68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

49
1 PENDAHULUAN Pulpa adalah organ formatif dan membangun dentin primer selama perkembangan gigi, dentin sekunder setelah erupsi, dan dentin reparative sebagai respon terhadap stimulasi selama odontoblas tetap utuh. Pulpa bereaksi terhadap stimuli panas dan dingin yang hanya dirasakan sebagai rasa sakit. Pulpa sebuah gigi, biasanya tahan terhadap panas dengan temperatur antara 60˚F (16˚C) dan 130˚F (55˚C) yang dikenakan langsung pada permukaannya yang utuh, begitu pula terhadap panas makanan dan minuman yang temperaturnya berkisar diatas dan di bawah temperatur tersebut. Preparasi kavitas juga menghasilkan perubahan temperature, dengan kenaikan temperatur 20˚C pada waktu preparasi kavitas kering 1mm dari pulpa dan kenaikan 30˚C 0,5mm dari pulpa. Suatu model teoretik menunjukkan bahwa reaksi sensori terhadap stimulasi termal dicatat sebelum teradi perubahan temperature pada pertemuan pulpa-dentin, dimana berlokasi di ujung saraf. Sensasi rasa sakit, suatu tanda peringatan bahwa pulpa dalam bahaya, adalah suatu reaksi protektif, seperti di tempat lain di badan. Pulpa dilukiskan baik sebagai suatu organ yang sangat tahan maupun sebagai suatu organ dengan ketahanan kecil atau sedikit kemampuan untuk sembuh kembali. Ketahanannya tergatung pada aktivitas seluler, suplai nutrisi, umur, serta metabolic dan parameter fisiologik lain. Variabilitas ini membawa pada ungkapan bahwa: “Beberapa pulpa akan mati bila anda melihat padanya, sedang pulpa lain tidak akan mati meskipun di bunuh dengan suatu kapak”. Kemampuan pulpa yang rendah untuk menjadi kuat kembali mungkin disebabkan aktivitas plasminogen yang tinggi, yang dengan cepat merusak fibrin setelah injuri. Pada keseluruhannya, ketahanan pulpa terhadap injuri sedikit, tetapi bukti ketahanan vitalitas yang luar biasa setelah injuri telah dilaporkan. Penyakit pulpa terbagi menjadi : 1. Pulpitis Reversibel 1.1. Iritatio pulpa 1.2. Hiperemia pulpa

Transcript of 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

Page 1: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

1

PENDAHULUAN

Pulpa adalah organ formatif dan membangun dentin primer selama perkembangan gigi,

dentin sekunder setelah erupsi, dan dentin reparative sebagai respon terhadap stimulasi selama

odontoblas tetap utuh. Pulpa bereaksi terhadap stimuli panas dan dingin yang hanya dirasakan

sebagai rasa sakit. Pulpa sebuah gigi, biasanya tahan terhadap panas dengan temperatur antara

60˚F (16˚C) dan 130˚F (55˚C) yang dikenakan langsung pada permukaannya yang utuh, begitu

pula terhadap panas makanan dan minuman yang temperaturnya berkisar diatas dan di bawah

temperatur tersebut. Preparasi kavitas juga menghasilkan perubahan temperature, dengan

kenaikan temperatur 20˚C pada waktu preparasi kavitas kering 1mm dari pulpa dan kenaikan

30˚C 0,5mm dari pulpa. Suatu model teoretik menunjukkan bahwa reaksi sensori terhadap

stimulasi termal dicatat sebelum teradi perubahan temperature pada pertemuan pulpa-dentin,

dimana berlokasi di ujung saraf. Sensasi rasa sakit, suatu tanda peringatan bahwa pulpa dalam

bahaya, adalah suatu reaksi protektif, seperti di tempat lain di badan.

Pulpa dilukiskan baik sebagai suatu organ yang sangat tahan maupun sebagai suatu

organ dengan ketahanan kecil atau sedikit kemampuan untuk sembuh kembali. Ketahanannya

tergatung pada aktivitas seluler, suplai nutrisi, umur, serta metabolic dan parameter fisiologik

lain. Variabilitas ini membawa pada ungkapan bahwa: “Beberapa pulpa akan mati bila anda

melihat padanya, sedang pulpa lain tidak akan mati meskipun di bunuh dengan suatu kapak”.

Kemampuan pulpa yang rendah untuk menjadi kuat kembali mungkin disebabkan aktivitas

plasminogen yang tinggi, yang dengan cepat merusak fibrin setelah injuri. Pada keseluruhannya,

ketahanan pulpa terhadap injuri sedikit, tetapi bukti ketahanan vitalitas yang luar biasa setelah

injuri telah dilaporkan.

Penyakit pulpa terbagi menjadi :

1. Pulpitis Reversibel

1.1. Iritatio pulpa

1.2. Hiperemia pulpa

Page 2: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

2

2. Pulpitis Ireversibel

2.1. Akut

2.2. Kronis

1) Asimptomatik

2) Pulpitis hiperplastik kronis (pulpa polip)

3) Resorbsi internal

3. Degenerasi Pulpa

4. Nekrosis Pulpa

Page 3: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

3

PENYAKIT PULPA DAN PERAWATANNYA

1. PULPITIS REVERSIBEL

a. Definisi

Pulpitis reversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa ringan sampai

sedang yang disebabkan oleh stimuli noksius, tetapi pulpa mampu kembali pada

keadaan tidak terinflamasi setelah stimuli ditiadakan. Rasa sakit yang

berlangsung sebentar dapat dihasilkan oleh stimuli termal pada pulpa yang

mengalami inflamasi reversibel, tetapi rasa sakit hilang segera setelah stimuli

dihilangkan.

b. Histopatologi

Pulpitis reversibel dapat berkisar dari hiperemia ke perubahan inflamasi

ringan sampai sedang terbatas pada daerahh dimana tubuli dentin terlibat, seperti

misalnya karies dentin. Secara mikroskopis, terlihat dentin reparatif, gangguan

lapisan odontoblas, pembesaran pembuluh darah, ekstravasasi cairan edema, dan

adanya sel inflamasi kronis yang secara imunologis kompeten. Meskipun sel

inflamasi kronis menonjol, dapat juga dilihat juga sel inflamasi akut.

c. Sebab-sebab

Pulpitis reversibel dapat disebabkan oleh apa saja yang mampu melukai

pulpa. Tegasnya, penyebabnya dapat salah satu yang tertulis berikut: trauma,

misalnya suatu pukulan atau hubungan oklusal yang terganggu; syok termal,

seperti yang ditimbulkan pada waktu melakukan preparasi kavitas dengan bur

tumpul, atau membiarkan bur terlalu lama berkontak dengan gigi, atau karena

panas yang berlebihan pada waktu memoles tumpatan; dehidrasi kavitas dengan

alcohol atau kloroform yang berlebihan, atau rangsangan pada leher gigi yang

dentinnya terbuka; penempatan tumpatan amalgam yang baru berkontak, atau

Page 4: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

4

beroklusi dengan suatu restorasi emas; stimulus kimiawi, misalnya dari bahan

makanan manis atau asam atau dari iritasi tumpatan silikat atau akrilik swa-

polimerisasi; atau bakteri, misalnya dari karies. Setelah insersi suatu restorasi,

pasien sering mengeluh tentang sensittivitas ringan terhadap perubahan

temperatur, terutama dingin. Sensitivitas semacam itu dapat berlangsung 2

sampai 3 hari atau seminggu bahkan lebih lama, tetapi berangsurr-angsur akan

hilang. Sensitivitas ini adalah gejala pulpitis reversibel.

d. Gejala-gejala

Pulpitis reversibel simptomatik ditandai ditandai oleh rasa sakit tajam yang

hanya sebentar. Lebih sering diakibatkan oleh makanan dan minuman dingin

daripada panas dan oleh udara dingin . tidak timbul dengan secara spontan dan

tidak berlanjut tidak berlanjut bila penyebabnya ditiadakan. Perbedaan klinis

antara pulitis reversible dan irreversible adalah kuantitatif; rasa sakit pulpitis

irreversible lebih parah dan berlangsung lebih lama. Pada pulpitis reversible,

penyebab rasa sakit umumnya peka terhadap suatu stimulus, seperti air dingin

atau aliran udara, sedangkan pada pulpitis irreversible, rasa sakit dapat datang

tanpa stimulus yang nayata. Pulpitis reversible asimptomatik dapat disebabkan

karena karies yang baru mulai dan menjadi normal kembali setelah karies

dihilangkan dan menjadi normal kembali setelah karies dihilangkan dan gigi

direstorasi dengan baik.

e. Diagnosis

Diagnosis berdasarkan suatu studi mengenai gejala pasien dan berdasarka tes

klinis. Rasa sakitnya tajam, berlangsung beberapa detik, dan umumnya berhenti

bila stimulus dihilangkan. Dingin, manis, atau asam biasanya menyebabkan rasa

sakit. Rasa sakit dapat menjadi kronis. Meskipun masing-masing paroksisme

(serangan hebat) mungkin berlangsung sebentar, parksisme dapat berlanjut

berminggu-minggu atau bahkan berbulan0bulan. Pulpa dapat sembuh sama

sekali, atau rasa sakit dapat tiap kali dapat belangsung lebih lama dan interval

keringanan dapat menjadi lebih pende, sampai akhirnya pulpa mati.

