6.2 fraktur cervical

128

Click here to load reader

Transcript of 6.2 fraktur cervical

Page 1: 6.2 fraktur cervical

MANAJEMEN

FRAKTUR CERVICAL

Page 2: 6.2 fraktur cervical

KELOMPOK VI

Rafnita Dwi Putri

Waode Sri Mulawati

Sulinda

Nurul Halimah

Riska Pakombong

Nadira Damayanti

Page 3: 6.2 fraktur cervical

TIU

Memahami manajemen Fraktur

Cervical

TIK

1. Memahami anatomi, fisiologi,dan

biomekanik cervical

2. Mengetahui epidemologi fraktur

cervical

3. Mengetahui klasifikasi fraktur cervical

dan patofisiologinya

4. Terampil melaksanakan manajemen

fisioterapi pada fraktur cervical.

Page 4: 6.2 fraktur cervical

Fraktur cervical merupakan

diskontinuitas tulang satu segmen

cervical atau lebih yang kebanyakan

cidera merupakan hasil dari

benturan/tubrukan cervicalis. Force

cedera ini seringkali sangat sehingga

menyebabkan fraktur pada vertebra atau

bahkan dapat terpecah menjadi bagian-

bagian kecil. Prognosis yang baik terjadi

jika tidak cedera tidak mengenai spinal

cord

Page 5: 6.2 fraktur cervical
Page 6: 6.2 fraktur cervical

ANATOMI DAN

FISIOLOGI

Page 7: 6.2 fraktur cervical
Page 8: 6.2 fraktur cervical

Secara keseluruhan, cervical

terdiri atas 2 seg-men

anatomikal dan fungsional yaitu

:

Segmen superior (suboccipital),

terdiri atas C1 (atlas) dan C2

(axis) upper cervical spine

Segmen inferior yang

memanjang dari permukaan in-

ferior axis ke permukaan superior

Th1 lower cervical spine

Seluruh vertebra cervical

adalah sama kecuali atlas (C1)

dan axis (C2).

Page 9: 6.2 fraktur cervical

Sekitar 50% dari

gerakan fleksi-ekstensi

terjadi pd oociput-C1

(yes Joint)

Sekitar 50% dari

gerakan rotasi terjadi pd

C1-C2 (No Joint)

Sisanya gerakan fleksi-

ekstensi, rotasi dan

lateral fleksi terjadi di

segmen C2-C7

Page 10: 6.2 fraktur cervical

ATLAS (C1)

Page 11: 6.2 fraktur cervical

AXIS (C2)

Page 12: 6.2 fraktur cervical
Page 13: 6.2 fraktur cervical

O

T

O

T

Page 14: 6.2 fraktur cervical

GAMBAR DIBAWAH MERUPAKAN OTOT LEHER YANG MEMBANTU

EKSTENSI KEPALA DAN TERLETAK RELATIF DALAM: M. SEMISPINALIS

CAPITIS DAN M.LONGISSIMUS CAPITS

Page 15: 6.2 fraktur cervical

Gambar di atas merupakan Otot leher yang membantu ekstensi kepala

dan terletak relatif dalam: m. Splenius capits

Page 16: 6.2 fraktur cervical

Ligamen

Page 17: 6.2 fraktur cervical

ELEMEN-ELEMEN SARAF

8 pasang saraf cervical

Akar saraf keluar dari

kanal spinal superior

diantaranya:saraf C1 keluar dari kanal

antara Occ & C1

saraf C2 keluar dari kanal

antara C2 & C3

saraf C8 keluar dari kanal C7

& T1

Page 18: 6.2 fraktur cervical

Saraf Innervasi motorik Refleks

C 1-2 Kepala dan leher

C 3-5 diafragma

C5 otot deltoid, biceps

C6 ekstensor wrist, abduktor

dan ekstensor thumb

C 5-6 biceps, brachioradialis

C7 triceps, fleksor wrist,

ekstensor jari

C 6-7 tricpes

C8 fleksor jari

Th1 otot-otot intrinsik tangan

Page 19: 6.2 fraktur cervical

MYOTOME

Root Joint Action

C1 Upper cervical flexion

C2 Upper cervical extension

C3 Cervical lateral flexion

C4 Shoulder girdle elevation

C5 Shoulder Abduction

C6 Elbow flexion

C7 Elbow extension

C8 Thumb extension; finger flexion

Page 20: 6.2 fraktur cervical

BIOMEKANIK

Page 21: 6.2 fraktur cervical

ROM CERVICALMCRAE 1999

• 0-80 derajat• 0-45 derajat

• 0-50 derajat• 0-80 derajat

fleksi ekstensi

rotasiLateral fleksi

Page 22: 6.2 fraktur cervical

COUPLED MOTION OF CERVICAL SPINE

(GERAKAN BERPASANGAN PADA CERVICAL

SPINE)

