64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

67
64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN MODEL A. Metode Penelitian Metode Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tertentu (Sugiyono, 2008 : 297). Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan metode Research and development (R&D). kegiatan R&D ini berlangsung dalam bentuk siklus, dimulai dari tahap penelusuran awal, pengembangan produk, penguji- cobaan dan perbaikan. Menurut Borg and Gall, (2003 : 570) langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam Research and development (R&D) adalah sebagai berikut : 1. Research and information collecting (penelitian dan pengumpulan informasi), merupakan studi pendahuluan meliputi review, studi literature, observasi kelas, ketersediaan sarana dan prasarana belajar. 2. Planing (perencanaan) yaitu langkah untuk merencanakan yang akan dilakukan berkaitan dengan penetapan tujuan, menentukan urutan pembelajaran, uji kelayakan. 3. Develop preliminary form of product (mengembangkan bentuk model awal). Pada tahap ini dilakukan penyiapan materi ajar, sumber dan media yang digunakan, serta alat evaluasi yang akan digunakan. Dengan kata lain bahwa

Transcript of 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

Page 1: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

64

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

DAN HASIL PENGEMBANGAN MODEL

A. Metode Penelitian

Metode Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development

adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu,

dan menguji keefektifan produk tertentu (Sugiyono, 2008 : 297).

Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan metode

Research and development (R&D). kegiatan R&D ini berlangsung dalam bentuk

siklus, dimulai dari tahap penelusuran awal, pengembangan produk, penguji-

cobaan dan perbaikan.

Menurut Borg and Gall, (2003 : 570) langkah-langkah penelitian yang

dilakukan dalam Research and development (R&D) adalah sebagai berikut :

1. Research and information collecting (penelitian dan pengumpulan informasi),

merupakan studi pendahuluan meliputi review, studi literature, observasi

kelas, ketersediaan sarana dan prasarana belajar.

2. Planing (perencanaan) yaitu langkah untuk merencanakan yang akan

dilakukan berkaitan dengan penetapan tujuan, menentukan urutan

pembelajaran, uji kelayakan.

3. Develop preliminary form of product (mengembangkan bentuk model awal).

Pada tahap ini dilakukan penyiapan materi ajar, sumber dan media yang

digunakan, serta alat evaluasi yang akan digunakan. Dengan kata lain bahwa

Page 2: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

65

pada tahap ini merupakan mencari bnetuk model pembelajaran kooperatif tipe

Team Games tournament yang akan digunakan.

4. Preliminary field testing ( ujicoba model awal). Pada langkah ini merupakan

ujicoba dalam jumlah terbatas yang melibatkan sekolah dan subjek yang akan

diteliti.

5. Main product revision (revisi product), setelah uji coba terbatas dilakukan

pada langkah sebelumnya, langkah ini mencoba merevisi kekurangan-

kekurangan pada ujicoba awal yang diperoleh dari data observasi,

wawancara, angket dan hasil belajar siswa.

6. Main field testing (Uji coba Utama). Berdasarkan hasil revisi dan dilakukan

perbaikan-perbaikan pada langkah sebelumnya, langkah ini mengujicobakan

kepada sampel yang lebih luas dengan melibatkan beberapa sekolah subjek

dengan tujuan untukmengetahui keakuratan produk.

7. Operational product product revision (Revisi produk). Untuk menghasilkan

hasil yang maksimal, langkah ini merupakan tahap revisi untuk memperoleh

model yang ideal. Pada tahap ini peneliti berdiskusi dengan kolaborator

terutama berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif.

8. Operasional field testing (Uji coba). Draft akhir yang benar-benar siap untuk

disebarluaskan diperlukan masukan, saran, dan langkah-langkah ideal melalui

angket, observasi, wawancara.

9. Final product revision (revisi produk terakhir), beradasarkan ujicoba terbatas

dan ujicoba luas, untuk lebih meyakinkan bahwa model yang akan

dikembangkan benar-benar telah sempurna.

Page 3: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

66

10. Dissemmination and distribution (penyebaran dan distribusi). Langkah ini

merupakan langkah terakhir dari penelitian dan pengembangan.

Sepuluh langkah yang telah dilakukan oleh Borg and Gall

disederhanakan oleh Sukmadinata (2004 : 190) menjadi tiga langkah, yaitu : (1)

Studi Pendahuluan yang meliputi studi literature, studi lapangan, dan penyusunan

draf awal, (2) uji coba model dengan sampel terbatas dan ujicoba model dengan

sampel lebih luas, (3) Uji produk (validasi model) melalui eksperimen dan

sosialisasi produk.

Sedangkan Sugiyono ( 2008 : 298) membagi langkah-langkah penelitian

dan pengembangan ini dengan sepuluh angkah.

1. Potensi dan masalah

Penelitian dan pengembangan berangkat dari potensi yang ada dan bisa

dikembangkan sehingga menjadi nilai tambah (Sugiyono, 2008 : 298),

sedangakan masalah adalah terdapat kesenjangan atara harapan dengan

kenyataan. Potensi dan masalah dapat dijadikan sebagai dasar dalam

melakukan penelitian dan pengembangan.

Potensi dan Masalah

Pengumpulan data

Desain Produk

Validasi Desain

Revisi Desain

Ujicoba Produk

Revisi Produk

Ujicoba pemakaian

Revisi Produk

Produksi Massal

Page 4: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

67

2. Pengumpulan Data

Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara faktual, maka

selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan

sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat

mengatasi masalah tersebut. Pada langkah ini peneliti melihat sebagai bagian

dari studi pendahuluan, dengan tujuan untuk mengumpulkan dan megkaji

kondisi pembelajaran saat ini.

3. Desain Produk

Pada langkah ini menurut Sugiyono (2008 : 301) yaitu langkah

mempersiapkan desain atau langkah-langkah yang akan dilakukan berupa

penjelasan mengenai bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat

setiap komponen pada produk tersebut.

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan

produk akan lebih efektif tida dari yang sudah ada atau yang lama. Validasi

produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau

tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai desain tersebut. Pada

penelitian ini untuk menilai apakah rancangan sudah sesuai tidak, maka peran

pembimbing sangat dominan, terutama dalam memvalidasi instrument

penelitian.

5. Revisi Desain

Setelah desain divalidasi, kemudian direvisi untuk dilihat apakah masih

terdapat kekurangan-kekurangan dengan tujuan agar sasaran tepat.

Page 5: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

68

6. Ujicoba Produk

Setelah dilakukan validasi desain, produk yang telah dibuat, pada tahap ini

diujicobakan. Pada penelitian ini ujicoba produk dilakukan dengan

melakukan ujicoba terbatas pada sampel yang telah ditentukan.

7. Revisi Produk

Pada tahap ini dilakukan diskusi dengan para pakar untuk menilai apakah

produk yang telah diujicobakan sudah sempurna atau belum. Pada tahap

penelitian ini dilakukan dengan refleksi dan mengkaji kekurangan-

kekurangan pada ujicoba terbatas, kemudian dilakukan penyempurnaan.

8. Ujicoba pemakaian

Setelah dilakukan revisi pada tahap sebelumnya, kemudian dilakukan ujicoba

pemakaian. Pada tahap ini dilakukan ujicoba lebih luas untuk mengetahui

apakah produk yang telah dibuat sudah sesuai tidak dengan rencana

sebelummnya.

9. Revisi produk

Sebelum dilakukan produksi massal dilakukan juga revisi produk pada ujiba

pemakaian. Maksudnya adalah untuk mengetahui apabila dalam pemakaian

terdapat kekurangan dan kelemahan

10. Pembuatan produk massal

Pembuatan produk massal ini apabila produk yang telah diujicobakan

dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi massal

Penelitian pengembangan ini dilaksanakan di SDN Kecamatan Cimarga,

pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Penulis akan mencoba

mengembangkan pendekatan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games

Page 6: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

69

Tournamen, dalam upaya mengimplementasikan pendekatan tersebut, beberapa

langkah kegiatan yang akan ditempuh, mulai dari tahapan perencanaan, tahapan

pelaksanaan, tahapan observasi kegiatan, sampai dengan tahapan refleksi.

1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generaliasai yang terdiri atas : obyek/ subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2008 : 80 ).

Sedangkan menurut Sukardi (2003 : 53) menjelaskan bahwa yang dimaksud

populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa atau

benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi

target kesimpulan dari hasil akhis suatu penelitian.

Sedangkan menurut Nasution (2003 : 1) Populasi adalah keseluruhan

objek yang akan/ingin diteliti. Populasi ini sering juga disebut Universe. Anggota

populasi dapat berupa benda hidup maupun benda mati, dimana sifat-sifat yang

ada padanya dapat diukur atau diamati. Populasi yang tidak pernah diketahui

dengan pasti jumlahnya disebut"Populasi Infinit" atau tak terbatas, dan populasi

yang jumlahnya diketahui dengan pasti (populasi yang dapat diberi nomor

identifikasi), misalnya murid sekolah, jumlah karyawan tetap pabrik, dll disebut

"Populasi Finit".

Adapun populasi yang dijadikan objek penelitian ini adalah siswa kelas

V SDN di Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak Provinsi Banten dan sejumlah

responden yang diperlukan antara lain Kepala Sekolah, kolaborator dan dewan

guru.

Page 7: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

70

Sampel menurut Sugiyono (2008 : 81) mengatakan bahwa sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, bila

populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada

populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti

dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Sedangkan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini penulis berasumsi

dari pendapat Sukardi ( 2003 : 55), yang mengatakan bahwa sampel adalah

jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data.

Sama halnya menurut Nasution (2003 : 1) Sampel adalah bagian dari

populasi yang menjadi objek penelitian (sampel sendiri secara harfiah berarti

contoh). Hasil pengukuran atau karakteristik dari sampel disebut "statistik" yaitu

X untuk harga rata-rata hitung dan S atau SD untuk simpangan baku.

Alasan perlunya pengambilan sampel adalah sebagai berikut :

1. Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya.

2. Lebih cepat dan lebih mudah.

3. Memberi informasi yang lebih banyak dan dalam.

4. Dapat ditangani lebih teliti.

Untuk studi pendahuluan, penulis memilih teknik pengambilan sampel

dengan Sampel Berjatah (Quota Sampling). Pengambilan sampel hanya

berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar dan kriteria sampel

telah ditentukan lebih dahulu. (Nasution, 2003 : 5). Sampel yang dijadikan untuk

studi pendahuluan adalah dengan mengambil kuota sekolah, siswa, guru dan

kepala sekolah setiap gugus sekolah. Di Kecamatan Cimarga terdapat 7 Gugus

sekolah, setiap gugus terdapat 5-6 sekolah, maka setiap gugus dengan berasumsi

Page 8: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

71

pada teknik quota sampling diambil 2 sekolah, setiap sekolah diambil sampel 10

orang siswa dan 1 orang guru kelas V serta 1 orang kepala sekolah.

Dari asumsi tersebut maka diperoleh sampel data studi pendahuluan

adalah 14 orang guru kelas V, 140 orang siswa dan 14 orang kepala sekolah, maka

sesuai dengan pendapat dari Nasution (2003 : 1) bahwa pengambilan sampel

seperti ini sudah sangat mewakili dari semua populasi.

Sedangkan untuk uji coba terbatas dan uji coba luas, sampel penelitian

populasi dengan jumlah siswa dari 4 Sekolah Dasar. Sampel utama yang

dilakukan pada uji coba terbatas berjumlah 1 Sekolah Dasar, sedangkan untuk uji

coba lebih luas berjumlah 3 sekolah dasar dengan criteria pemilihan berdasarkan

nilai akreditasi dan pendapat masyarakat.

Pada tahap pertama peneliti akan mengujicobakan metode cooperative

learning pada SDN 2 Margajaya, tujuannya adalah untuk mengetahui keampuhan

metode kooperatif dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial, selajutnya untuk

mengembangkan produk, penulis memilih 3 Sekolah Dasar dengan kriteria Baik,

sedang dan Rendah. Dasar dari penliaian tersebut berdasarkan opini masyarakat

yang berada di wilayah kecamatan Cimarga, sehingga peneliti mendapatkan

gambaran yang jelas, sekolah dasar manakah yang masuk dalam kriteria di atas.

2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis

menggunakan beberapa teknik mengumpulkan data seperti :

a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dimana penyelidik

mengadakan pengamatan secara langsung dengan menggunakan alat obserbasi

Page 9: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

72

terhadap gejala-gejala subyek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan di

dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan di dalam situasi buatan yang khusus

diadakan. Hadi dalam Sugiyono ( 2008 : 145 ) mengungkapkan :

Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena - fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung misalnya melalui questionnaire dan test. Dalam bab ini yang kita artikan dengan observasi dalam arti sempit.

Kemudian Nana Sujana ( 1991 : 84 ) mengungkapkan observasi adalah

alat penilaian yang banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu

ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi

yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.