Page 5: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

5

Karena pulpa sensitif terhadap perubahan temperature, terutama dingin,

aplikasi dingin merupakan suatu cara yang bagus untuk menemukan dan

mendiagnosis gigi yang terlibat. Sebuah gigi dengan pulpitis reversible secara

normal bereaksi terhadap perkusi, palpasi, dan mobilitas, dan pada pemeriiksaan

radiografi jaringan periapikal adalah normal.

f. Anamnesa

Biasanya nyeri bila minum panas, dingin, asam dan asin

Nyeri tajam singkat tidak spontan, tidak terus menerus

Rasa nyeri lama hilangnya setelah rangsangan dihilangkan

g. Pemeriksaan objektif

Ekstra oral: tidak ada pembengkakan

Intra oral:

Perkusi (-)

Karies mengenai dentin/karies profunda

Pulpa belum terbuka

Sondase (+)

Chlorethyl (+)

1.1 Iritatio Pulpa

o Lesi pada email atau sementum, belum menimbulkan patologis pada pulpa,

belum menimbulkan perubahan histologis gigi

o Pengobatan : penambalan / konservasi sebagai usaha mempertahankan gigi

selama mungkin didalam rongga mulut

o Prognosa : baik

o Subjektif : ngilu waktu makan/minum asam/manis, sikat gigi

o Objektif :

IO :

Inspeksi : karies (+), dapat diberbagai permukaan

Sondasi : kedalaman superficial, linu (+)

Page 6: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

6

Perkusi : -

Tekanan : -

Palpasi : -

EO : t.a.k

1.2 Hiperemia pulpa

o Sebagai kelanjutan dari iritatio pulpa, sumber iritan berupa toksik/metabolit

dari MO menyebabkan kerusakan (lisis) struktur dentin, lalu penetrasi ke

dalam pulpa

o Sudah terjadi kondisi patologis pada tingkat awal, berupa vasodilatasi pulpa

o Subjektif : sakit atau sangat ngilu ketika ada rangsangan dari makanan

dansegera hilang jika rangsang dihilangkan.Tidak ada riwayat sakit spontan

o Objektif :

IO :

Inspeksi : karies (+)

Sondasi : kedalaman media, sangat ngilu dan sakit (+++) tapi segera

hilang

Perkusi : -

Tekanan : -

Palpasi : -

EO : t.a.k

o Pengobatan : penambalan / konservasi ditambah dengan pulp capping

menggunakan kalsium hidroksida (Ca(OH)2) sebagai usaha mempertahankan

gigi selama mungkin didalam rongga mulut.

Page 7: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

7

Macam-macam restorasi yang digunakan untuk perawatan pulpitis reversibel :

1. Amalgam

Amalgam adalah bahan tambal berbahan dasar logam, di mana komponen

utamanya:

* likuid yaitu logam merkuri

* bubuk yaitu logam paduan yang kandungan utamanya terdiri dari perak, timah,

dan tembaga. Selain itu juga terkandung logam-logam lain dengan persentase

yang lebih kecil.

Kedua komponen tersebut direaksikan membentuk tambalan amalgam yang akan

mengeras, dengan warna logam yang kontras dengan warna gigi.

Kelebihan :

- Dapat dikatakan sejauh ini amalgam adalah bahan tambal yang paling

kuat dibandingkan dengan bahan tambal lain dalam melawan tekanan

kunyah, sehingga amalgam dapat bertahan dalam jangka waktu yang

Page 8: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

8

sangat lama di dalam mulut (pada beberapa penelitian dilaporkan

amalgam bertahan hingga lebih dari 15 tahun dengan kondisi yang baik)

asalkan tahap-tahap penambalan sesuai dengan prosedur.

- Ketahanan terhadap keausan sangat tinggi, tidak seperti bahan lain yang

pada umumnya lama kelamaan akan mengalami aus karena faktor-faktor

dalam mulut yang saling berinteraksi seperti gaya kunyah dan cairan

mulut.

- Penambalan dengan amalgam relatif lebih simpel dan mudah dan tidak

terlalu “technique sensitive” bila dibandingkan dengan resin komposit, di

mana sedikit kesalahan dalam salah satu tahapannya akan sangat

mempengaruhi ketahanan dan kekuatan bahan tambal resin komposit.

- Biayanya relatif lebih rendah

Kekurangan :

- Secara estetis kurang baik karena warnanya yang kontras dengan warna

gigi, sehingga tidak dapat diindikasikan untuk gigi depan atau di mana

pertimbangan estetis sangat diutamakan.

- Dalam jangka waktu lama ada beberapa kasus di mana tepi-tepi tambalan

yang berbatasan langsung dengan gigi dapat menyebabkan perubahan

warna pada gigi sehingga tampak membayang kehitaman

- Pada beberapa kasus ada sejumlah pasien yang ternyata alergi dengan

logam yang terkandung dalam bahan tambal amalgam. Selain itu,

beberapa waktu setelah penambalan pasien terkadang sering

mengeluhkan adanya rasa sensitif terhadap rangsang panas atau dingin.

Namun umumnya keluhan tersebut tidak berlangsung lama dan berangsur

hilang setelah pasien dapat beradaptasi.

- Hingga kini issue tentang toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan

merkuri yang dikandungnya masih hangat dibicarakan. Pada negara-

negara tertentu ada yang sudah memberlakukan larangan bagi

penggunaan amalgam sebagai bahan tambal.

Page 9: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

9

Indikasi : Gigi molar (geraham) yang menerima beban kunyah paling besar,

dapat digunakan baik pada gigi tetap maupun pada anak-anak.

2. Resin komposit

Resin komposit adalah bahan tambal sewarna gigi, dengan bahan dasar

polimer dan ditambahkan dengan partikel anorganik sebagai penguat. Bahan

tambal ini umumnya mengalami reaksi pengerasan dengan bantuan sinar (sinar

UV, atau bisa juga dengan visible light).

Kelebihan

- Secara estetik sangat memuaskan, terutama resin komposit dengan

formulasi terkini di mana hasil akhirnya sangat menyerupai gigi asli.

Namun tentu membutuhkan keterampilan dan keahlian dari dokter gigi.

Karena kelebihannya ini, resin komposit adalah bahan tambal yang paling

sering digunakan dalam “cosmetic dentistry”.

- Aplikasinya cukup luas. Meski dulu ada keraguan bahwa bahan tambal

resin komposit tidak cukup kuat untuk digunakan pada gigi geraham di

mana tekanan kunyah di daerah tersebut paling besar, namun bahan

tambal ini terus menerus mengalami perkembangan sehingga kini cukup

dapat diandalkan untuk menambal gigi geraham meskipun kekuatannya

masih tetap di bawah amalgam.

- Warna bahan tambal dapat disesuaikan dengan keadaan gigi pasien,

Page 10: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

10

karena resin komposit memiliki pilihan shade/warna.

Kekurangan :

- Material ini membutuhkan tahapan-tahapan yang membutuhkan

pengetahuan dan keterampilan yang cukup mendalam dari dokter gigi

untuk mendapatkan hasil yang benar-benar memuaskan dan tahan lama.

Jika tidak, tambalan dapat mudah lepas/patah, berubah warna, atau

terlihat batas antara tepi tambalan dengan gigi sehingga mengurangi

estetika.

- Pada saat penambalan diperlukan suasana mulut yang cukup kering

karena kontaminasi saliva dapat mempengaruhi sifat-sifat jangka panjang

dari resin komposit, seperti kekuatan dan daya tahannya. Oleh sebab itu

gigi yang akan ditambal resin komposit idealnya harus benar-benar

diisolasi, dan hal ini cukup sulit dilakukan terutama pada gigi belakang

dan mungkin menimbulkan ketidaknyamanan bagi pasien.

- Dapat terjadi karies sekunder di bawah tambalan yang mungkin

disebabkan karena kebocoran tambalan sehingga bakteri dapat

berpenetrasi ke jaringan gigi dan kembali menyebabkan karies.

- Resin komposit dapat menyerap warna dari zat pewarna dari makanan

atau minuman sehingga dalam jangka waktu lama dapat berubah warna.

3. Glass Ionomer Cement (GIC)

Page 11: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

11

Glass ionomer cement adalah bahan tambal sewarna gigi yang komponen

utamanya adalah :

Likuid yang merupakan gabungan air dengan polyacid (asam poliakrilat, maleat,

itakonat, tartarat).

Bubuk yang berupa fluoroaluminosilicate glass.

Kelebihan :

- Bahan tambal ini meraih popularitas karena sifatnya yang dapat melepas

fluor yang sangat berperan sebagai antikaries. Dengan adanya bahan

tambal ini, resiko kemungkinan untuk terjadinya karies sekunder di

bawah tambalan jauh lebih kecil dibanding bila menggunakan bahan

tambal lain.

- Biokompatibilitas bahan ini terhadap jaringan sangat baik (tidak

menimbulkan reaksi merugikan terhadap tubuh).

- Material ini melekat dengan baik ke struktur gigi karena mekanisme

perlekatannya adalah secara kimia yaitu dengan pertukaran ion antara

tambalan dan gigi. Oleh karena itu pula, gigi tidak perlu diasah terlalu

banyak seperti halnya bila menggunakan bahan tambal lain. Pengasahan

perlu dilakukan untuk mendapatkan bentuk kavitas yang dapat

„memegang‟ bahan tambal.

Kekurangan :

- Kekuatannya lebih rendah bila dibandingkan bahan tambal lain, sehingga

tidak disarankan untuk digunakan pada gigi yang menerima beban

kunyah besar seperti gigi molar (geraham).

- Warna tambalan ini lebih opaque, sehingga dapat dibedakan secara jelas

antara tambalan dan permukaan gigi asli.

- Tambalan glass ionomer cement lebih mudah aus dibanding tambalan lain

Page 12: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

12

2. PULPITIS IREVERSIBEL

2.1 Pulpitis Ireversibel akut

Pulpitis irreversible akut adalah suatu kondisi inflamasi pulpa yang persisten yang

disebabkan oleh suatu stimuli noksius. Rasa sakit biasanya disebabkan oleh suatu stimulus

panas atau dingin. Rasa sakit dapat bertahan untuk beberapa menit sampai berjam-jam dan

tetap ada setelah stimuli dihilangkan.

Gejala

o Pada tingkat awal, suatu paroksisme (serangan hebat) rasa sakit dapat disebabkan

oleh:

o perubahan suhu yang drastic (terutama dingin)

o makanan manis atau asam

o tekanan makanan ke dalam kavitas atau pengisapan oleh lidah atau pipi.Gambaran

rasa sakitnya adalah menusuk, tajam menusuk atau menyentak-nyentak.

Patologi

Disebabkan oleh suatu stimulus berbahaya yang berlangsung lama seperti karies. Bila

karies menembus dentin dapat menyebabkan respon inflamasi kronis. Venula pasca kapiler

menjadi padat dan mempengaruhi sirkulasi di dalam pulpa, serta dapat mengakibatkan

nekrosis. Daerah nekritok ini menarik leukosit PMN dengan kemotaktik dan memulai

reaksi inflamasi akut. Terjadi fagositosis oleh PMN pada daerah nekrosis. Setelah itu PMN

yang masa hidupnya pendek, mati dan melepaskan enzim lisosomal. Enzim ini

menyebabkan lisis beberapa stroma pulpa dan bersama debris seluler PMN yang mati

membentuk eksudat purulen (nanah). Reaksi ini menghasilkan mikroabses (pulpitis akut).

