6(0,27,.$7$8%$7'$/$0),/0³...
Transcript of 6(0,27,.$7$8%$7'$/$0),/0³...
SEMIOTIKA TAUBAT DALAM FILM “MAMA CAKE”
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Ika Kurnia Utami
NIM: 108051000094
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1433 H./2013 M.
SEMIOTIKA TAUBAT DALAM FILM “MAMA CAKE”
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Ika Kurnia Utami
NIM: 108051000094
Dibawah Bimbingan:
Dr. Rulli Nasrullah, M. Si
NIP: 197503182008011008
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1433 H./2013 M.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 13 Juli 2013
Ika Kurnia Utami
i
ABSTRAK
Ika Kurnia Utami
SEMIOTIKA TAUBAT DALAM FILM MAMA CAKE
Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang paling diminati
masyarakat. Karena film menggabungkan audio dan visual dan juga memiliki
realitas yang paling dekat dengan kehidupan masyarakat. Seni film sangat
mengandalkan pada kemajuan teknologi, karena untuk menambah kesan dan agar
film itu menjadi menarik bagi peminatnya. Sekarang ini, film ini Indonesia mulai
bangkit dari mati suri nya. Banyak sineas-sineas berlomba-lomba membuat film
yang baik dan bagus, mulai dari film drama romantis, komedi, ataupun religi.
Film Mama Cake merupakan film drama komedi yang memiliki unsur religi
didalamnya.
Maka dalam hal ini, bagaimana tanda yang merepresentasikan taubat
dalam film Mama Cake? Bagaimana petanda taubat dalam film Mama Cake?
Ideologi apa yang direpresentasikan dalam film Mama Cake?
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah model analisis semiotik
Roland Barthes yang mengkaji tentang denotasi, konotasi dan mitos dalam sebuah
film. Dan dikaitkan dengan komponen elemen semiotika Steven Campsall yang
mengkaji tentang sinematografi pada adegan-adegan yang diteliti.
Adapun subjek penelitian ini adalah film Mama Cake karya sutradara
Anggy Umbara sedangkan objek dalam penelitian ini adalah potongan gambar
(scene) yang fokus pada adegan taubat dalam karya film Mama Cake.
Tanda-tanda yang merepresentasikan adegan taubat dalam film Mama
Cake adalah tanda verbal dan non verbal yang terdapat pada adegan taubat yang
tervisualisasi dalam pertengahan dan akhir cerita. Pemilihan tanda berfokus pada
adegan ketika Rakha, Willy dan Rio mengalami perjalanan mereka masing-
masing dan ketika mereka memiliki mimpi yang sama, yaitu bermimpi tentang
hari kiamat. Petanda taubat dalam film Mama Cake terdapat pada unsur-unsur
mise en scene. Jadi film ini memiliki tanda dan petanda yang merepresentasikan
adegan taubat, dengan melaksanakan ibadah salat dan ideologi yang berada dalam
film ini adalah merupakan penggabungan antara ideologi barat dan timur, yaitu
ideologi liberal dan ideologi Islam.
Kata Kunci: Film, Semiotika, dan Taubat
ii
KATA PENGANTAR
Terukir rasa syukur kupersembahkan kepada Sang Khaliq Allah SWT,
karena telah melimpahkan rezeki dan nikmat yang berlimpah sehingga masih bisa
merasakan setetes ilmu yang kau titipkan, dan semoga menjadi ilmu yang
bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain hingga akhir hayat nanti.
Shalawat berhati salam semoga tercurahkan kepada pemimpin Islam serta
idaman semua makhluk Allah di dunia, yakni Rasulullah SAW. Beliaulah yang
membimbing serta mendidik makhluk-Nya dari gelapnya zaman hingga
merasakan kelembutan Islam dari Iman yang menyinari hidup dan menjadi
pedoman dihari pertanggungjawaban nanti.
Dengan selesainya skripsi ini perkenankan penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Dr. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Pudek I Drs. Wahidin Saputra, M.A, Pudek II Drs. H.
Mahmud Jalal M.A, Pudek III Drs. Study Rizal LK, MA.
2. Drs. Jumroni, M.Si dan Umi Musyarofah, M.A selaku ketua dan sekretaris
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Rully Nasrullah, M.Si selaku dosen pembimbing yang senantiasa
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan masukan
tentang penyusunan skripsi ini.
4. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komuniksai
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, yang telah mendidik dan
memberi ilmu yang bermanfaat kepada peneliti selama menempuh
iii
pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga peneliti dapat
mengamalkan Ilmu yang telah Bapak/Ibu berikan.
5. Ibunda tercinta Dra. Sumiah dan ayahanda tersayang Zainuddin Ahmad
yang selalu memberi dukungan semangat, do’a, yang selalu sabar dan
ikhlas mendidik peneliti mulai dari bersih rahim hingga detik ini. Terima
kasih banyak atas semua kasih sayang yang kalian berikan.
6. Teman-teman KPI C angkatan 2008; Dina, Anis, Aim, Gana, Amel, Lala,
Ipul, Ferdian, Oji, Iman, Irfan dan teman-teman yang lain yang senantiasa
saling berbagi dalam suka dan duka selama menjalani perkuliahan,
dukungan dan doa kalian takkan pernah terlupakan. Semangat terus yaah...
7. Teman-teman seperjuangan Abhe, Cilen, Naya, Nuris, Angel, Iis, Ka
Agung, Puja, Bobby, Ncek, Bule, Akmal, Bonte, Petruk.
8. Kakak-kakak senior yang telah memberikan semangatnya dan petuahnya
ka Rezki Puji Lestari (Bundo) dan Fahdi Fahlevi. Terimakasih atas
dukungannya..
9. Anggy Umbara selaku Sutradara Film Mama Cake yang telah berbaik hati
memberikan dukungan
10. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, atas
bantuan dan jasa-jasa yang telah terkorbankan untuk peneliti, semoga
Allah SWT akan senantiasa melimpahkan rahmat serta pahala yang
berlipat ganda dengan penuh keridhaan-Nya hingga akhir zaman nanti.
iv
Akhir kata, penelitian skripsi ini tentunya masih jauh dari sempurna,
namun diharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membaca pada
umumnya dan bagi segenap keluarga besar Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam.
Jakarta, 08 Juni 2013
Peneliti
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... i
KATAPENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii
DAFTARGAMBAR ........................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 5
D. Metodologi Penelitian .............................................................. 6
E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan .............................................................. 12
BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................................ 13
A. Film .......................................................................................... 13
B. Teori Semiotik Roland Barthes ................................................ 24
C. Konsep Taubat .......................................................................... 35
BAB III GAMBARAN UMUM FILM ....................................................... 39
A. Sinopsis Film Mama Cake ...................................................... 39
B. Gambaran Profil Pemeran Film Mama Cake. .......................... 42
C. Profil Di Balik Layar................................................................ 47
BAB IV TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN ........................................ 48
A. Pengantar Adegan yang Diteliti .............................................. 48
B. Narasi Adegan yang Diteliti .................................................... 85
C. Semiotika dalam Adegan yang Diteliti ................................... 89
D. Interpretasi ............................................................................... 106
BAB V. PENUTUP ..................................................................................... 110
A. Kesimpulan .............................................................................. 110
B. Saran......................................................................................... 112
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 113
LAMPIRAN ....................................................................................................... 115
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Film merupakan salah satu media komunikasi massa. Oleh karena itu, film
adalah medium komunikasi yang ampuh, bukan saja untuk hiburan, tetapi juga
untuk penerangan pendidikan (edukatif) secara penuh (media yang komplit).1
Sebagai media komunikasi massa, film merupakan saluran menarik untuk
menyampaikan pesan-pesan tertentu dari dan untuk manusia, termasuk pesan-
pesan keagamaan yang biasa disebut dakwah.
Saat ini berdakwah tidak hanya dapat dilakukan dari mimbar ke mimbar,
namun sudah banyak sekali media untuk berdakwah. Seperti dalam surat An-
Nahl ayat 125:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk. (An-Nahl:125).2
Dakwah pada dasarnya bukan hanya ceramah. Term dakwah harus
dikembangkan sesuai zaman. Dakwah tidak hanya dilihat sebagai upaya untuk
mengumpulkan oarang banyak untuk membuat suatu halaqah dengan jumlah
1 Onong uchajana Effendi, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: Cipta Aditya
Bakti, 2003), h. 207 2 Surat An-Nahl:125
2
yang terbatas. Dakwah seharusnya adalah segala sesuatu tindakan positif
dalam memperkenalkan pemahaman Islam kepada ummat manusia.3
Saat ini film menjadi salah satu media dakwah yang paling efektif karena
melalui film,para pembuat film dapat menuangkan ide-ide dan pengetahuan-
pengetahuan yang ia miliki ke dalam cerita film. Film dapat pula berdakwah
melalui adegan-adegan dan dialog yang ada dalam film.
Film memiliki banyak peminat karena cerita yang terkandung pada film
dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Karena itulah para pembuat
film berusaha membuat film-film yang ceritanya sedekat mungkin dengan
masyarakat atau cerita-cerita yang menarik lainnya berdasarkan dari imajinasi
si pembuat film.
Salah satu film yang sangat menarik untuk dikaji adalah film Mama Cake.
Film pertama karya sutradara Anggy Umbarra ini adalah sebuah film drama
comedy pop urban tentang perjalanan sehari semalam dari tiga orang sahabat.
Rakha (Ananda Omesh), Willy (Boy William) dan Rio (Arie dagienkz) dalam
membeli sekotak brownies Mama Cake. Yang unik dari film ini adalah jika
melihat dari judulnya film ini tidak menampakkan bahwa film ini adalah
sebuah film yang memuat pesan-pesan dakwah Islam. Namun ketika sudah
selesai menonton film ini, isi cerita dari Mama cake sarat mengandung pesan-
pesan Islami.
Film ini bercerita ketika suatu pagi ayah Rakha (Rudy Salam) menelpon
Rakha untuk membeli sekotak brownies Mama Cake, permintaan dari nenek
Rakha (Nani Wijaya). Nenek Rakha yang sedang sakit saat itu memiliki
3 Faris Khoirul Anam, Fikih Jurnalistik (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2009), h. 22.
3
permintaan terakhir untuk dibelikan sekotak brownies Mama Cake langsung
dari pusatnya yaitu di Bandung. Rakha harus menyerahkan brownies itu pukul
13.00 siang. Pagi itu juga Rakha, Rio dan Willy langsung berangkat menuju
Bandung. Pada awal perjalanan mereka sangat menikmati perjalanan itu.
Namun, saat perjalanan pulang ketiga sahabat ini mengalami konflik yang
hebat yang dimulai dengan hilangnya mobil Rakha. Dari sinilah konflik
dimulai, Rakha, Willy dan Rio saling menyalahkan, bertengkar dan berpisah
ditengah jalan.
Film yang tayang serentak pada tanggal 13 september 2012 lalu di bioskop
seluruh Indonesia ini mengambil tempat di dua kota: Jakarta dan Bandung,
dimana pada kedua kota besar inilah terjadi invasi besar-besaran akan arus
budaya dan pemikiran barat yang telah jauh mengikis bangsa Indonesia dari
nilai-nilai agama dan budaya ketimuran yang konon melekat disana.
Perbedaan karakter, pemikiran dan gaya hidup yang sangat jelas dari
ketiga sahabat itu pun membawa konflik dan mengangkat isu-isu tajam
seputar agama dan sosial. Hingga akhirnya mereka dihadapkan pada
persimpangan dimana persahabatan, cinta, takdir dan tujuan hidup menjadi
pilihan yang nyata dalam hidup mereka.
Film ini memiliki bobot yang berat namun tetap bisa dicerna anak muda
karena film ini dikemas dengan elemen grafis agar para penonton tidak bosan.
Mama cake menjadi film yang ringan namun penuh dengan pesan moral dan
tidak terkesan menggurui.
Film yang berdurasi 143 menit ini memiliki alur maju. Film ini bukan
sekedar film untuk mendapatkan materi komersilnya saja tetapi sang sutradara
ingin para penonton bisa tercerahkan setelah menonton film ini. Ada empat
4
unsur kehidupan yang terdapat dalam film yaitu; air, api, udara dan tanah dan
pemahaman umum terhadap Islam dan mengajarkan banyak hal di antaranya
keluarga, persahabatan, dan cinta kepada Sang Pencipta dan alam seisinya.
Cinta, komedi dan kritik dirangkum secara apik oleh sutradara dan berbagai
aspek yang mengunggulkan film ini maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mendalam terhadapat film tersebut.
Terutama bagaiamana tanda-tanda dalam film ini merepresentasikan
Islam yang seperti apa. Film umumnya dibangun dengan banyak tanda. Untuk
mengetahui hal itu semua, kita dapat menelitinya melalui pendekatan
semiotik. Karena tanda tidak pernah benar-benar mengatakan sesuatu
kebenaran secara keseluruhan.4
Dari sekian banyak model semiotik yang ada, peneliti memilih model
semiotik Roland Barthes, karena menurut penulis, semua objek kultural dapat
diolah secara tekstual. Teks yang dimaksud bukan hanya berkaitan dengan
linguistik saja, tetapi semua yang dapat terkodifikasi. Jadi semiotik dapat
meneliti berbagai macam teks seperti berita, film, iklan, fashion, fiksi, puisi,
drama.5
Dari latar belakang di atas, perlu adanya penelitian secara mendalam pada
aspek cerita film ini, guna memahami denotasi, konotasi dan mitos apa yang
akan di sampaikan dalam sebuah film melalui pendekatan semiotika Roland
Barthes. Sebab dalam film, terutama sang sutradara ada pesan atau simbol-
simbol yang ingin disampaikan untuk masyarakat luas lewat film. Berdasarkan
4 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jala Sutra, 2010)
h. 21 5 Drs. Alex Sobur, M.Si, Analisis Teks Wacana: Suatu Pengantar Untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.
123
5
dari penjelasan di atas, maka penelitian ini diberi judul “SEMIOTIKA
TAUBAT DALAM FILM MAMA CAKE”.
B. Batasan dan Rumusan Permasalahan
Batasan dalam penelitian ini mengacu pada representasi taubat pada
penggunaan simbol – simbol dalam rangkaian gambar atau adegan (scene)
film yang berhubungan dengan taubat di film Mama Cake.
Agar penelitian tidak meluas keluar konteks pembahasan, maka penulis
merumuskan masalah penelitian kepada tiga hal berikut:
a. Bagaimana tanda taubat dalam film Mama Cake?
b. Bagaimana petanda taubat Islam dalam film Mama Cake?
c. Ideologi apa yang direpresentasikan dalam film Mama Cake?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan
penelitiannya sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana tanda yang merepresentasikan taubat
dalam film Mama Cake.
b. Bagaimana petanda taubat dalam film Mama Cake.
c. Untuk mengetahui ideologi apa yang direpresentasikan dalam film
Mama Cake.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:
1.Manfaat Akademis
6
Diharapkan hasil peneltian ini dapat memperkaya literatur-literatur tentang
kajian semiotik terutama semiotik film yang menggunakan model analisis
semiotik Roland Barthes dan tabel analisis film Steve Campsall yang
dikembangkan dalam semiotika film Christian Metz.
2. Manfaat Praktis
Penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi praktisi
perfilman terutama untuk memberikan rujukan bagaimana membuat film
yang sarat muatan makna dan memberi pencerahan. Dan dapat membuka
pandangan audiens dalam memaknai pesan dalam film.
3. Manfaat Sosial
Penelitian ini diharapkan dapat membantu khalayak untuk lebih melek-
media terutama dalam memahami nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah
film.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam analisis semiotik adalah bersifat
kualitatif. Analisis semiotik digunakan untuk dapat mengetahui makna yang
terkandung dalam bentuk verbal dan non verbal. Semiotik diterapkan pada
tanda-tanda, simbol, lambang, yang tidak memiliki arti pada dirinya sendiri.
Tanda-tanda itu hanya mengemban arti dalam kaitannya dengan audiensnya.
Audiens itulah yang menghubungkan tanda (significant) dengan apa yang
ditandakan (signifie) sesuai dengan konvensi dalam sistem bahasa yang
bersangkutan.
Peneliti berusaha menggambarkan fakta-fakta bagaimana Mama Cake
merepresentasikan simbol-simbol secara utuh melalui tanda-tanda yang
disebut Barthes sebagai Denotative dan Conotative sign melalui skema
7
analisis yang dikemas secara detail oleh Steve Campsall dengan memperjelas
elemen-elemen serta komponen-komponen filmnya berdasarkan teori bahasa
film Christian Metz.
1. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah film yang berjudul Mama Cake yang
disutradarai oleh Anggy Umbarra. Adapun unit analisis penelitiannya
adalah potongan gambar visual (scene) yang diambil dari film Mama
Cake, yang terkait dengan perumusan masalah yang telah ditentukan
sebelumnya oleh penulis.
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data-data dikumpulkan melalui observasi,
yaitu mengamati langsung data-data yang sesuai dengan pertanyaan
penulis.
a. Data Primer, data yang diperoleh dari rekaman video original berupa
satu keping cakram DVD original film Mama Cake. Yang kemudian
dipilih beberapa scene yang diperlukan peneliti dalam penelitian ini.
Analisis Data pada penelitian ini dimulai dengan mengklasifikasi
adegan-adegan dalam film Mama Cake yang sesuai pada rumusan
masalah.
b. Data Sekunder, data yang bersumber dari berbagai dokumen tertulis
seperti, buku, resensi film Mama Cake baik dari surat kabar,
wawancara-wawancara di majalah, ataupun internet, serta terbitan lain
yang ada relevansinya dengan masalah penelitian.
3. Teknik Analisis Data
Kemudian, data dianalisis dengan model semiotika Barthes yaitu
dengan mencari unsur Denotative dan Conotative dalam setiap masing-
8
masing adegan, serta menggunakan tabulasi analisis film Steve Campsall
sebagai pelengkap dari unsur-unsur film. indikator dari masing-masing
adalah:
a. Sign
Unit makna terkecil yang dapat kita jumpai dimanapun kita berada,
dapat kita dengar, kita rasa, kita hitup, dapat pulan kita tafsirkan dan
turut menentukan makna keseluruhan.
b. Code
Sekumpulan tanda yang nampak secara alami dan membentuk makna
keseluruhan.
c. Elements
Seluruh aspek dan komponen dalam produksi film dan dapat
memunculkan bebrbagai rerpresentasi makna.
d. Denotative Sign
Terdapat pada signifikasi tahap pertama, yaitu makna paling nyata dari
tanda.
e. Conotative Sign
Istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap
kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda
bertemu dengan perasaan atau emosi dari penonton serta nilai-nilai dari
kebudayaannya.
f. Convention Sign
Merupakan rujukan dalam menilai suatu pekerjaan atau kebiasaan yang
sudah umum di dalam masyarakat dan biasanya eksistensinya muncul
dalam sebuah konsensus.
9
F. Tinjauan Pustaka
Pada penelitian ini peneliti juga menggunakan skripsi yang memiliki
beberapa persamaan dengan penelitian ini, sebagai referensi atau rujukan bagi
penulis dalam merumuskan permasalahan, seperti skripsi-skirpsi berikut ini
Analisis Semiotik Film 3 Doa 3 Cinta, yang ditulis oleh M. Fikri Ghazali,
NIM: 206051003915, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam. Pisau Analisis yang digunakan sama seperti
kebanyakan yaitu Roland Barthes. Hasil penelitian ini adalah mengetahui
makna denotasi, konotasi dan mitos. Serta pesan moral yang disampaikan
dalam film tersebut.
Analisis Semiotik Wajah Islam Dalam Film My Name Is Khan, yang ditulis
oleh Farouk Kahlil Gibran Bagawi, NIM: 106051001762, mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Penelitian ini menggunakan pisau analisis Roland Barthes dengan metode
penelitian deskriptif analisis. Hasil penelitian ini adalah mengetahui gambaran
Islam dan konstruksi pesan mengenai Islam dalam film tersebut.
Representasi Nilai-Nilai Misoginisme Dalam Film Horror Indonesia
(Studi Semiotika Film Kuntilanak), yang ditulis oleh Harison, NIM:
0904210234, mahasiswa Universitas Indonesia, program studi ilmu
komunikasi kekhususan komunikasi massa. Penelitian ini menggunakan
strategi semiotika dan dianalisis dengan struktur triadik dari Pierce dengan
metode penelitian deskriptif analisis. Hasil penelitian berupa elemen-elemen
tanda yang dapat dimaknai sebagai representasi yang misoginik dalam scene
(frame-frame) film Kuntilanak yang paling menonjol adalah perempuan
sebagai sosok yang lemah.
10
Selain itu, adapula jurnal yamg disusun oleh Lidya Ivana Rawung
mahasiswa jurusan komunikasi di Universitas Sam Ratulangi yang berjudul
“Analisis Semiotika Pada Film Laskar Pelangi”. Jurnal ini meneliti Semiotika
Bahasa dan Gerak serta Pemaknaannya pada Film Laskar Pelangi. Dengan
menggunakan model analisis semiotik Ferdinand Saussure. Hasil penelitiannya
adalah walaupun menggunakan bahasa daerah, bahasa dalam film laskar Pelangi
bisa dimengerti dan dimaknai oleh penontonnya. Dari semua pemaknaan gerak,
menunjukkan mereka memiliki makna yang positif. Dari gerak yang
menunjukkan ketulusan, semangat, kekaguman, harapan, kebersamaan dan
antusias memberikan makna bahwa ditengah keterbatasan harus tetap
semangat, dalam kebersamaan pasti hal yang sulit dapat dilakukan, memiliki
harapan dan ketulusan dalam mendidik serta terus memiliki harapan suatu saat
nanti bisa menjadi pelangi yang indah serta selalu kagum dan bersyukur
dengan apa yang telah diberikan oleh Sang Pencipta.6
Memang dari semua skripsi peneliti melihat ada kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Namun dari ke-tiga skripsi diatas, tidak ada satupun yang
menganalisis judul film Mama Cake, dan juga peneliti menjelaskan kesamaan
dan perbedaan dengan salah satu judul skripsi diatas yaitu skripsi M. Fikri
Ghazali dan Harison yang sama-sama meneliti sebuah film drama, namun pada
Skripsi Harison dia menggunakan strategi semiotika dan dianalisis dengan
struktur triadik dari Pierce sedangkan M. Fikri Ghazali menggunakan teori
simbol dari Roland Barthes. Dengan melihat kompleksitas tersebut, maka peneliti
menggunakan dua bangunan teori yaitu signifikasi Roland Barthes, serta tabulasi
6 Sumber jurnal dari http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ actadiurna/article/vie
w/976/791 diakses pada tanggal 10 Mei 2013.
11
semiotika Steve Campsall yang dikembangkan dari teori film Christian Metz. Dan
inilah yang membedakan penelitian ini dengan beberapa penelitian lain yang juga
menggunakan instrumen yang sama dalam menggunakan analisis semiotika, yaitu
film.
12
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembatasan skripsi ini, secara sistematis penulisannya
dibagi ke dalam lima bab beserta sub-babnya sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Yaitu berupa Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodologi
Penelitian, Tinjauan Pustaka, serta Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Tinjauan umum film sebagai media komunikasi massa : konsep
film sebagai media komunikasi massa, sejarah film, jenis-jenis
film, unsur-unsur pembentuk film, konsep umum semiotika, konsep
semiotika model Roland Barthes dan pengertian taubat.
BAB III GAMBARAN UMUM FILM MAMA CAKE
Bab ini menjelaskan secara umum segala sesuatu mengenai film
Mama Cake mengenai jalan cerita dan penokohan dan pemeran
dalam film. Lalu sinopsis cerita serta profile tokoh/pemain dalam
film Mama Cake.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini, berupa hasil penelitian analisis Semiotika Roland
Barthes terhadap film Mama Cake.
BAB V PENUTUP DAN KESIMPULAN
Pada bab ini berupa kesimpulan dan saran dari penelitian yang
telah dilaksanakan.
