6 Kamis Pagi_karbohidrat

35
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA II Materi: KARBOHIDRAT Oleh: Laboratorium Dasar Teknik Kimia II Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universtitas Diponegoro Semarang 2016 Kelompok : 6 / Kamis Pagi Hakel Kurniawan. D. NIM : 21030115120044 Melisa Tristie. A.P. NIM : 21030115130126 Shinta Mariana NIM : 21030115130134

Transcript of 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Page 1: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA II

Materi:

KARBOHIDRAT

Oleh:

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II

Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik

Universtitas Diponegoro

Semarang

2016

Kelompok : 6 / Kamis Pagi

Hakel Kurniawan. D. NIM : 21030115120044

Melisa Tristie. A.P. NIM : 21030115130126

Shinta Mariana NIM : 21030115130134

Page 2: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA II

Materi:

KARBOHIDRAT

Oleh:

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II

Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

Semarang

2016

Kelompok : 6 / Kamis Pagi

Hakel Kurniawan. D. NIM : 21030115120044

Melisa Tristie. A.P. NIM : 21030115130126

Shinta Mariana NIM : 21030115130134

Page 3: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II i

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan resmi Praktikum Dasar Teknik Kimia II yang berjudul Karbohidrat yang

disusun oleh :

Kelompok : VI / Kamis Pagi

Anggota : 1. Hakel Kurniawan Dyastama 21030115120044

2. Melisa Tristie Angelina Partowibowo 21030115130126

3. Shinta Mariana 21030115130134

Telah disahkan pada

Hari :

Tanggal :

Semarang, Mei 2016

Asisten Pengampu

Wahyu Arga Utama

21030112120025

Page 4: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II ii

RINGKASAN

Pada umumnya, bahan makanan yang sering dikonsumsi mengandung

senyawa utama yaitu karbohidrat. Karbohidrat merupakan senyawa yang sangat

berperan penting dalam tubuh manusia, antara lain adalah sebagai sumber

energi utama dan berperan penting dalam proses metabolisme. Pengujian

karbohidrat pada suatu sampel, misalnya tepung beras perlu dilakukan untuk

mengetahui berapa besar kadar karbohidrat yaitu tepung beras. Dari

pengujiannya sendiri, dalam praktikum ini digunakan larutan fehling A dan

fehling B sebagai pereaksi khusus untuk mengenali aldehida. Sehingga dari

praktikum ini mahasiswa mampu menyusun rangkaian alat analisa karbohidrat

dan mengoperasikannya, memahami reaksi yang terjadi pada senyawa

karbohidrat dan mampu menentukan kadr karbohidrat apda sampel dengan

prosedur yang tepat.

Dalam praktikum ini digunakan sampel yaitu tepung beras 10 gram, HCl

0,2 N 100 ml sebagai katalis, NaOH 0,1 N 50 ml sebagai larutan untuk

menetralkan pH, CuSO4 dan Kalium Natrium Tartrat pada larutan fehling A dan

B masing-masing 5 ml, glukosa andhidris sebagai titran, MB sebagai indikator,

dan aquadest secukupnya. Sedangkan untuk alatnya diperlukan timbangan, buret,

magnetic stirrer plus heater, waterbath, labu leher tiga, thermometer, pendingin

leibig, klem, statif, pipet volum. Praktikum ini diawali dengan standarisasi

larutan fehling terlebih dahulu lalu dilakukan penentuan kadar pati.

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh kadar pati praktis sebesar 50%,

sedangkan kadar teoritisnya 70%. Hasil tersebut disebabkan karena pengaruh

suhu hidrolisis tidak optimum, penggunaan katalis HCl terlalu banyak, dan waktu

hidrolisis terlalu singkat. Oleh karena itu diupayakan agar saat praktikum proses

netralisasi sampel sebaiknya dilakukan secara seksama agar tidak berpengaruh

pada proses titrasi selanjutnya serta memperhatikan suhu optimum baik disaat

hidrolisa maupun standarisasi fehling A dan B.

