5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota...

download 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

of 99

Transcript of 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota...

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    1/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    1

    BAB IPENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Perubahan yang cukup signifikan telah terjadi di berbagai sektor kehidupan

    masyarakat Indonesia pada dekade ini. Sistem pemerintahan misalnya, telah

    bergeser dari sentralistik menjadi desentralisasi dan otonomi daerah yang terletak

    di kabupaten/kota. Pada sektor perdagangan, batas antar negara semakin tidak

    nampak dengan adanya teknologi e-commerce. Dengan dimulainya perdagangan

    bebas tingkat Asia, dari sisi regulasi hampir tidak ada lagi perbedaan antara

    organisasi domestik dengan organisasi asing dalam menjalankan usahanya di

    berbagai bidang dan daerah di Indonesia.

    Kondisi ekonomi memaksa setiap organisasi lokal untuk meningkatkan kualitas

    produk dan efisiensinya sehingga dapat meningkatkan daya saing agar dapat

    mengimbangi banyaknya organisasi bisnis asing yang masuk ke Indonesia.

    Berbagai usaha juga telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan peran

    serta masyarakat dalam upaya bangkit dari keterpurukan akibat krisis multi

    dimensi yang melanda sejak tahun 1997. Segala upaya pemerintah tersebut

    bertujuan untuk mendorong percepatan pembangunan terutama di sektor

    perekonomian melalui berbagai investasi, dari yang berskala kecil dengan nilai

    puluhan jutaan hingga yang bernilai milyaran rupiah. Berbagai aktivitas

    perekonomian tersebut secara bertahap akan menyebabkan terjadinya

    peningkatkan mobilitas penduduk ke daerah-daerah yang prospektif untuk

    meningkatkan pendapatan mereka, baik sebagai pembawa dana (investor),

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    2/99

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    3/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    3

    ü   Kemudahan perijinan lokasi ;

    ü   Masalah sumber daya manusia ;

    ü   Masalah dana.

    Pengembangan pelayanan kesehatan sangat terkait dan dipengaruhi oleh

    berbagai aspek baik demografi, pertumbuhan ekonomi, tingkat pendidikan, serta

    perkembangan lingkungan fisik dan biologi khususnya epidemiologi penyakit. Dari

    sisi demografi, saat ini kecenderungan yang tampak adalah bergesernya piramida

    penduduk dari muda ke dewasa dan tua. Ini menunjukkan bahwa angka kelahiran

    semakin menurun dan angka harapan hidup yang semakin meningkat. Sementara

    itu, gaya hidup masyarakat cenderung makin konsumtif. Meskipun krisis multi

    dimensi menyebabkan keterpurukan ekonomi masyarakat, disisi lain cukup

    banyak kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi dan dapat meneruskan pola

    hidup konsumtif.

    Dengan gaya hidup tidak seimbang, akibatnya, dari segi epidemiologi juga telah

    terjadi pergeseran pola penyakit. Meskipun angka kejadian infektus sebagai tipikal

    penyakit di negara tropis masih tinggi, namun kini sudah banyak masyarakat yang

    menderita penyakit-penyakit tipikal negara industri-industri dan maju. Pergeseran

    ini tentunya akan sangat berpengaruh pada penyediaan fasilitas pelayanan

    kesehatan, teknologi kedokteran yang harus dikuasai/disediakan dan kecukupan

    tenaga kesehatan terlatih. Pada aspek lain, untuk faktor mutu dan manajemen

    pelayanan kesehatan khususnya Rumahsakit turut memegang peran penting

    dalam penyediaan layanan kesehatan yang berkualitas. Kedua faktor tersebut

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    4/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    4

    sangat dipengaruhi oleh jumlah dan jenis tenaga kesehatan, anggaran dana, obat,

    dan sistem pelayanan kesehatan secara makro. Salah satu fasilitas pelayanan

    kesehatan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat adalah rumah sakit. Ini

    terlihat dari makin meningkatnya utilitasi fasilitas di Rumahsakit dari tahun ke

    tahun.

    Dengan berbagai perubahan kondisi demografis, pola penyakit dan

    perkembangan teknologi, diperlukan suatu perencanaan rumah sakit yang benar-

    benar berbasis pada kondisi lingkungan yang dihadapi. Hal ini penting untuk

    menghindari suatu investasi yang sia-sia karena berbeda dengan keinginan dan

    kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini perlu dilakukan suatu studi khusus untuk

    meneliti perubahan lingkungan tersebut, dalam rangka mengantisipasi berbagai

    kemungkinan yang akan terjadi.

    2. Maksud dan TujuanPemerintah Kota Pekalongan bermaksud untuk mendirikan fasilitas pelayanan

    kesehatan yaitu Rumahsakit untuk mendukung misi pemerintah setempat dalam

    bidang kesehatan dan pendidikan. Secara umum, rencanan pendirian Rumahsakit

    ini akan membantu pemerintah kota Pekalongan dalam mewujudkan derajat

    kesehatan yang tinggi bagi masyarakatnya, dengan menyediakan fasilitas

    pelayanan yang memadai, membentuk intregrasi dalam bidang kesehatan dari

    berbagai disiplin ilmu, disamping juga memenuhi aspek ekonomis sebagaimana

    layaknya bidang usaha yang lain. Apalagi selama ini pemerintah kota Pekalongan

    tidak mempunyai Rumahsakit daerah sendiri.

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    5/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    5

    Pendirian Rumahsakit ini diharapkan sebagai salah satu upaya mempersiapkan

    diri terhadap perubahan lingkungan akibat globalisasi. Untuk itu, pihak pemerintah

    kota pekalongan khususnya Dinas Kesehatan Kota Pekalongan bermaksud

    melakukan studi kelayakan terhadap rencana pendirian Rumahsakit baru yang

    ditinjau terutama dari kebutuhan masyarakat. Mengacu pada berbagai hal tersebut

    di atas maka pihak Dinas Kesehatan Kota Pekalongan telah menunjuk konsultan

    untuk melakukan kajian terhadap berbagai aspek tersebut.