Pulpa memproteksi dengan membatasi daerah mikroabses dengan jaringan penghubung

fibrous.

Di pusat abses tidak dijumpai mikroorganisme karena aktivitas fagositik PMN. Bila

proses karies berlanjut dan menembus pulpa akan terjadi ulserasi (pulpitis ulseratif kronis)

yang cairannya keluar melalui pembukaan karies ke dalam kavitas mulut dan mengurangi

tekanan intrapulpal dan rasa sakit. Secara histologis terlihat suatu daerah fibroblast yang

berploriferasi membentuk dinding lesi, dimana mungkin terdapat massa mengapur. Daerah

di luar abses atau ulserasi mungkin normal atau mungkin mengalami perubahan inflamatori.

Page 13: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

13

Macam Pulpitis irreversible berdasarkan lokasi nyeri ada 2 macam, yaitu pulpitis

irreversible terlokalisasi dan tidak terlokalisasi. Pulpitis irreversible terlokalisasi lebih

mudah dan cepat didiagnosis.

Tanda dan gejala dari pulpitis irreversible terlokalisasi antara lain:

1.Nyeri yang terus menerus hingga beberapa sampai berjam-jam.

2.Nyeri berdenyut atau nyeri yang hebat hingga menganggu aktifitas pasien.

3.Nyeri spontan berlangsung sepanjang hari atau ketika malam.

4.Nyeri ketika makan makanan yang dingin maupun panas.

Gambar 1. Pulpitis Irreversible Akut

(www.luv2dentisha.wordpress.com)

Perawatan Pulpitis Irreversible

Dalam melakukan perawatan pulpitis irreversible terlokalisasi, agarperawataan yang

dilakukan dapat akurat, ada dua faktor yang dapat mempengaruhi proses perawatan, antara

lain:

1.Lokasi gigi yang pulpitis irreversible (anterior atau posterior).

2.Sensasi gigi saat dilakukan perkusi (sensitif atau nyeri).

Page 14: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

14

TERAPI:

PULPOTOMI

Definisi :

Pengambilan pulpa yang telah mengalami infeksi di dalam kamar pulpa dan

meninggalkan jaringan pulpa dibagian radikular.

Pulpotomi dapat dibagi 3 bagian :

1. Pulpotomi vital.

2. Pulpotomi devital / mumifikasi / devitalized pulp amputation.

3. Pulpotomi non vital / amputasi mortal.

1. Pulpotomi Vital

Definisi :

Pulpotomi vital atau amputasi vital adalah tindakan pengambilan jaringan pulpa

bagian koronal yang mengalami inflamasi dengan melakukan anestesi, kemudian

memberikan medikamen di atas pulpa yang diamputasi agar pulpa bagian radikular tetap

vital. Pulpotomi vital umunya dilakukan pada gigi sulung dan gigi permanen muda.

Pulpotomi gigi sulung umunya menggunakan formokresol atau glutaradehid. Pada gigi

dewasa muda dipakai kalsium hidroksid. Kalsium hidroksid pada pulpotomi vital gigi

sulung menyebabkan resorpsi interna. Berdasarkan penelitian, menurut Finn

keberhasilan pulpotomi vital formokresol 97% secara rontgenologis dan 82% secara

histologis. Reaksi formokresol terhadap jaringan pulpa yaitu membentuk area yang

terfiksasi dan pulpa di bawahnya tetap dalam keadaan vital. Pulpotomi vital dengan

formokresol hanya dilakukan pada gigi sulung dengan singkat dan bertujuan mendapat

sterilisasi yang baik pada kamar pulpa.

Teknik pulpotomi vital :

Kunjungan pertama

1) Ro-foto.

2) Anestesi lokal dan isolasi daerah kerja.

Page 15: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

15

3) Semua kotoran pada kavitas gigi dan jaringan karies disingkirkan, kemudian gigi

diolesi dengan larutan yodium (Gambar 2-A).

4) Selanjutnya lakukan pembukaan atap pulpa dengan bur fisur steril dengan kecepatan

tinggi dan semprotan air pendingin kemudian pemotongan atau amputasi jaringan pulpa

dalam kamar pulpa sampai batas dengan ekskavator yang tajam atau dengan bur

kecepatan rendah.(Gambar 2-B, C dan D).

5) Setelah itu irigasi dengan aquadest untuk membersihkan dan mencegah masuknya

sisa – sisa dentin ke dalam jaringan pulpa bagian radikular. Hindarkan penggunaan

semprotan udara.

6) Perdarahan sesudah amputasi segera dikontrol dengan kapas kecil yang dibasahi

larutan yang tidak mengiritasi misalnya larutan salin atau aquadest, letakkan kapas tadi

di atas pulp stump selama 3 – 5 menit.

7) Sesudah itu, kapas diambil dengan hati – hati. Hindari pekerjaan kasar karena pulp

stump sangat peka dan dapat menyebabkan perdarahan kembali.

8) Dengan kapas steril yang sudah dibasahi formokresol, kemudian orifis saluran akar

ditutup selama 5 menit. Harus diingat bahwa kapas kecil yang dibasahi dengan

formokresol jangan terlalu basah, dengan meletakkan kapas tersebut pada kasa steril

agar formokresol yang berlebihan tadi dapat diserap (Gambar2-E).

9) Setelah 5 menit, kapas tadi diangkat, pada kamar pulpa akan terlihat warna coklat tua

atau kehitam – hitaman akibat proses fiksasi oleh formokresol.

10) Kemudian di atas pulp stump diletakkan campuran berupa pasta dari ZnO, eugenol

dan formokresol dengan perbandingan 1:1 (Gambar 2-F), di atasnya tempatkan tambalan

tetap (Gambar 2-G).

Page 16: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

16

Kunjungan kedua

Apabila perdarahan tidak dapat dihentikan sesudah amputasi pulpa berarti peradangan

sudah berlanjut ke pulpa bagian radikular. Oleh karena itu diperlukan 2 kali kunjungan.

Teknik pulpotomi dua kali kunjungan :

1) Sebagai lanjutan perdarahan yang terus menerus ini pulpa ditekan kapas steril yang

dibasahi formokresol ke atas pulp stump dan ditutup dengan tambalan sementara.

2) Hindarkan pemakaian obat – obatan untuk penghentian perdarahan, seperti adrenalin

atau sejenisnya, karena problema perdarahan ini dapat membantu dugaan keparahan

keradangan pulpa.

Kunjungan kedua (sesudah 7 hari)

1) Tambalan sementara dibongkar lalu kapas yang mengandung formokresol diambil

dari kamar pulpa.

2) Letakkan di atas orifis, pasta campuran dari formokresol, eugenol dengan

perbandingan 1:1 dan zink oksid powder.

3) Kemudian di atasnya, diletakkan semen fosfat dan tutup dengan tambalan tetap.

2. Pulpotomi Devital (Mumifikasi = Devitalized Pulp Amputation)

Definisi :

Pulpotomi devital atau mumifikasi adalah pengembalian jaringan pulpa yang

terdapat dalam kamar pulpa yang sebelumnya di devitalisasi, kemudian dengan

Page 17: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

17

pemberian pasta anti septik, jaringan dalam saluran akar ditinggalkan dalam keadaan

aseptik. Untuk bahan devital gigi sulung dipakai pasta para formaldehid.

Teknik pulpotomi devital :

Kunjungan pertama

1) Ro-foto, isolasi daerah kerja.

2) Karies disingkirkan kemudian pasta devital para formaldehid dengan kapas kecil

diletakkan di atas pulpa.

3) Tutup dengan tambalan sementara, hindarkan tekanan pada pulpa.

4) Orang tua diberitahu untuk memberikan analagesik sewaktu – waktu jika timbul rasa

sakit pada malamnya.

Kunjungan kedua (setelah 7 – 10 hari)

1) Diperiksa tidak ada keluhan rasa sakit atau pembengkakan.

2) Diperiksa apakah gigi goyang.

3) Gigi diisolasi.

4) Tambalan sementara dibuka, kapas dan pasta disingkirkan.

5) Buka atap pulpa kemudian singkirkan jaringan yang mati dalam kavum pulpa.

6) Tutup bagian yang diamputasi dengan campuran ZnO / eugenol pasta atau ZnO

dengan eugenol / formokresol dengan perbandingan 1:1.

7) Tutup ruang pulpa dengan semen kemudian restorasi.

3. Pulpotomi Non Vital (Amputasi Mortal)

Definisi :

Amputasi pulpa bagian mahkota dari gigi yang non vital dan memberikan

medikamen / pasta antiseptik untuk mengawetkan dan tetap dalam keadaan aseptik.

Teknik non vital pulpotomi :

Kunjungan pertama

1) Ro-foto daerah kerja.

2) Buka atap pulpa / ruang pulpa

3) Singkirkan isi ruang pulpa dengan ekskavator atau bur bulat yang besar sejauh

mungkin dalam saluran akar.

Page 18: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

18

4) Bersihkan dari debris dengan aquadest kemudian keringkan dengan kapas.

5) Formokresol yang telah diencerkan atau CHKM diletakkan dengan kapas kecil ke

dalam ruang pulpa kemudian ditambal sementara.

Kunjungan kedua (setelah 2 – 10 hari)

1) Periksa gigi tidak ada rasa sakit atau tanda – tanda infeksi.

2) Buka tumpatan sementara, bersihkan kavitas dan keringkan.

3) Letakkan pasta dari ZnO dengan formokresol dan eugenol (1:1) dalam kamar pulpa,

tekan agar pasta dapat sejauh mungkin masuk dalam saluran akar.

PULPEKTOMI

Definisi

Pengambilan seluruh jaringan pulpa dari kamar pulpa dan saluran akar. Pada gigi

molar sulung pengambilan seluruh jaringan secara mekanis tidak memungkinkan

sehubungan bentuk morfologi saluran akar yang kompleks.

Pulpektomi dapat dilakukan dengan 3 cara :

1) Pulpektomi vital.

2) Pulpektomi devital.

3) Pulpektomi non vital.

1). Pulpektomi vital :

Defenisi :

Pengambilan seluruh jaringan dalam ruang pulpa dan saluran akar secara

vital.

Teknik pulpektomi vital pada gigi molar sulung :

1) Ro-foto.

2) Anestesi lokal dan isolasi daerah kerja.

3) Preparasi kavitas sesuai dengan lesi karies (Gambar 3-A).