Page 5: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II iii

SUMMARY

In general, carbohydrates are one of daily consumed food. Carbohydrates

are important in the human body as the main energy source and an important role

in metabolic processes. Testing of carbohydrate such as rice flour needs to be

done to determine the content of carbohydrate in starch. In this experiment we

used Fehling's A and B as a specific reagent to recognize aldehydes. From this

experiment student will be able to compile a series of carbohydrate analysis and

operate it; understand the reaction that occurs in carbohydrate compound; and

able to determine the carbohydrate content in the samples with appropriate

procedures.

In this experiment, we used sample of 10 grams of starch, 100 ml of HCl

0.2 N as a catalyst, 50 ml of 0.1 N NaOH as a solution to neutralize Ph, CuSO4

and Potassium Sodium Tartrate on Fehling's solution A and B each 5 ml , glucose

andhidris as titrant, MB as an indicator, and distilled water. As for the tools

needed are scales; burettes; magnetic stirrer plus heater; water bath; three-neck

round-bottom flask; thermometer; cooling Leibig; clamps; stative; and pipette

volume. This experiment begins with the standardization of Fehling's solution

first. Then, we need to determine the levels of starch.

Based on the experimental results obtained, the practical content of the

starch is around 50%, while the theoretical yield is 70%. These results are due to

the influence of temperature of hydrolysis that is not optimum; the use of HCl as a

catalyze is too huge; and the time of hydrolysis is too short. Therefore, it is

necessary for the hydrolysis to be performed at the optimum temperature 140-160

C; used 0.1N HCl concentration; and hydrolysis should be done within 180

minutes.

.

Page 6: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II iv

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Laporan Resmi Praktikum Dasar Teknik Kimia II dengan

materi Karbohidrat.

Dalam laporan ini penulis meyakini sepenuhnya bahwa tidaklah

mungkin menyelesaikan makalah ini tanpa doa, bantuan dan dukungan baik

secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis ingin

memberikan rasa terima kasih kepada :

1. Ir.C.Sri Budiyati, MT selaku Koordinator Dosen Praktikum Dasar

Teknik Kimia II

2. Asisten Laboratorium Dasar II Teknik Kimia Universitas Diponegoro.

3. Kedua orang tua atas doa, kesabaran, limpahan kasih sayang,

dukungan, dan pengorbanan yang telah diberikan.

4. Teman-teman angkatan 2015 Teknik Kimia Univeritas Diponegoro

Penulis meyakini bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Mohon

maaf apabila terdapat kekurangan bahkan kesalahan. Penulis mengharapkan

kritik dan saran yang membangun dari semua pihak berkaitan dengan laporan

ini. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan

dapat berguna sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan.

Semarang, Mei 2016

Penulis

Page 7: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. i

RINGKASAN ...................................................................................................... ii

SUMMARY ........................................................................................................ iii

PRAKATA .......................................................................................................... iv

DAFTAR ISI ....................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................\.............................. 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2. Tujuan Praktikum ............................................................................... 1

1.3. Manfaat Praktikum ............................................................................. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 2

2.1. Karbohidrat ......................................................................................... 2

2.2. Tepung Beras ...................................................................................... 4

2.3. Mekanisme Uji Fehling ...................................................................... 5

BAB III METODE PRAKTIKUM ....................................................................... 7

3.1. Alat dan Bahan ................................................................................... 7

3.2. Langkah Kerja .................................................................................... 8

BAB IV HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN ...................................... 9

4.1. Alasan Kadar Yang Ditemukan Lebih Kecil dari Aslinya.................. 9

4.2. Mekanisme Hidrolisa pada Tepung Beras ........................................ 10

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 12

5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 12

5.2. Saran ................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

LAMPIRAN

A. Lembar Data Hasil Praktikum ....................................................................... A-1

B. Lembar Perhitungan ...................................................................................... B-1

C. Lembar Perhitungan Reagen ......................................................................... C-1

Page 8: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II vi

D. Lembar Kuantitas Reagen ............................................................................. D-1

REFERENSI

LEMBAR ASISTENSI

Page 9: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Syarat Mutu Tepung Beras Berdasarkan SNI 3549-2009 .................... 5

Page 10: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur molekul amilosa ............................................................ 2

