Bagian Ketujuh
Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Jagakarsa
Pasal 766
(1) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kecamatan Jagakarsa dilaksanakan berdasarkan arahan
pemanfaatan ruang wilayah provinsi DKI Jakarta, meliputi :
a. penyusunan program utama;
b. penentuan lokasi;
c. sumber pendanaan;
d. instansi pelaksana; dan
e. waktu pelaksanaannya.
(2) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kecamatan Jagakarsa, sebagaimana yang dimaksud pasal 766 ayat
1, dapat dilihat dalam Lampiran Peraturan Daerah Ini.
BAB XXVIII
RENCANA RINCI TATA RUANG WILAYAH KECAMATAN PASAR MINGGU
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 767
Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan Pasar Minggu meliputi:
a. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Pasar Minggu;
b. Rencana Struktur Ruang Kecamatan Pasar Minggu;
c. Rencana Pola Ruang Kecamatan Pasar Minggu;
d. Penetapan Kawasan Strategis Wilayah Kecamatan Pasar Minggu;
e. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Pasar Minggu; dan
f. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Pasar Minggu.
Bagian Kedua
Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Pasar Minggu
Paragraf 1
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Pasar Minggu
Pasal 768
Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kecamatan Pasar minggu, maka tujuan pengembangan Tata
Ruang Wilayah Kecamatan Pasar Minggu adalah:
a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya.
b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta
keserasian antar sektor.
c. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :
• Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera lahir dan batin
• Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam
• Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berdaya-guna,
berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
• Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif
terhadap lingkungan
• Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan
d. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat.
e. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam
mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.
Paragraf 2
Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Pasar Minggu
Pasal 769
(1) Kebijakan Kawasan Lindung Kecamatan Pasar minggu,
(2) Kebijakan Kawasan Budidaya Kecamatan Pasar minggu,
a. Sektor Perumahan
• Perbaikan rumah di daerah-daerah hunian yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan
lain
• Pembatasan pembangunan perumahan landed house
• Program perbaikan lingkungan dan permajaan lingkungan pada kawasan kumuh
b. Sektor Perdagangan dan Jasa
• Pembatasan sistem ribbon, kecuali yang mengalami peningkatan fungsi dan kualitas dengan
memperhatikan kelancaran arus lalu lintas dan penyediaan tempat parkir
• Pengembangan sentra – sentra lokal dilakukan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas
• Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah
c. Sektor Transportasi
• Peningkatan kualitas jalan kolektor arah utara – selatan dan timur - barat;
• Pembangunan jaringan jalan baru terutama pada bagian utara dan selatan BWK Kecamatan
Pasar Minggu;
d. Sektor Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial
• Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum
• Pembangunan fasilitas umum dengan lebih mendorong peran swasta
• Pengembangan dan peningkatan fasilitas umum, baik kuantitas maupun kualitas
e. Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir
• Normalisasi sungai dan saluran drainase
• Peningkatan sistem makro drainase yang ada
• Pelaksanaan kegiatan vegetasi secara serentak
f. Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih
• Peningkatan kualitas jaringan pipa – pipa induk dan distribusi air bersih
• Pembatasan penggunaan air tanah
• Penambahan hydrant umum
g. Sektor Sanitasi dan Sampah
• Pengadaan septick tank kelompok pada lokasi-lokasi perumahan yang dihuni oleh penduduk yang
berpenghasilan rendah
• Perencanaan yang diintegrasikan dengan sistem sewerage
• Peningkatan kondisi MCK serta pengadaan baru sesuai kebutuhan di lingkungan permukiman
padat
• Pengelolaan sampah dengan menyediakan container dan dipo-dipo sampah sesuai kebutuhan
h. Sektor Utilitas Umum
• Penambahan dan peningkatan jaringan pelayanan listrik, gardu-gardu listrik dan lampu
penerangan jalan
• Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis
• Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan
pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas
i. Sektor Ruang Terbuka Hijau
Mencadangkan ruang terbuka hijau di sepanjang kali dan memanfaatkannya sebagai taman dan
hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat
Mengadakan penghijauan di pekarangan-pekarangan individu dan badan jalan (arteri maupun
kolektor) melalui program penyuluhan pembinaan
Pasal 770
Strategi penataan ruang Kecamatan Pasar minggu, adalah:
a. Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang.
b. Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan membangun rumah
susun beserta fasilitas-fasilitasnya.
c. Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di bantaran sungai,
pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh.
d. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkan kapasitas perdagangan
dan jasa .
e. Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna
menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.
Bagian Ketiga
Persebaran Penduduk Wilayah Kecamatan Pasar Minggu
Pasal 771
Jumlah penduduk di Kecamatan Pasar minggu sampai pada tahun 2030 dibatasi sebanyak-banyaknya 273.499
Jiwa.
Bagian Keempat
Rencana Struktur Ruang Wilayah Kecamatan Pasar Minggu
Umum
Pasal 772
(1) Rencana struktur ruang wilayah Kecamatan Pasar minggu meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem
prasarana wilayah;
(2) Rencana pengembangan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan
berdasarkan :
a. sistem pusat kegiatan sekunder
b. sistem pusat kegiatan tersier; dan
c. sistem pusat kegiatan sub-tersier
(3) Rencana sistem prasarana wilayah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi
a. prasarana transportasi,
b. prasarana sumber daya air bersih,
c. prasarana pengendalian drainase,
d. prasarana sanitasi limbah,
e. prasarana persampahan,
f. prasarana energi listrik, dan
g. prasarana telekomunikasi.
Sistem Pusat Kegiatan
Pasal 773
(1) Rencana pengembangan pusat-pusat kegiatan Kecamatan Pasar Minggu diwujudkan dalam bentuk
Sistem Pusat Kegiatan Sekunder, Kegiatan Tersier dan Pusat Kegiatan Sub Tersier;
(2) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Sekunder Kecamatan Pasar Minggu sebagaimana
dimaksud pada Pasal 7 ayat (2) huruf a, terdapat pada lokasi Terminal Ragunan, Stasiun- Terminal Pasar
Minggu, Mall Pejaten, Cilandak Commercial Estate, Universitas Tamam Jagakarsa, Netherland International
School dan Universitas Nasional ;
(3) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier Kecamatan Pasar minggu sebagaimana
dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) huruf b, terdapat pada lokasi Kecamatan Pasar minggu, Ramayana dan
Borobudur, Matahari Cilandak Mall, Kantor Camat Pasar Minggu;
(4) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Sub Tersier di Kantor Lurah Cilandak Timur, Kantor
Lurah Ragunan, Kantor Lurah Kebagusan, Kantor Lurah Pasar Minggu, Kantor Lurah Jatipadang, Kantor
Lurah Pejaten Barat, Kantor Lurah Pejaten Timur sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum pada
Lampiran Gambar 4.3 Peraturan Daerah ini.
Sistem Prasarana Wilayah
Pasal 774
Sistem prasarana meliputi prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian
drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, prasarana energi listrik, dan prasarana
telekomunikasi.
Prasarana Transportasi
Pasal 775
(1) Rencana pengembangan prasarana transportasi di Kecamatan Pasar Minggu, meliputi jaringan jalan tol
dan arteri (primer dan sekunder);
(2) Rencana pembangunan dan peningkatan jalan tol sebagaimana di maksud pada ayat (1) adalah Jalan Tol
Pondok Indah dengan rencana pengembangan (ROW) sampai 70 M;
(3) Rencana pembangunan dan peningkatan jalan arteri (primer dan sekunder) sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah meliputi Jalan Pasar Minggu Raya, Jalan Ampera Raya, Jalan Pejaten Raya, Jalan Warung
Jati Barat, Jalan Lenteng Agungerin, Jalan Tanjung Barat, Jalan TB.Simatupang, Jalan Lenteng Agung Timur,
Jalan Lenteng Agung Barat, Jalan Cilandak KKD, Jalan Cilandak Raya dan Jalan Harsono RM.
Kecamatan Pasar Minggu
Pasal 776
Pengembangan Prasarana Sumber Daya Air Bersih di wilayah Kecamatan Pasar Minggu meliputi :
a. Penambahan jaringan pipa air bersih ke sebelah utara dan selatan Jalan Tol Lingkar Luar
b. Perluasan jaringan pelayanan air bersih dan penyediaan hidran umum pada lokasi yang belum
terlayani air bersih terutama permukiman padat penduduk;
Prasarana Pengendalian Drainase
Pasal 777
Pengembangan prasarana pengendalian drainase di Kecamatan Pasar Minggu, meliputi :
a. Optimalisasi fungsi Waduk Ragunan 1 dan 2, Kali Krukut, Kali Ciliwung dan Kali Baru sebagai
bagian dari sistem jaringan drainase di Kecamatan Pasar Minggu;
b. Pengembangan jaringan drainase baru, diantaranya :
• Drainase primer di Jl.TB.Simatupang
• Drainase sekunder di Jl.Pasar Minggu raya dan Jl.Warung Jati Barat
Prasarana Sanitasi Limbah
Pasal 778
Pengembangan prasarana sanitasi di Kecamatan Pasar Minggu, meliputi pengembangan sistem pembuangan air
limbah secara sistem on-site (cubluk, septic tank) dengan saluran pembuangan air limbah makro yaitu Kali
Ciliwung dan Kali Krukut
Prasarana Energi Listrik
Pasal 779
Pengembangan prasarana energi listrik di wilayah Kecamatan Pasar Minggu, meliputi:
a. Perbaikan jaringan listrik yang telah ada;
b. Peningkatan daya transmisi yang sudah ada;
c. Penindakan pencurian listrik;
d. Penempatan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan mempertimbangkan estetika lingkungan;
e. Pengembangan Jaringan listrik mengikuti jaringan jalan;
f. Pengamanan jaringan listrik pada kawasan perumahan padat.
Prasarana Telekomunikasi
Pasal 780
Pengembangan prasarana Telekomunikasi dan informatika di Kecamatn Pasar minggu, meliputi:
a. Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi telekomunikasi
yang memadai;
b. Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan tujuan
untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial;
c. Pengembangan jaringan telekomunikasi yang aman dan menyesuaikan dengan estetika
lingkungan.
Bagian Kelima
Rencana Pola Ruang Wilayah Kecamatan Pasar minggu
Umum
Pasal 781
(1) Rencana pola ruang Kecamatan Pasar minggu, terdiri atas:
a. Peruntukan ruang untuk fungsi lindung / kawasan lindung, dan
b. Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya /kawasan budidaya.
(2) Rencana pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi
kawasan karya taman ;
(3) Rencana pengembangan kawasan budidaya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:
a. Ruang terbuka hijau lainnya;
b. Kawasan perkantoran;
c. Kawasan perdagangan;
d. Kawasan Permukiman.
4). Rencana pola ruang wilayah Kecamatan Pasar minggu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum
dalam Lampiran Gambar 4.4 Peraturan Daerah ini.
Paragraf 3
Peruntukan Ruang untuk Fungsi Lindung (Kawasan Lindung)
Kawasan Karya Taman
Pasal 782
Diarahkan pada bagian tengah Kecamatan Pasar Minggu yaitu di sepanjang Jalan Arteri TB.Simatupang yang
berfungsi sebagai fasilitas karya yang dilengkapi dengan fungsi hijau/ taman
Paragraf 4
Peruntukan Ruang Untuk Fungsi Budidaya (Kawasan Budidaya)
Wilayah Kecamatan Pasar Minggu
Kawasan Ruang Terbuka Hijau
Pasal 783
Pengembangan kawasan terbuka hijau lainnya, meliputi:
a. Pengembangan penyempurna hijau rekreasi diarahkan di Taman Margasatwa Ragunan;
b. Pengembangan penyempurna hijau makam diarahkan pada TPU Jeruk Purut ;
c. Pengembangan penyempurna hijau umum diarahkan pada tepi kali sarua, kali mampang, kali
baru dan kali ciliwung
d. Pengembangan ruang terbuka hijau di Kecamatan Pasar Minggu direncanakan seluas 326,424
Ha atau sekitar 15,06% dari total luas Kecamatan Pasar Minggu.
Kawasan Perdagangan
Pasal 784
Pengembangan kawasan perdagangan, meliputi :
a. Penataan kawasan perdagangan berupa wisma dagang (ruko) di
sepanjang Jl.Pasar Minggu Raya, Jl. Ampera Raya, Jl.Warung, Jati Barat, Jl. Ragunan Raya dan Jl.
Cilandak KKO
b. Pembatasan pertumbuhan kawasan perdagangan dan perbaikan fasilitas
pendukung seperti fasilitas parkir dan fasilitas bagi pejalan kaki.
Kawasan Permukiman
Pasal 785
Pengembangan kawasan perumahan di Kecamatan Pasar Minggu, meliputi :
a. Untuk wisma kecil, sedang dan besar diarahkan pada bagian utara yaitu Kelurahan Pejaten Barat,
Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jatipadang, serta sebagian Kelurahan Ragunan dan Cilandak Timur
b. Untuk wisma taman diarahkan pada bagian selatan yaitu Kelurahan Kebagusan sebagian
kelurahan Ragunan dan Cilandak Timur
c. Untuk wisma susun dan wisma susun taman diarahkan di Kelurahan Cilandak Timur, Pasar
Minggu, dan Ragunan
d. Untuk wisma flat/ apartemen diarahkan pada Kelurahan Jatipadang, Pejaten Barat, Ragunan dan
Cilandak Timur
e. Total pengembangan permukiman di Kecamatan Pasar Minggu ialah seluas 1.009,18 Ha atau
sekitar 46, 56 % dari total luas Kecamatan Pasar Minggu
Bagian Keenam
Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial
Pasal 786
Pengembangan fasilitas umum dan sosial sebagai upaya penanganan pemenuhan kebutuhan penduduk
Kecamatan Pasar Minggu yang terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas
olah raga dan fasilitas pengendalian bencana.
Fasilitas Pendidikan
Pasal 787
(1) Pengembangan fasilitas pendidikan diarahkan untuk tingkat pendidikan Taman Kanak-kanak (TK)
sebanyak 219 unit, Sekolah Dasar (SD) sebanyak 109 unit, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
sebanyak 18 unit dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sebanyak 9 unit, diutamakan untuk fasilitas
pendidikan yang masih kurang jumlahnya yaitu TK sebanyak 171 unit dan SD sebanyak 28 unit
(2) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas pendidikan.
Fasilitas Kesehatan
Pasal 788
(1) Pengembangan fasilitas kesehatan diperlukan penambahan yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan
yang direncanakan;
(2) Pengembangan fasilitas kesehatan berupa penambahan jumlah fasilitas kesehatan yang terdiri dari balai
pengobatan sebanyak 91 unit, rumah bersalin sebanyak 9 unit, puskesmas sebanyak 1 unit dan apotik
sebanyak 9 unit;
(3) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas kesehatan.
Fasilitas Peribadatan
Pasal 789
(1) Pengembangan fasilitas peribadatan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan; yaitu
mushala sebanyak 91 unit, mesjid sebanyak 9 unit, mesjid skala kecamatan sebanyak 1 unit, gereja katolik
sebanyak 4 unit, gereja sebanyak 4 unit, vihara sebanyak 4 unit, pura sebanyak 4 unit serta kelenteng
sebanyak 4 unit.
(2) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas peribadatan.
Fasilitas Olahraga
Pasal 790
Pengembangan sarana dan prasarana fasilitas olahraga, berupa tempat bermain, lapangan olah raga, kolam
renang dan gedung olahraga juga termasuk taman-taman warga dan tempat bermain .
Fasilitas Pengendali Bencana
Pasal 791
Pengembangan fasilitas bencana meliputi banjir dan kebakaran yaitu berupa :
a. Perbaikan daerah sempadan sungai melalui penghijauan.
b. Peningkatan kapasitas danau dan sungai.
c. Perbaikan saluran air yang tertutup perkerasan serta membuat saluran air baru pada lokasi-lokasi yang
belum memiliki saluran air.
d. Sebaran distribusi sarana dan prasana kebakaran pada setiap kelurahan.
e. Perbaikan lingkungan berupa pelebaran jalan lingkungan sehingga mempermudah evakuasi ketika terjadi
kebakaran.
Bagian Ketujuh
Arahan Intensitas Pemanfaatan Ruang
Pasal 792
Arahan rencana intensitas pemanfaatan ruang Kecamatan Pasar Minggu, meliputi
a. Wilayah yang diarahkan sebagai kawasan wisma memiliki KDB 50% dengan ketinggian bangunan
maksimal 2 lantai;
b. Wisma susun memiliki KDB 40% dengan ketinggian bangunan 15 lantai;
c. Wisma susun taman memiliki KDB 20% dengan ketinggian bangunan 15 lantai dan
d. Wisma flat memiliki KDB 40% dengan ketinggian bangunan 20 lantai.
Bagian Kedelapan
Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Pasar Minggu
Pasal 793
(1) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kecamatan Pasar Minggu dilaksanakan berdasarkan arahan
pemanfaatan ruang wilayah provinsi DKI Jakarta, meliputi :
a. penyusunan program utama;
b. penentuan lokasi;
c. sumber pendanaan;
d. instansi pelaksana; dan
e. waktu pelaksanaannya.
(2) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kecamatan Pasar Minggu, sebagaimana yang dimaksud pasal 793
ayat 1, dapat dilihat dalam Lampiran Peraturan Daerah Ini.
BAB XXIX
RENCANA RINCI TATA RUANG WILAYAH KECAMATAN CILANDAK
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 794
Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan Cilandak meliputi:
a. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Cilandak;
b. Rencana Struktur Ruang Kecamatan Cilandak;
c. Rencana Pola Ruang Kecamatan Cilandak;
d. Penetapan Kawasan Strategis Wilayah Kecamatan Cilandak
e. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Cilandak; dan
f. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Cilandak
Bagian Kedua
Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Cilandak
Paragraf 1
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Cilandak
Pasal 795
Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kecamatan Cilandak, maka tujuan pengembangan Tata Ruang
Wilayah Kecamatan Cilandak adalah:
a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya.
b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta
keserasian antar sektor.
c. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan ruang yang
ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-
bagian tertentu di wilayah Kecamatan Cilandak.
d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :
• Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Cilandak yang sejahtera lahir dan batin
• Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam
• Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berdaya-guna,
berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
• Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif
terhadap lingkungan
• Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan
e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat.
f. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam
mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.
Paragraf 2
Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Cilandak
Pasal 796
(1) Kebijakan Kawasan Lindung Kecamatan Cilandak meliputi :
a. Pengelolaan kawasan sempadan sungai diarahkan sebagai upaya persiapan reorientasi
terhadap ketiga belas sungai yang melalui DKI Jakarta (tiga diantaranya melalui Kecamatan Cilandak Kali
Krukut, Kali Grogol dan Kali Cilandak) dalam program pengembangan kawasan sungai dan Program Kali
Bersih (Prokasih).