    Hasil Studi Kelayakan ini akan dijadikan bahan pertimbangan bagi pemerintah

    kota Pekalongan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam perencanaan

    tipe dan berbagai fasilitas yang disediakan di Rumahsakit nantinya. Disamping itu

    dokumen ini juga dapat dimanfaatkan oleh pihak lain dalam pengambilan

    keputusan investasi.

    Selain mempunyai motivasi sosial dan keuntungan, sebagaimana layaknya bentuk

    usaha lain, rencana pendirian Rumahsakit ini juga diharapkan dapat :

    ü   Membuka lapangan kerja baru serta meningkatkan pendapatan

    masyarakat pada umumnya dan calon tenaga kerja di Rumahsakit pada

    khususnya,

    ü   Meningkatkan pendapatan pemerintah daerah.

    ü   Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

    ü   Meningkatkan peluang terjadinya aliansi strategis antar-berbagai lembaga

    pelayanan kesehatan di Kabupaten Pekalongan dan sekitarnya.

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    6/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    6

    3. Ruang Lingkup Studi Kelayakan

    Studi kelayakan ini pada dasarnya merupakan suatu penelitian yang akan

    berusaha untuk mengkaji kebutuhan dan harapan masyarakat akan adanya

    fasilitas pelayanan kesehatan khususnya Rumahsakit. Kajian ini diharapkan dapat

    mengungkap berbagai pelayanan yang potensial untuk dikembangkan dalam

    konteks pendirian Rumahsakit kota Pekalongan. Karena itu untuk dapat

    mengungkap lebih mendalam maka dalam penelitian ini dilakukan survey

    langsung kepada masyarakat.

    Pada dasarnya pelaksanaan studi ini dapat dikelompokkan menjadi 3 tahapan

    yang juga tercermin dalam 3 jenis pelaporan yaitu ;

    1. Laporan fakta dan analisa, laporan ini berisi berbagai kajian mengenai fakta

    dilapangan melalui hasil survey langsung dan berbagai data statistik yang ada.

    Fakta yang ada selanjutnya akan dilakukan analisa awal untuk memberikan

    kajian-kajian mendalam yang berhubungan dengan rencana pendirian

    Rumahsakit baru di Kota Pekalongan.

    2. Laporan Draft Studi Kelayakan ; Laporan ini lebih lengkap karena terdiri dari

    kajian pasar, keuangan dan block plan. Namun masih perlu dibahas dan

    disempurnakan, terutama masukan dari pemilik dalam hal ini pemerintah kota

    Pekalongan,

    3. Laporan Final Studi Kelayakan.

    Dalam laporan (buku) ini merupakan laporan pertama final studi kelayakan.

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    7/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    7

    4. Metode Penyusunan Studi Kelayakan

    4.1. Pengumpulan dan Analisis data

    a. Data Sekunder

    Data ini diperoleh dari berbagai instansi terkait di kota Pekalongan dan

    sekitarnya. Data-data ini dapat berupa data statistik maupun data non statistik.

    Yang selanjutnya akan diolah dengan cara pengkajian dan tabulasi secara

    sistematis hingga menghasilkan informasi yang relevan dengan tujuan Studi

    Kelayakan ini.

    b. Studi Kepustakaan

    Sebagai bahan pembanding studi ini, berbagai referensi pustaka yang

    mendukung akan digunakan dalam koridor studi kelayakan ini.

    c. Survei

    Survei ini bertujuan untuk meyakinkan keinginan dan harapan masyarakat

    terhadap kemungkinan adanya pelayanan kesehatan baru seperti Rumahsakit.

    d. Pengamatan lingkungan

    Untuk lebih meyakinkan berbagai informasi yang diperoleh, selanjutnya

    diadakan peninjauan langsung ke lokasi dan sekitarnya dengan tujuan :

    ü   Untuk lebih mengetahui kesesuaian dan kelayakan lokasi serta faktor-

    faktor yang mendukung pendirian Rumahsakit baru di kota Pekalongan,

    ü   Untuk mengetahui daya dukung sarana dan prasarana dalam

    pemberian pelayanan berkaitan dengan pendirian Rumahsakit baru,

    ü   Untuk mengetahui hal-hal lain yang perlu dalam mendukung pendirian

    Rumahsakit baru di kota Pekalongan.

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    8/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    8

    4.2. Sistematika Pembahasan Studi

    Secara umum, laporan (buku) ini merupakan tahap akhir dari proses studi

    kelayakan, dengan sistematika pembahasannya sebagai berikut :

    a. Pendahuluan

    Dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai latar belakang proyek, tujuan studi

    kelayakan, metode yang digunakan, dan sistematika penyusunan.

    b. Profil Kota Pekalongan

    Dalam bagian ini dititikberatkan pada kondisi kota Pekalongan secara umum.

     Analisis akan ditinjau dari kondisi demografi, kesehatan, ekonomi, maupun

    sosial budaya. Analisis terhadap berbagai kondisi tersebut masih dalam koridor

    studi kelayakan.

    c. Kinerja beberapa Rumahsakit di kota Pekalongan dan sekitarnya

    Bagian ini akan memaparkan berbagai jenis pelayanan Rumahsakit yang saat

    ini tersedia di kota Pekalongan dan sekitarnya. Selanjutnya juga akan dianalisis

    mengenai kinerja setiap Rumahsakit tersebut, yang meliputi; rawat inap, rawat

     jalan, dll.

    d. Kajian Aspek Pasar dan Pemasaran

    Dalam aspek ini pada awalnya akan dititikberatkan pada analisa mengenai

    pasar yang berlaku dan kecenderungannya secara umum. Selanjutnya akan

    dikaji mengenai tingkat persaingan organisasi pelayanan kesehatan di kota

    Pekalongan dan sekitarnya melalui analisis terhadap berbagai jenis pelayanan

    Rumahsakit yang saat ini tersedia saat ini. Selanjutnya juga akan dilakukan

    proyeksi pangsa pasar terhadap rencana pengembangan atau pendirian

    Rumahsakit baru di kota Pekalongan tersebut. Disamping itu juga akan

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    9/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    9

    dianalisis mengenai pilihan tempat Rumahsakit dari aspek keterjangkauan

    pasien dan calon pasien.

