6 PERTANYAAN Depkeu

29

description

MUHAMMAD NUH Melalui buku ini kiranya penyebarluasan Informasi kebijakan pemerintah tentang Kebijakan Pe- ngurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Program Penanggulangan Kemiskinan dapat menjadi sumber informasi bagi seluruh masyarakat Indonesia. >> | 1 Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

Transcript of 6 PERTANYAAN Depkeu

>> | 1

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

SAMBUTANMENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI

Gejolak perekonomian global melanda hampir seluruh negara di dunia, termasuk juga Indonesia. Se-bagai negara produsen sekaligus konsumen minyak, Indonesia cukup terpukul dengan kenaikkan har-ga minyak, mengingat harga BBM di Indonesia yang masih disubsidi. Sebagaimana diketahui, bahwa pemberian subsidi BBM sebenarnya tidak semua tepat sasaran, karena sebagian besar jatuh pada masyarakat golongan menengah ke atas. Untuk itu, upaya pemerintah mengubah skema pemberian subsidi sangatlah mutlak guna menciptakan rasa keadilan, khususnya masyarakat miskin.

Upaya itu sejalan dengan tugas negara dalam melindungi ketahanan sosial dan ekonomi masyarakat. Selain mengupayakan kondisi APBN yang sehat dan kredibel, pemerintah juga melakukan kebijakan intervensi/perlindungan daya beli masyarakat terutama kelompok miskin, dan melindungi kinerja perekonomian untuk tetap mampu menyediakan kesempatan kerja dan mengentaskan kemiskinan.

Untuk memahami latar belakang pemerintah mengambil kebijakan pengurangan subsidi BBM terse-but, maka Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Departemen Keuangan bersama De-partemen Komunikasi dan Informatika menerbitkan Buku Panduan 6 Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM.

Melalui buku ini kiranya penyebarluasan Informasi kebijakan pemerintah tentang Kebijakan Pe-ngurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Program Penanggulangan Kemiskinan dapat menjadi sumber informasi bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Jakarta, Mei 2008MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

MUHAMMAD NUH

2 |<<

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

Pengurangan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah pil pahit, yang di negeri mana pun tidak pernah populer. Tapi pemerintah yang berpikir rasional harus sanggup melakukannya, demi kepentin-gan bersama yang lebih baik.

Di tengah-tengah capaian kehidupan yang lebih baik di berbagai bidang, bangsa kita dihadang persoalan dan tantangan baru sebagai akibat dari dua ancamana krisis ekonomi pada tingkat dunia. Pertama, adalah krisis harga minyak. Yang kedua, adalah krisis harga pangan. Yang sesungguhnya bisa ditambahkan satu lagi, yaitu gejolak keuangan yang juga ikut mempersulit keadaan ekonomi pada ting-kat dunia.

Sebenarnya pemerintah telah melaksanakan upaya dengan menetapkan kebijakan stabilisasi harga, dengan tujuan harga-harga tidak terus naik untuk antisipasi krisis harga pangan. Akan tetapi kenaikan harga minyak dunia ternyata memberikan pukulan ekonomi bagi negeri kita.

Harus diakui, masalah ekonomi yang kita hadapi sekarang ini amat berat. Karena itulah, Pemer-intah mencarikan jalan keluarnya, mencarikan solusinya, dengan harapan kita bisa mengurangi beban yang berlebihan pada kehidupan rakyat kita.

Pilihan yang tersedia adalah bad of the bad atau memilih yang buruk diantara yang buruk. Pen-gurangan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah pil pahit, yang di negeri mana pun tidak pernah populer. Tapi pemerintah yang berpikir rasional harus sanggup melakukannya, demi kepentingan ber-sama yang lebih baik.

Pilihan Sulit, Tapi Perlu

>> | 3

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

# 1MENGAPA HARGA BBM HARUS DINAIKKAN,

APA AKIBAT KALAU TIDAK DINAIKKAN?

