64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
-
Upload
fitri-wulandari -
Category
Documents
-
view
52 -
download
0
Transcript of 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
1/33
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
2/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung/Dam Parit
i
KATA PENGANTAR
Dampak kekeringan dan banjir kini dirasakan semakin besar dan
menyebabkan resiko pertanian semakin meningkat dan sulit
diprediksi. Sementara itu, tekanan kebutuhan penduduk yang luar
biasa menyebabkan kerusakan hutan dan daur hidrologi tidak
terelakkan lagi. Indikatornya, debit sungai merosot tajam di musim
kemarau, sementara di musim penghujan debit air meningkat tajam.
Rendahnya daya serap dan kapasitas simpan air di DAS ini
menyebabkan pasokan air untuk pertanian semakin tidak menentu.
Kondisi ini diperburuk dengan terjadinya kekeringan agronomis akibat
pemilihan komoditas yang tidak sesuai dengan kemampuan pasokan
airnya.
Untuk mengatasi kekeringan diperlukan teknologi konservasi air yang
sederhana, biayanya relatif murah dan dapat dijangkau kemampuan
petani. Teknologi tersebut di antaranya adalah Embung dan Dam
Parit.
Embung merupakan salah satu teknik pemanenan air (water
harvesting) yang sangat sesuai di segala jenis agroekosistem.
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung/Dam Parit
ii
Sedangkan Dam Parit prinsip kerjanya adalah memanfaatkan aliran
permukaan (run off) dan curah hujan yang masuk ke parit/sungai kecil
dengan cara membendung/meninggikan muka air untuk selanjutnya
digunakan sebagai sumber air/suplesi irigasi.
Buku Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan
Embung/ Dam Parit ini merupakan penyempurnaan dari Pedoman
Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung dan Dam Parit
TA. 2010. Buku ini disusun untuk memberikan informasi praktis bagi
para petugas terkait dalam melakukan pengembangan konservasi air.
Dinas Pertanian dapat memilih salah satu jenis bangunan konservasi
air (embung/dam parit) disesuaikan dengan kondisi wilayah setempat.
Pedoman ini supaya ditindaklanjuti dengan penyusunan juklak
oleh propinsi dan juknis oleh kabupatenagar petugas dapat
memahami dan melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan
sebaik-baiknya sehingga tujuan dan sasaran kegiatan ini dapat
terwujud sesuai harapan yang ingin dicapai.
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
3/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung/Dam Parit
iii
RINGKASAN
Embung merupakan waduk berukuran mikro (small farm reservoir) yang
dibangun untuk menampung kelebihan air hujan dan aliran permukaan di musim
hujan. Dam parit prinsip kerjanya adalah memanfaatkan aliran permukaan (run
off) dan curah hujan yang masuk ke parit dengan cara membendung dan
menaikkan tinggi muka air. Air yang ditampung tersebut selanjutnya digunakan
sebagai sumber irigasi suplementer di musim kemarau atau di saat curah hujan
tidak memenuhi kebutuhan irigasi.
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota selaku penanggung jawab kegiatan harus
melakukan survey untuk menentukan Calon Masyarakat Penerima Kegiatan dan
Calon Lokasi (CPCL). Setelah CPCL ditentukan, Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota bersama dengan petani membuat Desain Sederhana.
Komponen embung terdiri dari bendung dan pelimpah, pintu penguras,
pintu/saluran pemasukan (inlet), pintu irigasi/saluran pengeluaran (outlet).
Sedangkan komponen dam parit terdiri dari talud/jagaan (free board), bangunan
bendung/pelimpah, pengendali/pintu air, pintu penguras, saluran irigasi, kolam
olak,
Kegiatan Pembangunan Embung/Dam Parit disediakan melalui dana Tugas
Pembantuan dengan Akun Belanja Lembaga Sosial Lainnya sebesar Rp.
50.000.000,-/unit. Dana tersebut bisa digunakan untuk insentif tenaga
kerja/Padat Karya, pembelian bahan bangunan, bahkan bisa untuk kebutuhan
lain yang berkaitan dengan konstruksi fisik (misalnya sewa alat).
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung/Dam Parit
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR iDAFTAR ISI ii i
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1B. Tujuan 3C. Sasaran 4D.