Dengan memperhatikan definisi tersebut, penulis menggunakan teknik

observasi dengan cara melakukan kegiatan pengamatan proses pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial dengan menggunakan metode cooperative learning dengan

teknik Team Games tournament (TGT). Hasil pengamatan tersebut dicatat oleh

penulis secara sistematis.

b. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan salah satu teknik pengumpulan

data (informasi) yang dilakukan penelitian obyek yang sedang diteliti. Hadi dalam

Sugiyono (2008 : 137 ) mengungkapkan :

Wawancara atau interview dapat digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil.

Page 10: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

73

Dengan memperhatikan definisi tersebut di atas, penulis memilih

wawancara sebagai salah satu teknik dalam pengumpulan data ini, hal ini

digunakan untuk mengetahui kondisi proses pembelajaran yang biasa digunakan

oleh guru, oleh karena itu penulis akan menggunakan teknik ini kepada sejumlah

siswa, guru dan kepala sekolah, demi melengkapi informasi/data yang diperlukan.

c. Studi dokumentasi

Sebagai perlengkapan seorang penyelidik dalam lapangan ilmu

pengetahuan tidak sempurna bila tidak didukung atau dilindungi oleh

kepustakaan, karena dalam pustaka itulah ditemukan landasan - landasan teoritis

untuk berfikir. Oleh sebab itu, untuk memperoleh beberapa teori yang mendasari

beberapa penelitian ini diperlukan adanya buku - buku, majalah, artikel dan lain

sebagainya yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti. Untuk mengungkap

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, penulis mencoba mengkaji Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Silabus yang biasa digunakan oleh guru, hal ini

dilakukan sebagai bahan untuk membuat Silabus dan RPP dengan metode Team

games Tournamnet (TGT)

d. Angket

Yang dimaksud angket menurut Sugiyono (2008 : 142) adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Teknik ini digunakan

mengingat banyaknya responden yang akan dijadikan obyek penelitian, sehingga

tidak mungkin ditanya orang - perorang secara langsung. Dari angket ini

diharapkan pengumpulan data yang pokok akan terlaksana dengan efisien.

Page 11: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

74

e. Dokumentasi atau Foto

Foto digunakan dalam penelitian ini agar dapat merekam peristiwa-

peristiwa penting atau untuk merekam aspek kegiatan di kelas yang meliputi

seluruh aktivitas siswa dengan tujuan untuk memperjelas atau memperkuat data

dari hasil observasi dan dapat juga membantu data-data lainnya yang sangat

penting.

f. Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk melihat dampak dari pembelajaran yang

telah dilakukan, di mana kuesioner adalah merupakan tanggapan dari seluruh

siswa terhadap model pembelajaran yang digunakan , manfaat atau dapat

dirasakan oleh siswa dalam rangka meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

3. Langkah-langkah penelitian

Secara skematik langkah-langkah penelitian yang dilakukan berdasarkan

gambar berikut ini seperti yang dikembangkan oleh Sukmadinata (2004 : 207).

Gambar I

Langkah-Langkah Penelitian

Dari skema yang dikembangkan pada gambar di atas, untuk studi

pendahuluan merupakan studi awal untuk mengetahui bagaimana proses

Studi Pendahuluan Pengembangan Pengujian

Studi Pustaka

Survai Lapangan

Penyusunan draft

Uji Coba Terbatas

Uji coba lebih luas

Pre Test

Perlakuan

Post Test

Page 12: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

75

pembelajaran IPS yang dikembangkan pada saat ini, hal ini dilakukan sebagai

dasar penyusunan draf awal model pembelajaraj Kooperatif dengan teknik Teams

Games Torunament (TGT). Studi pendahuluan juga menjadi asumsi dasar untuk

mengembangkan model, sebab pada studi pendahuluan akan terlihat bagaimana

proses pembelajaran yang pada saat itu dikembangkan.

Pada tahap pengembangan, dilakukan beberapa langkah yaitu ujicoba

terbatas dan ujicoba luas. Pada ujicoba terbatas bertujuan membuat model draft

dan sekalligus merevisi hasil ujicoba untuk menghasilkan draft final setelah

melalui proses revisi dengan melalui siklus pembelajaran.

Pada coba terbatas, peneliti melakukan penelitian di SDN 2 Margajaya

dan melakukan ujicoba model luas disekolah-sekolah lain yaitu SDN 1

Margajaya, SDN 1 Cimarga dan SDN 2 Cimarga.

4. Pengembangan instrumen

Agar proses penelitian dapat berjalan dengan baik dan terarah sesuai

dengan tujuan yang diinginkan, maka disusun panduan penelitian berupa

instrument penelitian. Penyusunan instrument pun berdasarkan kisi-kisi yang

dibuat, kemudian dirumuskan berupa butir-butir pertanyaan yang akan dijawab

oleh responden. Pengembangan isntrumen ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada saat ini.

Page 13: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

76

Tabel. 3.1

Kisi-Kisi Isntrumen Penelitian

No Aspek Yang

Diteliti Sub Aspek

Sumber Data

Teknik Pengumpulan

Data

1 Guru

a. Identitas Diri : 1) Sekolah 2) Jenis kelamin 3) Pendidikan terakhir 4) Pengalaman Pelatihan 5) Pengalaman Mengajar

b. Aktualisasi Diri :

1) Tugas Guru Mengajar 2) Fungsi Guru Mengajar 3) Harapan Guru terhadap

siswa 4) Minat Guru Mengajar

c. Persepsi Guru tentang

Pembelajaran IPS 1) Persepsi Guru terhadap

tujuan pembelajaran IPS

2) Persepsi Guru terhadap manfaat Pembelajaran IPS bagi siswa

3) Persepsi Guru terhadap model pembelajaran IPS

4) Persepsi Guru terhadap kemampuan siswa

5) Persepsi Guru terhadap kebutuhan belajar

d. Pengetahuan dan

kemampuan guru dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa 1) Pengetahuan Guru

tentang model pembelajaran

Guru

Angket

Page 14: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

77

2) Implementasi dalam pembelajaran IPS di kelas meliputi :

a) Metode pembelajaran

b) Sarana dan prasarana belajar

c) Evaluasi pembelajaran

2 Siswa

a. Rata-rata kemampuan umum intelektual siswa menurut guru.

b. Minat dan motivasi belajar pada pelajaran menurut guru.

c. Penguasaan materi dan prestasi belajar

d. Persepsi siswa tentang tujuan pelajaran pelajaran IPS

e. Persepsi siswa tentang manfaat belajar IPS

f. Minat siswa terhadap mata pelajaran IPS

g. Persepsi siswa terhadap pembelajaran IPS

h. Persepsi siswa terhadap penampilan mengajar guru

i. Model pembelajaran yang disukai siswa

Guru Siswa

Angket

3 Pembelajaran IPS

a. Persiapan mengajar b. Pelaksanaan

pembelajaran c. Evaluasi hasil belajar

Guru

Angket

4 Fasilitas/ Prasarana dan lingkungan Pembelajaran IPS

a. Ruang kelas dan fasilitas

belajar b. Suasana kelas c. Buku sumber d. Media/alat bantu

mengajar e. Perpustakaan

Guru dan siswa

Angket

Page 15: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

78

5. Analisis Data

Data yang telah terkumpul berdasarkan pada tujuan yang telah

ditetapkan, kemudian dilakukan analisis dan diinterpretasi. Data yang telah

diperoleh dikelompokan menjadi dua yaitu : data kuantitatif dan data kualitatif.

Data yang bersifat kualitatif diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan studi

dokumentasi. Data hasil penilaian terhadap hasil belajar siswa pada uji coba

terbatas dan ujo coba lebih luas akan dianalisis secara statistic menggunakan uji-t

dengan menggunakan program SPSS versi 16 dan atau versi terbaru. Uji-t yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Paired Sampel Test (Priyatno, 2009 : 78)

yang digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata antara dua sampel yang

berpasangan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai tes

antara sebelum dan sesudah dilakukan proses pembelajaran kooperatif dengan

teknik team games tournament yang pengujiannya menggunakan taraf signifikansi

0,05 atau tingkat kepercayaan (confidence interval) sebesar 95% (Priyatno,

2009:78).

Analisis data dilakukan dari awal penelitian sampai dengan akhir

penelitian secara terus menerus yang mencakup kegiatan analisis, refleksi dan

tindakan. Akhirnya berdasarkan pengolahan dan analisis data dilakukan penarikan

kesimpulan dengan cara menjawab pertanyaan penelitian dan mensintesiskan

jawaban-jawaban tersebut dalam sebuah kesimpulan penelitian secara

menyeluruh.

Page 16: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

79

B. HASIL PENGEMBANGAN MODEL

1. Deskripsi Hasil Studi Pendahuluan

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di 14 sekolah dasar

yang berada di kecamatan cimarga, terdapat beberapa informasi yang diperoleh

berkaitan dengan penelitian yang akan dikembangkan. Informasi ini berupa

kondisi sekolah yang menyangkut sarana dan prasarananya, keadaan siswa dan

kondisi pembelajaran. Informasi yang berkaitan dengan kondisi sekolah dijadikan

dasar oleh peneliti untuk pengembangan model pembelajaran yaitu model

pembelajaran kooperatif dengan teknik Team Games Tournament (TGT) yang

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah dasar. Pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan angket, observasi, studi dokumenter serta wawancara.

Jumlah populasi sekolah dasar yang berada di kecamatan cimarga ada 38,

jumlah yang dijadikan sampel oleh peneliti adalah 14 sekolah yang mewakili 7

gugus dengan tujuan memperoleh data real proses pembelajaran Ilmu

Pengetahuan sosial yang dilakukan oleh guru selama ini. Angket diberikan kepada

guru yang menjadi objek untuk mendapatkan data-data tentang kondisi guru, tugas

serta perannya, pandangan terhadap mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial,

pandangan guru terhadap hasil belajar siswa, implementasi pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS), perencanaan pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi,

data tentang sarana dan prasarana pembelajaran, media belajar serta sarana lain

yang menunjang terhadap proses pembelajaran.

Page 17: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

80

Angket juga diberikan kepada siswa sebelum proses pengembangan

model dilakukan, hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dan data tentang

pandangan siswa terhadap sekolah, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial,

pembelajaran yang diinginkan serta cara pembelajaran yang selama ini dilakukan

oleh guru, data ini juga dilakukan untuk mengkroscek informasi yang

disampaikan oleh guru melalui angket dan data sebenarnya yang diterima siswa.

Studi pendahuluan dilakukan di 14 sekolah dasar negeri yang berada di

kecamatan cimarga dengan jumlah responden 14 guru kelas 5 dan 14 orang siswa

yang diambil 10 siswa dari setiap sekolah.

a) Keadaan guru kelas 5

Guru sebagai ujung tombak proses pembelajaran memegang peran

strategis dalam proses pembelajaran, guru sebagai agen pembelajar harus

ditunjang oleh pengetahuan yang memadai, oleh karena itu, latarbelakang

pendidikan, pengalaman akan sangat mempengaruhi terhadap kinerja dan prestasi

siswa. Berkaitan dengan dengan hasil studi pendahuluan yang dilakukan terhadap

guru kelas 5, diperoleh data dan informasi sebagai berikut :

Table 3.2

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN PENGALAMAN

MENGAJAR GURU

No Aspek Jawaban Guru f

1 2

Pendidikan Terakhir Pengalaman Mengajar

a. SPG b. DII c. SI

a. Kurang dari 5 tahun b. 6-10 tahun c. Lebih dari 11 tahun

1 6 7 2 6 6

Page 18: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

81

Berdasarkan tebel 4.1, diperoleh data bahwa pendidikan guru yang

mengajar di kelas 5 yang berpendidikan SPG sebanyak 7,1 %, pendidikan D II

PGSD sebanyak 42 % dan pendidikan SI sebanyak 50% hal ini menandakan

bahwa guru-guru yang mengajar di kelas 5 di sekolah dasar yang memliki

kualifikasi yang dipersyaratkan telah memenuhi standar, dan guru yang telah

memiliki standar S1 mencapai 50%.

Dari pengalaman mengajar, 2 orang guru atau sebesar 14%

berpengalaman kurang dari 5 tahun, 42% atau 6 orang berpengalaman 6 sampai

10 tahun dan berpengalaman lebih dari 11 tahun.

Namun pelatihan, penataran dan diklat yang pernah diikuti oleh guru

kelas 5 masih belum merata, dan bahkan tidak ada satu orang gurupun yang

pernah mengiktui model-model pembelajaran IPS di SD, untuk pelatihan

kurikulum hampir 85 % guru pernah mengikutinya.

Table 3.3

PANDANGAN GURU TERHADAP TUGAS , FUNGSI, HARAPAN DAN

MINATNYA DALAM MENGAJAR

3

Pelatihan yang pernah diikuti

a. Kurikulum b. Pembelajaran c. Pembelajaran IPS d. Model-Model Pembelajaran

12 2

No Aspek Jawaban Guru f

1 2

1. Bagaimana pandangan bapak/ibu terhadap tugas mengajar di sekolah ini ?

a. Sebagai pekerjaan rutin. b. Sebagai suatu kewajiban yang harus

dijalankan karena digaji. c. Sebagai tantangan untuk

mengembangkan profesi. d. Sebagai beban.

