61053-4-898563294180
Transcript of 61053-4-898563294180
Modul IVATENSI DAN KESADARAN
HAKIKAT ATENSI DAN KESADARAN
- Atensi adalah cara-cara kita secara aktif memproses sejumlah informasi yang
terbatas dari sejumlah besar informasi yang disediakan oleh indra, memori yang
tersimpan, dan oleh proses-proses kognitif kita yang lain.
(lihat gambar)
- Atensi mencakup proses-proses sadar maupun bawah sadar proses sadar
relatif lebih mudah dipelajari, sementara proses bawah sadar lebih sulit karena
tidak disadari oleh individu
Penjelasan Gambar: Misalnya saat kita merasakan sensasi memakan gado-gado untuk pertama kali (indra pengecap melakukan sensasi) kita teringat dengan jenis makanan serupa yang pernah kita makan sebelumnya yaitu pecel (memori) kita kemudian mulai membandingkan komposisi pecel dan gado-gado (proses berfikir) kegiatan ini merupakan salah satu contoh terjadinya proses atensi dalam diri kita.
- Kita lebih mudah mengingat informasi yang mendapatkan atensi kita ketimbang
informasi yang kita abaikan. Contohnya, kita mampu mengingat informasi yang
kita lihat di tv saat kita menyimak dengan seksama (memberi antensi),
sementara saat kita melakukan kegiatan lain sembari menonton tv, atensi kita
teralih dan kita tidak mampu mengingat informasi yang terdapat di tv.
- Kesadaran mencakup perasaan tentang apa yang disadari maupun isinya, yang
darinya bisa kita gunakan untuk memfokuskan atensi. Oleh karena itulah atensi
dan kesadaran membentuk dua sistem operasi yang kesannya tumpang tindih.
- Dahulu psikolog yakin atensi sama dengan kesadaran, namun sekarang mereka
menemukan bahwa sejumlah pemrosesan atensi yang aktif terhadap
Psikologi KognitifLusi Nur Ardhiani
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 1
Sensasi+
Memori+
Proses-proses berfikir
Atensi:
Proses-proses terkontrol (termasuk
kesadaran)+
Proses-proses otomatis
Tindakan
pemrosesan indrawi, informasi yang diingat-ingat dan informasi kognitif, bisa
berjalan diluar kesadaran kita. Contoh: pada saat ini anda dapat menyetir sambil
secara sadar melakukan aktivitas yang lain, misal mengobrol, meskipun hal ini
tidak dapat dilakukan jika anda tidak sadar sepenuhnya.
- Namun demikian, keuntungan yang diperoleh dari atensi akan semakin besar
kalau kita manjadikan proses-prosesnya disadari. Atensi yang disadari
mengandung 3 tujuan bagi kognisi, yaitu:
o Atensi membantu pemonitoran interaksi-interaksi kita dengan
lingkungan. Melalui pemonitoran kita mempertahankan kesadaran
tentang seberapa baiknya kita beradaptasi dengan lingkungan kita.
Contoh, saat kita berada dalam kelas, kita memiliki kemampuan untuk
bertahan duduk dan berperilaku berbeda seperti saat kita sedang di
tengah pesta. Hal itu terjadi karena kita memberi atensi pada situasi dan
interaksi kita di tengah lingkungan.
o Atensi membantu kita mengaitkan masa lalu (memori) dan masa kini
(pencerapan), memberikan kita pemahaman tentang kontinuitas
pengalaman. Contoh, saat menonton serial sinetron di tv, seseorang
mampu mengaitkan cerita dari episode baru yang sedang ia tonton
dengan episode sebelumnya karena ia memberi atensi terhadap sinetron
tersebut.
o Atensi membantu kita mengntrol dan merencanakan tindakan-tindakan
ke depan. Kita dapat melakukannya berdasarkan informasi yang kita
peroleh dari pemonitoran dan pengaitan memori masa lalu dan
pencerapan masa kini. Contoh: kita mampu melakukan tugas yang
diberikan oleh atasan kita.