Istilah 4
II. PELAKSANAAN 6
A. Sosialisasi 6B. Persyaratan Lokasi 6C. Persyaratan Petani/Kelompok Tani 9D. Survey, Investigasi, Desain (SID) 10E.
Pencatatan Koordinat 12
F. Konstruksi 13G. Pengawasan 19H. Pembiayaan 19
III. INDIKATOR KINERJA 21
A. Keluaran (Output) 21B. Hasil (Outcome) 21C. Manfaat (Benefit) 21D. Dampak (Impact) 21
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
4/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung/Dam Parit
v
IV. PENGENDALIAN 22
A. Analisa Resiko 22B. Penanganan Resiko 23
V. MONITORING DAN EVALUASI 24A. Monitoring dan Evaluasi 24B. Operasional dan Pemeliharaan 24C. Pelaporan 25
1. Laporan Bulanan 26
2. Laporan Tahunan/Akhir 26
VI. PENUTUP 28
DAFTAR PUSTAKA 29
LAMPIRAN 30
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
5/33
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
6/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 3
Sedangkan dam parit prinsip kerjanya adalah memanfaatkan aliran
permukaan (run off) dan curah hujan yang masuk ke parit dengan
cara membendung dan menaikkan tinggi muka air, untuk selanjutnya
digunakan sebagai sumber air/suplesi irigasi. Pembangunan dam parit
secara bertingkat (case cade) juga ditujukan untuk dapat mengurangi
banjir melalui penurunan debit puncak (peak discharge) dan
memperpanjang waktu menuju debit puncak (time to peak discharge)
DAS (Irianto., et al., 2000)
B. Tujuan
Pembuatan bangunan konservasi air bertujuan antara lain untuk :
1. Menampung air dari aliran permukaan (run off) saat hujan, dari
parit atau sungai - sungai kecil, mata air serta sumber air lainnya
yang memungkinkan untuk ditampung.
2. Menyediakan sumber air sebagai suplesi irigasi untuk tanaman
pangan, hortikultura semusim, tanaman perkebunan semusim dan
peternakan.
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 4
C. Sasaran
Sasaran pembangunan bangunan konservasi air untuk pertanian
antara lain :
1. Tertampungnya air dari aliran permukaan (run off) dari parit atau
sungai-sungai kecil, mata air serta sumber air lainnya yang
memungkinkan untuk ditampung.
2. Tersedianya air untuk suplesi irigasi bagi tanaman palawija,
hortikultura semusim, tanaman perkebunan semusim dan
peternakan.
D. Istilah
Dalam Pedoman Teknis ini dijumpai istilah - istilah yang memiliki
pengertian sebagai berikut :
1. Embung
Embung adalah bangunan konservasi air berbentuk
kolam/cekungan untuk menampung air dari hujan, parit atau
sungai kecil, mata air serta sumber air lainnya untuk mendukung
usaha pertanian (pangan/hortikultura), perkebunan dan
peternakan.
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
7/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 5
2. Dam Parit
Dam parit adalah suatu bangunan konservasi air berupa bendung
kecil pada parit parit alamiah atau sungai sungai kecil yang
dapat menahan air dan meningkatkan tinggi muka air untuk
disalurkan sebagai air irigasi.
3. Parit alami
Adalah parit yang terbentuk secara alami dari alur limpasanhujan yang akhirnya menjadi aliran permukaan. Parit tersebut
merupakan bagian dari sub daerah aliran sungai di wilayah
tersebut. Parit seperti ini bisa disebut juga sungai kecil
4. Dinas PertanianDinas Pertanian adalah dinas yang di dalam tugas pokok dan
fungsinya mendapat mandat di bidang pertanian tanaman
pangan dan hortikultura/perkebunan/peternakan.
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 6
II. PELAKSANAAN
Untuk melaksanakan pengembangan bangunan konservasi air
beberapa tahapan kegiatan dan persyaratannya yaitu :
A. Sosialisasi
Dinas Pertanian harus melakukan sosialisasi pembangunanembung/dam parit kepada masyarakat calon penerima manfaat.
Petani sebagai penerima manfaat kegiatan ini harus diberikan
pengertian bahwa mereka adalah subyek dari kegiatan ini. Diharapkan
dengan adanya sosialisasi ini akan timbul semangat partisipasi dan
output kegiatan semakin baik.
B. Persyaratan Lokasi
Persyaratan ini supaya menjadi perhatian agar kegiatan dapat
dilaksanakan dengan baik.1. Persyaratan lokasi pembuatan embung adalah sebagai berikut :
a. Embung dibangun pada cekungan diantara 2 punggung bukit
(gully) tempat mengalirnya aliran permukaan saat terjadi
hujan, dengan membendung pada bagian bawahnya.
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
8/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 7
Gambar 1. Lokasi pembangunan embung berupa cekungandiantara 2 punggung bukit
Pada lokasi seperti ini, luasan tangkapan air (catchment area)
harus cukup sehingga aliran permukaannya dapat mengisi
embung.
b. Embung dapat juga dibangun dengan membendung parit atau
sungai kecil sehingga terbentuk dam parit. Pada lokasi ini
kemiringan parit/sungainya dicari yang agak landai sehingga
volume tampungan airnya maksimal.
c. Diupayakan lahan tempat embung dibangun tidak porus. Bila
terpaksa dibangun di tempat yang porus, maka dasar embung
harus dilapis (linning/plastik/tanah liat/geotekstil).