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Metode Semiotika Roland Barthes .................................................... 28
Tabel 4.1 Cut of Scene Perjalanan Untuk Memenuhi Amanah .......................... 55
Tabel 4.2 Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan Memenuhi Amanah ........... 57
Tabel 4.3 Scene Perjalanan Setelah Bertengkar dan Menuju Taubat ................ 70
Tabel 4.4 Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan Perjalan ............................... 72
Tabel 4.5 Scene menyadari kesalahan-kesalahan dan bertaubat ......................... 82
Tabel 4.6 Ikon, Indeks dan Simbol menyadari kesalahan dan bertaubat ............ 84
Tabel 4.7 Analisis Tanda Denotasi dan Konotasi Dalam Skenario .................... 91
Tabel 4.8 ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan “Taubat” .............................. 93
Tabel 4.9 Visualisasi shot dari Adegan Utama “Taubat” ................................... 94
Tabel 4.10 Visualisasi shot dari Adegan Pendukung “Taubat” .......................... 95
Tabel 4.11 Analisis Adegan Utama Melalui Tabulasi Analisis Film Steve
Campsall .............................................................................................................. 99
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Salah Satu Adegan Yang Terdapat dalam film Mama Cake ........... 40
Gambar 3.2 Ananda Omesh Sebagai Rakha ....................................................... 43
Gambar 3.3 Boy William Sebagai Willy ............................................................ 45
Gambar 3.4 Arie Dagienkz Sebagai Rio ............................................................. 46
Gambar 3.5 Dinda Kanya Dewi sebagai Mawar ................................................. 47
Gambar 4.1 Adegan Dalam Film Mama Cake yang Diberi Elemen Grafis........ 104
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Film
1. Definisi Film
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pengertian film secara fisik adalah
selaput tipis yang terbuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan
dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan di bioskop),
sedangkan melalui kesepakatan sosial istilah film memperoleh arti seperti yang
secara umum dipahami yaitu lakon (cerita) gambar hidup atau segala sesuatu yang
berkaitan dengan gambar hidup.1
Secara material film terdiri atau dibangun oleh gambar-gambar dan bukan
seluloid. Gambar-gambar ini menimbulkan ilusi yang kuat sekali pada kita bahwa
apa yang diproyeksikan pada layar sungguh-sungguh kenyataan. Ini disebabkan
karena gambar-gambar itu berbeda dengan gambar-gambar seni lukis misalnya,
tapi merupakan gambar-gambar mekanis (dibuat oleh dan dengan suatu mekanik:
fototustel, kamera film).2
Pada tingkat penanda, film adalah teks yang memuat serangkaian citra
fotografi yang mengakibatkan adanya ilusi gerak dan tindakan dalam kehidupan
nyata. Pada tingkat petanda, film merupakan cermin kehidupan metaforis. Jelas
bahwa topik film menjadi sangat pokok dalam semiotik media karena di dalam
genre film terdapat sistem signifikasi yang ditanggapi orang-orang masa kini dan
1 Departemen Pendidikan & Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1997). 2 D.A Peransi, Film/Media/Seni, (Jakarta: FFTV-IKJ Press, 2005), cet. 1, h.146
14
melalui film mereka mencari rekreasi, inspirasi, dan wawasan pada tingkat
interpretant.3
Media film memiliki keampuhan yang besar untuk mempengaruhi publik.
Medium ini dapat menyajikan gambar-gambar atau peragaan gerak, termasuk
suara. Teknologi baru yang hampir sejenis dengan film adalah kaset video dengan
piringan laser (laser disc). Teknologi baru mempunyai sifat praktis karena dengan
menghubungkan melalui monitor televisi di rumah-rumah, kemudian muncul
gambar dan sekaligus suaranya. Film dapat dikategorikan menjadi beberapa
macam sebagai berikut:4
a. Film Berita (news reel)
Film berita atau news reel adalah film mengenai fakta peristiwa yang
benar-benar terjadi. Karena sifatnya berita, maka film yang disajikan
kepada publik harus mengandung berita (news value).
b. Film Dokumenter
Titik berat dari film dokumenter adalah fakta atau peristiwa yang terjadi.
Membuat film dokumenter dapat dilakukan dengan pemikiran dan
perencanaan yang matang sehingga berbeda dengan film berita yang
sifatnya tegesa-gesa. Berbeda dengan film cerita yang dapat diolah dengan
unsur kejahatan dan seks, film dokumenter tidak demikian. Karena itu film
dokumenter sering menjemukan akal untuk mengolahnya sehingga dapat
terpesona publik terbatas sekali.
c. Film Cerita (Story Film)
3 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media. 2010. Yogyakarta: Jalasutra
4 Y.S. Gunadi dan Djony Heffan, Himpunan Istilah Komunikasi, (Jakarta: PT Grasido,
1998), h. 11-12.
15
Film cerita adalah jenis film yang mengandung sebuah cerita, yaitu yang
lazim dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dengan para bintang
filmnya yang terkenal. Film jenis ini didistribusikan sebagai barang
dagangan dan diperuntukkan semua publik di mana saja.
d. Film Kartun
Titik berat pembuatan film kartun adalah seni lukis. Dan setiap lukisan
memerlukan ketelitian. Satu per satu dilukis dengan seksama untuk
kemudian dipotret satu per satu pula. Dan apabila rangkaian lukisan yang
16 buah itu setiap detiknya diputar dalam proyektor film, maka lukisan-
lukisan itu menjadi hidup5.
2. Jenis (Genre) Film
Kehadiran film-film dengan karakter tertentu memunculkan pengelompokkan
film;6
Action-Laga
Film yang bertema laga dan mengetengahkan perjuangan hidup biasanya
dibumbui dengan keahlian setiap tokoh untuk bertahan dalam pertarungan hingga
akhir cerita.
Comedy-Humor
Comedy-humor adalah jenis film yang mengandalkan kelucuan sebagai faktor
penyajian utama. Genre jenis tersebut tergolong paling disukai dan bisa
merambah usia segmentasi penonton.
5 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, 2003), cet. Ke-3, h. 211-217. 6 M. Bayu Widagdo dan Winastwan Gora S. Bikin Film Indie Itu Mudah!, ( Yogyakarta:
C.V. Andi Offset, 2007), h. 26-27
16
Roman-Drama
Roman – Drama adalah genre yang populer di kalangan masyarakat penonton
film. Faktor perasaan dan realitas kehidupan nyata ditawarkan dengan senjata
simpati dan empati penonton terhadap tokoh yang dceritakan.
Mystery- Horor
Mistery – horor adalah sebuah genre khusus dunia perfilman. Dikatakan genre
khusus karena meskipun cakupannya sempit dan berkisar pada hal yang itu-itu
saja, tetapi genre itu cukup mendapatkan perhatian dari para penonton. Hal
tersebut disebabkan keingintahuan manusia pada sebuah dunia yang membuat
mereka selalu bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi di dunia lain
tersebut.
3. Unsur Pembentuk Film
Secara garis besar film terbentuk dari dua unsur utama, yakni unsur naratif dan
unsur sinematik. Kedua unsur utama ini saling berkaitan dan berkesinambungan
satu sama lain:
a. Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Dalam hal
ini unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu adalah
elemen-elemennya.7
b. Adapun unsur sinematik dalam sebuah film adalah aspek teknis yang
mendukung sebuah produksi film. Terdiri dari: (a) Mise en scene yang
memiliki empat elemen pokok: setting atau latar, tata cahaya, kostum, dan
make-up, (b) Sinematografi, (c) editting, yaitu transisi sebuah gambar
7 Himawan Pratista, Memahami Film, (Jakarta: Homerian Pustaka, 2008) h. 1-2
17
(shot) ke gambar lainnya, dan (d) suara, yaitu segala hal dalam film yang
mampu kita tangkap melalui indera pendengaran. 8
4. Sinematografi
Sinematografi adalah Perlakuan terhadap kamera dan filmnya serta
hubungan kamera dengan obyek yang diambil. Berikut ini adalah salah
satu aspek framing yang terdapat dalam sinematografi, yakni jarak
kamera terhadap objek (type of shot), yaitu9:
Big Close Up (BCU) atau Extreme Close Up (ECU)
Ukuran Close Up dengan framing lebih memusat/ detail pada salah satu
bagian tubuh atau aksi yang mendukung informasi dalam jalinan alur
cerita disebut Big Close Up. Fungsinya untuk menonjolkan ekspresi yang
dikeluarkan objek.
Close Up
Close Up adalah framing pengambilan gambar, di mana kamera berada
dekat atau terlihat dekat dengan subjek sehingga gambar yang dihasilkan
atau gambar subjek memenuhi ruang frame. Close Up disebut juga close
shot. Fungsinya untuk memberi gambaran yang jelas terhadap objek.
Medium Close Up (MCU),
Medium Close Up adalah pengambilan gambar dengan komposisi framing
subjek lebih jauh dari close up, tetapi lebih dekat dari medium shot.
Fungsinya untuk mempertegas profil seseorang sehingga penonton jelas.
8 Ibid. H.1
9M.Bayu Widagdo dan Winastwan Gora S. Bikin Film Itu Mudah!, (Yogyakarta: C.V
Andi Offset, 2007) h. 54-59
18
Medium Shot (MS),
Medium shot merekam gambar subjek kurang lebih setengah badan. Pada
pengambilan gambar dengan medium shot biasanya digunakan kombinasi
dengan follow shot terhadap subjek bergerak. Hal itu dimaksudkan untuk
memperlihatkan detail subjek dan sedikit memberi ruang pandang subjek –
nose.
Medium Full Shot (Knee Shot),
Disebut knee shot karena memberi batasan framing tokoh sampai kira-kira
¾ ukuran tubuh. Pengambilan gambar semacam itu memungkinkan
penonton untuk mendapatkan informasi sambungan peristiwa dari aksi
tokoh tersebut.
Full Shot (FS),
Full Shot memungkinkan pengambilan gambar dilakukan pada subjek
secara utuh dari kepala hingga kakinya. Secara teknis, batasan atas diberi
sedikit ruang untuk head room. Fungsi full shot untuk memperlihatkan
objek dengan lingkungan sekitar.
Medium Long Shot,
Framing camera dengan mengikutsertakan setting sebagai pendukung
suasana diperlukan karena ada kesinambungan cerita dan aksi tokoh
dengan setting tersebut.
Long Shot (LS),
Subyek akan terlihat 2/3 dari tinggi layar. Dengan pengambilan gamabr
Long Shot bisa menimbulkan suatu suasana yang dapat memperlihatkan
keseluruhan pemandangan subyek. Pengambilan gambar secara long shot
19
mempunyai definisi memperlihatkan setting dan karakter serta makna
(petanda) konteks, scape, jarak publik.10
Extreme Long Shot (ELS),
Pengambilan gambar dengan metode Extreme Long Shot yang hampir tak
terlihat membuat artis tampak berada di kejauhan. Shot yang Di sini,
setting ruang ikut berperan. Shot yang diambil dari jarak yang sangat jauh,
mulai dari kira-kira 200 meter sampai degan jarak yang lebih jauh lagi.
Tujuannya antara lain untuk memperlihatkan situasi geografis.11
a. Pergerakan Kamera
Pergerakan kamera adalah istilah untuk memudahkan komunikasi dengan
operator kamera, yakni istilah untuk menyebut arah gerak kamera yang
dimaksudkan. Disebut pergerakan kamera karena posisi perangkat kamera yang
berubah dalam proses pengambilan gambar. Ada beberapa istilah pergerakan
kamera, antara lain sebagai berikut;12
1. Panning
Disebut panning karena kamera bergerak menyamping secara mendatar
horizontal, baik ke kiri maupun kanan. Dikatakan pan right jika pergerakannya
menyamping ke kanan, dan pan left jika bergerak menyamping ke kiri.
2. Tilting
Gerakan kamera secara vertikal, baik ke atas atau bawah, disebut juga tilting.
Secara prinsip, tilting masih sama dengan panning, yakni posisi kamera berada di
10
Arthur Asa Berger, Media Analysis Techiniques, (Yogyakarta: Universitas Atmajaya,
2000), 33 11
Marselli Sumarno, Dasar-Dasar Apresiasi Film, Jakarta: PT. Gramedia Widiawarna
Indonesia,1996), 37. 12
M.Bayu Widagdo dan Winastwan Gora S. Bikin Film Itu Mudah!, (Yogyakarta: C.V
Andi Offset, 2007) h. 68-71
20
atas tripodnya. Disebut tilt up jika kamera bergerak vertikal ke atas, sedangkan
disebut tilt down jika kamera bergerak ke bawah.
3. Tracking
Gerakan tracking kamera biasanya menggunakan alat yang disebut dolly (sebuah
alat yang digunakan sebagai penyangga tripod camera dan bergerak di atas rel)
atau bisa dengan hand held – candid camera (kamera yang dipanggul). Bisa juga
dilakukan dengan bantuan stabilizer (steadycam). ada 2 Istilah dalam tracking
kamera, track in dan track out. Disebut track in jika gerakan kamera menarik ke
belakang, dan track out jika kamera bergerak maju mendekati objek perekaman
gambar.
4. Crane
Crane adalah gerakan kamera meninggi atau merendah dari dasar pijakan objek.
Gerakan itu akan membantu pergerakan kamera secara optimal yang tak mungkin
dilakukan oleh kamera operator dengan hand held, dolli, maupun jimmy jip.
5. Following
Pergerakan kamera pada following lebih moveable. Artinya, kamera bergerak
secara aktif mengikuti ke manapun talent bergerak.
6. Zooming-zoom
Pengertian zooming adalah fasilitas pada kamera yang memungkinkan untuk
mendapatkan objek gambar yang terkesan dekat meskipun kamera berada relatif
jauh dari objek, begitu juga sebaliknya.
5. Sejarah Film Indonesia
Tahun 1950 seluruh wilayah Indonesia aman dan bangsa Indonesia
berdaulat penuh. Di masa itu, ada dua pribumi mendirikan perusahaan film,
21
Usmar Ismail (29 tahun) dan Djamaludin Malik (33 tahun). Usmar Ismail dan
kawan-kawannya mendirikan Perfini (Perusahaan Film Nasional Indonesia).
Begitu juga beberapa saat kemudian Djamaludin Malik mendirikan Persari.
Motivasi keduanya bertolak belakang dengan sejarah pembuatan film pada masa
sebelum perang. Usmar muncul dengan konsep industri rumah (bisnis keluarga),
menjadi usaha besar. Sejalan dengan perkembangan tersebut perusahaan-
perusahaan film lama hidup kembali.
Tahun 1954, ketika perfilman nasional dalam keadaan yang semakin
terseok karena kesulitan bahan baku dan serangan film Impor dari kawasan Asia,
Djamaludin Malik justru mengajak dunia film kita masuk ke pergaulan perfilman
Asia. Sebelumnya di tahun 1949, Usmar Ismail sempat melahirkan film Harta
Karoen dan Tjitra, yang diproduksi South Pacific Film Corporation (SPFC).
Setahun berikutnya,Usmar kembali membuat film berjudul Darah dan Doa (The
Long March) yang diproduksi Perfini (Perusahaan Film Nasional Indonesia),
sebuah perusahaan Film pertama di Indonesia. Shooting hari pertama film Darah
dan Doa ini pada 30 Maret 1950. Maka pemerintah pun hingga kini
mencanangkan setiap tanggal 30 Maret merupakan Hari Film Nasional.
Film Indonesia sempat mati suri dalam beberapa tahun dan kemudian
bangkit lagi dengan adanya Film Petualangan Sherina pada tahun 2000. Setelah
itu Film Indonesia mulai bangkit dan menjadi tuan rumah di negaranya sendiri.
6. Film sebagai Sekumpulan Tanda
Teori mengenai film sebagai sekumpulan tanda diperkenalkan oleh
Christian Metz. Menurut Metz, film adalah sekumpulan bahasa yang disampaikan
dengan seperangkat tanda dan simbol.
22
Bahasa film berbeda dengan bahasa tutur. Bahasa film terwujud dalam
kode-kode sinematik. Kode-kode sinematik film dijelaskan Metz ada dua, yaitu
kode spesifik dan kode non-spesifik. Kode-kode yang spesifik terdapat pada
pergerakan gambar, suara, musik dan komponen film yang lain. Sedangkan kode
sinematik non-spesifik adalah kode-kode dari „bahasa‟ lain yang di antaranya
sejarah, sastra atau budaya.13
Sekumpulan tanda dan simbol yang dihadirkan sineas akan mempengaruhi
persepsi penonton. Tanda dan simbol yang dihadirkan sineas, akan ditangkap oleh
penonton sebagai bahasa. Bahasa ini yang kemudian membentuk persepsi
penonton mengenai tanda-tanda yang disajikan.
Bahasa film, menurut Metz tidaklah berada pada serangkaian gambar yang
bergerak di dalam film, melainkan kode-kode yang terkandung dalam setiap
gerakan gambar yang tersaji di dalam film. Kode sendiri didefinisikan Metz
sebagai sekumpulan tanda yang tampak alami yang membentuk makna tertentu.14
7. Film Sebagai Media Dakwah
Sebagai media komunikasi massa, film dapat memainkan peran dirinya
sebagai saluran menarik untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu dari dan untuk
manusia, termasuk pesan-pesan keagamaan yang lazimnya disebut dakwah.
Sebagai agama dakwah, Islam harus dapat dihadirkan secara bersahabat
oleh para pemeluknya. Sebab, pada gilirannya, upaya penyebaran pesan-pesan
keagamaan itu harus mampu menawarkan satu alternatif dalam membangun
dinamika masa depan umat, dengan menempuh cara dan strategi yang lentur,
13
Zuzana M. Pick, Cinema As Sign and Language, Christian Metz, Language and
Cinema, translated by Donna Jean Umiker-Sebeok, Mouton: The Hague-Paris, 1974. pp. 304.
h. 200. 14
Ibid., h. 200-201.
23
kreatif, dan bijak. Kini masyarakat yang menjadi sasaran dakwah, bukan lagi
masyarakat yang vakum, tetapi masyarakat yang senantiasa berubah mengikuti
dinamika zaman dengan segala tuntutan dan konsekuensi yang menyertainya.
Untuk mengantisipasi perkembangan masyarakat seperti itu, usaha dakwah
memiliki unsur-unsur: (1) transformasi, yakni bahwa dakwah Islam merupakan
kegiatan mentransformasikan nilai-nilai ajaran; dan (2) adaptasi , yakni bahwa
proses transformasi ajaran itu dilakukan secara adaptif, dengan memperhatikan
konteks masyarakat di mana dakwah itu tetap hidup.15
Tampaknya, kini film telah mampu merebut perhatian masyarakat. Lebih-
lebih setelah berkembangnya teknologi komunikasi massa yang dapat
memberikan kontribusi bagi berkembangnya dunia perfilman. Meskipun masih
banyak bentuk media massa lainnya, film memang memiliki efek eksklusif bagi
para penontonnya.
Dengan film kita dapat memperoleh informasi dan gambaran tentang
realitas tertentu, realitas yang sudah diseleksi. Seorang sutradara akan memilih
tokoh-tokoh tertentu untuk ditampilkan, dan akan mengesampingkan tokoh lain
yang dianggap tidak pas untuk ditampilkan. Lewat peran yang dimainkan tokoh-
tokoh tersebut, film dapat menyajikan pengalaman imajiner bagi para
penontonnya, merindukan pengalaman ideal yang diidamkannya, atau imajiner itu
akan ikut membentuk sikap dan perilaku khalayak yang menyaksikannya.
Pengalaman hidup yang dihadirkan oleh sosok pribadi terpuji yang menegakkan
kebajikan serta ikut memengaruhi sikap dan konsep idealisasi hidup untuk
melihatnya.
15
Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Dakwah, Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2012) h. 114
24
Kalau harus diambil benang merah yang menghubungkan antara dua dunia
yang tampak berbeda itu, film dan dakwah adalah “semangat” dalam
menyampaikan pesan-pesan moral dan etika kehidupan. Jarak antara dua dunia
kadang disikapi sebagai dua kutub yang kontroversial, padahal sebetulnya amat
berdekatan, dan bahkan bisa menjalin hidup bersama. Untuk menyiasati
kecenderungan masyarakat lewat kekuatan persuasi yang dimilikinya, film dapat
melakukan usaha-usaha yang sulit dilakukan oleh media lain, mempermudah jalan
yang semestinya dilalui oleh dakwah.16
Islamisasi melalui media film, juga merupakan wacana penting di era
digital ini. Hal ini dikarenakan sifat dari penikmat film yang tergolong gencar
memakai budaya konsumsi kontemporer. Islam, dalam kasus ini, dapat
ditampilkan dengan segar, menarik, hybrid dan modern dalam rangka menjadikan
Islam sebagai agama yang relevan dengan budaya yang saat ini sedang didominasi
kaum kapitalis.17
B. Tinjauan Umum Semiotika
1. Konsep Semiotika Roland Barthes
Istilah semeiotics (dilafalkan demikian) diperkenalkan oleh Hippocrates
(460-337 SM), penemu ilmu medis barat, seperti ilmu gejala-gejala. Gejala
menurut Hippocrates, merupakan semeion, bahasa yunani untuk penunjuk (mark)
atau tanda (sign) fisik.18
Secara etimologis, istilah semiotik berasal dari kata Yunani semeion yang
berarti “tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar
16
Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Dakkwah. Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2012) h. 112-113 17
Andi Faisal Bakti, Globalisasi: Dakwah Cerdas Era Globalisasi: Antara Tantangan
dan Harapan (Lecture at Palembang), h. 59. 18
Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna, (Yogyakarta; Jalasutra, 2010) h.7
25
konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu
yang lain. Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan
sebagai tanda. Van Zoest mengartikan semiotik sebagai ”ilmu tanda (sign) dan
segala yang berhubungan dengannya: cara berfungsinya hubungannya dengan
kata lain, peengirimannya, dan penerimaanya oleh mereka yang
mempergunakannya.19
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda (sign), berfungsinya tanda,
dan produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu
yang lain. Dalam pandangan Zoest, segala sesuatu yang dapat diamati atau dibuat
teramati dapat disebut tanda. Karena itu, tanda tidaklah terbatas pada benda.
Adanya peristiwa, tidak adanya peristiwa, struktur yang ditemukan dalam sesuatu,
suatu kebiasaan, semua itu dapat disebut tanda. Sebuah bendera kecil, sebuah
isyarat tangan, sebuah gejala mode, suatu gerak syaraf, peristiwa memerahnya
wajah, suatu kesukaan tertentu, letak bintang tertentu, suatu sikap, setangkai
bunga, rambut uban, menatap, api, putih, bentuk, gagap, berbicara cepat, berjalan
sempoyongan, bersudut tajam, kecepatan, kesabaran, kegilaan, kekhawatiran,
kelengahan, semua itu dianggap sebagai tanda.20
Menurut Saussure, seperti dikutip Pradopo tanda adalah kesatuan dari dua
bidang yang tidak dapat dipisahkan, seperti halnya selembar kertas. Di mana ada
tanda, di sana ada sistem. Artinya, sebuah tanda (berwujud kata atau gambar)
mempunyai dua aspek yang ditangkap oleh indra kita yang disebut dengan
signifier, bidang petanda atau konsep atau makna. Aspek kedua terkandung di
19
Alex Sobur, Analisis Teks Media, ( Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2006)h. 95-96 20
Sumbo Tinarboko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2012), h. 12
26
dalam aspek pertama. Jadi petanda merupakan konsep atau apa yang
dipresentasikan oleh aspek pertama.
Lebih lanjut dikatakannya bahwa penanda terletak pada tingkatan
ungkapan (level of expression) dan mempunyai wujud atau merupakan bagian
fisik seperti bunyi, huruf, kata, gambar, warna, objek, dan sebagainya. Petanda
terletak pada level of content (tingkatan isi atau gagasan) dari apa yang
diungkapkan melalui tingkatan ungkapan. Hubungan antara kedua unsur
melahirkan makna. Tanda akan selalu mengacu pada (mewakili) sesuatu hal
(benda) yang lain. Ini disebut referent. Lampu merah mengacu pada jalan
berhenti. Wajah cerah mengacu pada kebahagiaan. Air mata mengacu pada
kesedihan. Apabila hubungan antara tanda dan yang diacu terjadi, maka dalam
benak orang yang melihat atau mendengar akan timbul pengertian.21
Menilik dari sejarahnya, tradisi semiotika berkembang dari dua tokoh
utama, yaitu: Charles Sanders Pierce yang mewakili tradisi Amerika dan
Ferdinand de Saussure yang mewakili tradisi Eropa. Keduanya tidak pernah
bertemu sama sekali, sehingga kendati keduanya sering disebut mempunyai
kemiripan gagasan, penerapan konsep-konsep dari masing-masing keduanya,
namun seringkali mereka mempunyai perbedaan. Barangkali keduanya berangkat
dari disiplin yang berbeda, Pierce adalah seorang guru besar filsafat dan logika,
sementara Saussure adalah seorang ahli linguistik. 22
Semiotika menurut Berger memiliki dua tokoh, yakni Ferdinan de
Saussure (1857-1913) dan Charles Sanders Pierce (1839-1914). Kedua tokoh
21
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual. ( Yogyakarta: Jalasutra, 2009), h. 13 22
Aart Van Zoest, Interpretasi dan Semiotika, (Terj.) oleh Okke K.S Zaimar dan Ida
Sundari Husein dalam Panuti Sujiman dan Aart Van Zoest, (Ed) Serba-Serbi Semiotika, (Jakarta:
Gramedia, 1991), h.1.