4) Untuk mengangkat sisa –sisa karies dan debris pada ruang pulpa dipakai bur besar

dan bulat. Periksa apakah semua jaringan pulpa koronal telah terangkat(Gambar 3-B, C).

Page 19: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

19

5) Setelah ruang pulpa terbuka, perdarahan dievaluasikan dan eksudasi purulent

(Gambar 3-D).

6) Jaringan pulpa diangkat dengan file endodonti (Gambar 3-E). Mulai dengan file

ukuran no. 15 dan diakhiri dengan no. 35. Pada gigi sulung, preparasi dilakukan hanya

untuk mengangkat jeringan pulpa, bukan untuk memperluas saluran akar.

7) Irigasi saluran akar dengan bahan H2O2 3%. Keringkan dengan gulungan kapas kecil

dan paper point. Jangan sekali – kali mengalirkan udara langsung ke saluran akar

(Gambar 3-F).

8) Apabila perdarahan terkontrol dan saluran akar sudah kering maka saluran akar diisi

dngan semen zink oksid eugenol. Campur pada pad, angkat dengan amalgam carrier dan

masukkan ke dalam ruang pulpa (Gambar 3-G).

9) Gunakan amalgam plugger dan berikan tekanan secara konstan untuk memadatkan

semen zink oksid eugenol.

10) Metode alternatif lainnya adalah menggunakan campuran tipis zink oksid eugenol

pada file atau paper point dan menempatkannya pada saluran akar. Bentuklah campuran

tebal zink oksid eugenol seperti cone dan padatkan pada saluran akar dengan

menggunakan gulungan kapas lembab sebagai kondensor.

11) Roentgen foto untuk memastikan bahwa saluran akar sudah terisi dengan zink oksid

eugenol. Karena kalsifikasi saluran akar, zink oksid eugenol tidak mencapai apeks gigi,

tetapi gigi - geligi ini sering tetap berfungsi sebelum molar permanen pertama erupsi.

12) Pasien diminta datang lagi dalam satu atau dua minggu untuk mengevaluasi

keberhasilan perawatan. Gigi – geligi yang menunjukkan gejala bebas penyakit secara

klinis dan radiografis dengan eksfolisasi dalam batas – batas waktu normal dianggap

sukses.

Page 20: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

20

2). Pulpektomi devital

Definisi :

Pengambilan seluruh jaringan pulpa dalam ruang pulpa dan saluran akar yang

lebih dahulu dimatikan dengan bahan devitalisasi pulpa.

Kunjungan pertama :

1) Ro-foto dan isolasi daerah kerja.

2) Karies diangkat dengan ekskavitas atau bur dengan kecepatan rendah.

3) Letakkan para formaldehid sebagai bahan devitalisasi kemudian ditambalkan

sementara.

Kunjungan kedua (setelah 7 – 10 hari) :

1) Tambalan sementara dibuka dilanjutkan dengan instrumen saluran akar

dengan file Hedstrom pemakaian Reamer tidak dianjurkan.

2) Irigasi dengan H2O2 3% keringkan dengan kapas.

3) Beri bahan obat antibakteri formokresol atau CHKM dan ditambal sementara.

Kunjungan ketiga (setelah 2-10 hari) :

1) Buka tambalan sementara jika tidak ada tanda – tanda dapat dilakukan

Page 21: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

21

pengisian saluran akar dengan salah satu bahan sebagai berikut :

ZnO dan formokresol eugenol (1:1) atau ZnO formokresol, atau pasta ZnO

eugenol.

3). Pulpektomi non vital

Definisi :

Gigi sulung yang dirawat pulpektomi non vital adalah gigi sulung dengan

diagnosis gangren pulpa atau nekrose pulpa.

Kunjungan pertama :

1) Ro-foto dan isolasi daerah kerja.

2) Buka atap pulpa dan setelah ruang pulpa terbuka, jeringan pulpa diangkat dengan file

Hedstrom.

3) Instrumen saluran akar pada kunjungan pertama tidak dianjurkan jika ada

pembengkakkan, gigi goyang atau ada fistel.

4) Irigasi saluran akar dengan H2O2 3% keringkan dengan gulungan kapas kecil.

5) Obat anti bakteri diletakkan pada kamar pulpa formokresol atau CHKM dan diberi

tambalan sementara.

Kunjungan kedua (setelah 2 – 10 hari ) :

1) Buka tambaln sementara.

2) Jika saluran akar sudah kering dapat diisi dengan ZnO dan eugenol formokresol (1:1)

atau ZnO dan formokresol.

3) Kemudian tambal sementara atau tambal tetap. Jumlah kunjungan, waktu

pelaksanaannya dan sejauh mana instrumen dilakukan ditentukan oleh tanda dan gejala

pada tiap kunjungan. Artinya saluran akar diisi setelah kering dan semua tanda dan

gejala telah hilang.

Restorasi:

Untuk lesi karies yang kecil dapat digunakan restorasi inlay kemudian untuk lesi yang

besar dapat digunakan onlay.

Page 22: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

22

Gambar 2. Restorasi Inlay

(http://www.prachipatilspdc.com/cosmtreatments/inlays-onlays.aspx)

Gambar 3. Restorasi onlay

(http://www.royzmandental.com/Services/Images/onlay3)

Prognosa gigi adalah baik apabila pulpa diambil kemudian dilakukan terapi endodontik

dan restorasi yang tepat

Page 23: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

23

2.2 Pulpitis Ireversibel kronis

Pulpitis adalah kondisi inflamasi dari pulpa. Pulpitis irreversibel adalah

suatu kondisi inflamasi pulpa yang persisten, dapat simptomatik atau

asimptomatik yang disebabkan oleh stimulus noksius. Pada respon imun humoral

pulpitis ireversibel terlihat IgG dan IgM meningkat tinggi, namun IgA menurun

sekali yang menunjukkan bahwa ketahanan mukosalnya rendah. Tingginya IgG

dan IgM menunjukkan adanya ketahanan jaringan pulpa yang tinggi terhadap

mikroorganisme. Reaksi imunitas yang tinggi dari pulpitis ireversibel seharusnya

diikuti dengan terjadinya kesembuhan, namun kenyataan pulpitis ireversibel

tidak dapat sembuh kembali, bahkan dikatakan bahwa pulpitis ireversibel sering

kali mudah berkembang menjadi nekrosis. Hal ini terjadi karena jaringan pulpa

yang berada di dalam ruang pulpa yang sempit, dan menerima sirkulasi darah

hanya melalui pembuluh darah yang masuk ke dalam jaringan pulpa melalui

foramen apikal yang sempit pula, sehingga pulpitis irreversibel mudah

berkembang menjadi nekrosis pulpa.

Secara histologis pulpitis irreversibel dapat disebabkan oleh suatu

stimulus yang berbahaya yang berlangsung lama seperti misalnya karies. Bila

karies menembus dentin dapat menyebabkan respon inflamasi kronis. Bila karies

tidak diambil, perubahan inflamasi di dalam pulpa akan meningkat keparahannya

jika kerusakan mendekati pulpa.

Berdasarkan etiologinya, bakteri telah mencapai pulpa dan menetap

disana, menimbulkan reaksi simptomatik atau asimptomatik. Pada awalnya pulpa

bereaksi dengan mengeluarkan mediator kimia inflamasi. Kemudian berkembang

edema interstitial yang akan meningkatkan tekanan di dalam pulpa gigi,

penekanan jaringan syaraf, dan menyebabkan rasa sakit, baik spontan ataupun

dirangsang. Apabila edema menemukan jalan keluar melalui tubulus dentin,

bentuk asimptomatik dapat berkembang menjadi simptomatik segera setelah

terjadi obstuksi kavitas, baik disebabkan oleh impaksi makanan atau teknik

restorasi dengan diagnose yang salah. Sebagian besar eksudat inflamasi pada

Page 24: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

24

pulpa mengandung serosa, dimana bentuk purulent akan meningkatkan jumlah

pus, hal ini disebabkan terdapat leukosit untuk mengatasi peradangan.

2.2.1 Asimptomatik

Pulpitis irreversibel asimptomatik berkembang dari dengan tanpa gejala

atau disebabkan iritasi ringan pada pulpa. Pulpitis irreversible kronis

asimptomatik merupakan respon inflamasasi dari jaringan pulpa yang teriritasi.

Hal ini menyebabkan rasa sakit akibat berkurangnya tekanan intra pulpal

dibawah ambang batas reseptor nyeri. hal ini disebabkan produk zona basah:

- drain dari lesi karies

- produk tersebut diabsorbsi oleh sirkulasi vena atau limfatik

- menyebar ke jaringan yang berdekatan

- kombinasi dari cara yang di atas yang tidak meningkatkan tekanan

pembuluh darah

- perubahan dari pulpitis irreversibel simptomatik (akut) yang bersifat

dorman.

Ada teori lain yang mengatakan bahwa pulpitis irreversibel asimptomatik

ini disebabkan oleh pulpitis simptomatik (akut) yang tidak diobati, dimana fase

akut tersebut menyerah atau dimana rangsangan eksternalnya rinagan atau

sedang, walaupun penyakit ini akan berkelanjutan dari waktu ke waktu.

Keseimbangan terjadi antara pertahanan host dan bakteri, karena sel-sel

pertahanan mampu menetralisir agregasi bakteri yang menyebabkan penyakit

untuk tetap bersifat asimptomatik. Kadang-kadang drainase ke luar terjadi oleh

interaksi antara kamar pulpa dan lesi karies. Menyebankan drainase spontan dari

eksudat serous dan mencegah berkembangnya edema intrapulpa.

Bentuk ulserasi dari penyakit ini yang paling menonjol yaitu pada

permukaan pulpa yang terkena. Ulserasi dapat terjadi pada usia berapa pun dan

mampu menolak suatu infeksi ringan, meskipun penyakit ini dapat berkembang

Page 25: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

25

menjadi kronis atau lebih parah hingga nekrosis tanpa menunjukkan gejala

apapun.

Diagnosanya dapat ditegakkan dengan pemeriksaan objektif ataupun

subjektif. Pemeriksaan subjektif yaitu berdasarkan anamnesis yaitu meliputi

riwayat sosial, dental dan medis. Riwayat ini memberikan informasi yang

berguna merupakan dasar dari rencana perawatan. Pada pulpitis irreversibel

kronis asimptomatik biasanya pasien datang tanpa keluhan pada giginya akan

tetapi memiliki riwayat sakit berdenyut-denyut dan sensitif apabila terkena

rangsangan panas atau dingin.