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 8
d. Di daerah atau sekitar daerah pertanian/perkebunan/
peternakan yang memerlukan pasokan air dari embung
sebagai suplesi air irigasi.
e. Bendung dapat ditempatkan sehingga volume
tampungan embung optimal. Oleh karenanya kemiringan
lahan sebaiknya antara 4 - 6%.
2. Persyaratan lokasi pembuatan dam parit adalah sebagai
berikut :
a.Terdapat parit - parit alamiah atau sungai - sungai kecil
dengan debit air yang memadai untuk keperluan irigasi.
b. Terdapat saluran air untuk menghubungkan dam parit kelahan usahatani yang akan diairi.
c. Bila belum/tidak ada saluran, maka petani bersedia
membuat saluran air secara partisipatif.
d.Letak dam parit harus memperhatikan kemudahan dalam
membendung dan memdistribusikan air serta strukturtanah yang kuat untuk pondasi bendung.
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
9/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 9
Gambar 2. Contoh bangunan dam parit
C. Persyaratan Petani/Kelompok Tani
Persyaratan petani/kelompok tani untuk dibantu pembangunan
embung/dam parit adalah :
1. Telah terbentuk Kelompok Tani/P3A.
2. Diutamakan Kelompok Tani/P3A yang mempunyai semangat
partisipatif.
3. Kelompok Tani/P3A terpilih belum pernah mendapat bantuan
sejenis.
4. Bersedia menyediakan lahan tanpa ganti rugi yang dinyatakan
dalam surat pernyataan bermaterai cukup.
5. Bersedia mengoperasikan dan memelihara bangunan yang
dinyatakan dalam surat pernyataan.
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 10
D. Survey, Investigasi, Desain (SID)
Penanggung jawab kegiatan (Dinas Pertanian Kabupaten/Kota)
harus melakukan survey untuk menentukan Calon Petani dan Calon
Lokasi (CPCL) sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan
pada butir A dan B.
Setelah menentukan CPCL, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
bersama dengan petani/kelompok tani dan petugas penyuluh
lapangan (PPL) membuat desain. Desain diusahakan sesederhana
mungkin agar dapat dipahami oleh pelaksana (petani/kelompok tani)
di lapangan. Hal-hal prinsip mengenai desain sebaiknya
dikonsultasikan kepada ahli atau yang berpengalaman dalam
mendesain embung/dam parit.
Desain embung/dam parit dapat disesuaikan dengan kondisi wilayah
setempat, antara lain topografi lahan, sumber air yang digunakan,
jenis tanah, jenis usahatani. Namun demikian secara umum
penyusunan desain embung perlu memperhatikan hal - hal sebagai
berikut :
1. Mudah dalam pengambilan sumber airnya, untuk itu embung
sebaiknya berada di bawah daerah tangkapan air atau di jalur
lintasan aliran permukaan (mata air, parit, sungai kecil).
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
10/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 11
Keberhasilan pembangunan embung sangat ditentukan oleh
kemudahan dalam pengisian airnya.
2. Kapasitas tampung embung sebesar mungkin, untuk itu sedapat
mungkin mencari lokasi cekungan dan tempat melintas/berkumpul
air, kedap air, sehingga dapat menekan biaya untuk galian dan
pembuatan tanggul/dinding.
3. Diupayakan mempunyai komponen bangunan yang lengkap agar
embung kuat, dapat berfungsi optimal dan memudahkan dalamoperasional dan pemeliharaan. Komponen tersebut antara lain
terdiri dari saluran masuk beserta bak kontrol, badan embung,
bendung, pelimpas, pintu penguras, pintu keluar/irigasi. Desain
embung sudah memperhitungkan adanya sedimentasi yang masuk
dan kemudahan perawatan. Kekuatan bendung harusdiperhitungkan adanya volume puncak. Dimensi dan posisi
komponen - komponen bangunan tersebut dapat disesuaikan
dengan kondisi setempat.
4. Mudah dan efisien dalam penyaluran airnya, untuk itu posisi
embung sebaiknya dekat dan berada lebih tinggi dari pada lokasilahan usaha tani dan air irigasi dapat diberikan secara gravitasi.
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 12
Dalam penyusunan desain dam parit perlu diperhatian hal - hal
sebagai berikut :
1. Penempatan bendung yang paling efisien dalam biaya dan
penyaluran air.
2. Sebaiknya dekat dengan saluran irigasi yang sudah ada.
3. Konstruksinya kuat menahan debit puncak.
4. Mudah dalam operasional dan pemeliharaan.
Karena komponen biaya pembuatan dam parit tidak termasuk
saluran irigasinya, maka pembangunan ini dapat digunakan
untuk membuat/merehab bendung - bendung pada irigasi desa
yang menggunakan parit sebagai sumber airnya dan telah rusak.