4 2 8

Page 19: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

82

Berdasarkan analisa data dari tabel 4.2, tergambar bahwa pandangan guru

terhadap tugas, minat, fungsi dan harapanya dalam mengajar kecenderunganya

bahwa mengajar merupakan tantangan untuk mengembangkan profesi hal ini

terlihat dari jawaban guru sebanyak 8 orang yang menjawabnya atau sekitar 57%,

peneliti menganggap bahwa ini adalah jawaban idealis guru, sedangkan yang

menganggap mengajar merupakan pekerjaan rutin hanya 4 orang atau sekitar 27%

3 2. Apa yang menjadi tujuan

bapak/ibu mengajar di Sekolah ?

3. Apa yang diharapkan dari

siswa yang bapak/ibu ajar ? 4. Apakah mengajar IPS sesuai

dengan minat bapak/ibu ?

e. Lainnya………………

a. menyajikan seluruh materi yang harus diselesaikan.

b. Menstransfer ilmu pengetahuan tentang IPS kepada siswa.

c. mengubah perilaku siswa ke arah yang lebih baik.

d. Membentuk kepribadian siswa menjadi lebih baik.

a. Mampu menerima pengetahuan yang diberikan guru.

b. Menjadi anak yang pintar. c. Menjadi anak mandiri dan supel. d. Menjadi anak yang berkepribadian

dan berakhlak mulia. e. ………………………..

a. Sangat sesuai dengan minat karena

mata pelajaran IPS berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan bagi saya sebagai ibadah.

b. Sesuai dengan minat saya sama seperti mengajar mata pelajaran lain.

c. Kurang sesuai dengan minat karena banyak materi yang harus dihafal.

d. Kurang berminat karena menuntut penggunaan metode mengajar yang merepotkan.

e. Tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan

2 6 6 1 1 12 3 3 7 1

Page 20: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

83

dan yang menjawab tugas mengajar merupakan sebuah kewajiban karena sudah

digaji sebanyak 2 orang atau sekitar 14%.

Dilihat dari tujuan guru dalam mengajar, responden menjawab variatif, 2

orang guru atau sekitar 14% responden menjawab bahwa tujuan mengajar IPS

adalah mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, 6 orang atau sekitar 42,8%,

responden menjawab bahwa tujuan mengajar adalah mengubah perilaku siswa

kea rah yang lebih baik dan 6 responden atau sekitar 42,8% menjawab bahwa

tujuan mengajar adalah membentuk kepribadian siswa kearah yang lebih baik.

Dengan kata lain bahwa hampir sebagain besar responden sepakat bahwa

mengajar adalah merupakan sebuah pekerjaan mulia yang bertujuan untuk

membentuk kepribadian siswa kearah yang lebih baik melalui proses

pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Harapan dari siswa melalui proses pembelajaran, sebagian besar

responden menjawab bahwa mereka sepakat ingin menjadikan anak/ siswa yang

berkepribadian dan berakhlak mulia. Hal ini tergambar dari pilihan responden

sebanyak 12 orang atau sekitar 85.7%, menjadi anak yang mandiri dan supel

sebanyak 1 orang atau sekitar 7,1% dan mampu menjadi anak yang pintar

sebanyak 1 orang atau sekitar 7,1%.

Sedangkan minat guru dalam mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),

responden menjawab bervariasi, 3 0rang responden atau sekitar 21,4% menjawab

bahwa sangat sesuai dengan minat karena mata pelajaran IPS berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari dan baginya sebagai ibadah, 3 orang responden atau sekitar

21,4% menjawab bahwa mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial sudah sesuai dengan

minatnya sama seperti mengajar mata pelajaran lain, 7 orang responden atau

Page 21: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

84

sekitar 50 % menjawab bahwa mengajar IPS sangat tidak berminat, karena harus

banyak menghapal materi, 1 orang responden menjawab bahwa mengajar Ilmu

Pengetahuan Sosial menuntuk penggunaan metode mengajar yang merepotkan.

Studi dokumentasi terhadap latar belakang pendidikan guru kelas V, 1

orang guru berlatar belakang Pendidikan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) , 7

orang guru berlatar belakang Diploma dan Sarjana pendidikan Guru Sekolah

Dasar (PGSD), 3 orang guru berlatar belakang Pendidikan Kewarganegaraan, 1

orang Guru berlatar belakang Pendidikan Agama Islam, 1 orang guru berlatar

belakang Pendidikan Olahraga dan 2 orang guru berlatar belakang pendidikan

Bahasa Inggris.

Tabel 3.4

Pandangan Guru Terhadap Pembelajaran IPS

No Aspek Jawaban Guru F

1 2 3

5. Bagaimana pandangan bapak/ibu tentang kedudukan mata pelajaran IPS?

6. Menurut bapak/ibu sasaran

pengajaran IPS dikelas V SD adalah :

7. Menurut bapak/ibu model

pembelajaran yang cocok untuk mengajar IPS adalah?

a. Sangat penting karena sebagai bekal dalam kehidupan sehari-hari siswa.

b. Penting sama halnya dengan mata pelajaran lain.

c. Kurang penting karena masa depan siswa lebih ditentukan oleh ilmu eksakta.

d. ……………………………… a. Membekali sebanyak-banyaknya

pengetahuan. b. Melatih siswa banyak menghafal. c. Membina siswa jadi warga

masyarakat yang baik. d. Melatih siswa cakap dalam

berinteraksi sosial dengan sesamanya.

e. …………………………………

a. Tidak perlu ada model khusus. b. Model yang cocok, diantaranya

12 2 8 6 2 10

Page 22: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

85

Berdasarkan tabel 4.3, pandangan responden tentang kedudukan mata

pelajaran IPS hampir sebagian besar sepakat bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial

sangat penting untuk kehidupan sehari-hari, pada pertanyaan ini responden

menjawab sebanyak 12 orang atau sekitar 85,7%, sedangkan responden yang

menganggap pembelajaran IPS sama pentingnya dengan mata pelajaran lain

adalah sebanyak 2 orang atau sekitar 4%.

Sasaran pengajaran IPS dikelas V SD sebagian besar responden

menjawab bahwa IPS bertujuan melatih siswa cakap dalam berinteraksi sosial

dengan sesamanya. Pada pertanyaan ini 8 orang atau sekitar 57%, sisanya

8. Menurut bapak/ibu, apa yang

dibutuhkan siswa mempelajari IPS?

9. Saat proses pembelajaran IPS,

kondisi belajar siswa bagaimana yang dibutuhkan siswa :

kontekstual, kooperatif, terpadu, dan lain-lain.

c. Model apapun bisa diterapkan karena IPS sama saja dengan mata pelajaran lain.

d. …………………………………

a. Ilmu pengetahuan tentang IPS untuk kehidupan sehari.

b. Ilmu pengetahuan tentang lingkungan.

c. Ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai satu kesatuan yang tidak. terpisahkan.

d. Lebih penting kepada penanaman nilai-nilai pada diri siswa.

e. …………………………………..

a. Tidak membutuhkan pengkondisian apa-apa.

b. Situasi tenang dan pengelolaan yang baik.

c. Membutuhkan banyak variasi media belajar.

d. Situasi belajar yang santai dan menyenangkan.

e. Situasi belajar yang serius. f. …………………………………...

2 1

12 1 1

12 1

Page 23: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

86

responden menjawab bahwa sasaran pengajaran IPS adalah membina siswa jadi

warga masyarakat yang baik, pada pilihan ini jumlah responden yang menjawab

adalah 6 orang atau sekitar 42,8%.

Tabel 3.5 Kemampuan Siswa Menurut Pandangan Guru

No Aspek Jawaban Guru F

1 2 3

10. Berdasarkan pengamatan bapak/ibu selama mengajar, bagaimana keadaan kemampuan intelektual siswa di kelas ?

11. Secara umum, bagaimana

minat para siswa kelas V yang bapak/ibu ajar terhadap mata pelajaran IPS?

12. Bagaimana motivasi siswa kelas V mengikuti kegiatan pembelajaran IPS dibanding dengan mata pelajaran lain ?

13. Dalam melakukan penilaian,

apakah bapak/ ibu melakukan tes awal ?

14. Bagaimana Bapak/ Ibu

melaksanakan evaluasi pembelajaran ?

15. Berdasarkan penilaian Bapak/Ibu. Apakah rata-rata hasil belajar siswa sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal ?

16. Berdasarkan penilaian

bapak/ibu, secara umum

a. Sangat pandai………%. b. Pandai……………...%. c. Cukup pandai………%. d. Kurang pandai……….%. e. Kurang sekali………..%.

a. Sangat tinggi. b. Tinggi. c. Cukup. d. Kurang. e. Kurang sekali.

a. Jauh lebih tinggi. b. Lebih tinggi. c. Sama saja. d. Lebih rendah. e. Sangat rendah.

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

a. Setelah selesai mengajarkan satu

kompetensi dasar b. Setelah selesai proses pembelajaran c. Setelah selesai mengajarkan

beberapa kompetensi dasar d. Pada akhir semester

a. Sudah b. Belum

a. Di atas 90 %.

2 10 1 2 9 3 7 7 1 3 10

11 2 1

13 1

Page 24: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

87

Tabel 4.4 menggambarkan bahwa kemampuan siswa menurut pandangan

guru, angket yang telah disebar menghasilkan jawaban responden dengan

komposisi 2 responden atau sekitar 14% menjawab bahwa siswa disekolahnya

termasuk kategori pandai, 10 responden atau 71% menajawab bahwa siswanya

termasuk kategori cukup pandai dan 1 orang responden atau sekitar 7% menjawab

bahwa siswanya termasuk kategori kurang pandai. Setelah ditelusuri dari

dokumen bahwa responden yang menjawab bahwa siswanya kurang pandai

ternyata latar belakang pendidika guru adalah guru olahraga, dengan kata lain

bahwa latar belakang pendidikan akan sangat berpengaruh besar terhadap hasil

dari proses pembelajaran.

Tabel. 3.6

PANDANGAN GURU TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN IPS

berapa persen tingkat penguasaan materi pelajaran IPS pada kelas yang bapak/ibu ajar ?

17. Berapa nilai rata-rata ulangan

IPS dikelas yang bapak/ibu ajar dalam tiga kali ulangan terakhir ?

b. 71-90 %. c. 51-70 %. d. 31-50 %. e. Di bawah 31 %.

a. Ulangan ke 1 rata-rata 6.5 b. Ulangan ke 2 rata-rata 7 c. Ulangan ke 3 rata-rata 8

1 4 9

12 2

No Aspek Jawaban Guru F

1 2 3

18. Selama ini ketersediaan persiapan mengajar (bapak/ibu bisa memilih lebih dari satu pilihan jawaban yang tersedia) :

a. Tersedia persiapan dalam bentuk program tahunan / semester / setiap program pembelajaran.

b. Tersedia persiapan dalam bentuk satuan pelajaran.

c. Tersedia persiapan dalam bentuk rencana pelajaran harian.

d. Tersedia rencana evaluasi hasil pembelajaran.

e. Belum tersedia.

8 6

Page 25: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

88

19. Metode pembelajaran yang

selama ini bisa digunakan dalam mengajarkan IPS (bisa memilih lebih dari satu) adalah :

20. Apakah Bapak/ Ibu

menggunakan model pembelajaran kooperatif ?

21. Model pembelajaran kooperatif jenis apa yang pernah bapak/ ibu lakukan ?

22. Alasan bapak/ ibu

menggunakan model pembelajaran kooperatif ?

23. Dalam pemberian tugas

kepada siswa, jenis tugas apa yang diberikan ?

24. Bentuk evaluasi hasil belajar

yang bapak/ibu gunakan (boleh memilih lebih satu) :

f. ………………………

a. Ceramah dan tanya jawab. b. Diskusi kelas. c. Diskusi kelompok. d. Kerja kelompok. e. Bermain peran. f. Simulasi. g. ………………….

a. Sudah b. Pernah c. Jarang d. Tidak pernah (lanjutkan ke nomor

22) e. Kadang-kadang

a. Jigsaw b. Student Team Achivement Division c. Team Games Tournamnet d. Number Head Together e. Group Investigation f. Lainnya ( tidak menjawab)

a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar

b. Motivasi belajar siswa tinggi c. Senang karena bayak menguasai

model kooperatif d. Hasil belajar siswa menjadi tinggi

a. Menjawab soal-soal b. Merangkum buku/bab. c. Membuat skenario simulasi. d. Membuat skenario permainan

peran. e. ………………….. a. Tes tertulis bentuk uraian. b. Tes tertulis bentuk objektif. c. Tes lisan. d. Pengamatan selama kegiatan

pembelajaran. e. ……………………

2 10 1 1 4 2 5 3 1 2 3 8 2 13

14 1 13

Page 26: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

89

Pandangan guru terhadap proses pembelajaran tergambar dari tabel 4.5,

tabel ini menggambarkan pandangan responden terhadap proses pembelajaran,

ketersediaan perangkat pembelajaran responden menjawab Tersedia persiapan

dalam bentuk program tahunan / semester / setiap program pembelajaran

sebanyak 8 responden atau sekitar 57%, dan responden yang hanya tersedia dalam

bentuk satuan pelajaran saja sebanyak 6 responden atau sekitar 42,8%.

