6 Dan 7 Transmisi Digital

76
1

Transcript of 6 Dan 7 Transmisi Digital

Page 1: 6 Dan 7 Transmisi Digital

1

Page 2: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Transmisi adalah proses pengangkutan informasi dari satu titik ke titik lain di dalam suatu jaringan

Jarak antar titik bisa sangat jauhBisa ada banyak elemen jaringan yang

terhubungElemen-elemen tersebut dihubungkan oleh

koneksi yang disediakan oleh sistem transmisi

2

Page 3: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Elemen Sistem Transmisi

Untuk sistem komunikasi dua arah, maka pada arah transmisi yang berlawanan juga diperlukan elemen yang sama

3

Page 4: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Elemen Sistem Transmisi (2) Transmitter

Transmitter mengolah sinyal masukan menjadi sinyal yang sesuai dengan karakteristik kanal transmisi

Pengolhan sinyal meliputi encoding dan modulasi Transmission Channel

Kanal transmisi adalah suatu media elektral yang menjembatani sumber dan tujuan

Bisa berupa pasangan kabel, coaxial, radio atau serat optik Setiap kanal transmisi menyumbangkan sejumlah loss transmisi atau

redaman sehingga daya sinyal akan berkurang seiring bertambahnya jarak

Sinyal juga akan terdistorsi akibat perbedaan redaman yang dialami oleh komponen-komponen frekuensi sinyal yang berbeda Sinyal biasanya terdiri dari banyak komponen frekuensi yang mana beberapa

diantaranya teredam ada juga yang tidak teredam. Kondisi ini akan menyebabkan perubahan bentuk sinyal (distorsi)

Receiver Penerima mengolah sinyal yang masuk dari kanal transmisi Proses pada penerima meliputi penapisan (filtering) untuk

menghilangkan out-of-band noise, penguatan (amplification) untuk mengkompensasi loss transmisi, ekualisasi (equalizing) untuk mengkompensasi distorsi), serta demodulasi dan decoding untuk membalikkan proses yang terjadi di transmiter

Noise, Distortion, and Interference Merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi sinyal yang ditransmisikan

4

Page 5: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Sinyal dan SpektrumSinyal komunikasi merupakan besaran yang

selalu berubah terhadap waktuSetiap sinyal dapat dinyatakan di dalam

domain waktu (time domain) maupun didalam domain frekuensi (frequency domain)Ekspresi sinyal di dalam domain frekuensi disebut

spektrumSinyal di dalam domain waktu merupakan

penjumlahan dari komponen-komponen spektrum sinusoidal

Analisa Fourier digunakan untuk menghubungkan sinyal dalam domain waktu dengan sinyal di dalam domain frekuensi

5

Page 6: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Jika misalnya durasi pulsa adalah T = 1 ms, maka komponen spektrum yang paling kuat berada di bawah 1 kHz (1/T = 1/1 ms = 1,000 1/s = 1 kHz)

Dari hasil di atas kita punya rule of thumb bahwa kita dapat mengirimkan 1.000 pulsa seperti di atas di dalam satu detik melalui kanal yang bandwidthnya 1 kHz (sama dengan sinyal biner berkecepatan 1-Kbps).

Untuk menaikkan kecepatan data (data rate), kita harus menurunkan durasi pulsa tetapi konsekuensinya lebar spektrum akan naik sehingga membutuhkan bandwidth yang lebih lebar Misalnya bila ingin menaikkan data rate menjadi 10 kali lebih tinggi, maka kita

harus menggunakan pulsa yang 10 kali lebih singkat dan membutuhkan bandwidth yang 10 kali lebih leba

6

time domain of a pulsefrequency domain of a pulse

Contoh #1This is baseband transmission

(no modulation involved)

Page 7: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Contoh di atas menunjukkan sebuah pulsa yang dikirimkan sebagai frekuensi radio (menggunakan modulasi amplitude shift keying (ASK))

Terlihat bahwa spektrum terkonsentrasi pada frekuensi pembawa fc (bukan pada frekuensi 0 seperti pada contoh sebelumnya)

Perhatikan bahwa lebar spektrum di sekitar frekuensi pembawa hanya tergantung pada durasi pulsa T seperti pada contoh sebelumnya

Jika data rate kita naikkan (dengan mempersingkat durasi pulsa), maka spektrum akan melebar sehingga dibutuhkan bandwidth frekuensi radio yang lebih lebar

