5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

49
KATA PENGANTAR KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BEA DAN CUKAI Sebagai bagian dari proses belajar mengajar yang berlangsung di Pusdiklat Bea dan Cukai, kebutuhan akan modul yang mudah dan dapat dipelajari oleh para peserta Diklat Teknis Substantif Dasar (DTSD) adalah sangat mendesak diperlukan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas, maka disusunlah Modul Ketentuan Barang Larangan dan Pembatasan (KBLP) untuk Kepentingan Perlindungan Bidang Pertahanan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat. Rangkuman yang dijadikan dasar pembuatan modul terdiri dari berbagai ketentuan dan peraturan yang sedang dan masih berlaku antara lain diambil dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tanggal 15 Nopember 2006 tentang Perubahan atas Undang Nomor 10 Tahun 1995 tanggal 30 Desember 1995 tentang Kepabeanan, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tanggal 15 Agustus 2007 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tanggal 30 Desember 1995 tentang cukai, dan Peraturan Pemerintah RI, Surat Keputusan Menteri Keuangan RI, Surat Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, dan aturan-aturan lain yang berkaitan dengan topik bahasan dalam modul ini. Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berpartisipasi sehingga modul ini dapat disajikan. Kami menyadari akan keterbatasan prasarana dan sarana penunjang dalam pembuatan modul ini, karena itu kami harapkan saran-saran dan kritik dari pihak yang berkepentingan akan modul ini, yang nantinya akan dapat menyempurnakan modul ini. Jakarta, Nopember 2007 Kepala Pusdiklat Bea dan Cukai ttd. Endang Tata NIP 060044462

Transcript of 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

Page 1: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

KATA PENGANTAR

KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BEA DAN CUKAI

Sebagai bagian dari proses belajar mengajar yang berlangsung di Pusdiklat Bea dan

Cukai, kebutuhan akan modul yang mudah dan dapat dipelajari oleh para peserta Diklat

Teknis Substantif Dasar (DTSD) adalah sangat mendesak diperlukan.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas, maka disusunlah Modul Ketentuan

Barang Larangan dan Pembatasan (KBLP) untuk Kepentingan Perlindungan Bidang

Pertahanan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat.

Rangkuman yang dijadikan dasar pembuatan modul terdiri dari berbagai ketentuan

dan peraturan yang sedang dan masih berlaku antara lain diambil dari Undang-Undang

Nomor 17 Tahun 2006 tanggal 15 Nopember 2006 tentang Perubahan atas Undang Nomor

10 Tahun 1995 tanggal 30 Desember 1995 tentang Kepabeanan, Undang-Undang Nomor 39

Tahun 2007 tanggal 15 Agustus 2007 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11

Tahun 1995 tanggal 30 Desember 1995 tentang cukai, dan Peraturan Pemerintah RI, Surat

Keputusan Menteri Keuangan RI, Surat Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, dan

aturan-aturan lain yang berkaitan dengan topik bahasan dalam modul ini.

Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berpartisipasi

sehingga modul ini dapat disajikan. Kami menyadari akan keterbatasan prasarana dan sarana

penunjang dalam pembuatan modul ini, karena itu kami harapkan saran-saran dan kritik dari

pihak yang berkepentingan akan modul ini, yang nantinya akan dapat menyempurnakan

modul ini.

Jakarta, Nopember 2007

Kepala Pusdiklat Bea dan Cukai

ttd.

Endang Tata NIP 060044462

Page 2: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ....................................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................................ ii

MODUL

KETENTUAN BARANG LARANGAN DAN PEMBATASAN (KBLP) UNTUK

KEPENTINGAN PERLINDUNGAN BIDANG PERTAHANAN KEAMANAN DAN

KETERTIBAN MASYARAKAT

1. Pendahuluan ............................................................................................................... 1

1.1. Deskripsi Singkat ................................................................................................ 1

1.2. Tujuan Pembelajaran Umum .............................................................................. 3

1.3. Tujuan Pembelajaran Khusus ............................................................................ 3

1.4. Petunjuk Pembelajaran ....................................................................................... 3

2. Kegiatan Belajar (KB) 1 .............................................................................................. 4

Senjata Api ..……………....................................................................................... 4

2.1. Uraian, Contoh dan Non Contoh ......................................................................... 4

2.2. Latihan ………………………………………………………………………… 12

2.3. Rangkuman …………………………………………………………………… 13

3. Kegiatan Belajar (KB) 2 ............................................................................................. 14

Amuniasi dan Mesiu ……………..….…..………………………………………... 14

3.1. Uraian, Contoh dan Non Contoh ....................................................................... 14

32. Latihan ………………………………………………………………………… 17

33. Rangkuman …………………………………………………………………… 17

4. Kegiatan Belajar (KB) 3 ............................................................................................. 19

Bahan Peledak ……………..………………………....................………………... 19

4.1. Uraian, Contoh dan Non Contoh ........................................................................ 19

4.2. Latihan ………………………………………………………………………… 23

4.3. Rangkuman …………………………………………………………………… 23

Page 3: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

5. Kegiatan Belajar (KB) 4 ............................................................................................... 24

Selpeter .………………………............................................................................... 24

5.1. Uraian, Contoh dan Non Contoh ......................................................................... 24

5.2. Latihan ...……………………………………………………………………… 27

5.3. Rangkuman ..…..……………………………………………………………… 27

6. Kegiatan Belajar (KB) 5 ............................................................................................ 28

Petasan / Happy Crackers ..................................................................................... 28

6.1. Uraian, Contoh dan Non Contoh .................................................................... 28

6.2. Latihan ..……………………………………………………………………… 30

6.3. Rangkuman ...………………………………………………………………… 30

7. Kegiatan Belajar (KB.) 6 ............................................................................................ 32

Barang Cetak ..…………....................................................................................... 32

7.1. Uraian, Contoh dan Non Contoh ....................................................................... 32

7.2. Latihan ..……………………………………………………………………… 34

7.3. Rangkuman ..………………………………………………………………… 34

8. Kegiatan Belajar (KB) 7 . ......................................................................................... 35

Film dan Kaset Video …………….................................................................... 35

8.1. Uraian, Contoh dan Non Contoh ..................................................................... 35

8.2. Latihan ………………………………………………………………………… 39

8.3. Rangkuman …………………………………………………………………… 40

9. Test Formatif …….…………………………………………………………………. 41

10. Kunci Jawaban Test Formatif …….……………………………………………….. 44

11. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ………………………………………………… .. 44

12. Daftar Pustaka …….... ………………………………………………..………...… 45

Page 4: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

MODUL

KETENTUAN BARANG LARANGAN DAN PEMBATASAN (KBLP)

UNTUK KEPENTINGAN PERLINDUNGAN BIDANG PERTAHANAN

KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT

4. Pendahuluan

1.1.Deskripsi Singkat

Senjata api, amunisi dan mesiu adalah barang yang berbahaya bagi pertahanan dan

keamanan Republik Indonesia dan juga berbahaya bagi keselamatan jiwa masyarakat.

Tujuan utama dari pengelolaan peraturan dan larangan guna perlindungan, pertahanan,

keamanan dan ketertiban masyarakat adalah menjaminnya terlaksananya keamanan di

dalam masyarakat. Setiap kegiatan impor maupun ekspor komoditi yang berkaitan

dengan pertahanan, keamanan dan ketertiban masyarakat, dimanapun pasti akan

menimbulkan dampak. Dampak yang ditimbulkan dapat positif maupun negatif.

Senjata api, amunisi dan mesiu dalam arti positif merupakan alat untuk membela diri,

mempertahankan kedaulatan negara, penegakan hukum, tetapi dalam arti negatif

penggunaan senjata api, amunisi dan mesiu secara ilegal, akan mengganggu ketertiban

umum (tindak kriminalitas) dan merupakan ancaman terhadap negara kesatuan Republik

Indonesia.

Bahan-bahan berbahaya memang sangat berbahaya sekali baik pada kesehatan maupun

pada lingkungan hidup, oleh karena itu pemasukan bahan-bahan berbahaya ke Indonesia

harus diawasi. Tata niaga dari bahan berbahaya ini sudah diatur oleh Departemen

Perindustrian dan Perdagangan, sedangkan Bea dan Cukai hanya mengawasi dengan tetap

menjaga kelancaran arus barang, jasa, ataupun kelancaran dokumen. Bahan-bahan

berbahaya benar-benar sangat berbahaya jika tidak diawasi penggunaannya. Penggunaan

bahan-bahan berbahaya yang tidak sesuai dengan kegunaannya sangat riskan sekali

terhadap efek sampingnya. Apalagi penggunaannya hanya dengan tujuan untuk

mengambil keuntungan bagi perusahaan saja, tanpa memperhatikan kesehatan masyarakat

dan lingkungan pada umumnya.

Page 5: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

Disinilah peran Badan POM (Pengawasan Obat dan Minuman) dalam mengawasi

penggunaan bahan-bahan berbahaya tersebut, jika penggunaan bahan-bahan berbahaya

tersebut untuk bahan dalam pembuatan obat dan makanan. Sebenarnya tanpa peran aktif

dari masyarakat dan para pelaku dunia usaha (pengusaha), kesemua instansi tersebut tidak

akan bisa menjalankan perannya dengan maksimal. Diharapkan disini para pengusaha

untuk menggunakan bahan-bahan berbahaya tersebut sesuai dengan fungsinya. Jangan

hanya untuk mengejar keuntungan saja, masyarakat yang menjadi korbannya. Serta peran

aktif masyarakat untuk lebih teliti dalam mengkonsumsi barang-barang dengan terlebih

dahulu mengetahui komposisi atau bahan baku apa yang digunakan. Jika terdapat bahan-

bahan berbahaya yang terkandung di dalamnya dan sebagai bahan yang tidak selayaknya

untuk digunakan, maka diharapkan untuk melaporkan kepada pihak-pihak yang terkait,

seperti Badan POM misalnya.

Bahan peledak adalah suatu bahan atau zat yang berbentuk padat, cair, gas atau

campurannya yang apabila dikenai suatu aksi berupa panas, benturan, atau gesekan akan

berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang sebagian besar atau seluruhnya

berbentuk gas dan perubahan tersebut berlangsung dalam waktu yang sangat singkat dan

disertai efek panas dan tekanan yang sangat tinggi.

Selpeter atau asam sendawa yang mempunyai nama kimiawi Kalium Nitrate(KNO3)

adalah bahan atau zat berupa butir-butir putih transparan yang memiliki rasa asin, mudah

larut dalam air, dapat larut sedikit dalam alkohol serta berkadar racun rendah. Ketentuan

impor selpeter sama dengan ketentuan impor bahan peledak . Happy crackers adalah

petasan yang memiliki kembang api yang dapat meledak seperti petasan tetapi sekaligus

mengeluarkan kembang api yang berwarna-warni . Sejak tahun 1977 happy crackers

merupakan salah satu jenis barang yang dilarang sepenuhnya atas produksi dan impornya.

Bahan peledak merupakan salah satu barang dibatasi yang sangat berbahaya dan perlu

diawasi sejak dari pengadaan, pengangkutan, penyimpanan, penggunaan sampai dengan

pemusnahannya sehingga terhadap importasinya diperlukan ketentuan-ketentuan baik dari

intern DJBC sendiri maupun ketentuan-ketentuan dari instansi/departemen terkait yang

nantinya dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan pengawasan untuk memperkecil

kemungkinan penyalahgunaan bahan peledak tersebut oleh orang-orang yang tidak

bertanggung jawab.

Page 6: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

Bahan kimia yang biasa dipakai untuk bahan peledak sangat banyak jenisnya.

Pengelompokan bahan-bahan peledak ini dapat dilakukan dengan berbagai cara

diantaranya berdasarkan komposisi senyawa kimia, kegunaannya, jenis bahan baku

dan/atau bahan setengah jadi menurut sifat eksplosifnya dan lingkungan penggunaannya.