Sedangkan pandangan responden terhadap pembelajaran secara garis

besar sudah menggunakan pembelajaran kooperatif, namun tipe pembelajaran

kooperatif sangat berbeda-beda serta pandangan responden terhadap alasan

menggunakan pembelajaran kooperatifpun beragam.

TABEL 3.7

SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN IPS

No Aspek Jawaban Guru F

25. Besar ruangan kelas : 26. Kondisi ruang kelas : 27. Ketersediaan buku sumber

pelajaran IPS milik sekolah : 28. Pemilikan buku sumber IPS

oleh siswa :

a. Luas ruangan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan jumlah siswa.

b. Luas ruangan lebih besar dari kebutuhan berdasarkan jumlah siswa.

c. Luas ruangan lebih kecil dari kebutuhan berdasarkan jumlah siswa.

a. Ruang kelas bersih dan udara sehat. b. Ruang kelas bersih tapi cahaya

kurang cukup. c. Ruang kelas kurang bersih tapi

cahaya dan udara sehat. d. Ruang kelas kurang bersih, udara dan

cahaya kurang sehat.

a. Tersedia lebih dari satu jenis buku dengan jumlah cukup untuk setiap siswa.

b. Tersedia satu jenis buku cukup untuk setiap siswa.

c. Tersedia satu jenis buku cukup untuk sebagian besar siswa.

5 9

12 2 4

10

Page 27: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

90

Tabel 4.6 menggambarkan pandangan guru terhadap sarana dan

prasarana yang dimiliki sekolah, mayoritas responden menyatakan bahwa sarana

dan prasarana untuk pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kurang lengkap, hal

ini dapat terlihat dari pandangan guru terhadap media belajar IPS, 85% guru

mengatakan bahwa media pembelajaran IPS tidak lengkap.

29. Media / alat bantu

pembelajaran IPS yang tersedia dikelas :

30. Ketersediaan perpustakaan

sekolah (buku bacaan dan buku sumber) :

d. Tersedia satu jenis buku cukup untuk sebagian kecil siswa.

e. Tidak ada buku khusus IPS .

a. Tiap siswa memiliki lebih dari satu jenis buku IPS .

b. Tiap siswa memiliki satu jenis buku IPS .

c. Sebagian besar siswa minimal memiliki satu buku IPS .

d. Sebagian kecil siswa memiliki buku IPS .

e. Tidak ada siswa yang memiliki buku IPS .

a. Media pembelajaran IPS sangat

lengkap. b. Media pembelajaran IPS lengkap. c. Media pembelajaran IPS kurang

lengkap. d. Media pembelajaran IPS tidak

lengkap. e. Tidak ada media pembelajaran IPS .

a. Tersedia buku bacaan dan buku sumber yang lengkap.

b. Tersedia buku bacaan dan buku sumber walaupun kurang lengkap.

c. Tersedia buku sumber yang lengkap.

d. Tersedia buku sumber kurang lengkap dan belum ada perpustakaan sekolah.

7 7

12 2 4

10

Page 28: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

91

b) Keadaan Siswa Kelas 5

Siswa sebagai komponen utama dalam proses pembelajaran memegang

peranan penting, sebab siswa merupakan pelaku utama dalam kegiatan

pembelajaran, keberhasilan siswa menggambarkan bahwa proses pembelajaran

telah berjalan dengan baik. Pandangan siswa terhadap sekolah dan terhadap proses

pembelajaran IPS tergambar dari tabel di bawah ini. Siswa yang dijadikan sampel

dalam uji pendahuluan ini adalah 140 orang siswa yang berasal dari 14 sekolah

dari 7 gugus.

Tabel 3.8

Pandangan Siswa Terhadap Sekolah

No Aspek Jawaban Guru f

1 2

Apa yang menjadi tujuan kamu bersekolah Menurut kamu, pergi ke sekolah tiap hari merupakan suatu yang :

a. Sebagai kewajiban karena perintah orang tua.

b. Supaya pandai dan bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

c. Supaya menjadi orang yang berilmu.

d. Mendapat banyak teman. a. Sangat menyenangkan

karena dapat ilmu dan juga teman.

b. Cukup menyenangkan karena bertemu banyak teman.

c. Tidak menyenangkan karena badan terasa capek.

d. Tidak menyenangkan karena terlalu banyak pelajaran.

e. Biasa saja yang penting dijalani.

9

84

47

112

4

2

23

Page 29: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

92

Tabel 4.7 menggambarkan pandangan siswa terhadap tujuan siswa

bersekolah, pada tabel ini terlihat bahwa siswa memiliki tujuan yang beragam

ketika mereka bersekolah, 9 orang atau sekitar 6,4% mengatakan bahwa

bersekolah itu merupakan perintah orang tua, 84 orang atau sekitar 60% bertujuan

supaya pandai dan bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,

33,5% atau 47 orang supaya menjadi orang yang berilmu.

Sedangkan minat siswa ke sekolah cenderung seragam jawaban siswa hal

ini terlihat dari pilihan jawaban, 112 orang (80%) mengatakan bahwa bersekolah

sangat menyenangkan karena dapat ilmu dan juga teman, 4 orang (2,8%)

mengatakan cukup menyenangkan karena bertemu banyak teman. 2 orang (1,4%)

mengatakan bahwa sekolah itu tidak menyenangkan karena badan terasa capek, 23

orang (16%) Biasa saja yang penting dijalani.

Kecenderungan jawaban siswa dari pilihan 1 dan pilihan 2 cenderung

menunjukan keinginan kuat untuk belajar, sehingga kondisi ini memerlukan

sebuah proses pembelajaran yang baik agar tujuan yang diharapkan dari materi

pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat tersampaikan.

Page 30: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

93

Tabel 3.9

Pandangan Siswa Terhadap Pembelajaran IPS

No Aspek Jawaban Guru f

1 2 3

Apakah kamu menyukai mata pelajaran IPS Menurut kamu, apa manfaat dari belajar IPS Menurut kamu, cara belajar IPS dikelas saat ini

a. Tidak, karena materinya sangat banyak.

b. Kurang menyukai karena penyampaiannya kurang menarik.

c. Sedikit menyukai, walaupun agak menjemukan.

d. Menyukai karena materinya menarik.

e. Menyukai karena materinya bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.

f. Sangat menyukai karena cara belajarnya menyenangkan.

a. Memiliki pengetahuan yang banyak.

b. Banyak cerita-cerita yang menarik.

c. Jadi akrab dengan teman dan guru karena belajarnya santai.

d. Sebagai bekal dalam kehidupan sehari-hari.

a. Kurang menyenangkan karena saya hanya mendengarkan guru menerangkan.

b. Cukup menyenangkan karena bisa main-main dengan teman.

c. Cukup menyenangkan karena gurunya baik.

d. Menyenangkan karena dengan diskusi atau mengerjakan tugas kelompok.

2

6

7

18

65

37

103

9

10

17

11

4

17

117

Page 31: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

94

4 5 6 7 8 9

Cara pembelajaran IPS yang paling kamu sukai adalah Apabila disuruh memilih, maka cara belajar yang kamu inginkan adalah Tujuan mata pelajaran IPS yang kamu harapkan Dalam melakukan penilaian, Bapak/ Ibu guru kamu melakukannya Menurut kamu, bagaimana nilai hasil ulangan IPS Dalam melakukan penilaian,

a. Mendengarkan penjelasan guru.

b. Diskusi dengan guru. c. diskusi dalam kelompok. d. Mengerjakan LKS. e. Permainan f. Mengunjungi tempat diluar

sekolah.

a. Seperti yang sudah dilakukan oleh guru sekarang.

b. Pembelajaran dengan cara berdiskusi.

c. Belajar dengan mendengarkan ceramah guru.

d. Belajar dengan kerja kelompok dan diskusi.

e. Guru menggunakan cara mengajar yang bervariasi

a. Lebih mengutamakan

menambahkan pengetahuan b. Lebih mengutamakan saling

menghargai teman. c. Menanamkan pengetahuan

dan membentuk kepribadian siswa.

d. Membiasakan bekerjasama di kelas untuk kehidupan sehari-hari.

a. Setiap akhir pelajaran b. Setiap satu bulan sekali c. Jarang melakukan penilaian d. Tidak pernah melakukan

penilaian a. Sudah bagus b. Biasa saja. c. Tidak bagus. d. jelek. a. Tes tertulis bentuk uraian

71

6 31 14 11 7

41

12

15

40

32

78

14

37

10

107 12 20 1

58 77 4 1

32

Page 32: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

95

Sementara tabel 3.9 mengungkap proses pembelajaran yang berkembang

saat ini dan harapan siswa terhadap proses pembelajaran yang baik. Angket

mengungkap bahwa proses pembelajaran yang dikembangkan saat ini belum

memenuhi harapan apa yang diinginkan oleh siswa, guru lebih cenderung

menyampaikan pembelajaran yang pasif, siswa hanya berusaha memindahkan

materi-materi yang ada dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan

memindahkan dari buku dan menulis di papan tulis.

2. Deskripsi Pengembangan Draft Model

Berdasarkan analisis kondisi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di

atas, maka dilakukan proses pemberian perlakuan terhadap kondisi yang ada,

dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar. Langkah pertama yang dilakukan

10

11

evaluasi yang sering digunakan oleh Bapak/ ibu guru kamu adalah Cara yang paling tepat dalam pembelajaran IPS di sekolah kamu adalah dengan Selama ini metode yang biasa digunakan oleh guru dalam mengajarkan IPS adalah

b. Tes tertulis bentuk pilihan ganda

c. Tes lisan d. Pengamatan

a. Dengan ceramah dan tanya

jawab. b. Pemberian keteladanan dari

guru disamping pembelajaran langsung di kelas.

c. Pembiasaan melalui belajar bersama dalam kelompok.

d. Terserah kepada guru saja.

a. Ceramah b. Tanya jawab c. Diskusi kelompok d. Mencatat dari buku yang

ada e. Disuruh menulis yang ada

dipapan tulis

48

21 39

32

59

20

29

12 32 10 56 32

Page 33: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

96

untuk memperbaiki kondisi tersebut adalah dengan memulai langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Perencanaan Model

Untuk dapat mencapai hasil yang maksimal dalam pengembangan draft

model ini, maka prencanaan merupakan bagian yang terpenting. Perencanaan

yang dipersiapkan adalah berupa Dokumen Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional (Permendiknas) No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang berisi

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Silabus dan rencana pembelajaran.

Perencanaan yang dipersiapkan tentu saja bepedoman pada kurikulum yang

berlaku yaitu Kurikulum 2006 yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Analisis terhadap kurikulum dilakukan untuk menentukan

standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa

dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament

(TGT) yang rencananya akan dikembangkan. Perencanaan model selalu berkaitan

dengan tujuan, materi, metode, media atau sumber dan evaluasi, oleh karena itu

beberapa hal tersebut harus diperhatikan bahkan karakteristik siswa sesuai dengan

perkembangan siswa sebagai subjek belajarpun harus juga menjadi perhatian

guru.

Berbeda dengan model pembelajaran pada umumnya, dari sisi tujuan

pembelajaran, model ini tidak hanya memperhatikan aspek kognitif siswa tetapi

juga aspek afektif dan psikomotor. Guru sebagai perencana pembelajaran sedapat

mungkin harus memperhatikan ketiga aspek tujuan pembelajaran tersebut. Di

antara tujuan dari pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah Memiliki

kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,

Page 34: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

97

memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. Oleh karena itu

penggunaan model pembelajaran yang dikembangkan dipandang sangat tepat

yakni membiasakan anak-anak dengan berkompetisi, saling menghargai pendapat

orang lain, bekerjasama, hal ini sangat sesuai dengan tujuan pemerintah tentang

karakter bangsa.

Seperti telah dikemukakan bahwa setelah tujuan, materi merupakan

aspek yang juga harus menjadi fokus guru. Materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

sarat dengan nilai-nilai yang dikembangkan pada diri siswa untuk selanjutnya

diyakini dan diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hampir semua materi

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dapat dikaitkan dengan kehidupan

sosial siswa, sehingga menjadi sangat penting menanmkan nilai-nilai ini melalui

proses pembelajaran. Guru sebagai perencana pembelajaran tidak akan mengalami

kesulitan dalam menghubungkan materi pelajaran yang harus diberikan dengan

hasil belajar sebagai bagian cara untuk mengukur keberhasilan siswa dalam

belajar.