Dimungkinkan juga kegiatan ini dipadukan dengan kegiatan
pengembangan irigasi permukaan.
E. Pencatatan Koordinat
Lokasi yang akan dibuat bangunan embung/dam parit supaya dicatat
koordinat geografisnya yang meliputi :
- Lintang dan bujur
- Ketinggian lokasi (dpl)
Dengan menggunakan Global Positioning System (GPS) atau
dengan ekstrapolasi peta yang tersedia. Data koordinat ini
selanjutnya diperlukan untuk menyusun sistem basis data
pengelolaan lahan dan air sekaligus memantau kinerja pelaksanaan
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
11/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 13
kegiatan yang telah berjalan.
F. Konstruksi
Konstruksi pembangunan bangunan konservasi air (embung/dam
parit) dilakukan oleh pelaksana yang telah ditunjuk (kelompok tani)
dan dilaksanakan secara padat karya agar petani mampu
mengembangkan bangunan konservasi air tersebut dan merasa ikut
memiliki. Di dalam pelaksanaan fisik bangunan perlu diawasi oleh ahli
bangunan yang ditunjuk oleh Dinas Pertanian Kabupaten.
1. Embung
a. Bendung dan Pelimpah
Bendung berfungsi untuk membendung, menahan dan
meninggikan permukaan air. Pada bagian bendung ini harus
dilengkapi dengan pelimpah yang berfungsi untuk
menyalurkan/melimpaskan air secara langsung saat volume air
melebihi kapasitas tampungan embung. Oleh karena itu
konstruksi bendung harus kuat. Pada bagian pelimpas perlu
dibuat kolam olak agar air yang melimpah tidak merusak
bendung. Bendung bisa terbuat dari pasangan batu atau tanah,
namun pada bagian pelimpasnya harus terbuat dari pasangan
batu/cor.
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 14
Gambar 3. Bendung embungterbuat dari pasangan batu dan
dilengkapi dengan pintu irigasidan pelimpah
Gambar 4. Bendung embungterbuat dari pasangan batu dan
tanah serta dilengkapi dengan pintuirigasi/penguras
Gambar 5. Bendung embung terbuat dari tanah dan dilengkapi dengan
pintu irigasi/penguras dari pasangan batu.
b. Pintu Penguras
Bangunan ini sangat penting untuk perawatan dan menjaga
volume tampungan embung. Berfungsi untuk menguras dan
membersihkan sedimen yang ada dalam embung serta untuk
mengosongkan seluruh isi embung bila diperlukan untuk
perawatan. Pintu bisa berupa pintu sekat balok atau pintu
sorong, bahkan jika sumber air yang digunakan tidak membawa
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
12/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 15
sedimen, dimungkinkan saluran penguras cukup dibuatkan
saluran dari pipa yang bisa di buka/tutup.
c. Pintu/Saluran Pemasukan (Inlet)Kebutuhan bangunan ini disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Berfungsi untuk mengarahkan air agar mudah masuk ke dalam
embung dan menyaring kotoran/sedimen yang mungkin masuk
ke embung. Untuk itu pada saluran ini perlu dibuat bak kontrol
atau penyaring kotorand. Pintu Irigasi/Saluran Pengeluaran (Outlet)
Berfungsi untuk mengatur air untuk irigasi ke lahan pertanian.
Pintu irigasi bisa berupa sekat balok atau pintu sorong. Jika
elevasi lahan pertanian lebih tinggi daripada embung,
pembuatan saluran pengeluaran tidak diperlukan, sedangkanpemanfaatan airnya bisa menggunakan pompa.
2. Dam Parit
a. Talud/Jagaan (free board), berfungsi untuk menjaga pinggir
parit tidak tergerus oleh air dan akan menjadi peganganbendung.
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 16
Gambar 6. Talud/Jagaan
b. Bangunan bendung/pelimpah, berfungsi untuk membendung
aliran/meninggikan muka air di parit dan sekaligus
melimpahkan air saat volume air melebihi kapasitas tampung.
Gambar 7. Bendung/Pelimpah
c. Pengendali/Pintu Air, berfungsi untuk mengatur volume air
yang akan dialirkan ke lahan usaha tani melalui saluran
irigasi. Pengendali/pintu air ini dapat dibangun di samping
atau di pinggir bendung.
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
13/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 17
Gambar 8. Pintu Air Untuk Mengatur Volume Air Yang
Masuk Ke Saluran Irigasi
d. Pintu penguras, berfungsi untuk menguras dan membersihkan
bendung dari kotoran dan sedimentasi.
Gambar 9. Pintu Penguras
e. Saluran irigasi, berfungsi menyalurkan air dari bendung ke
lahan usaha tani.