    e. Kajian AspekTeknis & Tekhnologi serta kebutuhan peralatan

    Tahap awal dari bagian ini adalah menentukan jenis pelayanan yang akan

    diberikan. Berdasarkan hal tersebut selanjutnya akan dilakukan kajian fisik

    berupa pembuatan block plan serta kajian kebutuhan peralatan.

    f. Kajian Aspek Sumberdaya manusia dan aspek lainnya

    Dalam aspek ini dilakukan kajian secara umum mengenai kebutuhan

    sumberdaya manusia (SDM) di Rumahsakit baik tenaga medis maupun non

    medis.

    g. Kajian Keuangan studi kelayakan

    Dalam aspek ini hasil analisis sebelumnya akan dikaitkan dengan indikator

    kelayakan standar yaitu Net Present Value dan Payback Period untuk

    mengetahui kelayakan investasi yang telah ditentukan sebelumnya.

    h. Rekomendasi Studi

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    10/99

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    11/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    11

    Jika luas daerah Kota Pekalongan sebesar 45,25 km²,dengan jarak terjauh dari

    Utara ke Selatan ± 9 km dan dari Barat ke Timur sepanjang ± 7 km maka

    diperkirakan kepadatan penduduk mencapai sekitar 5.824/ km², sedangkan jumlah

    rata-rata anggota rumah tangga adalah 4,2. Sedangkan kepadatan penduduk

    terbesar ada di Pekalongan Barat dengan luas daerah sebesar 10,05 km² dan

     jumlah penduduk 83.516 jiwa diperkirakan kepadatan penduduknya sekitar

    8.310/km², dan angka rasio ketergantungan penduduk ternyata masih cukup kecil

    mengingat jumlah penduduk usia (15 – 64) tahun sebanyak 167.526 jiwa jauh

    lebih besar dibandingkan penduduk usia (0 – 14) tahun dan usia diatas 65 tahun

    yang berjumlah sebanyak 96.031 jiwa atau rasio ketergantungan rata rata

    penduduknya sebesar 57,32 (Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan 2002).

    Mayoritas penduduk Kota Pekalongan menganut agama Islam sebanyak 247.017

     jiwa dengan 84 buah masjid, 584 Mushola/Surau dan masyarakat lainnya

    menganut agama Kristen Protestan, Katholik Hindu, dan Budha. Sejak tahun 1998

    setiap tahun hingga tahun 2001 telah terjadi peningkatan angka penduduk Kota

    Pekalongan yang menunaikan ibadah haji pada tahun 1998 sebanyak 426, 1999 -

    94, 2000 - 474, dan 2001 sebanyak 860 orang dan terakhir tahun 2002 ada 531

    orang jemaah haji.

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    12/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    12

    2. Lingkungan Kesehatan Kota Pekalongan

    Status Kesehatan penduduk dapat dilihat dari indikator-indikator utama yaitu

    angka kematian bayi dan angka kematian ibu. Tabel-tabel berikut ini menunjukkan

    indikator kesehatan di kota Pekalongan.

    Tabel. 1. Angka Kematian Bayi

    Jumlah BayiMati

    Kecamatan PuskesmasJumlahLahirHidup

    JumlahLahirMati

    Umur0 – <

    28hari

    Umur0 –

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    13/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    13

    Tabel 2. Jumlah kematian ibu

    Kematian IbuKecamatanPekalongan

    Barat

    PuskesmasKematian IbuHamil Kematian IbuBersalin Kematian IbuNifas KematianIbu

    PekalonganBarat

    Bendan 0 2 2 4

    Kramatsari 2 0 0 2Tirto 0 0 1 1

    PekalonganTimur

    Noyontaan 0 0 1 1

    Tondano 0 0 0 0Klego 0 0 0 0

    PekalonganUtara

    KusumaBangsa

    1 0 0 1

    Krapyak Kidul 0 0 0 0Pekalongan

    Selatan

    Pekalongan

    Selatan0 0 0 0

    Jenggot 0 0 1 1JUMLAH 3 2 5 10

    Dari tabel-tabel di atas tampak bahwa dengan angka kematian ibu sebanyak 10

    orang per 5.211 kelahiran hidup ini berarti angka kematian ibu di Kota Pekalongan

    sebesar 192 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini juga relatif rendah

    dibandingkan dengan angka nasional yang sebesar 373/100.000 kelahiran hidup.

    Sekali lagi ini menunjukkan bahwa kondisi kesehatan dan kesejahteraan

    masyarakat relatif baik. Hal ini juga menunjukkan bahwa kebutuhan kesehatan

    masyarakat telah bergeser dari kebutuhan mendasar ke kebutuhan yang lebih

    tinggi.

    3. Lingkungan EkonomiEkonomi kota Pekalongan seperti kebanyakan daerah di Indonesia sempat

    terganggu sewaktu terjadi krisis ekonomi. Lapangan kerja juga sempat

    mengalami penurunan. Namun, kondisi ini saat ini semakin membaik. Dari jumlah

    penduduk sebanyak 263.540 jiwa tersebut sebanyak 14.825 laki-laki dan 9.515

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    14/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    14

    perempuan telah bekerja diberbagai sektor lapangan kerja seperti pertanian,

    pertambangan, industri, listrik, bangunan, perdagangan, keuangan dan lain

    sebagainya, namun sektor lapangan kerja di industri, khususnya industri batik,

    telah menyerap tenaga yang terbesar yaitu 10.472 laki-laki dan 6.598 perempuan,

    sehingga kota ini juga dijuluki sebagai kota Batik sedangkan 5.328 orang bekerja

    sebagai pegawai negeri yang tercatat sebagi anggota KORPRI, karena data dari

    Kantor Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekalongan menunjukkan bahwa