Dalam model pembelajaran kooperatif dengan teknik Team Games

Tournament (TGT) dapat digunakan beberapa metode pembelajaran sekaligus

secara bervariasi misalnya ceramah, diskusi, kerja kelompok, tanya jawab dan

lain-lain. Dari studi pendahuluan yang telah dilakukan, mayoritas siswa

menginginkan agar guru tidak hanya menggunakan satu metode saja tetapi

menggunakan metode yang berariasi (multi method) dalam setiap pertemuan. Hal

ini dapat dipahami karena penggunaan metode tertentu saja oleh guru dapat

menimbulkan kejenuhan apalagi dalam jangka waktu yang panjang. Guru dituntut

untuk benar-benar kreatif dan tanggap terhadap situasi data berlangsungnya proses

Page 35: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

98

pembelajaran. Peran guru adalah bagaimana membelajarkan siswa, guru adalah

motivator, fasilitator dan manager serta perencana pembelajaran. Pada

pembelajaran konvensional sering terlihat dominasi guru pada proses

pembelajaran dan ini harus menjadi perhatian guru pada model pembelajaran yang

dikembangkan.

Model pembelajaran yang dikembangkan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa ini adalah model pembelajaran kooperatif dengan teknik team games

tournament (TGT). Menurut Lie (2006: 60-69), merekomendasikan beberapa

tehnik pembelajaran kooperatif seperti jigsaw, STAD bercerita berpasangan,

lingkaran kecil lingkaran besar, kepala bernomor dan lain-lain untuk digunakan

pada semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) dan cocok untuk semua kelas (tingkatan). Dipilihnya pembelajaran

kooperatif Tipe TGT karena model ini dipandang sangat meningkatkan aktivitas,

kreativitas, kompetisi, memunculkan sikap demokratis, saling menghargai,

dengan ukuran hasil belajar siswa, karena hasil belajar ini dijadikan sebagai

ukuran kognitif, afektif dan psikomotorik siswa, sehingga pembelajaran ini

menjadi sangat mudah untuk dilaksanakan.

Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran, dalam model yang

dikembangkan ini guru dituntut untuk dapat memanfaatkan waktu, sarana dan

fasilitas yang tersedia di sekolah baik menyangkut media maupun sumber

pembelajaran. Umumnya setiap sekolah memiliki ruang kelas dengan fasilitas

standar dan didukung dengan perpustakaan yang menyediakan buku-buku bacaan

dan buku-buku sumber mata pelajaran. Di beberapa sekolah bahkan siswa

Page 36: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

99

memiliki beberapa buku pegangan dan ditunjang dengan LKS sangat mendukung

pembelajaran yang dikembangkan ini.

Berkaitan dengan evaluasi, penelitian ini hanya melihat dari sisi hasil

belajar siswa karena dalam hasil belajar telah mencakup tiga ranah yaitu kognitif,

afektif dan psikomotorik. Evaluasi terhadap hasil siswa lebih menitik beratkan

pada evaluasi hasil. Pelaksanaan pembelajaran dengan kerja sama dalam

kelompok heterogen, akan membiasakan siswa untuk meningkatkan keterampilan

berkomunikasi dengan saling menghargai dan berbagi peran dengan peserta lain

yang sangat dibutuhkan siswa dalam kehidupan di masyarakat kelak. Selama

proses pembelajaran, disamping menjadi fasilitator dan motivator yang selalu siap

memberikan bimbingan dan bantuan terhadap siswa terutama yang mengalami

kesulitan, guru melakukan melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa.

Evaluasi juga bisa dilakukan dengan cheklist atau skala sikap yang telah

dipersiapkan guru.

b. Implementasi

Sebelum dilaksanakannya proses pembelajaran seperti model

pembelajaran pada umumnya, pembelajaran kooperatif yang dikembangkan juga

membutuhkan persiapan matang sebelum diimplementasikan dalam kegiatan

pembelajaran. Dengan persiapan yang baik diharapkan pelaksanaan pembelajaran

dapat berlangsung sebagaimana yang diharapkan. Beberapa persiapan yang harus

dilakuka oleh guru tersebut antara lain ; perangkat pembelajaran, pembentukan

kelompok kooperatif, pengaturan tempat duduk dan kerja kelompok.

Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran, guru harus mempersiapkan

perangkat pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku

Page 37: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

100

pegangan siswa dan kartu soal beserta lembar jawabannya. Rencana Pembelajaran

merupakan penjabaran dari silabus, dimana di dalam silabus tersebut telah

terdapat rumusan tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok

pembelajaran, indikator, media serta evaluasi secara umum.

Persiapan berikutnya adalah pembentukan kelompok. Pembentukan

kelompok harus memperhatikan heterogenitas siswa bahkan bila memungkinkan

pembagian kelompok memperhatikan kemampuan akademis, ras, agama, jenis

kelamin, latar belakang ekonomi serta sosial budayanya. Apabila ternyata dalam

kelas terdiri atas ras dan latar belakang yang relatif sama maka pembentukan

kelompok didasarkan pada kemampuan akademis siswa. Hal ini menjadi perhatian

guru dan peneliti sebelum pelaksanaan pembelajaran supaya pada pelaksanaan

pembelajaran sesungguhnya waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan secara

maksimal untuk kegiatan pembelajaran.

Hal lain yang juga penting untuk dipersiapkan adalah pengaturan tempat

duduk. Dalam pembelajaran kooperatif tempat duduk harus diatur sedemikian

rupa, pengaturan tempat duduk yang baik akan menunjang tercapainya tujuan

pembelajaran yang diinginkan. Pengaturan tempat duduk hendaknya dilakukan

seefektif mungkin dan guru harus mempersiapkan sebelumnya bagaimana posisi

tempat duduk siswa tersebut sehingga pada saat pelaksanaan terutama pada tahap

awal pengenalan model, waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan baik.

Untuk menghindari terjadinya kendala atau hambatan pada pelaksanaan

kegiatan pembelajaran kooperatif yang dikembangkan ini, perlu terlebih dahulu

diadakan latihan kerja sama dalam kelompok. Latihan ini dilakukan dengan tujuan

agar masing-masing anggota kelompok lebih mengenal antara individu yang satu

Page 38: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

101

dengan yang lainnya dan lebih familiar dengan model pembelajaran yang

dikembangkan sehingga proses pembelajaran akan berjalan sebagaimana

mestinya.

Setelah beberapa hal tersebut diatas dipersiapkan dengan baik,

pelaksanaan pembelajaran yang sesungguhnya dapat dilaksanakan. Dalam proses

pembelajaran yang dilangsungkan, sekalipun peran guru hanya sebagai fasilitator

dan motivator tetapi sangat menentukan keberhasilan dalam pembelajaran. Guru

harus selalu melakukan pengamatan terhadap proses kerjasama siswa dalam

kelompok dan selalu siap memberikan bantuan dan bimbingan baik kepada

individu ataupun kelompok yang membutuhkan. Selain memberikan bantuan dan

bimbingan, guru juga melakukan observasi terutama terhadap aktivitas siswa.

Sebagaimana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada

umumnya, model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan ini terdiri atas tiga

langkah pokok yaitu ; a) kegiatan pembukaan, b) kegiatan Inti dan, c) kegiatan

penutup. Kegiatan pembukaan didahului dengan penyampaian tujuan

pembelajaran bahwa pembelajaran yang dilakukan tidak semata-mata mentransfer

pengetahuan Ilmu Pengetahuan, tetapi hal penting yang harus dikembangkan

selama proses kooperatif adalah bagaimana keberhasilan dalam proses

pembelajaran yang merupakan bagian terpenting yang harus dimiliki oleh setiap

anak. Diantara keterampilan tersebut adalah ketermpilan bekerjasama dan

komunikasi. Pengembangan materi ini sangat sesuai dengan materi Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) yang sedang mereka pelajari saat dilaksanakannya

pengembangan model. Sebagai motivasi siswa, guru juga perlu menyampaikan

bahwa pada akhir pertemuan akan ada reward kepada individu atau kelompok

Page 39: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

102

terbaik. Dengan penyampaian tujuan pembelajaran dan pemberian motivasi tahap

pembukaan ini siswa akan lebih siap dan terkondisi untuk belajar.

Kegiatan inti yaitu proses pembelajaran kooperatif dengan menggunakan

berbagai metode yang dipandang dapat mengaktifkan individu dan kelompok.

metode pembelajaran yang digunakan antara lain; kerja kelompok, diskusi

kelompok, presentasi, tanya jawab dan lain-lain.

Kegiatan akhir atau penutup merupakan kegiatan guru untuk membuat

kesimpulan atau rangkuman dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Guru membuat kesimpulan materi pelajaran yang telah dipelajari secara

kooperatif dan pemberian reward kepada siswa dan kelompok yang telah

mendapat nilai terbaik, reward atau penghargaan ini akan sangat mendorong siswa

untuk terus berprestasi.

c. Evaluasi dan Revisi Model

Kegiatan ini merupakan kegiatan akhir dari pengembangan model.

Evaluasi dilakukan dari setiap kali ujicoba melalui observasi yang dilakukan

selama proses pembelajaran oleh peneliti sebagia observer untuk selanjutnya

didiskusikan dengan guru. Melalui diskusi secara intensif dengan guru sebagai

pelaksana pembelajaran akan ditemukan kendala-kendala atau masalah-masalah.

Kendala atau masalah ini menjadi masukan penting untuk memperbaiki model

yang akan dikembangkan.

Evaluasi dilakukan tidak hanya pada implementasi saja tetapi juga pada

rencana pembelajaran. RPP yang telah diperbaiki dan disempurnakan

dipersiapkan untuk diimplementasikan pada pertemuan berikutnya. Dari satu

Page 40: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

103

ujicoba ke ujicoba lainnya selalu diadakan evaluasi dan revisi model sehingga

diperoleh model final.

Didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan terhadap

14 sekolah dengan memperhatikan kajian literature yang mendukung

dikembangkannya model ini yaitu konsep pembelajaran kooperatif, karakteristik

dengan tujuan akhir yaitu meningkatkan hasil pembelajaran.

3. Deskripsi Hasil Uji Coba Model Terbatas

Sesuai dengan tujuan awal bahwa penelitian dan pengembangan ini

dilakukan untuk memodifikasi model pembelajaran kooperatif tipe Team Games

Tournament (TGT)) dengan tujuan akhir yaitu ingin meningkatkan hasil belajar

siswa. Proses pelaksanaan penelitian dan pengembangan dilakukan dengan

menggunakan langkah-langkah model Classrom Action Research (CAR). Pada uji

coba terbatas dilakukan beberapa siklus dan setiap siklus terdiri dari empat tahap

yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada tahap-tahap

berikutnya yaitu uji coba model secara luas, penelitian ini juga menggunakan

siklus dengan mengambil sampel satu kelas dari tiga sekolah yaitu Sekolah yang

dikategorikan baik, sedang dan kurang.

Dari hasil studi pendahuluan, diketahui bahwa guru-guru mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang dijadikan sampel dalam studi pendahuluan,

belum sepenuhnya memiliki pemahaman yang memadai tentang model

pembelajaran yang akan dikembangkan, hal ini terungkap dari pernyataan siswa

yang disebar melalui angket mengungkapkan bahwa proses pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial selama ini masih menggunakan pola pembelajaran pasif,

siswa hanya menulis dan memindahkan materi pelajaran dari buku dan menulis

Page 41: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

104

dari papan tulis, sehingga hasil belajar yang dinginkan sesuai dengan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang tetapkan belum tercapai secara maksimal.

Agar proses pelaksanaan penelitian pada uji coba terbatas maupun uji coba

lebih luas dapat berjalan dengan baik, maka peneliti melakukan diskusi dengan

guru-guru tentang proses pelaksanaan pembelajaran terutama mengenai

perencanaan model dan implementasinya dalam kelas. Merujuk pada silabus mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagaimana dapat dilihat pada lampiran.

Maka disusunlah draft model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang akan

dikembangkan untuk meningkatkan Hasil Belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan sosial siswa Sekolah Dasar.

A. Uji Coba Model Terbatas Siklus Pertama

1. Perencanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Satuan Pendidikan : SDN 02 Margajaya

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas / Semester : V / Ganjil

Waktu : 3 x 35 menit ( 1 x Pertemuan )

a. Tujuan

1. Standar Kompetensi

Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala

nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan

alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia

2. Kompetensi Dasar

Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional

dari masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia

Page 42: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

105

3. .Indikator

- Menjelaskan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di

Indonesia.

- Menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan kerajaan Hindu-Buddha

di Indonesia.

- Mendeskripsikan benda-benda peninggalan sejarah (candi) masa

Hindu-Buddha di Indonesia

b. Model Pembelajaran

Pembelajaran kooperatif tipe TGT ( Teams Games Tournament)

c. Sumber dan Alat Pembelajaran

1. Sumber : Teguh Sihono, dkk. 2004. Bimbingan Pembelajaran

Pengetahuan Sosial 6. Surakarta : Mediatama

2. Buku IPS BSE

3. Alat Pembelajaran : Buku Paket, Kartu-kartu soal, dan kartu jawaban

d. Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan (+ 15 menit)

- Apersepsi dan Motivasi

- Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dengan anggota

masing-masing kelompok 5 – 6 orang siswa.