Pemrosesan Ambang Sadar
- Beberapa informasi yang berada di luar kesadaran alam sadar masih dapat
diakses alam sadar, minimal proses-proses kognitifnya. Informasi bagi
pemrosesan kognitif yang letaknya diluar kesadaran alam-sadar ini bertempat di
wilayah yang disebut ambang sadar.
Psikologi KognitifLusi Nur Ardhiani
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 2
- Informasi ambang sadar mencakup memori-memori yang tersimpan namun
tidak digunakan setiap waktu kecuali dibutuhkan. Contoh, jika ditanya apakah
anda bisa mengingat tatanan kamar tidur anda.
- Informasi ambang sadar juga mencakup informasi pencerapan indrawi, contoh;
pencerapan yang sedang dirasakan telinga anda saat anda fokus membaca
- Pertandaan/priming terjadi ketika pengenalan terhadap stimuli tertentu
dipengaruhi oleh presentasi sebelumnya dari stimuli yang sama atau mirip
(Neely).
- Fenomena di ujung lidah adalah fenomena ketika kita mengalami kesulitan
menarik informasi ambang sadar menuju kesadaran alam sadar.
- Persepsi ambang sadar juga bisa ditemukan pada orang yang mengalami lesi di
wilayah korteks visual. Biasanya pasien mengalami kondisi seperti kebutaan di
area korteks tertentu yang terluka. Namun begitu, mereka masih bisa
menunjukkan fenomena penglihatan membuta yaitu sebuah kondisi yang
penderita masih meiliki jejak kemampuan mempersepsi secara visual padahal
area-area korteks visualnya mengalami kebutaan dan masih bisa merespin
stimuli visual meskipun tidak memahami apa yang dipersepsinya.
Proses-Proses Terkontrol versus Otomatis
- Proses-proses terkontrol
o Bisa diakses oleh kendali kesadaran bahkan mensyaratkan kontrol
kesadaran itu sendiri.
o Proses-proses ini dilakukan secara berkala.
o Muncul secara berurutan, satu langkah pada satu waktu.
o Contoh: proses belajar menyetir mobil untuk pertama kali, seseorang
akan mengerahkan kesadarannya untuk melakukan setiap langkah
(memasukkan kunci, menstarter mobil, menyesuaikan posisi duduk,
menekan pedal kopling, gas, rem, dsb) pada satu waktu.
Psikologi KognitifLusi Nur Ardhiani
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 3
- Proses-proses otomatis
o Tidak melibatkan kontrol kesadaran sedikitpun.
o Umumnya proses ini dilakukan tanpa campur tangan kesadaran alam
sadar.
o Walaupun demikian anda dapat menyadari kalau anda sedang melakukan
hal tesebut.
o Contohnya, seseorang yang sudah terbiasa menyetir mobil, maka ia akan
menyetir secara otomatis
- Ciri-ciri proses-proses otomatis:
o Tersembunyi dari alam sadar
o Tidak intensional
o Hanya menghabiskan sedikit sumber daya atensi.
- Konsep alternatif:
o Proses-proses antara yang sepenuhnya terkontrol dengan yang
sepenuhnya otomatis merupakan kontinum.
o Pada suatu waktu, aktivitas terkontrol yang telah terhabituasi, dapat
menjadi proses otomatis.
o Contoh: proses menyetir yang pada awalnya terkontrol pada saat belajar
lama-kelamaan dapat menjadi proses otomatis karena sudah terbiasa.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perbedaan proses-proses terkontrol dan
otomatis dapat dilihat pada tabel berikut.