    ada 3 perusahaan yang tergolong besar dimana perusahaan itu memiliki nilai

    investasi minimal 5 milyar rupiah telah menyerap tenaga sebanyak 1.234 orang,

    industri menengah dengan investasi antara 200 juta rupiah hingga 5 milyar rupiah

    menyerap tenaga sebesar 4.414 orang dan industri kecil yang memiliki investasi

    kurang dari 200 juta rupiah menyerap tenaga sebanyak 9.952 orang. Selain itu

    ada sekitar 153 orang yang menjadi tenaga kerja ke luar negeri, data statistik

    terbesar menunjukkan 92 orang telah bekerja di Malaysia menjadi operator dan

    PRT (Pembantu Rumah Tangga) serta 58 orang ke Saudi Arabia juga sebagai

    PRT (Pembantu Rumah Tangga), namun Desember 2002 tercatat ada tenaga

    kerja yang masih belum tertampung di lapangan kerja dimana angka terbesar

    adalah pencari kerja lulusan SMTA 1.305, dan lulusan Sarjana sebanyak 451

    orang.

    Kondisi masyarakat kota Pekalongan yang berada dalam kategori atau kelompok

    KS.III dan KS.III Plus ada sekitar 31,37 % masih jauh dibawah masyarakat yang

    ada di kelompok Pra Sejahtera hingga KS.I yang jumlahnya mencapai ± 50,37%

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    15/99

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    16/99

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    17/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    17

    Hingga Desember 2002 telah tercatat realisasi ekspor ke manca negara senilai $

    4.361.782,9, yang mana sebanyak $ 1.763.989,32 datang dari ekspor garment, $

    1.356.464,07 dari batik printing dan sarung batik, serta $ 1.136.982,90 didapat

    dari sektor ikan yang terdiri dari ikan kakap merah, ikan tuna steak dan ikan ikan

    lainnya.

    Fasilitas sarana dan prasarana telekomunikasi sejak tahun 1998 hingga tahun

    2002 terus mengalami kenaikan jumlah konsumen karena data yang ada di

    PT.Telkom Pekalongan ada 17.850 pelanggan sehingga juga telah mempengaruhi

    secara langsung jumlah pemakaian pulsa telepon dan terakhir jumlah pemakaian

    ada sekitar 104.270.2744 pulsa, ini juga didukung dengan pertumbuhan TUT

    (Teleon Umum Tunggu) dan Wartel (Warung Telekomunikasi) yang hingga tahun

    2002 ada 257 TUT dan 35 Wartel.

    4. Lingkungan Sosial Budaya

    Kota Pekalongan merupakan kota pesisir yang seperti kebanyakan kota pesisir

    lainnya merupakan kota dagang. Sistem sosial budaya masyarakat di Pekalongan,

    tidak seperti kota-kota pedalaman Jawa, lebih terbuka. Masyarakat Pekalongan

    lebih leluasa mengungkapkan perasaan dan pendapatnya, tanpa merasa perlu

    terlalu “ewuh pakewuh” seperti kebanyakan masyarakat Jawa pedalaman. Apalagi

     jarak Pekalongan dengan kota-kota besar seperti Semarang dan Jakarta relatif

    dekat sehingga banyak kaum migran yang telah terpapar kehidupan kota besar

    dan membawa budaya tersebut ke kota asalnya, Pekalongan. Selain terbuka dan

    berjiwa wiraswasta, masyarakat kota Pekalongan juga terkenal religius. Hal ini

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    18/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    18

    tampak pada jumlah jemaah haji yang terus meningkat jumlahnya. Sejak tahun

    1998 setiap tahun hingga tahun 2001 telah terjadi peningkatan angka yang

    penduduk Kota Pekalongan yang menunaikan ibadah haji pada tahun 1998

    sebanyak 426, 1999 - 94, 2000 - 474, dan 2001 sebanyak 860 orang dan terakhir

    tahun 2002 ada 531 orang jemaah haji.

    5. Analisis Data Sosial, Budaya dan Ekonomi

    Berdasarkan data-data sosial ekonomi tersebut di atas maka dapat dikatakan

    bahwa kondisi sosial ekonomi kota Pekalongan cukup mendukung adanya

    investasi baru di segala bidang. Apalagi tampak bahwa kondisi infrastruktur yang

    tersedia cukup memadai seperti sarana jalan yang cukup baik, sarana listrik dan

    telpon yang tersebar luas. Dipandang dari sudut pandang investasi di bidang

    kesehatan, hal ini amat mendukung karena akses terhadap pelayanan kesehatan

    menjadi semakin baik. Apabila ada masyarakat yang menderita sakit, maka

    infrastruktur yang memadai akan mempermudah perjalanannya ke Rumahsakit,

    atau menghubungi Rumahsakit terdekat lewat telepon. Adanya investasi baru,

    terutama dalam bidang kesehatan juga akan membantu menyerap tenaga kerja

    yang saat ini baru kurang lebih 19% dari penduduk, sehingga pada gilirannya

    akan lebih meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, terdapat pula

    kemungkinan hambatan yang muncul karena masih cukup banyaknya masyarakat

    miskin yang ada di kota Pekalongan ini (lebih dari 50%). Cukup banyaknya

    masyarakat yang miskin menunjukkan bahwa sektor pelayanan kesehatan harus

    mendapat subsidi yang cukup tinggi dari pemerintah.

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    19/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    19

    BAB IIIKINERJA BEBERAPA RUMAHSAKIT DI KOTA

    PEKALONGAN & SEKITARNYA

    Kinerja Rumahsakit dalam tulisan ini adalah kinerja Rumahsakit yang ada di kota

    Pekalongan dan sekitarnya baik milik pemerintah maupun milik swasta. Seperti

    diketahui bahwa di kota Pekalongan terdapat 5 Rumahsakit umum yang terdiri dari

    1 Rumahsakit umum milik kabupaten Pekalongan dan 4 Rumahsakit umum milik

    swasta.