Gambar 2.2. Struktur molekul amilopektin ..................................................... 3

Gambar 3.1. Gambar rangkaian alat hidrolisis ................................................ 6

Gambar 4.1. Mekanisme reaksi hidrolisis dengan katalis asam ..................... 10

Page 11: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Karbohidrat adalah senyawa organik yang memiliki banyak fungsi

penting dalam kehidupan manusia, hewan, ataupun tumbuhan, yaitu

sebangai salah satu sumber energi penting. Karbohidrat merupakan

polihidroksi aldehid, polihidroksi keton atau zat yang memberi senyawa

seperti itu jika dihidrolisis.

Praktikum analisa karbohidrat ini perlu dilakukan sebab karbohidrat

sangat penting dalam kebutuhan gizi sehari-hari. Misal dalam praktikum

ini dilaukan analisa suatu produk makanan yaitu tepung maizena. Maka,

dapat diketahui karbohidrat yang terkandung di dalamnya dan dapat

dibandingkan dengan bahan makanan lain. Sehingga analisa karbohidrat

berguna dalam pennetuan bahan makanan sesuai gizi yang diperlukan.

1.2. Tujuan Praktikum

1. Menyusun rangkaian alat analisa karbohidrat (pati) dan

mengoperasikannya.

2. Memahami reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa karbohidrat.

3. Menentukan kadar karbohidrat (pati) pada tepung maizena sesuai

dengan prosedur yang benar.

1.3. Manfaat Praktikum

1. Mahasiswa mampu menyusun rangkaian alat analisa karbohidrat (pati)

dan mengoperasikannya.

2. Mahasiswa mampumemahami reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa

karbohidrat.

3. Mahasiswa mampumenentukan kadar karbohidrat (pati) pada tepung

maizena sesuai dengan prosedur yang benar.

Page 12: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan senyawa organik yang banyak dijumpai di alam

yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Rumus empiris dari

senyawa karbohidrat adalah CH2O. Senyawa karbohidrat merupakan

polihidroksi aldehid dan keton atau turunannya.

Menurut ukuran molekulnya, karbohidrat dibagi menjadi :

1. Monosakarida : merupakan karbohidrat yang paling sederhana

Contoh : glukosa, galaktosa, fruktosa, ribosa

2. Disakarida : terdiri dari dua satuan monosakarida

Contoh : sukrosa, maltosa, selobiosa, laktosa

3. Polisakarida : terdiri dari banyak satuan (lebih dari delapan satuan)

contoh : pati, selulosa, pektin, kitin, dll.

Sifat umum karbohidrat :

1. Senyawa karbohidrat dari tingkat yang lebih tinggi dapat diubah menjadi

tingkat yang lebih rendah dengan cara menghidrolisa.

2. Gugus hemiasetal (keton maupun aldehid) mempunyai sifat pereduksi.

Gugus-gugus hidroksil pada karbohidrat juga bertabiat serupa dengan yang

terdapat pada gugus alkohol lain.

Pati terdiri dari 2 macam senyawa, yaitu:

a. Amilosa (± 20%)

Yang mempunyai sifat larut dalam air panas.

Amilosa merupakan polimer linier dari α – D glukosa yang dihubungkan

secara 1,4’

Gambar 2.1. Struktur molekul amilosa

O

OH ~

CH2OH

OH

O

OH

CH2OH

OH

O

OH

CH2OH

OH

~ O O

Page 13: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II 3

Tiap molekul amilosa terdapat ± 250 satuan glukosa.

Hidrolisis parsial menghasilkan maltosa (dan oligomer lain) sedangkan

hidrolisis lengkap hanya menghasilkan D-glukosa.

Molekul amilosa membentuk spiral di sekitar molekul I2 dan antaraksi

keduanya akan menimbulkan warna biru. Hal ini digunakan sebagai

dasar uji Iod pada pati.

b. Amilopektin (± 80%)

Mempunyai sifat tidak larut dalam air.

Struktur bangun dari senyawa amilopektin hampir sama dengan amilosa,

perbedaannya rantai amilopektin mempunyai percabangan.