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 18
Gambar 10. Saluran Irigasi dan Pintu Air
f. Kolam olak, berfungsi agar air yang terjun melalui pelimpas
tidak merusak bendung.
Gambar 11. Kolam Olak
g. Komponen bangunan dam parit tersebut juga dapat
disederhanakan untuk menekan biaya konstruksi, misalnya
pada gambar 12, pintu penguras hanya terbuat dari pipa
paralon. Saat musim hujan saluran ini dibuka untuk
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
14/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 19
mengurangi sedimen di bendung.
Gambar 12. Dam Parit Dengan Saluran Penguras
Sederhana
G. Pengawasan
Aparat Dinas Pertanian sebagai penanggung jawab kegiatan harus
melakukan pengawasan selama proses pembangunan sejak
perencanaan hingga konstruksi selesai.
H. Pembiayaan
Biaya Pembangunan Embung/Dam Parit disediakan melalui dana
Tugas Pembantuan dengan Akun Belanja Lembaga Sosial Lainnya.
Dana tersebut bisa digunakan untuk insentif tenaga kerja (Padat
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 20
Karya), pembelian bahan bangunan, bahkan bisa untuk kebutuhan
lain yang berkaitan dengan konstruksi fisik (misalnya sewa alat).
Proporsi pembagian dananya disesuaikan dengan kebutuhanlapangan. Prosedur pengelolaan dana tersebut mengacu kepada
Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial.
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
15/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 21
III. INDIKATOR KINERJA
A. Keluaran (Output)Terbangunnya, berfungsi dan termanfaatkannya bangunan
embung/dam parit atau di kawasan pertanian untuk tanaman
pangan, hortikultura, tanaman perkebunan semusim dan usaha
peternakan.
B. Hasil (Outcome)
Tersedianya air untuk usaha pertanian pada saat diperlukan (sebagai
suplesi irigasi).
C. Manfaat (Benefit)- Mengurangi resiko kegagalan usaha pertanian akibat kekeringan.
- Meningkatnya kesempatan berusaha tani terutama pada musim
kemarau.
D. Dampak (Impact
)Meningkatnya produktifitas usaha pertanian dan atau indeks
pertanaman bagi usahatani.
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 22
IV. PENGENDALIAN
Kepala Dinas/Kepala Satuan Kerja selaku Kuasa Pengguna Anggaran
dan penanggung jawab pembangunan embung/dam parit harus
melakukan pengendalian atas pelaksanaan kegiatan tersebut (baik
teknis maupun administrasi). Satuan Pelaksana Pengendalian
Internal bertugas melakukan pengendalian dan review atas kinerja
pelaksanaan kegiatan pembangunan embung/dam parit sehingga
pelaksanaan kegiatan dapat mencapai tujuan dan sasaran yang
ditetapkan dengan efektif, efisien, ekonomis, tertib dan akuntabel.
Secara singkat pengawasan / pengendalian dapat dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut :
A.Analisa Resiko
Dalam pelaksanaan pembangunan embung/dam parit dilakukan
analisa bagian bagian atau dalam tahapan mana yang memiliki
resiko dapat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan kegiatan.
Dilakukan analisa titik - titik kritis pelaksanaan kegiatan, penyebab
dan dampak/resiko yang ditimbulkannya. Resiko dapat terjadi
pada setiap tahapan kegiatan pengembangan irigasi bertekanan
baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan evaluasi,
serta tahap pelaporan dan tindak lanjut. Resiko yang tidak dapat
terdeteksi atau tidak dapat dikelola dengan baik akan
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
16/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 23
mengakibatkan tujuan dari kegiatan pembangunan embung/dam
parit yang telah ditetapkan tidak tercapai atau pencapaiannya tidak
optimal.
B.Penanganan Resiko
Dengan telah diketahui titik-titik kritis dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan embung/dam parit penyebab dan dampaknya
terhadapat pencapaian tujuan, maka dilakukan perumusan/ upaya
penanganan atau pembinaan sehingga tidak terjadi kesalahan
kesalahan yang mungkin terjadi pada titik - titik atau tahapan kritis
tersebut. Pembinaan dan atau pengawasan perlu dilakukan lebih
intensif pada titik - titik kritis tersebut.
Untuk memudahkan pelaksanaan pengendalian dapat dilakukan
dengan menggunakan/ membuat daftar analisa resiko,
penanganan resiko dan ceklist seperti contoh pada Lampiran 1,2
dan 3.
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 24
V. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
A. Monitor ing dan Evaluasi
Monitoring dan Evaluasi dilakukan terhadap keseluruhan kegiatan
pembangunan yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian, yaitu :
1. Terhadap kegiatan perencanaan meliputi antara lain pemilihan
lokasi, sosialisasi, rencana pembiayaan, dukungan dari
pemerintah daerah setempat dan lain-lain.