1.2. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu melaksanakan dan

menjelaskan Ketentuan Barang Larangan dan Pembatasan (KBLP) untuk Kepentingan

Perlindungan Bidang Pertahanan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat atas pelaksanaan

penyelesaian pelanggaran Kepabeanan dan Cukai secara optimal.

1.3. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)

Bahan ajar atau Modul Ketentuan Barang Larangan dan Pembatasan (KBLP) untuk

Kepentingan Perlindungan Bidang Pertahanan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat ini

bermanfaat bagi peserta didik dan/atau peserta Diklat sebagai pedoman dalam mengikuti

ujian, evaluasi pembelajaran dan nantinya berguna bagi peserta DTSS I dalam

melaksanakan tugas dan pekerjaannya sewaktu bekerja sesuai bidang spesialisasinya.

1.4. Petunjuk Pembelajaran

Baca dan pelajari modul ini dengan seksama serta teliti dan pada bagian berupa data,

definisi, pengertian, hal-hal yang dianggap penting agar dihafal dengan baik. Pelajari

terlebih dahulu sistematika penyajian modul, latar belakang, diskripsi singkat, tujuan

pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus.

Kerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pengajar, dalam hal ada yang tidak dapat

difahami/dimengerti atas penjelasan, keterangan, data yang ada pada modul agar

dibuatkan catatan untuk ditanyakan kepada pengajar.

Setiap akan belajar untuk mata pembelajaran ini agar modul dibaca dan dipelajari,

berdasarkan sistem pembelajaran KBK (pembelajaran atau kuliah berbasiskan

kompetensi), artinya sistem ini memacu peserta diklat harus lebih aktif belajar, diskusi

dan bertanya kepada pengajar, widyaiswara, diruang pembelajaran untuk memandu

diskusi sebagai moderator atau fasilitator, untuk memacu peserta diklat lebih maju dan

kreatif.

Page 7: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

5. Kegiatan Belajar (KB) 1

SENJATA API

2.1.Uraian, Contoh dan Non Contoh

Semua negara yang berdaulat dan merdeka selalu ingin melindungi negara, pemerintah

dan rakyatnya dari gangguan ekonomi, politik, sosial, budaya, militer, lingkungan hidup,

keamanan, kesehatan dan kesejahteraannya dari gangguan negara lain maupun dari

gangguan lainnya.

Untuk itu peran serta Bea dan Cukai adalah mengamankan dan melindungi wilayah

teritorial negara, wilayah Republik Indonesia dari gangguan yang timbul pada lalu lintas

barang, alat angkut, orang yang mengganggu kepentingan negara yang berdaulat dan

mengganggu kelancaran arus dokumen dan barang, yang salah satunya dengan

melakukan Penegakan Hukum.

Untuk melakukan penegakan hukum tersebut diperlukan pengetahuan dan keterampilan

penanganan tentang larangan, pembatasan dan wewenang pegawai, demikian juga

masyarakat usaha, importir, eksportir, Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK)

juga diharapkan mengetahui dan terampil dalam mengurus atau memproses barang yang

termasuk terkena peraturan larangan dan pembatasan untuk kepentingan perlindungan

bidang pertahanan keamanan dan ketertiban masyarakat, seperti Senjata Api, Amunisi

dan Mesiu, Bahan Peledak, Selpeter, Petasan / Happy Crackers, Barang Cetakan, Film.

Pada dasarnya impor senjata api tidak dibenarkan dilakukan instansi lain selain Tentara

Nasional Indonesia dan Polri.

Namun demikian dapat diimpor, diekspor dan dimiliki, dikuasai dan atau penggunaan

senjata api dapat dilakukan untuk yang Non standar TNI/Polri yang berkaliber maksimal

senjata genggam atau laras pendek kaliber 32 MM, yang berkaliber maksimal senjata

bahu atau laras panjang kaliber 22 MM dan digunakan instansi pemerintah lainnya dalam

rangka penegakan hukum.

Page 8: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

Pengertian dan definisi Senjata api

“Senjata Api” berarti setiap alat, baik yang sudah terpasang ataupun yang belum, yang

dapat dioperasikan atau yang tidak lengkap, yang dirancang atau dirubah, atau yang dapat

dirubah dengan mudah agar mengeluarkan proyektil akibat perkembangan gas-gas yang

dihasilkan dari penyalaan bahan yang mudah terbakar di dalam alat tersebut, dan

termasuk perlengkapan tambahan yang dirancang atau dimaksudkan untuk dipasang pada

alat demikian.

Pengertian senjata api berdasarkan ordonansi Senjata Api tahun 1939 juncto Undang-

undang Darurat Nomor 12 tahun 1951 adalah termasuk juga :

� Bagian-bagian dari senjata api

� Meriam-meriam dan vylamen werpers (penyembur api) termasuk bagiannya

� Senjata-senjata tekanan udara dan tekanan per tanpa mengindahkan kalibernya,

slachtpistolen (pistol penyembelih/pemotong), sein pistolen (pistol isyarat), demikian

juga senjata api imitasi seperti alarm pistolen(pistol tanda bahaya), start

revolvers(revolver perlombaan), shijndood pistolen(pistol suar), schijndood

revolvers(revolver suar) dan benda-benda lainnya sejenis itu, yang dapat

dipergunakan untuk mengancam atau menakut-nakuti begitu pula bagian-bagiannya.

Dikeluarkan dari pengertian senjata api :

� Senjata yang nyata-nyata dipandang sebagai mainan anak-anak

� Senjata yang nyata-nyata mempunyai tujuan sebagai barang kuno atau barang antik

� Sesuatu senjata yang tidak tetap terpakai atau dibuat sedemikian rupa sehingga tidak

dapat dipergunakan

Penggolongan senjata api menurut versi TNI/POLRI:

� Pistol/ revolver, dari berbagai macam tipe dan kaliber

� Pistol Mitraliur, dari berbagai macam tipe dan kaliber

� Senapan, dari berbagai macam tipe dan kaliber

� Senapan mesin, dari jenis senapan mesin ringan dan berat

� Roket Launcher, dari berbagai macam.

� Mortir, dari berbagai macam

� Meriam, dari berbagai macam, dan Peluru kendali, dari berbagai macam

Page 9: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

Gambar senjata genggam atau laras pendek

Page 10: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

Gambar senjata bahu atau laras panjang

SS2-V1 Asault Rifle. Kaliber : 5,56 x 45 mm Panjang Laras : 460 mm

Berat : 3.2 kg Panjang Keseluruhan : 930 mm (24 September 2004)

Menurut Undang-undang Darurat No 12 tahun 1951 Pasal 1 (1) :

Barang siapa tanpa hak memasukkan ke Indonesia atau mengeluarkan dari Indonesia

sesuatu senjata api, amunisi atau sesuatu bahan peledak, dihukum dengan hukuman mati

atau hukuman penjara seumur hidup atau hukuman penjara selama-lamanya 20 tahun.

Sanksi berdasarkan undang-undang ini hukumannya jauh lebih berat dibandingkan

Ordonansi 1937 yang sanksi hukumannya hanya satu tahun kurungan. Senjata dapat

diimpor apabila memiliki izin dalam hal ini Pejabat yang berwenang untuk memberi izin

pemasukan senjata api non standar TNI/POLRI adalah Kepala Kepolisian Republik

Indonesia qq. Kepala Direktorat Intelijen Pengamanan.

Di dalam Keputusan Menteri Pertahanan Keamanan/Panglima Angkatan Bersenjata

Nomor KEP/27/XII/1997 tanggal 28 Desember 1997 tentang Tuntunan kebijaksanaan

untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian senjata api sebagai pelaksanaan

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1976, izin untuk mengimpor,

memiliki, menguasai, dan atau menggunakan senjata api dan atau amunisi untuk

perorangan dapat diberikan untuk keperluan :

Page 11: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

� Pembatasan Senjata api perorangan untuk bela diri

- Izin untuk memasukkan, memiliki, menguasai dan atau menggunakan senjata api

dan atau amunisi untuk perorangan dibatasi untuk kepentingan bela diri karena

untuk menghadapi ancaman yang nyata-nyata dapat membahayakan keselamatan

jiwanya

- Pemberian izin senjata api perorangan untuk membela diri tersebut dibatasi 1

(satu) pucuk senjata api dari jenis, macam dan ukuran/kaliber non standar

TNI/POLRI dengan amunisi sebanyak untuk 1(satu) magazyne/cylinder

- Kepala Kepolisian Republik Indonesia mengeluarkan syarat-syarat dan ketentuan-

ketentuan lainnya yang diperlukan agar pembatasan dapat dikendalikan

- Izin senjata api perorangan untuk bela diri sewaktu-waktu dapat dicabut atau tidak

diperbaharui, apabila alasan tersebut tidak sesui lagi

Dalam hal dipandang perlu kepada pejabat-pejabat pemerintah tertentu dapat

memberikan izin untuk menguasai dan atau menggunakan senjata api dan amunisi

dari jenis, macam dan ukuran standar TNI/POLRI. Senjata api yang dimaksud

merupakan pinjaman dari Departemen Pertahanan dan Keamanan yang diperoleh

melalui permohonan diri yang berkepentingan kepada Menteri Pertahanan dan

Keamanan / Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia berdasarkan

Rekomendasi dari Kepala Kepolisian Republik Indonesia.

� Pembatasan senjata api perorangan untuk olahraga

- Izin untuk memasukkan, memiliki, menguasai dan atau menggunakan senjata api

dan atau amunisi untuk olahraga dibatasi pada olahraga menembak sasaran (target

shooting) dan atau berburu

- Senjata api yang digunakan untuk olahraga tersebut adalah senjata api dari jenis,

macam dan ukuran/ kaliber yang khusus (original) digunakan untuk olahraga

tersebut dan bukan berasal dari senjata api lain yang telah dirombak

- Setiap olahragawan menembak sasaran dan atau berburu diwajibkan menjadi

anggota dari Persatuan Olahraga menembak dan atau berburu yang telah

mendapatkan pengesahan dari Komite Olahraga Nasional Indonesia

Page 12: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

- Permohonan izin untuk pemasukan, pemilikan, penguasaan dan atau penggunaan

senjata api, amunisi untuk keperluan olahraga menembak sasaran dan atau

berburu wajib disertai rekomendasi dari persatuan olahraga yang dimaksud pada

sub c di atas

- Izin yang dapat diberikan kepada setiap olahragawan menembak sasaran dan atau

menggunakan senjata api, amunisi dibatasi pada satu senjata api dan amunisi dari

jenis, macam dan ukuran/ kaliber yang digunakan untuk setiap jenis mata lomba

(event)

- Izin yang dapat diberikan kepada setiap olahragawan berburu untuk memiliki,

menguasai dan atau menggunakan senjata api, amunisi dibatasi pada satu senjata

dari jenis, macam, dan ukuran/ kaliber yang digunakan untuk memburu binatang

yang diizinkan sesuai dengan akta berburu (jacht-acte) dan atau izin berburu

(jachtvergunning)

- Izin senjata perorangan untuk olahraga menembak sasaran dan atau berburu,

sewaktu-waktu dapat dicabut atau tidak diperbaharui jika pemegang izin tersebut

tidak melakukan kegiatan olahraga tersebut

- Pengurus Persatuan Olahraga yang dimaksud pada sub c di atas ikut bertanggung

jawab terhadap senjata api dan amunisi yang dimiliki, dikuasai dan atau

digunakan untuk para anggotanya

� Pembatasan senjata api perorangan untuk koleksi

- Izin untuk memasukkan, memiliki, menguasai sejata api untuk keperluan koleksi

dibatasi pada senjata api antik atau senjata api lainnya yang mempunyai arti

khusus bagi si kolektor

- Senjata api koleksi dibuat menjadi tidak berfungsi dengan diambil pasak dan

pegas pemalunya (slagpinveer) atau peralatan vital lainnya

- Pasak dan pegas pemalu atau peralatan vital lainnya dari senjata koleksi tersebut

wajib diserahkan kepada pihak kepolisian yang memberikan izin

- Senjata api koleksi tidak dapat digunakan untuk tujuan lain kecuali untuk koleksi

semata-mata

Page 13: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

� Senjata api dan amunisi untuk kapal laut indonesia dan asing

- Untuk kepentingan keamanan, ketentraman dan ketertiban pelayaran kapal-kapal

Indonesia baik milik pemerintah maupun swasta, kepada pemilik kapal-kapal

tersebut apabila dipandang perlu dapat diberikan izin untuk memasukkan,

memiliki, menguasai dan atau menggunakan senjata api dan atau amunisi

- Senjata api dan amunisi yang dimaksud adalah jenis, macam dan kaliber senjata

api non standar Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

- Jumlah senjata api dan amunisi yang diizinkan adalah hanya untuk

mempersenjatai 1/3 (sepertiga) dari kekuatan awak kapal dengan maksimum 10

(sepuluh) pucuk senjata api setiap kapal dan amunisi sebanyak untuk 3 (tiga)

magazyn/ cylinder untuk setiap senjata api.