Rantai utama amilopektin mengandung 1,4’–α–D-glukosa, dan

percabangan rantai mengandung 1,6’–α – D-glukosa. Tiap molekul

mengandung ± 1000 satuan glukosa.

Gambar 2.2. Struktur molekul amilopektin

Hidrolisa parsial dari amilopektin dapat menghasilkan oligosakarida yang

disebut dekstrin, yang sering digunakan sebagai perekat (lem), pasta, dan kanji

tekstil.

Hidrolisa lanjut dari dekstrin dapat menghasilkan maltosa dan isomaltosa.

Hidrolisa lengkap amilopektin hanya menghasilkan D-glukosa.

O

OH

CH2OH

OH O

O

OH ~

CH2OH

OH

O

OH

CH2OH

OH

O

OH

CH2

OH

~ O O

~

Page 14: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II 4

Amilopektin dekstrin

Maltosa + isomaltosa D.glukosa

2.2. Tepung Beras

Beras dimanfaatkan terutama untuk diolah menjadi nasi, makanan

pokok terpenting warga dunia. Beras juga digunakan sebagai bahan pembuat

berbagai macam penganan dan cookies. Tepung beras merupakan salah satu

tepung yang sering di pakai masyarakat Indonesia. Biasanya dipakai untuk

membuatberbagai jenis jajanan pasar.

Menurut Paula Figoni (2008) tepung beras (rice flour) dibuat dari

gilingan beras, dapat dibeli di toko-toko khusus. Tepung beras merupakan

tepung rendah protein yang tidak mengandung gluten, yang membuat tepung

beras menjadi bahan yang sering digunakan dalam pembuatan

makanan(baked goods) yang tanpa gluten (gluten free).

Tepung beras banyak digunakan dalam pembuatan makanan dan kue

tertentu terutama di etnis Timur Tengah dan produk Asia dan salah satunya

adalah Indonesia yang banyak memakai tepung beras dalam pembuatan kue-

kue tradisional yang biasanya bertekstur basa seperti kue lapis. (Kadan dan

Ziegler, 1985. McCue, 1997)

Proses pengolahan tepung beras sangatlah mudah, beras ditampi atau

diayak untuk menghilangkan kotoran seperti kerikil dan gabah. Beras dapat

dicuci terlebih dahulu sampai bersih, setelah itu ditiriskan dan dikeringkan

sehingga menghasilkan beras yang lembab.

Selanjutnya beras lembab ini digiling sampai halus dengan

menggunakan penggiling hammermill yang berpenyaring 80 mesh. Beras

lembab ini lebih mudah dihaluskan sehingga penggilingannya lebih cepat dan

hemat energi. Setelah digiling, tepung beras perlu dijemur atau dikeringkan

sampai kadar air dibawah 14%. (Kadan dan Ziegler, 1985. McCue, 1997).

H2O , H+ H2O , H+

H2O , H+

Page 15: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II 5

Tabel 2.1. Syarat Mutu Tepung Beras Berdasarkan SNI 3549-2009

2.3. Mekanisme Uji Fehling

Salah satu cara untuk membedakan aldehid dan keton adalah dengan

pereaksi fehling (larutan Ca2+ dalam basa kuat seperti KOH). Aldehid dapat

mereduksi larutan fehling membentuk larutan merah Cu2O, sedangkan keton

tidak terjadi reaksi.

Pereaksi fehling terdiri atas 2 macam larutan, yaitu larutan fehling A

dan fehling B. Larutan fehling A adalah CuSO4 sedangkan fehling B adalah

kalium natrium tartrat dan NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini

disimpan secara terpisah dan dicampur ketika akan digunakan. Dalam

identifikasi karbohidrat, ion Cu2+direduksi menjadi ion Cu+. Dalam suasana

basa diendapkan Cu2O.