4 |<<

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

• Sejak setahun terakhir harga minyak dunia naik dua kali lipat dari $60 dollar per barrel menjadi $120 per barrel pada bulan Mei 2008. Sedangkan harga BBM dalam negeri tidak berubah sejak Oktober 2005, yaitu harga Bensin Premium adalah Rp 4500 per liter, Solar Rp 4300 per liter, dan Minyak Tanah Rp 2000 per liter. Padahal harga sebenarnya (harga keekonomian/internasional) dari Bensin

Premium adalah sebesar Rp 8600 per litter, harga So-lar adalah Rp 8300 per liter, dan harga Minyak Tanah Rp 9000 per liter. Artinya subsidi yang ditanggung pemerintah-yaitu perbedaan antara harga dalam negeri dan harga sebenarnya untuk per liter Bensin Premium adalah (Rp 8600 – Rp 4500) atau Rp 4100 per liter. Sub-sidi Solar adalah (Rp 8300-Rp 4300) atau Rp 4000 per liter, dan subsidi minyak tanah adalah (Rp 9000- Rp 2000) atau Rp 7000 per liter.• Tabel 1 menunjukkan komposisi harga BBM ber-dasarkan realisasi bulan Maret 2008. Dapat dilihat bahwa kontribusi minyak mentah berkisar 68-78% dari harga keekonominan. Sisanya berupa marjin pengilangan ( %), marjin transportasi dan distribusi (%) dan PPN dan Pajak BBM (untuk Daerah) (%). Jadi jelas perger-akan harga keekonomian BBM sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak mentah di pasar dunia.• Jika harga BBM dalam negeri tidak dinaikkan, maka terjadi perbedaan harga yang sangat besar antara harga BBM di dalam negeri dengan luar negeri. Karena harga minyak di luar negeri jauh lebih mahal diband-ingkan harga BBM didalam negeri, maka BBM didalam

>> | 5

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

negeri yang murah tersebut menarik untuk diselundupkan dan dijual ke luar negeri. Akibatnya, pembelian BBM bersubsidi di dalam negeri meningkat, tetapi bukan hanya digunakan untuk kon-sumsi domestik, tetapi juga diselundupkan keluar Indonesia untuk dijual lagi pada tingkat harga yang jauh lebih tinggi. Artinya subsidi BBM yang sangat besar mudah diselewengkan ke luar negeri, sehingga anggaran subsidi BBM tidak dinikmati sepenuhnya oleh masyarakat Indonesia.

Deskripsi Kerosin Solar Premium

% thd harga ekonomi

Harga Ekonomi (HE) 100.0 100.0 100.0

Pajak (PPN dan PKB) 9.1 13.6 13.0

Marjin Transportasi dan Distribusi 7.5 7.2 7.2

Marjin Pengilang 14.8 14.1 3.2

Harga Minyak Bumi 68.6 65.2 76.6

Harga Jual 22.9 46.7 57.4

Subsidi per liter 77.1 53.3 42.6

Tabel 1. Struktur Harga BBM per Maret 2008

6 |<<

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

• Pengurangan subsidi BBM harus dilihat pula sebagai kebijakan Re-distribusi. Subsidi BBM juga lebih banyak dinikmati oleh kelompok masyarakat menengah kaya. BBM dikonsumsi oleh mereka yang punya mobil dan motor. Semakin kaya seseorang/rumah-tangga maka semakin memiliki beberapa mobil atau motor, yang artinya semakin banyak menggunakan BBM. Dengan demikian rumah tangga kaya menikmati anggaran subsidi BBM dari pemerintah

jauh lebih banyak dibanding keluarga miskin. Hasil survey Susenas-BPS, menunjukkan 70% subsidi BBM dinikmati oleh keluarga menen-gah ke atas di Indonesia (40% rumah tangga terkaya). Kalau rata-rata pemakaian bensin per mobil pribadi adalah 10 liter per hari, artinya pemilik mobil mendapat subsidi Negara sebesar Rp 41.000 per hari untuk pemakai premium, atau Rp 40.000 untuk pemakai solar. Dalam sebulan mereka mendapatkan minimal sekitar Rp 1.000.000- Rp 1.200.000 (bila diasumsikan hari kerja adalah 25 hari sebulan) dalam bentuk subsidi BBM. Apabila keluarga menengah ke atas memiliki lebih dari satu mobil dan dengan jumlah CC yang besar sehingga boros bensin, merekalah yang menikmati subsidi BBM lebih banyak lagi. • Rakyat miskin tidak memiliki mobil bahkan motor, oleh karena itu mereka tidak menikmati subsidi BBM secara langsung sep-erti pemilik kendaraan bermotor diatas. Mereka menikmati subsidi BBM secara tidak langsung yaitu dengan naik kendaraan/transportasi umum yang membeli BBM dengan harga mu-rah. Subsidi BBM yang disediakan oleh pemer-intah melalui anggaran (APBN) diperkirakan akan mencapai Rp 190 triliun-dengan harga minyak dunia rata-rata mencapai US110 dollar