- Senjata api dan amunisi yang dimaksud merupakan perlengkapan kapal yang

dipertanggungjawabkan kepada nahkoda

- Permohonan izin untuk memasukkan, memiliki, menguasai dan atau

menggunakan senjata api dan amunisi untuk kapal-kapal tersebut wajib disertai

rekomendasi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut

- Awak-awak dari kapal laut asing bukan kapal perang yang berlabuh di pelabuhan

Indonesia dilarang untuk membawa senjata api dan atau amunisinya ke darat

� Ketentuan wajib simpan senjata api dan amunisi.

Senjata api perorangan untuk membela diri, olahraga dan amunisinya berdasarkan

pertimbangan keamanan dapat dikenakan wajib simpan pada komando-komando

kepolisian

Ketentuan impor senjata api.

Untuk bisa memasukkan senjata api ini, importir harus, memiliki izin dari Kepala

Kepolisia Republik Indonesia, memiliki Angka Pengenal Impor dari Departemen

Perindustrian dan Perdagangan Tempat pemasukan senjata api dan amunisi dapat

dilakukan melalui pelabuhan laut maupun udara. Untuk pelabuhan laut dapat melalui

Medan (Belawan), Jakarta (Tanjung Priok), Surabaya (Tanjung Perak), Makassar

(Soekarno-Hatta). Untuk pelabuhan udara dapat melalui Bandara Polonia, Bandara

Soekarno-Hatta, Bandara Juanda dan Bandara Hasanuddin.

Page 14: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

Prosedur yang harus ditempuh adalah, importir mengajukan permohonan kepada Kepala

Kepolisian Republik Indonesia dengan mencantumkan :

� identitas,

� jumlah dan jenis senjata api,

� negara penjual,

� jangka waktu pemasukkan,

� pelabuhan pemasukkan,

� dan lain-lain

izin yang dikeluarkan berlaku selama enam bulan, dan apabila realisasi impor tidak

dipenuhi dalm jangka waktu tersebut izin harus diperpanjang.

Peralatan Keamanan yang dapat digunakan untuk mengancam atau menakut-

nakuti/mengejutkan berdasarkan Surat Direktur Intelpam atas nama Kapolri Nomor :

R/WSD 404/VII/98/Dit LPP tanggal 21 Agustus 1998, adalah:

� Senjata gas air mata yang berbentuk :

- pistol/ revolver gas

- stick/ pentungan gas

- spray gas

- gantungan kunci gas

- extinguising gun/ pemadam api ringan

- pulpen gas, dll.

� Senjata kejutan listrik yang berbentuk :

- stick/ tongkat listrik

- kejutan genggam

- senter serba guna, dll.

� Senjata panah :

- model cross bow (senjata panah)

- panah busur, dll.

� Senjata tiruan/ replika

� Senjata angin kaliber 4,5 mm

� Alat pemancang paku beton

Page 15: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

Surat Direktur Intelpam Nomor : B/337/VI/1988 Tanggal 20 Juni 1988 mengenai senjata

api mainan yang impornya tidak perlu izin Kapolri :

� Terbuat dari plastik

� Komponen pokok tidak terbuat dari : logam, aluminium atau sejenisnya

� Laras, magazen, kamar peluru, dan traggernya tidak berfungsi sbg senjata api

Surat Direktur Intelpam Nomor : R/SWD-368/VII/1998/Dit LPP Tanggal 24 Juli 1998

mengenai senjata api tiruan :

� Senpi type clock 17 pistol dari plastik

� Crossman 50 caliber poin gun

� The cat pistol

� Marksman semi auto pistol

� 22 black revolver mini cross bow

� Mainan berbentuk senjata api asli

� Replika senjata mainan menyerupai senpi

� Alat keamanan/ bela diri yang sejenis

2.2. Latihan

Bagaimana Mr Ronaldiho dari Mexico, melakukan kegiatan importasi senjata api di

Indonesia? Jelaskan!

Jawaban: Mr Ronaldiho untuk bisa memasukkan senjata api ini, importir harus,

memiliki izin dari Kepala Kepolisia Republik Indonesia, memiliki Angka Pengenal

Impor atau API/T dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan Tempat

pemasukan senjata api dan amunisi dapat dilakukan melalui pelabuhan laut maupun

udara. Untuk pelabuhan laut dapat melalui Medan (Belawan), Jakarta (Tanjung

Priok), Surabaya (Tanjung Perak), Makassar (Soekarno-Hatta).

Untuk pelabuhan udara dapat melalui Bandara Polonia, Bandara Soekarno-Hatta,

Bandara Juanda dan Bandara Hasanuddin.Yang dapat diimpor adalah jenis senjata api

Non Standar TNI/Polri

Page 16: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

2.3. Rangkuman

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai sangatlah penting yaitu sebagai community protector, karena

merupakan ujung tombak pertahanan dan keamanan Negara Republik Indonesia ini

dari masuknya barang-barang yang dapat mengganggu keamanan, ketentraman, dan

keselamatan masyarakat. Selain itu perlu diperhatikan bahwa dalam segala tindakan

yang dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai haruslah berdasarkan Undang-undang.

Agar fungsi ini dapat berjalan dengan maksimal, maka diperlukan kebijakan yang

saling mendukung antara TNI, Polri, maupun instansi lain yang erat kaitannya dengan

kegiatan ekspor-impor barang. Demikian uraian mengenai peraturan larangan dan

pembatasan yang melindungi kepentingan pertahanan, keamanan, dan ketertiban

masyarakat.

Pada dasarnya impor senjata api tidak dibenarkan dilakukan instansi lain selain

Tentara Nasional Indonesia dan Polri. Namun demikian dapat diimpor, diekspor dan

dimiliki, dikuasai dan atau penggunaan senjata api dapat dilakukan untuk yang Non

standar TNI/Polri yang berkaliber maksimal senjata genggam atau laras pendek

kaliber 32 MM, yang berkaliber maksimal senjata bahu atau laras panjang kaliber 22

MM dan digunakan instansi pemerintah lainnya dalam rangka penegakan hukum

Untuk itu peran serta Bea dan Cukai adalah mengamankan dan melindungi wilayah

teritorial negara, wilayah Republik Indonesia dari gangguan yang timbul pada lalu

lintas barang, alat angkut, orang yang mengganggu kepentingan negara yang

berdaulat dan mengganggu kelancaran arus dokumen dan barang, yang salah satunya

dengan melaksankan Ketentuan Barang Larangan dan Pembatasan.

Untuk melaksankan Ketentuan Barang Larangan dan Pembatasan tersebut diperlukan

pengetahuan dan keterampilan pegawai Bea dan Cukai, juga diharapkan mengetahui

dan terampil dalam mengurus atau memproses barang yang termasuk terkena

peraturan barang larangan dan pembatasan untuk kepentingan perlindungan bidang

pertahanan keamanan dan ketertiban masyarakat.

Page 17: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

6. Kegiatan Belajar (KB) 2

AMUNIASI DAN MESIU

3.1.Uraian, Contoh dan Non Contoh

Sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 Tanggal 15 Nopember

2006 Tentang Perubahan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 Tanggal 30 Desember

1995 Tentang Kepabeanan disebutkan segala sesuatu yang berhubungan dengan

pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean, pada saat

barang-barang tersebut memasuki daerah pabean, saat itu pula barang tersebut wajib

membayar bea masuk. Pengertian tersebut merupakan dasar yuridis bagi pejabat Bea dan

Cukai untuk melakukan pengawasan (termasuk di dalamnya penegakan hukum) dalam

daerah yurisdiksinya.

Pengawasan dan penerapan sanksi untuk menjamin ditaatinya ketentuan yang diatur

dalam undang-undang, sebenamya bukan merupakan tujuan, tetapi suatu proses yang

harus ada, sejalan dengan kehadiran suatu peraturan hukum. Di dalam proses itu sendiri,

penegakan hukum melibatkan manusia di dalamnya, baik si pelanggar maupun pejabat

yang berwenang dalam penegakan hukum. Pengawasan merupakan suatu upaya dari

pemerintah untuk dipatuhinya ketentuan perundang-undangan dan peraturan- peraturan

pelaksanaannya. Kepatuhan dan kepastian terhadap hukum menunjukkan adanya

kewibawaan pemerintah dalam menjalankan tugas-tugas pernerintahannya.

Pada hakekatnya pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan larangan dan pembatasan

atas impor dan ekspor barang tidak mungkin dilakukan sendiri-sendiri oleh tiap instansi

teknis yang menetapkan peraturan larangan atau pembatasan pada saat pemasukan atau

pengeluaran barang ke atau dari daerah pabean. Sesuai dengan praktik kepabeanan

internasional, pengawasan lalu lintas barang yang masuk atau keluar dari Daerah Pabean

dilakukan oleh instansi pabean.

Page 18: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

Pengertian

Amunisi berarti alat apa saja yang dibuat atau dimaksudkan untuk digunakan dalam

senjata api sebagai proyektil atau yang berisi bahan yang mudah terbakar yang dibuat

atau dimaksudkan untuk menghasilkan perkembangan gas di dalam Senjata Api untuk

meluncurkan proyektil.

Amunisi juga berarti bagian-bagian dari amunisi seperti patroon hulzen (selongsong

peluru), slaghoedjes (penggalak), mantel kogels (peluru palutan), slachtveepatroonen

(pemalut peluru) demikian juga proyektil-proyektil yang dipergunakan untuk

menyebarkan gas-gas yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Amunisi adalah

merupakan salah satu alat untuk melaksanakan tugas pokok bagi Angkatan Bersenjata

Republik Indonesia (sekarang TNI/POLRI) di bidang pertahanan dan keamanan. Dengan

demikian, pada dasarnya impor amunisi tidak dibenarkan dilakukan instansi lain selain

TNI/POLRI. Namun demikian, diluar lingkungan. Angkatan Bersenjata Republik

Indonesia terdapat impor, pemilikan, penguasaan dan atau penggunaan amunisi yang

digunakan oleh instansi pemerintah lainnya dalam rangka penegakan hukum, maka

pemerintah memandang perlu adanya penertiban, pengawasan, dan pengendalian amunisi

di masyarakat, sehingga dicegah sejauh mungkin timbulnya ekses yang dapat

menimbulkan ancaman atau gangguan terhadap keamanan.

Mesiu, bubuk mesiu atau bubuk hitam ialah zat yang membakar sangat cepat dan

digunakan sebagai bahan pembakar dalam senjata api, khususnya bubuk hitam atau

bubuk tak berasap. Saat membakar, gelombang deflagrasi subsonik diproduksi dari

gelombang detonasi supersonik yang bahan peledak berkekuatan tinggi akan

memproduksi. Ini mereduksi tekanan puncak dalam senapan, namun membuatnya kurang

cocok untuk menghancurkan batu atau kubu pertahanan.

Bubuk hitam merupakan bahan pembakar kimia pertama dan peledak pertama yang

tercatat dalam sejarah. Bubuk hitam ialah campuran belerang, arang kayu, dan potasium

atau sodium nitrat. Tak seperti bahan pembakar tak berasap, itu berbuat lebih seperti

peledak sejak kecepatan bakarnya tak dipengaruhi tekanan, namun merupakan peledak

yang amat jelek sebab memiliki tingkat pembusukan yang rendah dan kemudian brisance

yang amat rendah.