(2) Kebijakan Kawasan Budidaya Kecamatan Cilandak,
a. Sektor Perumahan
• Perbaikan lingkungan dan peningkatan kualitas bangunan perumahan
• Peremajaan lingkungan perumahan yang tidak teratur dan mempunyai potensi nilai tanah tinggi
• Pengembangan aksesibilitas menjadi rumah teratur
• Pengembangan /pembangunan baru lahan-lahan yang kosong serta peningkatan ke arah vertikal.
b. Sektor Perdagangan dan Jasa
• Pengembangan sistem ribbon dengan menjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan parkir
yang memadai;
• Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah
c. Sektor Transportasi
• Peningkatan kualitas jalan terutama fungsi jalan –jalan arteri (menghubungkan WP Pusat dan
WP Selatan; Jalan RS.Fatmawati),
• Peningkatan kapasitas jalan kolektor besar maupun kolektor kecil jalan kolektor besar maupun
kecil;
• Rasionalisasi rute dan fasilitas angkutan umum (bis, mikrolet dan metromini) secara bertahap
sesuai kebutuhan yang ada
d. Sektor Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial
• Pengadaan lahan untuk membangun fasilitas umum pada daerah padat penduduk
• Pengembangan fasilitas umum ke arah vertikal
e. Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir
• Normalisasi sungai dan saluran drainase
• Peningkatan sistem makro drainase yang ada
• Pelaksanaan kegiatan vegetasi secara serentak
f. Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih
• Pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi
• Pembatasan penggunaan air tanah
• Penambahan hydrant umum
g. Sektor Sanitasi dan Sampah
• Pengadaan septick tank kelompok pada lokasi-lokasi perumahan yang dihuni oleh penduduk yang
berpenghasilan rendah
• Perencanaan yang diintegrasikan dengan sistem sewerage
• Peningkatan kondisi MCK serta pengadaan baru sesuai kebutuhan di lingkungan permukiman
padat
• Pengelolaan sampah dengan menyediakan container dan dipo-dipo sampah sesuai kebutuhan
h. Sektor Utilitas Umum
• Penambahan dan peningkatan jaringan pelayanan listrik, gardu-gardu listrik dan lampu
penerangan jalan
• Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis
• Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan
pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas
i. Sektor Ruang Terbuka Hijau
• Mencadangkan ruang terbuka hijau di sepanjang kali dan memanfaatkannya sebagai taman dan
hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat
Mengadakan penghijauan di pekarangan-pekarangan individu dan badan jalan (arteri maupun
kolektor) melalui program penyuluhan pembinaan
Pasal 797
Strategi penataan ruang Kecamatan Cilandak, adalah:
a. Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang.
b. Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan membangun rumah
susun beserta fasilitas-fasilitasnya.
c. Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di bantaran sungai,
pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh.
d. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkan kapasitas perdagangan
dan jasa .
• Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna
menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.
Bagian Ketiga
Persebaran Penduduk Wilayah Kecamatan Cilandak
Pasal 798
Jumlah penduduk di Kecamatan Cilandak sampai pada tahun 2030 dibatasi sebanyak-banyaknya 269.057 Jiwa.
Bagian Keempat
Rencana Struktur Ruang Wilayah Kecamatan Cilandak
Umum
Pasal 799
(1) Rencana struktur ruang wilayah Kecamatan Cilandak meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem
prasarana wilayah;
(2) Rencana pengembangan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan
berdasarkan :
a. sistem pusat kegiatan primer
b. sistem pusat kegiatan sekunder
c. sistem pusat kegiatan tersier; dan
d. sistem pusat kegiatan sub-tersier
(3) Rencana sistem prasarana wilayah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi
a. prasarana transportasi,
b. prasarana sumber daya air bersih,
c. prasarana pengendalian drainase,
d. prasarana sanitasi limbah,
e. prasarana persampahan,
f. prasarana energi listrik, dan
g. prasarana telekomunikasi.
Sistem Pusat Kegiatan
Pasal 800
(1) Rencana pengembangan pusat-pusat kegiatan Kecamatan Cilandak diwujudkan dalam bentuk Sistem
Pusat Kegiatan Primer, Sistem Pusat Kegiatan Sekunder, Kegiatan Tersier dan Pusat Kegiatan Sub Tersier;
(2) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Primer Kecamatan Cilandak sebagaimana yang
dimaksud pada Pasal 7 ayat (2) huruf a terdapat pada Cilandak Town Square, Kampus Bina Sarana
Informatika dan Universitas Pembangunan Nasional
(3) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Sekunder Kecamatan Cilandak sebagaimana dimaksud
pada Pasal 7 ayat (2) huruf b, terdapat pada lokasi MTS Aliyah Darul Ma’rif, Depdiknas Jakarta Selatan,
Pusat Pertokoan dan Perkantoran D’Best Fatmawati dan Rukan Fatmawati Mas
(4) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier Kecamatan Cilandak sebagaimana dimaksud
pada Pasal 6 ayat (2) huruf c, terdapat pada lokasi Kantor Camat Cilandak, Pasar Cipete Selatan, Plaza Bona
Indah dan Hero Pondok Labu.
(5) Rencana Struktur Ruang Kecamatan Cilandak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum pada
Lampiran Gambar 4.5 Peraturan Daerah ini.
Sistem Prasarana Wilayah
Pasal 801
Sistem prasarana meliputi prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian
drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, prasarana energi listrik, dan prasarana
telekomunikasi.
Prasarana Transportasi
Pasal 802
(1) Rencana pengembangan prasarana transportasi di Kecamatan Cilandak, meliputi sistem jaringan jalan,
simpang susun, jalan layang dan jalan bawah tanah, fasilitas pejalan kaki dan jembatan .
(2) Rencana pengembangan sistem jaringan jalan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) adalah jalan
arteri primer (Jl.Pangeran Antasari –Jl. Bango, Jl. Fatmawati, Jl. H.Saip –Jl Abrahman, Jl.Fly over
H.Abrahman – Jl.Jati Raya Kompleks Hankam, Jl.Margasatwa dan Jl.Cinere Lebak Bulus – Jl.Karang
Tengah), jalan arteri sekunder (jalan yang melintasi Gandaria Selatan, Jl.Cilandak Barat dan Jl.Lebak Bulus)
serta jaln kolektor primer (Jl. Karang Tengah Raya, Jl.Lebak Bulus 1, 3, 4, Jl.Jl.Mega Karang Mulia, Jl.Karang
Indah, Jl. Bona Indah. Jl.Pertanian dan Jl.Cirendeu Raya, Jl.Adiyaksa Raya, Jl.Cipete Raya, Jl.Gaharu,
Jl.Cipete Utara, Jl.H.Saidi – Jl.Asem 2, Jl.H.Nawi))
(3) Rencana pengembangan simpang susun dan jalan bawah tanah di Kecamatan Cilandak sebagaimana
yang dimaksud pada ayat (1) adalah Fly over menyebrangi Jl.TB.Simatupang, Underpass Antasari
menyebrangi Jl.TB.Simatupang
(4) Rencana pengembangan fasilitas pejalan kaki dan jembatan di Kecamatan Cilandak sebagaimana yang
dimaksud dalam ayat (1) adalah fasilitas parkir berupa gedung atau lahan parkir untuk menghapus parkir di
tepi jalan.
Prasarana Sumber Daya Air Bersih
Pasal 803
Pengembangan Prasarana Sumber Daya Air Bersih di wilayah Kecamatan Cilandak meliputi :
a. Penambahan jaringan pipa air bersih ( Jl.TB.Simatupang, Jl.Fatmawati, Jl.Pasar Jumat dan
Jl.Pondok Labu)
b. Perluasan jaringan pelayanan air bersih dan penyediaan hidran umum pada lokasi yang belum
terlayani air bersih terutama permukiman padat penduduk;
Prasarana Pengendalian Drainase
Pasal 804
Pengembangan prasarana pengendalian drainase di Kecamatan Cilandak, meliputi :
a. Pelaksanaan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan
sungai dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya
b. Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan
sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan
penggelontor
c. Pengerukan sampah di sepanjang aliran sungai yang bisa menimbulkan
banjir
d. Penataan sistem jaringan drainase mengikuti sistem hirarki jalan (saluran
primer, sekunder dan tersier)
Prasarana Sanitasi Limbah
Pasal 805
Pengembangan prasarana sanitasi di Kecamatan Cilandak, meliputi pengembangan sistem pembuangan air
limbah secara sistem on-site (cubluk, septic tank)
Prasarana Persampahan
Pasal 806
Pengembangan prasarana persampahan di Wilayah Kecamatan Cilandak meliputi :
a. Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS ( Lokasi
pembuangan sampah ) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan
non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos
sebelum dibakar di dalam insinerator
b. Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan dilakukan dengan teknologi tepat guna
c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan
penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling)
• Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk kelingkungan yang
padat penduduk
• Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran. Caranya dengan
mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai
Prasarana Energi Listrik
Pasal 807
Pengembangan prasarana energi listrik di wilayah Kecamatan Cilandak, meliputi:
a. Pemenuhan kebutuhan listrik untuk rumah susun sewa
b. Pembangunan sistem jaringan listrik yang aman untuk kawasan perumahan terutama mencakup
kawasan permukiman padat
c. Peningkatan kebutuhan listrik akibat pertambahan penduduk dan kegiatan
d. Mempertahankan dan menata kondisi sistem jaringan listrik yang telah ada serta memperbaiki
kendala-kendala yang terjadi pada sistem jaringan listrik tersebut.
Prasarana Telekomunikasi
Pasal 808
Pengembangan prasarana Telekomunikasi dan informatika di Kecamatan Cilandak, meliputi:
a. Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi telekomunikasi
yang memadai;
b. Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan tujuan
untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial;
c. Pengembangan jaringan telekomunikasi yang aman dan menyesuaikan dengan estetika
lingkungan.
Bagian Kelima
Rencana Pola Ruang Wilayah Kecamatan Cilandak
Umum
Pasal 809
(1) Rencana pola ruang Kecamatan Cilandak, terdiri atas:
a. Peruntukan ruang untuk fungsi lindung / kawasan lindung, dan
b. Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya /kawasan budidaya.
(2) Rencana pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi
a. kegiatan budidaya pertanian rakyat, papan penyuluhan dan peringatan serta rambu-rambu
pekerjaan,pemasangan rentangan kabel listrik, kabel telepon dan pipa air minum; awasan karya taman ;
b. kegiatan yang bersifat sosial, olahraga, pariwisata dan kemasyarakatan yang tidak menimbulkan
dampak merugikan bagi kelestarian dan keamanan fungsi serta fisik sungai dan danau
(3) Rencana pengembangan kawasan budidaya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:
a. Kawasan perkantoran;
b. Kawasan perdagangan dan jasa
c. Kawasan perindustrian dan pergudangan
d. Kawasan permukiman.
e. Kawasan fungsi pelayanan sosial
(4) Rencana pola ruang wilayah Kecamatan Cilandak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum
dalam Lampiran Gambar 4.6 Peraturan Daerah ini.
Paragraf 3
Peruntukan Ruang untuk Fungsi Lindung (Kawasan Lindung)
Kawasan Karya Taman
Pasal 810
Paragraf 3
Peruntukan Ruang Untuk Fungsi Budidaya (Kawasan Budidaya)
Wilayah Kecamatan Cilandak
Kawasan Perkantoran
Pasal 811
Pengembangan kawsan perkantoran Kecamatan Cilandak diarahkan pada jalan-jalan utama seperti Jl RSC
Veteran (Bintaro), Jl.Bintaro Permai dan Jalan Tol Lingkar Luar Barat (JORR)
Kawasan Perdagangan dan Jasa
Pasal 812
Pengembangan kawasan perdagangan, meliputi :
a. Diarahkan pada jalan-jalan arteri seperti Jl.Ciledug Raya, Jl.RSC.Veterana
(Bintaro), Jl.Bintaro Permai,
b. Diarahkan pada jalan kolektor seperti di Jl. H. Sulaiman, Jl. Mesjid Darul
Falah, Jl. Ulujami Raya, Jl. H. Saidi, Jl. Kesehatan Raya dan Jl. Cempaka 5, serta di sekitar perumahan
Taman Alfa Indah, Bintaro Jaya 1 dan Komplek Perdagangan.
Kawasan Permukiman
Pasal 813
Pengembangan kawasan perumahan di Kecamatan Cilandak, meliputi :
a. Untuk perumahan kepadatan tinggi diarahkan pada Kelurahan Petukangan Utara, Kelurahan
Ulujami, Perumahan Bumi Cilandak Indah, Pulo Indah, Villa Pratama, Cilandak Permai (Kelurahan
.Petukangan Selatan), Komplek Petukangan Indah, Komplek Kodam Jaya dan Permukiman di sekitar Jl
Kesadaran (Kelurahan Cilandak), Komplek IKPN, Komplek YRS, Perumahan Bintaro Jaya 1, Taman
Bintaro, Puri Palem Indah, Bukit Mas, dan Komplek Perdagangan (Kelurahan Bintaro)
b. Untuk perumahan kepadatan sedang diarahkan pada Jl. Emerald Raya (Kelurahan Ulujami),
Perumahan Shangrilla Indah 1-2, Villa Pratama, Komplek Unilever (Kelurahan Petukangan Selatan),
Perumahan Bintaro Permai, Cilandak Indah dan Bumi Bintaro Permai (Kelurahan Cilandak), Perumahan
Bintaro Jaya 1, Komplek Depsos, Komplek Deplu dan Komplek Perdagangan (Kelurahan Bintaro)
c. Untuk pengembangan kawasan perumahan susun diarahkan pada Jl.Ciledug Raya (Kelurahan
Petukangan Selatan)
Bagian Keenam
Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial
Pasal 814
Pengembangan fasilitas umum dan sosial sebagai upaya penanganan pemenuhan kebutuhan penduduk
Kecamatan Cilandak yang terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas olah
raga dan fasilitas pengendalian bencana.
Fasilitas Pendidikan
Pasal 815
(1) Pengembangan fasilitas pendidikan diarahkan untuk tingkat pendidikan Taman Kanak-kanak (TK)
sebanyak 215 unit, Sekolah Dasar (SD) sebanyak 108 unit, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
sebanyak 18 unit dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sebanyak 9 unit,
(2) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas pendidikan.
Fasilitas Kesehatan
Pasal 816
(1) Pengembangan fasilitas kesehatan diperlukan penambahan yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan
yang direncanakan;
(2) Pengembangan fasilitas kesehatan berupa penambahan jumlah fasilitas kesehatan yang terdiri dari balai
pengobatan sebanyak 90 unit, BKIA sebanyak 27 unit, rumah bersalin sebanyak 9 unit, puskesmas pembantu
sebanyak 9 unit, puskesmas sebanyak 9 unit, rumah sakit sebanyak 1 unit, tempat praktek dokter sebanyak
45 unit, dan apotik sebanyak 9 unit;
(3) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas kesehatan.
Fasilitas Peribadatan
Pasal 817
(1) Pengembangan fasilitas peribadatan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan; yaitu
mushala sebanyak 90 unit, mesjid sebanyak 9 unit, mesjid skala kecamatan sebanyak 1 unit, gereja katolik
sebanyak 4 unit, gereja sebanyak 4 unit, vihara sebanyak 4 unit, pura sebanyak 4 unit serta kelenteng
sebanyak 4 unit.
(2) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas peribadatan.
Fasilitas Olahraga
Pasal 818
Pengembangan sarana dan prasarana fasilitas olahraga, berupa tempat bermain, lapangan olah raga, kolam
renang dan gedung olahraga juga termasuk taman-taman warga dan tempat bermain .
Bagian Ketujuh
Arahan Intensitas Pemanfaatan Ruang
Pasal 819
Arahan rencana intensitas pemanfaatan ruang Kecamatan Cilandak, meliputi
a. Wilayah yang diarahkan sebagai kawasan wisma memiliki KDB 50% dengan ketinggian bangunan
maksimal 2 lantai;
b. Wisma susun memiliki KDB 40% dengan ketinggian bangunan 15 lantai;
c. Wisma susun taman memiliki KDB 20% dengan ketinggian bangunan 15 lantai dan
d. Wisma flat memiliki KDB 40% dengan ketinggian bangunan 20 lantai.
Bagian Kedelapan
Arahan Pemanfaatan Ruang Kecamatan Cilandak
Pasal 820
(1) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kecamatan Cilandak dilaksanakan berdasarkan arahan pemanfaatan
ruang wilayah provinsi DKI Jakarta, meliputi :
a. penyusunan program utama;
b. penentuan lokasi;
c. sumber pendanaan;
d. instansi pelaksana; dan
e. waktu pelaksanaannya.
(2) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota administrasi Jakarta Selatan, sebagaimana yang dimaksud pasal
820 ayat 1, dapat dilihat dalam Lampiran Peraturan Daerah Ini.
BAB XXX
RENCANA RINCI TATA RUANG WILAYAH KECAMATAN PESANGGRAHAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 821
Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan Pesanggrahan meliputi:
a. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Pesanggrahan;
b. Rencana Struktur Ruang Kecamatan Pesanggrahan;
c. Rencana Pola Ruang Kecamatan Pesanggrahan;
d. Penetapan Kawasan Strategis Wilayah Kecamatan Pesanggrahan
e. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Pesanggrahan; dan
f. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Pesanggrahan
Bagian Kedua
Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Pesanggrahan
Paragraf 1
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Pesanggrahan
Pasal 822
Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kecamatan Pesanggrahan, maka tujuan pengembangan Tata
Ruang Wilayah Kecamatan Pesanggrahan adalah:
a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya.
b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta keserasian
antar sektor.
c. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan ruang yang ada,
serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian
tertentu di wilayah Kecamatan Pesanggrahan.
d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :
• Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Pesanggrahan yang sejahtera lahir dan batin
• Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam
• Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berdaya-guna,
berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
• Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif
terhadap lingkungan
• Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan
e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat.
f. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam mengeluarkan
perijinan lokasi pembangunan.
Paragraf 2
Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Pesanggrahan
Pasal 823
(1) Kebijakan Kawasan Lindung Kecamatan Pesanggrahan,
(2) Kebijakan Kawasan Budidaya Kecamatan Pesanggrahan,
a. Sektor Perumahan
• Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian yang akan
tergusur akibat pengembangan kegiatan lain,
• Pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi.
• Keberlanjutan program perbaikan lingkungan
b. Sektor Perdagangan dan Jasa
• Pembatasan sistem ribbon, kecuali yang mengalami peningkatan fungsi dan kualitas dengan
memperhatikan kelancaran arus lalu lintas dan penyediaan tempat parkir.
• Mengutamakan Pengembangan sentra-sentra
• Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah.
c. Sektor Transportasi
• Peningkatan kapasitas jalan di beberapa ruas jalan melalui program pelebaran jalan.