27
tersebut mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah dan tidak mengenal satu
sama lain. Saussure di Eropa dan Pierce di Amerika Serikat. Latar belakang
keilmuan Saussure adalah linguistik sedangkan Pierce filsafat. Ferdinand de
Saussure di dalam Course in General Linguistics mendefinisikan semiotika
sebagai suatu ilmu yang mengkaji tentang tanda sebagai bagian dari kehidupan
sosial.23
Roland Barthes lahir tahun 1915 dari keluarga menengah Protestan di
Cherbourg dan dibesarkan di Bayonne, kota kecil dekat pantai Atlantik di sebelah
barat daya Prancis. Dia dikenal sebagai salah seorang pemikir strukturalis yang
rajin mempraktikkan model linguistik semiologi Saussure.24
Saussure tertarik
pada cara kompleks pembentukan kalimat dan cara bentuk-bentuk kalimat
menentukan makna, tetapi kurang tertarik pada kenyataan bahwa kalimat yang
sama bisa saja menyampaikan makna yang berbeda situasinya. Roland Barthes
meneruskan pemikiran tersebut yang dikenal dengan istilah “order of
signification”.25
Dalam terminologi Barthes, jenis budaya popular apapun dapat diurai
kodenya dengan membaca tanda-tanda di dalam teks. Tanda-tanda tersebut adalah
hak otonom pembacanya atau penonton. Saat sebuah karya selesai dibuat, makna
yang dikandung karya itu bukan miliknya, melainkan milik pembaca atau
penontonnya untuk menginterpretasikannya begitu rupa. 26
23
Yasraf Amir Pialang, Hipersemiotika, Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna,
(Yogyakarta: Jalasutra, 2003), h.256. 24
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), cet. 2, h. 63 25
Rahmat Kriyono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 268 26
Ade Irwansyah, Seandainya Saya Kritikus Film, (Yoyakarta: Homerian Pustaka, 2009),
h. 42
28
Sehingga dalam semiotik Barthes, proses representasi itu berpusat pada
makna denotasi, konotasi dan mitos. Ia mencontohkan, ketika mempertimbangkan
sebuah berita atau laporan, akan menjadi jelas bahwa tanda linguistik, visual dan
jenis tanda lain mengenai berita itu direpresentasikan (seperti tata letak / lay out ,
rubrikasi, dsb) tidaklah sesederhana mendenotasikan sesuatu hal, tetapi juga
menciptakan tingkat konotasi yang dilampirkan tanda-tanda.27
Tabel 2.128
Gambar Peta tanda Roland Barthes
1. Signifier
(penanda)
2. Signified
(petanda)
3. Denotative sign (tanda denotatif)
4. Connotative Signifier
(Penanda Konotatif
5. Connotative Signified
(Penanda Konotatif)
6. Connotative sign (tanda konotatif)
Dari peta Barthes di atas terlihat bahwa tanda denotative (3) terdiri atas
penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda denotatif
adalah juga penanda konotatif (4). Dengan kata lain, hal tersebut merupakan
unsur material: hanya jika anda mengenal tanda “singa”, barulah konotasi seperti
harga diri, kegarangan, dan keberanian menjadi mungkin (Cobley dan Jansz,
1999:51).
Jadi, dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna
tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotative yang
melandasi keberadaannya. Sesungguhnya, inilah sumbangan Barthes yang sangat
27
Jonathan Bignell, Media Semiotics: An Indtroduction, (Manchester and New York:
Manchester University Press, 1997) h. 16 28
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2004) h.69
29
berarti bagi penyempurnaan semilogi Saussure, yang terhenti pada penandaan
dalam tataran denotatif.
Di dalam semiologi Barthes dan para pengikutnya, denotasi merupakan
sistem signifikasi tingkat pertama, sementara konotasi merupakan tingakt kedua.
Dalam hal ini denotasi justru lebih diasosiasikan dengan ketertutupan makna.
Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi, yang
disebut dengan „mitos‟, dan berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan
pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu,29
jadi mitos memiliki tugasnya untuk memberikan sebuah justifikasi ilmiah kepada
kehendak sejarah, dan membuat kemungkinan tampak abadi. 30
Mitos, oleh Barthes disebut sebagai tipe wicara. Ia juga menegaskan
bahwa mitos merupakan sistem komunikasi, bahwa dia adalah sebuah pesan. Hal
ini memungkinkan kita untuk berpandangan bahwa mitos tak bisa menjadi sebuah
objek, konsep, atau ide; mitos adalah cara penandaan (signifacition), sebuah
bentuk.
Bagi Roland Barhes yang juga mengikuti Saussure, maka “secara
prospektif objek semiologi adalah semua sistem tanda, entah apapun substansinya,
apapun batasannya (limit): gambar, gerak tubuh, bunyi melodis, benda-benda, dan
pelbagai kompleks yang tersusun oleh substansi yang bisa ditemukan dalam ritus,
protocol, dan tontonan sekurangnya merupakan sistem signifikasi (pertandaan),
kalau bukan merupakan „bahasa‟ (language). 31
2. Film Sebagai Tanda Semiotika
29
Sobur, semiotika komunikasi 30
Roland Barthes, Mitologi, (Yogyakarta: Kreas i Wacana, 2009) h. 208. 31
Jeanne Martinet, Semiologi: Kajian Teori Tanda Saussuran; Antara Semiologi
Komunikasi dan Semiologi Signifikasi, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), cet. 1, h.3
30
Christian Metz merupakan salah satu kritikus film yang berasal dari
Perancis. Bukunya yang berjudul Language and Cinema memberikan pemahaman
mengenai film sebagai satuan bahasa yang berbeda dari bahasa tutur. Semua
komponen dalam film merupakan serangkaian kode yang merepresentasikan
sebuah budaya, sejarah dan nilai-nilai. Bagi Metz teori film adalah teori yang
mengkaji wacana-wacana sejarah film, masalah ekonomi film, estetika film dan
semiotika film.32
Kontribusi penting Metz dalam memahami film terletak pada bagaimana dia
memperkenalkan sebuah konsep cinematis instutitution. Melalui konsep tersebut
Metz mengenalkan, bahwa pengertian film tidak terbatas pada aspek industri yang
memproduksi sebuah film saja, melainkan juga aspek lain di luar itu, sehingga
penonton dapat menjadi salah satu bagian dari film dengan cara memposisikan
penonton sebagai kesatuan film yang berfungsi sebagai mesin kedua, yaitu
bergerak dalam wilayah psikologis.
Melalui konsep ini, Metz memaparkan setidaknya ada 3 mesin utama dalam
memaknai film secara utuh sebagai bahan penelitian, yaitu outer machine (film
sebagai industri), inner machine (psikologi penonton), third machine (penulis
naskah film - kritikus, sejarahwan, teoritikus).33
Oey Hong Lee menyebutkan mengenai perkembangan media film:
“Film sebagai alat komunikasi massa yang kedua muncul di dunia, mempunyai
masa pertumbuhannya pada akhir abad ke-19, dengan perkataan lain pada
waktu unsur-unsur yang merintangi perkembangan surat kabar sudah dibikin
lenyap.”
32
Zuzana M. Pick, Cinema As Sign and Language, h. 200. 33
Ibid., h. 203.
31
Pernyataan tersebut mengisyaratkan, bahwasanya film mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Film saat ini tidak hanya sebagai alat hiburan
semata, tetapi juga untuk berbagai kepentingan politik, ekonomi, propaganda dan
berbagai kepentingan lain yang tidak kita deteksi.
Maka dari itu, semiotika sebagai sebuah disiplin ilmu yang mengkaji
tanda-tanda dan sistem simbolik memiliki kaitan erat dengan film sebagai sebuah
produk tanda. Di lain pihak, para ahli melihat film sebagai salah satu media yang
dapat mempengaruhi para khalayaknya. Dan dari sinilah asal mula dilakukannya
berbagai penelitian terhadap simbol dan ikon dalam film, dan pengaruhnya
terhadap masyarakat yang menyaksikan film tersebut.34
3. Analisis Film Steve Campsall
Steve Campsall merupakan salah seorang pengajar Studi bahasa Inggris
dan Media di The Beauchamp College.35
Dalam tabel analisis filmnya yang
diadopsi dari pemikiran Metz, Campsall melihat film sebagai kesatuan bahasa dan
makna. Ini kemudian dipahami Steve sebagai Moving Image Texts: “Film
Language”. Menurutnya, seperti kata-kata, film memiliki bahasa sendiri dalam
menyampaikan pesannya kepada penonton. Para kru dan sineas bekerja
menciptakan makna tersebut melalui gambar bergerak di dalam film, sehingga
kompleksitas komponen film membuatnya berbeda dengan media lain.
34
Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 127. 35
Biografi Steve Campsall diperoleh dari http : / / educationforum . ipbhost . com / index
.php?showtopic=1678 diakses pada Minggu, 01 Januari 2013.
32
Dalam skema analisis film Steve Campsall, menjelaskan tentang
beberapa unsur untuk menganalisis film. Pergerakan audio visual yang dinamis di
dalam film, memunculkan komponen sendiri di dalam kajian semiotikanya.36
a. Semiotika merupakan jalan untuk menjelaskan bagaimana tanda itu
diciptakan. Di dalam film, tanda-tanda tersebut diciptakan oleh para sineas
film atau sutradara. Apa yang kita dengar, kita lihat dan kita rasakan
merupakan sesuatu yang dapat kita persepsikan damengandung sebuah
ide. Ide tersebutlah yang kemudian disebut dengan „meaning’.
Salah satu pemaknaan penting, misalnya kata-kata pengecut , memiliki
lawan heroik. Situasi ini memungkinkan penafsir memiliki pendapat yang
berbeda, dan ini dinamakan Binary Opposite. Ada beberapa komponen
dalam memahami semiotika film.
- Signs (tanda): unit makna terkecil yang bisa kita tafsirkan dan turut
menentukan makna keseluruhan.
- Code (kode): dalam semiotika, sebuah kode adalah sekumpulan tanda
yang nampak “pas” sekaligus “alami” dalam membentuk makna
keseluruhan.
- Convention (konvensi): istilah konvensi itu penting. Ia merujuk pada
suatu cara yang sudah umum dalam mengerjakan sesuatu. Dan kita sering
mengaitkan sesuatu yang konvesional dengan hasil yang pasti.
Ada tipe tanda dan kode setidaknya terbagi atas tiga:
- Ikon : tanda dan kode yang dibuat untuk menunjukkan sesuatu yang
melekat atau identik pada sesuatu.
36
36
Steve Campshall – 27/06/2002 (Rev. 17/12/2005; 14:18:24) Media - GCSE Film
Analysis Guide (3) – SJC
33
- Indeks : sistem penandaan yang menggunakan unsur kasualitas atau
sebab-akibat
- Simbol : pemaknaan terhadap sesuatu yang melepas secara total makna
denotasi pada sesuatu tersebut.
Hal lain yang juga penting untuk memahami tanda adalah melalui konvensi.
Konvensi merupakan suatu kesepakatan umum yang melekat dalam masyarakat
dan dijadikan jalan dalam melakukan suatu pekerjaan. Biasanya konvensi
terwujud dalam suatu perbuatan.
b. Mise-En-Adegan
Mise-En-Adegan menjawab beberapa pertanyaan penting di dalam sebuah film.
Pertanyaan tersebut meliputi efek apa? Makna apa? Bagaimana dia
memproduksi? Mengapa dia memproduksi? Dan apa tujuan yang ingin dicapai?
Namun, sebenarnya Mise-En-Adegan merupakan segala sesuatu yang dihadirkan
para Director atau sutradara ke dalam adegan-adegan, dan rekaman-rekaman yang
termuat di dalam kamera melalui aspek Setting, kostum, tata rias, dan
pencahayaan.
c. Editting
Editting merupakan suatu proses memotong dan menggabungkan beberapa potong
film menjadi satu. Membuat film tersebut menjadi cerita yang bersambung, dapat
dipahami, realistis, mengalir dan naratif.
d. Shot Types
Shot merupakan pengambilan gambar untuk membangun sebuah potongan
gambar yang naratif dan memberikan makna tersendiri terhadap objeknya.
34
Biasanya shot terkait dengan pengambilan kamera. Seperti Close up (CU), Point
of view (POV) dan Middle Shot (MS).
e. Camera Angle
Sudut kamera, biasanya selalu menciptakan makna-makna yang signifikan dengan
kondisi atau situasi objek. Seperti sudut kamera POV high angle shot yang
mencerminkan superioritas atau kekuasaan.
f. Camera Movement
Pergerakan kamera merupakan suatu bentuk penciptaan makna yang dinamis.
Perpindahan dari zoom out ke zoom in misalnya, memiliki nilai dan dinamika
makna sendiri.
g. Lighting
Pencahayaan merupakan salah satu aspek penting dalam film. pencahayaan dapat
menimbulkan suasana dan mood yang menegaskan makna. Kegelapan di hutan
misalnya menciptakan makna ketakutan dan kengerian.
h. Dieges And Sound
Dieges atau diagenic sound di dalam film merupakan „dunia film‟. Dia merupakan
bagian dari setiap aksi yang di jalankan aktor. Misalnya suara musik yang
mengiringi jalannya aktor dan lainnya.
i. Visual Effects / SFX
SFX merupakan gambar generasi komputer (CGI) yang mana tujuannya untuk
menciptakan sebuah realitas dan makna melalui efek-efek gambar dan suara.
j. Genre
Genre adalah ragam dari naratif yang sedang dibicarakan di dalam film.
k. Iconography
35
Ikonografi merupakan aspek penting dari genre. Hal inilah yang menjadi simbol-
simbol pendukung genre. Seperti padang pasir yang mendukung karakter koboi.
l. The Star System
Bintang-bintang film tertentu bisa menjadi bagian penting dalam ikonografi dan
menjadi penegas makna. Bisa menjadi penegas karakter dan aksi.
m. Realism
Media dapat menyuguhkan tingkat realitas yang sangat tinggi, sehingga sesuatu
terkesan benar-benar nyata. Dengan layar yang jernih, jelas, sound yang kuat, dan
ruang yang sengaja dibuat gelap, pemirsa dapat merasakan atmosfer realitas yang
tinggi.
Demikianlah kompleksitas di dalam semiotika film. komponen
tersebutlah yang dijadikan acuan untuk mengkaji lebih dalam terkait sistem tanda
di dalam film. film merupakan salah satu komunikasi massa yang memiliki makna
sendiri bagi penontonnya.
C. Konsep Taubat
1. Pengertian Taubat
Taubat berarti kembali kepada Allah. Proses kembali itu tidak sah dan
tidak sempurna kecuali dengan mengenal Allah dengan cara mengenali bermacam
nama serta beragam sifat-Nya. Pengaruh nama dalam diri kita juga penting
diperhatikan. Proses kembali itu tidak sah tanpa mengetahui bahwa jika kita lari
dari Allah, kita akan disandera musuh kita. Untuk bisa bertobat, kita pun harus
yakin bahwa kita tidak akan terjerumus ke dalam cengkeraman musuh kita kecuali
disebabkan ketidaktahuan akan Tuhan serta keberanian kepada-Nya.37
Taubat
37
Dede Permana M.A, Tuhan Ingin Aku Kembali, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta), H. 80-81
36
hanya akan terjadi jika lebih dahulu memahami hakikat dosa, mengakui dosa,
serta menjauh dampak buruk yang ditimbulkan dari dosa, baik pada masa lalu
maupun masa mendatang.
Taubat ialah dengan kembali insaf dan sadar akan kebesaran dan
kekuasaan Tuhan. Lalu pusatkanlah akidah dan ibadah kepada-Nya.38
Firman Allah tentang tobat dalam surat At-Tahrim ayat 8:
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan
taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan
Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke
dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika
Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama
dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan
mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb Kami, sempurnakanlah
bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau
Maha Kuasa atas segala sesuatu." ( At-Tahrim: 8)39
Nashuha berarti yang bercirikan nushh. Dari kata ini lahir kata “nasihat”,
yaitu upaya untuk melakukan sesuatu, baik perbuatan maupun ucapan yang
membawa manfaat untuk dinasihati. Kata ini juga bermakna tulus/ ikhlas. Tobat
yang disifati oleh kata ini mengilustrasikan tobat itu sebagai sesuatu yang secara
ikhlas menasihati sesseorang agar ia tidak mengulangi kesalahannya. Karena tobat
nashuh adalah yang pelakunya tidak terbetik lagi dalam benaknya keinginan untuk
38
Ibid, h. 158 39
Surat At-Tahrim ayat 8
37
mengulangi perbuatannya, karena setiap saat ia diingatkan dan dinasihati oleh
tobat itu.40
Cinta terhadap sesuatu membuat buta dan tuli, cinta itu akan memperindah
apa yang disenangi dan dibanggakan serta membuat benci terhadap yang
berlawanan dengannya, sehingga berkumpul pada diri orang tersebut sifat
sombong, angan-angan dan dengki yang di dalamnya terdapat kebencian terhadap
nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-hambaNya, lebih-lebih lagi kepada
saingannya.
Sedangkan sombong dan dengki adalah dua penyakit yang menghancurkan
umat-umat terdahulu dan sekarang, keduanya adalah dosa besar pertama yang
dilakukan dalam rangka bermaksiat kepada Allah SWT. Iblis sombong dan dengki
kepada Adam AS, demikian juga anak adam yang dengki lalu membunuh
saudaranya.
Oleh karena itu sombong menghilangkan Islam, sebagaimana syirik
menghilangkan Islam, karena Islam adalah menyerahkan diri seutuhnya hanya
kepada Allah SWT, orang yang menyerahkan diri kepada Allah SWT dan kepada
selain-Nya maka ia telah berbuat syirik adapun orang yang tidak mau
menyerahkan diri kepada Allah SWT, maka ia adalah orang sombong, seperti
Fir‟aun dan para pembesarnya. 41
Di antara sekian banyak syarat-syarat tobat adalah sebagai berikut42
:
1. Menyesali perbuatan dosa yang lalu
2. Berhenti dari perbuatan dosa
3. Bertekad bulat tidak akan mengulangi lagi
40
Sudirman Tebba, Nikmatnya Tobat, (Banten: Pustaka irVan, 2007) h. 142-143 41
Syaikh Ibnu Taimiyyah, Mutiara Taubat, (Jakarta: Pustaka as-Sunnah, 2004) h. 46
38
4. Mengembalikan hak-hak atau sesuatu yang diambil dengan tidak sah
kepada orang yang berhak atau minta maaf kepadanya.
2. Macam-macam Taubat:
Taubat wajib adalah bertaubat dari meninggalkan kewajiban atau
melakukan larangan. Taubat ini wajib dilakukan oleh setiap hamba sebagaimana
perintah Allah SWT dalam kitab-Nya melalui lidah Rasul-Nya
Taubat sunnah adalah bertaubat dan meninggalkan amalan-amalan sunnah
atau melakukan amalan makruh.
Orang yang hanya melakukan taubat jenis pertama termasuk golongan
moderat, dan orang yang melakukan kedua jenis taubat termasuk golongan yang
berlomba dalam berbuat kebajikan. Sedangkan orang yang tidak melakukan
keduanya termasuk golongan yang zhalim.43
Taubat dalam Islam bisa menimbulkan kesadaran kepada seseorang.
Dengan kesadaran orang dapat menerima dirinya, menata kehidupannya kembali,
dan mengadakan integrasi diri, baik dengan diri sendiri, maupun lingkungan alam
sekitarnya.
43
Ibid h.28
39
BAB III
GAMBARAN UMUM FILM
A. Sinopsis Film Mama Cake
Film produksi Falcon Pictures ini tayang pada tanggal 13 September
2012 yang lalu. Film ini bercerita tentang kisah tiga orang sahabat yaitu
Rakha (Ananda Omesh), Willy (Boy William) dan Rio (Arie Dagienkz).
Kisah ini dimulai ketika Rakha mendapatkan amanah dari neneknya yang
sedang sakit parah di Rumah sakit. Neneknya memiliki permintaan terakhir
yaitu sekotak brownies kesukaannya yaitu Mama Cake langsung dari tempat
pembuatannya di Bandung. Pagi itu juga Rakha berangkat ke Bandung dan
ditemani oleh kedua sahabatnya yaitu Willy dan Rio.
Dalam perjalanan menuju Bandung, Willy menabrak sosok pria
misterius yang akhirnya ikut menumpang di mobil Rakha. Disepanjang
perjalanan sosok pria misterius ini memberikan pelajaran-pelajaran hidup
untuk ketiga sahabat itu. Perjalanan mereka awalnya sangat menyenangkan,
sampai ketika dalam perjalanan kembali menuju Jakarta mereka mengalami
pertengkaran yang hebat. Pertengkaran bermula ketika mobil Rakha hilang
dan mereka saling menyalahkan atas kejadian itu. Mereka lalu memutuskan
untuk melanjutkan perjalanan mereka masing-masing.
Rakha kembali lagi ke toko brownies Mama Cake karena brownies
yang sudah dibeli sebelumnya ikut hilang bersama mobil Rakha. Willy
berjalan menyusuri kota Bandung. Dan Rio mengikuti nalurinya ke sebuah
desa terpencil. Mereka mengalami peristiwa-peristiwa yang membuat cara
40
pandang mereka terhadap hidup berubah. Rakha bertemu dengan jodohnya di
toko brownies Mama Cake. Willy yang mengalami persitiwa berat akibat
sifat playboy-nya dan Rio yang bertemu kembali dengan sosok pria misterius
yang ditabrak Willy ketika berangkat ke Bandung.
Pada akhirnya mereka bertemu kembali sebelum ke Jakarta dan
mereka pulang ke Jakarta dengan mendapatkan pelajaran-pelajaran berharga
untuk hidup mereka. Film ini juga turut diramaikan dengan aktor-aktor senior
seperti Rudy Salam, Nani Wijaya, Didi Petet dan Piet Pagau. Juga ada
pemeran-pemeran pembantu seperti Dinda Kanya Dewi, Candil, Bagus
„netral‟, Tyas Mirasih, Kinaryosih dan Andhara Early.
Gambar 3.11
B. Profil Anggy Umbarra Sebagai Sutradara Film Mama Cake
Anggy Umbarra pria kelahiran 21 Oktober 1980 ini memang nama
yang baru di jagad perfilman Indonesia. Namun di dunia industri musik
namanya sudah populer dengan menjadi salah satu anggota grup band
Purgatory sekaligus sutradara video klip. Anggy Umbarra membuat video
1 Sumber gambar dari Film Mama Cake pada menit 01:29:48
41
klip beberapa musisi Indonesia ternama seperti Afgan, Agnes Monica, Noah
hingga Presiden Susilo Bambang Yudhyono.
Anggy umbarra mengaku darah seni nya turun dari kedua orangtuanya
yaitu pasangan sutradara Danu Umbara dan guru musik Nanny Sukandar.
Mama Cake adalah film pertamanya, Anggy Umbarra sendiri sudah menulis
naskahnya sejak tahun 2003 namun baru berhasil di filmkan tahun 2012. Dan
tiga karakter utama dalam film ini adalah nyata bukan rekaan, hal ini
terungkap dalam wawancara penulis dengan subyek peneliti sebagai berikut:
“Karena Rakha di sini adalah sebenarnya karakter gue, Willy adalah
kameramen gue yang suka sok gaul dan playboy namun dia perjaka sampai
akhirnya menikah dan Rio adalah kakak gue yang setiap hari dia itu gak
pernah pakai sendal dan setiap binatang itu dia ajak ngobrol”. 2
Karakter-karekter tersebut sukses diperankan dengan baik oleh
Ananda Omesh, Boy William dan Rio Dagienkz. Mereka bertiga yang
berlatar belakang seorang Host namun berhasil memerankan peran mereka
dengan baik di film Mama Cake. Mama Cake juga dimainkan oleh pemain
pendukung yang sudah malang melintang di jagad perfilman Indonesia
seperti Dinda Kanya Dewi, Renata Kusmanto, Rudy Salam, Nany Wijaya,
Candil, dan Didi Petet.
Anggy Umbarra memberi judul film ini Mama Cake karena dia sangat
menyukai brownies dan dia sangat menyukai filosofi dari brownies sendiri
yaitu kue yang tampak sangat tidak menarik jika dilihat dari luar namun
ketika dimakan itu menjadi sangat lezat. Anggy Umbarra ingin film Mama
Cake ini memberi pencerahan bagi anak-anak muda dan tidak menilai sebuah
film dari judulnya saja tetapi harus menonton dahulu baru menilai.