Page 19: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

Sifat yang sama ini yang membuatnya meledak jelek menjadikannya berguna sebagai

bahan pembakar--kurangnya brisance mencegah bubuk hitam menghancurkan laras, dan

menghubungkan energi untuk menggerakkan peluru. Kelemahan utama bubuk hitam

ialah berat jenis energi yang rendah secara relatif (dibandingkan dengan bubuk tak

berasap modern) dan semata-mata jumlah jelaga yang besar yang tertinggal di

belakangnya.

Menurut Undang-undang Darurat Nomor 12 tahun 1951 Pasal 1 (1) :

Barang siapa tanpa hak memasukan ke Indonesia atau mengeluarkan dari Indonesia

sesuatu senjata api, amunisi atau sesuatu bahan peledak, dihukum dengan hukuman mati

atau hukuman penjara seumur hidup atau hukuman penjara sementara selama-lamanya 20

tahun.

Di dalam Keputusan Menteri Pertahanan Keamanan/Panglima Angkatan Bersenjata

Nomor KEP/27/XII/1997 tanggal 28 Desember 1997 tentang Tuntunan Kebijaksanaan

untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian amunisi sebagai pelaksanaan

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1976, izin untuk mengimpor,

memiliki, menguasai, dan atau amunisi untuk perorangan dapat diberikan untuk

keperluan Pembatasan senjata dan amunisi perorangan untuk bela diri.

Senjata api dan amunisinya adalah barang yang berbahaya bagi pertahanan dan keamanan

Republik Indonesia dan juga berbahaya bagi keselamatan jiwa masyarakat. Setiap

kegiatan impor maupun ekspor komoditi yang berkaitan dengan pertahanan, keamanan

dan ketertiban masyarakat, dimanapun pasti akan menimbulkan dampak, baik dampak

positif maupun negatif.

Senjata api dan Amunisi dalam arti positif merupakan alat untuk membela diri,

mempertahankan kedaulatan negara, penegakan hukum, tetapi dalam arti negatif

penggunaan senjata api, amunisi dan mesiu secara ilegal, akan mengganggu ketertiban

umum (tindak kriminalitas) dan merupakan ancaman terhadap negara kesatuan Republik

Indonesia. Pemasukan dan penggunaan dari senjata api dan amunisi diatur oleh undang-

undang agar pengadaan serta penggunaanya tepat guna dan sasaran sehingga tidak

merugikan masyarakat.

Page 20: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

3.2.Latihan

Pertanyaan: Kedapatan sebuah kapal motor “KM Golden One” berbendera Singapore,

masuk daerah pabean Indonesia di daerah Kepulauan Riau dan kapal tersebut disinyalir

membawa barang-barang larangan dan pembatasan berupa amunisi, dan mesiu. Saudara

sebagai pejabat bea dan cukai yang ditunjuk sebagai Komandan Patroli BC. 20004 yang

kebetulan sedang ditugaskan di daerah tersebut, apa yang anda akan lakukan ?

Jawaban: Sesuai dengan Undang-undang Darurat No. 12 tahun 1951 pasal (1) tentang

senjata api dan amunisi, disebutkan bahwa “Barang siapa tanpa hak memasukan ke

Indonesia atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata api, amunisi atau sesuatu

bahan peledak, dihukum dengan hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup atau

hukuman penjara selama-lamanya 20 tahun.

Penghentian sarana pengangkut dilakukan dengan menggunakan isyarat yang lazim

berupa lampu, isyarat morse, atau sirine kapal. Jika dengan isyarat yang lazim sarana

pengangkut tidak berhenti, maka penghentian dilakukan dengan paksa yaitu dengan

tembakan ke udara sebanyak 3 (tiga) kali. Jika dengan tembakan ke udara tetap tidak mau

berhenti, maka terpaksa sarana pengangkut tersebut dilumpuhkan dengan menembak ke

bagian yang vital dari kapal tersebut.

Setelah sarana pengangkut berhenti, pejabat Bea Cukai segera naik ke atas kapal dan

langsung menuju ruang kendali kapal. Ditanyakan surat izin pemasukan yang diberikan

oleh Kapolri qq. Direktorat Intelapam.. Jika dokumen-dokumen tersebut tidak ada, maka

sarana pengangkut melakukan pelanggaran dan kapal tersebut dibawa ke Kantor Pabean.

Hasil temuan tersebut segera dicatat dalam BAP untuk selanjutnya dilakukan penyidikan.

3.3.Rangkuman

Amunisi dan mesiu adalah barang yang berbahaya bagi pertahanan dan keamanan

Republik Indonesia dan juga berbahaya bagi keselamatan jiwa masyarakat. Sehingga

proses dalam pemasukan dan pengeluarannya ke daerah pabean perlu benar-benar

diawasi karena apabila dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab akan

membahayakan keadaan Negara Republik Indonesia.

Page 21: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

Surat Pernyataan Barang Impor Dephankam/ABRI yang ditandatangani oleh Direktur

Jenderal Material, Fasilitas dan Jasa atau oleh Direktur Pengadaan dalam hal barang dan

bahan diimpor oleh Departemen Pertahanan dan Keamanan; Asisten Logistik Kepala Staf

Umum ABRI atau Wakil Asisten Logistik dalam hal barang dan barang diimpor oleh

Markas besar ABRI/(TNI/POLRI). Untuk mendapatkan pembebasan bea masuk atas

impor barang-barang. Produsen Industri Strategis yang ditetapkan oleh pemerintah

mengajukan permohonan kepada Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal Bea

danCukai, dengan melampirkan rincian jumlah dan jenis barang yang dimintakan

pembebasan bea masuk beserta nilai pabeannya.

Page 22: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

7. Kegiatan Belajar (KB) 3

BAHAN PELEDAK

4.1.Uraian, Contoh dan Non Contoh

Berbagai lingkungan strategis di tingkat nasional, regional, dan global dan

perkembangannya yang sangat cepat di bidang teknologi informasi, telekomunikasi, dan

transportasi berdampak pada semakin meningkatnya tuntutan masyarakat perdagangan

dan perekonomian dunia terhadap peningkatan kinerja institusi kepabeanan di setiap

negara.

Tuntutan terhadap peningkatan kinerja tersebut telah mendorong Direktorat Jenderal Bea

Cukai (DJBC) untuk melakukan berbagai upaya serius dan menempuh langkah-langkah

strategis guna melakukan perbaikan dan reformasi di bidang kepabeanan yang telah

diwujudkan dalam bentuk penyusunan program reformasi kebijakan di bidang

Kepabeanan atau yang sering dikenal dengan Program Reformasi Kepabeanan (Customs

Reform).

Pengawasan terhadap barang larangan dan pembatasan pada hakekatnya merupakan

pelaksanaan dari tugas DJBC untuk melindungi masyarakat dari masuknya barang-

barang yang dapat berdampak negatif dan untuk melaksanakan ketentuan peraturan

perundang-undangan dari berbagai instansi.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka pada kesempatan kali ini penyusun akan mencoba

memaparkan mengenai barang larangan dan pembatasan terutama untuk perlindungan di

bidang hankamtibnas khususnya mengenai ketentuan impor bahan peledak.

Penyusun mengambil bahasan ketentuan impor bahan peledak dikarenakan bahan

peledak merupakan salah satu barang dibatasi yang sangat berbahaya dan perlu diawasi

sejak dari pengadaan, pengangkutan, penyimpanan, penggunaan sampai dengan

pemusnahannya sehingga terhadap importasinya diperlukan ketentuan-ketentuan baik

dari intern DJBC sendiri maupun ketentuan-ketentuan dari instansi/departemen terkait

yang nantinya dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan pengawasan untuk

memperkecil kemungkinan penyalahgunaan bahan peledak tersebut oleh orang-orang

yang tidak bertanggung jawab.

Page 23: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

Pengertian

Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 125 Tahun 1999 tentang

bahan peledak, bahan peledak merupakan barang yang sangat berbahaya dan rawan,

sehingga untuk mendukung kebutuhan dan penggunaannya dalam penyelenggaraan

pembangunan nasional dan kegiatan pertahanan keamanan negara diperlukan adanya

pengawasan dan pengendalian secara khusus.

”Bahan peledak” adalah suatu bahan atau zat yang berbentuk padat, cair, gas atau

campurannya yang apabila dikenai suatu aksi berupa panas, benturan, atau gesekan akan

berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang sebagian besar atau seluruhnya

berbentuk gas dan perubahan tersebut berlangsung dalam waktu yang sangat singkat dan

disertai efek panas dan tekanan yang sangat tinggi.

“Bahan Peledak” berarti senyawa kimia atau adukan mekanis yang mengandung unsur-

unsur yang mengoksidasi atau mudah terbakar, dalam takaran, jumlah atau bungkusan

sehingga jika dinyalakan oleh api, gesekan, gegaran, pukulan, atau peledakan dari bagian

apa saja daripadanya, dapat atau dimaksudkan dapat menyebabkan ledakan. Bahan

peledak termasuk, sebagai contoh dan tidak dimaksudkan sebagai pembatasan, serbuk

mesiu, serbuk yang digunakan dalam peledakan, dinamit, sumbu detonator atau bahan

peledak yang digunakan untuk menjalankan peledakan, serbuk yang tidak berasap,

granat, ranjau atau alat peledak apa saja. Bahan peledak tidak termasuk bahan bakar

mesin kecuali jika digabungkan dengan adukan lain dengan tujuan menyebabkan

peledakan

Berdasarkan pasal 1 ayat (1) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 125 Tahun

1999 tentang Bahan Peledak – Lampiran I. Unsur-unsur definisi :

� Bahan atau zat

� Berbentuk padat, cair, gas, atau campurannya

� Dikenai aksi berupa panas, benturan, gesekan

� Berubah secara kimiawi

� Menjadi zat lain (sebagian besar atau seluruhnya berbentuk gas)

� Perubahannya berlangsung secara singkat

� Disertai efek panas dan tekanan yang sangat tinggi

Page 24: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

Sebagai Dual Munition agent, di satu sisi bahan peledak bermanfaat untuk mendukung

kelancaran pelaksanaan pembangunan nasional, namun akan sangat berbahaya apabila

disalahgunakan terutama untuk kepentingan kegiatan terrorism. Sesuai Undang-undang

Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan, maka pengawasan dan pengendalian terhadap

pengelolaan bahan peledak dilaksanakan secara terkoordinasi terpadu antar instansi dan

dikoordinasikan oleh Departemen Pertahanan.

Bahan peledak ada dua macam yaitu komersial dan militer. Untuk bahan peledak militer,

pembinaan dan pengendaliannya diatur khusus oleh Dephan dan Mabes

ABRI/(TNI/POLRI). Untuk pengawasan pengendalian bahan peledak komersial telah

disusun suatu Pedoman Pembinaan dan Pengendalian Bahan Peledak Komersial oleh

Polri dan Depperindag. Kegunaan untuk latihan dan operasi militer, destruksi/

demolition, perizinan bahan peledak militer diatur khusus oleh Dephan dan instansi

terkait.

Bahan peledak komersial harus memiliki beberapa karakteristik/spesifikasi antara lain :

� Peka terhadap suatu reaksi (panas, getaran, gesekan atau benturan)

� Mempunyai kecepatan detonasi tertentu (high dan low explosive)

� Memiliki daya tahan air (water resistance) terbatas

� Dapat disimpan dengan stabil

� Menghasilkan gas-gas hasil eledak (gas dalam bentuk molekul lebih stabil)

� Memerlukan stemming/penyumbatan dalam penggunaannya

Macam bahan peledak komersial, adalah semua jenis :

� Dinamit, yang dikenal dengan nama “Nitro Glycerine Based Explosives”, Blasting

� Agents (ANFO)

� Water Based Explosives seperti Slurry, Watergel, Emulsion Explosives.