Psikologi KognitifLusi Nur Ardhiani
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 4
Tabel : Proses-Proses terkontrol Versus Otomatis (dalam Sternberg)
Sebuah kontinum proses-proses kognitif dari
KARAKTERISTIK PROSES-PROSES TERKONTROL
PROSES-PROSES OTOMATIS
Jumlah upaya intensional yang dibutuhkan
Mensyaratkan upaya-upaya yang sifatnya intensional
Memerlukan sedikit saja intensi atau upaya, tetapi bisa juga tidak sama sekali
Tingkat kesadaran alam sadar
Mesyaratkan sepenuhnya ksadaran dari alam sadar
Umumnya terjadi diluar kesadaran yang disadari meskipun sejumlah proses otomatis bisa saja tersedia bagi alam sadar
Pemakaian sumber daya atensi
Menghabiskan banyak sumber daya atensi
Menghabiskan sedikit saja sumber daya atensi
Tipe pemrosesan Dilakukan secara berkala dan berurutan (satu langkah pada satu waktu)
Dilakkan lewat pemrosesan parallel dan tidak mengikuti tata urutan tertentu
Kecepatan pemrosesan
Pengambilan keputusan menghabiskan waktu jika dibandingkan dengan proses-proses otomatis
Relatif cepat
Kebaruan relatif tugas-tugas
Tugas-tugas baru dan belum pernah dilakukan atau tugas dengan banyak ciri yang berubah-ubah
Tugas-tugas yang sudah dikenal akrab dan relatif dikuasai dengan ciri utamanya kestabilan
Tingkat pemrosesan
Tingkat pemrosesa kognitif relatif tinggi
Tingkat pemrosesan kognitif relatif rendah
Kesulitan tugas-tugas
Biasanya tugas-tugas yang sulit
Biasanya tugas-tugas yang relatif mudah, bahkan beberapa tugas cenderung otomatis, praktiknya sudah cukup dikuasai
Proses-proses akuisisi
Seiring dengan dikuasainya praktik-praktik, banya prosedur yang rutin dan relatif stabil bisa berubah menjadi otomatis, mengakibatkan proses-proses yang sangat terkontrol sekalipun bisa menjadi otomatis sebagian atau seluruhnya. Secara alamiah, jumlah praktik yang dibutuhkan bagi proses pengotomatisasian meningkat secara dramatis saat menghadapi tugas-tugas yang sangat kompleks
Psikologi KognitifLusi Nur Ardhiani
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 5
- Otomatisasi: proses yang didalamnya terjadi perubahan prosedur tindakan
berubah dari sangat disadari menjadi relatif otomatis
- Analisis yang mendalam terhadap kesalahan-kesalahan manusiawi dalam proses
otomatis dan terkontrol menemukan bahwa kesalahan bisa diklasifikasikan
menjadi dua:
o Kekeliruan (mistakes): kesalahan memilih suatu sasaran atau cara untuk
mencapainya biasanya melibatkan kesalahan di dalam proses-proses
terkontrol yang disengaja
o Kealpaan (slips): kesalahan melakukan cara yang dimaksudkan untuk
mencapai suatu tujuan biasanya kesalahan dalam proses-proses
otomatis. Umumnya kealpaan muncul saat dua kondisi ini muncul:
Kita keluar dari proses-proses rutin dan otomatis untuk
melakukan proses-proses intensional terkontol yang itdak tepat
Proses proses otomatis kita mengalami penginterupsian. Interupsi
biasanya merupakan hasil dari kejadian atau data eksternal,
namun terkadang juga hasil dari kejadian internal, seperti pikiran
yang teralihkan.
Berikut ini jenis-jenis kealpaan yang berkaitan dengan proses-
proses otomatis
Kesalahan menangkap (captureerrors)
Terlupa (omissions)
Mengulang (perseverations)
Kesalahan deskripsi (description errors)
Kesalahan data (data driven errors)
Kesalahan aktivasi asosiatif (associative-activation errors)
Kesalahan karena hilangnya aktivasi (loss of activatin
errors)
Habituasi dan adaptasi
- Habituasi adalah kondisi yang kita menjadi terbiasa dengan sebuah stimulus
sehingga secara bertahap kita makin kurang memberikan perhatian padanya.
