6 Perencanaan Geometrik

25
PERENCANAAN GEOMETRIK LAPANGAN TERBANG

Transcript of 6 Perencanaan Geometrik

Page 1: 6 Perencanaan Geometrik

PERENCANAAN GEOMETRIK

LAPANGAN TERBANG

Page 2: 6 Perencanaan Geometrik

Perencanaan Runway

Elemen-elemen dasar dari runway :

1. Perkerasan struktural yang berlaku sebagai tumpuan pesawat.

2. Shoulder, bahu landasan untuk menampung perlengkapan pemeliharaan.

3. Runway safety area, untuk menampung perlengkapan pemadam kebakaran, kecelakaan, dan lain-lain.

4. Blast pad, untuk menahan erosi akibat letusan jet pada ujung-ujung runway.

5. Extended safety area, perluasan area keamanan yang dibuat apabila perlu.

Page 3: 6 Perencanaan Geometrik
Page 4: 6 Perencanaan Geometrik

Pada perhitungan panjang runway dipakai suatu

standar yang disebut Aeroplane Reference Field Length

(ARFL).

Menurut ICAO, ARFL adalah panjang runway minimum

yang dibutuhkan untuk lepas landas pada maximum

sertificated take off weight, pada keadaan :

• Elevasi muka laut.

• Kondisi standar atmosfir.

• Keadaan tanpa ada angin bertiup.

• Permukaan runway mendatar pada arah memanjang.

Page 5: 6 Perencanaan Geometrik

Setiap pesawat mempunyai ARFL tertentu yang

dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

Panjang runway minimum tersebut berlaku pada

standar atmosfir sebagai berikut :

• Udara kering sempurna.

• Temperatur pada lapangan terbang adalah 15oC.

• Tekanan udara 760 mmHg.

Page 6: 6 Perencanaan Geometrik

Koreksi Elevasi

Semakin tinggi letak runway dari permukaan laut,

maka runway harus makin panjang. Hal ini disebabkan

oleh makin tipisnya hawa, makin berkurangnya

tekanan barometer. Tiap kenaikan 300 meter di atas

permukaan laut, maka panjang runway bertambah 7%.

Fe = 1 + 0,07 x ( h / 300 )

di mana :

Fe = koreksi elevasi

h = ketinggian runway terhadap muka air laut.

Page 7: 6 Perencanaan Geometrik

Koreksi temperatur

Runway harus bertambah panjang 1% untuk tiap derajat

Celcius temperatur penunjuk melampaui temperatur

standar untuk elevasi tersebut.

Tiap lapangan terbang mempunyai “temperatur penunjuk”

(reference temperature), sedangkan temperatur standar

suatu tempat dengan elevasi tertentu diperoleh dengan

mengurangi temperatur standar pada sea level (15oC)

dengan 6,5oC untuk tiap 1.000 meter ketinggian.

Page 8: 6 Perencanaan Geometrik

di mana :

Tr = Temperatur penunjuk

Ta = Temperatur rata-rata sehari dari rata-rata

sebulan untuk bulan terpanas dalam setahun.

Tm = Temperatur rata-rata harian maksimum dari

rata-rata sebulan pada bulan terpanas dalam

setahun.

Tr = Ta +

Tm – Ta________ 3

Page 9: 6 Perencanaan Geometrik

Dengan demikian, perhitungan koreksi temperatur menjadi :

Ft = 1 + 0,01 x [ T – (15 – 0,0065 x h) ]

di mana :

Ft = koreksi temperatur

h = ketinggian runway terhadap muka air laut.

Page 10: 6 Perencanaan Geometrik

Koreksi Gradient

Tiap 1% gradient efektif, maka panjang runway harus

ditambah panjang dengan 10% (sepuluh persen).

Gradient efektif yaitu beda tinggi antara titik tertinggi

dan titik terendah dari penampang memanjang runway

dibagi dengan panjang runway yang ada.

Fg = 1 + 0,1 x G

di mana :

Fg = koreksi gradient

G = gradient efektif dari runway.

Page 11: 6 Perencanaan Geometrik

Dengan memperhitungkan koreksi elevasi,

temperatur dan gradient efektif, maka panjang

runway yang sesungguhnya (actual length of

runway) adalah :

La = Lb x Fe x Ft x Fg

di mana :

La = panjang runway yang dibutuhkan

Lb = panjang dasar runway.

Page 12: 6 Perencanaan Geometrik

Contoh perhitungan panjang runway :

Panjang dasar runway adalah 1.620 meter. Lapangan terbang berada pada elevasi 270 meter dari permukaan laut, dan temperatur penunjuk adalah 32,9oC. Gradient efektif runway adalah 0,2%. Tentukan panjang runway yang dibutuhkan untuk lokasi tersebut.

Jawab :

Koreksi elevasi :

Fe = 1 + 0,07 x h / 300

= 1 + 0,07 x 270 / 300 = 1,063

Koreksi temperatur :

Ft = 1 + 0,01 x [ T – (15 – 0,0065 x h) ]

= 1 + 0,01 x [ 32,9 – (15 – 0,0065 x 270) ] = 1,197

Koreksi gradient efektif :

Fg = 1 + 0,1 x G

= 1 + 0,1 x 0,2 = 1,02

Panjang runway yang dibutuhkan :

La = Lb x Fe x Ft x Fg

= 1.620 x 1,063 x 1,197 x 1,02 = 2.102,5 meter, dibulatkan menjadi 2.103 meter.