AtlantoaxialSegment (C1/C2)

SubaxialSpine (C3-

C7)

Page 23: 6.2 fraktur cervical
Page 24: 6.2 fraktur cervical
Page 25: 6.2 fraktur cervical

EPIDEMOLOGI

Kecelakaan merupakan penyebab kematian ke empat,

setelah penyakit jantung, kanker dan stroke, tercatat ᄆ 50

meningkat per 100.000 populasi tiap tahun, 3 % penyebab

kematian ini karena trauma langsung medula spinalis, 2% karena

multiple trauma. Insidensi trauma pada laki-laki 5 kali lebih besar

dari perempuan. Ducker dan Perrot melaporkan 40% spinal cord

injury disebabkan kecelakaan lalu lintas, 20% jatuh, 40% luka

tembak, sport, kecelakaan kerja. Lokasi fraktur atau fraktur

dislokasi cervical paling sering pada C2 diikuti dengan C5 dan C6

terutama pada usia dekade 3

Page 26: 6.2 fraktur cervical

Fracture cervica;

Hiperfleksi

Flexion tear drop fracture dislocation

Wedge fracture

Clay shovelersfracture

FrakturOdontoid (C2)

Hiperextensi

Axial injury

KLASIFIKASI CERVICAL TRAUMA MENURUT

MEKANISMENYA :

Page 27: 6.2 fraktur cervical

Fracture cervica;

Hiperfleksi

Hiperextensi

Frakturhangman

Fraktur tear drop extension

Axial injury

Page 28: 6.2 fraktur cervical

Fracture cervica;

Hiperfleksi

Hiperextensi

Axial injury Burst injury

FrakturJefferson

Cervical tengah dan

bawah

Page 29: 6.2 fraktur cervical

TRAUMA HIPERFLEKSI

1. Flexion tear drop fracture dislocation

2. Wedge fracture

3. Clay shovelers fracture

4. Fraktur Odontoid

Page 30: 6.2 fraktur cervical

FLEXION TEAR DROP FRACTURE

DISLOCATION

Force fleksi murni ditambah

komponen kompresi menyebabkan

robekan pada kumpulan ligamen posterior

disertai fraktur avulse pada bagian

antero-inferior korpus vertebra. Lesi tidak

stabil. Tampak tulang servikal dalam fleksi:

- Fragmen tulang berbentuk segitiga pada

bagian antero-inferior

korpus vertebrae

- Pembengkakan jaringan lunak pravertebral

Page 31: 6.2 fraktur cervical
Page 32: 6.2 fraktur cervical
Page 33: 6.2 fraktur cervical
Page 34: 6.2 fraktur cervical
Page 35: 6.2 fraktur cervical

WEDGE FRACTURE

Vertebra terjepit sehingga berbentuk

baji. Ligament longitudinal anterior

dan kumpulan ligament posterior

utuh sehingga lesi ini bersifat stabil.

Page 36: 6.2 fraktur cervical
Page 37: 6.2 fraktur cervical

CLAY SHOVELERS FRACTURE

Fleksi tulang leher dimana terdapat

uluran maksimal ligament posterior

tulang leher mengakibatkan terjadinya

fraktur oblik pada prosesus spinosus ;

biasanya pada CVI-CVII atau Th1.

Page 38: 6.2 fraktur cervical
Page 39: 6.2 fraktur cervical
Page 40: 6.2 fraktur cervical

FRAKTUR ODONTOID

Kira-kira 60% dari fraktur C2 terjadi

pada prossesus odontoid, tonjolan

tulang seperti pasak yang menonjol ke

atas dan dalam keadaan normal

berhubungan dengan arkus anterior

C1. Prossesus odontoid terikat

ditempatnya oleh ligamentum

transversum.

Page 41: 6.2 fraktur cervical

Fraktur odontoid bisa dilihat

dengan foto servikal lateral atau

dengan proyeksi open mouth. Namun

biasanya CT scan dibuat untuk

meyakinkan.

