61053-4-898563294180

15
Modul IV ATENSI DAN KESADARAN HAKIKAT ATENSI DAN KESADARAN - Atensi adalah cara-cara kita secara aktif memproses sejumlah informasi yang terbatas dari sejumlah besar informasi yang disediakan oleh indra, memori yang tersimpan, dan oleh proses-proses kognitif kita yang lain. (lihat gambar) - Atensi mencakup proses-proses sadar maupun bawah sadar proses sadar relatif lebih mudah dipelajari, sementara proses bawah sadar lebih sulit karena tidak disadari oleh individu Penjelasan Gambar: Misalnya saat kita merasakan sensasi memakan gado-gado untuk pertama kali (indra pengecap melakukan sensasi) kita teringat dengan jenis makanan serupa yang pernah kita makan sebelumnya yaitu pecel (memori) kita kemudian mulai membandingkan komposisi pecel dan gado-gado (proses berfikir) kegiatan ini merupakan salah satu contoh terjadinya proses atensi dalam diri kita. Psikologi Kognitif Lusi Nur Ardhiani Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana ‘11 1 Sensasi + Memori + Proses- proses Atens i: Proses-proses terkontrol (termasuk kesadaran) + Tindaka n

Transcript of 61053-4-898563294180

Page 1: 61053-4-898563294180

Modul IVATENSI DAN KESADARAN

HAKIKAT ATENSI DAN KESADARAN

- Atensi adalah cara-cara kita secara aktif memproses sejumlah informasi yang

terbatas dari sejumlah besar informasi yang disediakan oleh indra, memori yang

tersimpan, dan oleh proses-proses kognitif kita yang lain.

(lihat gambar)

- Atensi mencakup proses-proses sadar maupun bawah sadar proses sadar

relatif lebih mudah dipelajari, sementara proses bawah sadar lebih sulit karena

tidak disadari oleh individu

Penjelasan Gambar: Misalnya saat kita merasakan sensasi memakan gado-gado untuk pertama kali (indra pengecap melakukan sensasi) kita teringat dengan jenis makanan serupa yang pernah kita makan sebelumnya yaitu pecel (memori) kita kemudian mulai membandingkan komposisi pecel dan gado-gado (proses berfikir) kegiatan ini merupakan salah satu contoh terjadinya proses atensi dalam diri kita.

- Kita lebih mudah mengingat informasi yang mendapatkan atensi kita ketimbang

informasi yang kita abaikan. Contohnya, kita mampu mengingat informasi yang

kita lihat di tv saat kita menyimak dengan seksama (memberi antensi),

sementara saat kita melakukan kegiatan lain sembari menonton tv, atensi kita

teralih dan kita tidak mampu mengingat informasi yang terdapat di tv.

- Kesadaran mencakup perasaan tentang apa yang disadari maupun isinya, yang

darinya bisa kita gunakan untuk memfokuskan atensi. Oleh karena itulah atensi

dan kesadaran membentuk dua sistem operasi yang kesannya tumpang tindih.

- Dahulu psikolog yakin atensi sama dengan kesadaran, namun sekarang mereka

menemukan bahwa sejumlah pemrosesan atensi yang aktif terhadap

Psikologi KognitifLusi Nur Ardhiani

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 1

Sensasi+

Memori+

Proses-proses berfikir

Atensi:

Proses-proses terkontrol (termasuk

kesadaran)+

Proses-proses otomatis

Tindakan

Page 2: 61053-4-898563294180

pemrosesan indrawi, informasi yang diingat-ingat dan informasi kognitif, bisa

berjalan diluar kesadaran kita. Contoh: pada saat ini anda dapat menyetir sambil

secara sadar melakukan aktivitas yang lain, misal mengobrol, meskipun hal ini

tidak dapat dilakukan jika anda tidak sadar sepenuhnya.

- Namun demikian, keuntungan yang diperoleh dari atensi akan semakin besar

kalau kita manjadikan proses-prosesnya disadari. Atensi yang disadari

mengandung 3 tujuan bagi kognisi, yaitu:

o Atensi membantu pemonitoran interaksi-interaksi kita dengan

lingkungan. Melalui pemonitoran kita mempertahankan kesadaran

tentang seberapa baiknya kita beradaptasi dengan lingkungan kita.