2 Anggy Umbarra, Sutradara Film Mama Cake, Wawancara Pribadi, Mampang, 18 Maret
2013.
42
C. Profil Pemain
1. Ananda Omesh sebagai Rakha
Ananda Omesh memulai kariernya dengan menjadi pemain
Extravaganza di Trans tv. Lalu menjadi salah satu host ternama di Indonesia
dengan salah satu program acaranya Indonesia Mencari Bakat (IMB) di
stasiun televisi yang sama. Pria kelahiran Sukabumi, Jawa Barat tanggal 21
Agustus 1986 ini merupakan lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas
Padjadjaran. Sebelum bermain di film Mama Cake dia membintangi film
Heart-Break.com dan Aku atau Dia. Omesh pernah mendapat penghargaan
Panasonic Gobel Award 2011 sebagai Presenter Talent Show terfavorit.
Suami dari presenter Dian Ayu ini juga menjadi ambassador iklan salah
satunya adalah iklan XL. Omesh yang tidak memiliki basic akting namun
dapat memerankan tokoh Rakha dengan baik. Dalam film ini Omesh harus
merelakan rambutnya dicat menjadi warna merah terang.
Di film Mama Cake Omesh berperan sebagai Rakha pria berusia 24
tahun. Rakha merupakan anak satu-satunya dan dia selalu menuruti apa yang
diperintahkan oleh ayahnya yang diperankan oleh Rudy Salam. Rakha
kuliah dengan mengambil jurusan manajemen sedangkan dia sama sekali
tidak menyukai jurusan itu, sehingga dia menjadi mahasiswa abadi. Rakha
lebih suka menulis. Rakha adalah pria yang idealis dan kritis. Rakha
memiliki rambut yang di cat warna merah yang menurutnya adalah ideologi
dari keberanian. Dia tidak mengikuti fashion dia tetap pada prinsipnya
memakai celana jeans gombrong meskipun orang-orang sudah menggunakan
jeans ketat. Rakha bersahabat dengan Willy dan Rio dari SMA.
43
Rakha adalah orang yang paling “lurus” dan diantara kedua
temannya. Dia tidak neko-neko dalam hidupnya. Rakha tidak pernah
memiliki pacar selama hidupnya, sampai dia bertemu dengan Mawar gadis
cantik yang tidak sengaja bertemu di Toko kue Mama Cake. Rakha
mempunyai nenek dan sedang sekarat di rumah sakit dan dia harus menuruti
permintaan terakhir neneknya yaitu sekotak brownies Mama Cake langsung
dari tempat pembuatannya yaitu di Bandung.
Gambar 3.23
2. Boy William sebagai Willy
Boy William yang memiliki nama lengkap William Hartanto lahir di
Jakarta pada tanggal 17 Oktober 1991. Boy William memulai kariernya saat
memenangkan ajang pemilihan model Starteen pada tahun 2009. Lalu Boy
mengembangkan sayapnya di dunia entertainment dengan menjadi VJ
(Video Jokey). Setelah itu Boy membintangi sinetron pertamanya yaitu Cinta
Cenat Cenut 2 yang juga dibintangi oleh boy band Smash. Boy merupakan
cast terakhir yang ditemukan di Mama Cake karena sangat sulit menemukan
karakter Willy. Walaupun pada awalnya Boy tidak direstui untuk terjun ke
3Sumber gambar dari http://hiburan.plasa.msn.com/berita/article.aspx?cp-
documentid=251521264 diakses pada hari Rabu, tanggal 20 Maret 2013.
44
dunia keartisan karena orangtuanya khawatir akan pendidikannya namun
Boy akhirnya berhasil membuktikan bahwa dia memiliki talenta yang
mumpuni untuk menjalani dunia keartisan.
Boy William berperan sebagai Willy pria berusia 24 tahun. Seorang
account executive di sebuah perusahaan periklanan. Willy adalah seorang
anak gaul Jakarta dan senang mencoba hal-hal baru. Willy adalah seorang
playboy dia menggunakan parasnya yang tampan dan kekayaannya untuk
memikat para gadis. Walaupun sebenarnya dia memiliki pacar yang sudah
setia tujuh tahun bersamanya. Willy selalu menggunakan bahasa Inggris
dalam setiap ucapannya walaupun sebenarnya dia tidak pernah ke luar
negeri. Willy sering berselisih dengan Rakha sepanjang perjalanan menuju
Bandung. Willy menganggap Rakha sebagai seorang yang tidak punya
prinsip. Karena Rakha tidak memliki keberanian untuk menentukkan jalan
hidupnya sendiri. Pada akhirnya Rakha menyadari bahwa kata-kata Willy
ada benarnya dan Rakha berani mengatakan semua keinginannya kepada
ayahnya. “Willy adalah simbol dari sosial. Dia banyak bicara, sok paling
gaul, paling keren dan sok playboy tapi kenyataan dia gak pernah ngelakuin
itu” ujar Anggy Umbarra.
45
Gambar 3.34
3. Arie Dagienkz sebagai Rio
Arie Dagienkz yang memiliki nama asli Arie Apriludy lahir pada
tanggal 7 April 1976 ini mengawali kariernya sebagai penyiar radio di
Prambors. Melejit lewat program H2C (Harap-Harap Cemas) di SCTV
bersama Desta 80s. Pria yang memiliki rambut kribo ini harus merelakan
rambut kesayangannya itu untuk digimbal selama proses shooting film
Mama Cake.
Arie Dagienkz berperan sebagai Rio, seorang seniman dan pujangga
cinta. Pria berambut gimbal yang sangat suka berfilosofi. Dia menjadi
vegetarian secara tiba-tiba karena dalam perjalanan Bandung dia bertemu
dengan hewan-hewan seperti kambing dan sapi, karena itulah dia mendadak
tidak suka daging karena baginya hewan-hewan itu tidak berdosa untuk
dimakan dan memakan daging sama seperti kanibal memakan saudaranya
sendiri. Rio ikut ke Bandung karena dia ingin mencari jati dirinya, dia ingin
damai dan bebas. Rio sangat menjunjung tinggi kebebasan. Rio ingin
menyatu dengan alam karena itu dia tidak pernah menggunakan alas kaki
setiap berpergian.,
“Rio adalah lambang dari hati, hati itu tanpa batas dan melampui
akal. Rio adalah orang yang penuh dengan kebebasan, dan dia ingin
menyatu dengan alam dan sangat menyukai binatang. Karakter paling unik
ya Rio ini”, ujar Anggy Umbarra.5
4Sumber gambar dari
http://www.starmedianusantara.com/file/images/talent/153/a4fb0f11-7752-ced3-8aee-da2a517ab7a2.jpg diakses pada hari Rabu, tanggal 20 Mareet 2013.
5 Anggy Umbarra, Sutradara Film Mama Cake, Wawancara Pribadi, Mampang, 18 Maret
2013.
46
Gambar 3.4
5. Dinda Kanya Dewi Sebagai Mawar
Perempuan yang lahir di Balikpapan pada tanggal 5 Februari 1987 ini
memulai kariernya sebagai Gadis sampul sebuah majalah kemudian menjalani dunia
peran. Sinetron yang membesarkan namanya adalah Cinta Fitri dalam sinetron
tersebut Dinda mendapat peran antagonis yang sangat berbeda dengan perannya
sebagai Mawar dalam film Mama Cake. Dinda Kanya dewi berperan sebagai Mawar.
Mawar adalah seorang gadis lembut yang bertempat tinggal di Jakarta dan menyukai
brownies Mama Cake. Dia bertemu Rakha di Toko brownies dan pada mereka
bertemu lagi di stasiun ketika Rakha hendak pulang ke Jakarta. Di stasiun mereka
berkenalan dan berbincang-bincang. Pada akhirnya Mawar menyelamatkan Rakha
saat brownies Mama Cake milik Rakha kembali hilang dan ternyata mawar adalah
jodohnya Rakha di masa depan.
Gambar 3.5
6
6Sumber gambar dari
http://img.okeinfo.net/content/2009/11/20/34/277631/5yAvQKG9BG.JPG diakses pada hari Rabu
tanggal 20 Maret 2013.
47
D. Profil Di Balik Layar
Kesuksesan sebuah film bukan hanya bergantung dari pemain atau artis-artis
yangberperan dalam film tersebut tetapi juga orang-orang yang dibalik layar
juga turut berperan penting dalam suksesnya sebuah film. Seperti pihak-
pihak dibalik layar berikut ini;
1. Sutradara memiliki otoritas dan bertanggung jawab terhadap proses
produksi sebuah film. Dan film Mama Cake ini disutradarai oleh Anggy
Umbarra yang juga selaku Script writer, Editor. Dan asisten sutradara nya
adalah Gadis F.
2. Mama Cake di produseri oleh Frederica dan Executive Producer nya
ialah HB Naveen.
3. Karakter-karakter dalam film Mama Cake diperankan oleh; Ananda
Omesh sebagai Rakha, Boy Willian sebagai Willy, Arie Dagienkz sebagai
Rio, Dinda Kanya Dewi sebagai Mawar dan Rudy Salam sebagai Ayah
Rakha.
4. Dan yang paling bertanggung jawab terhadap kualitas fotografi dan
pandangan sinematik dari sebuah film adalah Dop (Director of Photography)
atau biasa disebut cameraman. Cameraman di Film Mama Cake adalah
Dicky Maland.
5. Dalam sebuah film soundtrack menjadi salah satu faktor pendukung yang
paling penting untuk menikmati sebuah film. Soundtrack Mama cake
dibawakan oleh Iwan Fals dengan judul lagunya “Belum ada Judul”
berkolaborasi dengan band metal Islam Purghantory.
48
BAB IV
TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pengantar Adegan yang Diteliti
Perjalanan tiga sahabat Rakha, Willy dan Rio terdapat dalam beberapa
sekuen. Dalam sekuen tersebut ada beberapa adegan yang berkaitan dengan isi
penelitian. Sebelum masuk kedalam adegan utama, peneliti akan menganalisis
perjalanan Rakha, Willy dan Rio menuju taubat.
Film Mama Cake berdurasi 143 menit, waktu yang cukup lama untuk sebuah
film layar lebar. Film ini bergenre drama komedi ini memulai adegan dengan dialog-
dialog singkat mengenai isu-isu sosial di dalam mobil. Kemudian masuk ke dalam isi
cerita mengenai perjalanan untuk memenuhi amanah nenek Rakha untuk membeli
sekotak brownies Mama Cake di kota Bandung. Yang dalam perjalanan 36 jam itu
banyak peristiwa-peristiwa yang tak terduga terjadi. Rakha, Willy dan Rio memiliki
karakter yang sangat berbeda, namun karakter mereka masing-masing sangatlah kuat.
Rakha yang sangat idealis dalam memandang hidup dan memiliki prinsip yang kuat
selalu memiliki perdebatan yang hebat dengan Willy yang sok gaul dan sok playboy
dan untungnya ada Rio yang selalu menjadi penengah.
Setiap film pada umumnya memiliki unsur narasi, tanpa adanya unsur tersebut
kita sebagai penonton akan sulit memahami filmnya. Tetapi apabila dalam sebuah
film narasi yang ditampilkan terlalu panjang pasti akan terlihat sangat membosankan
untuk penontonnya. Namun, dalam film ini penulis mencoba untuk menarasikan dan
mendeskripsikan alur cerita film ini dengan menyertakan komponen analisis film dan
49
unsur semiotika. Setelah itu, barulah akan penulis jelaskan bagaimana unsur film dan
semiotika menjadi sesuatu yang naratif.
1. Adegan 1 (Awal perjalanan untuk memenuhi amanah)
Rakha, Willy dan Rio merupakan tiga sahabat. Mereka bersama sejak SMA.
Suatu pagi sehabis berpesta semalaman merayakan ulangtahun Lolly pacar Willy,
Rakha ditelepon ayahnya untuk membeli sekotak brownies Mama Cake permintaan
terakhir dari neneknya yang sedang sakit parah. Permintaan terakhir neneknya sangat
detail. Brownies itu harus Mama Cake, yang dibuat dari tempat pembuatannya yaitu
di Bandung dan harus diserahkan pada pukul satu siang. Dengan keadaan yang lelah,
Rakha mengiyakan permintaan neneknya itu. Ia segera bersiap-siap. Willy
menawarkan dirinya untuk ikut karena sebenarnya ia ingin bertemu dengan teman
wanitanya yang ia kenal melalui jejaring sosial facebook dan sudah chatting
dengannya selama seminggu. Sementara Rio ingin ikut karena ia bosan dengan
Jakarta dan ingin menyatu dengan alam dan mencari jati diri.
Rakha adalah seorang anak tunggal dari keluarga kaya raya. Hidupnya selalu
penuh arahan ayahnya. Rakha tidak berani mengambil sikap dan mengutarakan
pendapatnya. Dia mengambil kuliah jurusan bisnis padahal dia tidak menyukainya
dan menjalani kuliahnya dengan setengah hati, Rakha lebih suka menulis karena
itulah ia menjadi mahasiswa abadi di kampusnya. Willy sahabat Rakha dari SMA dia
yang paling gaul diantara kedua temannya. Dia sok playboy agar dilihat keren oleh
teman-temannya. Dia menggunakan bahasa Inggris hampir disetiap ucapannya, Willy
50
selalu merasa paling gaul, sosialita dan paling tahu banyak hal. Padahal sebenarnya
dia belum tentu tahu dan belum mencoba hal tersebut.
Sedangkan Rio, dia adalah pribadi yang paling unik dan sabar. Dia sangat
menjunjung tinggi cinta, terutama cinta terhadap makhluk hidup dan alam semsta.
Bahkan agama yang dianutnya menurutnya adalah agama cinta. Rio adalah seorang
seniman dan juga pecinta hewan. Rio sangat tidak bisa ditebak apa yang ada
dipikirannya. Ketika mereka sudah melakukan perjalanan dan baru sampai tol
ternyata sangat macet. Mereka baru sadar bahwa itu adalah hari sabtu dan pasti arah
puncak macet. Mereka putar arah menjadi Kerawang-Sadang-Subang-Lembang-
Bandung. Arahnya agak memutar dan lebih jauh namun menurut mereka itu yang
terbaik. Saat perjalanan tiba-tiba Rio membuka pintu mobil dan membuat Willy harus
mengerem mendadak. Ternyata Rio terpesona dengan pandang rumput, sapi dan
kambing yang ada dipinggir jalan itu. Rio berlari menghampiri sekumpulan sapi dan
kambing yang sedang menikmati makanannya yaitu rumput.
Rakha dan Willy hanya bisa heran melihat kelakuan teman mereka itu. Willy
mengingatkan Rakha bahwa waktu mereka mepet dan harus segera melanjutkan
perjalanan. Dengan memaksa akhirnya Rakha menarik Rio ke mobil agar mereka
dapat melanjutkan perjalanan.
Lalu mereka menyempatkan diri untuk sarapan dahulu. Mereka sarapan di
sebuah restoran padang. Ketika sudah di meja makan, Rakha dan Willy kaget dengan
menu makanan Rio yang hanya sayur-sayuran tidak ada lauk sama sekali. Ternyata
Willy memutuskan untuk menjadi vegetarian lima belas menit yang lalu setelah
51
melihat sapi saat perjalanan. Menurut Rio, memakan daging sama saja dengan
memakan saudara sendiri, kanibal. Karena sama-sama mamalia. Namun menurut
Rakha, itu merupakan fungsi hewan dalam hidup. Salah satunya untuk dimakan oleh
manusia. Akhirnya mereka berdebat mengenai fungsi mereka dalam hidup.
Setelah selesai makan, mereka kembali melanjutkan perjalanan. Willy
menyetir mobil karena Rakha masih ngantuk akibat pesta semalam. Rakha dan Willy
asyik membicarakan adegan-adegan dalam film favorit mereka, sampai Willy tidak
fokus melihat jalanan. Dan akhirnya mobil mereka menabrak seseorang. Adegan ini
ada pada durasi 00:24:44. Willy langsung memberhentikan mobil. Mereka bertiga
lalu mencari korban kecelakaan itu ke depan mobil. Namun tiba-tiba muncul sosok
laki-laki berambut gondrong, menggunakan jaket jeans yang bertuliskan 1865 di
belakang jaketnya. Dengan santai ia menyapa Rakha, Willy dan Rio.
Willy menyadari ada yang aneh dari orang yang ditabraknya karena dengan
kecepatan mobil ketika menabrak sosok 1865 tersebut dia tidak terluka sedikitpun.
Tapi ternyata Rakha dan Rio tidak merasakan keanehan sama sekali. Willy menyadari
adanya keanehan bermula ketika sosok 1865 memberikan Willy minuman pocari
sweat yang masih sangat dingin. Namun jika dilihat sekitar mereka yang ada hanya
padang rumput yang luas dan tidak ada warung sama sekali. Berikut percakapannya.
Sosok 1865 : Minum dulu nih.. biar fresh. Kan gue yang ketabrak
seharusnya gue dong yang shock.
Willy : (ambil minuman dan minum)
Sosok 1865 : minumnya pake tangan kanan dong. Tangan manis..
Willy : Kha, coba pegang dingin banget men..
52
Sosok 1865 : Iya baru gue beli kok tadi..1
Rio malah mengajak sosok 1865 tersebut tumpangan karena ternyata mereka
searah yaitu menuju Bandung. Willy sangat menolak dan menentang hal tersebut.
Namun apalah daya, Willy akhirnya menurut walaupun dengan kesal.
Sampailah mereka semua di Bandung. Sosok 1865 pun memisahkan diri.
Willy juga berpisah dengan Rio dan Willy karena dia ingin menemui teman facebook
nya yang bernama Natasya. Sementara itu Rakha dan Rio menuju toko kue Mama
Cake untuk membeli brownies. Rakha meminta Willy agar tidak terlalu lama karena
mereka dikejar waktu. Dan mereka janjian untuk pulang bareng dan bertemu di
tempat yang sama.
Di toko kue Mama Cake, Rakha dilayani oleh pelayan yang sangat amat
bawel dan berkomentar segala hal mengenai Rakha saat itu. Akhirnya Rakha, Willy
dan Rio pulang menuju Jakarta. Namun, ditengah jalan baru sampai ITB tiba-tiba
Willy meminta Rakha untuk berhenti. Ternyata Willy ingin mengajak kenalan
seorang gadis yang sedang berjalan di depan kampus. Saat di mobil Rakha membahas
kelakuan Willy yang playboy padahal dia memiliki Lolly, perempuan yang sudah
dipacarinya sejak 7 tahun yang lalu. Dengan bangga Willy memamerkan ke-playboy-
annya.
Rakha tidak terima Willy memperlakukan Lolly seperti itu karena saat SMA
Rakha sempat naksir Lolly, namun sekarang Lolly hanyalah teman terbaiknya dan dia
1 Percakapan dapat dilihat pada durasi 00:25:43
53
tidak mau Willy menyakiti teman terbaiknya itu. Dengan basa-basi, Rakha
menanyakan berapa gebetan yang dimiliki Willy dan ketika Willy lengah Rakha
membuang handphone Willy ke jalanan. Willy yang tidak terima langsung meminta
Rakha mengambil kembali handphone-nya karena banyak nomer penting untuk
bisnisnya didalamnya.
Akhirnya Rakha memutar arah dan mencari handphone Willy di rerumputan.
Setelah meencari-cari akhirnya Rakha menemukan kembali handphone Willy. Dan
saat mereka hendak kembali ke mobil, Rakha tidak dapat menemukan mobilnya. Rio
yang disuruh menjaga mobil malah sibuk bermain dengan kambing karena Rio sangat
menyukai binatang dan dia lupa mencabut kunci mobil. Akhirnya mereka saling
menyalahkan. Willy menuduh Rakha masih menyukai Lolly dan menginginkan
mereka putus sehingga Rakha bisa merebut Lolly darinya. Rakha marah dan
memukul Willy. Rio melerai, namun Rakha juga kesal dengan Rio karena kelakuan
Rio yang konyol meninggalkan mobil Rakha dan menyebabkan mobil Rakha hilang.
Rakha akhirnya meninggalkan kedua temannya itu. Sementara itu, Rio juga
tidak mau bersama Willy karena dia tidak mau dekat-dekat dengan orang yang
memiliki penyakit sombong, bohong, munafik, khianat dan semua penyakit hatinya
Willy. Akhirnya mereka bertiga berpisah dan melanjutkan perjalanan masing-masing.
54
Tabel 1.3
Scene Perjalanan untuk memenuhi amanah
Scene Cut of Shot Cast Interpretasi
Simbolik
1
Rio Menunjukkan
ekspresi senang
ketika melihat
pemandangan
desa yang
dilengkapi
dengan adanya
hewan-hewan
berkeliaran
bebas tidak
seperti di kota
2
Rakha dan
Rio
Menampilkan
pemandangan
desa yang asri
3
Rakha,
Willy dan
Rio
Menampilkan
bahwa Rakha,
Willy dan Rio
menjelaskan
fungsi mereka
dalam hidup
55
4
Sosok
1865
Menampilkan
bahwa mobil
Rakha dan
teman-teman
menabrak
sosok 1865
5
Rakha,
Willy, Rio
dan Sosok
1865
Menampilkan
bahwa sosok
1865 ikut
perjalanan
karena searah.
6
Rakha,
Willy dan
Rio
Menampilkan
ekspresi
kebahagian
ketiganya dan
keakraban
dalam
persahabatan
mereka.
7
Rakha,
Willy dan
Rio
Menampilkan
bahwa Rakha
bertengkar
hebat dan
memukul kedua
sahabatnya
yaitu Rio dan
Willy.
56
Tabel 2.3
Ikon, Indeks dan Simbol dalam adegan perjalanan untuk memenuhi amanah
Ikon Ikon yang terdapat dalam adegan ini yaitu pakaian yang
digunakan oleh para tokoh, Rakha, Willy dan Rio
Index Index dalam adegan ini terdapat pada kata-kata ketiga tokoh
tersebut. Rakha yang selalu teguh pada ideologinya. Willy
yang selalu sombong dan pamer kepada kedua teman-
temannya bahwa dia adalah yang paling gaul. Dan Rio yang
menjadi vegetarian karena menghargai hak hidup hewan-
hewan.
Simbol Simbol terdapat pada rambut Rakha dan pakaiannya. Rambut
Rakha yang di cat menjadi warna merah adalah ideologi dari
keberanian. Dan celana gombrong yang digunakan Rakha
adalah simbol dari kuatnya prinsip Rakha untuk tidak
mengikuti perkembangan jaman sekarang.
Secara kronologis, adegan ini menceritakan proses perjalanan untuk
menunaikan amanah dari seorang nenek yang sedang sakit parah. Pada potongan
adegan pertama, memperlihatkan ekspresi Rio divisualisasikan dengan menggunakan
jarak kamera medium shot dimana sang sutradara ingin memperlihatkan ekspresi
kebahagiaan Rio ketika melihat pemandangan yang ada di depannya.
Pada potongan shot yang kedua jarak kamera yang digunakan untuk
memvisualisasikan pemandangan sekitar Rio dan Rakha adalah long shot. Karena
Anggy Umbara ingin menampilkan pemandangan pedesaan yang masih berupa
padang rumput luas dan hewan-hewan yang sedang berkeliaran bebas sambil
memakan rumput.
Kemudian dalam adegan yang ketiga Rakha, Willy dan Rio sedang menikmati
sarapan di sebuah restoran padang. Jarak kamera yang digunakan dalam adegan ini
57
adalah medium long shot. Dimana sang sutradara ingin memperlihatkan ketiga tokoh
tersebut sedang membicarakan sebuah hal yang sangat menarik dan setting tempatnya
pun sedikit diperlihatkan yaitu disebuah meja di restoran padang.
Adegan selanjutnya memvisualisasikan mobil Rakha dan teman-teman
menabrak sesosok pria misterius. Pada adegan ini menggunakan jarak kamera
extreme long shot. Memperlihatkan secara jelas dari luas ruangnya mobil Rakha
menabrak pria misterius tersebut diperjalanan.
Pada adegan kelima, dua frame digabungkan menjadi satu agar seluruh
gambar terlihat. Jarak kamera yang digunakan adalah medium close up. Sang
sutradara memperlihatkan ekspresi pemain-pemainnya. Rio yang tampak antusias
dengan kehadiran pria misterius, Rakha yang penasaran dengan siapa sebenarnya pria
misterius dan Willy yang tampak kesal karena Rakha mengizinkan pria itu turut serta
dalam mobil Rakha.