Page 42: 6.2 fraktur cervical

Tipe I

terjadi pada ujung odontoid dan

relative jarang terjadi

Page 43: 6.2 fraktur cervical

Tipe II

tejadi pada dasar dens dan

merupakan fraktur odontoid tersering.

Pada anak berusia kurang dari 6

tahun masih terdapat lempeng

epifisis dan mungkin tampak seperti

garis fraktur.

Page 44: 6.2 fraktur cervical
Page 45: 6.2 fraktur cervical

Tipe III

terjadi pada dasar dens dan berlanjut

secara oblik kearah korpus aksis. biasanya

akan pulih hanya dengan stabilisasi

melalui pemasangan traksi servikal.

Page 46: 6.2 fraktur cervical
Page 47: 6.2 fraktur cervical
Page 48: 6.2 fraktur cervical

TRAUMA HIPEREXTENSI

1. Fraktur hangman

2. Fraktur tear drop extension

Page 49: 6.2 fraktur cervical

FRAKTUR HANGMAN

Hangman’s fracture terjadi pada elemen

posterior C2 yang merupakan pars interkularis.

Fraktur jenis ini terjadi kira-kira 20% dari

semua fraktur aksis dan biasanya diakibatkan

cedera hiperekstensi. Dinamakan Hangman

karena sesuai dengan kelainan yang terjadi

pada orang yan dihukum gantung dengan

simpul di depan dagu.

Fraktur hangman jarang menimulkan deficit

neurologis mengingat fraktur menimbulkan

pemisahan antara korpus C2 dengan elemen

osterior.

Page 50: 6.2 fraktur cervical

Fraktur Hangman dibedakan menjadi tiga tipe.

Tipe I :

Merupakan fraktur yang stabil, dimana pergeseran atauangulasi di sini hanya minimal saja serta cukupditerapi dengan pemasangan collar neck.

Tipe II

Angulasi korpus lebih dari 10 derajat dan pergeserankorpus dari elemen posterior lebih dari 3mm

Tipe II

Adalah fraktur yang menimbulkan dislokasi faset C2 bilateral dan sangat tidak stabil sehingga untuk kasus iniperlu dioperasi untuk stabilisasi. Pasien dengan frakturini harus diimobilisasi eksternal sampai mendapatkanfisioterapi khusus.

Page 51: 6.2 fraktur cervical

GAMBARAN TIPE FRAKTUR

Page 52: 6.2 fraktur cervical

MEKANISME CEDERA

Ekstensi yg dipaksakan pada leher yg sudahdalam keadaan ekstensi.

Fleksi leher yg sudah dalam keadaan fleksi dankompresi leher yg sedang dalam keadaanekstensi.

Dalam sejarah, penyebab utama cedera ygmematikan ini adalah akibat penggantungandengan simpul pada prominentia dagu.

Page 53: 6.2 fraktur cervical
Page 54: 6.2 fraktur cervical

Gambaran Tipe-Tipe Fraktur

Page 55: 6.2 fraktur cervical
Page 56: 6.2 fraktur cervical

FRAKTUR TEAR DROP EXTENSION

Page 57: 6.2 fraktur cervical

AXIAL INJURIES

1. Burst fracture >> Jefferson fracture

>> Fracture cervical tengah

ke bawah

Page 58: 6.2 fraktur cervical

JEFFERSON FRACTURE

Tulang atalas tipis, berbentuk cincin

dengan permukaan sendi yang luas.

Fraktur atlas tejadi 5% dari fraktur

tulang servikal akut. Kira-kira 40% fraktur

atlas berhubungan dengan fraktur aksis

(C2). Fraktur tersering C1 adalah burst

fracture (Fraktur Jefferson).

Page 59: 6.2 fraktur cervical

Mekanisme trauma yang biasa terjadi

adalah axial loading, yang terjadi bila ada

beban berat jatuh secara vertical ke kepala

pasien atau pasien jatuh ke permukaan

dengan kepala berada pada posisi netral.

Fraktur jefferseon meliputi terputusnya

kedua ring anterior dan posterior C1

dengan bergesernya massa lateral ke arah

lateral.

Page 60: 6.2 fraktur cervical

Fraktur ini paling baik dilihat dengan pandangan

open mouth dari C1 dan C2 dan dengan CT-

scan axial. Bila patahan tulang tampak

bergeser lebih dari 7 mm pada foto proyeksi

frontal, kemungkinan ligamentum

transversumnya robek. Konfirmasi tentang

cedera ligamentum ini dipastikan bersasarkan

adanya gerakan abnormal antara odontoid

dan atlas pada pemeriksaan radiologis.