Contoh, saat kita berada dalam kelas, kita memiliki kemampuan untuk

bertahan duduk dan berperilaku berbeda seperti saat kita sedang di

tengah pesta. Hal itu terjadi karena kita memberi atensi pada situasi dan

interaksi kita di tengah lingkungan.

o Atensi membantu kita mengaitkan masa lalu (memori) dan masa kini

(pencerapan), memberikan kita pemahaman tentang kontinuitas

pengalaman. Contoh, saat menonton serial sinetron di tv, seseorang

mampu mengaitkan cerita dari episode baru yang sedang ia tonton

dengan episode sebelumnya karena ia memberi atensi terhadap sinetron

tersebut.

o Atensi membantu kita mengntrol dan merencanakan tindakan-tindakan

ke depan. Kita dapat melakukannya berdasarkan informasi yang kita

peroleh dari pemonitoran dan pengaitan memori masa lalu dan

pencerapan masa kini. Contoh: kita mampu melakukan tugas yang

diberikan oleh atasan kita.

Pemrosesan Ambang Sadar

- Beberapa informasi yang berada di luar kesadaran alam sadar masih dapat

diakses alam sadar, minimal proses-proses kognitifnya. Informasi bagi

pemrosesan kognitif yang letaknya diluar kesadaran alam-sadar ini bertempat di

wilayah yang disebut ambang sadar.

Psikologi KognitifLusi Nur Ardhiani

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 2

Page 3: 61053-4-898563294180

- Informasi ambang sadar mencakup memori-memori yang tersimpan namun

tidak digunakan setiap waktu kecuali dibutuhkan. Contoh, jika ditanya apakah

anda bisa mengingat tatanan kamar tidur anda.

- Informasi ambang sadar juga mencakup informasi pencerapan indrawi, contoh;

pencerapan yang sedang dirasakan telinga anda saat anda fokus membaca

- Pertandaan/priming terjadi ketika pengenalan terhadap stimuli tertentu

dipengaruhi oleh presentasi sebelumnya dari stimuli yang sama atau mirip

(Neely).

- Fenomena di ujung lidah adalah fenomena ketika kita mengalami kesulitan

menarik informasi ambang sadar menuju kesadaran alam sadar.

- Persepsi ambang sadar juga bisa ditemukan pada orang yang mengalami lesi di

wilayah korteks visual. Biasanya pasien mengalami kondisi seperti kebutaan di

area korteks tertentu yang terluka. Namun begitu, mereka masih bisa

menunjukkan fenomena penglihatan membuta yaitu sebuah kondisi yang

penderita masih meiliki jejak kemampuan mempersepsi secara visual padahal

area-area korteks visualnya mengalami kebutaan dan masih bisa merespin

stimuli visual meskipun tidak memahami apa yang dipersepsinya.

Proses-Proses Terkontrol versus Otomatis

- Proses-proses terkontrol

o Bisa diakses oleh kendali kesadaran bahkan mensyaratkan kontrol

kesadaran itu sendiri.

o Proses-proses ini dilakukan secara berkala.

o Muncul secara berurutan, satu langkah pada satu waktu.

o Contoh: proses belajar menyetir mobil untuk pertama kali, seseorang

akan mengerahkan kesadarannya untuk melakukan setiap langkah

(memasukkan kunci, menstarter mobil, menyesuaikan posisi duduk,

menekan pedal kopling, gas, rem, dsb) pada satu waktu.

Psikologi KognitifLusi Nur Ardhiani

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 3

Page 4: 61053-4-898563294180

- Proses-proses otomatis

o Tidak melibatkan kontrol kesadaran sedikitpun.

o Umumnya proses ini dilakukan tanpa campur tangan kesadaran alam

sadar.

o Walaupun demikian anda dapat menyadari kalau anda sedang melakukan

hal tesebut.

o Contohnya, seseorang yang sudah terbiasa menyetir mobil, maka ia akan

menyetir secara otomatis

- Ciri-ciri proses-proses otomatis:

o Tersembunyi dari alam sadar

o Tidak intensional

o Hanya menghabiskan sedikit sumber daya atensi.