� Bahan peledak pembantu (Blasting Accessories) seperti Primer (Booster), Detonator,

Sumbu Api, Sumbu Peledak, MS Connector (Detonating Relay), Igniter, Igniter Cord,

Connector dan sejenisnya.

� Shaped Charges seperti RDX, HMX, dan sejenisnya.

Page 25: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

Untuk bahan peledak komersial ketentuan impornya adalah :

� Diimpor oleh badan usaha (importir) yang telah ditunjuk oleh Departemen

Pertahanan. Badan usaha di bidang bahan peledak yang telah ditunjuk oleh

Departemen Pertahanan, antara lain :

- PT Dahana

- PT Multi Nitrotama Kimia (MNK)

- PT Tridaya Esta

- PT Pindad

- PT Amindo Prima

- PT Pupuk Kaltim

- PT Inti Cellulose Utama Indonesia

- PT Trifita Perkasa

� Importir memiliki izin impor dari Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negri

Deperindag.

� Importir memiliki rekomendasi dari Departemen Pertahanan, Polri, Bais TNI.

Sedangkan untuk masalah ketentuan impornya konteks yang dibicarakan adalah

mengenai bahan peledak militer dan bahan peledak komersial. Untuk bahan peledak

militer berdasarkan Pasal 25 Ayat (1.) Butir (h) Undang-undang Nomor 17 Tahun

2006 Tentang Perubahan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang

Kepabeanan, maka terhadapnya diberikan pembebasan bea masuk. Pembebasan bea

masuk tersebut diberikan dengan cara pihak yang bersangkutan dalam hal ini

Dephankam, Mabes TNI, atau Polri dapat langsumg mengajukan PIB (BC 2.0) dan

dokumen pelengkap pabean lainnya kepada KPBC tempat pemasukkan barang .

Page 26: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

4.2.Latihan

Pertanyaan: Jelaskan apa yang dimaksud dengan bahan peledak, dan digunakan untuk

apa sajakah bahan peledak itu?

Jawab : Bahan peledak adalah suatu bahan atau zat yang berbentuk padat, cair, gas atau

campurannya yang apabila dikenai suatu aksi berupa panas, benturan, atau gesekan akan

berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang sebagian besar atau seluruhnya

berbentuk gas dan perubahan tersebut berlangsung dalam waktu yang sangat singkat dan

disertai efek panas dan tekanan yang sangat tinggi. Bahan peledak ada dua macam yaitu

komersial dan militer. Untuk bahan peledak militer, pembinaan dan pengendaliannya

diatur khusus oleh Dephan dan Mabes ABRI/(TNI/POLRI). Untuk pengawasan

pengendalian bahan peledak komersial telah disusun suatu Pedoman Pembinaan dan

Pengendalian Bahan Peledak Komersial oleh Polri dan Depperindag. Kegunaan untuk

latihan dan operasi militer, destruksi/demolition, perizinan bahan peledak militer diatur

khusus oleh Dephan dan instansi terkait.

4.3.Rangkuman

Bahan peledak merupakan salah satu barang dibatasi yang sangat berbahaya dan perlu

diawasi sejak dari pengadaan, pengangkutan, penyimpanan, penggunaan sampai dengan

pemusnahannya sehingga terhadap importasinya diperlukan ketentuan-ketentuan baik

dari intern DJBC sendiri maupun ketentuan-ketentuan dari instansi/departemen terkait

yang nantinya dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan pengawasan untuk

memperkecil kemungkinan penyalahgunaan bahan peledak tersebut oleh orang-orang

yang tidak bertanggung jawab.

Bahan kimia yang biasa dipakai untuk bahan peledak sangat banyak jenisnya.

Pengelompokan bahan-bahan peledak ini dapat dilakukan dengan berbagai cara

diantaranya berdasarkan komposisi senyawa kimia, kegunaannya, jenis bahan baku

dan/atau bahan setengah jadi menurut sifat eksplosifnya dan lingkungan penggunaannya.

Page 27: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

8. Kegiatan Belajar (KB) 4

SELPETER

5.1.Uraian, Contoh dan Non Contoh

Selpeter merupakan komponen bubuk hitam teroksidasi (disuplai oksigen). Sebelum

fiksasi industri nitrogen skala besar (proses Haber), sumber utama Kalium Nitrat ialah

deposit yang mengkristalisasikan dari dinding gua atau mengalirkan bahan organik yang

membusuk. Tumpukan kotoran juga sumber umum yang utama, amonia dari dekomposisi

urea dan zat nitrogen lainnya akan melalui oksidasi bakteri untuk memproduksi nitrat.

Secara historis, nitre-beds tersedia dengan mencampurkan rabuk dengan adukan semen

ataupun abu kayu, bahan tanah dan organik yang umum seperti jerami untuk memberikan

porositas pada tumpukan kompos yang secara tipikal setinggi 1,5 m dengan seluas 2 m

dengan sepanjang 5 m.

Timbunannya biasanya di bawah penutup dari hujan, mencegah basah dengan urin, kerap

berubah untuk mempercepat pembusukan dan dilepaskan dengan air setelah kurang lebih

setahun. Cairan yang memuat bermacam nitrat kemudian diubah dengan abu kayu kepada

kalium nitrat, dikristalisasikan dan dibersihkan untuk penggunaan dalam bubuk mesiu. Di

Inggris, hak pengolahan bahan peledak telah ada di tangan keluarga John Evelyn, diaris

ternama, sebagai monopoli puncak sejak sebelum tahun 1588. Salah satu penerapan yang

paling berguna dari kalium nitrat ialah dalam produksi asam sendawa, dengan

menambahkan asam sulfat yang terkonsentrasi pada larutan encer kalium nitrat,

menghasilkan asam sendawa dan kalium sulfat yang terpisah melalui distilasi fraksional.

Kalium Nitrat juga digunakan sebagai pupuk, sebagai model bahan pembakar rocket, dan

dalam beberapa petasan seperti bom asap, dicampuran dengan gula memproduksi jelaga

asap 600 kali dari volumnya sendiri.

Yang akan dibahas lebih lanjut adalah selpeter, menimbang bahwa selpeter merupakan

barang yang berbahaya dan rawan, sehingga untuk mendukung kebutuhan dan

penggunaannya dalam penyelenggaraan pembangunan nasional dan kegiatan pertahanan

keamanan negara, diperlukan adanya pengawasan dan pengendalian secara khusus.

Page 28: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

Dalam hal pemasukannya (importasi) pun dibutuhkan pengawasan yang khusus pula

yang dilakukan oleh aparat Bea dan Cukai, terutama oleh bagian penegakan hukum.

Pengertian

Selpeter atau asam sendawa atau kalium nitrate (KNO3) adalah berupa bahan atau zat

berupa butir-butir putih transparan yang memiliki rasa asin, mudah larut dalam air, dapat

larut sedikit dalam alkohol serta berkadar racun rendah, yang digunakan untuk membuat

mesiu, petasan, korek api, serta campuran bahan peledak

Selpeter hanya di impor oleh importir yang ditunjuk, yaitu:

� PT Dahana, PT Multi Nitrotama Kimia, dan PT Tri Daya Esa

Saltpeter atau asam sendawa mempunyai sifat – sifat antara lain :

• Sifat – sifat umum :

- Saltpeter atau asam sendawa juga mempunyai nama lain Kalium nitrat

- Mempunyai rupa padatan putih atau abu – abu kotor

- Mudah larut dalam air

- Memiliki rasa asin

- Dapat larut sedikit dalam alkohol

- Memilki kadar racun rendah. Oleh karena sifat ini, penggunaan saltpeter atau

asam sendawa harus hati – hati dan sesuai kadarnya agar tidak membahayakan

• Sifat – sifat fisik

- Bobot senyawa 101,1 sma

- Titik lebur 607 K (334 °C)

- Titik didih terdekomposisi pada 673 K (400 °C)

- Densitas 2,1 ×103 kg/m3

- Struktur kristal Aragonit

- Kelarutan 38 g dalam 100 g air

• Termokimia

- ?fH0gas ? kJ/mol

- ?fH0cair -483 kJ/mol

- ?fH0padat -495 kJ/mol

- S0gas, 1 bar ? J/mol·K

Page 29: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

- S0cair, 1 bar ? J/mol·K

- S0padat ? J/mol·K

Sendawa dibuat dengan mereaksikan kalium khlorida dengan asam nitrat atau natrium

nitrat. Cairan yang memuat bermacam nitrat kemudian diubah dengan abu kayu menjadi

kalium nitrat, dikristalisasikan dan dibersihkan untuk penggunaan dalam bubuk mesiu.

Kalium nitrat sangat luas kegunaannya baik di bidang industri, pertanian, maupun dalam

praktikum di laboratorium. Kalium nitrat antara lain digunakan untuk:

� Bubuk mesiu

� Bahan Peledak

� Pupuk

� Bahan pengawet makanan

� Petasan dan kembang api

Pada dasarnya ketentuan impor dan ekspor salpeter sama dengan ketentuan impor dan

ekspor bahan peledak yaitu:

� Diimpor oleh importir yang ditunjuk oleh Departemen Pertahanan

� Memiliki izin dari Departemen Perdagangan

� Memiliki rekomendasi dari Departemen Pertahanan,Kepolisian Republik Indonesia,

dan Badan Inteligen Strategis (BAIS) TNI.

Dalam ketentuan impor dan ekspor bahan peledak, persyaratan administrasi bagi importir

atau eksportir bahan peledak adalah antara lain :

� Importir

Perusahaan telah mendapat penunjukan dari Departemen Pertahanan. Memenuhi

prosedur untuk medapatkan izin impor bahan peledak, mengajukan permohonan

impor salpeter beserta komponennya kepada Direktorat Jenderal Perdagangan Luar

Negeri Departemen Perdagangan.

� Ekportir

Perusahaan telah mendapat penunjukan dari Departemen Pertahanan, memenuhi

prosedur untuk menapatkan izin ekspor bahan peledak, mengajukan rencana ekspor

salpeter beserta komponennya kepada Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri

Deperdag

Page 30: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

5.2.Latihan

Pertanyaan: Jelaskan apa yang dimaksud dengan selpeter, dan bagaimana ketentuan

impor selpeter tersebut dalam hal importasinya dilakukan di Kantor Pelayanan Utama

Tanjung Priok-Jakarta?

Jawab: Selpeter atau asam sendawa atau kalium nitrate (KNO3) adalah bahan atau zat

berupa butir-butir putih transparan yang memiliki rasa asin, mudah larut dalam air, dapat

larut sedikit dalam alkohol serta berkadar racun rendah, yang digunakan untuk membuat

mesiu, petasan, korek api, serta campuran bahan peledak. Perusahaan atau importir

setelah mendapat penunjukan dari Departemen Pertahanan, mengajukan permohonan

untuk medapatkan izin impor selpeter beserta komponennya kepada Direktorat Jenderal

Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan. Diimpor oleh importir yang ditunjuk

oleh Departemen Pertahanan, memiliki izin dari Departemen Perdagangan, dan memiliki

rekomendasi dari Departemen Pertahanan,Kepolisian Republik Indonesia, dan Badan

Inteligen Strategis (BAIS) TNI.

5.3.Rangkuman

Selpeter merupakan barang yang berbahaya dan rawan, sehingga untuk mendukung

kebutuhan dan penggunaannya dalam penyelenggaraan pembangunan nasional dan

kegiatan pertahanan keamanan negara, diperlukan adanya pengawasan dan pengendalian

secara khusus. Dalam hal pemasukannya (importasi) pun dibutuhkan pengawasan yang

khusus pula yang dilakukan oleh aparat Bea dan Cukai, terutama oleh bagian penegakan

hukum. Importir yang diberi izin atau yang ditunjuk melakukan importasi selpeter atau

asam sendawa yaitu PT Dahana, PT Multi Nitrotama Kimia, dan PT Tri Daya Esa

Page 31: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

9. Kegiatan Belajar (KB) 5

PETASAN / HAPPY CRACKERS

6.1.Uraian, Contoh dan Non Contoh

Pengguna petasan memang bisa dijerat dengan Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun

1951 tentang Kepemilikan Senjata Api dan Bahan Peledak Ilegal. Pada langkah awal,

mesti dicermati adalah soal mengganggu ketertiban umum.