Page 61: 6.2 fraktur cervical

Pada pasien yang selamat, fraktur ini

biasanya tidak berhubungan dengan fraktur

medulla spinalis. Namun fraktur ini tidak stabil

dan pertama kali harus ditanganni dengan collar

neck.

Tindakan operasi (fusi) ditujukan untuk kasus

yang ligamennya ikut cedera. Tindakan operasi

adalah fiksasi antara oksiput dengan lamina

dan pada saat pascabedah dipasang jaket

halo.

Page 62: 6.2 fraktur cervical
Page 63: 6.2 fraktur cervical
Page 64: 6.2 fraktur cervical

BURSTING FRACTURE CERVICAL TENGAH

DAN BAWAH

Page 65: 6.2 fraktur cervical
Page 66: 6.2 fraktur cervical
Page 67: 6.2 fraktur cervical

GEJALA UMUM

Lewis (2006) menyampaikan manifestasi klnik fraktur

adalah sebagai berikut:

a. Nyeri

Nyeri dirasakan langsung setelah terjadi trauma. Hal ini

dikarenakan adanya spasme otot, tekanan dari patahan

tulang atau kerusakan jaringan sekitarnya.

b. Bengkak/edama

Edema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa yang

terlokalisir pada daerah fraktur dan extravasi daerah di

jaringan sekitarnya.

Page 68: 6.2 fraktur cervical

c. Memar/ekimosis

Merupakan perubahan warna kulit sebagai akibat

dari extravasi daerah di jaringan sekitarnya.

d. Spame otot

Merupakan kontraksi otot involunter yang

terjadu disekitar fraktur.

e. Penurunan sensasi

Terjadi karena kerusakan syaraf, terkenanya syaraf

karena edema.

f. Gangguan fungsi

Terjadi karena ketidakstabilan tulang yang frkatur,

nyeri atau spasme otot. paralysis dapat terjadi

karena kerusakan syaraf.

Page 69: 6.2 fraktur cervical

g. Mobilitas abnormal

Adalah pergerakan yang terjadi pada bagian-bagian yang

pada kondisi normalnya tidak terjadi pergerakan. Ini

terjadi pada fraktur tulang panjang.

h. Krepitasi

Merupakan rasa gemeretak yang terjadi jika bagian-bagaian

tulang digerakkan.

i. Deformitas

Abnormalnya posisi dari tulang sebagai hasil dari

kecelakaan atau trauma dan pergerakan otot yang

mendorong fragmen tulang ke posisi abnormal, akan

menyebabkan tulang kehilangan bentuk normalnya.

j. Shock hipovolemik Shock terjadi sebagai kompensasi

jika terjadi perdarahan hebat.

Page 70: 6.2 fraktur cervical

KOMPLIKASI FRAKTUR CERVICAL

Spinal Cord Injury

Paralysis

Infeksi

Kerusakan saraf

Ketidaksejajaran dalam

penyambungan dan malunion

Page 71: 6.2 fraktur cervical

OA

Avascular necrosis

Depresi

Hiperekstensi leher (Kifosis)

tetraplegia (Kelumpuhan dua

tungkai)

Quadriplagia/tetraplegia

(Kelumpuhan pada empat

tungkai)

Page 72: 6.2 fraktur cervical

MANAJEMEN

Page 73: 6.2 fraktur cervical

Assesment

Page 74: 6.2 fraktur cervical
Page 75: 6.2 fraktur cervical

Anamnesis

Umum

Nama : Tn.A

Alamat : Jl. Kebayoran no.2

Umur : 27 thn

Hobi : Renang

Pekerjaan : wiraswasta

Anamnesis

Khusus

C

Nyeri post OP akibat

fraktur Cervical.

Vital Sign:

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Denyut Nadi : 72 kali/menit

Pernafasan : 23 kali/menit

Temperatur/Suhu : 36 °C

Page 76: 6.2 fraktur cervical

H

Sejak kapan terjadinya? 2 minggu yang lalu

Bagaimana riwayat terjadinya cedera? 2 minggu yg lalu, saya menyelam di sekitar pulau samalona, tetapi sayatidak memperkirakan kedalaman lautnya. Saya langsungnyebur dan kepala saya menumbuk batu karang. Sayapingsan lalu dibawa oleh teman2 saya .

Bagemana perasaan anda setelah dipasangi alat ini ?

Sejak dipasangi alat ini (collar), saya tdk leluasa

menggerakkan leher saya, kaku dan terasa nyeri dan

seperti robot.