7

Contoh #2

Page 8: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Esensi dari dua contoh tadi...Bandwidth merupakan faktor pembatas utama

untuk transmisiDari dua contoh sebelumnya kita bisa

menyimpulkan adanya hubungan antara data rate dengan bandwidth yang diperlukan

Dengan menurunkan data rate kita bisa menaikkan kapasitas jaringan Ingat pada waktu kita membahas speech coding: “riset

di dalam speech coding selalu mencari teknik coding yang mampu memberikan data rate yang sekecil mungkin dengan kualitas yang masih dapat diterima” Tujuannya agar jumlah pembicaraan di dalam jaringan

meningkat walaupun kapasitas jaringan tetap

8

Page 9: 6 Dan 7 Transmisi Digital
Page 10: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Symbol Rate (Baud Rate) dan BandwidthKomunikasi membutuhkan bandwidth

transmisi yang memadai untuk mengakomodasi adanya spektrum sinyal; kalau tidak,

10

akan terjadi distorsi

Page 11: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Kenyataan: Setiap kanal komunikasi memiliki bandwidth

yang terbatasSemakin tinggi data rate, durasi pulsa digital

yang digunakan akan semakin pendekSemakin pendek durasi pulsa, semakin lebar

bandwidth yang digunakanKetika sebuah sinyal berubah-rubah dengan

cepat (dari sisi waktu), spektrumnya akan melebar sehingga kita katakan bahwa sinyal itu memiliki bandwidth yang lebar

11

Page 12: 6 Dan 7 Transmisi Digital

IlustrasiMisalnya kita masukan sebuah pulsa

digital berdurasi T (T = 1ms) ke dalam suatu kanal yang memiliki sifat seperti lowpass filter ideal dengan bandwidth B

12

Kanal Transmisi dengan Bandwidth B

Pulsa keluaran yang diharapkan

Pulsa keluaran Jika B=2*1/T

Pulsa keluaran Jika B=1*1/T

Pulsa keluaran Jika B=(1/2)*1/T

Pulsa keluaran Jika B=(1/4)*1/T

Page 13: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Esensi dari ilustrasiPulsa keluaran akan semakin terdistorsi bila

bandwidth kanal transmisi semakin kecil

13

Page 14: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Ilustrasi lain Andaikan kita kirim beberapa pulsa digital untuk kasus yang paling buruk

(bandwidth terkecil) dari yang sudah ditunjukkan pada ilustrasi sebelumnya

14

• ISI akan menyebabkan kesalahan pendeteksian sinyal di penerima– Bit ‘0’ bisa disangka bit ‘1’ dan sebaliknya

intersymbol interference (ISI)

Kanal Transmisi dengan Bandwidth B = (1/4)*1/T

Page 15: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Esensi ilustrasiPengiriman sinyal dengan data rate tinggi harus

menggunakan kanal transmisi yang bandwidthnya lebarSupaya efek ISI tidak terasa

Bandingkan ilustrasi berikut dengan ilustrasi sebelumnya

15

Kanal Transmisi dengan Bandwidth

B = 2*1/T

• ISI yang terjadi tidak akan menyebabkan kesalahan deteksi

Page 16: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Pada transmisi baseband, suatu sinyal digital yang terdiri dari r symbols per detik memerlukan bandwidth transmisi, B (dalam satuan Hertz), sebesar :

B r/2 Istilah symbol mengacu pada satu sinyal pulsa yang

digunakan untuk mentransmisikan data digitalSatu symbol belum tentu merepresentasikan 1 bit data

Contoh: Pada modulasi QPSK, satu symbol merepresentasikan 2 bit data digital

Oleh karena itu jumlah symbol yang dikirimkan per detik dinyatakan di dalam baud (bukan bit rate) Jadi transmisi data dengan kecepatan 1000 baud

(symbol/detik) sama dengan bit rate 2000 bit per detik bila menggunakan modulasi QPSK

Dengan demikian, bandwidth yang tersedia (dalam satuan hertz) menentukan maximum symbol rate dalam satuan bauds

Catatan: B merupakan bandwidth teoritis16

Page 17: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Hubungan antara bandwidth dengan baud rate (yang sudah kita lihat sebelumnya) diturunkan menggunakan sifat-sifat pulsa sinc

Pulsa sinc memiliki zero crossing pada interval 1/(2W) Dengan analisa Fourier kita dapat menunjukkan bahwa pulsa sinc tidak memiliki

komponen frekuensi yang lebih tinggi daripada W

17

• Jika kanal transmisi merupakan lowpass filter ideal dengan bandwidth lebih tinggi dari W, maka kanal tersebut akan cocok digunakan bagi pengiriman pulsa sinc yang memiliki zero crossing pertama pada t = 1/2W tanpa mengalami distorsi