Pasalnya, bahan pembuat petasan yang mengandung bubuk mesiu memang bisa dipakai

untuk membuat bom dalam kapasitas besar. Bertolak dari hal itu, yang harus dicermati

pertama kali adalah kondisi bahwa penggunaan petasan, memang kian hari kian

mengganggu. Beberapa korban berjatuhan akibat petasan, penggunaan petasan memang

mengganggu, bahkan dapat mengganggu ketertiban umum.

Polri dalam upaya mengurangi dampak pengunaan petasan, menerapkan ketentuan

melalui UU Darurat nomor 12/1951 sekaligus penegakan sanksi Pasal 187 Kitab Undang-

undang Hukum Pidana (KUHP) dengan ancaman hukuman penjara 12 tahun, bidikan UU

Darurat memang perlu terhadap pengguna petasan, UU Darurat tetap bisa dimanfaatkan

selama UU itu belum dihapus dan belum ada penggantinya.

Oleh karena itu, polisi tetap bisa menggunakan UU Darurat untuk menuntaskan masalah

petasan yang penggunaannya memang mengganggu ketertiban umum.Penggunaan

selpeter untuk pertama kali erat kaitannya dengan penemuan kembang api.

Menurut sejarahnya, kembang api bermula dari ditemukannya petasan pada abad ke-9 di

Cina. Waktu itu seorang juru masak secara tidak sengaja mencampur tiga bahan bubuk

hitam (black powder) yang ada di dapurnya, yaitu garam peter atau KNO3 (kalium nitrat),

belerang (sulfur) dan arang dari kayu (charcoal).

Ternyata campuran ketiga bahan tersebut merupakan bubuk mesiu yang mudah terbakar.

Jika bubuk mesiu itu dimasukkan ke dalam sepotong bambu yang ada sumbunya,

kemudian sumbu dibakar, maka mesiu itu akan meledak dan mengeluarkan suara ledakan

keras.

Page 32: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

Pengertian

Petasan dan happy crackers dilarang di Indonesia, alasan pelarangan potensi

menyebabkan kebakaran mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat dalam

bentuk polusi suara. Sejak tahun 1977 karena membahayakan keselamatan jiwa

masyarakat, untuk itu produksi dan impornya dilarang sepenuhnya.

Happy Crackers adalah petasan yang memiliki kembang api, yang dapat meledak

seperti petasan tapi sekaligus mengeluarkan kembang api yang berwana warni, dan

biasanya dipergunakan di malam hari. Kalium nitrat, stronsium nitrat, kuprum oksida,

karbon perklorat, barium klorat, potasium perklorat, sulfur, serbuk aluminium dan arsenik

adalah bahan kimia yang sering digunakan dalam petasan. Tujuan penggunaan berbagai

bahan ini adalah untuk memberi fungsi yang berlainan seperti menghasilkan oksigen dan

karbon, kesan bunyi dan warna. Warna-warni yang muncul pada petasan/kembang api

berasal dari pembakaran unsur-unsur kimia tertentu. Warna merah berasal dari

pembakaran strontium dan litium, warna kuning berasal dari pembakaran natrium, warna

hijau berasal dari pembakaran barium dan warna biru dari pembakaran tembaga.

Campuran bahan kimia itu dibentuk ke dalam kubus kecil-kecil yang disebut star. Star

inilah yang menentukan warna dan bentuk bila kembang api itu meledak nantinya.

Kumpulan star dimasukkan ke dalam silinder yang terbuat dari kertas atau plastik. Lalu

dimasukkan juga bubuk mesiu serta sumbu untuk menyalakannya.Konon, menurut

kepercayaan Cina, petasan dipercaya bisa mengusir roh jahat. Petasan jenis seperti mesiu

dipakai pada perayaan pernikahan, kemenangan perang, peristiwa gerhana bulan dan

upacara-upacara keagamaan. Kemudian petasan ini menjadi dasar dari pembuatan

kembang api, yang lebih menitikberatkan pada warna-warni dan bentuk pijar-pijar api di

udara.Pembuatan kembang api kemudian berkembang pesat di Eropa. Marco Polo

membawa serbuk mesiu itu dari Cina ke Eropa pada abad ke-13. Di Eropa serbuk petasan

dipergunakan untuk keperluan militer, misalnya untuk peluncuran roket, meriam, dan

senjata. Kembang api akan melesat ke udara apabila sumbunya dibakar, sedangkan

petasan hanya mengeluarkan suara ledakan tanpa diiringi pencaran api berwarna-warni.

Pada abad ke-18 Jerman muncul sebagai pembuat kembang api yang unggul bersama

Italia. Kembang api menjadi sangat terkenal di Inggris Raya selama pemerintahan Ratu

Elizabeth I.

Page 33: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

Berkat kemajuan teknologi, kini kembang api bisa bermacam-macam bentuknya. Ada

yang seperti komet, pohon palem, bunga krisan, planet Saturnus, sarang laba-laba, dan

getah pohon.

6.2.Latihan

Pertanyaan: Bagaimana langka pemerintah melalui Polri dalam upaya mengurangi

dampak pengunaan Happy Crackers, dan jelaskan apa yang dimaksud dengan Happy

Crackers?

Jawab: Pemerintah dalam hal ini dilakuikan oleh Polri dalam upaya mengurangi dampak

pengunaan petasan, menerapkan ketentuan melalui UU Darurat nomor 12/1951 sekaligus

penegakan sanksi Pasal 187 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dengan

ancaman hukuman penjara 12 tahun. Yang dimaksud dengan Happy Ckreckers adalah

petasan yang memiliki kembang api, yang dapat meledak seperti petasan tapi sekaligus

mengeluarkan kembang api yang berwana warni, dan biasanya dipergunakan di malam

hari, jenis petasan ini dilarang karena dapat menimbulkan polusi suara dan bahaya

kebakaran.

6.3.Rangkuman

Happy Crackers adalah petasan yang memiliki kembang api, yang dapat meledak

seperti petasan tapi sekaligus mengeluarkan kembang api yang berwana warni, dan

biasanya dipergunakan di malam hari. Kalium nitrat, stronsium nitrat, kuprum oksida,

karbon perklorat, barium klorat, potasium perklorat, sulfur, serbuk aluminium dan arsenik

adalah bahan kimia yang sering digunakan dalam petasan. Tujuan penggunaan berbagai

bahan ini adalah untuk memberi fungsi yang berlainan seperti menghasilkan oksigen dan

karbon, kesan bunyi dan warna.

Warna-warni yang muncul pada petasan/kembang api berasal dari pembakaran unsur-

unsur kimia tertentu. Warna merah berasal dari pembakaran strontium dan litium, warna

kuning berasal dari pembakaran natrium, warna hijau berasal dari pembakaran barium

dan warna biru dari pembakaran tembaga. Campuran bahan kimia itu dibentuk ke dalam

kubus kecil-kecil yang disebut star.

Page 34: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

Star inilah yang menentukan warna dan bentuk bila kembang api itu meledak nantinya.

Kumpulan star dimasukkan ke dalam silinder yang terbuat dari kertas atau plastik. Lalu

dimasukkan juga bubuk mesiu serta sumbu untuk menyalakannya. Happy Crackers ini

dilarang karena dapat menimbulkan polusi suara dan bahaya kebakaran, dan dapat

dikenakan sanksi pidana berdasarkan UU Darurat nomor 12/1951 sekaligus penegakan

sanksi Pasal 187 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dengan ancaman

hukuman penjara 12 tahun.

Page 35: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

10. Kegiatan Belajar (KB) 6

BARANG CETAK

7.1.Uraian, Contoh dan Non Contoh

Ketentuan peraturan yang mengatur tentang barang cetak adalah Undang-undang Pers,

untuk itu dipelajari ketentuan tenatang pers. Kemerdekaan pers merupakan salah satu

wujud kedaulatan rakyat dan menjadi unsur yang sangat penting untuk menciptakan

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang demokratis, sehingga

kemerdekaan mengeluarkan pikiran dan pendapat sebagaimana tercantum dalam Pasal 28

Undang-Undang Dasar 1945 harus dijamin; Kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara yang demokratis, kemerdekaan menyatakan pikiran dan pendapat sesuai dengan

hati nurani dan hak memperoleh informasi, merupakan hak asasi manusia yang sangat

hakiki, yang diperlukan untuk menegakkan keadilan dan kebenaran, memajukan

kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa; Pers nasional sebagai wahana

komunikasi massa, penyebar informasi, dan pembentuk opini harus dapat melaksanakan

asas, fungsi, hak, kewajiban, dan peranannya dengan sebaik-baiknya berdasarkan

kemerdekaan pers yang profesional, sehingga harus mendapat jaminan dan perlindungan

hukum, serta bebas dari campur tangan dan paksaan dari manapun; Pers nasional berperan

ikut menjaga ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

keadilan sosial; Undang-undang Nomor 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-ketentuan

Pokok Pers sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1967 dan

diubah dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1982 sudah tidak sesuai dengan tuntutan

perkembangan zaman; Pers yang meliputi media cetak, media elektronik dan media

lainnya merupakan salah satu sarana untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan

tersebut. Pers nasional berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini dengan

menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak

bersalah. Pers wajib melayani Hak Jawab. Pers wajib melayani Hak Koreksi. Wartawan

memiliki dan menaati Kode Etik Jurnalistik. Dalam melaksanakan profesinya wartawan

mendapat perlindungan hukum. Pers nasional mempunyai fungsi dan peranan yang

penting dan strategis dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Page 36: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

Pengertian

Perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers

meliputi perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan

media lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan, atau menyalurkan

informasi.

Penyensoran adalah penghapusan secara paksa sebagian atau seluruh materi informasi

yang akan diterbitkan atau disiarkan, atau tindakan teguran atau peringatan yang bersifat

mengancam dari pihak manapun, dan atau kewajiban melapor, serta memperoleh izin dari

pihak berwajib, dalam pelaksanaan kegiatan jurnalistik.

Perusahaan pers dilarang memuat iklan:

� yang berakibat merendahkan martabat suatu agama dan atau mengganggu kerukunan

hidup antar umat beragama, serta bertentangan dengan rasa kesusilaan masyarakat;

� minuman keras, narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

� peragaan wujud rokok dan atau penggunaan rokok.

Klasifikasi Barang Cetak

Yang termasuk dalam klasifikasi barang cetak, adalah barang cetak yang bentuknya

berupa Buku, Brosur, Pamflet, dan Poster. Barang cetak yang dilarang, adalah barang

cetak yang dapat mempengaruhi ideologi negara, dapat melanggar kesusilaan, dan dapat

melanggar budaya pancasila. Berdasarkan Pasal 20 UU. 40/PPNS/1999 Tentang Pers,

bahwa surat kabar, majalah, penerbitan berkala, dan buletin tidak termasuk sebagai

barang cetak

Ketentuan Pidana

Setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang

berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan ketentuan, dipidana dengan pidana

penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah). Perusahaan pers yang melanggar ketentuan, dipidana dengan pidana denda

paling sedikit Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah), dan paling banyak

Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Page 37: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

7.2.Latihan

Pertanyaan: Apa saja yang termasuk klasifikasi barang cetak, barang cetak yang dilarang

itu yang bagaimana, dan jelaskan apa yang dimaksud dengan penyensoran!

Jawab: Yang termasuk dalam klasifikasi barang cetak, adalah barang cetak yang

bentuknya berupa Buku, Brosur, Pamflet, dan Poster. Barang cetak yang dilarang,

adalah barang cetak yang dapat mempengaruhi ideologi negara, dapat melanggar

kesusilaan, dan dapat melanggar budaya pancasila. Penyensoran adalah penghapusan

secara paksa sebagian atau seluruh materi informasi yang akan diterbitkan atau disiarkan,

atau tindakan teguran atau peringatan yang bersifat mengancam dari pihak manapun, dan

atau kewajiban melapor, serta memperoleh izin dari pihak berwajib, dalam pelaksanaan

kegiatan jurnalistik.