Cu2+ + karbohidrat Cu+

2 Cu+ + 2 OH- Cu2O (s) + H2O

Endapan merah bata (Sunarya, Yayan dan

Agus Setiabudi, 2009)

Page 16: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II 6

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Bahan Yang Digunakan

1. Sampel

2. HCl 0,2 N 100 ml

3. NaOH 0,1 N 50 ml

4. Glukosa anhidris 0,625 gr

5. Metilen blue

3.2 Alat Yang Digunakan

1. Timbangan

2. Buret

3. Magnetic stirrer plus heater

4. Waterbath

5. Labu leher tiga

6. Thermometer

7. Pendingin leibig

8. Klem

9. Statif

10. Pipet volum

Gambar 3.1. Gambar rangkaian alat hidrolisis

1

4

5

6

3

2

7

Page 17: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II 7

Keterangan :

1. Magnetic stirrer plus heater

2. Waterbath

3. Labu leher tiga

4. Thermometer

5. Pendingin leibig

6. Klem

7. Statif

Cara Kerja

Analisa kadar pati :

- Persiapan bahan :

Sampel padat

Tumbuk dan haluskan sampel padat. Hilangkan kadar airnya

menggunakan oven sampai berat sampel menjadi konstan. Timbang 10

gram.

- Standarisasi Larutan Fehling

Larutan fehling A sebanyak 5 ml dan larutan fehling B 5 ml dicampur, lalu

ditambah 15 ml larutan glukosa standart dari buret. Campuran dididihkan.

Tambahkan 3 tetes indikator metilen blue. Larutan dititrasi dengan glukosa

standar hingga warna biru hampir hilang. Volume glukosa standart yang

dibutuhkan (F).

Penentuan kadar pati

10 gr pati dilarutkan dalam 1,66 ml HCl pekat pada labu takar, kemudian

ditambah aquadest hingga volume campuran 100 ml. Campuran

dimasukkan ke dalam labu leher tiga. Larutan dipanaskan pada suhu 90 0C

selama 100 menit dengan skala pengadukan 2-4. Setelah itu didinginkan,

diencerkan dengan aquades sampai 500 ml, dan dinetralkan dengan NaOH

0,1 N. Diambil 5 ml, diencerkan sampai 100 ml, diambil 5 ml. Kemudian

dititrasi : 5 ml sampel + 5 ml fehling A + 5 ml fehling B + 15 ml glukosa

standar, dipanaskan sampai mendidih ditambahkan 3 tetes indikator MB.

Page 18: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II 8

larutan dititrasi dengan glukosa standar hingga warna berubah menjadi

biru hampir hilang. Catat kebutuhan titran (M ml). Hitung kadar pati.

Yang perlu diperhatikan, proses titrasi dilakukan dalam keadaan mendidih

(di atas kompor).

Dengan B = 500 ml, jika ingin diperoleh kadar pati dikalikan dengan 0,9.

Keterangan :

X = hasil glukosa, dalam bagian berat pati.

F = larutan glukosa standart yang diperlukan.

M = larutan glukose standart yang digunakan untuk menitrasi sampel.

N = gr glukose / ml larutan standart = 0,0025 gr/ml.

W = berat pati yang dihidrolisis, gram

B = volume larutan suspensi pati dalam reaktor yang dihidrolisa

Pembuatan Larutan Glukosa standart :

Dibuat dengan melarutkan 0,625 gram glukosa anhidris dengan air suling

sampai volume 250 ml.

Page 19: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II 9

BAB IV

HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

4.1 Alasan Kadar Ditemukan Lebih Kecil dari Aslinya

Kadar pati yang diperoleh dari hasil praktikum sebesar 50%, lebih kecil

daripada kadar teoritisnya yaitu 70%. Hal ini disebabkan beberapa faktor

antara lain :

a. Suhu saat hidrolisis tidak optimal

Hidrolisis pati merupakan reaksi yang memiliki suhu optimum yaitu 140-

160OC (Junk dan Pancoast, 2013). Berdasarkan kinetika reaksi kimia yang

dikemukakan oleh Arhenius, semakin tinggi suhu reaksi makin cepat reaksi

berlangsung tetapi jika suhu terlalu tinggi maka kecepatan reaksi dapat

menurun. Hal ini disebabkan adanya glukosa yang pecah menjadi arang. Suhu

pada saat praktikum sebesar 90OC, kurang memenuhi suhu optimumnya yaitu

sebesar 140-160OC, sehingga hasil hidrolisis kurang maksimal menyebabkan

kadar yang ditemukan lebih kecil dari aslinya (Junk and Pancoast, 2013).