• Pengembangan jaringan jalan baru lebih diutamakan pada bagian utara dan selatan BWK
Kecamatan Pesanggrahan.
d. Sektor Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial
• Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin.
• Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum.
• Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar
kecamatan.
e. Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir
• Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem makro
drainase yang ada.
• Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak.
f. Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih
• Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan jaringan
induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum.
• Mengurangi penggunaan air yang melampaui batas.
g. Sektor Utilitas Umum
• Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta
lampu-lampu penerangan jalan.
• Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis.
• Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan
pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas.
h. Sektor Ruang Terbuka Hijau
• Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan
memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat.
• Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program
penyuluhan pembinaan.
• Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.
Pasal 824
Strategi penataan ruang Kecamatan Pesanggrahan, adalah:
a. Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang.
b. Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan membangun
rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya.
c. Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di bantaran
sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh.
d. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkankapasitas
perdagangan dan jasa .
e. Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna
menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.
Bagian Ketiga
Persebaran Penduduk Wilayah Kecamatan Pesanggrahan
Pasal 825
Jumlah penduduk di Kecamatan Pesanggrahan sampai pada tahun 2030 dibatasi sebanyak-banyaknya 186,408
Jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 139 jiwa/ha
Bagian Keempat
Rencana Struktur Ruang Wilayah Kecamatan Pesanggrahan
Umum
Pasal 826
(1) Rencana struktur ruang wilayah provinsi dijabarkan kedalam struktur ruang wilayah Kecamatan
Pesanggrahan, yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem prasarana wilayah;
(2) Rencana pengembangan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan
berdasarkan :
a. sistem pusat kegiatan primer;
b. sistem pusat sekunder;
c. sistem pusat kegiatan tersier; dan
d. sitem pusat kegiatan sub tersier
(3) Rencana sistem prasarana wilayah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi
a. prasarana transportasi,
b. prasarana sumber daya air bersih,
c. prasarana pengendalian drainase,
d. prasarana sanitasi limbah,
e. prasarana persampahan,
f. prasarana energi listrik, dan
g. prasarana telekomunikasi.
Sistem Pusat Kegiatan Wilayah Kecamatan Pesanggrahan
Pasal 827
(1) Rencana pengembangan pusat-pusat kegiatan Kecamatan Pesanggrahan diwujudkan dalam bentuk
Sistem Pusat Kegiatan Primer, Sekunder, dan Tersier
(2) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Primer Kecamatan Pesanggrahan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) huruf a, terdapat pada lokasi Universitas Budi Luhur, Pondok Pesantren
Darunnajah dan Rumah Sakit Rehabilitasi TNI;
(3) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Sekunder Kecamatan Pesanggrahan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) huruf b, terdapat pada lokasi LPBA LIA, Hero dan Pusat pertokoan Plaza
Bintaro 1;
(4) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier Kecamatan Pesanggrahan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 6 ayat (3) huruf c, terdapat pada lokasi Kantor Camat Pesanggrahan, Pasar
Pesanggrahan dan Pasar Bintaro;
(5) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Primer, Pusat Kegiatan Sekunder dan Pusat Kegiatan
Tersier di wilayah Kecamatan Pesanggrahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum pada Lampiran
Gambar 4.7 Peraturan Daerah ini.
Sistem Prasarana Wilayah Kecamatan Pesanggrahan
Pasal 828
Sistem prasarana meliputi prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian
drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, prasarana energi listrik, dan prasarana
telekomunikasi.
Prasarana Transportasi Wilayah Kecamatan Pesanggrahan
Pasal 829
(1) Rencana pengembangan prasarana transportasi di Kecamatan Pesanggrahan, meliputi jaringan jalan
arteri;
(2) Rencana pembangunan dan peningkatan jalan arteri sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi;
a. Rencana pembangunan jalan arteri/tol, yang menghubungkan kawasan Pondok Pinang s/d
Kembangan sepanjang ± 6.500 m.
b. Rencana peningkatan jalan arteri, Kecamatan Pesanggrahan yang meliputi pelebaran Jl. Ciledug
Raya dan Jl. RSC Veteran.
Prasarana Sumber Daya Air Bersih Wilayah Kecamatan Pesanggrahan
Pasal 830
Pengembangan Prasarana sumber daya air bersih di wilayah Kecamatan Pesanggrahan meliputi :
a. Perluasan jaringan pelayanan air bersih dan penyediaan hidran umum pada lokasi yang belum
terlayani air bersih terutama permukiman padat penduduk;
b. Pengembangan jaringan primer pipa air bersih melintasi jalan-jalan Jl. TB. Simatupang, Jl. Fatmawati,
Jl. Pasar Jumat, dan Jl. Pondok Labu.
c. Pengembangan pemenuhan kebutuhan air bersih pada tahun 2030 adalah sebesar 32.621 m³/Hr,
Prasarana Pengendalian Drainase
Pasal 831
Pengembangan prasarana pengendalian drainase di Kecamatan Pesanggrahan, meliputi :
a. Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari kegiatan yang dapat
menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah)
b. Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan sungai menurut fungsinya yaitu
sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor
c. Pengerukan sampah di sepanjang yang bisa menimbulkan banjir
Prasarana Sanitasi Limbah Wilayah Kecamatan Pesanggrahan
Pasal 832
Pengembangan prasarana sanitasi di Kecamatan Pesanggrahan, meliputi:
a. Pengembangan sistem pembuangan air limbah secara sistem on-site
b. Peningkatan pelayanan pipa pembuangan air limbah disetiap kelurahan-kelurahan yang padat penduduk
Prasarana Persampahan Wilayah Kecamatan Pesanggrahan
Pasal 833
Pengembangan prasarana persampahan di wilayah Kecamatan Pesanggrahan, meliputi:
a. Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS ( Lokasi
pembuangan sampah ) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan
memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator
b. Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan dilakukan dengan teknologi tepat guna
c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan
penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling)
d. Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat
masuk kelingkungan yang padat penduduk
e. Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran.
Caranya dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai
Prasarana Energi Listrik
Pasal 834
Pengembangan prasarana energi di wilayah Kecamatan Pesanggrahan, meliputi:
a. Rencana pemenuhan kebutuhan listrik untuk rumah susun sewa (Rusunawa)
b. Meningkatkan pembangunan sistem jaringan listrik yang aman untuk kawasan perumahan
terutama mencakup kawasan pemukiman padat
c. Peningkatan kebutuhan listrik akibat pertambahan penduduk dan kegiatan
d. Mempertahankan dan menata kondisi sistem jaringan listrik yang telah ada serta memperbaiki
kendala-kendala yang terjadi pada sistem jaringan listrik tersebut
Prasarana Telekomunikasi
Pasal 835
Pengembangan prasarana Telekomunikasi dan informatika di Kecamatan Pesanggrahan, meliputi:
a. Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi telekomunikasi
yang memadai
b. Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan tujuan
untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial.
c. Menciptakan jaringan telekomunikasi yang aman dan menjaga struktur lingkungan kota di
Kecamatan Pesanggrahan.
Bagian Kelima
Rencana Pola Ruang Wilayah Kecamatan Pesanggrahan
Umum
Pasal 836
(1) Rencana pola ruang Kecamatan Pesanggrahan, terdiri atas:
a. Peruntukan ruang untuk fungsi lindung / kawasan lindung, dan
b. Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya /kawasan budidaya.
(2) Rencana pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi :
a. Kawasan resapan air;
b. Kawasan sempadan sungai dan kanal;
(3) Rencana pengembangan kawasan budidaya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:
a. Ruang terbuka hijau lainnya;
b. Kawasan perkantoran;
c. Kawasan perdagangan;
d. Kawasan Permukiman.
(4) Rencana pola ruang wilayah Kecamatan Pesanggrahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
tercantum dalam Lampiran Gambar 4.8 Peraturan Daerah ini.
Paragraf 3
Peruntukan Ruang untuk Fungsi Lindung (Kawasan Lindung)
Kawasan Resapan Air
Pasal 837
(1) Penanaman dan pemeliharaan pohon dan tanaman pada lahan pemakaman yang berfungsi sebagai
peneduh dan membantu peresapan air;
(2) Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau.
Kawasan Sempadan Sungai dan Kanal
Pasal 838
(1) Pembangunan dan pemeliharaan jalur hijau di sempadan sungai dan kanal;
(2) Pembangunan jalan inspeksi pada sungai-sungai utama untuk mengarahkan orientasi pembangunan fisik;
(3) Peningkatan kapasitas sungai, kanal, saluran penghubung, dan saluran lingkungan melalui pengerukan;
(4) Pembangunan fisik diarahkan menghadap sungai (river front development) untuk menjaga kapasitas
aliran sungai dan kanal.
Paragraf 4
Peruntukan Ruang Untuk Fungsi Budidaya (Kawasan Budidaya)
Wilayah Kecamatan Pesanggrahan
Kawasan Ruang Terbuka Hijau
Pasal 839
Pengembangan kawasan terbuka hijau lainnya, meliputi:
a. Pengembangan ruang terbuka hijau diarahkan berupa jalur hijau tepi
sungai, jalur hijau tepi jalan, pemakaman umum, lahan milik pemerintah dan sekitar taman lingkungan
perumahan;
b. Pengembangan jalur hijau diarahkan sepanjang Kali Pesanggrahan
c. Penataan ruang terbuka hijau seluas 62,70 Ha;
d. Peruntukan lahan pada kawasan terbuka hijau publik tidak dapat diubah;
Kawasan Perdagangan
Pasal 840
Pengembangan kawasan perdagangan, meliputi :
a. Pengembangan perdagangan secara terpadu dengan pola sentra yang
fungsinya terdiri dari perkantoran, perdagangan dan jasa;
b. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa diarahkan pada jalan
arteri terletak pada lokasi Jl. Ciledug Raya, Jl RSC. Veteran (Biintaro) dan Jl. Bintaro Permai;
c. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa di jalan kolektor terletak di
lokasi Jl. H. Sulaiman, Jl. Mesjid Darul Falah, Jl. Ulujami Raya, Jl. H. Saidi, Jl. Kesehatan Raya dan Jl.
Cempaka 5, serta di sekitar perumahan Taman Alfa Indah, Bintaro Jaya 1 dan Komplek Perdagangan;
d. Pengembangan program perbaikan lingkungan pada kawasan yang
terbangun dengan penyediaan dan / atau penambahan fasilitas penunjangnya beserta penghijauan yang
lebih nyaman;
e. Pembatasan kegiatan perdagangan.
Kawasan Permukiman
Pasal 841
Penataan kawasan perumahan horisontal dan vertikal, meliputi :
a. Penetapan fungsi perumahan pada kawasan mantap;
b. Pemenuhan kebutuhan perumahan direncanakan menyebar di setiap
kelurahan
c. Pengembangan kawasan permukiman berkepadatan sedang diarahkan
dengan persiapan dengan pembangunan kawasan permukiman berskala besar pada lahan kosong
d. Pengembangan kawasan permukiman berkepadatan tinggi direncanakan
melalui cara program dan perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan.
e. Penyediaan fasilitas umum di kawasan-kawasan perumahan horisontal;
f. Pengembangan kawasan perumahan KDB rendah di sekitar jalur sungai
pesanggrahan yang terletak di Kelurahan Petukangan Selatan;
g. Pembangunan rumah susun sederhana pada permukiman kumuh di
sekitar Kelurahan Petukangan Selatan;
h. Pembangunan kawasan perumahan vertikal yang menjamin tersedianya
kawasan hijau yang berfungsi resapan, sosial dan estetika;
i. Penyediaan fasilitas umum di kawasan-kawasan perumahan vertikal;
j. Luas kawasan permukiman direncanakan sebesar 664,99 Ha;
Kawasan Campuran
Pasal 842
Pengembangan kawasan campuran, meliputi :
a. Pengembangan kawasan campuran seluas 0,64 ha terletak di Kelurahan Bintaro
b. Pengembangan kawasan campuran kecil seluas 48,37 terletak di kelurahan Petukangan Selatan, Ulujami,
Bintaro dan Pesanggrahan
Bagian Keenam
Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial
Pasal 843
Pengembangan fasilitas umum dan sosial sebagai upaya penanganan pemenuhan kebutuhan penduduk
Kecamatan Pesanggrahan yang terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan dan fasilitas peribadatan.
Fasilitas Pendidikan
Pasal 844
(1) Pengembangan fasilitas pendidikan diutamakan untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan
diperlukan penambahan lahan dan bangunan fasilitas pendidikan;
(2) Pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Pesanggrahan diarahkan untuk tingkat pendidikan
dasar (TK, SD, SLTP, dan SLTA);
(3) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas pendidikan.
Fasilitas Kesehatan
Pasal 845
(1) Pengembangan fasilitas kesehatan diperlukan penambahan yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan
yang direncanakan;
(2) Pengembangan fasilitas kesehatan berupa penambahan jumlah fasilitas kesehatan yang terdiri dari balai
pengobatan, BKIA, Rumah Bersalin, Tempat Praktek Dokter, puskesmas, dan apotik;
(3) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas kesehatan.
Bagian Ketujuh
Arahan Intensitas Pemanfaatan Ruang
Pasal 846
(1) Arahan rencana intensitas pemanfaatan ruang Kecamatan Pesanggrahan, meliputi :
a. Nilai KLB 1,0 sampai dengan 3,0 di arahkan pada kawasan wisma dengan fasilitasnya, wisma bangunan
umum dengan fasilitasnya, karya bangunan umum dengan fasilitasnya, karya pemerintahan dan suka
umum dengan fasilitasnya;
b. Ketinggian bangunan maksimal 2 s/d 3 lantai di arahkan pada kawasan permukiman, ketinggian
bangunan maksimal 2 (dua) lantai diarahkan pada kawasan suka umum dengan fasilitasnya, ketinggian 2
s/d 3 diarahkan pada kawasan karya pemerintahan, ketinggian bangunan maksimal 2 s/d 3 lantai
diarahkan pada kawasan wisma bangunan umum dengan fasilitasnya, dan ketinggian bangunan
maksimal 2 s/d 4 lantai diarahkan pada kawasan karya bangunan umum dengan fasilitasnya;
c. Nilai KDB di daerah yang terbangun ditetapkan sebesar 40-50 %.
Bagian Kedelapan
Arahan Pemanfaatan Ruang Kecamatan Pesanggrahan
Pasal 847
(1) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kecamatan Pesanggrahan dilaksanakan berdasarkan arahan
pemanfaatan ruang wilayah provinsi DKI Jakarta, meliputi :
a. penyusunan program utama;
b. penentuan lokasi;
c. sumber pendanaan;
d. instansi pelaksana; dan
e. waktu pelaksanaannya.
(2) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kecamatan Pesanggrahan, sebagaimana yang dimaksud pasal 847
ayat 1, dapat dilihat dalam Lampiran Peraturan Daerah Ini.
BAB XXXI
RENCANA RINCI TATA RUANG WILAYAH KECAMATAN KEBAYORAN LAMA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 848
Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan Kebayoran Lama meliputi:
a. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Kebayoran Lama;
b. Rencana Struktur Ruang Kecamatan Kebayoran Lama;
c. Rencana Pola Ruang Kecamatan Kebayoran Lama;
d. Penetapan Kawasan Strategis Wilayah Kecamatan Kebayoran Lama
e. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Kebayoran Lama; dan
f. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Kebayoran Lama
Bagian Kedua
Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Kebayoran Lama
Paragraf 1
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Kebayoran Lama
Pasal 849
Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kecamatan Kebayoran lama, maka tujuan pengembangan
Tata Ruang Wilayah Kecamatan Kebayoran lama adalah:
a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya.
b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta keserasian
antar sektor.
c. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :
• Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Kebayoran Lama yang sejahtera lahir dan batin
• Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam
• Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berdaya-guna,
berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
• Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif
terhadap lingkungan
• Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan
d. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat.
e. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam mengeluarkan
perijinan lokasi pembangunan.
Paragraf 2
Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Kebayoran Lama
Pasal 850
(1) Kebijakan Kawasan Lindung Kecamatan Kebayoran lama,
(2) Kebijakan Kawasan Budidaya Kecamatan Kebayoran lama,
a. Sektor Perumahan
• Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian yang akan
tergusur akibat pengembangan kegiatan lain,
• Pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi.
• Keberlanjutan program perbaikan lingkungan
b. Sektor Perdagangan dan Jasa
• Pembatasan sistem ribbon, kecuali yang mengalami peningkatan fungsi dan kualitas dengan
memperhatikan kelancaran arus lalu lintas dan penyediaan tempat parkir.
• Mengutamakan Pengembangan sentra-sentra
• Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah.
c. Sektor Transportasi
• Peningkatan kapasitas jalan di beberapa ruas jalan melalui program pelebaran jalan.
• Pengembangan jaringan jalan baru lebih diutamakan pada bagian utara dan selatan BWK
KecamatanKebayoran Lama.
d. Sektor Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial
• Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin.
• Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum.
• Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar
kecamatan.
e. Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir
• Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem makro
drainase yang ada.
• Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak.
f. Sektor Sanitasi dan Sampah
• Pengadaan septick tank kelompok pada lokasi-lokasi perumahan yang dihuni oleh penduduk yang
berpenghasilan rendah. Sistem perencanaan yang dipakai yaitu perencanaan yang diintegrasikan
terhadap sistem sewerage.
• Meningkatkan kondisi MCK yang ada serta pengadaan baru sesuai kebutuhan lingkungan
perumahan padat.
• Pengelolaan sampah dengan menyediakan container dan dipo-dipo sampah
g. Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih
• Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan jaringan
induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum.
• Mengurangi penggunaan air yang melampaui batas.
h. Sektor Utilitas Umum
• Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta
lampu-lampu penerangan jalan.
• Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis.
• Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan
pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas.
i. Sektor Ruang Terbuka Hijau
• Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan
memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat.
• Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program
penyuluhan pembinaan.
• Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.
Pasal 851
Strategi penataan ruang Kecamatan Kebayoran Lama, adalah:
a. Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang
sudah berkembang.
b. Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung
kumuh dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya.
c. Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH
khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh.
d. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu
meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa .
e. Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang
telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan
penduduk.
Bagian Ketiga
Persebaran Penduduk Wilayah Kecamatan Kebayoran Lama
Pasal 852
Jumlah penduduk di Kecamatan Kebayoran lama sampai pada tahun 2030 dibatasi sebanyak-banyaknya 421.182
Jiwa.
