6. Pemeriksaan Leher

21
a. M. Sternocleidomastoideus b. Trakhea c. Manubrium Sterni a. Regiosubmandibula kanan & kiri b. Regio submentalis c. Trigonum anterior kanan & kiri Pemeriksaan leher 1. Orientasi pd pemeriksaan 2. Regio leher dibagi menjadi

Transcript of 6. Pemeriksaan Leher

Page 1: 6. Pemeriksaan Leher

a. M. Sternocleidomastoideusb. Trakheac. Manubrium Sterni

a. Regiosubmandibula kanan & kirib. Regio submentalisc. Trigonum anterior kanan & kiri

Pemeriksaan leher

1. Orientasi pd pemeriksaan

2. Regio leher dibagi menjadi

Page 2: 6. Pemeriksaan Leher

d. Trigonum posterior kanan & kiri e. Regio supra clavicula kanan & kiri

a. Asimetri krn pembekakan b. Pulsasi abnormal c. Terbatasnya gerakan leher

a. Pembekakan leher

b. Kekakuan pd leher c. Torticollis d. Artritis servikalis

3. Inspeksi leher

4. Pembekakan dpt disebabkan

Page 3: 6. Pemeriksaan Leher

Letakkan tangan pemeriksa pd bag. belakang kepala penderita, kmd

angkat pelan- pelan rasakan adanya tahanan

& kekakuan

Kaku kuduk dijumpai : a. Meningitis

b. Iritasi meningeal mis : perdarahan subarachnoid

5. Pemeriksaan kaku kuduk

Page 4: 6. Pemeriksaan Leher

c. Spasme otot mis : tetanus atau tetani

d. Peny. Parkinson e. Kelainan lokal mis : artritis servikalis

Pemeriksaan hrs sistematis, dg ujung jari tangan, dilakukan perabaan.

Dlm Pemeriksaaan tentukan lokasi, jumlah kelenjar besarnya (vol), konsistensi, perlekatan dg jar. dibawahnya, dg kulit & antar kelenjar

itu sendiri, serta keadaan kulit diatasnya

6. Pemeriksaan kelenjar getah Bening leher :

Page 5: 6. Pemeriksaan Leher

Dilakukan pem. Untilaberal, pemeriksa berdiri di samping penderita & penderita menoleh kekontra lateral

Tanda khas pembesaran kel. getahbening leher :

a. Radang banal lokal mis : Tonsilitis.

Pembesaran kelenjar submandibula, jarang besar, agak

lunak & nyeri tekan

Page 6: 6. Pemeriksaan Leher

b. Infeksi virus Kelenjar membesar multipel, tdk

terlalu besar, nyeri ringan & sembuh

sendiric. Infeksi spesifik ( TBC) Mengenai kelenjar trigonum

anterior( sering),mula-mula padat kmd

menjadi agak lembek, tdk begitu nyeri, multipel, sering melekat satu sama lain (“klier packet”),

Page 7: 6. Pemeriksaan Leher

bisa besar (“Scrofuloderma”), kulit diatasnya

berwarna kebiruan (livide) sering timbul sinus

yang mengeluarkan sekreta & jika sembuh timbul jar. parut.

d. Limfoma maligna Sering asimetris, multipel, bisa besar sekali

(“bulky ds”), konsistensi kenyal sampai agak

padat, jika sudah besar dpt melengket satu

sama lain

Page 8: 6. Pemeriksaan Leher

e. Leukimia limpositik ronik : Pembesaran kelenjar simetris, (kiri & kanan), multipel, bisa besar

konsistensi padat kenyal f. Karsinoma metastasis : Kelenjar padat keras, lokasi leher

bag. Atas, paling sering berasal dari karsinoma nasofaring, tonsil atau rongga mulut. Lokasi leher

bawah/supra klavikula berasal dari paru, gaster,

organ abdomen, ovarium, uterus, prostat.