Potongan adegan selanjutnya, jarak kamera yang digunakan adalah full shot
memperlihatkan Rakha memukul kedua temannya hingga terjatuh. Dan
dibelakangnya terdapat pemandangan sebuah perkebunan di sebuah desa. Mereka
bertengkar karena mobil Rakha hilang dan mereka saling menyalahkan satu sama
lain.
Secara keseluruhan, adegan-adegan di atas memiliki beberapa karakter
sinematografi. Jarak kamera yang digunakan dalam adegan-adegan tersebut adalah
medium shot, long shot, medium long shot, extreme long shot, medium close up dan
full shot. Pencahayaan yang digunakan cenderung menggunakan sumber cahaya
58
utama (key light) dengan kualitas hard light yang memperjelas objek. Setting yang
digunakan dalam semua adegan adalah shot on location. Aspek suara dan editing di
dalam adegan ini memakai dieges sound dan non dieges sound dengan di dominasi dengan
tipe montase dan cut in yang diiringi dengan musik instrumental.
Dalam adegan di atas ada percakapan diantara Rakha dan Willy saat mereka
sedang menikmati sarapan di sebuah restoran padang, berikut adalah percakapan
tersebut:
Rakha : “Ya intinya lo zina aja gitu setelah kita ngaji bareng
dari kelas 3 SD sampe lulus, pesantren kilat bareng
waktu smp men.”
Willy : “Whats up with free sex men? You’re so naif bro.
gaya orang pacaran jaman sekarang juga free sex, chill
out men. Lo aja yang gak pernah pacaran. Jangan sok
ngejudge deh bro. sok moralis, sok suci, norak. Lo kalo
mau taubat nanti aja kalo udah tua.”
Rakha : “Ooh jadi maksud lo noraknya entar aja kalo udah tua
gitu? Ya tadi lo bilang katanya taubatnya nanti aja
kalau udah tua. Udah jadi moralis dong lo. Norak juga
dong lo. Gila men.. men.. will, hidup lo emang penuh
prinsip dan komitmen. Gak munafik sih. Sama sekali
gak munafik.”2
Dalam percakapan yang dilakukan oleh Rakha dan Willy menggambarkan
bahwa Rakha tidak setuju mengenai free sex yang marak terjadi saat ini dan seperti
sudah menjadi lumrah dikalangan masyarakat tertentu. Tidak seperti Willy yang
menganggap kalau free sex itu sah-sah saja jaman sekarang. Bagi Willy hidup hanya
sekali dan harus mencoba segala hal selagi masih muda. Dan setelah tua barulah
2 Percakapan dapat dilihat pada durasi 00:21:50
59
taubat. Hal ini bertentangan dengan firman Allah SWT yang menyerukan umatnya
agar bertaubat sesegera mungkin seperti dalam Al-Qur’an surat Al-Imran ayat 133:
“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan
mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan
bagi orang-orang yang bertakwa”. (Al-Imran:133)3
Saat mereka sarapan, mereka mendiskusikan hal-hal sosial yang mungkin
topiknya terlalu berat untuk dibahas saat sarapan. Mereka membahas asal-usul
manusia, bagaimana awalnya manusia ada di dunia. Berikut percakapannya:
Willy :”Katanya anak kuliahan. Masa teori Darwin aja gak
mudeng.”
Rakha : “Hal-hal kaya gini nih yang bikin gue males kuliah
tau gak? Terlalu mengikuti dogma-dogma sains
mereka.”
Willy :”Whats up? suppose me”
Rakha : “Ya itu tadi contohnya teori Darwin. Men.. Manusia
pertama di dunia itu adalah Adam terbuat dari tanah
liat. Bukannya dari monyet.. hewan bersel satu terus
jadi ikan apalah itu namanya. Itu cuma karang-
karangan mereka doang. Spekulasi, imajinasi yang
mereka gabungin jadi yang namanya sains.”
Willy : “Oke. Jadi semua sekolah-sekolah dan kampus-
kampus di seluruh dunia salah gitu?”
Rakha : “Gue lebih percaya sama buku yang usianya udah
ratusan bahkan ribuan tahun (Al-Qur’an) daripada buku
original spesiesnya Darwin yang paling usianya baru
100 tahun-nan yang lalu.”
3 Surat Ali-Imran ayat 133
60
Willy : “Ya elah kan udah dibikin lebih modern. Lebih
mutakhir dong kebenarannya.”
Rakha : “Willy, lo udah baca bukunya belum sih? Dia aja
masih binggung sama teori missing link dari satu
spesies ke spesies lainnya. Terus lo liat, gara-gara
bukunya dia ada satu budaya yang namanya rasisme.
Jadinya apa men? Perang dimana-mana. Non sense bro!
menurut gue semua manusia itu sama. Yang nentuin
keunggulan mereka cuma dari sikap, perilaku sama
moncong-moncongnya.”
Rio :”Kalau yang terakhir-terakhir gue setuju. Tapi, yang
teori Darwin…”
Rakha : “Yo..yo gini, kalau lo berdua percaya teori Darwin
berarti lo gak percaya sama Tuhan yang bilang bahwa
manusia pertama di dunia itu adalah Adam. Simple
kan? Emang berat sih benturan antara sains sama
agama. Tapi kalo gue udah settle pendirian gue
men..manusia ya manusia. Nah kalo monyet ya lo
berdua..”4
Dari percakapan diatas Rakha keliatan sangat tidak setuju dengan teori
Darwin yang menyatakan bahwa manusia merupakan revolusi dari monyet. Lalu
secara tahap demi tahap berubah menjadi manusia. Menurut Rakha jika kita percaya
teori Darwin maka kita tidak percaya bahwa Adam adalah manusia pertama yang
Allah turunkan ke bumi. Sementara Willy dan Rio merasa mana mungkin teori yang
sudah diakui di seluruh dunia itu salah. Bagi Rakha memang berat menyatukan sains
dan agama namun Rakha lebih percaya pada buku yang sudah bertahun-tahun atau
berabad-abad yaitu Al-Qur’an dan Al-hadits daripada buku yang diciptakan manusia
4 Percakapan dapat dilihat pada durasi 00:22:57
61
dan usianya baru seratus tahunan. Allah SWT berfirman dalam suratnya Al-Baqarah
ayat 30-31
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku
hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau
hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana,
sedangkan kami bertasbih memuni-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia
berfirman, “Sungguh Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (31)
Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian
Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan
kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu benar!”5
2. Adegan 2 ( Perjalanan masing-masing)
Pada adegan selanjutnya adalah Rakha, Willy dan Rio menghadapi konflik
masing-masing. Rakha yang berkali-kali kehilangan browniesnya dan harus bolak-
balik ke toko kue tersebut untuk membeli brownies amanah terakhir dari neneknya.
Dimulai dari peristiwa hilangnya mobil Rakha yang membuat persahabat mereka
retak dan melanjutkan perjalanan masing-masing. Rakha menuju kantor polisi
terdekat untuk melaporkan kehilangan mobilnya dan kembali menuju toko kue Mama
5 Surat Al-Baqarah ayat 30-31
62
Cake. Lalu dia bertemu dengan seorang gadis bernama Mawar yang ditemuinya di
toko brownies Mama Cake. Mereka dipaksa foto bersama untuk kenang-kenangan
toko tersebut.
Rakha dan Mawar bertemu kembali di stasiun Bandung karena sama-sama
akan pulang ke Jakarta. Di sanalah mereka resmi berkenalan yang dilanjutkan dengan
Mawar menemani Rakha makan siang di sebuah restoran burger di stasiun. Mereka
awalnya sedikit canggung karena baru pertama kali bertemu. Saat makan siang di
restoran burger mereka saling diam, dan tiba-tiba Mawar tertawa karena dia merasa
mereka berdua tampak lucu ketika masing-masing sibuk berfikir obrolan apa yang
pas untuk dibicarakan. Setelah itu suasana menjadi cair. Mereka asik bercerita, Rakha
bercerita mengenai masalah dia selama ini. Rakha yang menjadi mahasiswa abadi
karena tidak menyukai jurusan yang dia ambil merupakan paksaan dari ayahnya,
mmenurut Rakha dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk hidupnya. Namun
menurut Mawar, Rakha bisa menjadi apa yang dia mau. Karena Rakha tau apa yang
dia sukai dan apa yang tidak dia sukai dalam hidup. Karena terlalu asyik berbincang-
bincang, ketika mereka berpisah karena berbeda gerbong Rakha baru menyadari
kalau brownies Mama Cake-nya tertinggal di restoran. Ketika Rakha kembali kesana
ternyata browniesnya sudah tidak ada.
Dengan kesal Rakha kembali lagi menuju toko kue Mama Cake. Ini untuk
ketiga kalinya dia kembali dalam waktu sehari. Setelah brownies Mama Cake sudah
ditangan, Rakha hendak pulang ke Jakarta menggunakan kereta api. Namun ternyata
jadwal untuk kereta menuju Jakarta sudah habis. Rakha sangat kecewa. Dia
63
disarankan oleh petugas tiket kereta api untuk naik travel, sebelum memesan travel
Rakha ingin buang air kecil. Karena toilet stasiun antreanya sangat panjang, Rakha
memutuskan untuk buang air kecil sembarangan di tembok dekat rel kereta api.
Ternyata Rakha sudah menjadi incaran kawanan preman sejak dari stasiun.
Ketika Rakha sedang buang air kecil para preman itu menyergap Rakha dari belakang
dan mengambil dompet Rakha serta brownies Mama Cake. Rakha spontan melawan
dan para preman itu melarikan diri. Rakha langsung mengejar para preman itu dan
sampailah dia di basecamp para preman stasiun itu. Rakha dengan sok gagah berani
meminta para preman itu untuk mengembalikan barang-barang miliknya. Para
preman tentu saja tidak mengembalikan barang-barang milik Rakha, Rakha malah
dikeroyok oleh para preman. Bahkan sepatu Rakha pun juga ikut diambil.
Akhirnya dengan babak belur dan tanpa alas kaki Rakha berjalan menyusuri
kota Bandung. Sampai akhirnya ia menemukan warung telepon (wartel). Rakha
memasuki wartel itu dengan ragu karena dia tidak memiliki uang sepeserpun untuk
membayar biaya telepon. Akhirnya dengan mengumpulkan keberanian Rakha
mengatakan hal yang sebenarnya kepada penjaga wartel bahwa dia baru saja
dirampok dan ingin menelpon ayahnya untuk meminta jemput. Setelah mengira
Rakha pengemis dan memberikan Rakha uang seribu rupiah dan Rakha menolaknya
dan bilang bahwa ia bukan pengemis akhirnya Rakha diijinkan untuk menggunakan
telepon.
Rakha lalu menelepon ayahnya menceritakan kejadian yang dialaminya dan
seperti biasa, ayahnya marah dan mengomeli Rakha panjang lebar sampai Rakha
64
tidak sadar bahwa biaya telepon mencapai tiga ratus ribu rupiah. Langsung saja
Rakha meminta ayahnya untuk mengutus orang untuk menjemputnya. Ayah Rakha
akhirnya mengutus Tommy, saudara sepupu Rakha yang menurut ayahnya Rakha
anak yang baik dan rajin. Rakha disuruh untuk menunggu Tommy di gedung sate.
Setelah menutup teleponnya Rakha kembali ke meja penjaga wartel dan ternyata
penjaga wartelnya sudah berbeda. Rakha mengucapkan terima kasih kepada penjaga
wartel tersebut, namun karena penjaga wartelnya berbeda dia tidak terima hanya
ucapan terima kasih. Ia ingin Rakha membayar tarif telepon yang sudah ia pakai.
Rakha berusaha menjelaskan apa yang sudah terjadi dengannya bahwa ia
dirampok oleh sekelompok preman di stasiun Bandung. Namun penjaga wartel tidak
percaya dan memaksa Rakha untuk membayar tarif teleponnya. Ketika Rakha sibuk
merogoh-rogoh isi kantongnya untuk mencari uang, secara tiba-tiba penjaga wartel
itu mengajak Rakha untuk melalui jalan damai. Rakha dengan senang menyetujuinya.
Penjaga wartel itu mengajak Rakha ke atas bangunan wartel tersebut. Tanpa disangka
sebelumnya ternyata penjaga wartel tersebut adalah penyuka sesame jenis (gay).
Ternyata Rakha hendak disodomi, dengan penuh tenaga Rakha melakukan
perlawanan dan berusaha melarikan diri dari tempat tersebut melalui jendela. Karena
murka penjaga wartel tersebut meneriaki Rakha maling. Hal itu membuat Rakha
dikejar oleh warga kampong tersebut. Rakha berlari sekuat tenaga sampai akhirnya
sebuah tomat menampar wajahnya dan ketika Rakha menoleh, ada mobil bak sayur.
Rakha pun bersembunyi disana, dan tidak lama mobil sayur tersebut berjalan dan
Rakha turun ketika berada tepat di gedung sate.
65
Sementara itu, sehabis Rakha memukul Willy karena emosi Willy pun pisah
jalan dengan Rio. Karena Rio tidak mau bersama-sama dengan orang yang
menurutnya memiliki banyak penyakit hatinya seperti sombong, dengki dan lainnya.
Oleh karena itu, willy yang memiliki sifat playboy berjalan menuju ITB. Dia
menelpon gadis yang baru dikenalnya sehabis mereka ke toko kue Mama Cake untuk
memberi tahu bahwa Willy ingin bertemu. Si gadis tersebut mengangkat telepon
Willy dan ketika tau Willy jalan kaki tidak menggunakan mobil, gadis itu langsung
berubah sikapnya dan menutup teleponnya. Saat Willy sudah sampai di ITB ternyata
si gadis sudah pergi dengan pria lain menggunakan mobil mewah. Willy menjadi
kesal. Dia tidak jadi bertemu dengan gadis cantik itu. Dan dia tidak tahu lagi apa yang
harus dilakukannya di kota Bandung seorang diri.
Dia terus menyusuri jalanan di kota Bandung. Sampai waktu sudah malam
hari Willy berhenti di sebuah café untuk istirahat sejenak. Tiba-tiba dia melihat
pasangan kekasih sedang bertengkar hebat. Si perempuan berlari mengejar sang pria
sambil terus memaki dan bertanya, sementara sang pria hanya diam tanpa menjawab
dan berbicara sedikitpun sambil terus berjalan menuju motornya lalu pergi begitu
saja. Perempuan itu menuju mobilnya dengan kesal dan menggerutu. Mobil
perempuan itu berada tepat di samping Willy. Willy menawarkan rokok kepada
perempuan itu yang ternyata adalah surfer night. Akhirnya Willy mencairkan suasana
dengan bertanya dimana tempat paling indah yang ada di Bandung. Sang perempuan
tiba-tiba langsung masuk ke dalam mobil dan menyalakan gas, lalu mengajak Willy
ikut bersamanya dan menunjukkan tempat yang Willy inginkan. Nayla mengajak
66
Willy menuju sebuah bukit. Di bukit tersebut Willy bisa melihat seluruh kota
Bandung di malam hari dihiasi cahaya lampu yang cantik. Willy tidak tahu bahwa
Nayla mengirimkan sms kepada kekasihnya bahwa dia sedang berada ditempat biasa
mereka bertemu dengan pria lain. Membaca sms tersebut tentu saja kekasih Nayla
marah besar.
Dengan mengajak geng motornya, kekasih Nayla menuju bukit itu. Willy
yang kaget karena tiba-tiba ada sekelompok geng motor, dia langsung pamit pulang
kepada Nayla. Namun dicegah oleh ketua geng motor tersebut. Kekasih Nayla yang
marah langsung memukul Willy dengan brutal. Sedangkan anggota yang lain hanya
melihat dan tertawa tanpa mencoba melerai sedikitpun. Nayla juga hanya diam.
Sampai tiba-tiba ada bunyi sirine polisi dan ketua geng motor tersebut memberikan
instruksi kepada kekasih Nayla untuk segera pergi karena takut ketahuan. Padahal
ternyata bunyi sirine itu berasal dari sebuah ambulans yang dipakai seorang sopir
ambulans dan suster untuk berpacaran. Sirine tidak sengaja berbunyi karena ternyata
ada sebuah tomat yang mengganjal di klakson. Willy pun terselamatkan.
Rio yang kelihatan paling bahagia diantara kedua temannya, seperti tidak
sedang memiliki beban. Dia tidak memikirkan pertengkaran dengan kedua temannya
itu. Dia hanya memikirkan kebebasannya di alam luas. Bermain-main dengan
binatang-binatang seperti sapi, kambing dan lain-lain. Berjalan tanpa alas kaki di
pematangan sawah. Secara tidak disengaja Rio kembali bertemu dengan sosok pria
misterius yang selalu menggunakan jaket jeans yang di belakangnya bertuliskan
1865. Sosok 1865 itu mengajak Rio untuk menyatu dengan air. Karena Rio penasaran
67
bagaimana caranya menyatu dengan air, akhirnya mereka pergi ke sebuah musholla
kecil di dekat sawah, ternyata yang dimaksud sosok 1865 dengan menyatu dengan air
adalah berwudhu. Dengan sombongnya Rio menunjukkan cara ia berwudhu, dengan
gerakan yang asal yang penting basah. Sosok 1865 yang melihat itu hanya tertawa
kecil. Kemudian dia mulai berwudhu. Rio memperhatikan cara pria itu berwudhu,
sangat dihayati dan tenang tidak seperti Rio yang wudhunya asal kena air dan
terkesan terburu-buru. Setelah selesai berwudhu pria itu mengajak Rio untuk sholat
namun Rio menolaknya dan menunggu di luar musholla.
Sosok 1865 : Yuk! Katanya mau menyatu sama air..
Rio : Maksud lo wudhu? Yah wudhu mah gue bisa..
Sosok 1865 : Kalo wudhunya kaya gitu sih kucing juga bisa
yo..
Rio : Lah terus?
Sosok 1865 : Bismillah.. (selesai wudhu). Yuk!
Rio : Lo aja deh. Gue tunggu luar yah..6
Sosok 1865 sangat penasaran mengapa Rio enggan melakukan ibadah shalat
bersama-sama, kenapa Rio lebih memilih menunggu di luar daripada shalat.
Sedangkan Rio bingung mengapa umat muslim harus melakukan shalat dan mengapa
shalat harus mempunyai gerakan-gerakan khusus. Berikut percakapannya:
Sosok 1865 : Yo, lo ko ga solat?
Rio : Agama gue kan agama cinta jadi gak perlu
solat2 kaya gitu. Oh oke. Gue mau nanya deh
dari dulu gue gak pernah ngerti. Kenapa sih
orang solat mesti jungkir balik kaya gitu? Trus
lo kenapa solat?
Sosok 1865 : Logikanya sih di agama gue orang yang paling
deket sama Tuhan ngelakuin solat. Nah gue sbg
6 Percakapan dapat dilihat pada durasi 01:07:42
68
pengikutnya ya gue ngelakuin solat. Gini yah,
nih supaya lo bisa tambah ngerti. Itu unsur api
yo. Sifat dari api yang menjulang vertikal, tegas,
tegap berani menghadapi hidup. Nah kalo ini
nih sekarang horizontal, unsur angin, angan
imajinasi, lo banget tuh yo. Gak keliatan tapi
bisa dirasain. Bisa bikin kita terbang malah bisa
bikin satu kota berterbangan berhamburan krn
emang dahsyat kekuatannya. Nah kalo ini unsur
air yo.. (adegan sujud) selalu mencari tempat
yang rendah. Menjaga lo dari sifat tinggi hati.
Low profile. Flexible sama wadah apapun. Kalo
skr nih unsur gunung. Kokoh kuat tak
tergoyahkan menjaga bumi supaya gak
goncang. Api angin air dan gunung bersatu
degan alam. iyah. Ini cara terbaik gue buat bisa
menyatu sama alam. Dengan ngelakuin gerakan
solat kaya gitu.
Rio : 4 unsur terpenting dalam hidup. Gue tau yang
kelimanya. Cinta.
Sosok 1865 : Bener bgt lo. Liat nih sebentar lg, ini yang
namanya cinta. Mengibarkan rahmat ke alam
semesta. Salam. Assalam wr.wb.2x
Rio : Kenapa cinta?
Sosok 1865 : Tp gak cuma berhenti disitu yo, masih ada.
Apa? Yg lebih kuat dari cinta, lebih tinggi, lebih
lembut dan lebih hakiki dari yang namanya
cinta
Rio : Lebih tinggi dari cinta?
Sosok 1865 : Ikhlas. Ikhlas. Kalo gak ada ikhlas itu semua
elemen yang tadi tuh gak ada artinya yo.7
Percakapan di atas memperlihatkan bahwa Rio menganggap agamanya adalah
agama cinta. Dia mencintai seisi alam semesta, namun dia lupa mencintai sang
pemilik dan pencipta alam semesta yaitu Allah SWT. Rio sesungguhnya beragama
Islam. Sosok 1865 memberikan pemahaman kepada Rio salah satu cara untuk
7 Percakapan dapat dilihat pada durasi 01:13:57
69
menjadi lebih dekat dengan Allah SWT dan salah satu cara dia untuk lebih menyatu
dengan alam adalah dengan melakukan shalat dan dalam setiap gerakan shalat tidak
sembarangan hanya gerakan semata tapi memiliki arti dan makna khusus. Perintah
Allah agar umatnya melakukan shalat sebenarnya banyak tercantum dalam beberapa
ayat Al-qur’an, salah satunya ayat Al-Baqarah ayat 43:
“Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah bersama
orang yang rukuk.” (Al-Baqarah:43)8
Setelah selesai membahas shalat, sosok 1865 pamit untuk melanjutkan
perjalanannya. Sebelum pulang, ia memberikan Rio buah tomat yang katanya adalah
pilihan yang tepat untuk menjadi vegetarian.
Table 3.3
Scene Perjalanan setelah bertengkar dan menuju Taubat
8 Al-Baqarah ayat 43
70
Scene Cut of Shot Cast Interpretasi
Simbolik
1
Pria
misterius
dan Rio
Menampilkan
bahwa Rio
sangat
memperhatikan
cara pria
misterius
tersebut saat
melakukan
wudhu.
2
Rakha,
Mawar dan
pelayan toko
Menampilkan
bahwa saat
Rakha dan
Mawar pertama
kali bertemu
dan diminta
untuk foto
bersama.
3
Willy dan
Nayla
Menampilkan
bahwa Willy
mengajak
Nayla
berkenalan
dengan cara
berbagi rokok
dan api.
4
Pria 1865,
Rio dan
seorang pria
sedang
melalukan
shalat
Menampilkan
bahwa pria
1865 sedang
menjelaskan
gerakan shalat
kepada Rio.
71
5
Rakha dan
penjaga
wartel
menampilkan
bahwa Rakha
melakukan
perlawanan
ketika hendak
disodomi
6
Willy dan
sekumpulan
pemuda
geng motor
Menampilkan
bahwa Willy
sedang
dikeroyok oleh
salah satu
anggota geng
motor
Tabel 4.3
Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan Perjalanan Rakha, Willy dan Rio setelah
bertengkar dan menuju taubat
Ikon Ikon dalam adegan ini adalah kota Bandung yang banyak
terpengaruh oleh ideologi-ideologi barat. Banyak terjadi free sex
disana dan juga pencinta sesama jenis.
Indeks Indeks dalam adegan ini antara lain Willy dipukuli oleh salah satu
anggota geng motor di kota bandung karena jalan dengan salah satu
pacar dari anggota geng motor tersebut.
Simbol Simbol yang terdapat pada adegan ini adalah pada sikap salah satu
geng motor dalam menyelesaikan masalah. Dengan langsung
menghukum secara sepihak dan langsung memukuli Willy begitu
saja dan tidak sendirian namun ditemani anggota geng motor yang
lainnya.
72
Unsur sinematografi dalam adegan 2 ini akan dijelaskan secara teknis, dimulai
dari yang pertama. Pada potongan adegan yang pertama terlihat Rio sedang
memperhatikan sosok 1865 yang sedang melakukan wudhu di sebuah musholla kecil
di sebuah desa. Adegan ini divisualisasikan dengan jarak kamera medium shot. Sang
sutradara ingin mengintrepretasikan gerakan dan ekspresi subjek. Sosok 1865 sangat
sungguh-sungguh dan serius ketika mengambil air wudhu dan Rio menunjukkan
reaksi muka binggung dan kaget.
Pada potongan shot berikutnya, Rakha sedang dipaksa oleh pelayan toko kue
brownies Mama Cake untuk berfoto bersama dengan seorang gadis yang tidak
dikenalnya sama sekali dan baru bertemu saat itu yang ternyata bernama Mawar.