- Konsep alternatif:

o Proses-proses antara yang sepenuhnya terkontrol dengan yang

sepenuhnya otomatis merupakan kontinum.

o Pada suatu waktu, aktivitas terkontrol yang telah terhabituasi, dapat

menjadi proses otomatis.

o Contoh: proses menyetir yang pada awalnya terkontrol pada saat belajar

lama-kelamaan dapat menjadi proses otomatis karena sudah terbiasa.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perbedaan proses-proses terkontrol dan

otomatis dapat dilihat pada tabel berikut.

Psikologi KognitifLusi Nur Ardhiani

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 4

Page 5: 61053-4-898563294180

Tabel : Proses-Proses terkontrol Versus Otomatis (dalam Sternberg)

Sebuah kontinum proses-proses kognitif dari

KARAKTERISTIK PROSES-PROSES TERKONTROL

PROSES-PROSES OTOMATIS

Jumlah upaya intensional yang dibutuhkan

Mensyaratkan upaya-upaya yang sifatnya intensional

Memerlukan sedikit saja intensi atau upaya, tetapi bisa juga tidak sama sekali

Tingkat kesadaran alam sadar

Mesyaratkan sepenuhnya ksadaran dari alam sadar

Umumnya terjadi diluar kesadaran yang disadari meskipun sejumlah proses otomatis bisa saja tersedia bagi alam sadar

Pemakaian sumber daya atensi

Menghabiskan banyak sumber daya atensi

Menghabiskan sedikit saja sumber daya atensi

Tipe pemrosesan Dilakukan secara berkala dan berurutan (satu langkah pada satu waktu)

Dilakkan lewat pemrosesan parallel dan tidak mengikuti tata urutan tertentu

Kecepatan pemrosesan

Pengambilan keputusan menghabiskan waktu jika dibandingkan dengan proses-proses otomatis

Relatif cepat

Kebaruan relatif tugas-tugas

Tugas-tugas baru dan belum pernah dilakukan atau tugas dengan banyak ciri yang berubah-ubah

Tugas-tugas yang sudah dikenal akrab dan relatif dikuasai dengan ciri utamanya kestabilan

Tingkat pemrosesan

Tingkat pemrosesa kognitif relatif tinggi

Tingkat pemrosesan kognitif relatif rendah

Kesulitan tugas-tugas

Biasanya tugas-tugas yang sulit

Biasanya tugas-tugas yang relatif mudah, bahkan beberapa tugas cenderung otomatis, praktiknya sudah cukup dikuasai

Proses-proses akuisisi

Seiring dengan dikuasainya praktik-praktik, banya prosedur yang rutin dan relatif stabil bisa berubah menjadi otomatis, mengakibatkan proses-proses yang sangat terkontrol sekalipun bisa menjadi otomatis sebagian atau seluruhnya. Secara alamiah, jumlah praktik yang dibutuhkan bagi proses pengotomatisasian meningkat secara dramatis saat menghadapi tugas-tugas yang sangat kompleks

Psikologi KognitifLusi Nur Ardhiani

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 5

Page 6: 61053-4-898563294180

- Otomatisasi: proses yang didalamnya terjadi perubahan prosedur tindakan

berubah dari sangat disadari menjadi relatif otomatis

- Analisis yang mendalam terhadap kesalahan-kesalahan manusiawi dalam proses

otomatis dan terkontrol menemukan bahwa kesalahan bisa diklasifikasikan

menjadi dua:

o Kekeliruan (mistakes): kesalahan memilih suatu sasaran atau cara untuk

mencapainya biasanya melibatkan kesalahan di dalam proses-proses

terkontrol yang disengaja

o Kealpaan (slips): kesalahan melakukan cara yang dimaksudkan untuk

mencapai suatu tujuan biasanya kesalahan dalam proses-proses

otomatis. Umumnya kealpaan muncul saat dua kondisi ini muncul:

Kita keluar dari proses-proses rutin dan otomatis untuk

melakukan proses-proses intensional terkontol yang itdak tepat

Proses proses otomatis kita mengalami penginterupsian. Interupsi

biasanya merupakan hasil dari kejadian atau data eksternal,

namun terkadang juga hasil dari kejadian internal, seperti pikiran

yang teralihkan.