Contohnya, saat mendengarkan bunyi detik jam didalam kamar, setelah
mendengar suara detik jarum jam tersebut selama beberapa menit kita
Psikologi KognitifLusi Nur Ardhiani
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 6
kemudian menjadi terbiasa dengan suara tersebut dan perlahan-lahan kurang
memberi perhatian pada suara itu.
- Dishabituasi adalah lawan dari habituasi yaitu sebuah perubahan di dalam
stimulus yang dikenal mendorong kita untuk mulai memperhatikan stimulus itu
lagi. Kedua proses uini berjalan otomatis, tidak melibatkan upaya sadar
sedikitpun.
- Adaptasi indra adalah berkurangnya atensi terhadap sebuah stimulus tetapi
bukan karena keinginan dari kontrol alam sadar. Hal ini terjadi secara langsung
didalam organ indera bukan di otak. Contoh: kita tidak dapat memaksakan diri
kita secara sadar untuk mencium bau tubuh kita sendiri, karena hidung kita
sudah terhabituasi dengan bau tersebut.
Perbedaan atara adaptasi Indera dan Habituasi
- Dalam adaptasi indra respon-respon berlangsung di dalam organ-organ indrawi
- Dalam habituasi, respon-respon berlangsung di dalam otak (dan berkaitan
dengan pembelajaran) habituasi
- Perbedaan tersebut lebih lanjut dapat dilihat pada tabel di bawah:
ADAPTASI HABITUASITidak bisa diakses oleh kontrol kesadaran (contoh: anda tidak dapat memutuskan seberapa cepat anda bisa beradaptasi dengan bau tertentu)
Dapat diakses oleh kontrol kesadaran (contoh: anda dapat memutuskan untuk menyadari percakapan yang ada dibelakang anda, meskipun anda sudah mampu menghabituasinya)
Berkaitan erat dengan intensitas stimulus (contoh: semakin besar intensitas terang cahaya, semakin kuat indra-indra beradaptasi padanya)
Tidak berkaitan dengan intensitas stimulus (contoh: bunyi keras kipas angin tau bunyi AC yang lebih tenang)
Tidak berkaitan dengan jumlah, lamanya, dan pengulangan pengalaman sebelumnya (contoh: resptor-reseptor indra di kulit akan merespons perubahan di dalam temperature dengan cara yang pada dasarnya sama, tidak peduli berapa kali anda sudah diberitahunan perubahannya atau sebaliknya)
Berkaitan erat dengan jumlah, lamanya dan pengulangan pengalaman sebelumnya (contoh: anda akan menjadi lebih cepat terhabituasi dengan bunyi detak jam saat anda sudah lebih sering mendengarnya)
Psikologi KognitifLusi Nur Ardhiani
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 7
ATENSI
Empat fungsi utama atensi:
1. Atensi terbagi
o Kita mengalokasikan dengan bijak sumber-sumber daya atensi yang
tersedia untuk mengoordinasikan pengerjaan lebih dari satu tugas pada
waktu bersamaan. Misalnya, kita berkendara sambil mendengarkan radio
dan memakan camilan.
2. Kewaspadaan dan pendeteksian sinyal
o Merupakan upaya seseorang untuk mengawasi sembari berusaha
mendeteksi penampakan stimulus target yang diinginkan.
o Proses atensi yang mengatur pendeteksian sinyal sangat dipengaruhi oleh
tingkat ekspektasi atau pengharapan akan kemunculan stimulus tertentu.
Contoh, kita akan lebih waspada terhadap bunyi kentongan tukang bakso
disaat kita sudah sangat lapar dan mengharapkan akan memakan bakso
yang lezat.