Bagian Keempat
Rencana Struktur Ruang Wilayah Kecamatan Kebayoran Lama
Umum
Pasal 853
(1) Rencana struktur ruang wilayah provinsi dijabarkan kedalam struktur ruang wilayah Kecamatan
Kebayoran Lama, yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem prasarana wilayah;
(2) Rencana pengembangan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan
berdasarkan :
a. sistem pusat kegiatan primer;
b. sistem pusat sekunder;
c. sistem pusat kegiatan tersier; dan
d. sitem pusat kegiatan sub tersier
(3) Rencana sistem prasarana wilayah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi
a. prasarana transportasi,
b. prasarana sumber daya air bersih,
c. prasarana pengendalian drainase,
d. prasarana sanitasi limbah,
e. prasarana persampahan,
f. prasarana energi listrik, dan
g. prasarana telekomunikasi.
Sistem Pusat Kegiatan Wilayah Kecamatan Kebayoran Lama
Pasal 854
(1) Rencana pengembangan pusat-pusat kegiatan Kecamatan Kebayoran lama diwujudkan dalam bentuk
Sistem Pusat Kegiatan Primer, Sekunder, Tersier dan Subtersier
(2) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Primer Kecamatan Kebayoran Lama sebagaimana
dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) huruf a, terdapat pada lokasi Pasar Kebayoran Lama;
(3) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Sekunder Kecamatan Kebayoran lama sebagaimana
dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) huruf b, terdapat pada lokasi Mall Pondok Indah, ITC Cipulir Mas, Pasar
Cipulir, Pondok Indah Plaza, Rumah Sakit Pondok Indah, Permata Senayan, ITC Permata Hijau;
(4) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier Kecamatan Kebayoran lama sebagaimana
dimaksud pada Pasal 6 ayat (3) huruf c, terdapat pada lokasi Carrefour Pondok Pinang, Pondok Pinang
Centre, Pasar Kebayoran Indah, Pasar Pondok Indah, Kantor Camat Kebayoran Lama;
(5) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Subtersier Kecamatan Kebayoran lama sebagaimana
dimaksud pada Pasal 6 ayat (3) huruf c, terdapat pada Sentra Arturi Mas, Ruko Pondok Indah, Pasar Inpres
Grogol Selatan, Kantor lUrah Pondok Pinang, Kantor Lurah Kebayoran Lama Selatan, Kantor Lurah
Kebayoran Lama Utara, Kantor Lurah Cipulir, Kantor Lurah Grogol Selatan dan Kantor Lurah Grogol Utara;
(6) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Primer, Pusat Kegiatan Sekunder, Pusat Kegiatan Tersier
dan Pusat Kegiatan Subtersier di wilayah Kecamatan Kebayoran lama sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), tercantum pada Lampiran Gambar 4.9 Peraturan Daerah ini.
Sistem Prasarana Wilayah Kecamatan Kebayoran Lama
Pasal 855
Sistem prasarana meliputi prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian
drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, prasarana energi listrik, dan prasarana
telekomunikasi.
Prasarana Transportasi Wilayah Kecamatan Kebayoran Lama
Pasal 856
(1) Rencana pengembangan prasarana transportasi di Kecamatan Kebayoran lama, meliputi jaringan jalan
arteri;
(2) Rencana peningkatan jalan arteri sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi; pelebaran Jl. Kebayoran
Lama Raya, Jl. Letjen Supeno, Jl. Ciledug Raya, Jl. Teuku Nyak Arief, Jl. Simpruk Golf 2, Jl. Hang Lekir 1,
Jl. Sultan Iskandar Syah Muda, Jl. Ciputat Raya dan Jl. Bintaro Raya.
Prasarana Sumber Daya Air Bersih Wilayah Kecamatan Kebayoran Lama
Pasal 857
Pengembangan Prasarana sumber daya air bersih di wilayah Kecamatan Kebayoran lama meliputi :
a. Perluasan jaringan pelayanan air bersih dan penyediaan hidran umum pada lokasi yang belum
terlayani air bersih terutama permukiman padat penduduk;
b. Pembatasan pengambilan air tanah dangkal di kawasan permukiman secara bertahap;
c. Pelarangan pengambilan air tanah dalam terutama di zona kritis air tanah;
d. Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau;
e. Pencegahan peresapan air limbah ke dalam tanah dan pencemaran sumber-sumber air
f. Pengembangan jaringan primer pipa air bersih melintasi jalan-jalan Jl. TB. Simatupang, Jl. Fatmawati,
Jl. Pasar Jumat, dan Jl. Pondok Labu.
g. Pengembangan pemenuhan kebutuhan air bersih pada tahun 2030 adalah sebesar 73.706.850
liter/hari,
Prasarana Pengendalian Drainase
Pasal 858
Pengembangan prasarana pengendalian drainase di Kecamatan Kebayoran lama, meliputi :
a. Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari kegiatan yang dapat
menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah)
b. Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan sungai menurut fungsinya yaitu
sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor
c. Pengerukan sampah di sepanjang yang bisa menimbulkan banjir
Prasarana Sanitasi Limbah Wilayah Kecamatan Kebayoran Lama
Pasal 859
Pengembangan prasarana sanitasi di Kecamatan Kebayoran lama, meliputi:
a. Pengembangan sistem pembuangan air limbah secara sistem on-site
b. Peningkatan pelayanan pipa pembuangan air limbah disetiap kelurahan-kelurahan yang padat penduduk
Prasarana Persampahan Wilayah Kecamatan Kebayoran Lama
Pasal 860
Pengembangan prasarana persampahan di wilayah Kecamatan Kebayoran lama, meliputi:
a. Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS ( Lokasi
pembuangan sampah ) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan
memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator
b. Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan dilakukan dengan teknologi tepat guna
c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan
penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling)
d. Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat
masuk kelingkungan yang padat penduduk
e. Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran.
Caranya dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai
Prasarana Energi Listrik
Pasal 861
Pengembangan prasarana energi di wilayah Kecamatan Kebayoran lama, meliputi:
a. Memperbaiki jaringan listrik yang ada
b. Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada
c. Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel PLN dengan
kabel isolasi
d. Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta mempertimbangkan
segi estetika lingkungan
e. Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan pembangunan
jalan baru sebaiknya ditempatkan di bawah tanah
f. Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi eksisting 2008 belum
terlayani listrik
Prasarana Telekomunikasi
Pasal 862
Pengembangan prasarana Telekomunikasi dan informatika di Kecamatan Kebayoran lama, meliputi:
a. Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi telekomunikasi
yang memadai
b. Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan tujuan
untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial.
c. Menciptakan jaringan telekomunikasi yang aman dan menjaga struktur lingkungan kota di
Kecamatan Kebayoran Lama.
Bagian Kelima
Rencana Pola Ruang Wilayah Kecamatan Kebayoran Lama
Umum
Pasal 863
(1) Rencana pola ruang Kecamatan Kebayoran lama, terdiri atas:
a. Peruntukan ruang untuk fungsi lindung / kawasan lindung, dan
b. Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya /kawasan budidaya.
(2) Rencana pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi :
a. Kawasan resapan air;
b. Kawasan sempadan sungai dan kanal;
(3) Rencana pengembangan kawasan budidaya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:
a. Ruang terbuka hijau lainnya;
b. Kawasan perkantoran;
c. Kawasan perdagangan;
d. Kawasan Permukiman.
(4). Rencana pola ruang wilayah Kecamatan Kebayoran lama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum
dalam Lampiran Gambar 4.10 Peraturan Daerah ini.
Paragraf 3
Peruntukan Ruang untuk Fungsi Lindung (Kawasan Lindung)
Kawasan Resapan Air
Pasal 864
(1) Penanaman dan pemeliharaan pohon dan tanaman pada lahan pemakaman yang berfungsi sebagai
peneduh dan membantu peresapan air;
(2) Pembangunan sumur resapan pada kawasan permukiman dan kawasan terbangun lainnya;
(3) Pembangunan kawasan sumur resapan di sepanjang pinggiran Kali Pesanggrahan
(4) Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau.
Kawasan Sempadan Sungai dan Kanal
Pasal 865
(1) Pembangunan dan pemeliharaan jalur hijau di sempadan sungai dan kanal;
(2) Pembangunan jalan inspeksi pada sungai-sungai utama untuk mengarahkan orientasi pembangunan fisik;
(3) Peningkatan kapasitas sungai, kanal, saluran penghubung, dan saluran lingkungan melalui pengerukan;
(4) Pembangunan fisik diarahkan menghadap sungai (river front development) untuk menjaga kapasitas
aliran sungai dan kanal.
Paragraf 4
Peruntukan Ruang Untuk Fungsi Budidaya (Kawasan Budidaya)
Wilayah Kecamatan Kebayoran Lama
Kawasan Ruang Terbuka Hijau
Pasal 866
Pengembangan kawasan terbuka hijau lainnya, meliputi:
a. Pengembangan ruang terbuka hijau diarahkan berupa jalur hijau tepi
sungai, jalur hijau tepi jalan, pemakaman umum, lahan milik pemerintah dan sekitar taman lingkungan
perumahan;
b. Pengembangan jalur hijau diarahkan sepanjang Kali Pesanggrahan
c. Peruntukan lahan pada kawasan terbuka hijau publik tidak dapat diubah;
Kawasan Perdagangan
Pasal 867
Pengembangan kawasan perdagangan, meliputi :
a. Pengembangan perdagangan secara terpadu dengan pola sentra yang
fungsinya terdiri dari perkantoran, perdagangan dan jasa;
b. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa diarahkan pada jalan
arteri terletak pada lokasi Jl. Ciledug Raya, Jl Sultan Iskandar Muda dan Jl. Ciputat Raya;
c. Pengembangan program perbaikan lingkungan pada kawasan yang
terbangun dengan penyediaan dan/atau penambahan fasilitas penunjangnya beserta penghijauan yang
lebih nyaman;
d. Pengembagan fasilitas parkir dan jalur pedestrian di kawasan
perdagangan yang padat aktivitas;
e. Pembatasan kegiatan perdagangan.
Kawasan Permukiman
Pasal 868
Penataan kawasan perumahan horisontal dan vertikal, meliputi :
a. Penetapan fungsi perumahan pada kawasan mantap yang tersebar pada
lokasi Kelurahan Grogol Utara dan Kelurahan Pondok Pinang;
b. Pemenuhan kebutuhan perumahan direncanakan menyebar di setiap
kelurahan
c. Pengembangan kawasan permukiman berkepadatan sedang diarahkan
dengan persiapan dengan pembangunan kawasan permukiman berskala besar pada lahan kosong
d. Pengembangan kawasan permukiman berkepadatan tinggi direncanakan
melalui cara program dan perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan.
e. Penyediaan fasilitas umum di kawasan-kawasan perumahan horisontal;
f. Pengembangan kawasan perumahan KDB rendah di sekitar jalur sungai
pesanggrahan yang terletak di Kelurahan Petukangan Selatan;
g. Pembangunan rumah susun sederhana pada permukiman kumuh dilokasi
Kelurahan Grogol Utara, Grogol Selatan dan Pondok Pinang;
h. Pembangunan kawasan perumahan vertikal yang menjamin tersedianya
kawasan hijau yang berfungsi resapan, sosial dan estetika;
i. Penyediaan fasilitas umum di kawasan-kawasan perumahan vertikal;
Bagian Keenam
Penetapan Pengembangan Kawasan Strategis Wilayah Kecamatan Kebayoran Lama
Pasal 869
(1) Pengembangan kawasan strategis di tingkat Kecamatan Kebayoran Lama diarahkan pada bagian wilayah
kecamatan yang memiliki peranan dan fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya,
dan lingkungan kota;
(2) Pengembangan kawasan strategis kota administrasi Jakarta Selatan sebagaimana dimaksud ayat (1)
diarahkan yaitu pengembangan Kawasan Kebayoran Lama dan Kawasan Cipulir sebagai pusat perdagangan
dan jasa, dan pertumbuhan ekonomi prospektif.
Bagian Ketujuh
Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial
Pasal 870
Pengembangan fasilitas umum dan sosial sebagai upaya penanganan pemenuhan kebutuhan penduduk
Kecamatan Kebayoran lama yang terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan dan
fasilitas pengendalian bencana.
Fasilitas Pendidikan
Pasal 871
(1) Pengembangan fasilitas pendidikan diutamakan untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan
diperlukan penambahan lahan dan bangunan fasilitas pendidikan;
(2) Pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Kebayoran lama diarahkan untuk tingkat pendidikan
dasar (TK, SD dan Perpustakaan);
(3) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas pendidikan.
Fasilitas Kesehatan
Pasal 872
(1) Pengembangan fasilitas kesehatan diperlukan penambahan yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan
yang direncanakan;
(2) Pengembangan fasilitas kesehatan berupa penambahan jumlah fasilitas kesehatan yang terdiri dari balai
pengobatan, rumah bersalin, puskesmas, dan apotik;
(3) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas kesehatan.
Fasilitas Peribadatan
Pasal 873
(1) Pengembangan fasilitas peribadatan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan;
(2) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas peribadatan.
Fasilitas Olahraga
Pasal 874
Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas olahraga, berupa tempat bermain, lapangan olahraga, kolam
renang, taman dan lapangan serba guna.
Fasilitas Pengendalian Bencana
Pasal 875
Pengembangan prasarana pengendalian drainase di Kecamatan Kebayoran lama, meliputi
a. Perbaikan daerah sempadan sungai melalui penghijauan.
b. Peningkatan kapasitas danau dan sungai.
c. Perbaikan saluran air yang tertutup perkerasan serta membuat saluran air baru pada lokasi-lokasi yang
belum memiliki saluran air.
d. Sebaran distribusi sarana dan prasana kebakaran pada setiap kelurahan.
e. Perbaikan lingkungan berupa pelebaran jalan lingkungan sehingga mempermudah evakuasi ketika terjadi
kebakaran.
Bagian Kedelapan
Arahan Intensitas Pemanfaatan Ruang
Pasal 876
(2) Arahan rencana intensitas pemanfaatan ruang Kecamatan Kebayoran lama, meliputi :
d. Wisma ditetapkan nilai KDB daerah yang terbangun sebesar 50% dengan ketinggian lantai maksimal yaitu
2 (dua) lantai;
e. Wisma Susun Taman ditetapkan nilai KDB daerah yang terbangun sebesar 20% dengan ketinggian lantai
maksimal yaitu 15 (limabelas) lantai.
Bagian Kesembilan
Arahan Pemanfaatan Ruang Kecamatan Kebayoran Lama
Pasal 877
(1) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kecamatan Kebayoran Lama dilaksanakan berdasarkan arahan
pemanfaatan ruang wilayah provinsi DKI Jakarta, meliputi :
a. penyusunan program utama;
b. penentuan lokasi;
c. sumber pendanaan;
d. instansi pelaksana; dan
e. waktu pelaksanaannya.
(2) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kecamatan Kebayoran Lama, sebagaimana yang dimaksud pasal 877
ayat 1, dapat dilihat dalam Lampiran Peraturan Daerah Ini.
BAB XXXII
RENCANA RINCI TATA RUANG WILAYAH KECAMATAN KEBAYORAN BARU
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 878
Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan Kebayoran Baru meliputi:
a. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Kebayoran Baru;
b. Rencana Struktur Ruang Kecamatan Kebayoran Baru;
c. Rencana Pola Ruang Kecamatan Kebayoran Baru;
d. Penetapan Kawasan Strategis Wilayah Kecamatan Kebayoran Baru;
e. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Kebayoran Baru; dan
f. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Kebayoran Baru
Bagian Kedua
Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Kebayoran Baru
Paragraf 1
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Kebayoran Baru
Pasal 879
Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kecamatan Kebayoran Baru, maka tujuan pengembangan
Tata Ruang Wilayah Kecamatan Kebayoran Baru adalah:
a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya.
b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta keserasian
antar sektor.
c. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :
• Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Kebayoran Baru yang sejahtera lahir dan batin
• Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam
• Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berdaya-guna,
berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
• Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif
terhadap lingkungan
• Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan
d. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat.
e. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam mengeluarkan
perijinan lokasi pembangunan.
Paragraf 2
Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Kebayoran Baru
Pasal 880
(1) Kebijakan Kawasan Lindung Kecamatan Kebayoran Baru,
(2) Kebijakan Kawasan Budidaya Kecamatan Kebayoran Baru,
a. Sektor Perumahan
• Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian yang akan
tergusur akibat pengembangan kegiatan lain,
• Pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi.
• Keberlanjutan program perbaikan lingkungan
b. Sektor Perdagangan dan Jasa
• Pembatasan sistem ribbon, kecuali yang mengalami peningkatan fungsi dan kualitas dengan
memperhatikan kelancaran arus lalu lintas dan penyediaan tempat parkir.
• Mengutamakan Pengembangan sentra-sentra
• Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah.
c. Sektor Transportasi
• Peningkatan kapasitas jalan di beberapa ruas jalan melalui program pelebaran jalan.
• Pengembangan jaringan jalan baru lebih diutamakan pada bagian utara dan selatan BWK
KecamatanKebayoran Baru.
d. Sektor Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial
• Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin.
• Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum.
• Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar
kecamatan.
e. Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir
• Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem makro
drainase yang ada.
• Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak.
f. Sektor Sanitasi dan Sampah
• Pengadaan septick tank kelompok pada lokasi-lokasi perumahan yang dihuni oleh penduduk yang
berpenghasilan rendah. Sistem perencanaan yang dipakai yaitu perencanaan yang diintegrasikan
terhadap sistem sewerage.
• Meningkatkan kondisi MCK yang ada serta pengadaan baru sesuai kebutuhan lingkungan perumahan
padat.
• Pengelolaan sampah dengan menyediakan container dan dipo-dipo sampah
g. Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih
• Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan jaringan induk
baru dan jaringan distribusi serta hidran umum.
• Mengurangi penggunaan air yang melampaui batas.
h. Sektor Utilitas Umum
• Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta
lampu-lampu penerangan jalan.
• Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis.
• Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan
pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas.
i. Sektor Ruang Terbuka Hijau
• Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan
memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat.
• Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program
penyuluhan pembinaan.
• Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.
Pasal 881
Strategi penataan ruang Kecamatan Kebayoran Baru, adalah:
a. Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang
sudah berkembang.
b. Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung
kumuh dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya.
c. Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH
khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh.
d. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu
meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa .
e. Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang
telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan
penduduk.
Bagian Ketiga
Persebaran Penduduk Wilayah Kecamatan Kebayoran Baru
Pasal 882
Jumlah penduduk di Kecamatan Kebayoran Baru sampai pada tahun 2030 dibatasi sebanyak-banyaknya 286.536
Jiwa.
Bagian Keempat
Rencana Struktur Ruang Wilayah Kecamatan Kebayoran Baru
Umum
Pasal 883
(1) Rencana struktur ruang wilayah provinsi dijabarkan kedalam struktur ruang wilayah Kecamatan
Kebayoran Baru, yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem prasarana wilayah;
(2) Rencana pengembangan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan
berdasarkan :
a. sistem pusat kegiatan primer;
b. sistem pusat sekunder;
c. sistem pusat kegiatan tersier; dan
d. sitem pusat kegiatan sub tersier
(3) Rencana sistem prasarana wilayah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi
a. prasarana transportasi,
b. prasarana sumber daya air bersih,
c. prasarana pengendalian drainase,
d. prasarana sanitasi limbah,
e. prasarana persampahan,
f. prasarana energi listrik, dan
g. prasarana telekomunikasi.