    1. Sumber Daya Kesehatan Kota Pekalongan

    Rasio tenaga medis tahun 2002 per 100.000 penduduk di kota Pekalongan

    sebesar 36,81 tenaga medis keperawatan (perawat dan bidan) dan 38,32 tenaga.

    Dengan jumlah tenaga seperti disebutkan, saat ini sarana kesehatan yang ada di

    kota Pekalongan dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 5. Jumlah Sarana Kesehatan di Kota Pekalongan tahun 2002

    No Sarana kesehatan Jumlah

    1. Rumahsakit pemerintah 1 buah (milik kabupaten Pekalongan)2. Rumahsakit Swasta 4 buah3. UPTK BP Paru 1 buah4. Puskesmas Perawatan 1 buah

    5. Puskesmas 9 buah6. Puskesmas Pembantu 25 buah7. Puskesling 2 lokasi8. BP Swasta 2 buah9. RB Swasta 5 buah10. Apotik 31 buah11. Toko obat 12 buah12. Laboratorium 4 buah

    Sumber: data sekunder

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    20/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    20

    Dari tabel diatas terlihat bahwa satu-satunya Rumahsakit pemerintah di kota

    Pekalongan adalah Rumahsakit daerah miliknya kabupaten Pekalongan. Dengan

    sarana kesehatan yang ada, menurut data tahun 2002 tenaga kesehatan yang

    bekerja di lingkungan institusi kesehatan kota Pekalongan dapat dilihat pada tabel

    berikut.

    Tabel 6. Kategori Tenaga Kesehatan Kota Pekalongan Berdasarkan InstitusiKesehatan

    No. Kategori TenKesDKK, Pusk, Bp 4,Gudang Farmasi

    Sarana PelayananKesehatan lainnya

    Jumlah

    1 Dokter Spesialis 0 23 232 Dokter umum 23 27 50

    3 Dokter Gigi 8 3 11

    4 Apoteker/ Sarjana farmasi 2 25 27

    5 Sarjana Kes. Masy 3 1 4

    6 Sarjana Perawatan 0 7 7

    7 Sarjana Non Kesehatan 6 17 23

    8 ATRO/ ATEM 0 0 0

    9 APRO 0 3 3

    10 AKZI 4 3 7

    11 APK 4 1 5

    12 Akademi Analisis Kimia 0 0 0

    13 Akademi Analisis Kesh 1 12 13

    14 Ak. Analisis Farmasi 0 46 46

    15 AKPER 8 16 24

    16 Sarmud. Non Kesehatan 0 8 8

    17 SMAK 4 4 8

    18 SPPH 4 0 4

    19 Sekolah Analis Kimia 1 0 1

    20 SPAG 8 2 10

    21 SPRG/SPTG 6 0 6

    22 SMF/SAA 10 95 105

    23 SPK/SPR 30 55 85

    24 Bidan 23 22 45

    25 Asisten Rongent 0 6 6

    26 Paramedis Pembantu 3 63 6627 Pekarya Kesehatan 23 33 56

    28 SMTA 75 180 255

    29 SMTP 15 72 87

    30 SD 27 81 108

    JUMLAH 288 805 1093

    Sumber: data sekunder (Renstra Kota Pekalongan 2001-2004)

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    21/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    21

    Tabel diatas menggambarkan data tenaga kesehatan yang telah bekerja di

    institusi kesehatan. Ini artinya, apabila rencana pendirian Rumahsakit ini

    direalisasikan maka pemerintah kota Pekalongan harus mempersiapkan/merekrut

    tenaga kesehatan baru khususnya dokter umum, spesialis, perawat, dan tenaga

    lainnya.

    2. Kinerja Pelayanan Rumahsakit di Kota Pekalongan &Sekitarnya

    Kinerja pelayanan Rumahsakit di kota Pekalongan saat ini tercermin dalam jumlah

    kunjungan pasien (rawat jalan), jumlah hari perawatan dan BOR (rawat inap), dan

     jumlah pemeriksaan/tindakan untuk penunjang medis. Hal ini selanjutnya dapat

    dilihat pada penjelasan berikut.

    2.1. Instalasi Rawat Jalan

    Gambar 1. Jumlah kunjungan pasien Rawat jalan Tahun 1996 - 2001

    45.092

    64.20060.876

    42.317

    51.008

    42.317

    214203150141170142

    -

    10.000

    20.000

    30.000

    40.000

    50.000

    60.000

    70.000

    1 2 3 4 5 6

    Tahun

       J  u  m   l  a   h

     jumlah kunjungan rawat

     jalan

    rata2 kunjungan rawat

     jalan/hari

     

    Sumber: data sekunder diolah

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    22/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    22

    Gambar di atas, menunjukkan bahwa jumlah kunjungan rawat jalan di

    Rumahsakit, secara umum menunjukkan trend meningkat. Walaupun pada tahun

    3 (1998) mengalami penurunan namun kemudian meningkat. Hal ini kemungkinan

    besar karena adanya pengaruh krisis moneter tahun 1998. Dari total jumlah

    kunjungan rawat jalan di Rumahsakit, diperoleh berbagai kasus yang terjadi

    seperti pada tabel berikut.

    Tabel 7. Kasus Rawat Jalan Di Rumah Sakit Untuk Umur 5 - 60 Tahun Di KotaPekalongan Tahun 2000 