– Bentuk pulsa di keluaran akan tetap karena seluruh komponen frekuensi di keluaran akan tetap sama seperti di masukan

Zero crossings

Page 18: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Sifat pulsa sinc yang memiliki zero crossing secara periodik setiap 1/2W (untuk pulsa sinc dengan komponen frekuensi maksimum W) dapat dimanfaatkan untuk mengirimkan pulsa berikutnya tepat pada t = 1/2W

18

• Pulsa sebelumnya (previous pulse) tidak akan berpengaruh kepada pulsa berikutnya (next pulse) karena nilai previous pulse tepat sedang nol pada saat t = 1/2W

• Di penerima, penentuan nilai pulsa dilakukan setiap n.1/(2W), dimana n = 1, 2, 3, ...

Page 19: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Dengan skema pengiriman pulsa sinc seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, selang waktu antar pulsa adalah T = 1/2W, dengan demikian data rate r = 1/T = 2W

Bila data rate kita naikkan sedemikian hingga W B, maka selang waktu antar pulsa T 1/2B, sehingga r 1/T = 2BNilai ini memberikan rate maximum teoritis untuk

transmisi symbol sehingga kita dapat katakan bahwa symbol rate dan bandwidth memiliki hubungan r ≤ 2B atau B ≥ r/2

19

Page 20: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Dalam kenyataan, tidak ada yang namanya pulsa sinc itu, sehingga analisa kita menghasilkan symbol rate maksimum pada suatu kanal lowpass

Di dalam kenyataan digunakan pulsa yang mirip dengan pulsa sinc bandwidthnya biasanya 1,5 sampai 2 kali lebih

lebar daripada pulsa sinc

20

Page 21: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Symbol Rate dan Bit RateDalam komunikasi digital, digunakan symbol-

symbol (berbentuk pulsa) sebagai representasi informasi

Bila kita dapat membuat beberapa symbol dengan amplituda yang berbeda (masing-masing merepresentasikan bit-bit yang dibawanya), maka kita dapat menaikkan data rate dengan tetap mempertahankan symbol rate

21

Page 22: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Gambar (a) di atas memperlihatkan empat buah simbol yang masing-masing digunakan untuk merepresentasikan 2 bit informasi

Gambar (b) memperlihatkan penggunaan symbol di dalam mengirimkan deretan bit 011011000110

22

(a) (b)

Page 23: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Secara umum, jumlah simbol (M) ditentukan oleh jumlah bit informasi (k) yang diwakilinya, yaitu:

M = 2k

Hubungan antara bit rate dengan jumlah simbol adalah sbb:

Bit rate = rb = r log2 M [bps]Pada contoh sebelumnya jumlah simbol ada

sebanyak M = 2k = 22 = 4, maka bit rate = rb = r log2 M = r log2 4 = 2 bps. Maka bila baud rate adalah 1 kbaud, maka bit rate sama dengan 2 kbps. Ingat log2 2n = n Nilai baud rate bisa lebih kecil daripada bit rate

Jadi dengan baud rate tertentu kita bisa terus menaikkan bit rate dengan cara menambah jumlah simbol (dengan kata lain: memperbanyak jumlah bit yang dibawa oleh satu simbol)

23

Page 24: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Kalau gitu.... Naikin aja terus jumlah bit per simbol agar bit rate transmisi

sebesar mungkin....

24

Kalau hanya bandwidth batasannya memang demikian...Tetapi ada faktor pembatas lain yaitu: Noise.......

Page 25: 6 Dan 7 Transmisi Digital

25

Semakin banyak jumlah simbol, deteksi simbol semakin sulit dilakukan dan pengaruh noise akan semakin signifikan(bisa menyebabkan perubahan level simbol)

noise

Empat level simbol Delapan level simbol

Level sinyal maksimum selalu terbatas

Page 26: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Kapasitas Maksimum Kanal Transmisi

Noise menurunkan kualitas komunikasi analog dan memunculkan error pada komunikasi digital

Ukuran noise relatif terhadap sinyal dinyatakan oleh S/N

S/N biasanya dinyatakan dalam decibel:

26

(S/N)dB = 10 log (S/N) [dB]

Page 27: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Pada tahun 1948, Claude Shannon mempublikasikan suatu kajian mengenai data rate maksimum teoritis pada kanal komunikasi yang terganggu noise

27

Page 28: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Dengan mempertimbangkan sekaligus bandwidth dan noise, Shannon menyatakan bahwa error-free bit rate (bit rate yang tidak mengakibatkan error) pada suatu kanal transmisi tidak dapat melebihi kapasitas maksimum C