Sistem Pusat Kegiatan Wilayah Kecamatan Kebayoran Baru
Pasal 884
(1) Rencana pengembangan pusat-pusat kegiatan Kecamatan Kebayoran Baru diwujudkan dalam bentuk
Sistem Pusat Kegiatan Primer, Sekunder dan Tersier;
(2) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Primer Kecamatan Kebayoran Baru sebagaimana
dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) huruf a, terdapat pada lokasi CBD Sudirman dan Kawasan Blok M;
(3) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Sekunder Kecamatan Kebayoran Baru sebagaimana
dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) huruf b, terdapat pada lokasi Pusat Belanja Kebayoran Baru, Pasar Mayestik,
Pasar Taman Puring, Rukan Wijaya Graha Puri, Darmawangsa Square, ITC Fatmawati, Ruko Pondok Indah;
(4) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier Kecamatan Kebayoran Baru sebagaimana
dimaksud pada Pasal 6 ayat (3) huruf c, terdapat pada lokasi Kawasan perdagangan sepanjang Jl. Haji Nawi,
Pertokoan Barito Plaza dan Pasar Gandaria Utara;
(5) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Primer, Pusat Kegiatan Sekunder dan Pusat Kegiatan
Tersier di wilayah Kecamatan Kebayoran Baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum pada
Lampiran Gambar 4.11 Peraturan Daerah ini.
Sistem Prasarana Wilayah Kecamatan Kebayoran Baru
Pasal 885
Sistem prasarana meliputi prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian
drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, prasarana energi listrik, dan prasarana
telekomunikasi.
Prasarana Transportasi Wilayah Kecamatan Kebayoran Baru
Pasal 886
(1) Rencana pengembangan prasarana transportasi di Kecamatan Kebayoran Baru, meliputi jaringan jalan
arteri dan kolektor;
(2) Rencana peningkatan jalan arteri sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi; perbaikan dan
pelebaran Jl. Fatmawati Raya;
(3) Rencana peningkatan jalan kolektor Kecamatan Kebayoran Baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi pelebaran dan perbaikan Jl. Haji Nawi Raya.
Prasarana Sumber Daya Air Bersih Wilayah Kecamatan Kebayoran Baru
Pasal 887
Pengembangan Prasarana sumber daya air bersih di wilayah Kecamatan Kebayoran Baru meliputi :
a. Perluasan jaringan pelayanan air bersih dan penyediaan hidran umum pada lokasi yang belum
terlayani air bersih terutama permukiman padat penduduk;
b. Pembatasan pengambilan air tanah dangkal di kawasan permukiman secara bertahap;
c. Pelarangan pengambilan air tanah dalam terutama di zona kritis air tanah;
d. Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau;
e. Pencegahan peresapan air limbah ke dalam tanah dan pencemaran sumber-sumber air;
f. Pengembangan pemenuhan kebutuhan air bersih pada tahun 2030 adalah sebesar 50.143.840
liter/hari.
Prasarana Pengendalian Drainase
Pasal 888
Pengembangan prasarana pengendalian drainase di Kecamatan Kebayoran Baru, meliputi :
a. Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari kegiatan yang dapat
menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah)
b. Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan sungai menurut fungsinya yaitu
sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor
c. Pengerukan sampah di sepanjang yang bisa menimbulkan banjir
Prasarana Sanitasi Limbah Wilayah Kecamatan Kebayoran Baru
Pasal 889
Pengembangan prasarana sanitasi di Kecamatan Kebayoran Baru, meliputi:
a. Pengembangan sistem pembuangan air limbah secara sistem on-site
b. Peningkatan pelayanan pipa pembuangan air limbah disetiap kelurahan-kelurahan yang padat penduduk
Prasarana Persampahan Wilayah Kecamatan Kebayoran Baru
Pasal 890
Pengembangan prasarana persampahan di wilayah Kecamatan Kebayoran Baru, meliputi:
a. Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS ( Lokasi
pembuangan sampah ) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan
memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator
b. Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan dilakukan dengan teknologi tepat guna
c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan
penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling)
d. Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat
masuk kelingkungan yang padat penduduk
e. Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran.
Caranya dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai
f.
Prasarana Energi Listrik
Pasal 891
Pengembangan prasarana energi di wilayah Kecamatan Kebayoran Baru, meliputi:
a. Memperbaiki jaringan listrik yang ada
b. Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada
c. Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel PLN dengan
kabel isolasi
d. Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta mempertimbangkan
segi estetika lingkungan
e. Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan pembangunan
jalan baru sebaiknya ditempatkan di bawah tanah
f. Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi eksisting 2008 belum
terlayani listrik
Prasarana Telekomunikasi
Pasal 892
Pengembangan prasarana Telekomunikasi dan informatika di Kecamatan Kebayoran Baru, meliputi:
a. Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi telekomunikasi
yang memadai
b. Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan tujuan
untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial.
c. Menciptakan jaringan telekomunikasi yang aman dan menjaga struktur lingkungan kota di
Kecamatan Kebayoran Baru.
Bagian Kelima
Rencana Pola Ruang Wilayah Kecamatan Kebayoran Baru
Umum
Pasal 893
(1) Rencana pola ruang Kecamatan Kebayoran Baru, terdiri atas:
a. Peruntukan ruang untuk fungsi lindung / kawasan lindung, dan
b. Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya /kawasan budidaya.
(2) Rencana pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi :
a. Kawasan resapan air;
b. Kawasan sempadan sungai dan kanal;
(3) Rencana pengembangan kawasan budidaya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:
a. Ruang terbuka hijau lainnya;
b. Kawasan perkantoran;
c. Kawasan perdagangan;
d. Kawasan Permukiman.
(4) Rencana pola ruang wilayah Kecamatan Kebayoran Baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
tercantum dalam Lampiran Gambar 4.12 Peraturan Daerah ini.
Paragraf 3
Peruntukan Ruang untuk Fungsi Lindung (Kawasan Lindung)
Kawasan Resapan Air
Pasal 894
(1) Penanaman dan pemeliharaan pohon dan tanaman pada lahan pemakaman yang berfungsi sebagai
peneduh dan membantu peresapan air;
(2) Pembangunan sumur resapan pada kawasan permukiman dan kawasan terbangun lainnya;
(3) Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau.
Kawasan Sempadan Sungai dan Kanal
Pasal 895
(1) Pembangunan dan pemeliharaan jalur hijau di sempadan sungai dan kanal;
(2) Pembangunan jalan inspeksi pada sungai-sungai utama untuk mengarahkan orientasi pembangunan fisik;
(3) Peningkatan kapasitas sungai, kanal, saluran penghubung, dan saluran lingkungan melalui pengerukan;
(4) Pembangunan fisik diarahkan menghadap sungai (river front development) untuk menjaga kapasitas
aliran sungai dan kanal.
Paragraf 4
Peruntukan Ruang Untuk Fungsi Budidaya (Kawasan Budidaya)
Wilayah Kecamatan Kebayoran Baru
Kawasan Ruang Terbuka Hijau
Pasal 896
Pengembangan kawasan terbuka hijau lainnya, meliputi:
a. Pengembangan ruang terbuka hijau diarahkan berupa jalur hijau tepi
sungai, jalur hijau tepi jalan, pemakaman umum, lahan milik pemerintah dan sekitar taman lingkungan
perumahan;
b. Pengembangan jalur hijau diarahkan sepanjang Kali Krukut
c. Peruntukan lahan pada kawasan terbuka hijau publik tidak dapat diubah;
Kawasan Perdagangan
Pasal 897
Pengembangan kawasan perdagangan, meliputi :
a. Mengembangkan kawasan multifungsi bertaraf internasional secara
terpadu di kawasan ekonomi prospektif kawasan Niaga terpadu Sudirman;
b. Membatasi pengembangan perkantoran, perdagangan, dan jasa sepanang
alan arteri di luar kawasan ekonomi prospektif;
c. Pengembangan perdagangan secara terpadu dengan pola sentra yang
fungsinya terdiri dari perkantoran, perdagangan dan jasa;
d. Pengembangan program perbaikan lingkungan pada kawasan yang
terbangun dengan penyediaan dan / atau penambahan fasilitas penunjangnya beserta penghijauan yang
lebih nyaman;
e. Pengembagan fasilitas parkir dan jalur pedestrian di kawasan
perdagangan yang padat aktivitas;
f. Pembatasan kegiatan perdagangan.
Kawasan Permukiman
Pasal 898
Penataan kawasan permukiman, meliputi :
a. Mempertahankan pelestarian kawasan perumahan;
b. Penetapan fungsi perumahan pada kawasan mantap;
c. Penyediaan fasilitas umum di kawasan-kawasan perumahan horisontal;
Bagian Keenam
Penetapan Pengembangan Kawasan Strategis Wilayah Kecamatan Kebayoran Baru
Pasal 899
(1) Pengembangan kawasan strategis di tingkat Kecamatan Kebayoran Baru diarahkan pada bagian wilayah
kecamatan yang memiliki peranan dan fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya,
dan lingkungan kota;
(2) Pengembangan kawasan strategis kota administrasi Jakarta Barat sebagaimana dimaksud ayat (1)
diarahkan yaitu pengembangan Kawasan Blok M dan Kawasan Mayestik sebagai pusat perdagangan dan
jasa, dan pertumbuhan ekonomi prospektif.
Bagian Ketujuh
Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial
Pasal 900
Pengembangan fasilitas umum dan sosial sebagai upaya penanganan pemenuhan kebutuhan penduduk
Kecamatan Kebayoran Baru yang terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan dan
fasilitas pengendalian bencana.
Fasilitas Pendidikan
Pasal 901
(1) Pengembangan fasilitas pendidikan diutamakan untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan
diperlukan penambahan lahan dan bangunan fasilitas pendidikan;
(2) Pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Kebayoran Baru diarahkan untuk tingkat pendidikan
dasar (TK dan SD);
(3) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas pendidikan.
Fasilitas Kesehatan
Pasal 902
(1) Pengembangan fasilitas kesehatan diperlukan penambahan yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan
yang direncanakan;
(2) Pengembangan fasilitas kesehatan berupa penambahan jumlah fasilitas kesehatan yang terdiri dari balai
pengobatan, BKIA dan rumah bersalin;
(3) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas kesehatan.
Fasilitas Peribadatan
Pasal 903
(1) Pengembangan fasilitas peribadatan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan;
(2) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas peribadatan.
Fasilitas Olahraga
Pasal 904
Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas olahraga, berupa tempat bermain, lapangan olahraga, kolam
renang, taman, gedung olahraga dan lapangan serba guna.
Fasilitas Pengendalian Bencana
Pasal 905
Pengembangan prasarana pengendalian drainase di Kecamatan Kebayoran Baru, meliputi
a. Perbaikan daerah sempadan sungai melalui penghijauan.
b. Peningkatan kapasitas danau dan sungai.
c. Perbaikan saluran air yang tertutup perkerasan serta membuat saluran air baru pada lokasi-lokasi yang
belum memiliki saluran air.
d. Sebaran distribusi sarana dan prasana kebakaran pada setiap kelurahan.
e. Perbaikan lingkungan berupa pelebaran jalan lingkungan sehingga mempermudah evakuasi ketika terjadi
kebakaran.
Bagian Kedelapan
Arahan Intensitas Pemanfaatan Ruang
Pasal 906
Arahan rencana intensitas pemanfaatan ruang Kecamatan Kebayoran Baru, meliputi :
a. Wisma ditetapkan nilai KDB daerah yang terbangun sebesar 50% dengan ketinggian lantai
maksimal yaitu 2 (dua) lantai;
b. Wisma Susun Taman ditetapkan nilai KDB daerah yang terbangun sebesar 20% dengan
ketinggian lantai maksimal yaitu 15 (limabelas) lantai.
Bagian Kesembilan
Arahan Pemanfaatan Ruang Kota Administrasi Jakarta Selatan
Pasal 907
(1) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kecamatan Kebayoran Baru dilaksanakan berdasarkan arahan
pemanfaatan ruang wilayah provinsi DKI Jakarta, meliputi :
a. penyusunan program utama;
b. penentuan lokasi;
c. sumber pendanaan;
d. instansi pelaksana; dan
e. waktu pelaksanaannya.
(2) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota administrasi Jakarta Selatan, sebagaimana yang dimaksud pasal
907 ayat 1, dapat dilihat dalam Lampiran Peraturan Daerah Ini.
BAB XXXIII
RENCANA RINCI TATA RUANG WILAYAH KECAMATAN MAMPANG PRAPATAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 1
Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan Mampang Prapatan meliputi:
g. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan
Mampang Prapatan;
h. Rencana Struktur Ruang Kecamatan Mampang Prapatan;
i. Rencana Pola Ruang Kecamatan Mampang Prapatan; dan
j. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan
Mampang Prapatan
Bagian Kedua
Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Mampang Prapatan
Paragraf 1
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Mampang Prapatan
Pasal 908
Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kecamatan Mampang Prapatan, maka tujuan pengembangan
Tata Ruang Wilayah Kecamatan Mampang Prapatan adalah:
a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya.
b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan, dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta keserasian
antar sektor.
c. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan ruang yang ada,
serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian
tertentu di wilayah Kecamatan Mampang Prapatan.
d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :
• Terwujudnya kehidupan masyarakat Kecamatan Mampang Prapatan yang sejahtera lahir dan batin
• Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam
• Terwujudnya pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan secara berdaya-guna, berhasil-
guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
• Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap
lingkungan
• Terwujudnya keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan
e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat.
f. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam mengeluarkan
perijinan lokasi pembangunan.
Paragraf 2
Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Mampang Prapatan
Pasal 909
(1) Kebijakan Kawasan Lindung Kecamatan Mampang Prapatan,
(2) Kebijakan Kawasan Budidaya Kecamatan Mampang Prapatan,
a. Sektor Perumahan
• Penerapan penggunaan campuran dalam rangka mengintesifkan penggunaan lahan dan
bangunan, baik secara vertikal maupun horisontal
• Program perbaikan lingkungan dan permajaan lingkungan pada kawasan kumuh
• Pembangunan rumah susun sederhana untuk memenuhi kebutuhan perumahan
b. Sektor Perdagangan dan Jasa
• Pembatasan sistem ribbon, kecuali yang mengalami peningkatan fungsi dan kualitas dengan
memperhatikan kelancaran arus lalu lintas dan penyediaan tempat parkir
• Pengembangan sentra – sentra lokal dilakukan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas
• Program perbaikan lingkungan dan peremajaan lingkungan pada wilayah yang cukup padat.
c. Sektor Industri
• Kegiatan industri dibatasi pada kegiatan industri skala kecil (home industry);
d. Sektor Transportasi
• Pengembangan jaringan jalan kolektor pada setiap kelurahan dengan memperhatikan kualitas
dan kapasitas
e. Sektor Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial
• Pengembangan dan peningkatan fasilitas umum, baik kuantitas maupun kualitas
• Pengembangan fasilitas umum dan fasilitas sosial secara vertikal.
f. Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir
• Normalisasi sungai dan saluran drainase
• Pembangunan dan peremajaan drainase ke dalam sistem pengendalian banjir
g. Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih
• Peningkatan kualitas jaringan pipa – pipa induk dan distribusi air bersih
• Pembatasan penggunaan air tanah
• Penambahan hydrant umum
(3) Kebijakan Pengendalian Lingkungan Kecamatan Mampang Prapatan ;
a. Pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem dan kelestarian lingkungan alam.
b. Pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
Pasal 910
Strategi penataan ruang Kecamatan Mampang Prapatan, adalah:
a. Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang.
b. Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan membangun
rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya.
c. Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di bantaran
sungai.
d. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkan kapasitas
perdagangan dan jasa .
e. Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna
menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.
Bagian Ketiga
Persebaran Penduduk Wilayah Kecamatan Mampang Prapatan
Pasal 911
Jumlah penduduk di Kecamatan Mampang Prapatan sampai pada tahun 2030 dibatasi sebanyak-banyaknya
198,92 Jiwa.
Bagian Keempat
Struktur Ruang Wilayah Kecamatan Mampang Prapatan
Umum
Pasal 912
(1) Rencana struktur ruang wilayah provinsi dijabarkan kedalam struktur ruang wilayah Kecamatan Mampang
Prapatan, yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem prasarana wilayah;
(2) Rencana pengembangan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan
berdasarkan :
a. sistem pusat kegiatan primer;
b. sistem pusat sekunder
c. sistem pusat kegiatan tersier; dan
d. sistem pusat kegiatan sub tersier
(3) Rencana sistem prasarana wilayah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi :
a. prasarana transportasi,
b. prasarana sumber daya air bersih,
c. prasarana pengendalian drainase,
d. prasarana sanitasi limbah,
e. prasarana persampahan,
f. prasarana energi listrik, dan
g. prasarana telekomunikasi.
Sistem Pusat Kegiatan Wilayah Kecamatan Mampang Prapatan
Pasal 913
(1) Rencana pengembangan pusat-pusat kegiatan Kecamatan Mampang Prapatan diwujudkan dalam bentuk
Sistem Pusat Kegiatan Tersier dan Sub Tersier;
(2) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier Kecamatan Mampang Prapatan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) huruf c, terdapat pada Pasar Mampang;
(3) Rencana Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Sub Tersier Kecamatan Mampang Prapatan
sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) huruf d, terdapat pada Kantor Kecamatan dan Kelurahan yang
ada di Kecamatan Mampang Prapatan;
(4) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier dan Sub Tersier di wilayah Kecamatan
Mampang Prapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum pada Lampiran Gambar 4.13 Peraturan
Daerah ini.
Sistem Prasarana Wilayah Kecamatan Mampang Prapatan
Pasal 914
Sistem prasarana meliputi prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian
drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, prasarana energi listrik, dan prasarana
telekomunikasi.
Prasarana Transportasi Wilayah Kecamatan Mampang Prapatan
Pasal 915
(1) Rencana pengembangan prasarana transportasi di Kecamatan Mampang Prapatan, meliputi jaringan
jalan arteri dan kolektor;
(2) Rencana peningkatan jalan arteri sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi perbaikan ruas jalan
yang rusak, pelebaran Jl. Kapten Tendean, Jl. Warung Buncit, dan Jl. Gatot Subroto.
(3) Rencana peningkatan jalan kolektor Kecamatan Mampang Prapatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi perbaikan ruas jalan yang rusak, pelebaran Jl. Kemang (Ex Bangka Raya), Jl. Tegal Parang
Selatan, dan Jl. Mampang 1-14.