    KASUS BARUNo. GOLONGAN SEBAB SAKIT

    2000 2001TREND

    1 Cedera YTD lainnya YTT dan daerah badan multipel 1.541 868 (0,44)

    2 Infeksi saluran napas bagian atas akut lainnya 1.418 911 (0,36)

    3 Feringitis akut 1.297 1.225 (0,06)

    4 Demam yang tidak diketahui sebabnya 1.082 760 (0,30)

    5 Diare, Gastro Enteritis oleh penyebab infeksi tertentu 815 720 (0,12)

    6 Gastritis dan duodentis 644 655 0,02

    7 Tuberkolosis paru lainnya 541 339 (0,37)

    8 Penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya 480 345 (0,28)

    9 Demam Tifoid dan Paratifoid 418 351 (0,16)

    10 Demam Tifus 383 208 (0,46)

    11 Migren dan sindrom nyeri kepala lainnya 335 192 (0,43)

    12 Infeksi kulit dan jaringan subkutan 263 261 (0,01)

    13 Varises Isofagus 235 (1,00)

    14 Penyakit Isofagus, Lambung, Duodenum lainnya 210 (1,00)

    15 Artritis reumatoid 202 165 (0,18)

    16Bronkhitis, emfiserna dan penyakit paru obstruktif kroniklainnya

    187 341 0,82

    17 Diabetes melitus tidak bergantung insulin 185 (1,00)

    18 Asma 185 220 0,19

    19 Sisitis 169 128 (0,24)

    20 Penyakit sisitim kemih lainnya 146 112 (0,23)

    21 Hipertensia esensial (primer) - 367 -

    22 Nyeri perut dan Panggul - 125 -23 Bronkitis akut dan bronkilitis akut lainnya - 103 -

    24 Penyakit lainnya 6.887 5.951 (0,14)

    JUMLAH 17.623 14.347

    Sumber: data sekunder

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    23/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    23

    Walaupun secara keseluruhan terjadi penurunan jumlah kasus, namun pada

    beberapa kasus terjadi peningkatan seperti gastritis dan duodentis, bronkitis, dan

    asma. Ada 3 kasus yang tidak ada di tahun sebelumnya yaitu hipertensi, nyeri

    perut dan panggul, dan bronkitis akut.

    2.2. Instalasi Rawat Inap

    Dalam tabel di bawah ini terlihat kinerja rawat inap Rumahsakit di kota

    Pekalongan plus Rumahsakit Kraton.

    Tabel 8. PEMAKAIAN TEMPAT TIDUR RUMAH SAKITKOTA PEKALONGAN2002 

    PEMAKAIAN SECARA UMUM

    RUMAH SAKITJUMLAHTEMPATTIDUR

    JUMLAHHARI

    RAWAT

    TT X365

    HARIBOR

    JML.HARIRAWAT

    DIGUNAKANPASIENMISKIN

    % HARIRAWAT

    DGUNAKANPASIENMISKIN

    SITI KHODIJAH 100 26.406 36.500 72,3 0 0

    BUDI RAHAYU 97 15.648 35.405 44,2 0 0

    BHAKTI WALUYO 24 2.585 8.760 29,5 0 0RUMAHSAKITKabupatenPekalongan(Kraton)

    238

     AL KAROMAH 16 858 5.840 14,7 0 0

    JUMLAH 475 45.497 86.50 52,6 0 0

    Data: Data sekunder diolah

    Pada tabel diatas terlihat bahwa Persaingan pelayanan kesehatan khususnya

    Rumahsakit di Kota Pekalongan cukup tinggi. Dengan 475 tempat tidur untuk

    263.540 penduduk, berarti tiap 1 TT tersedia untuk 555 penduduk. Padahal

    standar WHO menyebutkan bahwa 1 TT tersedia untuk 1000 penduduk. Hal ini

    berarti bahwa apabila pendirian Rumahsakit hanya mengandalkan kota penduduk

    kota pekalongan saja maka akan sulit untuk mendapatkan pasar yang lebih baik.

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    24/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    24

    Kinerja BOR dari tahun ke tahun dapat dilihat pada gambar berikut.

    Gambar 2. BOR tahun 1 (1996) – tahun 5 (2001)

    39,72

    33,86

    39,75

    47,81   50,02

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    BOR (%)

    1 2 3 4 5

    Tahun

     

    Sumber: Data sekunder diolah

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    25/99

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    26/99

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    27/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    27

    Gambar di atas menunjukkan sebuah kamar VIP yang selama ini menjadi andalan

    dari RS tersebut dan menurut wawancara yang dilakukan seringkali penuh.

     Apabila terdapat kamar dengan desain yang lebih baik dari kamar di atas,

    tentunya akan lebih diminati oleh kalangan menengah ke atas.

    Gambar di bawah ini menunjukkan kondisi RS yang cukup laris di Kota

    Pekalongan.

    Gambar 5. Tampilan Depan Rumahsakit Pekalongan

    Dari penampilan luar yang cukup megah, RS ini dapat menjadi pesaing yang

    cukup berat bagi RS yang akan didirikan. Apalagi, akses jalan masuknya cukup

    baik. Demikian juga dengan kondisi kamarnya seperti tampak pada gambar di

    bawah ini :

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    28/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    28

    Gambar 6. Ruangan Kamar Rumahsakit

    Seperti juga di banyak RS lain, BOR kamar VIP lebih sering penuh dan bahkan

    terkadang harus menunggu. Namun demikian, kelemahan dari RS ini adalah

    akses UGD yang sempit dan kurang mendukung apabila terdapat pasien gawat

    darurat. Hal ini tampak pada gambar di bawah ini :

    Gambar 7. Tampilan Luar dari Ruangan UGD

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    29/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    29

    Dengan akses UGD seperti tampak pada gambar di atas, maka akan sulit apabila

    terdapat 2 kecelakaan sekaligus. Jalan menuju ruangan UGD yang sempit dan

    terlalu menanjak juga kurang aman bagi pasien kecelakaan atau kasus gawat

    darurat yang lain.

    Rumahsakit lain di Kota Pekalongan ini, yang terbesar, juga mempunyai

    kelemahan dalam akses UGD nya seperti tampak pada gambar di bawah ini :

    Gambar 8. Para Penjenguk Korban Kecelakaan

    Gambar di atas diambil ketika terjadi kecelakaan. Tampak pada gambar di atas

    bahwa kerumunan orang yang melihat korban kecelakaan menutupi akses ke

    pintu yang sudah sempit. Rumahsakit di atas juga terletak agak jauh ke dalam

    kota sehingga kurang mendukung kemudahan akses pelayanan gawat darurat.