3. Penelusuran
o Penelusuran melibatkan pencarian target secara aktif dengan segenap
kemampuan kita, berbeda dengan kewaspadaan yang lebih pasif
menunggu kemunculan stimulus.
o Penelusuran dapat menjadi sulit dengan adanya pengalih-pengalih,
yaitu stimuli yang bukan target yang mengalihkan atensi. Misalnya, kita
ke toko buku dan mencari buku dengan judul tertentu, namun karena
banyak sekali pilihan buku yang tersedia, kita menjadi sulit mencari buku
yang kita inginkan.
o Untuk mengatasi kesulitan akibat adanya pengalih-alih, kita memiliki
kemampuan untuk melakukan penelusuran ciri, contoh: apabila kita
memiliki kenalan yang kembar, kita dapat membedakan mereka melalui
ciri-ciri yang spesifik misalnya letak tahi lalat. Atau saat mencari buku di
toko buku, kita dapat melakukan penelusuran dengan mengingat ciri-ciri
buku yang kita inginkan, warna sampulnya, ukuran buku, tebal halaman,
dll.
Psikologi KognitifLusi Nur Ardhiani
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 8
o Namun masalah dapat muncul jika target yang kita cari tidak memiliki ciri
yang unik atau menonjol sedikitpun. Misalnya, kita menaiki bus, dan
barang kita tertinggal di bus tersebut, lalu kita mencari bus tersebut ke
terminal dan menemukan puluhan bus yang serupa. Dalam kondisi ini,
kita akan melakukan penelusuran konjugasi.
o Dalam penelusuran konjugasi, kita akan melakukan pencarian
berdasarkan kombinasi khusus dari ciri-ciri. Misalnya, saat menemui
puluhan bus yang serupa di terminal, kita akan mencoba mencari bus
dengan kombinasi ciri khusus yang telah kita ketahui, seperti apa joknya,
wajah kondekturnya, dll.
o Terdapat beberapa teori dalam penelusuran diantaranya:
Teori integrasi ciri
Teori kemiripan
Teori penelusuran terbimbing
Teori penyaring gerakan
4. Atensi selektif
o Kita memilih untuk mengikuti sejumlah stimuli dan mengabaikan stimuli-
stimuli yang lain. Misalnya saat sedang belajar, kita mengabaikan suara
TV dan suara anak-anak yang sedang bermain di halaman.
Teori-teori mengenai proses atensi (selektif)
o Beberapa teori atensi selektif terdiri atas konsep tentang penyaringan
atensi atau dikenal sebagai teori leher botol.
o Dalam teori-teori leher botol ini terdapat beberapa pendapat diantaranya
Pendapat pertama: Proses pemblokiran atau pemfokusan sinyal
terjadi setelah pencerapan indrawi (alat indra menangkap
stimulus) sebelum terjadi pemrosesan persepsi. Contoh, saat
mendengarkan berbagai pembicaraan di kelas, telinga kita
(pencerapan indrawi) akan menyeleksi percakapan mana yang
ingin kita dengarkan.
Pendapat kedua: mekanisme tersebut terjadi setelah pemrosesan
persepsi. Contoh: saat mendengarkan berbagai percakapan di
kelas, meskipun telinga kita telah difokuskan untuk mendengar
Psikologi KognitifLusi Nur Ardhiani
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 9
percakapan teman di depan kita, namun kita masih tetap mampu
menyadari dan memberi perhatian saat mendengar nama kita
disebut oleh teman lain yang sedang berbincang-bincang jauh di
belakang kita.
o Sementara itu, Teori sumber daya atensi menjelaskan bahwa individu
pada dasarnya memang sudah memiliki sejumlah sumber daya atensi
yang sudah pasti, yang dialokasikan sesuai kebutuhan. Misalnya, terdapat
beberapa tugas kuliah yang harus dikerjakan, maka individu tersebut
akan mengalokasikan atensinya terhadap tugas-tugas tersebut sesuai
kebutuhan.
o Pada dasarnya kedua jenis teori (leher botol dan sumber daya atensi)
memiliki kekurangan masing-masing dalam menjelaskan proses atensi,
namun kedua teori tersebut dapat digunakan untuk saling melengkapi.
Daftar Pustaka
Sternberg, R.J. 2008. Psikologi Kognitif edisi keempat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Psikologi KognitifLusi Nur Ardhiani
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 10