Secara matematis, C dinyatakan oleh:C = B log2(1+S/N)

Dimana: C = Data rate informasi maksimum dalam satuan bit per

detik B = bandwidth dalam satuan Hertz S = daya sinyal N = daya noise S/N = Signal-to-noise ratio, dinyatakan dalam perbandingan

daya (bukan dalam dB)

28

Page 29: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Contoh:Misalkan suatu kanal transmisi yang bebas noise memiliki

bandwidth 4 kHz. Maka symbol rate maksimum pada kanal tersebut adalah r ≤ 2B = 8 kbauds Artinya, kita dapat mengirimkan sampai 8000 sinyal (simbol)

per detikBila kanal di atas digunakan pada suatu lingkungan yang

mengandung noise dengan S/N sebesar 28 dB (bila dinyatakan dalam bentuk perbandingan S/N = 102,8 ≈ 631 Maksimum bit rate menurut Shannon = C

C = B log2(1 + S/N) = 4.000 log2(632) = 37.2 Kbps Agar batas kapasitas kanal tidak terlampaui, maka jumlah bit

persimbol yang diijinkan untuk ditransmisikan pada kanal di atas adalah 4 Ingat rumus ini:

Bit rate = r log2 M Bila kita masukkan hasil perhitungan di atas:

37,2 kbps = 8 kbauds * log2 2k ; maka jumlah bit maksimum yang diperbolehkan adalah sebanyak 4 bit per simbol

29

Page 30: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Line CodingLine coding merupakan metoda untuk merubah simbol dari

sumber ke dalam bentuk lain untuk ditransmisikanLine coding merubah pesan-pesan digital ke dalam deretan

simbol baru (ini merupakan proses encoding)Decoding bekerja kebalikannya yaitu merubah kembali deretan

yang sudah dikodekan (encoded sequence) menjadi pesan aslinya

30

• Sistem yang menggunakan line coding tetapi tidak melibatkan modulasi disebut sistem transmisi baseband – Spektrum hasil pengkodean tetap berada di dalam rentang frekuensi

pesan asli

Page 31: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Tujuan Line CodingMerekayasa spektrum sinyal digital agar sesuai

dengan medium transmisi yang akan digunakanDapat dimanfaatkan untuk proses sinkronisasi

antara pengirim dan penerima (sistem tidak memerlukan jalur terpisah untuk clock)

Dapat digunakan untuk menghilangkan komponen DC sinyal (sinyal dengan frekuensi 0)Komponen DC tidak mengandung informasi apapun tetapi

menghamburkan daya pancar Line coding dapat digunakan untuk menaikkan data

rateBeberapa teknik line coding dapat digunakan untuk

pendeteksian kesalahan31

Page 32: 6 Dan 7 Transmisi Digital

32

• Pada contoh di atas, setiap 2 bit data dikodekan ke dalam 4 level simbol• Jadi bit rate akan menjadi dua kali dari bit baud rate

Page 33: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Berdasarkan level sinyal yang digunakan, line coding dapat dikatagorikan sbb.:Unipolar : menggunakan level +v, 0Polar (antipodal) : menggunakan level +v, -vBipolar (pseudoternary): menggunakan level

+v, 0, -v

33

Page 34: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Line coding yang akan kita bahasNRZRZAMIHDB3CMIManchesterDifferential ManchesterB8ZSnBmB

34

Page 35: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Non Return to Zero (NRZ)Bit “1” dinyatakan oleh “high signal” selama perioda bitBit "0" dinyatakan oleh “low signal” selama perioda bitKelemahan:

Tidak ada informasi timing di dalam bentuk sinyal sehingga sinkronisasi bisa hilang bila muncul deretan 0 yang panjang

Spektrum NRZ mengandung komponen DCVarian dari NRZ:

NRZ-L (Non-Return-to-Zero-Level) : Level konstan selama perioda bit

NRZ-I : (Non-Return-to-Zero-Invert on ones): bit “1” dikodekan dalam bentuk transisi sinyal (dari high-ke-low atau low-ke-high), sedangkan “0” dikodekan dengan tidak adanya transisi sinyal

NRZ-M (Non-Return-to-Zero-Mark): level berubah bila ada bit “1” NRZ-S (Non-Return-to-Zero-Space): level berubah bila ada bit “0”