Pemeriksaan objektif meliputi pemeriksaan ekstra-oral dan intra-oral.

Pemeriksaan ekstra-oral yakni, setiap kelainan ekstra-oral yang nampak yang

dicatat selama pencatatan riwayat dapat diperiksa lebih lanjut. Penampilan

umum-besar dan berat, cara berjalan, corak kulit, mata, bibir, simetri wajah, dan

kelenjar limfe

Pemeriksaan objektif intra-oral meliputi jaringan lunak : mukosa pipi,

bibir, lidah, tonsil, palatum lunak, palatum keras dan gingival. Gigi : kebersihan

mulut, keadaan gigi-gigi, posisi gigi-gigi-crowding, spasing, drifting, oklusi.

Pemeriksaan biasanya menemukan suatu kavitas dalam yang meluas ke pulpa

atau karies di bawah tumpatan. Pulpa mungkin sudah terbuka. Waktu mencapai

jalan masuk ke lubang pembukaan akan terlihat suatu lapisan keabu-abuan yang

menyerupai buih meliputi pulpa terbuka dan dentin sekitarnya. Probing ke dalam

daerah ini tidak menyebakan rasa sakit pada pasien hingga dicapai daerah pulpa

yang lebih dalam. Pada tingkat ini dapat terjadi sakit dan perdarahan. Bila pulpa

tidak terbuka oleh proses karies, dapat terlihat sedikit nanah jika dicapai jalan

masuk ke kamar pulpa.

Pemeriksaan radiografik mungkin tidak menunjukkan sesuatu yang nyata

yang belum diketahui secara klinis, mungkin memperlihatkan suatu kavitas

proksimal yang secara visual tidak terlihat, atau mungkin memberi kesan

keterlibatan suatu tanduk pulpa. Suatu radiografi dapat juga menunjukkan

Page 26: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

26

pembukaan pulpa, karies di bawah suatu tumpatan, atau suatu kavitas dalam atau

tumpatan mengancam integritas pulpa.

A. Rencana Perawatan

I. Perawatan Saluran Akar

Fase-fase Perawatan Endodontik :

1. Preparasi Akses:

- Fase yang paling penting dari aspek teknik perawatan akar.

- Merupakan kunci untuk membuka pintu bagi keberhasilan tahap

pembersihan, pembentukan dan obturasi saluran akarnya.

Tujuan:

- Membuat akses yang lurus.

- Menghemat preparasi jaringan gigi.

- Membuka atap ruang pulpa.

a. Saluran Akar Tunggal

- Preparasi dimulai dengan round bur no 2 atau 4 atau tapered

fissure diamond bur dengan arah tegak lurus pada permukaan

enamel sampai menembus jaringan dentin dan diteruskan

sampai atap pulpa terbukan dengan kedalaman 3mm.

- Setelah itu arah bur diubah menjadi sejajar sumbu gigi

sampai menembus R.Pulpa sehingga ditemukan lubang

saluran akar yang terletak pada dasar R.pulpa yang disebut

orifice.

- Gunakan tapered fissure no 2 atau 4 untuk membentuk

dinding cavity entrance divergen ke arah oklusal atau insisal

samapi jarum miller dapat masuk dengan lurus, setelah terasa

tembus maka orifice dicari dengan menggunakan jarum

Page 27: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

27

miller.

- Menghilangkan tanduk pulpa menggunakan round diamond

bur dengan gerakan menarik keluar kavitas sehingga cavity

entrance terbentuk dengan baik dan alat preparasi dapat

dimasukkan ke dalam saluran akar dengan bebas.Masukkan

jarum ektirpasi, diputar searah jarum jam dan ditarik keluar,

diulang lagi sampai jaringan pulpa dicabut.

b. Saluran Akar Ganda

- Pembutan cavity entrance menggunakan round bur no1 atau

tapered fissure diamond bur pada tengah fossa di bagian

oklusal atau endo access.

- Setelah kedalaman preparasi mencapaidentin, preparasi

dilanjutkan menggunakan fissure diamond bur sampai

ditemukan orifice ke 3 saluran akar.

- Pada gigi berakar ganda, bila atap pulpa belum terbuka

maka cari orifice yang paling besar terlebih dahulu, kemudian

atap pulpa diangkat dengan bur sesuai letak orifice.

- Menghilangkan tanduk pulpa menggunakan round diamond

bur dengan gerakan menarik keluar kavitas, sehingga cavity

entrance terbentuk dengan baik dan alat preparasi dapat

dimasukkan ke dalam saluran akar dengan bebas.

Penentuan Panjang Kerja.

- Panjang Kerja: Panjang dari alat preparasi yang masuk ke

dalam saluran akar pada waktu melakukan preparasi saluran

akar.

Menentukan panjang kerja dikurangi 1mm panjang gigi

sebenarnya, untuk menghindari:

- Rusaknya apical constriction (penyempitan saluran akar di

apical).

Page 28: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

28

- Perforasi ke apical.

Cara melakukan DWP (Diagnostic Wire Photo)

- Masukkan jarum miller atau file nomor kecil yang diberi

stopper dengan guttap perca pada batas panjang gigi rata-rata

(lihat tabel) dikurangi 1-2 mm lalu dilakukan foto Rö.

2. Pembersihan dan Pembentukan Saluran Akar.

Pembersihan:

- Debridement: Pembuangan Iritan dari sistem saluran akar.

- Tujuan: Membasmi habis iritan tersebut walaupun dalam kenyataan

praktisnya hanyalah sebatas pengurangan yang signifikan saja.

- Iritan: bakteri, produk samping bakteri, jaringan nekrotik, debris

organik, darah dan kontaminan lain.

Pembentukan Saluran Akar:

- Membentuk saluran akar melebar secar kontinyu dari apeks ke arah

korona.

- Pelebaran:

Saluran akar harus cukup besar untuk melakukan debridement yang

baik dan dapat memanipulasi serta mengendalikan instrumen dan

meterial obturasi dengan baik tapi tidak sampai melemahkan gigi serta

meningkatkan peluang terjadinya kesalahan prosedur.

- Ketirusan

Ketirusan hasil preparasi harus cukup sehingga instrumen penguak dan

pemampat gutta perca dapat berpenetrasi cukup dalam.

- Kriteria

Saluran akar siap menerima obturasi baik dengan kondensasi lateral

maupun vertikal, saluran akar harus berbentuk corong ke arah korona

dan dalam ukuran cukup besar sehingga instrument pemampat dan

penguak dapar masuk cukup dalam.

Page 29: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

29

3. Ekstirpasi Pulpa

Menggunakan jarum ekstirpasi. Bertujuan untuk mengambil jaringan

pulpa yang telah nekrosis.

4. Pengisian Saluran Akar

Gigi Sulung

Teknik single cone

Teknik pengisian saluran akar untuk teknik preparasi secara

konvension

Tahapan :

- Pencampuran pasta saluran akar petunjuk pabrik

- Pasta diulaskan pada jarum lentulo dan guttap point untuk kemudian

dimasukan kedalam saluran akar yang telah dipreparasi jarum lentulo

sesuai panjang kerja dan diputar berlawanan jarum jam.

- Guttap point ( trial foto disterilkan dengan alcohol 70% dan

dikeringkan

- Kering ( diulas dengan pasta ) masuk ke dalam saluran akar.

- Guttap point di potong 1-2mm dibawah orifice dengan ekskavator

yang ujungnya telah di panasi dengan Bunsen burner hingga membara.

Bahan Pengisian Saluran Akar pada Gigi Sulung

• Zinc oxide eugenol paste

• Iodoform paste

• Calcium hydroxide

Tujuan perawatan endodontic pada gigi sulung:

- Gigi bertahan dalam mulut dengan keadaan non patologis

- Gigi dapat berfungsi kembali

- Mencegah tanggal premature

- Menghilangkan rasa sakit

- Fungsi normal (kunyah, waktu tanggal yang normal)

Page 30: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

30

- Menciprakan lingkungan RM yang sehat

- Menghilangkan keluhan pasien

Hal yang harus dipahami

- Morfologi gigi sulung

- Cara pemeriksaan yang baik : rontgen foto

- Mecam – macam kelainan pulpa

- Pengetahuan tentang bahan dan obat – obatan

- Pertimbangan kesehatan umum penderita

Tahap – tahap perawatan endotektomi

- Membuat foto untuk diagnose dan rencana perawatan

- Menyiapkan file, paper point

- Melakukan devitalisasi untuk gigi yang masih fital

- Untuk gigi non vital dilakukan pre sterilisasi

- Open bur, mengambil atap pulpa, mencari orifice

- DWF ; tentukan panjang kerja

- Preaparasi saluran akar dengan file, irigasi, foto preparasi

- Sterilisasi memakai paper point, obat, kapas steril, tumpatan

sementara. Sterilisasi ulang, sampai paper point kering dan tidak

berbau

- Pengisian pasta Zn Oxide Eugenol

- Foto pengisian

- Basis Zn PO4

- Control 2 minggu kemudian, apabila tidak ada keluhan, dapat

ditumpat tetap.

Indikasi :

- Saluran akar lurus, tidak bengkok

- Tidak ada obliterasi saluran akar

- Saluran akar jelas

Page 31: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

31

- Kerusakan belum mengenai bifurkasi

- Resorbsi < ⅓ panjang akar gigi → Pulpektomi

- Resorbsi > ⅓ panjang akar gigi → Pulpotomi.

II. Teknik perawatan saluran akar

Gigi Sulung

Teknik Konvensional

Prosedur Teknik Konvensional pada Gigi Sulung sama seperti Tehnik

Konvensional pada Gigi Permanen.

Teknik Konvensional:

a. Teknik konvensional yaitu teknik preparasi saluran akar yang dilakukan

pada gigi dengan saluran akar lurus dan akar telah tumbuh sempurna.

b. Preparasi saluran akar menggunakan file tipe K

c. Gerakan file tipe K-flex adalah alat diputar dan ditarik. Sebelum preparasi

stopper file terlebih dahulu harus dipasang sesuai dengan panjang kerja gigi.

Stopper dipasang pada jarum preparasi setinggi puncak tertinggi bidang

insisal. Stopper digunakan sebagai tanda batas preparasi saluran akar.

d. Preparasi saluran akar dengan file dimulai dari nomor yang paling kecil.