Di mana letak keluhan? Di leher dan ada sedikit di bahu

Apakah ada nyeri atau tidak? Ya, Ada nyeri

Bagaimana sifat nyeri? Ditempat itu saja

Apakah ibu merasa mual dan pusing? Iya,pd fase2 awalleher sy patah.

)

Page 77: 6.2 fraktur cervical

Apakah sudah kedokter? iya

Apakah sudah foto X-Ray,MRI atau CT-scan? Iya sudah, kemarin sudah foot rontgen

Apa kata dokter ?

kata dokter, tulang leher saya patah.

Bagaimana keadaan tidur, makan, BAB, BAK? Terganggu

Kapan bapak ke dokter (apakah sesaat setelah kecelakaan

atau setelah beberapa hari)? Sesaat setelah kecelakaan saya

ke dokter, trus di foto X-Ray,MRI dan CT scan dulu, baru di

operasi

Apakah diberi obat oleh dokter? Iya, saya diberi obat

penghilang nyeri, vitamin, dan anti infeksi.

Bagaimana perasaan Bapak setelah terkena penyakit ini? Pasti

sangat terganggu ya, karena saya tdk bisa beraktivitas seperti

biasa.

o Masih ada keluhan lain yg berkaitan dengan penyakit bapak?

Sudah tidak ada

Page 78: 6.2 fraktur cervical

A

A. Inspeksi Statis

o Perhatikan apakah pasien

memakai collar/ dsb?

Pasien memakai collar

-Perhatikan apakah

terlihat Swelling,

inflamasi?

- perhatikan mimik wajah

pasien, apakah menahan

sakit?

pasien menahan sakit dan

meringis kesakitan dan

terlihat mual dan pusing

B. Inspeksi Dinamis

Di lihat dari Bagaimana

pola berjalan pasien.

Cara pasien

menggerakkan bagian

leher dan

extremitasnya.

INSPEKS

I

Page 79: 6.2 fraktur cervical

Aktif

Nyeri terutama pada gerakan fleksi dan rotasicervikal

*gerakan bagian extremitas atas.

Pasif

Nyeri terutama pada gerakan fleksi dan rotasiservikal

*gerakan bagian extremitas atas.

TIMT

Tidak bisa melawan kuat dan nyeri

PEMERIKSAAN FUNGSI GERAK

DASAR

Page 80: 6.2 fraktur cervical

Suhu : Bagian yang nyeri terasa lebih hangat.

Kontur Kulit : *ada bekas operasi

Spasme : Upper trapezius,otot2 grup flexor

cervical

PALPASI

Page 81: 6.2 fraktur cervical

R

1. ROM : limited (di regio cervical )

2. ADL :Dressing.

3. Pekerjaan : Limited

4. Rekreasi : Limited

Page 82: 6.2 fraktur cervical

T

Muskullotendinogen: Spasme dan weakness otot

(regio cervical) >> upper trapezius,

Osteoarthrogen: Stifness pada C1-C2 (atlantoaxial

joint)

Neurogen : ---

Psikogen: penurunan PD , cemas

Page 83: 6.2 fraktur cervical

S PEMERIKSAAN SPESIFIK

VAS

Tes psikis >> HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety )

Oedem test

Tes ROM

MMT

Tes Sensasi Sensorik

Tes Provokasi

Tes distraksi

Tes kompresi

Pengukuran ekspansi thoraks

ADL test

Pemeriksaan X-Ray,MRI,ST-Scan.

Pemeriksaan lab

Page 84: 6.2 fraktur cervical

VAS

0 108

Interpretasi : nyeri diam: 5

nyeri tekan: 7,5

nyeri gerak: 5

Page 85: 6.2 fraktur cervical

HRS-A (HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY )

Alat ukur ini terdiri 14 kelompok gejala yang masing- masing

kelompok dirinci lagi dengan gejala- gejala yang lebih

spesifik. Masing- masing kelompok gejala diberi penilaian

angka (skore) antara 0-4, yang artinya adalah

Nilai 0 = tidak ada gejala / keluhan

Nilai 1 = gejala ringan / satu dari gejala yang ada

Nilai 2 = gejala sedang / separuh dari gejala yang ada

Nilai 3 = gejala berat / lebih dari separuh dari gejala yang ada

Nilai 4 = gejala berat sekali / semua dari gejala yang ada

Page 86: 6.2 fraktur cervical

Masing- masing nilai angka (skore) dari 14 kelompokgejala tersebut dijumlahkan dan dari hasilpenjumlahan tersebut dapat diketahui derajatkecemasan seseorang, yaitu:

Total nilai (skore) :

< 14 = tidak ada kecemasan

14 – 20 = kecemasan ringan

21 – 27 = kecemasan sedang

28 – 41 = kecemasan berat

42 – 56 = kecemasan berat sekali / panik

Page 87: 6.2 fraktur cervical

Perasaan cemas (ansietas)

a) Cemas

b) Firasat buruk

c) Takut akan pikiran sendiri

d) Mudah tersinggung

Ketegangan

a) Merasa tegang

b) Lesu

c) Tidak bisa istirahat dengan tenang

d) Mudah terkejut

e) Mudah menangis

f) Gemetar

g) Gelisah

Ketakutan

a) Pada gelap

b) Pada orang asing

c) Ditinggal sendiri

d) Pada binatang besar

e) Pada keramaian lalu lintas

f) Pada kerumunan banyak orang

Gangguan tidur

a) Sukar masuk tidur

b) Terbangun malam hari

c) Tidur tidak nyenyak

d) Bangun dengan lesu

e) Banyak mimpi- mimpi

f) Mimpi buruk

g) Mimpi menakutkan

Page 88: 6.2 fraktur cervical

HASIL PENGUKURAN HRS-A:

Interpretasi : Nilai 24 kecemasan sedang

Page 89: 6.2 fraktur cervical

EDEMA RATING SCALE

2+

Page 90: 6.2 fraktur cervical

TES ROMRegio

Cervikal

ROM FLEKSI EKSTENSI

LATERAL

SIDE

FLEKSI

ROTASI

Normal 0-80o 0-50o 0-45o 0-80o

Hasil Pengukuran 20o 50o 20o 20o

ROM menurut ISOM:

S.50º.0º.20º (Flexi-Extensi)

F.20º.0º.20º(Lateral side flexi sinistra-dextra)

T.20º.0º.20º(Rotasi kiri-Rotasi kanan)

Page 91: 6.2 fraktur cervical

MMT

Seluruh grup otot (extensor, flexorbernilai 2

Page 92: 6.2 fraktur cervical

TES SENSASI SENSORIK

Tes rasa posisi

Tes rasa gerak

Tes arah gerak

Tes tajam tumpul

Tes kasar halus

Tes diskriminasi 2 titik

Page 93: 6.2 fraktur cervical

TES PROVOKASI

Dilakukan dengan cara posisi leher

diekstensikan dan kepala dirotasikan ke

salah satu sisi, kemudian berikan tekanan

ke bawah pada puncak kepala. Hasil positif

bila terdapat nyeri radikuler ke arah

ekstremitas ipsilateral sesuai arah rotasi

kepala. Pemeriksaan ini sangat spesifik

namun tidak sensitif, karena berguna untuk

mendeteksi adanya nyeri radikulopati

servikal.

Page 94: 6.2 fraktur cervical

TES PROVOKASI

Page 95: 6.2 fraktur cervical

TES DISTRAKSI KEPALA

Distraksi kepala akan menghilangkan nyeri yang diakibatkan

oleh kompresi terhadap radiks syaraf. Hal ini dapat

diperlihatkan bila kecurigaan iritasi radiks syaraf lebih

memberikan gejala dengan tes kompresi kepala walaupun

penyebab lain belum dapat disingkirkan.

Page 96: 6.2 fraktur cervical

TES DISTRAKSI KEPALA

Page 97: 6.2 fraktur cervical

TES KOMPRESI

Page 98: 6.2 fraktur cervical

TES ADL ( INDEKS ADL MODIFIKASI )