b. Penggunaan katalis HCl terlalu banyak

Penggunaan katalis dalam hidrolisa pati dapat meningkatkan hasil

hidrolisis. Namun pada keadaan tertentu perolehan hasil hidrolisis dapat

kembali menurun akibat penambahan katalis yang terlalu banyak. Pada jurnal

konsentrasi HCl optimum sebesar 0,1 N, sedangkan pada praktikum

digunakan HCl dengan konsentrasi 0,2 N. Hal ini menybakan kadar hasil

hidrolisa lebih kecil dari aslinya karena rantai molekul dekstrin mengalami

degradasi (Lubis, Mirna Rahmah, 2012).

c. Waktu hidrolisis terlalu singkat

Pati yang dikonversi menjadi dekstrin semakin banyak ketika hidrolisis

dilakukan dalam waktu yang lama (Santosa, Herry, 2008). Pada jurnal, waktu

optimum hidrolisa pati adalah 180 menit dengan perolehan kadar pati

sebesasr 72,04% (Atmaji, Riskatama, dkk, 2013), sedangkan pada praktikum

hanya dilakukan hidrolisis selama 100 menit. Karena waktu yang terlalu

singkat, akibatnya perolehan kadar pati hanya 50%, lebih kecil dari aslinya.

Page 20: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II 10

4.2. Mekanisme Hidrolisa pada Tepung Beras

Gambar 4.1. Mekanisme reaksi hidrolisis dengan katalis asam

Metode hidrolisis pati ada 2 cara yaitu dengan katalis asam dan dengan

enzim. Pada metode ini pati dimasukkan dalam air dan asam/enzim yang

mampu menghidrolisis pati. Proses hidrolisis terjadi pemecahan ikatan α D-

glukosa dan molekul pati serta terjadi pelemahan struktur granula pati

sehingga akan mengubah kekentalannya (Jati, Parmadi, Wahyu, 2006).

Hidrolisa dengan katalis asam memerlukan suhu tinggi yaitu 1400C-

1600C. Pada pembuatan glukosa, hidrolisis dengan asam memberian konversi

yang cukup rendah dibanding hidrolisa enzim. Hidrolisa dengan asam akan

memutus rantai pati secara acak, sedangkan hidrolisa dengan enzim akan

memutus rantai secara spesifik pada cabang tertentu (Rahmayanti, Dian,

2010).

Tahapan hidrolisa pati ada 3 (Rahmayanti, Dian, 2010) :

a. Gelatinisasi

Gelatinisasi merupakan proses memecah pati berbentuk granuler

menjadi suspensi yang viscous. Granular pati dibuat membengkak

Page 21: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II 11

akibat peningkatan volume oleh air dan tidak dapat kembali ke kondisi

semula.

b. Liquifikasi

Tahap liquifikasi secara enzimatik merupakan proses hidrolisa pati

menjadi dekstrin oleh enzim pada suhu diatas gelatinisasi dan pH

optimum aktivitas enzim. Proses liquifikasi selesai ditandai dengan

parameter dimana larutan menjadi lebih encer seperti sup.

c. Sakarifikasi

Tahap sakarifikasi adalah tahap pemecahan gula kompleks menjadi

gula sederhana dengan penambahan enzim glukamilase. Pada tahap ini

dekstrin diubah menjadi glukosa.

Page 22: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II 12

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kadar praktis pati yang ditemukan dalam sampel sebesar 50%, lebih

kecil dari kadar teoritisnya yaitu 70%. Metode analisa kadar pati yang

digunakan dalam praktikum yaitu metode hidrolisis. Hal ini disebabkan

oleh suhu hidrolisis tidak optimal, penggunaan katalis HCl yang terlalu

besar, dan waktu hidrolisis yang terlalu singkat.

5.2. Saran

1. Waktu hidrolisis optimum sebaiknya 100 menit

2. Suhu optimum hidrolisis adalah 140-160oC

3. Konsentrasi HCl optimum adalah 0,1 N

Page 23: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II 13

DAFTAR PUSTAKA

A.O.A.C. 1970. Official Method of Analysis of the A.O.A.C., 11 ed, p.539 – 540.