    Kasus kecelakaan di Kota Pekalongan yang berada di jalur pantai utara yang

    padat ini sebenarnya cukup banyak seperti tampak pada tabel di bawah ini :

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    30/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    30

    Tabel 9. BANYAKNYA ANGKA KECELAKAAN

    (Berdasarkan data Banyaknya korban,Pembayaran klaim, dan Pendapatan dirincimenurut UU.No.33 da UU.No34 Tahun1964 Pada PT.Jasa Raharja (PERSERO)

    Pekalongan Tahun 2002

    UU.No.33/1964 UU.No.34/1964BulanJml.Korban Jml.Klaim Jml.Korban Jml.Klaim

    Januari 119 252.471.550 171 1.105.820.900

    Februari 23 78.738.100 120 626.546.650

    Maret 30 110.827.950 113 627.332.000

     April 47 154.369.600 151 901.594.700

    Mei 25 30.481.350 140 907.523.400

    Juni 23 78.272.600 131 646.939.750

    Juli 19 68.442.800 137 843.330.450

     Agustus 33 129.381.100 164 883.295.000

    September 61 77.891.850 121 651.339.300

    Oktober 60 106.657.800 159 771.219.400

    November 9 33.338..950 137 805.715.350

    Desember 15 72.743.750 134 712.052.050

    Jumlah 464 1.193.667.400 1.678 9.482.708.950

    Dari gambaran yang telah disebutkan di atas tampak bahwa pelayanan yang

    masih dapat dikembangkan dan masih merupakan kelemahan di RS lain adalah

    trauma centre dan pelayanan ruang VIP untuk kelas menengah ke atas.

    Pilihan pendirian Rumahsakit dapat berupa Rumahsakit umum atau Rumahsakit

    khusus. Untuk kota Pekalongan, peluang untuk mendirikan Rumahsakit umum

    masih terbuka karena ratio jumlah tempat tidur dibandingkan dengan jumlah

    penduduk daerah cakupan masih lebih rendah daripada standar (analisis lebih

    lanjut dapat dilihat di bahasan tentang proyeksi kebutuhan tempat tidur untuk

    rawat inap). Selain itu, Rumahsakit umum lebih prospektif secara finansial karena

    menyediakan pelayanan paripurna. Rumahsakit khusus hanya akan melayani

    pasar khusus yang tentu saja jumlahnya lebih terbatas.

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    31/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    31

    Sebagai Rumahsakit umum, nantinya juga dapat menjadi Rumahsakit rujukan

    karena selama ini rujukan puskesmas di kota Pekalongan masih ke Rumahsakit

    Kabupaten yang letaknya di Kota Pekalongan. Standar pelayanan minimal sebuah

    daerah otonom adalah tersedianya pelayanan kesehatan rujukan. Seperti telah

    dikemukakan di atas, Kota Pekalongan sudah membutuhkan pelayanan

    kesehatan yang sifatnya pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, bukan lagi

    pelayanan dasar karena indikator kesehatan menunjukkan bahwa masalah

    pelayanan dasar sudah diatasi oleh Puskesmas yang ada. Dengan adanya

    sebuah Rumahsakit umum, maka Kota Pekalongan akan dapat meningkatkan

    derajat kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik. Seperti diketahui kelompok

    masyarakat menengah ke atas, selama ini memanfaatkan pelayanan Rumahsakit

    di kota besar seperti Semarang. Apabila Kota Pekalongan dapat menyediakan

    pelayanan kesehatan yang memadai, mereka tidak perlu jauh-jauh berobat dan

    pada akhirnya aliran dana masyarakat tidak akan keluar dari Kota Pekalongan.

    2. Faktor Pembeli

    Pada masa lalu, konsumen di sektor kesehatan adalah konsumen yang pasif dan

    penurut. Bagaimanapun kualitas jasa pelayanan kesehatan yang ada, ramah atau

    tidak ramah, mereka tetap menerimanya karena kurangnya pengetahuan dan

    tidak banyaknya pillihan. Namun kondisi saat ini telah berubah. Oleh karena

    semakin banyaknya pilihan, konsumen rumah sakit saat ini adalah konsumen

    yang pemilih (choosy) dan cepat berubah pendirian. Mereka semakin cenderung

    menjadi konsumen yang penuh perhitungan, serta menuntut jasa pelayanan yang

    terbaik yang bisa diberikan. Selain itu, dengan adanya UU Perlindungan

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    32/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    32

    Konsumen, maka konsumen mempunyai daya tawar yang lebih tinggi

    dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Dokter dan RS saat ini merupakan

    institusi yang rentan terhadap tuntutan hukum. Bila konsumen kurang mendapat

    informasi yang memadai tentang jasa pelayanan yang ada, salah paham dan

    saling tuntut dapat menjadi ancaman. Bila hal itu terjadi, maka citra RS akan

    menjadi taruhannya dan pesaing yang akan mendapat keuntungan. Beberapa

    Rumahsakit sudah mengantisipasi hal itu dengan produk penanganan keluhan

    yang komprehensif yang terintegrasi dengan bagian pemasaran RS.

    Untuk dapat mengukur keinginan dan harapan konsumen atau pembeli pelayanan

    kesehatan di Kota Pekalongan, telah dilakukan survei kepada sejumlah pasien di

    beberapa RS di Kota Pekalongan. Survei ini bertujuan untuk menilai kekuatan

    tawar, terutama dari aspek kemauan dan kemampuan membayar, dari calon

    pembeli RS yang akan dibangun.

    Dari hasil survei terhadap 103 responden yang sudah mengembalikan kuesioner

    tampak bahwa kemampuan membayar responden yang saat ini dirawat di

    berbagai RS cukup tinggi. Hal ini tampak pada rata-rata alokasi dana yang

    diperuntukkan untuk hal-hal yang sebenarnya bisa dialihkan untuk kesehatan yaitu

    rokok, kesehatan itu sendiri, rekreasi dan sumbangan seperti tampak pada tabel

    berikut ini:

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    33/99

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    34/99

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    35/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    35

    Tabel 12. Harapan Konsumen akan Pelayanan Kesehatan

    Harapan utamaProporsi responden

    yang berpendapatPelayanan yang baik 42,6%Murah 33,2%Fasilitas lengkap 15,3%Letaknya strategis 5,0%Bersih 2,5%Obat-obatan tersedia 0,5% Ada pelayanan ASKES 0,5% Ada tempat parkir luas 0,5%

    Sumber: hasil survei diolah

    Data di atas menunjukkan bahwa masyarakat kota Pekalongan sudah lebih

    mengedepankan mutu pelayanan daripada harga yang murah. Hal ini berarti

    Rumahsakit yang akan dibangun sebaiknya lebih mengedepankan pelayanan

    yang berkualitas, walaupun dari segi harga harus kompetitif.