2. Terhadap pelaksanaan meliputi kegiatan persiapan, penyusunan
rencana kegiatan, organisasi, tugas dan fungsi pelaksana,
pengadaan dan penggunaan bahan/alat, pelaksanaan kegiatan
fisik, produktivitas pekerjaan dan lain-lain.
3. Terhadap pengendalian dan pengawasan meliputi peranan
pengawasan, teknis pelaksanaan pekerjaan fisik dan lain-lain.
B. Operasional dan Pemeliharaan
Operasional dan pemeliharaan bangunan dilakukan oleh
petani/kelompok tani. Pemanfaatan air dilakukan dengan membuat
jaringan/ saluran air ke lahan usahatani. Ada beberapa cara untuk
mengairi lahan usahatani, antara lain :
1. Apabila posisi lahan usaha tani berada di bawah embung/dam
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
17/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 25
parit, maka air dapat dialirkan dari petak ke petak lahan usahatani
secara gravitasi.
2. Apabila posisi lahan usaha tani di atas embung/dam parit, makadapat digunakan teknik irigasi pompa (tetes, sprinkler, atau
disalurkan langsung ke lahan), atau dengan alat manual lainnya.
Kebutuhan air tanaman harus menjadi acuan utama dalam pemberian
air irigasi suplementer.
Untuk menjaga keberlanjutan bangunan, maka beberapa komponenpemeliharaan yang perlu mendapatkan perhatian antara lain :
1. Mengurangi kehilangan air karena penguapan.
2. Memelihara/melindungi bangunan.
a.Pemagaran sementara untuk mencegah gangguan ternak
terhadap tanggul embung/dam parit.b.Pengangkatan sedimen/endapan lumpur.
c. Sesegera mungkin melakukan perbaikan tanggul/talud jika ada
yang bocor/rusak.
d.Tidak membuang sampah padat/cair ke dalam embung/dam
parit.
C. Pelaporan
Laporan diperlukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan
kegiatan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Adapun
macam laporan adalah :
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 26
1. Laporan Bulanan
Laporan bulanan merupakan laporan perkembangan
pelaksanaan kegiatan selama pelaksanaan konstruksi. Laporan
ini dilaporkan tim teknis dari Kabupaten ke Propinsi, dengan
tembusan ke Pusat (Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian). Laporan Bulanan menggunakan form PSP 01 seperti
pada lampiran 5.
Untuk mengetahui dampak kegiatan pembangunan embung/dam
parit supaya dilaporkan rencana luas lahan (ha)/jumlah hewan
(ekor) yang mendapatkan manfaat kegiatan tersebut. Khusus
laporan ini dapat di fax ke Direktorat Pengelolaan Air Irigasi (021)
7823975.
2. Laporan Tahunan/Akhir
2.1. Laporan Tahunan/Akhi r Oleh Kabupaten
Laporan ini dibuat oleh Kabupaten disampaikan ke Propinsi,
tembusan ke Pusat. Laporan tahunan ini menggunakan form PSP
03. Selain mengisi form tersebut, penanggung jawab kegiatan di
tingkat Kabupaten wajib menyiapkan dan menyampaikan laporan
akhir pelaksanaan program pembangunan embung/dam parit baik
dari segi fisik maupun keuangan. Laporan akan lebih informatif dan
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
18/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 27
komunikatif bila dilengkapi dengan foto - foto dokumentasi minimal
kondisi sebelum dan setelah kegiatan. Outline laporan akhir adalah
seperti Lampiran 9.
2.2. Laporan Tahunan/Akhir Oleh Propinsi
Laporan ini dibuat oleh Propinsi disampaikan ke Pusat. Isi laporan ini
merupakan rekap Kabupaten. Laporan ini menggunakan form PSP 04.Laporan akhir ke Pusat dikirimkan ke Direktorat Jenderal Prasarana
dan Sarana Pertanian cq. Direktorat Pengelolaan Air Irigasi dengan
alamat Jl. Taman Margasatwa No. 3 Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta
Selatan.
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 28
VI. PENUTUP
1. Mengingat pembangunan embung/dam parit ini merupakankegiatan pendukung usaha pertanian, khususnya dalam
antisipasi penyediaan air untuk pertanian pada saat musim
kemarau maka seluruh jajaran yang terkait baik secara langsung
maupun tidak langsung diharapkan dapat bekerja dengan penuh
tanggungjawab yang berorientasi kepada kepentinganmasyarakat pertanian. Partisipasi masyarakat sangat diperlukan
untuk tercapainya pembangunan yang lebih baik.