NO JENIS AKTIVITAS

FUNGSIONAL

KRITERIA

1 BERPAKAIAN 0 = tidak dapat melakukan

1 = melakukan dengan bantuan*

2 = melakukan tanpa bantuan

2 KEMAMPUAN

MENGGUNAKAN

TOILET

0 = tidak dapat melakukan *

1 = melakukan dengan bantuan

2 = melakukan tanpa bantuan

3 TRANSFER DARI

LANTAI KE KURSI

0 = tidak dapat melakukan

1 = melakukan dengan bantuan*

2 = melakukan tanpa bantuan

4 TRANSFER DARI KURSI

KE TEMPAT TIDUR

0 = tidak dapat melakukan

1 = melakukan dengan bantuan*

2 = melakukan tanpa bantuan

Page 99: 6.2 fraktur cervical

5 BERJALAN DI DALAM

RUANGAN

0 = tidak dapat melakukan *

1 = melakukan dengan bantuan

2 = melakukan tanpa bantuan

6 BERJALAN DI LUAR

RUANGAN

0 = tidak dapat melakukan

1 = melakukan dengan bantuan*

2 = melakukan tanpa bantuan

7 NAIK TANGGA 0 = tidak dapat melakukan*

1 = melakukan dengan bantuan

2 = melakukan tanpa bantuan

8 TURUN TANGGA 0 = tidak dapat melakukan

1 = melakukan dengan bantuan*

2 = melakukan tanpa bantuan

TOTAL 5 ( Ketergantungan Berat )

Page 100: 6.2 fraktur cervical

PEMERIKSAAN X-RAY

Pemeriksaan menegaskan bahwa adanya fraktur

pada C2.

Page 101: 6.2 fraktur cervical

PEMERIKSAAN LAB

Masih ada inflamasi yang ditandai dengan Limfosit

T dan B masih diatas normal

Nilai normal :

Dewasa : 4.000 – 10.000/mm3

Page 102: 6.2 fraktur cervical

DIAGNOSIS

Gangguan gerak dan fungsi gerak cervical

akibat fraktur C2 tipe II pasca operasi 1

minggu yang lalu.

Page 103: 6.2 fraktur cervical

P

R

O

B

L

E

M Primer

• Ggg Psikisdan cemas

• Nyeri

Sekunder

• Oedema, Kekakuan,Keterbatasan ROM, Muscle Weakness, kontraktur

Kompleks

• Gangguan ADL ( food,drink, toileting, dressing, Self care)

Page 104: 6.2 fraktur cervical

TUJUAN

• Mengurangi nyeri

• Menurunkan oedem

• Mencegah keterbatasan ROM

• Mencegah muscle weakness

• Mencegah kontraktur

Jangka

Pendek

• Mengembalikan danmemaksimalkan fungsionalgerak cervical berkaitandengan ADL

Jangka

Panjang

Page 105: 6.2 fraktur cervical

INTERFENSI

Page 106: 6.2 fraktur cervical

PROGRAM FASE AKUT (0-1 MINGGU) IMOBILISASI

No Problem FT Modalitas terpilih Dosis

1 Penurunan rasa

PD dan cemas

KomTer F : 1 x sehari

I : pasien tetap fokus

T : Wawancara, motivasi

T : 5 menit

2. Nyeri Interferensi F : 1 x sehari

I : 20-30 mA

T : segmental animal

T : 10 menit

3 Mencegah

Gangguan

pernapasan

Exercise F: setiap hari

I:

T; Deep breathing

T: 5 menit

Page 107: 6.2 fraktur cervical

Problem Modalitas Terpilih Dosis

4. Reaksi

Inflamasi

(oedem pada

ext superior

dan inferior,

hematoma,ny

eri akut, immobilisasi

(Collar/ortose servikal)

Positioning

F : 1x sehari

I : intermitten 3 :2

T : local compress

T : 10 menit

F : setiap hari

I : tidur terlentang

T : soft collar

T : 1 minggu

F : setiap hari

I : 3 jam perubahan posisi

T : log rolling (dibantu

berbalik

T : 3 jam per posisi

Page 108: 6.2 fraktur cervical

Problem Modalitas Terpilih Dosis

5. Spasme otot exercise F : 1 x sehari

I : 15-20 kali

T : elufrage

T : 3 menit

6. Mencegahweakness diextremitas

Exercise F : 1x1

I : 5 hit 3 repetisi

T : pasif- aktif ROMEX

T : 3 menit

Page 109: 6.2 fraktur cervical

PROGRAM SUB AKUT (2-4 MINGGU)

No Problem FTModalitas

TerpilihDosis

1 Pencegahan Stiffness

Joint

Exercise F : 1 x sehari

I : 3x perlakuan (1x

perlakuan, 8x hitungan)

T : aktif exercise movement

extremitas superior

T : 3 menit

2 Pencegahan Penurunan

kekuatan otot

Exercise F : 1 x sehari

I : 8 x perlakuan

T : elevasi depresi shoulder

(isometric exercise)