Prasarana Sumber Daya Air Bersih Wilayah Kecamatan Mampang Prapatan
Pasal 916
Pengembangan Prasarana sumber daya air bersih di wilayah Kecamatan Mampang Prapatan meliputi :
a. Perluasan jaringan pelayanan air bersih dan penyediaan hidran umum pada lokasi yang belum
terlayani air bersih terutama permukiman padat penduduk;
b. Pembatasan pengambilan air tanah dangkal di kawasan permukiman secara bertahap;
c. Pelarangan pengambilan air tanah dalam terutama di zona kritis air tanah;
d. Pengidentifikasian dan pembangunan potensi air bersih dari sumur-sumur artesis;
e. Peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga kualitas sungai.
Prasarana Pengendalian Drainase
Pasal 917
Pengembangan prasarana pengendalian drainase di Kecamatan Mampang Prapatan, meliputi :
a. Pengerukan dan pelebaran saluran air yang dilakukan secara rutin sebagai upaya pemecahan
permasalahan banjir dan genangan di wilayah Kecamatan Mampang Prapatan;
b. Pembuatan saluran baru pada setiap pembuatan jalan baru baik kolektor maupun lingkungan;
c. Peningkatan/penataan saluran tersier pada kawasan permukiman padat; dan
d. Pembukaan perkerasan yang menutupi jaringan drainase yang ada.
Prasarana Sanitasi Limbah Wilayah Kecamatan Mampang Prapatan
Pasal 918
Pengembangan prasarana sanitasi di Kecamatan Mampang Prapatan, meliputi penerapan pengelolaan limbah
secara komunal pada kawasan perumahan baru dan kawasan perumahan susun
Prasarana Persampahan Wilayah Kecamatan Mampang Prapatan
Pasal 919
Pengembangan prasarana persampahan di wilayah Kecamatan Mampang Prapatan, meliputi:
a. Pengembangan penggunaan teknologi pengolahan sampah di antaranya penggunaan incinerator
yang ditempatkan pada kawasan perumahan padat di sisi bantaran sungai yang belum sepenuhnya
terlayani
b. Pengadaan lokasi penampungan sementara pada setiap kelurahan
c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah, dengan penerapan konsep 3R
(reused, reduced, dan recycling)
Prasarana Energi Listrik
Pasal 920
Pengembangan prasarana energi di wilayah Kecamatan Mampang Prapatan, meliputi:
a. Perbaikan jaringan listrik yang telah ada
b. Peningkatan daya transmisi yang sudah ada
c. Penindakan pencurian listrik
d. Penempatan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan mempertimbangkan estetika lingkungan
e. Pengembangan jaringan listrik mengikuti jaringan jalan
f. Penambahan jaringan listrik pada wilayah yang belum terlayani listrik
g. Pemenuhan kebutuhan listrik pada kawasan rumah susun.
Prasarana Telekomunikasi
Pasal 921
Pengembangan prasarana Telekomunikasi dan informatika di Kecamatan Mampang Prapatan, meliputi:
a. Perencanaan jaringan telepon yang diselaraskan dengan jaringan jalan
b. Penyebaran telepon umum yang diselaraskan dengan lokasi fasilitas umum
c. Penggunaan kabel bawah tanah sehingga tidak ada pemakaian ruang
Bagian Kelima
Rencana Pola Ruang Wilayah Kecamatan Mampang Prapatan
Umum
Pasal 922
(1) Rencana pola ruang Kecamatan Mampang Prapatan, terdiri atas:
a. Peruntukan ruang untuk fungsi lindung / kawasan lindung, dan
b. Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya /kawasan budidaya.
(2) Rencana pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi :
a. Kawasan resapan air;
b. Kawasan sempadan sungai dan kanal;
(3) Rencana pengembangan kawasan budidaya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:
a. Ruang terbuka hijau lainnya;
b. Kawasan perkantoran;
c. Kawasan perdagangan;
d. Kawasan Permukiman.
(4). Rencana pola ruang wilayah Kecamatan Mampang Prapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
tercantum dalam Lampiran Gambar 4.14 Peraturan Daerah ini.
Peruntukan Ruang untuk Fungsi Lindung (Kawasan Lindung)
Kawasan Resapan Air
Pasal 923
(1) Penanaman dan pemeliharaan pohon dan tanaman pada lahan pemakaman yang berfungsi sebagai
peneduh dan membantu peresapan air;
(2) Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau.
Kawasan Sempadan Sungai
Pasal 924
(1) Pembangunan dan pemeliharaan jalur hijau di sempadan sungai;
(2) Pembangunan jalan inspeksi pada sungai-sungai utama untuk mengarahkan orientasi pembangunan fisik;
(3) Peningkatan kapasitas sungai, saluran penghubung, dan saluran lingkungan melalui pengerukan;
(4) Pembangunan fisik diarahkan menghadap sungai (river front development) untuk menjaga kapasitas
aliran sungai.
Peruntukan Ruang Untuk Fungsi Budidaya (Kawasan Budidaya)
Wilayah Kecamatan Mampang Prapatan
Kawasan Ruang Terbuka Hijau
Pasal 925
Pengembangan kawasan terbuka hijau lainnya, meliputi:
a. Penetapan ruang terbuka hijau sebesar 24,06 hektar.
b. Pengembangan ruang tebuka hijau dalam bentuk jalur hijau dan hutan kota
di sepanjang Kali Mampang dan Kali Krukut;
c. Peruntukan lahan pada kawasan terbuka hijau publik tidak dapat diubah;
Kawasan Perkantoran
Pasal 926
Pengembangan kawasan perkantoran di Kecamatan Mampang Prapatan meliputi :
f. Pengembangan kawasan perantoran diarahkan pada Kelurahan Kuningan Barat
g. Penyediaan lahan parkir pada kawasan perkantoran sebagai upaya pengurangan penggunaan
badan jalan sebagai lahan parkir
Kawasan Perdagangan
Pasal 927
Pengembangan kawasan perdagangan, meliputi :
a. Pengembangan kawasan perdagangan dengan skala pelayanan tingkat
kecamatan
b. Pengembangan kawasan perdagangan diarahkan di Jl. Kapten Tendean,
Jl. Raya Warung Buncit, dan di Jl. Bangka Raya;
c. Penyediaan tempat parkir dan fasilitas pejalan kaki pada kawasan
perdagangan
d. Pengurangan kawasan perdagangan yang berlokasi di dalam kawasan
permukiman
Kawasan Permukiman
Pasal 928
Penataan kawasan perumahan di Kecmatan Mampang Prapatan, meliputi :
a. Luas kawasan permukiman sebesar 436 hektar;
b. Kawasan perumahan di Kecamatan Mampang Prapatan diarahkan ke Kelurahan Bangka, Pela
Mampang, Tegal Parang, Mampang Prapatan ;
c. Pembangunan permukiman susun sebagai pengganti permukiman kumuh;
d. Perbaikan lingkungan sehingga tidak terdapat lagi perumahan yang memiliki jalan yang tidak jelas
polanya dan sempit;
e. Pengembangan kawasan perumahan kepadatan rendah pada wilayah sebelah selatan
Kecamatan Mampang Prapatan
Bagian Keenam
Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial
Pasal 929
Pengembangan fasilitas umum dan sosial sebagai upaya penanganan pemenuhan kebutuhan penduduk
Kecamatan Mampang Prapatan yang terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan,
fasilitas olah raga dan fasilitas pengendalian bencana.
Fasilitas Pendidikan
Pasal 930
(1) Pengembangan fasilitas pendidikan diutamakan untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan
diperlukan penambahan lahan dan bangunan fasilitas pendidikan;
(2) Pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Mampang Prapatan diarahkan untuk tingkat pendidikan
dasar (TK, SD, dan SLTP);
(3) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas pendidikan.
Fasilitas Kesehatan
Pasal 931
(1) Penambahan fasilitas kesehatan yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan;
(2) Pengembangan fasilitas kesehatan berupa penambahan jumlah balai pengobatan dan puskesmas; dan
(3) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas kesehatan.
Fasilitas Peribadatan
Pasal 932
Pengembangan fasilitas peribadatan meliputi peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas peribadatan.
Fasilitas Olahraga
Pasal 933
(1) Penambahan jumlah sarana dan prasarana fasilitas olahraga, berupa tempat bermain, lapangan olah
raga, lapangan bola, gedung olahraga, dan kolam renang;
(2) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana olah raga
Fasilitas Pengendali Bencana
Pasal 934
a. Perbaikan daerah sempadan sungai melalui penghijauan.
b. Peningkatan kapasitas danau dan sungai.
c. Perbaikan saluran air yang tertutup perkerasan serta membuat saluran air baru pada lokasi-lokasi yang
belum memiliki saluran air.
d. Pendistribusian sarana dan prasana kebakaran pada setiap kelurahan.
e. Perbaikan lingkungan berupa pelebaran jalan lingkungan sehingga mempermudah evakuasi ketika terjadi
kebakaran.
Bagian Ketujuh
Intensitas Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Mampang Prapatan
Pasal 935
Arahan rencana intensitas pemanfaatan ruang Kecamatan Mampang Prapatan, meliputi :
a. KDB 20 – 50 % dengan KLB 2 untuk kawasan perumahan kepadatan sedang dan tinggi
b. KDB 20 % untuk kawasan perumahan kepadatan rendah
c. KDB 50 % dengan KLB 2-24 untuk kawasan perdagangan dan perkantoran
Bagian Kedelapan
Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Mampang Prapatan
Pasal 936
(1) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kecamatan Mampang Prapatan dilaksanakan berdasarkan arahan
pemanfaatan ruang wilayah provinsi DKI Jakarta, meliputi :
a. penyusunan program utama;
b. penentuan lokasi;
c. sumber pendanaan;
d. instansi pelaksana; dan
e. waktu pelaksanaannya.
(2) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kecamatan Mampang Prapatan, sebagaimana yang dimaksud pasal
936 ayat 1, dapat dilihat dalam Lampiran Peraturan Daerah Ini.
BAB XXXIV
RENCANA RINCI TATA RUANG WILAYAH KECAMATAN PANCORAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 937
Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan Pancoran meliputi:
a. Strategi dan Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Pancoran ;
b. Struktur Ruang Kecamatan Pancoran;
c. Pola Ruang Kecamatan Pancoran;
d. Rencana Kawasan Strategis Wilayah Kecamatan Pancoran
Bagian Kedua
Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Pancoran
Paragraf 1
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Pancoran
Pasal 938
Tujuan penataan tata ruang Wilayah Kecamatan Pancoran meliputi ;
a. Pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya.
b. Pengaturan keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta
keserasian antar sektor.
c. Pengaturan rencana tata ruang dengan mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan
ruang yang ada, dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah
pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Pancoran.
d. Pengaturan pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :
• Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Pancoran yang sejahtera lahir dan batin
• Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam
• Mewujudkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berdaya-guna,
berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
• Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif
terhadap lingkungan
• Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan
e. Pengaturan arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat.
f. Pengaturan arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dalam mengeluarkan perijinan lokasi
pembangunan.
Paragraf 2
Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Pancoran
Pasal 939
(1) Kebijakan Kawasan Budidaya
Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu
a. Perumahan
• Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian.
• Pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi.
• Program perbaikan lingkungan.
b. Sektor Perdagangan dan Jasa
• Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan.
• Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan kolektor keatas dan memiliki
penyediaan fasilitas parkir yang memadai.
• Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah.
c. Sektor Transportasi
• Peningkatan kapasitasnya melalui program pelebaran jalan.
• Pengembangan jaringan jalan baru lebih diutamakan pada bagian utara dan selatan BWK
Kelurahan Pancoran Selatan .
d. Sektor Fasilitas Umum
• Pengembangan partisipasi pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas
umum.
• Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar
kecamatan.
e. Sektor Air Minum
• Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui
• Pengembangan jaringan pelayanan air bersih
• Pengurangan penggunaan air bersih yang melampaui batas.
f. Sektor Sanitasi dan Sampah
• Pengembangan septick tank kelompok pada lokasi-lokasi perumahan yang dihuni oleh penduduk
yang berpenghasilan rendah. Dengan menggunakan teknologi sistem sewerage.
• Peningkatan kondisi MCK yang ada pada lingkungan perumahan padat.
• Pengelolaan sampah dengan menyediakan container dan dipo-dipo sampah sesuai kebutuhan.
g. Sektor Banjir dan Drainase
• Pembangunan normalisasi kali
• Peningkatan sistem saluran drainase yang ada.
h. Sektor Utilitas Umum
• Peningkatan jaringan pelayanan listrik dengan penambahan gardu-gardu listrik.
• Peningkatan lampu-lampu penerangan jalan.
• Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis.
• Peningkatan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas dengan melakukan koordinasi terpadu
antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta.
i. Sektor Ruang Terbuka Hijau
• Peningkatan ruang terbuka hijau yang terletak di sepanjang kali. dan memanfaatkannya untuk
taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat.
• Peningkatan ruang terbuka hijau maksimum pada ROW (lebar badan jalan) yang terletak di jalan
arteri dan jalan kolektor.
(2) Kebijakan Kawasan Strategis
(3) Kebijakan Pengendalian Lingkungan
a. Pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem dan kelestarian lingkungan alam.
b. Pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
Pasal 940
Strategi penataan ruang Kecamatan Pancoran, meliputi :
a. Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang.
b. Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan membangun rumah
susun beserta fasilitas-fasilitasnya.
c. Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di bantaran sungai,
pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh.
d. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkankapasitas perdagangan
dan jasa .
e. Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna
menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.
Bagian Ketiga
Persebaran Penduduk Wilayah Kecamatan Pancoran
Pasal 941
Kebijakan persebaran penduduk di Wilayah Kecamatan Pancoran pada tahun 2030 dibatasi sebanyak-banyaknya
499.446 Jiwa
Bagian Keempat
Struktur Ruang Wilayah Kecamatan Pancoran
Umum
Pasal 942
(1) Rencana struktur ruang wilayah provinsi dijabarkan kedalam struktur ruang wilayah Kecamatan Pancoran,
yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem prasarana wilayah;
(2) Rencana pengembangan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan
berdasarkan :
a. sistem pusat kegiatan primer;
b. sistem pusat sekunder; dan
c. sistem pusat kegiatan tersier
(3) Rencana sistem prasarana wilayah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi
a. prasarana transportasi,
b. prasarana sumber daya air bersih,
c. prasarana pengendalian drainase,
d. prasarana sanitasi limbah,
e. prasarana persampahan,
f. prasarana energi listrik, dan
g. prasarana telekomunikasi.
Sistem Pusat Kegiatan Wilayah Kecamatan Pancoran
Pasal 943
(1) Rencana pengembangan pusat-pusat kegiatan Kecamatan Pancoran diwujudkan dalam bentuk Sistem
Pusat Kegiatan Premier;
(2) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Premier Kecamatan Pancoran sebagaimana dimaksud
pada Pasal 6 ayat (1) huruf c, terdapat pada lokasi Kantor Badan Penanaman Modal, Dept. Tenaga Kerja
dan Transmigrasi, Carefour, Graha Sucofindo.
(3) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Sekunder di wilayah Kecamatan Pancoran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), huruf c, terdapat pada lokasi perkantoran ICMi Centre, Graha Mampang.
(4) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier di wilayah Kecamatan Pancoran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), huruf d, terdapat pada lokasi perdagangan Pasar Ikan Hias, Pusat jajanan
Pancoran.
Sistem Prasarana Wilayah Kecamatan Pancoran
Pasal 944
Sistem prasarana meliputi prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian
drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, prasarana energi listrik, dan prasarana
telekomunikasi.
Prasarana Transportasi Wilayah Kecamatan Pancoran
Pasal 945
(1) Rencana pengembangan prasarana transportasi di Kecamatan Pancoran, meliputi jaringan jalan;
(2) Rencana pembangunan jalan Kolektor sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi; Jl. Pancoran Timur
3, jalan di sepanjang kali mampang, Jl. Duren Tiga Selatan-Jl. Warung Jati Timur, Jl. Duren Tiga Selatan-Jl.
Warung Jati Timur 5, Jl. Duren Tiga – Jl. Duren Tiga Selatan, Jl. Pasar Minggu Raya – Jl. Rawa Jati Timur.
Prasarana Sumber Daya Air Bersih Wilayah Kecamatan Pancoran
Pasal 946
Pengembangan Prasarana sumber daya air bersih di wilayah Kecamatan Pancoran meliputi :
a. Perluasan jaringan pelayanan air bersih dan penyediaan hidran umum pada lokasi yang belum
terlayani air bersih terutama permukiman padat penduduk;
b. Pembatasan pengambilan air tanah dangkal di kawasan permukiman secara bertahap;
c. Pelarangan pengambilan air tanah dalam terutama di zona kritis air tanah;
d. Peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga kualitas sungai dan kanal.
Prasarana Pengendalian Drainase
Pasal 947
Pengembangan prasarana pengendalian drainase di Kecamatan Pancoran, meliputi :
a. Normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari kegiatan yang dapat
menggangu fungsinya pada lokasi saluran Kali Cakung, Kali Buaran dan Kali Bekasi Tengah;
b. Penataan kembali garis sempadan sungai (GSS) menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali
banjir, drainase dan penggelontor;
c. Peningkatan dan pengembangan fungsi situ-situ sebagai lokasi tempat penampungan air;
d. Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir;
e. Pengendalian penggunaan air tanah untuk mengurangi gejala penurunan tanah (Land
Subsidence) yang berpotensi menimbulkan genangan.
Prasarana Sanitasi Limbah Wilayah Kecamatan Pancoran
Pasal 948
Pengembangan prasarana sanitasi di Kecamatan Pancoran, meliputi:
a. Pengembangan sistem pembuangan air limbah secara sistem on-site
b. Peningkatan pelayanan pipa pembuangan air limbah disetiap kelurahan-kelurahan yang padat penduduk
Prasarana Persampahan Wilayah Kecamatan Pancoran
Pasal 949
Pengembangan prasarana persampahan di wilayah Kecamatan Pancoran, meliputi:
h. Pengembangan penggunaan teknologi pengolahan sampah dengan
menggunakan incinerator yang ditempatkan pada kawasan-kawasan tertentu;
i. Pembangunan lokasi penampungan sampah (LPS) sementara pada setiap
kelurahan;
j. Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS (Lokasi
pembuangan sampah) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan
memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam incinerator;
k. Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3)
dengan penggunaan teknologi tepat guna;
l. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan
penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling);
Prasarana Energi Listrik
Pasal 950
Pengembangan prasarana energi di wilayah Kecamatan Pancoran, meliputi:
a. Perbaikan jaringan listrik yang telah ada;
b. Peningkatan daya transmisi yang sudah ada;
c. Penindakan pencurian listrik;
d. Penempatan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan mempertimbangkan estetika lingkungan;
e. Pengembangan Jaringan listrik mengikuti jaringan jalan;
f. Pengamanan jaringan listrik pada kawasan perumahan padat.