Washington, D.C.

Groggins, PH. 1950. Unit Processes in Organic Synthesis, 5 ed, pp. 750 – 783.

Mc Graw HillBook Company Inc: New York.

Jati, Parmadi Waktya. 2006. Pengaruh Waktu Hidrolisis dan Konsentrasi HCl

terhadap Nilai Dextrose Equivalent (DE) dan Karakterisasi Mutu Pati

Termodifikasi dari Pati Tapioka dengan Metode Hidrolisis Asam.

Kerr, R. W. 1950. Chemistry and Industry of Starch, 2 ed, pp. 375 – 403.

Academic Press, Inc: New York.

Lubis, Mirna Rahmah. 2012. Hidrolisis Pati Sukun dengan Katalisator H2SO4

untuk Pembuatan Perekat. Universitas Syiah Kuala: Banda Aceh.

Mastuti, Endang dan Dwi Ardiana Setyawardhani. 2010. Pengaruh Variasi

Temperatur dan Konsentrasi Katalis pada Kinetika Reaksi Hidrolisis

Tepung Kulit Ketela Pohon. Universitas Sebelas Maret.

Santosa, Herry. 2008. Hidrolisis Enzimatik Pati Tapioka dengan Kombinasi

Pemanas Microwave Water Bath pada Pembuatan Dekstrin. Universitas

Diponegoro: Semarang.

Woodman, A. 1941. Food Analysis, 4ed, pp. 264 – 265, Mc Graw Hill Book

Company. Inc: New York.

Page 24: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II A-1

DATA HASIL PRAKTIKUM

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA II

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

MATERI : KARBOHIDRAT

I. BAHAN DAN ALAT

Bahan

1. CuSO4

2. HCl 0,2 N 100 ml

3. NaOH 0,1 N 50 ml

4. KNa tartrat

5. Glukosa anhidris 0,625 gr

6. Metilen blue

Alat

1. Timbangan

2. Buret

3. Magnetic stirrer plus heater

4. Waterbath

5. Labu leher tiga

6. Termometer

7. Pendingin leibig

8. Klem

9. Statif

10. Pipet volum

Keterangan :

1. Magnetic stirrer plus heater

2. Waterbath

3. Labulehertiga

4. Thermometer

5. Pendinginleibig

6. Klem

7. Statif

1

4

5

6

3

2

7

Page 25: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II A-2

II. CARA KERJA

Analisa kadar pati :

- Persiapan bahan :

Sampel padat

Tumbuk dan haluskan sampel padat. Hilangkan kadar airnya

menggunakan oven sampai berat sampel menjadi konstan. Timbang ...

gram.

- Standarisasi Larutan Fehling

Larutan fehling A sebanyak 5 ml dan larutan fehling B 5 ml dicampur, lalu

ditambah 15 ml larutan glukosa standart dari buret. Campuran dididihkan.

Tambahkan 3 tetes indikator metilen blue. Larutan dititrasi dengan glukosa

standar hingga warna biru hampir hilang. Volume glukosa standart yang

dibutuhkan (F).

Penentuan kadar pati

10 gr pati dilarutkan dalam 1,66 ml HCl pekat pada labu takar, kemudian

ditambah aquadest hingga volume campuran 100 ml. Campuran

dimasukkan ke dalam labu leher tiga. Larutan dipanaskan pada suhu 90 0C

selama 100 menit dengan skala pengadukan 2-4. Setelah itu didinginkan,

diencerkan dengan aquades sampai 500 ml, dan dinetralkan dengan NaOH

0,1 N. Diambil 5 ml, diencerkan sampai 100 ml, diambil 5 ml. Kemudian

dititrasi : 5 ml sampel + 5 ml fehling A + 5 ml fehling B + 15 ml glukosa

standar, dipanaskan sampai mendidih ditambahkan 3 tetes indikator MB.

larutan dititrasi dengan glukosa standar hingga warna berubah menjadi

biru hampir hilang. Catat kebutuhan titran (M ml). Hitung kadar pati.