>> | 7

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

per barel- dimana sekitar Rp 133 triliun (70%) dinikmati kelom-pok berpendapatan menengah dan kaya yang biasanya tinggal di perkotaan. Orang miskin baik di kota dan terutama di pedesaan menikmati sangat kecil subsidi BBM tersebut. Berdasarkan data Ditlantas Polri dan hasil survey BPh Migas, porsi konsumsi BBM/kapita/hari untuk transportasi umum sudah termasuk bis hanya 0.9 persen dari total konsumsi total. Jika ada kenaikan harga beban kenaikan harga transportasi untuk 1/3 keluarga berpendapatan terendah di Indonesia ini akan sepenuhnya terkompensasi oleh BLT.

• Pemakaian BBM dalam negeri yang sangat banyak, baik untuk dipakai sendiri maupun yang bocor karena penyelundupan, dita-mbah dengan harga minyak dunia yang melonjak dua kali lipat dalam setahun terakhir, mengakibatkan beban subsidi BBM men-ingkat drastis. Subsidi BBM dalam anggaran pemerintah tahun 2008 akan melonjak dari Rp 126 triliun menjadi Rp 190 triliun. Sementara itu subsidi listrik diperkirakan akan mencapai Rp 75 triliun- yang juga lebih banyak dinikmati oleh kelompok menen-gah atas yang memakai listrik di rumah lebih banyak seperti untuk AC, TV, komputer, lampu, dll. Total subsidi energi dalam angga-ran pemerintah tahun 2008 akan mencapai Rp 265 triliun, dimana Rp 186 triliun dinikmati oleh kelompok menengah atas.

• Sementara itu jumlah uang yang dikeluarkan pemerintah untuk Program-program Rakyat Miskin, Bantuan Pangan, Kredit Usaha Rakyat, dan program-program untuk masyarakat berpendapatan rendah hanya sebesar Rp 60 triliun- kurang dari sepertiga dari subsidi BBM yang dinikmati oleh kelompok menengah dan kaya. Tentu alokasi seperti ini SANGAT TIDAK ADIL.

• Dengan kenaikan harga minyak dunia yang mencapai rata-rata US $110 per barel, maka penerimaan Negara dari minyak akan meningkat Rp 64,5 triliun dibandingkan dengan APBN-P 2008, namun anggaran pemerintah untuk menyediakan BBM dan listrik bersubsidi juga akan meningkat secara lebih tinggi yaitu sebesar Rp 78,5 triliun Dengan demikian, dampak kenaikan harga minyak dunia terhadap anggaran (APBN) adalah negatif, yaitu beban sub-

8 |<<

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

sidi BBM dan Listrik jauh lebih tinggi dari kenaikan penerimaan Negara dari kenaikan harga minyak. Hal ini akan menyebabkan pemerintah harus memotong anggaran-anggaran lainnya, agar anggaran pemerintah (APBN) tetap dapat sehat dan tidak kolaps, yang akan menyebabkan krisis ekonomi yang lebih besar, karena masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap kemampuan pemer-intah dalam mengelola anggaran dan perekonomian Indonesia se-cara keseluruhan. Jika ini terjadi, maka orang akan memindahkan investasi dan uangnya keluar negeri. Arus modal keluar akan men-gakibatkan nilai tukar rupiah melemah. Nilai tukar rupiah yang melemah akan mengakibatkan harga-harga komoditas naik lebih tinggi lagi. Harga-harga yang naik akan semakin memberatkan perekonomian rakyat. Situasi tersebut akan mengakibatkan: per-tumbuhan ekonomi melemah, PHK terjadi, pengangguran men-ingkat dan kemiskinan semakin tinggi. Beban yang harus ditang-gung rakyat akan semakin tinggi jika BBM tidak dinaikkan.

• Jika harga BBM tidak dinaikkan maka uang untuk program-pro-gram untuk rakyat miskin, pendidikan dan kesehatan serta subsidi pangan harus dikurangi. Padahal situasi rakyat terutama kelom-pok miskin sangat sulit karena pada saat ini harus juga mengha-dapi harga beras, terigu, jagung, minyak goreng, kedelai dan pan-gan lain yang juga meningkat akibat kenaikan harga internasional. Karena itu pemerintah harus memprioritaskan pengeluarannya untuk program rakyat miskin, pendidikan, kesehatan dan juga pangan. Dari mana uangnya? Pemerintah tidak mungkin men-subsidi semuanya, karena uang terbatas. Pemerintah harus tetap mengutamakan program untuk rakyat. Caranya, dengan men-gurangi sedikit subsidi BBM yang lebih banyak dinikmati kelom-pok menengah kaya dan mengalihkan anggaran untuk program pengurangan kemiskinan.