- Memberikan soal preetest

2 Kegiatan Inti (+ 65 menit)

- Meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok masing-masing dan

mengingatkan tentang keterampilan kooperatif ( Fase 1 )

- Menyuruh siswa melakukan kegiatan membahas topik-topik pada tiap

kelompok ( Fase 2)

Page 43: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

106

- Guru membimbing tiap-tiap kelompok dalam melaksanakan tugas

masing-masing (Fase 3)

- Guru memastikan bahwa seluruh kelompok telah selesai melakukan

pembahasan topiknya masing-masing (Fase 4)

- Guru meminta perwakilan kelompok untuk membacakan hasil

kelompok masing-masing (Fase 5)

- Guru memberikan pertanyan pada kelompok dengan jumlah

pertanyaan sebanyak 10 item

- Setelah selesai, juara masing-masing kelompok mewakili

kelompoknya untuk bertanding dengan kelompok lain

- Guru memberikan pertanyaan kepada juara-juara kelompok untuk

menentukan kelompok mana yang terbaik.

3. Penutup

Siswa menyimpulkan hasil evaluasi

e. Evaluasi (25 Menit)

Guru menilai proses kegiatan siswa dalam diskusi kelompok dengan :

- Tes Pilihan Ganda

2. EVALUASI DAN REFLEKSI UJI COBA TERBATAS PERTAMA

Proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama masih terlihat

belum terorganisir dengan baik. Guru masih kaku dan masih terfokus pada

kalimat-kalimat yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), sehingga kreatifitas guru dalam penyampaian materi ajar masih kaku. Hal

ini kemungkinan karena guru belum terbiasa dengan model pembelajaran yang

akan dikembangkan.

Page 44: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

107

Penyampaian tujuan pembelajaran dan motivasi yang diberikan guru

pada awal pembelajaran telah memberikan pengalaman baru bagi siswa, sebab

proses pembelajaran yang akan berlangsung berbeda dengan pembelajaran yang

biasa dilakukan. Pada saat tahap kerja kelompok mulai berlangsung tampak

sebagian dari anggota kelompok kebingungan dan cenderung menunggu karena

belum terbiasa. Walaupun ada sebagian siswa yang lain sudah dapat

menyesuaikan diri dan mengambil inisiatif serta mengajak teman-temannya yang

lain untuk segera mungkin bekerja dalam kelompok.

Dalam diskusi kelompok, pembagian tugas yang telah diberikan kepada

anggota kelompoknya masih belum berjalan dengan maksimal, hal ini disebabkan

siswa masih belum paham dan terbiasa dengan pembelajaran sebelumnya, dimana

guru masih memegang kendali penuh proses pembelajaran. Begitupun ketika

penyampaian presentasi hasil kerja kelompok, tampak siswa masih malu-malu

untuk mengajukan pertanyaan atau memberikan tanggapan. Diskusi masih

didominasi oleh beberapa siswa.

Selama pelaksanaan pembelajaran terutama pada saat siswa bekerja sama

dalam kelompok, guru juga belum secara aktif memberikan bimbingan terhadap

siswa atau kelompok yang membutuhkan. Sepanjang proses pembelajaran, guru

sekali-kali mendominasi kegiatan dengan langsung mengambil alih pembicaraan

tanpa memberikan kesempatan terlebih dahulu pada siswa, baik secara individu

maupun kelompok sehingga peran guru sebagai fasilitator belum terlihat. Siswa

dan guru walaupun tampak mengikuti dan menikmati setiap tahapan dari model

pembelajaran yang dikembangkan, tapi belum berjalan sesuai alokasi waktu yang

direncanakan.

Page 45: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

108

Dalam permainan kelompok, siswa sepertinya belum terbiasa mengikuti

proses pembelajaran, sehingga pertandingan kelompok (Team Games

Tournament) belum berjalan dengan maksimal, guru juga belum sepenuhnya

menguasai proses pembelajaran ini

Untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan selama proses pembelajaran,

peneliti yang menjadi observer melakukan diskusi dengan guru terutama tentang

pelaksanaan uji coba yang pertama, Evaluasi meliputi evaluasi terhadap

rancangan pembelajaran dan evaluasi terhadap implementasinya. Beberapa

masukan diberikan kepada guru terutama penegasan kembali tentang langkah-

langkah pembelajaran kooperatif. Ditegaskan kembali kepada guru bahwa peran

guru dalam pembelajaran model yang dikembangkan adalah sebagai motivator

dan fasilitator, bukan mengajar yang hanya mentransfer ilmu tetapi lebih kepada

membelajarkan siswa dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di dalam ruang

kelas secara maksimal. Bagaimana guru memfasilitasi siswa agar siswa belajar

dengan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif tentunya. Perbaikan

terhadap pelaksanaan uji coba yang pertama kali ini lebih banyak kepada

implementasi pembelajaran, yaitu tehadap kinerja guru dan siswa. Sedangkan dari

rancangan pembelajaran tidak mengalami perubahan.

Berdasarkan catatan tersebut di atas, secara umum dapat disimpulkan

bahwa pada pelaksanaan uji coba pertama ini baik guru maupun siswa masih

dalam tarap penyesuaian dengan model yang dikembangkan. Sekalipun bentuk

model kooperatif yang dikembangkan ini sederhana tetapi memerlukan

pemahaman terhadap konsep pembelajaran secara umum menyangkut

karakteristik, langkah-langkah tujuan pembelajaran yang diinginkan. Guru belum

Page 46: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

109

dapat melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan waktu yang

telah direncanakan. Waktu yang tersedia yaitu tiga jam pembelajaran belum

terkelola dengan baik. Sebagian siswa baru sebatas mengikuti setiap prosedur

pembelajaran sebagai bagian keharusan yang diberikan guru. Siswa belum

memiliki pemahaman akan sasaran pembelajaran sehingga setiap prosedur

pembelajaran belum secara maksimal dimanfaatkan untuk mengembangkan hasil

belajar mereka.

Sebagai umpan balik dari hasil evaluasi tersebut, dikemukakan hal-hal

berikut :

1. Diberikan pemahaman kembali tentang konsep pembelajaran kooperatif yang

dikembangkan terutama prosedur atau langkah-langkah pembelajaran.

Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, pemberian motivasi dan

cara kerja kelompok, dalam diskusi kelompok maupun game yang dapat

mengaktifkan setiap anggota kelompok.

2. Berkaitan dengan rencana pembelajaran, agar hasil belajar siswa lebih

berkembang, pada kegiatan inti setelah diskusi kelompok dilanjutkan dengan

presentasi kelompok yang ditunjuk. Kemudian dilanjutkan dengan

pertandingan kelompok yang merupakan wakil-wakil terbaik dari

kelompoknya.

3. Untuk mengefektifkan waktu yang tersedia, pembagian kelompok dilakukan

oleh guru seminggu sebelum pelaksanaan pembelajaran. Demikian juga

dengan tugas kelompok, agar siswa lebih siap mengikuti proses pembelajaran,

maka tugas kelompok diberikan bersamaan saat pembagian kelompok.

Page 47: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

110

B. Uji Coba Model Terbatas Kedua

1. Perencanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Satuan Pendidikan : SDN 02 Margajaya

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas / Semester : V / Ganjil

Waktu : 9 x 35 menit ( 3 x Pertemuan )

a. Tujuan

1. Standar Kompetensi

Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala

nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan

alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia

2. Kompetensi Dasar

Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional

dari masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia

3. .Indikator

- Menjelaskan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di

Indonesia.

- Menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan kerajaan Hindu-Buddha

di Indonesia.

- Mendeskripsikan benda-benda peninggalan sejarah (candi) masa

Hindu-Buddha di Indonesia

b. Model Pembelajaran

Pembelajaran kooperatif tipe TGT ( Teams Games Tournament)

Page 48: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

111

c. Sumber dan Alat Pembelajaran

4. Sumber : Teguh Sihono, dkk. 2004. Bimbingan Pembelajaran

Pengetahuan Sosial 6. Surakarta : Mediatama

5. Buku IPS BSE

6. Alat Pembelajaran : Buku Paket, Kartu-kartu soal, dan kartu jawaban

d. Kegiatan Pembelajaran (Indikator kedua)

1. Pendahuluan (+ 15 menit)

- Apersepsi dan Motivasi

- Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dengan anggota

masing-masing kelompok 5 – 6 orang siswa.

- Memberikan soal preetest

2. Kegiatan Inti (+ 65 menit)

- Meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok masing-masing dan

mengingatkan tentang keterampilan kooperatif ( Fase 1 )

- Menyuruh siswa melakukan kegiatan membahas topik-topik pada tiap

kelompok ( Fase 2)

- Guru membimbing tiap-tiap kelompok dalam melaksanakan tugas

masing-masing (Fase 3)

- Guru memastikan bahwa seluruh kelompok telah selesai melakukan

pembahasan topiknya masing-masing (Fase 4)

- Guru meminta perwakilan kelompok untuk membacakan hasil

kelompok masing-masing (Fase 5)

- Guru memberikan pertanyan pada kelompok dengan jumlah

pertanyaan sebanyak 10 item

Page 49: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

112

- Setelah selesai, juara masing-masing kelompok mewakili

kelompoknya untuk bertanding dengan kelompok lain

- Guru memberikan pertanyaan kepada juara-juara kelompok untuk

menentukan kelompok mana yang terbaik.

3. Penutup

Siswa menyimpulkan hasil evaluasi

4. Evaluasi (25 Menit)

Guru menilai proses kegiatan siswa dalam diskusi kelompok dengan :

- Tes Pilihan Ganda

2. EVALUASI DAN REFLEKSI UJI COBA TERBATAS KEDUA

Pada uji coba terbatas kedua, proses pembelajaran sudah mulai ada

perubahan, baik dari guru maupun siswa, hal ini kemungkinan karena siswa mulai

memahami proses pembelajaran serta langkah-langkah pembelajaran yang

dilakukan.

Dalam proses diskusipun siswa sudah mulai ada perubahan, terutama

dalam pembagian tugas kelompok, siswa sudah mulai memahami tugasnya

masing-masing. Yang paling menonjol adalah pada saat game antar kelompok,

siswa mulai berani adu argumentasi dengan kelompok lain. Bahkan ada kelompok

yang membuat yel-yelnya untuk menjatuhkan kelompok lain, nuansa game sudah

mulai terlihat.

Setelah pelaksanaan uji coba terbatas siklus kedua selesai, peneliti

kembali melakukan diskusi dengan guru untuk mengevaluasi pelaksanaan uji coba

yang sudah dilakukan. Evaluasi meliputi evaluasi terhadap rancangan

pembelajaran dan implementasinya. Masukan diberikan kepada guru terutama

Page 50: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

113

penegasan kembali tentang langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif.

Perbaikan terhadap pelaksanaan uji coba siklus kedua ini lebih banyak pada

implementasi pembelajarannya, yaitu terhadap guru dan siswa. Sedangkan dari

rancangan pembelajaran hanya dilakukan modifikasi terhadap prosedur

pembelajaran yaitu pada kegiatan inti dengan mengurangi jumlah pertanyaan

untuk menjaring siswa terbaik dari kelompoknya menjadi 5 pertanyaan, hal ini

dilakukan karena waktu untuk sepuluh petanyaan terlalu lama.

Demikian juga pada kegiatan akhir yaitu pembuatan kesimpulan, guru

diharapkan tetap melibatkan siswa. Pada siklus ini proses pengambilan

kesimpulan masih didominasi oleh guru, siswa hanya mengikuti saja. Masukan –

masukan ini dilakukan untuk memperbaiki siklus berikutnya, sebab pada siklus ini

masih banyak kekurangan.

Secara umum pelaksanaan pembelajaran pada siklus kedua telah berjalan

dengan baik dan sudah mengarah pada pembelajaran kooperatif yang

dikembangkan. Dalam proses kegiatan belajar dalam kelompok, siswa sudah

menampakkan kerjasamanya, ditunjukan dengan saling membantu menguasai

materi yang dipelajari dan mempersiapkan bahan presentasi dengan tanya jawab.

Sebagian besar siswa sudah terlihat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran

dengan mengajukan pertanyaan dan memberikan tanggapan dari presentasi

kelompok lain pada saat dilakukannya diskusi kelas. Suasana belajar semakin

dinamis dan menyenangkan, kondisi belajar yang demikian hampir terjadi dari

awal sampai akhir kagiatan pembelajaran. Guru sudah mulai terbiasa dengan

model pembelajaran kooperatif dan menjalankan perannya sebagai fasilitator dan

Page 51: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

114

motivator dengan terlihat aktif memberikan bantuan dan bimbingan terhadap

kelompok yang membutuhkan.

Memperhatikan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan uji coba terbatas

siklus kedua tersebut, maka diberikan refleksi dan sekaligus perbaikan terhadap

rencana pembelajaran maupun pelaksanaan pembelajaran untuk uji coba ketiga

sebagai berikut :

1. Diberikan pemantapan kembali terhadap pemahaman teori dan konsep

pembelajaran kooperatif yang dikembangkan terutama prosedur atau langkah-

langkah pembelajaran serta metode yang digunakan.