T : 3 menit

3. Pencegahan Spasme

otot

Exercise F ; 1x sehari

I : 15-30 repetisi

T : eflurage

T : 3 menit

Page 110: 6.2 fraktur cervical

PROGRAM KRONIK (4-8 MINGGU) IMOBILIASI

No Problem FT Modalitas Terpilih Dosis

1 Limitasi ROM shoulder ROM Exc F= 1 kali/hr

I= 5 x pengulangan/1 x

terapi

T= aktif ROM EXERCISE

T= 30 sekon

Page 111: 6.2 fraktur cervical

PROGRAM KRONIK (8-12 MINGGU)

No Problem FT Modalitas Terpilih Dosis

1 Pencegahan Limitasi

ROM cervical

ROM Exc F= 1 kali/hr

I= 8 x pengulangan/1 x

terapi

T= gentle akti ROM

T= 30 sekon

2 Pencegahan Muscle

weakness cervical

Exercise F=1 x sehari

I = 3 x pengulanganx 8

hitungan/1 x terapi

T= isometrik

T= 30 s

F=1x sehari

I = 3xpengulangan, 8

hitungan

T= aktif resisted (hati2 utk

rotasi)

T= 30 sekon

Page 112: 6.2 fraktur cervical

PROGRAM KRONIK (12-16 MINGGU)

No Problem FT Modalitas Terpilih Dosis

1 Pencegahan Kontraktur Exercise F=1x sehari

I = 3xpengulangan, 8

hitungan

T= Streching

T= 30 sekon

F=1x sehari

I = 3xpengulangan, 8

hitungan

T= aktif resisted exercise

T= 30 sekon

Page 113: 6.2 fraktur cervical

PROGRAM FT UTK PROBLEM KOMPLEKS

No Problem FT Modalitas Terpilih Dosis

1 Pencegahan ggg ADL Exercise F=3x/minggu

I = 3x perlakuan (1x

perlakuan, 8x hitungan)/1x

gerakan

T= PNF extremitas

superior dan inferior

T= 30 s`

Page 114: 6.2 fraktur cervical

MODIFIKASI

AFPR (Aktivitas Fungsional Pemeliharaan Diri dan

Rekreasi) dengan cara rekreasi dan permainan

seperti lempar tangkap bola di pantai untuk

memulihkan ADL cervical dan shoulder klien serta

untuk merilekskan pikiran dan mengembalikan

kebugaran tubuh klien.

Page 115: 6.2 fraktur cervical

DOKUMENTASI

Data-data tentang riwayat medis klien, hasil-hasil

pemeriksaan klinis, program intervensi physio yang

telah dilaksanakan pada klien dan catatan

penting tentang hasil perkembangan terapi,

dapat dilihat dan tercantum pada kartu kontrol

pemeriksaan kesehatan klien.

Page 116: 6.2 fraktur cervical

E

V

A

L

U

A

S

I

Problem parameter Interpretasisebelum sesudah

Nyeri VAS 8 2

Penururnan PD

dan cemas

HRS-A 24 13

oedem ERS 2+ 0

Muscle

weakness

MMT 2 4

Page 117: 6.2 fraktur cervical

Limitasi ROM Gonio S.50º.0º.20

º

F.20º.0º.20º

T.20º.0º.20º

S.75º.0º.45º

F.40º.0º.40º

T.75º.0º.75º

Ggg ADL Indeks ADL

modifikasi

5 1

Page 118: 6.2 fraktur cervical

KEMITRAAN

Pengembangan kemitraan dapat dilakukan dengan

profesi kesehatan lainnya dalam rangka

memberikan pelayanan kesehatan sepenuhnya

terhadap kondisi klien. Hal ini dilakukan sesuai

dengan kebutuhan klien dan perkembangan

patofisiologinya. Dalam memberikan intervensi

klien tersebut, Physio dapat bermitra dengan dokter

spesialis saraf, dokter dokter spesialis patologi

klinik, ahli okupasional, perawat, psikolog, ahli gizi,

dan pekerja sosial medis lainnya.

Page 119: 6.2 fraktur cervical

TENGKISS

Page 120: 6.2 fraktur cervical

JENIS-JENIS IMOBILISASI

Soft collar Hard collar

Page 121: 6.2 fraktur cervical

Cervical orthrosis Cervical orthrosis

Page 122: 6.2 fraktur cervical

Halo orthrosis Cervico-thoracics

Page 123: 6.2 fraktur cervical
Page 124: 6.2 fraktur cervical
Page 125: 6.2 fraktur cervical
Page 126: 6.2 fraktur cervical
Page 127: 6.2 fraktur cervical
Page 128: 6.2 fraktur cervical