7.3.Rangkuman

Undang-undang Nomor 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers

sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1967 dan diubah

dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1982, Pers yang meliputi media cetak, media

elektronik dan media lainnya merupakan salah satu sarana untuk mengeluarkan pikiran

dengan lisan dan tulisan tersebut.

Perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers

meliputi perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan

media lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan, atau menyalurkan

informasi. Barang cetak adalah barang cetak yang bentuknya berupa Buku, Brosur,

Pamflet, dan Poster.

Barang cetak yang dilarang, adalah barang cetak yang dapat mempengaruhi ideologi

negara, dapat melanggar kesusilaan, dan dapat melanggar budaya pancasila. Berdasarkan

Pasal 20 UU. 40/PPNS/1999 Tentang Pers, bahwa surat kabar, majalah, penerbitan

berkala, dan buletin tidak termasuk sebagai barang cetak

Page 38: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

11. Kegiatan Belajar (KB) 7

FILM DAN KASET VIDEO

8.1. Uraian, Contoh dan Non Contoh

Seperti yang telah kita ketahui bahwa dewasa ini banyak sekali film-film luar negeri yang

diputar di bioskop-bioskop kita. Hampir tiap minggu film-film yang diputar tersebut

berganti dengan film yang lebih baru. Banyak sekali macam dari film-film tersebut, mulai

dari cerita klasik percintaan sampai cerita tentang peperangan. Hal ini menunjukkan

bahwa banyak sekali film luar negeri yang masuk Indonesia tiap minggunya.

Jika dilihat lebih dalam, film-film tersebut mempunyai muatan nilai-nilai yang banyak

dan beragam. Sedikit banyak karena muatan nilai yang terkandung di dalamnya bisa

mempengaruhi pola pikir masyarakat kita. Menghindari kemungkinan akan pengaruh

budaya ataupun nilai-nilai negative kepada masyarakat itulah yang menjadikan alasan

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dalam perannya sebagai community protector

memasukkan impor film sebagai barang terkena larangan dan pembatasan.

Hal ini dimaksudkan agar impor film mendapatkan pengawasan yang lebih, karena

dampaknya besar sekali terhadap masyarakat. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai hanya

bisa melakukan pembatasan terhadap pengimporan saja. Masalah isi yang terkandung di

dalamnya DJBC tidak mempunyai kewenangan untuk melakukan pengawasan.

Untuk itu ada satu badan independent yang berwenang melakukan penyensoran film yaitu

Lembaga Sensor Film (LSF). Lembaga ini bertugas melakukan penyensoran, yaitu

pemotongan bagian film yang dirasa tidak layak untuk dikonsumsi masyarakat. Setiap

film yang berasal dari luar negeri wajib melewati pihak Bea dan Cukai, yang berwenang

dalam melakukan pemungutan penerimaan negara berupa Bea Masuk dan Pungutan

Dalam Rangka Impor (PDRI) yang meliputi PPN, PPNBM, PPh dan lainnya, yaitu

importir membayar bea masuk serta pungutan-pungutan lainnya.

Sedangkan Lembaga Sensor Film adalah badan yang menentukan apakah sebuah film

layak ditonton ataukah tidak. Lewat dua lembaga (DJBC dan LSF) inilah diharapkan

pengaruh buruk dari film-film luar negeri dapat dihindari.

Page 39: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

Namun pada akhirnya masyarakat sendirilah yang menilai apakah film yang dia konsumsi

mempunyai pengaruh buruk ataukah tidak. Maka dari itu diharapkan kerjasama

masyarakat dalam upaya filterisasi terhadap pengaruh buruk film luar negeri tersebut.

Pengertian Film

Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa

pandang-dengar (audio visual) yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan

direkam pada pita selluloid, pita, video, piringan video, dan atau bahan hasil penemuan

teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses

elektronik atau proses lainnya dengan atau tanpa suara yang dapat dipertunjukkan dan

atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik dan atau lainnya.

Sensor film adalah penelitian dan penilaian terhadap film dan reklame film, untuk

menentukan dapat tidaknya sebuah film dipertunjukkan dan atau ditayangkan kepada

umum, baik secara utuh maupun setelah peniadaan bagian gambar atau suara tertentu.

Lembaga sensor film (LSF) adalah sebuah lembaga yang berdiri dibawah Departemen

Kehakiman dan bertanggung jawab keatasnya yang bertugas untuk melakukan

penyensoran terhadap film, memberikan keputusan apakah sebuah film dapat

dipertunjukkan kepada umum (layak dikonsumsi) atau tidak.

Sebab sebuah film tidak layak untuk ditayangkan atau layak ditayangkan setelah

dilakukan penyensoran terlebih dahulu, apakah mengandung ideologi yang sangat

bertentangan dengan pancasila, mengandung unsur kekerasan yang berlebihan, dan

mengandung unsur seks yang berlebihan atau bisa dikatakan terlalu vulgar, dan

sebagainya Ketentuan perundang-undangan terbaru yang mengatur mengenai film adalah

Undang-undang Nomor 8 tahun 1992 tentang film yang menggantikan ordonansi

Staatsblaad 1940 No. 507. undang-undang tersebut mencakup usaha perfilman yang

meliputi, Pembuatan film, Jasa teknik film, Ekspor film, Impor film, Pengedaran film,

Pertunjukan film dan penayangan film. Undang undang tersebut menetapkan bahwa

setiap usaha perfilman tersebut di atas harus dimiliki oleh warga negara Indonesia,

berbentuk badan hukum, serta memiliki ijin usaha dari Departemen Penerangan. Dilihat

dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 1992 diatas impor dan ekspor film diatur juga.

Tidak sembarang perusahaan bisa mengimpor ataupun mengekspor film.

Page 40: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

Untuk ekspor film, perusahaan yang diijinkan untuk mengekspor yaitu, Perusahaan

ekspor film, Perusahaan pembuatan film, Perusahaan pengedaran film, Sedangkan untuk

importasi film, perusahaan yang diijinkan untuk melakukan pengimporan film yaitu

hanya dapat dilakukan oleh perusahaan impor film.

Ekspor maupun impor film hanya dapat dilakukan melalui kantor pabean tempat

Lembaga Sensor Film berada. Dalam hal ini berarti yang impor atau ekspor film melalui,

Bandara Sukarno Hatta, Pelabuhan Tanjung Priok, Kantor Pos Besar Pasar Baru.

Kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh importer ketika melakukan impor film

adalah mempertaruhkan uang jaminan, film diserahkan ke Lembaga Sensor Film, jika

film tsb lolos sensor, maka wajib membayar bea masuk dan pungutan lainnya.

Video

Video digunakan sebagai media penyimpanan sebuah film. Sebuah film direkam

menggunakan kamera pada waktu pengambilan gambar, setelah melalui bermacam

langkah-langkah pembuatan film seperti pengambilan gambar dan penyuntingan

(melakukan proses editing) kemudian sebuah film direkam atau disimpan dalam sebuah

media yaitu berupa kaset video. Video sebagai media tempat penyimpanan sebuah film

diatur juga dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 1992.

Seperti halnya dengan importasi film, video juga diperlakukan sama. Untuk perusahaan

atau importIr yang melakukan pengimporan video juga ditunjuk oleh pemerintah. Jadi

disini tidak sembarang perusahaan atau importir yang boleh melakukan pengimporan

video. Berdasarkan Surat Keputusan menteri Penerangan No.220/Kep/MenPen/95 ada

sebelas perusahaan yang diberi ijin untuk melakukan pengimporan terhadap rekaman

video.

Perusahaan-perusahaan tersebut diataslah yang berhak atau diberi hak untuk melakukan

pengimporan video. Perusahaan atau importir yang ditunjuk dan diijinkan untuk

mengimpor video, pengimporan harus memenuhi persyaratan yaitu :

� Rekaman video yang diimpor adalah rekaman induk atau master.

� Isi rekaman :

- Tidak bertentangan dengan ideology negara Indonesia dan kepribadian bangsa

Indonesia.

Page 41: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

- Tidak dijadikan alat propaganda ideologi negara asing.

- Tidak mengganggu ketertiban umum.

- Tidak merugikan kepentingan nasional.

- Harus diberi teks bahasa Indonesia.

Khusus untuk film dan rekaman video milik penumpang/anak buah kapal dan kiriman-

kiriman rekaman video melalui pos, penyelesaian prosedur impornya mengacu pada

Surat Jaksa Agung No. B.253/D/4/1979 tanggal 3 April 1979. Seperti halnya impor

sebuah film, video juga mempunyai ketentuan pidana jika perusahaan tersebut tidak

melakukan sebuah pelanggaran.

Ketentuan pidananya juga sama dengan film, yaitu pasal 40 dan 41 Undang-undang No. 8

tahun 1994. sedangkan penegakan hukumnya dilaksanakan oleh Kepolisian Repulik

Indonesia dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Departemen Penerangan. Dengan

demikian, Direktur Jenderal Bea dan Cukai hanya melakukan penegahan terhadap impor

dan ekspor illegal rekaman video, sedangkan proses selanjutnya diserahkan kepada pihak

Kejaksaan.

Kaset Video

Seperti halnya video, kaset video juga diatur dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 1992.

kaset video merupakan suatu media penyimpanan sebuah gambar (video). Disini kaset

video kadang disama artikan dengan sebuah video. Akan tetapi ada perbedaan mendasar

dari video dan kaset video yaitu video adalah sebuah perpaduan antara gambar dan suara

sedangkan kaset video adalah merupakan media penyimpanannya.

Dalam hal ini, istilah kaset sendiri mengacu pada fisik barang tersebut yang berupa pita

seluloid yang dapat merekam gambar serta suara.Sebenarnya ada berbagai macam media

penyimpanan antara lain, Kaset, Compact Dist (CD),Video Compact Disc (VCD, Digital

Video Disc (DVD).

Kaset seperti yang sudah disebutkan diatas merupakan media penyimpanan yang

berbentuk pita seluloid yang digulung dalam suatu wadah. Keunggulannya tahan lama

tapi mempunyai kelemahan yaitu harganya mahal. Compact Disc merupakan media

penyimpanan yang hanya berupa suara saja.

Page 42: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

Keunggulannya harganya murah dan mudah untuk diperbanyak namun tidak tahan lama.

Sekali saja tergores maka kemungkinan besar sudah tidak dapat dibaca lagi. Video

Compact Disc merupakan media penyimpanan gambar dan suara, seperti halnya Compact

Disc, Video compact Disc murah harganya dan mudah untuk diperbanyak namun mudah

rusak.

8.2.Latihan

Pertanyaan: Jelaskan apa yang dimaksud dengan film, video, dan bagaimana

persyaratan impor video.!

Jawab: Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi

massa pandang-dengar (audio visual) yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan

direkam pada pita selluloid, pita, video, piringan video, dan atau bahan hasil penemuan

teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses

elektronik atau proses lainnya dengan atau tanpa suara yang dapat dipertunjukkan dan

atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik dan atau lainnya. kaset

video merupakan suatu media penyimpanan sebuah gambar (video). Disini kaset video

kadang disama artikan dengan sebuah video.

Akan tetapi ada perbedaan mendasar dari video dan kaset video yaitu video adalah

sebuah perpaduan antara gambar dan suara sedangkan kaset video adalah merupakan

media penyimpanannya. Pengertian kaset sendiri mengacu pada fisik barang tersebut

yang berupa pita seluloid yang dapat merekam gambar serta suara.

Perusahaan atau importir yang ditunjuk dan diijinkan untuk mengimpor video,

pengimporan harus memenuhi persyaratan yaitu Rekaman video yang diimpor adalah

rekaman induk atau master, Isi rekaman tidak bertentangan dengan ideology negara

Indonesia dan kepribadian bangsa Indonesia, tidak dijadikan alat propaganda ideologi

negara asing, tidak mengganggu ketertiban umum, tidak merugikan kepentingan nasional,

harus diberi teks bahasa Indonesia.