Page 13: 6 Perencanaan Geometrik

Perencanaan Taxiway

Jenis- Jenis Taxiway

a. Take off taxiway, adalah taxiway yang digunakan untuk

keperluan pesawat terbang lepas landas.

b. Exit taxiway, adalah taxiway untuk keperluan pesawat

terbang exit, meninggalkan runway setelah selesai

melakukan pendaratan. Exit taxiway terletak di antara

ujung-ujung runway (tidak pada ujung-ujungnya).

c. Parallel taxiway, adalah taxiway yang terletak sejajar

dengan runway yang digunakan untuk keperluan take off

maupun exit.

Page 14: 6 Perencanaan Geometrik

Exit taxiway dapat pula dibuat miring membentuk sudut

30o atau 45o terhadap sumbu panjang runway. Exit

taxiway miring ini disebut high speed exit taxiway, karena

dengan bentuknya yang miring terhadap sumbu panjang

runway, memungkinkan pesawat dapat meninggalkan

runway dengan kecepatan tinggi (50 - 60 mph).

Page 15: 6 Perencanaan Geometrik
Page 16: 6 Perencanaan Geometrik

Parallel Taxiway

Parallel taxiway diletakkan sejajar dengan sumbu panjang runway,

dengan jarak antara sumbu parallel taxiway dan sumbu runway :

Airport Category Non Instrument Runway(feet)

Instrument Runway(feet)

ABCDE

363353315174138

623613563

--

Parallel taxiway berfungsi sebagai bagian dari take off taxiway atau exit taxiway.

Page 17: 6 Perencanaan Geometrik

Perencanaan Apron

Apron adalah bagian dari lapangan terbang yang digunakan untuk tempat parkir pesawat, menaikkan / menurunkan penumpang dan barang, pengisian bahan bakar, dan lain-lain.

Ukuran apron tergantung dari :

• Ukuran dari loading area yang diperlukan untuk setiap type dari pesawat. Daerah ini dikenal dengan sebutan gate position.

• Jumlah gate position.

• System parkir pesawat.

Ukuran dari gate position tergantung dari faktor-faktor:

• Ukuran pesawat dan minimum turning radius.

• Konfigurasi parkir pesawat.

Page 18: 6 Perencanaan Geometrik

Jumlah Gate Position

Jumlah gate position tergantung dari :

• Jumlah pesawat yang harus dilayani per jam yang tentu saja tidak akan melebihi kapasitas runway (dalam rangka balance airport design).

• Jangka waktu pesawat di gate (gate occupancy time) yang dipengaruhi oleh ukuran pesawat dan type pengoperasian.

Untuk menghitung jumlah gate yang diperlukan, diambil langkah-langkah :

• Identifikasi jenis pesawat dalam prosentase.

• Identifikasi gate occupancy time untuk tiap jenis pesawat.

• Tentukan gate occupancy time rata-rata.

• Tentukan total hourly design volume dan prosentase kedatangan (arrival) dan keberangkatan (departure) pesawat.

• Didapat hourly design volume untuk arrival dan departure (yaitu merupakan perkalian antara prosentase arrival / departure dengan total hourly design volume). Pilih yang terbesar : arrival hourly design volume atau departure hourly design volume.

Page 19: 6 Perencanaan Geometrik

Jumlah gate :

G = VT / U

Di mana :

G = jumlah gate. V = design volume untuk arrival atau departure. T = average gate occupancy time (hour) U = utilization factor ( 0,5 – 0,8).

Page 20: 6 Perencanaan Geometrik

Number of gate position :Number of gate position :GGII = V. T / u = V. T / u =( 5 x 1 )/0,8 = 7 =( 5 x 1 )/0,8 = 7

GGDD = V. T / u = V. T / u = (49 x 0,5)/0,6 = 41 = (49 x 0,5)/0,6 = 41

Type of traffic

DesignVolume

Occupancy time

Utilization Factor

International 5 1 0,8

Domestic 49 0,5 0,6

Page 21: 6 Perencanaan Geometrik

Konfigurasi parkir pesawat di dalam gate position bermacam-macam :

Nose inNose in Angled nose Angled nose inin

Nose outNose out Angled Angled nose outnose out

ParallelParallel

Terminal BuildingTerminal Building

Page 22: 6 Perencanaan Geometrik
Page 23: 6 Perencanaan Geometrik

Nose in dan angled nose in

Keuntungan :

• Tidak ada suara ribut pada waktu datang.

• Tidak ada blast pad pada waktu datang.

• Pemakaian jalan-jalan untuk untuk penumpang dan barang melalui pintu depan pesawat.

Kerugian :

• Blast pad yang tinggi pada waktu keluar.

• Gate position pada apron memerlukan ukuran yang lebih besar untuk memungkinkan gerakan maju pesawat waktu berangkat.

Page 24: 6 Perencanaan Geometrik

Nose out dan angled nose out

Keuntungan :

• Mengurangi kebisingan dan blast pad pada stand yang berdampingan.

• Pemakaian jalan penumpang dan barang melalui pintu belakang pesawat.

• Memerlukan luas gate position yang lebih kecil dibandingkan pada sistem nose in.

Kerugian :

• Kebisingan dan blast pad diarahkan pada gedung-gedung.

• Tidak mengijinkan pemakaian jalan penumpang melalui pintu muka pesawat.

Page 25: 6 Perencanaan Geometrik

Parallel

Keuntungan :

• Untuk jalan penumpang dan barang dapat digunakan pintu muka dan belakang dengan jarak yang sama.

Kerugian :

• Blast pad dan kebisingan diarahkan langsung pada stand yang berdampingan.