NRZ bisa unipolar maupun polar

35

Page 36: 6 Dan 7 Transmisi Digital

36

UnipolarNRZ-L

PolarNRZ-L

UnipolarNRZ-M

UnipolarNRZ-S

Page 37: 6 Dan 7 Transmisi Digital

37

-0.2

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.20

0.2

0.4

0.6

0.8 1

1.2

1.4

1.6

1.8 2

fT

pow

er d

ensi

ty

NRZ

Page 38: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Return to Zero (RZ)Bit "1" dinyatakan oleh “high signal” selama

setengah perioda bit dan dinyatakan oleh “low signal” pada seengah perioda bit berikutnyaMemungkinkan pengambilan informasi clock bila ada

deretan 1 yang panjangKelemahan

Bandwidht yang diperlukan dua kali NRZSulit mengambil informasi clock bila ada deretan nol yang

panjangMengandung komponen DC

38

Page 39: 6 Dan 7 Transmisi Digital

39

AMI (Alternate Mark Inversion) • Pseudoternary code

– Bit "0" dinyatakan sebagai level nol– Bit "1" dinyatakan oleh level positif dan negatif yang

bergantian• Karakteristik sinyal hasil pengkodean AMI

– Tidak memiliki komponen DC (kelebihan) – Tidak memecahkan masalah kehilangan sinkronisasi

bila terdapat deretan nol yang panjang

Polaritas level antara dua buah bit “1” yang berurutan berkebalikan

Page 40: 6 Dan 7 Transmisi Digital

HDB3Berbasis kode AMI Jumlah nol berurutan yang diperbolehkan maksimum 3 Ide dasar: mengganti empat nol berurutan menjadi "000V"

atau "B00V" "V" adalah pulsa yang menyalahi aturan AMI mengenai

perubahan polaritas yang berurutanAturan penggunaan "000V" atau "B00V" adalah sbb:

"B00V" digunakan jika sampai pulsa sebelumnya, sinyal mengandung komponen DC (yaitu jumlah pulsa negatif dan pulsa positif tidak sama)

"000V" digunakan jika sampai pulsa sebelumnya komponen DC adalah nol (jumlah pulsa negatif sama dengan jumlah pulsa positif

Polaritas pulsa "B", yang patuh pada aturan AMI, bisa positif atau negatif dengan tujuan menjamin dua pulsa V berlawanan polaritas

40

Page 41: 6 Dan 7 Transmisi Digital

CMI (Coded Mark Inverted) Berbasis AMIDigunakan pada transmisis kecepatan tinggiBit “1” dikirimkan sesuai dengan aturan AMI yaitu bila ada

dua “1” berurutan maka pulsa yang menyatakan keduanya harus berbeda polaritas

Bit “0” dinyatakan oleh pulsa dengan setengah perioda pulsa pertama dinyatakan oleh tegangan negatif sedangkan setengah perioda pulsa berikutnya dinyatakan oleh tegangan positif

Kode CMI memiliki karakteristik berikut: Menghilangkan spektrum sinyal pada frekuensi yang sangat

rendah Clock dapat direcovery dengan mudah Bandwidth lebih lebar daripada AMI

41

Page 42: 6 Dan 7 Transmisi Digital

ManchesterBit “1” dinyatakan oleh pulsa yang setengah prioda

pertamanya memiliki level high dan setengah perioda sisanya memiliki level low

Bit “0” dinyatakan oleh pulsa yang setengah perioda pertamanya memiliki level low dan setengah perioda sisanya memiliki level high

Jadi setiap bit dinyatakan oleh pulsa-pulsa yang berganti level pada pertengahan bit

Karakteristik Manchester coding:Timing recovery mudahBandwidth lebar

42

1 0 1 0 1 1 0 01

Page 43: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Differential ManchesterSetiap bit dinyatakan oleh pulsa-pulsa yang berubah level di pertengahan bit

Bit “1” dikodekan dengan tidak adanya transisi level di awal bit

Bit “0” dikodekan dengan adanya transisi level di awal perioda bit

43

Page 44: 6 Dan 7 Transmisi Digital

B8ZSBerbasis AMIJika ada 8 nol berurutan dan pulsa

sebelumnya merupakan pulsa positif maka semua nol itu dikodekan menjadi 000+-0-+

Jika ada 8 nol berurutan dan pulsa sebelumnya merupakan pulsa negatif maka semua nol itu dikodekan menjadi 000-+0+-

Ada dua pulsa yang melanggar aturan AMI

44

Data

Page 45: 6 Dan 7 Transmisi Digital

mBnBMemetakan satu blok informasi yang

terdiri dari m bits ke dalam n bitsn > m ; biasanya n = m+1Manchester code dapat dilihat sebagai

kode 1B2B4B5B digunakan pada FDDI8B10b digunakan pada Gigabit Ethernet64B66B digunakan pada 10G Ethernet