• Itu sebabnya walaupun berat, harga BBM harus dinaikkan secara terbatas pada tingkat yang masih dapat ditanggung oleh masyar-akat dan dunia usaha. Juga dilakukan kebijakan kompensasi bagi masyarakat kelompok miskin dan setengah miskin.

• Dengan kenaikan harga BBM sebesar 30% akan diperoleh penghe-

>> | 9

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

matan sebesar Rp34,5 Triliun yang dapat dialokasikan antara lain untuk: a. Raskin dan Ketahanan Pangan Rp4,2 Triliun, b. Bantuan Langsung Tunai kepada 19,1 juta kepala keluarga sasaran (miskin dan nyaris miskin)

dengan total anggaran sebe-sar Rp 14,1 Triliun

c. Penurunan Defi sit Rp12,2 Triliun

d. Cadangan Risiko Fiskal Rp3,0 Triliun

e. Kredit Usaha Rakyat Rp1,0 Triliun

• Selain itu Pemerintah juga melan-jutkan program PNPM dimana pada tahun 2008 PNPM Mandiri mencakup 3.999 kecamatan den-gan anggaran yang disediakan sekitar Rp13,2 trilliun, baik yang berasal dari PNPM Inti maupun PNPM Penguatan. Saat ini se-dang berlangsung proses pem-berdayaan masyarakat melalui PNPM Mandiri di 16.417 desa-desa tertinggal dan sekitar 21.000 desa-desa lainnya.

• Pada tahun 2009 seluruh keca-matan di Indonesia yang ber-jumlah sekitar 5.720 kecamatan akan mendapat PNPM Mandiri dengan besaran rata-rata BLM/kecamatan/tahun adalah Rp3,0 Milyar/kecamatan.

• Penajaman fokus penerima PNPM Mandiri yang khusus ditujukan untuk memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat

10 |<<

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

I. Bantuan dan Perlind-ungan Sosial Kelompok

Sasaran

II. Pemberdayaan Masyarakat

III. Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil (UMK)

Sasaran 19,1 juta RTS/ Rumah Tangga Sasaran (Raskin, PKH, BOS, JAMKESMAS, dll), termasuk pemberian layanan khusus bagi 3,9 juta RT Sangat Miskin.+ Minyak goreng, Kedele (PSH)+ BLT+ Beras bersubsidi non-miskin

Program-program yang tergabung dlm PNPM. Fokus: 5.720 kecamatan Bentuk : Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Rp. 3 Milyar/kec./ tahun.

Sasaran: Pelaku usaha mikro dan kecil. Penyaluran KUR: diarahkan untuk kredit Rp. 5 juta ke bawah. Plus: penyaluran program pen-danaan K/L.

“Dikasih Ikan”

“Diajari mancing”

“Dikasih kail”

Diagram: Program Pengurangan Miskin 2008 -2009

miskin yang rentan atau perluasan program-program penguatan pada PNPM Mandiri, antara lain untuk ; kelompok perempuan, petani/buruh gurem, nelayan miskin, penyandang cacat, penderita penyakit menahun, dan korban bencana alam/konfl ik sosial.

• Diagram di bawah menggambarkan ringkasan keseluruhan program

>> | 11

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

# 2BAGAIMANA NEGARA-NEGARA TETANGGA

MENGATASI MASALAH KENAIKAN HARGA MINYAK DUNIA ?

12 |<<

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

• Harga BBM per Maret 2008 di Indonesia lebih murah dibanding-kan dengan harga BBM di negara-negara lain (Grafi k 1)

Grafi k 1: Perbandingan Harga BBM di Beberapa Negara

• Grafi k 2 menunjukkan pula tidak ada korelasi yang jelas antara pendapatan per kapita dengan harga BBM. Di negara-negara yang pendapatan per kapitanya dibawah Indonesia seperti Vietnam, Timor Timur, Bangladesh, Kamboja, India, Philipina, harga BBM lebih tinggi dibandingkan harga BBM di Indonesia. Kalaupun ada Negara yang menetapkan harga BBM jauh dibawah harga kee-konomian adalah Negara-negara produsen minyak neto (jumlah produksinya di atas konsumsi domestiknya) seperti Negara-ne-gara Timur Tengah, Malaysia atau Venezuela.