Preparasi harus dilakukan secara berurutan dari nomor yang terkecil hingga

lebih besar dengan panjang kerja tetap sama untuk mencegah terjadinya step

atau ledge atau terdorongnya jaringan nekrotik ke apical.

e. Selama preparasi setiap penggantian nomor jarum preparasi ke nomor yang

lebih besar harus dilakukan irigasi pada saluran akar. Hal ini bertujuan untuk

membersihkan sisa jaringan nekrotik maupun serbuk dentin yang terasah.

Irigasi harus dilakukan secara bergantian anatar H2O2 3% dan aquadest

steril, bahan irigasi tyerakhir yang dipakai adalah aquadest steril.

f. Bila terjadi penyumbatan pada saluran akar maka preparasi diulang dengan

menggunakan jarum preparasi yang lebih kecil dan dilakukan irigasi lain.

Bila masih ada penyumbatan maka saluran akar dapat diberi larutan untuk

Page 32: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

32

mengatasi penyumbatan yaitu larutan largal, EDTA, atau glyde (pilih salah

satu).

g. Preparasi saluran akar dianggap selelsai bila bagian dari dentin yang ter

infeksi telah terambil dan saluran akar cukup lebar untuk tahap pengisian

saluran akar.

Irigasi Saluran Akar

Tujuannya untuk mengeluarkan sisa jaringan nekrotik, serbuk dentin, dan

kotoran-kotoran lain yang terdapat di saluran.

Irigasi dilakukan setiap :

- Pergantian file pada saat preparasi saluran akar

- Pada saat akan melakukan perbenihan

- Sterilisasi saluran akar

Bahan irigasi yang digunakan

- H2O2 3%

- Aquadest steril

- NaOCl

Bahan dan Obat-obatan Sterilisasi sebagai desinfektan dan antibakteri dengan

spectrum luas.

- ChKM ( Chlorophenol Kamfer Menthol )

- Cresophene

- Cresatin

- Formokresol

- TKF ( Tri Kresol Formalin )

- Eugenol ( sebagai sedative . digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang

dikombinasikan pada saat dilakukan devitalisasi .

Preparat poliantibiotik :

Grossman :

- Penisilin ( efektif terhadap gram (+)

- Streptomysin ( efektif terhadap gram (–)

- Sodium kapsilat ( efektif terhadap jamur )

Page 33: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

33

Kombinasi antibiotik kortikosteroid :

- Kortikosteroid ( mengurangi keradangan periapikal .)

- Antibiotik ( membunuh bakteri ex : septomixine dan ledermix .)

Bahan devitalisasi

- Arsen ( As2O3 ) ( digunakan pada gigi permanen.)

- Caustinerf Pedodontique / forte ( digunakan pada gigi sulung.)

- TKF ( Tri Kresol Formalin )

2.2.2 pulpitis hiperplastik kronis (pulpa polip)

Pengertian

Pulpitis hiperplastik kronis (pulpa polip) adalah suatu inflamasi pulpa

produktif yang disebabkan oleh suatu pembukaan karies yang luas pada pulpa

muda. Gangguan ini ditandai dengan adanya jaringan granulasi, kadang-kadang

ditutupi oleh epitelium yang disebabkan karena iritasi tingkat rendah yang

berlangsung lama.

Patofisiologi

Page 34: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

34

Pulpa polip merupakan hasil dari iritasi mekanik dan invasi bakteri

kedalam pulpa gigi yang disebabkan karena adanya destruksi yang meluas akibat

trauma ataupun karies. Iritasi mekanik dapat terjadi akibat adanya fraktur gigi

dengan terbukanya pulpa. Adanya jaringan pulpa yang terekspos dan invasi

bakteri menyebabkan timbulnya respon inflamasi kronis berupa pembentukan

jaringan granulasi. Reaksi jaringan hiperplastik terjadi karena pulpa muda

memiliki blood supply dan sel respon imun terhadap infeksi bakteri yang banyak.

Selanjutnya, akibat adanya kavitas terbuka, transudasi dan eksudasi dari drain

jaringan pulpa yang mengalami inflamasi dapat mengalir dengan bebas.

Histoplatologi

Secara histopatologi, permukaan

polip ditutupi oleh epitelium skuamous

stratified. Polip pulpa gigi sulung lebih

mungkin tertutup oleh epitelium stratified

daripada polip pulpa gigi permanen.

Epitelium ini dapat berasal dari gingiva

atau sel epitel dari mukosa atau lidah

yang baru saja mengalami deskuamasi.

Jaringan di dalam kamar pulpa sering

berubah menjadi jaringan granulasi yang menonjol dari pulpa masuk ke dalam

lesi karies. Jaringan granulasi adalah jaringan penghubung vaskular yang berisi

neutrofil polimorfonuklear, limposit, dan sel plasma. Selain itu, serabut saraf

juga dapat ditemukan pada jaringan epitel.

Page 35: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

35

Penyebab

Penyebab pulpa polip, antara lain:

Karies yang lambat dan progresif, sehingga menhyebabkan terbukanya

pulpa gigi

Lepasnya restorasi gigi sehingga menyebabkan pulpa gigi terekspos

Fraktur gigi diikuti dengan terbukanya pulpa

Pulpa polip ini dapat berkembang karena adanya kavitas besar yang

terbuka, pulpa muda yang resisten, dan stimulus tingkat rendah yang kronis.

Iritasi mekanis yang disebabkan karena pengunyahan dan iritasi bakterial sering

menyebabkan timbulnya stimulus.

Gejala-gejala

Pulpitis hiperplastik kronis tidak memiliki gejala, kecuali bila tekanan

bolus menyebabkan rasa yang tidak menyenanagkan selama mastikasi.

Diagnosis

Gangguan ini umumnya hanya terlihat pada gigi anak-anak dan orang

muda.

Ciri-ciri pulpa polip, antara lain:

Adanya nodul lunak pada kavitas atau permukaan fraktur pada gigi

Warna permukaannya bervariasi mulai dari merah muda sampai berwarna

merah dan putih, serta bergranular

Polip biasanya membesar dan mengisi area kavitas atau kamar pulpa gigi

Polip biasanya terjadi pada gigi molar sulung dan molar pertama

permanen karena secara anatomis memiliki kamar pulpa yang besar.

Polip jarang terjadi pada gigi insisivus sentral maksila.

Page 36: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

36

Penampilan jaringan polipoid secara klinis sangat khas yaitu suatu massa

pulpa yang kemerah-merahan dan seperti daging mengisi sebagian besar pulpa

atau kavitas atau bahkan meluas melewati perbatasan gigi. Kadang-kadang

massa cukup besar untuk mengganggu penutupan gigi-gigi, meskipun pada

tingkat awal perkembangan ukurannya hanya sebesar pin. Ukuran polip biasanya

tidak lebih dari 0,7 cm.

Jaringan polipoid kurang sensitif daripada jaringan pulpa normal dan

lebih sensitif daripada jaringan gingiva. Pemotongan jaringan ini tidak

menyebabkan rasa sakit, tetapi tekanan yang diteruskan ke ujung apikal pulpa

menyebabakan rasa sakit. Jaringan ini mudah berdarah karena banyak

terdapatnya pembuluh darah. Jika jaringan pulpa hiperplastik meluas melewati

kavitas atau gigi, maka terlihat seolah-olah jaringan gusi tumbuh di dalam

kavitas.

Pemeriksaan klinis pulpitis hiperplastik kronis tidak begitu sukar untuk

dilakukan. Jaringan pulpa hiperplastik di dalam kamar pulpa atau kavitas gigi

merupakan ciri khasnya. Gigi bereaksi lemah atau sama sekali tidak bereaksi

pada tes termal, kecuali jika digunakan pemeriksaan dengan dingin yang

ekstrem, seperti etil klorida. Jika akan dilakukan tester pulpa listrik, maka

diperlukan jumlah arus listrik yang lebih banyak. Pemeriksaan dengan cara

palpasi sering menyebabkan perdarahan ringan tanpa diikuti rasa sakit.

Page 37: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

37

Pada pemeriksaan radiografi, umumnya menunjukkan suatu kavitas besar

yang terbuka dengan pembukaan langsung ke kamar pulpa.

Diagnosis Banding

Penampakan klinis pulpitis hiperplatsik kronis sangat khas dan dapat

dikenali dengan mudah. Penyakit ini harus dibedakan dari jaringan gingiva yang

berproliferasi, dan Pyogenic Granuloma (Lobular Capillary Hemangioma).

Perawatan

Perawatan pada pulpitis hiperplastik kronis yaitu dilakukan pembuangan

jaringan polipoid diikuti dengan ekstirpasi pulpa jika gigi tersebut masih dapat

direstorasi. Massa pulpa hiperplastik diambil dengan kuret periodontal atau

ekskavator. Selanjutnya, perdarahan yang terjadi dapat dikendalikan dengan

tekanan. Kemudian jaringan yang terdapat pada kamar pulpa diambil seluruhnya,

dan suatu dressing formokresol ditempatkan berkontak dengan jaringan pulpa

radikular. Pulpa radikular diekstirpasi pada kunjungan selanjutnya. Bila

memungkinkan, seluruh prosedur dilakukan pada satu kali kunjungan.

Selain perawatan tersebut, pilihan tindakan klinis lain yang dapat

dilakukan pada pulpitis hiperplastik kronis adalah dengan melakukan ekstraksi

gigi tersebut.

Page 38: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

38

Prognosis

Prognosis untuk penyakit ini tergantung dari kondisi gigi dan keadaan bisa atau

tidaknya gigi tersebut direstorasi.

2.2.3 Resorbsi internal

Resorpsi internal adalah suatu proses idiopatik progresif resorptif yang lambat

atau cepat yang timbul pada dentin kamar pulpa atau saluran akar gigi. Penyebab

resorpsi internal masih belum diketahui secara pasti, namun seringkali penderita

mempunyai riwayat trauma. Ada yang beranggapan bahwa resorpsi internal dapat terjadi

sebagai akibat inflamasi pulpa.

Resorpsi internal lebih sering terjadi pada gigi sulung dibandingkan gigi

permanen. Terjadinya resorpsi internal pada gigi sulung sering dihubungkan dengan

injuri traumatik, oklusi traumatic (bruxism), inflamasi dan infeksi pulpa serta dapat

terjadi setelah perawatan pulpa seperti direct pulp capping dan pulpotomi dengan

kalsium hidroksida. Karena tidak diketahui pasti etiologi awal dari proses resorpsi ini

maka resorpsi internal merupakan proses idiopatik.