Prasarana Telekomunikasi
Pasal 951
Pengembangan prasarana Telekomunikasi dan informatika di Kecamatan Pancoran, meliputi:
a. Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi telekomunikasi
yang memadai;
b. Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan tujuan
untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial;
c. Pengembangan jaringan telekomunikasi yang aman dan menyesuaikan dengan estetika
lingkungan
Bagian Kelima
Rencana Pola Ruang Wilayah Kecamatan Pancoran
Umum
Pasal 952
(1) Rencana pola ruang Kecamatan Pancoran, terdiri atas:
a. Peruntukan ruang untuk fungsi lindung / kawasan lindung, dan
b. Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya /kawasan budidaya.
(2) Rencana pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi :
a. Kawasan resapan air;
b. Kawasan sempadan sungai dan kanal;
(3) Rencana pengembangan kawasan budidaya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:
a. Ruang terbuka hijau lainnya;
b. Kawasan perkantoran;
c. Kawasan perdagangan;
d. Kawasan Permukiman.
(4) Rencana pola ruang wilayah Kecamatan Pancoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum
dalam Lampiran Gambar 4.16 Peraturan Daerah ini.
Peruntukan Ruang untuk Fungsi Lindung (Kawasan Lindung)
Kawasan Resapan Air
Pasal 953
(1) Penanaman dan pemeliharaan pohon dan tanaman pada lahan pemakaman yang berfungsi sebagai
peneduh dan membantu peresapan air;
(2) Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau.
Kawasan Sempadan Sungai dan Kanal
Pasal 954
(1) Pembangunan dan pemeliharaan jalur hijau di sempadan sungai dan kanal;
(2) Pembangunan jalan inspeksi pada sungai-sungai utama untuk mengarahkan orientasi pembangunan fisik;
(3) Peningkatan kapasitas sungai, kanal, saluran penghubung, dan saluran lingkungan melalui pengerukan;
(4) Pembangunan fisik diarahkan menghadap sungai (river front development) untuk menjaga kapasitas
aliran sungai dan kanal.
Peruntukan Ruang Untuk Fungsi Budidaya (Kawasan Budidaya)
Wilayah Kecamatan Pancoran
Kawasan Ruang Terbuka Hijau
Pasal 955
Pengembangan kawasan terbuka hijau lainnya, meliputi:
a. Pengembangan ruang terbuka hijau diarahkan berupa jalur hijau tepi
sungai, jalur hijau tepi jalan, pemakaman umum, lahan milik pemerintah dan sekitar taman lingkungan
perumahan;
b. Pengembangan jalur hijau diarahkan sepanjang Kali Cakung, Kali Buaran
dan Kali Bekasi Tengah
c. Penataan kawasan jalur hijau dan hutan kota seluas 15.65 Ha;
d. Penataan kawasan hijau makam seluas 24.30 Ha;
e. Penataan dan pemeliharaan taman seluas 12.91 Ha;dan
f. Peruntukan lahan pada kawasan terbuka hijau publik tidak dapat diubah;
Kawasan Perkantoran
Pasal 956
Pengembangan kawasan perkantoran, meliputi :
a. Penataan kawasan perdagangan dengan KDB rendah di sepanjang Kali
Ciliwung dan Kali Baru Barat melalui program kali bersih (PROKASIH) dengan orientasi sungai sebagai
muka bangunan;
b. Pengembangan perdagangan secara terpadu dengan pola sentra yang
fungsinya terdiri dari perkantoran, perdagangan dan jasa;
c. Pengembangan program perbaikan lingkungan pada kawasan yang
terbangun dengan penyediaan dan / atau penambahan fasilitas penunjangnya beserta penghijauan yang
lebih nyaman;
d. Pembatasan kegiatan perkantoran.
Kawasan Perdagangan
Pasal 957
Pengembangan kawasan perdagangan, meliputi :
a. Penataan kawasan perdagangan dengan KDB rendah di sepanjang Kali
Ciliwung dan Kali Baru Barat melalui program kali bersih (PROKASIH) dengan orientasi sungai sebagai
muka bangunan;
b. Pengembangan perdagangan secara terpadu dengan pola sentra yang
fungsinya terdiri dari perkantoran, perdagangan dan jasa;
c. Pengembangan program perbaikan lingkungan pada kawasan yang
terbangun dengan penyediaan dan / atau penambahan fasilitas penunjangnya beserta penghijauan yang
lebih nyaman;
d. Pembatasan kegiatan perdagangan.
Kawasan Permukiman
Pasal 958
Penataan kawasan perumahan horisontal dan vertikal, meliputi :
a. Perbaikan lingkungan pada daerah kumuh dengan mengembangkan ruang
terbuka hiijau yang berfungsi sosial, ekologis dan estetika terutama di kawasan sepanjang jalur Kali
Ciliwung di Kelurahan Duren Tiga, dan Kelurahan Kalibata.
b. Pengembangan perbaikan lingkungan pada kawasan perumahan kumuh
ringan dan sedang terutama sekitar kawasan Kelurahan Kalibata dan Rawa Jati;
c. Penetapan fungsi perumahan pada kawasan mantap;
d. Penyediaan fasilitas umum di kawasan-kawasan perumahan horisontal;
e. Pengembangan kawasan perumahan KDB rendah di sekitar jalur Kali
Ciliwung yang terletak di Kelurahan Duren Tiga dan Kalibata, serta di sekitar jalur Kali Baru Barat yang
terletak di Kelurahan Rawa Jati;
f. Luas kawasan permukiman direncanakan sebesar 403.72 Ha;
g. Pembangunan kawasan perumahan vertikal yang menjamin tersedianya
kawasan hijau yang berfungsi resapan, sosial dan estetika;
h. Pengembangan kawasan perumahan secara vertikal dan memperkecil
perpetakan untuk penyediaan perumahan golongan menengah-bawah yang dilengkapi dengan sarana
dan prasarana yang memadai;
i. Penyediaan fasilitas umum di kawasan-kawasan perumahan vertikal;
Bagian Keenam
Penetapan Pengembangan Kawasan Strategis Wilayah Kecamatan Pancoran
Pasal 959
(1) Pengembangan kawasan strategis di tingkat Kecamatan Pancoran diarahkan pada bagian wilayah kecamatan
yang memiliki peranan dan fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan
lingkungan kota;
(2) Pengembangan kawasan strategis Kecamatan Pancoran sebagaimana dimaksud ayat (1) diarahkan yaitu
pengembangan Kawasan Cikini dan Taman Ismail Marzuki (TIM) sebagai kawasan pengembangan kesenian
dan kebudayaan;
Bagian Ketujuh
Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial
Pasal 960
Pengembangan fasilitas umum dan sosial sebagai upaya penanganan pemenuhan kebutuhan penduduk
Kecamatan Pancoran yang terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas olah
raga dan fasilitas pengendalian bencana.
Fasilitas Pendidikan
Pasal 961
(1) Pengembangan fasilitas pendidikan diutamakan untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan
diperlukan penambahan lahan dan bangunan fasilitas pendidikan;
(2) Pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Pancoran diarahkan untuk tingkat pendidikan dasar
(TK, SD, SMP),akademi, dan perpustakaan;
(3) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas pendidikan.
Fasilitas Kesehatan
Pasal 962
(1) Pengembangan fasilitas kesehatan diperlukan penambahan yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan
yang direncanakan;
(2) Pengembangan fasilitas kesehatan berupa penambahan jumlah fasilitas kesehatan yang terdiri dari balai
pengobatan, puskesmas, dan apotik;
(3) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas kesehatan.
Fasilitas Peribadatan
Pasal 963
(1) Pengembangan fasilitas peribadatan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan;
(2) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas peribadatan.
Fasilitas Olahraga
Pasal 964
Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas olahraga, berupa tempat bermain, taman dan lapangan serba
guna.
Fasilitas Pengendalian Bencana
Pasal 965
Pengembangan prasarana pengendalian bencana di wilayah Kecamatan Pancoran, terdiri atas :
a. Penataan bantaran sungai melalui penertiban bangunan illegal di Banjir Kanal, Kali Duri dan Kali Ciliwung;
b. Pembangunan fisik diarahkan menghadap sungai (river front development) untuk menjaga kapasitas
aliran mantap sungai dan kanal;
c. Pembangunan jalan inspeksi pada sungai-sungai utama untuk mengarahkan orientasi pembangunan fisik;
d. Peningkatan kapasitas sungai, kanal, saluran penghubung, dan saluran lingkungan melalui pengerukan;
e. Pembangunan dan pemulihan situ-situ Taman Ria Senayan dan Situ Lembang;
Bagian Kedelapan
Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Pancoran
Pasal 966
Arahan rencana intensitas pemanfaatan ruang Kecamatan Pancoran, meliputi :
a. Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan bangunan
umum, bangunan umum KDB rendah, Kawasan campuran, dan kawasan industry / pergudangan;
b. Ketinggian bangunan maksimal 2 (dua) lantai di arahkan pada kawasan permukiman, ketinggian
bangunan maksimal 4 (empat) sampai dengan 8 (delapan) lantai di arahkan pada kawasan bangunan
umum, kawasan campuran, dan fasilitas umum.
c. Nilai KDB di daerah yang terbangun ditetapkan sebesar 60 %.
Bagian Kesembilan
Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Pancoran
Pasal 967
(1) Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kecamatan Pancoran dilaksanakan berdasarkan arahan
pemanfaatan ruang wilayah provinsi DKI Jakarta, meliputi :
a. penyusunan program utama;
b. penentuan lokasi;
c. sumber pendanaan;
d. instansi pelaksana; dan
e. waktu pelaksanaannya.
(2) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kecamatan Pancoran, sebagaimana yang dimaksud pasal 967 ayat 1,
dapat dilihat dalam Lampiran Peraturan Daerah Ini.
BAB XXXV
RENCANA RINCI TATA RUANG WILAYAH KECAMATAN TEBET
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 968
Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan Tebet meliputi:
a. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Tebet;
b. Rencana Struktur Ruang Kecamatan Tebet;
c. Rencana Pola Ruang Kecamatan Tebet;
d. Penetapan Kawasan Strategis Wilayah Kecamatan Tebet;
e. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Tebet; dan
f. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Tebet
Bagian Kedua
Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Tebet
Paragraf 1
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Tebet
Pasal 969
Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kecamatan Tebet, maka tujuan pengembangan Tata Ruang
Kecamatan Tebet adalah:
a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya.
b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta
keserasian antar sektor.
c. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan ruang yang
ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-
bagian tertentu di wilayah Kecamatan Tebet.
d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :
• Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Tebet yang sejahtera lahir dan batin;
• Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam;
• Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berdaya-guna,
berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia;
• Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif
terhadap lingkungan;
• Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan.
e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat.
f. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam
mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.
Paragraf 2
Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Tebet
Pasal 970
Kebijakan dan strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Tebet :
a. Peningkatan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang;
b. Perbaikan dan perencanaan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan membangun rumah susun
beserta fasilitas-fasilitasnya;
c. Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di bantaran sungai,
pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh;
d. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkankapasitas perdagangan dan
jasa.
Bagian Ketiga
Persebaran Penduduk Wilayah Kecamatan Tebet
Pasal 971
Jumlah penduduk di Kecamatan Tebet sampai pada tahun 2030 dibatasi sebanyak-banyaknya 499.446 Jiwa.
Bagian Keempat
Rencana Struktur Ruang Wilayah Kecamatan Tebet
Umum
Pasal 972
(1) Rencana struktur ruang wilayah provinsi dijabarkan kedalam struktur ruang wilayah Kecamatan Tebet,
yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem prasarana wilayah;
(2) Rencana pengembangan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan
berdasarkan :
a. Sistem pusat kegiatan primer;
b. Sistem pusat sekunder; dan
c. Sistem pusat kegiatan tersier
(3) Rencana sistem prasarana wilayah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi
a. Prasarana transportasi,
b. Prasarana sumber daya air bersih,
c. Prasarana pengendalian drainase,
d. Prasarana sanitasi limbah,
e. Prasarana persampahan,
f. Prasarana energi listrik, dan
g. Prasarana telekomunikasi.
Sistem Pusat Kegiatan Wilayah Kecamatan Tebet
Pasal 973
(1) Pengembangan pusat-pusat kegiatan Kecamatan Tebet diwujudkan dalam bentuk Sistem Pusat Kegiatan
Primer, Sistem Pusat Kegiatan Sekunder, dan Sistem Pusat Kegiatan Tersier;
(2) Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Primer sebagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat (2) huruf a,
meliputi di sepanjang Jl. Jend. Gatot Subroto, Jl. Raya Pasar Minggu, Jl. TMP Kalibata. Adapun fungsi
kegiatannya berupa perdagangan, perkantoran dan pemerintahan.
(3) Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Sekunder sebagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat (2) huruf b,
meliputi di sepanjang Jl. Raya Warung Buncit. Adapun fungsi kegiatannya berupa perdagangan,
perkantoran dan pemerintahan.
(4) Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier sebagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat (2), meliputi di
sepanjang Jl. Kalibata Tengah, dan Jl. Pengadegan Selatan. Adapun fungsi kegiatannya berupa
perdagangan.
(5) Pengembangan sistem pusat kegiatan Kecamatan Tebet sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum
pada Lampiran Gambar 4.17 Peraturan Daerah ini.
Sistem Prasarana Wilayah Kecamatan Tebet
Pasal 974
Sistem prasarana meliputi prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian
drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, prasarana energi listrik, dan prasarana
telekomunikasi.
Prasarana Transportasi Wilayah Kecamatan Tebet
Pasal 975
(1) Pengembangan prasarana transportasi di Kecamatan Tebet, meliputi jaringan jalan arteri dan kolektor;
(2) Peningkatan jalan arteri sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi:
a. Pelebaran Jl. Pasar Minggu Raya dari 15 m menjadi 38 m
b. Pelebaran Jl. Pahlawan Kalibata dari 22m menjadi 36m
c. Pelebaran Jl. Mampang Prapatan dari 28m menjadi 30m
d. Pelebaran Jl. Warung Jati Timur dari 9m menjadi 18m
e. Pelebaran Jl. Warung Jati Barat dari 28m menjadi 30m
(3) Pembangunan jalan kolektor sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi:
a. Rencana pembangunan jalan di Jl. Tebet Timur 3, yaitu menghubungkan antara
Jl. MT. Haryono – Jl. Pahlawan.
b. Rencana pembangunan jalan di sepanjang kali mampang.
c. Rencana pembangunan jalan yang menghubungkan Jl. Duren Tiga Selatan – Jl.
Warung Jati Timur.
d. Rencana pembangunan jalan yang menghubungkan Jl. Duren Tiga Selatan – Jl.
Warung Jati Timur 5.
e. Rencana pembangunan jalan yang menghubungkan Jl. Duren Tiga – Jl. Duren
Tiga Selatan.
f. Rencana pembangunan jalan yang menghubungkan Jl. Pasar Minggu Raya – Jl.
Rawa Jati Timur.
Prasarana Sumber Daya Air Bersih Wilayah Kecamatan Tebet
Pasal 976
(1) Pengembangan Prasarana sumber daya air bersih di wilayah Kecamatan Tebet meliputi :
a. Kebutuhan air minum sampai dengan tahun 2030 di Kecamatan Tebet diperkirakan sebesar
136.517.000 lt/hari;
b. Perluasan jaringan pelayanan air bersih dan penyediaan hidran umum pada lokasi yang belum
terlayani air bersih terutama permukiman padat penduduk;
c. Pelarangan pengambilan air tanah dalam terutama di zona kritis air tanah.
Prasarana Pengendalian Drainase
Pasal 977
(1)Pengembangan prasarana pengendalian drainase di Kecamatan Tebet, meliputi pelebaran Kali Ciliwung
hingga 50 m, dan pelebaran Kali Baru Barat hingga 10 m
Prasarana Sanitasi Limbah Wilayah Kecamatan Tebet
Pasal 978
(1)Pengembangan prasarana sanitasi limbah di Kecamatan Tebet, meliputi :
a. Pengembangan sistem pembuangan air limbah secara sistem on-site (cubluk, septic tank);
b. Peningkatan pelayanan pipa pembuangan air limbah disetiap kelurahan-kelurahan yang padat penduduk.
Prasarana Persampahan Wilayah Kecamatan Tebet
Pasal 979
(1) Pengembangan prasarana persampahan di Kecamatan Tebet, meliputi:
a. Pengembangan penggunaan teknologi pengolahan sampah dengan
menggunakan incinerator yang ditempatkan pada kawasan-kawasan tertentu;
b. Pembangunan lokasi penampungan sampah (LPS) sementara pada setiap
kelurahan;
c. Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS (Lokasi
pembuangan sampah) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan
memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam incinerator;
d. Pengelolaan sampah dengan penerapan konsep 3R (reduced, reused,
recycling).
Prasarana Energi Listrik
Pasal 980
(1) Pengembangan prasarana energi listrik di Kecamatan Tebet, meliputi:
a. Perbaikan jaringan listrik yang ada;
b. Peningkatan daya transmisi yang sudah ada;
c. Penempatan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta mempertimbangkan segi estetika
lingkungan;
d. Penempatan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan pembangunan jalan baru
sebaiknya ditempatkan di bawah tanah;
e. Penambahan jaringan listrik hingga menjangkau wilayah yang belum terlayani listrik.
Prasarana Telekomunikasi
Pasal 981
(1)Pengembangan prasarana telekomunikasi dan informatika di Kecamatan Tebet, meliputi pelayanan
telekomunikasi berupa telepon seluler dan telepon rumah.
Bagian Keempat
Rencana Pola Ruang Wilayah Kecamatan Tebet
Umum
Pasal 982
(1) Rencana pola ruang Kecamatan Tebet, terdiri atas:
a. Peruntukan ruang untuk fungsi lindung / kawasan lindung, dan
b. Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya /kawasan budidaya.
(2) Rencana pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi :
a. Kawasan resapan air;
b. Kawasan sempadan sungai dan kanal;
(3) Rencana pengembangan kawasan budidaya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:
Ruang terbuka hijau;
a. Kawasan perkantoran;
b. Kawasan perdagangan;
c. Kawasan Permukiman.
(4) Pola ruang wilayah Kecamatan Tebet sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran
Gambar 4.18 Peraturan Daerah ini.
Paragraf 3
Peruntukan Ruang untuk Fungsi Lindung (Kawasan Lindung)
Kawasan Resapan Air
Pasal 983
(1) Penanaman dan pemeliharaan pohon dan tanaman pada lahan pemakaman yang berfungsi sebagai
peneduh dan membantu peresapan air;
(2) Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau.