16.00014.00012.00010.000

8.0006.0004.0002.000

0

Singap

ura

Kamboja

Philipina

India

Th ailan

d

Vietnam

Timor-T

imur

Cina

Malaysi

a

Indonesia

Premium Solar

Harga BBM per Maret 2008 (Rp/liter)

>> | 13

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

Grafi k 2: Harga Premium dan Pendapatan Per Kapita

• Dalam mengatasi masalah kenaikan harga minyak dunia, negara-negara tetangga Indonesia juga melakukan penyesuaian harga. Tabel 2 menunjukkan bahwa negara-negara lain kecuali Indonesia, Vietnam, India, China dan Malaysia telah melakukan penyesuaian harga secara otomatis mengikuti harga dunia. Artinya, jika harga dunia meningkat, maka secara otomatis harga BBM di dalam neg-eri akan naik mengikuti harga minyak dunia.

• Malaysia dan Vietnam merencanakan menaikkan harga BBM dalam negeri pada bulan Juni 2008, India yang menerapkan harga otomotis untuk Premium dan Solar, juga merencanakan untuk menaikkan harga untuk kerosin yang harganya diatur oleh Pemer-intah. Sedangkan China sudah menaikkan harga BBM pada bulan November 2007. Ini menunjukkan bahwa semua negara tetangga

14 |<<

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

kita juga melakukan kebijakan yang sama untuk menghadapi kenaikan harga minyak dunia yang tajam.

Sumber: Financial Times dan berbagai sumber lainnya

Tabel 2: Mekanisme Penyesuaian Harga BBM

>> | 15

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

# 3BENARKAH KENAIKAN HARGA BBM DALAM

NEGERI JUSTRU AKAN MENIMBULKAN BEBAN BAGI MASYARAKAT DAN MERUPA-

KAN KEBIJAKAN YANG TIDAK ADIL ?

16 |<<

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

• Fakta menunjukkan bahwa 70% Subsidi BBM hanya dinikmati oleh 40% penduduk kelompok atas di Indonesia. Kenaikan harga BBM justru akan mengalihkan kenikmatan yang selama ini diteri-ma oleh kelompok atas kepada kelompok bawah.

Grafi k 3 : Distribusi Subsidi BBM Menurut Desil Pengeluaran Rumah Tangga

Sumber: BPS, Susenas, 2007

• Mensubsidi BBM dan Listrik sebesar Rp265,6 triliun sama artinya dengan mengeluarkan Rp 727,6 miliar per hari untuk menyangga harga BBM dan subsidi listrik. Bayangkan jika dana sebanyak itu kita gunakan untuk hal-hal lain yg lebih produktif dan bermanfaat untuk masyarakat miskin (membangun sekolah, irigasi, infras-truktur, dsb).

• Kenaikan harga BBM memungkinkan pemerintah untuk men-galihkan subsidi BBM kepada program-program kemiskinan, pendidikan, kesehatan dan penciptaan lapangan kerja akan mem-

10987654321

0 5 10 15 20 25 30 35Persen Subsidi Yang Diterima

Des

il Pe

ngel

uara

nTe

rend

ah k

e Te

rtin

ggi

>> | 17

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

bantu masyarakat miskin. Seperti diketahui, sebelum kenaikan harga BBM diputuskan infl asi telah melonjak naik akibat krisis pangan yang melanda dunia. Dampak kenaikan harga pangan ini akan merugikan rumah tangga miskin karena porsi belanja pan-gan mereka lebih dari 40% dari total belanja, sementara porsi ke-luarga menengah sekitar 20 %. Penyesuaian harga BBM memung-kinkan Pemerintah memberikan kompensasi kepada 1/3 keluarga Indonesia yang berpendapatan terendah sehingga bukan hanya cukup untuk mengkompensasikan kenaikan BBM tetapi juga un-tuk membiayai tambahan beban yang lain termasuk pangan dalam bentuk BLT

• Kenaikan harga BBM tentunya akan menimbulkan dampak men-ingkatnya harga-harga. Karena itu pemerintah perlu memberi-kan kompensasi agar penduduk miskin tetap dapat menjaga daya belinya. BLT ini akan diberikan selama 19 bulan, sebesar Rp 100 ribu/bulan, untuk 19,1 juta Rumah Tangga Sasaran. Karena ni-lai BLT yang diberikan kepada setiap rumah tangga lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan harga-harga yang terjadi, maka daya beli penduduk miskin akan meningkat. Oleh sebab itu, ting-kat kemiskinan diperkirakan menurun pada bulan Maret 2009.