Resorpsi internal pada akar gigi adalah asimtomatik. Pada mahkota gigi,

resorpsi internal dapat terlihat sebagai daerah yang kemerah-merahan disebut ”bintik

merah muda” (”pink spot”). Daerah kemerah-merahan ini menggambarkan jaringan

granulasi yang terlihat melalui daerah mahkota yang teresorpsi.

Gambar . Pink spot pada incisivus sentral kiri atas

Page 39: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

39

Pada pemeriksaan histopatologi, tidak seperti karies, resorpsi internal adalah

hasil aktivitas osteoklastik. Ciri proses resorpsi adalah lakuna yang mungkin terisi oleh

jaringan osteoid. Jaringan osteoid dapat dianggap sebagai usaha perbaikan. Adanya

jaringan granulasi menyebabkan perdarahan banyak bila pulpa diambil. Dijumpai sel-sel

raksasa bernukleus banyak atau dentinoklas. Pulpa biasanya menderita inflamasi kronis.

Kadang-kadang terjadi metaplasia pulpa yaitu transformasi ke jenis jaringan lain seperti

tulang atau sementum.

Gambaran radiografis resorpsi internal berupa daerah radiolusensi berbentuk

cekungan pada dinding saluran akar sehingga menyerupai gambaran lingkaran dengan

tepi yang rata. Secara klinis ditemukan jaringan pulpa yang nekrotik sampai batas lakuna

resorpsi internal dan lebih ke apikal, terdapat jaringan yang masih vital. Dapat juga

ditemukan jaringan pulpa yang sudah nekrotik seluruhnya.

PERAWATAN

Perawatan yang dapat dilakukan pada kasus resorpsi internal adalah eksterpasi

pulpa dan perawatan endodontik, ini adalah satu-satunya cara untuk menghentikan

proses resorpsi internalnya. Pada kebanyakan pasien, resorpsi internal berkembang tanpa

terlihat karena tidak menimbulkan rasa sakit, sampai akar berlubang. Dalam kasus

seperti ini, pasta kalsium hidroksida dimampatkan pada saluran akar dan diperbaharui

secara periodik sampai kerusakan menjadi baik. Perbaikan selesai bila terjadi rintangan

atau karies mengapur, baru kemudian diisi dengan gutta-percha.

Setelah pengisian saluran akar dan defek resorpsi selesai, maka perlu untuk

meletakkan dasar semen ionomer kaca sebagai pengisian terakhir. Fotografi harus

diambil segera setelah saluran akar diisi dan fotografi kontrol diambil setelah 12 dan 24

bulan. Overfilling dari saluran akar tidak akan menimbulkan komplikasi. Ini akan

diserap kembali. Namun, jika terapi ini tidak dilakukan tepat waktu, proses resorpsi

akan berlanjut dan

hasil akhirnya adalah fraktur dan hilangnya gigi.

Prognosis dari kasus resorpsi internal yang terbaik adalah sebelum terjadi

perforasi akar atau mahkota. Jika telah terjadi perforasi akar-mahkota, prognosisnya

Page 40: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

40

menurun tergantung pada terbentuknya rintangan mengapur atau pembukaan ke

perforasi yang memungkinkan perbaikan secara bedah.

Restorasi yang dapat ditumpatkan pada korona gigi adalah komposit dan semen

ionomer kaca dengan modifikasi resin. Semen ionomer kaca dengan modifikasi resin

dapat digunakan baik untuk tumpatan sementara maupun tetap.

Gambar gigi yang ditumpat komposit

3. DEGENERASI PULPA

Meskipun degenerasi pulpa secara klinis jarang dikenal, jenis degenerasi pulpa harus

diikutkan pada suatu deskripsi penyakit pulpa. Degenerasi umumnya dijumpai pada gigi orang

tua. Degenerasi dapat juga disebabkan oleh iritasi ringan yang persisten pada gigi orang muda,

seperti pada degenrasi kalsifik pulpa. Degenerasi tidak perlu berhubungan dengan infeksi atau

karies, meskipun suatu kavitas atau tumpatan mungkin dijumpai pada gigi yang terpengaruh.

Tingkat awal degenerasi pulpa biasanya tidak menyebabkan gejala klinis nyata. Gigi

tidak berubah warna, dan pulpa bereaksi secara normal terhadap tes listrik dan tes termal. Bila

degenerasi pulpa berkembang, gigi mungkin berubah warna, dan pulpa tidak bereaksi terhadap

stimulasi. Berikut jenis khusus degenerasi pulpa

Page 41: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

41

Jenis-Jenis Khusus Degenerasi Pulpa :

1. Degenerasi Kalsifik

Pada degenerasi kalsifik, sebagian jaringan pulpa digantikan oleh bahan

mengapur yaitu terbentuk batu pulpa atau dentikel. Kalsifikasi ini dapat terjadi baik

didalam kamar pulpa ataupun saluran akar, tapi umumnya dijumpai pada kamar pulpa.

Bahan mengapur mempunyai struktur berlamina seperti bawang, dan terletak tidak

terikat di dalam badan pulpa. Dentikel atau batu pulpa demikian daapt menjadi cukup

besar untuk memberikan suatu bekas pada kavitas pulpa bila massa mengapur tersebut

dihilangkan. Pada jenis kalsifikasi lain, bahan mengapur terikat pada dinding kavitas

pulpa dan merupakan suatu bagian utuh darinya. Tidak selalu mungkin untuk

membedakan satu jenis dari jenis lain pada radiograf.

Diduga bahwa batu pulpa dijumpai pada lebih dari 60% gigi orang dewasa. Batu

pulpa dianggap sebagai pengerasan yang tidak berbahaya, meskipun rasa sakit yang

menyebar (referred pain) pada beberapa pasien dianggap berasal dari kalsifikasi ini pada

pulpa. Gigi dengan batu pulpa dicurigai sebagai focus infeksi oleh beberapa klinisi.

Gambar Batu Pulpa. A. Radiograf pra operatif gigi molar pertama maksila. B. Gambar klinis menunjukkan batu pulpa

mengisi seluruh kamar pulpa. C. Batu pulpa. D. Setelah batu diambil.

2. Degenerasi Atrofik

Pada jenis degenerasi ini, yang diamati secara histopatologis pada pulpa orang

tua, dijumpai lebih sedikit sel-sel stelat, dan cairan interseluler meningkat. Jaringan

pulpa kurang sensitive daripada normal. Yang disebut “atrofi retikuler” adalah suatu

artifak dihasilkan oleh penundaan bahan fikastif dalam mencapai pulpa dan hendaknya

tidak dikelirukan dengan degenrasi atrofik. Tidak terdapat diagnosis klinis.

Page 42: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

42

3. Degenerasi Fibrus

Bentuk degenerasi pulpa ini ditandai pulpa ditandai daengan pergantian elemen

seluler oleh jaringan penghubung fibrus. Pada pengambilan dari saluran akar, pulpa

demikian punya penampilan khusus serabut keras. Penyakit pulpa ini tidak punya gejala

khusus untuk membantu dalam diagnosis klinis.

Pulpa radikuler fibrotic dengan batu pulpa kamar pulpa

berasal dari gigi molar pertama rahang atas.

4. Artifak Pulpa

Pernah diperkirakan bahwa vakuolisasi odontoblas adalah suatu jenis degenerasi

pulpa ditandai dengan ruang kosong yang sebelumnya diisi dengan odontoblas.

Kemungkinan ini adalah suatu artifak yang disebabkan karena fiksasi jelek specimen

jaringan. Degenerasi lemak pulpa, bersama-sama dengan atrofi retikuler dan vakuolisasi,

semuanya mungkin artifak dengan sebab sama, yaitu fiksasi yang tidak memuaskan.

5. Metastasis Tumor

Metastasis sel-sel tumor ke pulpa gigi jarang terjadi, kecuali mungkin pada tingkat akhir.

Mekanisme terjadinya keterlibatan pulpa demikian pada kebanyakan kasus adalah

perluasan local langsung dari rahang. Satu laporan mencatat keterlibatan pulpa gigi

Page 43: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

43

molar pada pasien berusia 11 tahun dengan kondromiksosarkoma rahang bawah. Dari 39

pasien yang diperiksa dengan tumor maligna di dalam mulut, hannya satu ditemmukan

sel-sel tumor di dalam pulpa.

4. NEKROSIS PULPA

Nekrosis adalah matinya pulpa. Dapat sebagian atau seluruhnya, tergantung pada apakah

sebagian atau seluruh pulpa terlibat. Nekrosis, meskipun suatu akibat inflamasi, dapat juga

terjadi setelah injuri traumatic yang pulpanya rusak sebelum terjadi reaksi inflamasi. Sebagai

hasilnya, suatu infarkasi iskemik dapat berkembang dan dapat menyebabkan suatu pulpa

nekrotik dengan gangrene kering. Nekrosis ada dua jenis umum : koagulasi dan

likuefaksi/pengentalan dan pencairan.

Jenis Nekrosis Pulpa

a. Nekrosis koagulasi, bagian jaringan yang dapat larut mengendap atau diubah

menjadi bahan solid. Pengejuan (caseation) adalah suatu bentuk nekrosis

koagulasi yang jaringannya berubah menjadi massa seperti keju terdiri terutama

atas protein yang mengental, lemak, dan air.

b. Nekrosis likuefaksi terjadi bila enzim proteolitik mengubah jaringan menjadi

massa yang melunak, suatu cairan, atau debris amorfus.

Hasil akhir dekomposisi pulpa adalah dekomposisi protein, yaitu hydrogen sulfide,

ammonia, substansi lemak, indikan, ptomaine, air, dan karbon dioksida. Hasil lanjutan, seperti

indol, skatol, putresin, dan kadaverin menambah bau tidak enak yang sering keluar dari suatu

saluran akar.

Penyebab Nekrosis Pulpa

Nekrosis pulpa dapat disebabkan oleh injuri yang membahayakan pulpa seperti bakteri,

trauma, dan iritasi kimiawi. Nekrosis pulpa sebagian besar terjadi oleh komplikasi dari

Page 44: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

44

pulpitis baik yang akut mapun yang kronik yang tidak ditata laksana dengan baik dan

adekuat.