2. Guru menyampaikan cara kerja kelompok, dalam diskusi kelompok maupun

dalam diskusi kelas yang dapat mengaktifkan setiap anggota kelompok.

3. Penyampaian tujuan pembelajaran dan pemberian motivasi pada kegiatan

awal serta pemberian reward atau penghargaan pada kegiatan akhir harus

terus dilakukan setiap pelaksanaan pembelajaran dan menjadi ciri penting dari

model kooperatif ini.

4. Pengelolaan waktu yang baik akan semakin meningkatkan keberhasilan

proses pembelajaran. Guru harus konsisten terhadap waktu yang telah

direncanakan.

5. Untuk mengefektifkan waktu yang tersedia, pembagian tugas kelompok

(materi yang akan dibahas) diberikan pada akhir pembelajaran sebelumnya

sehingga kelompok lebih siap mengikuti proses pembelajaran.

Page 52: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

115

C. Uji Coba Model Terbatas Kedua

1. Perencanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Satuan Pendidikan : SDN 02 Margajaya

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas / Semester : V / Ganjil

Waktu : 9 x 35 menit ( 3 x Pertemuan )

a. Tujuan

1. Standar Kompetensi

Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala

nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan

alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia

2. Kompetensi Dasar

Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional

dari masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia

3. .Indikator

- Menjelaskan perkembangan agama dan kebudayaan islam di

Indonesia.

- Menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan kerajaan islam di

Indonesia.

- Mendeskripsikan benda-benda peninggalan sejarah masa islam di

Indonesia

b. Model Pembelajaran

Pembelajaran kooperatif tipe TGT ( Teams Games Tournament)

c. Sumber dan Alat Pembelajaran

1. Sumber : Teguh Sihono, dkk. 2004. Bimbingan Pembelajaran

Pengetahuan Sosial 6. Surakarta : Mediatama

Page 53: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

116

2. Buku IPS BSE

3. Alat Pembelajaran : Buku Paket, Kartu-kartu soal, dan kartu jawaban

d. Kegiatan Pembelajaran (Indakator ketiga)

1. Pendahuluan (+ 5 menit)

- Apersepsi dan Motivasi

- Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dengan anggota

masing-masing kelompok 5 – 6 orang siswa.

- Memberikan soal preetest

2. Kegiatan Inti (+ 75 menit)

- Meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok masing-masing dan

mengingatkan tentang keterampilan kooperatif ( Fase 1 )

- Menyuruh siswa melakukan kegiatan membahas topik-topik pada tiap

kelompok ( Fase 2)

- Guru membimbing tiap-tiap kelompok dalam melaksanakan tugas

masing-masing (Fase 3)

- Guru memastikan bahwa seluruh kelompok telah selesai melakukan

pembahasan topiknya masing-masing (Fase 4)

- Guru meminta perwakilan kelompok untuk membacakan hasil

kelompok masing-masing (Fase 5)

- Guru memberikan pertanyan pada kelompok dengan jumlah

pertanyaan sebanyak 10 item

- Setelah selesai, juara masing-masing kelompok mewakili

kelompoknya untuk bertanding dengan kelompok lain

- Guru memberikan pertanyaan kepada juara-juara kelompok untuk

menentukan kelompok mana yang terbaik.

Page 54: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

117

3. Penutup

Siswa menyimpulkan hasil evaluasi

e. Evaluasi (25 Menit)

Guru menilai proses kegiatan siswa dalam diskusi kelompok dengan :

- Tes Pilihan Ganda

2. EVALUASI DAN REFLEKSI UJI COBA TERBATAS KETIGA

Proses pelaksanaan uji coba terbatas ketiga telah berjalan sesuai dengan

apa yang diinginkan. Langkah-langkah dan prosedur pembelajaran yang telah

ditetapkan sudah sesuai dengan karakteristik pembelajaran kooperatif, guru telah

dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik. Secara keseluruhan siswa telah

terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Guru telah menjalankan perannya

sebagai fasilitator dan motivator pembelajaran dengan baik dan kinerja guru

tampak lebih profesional. Selain melakukan pengamatan terhadap proses

pembelajaran, guru juga memberikan bantuan dan bimbingan terhadap siswa yang

mengalami kesulitan sepanjang pembelajaran. Siswa secara umum bahkan hampir

merata telah berusaha memanfaatkan setiap prosedur pembelajaran terutama pada

saat diskusi kelompok

Pada saat pertandingan kelompok siswapun semakin antusias ingin

menjadi yang terbaik dalam kelompoknya serta ingin kelompoknya beda dengan

yang lain, hal ini menunjukkan perkembangan yang positif, bahkan beberapa

anggota kelompok ada yang menangis ketika kelompoknya kalah, terutama ketika

terjadi seri (draw) dalam penilaian dan penentuan siapa maju mewakili

kelompoknya.

Page 55: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

118

Ada beberapa catatan penting selama proses pembelajaran uji coba

terbatas ketiga :

1. Siswa telah dapat menyesuaikan diri dengan model yang dikembangkan dan

secara umum pembelajaran telah sesuai dengan yang direncanakan. Aktifitas

siswa dalam proses pembelajaran sudah mengarah kepada pembelajaran

kooperatif.

2. Sebagian siswa sudah mampu membangun kerja sama dalam tim dan saling

membantu dalam menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan guru.

3. Terjadi peningkatan aktifitas belajar siswa dari siklus pertama, kedua dan

ketiga ditunjukkan dengan partisipasi sepanjang pelaksanaan pembelajaran

terutama pada saat diskusi kelompok, nuansa bekerja sudah sangat tampak,

hal ini membuat sedikit bangga bagi peneliti, karena model yang akan

dikembangkan sudah berjalan sesuai dengan rencana

4. Dalam uji coba terbatas siklus ketiga, guru telah menunjukkan perannya

sebagai fasilitator dan motivator, guru bertahap telah mampu menciptakan

suasana pembelajaran kooperatif dengan baik.

5. Sampai pada siklus ketiga, pembelajaran kooperatif tipe TGT yang

dikembangkan sudah berjalan sebagaimana yang diharapkan dan siap diuji

cobakan pada skala yang lebih luas.

d. Hasil Team Games Tournament

Sesuai dengan karakteristik dari pembelajaran kooperatif, maka

pertandingan antar team menjadi bagian terpenting dari pembelajaran ini. Setiap

team yang berhasil menjadi yang terbaik akan mendapat penghargaan. Pertanyaan

– pertanyaan yang diberikan kepada kelompok oleh guru menjadi dasar

Page 56: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

119

pertimbangan penentuan tim terbaik dan mendapatkan sertifikat. Proses Team

games Tournament akan dihitung pada setiap siklus. Dari 10 pertanyaan yang

diberikan kepada siswa, akan diberikan skor 10, sehingga skor maksimal yang

dimiliki oleh siswa adalah 100, nilai ini menjadi nilai point pada pertandingan

kelompok. Setiap skor akan dikalikan 10.

Tabel 3.10. Ketentuan skor perkembangan pada evaluasi model pembelajaran kooperatif

No Keterangan Skor 1. 10 100 poin

2. 20 200 poin

3. 30 300 poin

4. 40 400 poin

5. 50 500 poin

6. 60 600 poin

7. 70 700 poin

8. 80 800 poin

9. 90 900 poin

10 100 1000 poin

Skor kelompok diperoleh dengan cara mencari nilai rata-rata skor

perkembangan yang diperoleh oleh masing-masing anggota. Tiap-tiap tim akan

memperoleh penghargaan yang diperoleh oleh masing-masing anggota. Tiap-tiap

tim akan memperoleh penghargaan sesuai dengan skor kelompok yang

diperolehnya.

Tabel 3.11. Ketentuan penghargaan kelompok pada model pembelajaran kooperatif Skor rata-rata tim Penghargaan

Kurang dari 500 poin Tim Standar 500 poin – 600 poin Tim Baik 700 poin – 800 poin Tim Hebat Lebih dari 900 poin Tim Super

Page 57: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

120

Hasil pertandingan tim dapat dilihat pada tabel berikut ini, tabel ini

diambil dari siklus 3, siklus 1 sampai 2 akan ditampilkan pada lampiran :

TABEL. 3.12

DAFTAR NILAI DAN HASIL PEROLEHAN POIN TURNAMEN

Kelompok Nama Skor Keterangan

A Sony Sanjaya

40

Nana Mulyana

70 Wakil Kelompok

Sri Depi

50

Ahmad

60

Aldiansyah

60

B Egi Dermawan

90 Wakil Kelompok

Saepur rohman

60

Agus Wahyudin

70

Yoga Suharyana

70

Aji Firdaus Anugrah

70

Amelia fajrianti

50

C Anton

60

Anwar

80

Ari Nugraha

70

Arip fahmi Nurdin

60

Badri

70

Delvi Ruhaeni. J

80 Wakil Kel. Draw (ditambah 1 pertanyaan)

Page 58: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

121

TABEL. 3.13

DAFTAR NILAI DAN HASIL PEROLEHAN POIN TURNAMEN

KELOMPOK

D Dinda Praptiwi

80 Wakil Kelompok

Eldin Janjani

60

Epa Farida

70

Eris Septiani

50

Haerudin

50

E Herlan

50

Ira Lil Hawa

70

Jayadi

60

M. Irfan. H.A

80

Mia Utari

90 Wakil Kelompok

F Mita Agustin

90 Wakil Kelompok

M. Rangga Permana

80

M. Rijal

70

M. Ripaldi

50

Nuriah

50

Kelompok Nama Skor Keterangan

A Nana Mulyana

70 Tim Hebat

B Egi Dermawan

80 Tim Hebat

C Delvi Ruhaeni. J

70 Tim Hebat

Page 59: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

122

4. Deskripsi Uji Coba Model Secara Luas

Setelah model yang dikembangkan melalui uji coba terbatas dengan proses

siklus teruji dengan baik, maka langkah selanjutnya yaitu dilakukan uji coba

secara luas, hal ini dilakukan untuk menguji apakah model ini dapat

dikembangkan atau tidak ditempat lain. Uji coba luas dilakukan setelah

didapatkan model final sementara yang dihasilkan dari serangkaian kegiatan uji

coba terbatas sebanyak tiga kali uji coba. Uji coba secara luas dilakukan pada tiga

Sekolah Dasar yang ada di Kecamatan Cimarga yaitu 1). SDN 1 Margajaya, 2).

SDN 1 Cimarga, dan 3). SDN 2 Cimarga.

Untuk mematangkan uji coba secara luas, dilakukan serangkaian

pertemuan dengan guru-guru yang akan dijadikan lokasi penelitian. Dalam

pertemuan tersebut dijelaskan tentang model pembelajaran yang akan

dikembangkan, konsep, prinsip, karakter model, tujuan atau sasaran yang

diinginkan, langkah-langkah, dan temuan-temuan dilapangan selama dilakukan uji

coba terbatas baik menyangkut rencana pembelajaran maupun implementasi

model, menyangkut guru sebagai pelaksana pembelajaran maupun siswa objek

penelitian. Setelah benar-benar siap, ditetapkan kelas yang akan dijadikan uji coba

dan ditentukan jadwal pelaksanaan uji coba.

D Dinda Praptiwi

80 Tim Hebat

E Mia Utari

70 Tim Hebat

F Mita Agustin

90 Tim Super

Page 60: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

123

a. Uji Coba Model Di SDN 1 Margajaya

Sekolah yang dijadikan objek Uji coba secara luas adalah SDN 1

Margajaya, sekolah ini merupakan satu komplek dengan SDN 2 Margajaya yang

dijadikan sebagai uji coba terbatas. Sekolah ini berdasarkan penilaian masyarakat

termasuk ke dalam kategori sekolah baik, hal ini terlihat dari penunjukan dari

Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak bahwa SDN 1 Margajaya dijadikan sebagai

sekolah Rintisan Sekolah Standar Nasional (RSSN).

Suasana sekolah yang nyaman dan asri karena di sekeliling halaman

tumbuh pohon-pohon Angsana yang membuat sekolah ini sejuk dan nyaman.

Lokasi yang berdekatan dengan kantor UPT (Unit Pelaksana Teknis) Dinas

Pendidikan sangan memungkinkan sekolah ini ditata dengan rapi

Bangunan gedung sekolah tertata lebih rapi dan terencana serta memiliki

areal yang cukup luas. Jumlah siswanya pun relative sesuai dengan Standar

Nasional (SSN) yaitu berjumlah 28 orang

Guru yang juga sudah senior dengan masa kerja lebih dari 20 tahun

menjadi kendala tersendiri bagi peneliti. Setelah dilakukan pertemuan dan

dilakukan diskusi beberapa kali serta diberikan bahan-bahan tentang konsep

pembelajaran kooperatif, guru dapat memahami tujuan penelitian yang

diinginkan. Pada uji coba luas pertama, suasana pembelajaran belum sebagaimana

yang diharapkan. Suasana gaduh terutama pada saat pembagian kelompok dan

penyusunan meja belajar (pengkondisian kelas).