Yang perlu diperhatikan, proses titrasi dilakukan dalam keadaan mendidih

(di atas kompor).

Dengan B = 500 ml, jika ingin diperoleh kadar pati dikalikan dengan 0,9.

Page 26: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II A-3

Keterangan :

X = hasil glukosa, dalam bagian berat pati.

F = larutan glukosa standart yang diperlukan.

M = larutan glukose standart yang digunakan untuk menitrasi sampel.

N = gr glukose / ml larutan standart = 0,0025 gr/ml.

W = berat pati yang dihidrolisis, gram

B = volume larutan suspensi pati dalam reaktor yang dihidrolisa

Pembuatan Larutan Glukosa standart :

Dibuat dengan melarutkan 0,625 gram glukosa anhidris dengan air suling

sampai volume 250 ml.

III. HASIL PENGAMATAN

1. Standarisasi larutan fehling

V1 = 9,9 ml

V2 = 8,5 ml

2. Titrasi larutan sampel

V1 = 8 ml

V2 =8,4 ml

MENGETAHUI ,

Praktikan 1 Praktikan 2 Praktikan 3 Asisten

Hakel Kurniawan. D.

Melisa Tristie

Shinta Mariana

Wahyu Arga Utama

Page 27: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II B-1

LEMBAR PERHITUNGAN

1. Standarisasi larutan fehling

V1 = 9,9 ml

V2 = 8,5 ml

Vrata-rata = F = 9,2 ml

2. Menghitung kadar pati dalam sampel

V1 = 8 ml

V2 = 8,4 ml

Vrata-rata = M = 8,2 ml

= 0,5 x 100%

x = 50%

Page 28: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II C-1

LEMBAR PERHITUNGAN REAGEN

1. HCl 0,2 N 100 ml

VHCl = 1,66 ml

2. NaOH 0,1 N 50 ml

gr = 0,2 gram

3. Glukosa anhidris 0,0025 gr/ml 250 ml

gram glukosa = 0,0025 gr/ml . 250 ml

= 0,625 gr

Page 29: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II D-1

LEMBAR KUANTITAS REAGEN

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA II

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

PRAKTIKUM KE : 4

MATERI : KARBOHIDRAT

HARI/TANGGAL : SENIN, 21 MARET 2016

KELOMPOK : VI / KAMIS PAGI

NAMA : 1. HAKEL KURNIAWAN

2. MELISA TRISTIE

3. SHINTA MARIANA

ASISTEN : WAHYU ARGA UTAMA

KUANTITAS REAGEN

NO. JENIS REAGEN KUANTITAS

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

HCl 0,2 N

NaOH 0,1 N

Glukosa anhidris 0,025 gr/ml

Sampel

Fehling A

Fehling B

MB

100 ml

50 ml

250 ml

10 gr

50 ml

50 ml

secukupnya

TUGAS TAMBAHAN :

Macam-macam monosakarida beserta struktur dan sifat fisik kimia

T hidrolisa 90oC

t hidrolisa 100 menit

titrasi @4x

SEMARANG, 22 MARET 2016

ASISTEN,

WAHYU ARGA UTAMA

NIM. 21030112120025

Page 30: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II

Page 31: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II

Page 32: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II

Page 33: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia II

Page 34: 6 Kamis Pagi_karbohidrat

DIPERIKSA KETERANGAN

TANDA

TANGAN NO TANGGAL

1. 10/5/2016 - Cek format

- Daftar gambar dan tabel

- Kata pengantar

2. 13/5/2016 - Kata pengantar jadi prakata

- Format header footer

- Summary

3. 15/5/2016 - Cek format

- Format daftar isi (untuk sub bab

gunakan angka arab 1.1 latar

belakang, 2.1 karbohidrat)

- Rapikan peletakan gambar

sesuai margin

- Cek kalimat dan kata, jangan

sampai ada typo

4 16/5/2016 - Cek kata yang masih typo

- Format gambar

- Cek format

5 17/5/2016 - ACC

Page 35: 6 Kamis Pagi_karbohidrat