Berikut ini jenis-jenis kealpaan yang berkaitan dengan proses-

proses otomatis

Kesalahan menangkap (captureerrors)

Terlupa (omissions)

Mengulang (perseverations)

Kesalahan deskripsi (description errors)

Kesalahan data (data driven errors)

Kesalahan aktivasi asosiatif (associative-activation errors)

Kesalahan karena hilangnya aktivasi (loss of activatin

errors)

Habituasi dan adaptasi

- Habituasi adalah kondisi yang kita menjadi terbiasa dengan sebuah stimulus

sehingga secara bertahap kita makin kurang memberikan perhatian padanya.

Contohnya, saat mendengarkan bunyi detik jam didalam kamar, setelah

mendengar suara detik jarum jam tersebut selama beberapa menit kita

Psikologi KognitifLusi Nur Ardhiani

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 6

Page 7: 61053-4-898563294180

kemudian menjadi terbiasa dengan suara tersebut dan perlahan-lahan kurang

memberi perhatian pada suara itu.

- Dishabituasi adalah lawan dari habituasi yaitu sebuah perubahan di dalam

stimulus yang dikenal mendorong kita untuk mulai memperhatikan stimulus itu

lagi. Kedua proses uini berjalan otomatis, tidak melibatkan upaya sadar

sedikitpun.

- Adaptasi indra adalah berkurangnya atensi terhadap sebuah stimulus tetapi

bukan karena keinginan dari kontrol alam sadar. Hal ini terjadi secara langsung

didalam organ indera bukan di otak. Contoh: kita tidak dapat memaksakan diri

kita secara sadar untuk mencium bau tubuh kita sendiri, karena hidung kita

sudah terhabituasi dengan bau tersebut.

Perbedaan atara adaptasi Indera dan Habituasi

- Dalam adaptasi indra respon-respon berlangsung di dalam organ-organ indrawi

- Dalam habituasi, respon-respon berlangsung di dalam otak (dan berkaitan

dengan pembelajaran) habituasi

- Perbedaan tersebut lebih lanjut dapat dilihat pada tabel di bawah:

ADAPTASI HABITUASITidak bisa diakses oleh kontrol kesadaran (contoh: anda tidak dapat memutuskan seberapa cepat anda bisa beradaptasi dengan bau tertentu)

Dapat diakses oleh kontrol kesadaran (contoh: anda dapat memutuskan untuk menyadari percakapan yang ada dibelakang anda, meskipun anda sudah mampu menghabituasinya)

Berkaitan erat dengan intensitas stimulus (contoh: semakin besar intensitas terang cahaya, semakin kuat indra-indra beradaptasi padanya)

Tidak berkaitan dengan intensitas stimulus (contoh: bunyi keras kipas angin tau bunyi AC yang lebih tenang)

Tidak berkaitan dengan jumlah, lamanya, dan pengulangan pengalaman sebelumnya (contoh: resptor-reseptor indra di kulit akan merespons perubahan di dalam temperature dengan cara yang pada dasarnya sama, tidak peduli berapa kali anda sudah diberitahunan perubahannya atau sebaliknya)

Berkaitan erat dengan jumlah, lamanya dan pengulangan pengalaman sebelumnya (contoh: anda akan menjadi lebih cepat terhabituasi dengan bunyi detak jam saat anda sudah lebih sering mendengarnya)

Psikologi KognitifLusi Nur Ardhiani

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 7

Page 8: 61053-4-898563294180

ATENSI

Empat fungsi utama atensi:

1. Atensi terbagi

o Kita mengalokasikan dengan bijak sumber-sumber daya atensi yang

tersedia untuk mengoordinasikan pengerjaan lebih dari satu tugas pada

waktu bersamaan. Misalnya, kita berkendara sambil mendengarkan radio

dan memakan camilan.

2. Kewaspadaan dan pendeteksian sinyal

o Merupakan upaya seseorang untuk mengawasi sembari berusaha

mendeteksi penampakan stimulus target yang diinginkan.

o Proses atensi yang mengatur pendeteksian sinyal sangat dipengaruhi oleh

tingkat ekspektasi atau pengharapan akan kemunculan stimulus tertentu.

Contoh, kita akan lebih waspada terhadap bunyi kentongan tukang bakso

disaat kita sudah sangat lapar dan mengharapkan akan memakan bakso

yang lezat.