45

Page 46: 6 Dan 7 Transmisi Digital

46

Untuk mengetahui komponen DC pada sinyal

Page 47: 6 Dan 7 Transmisi Digital
Page 48: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Pada transmisi jarak jauh, daya sinyal akan teredam sehingga daya yang sampai di penerima bisa jadi sudah sedemikian lemah sehingga tidak dapat dideteksi lagi

Pada sistem transmisi analog, digunakan amplifier/repeater untuk menguatkan sinyal yang sudah lemah

Amplifier/repeater selain menguatkan input yang berupa sinyal informasi juga akan menguatkan sinyal noisePada penggunaan amplifier/repeater yang

berulangkali, efek noise akan terakumulasikan sehingga perbandingan Sinyal dengan Noise (S/N) akan semakin mengecil

48

Page 49: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Pada sistem transmisi digital, penguatan sinyal dilakukan menggunakan perangkat yang disebut regenerator (digital amplifier)

Suatu regenerator terdiri dari equalizing amplifier, yang mengkompensasi distorsi dan menapis (mem-filter) out-of-band noise, serta sebuah komparator Keluaran komparator akan high jika sinyal input lebih besar

daripada Vref, dan akan low jika sinyal input lebih rendah daripada Vref

Sebuah regenator juga mengandung rangkaian pewaktu (timing) yang berfungsi untuk membangkitkan sinyal clock berdasarkan sinyal input yang diterima

D-flip flop digunakan untuk menentukan apakah sinyal keluaran regenerator high (1) atau low (0) pada saat sinyal clock berada pada kondisi sisi naik (rising edge)Nilai output akan tetap sampai rising edge berikutnya

Sinyal hasil regenerasi akan bebas dari noise dan siap ditransmisikan lagi

49

Page 50: 6 Dan 7 Transmisi Digital

50

Page 51: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Jika noise terlalu besar, input terhadap komparator bisa jadi berada di atas Vref walaupun sebenarnya sinyal nol yang sedang dikirimkanAkibatnya akan terjadi kesalahan (error)

regenerasi karena yang akan dikeluarkan regenerator adalah sinyal satu padahal seharusnya adalah sinyal nol

Sebaliknya, jika noise terlalu besar, input terhadap komparator bisa jadi berada di bawah Vref walaupun sebenarnya sinyal satu yang sedang dikirimkanAkibatnya akan terjadi kesalahan regenerasi

karena yang akan dikeluarkan regenerator adalah sinyal nol padahal seharusnya adalah sinyal satu

51

Page 52: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Frekuensi error tergantung pada level noise atau d.k.l tergantung S/N

Jika diasumsikan bahwa noise memiliki distribusi amplituda Gaussian, maka error rate (bit error probability) mengikuti kurva error rate vs S/N seperti yang terlihat pada gambar Nilai pasti hubungan antara

S/N dengan BER berbeda-beda untuk setiap sistem, tetapi bentuk kurva-nya serupa

Perhatikan bahwa BER akan turun bila S/N semakin tinggi, sebaliknya BER akan naik bila S/N semakin rendah

Transmisi voice PCM memerlukan syarat BER maksimum 10-3, sedangkan transmisi data memerlukan persyaratan BER yang lebih ketat (maksimum 10-9)

52

Pe

Pe = Probability of bit error = bit error rate (BER)

Page 53: 6 Dan 7 Transmisi Digital

SDH = Synchronous Digital HierarchySONET = Synchronous Optical Network

Page 54: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Mari kita lihat kembali PDH

Perhatikan bahwa kecepatan keluaran setiap multiplexing tingkat tinggi adalah kira-kira lebih dari 4 kali kecepatan sinyal tributary (bukan tepat 4 kali kecepatan sinyal tributary)

Contoh: Kecepatan E-2 adalah 8,448 Mbps (ini tidak sama dengan 4x2,048 Mbps) Pada keluaran masing-masing multiplexer juga ada informasi batas frame

Keluaran setiap level merupakan susunan bit interleaved dari setiap sinyal tributary Artinya, keluaran setiap hirarki tersusun dari satu bit yang berasal dari tributary 1, satu bit dari

tributary 2, 3 , 4, lalu dari tributary 1 lagi dst. Ingat: pada PDH, kecepatan masing-masing sinyal tributary boleh berbeda sedikit Oleh karena itu, sebelum dimultiplex, kecepatan masing-masing sinyal tributary harus

disesuaikan agar ketika dimultiplex akan diperoleh kecepatan yang sesuai pada setiap tingkat