2. Untuk terwujudnya pelaksanaan yang efisien dan efektif, setiap
penanggungjawab kegiatan diharapkan menyusun rencana
pelaksanaan kegiatan secara terinci.3. Apabila terjadi perubahan-perubahan rencana fisik dan hal-hal
yang belum jelas, dan belum tertuang dalam pedoman teknis ini
agar segera berkonsultasi kepada koordinator tingkat Propinsi
(Dinas Pertanian Tanaman Pangan/Perkebunan/Peternakan
Propinsi) atau Penanggungjawab Program/Teknis di tingkat
Pusat.
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
19/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 29
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1998. Petunjuk Teknis Pembuatan Embung PertanianDirektorat Bina Rehabilitasi dan Pengembangan Lahan,
Jakarta.
Anonim, 2003. Pengembangan Sarana Konservasi Air Penunjang
Pertanian Direktorat Pemanfaatan Air Irigasi, Jakarta.
Syafruddin Karama, Kekeringan dan Banjir, Bom Besar Bagi
Pertanian Indonesia, Harian Suara Pembaharuan, 16
September 2004, Jakarta
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 30
Lampiran 1
DAFTAR RESIKOUNIT KERJA :NAMA PIMPINAN :
NIP :KEGIATAN : Pembangunan Embung/Dam ParitTUJUAN :
Disetujui Tanggal,..Pimpinan Unit Kerja
(.)NIP.
Dibuat Tanggal,..Penyusun,
(.)NIP.
Diperiksa Tanggal,..Pemeriksa,
(...........................)
No. Resiko Penyebab Dampak
a. Anggaran tidak sesuaiperuntukannya dan ataupenggelembungan hargaEmbung
Calon petani dan lokasi tidaksesuai
Pemborosan anggaran
b. Bangunan Embung tidak
berfungsi dengan baik
Pembuatan desain dan
pelaksanaan konstruksi kurangtepat
Air irigasi tidak dapat
dimanfatkan sehinggaproduksi usahatani tidakmaksimal
c. Jenis dan volume pekerjaantidak sesuai dengan desain
a.Kurang teliti dalam menyusun
perencanaan dan RUKK.
b.Tim teknis tidak memeriksa
hasil pekerjaan lapangan
dengan baik.
Realisasi pekerjaan rendah
d. Masa pelaksanaan pekerjaanmelampaui batas yg
ditentukan
a.Kurang tersedianya peralatan
b.Tenaga kerja kurang dan tidak
terampil
c.Faktor iklim/bencana alam
(banjir, longsor)
Keterlambatanpemanfaatan bangunan
Embung , hal ini dapatmempengaruhi produksidan produktivitas usahatani
e Pertanggungjawaban Bansostidak tertib
a. Tim teknis/Korlap kurang
memahami bansos
b. Kelompok tidak melakukan
pencatatan dan pembukuan
secara baik dan benar
Terjadi kesalahanadministrasi
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
20/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 31
Lampiran 2
DAFTAR PENANGANAN RESIKO
UNIT KERJA :
NAMA PIMPINAN :NIP :KEGIATAN : Pembangunan Embung/Dam ParitTUJUAN :
No Resiko Penyebab DampakPenanganan
a. Anggaran tidak sesuaiperuntukannya danatau peng gelembunanharga
Calon petani danlokasi tidak sesuai
Pemborosananggaran
CP/CL dilaksanakandan dilaporkan sesuai dengankondisi lap.
b. Bangunan Embungberfungsi dengan baik
Pembuatan desaindan pelaksanaankonstruksi kurangtepat
Air irigasi tidakdapatdimanfatkansehinggaproduksiusahatani tidakmaksimal
Perencanaan/pembuatan desain sederhanaserta pengawasan pelaksanaan konstruksioleh Tim Teknis dilaksanakan dengan intensif
c. Jenis dan volumepekerjaan tidak sesuaidengan desain
a.Kurang teliti dalam
menyusun
perencanaan dan
RUKK.
b.Tim teknis tidak
memeriksa hasil
pekerjaan lapangan
dengan baik.
Realisasipekerjaanrendah
RUKK disusun berdasarkanmusyawarah kelompok dandidampingi oleh tim teknis/korlap
d. Masa pelaksanaanpekerjaan melampauibatas yg ditentukan
a.Kurang tersedianya
peralatan
b.Tenaga kerjakurang dan tidak
terampil
c.Faktor
iklim/bencana alam
(banjir, longsor)
KeterlambatanpemanfaatanEmbung/, hal
ini dapatmempengaruhiproduksi danproduktivitasusahatani
Pelaksanaan kegiatan agaberpedoman dengan jadwalpalang yg telah disusun
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 32
Disetujui Tanggal, .Pimpinan Unit Kerja,
(.)NIP.
Dibuat Tanggal, .Penyusun,
(.)NIP.
Diperiksa Tanggal,
Pemeriksa,
(...........................)