Page 43: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

8.3.Rangkuman

Khusus untuk film dan rekaman video milik penumpang/anak buah kapal dan kiriman

rekaman video melalui pos, penyelesaian prosedur impornya mengacu pada Surat Jaksa

Agung No. B.253/D/4/1979 tanggal 3 April 1979. Ketentuan pidananya juga sama

dengan film, yaitu pasal 40 dan 41 Undang-undang No. 8 tahun 1994. sedangkan

penegakan hukumnya dilaksanakan oleh Kepolisian Repulik Indonesia dan Penyidik

Pegawai Negeri Sipil Departemen Penerangan.

Dengan demikian, Direktur Jenderal Bea dan Cukai hanya melakukan penegahan

terhadap impor dan ekspor illegal rekaman video, sedangkan proses selanjutnya

diserahkan kepada pihak Kejaksaan.

Ekspor maupun impor film hanya dapat dilakukan melalui kantor pabean tempat

Lembaga Sensor Film berada. Dalam hal ini berarti yang impor atau ekspor film melalui,

Bandara Sukarno Hatta, Pelabuhan Tanjung Priok, Kantor Pos Besar Pasar Baru.

Kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh importir ketika melakukan impor film

adalah mempertaruhkan uang jaminan, film diserahkan ke Lembaga Sensor Film, jika

film tersebut lolos sensor, maka wajib membayar bea masuk dan pungutan lainnya

Page 44: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

12. Test Formatif

Pilihlah jawaban yang saudara anggap paling benar, dengan cara memberi tanda bulatan

atau lingkaran pada salah satu huruf yang tersedia didepan kalimat soal pilihan ganda.

1. Yang dimaksud dengan senjata non standar TNI-Polri, berdasarkan ketentuan senjata

api, adalah kaliber :

a. Senjata api genggam maks. 32 mm; senjata api bahu maks. 25 mm

b. Senjata api genggam maks. 35 mm; senjata api bahu maks. 22 mm

c. Senjata api genggam maks. 32 mm; senjata api bahu maks. 22 mm

d. Senjata api genggam maks. 22 mm; senjata api bahu maks. 32 mm

2. Selpeter atau asam sendawa atau kalium nitrate (KNO3), adalah bahan atau zat

berupa butir-butir putih transparan yang memilik rasa asin, mudah larut dalam air,

dapat larut sedikit dalam alkohol serta berkadar racun rendah membuat:

a. Mesiu, dan pembersi karat pada besi

b. Bahan air accu, dan petasan

c. Korek api, dan campuran bahan gas helium

d. Petasan, dan campuran bahan peledak

3. Barang cetak yang dilarang impornya karena terdapat unsur-unsur dapat

mempengaruhi ideologi negara, dapat melanggar kesusilaan, dapat melanggar,

budaya pancasila, adalah klasifikasi barang cetak yang berupa:

a. Buku, brosur, pamflet dan majalah

b. Buku, brosur, pamflet dan poster

c. Bku, brosur, koran dan poster

d. Buku, buletin, pamflet dan poster

4. Berdasarkan UU nomor 8/1992 tentang film, barang impor berupa film wajib sensor

film oleh Lembaga Sensor Film yang ada di Jakarta, dan diatur juga film yang

dibebaskan dari kewajiban sensor (bebas sensor), adalah :

a. Film berita yang ditayangkan di bioskop

b. Film sejarah yang ditayangkan di bioskop

Page 45: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

c. Film berita yang ditayangkan oleh media elektronik

d. Film sejarah yang ditayangkan oleh media elektronik

5. Berdasarkan ketentuan tentang senjata api, penggunaan senjata api non standar TNI-

Polri yang di-izinkan digunakan di kapal laut berbendera asing maupun bendera

Indonesia, jumlah yang dapat diberikan untuk amunisinya 3 magazen/ silinder untuk

setiap pucuk, dan untuk senjata apinya adalah:

a. 1/3 jumlah awak kapal, maksimal 5 pucuk,

b. 1/3 jumlah awak kapal, maksimal 10 pucuk,

c. 2/3 jumlah awak kapal, maksimal 15 pucuk,

d. 2/3 jumlah awak kapal, maksimal 20 pucuk,

6. Senjata api non standar TNI-Polri dapat diimpor oleh importir yang ditunjuk oleh

departemen pertahanan, memiliki izin impor dari Ditjen Perdagangan Luar Negeri –

Deperindag, dan harus memiliki rekomendasi dari :

a. Departemen Pertahanan, Polri, dan Bais TNI

b. Departemen Pertahanan, Deperindag , dan Bais TNI

c. Departemen Pertahanan, Polri, dan Deperindag

d. Deperindag, Polri, dan Bais TNI

7. Amunisi berarti alat apa saja yang dibuat atau dimaksudkan untuk digunakan dalam

Senjata Api sebagai proyektil atau yang berisi bahan yang mudah terbakar yang

dibuat atau dimaksudkan untuk menghasilkan perkembangan gas di dalam Senjata

Api untuk:

a. Meluncurkan peluru

b. Meluncurkan proyektil

c. Meledakan peluru

d. Meledakan proyektil

Page 46: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

8. Ekspor maupun impor film hanya dapat dilakukan melalui kantor pabean tempat

Lembaga Sensor Film berada. Kegiatan impor atau ekspor film melalui Bandara

Sukarno Hatta, Pelabuhan Tanjung Priok, dan melalui :

a. Bandara Polonia - Medan

b. Bandara Juanda – Surabaya

c. Kantor Pos Besar - Pasar Baru – Jakarta

d. Bandara Adi Sucipto – Yogyakarta.

9. Perusahaan pers dilarang memuat iklan yang berakibat merendahkan martabat suatu

agama dan/atau bertentangan dengan rasa kesusilaan masyarakat; serta mengganggu:

a. Kerukunan hidup antar umat beragama

b. Kegiatan impor

c. Kegiatan ekspor

d. Kegiatan perekonomian

10. Petasan dan happy crackers dilarang di Indonesia, alasan pelarangan potensi

menyebabkan kebakaran mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat dalam

bentuk:

a. Polusi udara.

b. Pencemaran lingkungan hidup

c. Pencemaran Kehidupan Manusia.

d. Polusi suara.

Page 47: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

10 Kunci Jawaban Test Formatif

1. c 6. a

2. d 7. b

3. b 8. c

4. c 9. a

5. b 10. d

11. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan hasil jawaban dengan kunci jawaban yang disediakan pada modul ini. Hitung

jawaban Anda yang kedapatan benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui

tingkat pemahaman terhadap materi. Perhatikan dan cocokan hasil jawaban Anda dengan

hasil perhitungan sesuai rumus dengan hasil pencapaian prestasi belajar sebagaimana data

pada kolom dibawa ini.

TP = Jumlah Jawaban Yang Benar X 100%

Jumlah keseluruhan Soal

Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari

mencapai

91 % s.d 100 % : Amat Baik

81 % s.d. 90,00 % : Baik

71 % s.d. 80,99 % : Cukup

61 % s.d. 70,99 % : Kurang

Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81 % ke atas (kategori “Baik”), maka

disarankan mengulangi materi.

Page 48: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

12. Daftar Pustaka

1. Undang-undang No. 17 tahun 2006 Tanggal 15 Nopember 2006 tentang Perubahan

Undang-undang No. 10 tahun 1995 Tanggal 30 Desember 1995 tentang Kepabeanan.

2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Pertahanan.

3. Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers. Undang-undang Nomor: 40

Tahun 1999 tentang PERS Disahkan di Jakarta pada tanggal 23 September 1999

Presiden Republik Indonesia, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 166 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3887

4. Undang-undang Nomor 4/PPNS/1963 Tentang Pers

5. Undang-undang Nomor 8 tahun 1992 tentang Film yang menggantikan Ordonansi

Film Staatsblaad 1940 No. 507

6. Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Usaha Perfilman.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1994 tentang Lembaga Sensor Film

8. Ordonansi Senjata api Staadblaad 1937 Nomor 170 tanggal 19 Maret 1937

9. Ordonansi Senjata api Staadblaad 1939 Nomor 278 tanggal 30 Mei 1939

10. Ordonansi Bahan Peledak Staatsblaad 1893 Nomor 234

11. Ordonansi Bahan Peledak staatsblaad 1931 Nomor 168 tanggal 9 Mei 1931

12. Reglemen Senjata api Staadblaad 1939 Nomor 279 tanggal 30 Mei 1939

13. Undang-undang Nomor 8 tahun 1948 Lembaran Negara Nomor 17 tahun 1948

tentang Pendaftaran dan Pemberian Ijin Senjata Api

14. Undang-undang Darurat No.12/Drt/1951 LN 1951 No.78 tanggal 1 September 1951

Mengenai Peraturan Hukum Istimewa Sementara Lembaran Negara Nomor 78

tanggal 4 September 1951 tentang Senjata Api dan Bahan Peledak

15. Undang-undang Nomor 20/PPNS/1960 tanggal 13 Mei 1960 tentang Kewenangan

Perizinan Yang Diberikan Menurut Undang-unadang Mengenai Senjata Api.

16. Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 1997 tentang Pengadaan Bahan Peledak

17. Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 1976 tanggal 6 April 1976 tentang Pengawasan dan

Pengendalian Senjata Api

18. Keputusan Menteri Pertahanan dan Keamanan/ Panglima Angkatan Bersenjata

Republik Indonesia Nomor Kep/27/XII/1977 tanggal 28 Desember 1977 tentang

Page 49: 5.Modul Dtsd Kblp Untuk Hankam Tibmas

Tuntunan Kebijaksanaan untuk Meningkatkan Pengawasan dan Pengendalian Senjata

Api Sebagai Pelaksanaan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1976

19. Keputusan Menteri Pertahanan dan Keamanan Nomor : Kep/03/XI/1997 tentang

Pengawasan dan Pengendalian Bahan Peledak

20. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 139//KMK.05/1997

tentang Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Persenjataan, Amunisi, Termasuk Suku

Cadang Dan Perlengkapan Militer Serta Barang Dan Bahan Yang Dipergunakan

Untuk Menghasilkan Barang Yang Diperuntukkan Bagi Keperluan Pertahanan Dan

Keamanan Negara

21. Keputusan Menteri Pertahanan Nomor : Kep05/M/VII/2001 tanggal 19 Juli 2001

tentang Penunjukkan Badan Usaha di Bidang Bahan Peledak

22. Keputusan Menteri Pertahanan Nomor : Kep06/M/VII/2001 tanggal 19 Juli 2001

tentang Penunjukkan Badan Usaha di Bidang Bahan Peledak

23. Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : SE-16/BC/2003 tentang Tata

Cara Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Persenjataan, Amunisi, Termasuk Suku

Cadang Dan Perlengkapan Militer Serta Barang Dan Bahan Yang Dipergunakan

Untuk Menghasilkan Barang Yang Diperuntukkan Bagi Keperluan Pertahanan Dan

Keamanan Negara

24. Surat Keputusan Menteri Penerangan Nomor 215/Kep/MenPen/94 tanggal 28

Oktober 1994 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Usaha Pefilman.

25. Surat Keputusan Menteri Penerangan Nomor 220/Kep/MenPen/95 tanggal 6

September 1995 tentang Jumlah Perusahaan Impor Rekaman Video.

26. Undang-undang No. 8 tahun 1994 tentang film.

27. Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Usaha Perfilman

28. Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1994 tentang Lembaga Sensor Film.

29. Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1994 tentang Badan Pertimbangan Perfilman

Nasional.

30. Surat Keputusan Menteri Penerangan No. 215/Kep/MenPen/94 tentang Tata cara

Penyelenggaraan Usaha Perfilman.

31. Surat Keputusan Menteri Penerangan No. 220/Kep/MenPen/95 tentang Jumlah

Perusahaan Impor Rekaman Video.