Kawasan Sempadan Sungai dan Kanal
Pasal 984
(1) Pembangunan dan pemeliharaan jalur hijau di sempadan sungai dan kanal;
(2) Pembangunan jalan inspeksi pada sungai-sungai utama untuk mengarahkan orientasi pembangunan fisik;
(3) Peningkatan kapasitas sungai, kanal, saluran penghubung, dan saluran lingkungan melalui pengerukan;
(4) Pembangunan fisik diarahkan menghadap sungai (river front development) untuk menjaga kapasitas
aliran sungai dan kanal.
Paragraf 4
Peruntukan Ruang Untuk Fungsi Budidaya (Kawasan Budidaya)
Wilayah Kecamatan Tebet
Kawasan Ruang Terbuka Hijau
Pasal 985
(1) Pengembangan ruang terbuka hijau di Kecamatan Tebet, meliputi:
a. Penyempurna Hijau Umum dengan pemanfaatan lahan seluas 15.65 Ha;
b. Penyempurna Hijau Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 12.91 Ha;
c. Penyempurna Hijau Makam dengan pemanfaatan lahan seluas 24.30 Ha;
d. Penyempurna Hijau Tegangan Tinggi dengan pemanfaatan lahan seluas 3.31 Ha;
e. Phd dengan pemanfaatan lahan seluas 0.01 Ha;
f. Psw dengan pemanfaatan lahan seluas 32.50 Ha.
Kawasan Perdagangan
Pasal 986
(1) Pengembangan kawasan perkantoran dan perdagangan di Kecamatan Tebet, meliputi :
a. Karya Pemerintahan dengan penggunaan lahan seluas 71.89 Ha;
b. Karya Kantor dan Jasa dengan penggunaan lahan seluas 32.77 Ha;
c. Karya Perdagangan dengan penggunaan lahan seluas 62.40 Ha;
d. Karya Umum Taman dengan penggunaan lahan seluas 4.08 Ha.
Kawasan Permukiman
Pasal 987
(1) Pengembangan kawasan permukiman di Kecamatan Tebet, meliputi :
a. Wisma Besar dengan penggunaan lahan seluas 143.22 Ha
e. Wisma Sedang dengan penggunaan lahan seluas 249.35 Ha
f. Wisma Kecil dengan penggunaan lahan seluas 0.10 Ha
g. Wisma Kantor dengan penggunaan lahan seluas 0.08 Ha
h. Wisma Flat dengan penggunaan lahan seluas 6.14 Ha
i. Wisma Susun dengan penggunaan lahan seluas 4.82
Bagian Kelima
Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial
Pasal 988
(1) Pengembangan fasilitas umum dan sosial sebagai upaya penanganan pemenuhan kebutuhan penduduk
Kecamatan Tebet yang terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas olah
raga dan fasilitas pengendalian bencana.
Fasilitas Pendidikan
Pasal 989
(1) Pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Tebet pada tahun 2030, diperkirakan kebutuhannya
mencapai 155 unit fasilitas pendidikan dengan skala pelayanan kelurahan maupun kecamatan dengan rincian
95 unit TK, 48 unit SD, 4 unit SLTP, dan 4 unit SLTA;
(2) Pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Tebet seluas 22.02 Ha.
Fasilitas Kesehatan
Pasal 990
(1) Pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Tebet pada tahun 2030, direncanakan berupa 9 unit
apotik 91 unit balai pengobatan, 9 unit rumah bersalin, 9 unit puskesmas dan 1 unit puskesmas kecamatan;
(2) Pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Tebet seluas 1.62 Ha.
Fasilitas Peribadatan
Pasal 991
(1) Pengembangan fasilitas peribadatan di Kecamatan Tebet pada tahun 2030, direncanakan berupa masjid
kelurahan, masjid kecamatan, tempat ibadah lainnya untuk 60.000 jiwa penduduk, dan tempat ibadah lainnya
untuk 200.000 jiwa penduduk;
(2) Pengembangan fasilitas peribadatan di Kecamatan Tebet seluas 3.77 Ha;
(3) Penempatan lokasi peribadatan mempunyai aksesbilitas yang mudah bagi masyarakat.
Fasilitas Olahraga
Pasal 992
(1) Pengembangan fasilitas olahraga di Kecamatan Tebet pada tahun 2030, direncanakan berupa 44 unit
fasilitas olah raga yang terdiri dari bangunan fisik maupun ruang terbuka sebagai area bermain atau jogging;
(2) Pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Tebet seluas 2.45 Ha.
Bagian Keenam
Pengendali Bencana
Pasal 993
(1) Pengembangan sistem pengendali bencana Kecamatan Tebet, meliputi pengendalian bencana banjir dan
pengendalian bencana kebakaran;
(2) Pengendalian sistem bencana di Kecamatan Tebet sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berupa :
a. Perbaikan daerah sempadan sungai melalui penghijauan.
b. Peningkatan kapasitas danau dan sungai.
c. Perbaikan saluran air yang tertutup perkerasan serta membuat saluran air baru pada lokasi-lokasi yang
belum memiliki saluran air.
d. Sebaran distribusi sarana dan prasana kebakaran pada setiap kelurahan.
e. Perbaikan lingkungan berupa pelebaran jalan lingkungan sehingga mempermudah evakuasi ketika terjadi
kebakaran
Bagian Ketujuh
Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Tebet
Pasal 994
(1) Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kecamatan Tebet dilaksanakan berdasarkan arahan pemanfaatan
ruang wilayah provinsi DKI Jakarta, meliputi :
a. penyusunan program utama;
b. penentuan lokasi;
c. sumber pendanaan;
d. instansi pelaksana; dan
e. waktu pelaksanaannya.
(2) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kecamatan Tebet, sebagaimana yang dimaksud pasal 994 ayat 1,
dapat dilihat dalam Lampiran Peraturan Daerah Ini.
BAB XXXVI
RENCANA RINCI TATA RUANG WILAYAH KECAMATAN SETIABUDI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 995
Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan Setiabudi meliputi:
a. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Setiabudi;
b. Rencana Struktur Ruang Kecamatan Setiabudi;
c. Rencana Pola Ruang Kecamatan Setiabudi;
d. Penetapan Kawasan Strategis Wilayah Kecamatan Setiabudi;
e. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Setiabudi; dan
f. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Setiabudi
Bagian Kedua
Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Setiabudi
Paragraf 1
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Setiabudi
Pasal 996
Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kecamatan Setiabudi, maka tujuan pengembangan Tata
Ruang Kecamatan Setiabudi adalah:
a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya.
b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta
keserasian antar sektor.
c. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan ruang yang
ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-
bagian tertentu di wilayah Kecamatan Setiabudi.
d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :
• Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Setiabudi yang sejahtera lahir dan batin;
• Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam;
• Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berdaya-guna,
berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia;
• Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif
terhadap lingkungan;
• Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan.
e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat.
f. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam
mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.
Paragraf 2
Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Setiabudi
Pasal 997
Kebijakan dan strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Setiabudi :
a. Peningkatan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang;
b. Perbaikan dan perencanaan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan membangun rumah
susun beserta fasilitas-fasilitasnya;
c. Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di bantaran sungai,
pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh;
d. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkankapasitas perdagangan
dan jasa.
Bagian Ketiga
Persebaran Penduduk Wilayah Kecamatan Setiabudi
Pasal 998
Jumlah penduduk di Kecamatan Tebet sampai pada tahun 2030 dibatasi sebanyak-banyaknya 1.116.123 Jiwa.
Bagian Keempat
Rencana Struktur Ruang Wilayah Kecamatan Setiabudi
Umum
Pasal 999
(1) Rencana struktur ruang wilayah provinsi dijabarkan kedalam struktur ruang wilayah Kecamatan Setiabudi,
yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem prasarana wilayah;
(2) Rencana pengembangan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan
berdasarkan :
a. Sistem pusat kegiatan primer;
b. Sistem pusat sekunder; dan
c. Sistem pusat kegiatan tersier
d. Sistem pusat kegiatan sub tersier
(3) Rencana sistem prasarana wilayah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi
a. Prasarana transportasi,
b. Prasarana sumber daya air bersih,
c. Prasarana pengendalian drainase,
d. Prasarana sanitasi limbah,
e. Prasarana persampahan,
f. Prasarana energi listrik, dan
g. Prasarana telekomunikasi.
Sistem Pusat Kegiatan Wilayah Kecamatan Setiabudi
Pasal 1000
(1) Pengembangan pusat-pusat kegiatan Kecamatan Tebet diwujudkan dalam bentuk Sistem Pusat Kegiatan
Primer, Sistem Pusat Kegiatan Sekunder, dan Sistem Pusat Kegiatan Tersier;
(2) Pengembangan sistem pusat kegiatan Kecamatan Setiabudi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
tercantum pada Lampiran Gambar 4.19 Peraturan Daerah ini.
Sistem Prasarana Wilayah Kecamatan Setiabudi
Pasal 1001
Sistem prasarana meliputi prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian
drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, prasarana energi listrik, dan prasarana
telekomunikasi.
Prasarana Transportasi Wilayah Kecamatan Setiabudi
Pasal 1002
(1) Pengembangan prasarana transportasi di Kecamatan Setiabudi, meliputi jaringan jalan arteri dan kolektor;
serta pengembangan angkutan air
Prasarana Sumber Daya Air Bersih Wilayah Kecamatan Setiabudi
Pasal 1003
(1) Pengembangan Prasarana sumber daya air bersih di wilayah Kecamatan Setiabudi meliputi :
a. Kebutuhan air minum sampai dengan tahun 2030 di Kecamatan Tebet diperkirakan sebesar
183.978 lt/hari;
b. Perluasan jaringan pelayanan air bersih dan penyediaan hidran umum pada lokasi yang belum
terlayani air bersih terutama permukiman padat penduduk;
c. Pelarangan pengambilan air tanah dalam terutama di zona kritis air tanah.
Prasarana Pengendalian Drainase
Pasal 1004
(1) Pengembangan prasarana pengendalian drainase di Kecamatan Setiabudi, meliputi pelebaran Kali Krukut,
Kali Cideng, dan Kali Ciliwung.
Prasarana Sanitasi Limbah Wilayah Kecamatan Setiabudi
Pasal 1005
(1) Pengembangan prasarana sanitasi limbah di Kecamatan Setiabudi, meliputi :
a. Pengembangan sistem pembuangan air limbah secara sistem on-site (cubluk, septic tank);
b. Peningkatan pelayanan pipa pembuangan air limbah disetiap kelurahan-kelurahan yang padat penduduk.
Prasarana Persampahan Wilayah Kecamatan Setiabudi
Pasal 1006
(1) Pengembangan prasarana persampahan di Kecamatan Setiabudi, meliputi:
a. Pengembangan penggunaan teknologi pengolahan sampah dengan
menggunakan incinerator yang ditempatkan pada kawasan-kawasan tertentu;
b. Pembangunan lokasi penampungan sampah (LPS) sementara pada setiap
kelurahan;
c. Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS (Lokasi
pembuangan sampah) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan
memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam incinerator;
d. Pengelolaan sampah dengan penerapan konsep 3R (reduced, reused,
recycling).
Prasarana Energi Listrik
Pasal 1007
(1) Pengembangan prasarana energi listrik di Kecamatan Setiabudi, meliputi:
a. Perbaikan jaringan listrik yang ada;
b. Peningkatan daya transmisi yang sudah ada;
c. Penempatan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta mempertimbangkan segi estetika
lingkungan;
d. Penempatan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan pembangunan jalan baru
sebaiknya ditempatkan di bawah tanah;
e. Penambahan jaringan listrik hingga menjangkau wilayah yang belum terlayani listrik.
Prasarana Telekomunikasi
Pasal 1008
(1) Pengembangan prasarana telekomunikasi dan informatika di Kecamatan Setiabudi, meliputi pelayanan
telekomunikasi berupa telepon seluler dan telepon rumah.
Bagian Keempat
Rencana Pola Ruang Wilayah Kecamatan Setiabudi
Umum
Pasal 1009
(1) Rencana pola ruang Kecamatan Setiabudi, terdiri atas:
a. Peruntukan ruang untuk fungsi lindung / kawasan lindung, dan
b. Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya /kawasan budidaya.
(2) Rencana pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi :
a. Kawasan resapan air;
b. Kawasan sempadan sungai dan kanal;
(3) Rencana pengembangan kawasan budidaya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:
a. Ruang terbuka hijau;
b. Kawasan perkantoran dan perdagangan;
c. Kawasan Permukiman.
(4) Pola ruang wilayah Kecamatan Setiabudi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam
Lampiran Gambar 4.20 Peraturan Daerah ini.
Paragraf 3
Peruntukan Ruang untuk Fungsi Lindung (Kawasan Lindung)
Kawasan Resapan Air
Pasal 1010
(1) Penanaman dan pemeliharaan pohon dan tanaman pada lahan pemakaman yang berfungsi sebagai
peneduh dan membantu peresapan air;
(2) Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau.
Kawasan Sempadan Sungai dan Kanal
Pasal 1011
(1) Pembangunan dan pemeliharaan jalur hijau di sempadan sungai dan kanal;
(2) Pembangunan jalan inspeksi pada sungai-sungai utama untuk mengarahkan orientasi pembangunan fisik;
(3) Peningkatan kapasitas sungai, kanal, saluran penghubung, dan saluran lingkungan melalui pengerukan;
(4) Pembangunan fisik diarahkan menghadap sungai (river front development) untuk menjaga kapasitas
aliran sungai dan kanal.
Paragraf 4
Peruntukan Ruang Untuk Fungsi Budidaya (Kawasan Budidaya)
Wilayah Kecamatan Setiabudi
Kawasan Ruang Terbuka Hijau
Pasal 1012
(1) Pengembangan ruang terbuka hijau di Kecamatan Setiabudi, meliputi:
a. Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota dengan pemanfaatan lahan seluas 78.69 Ha
b. Kawasan Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 110.05 Ha
c. Kawasan Terbuka Lapangan Olahraga dengan pemanfaatan lahan seluas 6.72 Ha
d. Kawasan Penyempurna Hijau Lindung dengan pemanfaatan lahan seluas 0.13 Ha
e. Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota dengan pemanfaatan lahan seluas 37.53 Ha.
Kawasan Perdagangan
Pasal 1013
(1) Pengembangan kawasan perkantoran dan perdagangan di Kecamatan Setiabudi, meliputi :
a. Kawasan Kantor Pemerintahan dengan penggunaan lahan seluas 26.36 Ha;
b. Kawasan Perkantoran Swasta dengan penggunaan lahan seluas 38.56 Ha;
c. Kawasan Perdagangan dengan penggunaan lahan seluas 381.23 Ha;
d. Kawasan Industri dengan pemanfaatan lahan seluas 517.91 Ha;
e. Kawasana Pergudangan dengan pemanfaatan lahan seluas 296.90 Ha;
f. Kawasan Perkantoran Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 21.84 Ha;
Kawasan Permukiman
Pasal 1014
(1) Pengembangan kawasan permukiman di Kecamatan Setiabudi, meliputi :
a. Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang dengan penggunaan lahan seluas 164.33 Ha
b. Kawasan perumahan Kepadatan Sedang dengan penggunaan lahan seluas 620.21 Ha
c. Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi dengan penggunaan lahan seluas 59.54 Ha
d. Kawasan Campuran Kecildengan penggunaan lahan seluas 0.14 Ha
e. Kawasan Industri/Kawasan Perumahan Industri Kecil dengan pemanfaatan lahan seluas 292.03
Ha
f. Kawasan Campuran Kecil dengan pemanfaatan lahan seluas 38.60 Ha
g. Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah dengan pemanfaatan lahan seluas 104.77 Ha
h. Kawasan Perumahan Susun Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 48.57 Ha
i. Kawasan Perumahan Susun dengan penggunaan lahan seluas 33.52 Ha
Bagian Kelima
Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial
Pasal 1015
(1) Pengembangan fasilitas umum dan sosial sebagai upaya penanganan pemenuhan kebutuhan penduduk
Kecamatan Setiabudi yang terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas
olah raga dan fasilitas pengendalian bencana.
Fasilitas Pendidikan
Pasal 1016
Pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Setiabudi pada tahun 2030, diperkirakan kebutuhannya
mencapai 1.367 unit fasilitas pendidikan dengan skala pelayanan kelurahan maupun kecamatan dengan rincian
841 unit TK, 421 unit SD, 70 unit SLTP, serta 35unit SLTA;
Fasilitas Kesehatan
Pasal 1017
Pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Setiabudi pada tahun 2030, direncanakan 107 unit fasilitas
kesehatan berupa 2 unit Rumah Sakit, 35 unit puskesmas, 35 unit Pos KB dan 35 unit apotik;
Fasilitas Peribadatan
Pasal 1018
Pengembangan fasilitas peribadatan di Kecamatan Setiabudi pada tahun 2030, direncanakan berupa masjid
kelurahan, masjid kecamatan, tempat ibadah lainnya untuk 60.000 jiwa penduduk, dan tempat ibadah lainnya
untuk 200.000 jiwa penduduk;
Fasilitas Olahraga
Pasal 1019
Pengembangan fasilitas olahraga di Kecamatan Setiabudi pada tahun 2030, direncanakan berupa perlu
menyediakan 385 unit fasilitas olah raga yang terdiri dari 35 unit kolam renang, 350 unit untuk lapangan sepak
bola, Lapangan Bulu Tangkis, Lapangan Tenis dan Lapangan Bola Voli.
Bagian Keenam
Pengendali Bencana
Pasal 1020
(1) Pengembangan sistem pengendali bencana Kecamatan Setiabudi meliputi pengendalian bencana banjir
dan pengendalian bencana kebakaran;
(2) Pengendalian sistem bencana di Kecamatan Setiabudi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berupa:
a. Perbaikan daerah sempadan sungai melalui penghijauan.
b. Peningkatan kapasitas danau dan sungai.
c. Perbaikan saluran air yang tertutup perkerasan serta membuat saluran air baru pada lokasi-lokasi yang
belum memiliki saluran air.
d. Sebaran distribusi sarana dan prasana kebakaran pada setiap kelurahan.
e. Perbaikan lingkungan berupa pelebaran jalan lingkungan sehingga mempermudah evakuasi ketika terjadi
kebakaran
Bagian Ketujuh
Arahan Pemanfaatan Ruang Kecamatan Setiabudi
Pasal 1021
(1) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kecamatan Setiabudi dilaksanakan berdasarkan arahan pemanfaatan
ruang wilayah provinsi DKI Jakarta, meliputi :
a. penyusunan program utama;
b. penentuan lokasi;
c. sumber pendanaan;
d. instansi pelaksana; dan
e. waktu pelaksanaannya.
(2) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kecamatan Setiabudi, sebagaimana yang dimaksud pasal 1021 ayat
1, dapat dilihat dalam Lampiran Peraturan Daerah Ini.