Karena foto mereka akan dipajang ditembok toko tersebut. Adegan ini
divisualisasikan dengan jarak kamera long shot. Sang sutradara memperlihatkan latar
belakang tempat dan situasi dari shot tersebut.
Pada gambar yang ketiga, jarak kamera yang diambil adalah medium shot.
Dengan tokohnya adalah Willy dan Nayla, sang sutradara ingin memvisualisasikan
cara Willy berkenalan dengan seorang gadis yaitu dengan memberikan nayla rokok
dan api untuk menyalakan rokok tersebut.
Lalu pada shot selanjutnya, dua adegan atau gambar dijadikan dalam satu
frame. Yang pertama adalah shot orang yang sedang sholat di musholla dengan posisi
tegap dengan jarak kamera long shot untuk memperlihatkan orang tersebut sedang
melakukan ibadah sholat di musholla tempat Rio dan sosok 1865 berada. Dan gambar
yang kedua memvisualisasikan Sosok 1865 sedang memberikan pemahaman
73
mengenai gerakan-gerakan sholat, bahwa setiap gerakan sholat memiliki arti dan
makna tersendiri. Jarak kamera yang digunakan adalah medium shot.
Pada shot yang kelima memvisualisasikan perlawanan Rakha saat akan
disodomi oleh pemilik wartel. Rakha tidak memiliki uang sepeserpun untuk
membayar tarif telepon karena habis dirampok dan si pemilik wartel yang tampak
dari luar sangat sangar menawarkan jalan damai kepada Rakha yang ternyata adalah
sodomi. Jarak kamera yang digunakan adalah long shot, sang sutradara ingin
memperlihatkan latar belakang tempat Rakha yaiut disebuah gudang beserta alat-alat
untuk melakukan praktek tersebut. Adegan ini berada pada durasi 01:19:18.
Shot yang terakhir dalam adegan ini diperankan oleh Willy dan geng motor.
Jarak kamera yang digunakan adalah extreme long shot. Sang sutradara ingin
memvisualisasikan situasi yang sedang terjadi, Willy dipukuli oleh salah seorang dari
anggota geng motor tersebut dan teman-teman yang lainnya hanya melihat dan
menertawakan Willy. Willy tidak sanggup melawan karena takut dan begitu banyak
orang yang ada disana.
Secara keseluruhan adegan-adegan diatas memiliki unsur-unsur
sinematografi. Jarak kamera yang digunakan antara lain; medium shot, long shot dan
extreme long shot. Pencahayaannya natural, cahaya yang ada di lokasi, atau
menggunakan sumber cahaya utama (key light). Setting yang digunakan adalah shot
on location. Lalu, aspek suara dan editing yang digunakan adalah dieges sound dan
non dieges sound dengan editing di dominasi oleh tipe montase,
establishing/reestablishing shot dan cut in yang diiringi musik instrumental.
74
3. Adegan 3 ( Rakha, Willy dan Rio menyadari kesalahan-kesalahan
mereka dan akhirnya bertaubat)
Sambil menunggu sepupunya Tommy menjemputnya, Rakha tiduran di
pinggir gedung sate. Sementara Rio tiduran di luar musholla merenung sambil
memandangi buah tomat yang diberikan oleh sosok 1865 tadi. Lalu Willy yang
hampir mati karena dipukul oleh salah satu anggota geng motor. Mereka bertiga
sama-sama mendapati mimpi yang sangat aneh. Mereka bertiga bertemu di suatu
jalan yang hanya ada mereka saja. Lalu ada kertas yang jatuh ke bumi dan membuat
retakan di tanah dan kertas itu ternyata terdiri dari angka 1-10 dan menghitung
mundur.
Tiba-tiba terjadi gempa bumi, disusul dengan angin putting beliung lalu banjir
dan letusan gunung berapi dan mereka bertiga lari ketakutan, dan akhirnya terbangun
dengan kaget. Rakha yang saat itu sedang digedung sate bangun dan merenungi
mimpi yang dialaminya. Rio yang saat itu berada di musholla langsung buru-buru
mengambil air untuk meyakinkan bahwa ia sudah terbangun dari mimpinya lalu ia
mengambil air wudhu. Dan Willy yang pingsan karena hampir mati dipukuli juga
terbangun dan melanjutkan perjalanan dengan sisa tenaga yang ia miliki. Bajunya
kotor dan banyak darah, sedangkan mukanya babak belur.
Rio langsung masuk kedalam musholla, tempat yang sudah lama tidak ia
datangi. Rio memandangi isi dalam musholla itu dengan seksama dan dengan tatapan
nanar. Ia memandangi semua benda yang berada di dalam musholla tersebut. Lalu ia
melaksanakan shalat tahajjud. Willy memutuskan untuk pulang ke Jakarta, ia
75
menyewa taksi untuk membawanya ke travel. Sang supir taksi heran melihat keadaan
Willy yang babak belur. Dia mengira Willy habis berkelahi, supir taksi tersebut
mengingatkan Willy agar tetap bersyukur karena masih diberi kesempatan kedua.
Supir Taksi : Habis berkelahi yah? Itu ada tissue,
bersihkan lukanya dek.
Willy : Bukan berkelahi sih pak. Lebih tepatnya
dikeroyok
Supir Taksi : Tapi gak sampai mati kan?
Willy : Hampir mati sih..
Supir Taksi : Baru hampir.. itu tandanya dek ini masih
disayang sama Tuhan. Masih diberi
kesempatan kedua..
Diperjalanan Willy melewati gedung sate dan melihat Rakha sedang duduk.
Secara spontan Willy meminta taksi agar berhenti. Willy menghampiri Rakha dan
mereka berdua saling meminta maaf atas semua yang terjadi. Willy mengakui
kesalahannya dan dia mengaku bahwa semua kesombongannya itu adalah bohong.
Dia bahkan masih perjaka padahal dia bilang sebelumnya bahwa dia pernah
melakukan free sex. Willy melakukan itu agar dinilai keren oleh teman-temannya.
Rakha sangat senang mendengarnya.
Willy akhirnya menelpon Lolly, mengakui kesalahan-kesalahannya dan
meminta maaf. Lolly ternyata sudah mengetahui kelakuan Willy namun Lolly sangat
mencintai Willy sehingga dia tetap bersama Willy. Dan akhirnya hubungan Willy dan
Lolly menjadi hubungan yang sehat. Saat Willy menelepon Lolly, Rakha
menghampiri penjaga warung yang ada di sekitar situ. Seorang bapak-bapak separuh
baya dan asli orang Bandung.
76
Penjaga Warung : Hei jang.. ada apa heuleng heuleng? Seperti
orang pusing saja. Kiamat? Masih jauuh..haha
Rakha :Kiamat.. kata siapa pak? Orang filmnya aja
udah ada. Tahunnya aja udah jelas 2012.
Penjaga Warung : Halah.. percaya sama yang begituan.. percaya
sama ini nih (preeeet)..haha.. dia mah tidak
pernah bohong bauu…
Rakha : Haha… bau banget lagi. Gimana mau laku
pak, jualannya, kentut mulu..lagian pak, filmnya
itu pak yah..udah dari riset lama. Jadi udah
pasti 2012 gak mungkin bohong pak.
Penjaga Warung :Percaya mah sama sutradara yang
sesungguhnya. Yang di atas sana tuh. Percaya
mah sama itu. Jangan percaya sama sutradara
hollywod!9
Saat asyik mengobrol, penjaga warung menyapa seorang penjual Koran yang
melintas menggunakan sepeda dan memakai baju koko. Ternyata penjual Koran
tersebut sebelum menjual Koran , ia adalah seorang penjaga masjid dan seorang
muadzin. Rakha langsung kagum dan dia memutuskan untuk ke masjid menunaikan
shalat subuh. Willy yang baru selesai berbicara dengan Lolly lalu mencari Rakha. dan
menyusul Rakha ke masjid. Saat selesai shalat subuh, Rakha melihat shaff
belakangnya ada Willy yang juga shalat shubuh, Rakha tersenyum.
Setelah selesai shalat ternyata sudah ada Tommy yang menunggu. Ketika
hendak berangkat, ayah Rakha menelepon, saat itu juga Rakha menyampaikan semua
keinginannya. Keinginan untuk berhenti kuliah dan menjadi seorang penulis.
Akhirnya Rakha berani menyampaikan semua yang ia rasakan selama ini. Ayah
Rakha hanya bisa diam karena dia kaget anak tunggalnya itu sekarang berani
mengutarakan pendapatnya. Akhirnya mereka menuju toko kue Mama Cake, saat itu
9 Percakapan dapat dilihat pada durasi 01:40:20
77
waktu menunjukkan pukul setengah enam pagi. Toko kue Mama Cake tentu saja
belum buka. Rakha berteriak memanggil pelayannya dan ternyata pelayan bawel itu
tidur disamping toko. Setelah agak sedikit memaksa, akhirnya pelayan tersebut
mengambil brownies Mama Cake yang ternyata tinggal satu-satunya.
Akhirnya Rakha, Willy dan Tommy berangkat untuk melanjutkan pulang
menuju Jakarta. Rakha yang menyetir, sambil mengantuk Rakha tiba-tiba seperti
mimpi ada Rio yang memanggil-manggilnya dan ada gambaran sebuah desa dan
musholla. Rakha tiba-tiba mengerem mobilnya dan ada sebuah gapura seperti dalam
mimpinya. Rakha langsung keluar mobil dan menyusuri bayangan-bayangan seperti
yang ada di mimpinya. Akhirnya Rakha menemukan Rio di musholla kecil disana
dengan heran Rakha bertanya pada Rio mengapa bisa begitu. Ternyata Rio
melakukan telepati kepada Rakha agar bisa menemukannya.
Setelah personil komplit akhirnya mereka melanjutkan perjalanan. Tommy
yang menyetir sementara Rakha, Willy dan Rio tidur karena lelah setelah apa yang
mereka alami seharian. Tiba-tiba Tommy lapar, dan di depannya hanya ada brownies
Mama Cake. Tanpa pikir panjang Tommy langsung memakannya dan ketika berhenti
disebuah lampu merah ada anak kecil yang mengamen dan meminta brownies Mama
Cake, Tommy memberikannya dengan mudahnya. Rakha yang baru bangun melihat
itu sangat marah dan langsung mengejar bocah-bocah pengamen itu. Namun,
brownies itu tidak kembali.
78
Akhirnya mereka memutuskan membeli di toko kue yang menjual brownies
Mama Cake. Tapi ternyata disana juga habis. Rakha sangat menyesal, dia tidak
mampu menjalankan amanah dari neneknya. Ini terlihat dari percakapan berikut ini.
Rakha : Ini bukan asli atau enggaknya, ini soal amanahnya itu
loh. Berarti gue gak ngejalanin amanah dari nenek gue
dong..
Willy : Mana tom,?
Tommy : Abis. Dan mereka gak tau adanya kapan lagi..
Rakha : Bener kan wil, gak boleh lagi. Yang penting itu
amanahnya.. amanah..
Rakha berpikir keras bagaimana caranya dia bisa tetap
menunaikan amanah dari neneknya. Tiba-tiba ia melhat ada ibu-ibu menjual bunga
Mawar. Rakha langsung teringat Mawar, gadis yang ditemuinya di toko kue Mama
Cake. Rakha meminjam handphone Willy dan mengingat-ingat nomer ponsel Mawar.
Setelah banyak salah sambung, akhirnya ada telepon rumah yang menghubungi
ponsel Willy. Ternyata itu adalah Mawar. Rakha langsung meminta alamat rumah
Mawar untuk meminta brownies Mama Cake dan menjelaskan bahwa itu adalah
amanah terakhir dari neneknya. Setelah sampai di rumah Mawar, dia menjelaskan
bahwa brownies Mama Cake tersebut adalah bukan miliknya melainkan milik Rakha.
Mawar salah mengambil browniesnya ketika sedang makan di restoran burger di
stasiun.
Akhirnya Rakha buru-buru menuju rumah sakit untuk memberikan brownies
Mama Cake untuk neneknya yang sedang sakit parah. Saat menuju kamar tempat
neneknya di rawat, Rakha bingung karena ternyata kamar itu sudah kosong dan rapih.
Akhirnya Rakha keluar dan duduk di sofa rumah sakit. Tiba-tiba ada yang memanggil
79
namanya dengan girang. Ternyata itu adalah nenek Rakha. Nenek Rakha berlari
dengan riang dan langsung memeluk dan mencium cucu kesayangannya tersebut.
Rakha heran mengapa neneknya terlihat sangat sehat dan bugar. Nenek Rakha
mengatakan bahwa dia sudah sembuh dan sudah tidak sakit lagi.
Rakha merasa neneknya menyuruh dia membeli brownies jauh-jauh hanya
untuk mengobati rasa rindu neneknya yang sangat ingin bertemu dengannya. Nenek
Rakha lalu meminta brownies Mama Cake dan langsung memakannya dengan
lahap. Sambil memakan brownies Mama Cake, nenek Rakha bertanya bagaimana
kuliah Rakha, dan bertanya bagaimana dengan Mawar. Saat mendengar itu Rakha
langsung menoleh dan ternyata tidak ada siapa-siapa disebelahnya. Ternyata Rakha
ada dilantai dua bukan dilantai tiga tempat neneknya dirawat. Saat keluar dari lift
lantai tiga, Rakha kembali bertemu dengan sosok 1865.
Sosok 1865 : Dompet lo ilang juga? Tapi gapapa, biasanya kalo kita
kehilangan sesuatu kita bakal dapet sesuatu yang lebih besar
Rakha : Oh ya? Kayak apa?
Sosok 1865 : Gatau.. apa sekarang yang penting dan besar buat lo? Ya itu
standar lo kurang amal aja kali jadi mesti diambil secara
paksa. Hari gini gitu gak zakat? Apa kata akhirat?
Dari percakapan di atas dapat dilihat bahwa zakat merupakan kewajiban umat
muslim untuk memberikan sebagian hartanya kepada orang yang kurang mampu.
Seringkali kita lupa untuk membagi ke orang yang kurang mampu sehingga Allah
terpaksa mengambilnya dengan cara kita kehilangan barang-barang yang kita punya.
80
Setelah pamit dengan sosok 1865, Rakha menuju kamar tempat neneknya
dirawat. Disana sudah ada banyak keluarga Rakha dan mereka melihat Rakha dengan
tatapan penuh makna. Waktu sudah menunjukkan pukul 01.06 . Ketika Rakha
memasuki kamar inap itu, neneknya sudah terbujur kaku dan ayahnya sedang
menutupi neneknya dengan selambar kain putih. Rakha sangat shock dan sedih.
Ternyata saat tadi dia bertemu dengan neneknya itu adalah hanya mimpi. Namun,
ketika sekotak brownies Mama Cake lepas dari genggaman tangan Rakha, dan
terjatuh ternyata sudah ada bagian yang termakan sama seperti mimpi Rakha bertemu
dengan neneknya saat tertidur di sofa rumah sakit.
Tabel 5.3
Rakha, Willy dan Rio menyadari kesalahan-kesalahan mereka dan akhirnya
bertaubat
Scene Cut of Shot Cast Interpretasi
Simbolik
1
Rakha,
Willy dan
orang
yang
sedang
shalat
Menampilkan
bahwa Rakha
tersenyum
melihat ada
Willy
dibelakangnya
sehabis halat
subuh.
81
2
Ayah
Rakha
Menampilkan
ekspresi
tertegun ayah
Rakha sehabis
Rakha
mengutarakan
pendapatnya.
3
Rakha,
Willy dan
Pelayan
toko kue
Mama
Cake
Menampilkan
bahwa Rakha
dan Willy
berusaha
membujuk
pelayan toko
agar mau
menggambilkan
brownies Mama
Cake di waktu
subuh.
4
Rakha,
Willy, Rio
dan
Tommy
Menampilkan
bahwa Rakha
berhasil
menemukan Rio
melalui
hubungan
telepati.
82
5
Rakha dan
neneknya
menampilkan
bahwa Nenek
Rakha mencium
Rakha karena
sangat
merindukan
Rakha.
6
Ayah
Rakha,
Nenek
Rakha,
Dokter
dan suster
Menampilkan
bahwa Dokter
memberi tahu
kalau nenek
Rakha sudah
tiada.
7
Brownies
Mama
Cake
Menampilkan
brownies Mama
Cake yng
terjatuh dan ada
bagian brownies
yang sudah
dmakan.
Tabel 6.3.
Ikon Ikon dalam adegan ini adalah seorang nenek yang sedang sakit
parah dan pemintaan terakhirnya adalah brownies Mama Cake
yang berasal langsung dari tempat pembuatannya di Bandung.
Indeks Indeks dalam adegan ini adalah Rakha berusaha memenuhi
amanah dari neneknya yang sedang sakit meski saat memenuhi
amanah itu Rakha mengalami banyak kejadian yang
83
Secara teknis adegan-adegan diatas memiliki beberapa unsur sinematografi.
Pada potongan adegan yang pertama menampakkan Rakha yang sedang berada di
masjid untuk shalat subuh. Dan ketika ia menoleh ke belakang ternyata ada Willy
yang juga melaksanakan ibadah shalat subuh. Jarak kamera yang digunakan adalah
medium shot.
Lalu, potongan shot yang kedua, jarak kamera yang digunakan adalah
medium close up. Sang sutradara ingin memvisualisasikan ekspresi ayah Rakha dan
body language ayah Rakha. Ayah Rakha sangat tidak menyangka akan kata-kata
yang diucapkan Rakha saat itu. Ayah Rakha tertegun dan bersandar ke sofa yang
sedang ia duduki.
Pada adegan yang selanjutnya, menampilkan usaha Rakha dan Willy untuk
membujuk pelayan toko kue Mama Cake. Jarak kamera yang digunakan adalah
medium shot. Sang sutradara ingin memvisualisasikan waktu yang terjadi pada saat
itu yaitu subuh dan kostum yang digunakan sang pelayan adalah baju untuk tidur.
Pada adegan keempat, jarak kamera yang digunakan adalah long shot. Sang
sutradara ingin memvisualisasikan suasana dan latar belakang tempat pada saat itu.
Semua tokoh terlihat dan pemandangan yang ada saat itu juga tampak jelas.
menimpanya sampai harus membeli brownies Mama Cake
berkali-kali.
Simbol Pada adegan ini terdapat simbol, pelukan dan ciuman nenek
Rakha tanda bahwa seorang nenek yang sangat menyayangi
cucunya. Dan perkataan nenek Rakha bahwa dia menerima
keputusan Rakha untuk berhenti kuliah karena yang penting
Rakha menjalaninya dengan hati.
84
Adegan yang selanjutnya, shot menggunakan jarak kamera medium shot.
Sang sutradara ingin menampilkan setengah gambar objek agar terlihat jelas.
Menampilkan kasih sayang dan kerinduan seorang nenek terhadap cucunya.
Adegan yang keenam, menampilkan suasana kamar di sebuah rumah sakit dan
kesedihan keluarga Rakha yang ditinggalkan nenek Rakha. sorang dokter dan suster
mempertegas bahwa kejadian itu sedang berlangsung di rumah sakit. Jarak kamera
yang digunakan adalah long shot.
Pada potongan adegan yang terakhir, memvisualisasikan brownies Mama
Cake yang menjadi permintaan terakhir nenek Rakha terlihat sudah ada bagian yang
dimakan. Rakha tidak sia-sia membeli brownies Mama Cake tersebut untuk
memenuhi permintaan terakhir neneknya. Karena ternyata Rakha masih sempat
memberikan brownies tersebut walaupun dengan kejadian yang aneh. Jarak kamera
yang digunakan adalah medium shot.
Secara keseluruhan adegan-adegan tersebut memiliki unsur-unsur
sinematografi. Jarak kamera yang digunakan dalam adegan tersebut adalah medium
shot, medium close up dan long shot. Pencahayaanya sendiri cenderung menggunakan
sumber utama (key light). Setting yang digunakan dalam semua adegan disini adalah
shot on location. Aspek editing dalam film ini menggunakan dieges sound dan non
dieges sound dengan editing di dominasi oleh tipe montase,
establishing/reestablishing shot dan cut in yang diiringi musik instrumental.
85
B. Narasi Adegan Yang Diteliti
Sebelum menganalisis sebuah adegan utama tentang taubat, berikut ini
peneliti akan memaparkan komponen-komponen naratif yang harus diperhatikan
karena komponen ini dapat digunakan sebagai acuan dalam memahami adegan
khusus ini berdasarkan unsur-unsur naratif film.
1. Tokoh
Tokoh pada adegan ini terdiri dari tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh
utama pada adegan ini adalah Rakha, Willy dan Rio. Rakha divisualisasikan sebagai
tokoh protagonis. Ia seorang mahasiswa abadi berusia 24 tahun. Dia adalah anak
tunggal dari pengusaha kaya raya. Dia mengikuti semua keinginan ayahnya tanpa
berani menolak sedikitpun walaupun sebenarnya dia tidak menyukai perintah
ayahnya tersebut. Rakha orang yang sangat berprinsip dan idealis. Willy
divisualisasikan sebagai pemuda yang sosialis, paling gaul dan playboy. Dia selalu
menggunakan bahasa Inggris dalam setiap percakapannya, padahal dia belum pernah
keluar negeri. Rio divisualisasikan sebagai orang yang cinta kepada alam semesta.
Dia menjadi seorang vegetarian karena dia menghargai hak hidup binatang-binatang
yang ada di bumi Dia bertindak mengikuti hati nuraninya. Dia adalah yang paling
unik diantara kedua sahabatnya itu.
86
2. Masalah dan Konflik
Masalah yang muncul pada adegan ini adalah ketika Rakha tidak menyukai
pendapat-pendapat Willy mengenai kebiasaan Willy yang playboy yang suka
berkenalan dengan gadis-gadis cantik. Dia kasihan dengan Lolly pacarnya Willy yang
juga adalah teman SMA Willy.
Konflik muncul ketika mobil Rakha hilang dan Rakha, Willy dan Rio saling
menyalahkan. Willy menyalahkan Rakha kenapa dia sempat membuang handphone
nya di jalan. Namun, Rakha tidak merasa bersalah karena ia melakukan itu untuk
kebaikan Willy dan hubungan Willy dengan pacarnya, Lolly. Willy merasa Rakha
yang sempat naksir Lolly ingin merebut Lolly darinya. Rakha tersinggung lalu
memukul Willy. Ketika dilerai oleh Rio, Rakha tambah emosi karena Rio sangat
konyol meninggalkan mobilnya begitu saja karena ingin bermain-main dengan sapi
dan kambing yang ada di sekitar situ. Akhirnya Rakha dengan emosi meninggalkan
kedua temannya. Rio tidak mau pergi bersama Willy karena dia tidak mau tertular
penyakit hati yang dimiliki Willy. Penyakit sombongnya, angkuhnya.
3. Lokasi
Karena film ini bergenre fiksi ada beberapa adegan yang dilakukan di studio.
Namun ada pula yang shot on location seperti lokasi di sepanjang perjalanan dari
Jakarta menuju Bandung, toko kue, stasiun, musholla di sebuah desa terpencil, bukit
bintang dan lokasi ikon kota Bandung yaitu Gedung sate.
87
4. Waktu
Penggunaan waktu dalam setiap adegan di film ini dijelaskan sebagai berikut:
Pagi, dimana Rakha, Willy dan Rio memulai perjalanan dari Jakarta ke Bandung.
Siang, dimana kejadian yang terjadi dimana konflik dan masalah muncul di waktu
siang. Malam, di waktu mereka mengalami titik puncak yang mengubah hidup
mereka. Rakha hampir dicabuli oleh homo pemilik wartel, Willy dikeroyok
sekumpulan orang yang tak dikenal karena jalan dengan pacar dari salah satu pemuda
itu, dan Rio yang merenungi ucapan-ucapan dari sosok lpria misterius 1865. Tidak
ada musim-musim tertentu yang divisualisasikan di film ini hanya waktu pagi, siang
dan malam hari dan waktu yang dilakukan di film ini adalah 36 jam perjalanan
Rakha, Willy dan Rio.
Dalam film yang bergenre drama komedi ini, memiliki dialog yang padat
dan panjang. Film ini adalah film ngomong, karena dibandingkan dengan gerakan
lebih banyak ketika para tokoh sedang berdiskusi atau melakukan percakapan dengan
waktu yang cukup lama dan panjang. Yang kuat dalam film ini adalah dialognya.
Setiap dialognya sangat berisi dan berbobot.
Adegan bermula ketika Rakha diminta ayahnya untuk memenuhi permintaan
terakhir neneknya yang sedang sakit parah yaitu membawakan satu kotak brownies
Mama Cake langsung dari tempat pembuatannya yaitu di Bandung. Lalu Rakha dan
kedua temannya yaitu Willy dan Rio ikut menemani Rakha. Dalam perjalanan
mereka mengalami konflik yang membuat mereka berpisah dan melanjutkan
perjalanan masing-masing.