18 |<<

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

“Kebijakan Pengurangan Subsidi BBM

Menunjukkan Keberpihakan

dan Bersikap

Adil kepada Rakyat

Kecil”

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

• Grafi k-Grafi k di samp-ing ini menunjukkan bahwa kebijakan pemer-intah untuk menaikkan harga BBM justru men-unjukkan keberpihakan dan bersikap adil kepa-da rakyat kecil

>> | 19

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

# 4BENARKAH PEMERINTAH BELUM

MELAKUKAN UPAYA MAKSIMAL UNTUK MENYELAMATKAN PEREKONOMIAN, DAN

MEMILIH JALAN GAMPANG YAKNI MENAIKKAN HARGA BBM?

20 |<<

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

• Untuk mengatasi masalah kenaikan harga minyak dunia, pemerintah sebenarnya telah melakukan berbagai usaha dan kebijakan menaikkan harga BBM merupakan opsi terakhir. Langkah apa saja yang telah dilakukan pemerintah?1. Pemerintah telah melakukan penghematan belanja untuk Kementrian dan Lembaga, dimana

belanja yang tidak merupakan prioritas dikurangi. Dari langkah ini pemerintah telah meng-hemat sebesar Rp 30,2 triliun

2. Selain itu penerimaan negara non-migas sudah ditingkatkan. Dari upaya peningkatan pener-imaan negara non-migas ini, pemerintah memperoleh Rp 20,0 triliun

3. Dana untuk berjaga-jaga jika ada perubahan didalam anggaran (Belanja risiko fi skal) juga su-dah digunakan Rp8,3 triliun

4. Selain itu untuk membiayai kekurangan dalam anggaran (defi sit), pemerintah juga telah mem-injam atau berutang dari dalam negeri dengan mengeluarkan Surat Berharga Negara (SBN). Namun ini tetap belum memadai.

5. Tambahan pinjaman program (ADB, Bank Dunia, dan bilateral) telah diupayakan secara mak-simal sebesar Rp25 triliun.

6. Langkah-langkah optimalisasi penerimaan migas Dengan meningkatkan produksi bersih (lift ing) minyak dari 916 menjadi 927 ribu KL7. Langkah-langkah penghematan BBM dan listrik sudah dilakukan

a. Konversi minyak tanah ke LPG sehingga terjadi pengurangan konsumsi minyak tanah 1 juta Kl- 2 juta Kl dalam tahun 2008. Diharapkan pada tahun 2009, program konversi di Jawa-Bali dapat dituntaskan;

b. Penghematan konsumsi listrik dan biaya PLN, serta peningkatan efi siensi PLN sebesar Rp 5 triliun.

c. Penghematan konsumsi BBM dan efi siensi Pertamina Rp 7,0 triliun termasuk upaya untuk menurunkan marjin dan biaya distribusi (alpha) dari 13,5% (APBN 2008) menjadi 9,0% (APBN-P 2008).

• Namun semua langkah-langkah itu belum dapat menyelesaikan dampak dari kenaikan harga min-yak dunia terhadap anggaran. Oleh karena itu pemerintah kemudian mengambil opsi terakhir den-gan menaikkan harga BBM.

>> | 21

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

# 5BENARKAN BLT TIDAK EFEKTIF, BANYAK

SALAH SASARAN, TUMPANG TINDIH SERTA MEMBUAT WARGA MALAS?

22 |<<

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

• Program BLT yang dimulai tahun 2005 dan diintroduksikan kem-bali tahun ini merupakan program terbesar yang pernah dilak-sanakan di negara berkembang.

• Dengan mencakup 19,1 keluarga yang berpendapatan rendah (miskin dan hampir miskin), berarti pula setiap 1 dari 3 keluarga Indonesia akan mendapatkan BLT akan memperoleh BLT. Per-bandingan yang tinggi tersebut memungkinkan probabilitas kelu-arga miskin untuk tercakup dalam program BLT tergolong tinggi.

• Pemilihan BLT didasarkan karena BLT tergolong paling efektif dibandingkan program lain. Karena telah dilaksanakan sebelum-nya BLT juga tidak memerlukan banyak waktu persiapan dan ad-ministrasi pengelolaannya tidak terlalu rumit.