Skema. Tahap terjadinya Nekrosis Pulpa

Trauma dapat menyebabkan pulpitis yang berakhir dengan nekrosis pulpa. Menurut

Robertson dkk, pada obliterasi kanal pulpa akibat trauma pada gigi insisivus permanen

didapatkan 16% kasus mengalami nekrosis pulpa melalui tes elektrikal pulpa. Nekrosis

juga dapat disebabkan prosedur medik yang dilakukan oleh klinisi. Menurut Poul dkk,

dari 617 gigi dari 51 pasien yang dilakukan osteotomi pada fraktur Le Fort I didapatkan

0,5% gigi mengalami nekrosis pulpa4.

Page 45: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

45

Gejala-gejala Nekrosis Pulpa

Gigi yang kelihatan normal dengan pulpa nekrotik tidak menyebabkan gejala rasa sakit.

Sering, diskolorasi gigi adalah indikasi pertama bahwa pulpa mati. Penampilan mahkota yang

buram atau opak hanya disebabkan karena translusensi normal yang jelek, tetapi kadang-kadang

gigi mengalami perubahan warna keabu-abuan atau kecoklat-coklatan yang nyata dan dapat

kehilangan kecemerlangan dan kilauan yang biasa dipunyai. Adanya pulpa nekrotik mungkin

ditemukan hanya secara kebetulan, karena gigi macam itu adalah asimtomatik, dan radiograf

adalah nondiagnostik. Gigi dengan nekrosis sebagian dapat bereaksi terhadap perubahan termal,

karena adanya serabut saraf vital yang melalui jaringan inflamasi di dekatnya.

Gambar Nekrosis Pulpa yang terlihat diskolorasi keabuan pada mahkota

Diagnosis

Radiograf umumnya menunjukkan suatu kavitas atau tumpatan besar, suatu jalan terbuka ke

saluran akar, dan suatu penebalan ligament periodontal. Beberapa gigi tidak mempunyai kavitas

ataupun tumpatan, dan pulpanya mati sebagai akibat trauma. Sedikit pasien mempunyai riwayat

rasa sakit parah yang berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam, diikuti oleh penghentian

seluruh rasa sakit yang terjadi sekonyong-konyong. Selama waktu ini, “pulpa sudah hampir

tamat riwayatnya” dan memberi pasien perasaan seolah-olah aman dan sehat. Pada kasus lain,

pasien tidak sadar bahwa pulpa telah mati secara perlahan-lahan dan diam-diam, tanpa gejala.

Gigi dengan pulpa nekrotik tidak bereaksi terhadap dingin, tes pulpa listrik, atau tes kavitas.

Namun demikian, pada kasus yang jarang terjadi, timbul suatu reaksi minimal terhadap arus

maksimum tester pulpa listrik bila arus listrik dikonduksi melalui uap lembah yang terdapat pada

Page 46: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

46

saluran akar setelah pencairan nekrosis ke jaringan vital tetangganya. Pada pasien lain, beberapa

serabut saraf apical terus bertahan dan bereaksi dengan cara yang sama. Serabut saraf tahan

terhadap perubahan inflamasi. Suatu korelasi tes dingin dan tes listrik dan suatu riwayat rasa

sakit, bersama dengan pemeriksaan klinis yang cermat, harus menentukan suatu diagnosis yang

tepat.

Bakteriologi

Banyak bakteri telah diisolasi dari gigi dengan pulpa nekrotik. Pada persentase tinggi

kasus-kasus ini, saluran akar berisi suatu campuran flora microbial, aerobic dan anaerobic.

Histopatologi

Jaringan pulpa nekrotik, debris selular, dan mikroorganisme mungkin terlihat di dalam kavitas

pulpa. Jaringan periapikal mungkin normal, atau menunjukkan sedikit inflamasi yang dijumpai

pada ligament periodontal.

Perawatan

Perawatan terdiri dari preparasi dan obturasi saluran akar.

Preparasi saluran akar

1. Preparasi akses

2. Ekstirpasi pulpa

3. Debridement

4. Drying

5. Obturasi

6. Restorasi : disesuaikan dengan kondisi jaringan gigi yang masih ada.

Page 47: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

47

Macam restorasi :

1. Restorasi Kavitas Oklusal : untuk kavitas kecil dan mahkota yang tersisa banyak.

Biasanya menggunakan amalgam atau komposit.

2. Restorasi Onlay / Uplay : kerusakan melibatkan cusp. Fungsi dari onlay/uplay untuk

melindungi gigi dari fraktur.

3. Preparasi Mahkota : preparasi mahkota ¾ atau mahkota penuh dapat dilakukan jika sisa

jaringan gigi tidak memungkinkan pembuatan onlay/uplay.

4. Mahkota Intrakoronal : restorasi dimana dibuat retensi tambahan pada bagian kamar

pulpa sekaligus sebagai penunjang mahkota ekstra koronal.

5. Mahkota dengan pasak inti : pasak inti dibuat jika gigi memerlukan kekuatan setelah

perawatan dan juga agar struktur mahkota menjadi optimum.

Page 48: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

48

Penatalaksanaan Nekrosis Pulpa tanpa Pembengkakan

Walaupun gigi nekrosis tanpa pembengkakan tidak memberikan respons terhadap

stimuli, gigi tersebut mungkin masih mengandung jaringan terinflamasi vital di saluran akar di

daerah apeks dan memiliki jaringan periradikuler terinflamasi yang menimbulkan nyeri

(periodontitis akut). Oleh karena itu, demi kenyamanan dan kerja sama pasien, anestesi lokal

hendaknya diberikan. Setelah pemasangan isolator karet, debridemen yang sempurna merupakan

perawatan pilihan. Jika waktu tidak memungkinkan, dilakukan debridemen parsial pada panjang

kerja yang diperkirakan. Saluran akar tidak boleh diperlebar tanpa mengetahui panjang kerja.

Selama pembersihan saluran akar dan pada penyelesaian prosedur ini dilakukan irigasi dengan

larutan natrium hipokhlorit, kemudian keringkan dengan poin kertas isap (paper point), jika

saluran akar yang cukup lebar, diisi dengan pasta kalsium hidroksida dan ditambal sementara.

Sejumlah klinisi menempatkan pelet kapas yang dibasahi medikamen intrakanal di kamar pulpa

sebelum penambalan sementara, sebetulnya pemberian medikamen itu tidak bermanfaat

(Tarigan, 1994; Walton dan Torabinejad, 2002).

Penatalaksanaan Nekrosis Pulpa dengan Pembengkakan Terlokalisasi

Gigi nekrosis dengan pembengkakan terlokalisasi atau abses alveolar akut atau disebut

juga abses periapikal / periradikuler akut adalah adanya suatu pengumpulan pus yang

terlokalisasi dalam tulang alveolar pada apeks akar gigi setelah gigi nekrosis. Biasanya

pembengkakan terjadi dengan cepat, pus akan keluar dari saluran akar ketika kamar pulpa di

buka. Perawatan abses alveolar akut mula-mula dilakukan buka kamar pulpa kemudian

debridemen saluran akar yaitu pembersihan dan pembentukan saluran akar secara sempurna bila

waktu memungkinkan. Lakukan drainase untuk meredakan tekanan dan nyeri serta membuang

iritan yang sangat poten yaitu pus. Pada gigi yang drainasenya mudah setelah pembukaan kamar

pulpa, instrumentasi harus dibatasi hanya di dalam sistem saluran akar. Pada pasien dengan

abses periapikal tetapi tidak dapat dilakukan drainase melalui saluran akar, maka drainase

dilakukan dengan menembus foramen apikal menggunakan file kecil sampai no. 25. Selama dan

setelah pembersihan dan pembentukan saluran akar, lakukan irigasi dengan natrium hipokhlorit

sebanyak-banyaknya. Saluran akar dikeringkan dengan poin kertas, kemudian diisi dengan pasta

Page 49: 68167853 Penyakit Pulpa Dan Ya

49

kalsium hidroksida dan diberi pellet kapas lalu ditambal sementara (Grossman, 1988; Walton

and Torabinejad, 2002). Beberpa klinisi menyarankan, jika drainase melalui saluran akar tidak

dapat dihentikan, kavitas akses dapat dibiarkan terbuka untuk drainase lebih lanjut, nasihatkan

pasien berkumur dengan salin hangat selama tiga menit setiap jam. Bila perlu beri resep

analgetik dan antibiotik. Membiarkan gigi terbuka untuk drainase, akan mengurangi

kemungkinan rasa sakit dan pembengkakan yang berlanjut (Grossman, 1988, Bence, 1990)

Penatalaksanaan Nekrosis Pulpa dengan Pembengkakan Menyebar

Pada lesi-lesi ini pembengkakan terjadi dengan progresif dan menyebar cepat ke

jaringan. Kadang-kadang timbul tanda-tanda sistemik, yaitu suhu pasien naik. Penatalaksanaan

pertama yang paling penting adalah debridemen yaitu pembuangan iritan, pembersihan dan

pembentukan saluran akar. Foramen apikalis dilebarkan sampai ukuran file no. 25 agar dapat

meningkatkan aliran aksudat. Bila pembengkakan luas, lunak dan menunjukan fluktuasi,

mungkin diperlukan insisi malalui jaringan lunak pada tulang. Mukosa di atas daerah yang

terkena dikeringkan terlebih dahulu, kemudian jaringan disemprot dengan anestetik lokal,

misalnya khlor etil. Insisi intraoral dibuat melalui pembengkakan lunak yang mengalami

fluktuasi ke plat tulang kortikal. Suatu isolator karet atau kain kasa yang digunakan untuk

drainase dimasukkan selama beberapa hari. Pasien disarankan berkumur dengan larutan salin

hangat selama 3 sampai 5 menit setiap jam. Pada bengkak yang difus dan cepat berkembang,

harus diberikan antibiotik dan analgetik. Antibiotik pilihan pertamanya adalah penisilin

mengingat mikroorganisme penyebab biasanya streptokokus. Jika pasien alergi terhadap

penisilin, gunakan eritromisin atau klindamisin (Grossman, 1988; Bence, 1009, Walton and

Torabinejad, 2002). Kecepatan penyembuhan bergantung terutama kepada derajat debridement

saluran akarnya dan banyaknya drainase yang diperoleh selama kunjungan kedaruratn. Karena

edema telah menyebar di jaringan, pembengkakan yang menyebar berkurang perlahan-lahan

dalam periode berkisar 3-4 hari (Walton and Torabinejad, 2002)

Prognosis :

Prognosis bagi gigi baik, bila diadakan terapi endodontik yang tepat.