88
Lalu mereka mengalami konflik masing-masing. Rakha yang harus bolak-
balik menuju toko kue Mama Cake karena selalu hilang brownies yang dibelinya.
Sampai akhirnya dia bertemu dengan Mawar seorang gadis yang ditemuinya di toko
kue tersebut. Lalu Willy yang akhirnya mendapatkan pelajaran dari sifatnya yang
playboy. Ia dipukuli salah satu anggota geng motor karena jalan dengan pacarnya.
Willy dipukuli sampai hampir mati. Di waktu yang sama Rio yang bertemu kembali
dengan sosok 1865 disebuah desa terpencil. Rio merenungi kata-kata sosok 1865
mengenai shalat. Karena Rio selama ini menurutnya menganut agama cinta jadi tidak
perlu melakukan shalat. Rio mencintai seluruh alam semesta dan makhluk hidupnya
namun Rio lupa mencintai pencipta alam semesta itu sendiri yaitu Allah SWT.
Akhirnya setelah mendapatkan mimpi yang sama dan aneh ketiganya
langsung merenung. Willy langsung bangun sehabis pingsan karena dipukuli. Rakha
yang sedang tidur dipinggiran gedung sate langsung bangun dan merenung maksud
mimpi tersebut dan Rio langsung mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat.
Akhirnya mereka bertiga bertemu kembali. Willy melihat Rakha sedang duduk di
pinggirian gedung sate saat Willy sedang naik taksi. Rakha berhasil menemukan Rio
lewat telepati yang dihubungkan Rio ke Rakha.
Belum selesai sampai disitu, mereka harus mencari brownies Mama Cake
karena brownies yang terakhir mereka punya dimakan oleh Tommy sepupu Rakha
yang datang menjemput, lalu Tommy berikan kepada bocah pengaman di jalanan.
Rakha berpikir keras bagaimana caranya ia harus memenuhi amanah dari neneknya
tersebut. Akhirnya Rakha teringat Mawar, Rakha meminta brownies Mama Cake
89
kepada Mawar. Tanpa disangka ternyata brownies Mama Cake yang ada pada Mawar
adalah milik Rakha. Mawar salah mengambil brownies saat di stasiun dan sebenarnya
punya Mawarlah yang hilang.
Akhirnya setelah penuh perjuangan dan mengalami kejadian-kejadian yang
sangat berharga, Rakha berhasil membawakan brownies Mama Cake yang langsung
dari tempat pembuatannya di Bandung. Namun sayang sekali, saat Rakha tiba
neneknya sudah meninggal dunia. Namun Rakha sempat memberikan brownies
Mama Cake kepada neneknya melalui kejadian yang sulit dipercaya, yaitu lewat
mimpi.
Dari paparan narasi diatas, dapat peneliti kaji bahwasannya mitos yang ingin
dibangun dalam narasi tersebut adalah Rakha, Willy dan Rio melalui setting atau latar
dimana adegan diambil, melalui kata-kata yang digunakan didalam dialog dan
monolog yang dilakukan oleh pemain. Adapun penjelasan mitos secara detail dapat
dilihat pada tabel denotasi dan konotasi.
C. Semiotik pada adegan taubat
1. Tanda-tanda dan Kode
Dalam film, setiap adegan dapat kita lihat tanda-tanda dan kode yang
menonjol yang ditampilkan dan secara alami memiliki makna tertentu. Tanda-tanda
yang memiliki makna dan kode tertentu merupakan hasil representasi dari kita
sebagai peonton dan hasil representasi peneliti sendiri, hal ini juga membutuhkan
pengetahuan seputar sudah berlaku dalam suatu wilayah tertentu.
90
Pada penelitian ini, mencoba mencari unsur tanda dan kode pada adegan
taubat dengan mengklasifikasikan tanda-tanda yang memiliki makna lain atau yang
disebut sebagai konotasi. Pemilihan denotasi dan konotasi dapat melalui beberapa
objek yang dapat dirasakan, dilihat dan didengar. Pada adegan ini, denotasi dan
konotasi hanya dipilih berdasarkan dengan tingkat relevansinya dengan tujuan
penelitian. Adapun denotasi dan konotasi adegan utama pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Denotasi dan Konotasi
Tabel 7.3
Analisis Tanda Denotasi dan Konotasi Dalam Skenario
Tanda Denotasi Tanda Konotasi dan Mitos
Brownies Kue khas oleh-oleh dari kota Bandung. Berwarna
cokelat dan biasanya dipanggang bantet.
Rokok Gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas,
daun nipah dan lain-lain.
Merah Warna yang identik dengan keberanian, kekuatan,
dan penuh percaya diri.
Biru Warna yang identik dengan kestabilan,
kepercayaan, kejujuran dan menenangkan.
Playboy Pria yang mencari kesenangan dalam hidup. Dan
biasanya dilakukan dengan cara mempunyai pacar
lebih dari satu.
Gadis cantik Perempuan yang memiliki paras yang menarik,
berambut panjang, bertubuh langsing dan tinggi.
Sawah Pertanian yang fisiknya memiliki permukaan yang
rata dilakukan di sebuaah daerah yang memiliki
kandungan air yang cukup. Dan padi sebagai
tanaman utama.
Bunga Mawar Sebuah bunga yang biasanya melambangkan cinta.
Terdiri dari warna merah, putih dan kuning.
91
Idealis Suatu sifat yang menganggap pikiran atau cita-cita
sebagai satu-satunya yang benar yang dapat
dicamkan dan dipahami.
Darah Sebuah cairan yang terdiri dari atas plasma, yang
mengalir di pembuluh darah.
Musholla Sebuah tempat atau rumah kecil menyerupai masjid
yang digunakan sebagai tempat sholat atau tempat
ibadah orang Islam.
Wudhu Menggunakan air pada anggota tubuh tertentu
dengan cara khusus diawali dengan niat untuk
menghilangkan hadast kecil.
Tomat Tomat merupakan buah yang berwarna orange
berbentuk bulat dan sedikit berair. Dalam film ini
tomat adalah sebuah apple of heart yang berasal
dari filsafah yunani. Atau mudahnya tomat sebagai
simbol taubat sampai tamat.
Sarung Sepotong kain lebar yang cara pemakaiannya
dibebatkan pada pingganng untuk menutupi bagian
bawah tubuh. Dan biasa juga dipakai untuk sholat
untuk menutupi aurat.
Adzan Panggilan atau seruan yang memberitahukan bahwa
waktu sholat telah tiba dan sekaligus mengajak
untuk segera melaksanakan ibadah sholat.
Sosok 1865 1865 merupakan simbol dari surat 18 ayat ke 65
pada Al-Qur’an yang berarti surat Al-Kahf ayat ke
65. Seorang hamba Allah yang telah diberikan
Rahmat kepadanya dari sisi Allah SWT.
a. Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan “Taubat”.
Tabel 8.3.
Ikon Ikon yang terdapat pada adegan ini adalah sebuah musholla
yang terdapat di sebuah desa terpencil di dekat sawah
dengan suasana yang damai dan hening.
Indeks Indeks yang terdapat pada adegan ini adalah kegelisahan
yang terjadi pada Rakha, Willy dan Rio setelah mengalami
kejadian-kejadian yang merubah hidup mereka. Dan setelah
mereka bertiga bermimpi yang sama yaitu mimpi kiamat.
Simbol Simbol yang terdapat pada adegan ini adalah sholat. Sholat
merupakan langkah paling penting untuk bertaubat. Dan
setiap umat muslim wajib melaksanakan ibadah sholat.
92
2. Tabulasi Analisis Elemen Adegan
Sebelum masuk kepada penelitian elemen film, peneliti mencoba
memunculkan beberapa potongan shot yang berhubungan langsung dengan pokok
permasalan pada penelitian ini, berikut visualisasinya:
Tabel 9.3.
Visualisasi shot dari Adegan “Taubat”
Adegan Utama Adegan-adegan Pendukung
01:26:31
93
01:28:09
01:28:13
01:29:39
01:30:06
94
01:31:05
01:31:09
01:31:42
01:33:07
95
01:33:26
01:35:39
01:36:01
01:41:29
96
01:45:59
01:46:08
01:47:53
01:49:33
97
01:49:37
1. Analisis Narasi dan Simbolik Antara Adegan Utama dan Pendukung
Pada Tabel 9.3.
Pada tabel di atas menunjukkan adegan-adegan yang berhubungan dengan
narasi satu sama lain. Berikut akan peneliti analisis sesuai dengan kebutuhan analisis
film dari Christian Metz. Dalam adegan yang terdiri dari rangkaian gambar tersebut,
Anggy Umbara sebagai sutradara film ini mencoba membahasakan sebuah nilai-nilai
penting terkait dengan perjalanan menuju taubat.
Pada adegan yang pertama pada kolom ke-1, menunjukkan sebuah suasana
musholla di desa, musholla yang kecil, namun damai. Tampak Rio yang menanyakan
mengapa salat harus dilaksanakan dan sosok 1865 tampak memberikan pemahaman
dengan memberi makna tiap gerakan yang pada salat. Gambar ini diambil dengan
jarak kamera long shot. Sutradara ingin menampilkan suasana dan pemandangan
yang ada pada saat itu.
Pada scene yang kedua, kita dapat melihat adegan ketika Willy sedang
dipukuli oleh salah satu anggota geng motor dengan disaksikan oleh para anggota
98
geng motor lainnya. Adegan ini dapat dilihat pada durasi 01:24:01. Willy terlihat
sebagai sosok yang sangat lemah saat itu karena tidak mampu melawan. Jarak kamera
yang digunakan adalah long shot dengan sedikit tambahan visual berupa tulisan di
frame tersebut.
Pada baris 2 kolom ke-2, adegan memperlihatkan Willy melihat tubuhnya
sendiri sedang tergeletak tak berdaya sesudah dipukuli. Willy merasa sudah
meninggal saat itu. Adegan ini terdapat pada durasi 01:26:31. Dia mengenang saat-
saat masa kecilnya rajin mengaji bersama Rakha dan Rio dan semua kenang-
kenangan baik mengenai dia dan orang-orang disekitarnya muncul saat itu. Jarak
kamera yang digunakan adalah long shot.
Adegan selanjutnya, Rakha mencoba untuk tidur sambil menunggu dijemput
oleh sepupunya. Ia tertidur di pinggiran gedung sate. Ia terlihat sangat lusuh karena
bajunya yang kotor dan mukanya yang babak belur habis dipukul preman stasiun.
Jarak kamera yang digunakan dalam adegan ini adalah long shot.
Adegan scene yang selanjutnya, sang sutradara menampilkan Rio yang sedang
tiduran merenungi percakapannya dengan sosok 1865 mengenai shalat. Sambil
melihat buah tomat yang diberikan oleh sosok 1865. Sang sutradara menyimbolkan
buah tomat sebagai arti dari taubat tamat tomat). Adegan ini terdapat pada durasi
01:28:13. Jarak kamera yang digunakan adalah medium long shot.
Pada adegan pendukung yang ke 5, sang sutradara menampilkan Rakha, Willy
dan Rio bertemu pada satu mimpi. Mereka berada disebuah jalanan. Tiba-tiba ada
kertas yang terjatuh dan kertas itu ternyata sebuah angka-angka yang menghitung
99
mundur. Hitungan mundur itu adalah hitungan mundur menuju hari akhir yaitu hari
kiamat. Jarak kamera yang digunakan adalah medium long shot.
Dalam adegan pendukung ke 6, sang sutradara ingin mencoba
menggambarkan kejadian pada hari kiamat. Dimana 4 unsur dalam kehidupan
berkecamuk. Dimana ada air yang berkumpul menjadi sebuah banjir besar dan
tsunami. Gunung-gunung dibumi meletus secara bersama-sama. Tanah yang biasa
kita pijak mulai retak dan hancur. Angin yang biasanya damai menjadi angin badai
dan angin putting beliung yang merusak dan menghancurkan apa saja yang ada
disekitarnya. Kita manusia hanya bisa lari dan tak berdaya. Jarak kamera yang
digunakan adalah extreme long shot.
Dalam adegan pendukung selanjutnya, Rakha, Willy, dan Rio langsung
terbangun dari mimpi mereka yang sangat menyeramkan itu. Anggy Umbara,
menampilkan ekspresi dari masing-masing dalam satu frame. Satu frame namun di
tempat yang berbeda. Ekspresi terkejut, takut tergambar jelas dari gambar yang
ditampilkan. Adegan ini terdapat pada durasi 01:31:05.
Dalam adegan pendukung berikutnya, Rio tampak sangat takut. Dia buru-buru
menyadarkan dirinya bahwa tadi itu adalah mimpi bukan nyata dengan membasuh air
ke tangannya. Lalu dia melanjutkan dengan mengambil air wudhu. Dalam adegan
pendukung rata-rata memang tidak ada dialog hanya ada ekspresi dan gerakan saja.
Jarak kamera yang digunakan adalah medium long shot.
Dalam adegan pendukung yang ke 9, Nampak ekspresi Rakha yang ketakutan
dan merasa berdosa, dia melihat ke arah langit sambil merenung. Mimpinya tadi
100
membuat dia ingat akan semua dosa-dosannya kepada Allah SWT. Adegan ini
terdapat pada 01:31:42. Jarak kamera yang digunakan adalah close up.
Adegan pendukung selanjutnya, Willy sudah sadar dan sudah berada disebuah
taksi untuk pulang. Dalam taksi, supirnya sangat baik dan bertanya pada Willy.
Supir Taksi : “Baru hampir mati.. itu tandanya dek ini masih
disayang sama Tuhan. Masih diberi kesempatan
kedua.”
Lalu, adegan pendukung selanjutnya, Willy merenungi kalimat yang baru
diucapkan si supir taksi tadi. Dia berpikir akan keombongan-kesombongannya selama
ini. Mengkhianati pacarnya, sempat mendukung free sex, dan lainnya. Jarak kamera
yang digunakan pada adegan ini adalah medium close up.
Pada adegan pendukung berikutnya, tampak sebuah pajangan musholla yang
menunjukkan waktu salat menurut waktu Mekkah. Umat Islam menjalankan ibadah
shalat wajib dalam 5 waktu, yaitu shubuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya. Dalam
setiap musholla dan masjid, bahkan dirumah-rumah pengingat waktu salat sangatlah
penting. Apalagi untuk di masjid dan musholla ini sangat penting untuk
mengumandangkan adzan disekitarnya sebagai tanda masuknya waktu salat. Jarak
kamera yang digunakan adalah close up.
Adegan pendukung selanjutnya, menampilkan Rio menjalankan ibadah salat
karena ia adalah penganut agama Islam. Walaupun sebelumnya ia menganggap
agamanya adalah agama cinta. Agama yang diakui di hati saja. Sangat menjunjung
tinggi cinta tapi belum cinta untuk Allah SWT. Dalam adegan ini, Anggy Umbara
mnggambarkan bahwa tidak bisa kita hanya mencintai isi dunia, tetapi kita juga perlu
101
mencintai pemilik isi dunia ini yaitu salah satunya dengan cara shalat. Jarak kamera
yang digunakan dalam adegan ini adalah long shot.
Adegan pendukung berikutnya terdapat pada durasi 01:41:29. Jarak kamera
yang digunakan adalah medium shot. Ada seorang penjual koran yang juga seorang
pengurus masjid. Sebelum berjualan koran subuh-subuh, ia pergi ke masjid dengan
menggunakan baju koko, peci dan sarung dan mengendarai sepeda dengan
tumpukkan koran yang disangkutkan di jok belakang.
Penjaga Warung : “Si ujang mah biasa, kalo pagi-pagi dia ngambil
dari agen terus dia bawa kesitu, abis shubuh dia
jualan koran, siang dikit dia jualan kain. Nah
sekarang ini dia buka-buka masjid, adzan. Si
ujang teh dua jempol! Dunianya dapet, akhiratnya
poll”.10
Adegan pendukung selanjutnya, setelah Rakha mendegar kisah Ujang dia
langsung menuju masjid untuk menunaikan salat subuh. Adegan ini dihiasi dengan
backsound Adzan subuh. Rakha melihat Ujang sedang adzan dengan tersenyum.
Rakha sangat kagum dengan kisah yang diceritakan penjaga warung dekat masjid
tentang si ujang. Jarak kamera yang digunakan adalah medium long shot.
Adegan selanjutnya, menggambarkan keadaan masjid yang sangat besar, dan
luas namun sangat sepi. Jarak kamera yang digunakan adalah extreme long shot.
Hanya ada ujang yang sedang mengumandangkan adzan untuk memanggil orang-
orang menunaikan ibadah salat subuh. Adzan subuh sebenarnya hampir sama,
10
Percakapan dapat dilihat pada durasi 01:41:37
102
peerbedannya pada lafadz adzan subuh di tambahkan ash-shalaatu khairum
minannauum”. Berikut terjemahannya dari adzan subuh:
“Allah Maha Besar 2x. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain
Allah 2x. aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.
2x. marilah shalat 2x. Marilah menuju kemenangan 2x. Sholat
itu lebih baik daripada tidur 2x. Allah Maha besar. Tiada Tugan
Selain Allah.”
Adegan selanjutnya, pada durasi 01:47:53, orang-orang sudah mulai
berdatangan dan menunaikan shalat subuh berjamaah. Rakha termasuk dalam jamaah
tersebut. Rakha terlihat sangat khusyu. Rakha berada di saff pertama. Jarak kamera
yang digunakan adalah medium long shot.
Adegan selanjutnya tidak jauh berbeda dengan yang sebelumnya. Masih
adegan sholat. Namun sudah mencapai rakaat terakhir yaitu sedang melakukan salam.
Salam kepada kedua malaikat pencatat amal baik dan buruk. Salam kepada rahmat
alam semesta. Jarak kamera yang digunakan adalah medium shot.
Pada adegan pendukung yang terakhir, pada durasi 01:49:37 juga
memperlihatkan Rakha dan para jamaah sedang melakukan salat. Saat Rakha salam,
dia melihat Willy berada di belakangnya sedang melakukan salat subuh juga, Rakha
tersenyum melihatnya, dia senang melihat sahabatnya mulai kembali kejalan yang
benar. Tidak hanya memikirkan perempuan dan sosial saja. Jarak kamera yang
digunakan dalam film ini adalah medium close up.
103
Tabel 10.3.
Analisis Adegan Utama Melalui Tabulasi Analisis Film Steve Campsall
Mise En Scene What :
Kostum yang digunakan dalam adegan di film ini
merupakan pakaian yang biasa digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Berupa kaos, jeans dan jaket. Tidak ada yang
spesial dari pakaian mereka. Hanya saja kaos dan warna
rambut yang berwarna merah merupakan simbol dari
keberanian. Dan celana Rakha yang gombrong, tidak
mengikuti fashion sekarang yang menggunakan celana jeans
ketat memberi simbol bahwa Rakha memiliki prinsip yang
kuat untuk tidak mengikuti perkembangan zaman yang
membuatnya tidak nyaman.
Sebuah pajangan kayu yang berisi gambar jam dan
tulisan-tulisan subuh, dsuhur, ashar, maghrib, dan isya
merupakan simbol dari waktu-waktu salat yang dilaksanakan
oleh umat Islam. Dan juga sarung merupakan pakaian yang
wajib dipakai untuk salat dan biasanya digunakan oleh laki-
laki yang sedang memakai celana pendek untuk menutup
aurat mereka.
Beberapa objek yang terlihat dalam adegan tersebut,
yaitu pemandangan padang rumput dan sawah
menggambarkan situasi yang damai dan asri di tempat
kejadian.
What effect : Efek yang muncul dalam adegan ini adalah setting shot
on location yang menggunakan lokasi yang sesungguhnya.
Pencahayaan yang dihasilkan dalam scene ini merupakan
cahaya yang mengandalkan bulan dan lampu, karena
dilaksanakan pada malam hari. Namun, ada juga scene
ketika mereka bermimpi. Menggunakan efek gambar-
gambar ilustrasi. Seperti retakan gempa bumi, letusan
gunung, air yang meluap dan angin puting beliung.
What Meaning : Makna yang ditampilkan adalah melalui pendekatan
denotasi konotasi. Dalam adegan denotasi yang muncul
adalah musholla, darah, pajangan kayu yang berisi waktu-
waktu salat, sarung, tomat, suara adzan. Adapun penjelasan
makna denotasi dan konotasi pada adegan sudah dipaparkan
di atas.
104
How :
Pembangunan mise en adegan biasanya dilakukan
dengan teknik-teknik tertentu. Pada adegan ini, sutradara
memfokuskan pada aksi-aksi yang ditampilkan yang
menghubungkan dengan kenyataan saat ini dalam
menghadapi masalah-masalah sosial yang ada pada saat ini
seperti pecinta sesame jenis, free sex, dan kekerasan.
Purpose :
Dengan melihat adegan di atas, tampaknya tujuan dari
sutradara adalah untuk memvisualisasikan kehidupan anak-
anak muda jaman sekarang seperti Rakha, Willy dan Rio dan
untuk merepresentasikan pergaulan dan kegelisahan mereka
yang menjadi inti dari cerita film ini.
Editing Bentuk editing pada adegan ini menggunakan cut,
dimana cut ini merupakan transisi shot ke shot lainnya
secara langsung yang menimbulkan editing kontinu pada
suatu rangkaian adegan dialog atau aksi pada umumnya. Ada
beberapa aspek yang diperhatikan peneliti yaitu dalam
melakukan teknik editing, yaitu aspek kontinuitas grafik,
aspek ritmik, aspek spasial dan aspek temporal. Namun pada
scene ini yang nampak jelas dalam teknik editing yaitu aspek
ritmik dimana aspek ini menggunakan tempo editing yang
cepat dengan durasi shot hanya beberapa detik.
Shot Types Terdapat beberapa shot dalam adegan ini. Pertama, long
shot. Digunakan ketika Rio dan sosok 1865 sedang
membahas tentang gerakan yang terdapat pada salat
disebuah musholla. Kemudian ketika Willy sedang dipukuli,
dia melihat tubuhnya sendiri sedang tergeletak kemudian
ketika Rio melaksanakan salat. Kedua adalah medium long
shot. Medium long shot digunakan saat Rio tiduran
merenungi kata-kata dari sosok 1865. Kemudian saat Rakha
melihat orang sedang melaksanakan ibadah salat subuh.
Ketiga adalah close up. Close up digunakan ketika shot
pada wajah Rakha yang terlihat sangat gelisah. Dan juga
pada shot pada waktu Willy sedang didalam taksi
menunjukkan raut muka menyesal. Kemudian extreme long
shot pada shot dimana mereka sedang bermimpi mengenai
hari kiamat, terlihat keadaan pada saat itu gempa bumi,
gunung meletus luapan air dan angin yang besar.
Dan kemudian adalah medium close up. Medium close up
digunakan ketika shot saat Rakha melaksanakan ibadah salat
subuh bersama para jemaah yang lain.
105
Camera Angle Sudut kamera.
Tipe sudut.
Sudut kamera yang diambil pada adegan ini adalah straight
on angle kamera melihat obyek dalam frame secara lurus.
Menunjukkan adanta kesetaraan antara pemeran utama dan
pemeran pendukung.
Ketinggian
Dalam adegan ini, ketinggian kamera digunakan oleh
sutradara. Untuk melihat Obyek pada saat Willy dipukuli
oleh salah satu anggota geng motor.
Camera
Movement
Pergerakan kamera dalam adegan ini di dominasi oleh
teknik panning. Teknik ini digunakan dengan cara
menggeser kamera ke kiri ataupun ke kanan dengan maksud
untuk memperlihatkan objek lain yang berada di sisi kiri
atau di sisi kanan objek. Pan pada umumnya digunakan
untuk mengikuti pergerakan seseorang karakter atau
menyeimbangkan kembali komposisi frame ketika karakter
bergerak. Hal ini tampak ketika Rio yang sedang berada di
musholla, kemudian kamera pan memperlihatkan keadaan
yang ada dimusholla seperti pajangan-pajangan, kaligrafi
dan sajadah
Lighting Untuk menjelaskan mengenai lighting, ada beberapa
aspek yang harus kita lihat sebagai acuan.
1. Kualitas
Kualitas cahaya pada adegan ini adalah soft light atau
dengan kata lain cahaya membuat objek tampak lebih
tipis.
2. Arah Pencahayaan
Arah pencahayaan pada adegan ini adalah frontal
lighting, di mana sutradara mencoba menghapus
bayangan dari objek. sehingga objek tampak lebih
jelas. Dan juga adegan ini menggunakan Top lighting
yang menunjukkan jenis pencahayaan (buatan) dalam
sebuah adegan, seperti lampu gantung atau lampu
jalan.