Proses pembelajaran pada pertemuan pertama belum berjalan dengan baik.

Waktu yang tersedia belum dapat dikelola dengan baik. Sebagian anak berusaha

untuk mengikuti setiap prosedur pembelajaran dengan baik, sedangkan sebagian

Page 61: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

124

yang lain cenderung menunggu instruksi guru. Demikian juga pada saat

dilaksanakan diskusi kelompok, siswa masih belum paham sepenuhnya tentang

proses pembelajaran yang dikembangkan, walaupun sebelumnya guru kelas 5

telah diberikan pemahaman tentang pembelajaran kooperatif tipe TGT.

Diawali dengan pembagian kelompok, kemudian siswa diberikan materi

diskusi dilanjutkan dengan presentasi hasil diskusi kelompok. Setelah itu siswa

dilakukan pembahasan bersama guru. Setelah pembahasan selesai, guru

memberikan 10 item pertanyaan dengan tujuan untuk mencari wakil kelompok.

Uji coba luas pertama diakhiri dengan diskusi antara peneliti dengan guru

untuk mengevaluasi pelaksanaan pambelajaran yang sudah dilakukan. Beberapa

masukan untuk perbaikan pada siklus berikutnya diberikan, diantaranya

pemberian motivasi agar semua siswa dapat terlibat secara lebih aktif dalam

pembelajaran, guru lebih intensif memberikan bimbingan kepada individu atau

kelompok yang kesulitan, pengelolaan waktu dengan baik dan pemberian reward

pada akhir pembelajaran kepada kelompok dan individu terbaik.

Pelaksanaan uji coba kedua sudah mengarah kepada pembelajaran

kooperatif Yang diinginkan. Dalam proses belajar dalam kelompok, siswa sudah

menampakkan kerjasamanya dengan baik, ditunjukan dengan saling membantu

menguasai materi yang dipelajari dan mempersiapkan bahan presentasi dengan

tanya jawab. Sebagian besar siswa merasa termotivasi untuk terlibat lebih aktif

dengan mengajukan pertanyaan dan memberikan tanggapan dari presentasi

kelompok lain pada saat diskusi kelas. Suasana belajar yang efektif dan

menyenangkan mulai tercipta.

Page 62: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

125

Pada uji coba luas siklus ketiga, siswa telah dapat mengikuti prosedur

pembelajaran dengan baik. Aktifitas siswa dalam proses pembelajaran sudah

sesuai dengan apa yang direncanakan dalam rencana pembelajaran. Pada saat

diskusi kelompok, siswa secara aktif bekerjasama dan saling membantu

mempelajari materi yang diberikan guru. Siswa mampu membangun kerjasama

dalam kelompok untuk memahami tugas yang diberikan guru. Siswa mulai

mampu berpartisipasi dalam mengerjakan tugas kelompok dan tepat waktu dalam

melaksanakannya. Siswa sudah mulai mampu mempresentasikan hasil kerja

dengan baik. Guru secara intensif memberikan bimbingan dan bantuan terhadap

siswa yang membutuhkan atau siswa yang mengalami kesulitan. Secara umum

pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT yang dikembangkan sudah

berlangsung dengan baik.

b. Uji Coba Model Luas Di SDN 1 Cimarga

Sekolah Dasar Negeri I Cimarga terletak Kp. Jampang Desa Cimarga

Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak merupakan Sekolah Dasar binaan

UNICEF. Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah ini lengkap, sementara

jumlah siswa tiap kelas terbilang gemuk dibanding dengan SDN 1 Margajaya, di

SDN 1 Cimarga berjumlah 35 orang perkelas.

Setelah penentuan jadwal, dilakukan untuk uji coba pertama. Guru

pelaksana pembelajaran adalah guru yang juga sebagai guru pada uji coba

terbatas, sehingga pada saat dilaksanakannya uji coba tidak mengalami hambatan.

Pada uji coba pertama di sekolah yang dikategorikan sedang ini sebagaimana uji

coba pertama di sekolah lain, rata-rata siswa masih dalam tarap adaptasi dengan

model pembelajaran yang dikembangkan. Selama proses pembelajaran secara

Page 63: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

126

kelompok kooperatif terutama pada saat diskusi kelompok, suasana pembelajaran

yang dinamis mulai terlihat. Guru yang sudah memiliki pengalaman pada uji coba

terbatas dengan mudah dapat mengarahkan pembelajaran sesuai dengan prosedur

pembelajaran yang direncanakan. Penekanan sasaran pada pengembangan hasil

belajar anak sudah dilakukan sejak awal pembelajaran.

Kelemahan uji coba luas pertama pada sekolah ini lebih banyak pada

performance siswa yang masih menunggu (pasif), walaupun beberapa siswa telah

dapat mengikuti setiap prosedur pembelajaran sebagaimana diinginkan. Beberapa

siswa tersebut dari pandangan peneliti telah memiliki dasar-dasar keterampilan

yang sudah cukup baik. Keterampilan bekerjasama, mengemukakan pendapat,

menerima masukan dari orang lain, serta rasa kesetiakawanan dan kemampuan

berkomunikasi tentu saja diharapkan akan lebih berkembang dengan

menggunakan model pembelajaran ini. Sementara bagi mereka yang belum

terlibat banyak dalam aktifitas diskusi, bertanya atau memberikan tanggapan

diberikan masukan kembali supaya lebih aktif dan memanfaatkan pembelajaran

yang dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan sosialnya.

Uji coba kedua diawali dengan pemberian motivasi kepada siswa agar

lebih aktif dalam setiap langkah atau prosedur pembelajaran dan menekankan

kembali tentang pentingnya hasil belajar bagi kehidupan siswa kelak. Usaha yang

dilakukan guru ternyata memberikan pengaruh positif terhadap proses

pembelajaran pada uji coba luas kedua ini. Sebagian besar siswa telah berani

mencoba mengembangkan keterampilan sosialnya yang diperlihatkan dengan

suasana diskusi kelompok dan diskusi kelas yang semakin hidup. Walaupun satu

dua siswa pada saat mengajukan pertanyaan atau memberi tanggapan terlihat

Page 64: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

127

gugup dan ragu-ragu. Pada uji coba kedua, sebagian besar siswa telah aktif dalam

proses pembelajaran kooperatif tipe TGT yang dikembangkan.

Pelaksanaan uji coba ketiga telah berrjalan sesuai dengan apa yang

diinginkan. Guru telah menjalankan perannya sebagai fasilitator dan motivator

pembelajaran dengan baik dan kinerja guru tampak lebih profesional. Sementara

siswa secara umum bahkan hampir merata telah berusaha memanfaatkan settiap

prosedur pembelajaran terutama pada saat diskusi kelas untuk mengembangkan

keterampilan sosialnya dengan bersama-sama dalam kelompok mendiskusikan

pertanyaan apa yang akan diajukan dan siapa yang akan mewakili kelompok

secara bergiliran. Sebagian yang lain disamping bersama-sama membuat

pertanyaan juga menyiapkan jawaban atau tanggapan atas pertanyaan. Dari hasil

pengamatan peneliti, masih ada satu dua siswa yang sepanjang pembelajaran

terlihat pasif. Dari informasi yang disampaikan oleh guru, bahwa anak tersebut

memang memiliki kebiasaan yang demikian.

c. Uji Coba Model Luas Di Sekolah Dasar Negeri 2 Cimarga

Letak sekolah yang tidak berjauhan dengan SDN 1 Cimarga memberikan

efek negative terhadap jumlah siswa yang dimiliki. Sekolah ini relative memiliki

siswa sedikit dibandingkan dengan SDN 1 Cimarga.

Suasana lingkungan di Sekolah Dasar Negeri 2 Cimarga terasa sangat

berbeda dibandingkan dengan dua sekolah lainnya yang menjadi objek penelitian

terutama menyangkut kelengkapan fasilitas sekolah didukung dengan gedung dan

kenyamanan, sekolah ini relative kurang dalam kebersihan, terutama ketika hujan

turun, genangan air terlihat di halaman sekolah, hal ini disebabkan sekolah ini

dekat dengan pesawahan, sehingga terasa kurang nyaman, namun penataan

Page 65: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

128

ruangan guru, ruang kepala sekolah dan ruang belajar siswa sudah nampak

kerapihannya.

Jumlah siswa tiap kelas yang hanya 25 orang dengan ruangan kelas yang

cukup luas membuat suasana belajar sangat kondusif. Pelaksanaan uji coba

pertama berjalan dengan lancar, siswa dengan cepat dapat menyesuaikan diri,

hanya saja guru sering mendominasi kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat

dimaklumkan karena merupakan pertemuan pertama dan tahap penyesuaian diri.

Pada awalnya siswa masih tampak malu-malu untuk turut aktif dalam kegiatan

diskusi kelompok. Setelah proses pembelajaran berjalan dari satu tahapan

ketahapan berikutnya dan berkat motivasi dari guru, keberanian siswa untuk

bertanya dan mengemukakan pendapat mulai tampak.

Siswa dengan cepat dapat menyesuaikan diri dengan model pembelajaran

yang dikembangkan. Pada uji coba luas pertama, sebagian siswa memang sempat

tampak ragu untuk bertanya atau mengemukakan pendapat demikian halnya guru

mata pelajaran yang sesekali mendominasi kegiatan pembelajaran dengan terlalu

banyak memberikan penjelasan. Dari hasil pengamatan peneliti, secara umum uji

coba luas pertama di sekolah dengan katagori baik ini telah berjalan dengan baik.

Perbaikan dilakukan hanya pada implementasi pembelajarannya menyangkut

kinerja guru dan siswa pada setiap prosedur pembelajaran. Begitu juga penekanan

pada sasaran pembelajaran yaitu pengembangan hasil belajar siswa yang masih

belum maksimal. Kelemahan-kelemahan tersebut didiskusikan pada akhir

pertemuan dengan guru sebagai pelaksana pembelajaran. Beberapa catatan

diberikan diantaranya penegasan kembali tentang prosedur pembelajaran, sasaran

pembelajaran dan pengelolaan waktu sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia.

Page 66: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

129

Pada uji coba luas kedua, suasana pembelajaran semakin baik. Siswa

sudah mulai terbiasa dengan suasana pembelajaran kooperatif dan partisipasi

siswa dalam diskusi baik diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Siswa yang

pada pertama pasif mulai memberanikan diri untuk mengajukan dan menjawab

pertanyaan. Dominasi guru tidak lagi terjadi pada uji coba yang kedua ini. Dalam

kegiatan diskusi kelas, setiap kelompok diberikan kesempatan untuk

mempresentasikan hasil kerjanya, masing-masing kelompok yang terdiri dari lima

orang dan setiap individu anggota kelompok mendapat peran sebagaimana yang

mereka sepakati yaitu sebagai pemandu, penyaji (presentasi), dan anggota yang

lain bekerjasama saling membantu memberikan tanggapan atas pertanyaan dari

kelompok lain.

Uji coba ketiga pada sekolah berkategori rendah telah mengalami

perkembangan yang menggembirakan hampir semua siswa berpartisipasi dalam

diskusi kelompok. Motivasi yang diberikan pada awal pembelajaran dan

pemberian reward pada akhir pembelajaran telah berhasil menciptakan suasana

yang dinamis selama proses pembelajaran pada uji coba luas ketiga ini. Peran

guru sebagai fasilitator dan motivator sudah sangat dirasakan. Bimbingan dan

bantuan guru hanya diberikan pada saat dibutuhkan baik kepada individu maupun

kelompok.

d. Evaluasi Dan Refleksi Dari Uji Coba Luas

Pada uji coba luas siklus pertama, di ketiga sekolah umumnya proses

pembelajaran belum berjalan sebagaimana yang direncanakan sesuai dengan

prosedur pembelajaran kooperatif. Pada uji coba luas siklus pertama, guru belum

terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang mengarah kepada model

Page 67: 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL ...

130

pembelajaran kooperatif tipe TGT walaupun model ini dipandang sederhana.

Sebagian siswa perlu menyesuaikan diri lebih lama dengan model yang

dikembangkan, motivasi dan pengarahan guru sangat dibutuhkan untuk

menciptakan suasana pembelajaran yang diinginkan.

Pada siklus dan ketiga, aktifitas siswa dalam proses pembelajaran sudah

terjadi peningkatan dan sudah mengarah pada suasana pembelajaran kooperatif.

Sebagian besar siswa sudah mampu membangun kerjasama dan saling membantu

dalam menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan guru. Terjadi peningkatan

aktifitas belajar siswa dari siklus pertama, kedua dan ketiga ditunjukkan dengan

partisipasi sepanjang pelaksanaan pembelajaran terutama pada saat diskusi kelas

dengan saling mempertahankan pendapat. Dalam uji coba luas siklus kedua dan

ketiga, guru telah menunjukkan perannya sebagai fasilitator dan motivator. Secara

bertahap guru telah mampu menciptakan suasana atau kondisi pembelajaran

kooperatif dengan baik. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang

dikembangkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa Sekolah Dasar sudah

berjalan sebagaimana yang diharapkan.