• Studi yang dilakukan oleh 56 Perguruan Tinggi untuk memantau pelaksanaan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM) termasuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) menunjukkan bahwa:

1. Sebagian besar penerima BLT (77.7 persen) adalah rumah tangga miskin, bahkan sekitar 50,3 persen Rumah Tangga Miskin (RTM) tergolong sangat miskin, dan hanya sekitar 22,3 persen saja yang tergolong mendekati miskin. Hal ini menunjukkan tingkat ketepa-tan sasaran program BLT yang cukup tinggi.

2. Sekitar 75 persen penerima BLT berada dalam usia produktif (15-55 tahun) dan 90,4 persen dalam keadaan sehat fi sik. Oleh sebab itu penerima BLT merupakan kelompok potensial untuk meneri-ma pendekatan pemberdayaan untuk meningkatkan produktifi t-asnya.

3. Sekitar 73,7 persen penerima BLT memiliki latar belakang pen-didikan hanya lulus SD kebawah. Selain itu 38,3 persen penerima BLT tidak memiliki pekerjaan tetap atau serabutan dan sekitar 6,6 persen adalah pengangguran.

4. Peneriman BLT merupakan RTM dengan anggota keluarga yang banyak yaitu 63 persen memiliki anggota keluarga 3-5 orang dan 18,9persen memiliki anggota keluarga lebih 5, sehingga beban kepala RTM sangat berat.

5. BLT dimanfaatkan kurang dari 1 bulan oleh seluruh anggota RTM

“Sebagian besar penerima BLT (77.7 persen) adalah

rumah tangga miskin, bahkan sekitar 50,3 persen

Rumah Tangga Miskin (RTM) tergolong sangat

miskin, dan hanya sekitar 22,3 persen saja yang ter-golong mendekati miskin.

Hal ini menunjukkan tingkat ketepatan sasaran program BLT yang cukup

tinggi”

>> | 23

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

untuk memenuhi kebutuhan pangan, pendidikan, kesehatan, dan modal usaha. Oleh sebab itu BLT sangat membantu pemenuhan kebutuhan dasar yang mendesak.

6. Hampir seluruh RTM setuju BLT dilanjutkan karena RTM merasakan manfaatnya. Namun 35,4 persen RTM setuju bila bentuk BLT dirubah menjadi bantuan tunai bersyarat. Hal ini memperli-hatkan bahwa sebagian kelompok RTM potensial untuk menerima bantuan pemberdayaan.

• Data SUSENAS menunjukkan bahwa BLT digunakan oleh masyarakat terutama untuk membeli beras, minyak tanah. Ini menunjukkan bahwa penerima BLT adalah penduduk miskin.

• Data SUSENAS juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang menyolok didalam jumlah jam kerja antara masyarakat penerima BLT dengan masyarakat bukan penerima BLT. Sebagai con-toh, jumlah jam kerja bagi kepala rumah tangga yang menerima BLT adalah 39.2 jam, sedangkan jumlah jam kerja kepala rumah tangga yang tidak menerima BLT adalah 41 jam pada tahun 2005. Untuk tahun 2007, jumlah jam kerja kepala rumah tangga yang menerima BLT adalah 37.7 jam, sedangkan jumlah jam kerja untuk kepala rumah tangga yang tidak menerima BLT adalah 39.8 jam. Artinya, tidak benar bahwa BLT membuat warga menjadi malas.

Grafi k Penggunaan Dana BLT

Sumber: Susenas 2007

24 |<<

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

• Mengingat jumlah BLT Rp 100 ribu per keluarga per bulan, be-rarti hanya 15% dari jumlah pengeluaran keluarga miskin, maka tidak mungkin penerima BLT bermalas-malasan setelah meneri-ma BLT. Mereka tetap harus menutupi sisanya (85% pengeluaran per bulan dengan bekerja. Lagi pula sejak awal telah diumum-kan bahwa BLT hanya diberikan dalam waktu terbatas dan se-mentara. BLT hanya sekedar obat penurun panas (paracetamol) untuk menolong keluarga miskin untuk melakukan penyesuaian menghadapi perubahan harga dan upah. Pemerintah akan tetap memfokuskan pada upaya untuk menguatkan program kemiski-nan lain yang bersifat jangka panjang seperti PNPM dan Program Keluarga Harapan (BLT Bersyarat)

Salah satu kriteria keluarga miskin:

“Jenis dinding tem-pat tinggal terbuat dari bambu/rum-bia/kayu berkuali-tas rendah/tembok

tanpa di plester”

>> | 25

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

# 6BAGAIMANA JIKA HARGA MINYAK DUNIA MENCAPAI 150 DOLLAR AS ATAU LEBIH, APAKAH PEMERINTAH AKAN MENAIKKAN HARGA BBM DALAM NEGERI LAGI?