Penyesuaian kecepatan ini disebut justification atau stuffing Justification/stuffing dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah bit justifikasi kepada

setiap tributary Pada demultiplexer, bit-bit justifikasi ini dihilangkan sehingga rate tributary asli dapat

kembali diperoleh Kondisi yang sama terjadi pada PDH versi Amerika Utara

54

Page 55: 6 Dan 7 Transmisi Digital

55

Kelemahan PDH• Penentuan tributary rate pada proses demultiplexing

harus dilakukan secara bertahap akibat adanya justification/stuffing

• Akhir tahun 80-an telah banyak terpasang serat optik yang interface optiknya belum distandardkan– Para peneliti menyadari bahwa diperlukan adanya standard baru

yang dapat memenuhi kebutuhan masa depan• Standard Eropa dan Amerika tidak kompatibel• Interface tergantung pada vendor• Data rate yang lebih tinggi (di atas 140 Mbps atau 274

Mbps) belum distandardkan• Untuk memperoleh multiplex orde tinggi diperlukan

banyak perangkat multiplexer

Page 56: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Pada pertengahan tahun 70-an, ANSI mengawali study mengenai metoda transmisi baru agar penggunaan jaringan optik dan teknologi digital modern lebih efisien Sistem ini disebut Synchronous Optical NETwork (SONET) dan

untuk digunakan di negara Amerika SerikatPada akhir tahun 80-1n, ITU-T membuat standard sendiri

yang berlaku di seluruh dunia yang disebut Synchronous Digital Hierarchy (SDH)

SDH dikembangkan dengan cara mengadopsi SONET lalu disesuaikan dengan jaringan Eropa

Beberapa subset dari rekomendasi SDH yang berasal dari ITU-T dipilih oleh ETSI sebagai standard untuk Eropa

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada dua sistem synchronous optical yang berlaku yaitu SONET di Amerika Serikat dan SDH di Eropa

Prinsip kerja SONET dan SDH hampir serupa serta menggunakan data rate yang sama

SDH dapat me-multiplex tributary PDH maupun tributary yang synchronous

56

Page 57: 6 Dan 7 Transmisi Digital

57

Synchronous tributaries

Plesiochronous tributaries

Page 58: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Skema multiplexing pada SDHAliran data (transmission data streams) pada SDH disebut

synchronous transport modules (STMs) Data rate STM merupakan hasil perkalian dari data rate

STM-1 (155.52-Mbps) Aliran data dari STM-1 di-byte interleaved dengan aliran

data dari STM-1 yang lain sehingga terbentuk aliran data yang memiliki data rate lebih tinggi Tidak ada penambahan informasi framing

Byte interleaving artinya, misalnya, sebuah sinyal STM-4 mengandung satu byte (8 bits) yang berasal dari tributary STM-1 yang pertama, kemudian dari yang kedua, ketiga, dan keempat lalu balik lagi dari yang pertama dst.

Demultiplexer menerima seluruh frame STM-1 secara independent

58

Page 59: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Frame STM-1 diulangi 8000 kali per detik, suatu rate yang sama dengan rate pencuplikan pada PCMHali ini membuat sampel 8-bit speech dapat disimpan di

dalam aliran data 155.52-MbpsBila PCM coding disinkronkan sebagai sumber untuk sistem

SDH, maka proses demultiplex satu kanal speech dilakukan dengan hanya mengambil 1 byte dari setiap frame STM-1 Frame STM-1 mengandung informasi batas frame dan informasi

lainnya serta suatu pointer yang memberitahu lokasi tributary di dalam frame

Jika tributary tidak disinkronkan terhadap frame STM-1, sebuah pointer (berbentuk binary number) yang diletakkan pada lokasi tertentu di dalam frame STM-1 akan menunjukkan lokasi dari setiap tributaryDengan melihat nilai pointer ini maka kita dapat menemukan

dengan mudah lokasi sinyal tributary yang diinginkan Ini merupakan keunggulan utama SDH dari PDH yang

memerlukan step-by-step demultiplexing untuk memisahkan bit-bit informasi dan stuffing di dalam rangka mendapatkan tributary

59

Page 60: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Data Rate SONETModul dasar SONET disebut synchronous transport

signal level 1 (STS-1)STS-1 memiliki kecepatan 51,840 MbpsSTS-1 dimultiplex secara sinkron dengan STS-1

yang lain untuk memperoleh sinyal dengan orde lebih tinggi (STS-N)

Setiap sinyal STS-N memiliki hubungan dengan sinyal optik yang disebut optical carrier (OC-N) untuk keperluan transmisi optik