No Resiko Penyebab Dampak Penanganan
e. PertanggungjawabanBansos tidak tertib
a. Tim
teknis/Korlap
kurang
memahami
bansos
b. Kelompok tidak
melakukan
pencatatan dan
pembukuan
secara baik dan
benar
Terjadikesalahanadministrasi
Pedoman bansos harusdipahami oleh Tim Teknis/korlapdan pengurus kelompok tani
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
21/33
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
22/33
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
23/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 37
Lampiran 5
Form PSP 01
Dinas : ..
Kabupat en : ..
Provinsi : ..
Subs ek tor : ..
Program : ..
Bulan : ..
Keuangan Fisik Nama Desa/ Koordinat
(Rp) (Ha) (Rp) (%) Konstruksi (Ha) Tanam (Ha) Kelompok Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
A. Pengelolaan Air 1. Embung/DamParit
Catatan :
1. Laporan dikirim ke Dinas Propinsi terkait tembusan ke Ditjen PSP, paling lambat tanggal 5 setiap bulan
2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta Selatan
via Fax : 021-7816086 atau E-mail : [email protected]
3. Realisasi adalah realisasi kumulatif s/d bulan ini (bulan laporan)
4. Kolom (13) dapat diisi serapan tenaga kerja, dll
*) Coret yang tidak perlu
., . 2011
Kegiatan
Lokasi Kegiatan
Fisik
Penanggung jawab kegiatan Propinsi
LAPORAN REALISASI FISIK DAN K EUANGANKEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
T.A. 2011
Pagu DIPAKeterangan
Realisasi
KeuanganNo. Aspek
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 38
Lampiran 6
Form PSP 02
Dinas : ..
Propinsi : ..
Subsektor : ..
Program : ..
Bulan : ..
Keuangan Fisik
(Rp) (Ha) (Rp) (%) Konstruksi (Ha) Tanam (Ha)
1 2 3 4 5 9 10 11 12 13
1 Dinas Pengelolaan Air 1. JITUT
Kab/Kota 2. JIDES
3. TAM
4. dst
2
3 ..
Catatan :
1. Laporan dikirim ke Ditjen PSP, paling lambat tanggal 10 setiap bulan
2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D L antai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta Selatan
via Fax : 021-7816086 atau E-mail : [email protected]
3. Realisasi adalah realisasi kumulatif s/d bulan ini (bulan laporan)
4. Kolom (13) dapat dii si serapan tenaga kerja, dll
*) Diisi nama Dinas Kabupaten/Kota yang melaksanakan kegiatan PLA
**) Coret yang tidak perlu ., . 2011
KeteranganKeuangan Fisik
Penanggung jawab kegiatan Propinsi
Aspek
LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGANKEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
T.A. 2011
No. Dinas Kabupaten/Kota*) Kegiatan
Pagu DIPA Realisasi
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
24/33
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
25/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 41
Lampiran 9
Out Linedari Laporan Akhir ini adalah :
Kata Pengantar
Daftar Isi
I. Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Tujuan dan Sasaran
II. Pelaksanaan
A. LokasiB. Tahap PelaksanaanC. Hasil PelaksanaanD. Perkiraan Manfaat
III. Permasalahan dan Upaya Pemecahan
IV. Kesimpulan dan Saran
Lampiran
Dokumentasi setiap tahapan kegiatan
Tabel perkembangan kegiatan
Tabel daftar bangunan sejenis yang pernah
dibangun/dilaksanakan Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota.
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 42
Lampiran 10
PROFIL P3A/KELOMPOK TANIPELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN EMBUNG/DAM PARIT
TAHUN 2011
1. Lokasi1.1. Titik koordinat :1.2. Dusun :
1.3. Desa :1.4. Kecamatan :1.5. Kabupaten :1.6. Propinsi :
2. Pelaksana2.1.KT/P3A/Gapoktan :2.2.Tahun pembentukan :2.3.Legalitas P3A :2.4.Nama Ketua : (lihat KTP)2.5.Sekretaris : (lihat KTP)2.6.Bendahara : (lihat KTP)2.7.Jumlah anggota :2.8.Luas hamparan kelompok :2.9.Nomor rekening :
3. Luas areal pertanian di unit tersebut (TP/H/Bun/Nak) : Ha
4. Foto-foto (gambar) diambil dari sudut /titik yang sama- Foto gambar lokasi 0% (beberapa sudut pengambilan)- Foto gambar lokasi 50% (beberapa sudut pengambilan)- Foto gambar lokasi 100% (beberapa sudut pengambilan)
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
26/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 43
Lampiran 11
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 44
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
27/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 45
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 46
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
28/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 47
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 48
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
29/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 49
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 50
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
30/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 51
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 52
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
31/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 53
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 54
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
32/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 55
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 56
-
7/15/2019 64089471 2011 Ped Tek Konversi Air Melalui Pembangunan Embung Dan Parit
33/33
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung /Dam Parit 57