3. Sumber Cahaya
Sumber cahaya pada adegan ini menggunakan key
light. Di mana sumber cahaya utama dan paling kuat
menghasilkan cahaya. Adapun cahaya utama pada
adegan ini adalah sinar matahari.
Dieges and
Sound
Suara yang digunakan di dalam adegan ini adalah tipe
suara yang dieges sound. Tipe ini memberi pemahaman
106
bahwa sumber suara adalah dari objeknya langsung. Namun,
di sisi lain ada suara non dieges sound dan juga suara
external diegetic sound.
Visual Effect /
SFX
Film ini menggunakan visual effect berupa gambar-
gambar seperti komik dan tulisan-tulisan dalam beberapa
adegan.
Narrative Unsur narasi sudah dijelaskan diatas sebelum
pembahasan pada tabulasi, namun dapat dijelaskan secara
singkat jenis narasi ini menggunakan pola narasi linier
dimana waktu berjalan sesuai dengan urutan aksi peristiwa
tanpa adanya iterupsi waktu yang signifikan.
Genre Film ini memiliki genre drama komedi religi. Yang
memvisualisasikan kehidupan anak muda jaman sekarang
beserta masalah-masalah soisal yang sering terjadi di
kalangan anak muda.
Iconoghraphy Ikonografi merupakan sebuah sistem yang mendukung
genre. Ikonografi dalam film ini adalah kota Bandung yang
disana paling banyak tercampur dengan kebudayaan-
kebudayaan barat.
The Star System Sutradara memilih Ananda Omesh sebagai Rakha, Boy
William sebagai Willy dan Arie Dagienkz sebagai Rio
karena sutradara melihat mereka dapat memerankan peran
masing-masing dengan baik. Dan ini terbukti dari hasil
shooting acting mereka sangat alami.
Realism Film ini menggambarkan realitas yang ada di masyarakat.
Masalah-masalah yang sering terjadi di masyarakat.
Kehidupan anak muda yang terlalu sibuk untuk urusan dunia
sehingga agama seringkali diabaikan. Namun memang agak
di dramatisir karena memang film ini merupakan film fiktif.
D. Interpretasi
Film Mama Cake ini merupakan film pertama dari sang sutradara Anggy
Umbara. Film ini bergenre drama komedi, perjalanan tiga orang sahabat yakni
Rakha, Willy dan Rio dalam memenuhi permintaan terakhir neneknya Rakha. Film
ini sebenarnya sarat akan pesan-pesan Islami, meski kelihatannya ini hanyalah film
107
drama komedi biasa. Dilihat dari judulnya, Mama Cake adalah sejenis nama kue,
lebih spesifik lagi kue brownies. Kue bantet berwarna coklat, yang jika dilihat dari
luarnya saja tidak nampak menarik namun ketika dimakan memiliki rasa enak yang
luar biasa. Begitu juga film ini, berangkat dari filosofi brownies tadi, film ini jika
dilihat dari judulnya sangat tidak dibayangkan jika isi dari film tersebut banyak
memuat pesan-pesan Islaminya. Anggy Umbara sendiri menginginkan kita sebagai
penonton tidak melihat film dari judulnya saja, “don’t judge the book by the tittle”.
Menurut hasil wawancara langsung bersama sang sutradara Anggy Umbara,
beliau membuat film ini berdasarkan pertemuan ideologi timur dan barat, ideologi
Islam dan liberal.karena terjadi terus perang antara dua ideologi ini. Anggy Umbara
memilih kue brownies sebagai unsur utamanya karena beliau sendiri sangat menyukai
brownies dan menurutnya brownies memiliki analogi dan filosofi yang pas untuk film
ini. Dan memilih bandung sebagai lokasi yang tepat karena secara logika Bandung
jaraknya lumayan dekat dari kota Jakarta. Di kota Bandung sudah banyak tercampur
ideologi-ideologi barat di kalangan remajanya. Ide cerita film Mama Cake sebenarnya
sudah sejak lama.
Islam yang ditampilkan dari film ini terlihat dari dialog-dialog yang
disampaikan pemainnya. Dialog-dialog pada film ini memang bukan dialog biasa,
jika didengar dengan seksama dan teliti banyak dialog yang sarat makna Islaminya.
Meskipun disini para pemain tidak menggunakan simbol-simbol agama yang biasa
dipakai oleh film-film religi lainnya seperti kerudung, baju koko, peci dan lain-lain.
Namun film ini tetap kuat dengan pesan-pesan Islaminya.
108
Film ini ditujukan kepada remaja dan orang dewasa, Mama Cake memiliki
bobot yang berat namun untuk mengatasinya sang sutradara memberi elemen-elemen
grafis komik agar film ini tampak ringan. .
“Karena dari skenarionya film ini film berat. Film ngomong dan berat dan
kajiannya lumayan berat buat ditonton. Makanya harus disiasati biar gak boring dan
bisa ditonton sama anak-anak muda. Karena terget pasarnya adalah anak-anak
muda. Itu salah satu cara jadi warna nya dibikin aneh, dikasih efek-efek komik itu
supaya yang nonton juga gak boring jadi lebih kaya visualnya kalo gak digituin gak
ada lucu-lucuannya gak ada joke-jokenya. Makanya nih filmnya rasanya ringan
cuma muatannya tuh berat,” ujar Anggy Umbara.11
Gambar 4.12
Ada satu adegan ketika Anggy Umbara mencoba menggambarkan kiamat
yang terinspirasi dari surat Al Qariah ayat 1-5 yang memiliki arti:
1) Hari kiamat, 2) apakah hari kiamat itu? 3) dan tahukah
kamu apakah hari kiamat itu? 4) Pada hari itu manusia
seperti laron yang berterbangan 5) dan gunung-gunung
seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
Anggy Umbara membuat film Mama Cake karena dia ingin membuat film
yang bermanfaat bukan hanya untuk komersil semata dan para penonton bisa
tercerahkan setelah menonton. Dia ingin membuat satu film yang tidak terlihat
11
Anggy Umbarra, Sutradara Film Mama Cake, Wawancara Pribadi, Mampang, 18 Maret
2013. 12
Gambar dapat dilihat pada durasi 00:05:07
109
religius namun rasanya atau isi film tersebut mampu mencerahkan penontonnya. Dan
tiga karakter utama yaitu Rakha, Willy dan Rio adalah karakter nyata.
Kembali pada perintah Allah SWT yang menyeru umatnya agar segera
bertaubat dan kita sebagai umat manusia hendaknya segera meminta ampunan kepada
Allah SWT dari dosa-dosa yang telah kita perbuat. Seperti firman Allah dalam surat
Al-Baqarah ayat 37:
“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya,
lalu Dia pun menerima taubatnya. Sungguh, Allah maha Penerima
taubat, Maha Penyayang”.
110
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Untuk menyimpulkan hasil penelitian pada skripsi ini, peneliti mengacu
pada fokus permasalahan yang ada. Dengan melihat pendekatan teori yang ada
dan implementasinya terhadap objek penelitian maka kesimpulan peneliti adalah
sebagai berikut:
1. Tanda yang terdapat yang merepresentasikan taubat dalam film flfama Cake
adalah tanda-tanda verbal dan non verbal yang terdapat pada adegan taubat
yang tervisualisasi dalam pertengahan dan akhir cerita. Pemilihan tanda
berfokus pada adegan ketika Rakha, Willy dan Rio mengalami perjalanan
mereka masing-masing dan ketika mereka memiliki mimpi yang sama yaifu
bermimpi tentang hari kiamat. Yang membuat ketiga sahabat ini ingat akan
dosa-dosa yang telah diperbuat dan mencoba untuk bertaubat dengan
melaksanakan salat. Melalui kajian semiotik, peneliti menemukan kurang
lebih 16 tanda yang signifikan terhadap tujuan penelitian dalam adegan taubat
yang dirangkum pada tabel denotasi dan konotasi.
2. Petanda taubat terdapat dalam film Mama Cake terdapat pada unsur-unsur
mise en scene. Terdapat 13 komponen penting yang dapat menjelaskannya.
Yaitu penjelasan melalui kostum, tata rias wajah, setting dan pencahayaannya
yang tampak di depan kamera sebagai pembentuk citra, keadaan, status sosial
dan penunjuk ruang dan waktu. Selanjutnya pemaknaan melalui editing, dapat
dilihat ideologi dan lainnya. Ideologi Timur digambarkan melalui kepribadian
111
Rakha yang masih mengerti dan menjaga nilai-nilai agama. Melalui film ini
Anggy Umbara ingin setelah penonton melihat film ini dapat meresapi
maknanya yaitu, walaupun diluar kita penampilannya mengikuti jaman namun
didalam diri dan dihati harus tetap berpegang teguh pada agama yang kita
miliki terutama orang Islam.
B. Saran-saran
Adapun saran dalam film ini adalah terlalu banyak adegan kekerasan yang
terjadi pada film ini sehingga film ini kurang layak untuk ditonton oleh anak-anak
karena film ini sebenarnya memiliki cerita yang sangat inspiratif. Adegan-adegan
dalam film ini yang terlalu panjang membuat film ini menjadi sedikit
membosankan. Sebaiknya dialognya sedikit dikurangi agar filmnya tidak terlalu
monoton. Ada seorang tokoh yang tidak dijelaskan dengan gamblang yaitu sosok
pria yang selalu menggunakan jaket jeans yang bertuliskan 1865, siapa tokoh ini
sebenarnya tidak diperkenalkan, menurut peneliti sebaiknya semua tokoh
dijelaskan siapa dia agar penonton tidak mengira-ngira siapa tokoh itu sebenarnya.
Editan visual dalam film ini agak terlalu dipaksakan seperti dalam adegan
kiamat. Editannya terlihat terlalu dibuat-buat. Menurut peneliti jika ada adegan-
adegan yang menggunakan suatu efek agar lebih terlihat nyata dan tidak terlihat
palsu atau dibuat-buat karena akan mengurangi nilai dari film tersebut. Dan judul
dalam film ini pun tidak menggambarkan isi film sendiri. Sebaiknya judul dalam
sebuah film bisa menggambarkan isi cerita dalam film itu sendiri.
dari bagaimana sutradara menampilkan berbagai shot dalam sebuah
adegan. Berikutnya adalah shot types. Type shot adalah usaha menampilkan
112
makna-makna dari jarak kamera dan ketinggian kamera. Selanjutnya ada camera
angle, aspek ini memberikan makna khusus terhadapat sudut kamera.
Kemudian ada camera movement yang mengahdirkan sebuah pesan yang
melalui pergerakan kamera, dan juga lighting yang makna tertentu dalam sebuah
adegan, pemain film, situasi yang terjadi pada saati itu dan efek tertentu. Dieges
sound yang memberikan nyawa kepada sebuah film dan memberikan makna
melalui suara-suara dan musik-musik tertentu. Efek visual yang memberikan
adegan-adegan ini seperti nyata, efek komik yang membuat film ini menarik dan
menjadikan film ini lebih ringan. Genre dalam film ini adalah drama komedi
religi. Baru dapat diketahui jika film ini religi ketika kita sudah menontonnya.
Kemudian pada ikonografinya semua benda yang dapat dilihat dan memiliki
kesamaan dengan genre film ini.
The star system adalah salah satu upaya untuk menyesuaikan pemeran
yang dibutuhkan disebuah cerita film. Dan yang terakhir adalah realism,
komponen ini membuat para penonton hanyut dalam cerita dan membuat realitas
dalam film sedekat mungkin dengan realitas yang ada pada masyarakat.
Ideologi yang direpresentasikan dalam film Mama Cake merupakan
ideologi dari sang sutradara sendiri. Dia mencoba menggabungkan ideologi barat
dan timur, barat yang identik dengan liberal dan timur yang identik dengan Islam.
Pertentangan antara liberal dan Islam terus terjadi. Ideologi barat digambarkan
dengan pola hidup jaman sekarang yang banyak free sex, penyuka sesama jenis
113
DAFTAR PUSTAKA
Aart Van Zoest, Interpretasi dan Semiotika, (Terj.) oleh Okke K.S Zaimar dan
Ida Sundari Husein dalam Panuti Sujiman dan Aart Van Zoest,
(Ed) Serba-Serbi Semiotika, Jakarta: Gramedia, 1991.
Anam, Faris Khoirul. Fikih Jurnalistik, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2009.
Barthes, Roland. Mitologi, Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2009.
Bignell, Jonathan. Media Semiotics: An Introduction, Manchesteru and New
York: Manchester University Press, 1997.
Berger, Arthur Asa. Media Analysis Techniques, Yogyakarta: Universitas
Atmajaya, 2000.
Campshall, Steve – 27/06/2002 (Rev. 17/12/2005; 14:18:24) Media – GCSE
Film Analysis Guide (3) – SJC.
Danesi, Marcel. Pesan, Tanda, dan Makna, Yogyakarta: Jalasutra, 2010.
Danesi, Marcel. Pengantar Memahami Semiotika Media, Yogyakarta:
Jalasutra, 2010.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 1997.
Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: Cipta
Aditya bakti, 2003.
Gunadi, Y.S. dan Djony Heffan. Himpunan Istilah Komunikasi, Jakarta: PT.
Grasido, 1998.
Irwansyah, Ade. Seandainya Saya Kritikus Film, Yogyakarta: Homerian
Pustaka, 2009.
Martinet, Jeanne. Semiologi: Kajian Teori Tanda Saussuran; Antara Semiologi
Komunikasi dan Semiologi Signifikasi, Yogyakarta: Jalasutra,
2010.
Muhtadi, Asep Saeful. Komunikasi Dakwah, Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2012.
Peransi, D.A. Film/Media/Seni, Jakarta: FFTV-IKJ Press, 2005.
Permana, Dede. Tuhan Ingin Aku Kembali, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.
114
Pialang, Yasraf Amir. Hipersemiotika, Tafsir Cultural Studies Atas Matinya
Makna, Yogyakarta: Jalasutra, 2003.
Pick, Zuzana M. Cinema As Sign and Language, Christian Metz, Languange
and Cinema, translated by Donna Jean Umiker-Sebeok, <outon:
The Hague-Paris, 1974. Pp. 304.
Pratista, Himawan. Memahami Film, Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008.
Sobur, Alex. Analisis Teks Wacana: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006.
Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009.
Sobur, Alex. Analisis Teks Media, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.
Sumarno, Marselli. Dasar-Dasar Apresiasi Film, Jakarta: PT. Gramedia
Widiawarna Indonesia, 1996.
Taimiyyah, Syaikh Ibnu. Mutiara Taubat, Jakarta: Pustaka as-sunnah, 2004.
Tebba, Sudirman. Nikmatnya Taubat, Banten: Pustaka irVan, 2007.
Timarboko, Sumbo. Semiotika Komunikasi Visual, Yogyakarta: Jalasutra,
2012.
Widagdo, M. Bayu dan Winastwan Gora S. Bikin Film Indie Itu Mudah!
Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2007.
Sumber Lain:
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurna/article/view/976/791 diakses
pada tanggal 10 Mei 2013.
Biografi Steve Campsall diperoleh dari
http://educationforum.ipbhost.com/index.php?showtopic=1678
http://hiburan.plasa.msn.com/berita/article.aspx?cp-documentid=251521264
http://www.starmedianusantara.com/file/images/talent153/a4fb0f11-7752-
ced3-8aee-da2a517ab7a2.jpg
http://img.okeinfo.net/content/2009/11/20/34/277631/5yAvQKG9BG.JPG
Ika Kurnia Utami : Kenapa film ini di beri judul Mama Cake?
Anggy Umbarra (Sutradara) : Simple nya sih tuh emang toko kue udah ada dan itu punya
istri gue dan gue suka banget brownies.
Ika Kurnia Utami : Tapi setelah ditonton film ini ceritanya bukan mengenai kue om?
Kenapa gak dikasih judul lain?
Anggy Umbarra : Karena pengennya orang gak menilai dari judul, gak menilai dari cover.
Kaya kita ngeliat brownies pas liat bentuknya apaan sih nih kue aneh banget item-item gak
jelas. Secara bentuk gak delicious tapi begitu dimakan hmm enak. Secara gak langsung
mensimbolikan isi filmnya juga kan dari luar gak pengen terlalu feeling tapi begitu ditonton
harusnya lebih berasa. Jadi dont judge the book by the cover. Dont judge the book by the tittle.
Ika Kurnia Utami : Film ini ketika ditonton kuat sekali agama Islam nya tidak sesuai
judulnya. Apakah tidak takut menyinggung agama lain? Apakah tidak takut penonton yang
non-muslim kecewa?
Anggy Umbarra : So far sih belum ada yang kaya gitu. Kapasitasnya juga dijaga ko.
Maksudnya gak sampe diskriminasikan agama lain juga. Teman-teman yang agama Kristen
fine-fine aja, seru-seru aja. Kalo dia gak terlalu ngerti yang content agama Islam mereka bisa
terhibur dari jalan ceritanya dari joke-joke nya, entertainmentnya lah
Ika Kurnia Utami : Kalau diperhatikan dalam film ini warna pemandangan rumput dalam
setiap scene tidak menggunakan warna naturalnya/aslinya yaitu hijau. Kenapa rumput dan
daun-daun dalam film ini terlihat biru?
Anggy Umbarra : Kenapa engga? Jadi gini, itu simboliknya adalah biru itu simbolisasi dari
ilmu. Ilmu itu bagaikan lautan. Kan ada hadistnya kalo kita celupin kelingking kedalam air
itu ilmu kita setetes air dan ilmu Allah seluas lautan. Jadi penginnya sih dalam film ini ada
ilmunya dimana-mana bisa diambil. Ilmu ladunni.
Ika Kurnia Utami: Lalu siapakah tokoh pria misterius yang memakai jaket jeans
bertuliskan18:65?
Anggy Umbarra : Dia itu orang yang gatau darimana asalnya tapi nyampe buat kasih kita
ilmu. Kan sering kita temuin tuh walau kita \gak kenal tapi dia ngmong apa ada kata-katanya
yang bisa kita ambil. Kan seringkan ngobrol di musholla ada siapa gatau. Sosok-sosok kaya
gitu tuh sering kita temuin dimana-mana. Dia adalah sosok 18:65 yaitu surat ke-18 dalam Al-
Qur’an ayat 65.
Ika Kurnia Utami : Bagaimana asal muasal ide cerita film ini?
Anggy Umbarra : Ini film pertempuran ideolologi timur dan barat. Ideologi Islam dan liberal
kan terjadi terus peperangan nah ini tentang pertemuan dua itu kenapa ide ceritanya kaya
gitu. Emang saya suka banget brownies jadi apa yang bisa dibikin seru ada filososfinya ada
analoginya tapi bisa dibikin cerita yang entertaining
Ika Kurnia Utami : Apa Visi dan Misi yang diemban dalam film Mama Cake ini?
Anggy Umbarra : Visi nya sih untuk menjadikan diri gua sebagai manfaat aja, jadi ada
manfaatnya hidup. Ada manfaatnya kerja dibidang industri perfilman. Jadi gak Cuma bikin
film yang buat jualan dan kebutuhan publik dan buat duit aja. Jadi ada sesuatu yang ada
manfaatnya buat yang nonton. Supaya hidup gue ada gunannya. Itu buat kedalamnya. Kalo
buat keluarnya sih seomoga ada ilmu yang bisa diambil buat orang-orang, bisa tercerahkan
lah.
Ika Kurnia Utami: Jadi kalo bisa diambil kesimpulannya ini film religi yah om setelah
menonton?
Anggy Umbarra : Gimana sudut pandang kita terhadap agama aja. Apa itu sebagai atribut,
sebagai baju yang luarnya aja atau ampe dalamnya. Disini kan banyak film-film yang
pesantren atau yg look nya sangat religius tapi isinya cinta-cintaan. Ini film cinta-cinta aja
kedoknya aja yang religi Cuma ada sedikit doang takaran religinya. Ini kaya eksploitasi
agama. Pengen bikin satu film yang sama sekali gak keliatan religius tapi rasanya maksutnya
isinya mau mencerahkan.
Ika Kurnia Utami : Ada salah satu adegan dalam film ini dimana Rakha, Willy dan Rio
berkumpul dijalanan dan adegan pada scene itu seperti adegan di film 2012. Itu maksudnya
gimana kenapa tiba-tiba ada adegan seperti itu?
Anggy Umbarra : itukan mimpi kiamat. Melambangkan 2 elemen.
Ika Kurnia Utami : Kenapa Rakha penampilan nya sangat nyentrik?
Anggy Umbarrra : Looknya dibikin se trendy mungkin. Segaul mungkin tapi dalemnya itu
gak kebawa kesana, jadi fisiknya aja yang kebawa kebarat-baratan tapi hati dan otak tetep
dengan agama kita
Ika Kurnia Utami : Rio adalah karakter yang paling unik di sini. Sebenarnya apa seperti apa
sih karakter Rio?
Anggy Umbarra : Rio itu karakternya adalah seniman. Jadi kalau mau dipetain adalah tiga
itu adalah, Rakha itu melambangkan ideologi, ideologi itu akal. Kalo Willy itu Sosial, dan
Rio adalah hati. Dan emang karakter-karekternya inspiring dari orang-orang yang real. Rakha
itu gue, gue itu selalu mempertanyakan semuanya kenapa begini kenapa begitu karena gak
sesuai sama ideologi yang gue anut yang gue percaya makanya pergolakan selalu ada. Tapi
emang gaya gue dari dulu kan selepas mungkin jadi mau rambutnya dimerahin tapi tetap
didalamnnya jangan sampe lepas dari apa yang kita pegang karena itu gue sih ideologi. Selalu
berfikir mencari tujuan kemana. Nah kalo si Willy ini dari si Dicky kameramen gue. Dia
orangnya gitu banyak cewenya tapi ujung-ujungnya dia menikah di usia 33 tahun dan masih
perjaka. Cuma ngomong doang gaya doang tapi dalamnya masih orang yang taat. Somewhere
within inside. Nah kalau si Rio tuh dari kakak gue si Baunty. Dia kan gitu kalo kemana-mana
gak mau pake sendal, nyeker. Mau menyatu sama alam. Ketemu kucing diajak ngobrol.
Senang dengan binatang. Ya pokoknya 3 karakter itu nyata bukan dibikin-bikin.
Ika Kurnia Utami : Pada adegan terakhir semua pemeran utama (Rakha, Willy dan Rio) ada
buah tomat yang menyelamatkan mereka. Mengapa tomat?
Anggy Umbarra : Tomat kan yang nyelametin mereka kan? Yang ganjel ambulans, yang
nimpukin Rakha. Tomat tuh simbolis dari tobat. Jadi Cuma tobat kita yang nyelametin kita
entarnya. Kalo mau slamet yah tomat. Gitu sih analoginya. Trus tomat itu kan the Apple of
love jadi kalo Apple itu melambangkan ilmu sains kalo tomat itu melambangkan hati. Itu
terkenal dari jaman Yunani.
Ika Kurnia Utami : Mengapa film ini menggunakan format komik?
Anggy Umbarra : Karena buat mensiasati sebetulnya. Karena dari skenarionya film ini film
berat. Film ngomong dan berat dan kajiannya lumayan berat buat ditonton. Makanya harus
disiasati biar gak boring dan bisa ditonton sama anak-anak muda. Karena terget pasarnya
adalah anak-anak muda. Itu salah satu cara jadi warna nya dibikin aneh, dikasih efek-efek
komik itu supaya yang nonton juga gak boring jadi lebih kaya visualnya kalo gak digituin gak
ada lucu-lucuannya gak ada joke-jokenya. Makanya nih filmnya rasanya ringan Cuma
muatannya tuh berat.
i
Tim Produksi Mama Cake
Director : Anggy Umbarra
Co. Director : Biunty Umbarra
Executive Produser : HB Naveen
Producer : Frederica
Cast : Ananda Omesh sebagai Rakha
Boy William sebagai Willy
Arie Dagienkz sebagai Rio
Fajar Umbarra sebagai 18:65
Dinda Kanya Dewi sebagai Mawar
Renata Kusmanto sebagai Lolly
Rudi Salam sebagai Ayah Rakha
Nani Wijaya sebagai Nenek Rakha
DOP ( CameraMan) : Dicky Maland
Art Director : Iqbal Mardjono
Audio Engineer : Khikmawan Sentosa
Music Scoring : Indra Q
Script Writer : Anggy Umbarra
Asisten Sutradra : Gadis F
Editor : Anggy Umbarra
i
FOTO WAWANCARA
i
POSTER FILM MAMA CAKE