3. Penelusuran

o Penelusuran melibatkan pencarian target secara aktif dengan segenap

kemampuan kita, berbeda dengan kewaspadaan yang lebih pasif

menunggu kemunculan stimulus.

o Penelusuran dapat menjadi sulit dengan adanya pengalih-pengalih,

yaitu stimuli yang bukan target yang mengalihkan atensi. Misalnya, kita

ke toko buku dan mencari buku dengan judul tertentu, namun karena

banyak sekali pilihan buku yang tersedia, kita menjadi sulit mencari buku

yang kita inginkan.

o Untuk mengatasi kesulitan akibat adanya pengalih-alih, kita memiliki

kemampuan untuk melakukan penelusuran ciri, contoh: apabila kita

memiliki kenalan yang kembar, kita dapat membedakan mereka melalui

ciri-ciri yang spesifik misalnya letak tahi lalat. Atau saat mencari buku di

toko buku, kita dapat melakukan penelusuran dengan mengingat ciri-ciri

buku yang kita inginkan, warna sampulnya, ukuran buku, tebal halaman,

dll.

Psikologi KognitifLusi Nur Ardhiani

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 8

Page 9: 61053-4-898563294180

o Namun masalah dapat muncul jika target yang kita cari tidak memiliki ciri

yang unik atau menonjol sedikitpun. Misalnya, kita menaiki bus, dan

barang kita tertinggal di bus tersebut, lalu kita mencari bus tersebut ke

terminal dan menemukan puluhan bus yang serupa. Dalam kondisi ini,

kita akan melakukan penelusuran konjugasi.

o Dalam penelusuran konjugasi, kita akan melakukan pencarian

berdasarkan kombinasi khusus dari ciri-ciri. Misalnya, saat menemui

puluhan bus yang serupa di terminal, kita akan mencoba mencari bus

dengan kombinasi ciri khusus yang telah kita ketahui, seperti apa joknya,

wajah kondekturnya, dll.

o Terdapat beberapa teori dalam penelusuran diantaranya:

Teori integrasi ciri

Teori kemiripan

Teori penelusuran terbimbing

Teori penyaring gerakan

4. Atensi selektif

o Kita memilih untuk mengikuti sejumlah stimuli dan mengabaikan stimuli-

stimuli yang lain. Misalnya saat sedang belajar, kita mengabaikan suara

TV dan suara anak-anak yang sedang bermain di halaman.

Teori-teori mengenai proses atensi (selektif)

o Beberapa teori atensi selektif terdiri atas konsep tentang penyaringan

atensi atau dikenal sebagai teori leher botol.

o Dalam teori-teori leher botol ini terdapat beberapa pendapat diantaranya

Pendapat pertama: Proses pemblokiran atau pemfokusan sinyal

terjadi setelah pencerapan indrawi (alat indra menangkap

stimulus) sebelum terjadi pemrosesan persepsi. Contoh, saat

mendengarkan berbagai pembicaraan di kelas, telinga kita

(pencerapan indrawi) akan menyeleksi percakapan mana yang

ingin kita dengarkan.

Pendapat kedua: mekanisme tersebut terjadi setelah pemrosesan

persepsi. Contoh: saat mendengarkan berbagai percakapan di

kelas, meskipun telinga kita telah difokuskan untuk mendengar

Psikologi KognitifLusi Nur Ardhiani

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 9

Page 10: 61053-4-898563294180

percakapan teman di depan kita, namun kita masih tetap mampu

menyadari dan memberi perhatian saat mendengar nama kita

disebut oleh teman lain yang sedang berbincang-bincang jauh di

belakang kita.

o Sementara itu, Teori sumber daya atensi menjelaskan bahwa individu

pada dasarnya memang sudah memiliki sejumlah sumber daya atensi

yang sudah pasti, yang dialokasikan sesuai kebutuhan. Misalnya, terdapat

beberapa tugas kuliah yang harus dikerjakan, maka individu tersebut

akan mengalokasikan atensinya terhadap tugas-tugas tersebut sesuai

kebutuhan.

o Pada dasarnya kedua jenis teori (leher botol dan sumber daya atensi)

memiliki kekurangan masing-masing dalam menjelaskan proses atensi,

namun kedua teori tersebut dapat digunakan untuk saling melengkapi.

Daftar Pustaka

Sternberg, R.J. 2008. Psikologi Kognitif edisi keempat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Psikologi KognitifLusi Nur Ardhiani

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 10