Page 9: 6. Pemeriksaan Leher

Pembesaran kelenjar supra klavikula kiri (“sentinel node= Virchow node”)

berasl dari organ intra abdomen

Page 10: 6. Pemeriksaan Leher

a. Brachial cyst : Tumur kistik pd bag. atas leher

didepanm. sternocleido mastoideus.

b. Dermoid cystPd garis tengah leher

c. Kista ductus tiroglosus : Tumor kistik pd garis tengah leher

diatas kelenjar tiroid & ikut bergerak pd waktu menelan

5. Tumor lain pd leher

Page 11: 6. Pemeriksaan Leher

a. Pergeseran trakhea. kekontralateral

- Aneurysma aorta - Tumor mediastinum - Efusi pleura

ke ipsi lateral- Penebalan pleura

(Schwarte)- Atelaktasis paru

9. Periksaan trakhea :

Page 12: 6. Pemeriksaan Leher

b. Tracheal tugCara memeriksa :Berdiri dibelakang penderita

tekan trakhea antara ibu jari & telunjuk, agak tarik keatas, jika trakheal tug positif maka akan ada rasa tarikan

ke bawah sesuai denyut nadi .

Dijumpai pd aneurisma aorta.

Page 13: 6. Pemeriksaan Leher

a. Inspeksi : Nomal : tiroid tdk nampak kecuali

penderita sangat kurus b. Palpasi Sebaiknya dari belakang penderita

yang sedang duduk. Periksa dgn ujung

jari pd kedua sisi. Palpasi dilakukan saat leher ektensi, normal & fleksi penderita disuruh menelan air ludah, rasakan adanya gerak kelenjar naik sesuai dgn gerak jakun

10. Pemeriksaan kelenjar tiroid

Page 14: 6. Pemeriksaan Leher

Periksa mengenai besar kelenjar,

sifat pembesaran (difusa atau noduler), konsistensi, rasa nyeri

& keadaan kulit diatasnya

c. Auskultasi Dilakukan diatas kelenjar tiroid

utk mendengarkan adanya “bruit”, sering pd tirotoksikosis.

Page 15: 6. Pemeriksaan Leher

Penyebab pembesaran kelenjar gondok

a. Struma endemik.

Jika kecil dpt difusa jika besar

bersifat nodosa, bisa besar sekali

tanpa rasa nyeri. Utk keperluan

penelitian epidemiologi derajat

besarnya gondok biasanya diukur

menurut kriteria Perez modifikasi

WHO, sbb :

Page 16: 6. Pemeriksaan Leher

Derajat O : Tdk teraba Derajat IA : Kelenjar gondok teraba ttp

tdk terlihat pd leher ektensi

penuh Derajat IB : Kelenjar gondok teraba & terlihat pd posisi leher

ektensi penuh Derajat II : Kelenjar gondok tampak pd posisi leher normal Derajat III : Kelenjar gondok sangat besar

Page 17: 6. Pemeriksaan Leher

b. Struma pd peny. Basedow :Struma difusa, sering

terdengar bruit di atas kelenjar gondok.

c. Karsinoma tiroid :Kelnjar membesar dengan

konsistensi keras.

Page 18: 6. Pemeriksaan Leher

dilatasi vena jugularis Leher terjadi

akibat : Gagal jantung kanan atau

kongestif Perikarditis konstriktif Trombosis vena jugularis

11. Pemeriksaan venaJugularis dileher

Page 19: 6. Pemeriksaan Leher

Pemeriksaan tekanan V. jugularis penting pd penderita gagal jantung. penderita berbaring dgn sudut leher

45 derajat. Usahakan m. sternocleido mastoideus dlm keadaan rileks, penderita menoleh menjauh

pemeriksa Lihat adanya pelebaran vena

(“Engorged vein”), tekanlah (dg halus),dg ujung telunjuk.

Page 20: 6. Pemeriksaan Leher

Bag. distal V. jugularis, kmd kosongkan isi V. jugularis dg mengurutnya dgn ibu jari dr. bag distal kearah jantung tunggu shg vena terisi lagi.Tentukan titik tertinggi pulsasi V.jugularis kmd buatlah bidang horizontal imajiner mll titik tertinggi tsb.Ukurlah jarak vertikal (dl cm) bidang tsb dg bidang horizontal yg melalui “Angulus Ludovici” (sbb. PR = point of reference)

Page 21: 6. Pemeriksaan Leher