Sinyal STS-1 terdiri dari beberapa frameDurasi frame adalah 125 μs (muncul sebanyak 8000 kali per

detik yang juga sama dengan rate pencuplikan pada PCM)

60

Page 61: 6 Dan 7 Transmisi Digital

61

Page 62: 6 Dan 7 Transmisi Digital
Page 63: 6 Dan 7 Transmisi Digital

The Transmission EquipmentsModemsTerminal MultiplexersAdd/drop multiplexersDigital cross-connect systemsRegenerators atau intermediate repeatersOptical line systemWDMOptical amplifiersMicrowave Relay System

63

Page 64: 6 Dan 7 Transmisi Digital

ModemsMerubah sinyal digital menjadi analog dan

sebaliknya

64

Page 65: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Terminal multiplexersTerminal multiplexer (TM) atau multiplexer

(saja) berfungsi untuk menggabungkan sinyal digital dengan tujuan memperoleh bit rate yang lebih tinggi untuk transmisi berkapasitas tinggi

65

Page 66: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Add/drop multiplexersAdd/drop multiplexers digunakan untuk

mengambil (drop) beberapa kanal dari aliran data kecepatan tinggi atau untuk menyisipkan (add) beberapa kanal ke dalam aliran data berkecepatan tinggi

66

Page 67: 6 Dan 7 Transmisi Digital

67

Page 68: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Digital cross-connect systemsDigital cross-connect (DXC)

merupakan node jaringan yang mampu menyusun ulang kanal-kanal yang ada di dalam suatu aliran

DXC memungkinkan konfigurasi terhadap jaringan dilakukan secara flexible

Fungsi dasar DXC adalah sama dengan sentral

DXC mampu men-switch pada orde tinggi (tidak hanya orde 64 Kbps seperti pada sentral biasa)

DXC bisa jadi mengandung fungsi redundancy yang dapat secara otomatis mem-bypass bagian link transmisi yang rusak SDH dan SONET sering menggunakan

topologi ring untuk mendapatkan keandalan (reliability) yang lebih tinggi

68

Page 69: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Optical Line SystemsOptical line systems terdiri dari dua terminal

repeaters pada ujung-ujung serat optikFungsinya untuk merubah sinyal elektrik digital

menjadi sinyal optik dan sebaliknyaTerminal ini disebut OLT (Optical Line Terminal)

Sistem ini terintegrasi ke dalam sistem SONET dan SDHPada PDH, optical line systems merupakan

perangkat yang terpisah dan harus dihubungkan dengan interface yang sudah distandardkan

69

Page 70: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Sistem transmisi optik memancarkan pulsa-pulsa cahaya ke dalam serat optik

Pada sistem komunikasi optik dua arah diperlukan dua buah serat optik (masing-masing satu serat untuk setiap arah)

Gambar berikut memperlihatkan posisi OLT pada sistem komunikasi optik dua arah

70

Page 71: 6 Dan 7 Transmisi Digital

WDMPerkembangan teknologi laser semikonduktor telah

dapat menghasilkan laser dengan bandwidth yang sempit sehingga beberapa sinyal optik dengan panjang gelombang yang berbeda dapat digabungkan ke dalam satu serat optik yang sama

Proses multiplexing ini disebut wavelength-division multiplexing (WDM)

WDM menggunakan optical coupler untuk menggabungkan sinyal-sinyal optik (WDM multiplexer)

Sedangkan pada WDM demultiplexer digunakan filter optik untuk memisahkan sinyal-sinyal optik di penerima

WDM dapat meningkatkan kapasitas serat mulai dari 10 sampai 100 kali lipat

71

Page 72: 6 Dan 7 Transmisi Digital

72

Page 73: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Teknologi WDM yang mampu menggabungkan lebih dari 16 panjang gelombang di dalam satu serat disebut Dense WDM (DWDM)

73

Page 74: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Optical AmplifiersPenguat sinyal optik

Penguatan di lakukan di dalam domain optik (tidak ada konversi ke eletrik dulu)

74

Cahaya yang dipompakan ini mendorong atom erbium untuk melepaskan energinya

Page 75: 6 Dan 7 Transmisi Digital

Microwave Relay SystemBerfungsi untuk merubah sinyal digital

menjadi gelombang radio dan sebaliknyaBiasanya bekerja pada rentang frekuensi 1

sampai 40 GHzMemerlukan transmisi yang line-of-sightPada frekuensi tinggi, kondisi cuaca

mempengaruhi redaman dan kualitas transmisi Mengakibatkan terbatasnya frekuensi yang dapat

digunakan serta membatasi jarak transmisi

75

Page 76: 6 Dan 7 Transmisi Digital

76