26 |<<

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

• Kebijakan kenaikan harga BBM bukanlah satu-satunya ke-bijakan. Untuk mengendalikan konsumsi maka pada tahun 2009, pemerintah akan menerapkan program:

1. Smart Card • Smart Card dilakukan untuk membatasi penggu-

naan BBM bersubsidi. Akan diarahkan pada kendaraan umum dan sepeda motor. Penggunaan smart card di-harapkan akan menurunkan konsumsi premium ber-subsidi.

2. Akselerasi konversi minyak tanah ke LPG. • Pemerintah akan mempercepat akselerasi program

konversi minyak tanah ke LPG dari sebelumnya ditun-taskan 2010 menjadi 2009 pada daerah Jawa Bali dan 2010 untuk Luar Jawa Bali. Di harapkan konsumsi min-yak tanah dapat ditekan dari 9,9 juta KL pada tahun 2006 menjadi 7,8 pada tahun 2008, 5,3 juta KL pada ta-hun 2009 dan 2,8 juta KL pada 2010.

• Sementara menunggu proses program konversi ber-jalan, pemerintah akan menerapkan “kartu kendali”. Dalam tahun 2008 akan mencakup 62 Kabupaten/Kota di Indonesia.

3. Pengembangan energi alternatif melalui: gas kota, Briket batubara, BBG, BBN, Panas Bumi

• Dengan langkah-langkah tersebut diatas, maka konsumsi BBM bisa ditekan sehingga beban subsidi masih bisa diken-dalikan.

• Selain itu pemerintah juga akan menerapkan alokasi maksi-mum subsidi BBM dalam APBN 2009 dengan memberikan opsi pada pemerintah untuk membatasi konsumsi BBM, subsidi, penyesuaian harga, dan kebijakan fi skal terkait lain-nya.

>> | 27

Enam Pertanyaan Penting Tentang Kebijakan BBM

ENAM PERTANYAAN PENTING TENTANG KEBIJAKAN BBM

1. Mengapa harga BBM dinaikkan dan bagaimana konsekuensi jika tidak dinaikkan? 2. Bagaimana negara-negara tetangga mengatasi masalah kenaikan harga minyak dunia? 3. Benarkah kenaikan harga BBM dalam negeri akan memicu masa- lah beban dan ketidakadilan masyarakat?4. Benarkah Pemerintah belum melakukan upaya maksimal untuk menyelamatkan Perekonomian, dan memilih jalan gampang yakni menaikkan harga BBM?5. Benarkah BLT tidak efektif, banyak salah sasaran dan tumpang tindih serta membikin warga malas?6. Bagaimana jika harga minyak dunia mencapai $150 dolar atau lebih, apakah Pemerintah akan menaikkan harga BBM DN lagi?

“Kalau ekonomi tumbuh, maka pada akhirnya kemiskinan dapat kita kurangi, pengangguran pun

juga dapat kita kurangi.”

Keterangan Pers PresidenTentang Program Pemerintah untuk Mengurangi Kemiskinan

Jakarta, Rabu, 30 April 2008

”Subsidi yang harus dikeluarkan pemerintah untuk tiap liter BBM yang dipakai penduduk negeri ini semakin besar. Untuk tiap liter minyak tanah, saat ini pemerintah memberikan subsidi Rp 7.000, Solar Rp 5.000 dan pre-

mium antara Rp 4.000-4.500,- per liternya.”Anggota Komite BPH Migas Jugi Prajogio

”Anggaran subsidi BBM yang dicanangkan pemerintah dalam APBN ta-hun ini sebesar Rp120 triliun akan terlampaui. Jangan kaget kalau di akhir tahun nanti harga minyak terus meningkat dan bisa menembus angka 150 Dolar AS per barel. Untuk itu, pemerintah harus menyediakan tambahan

subsidi BBM sekitar Rp 60 triliun sehingga untuk subsidi BBM saja bisa sekitar Rp 180 triliun dari total anggaran kita.”

Pakar Perminyakan Kurtubi