    Hasil survei di atas menunjukkan gambaran pasar yang bersifat individual.

    Sebenarnya di Pekalongan juga terdapat peluang pasar yang bersifat kelompok

    yaitu mereka yang biaya kesehatannya ditanggung perusahaan tempat bekerja

    atau yang diasuransikan. Biasanya pasar ini menyukai tarif yang lebih pasti, tidak

    berubah-ubah dan mengingat mereka merupakan pembeli besar (borongan) maka

    mereka menginginkan harga khusus atau diskon. Dengan demikian Perusahaan

    dapat lebih memfokuskan diri pada core bisnis, urusan kesehatan karyawan di

    contracting out dan Perusahaan dapat merencanakan anggaran lebih jelas

    sehingga tidak mengganggu cashflow

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    36/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    36

    Pasar kelompok adalah pasar yang selama ini sering kurang diperhatikan oleh

    Rumahsakit. Hal ini disebabkan karena pasar kelompok oleh sebagian

    Rumahsakit dianggap “merepotkan”, bahkan sebagian pasar kelompok yang

    berasal dari asuransi dianggap “merugikan”. Padahal sebenarnya “kerepotan” dan

    “kerugian” tersebut dapat diminimalisir kalau pihak Rumahsakit telah menguasai

    teknik penentuan tarif paket untuk pasar kelompok. Dengan demikian, RS dapat

    mempunyai posisi tawar yang lebih tinggi. Bila pasar kelompok tersebut tidak

    dapat memenuhi tarif yang disepakati, kontraknya tidak perlu diperpanjang lagi.

     Apabila RS telah dapat menguasai teknik penentuan tarif paket ini dan pihak

    perusahaan yang ingin mengontrak RS telah sepakat dan memahami tarif

    tersebut, maka keuntungan dari pihak Rumahsakit akan lebih banyak daripada

    melayani pasar individual karena RS telah memiliki captive market.

    Mengingat kota Pekalongan dekat dengan daerah-daerah industri maka perlu

    diraih peluang pasar perusahaan atau asuransi kesehatan yang menjamin

    karyawan perusahaan. Rumahsakit yang akan didirikan untuk itu perlu

    menetapkan tarif paket karena tarif paket lebih disukai pasar khusus ini. Sistem

    pembayaran biasanya dapat dilakukan dengan cara klaim apabila ada karyawan

    yang sakit. Sistem klaim dapat dilakukan secara penggantian langsung

    (reimbursement), atau per hari rawat (daily charge) atau memberi RS tersebut

    sejumlah anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya, misalnya per orang yang

    dijamin (kapitasi) atau per kelompok diagnosis (diagnosis related group).

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    37/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    37

    3. Faktor Pendatang Baru

    Intensitas persaingan semakin tinggi bila dalam waktu dekat akan segera

    dibangun RS baru. Ini berarti akan muncul pesaing baru dan ada kemungkinan

    pasar yang tadinya sudah dikuasai akan beralih ke pesaing tersebut. Bila hal itu

    terjadi, maka RS yang akan didirikan di Kota Pekalongan ini mungkin perlu

    membuat produk-produk yang dapat membuat pasar tetap setia atau produk-

    produk unggulan. Yang jelas, RS baru ini harus mempunyai pelayanan yang khas.

    Di Kota Pekalongan saat ini telah direncanakan pendirian sebuah Rumahsakit

    baru yang merupakan milik seorang dokter spesialis cukup terkenal. Ancaman ini

    cukup serius mengingat berdasarkan survei yang diadakan ternyata alasan utama

    untuk berobat ke RS adalah karena dirujuk oleh dokter, alasan berikutnya adalah

    karena pelayanan yang terkenal baik. Ini berarti bahwa faktor dokter perujuk amat

    mempengaruhi sehingga bila RS Baru yang merupakan milik salah seorang dokter

    tersebut nantinya berdiri maka dokter tersebut dapat dipastikan akan merujuk

    pasiennya ke Rumahsakitnya sendiri.

    Gambar 9. Lokasi calon RS baru tersebut

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    38/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    38

    4. Faktor Pemasok

    Kekuatan posisi tawar pemasok kepada RS dapat mempengaruhi intensitas

    persaingan dan mendorong perlunya inovasi dan pengembangan produk.

    Pemasok di sini dapat berarti pemasok alat kesehatan atau pemasok jasa.

    Pemasok obat atau alat kesehatan biasanya mempunyai daya tawar yang lebih

    rendah. Namun pemasok jasa medik, terutama dokter spesialis mempunyai daya

    tawar yang lebih tinggi. Sering terjadi tarif RS sangat tergantung pada dokter

    spesilias tertentu yang memang merupakan pemasok pasien utama. Hal ini akan

    mempengaruhi intensitas persaingan dengan RS lain yang mungkin dapat lebih

    murah tarifnya. Beberapa RS mencoba melakukan inovasi dengan menciptakan

    produk pelayanan yang tidak tergantung pada satu atau sekelompok spesialis

    tertentu misalnya dengan pelayanan home care pasca perawatan. Dengan cara

    ini, RS berharap dapat mengurangi hari rawat di RS, dan tentu saja jumlah jasa

    medis yang harus diberikan kepada dokter spesialis, sehingga dapat mengurangi

    biaya bagi pasien namun RS sendiri tidak kehilangan sumber pendapatan.

    Hasil pengamatan di Kota Pekalongan menunjukkan bahwa faktor pemasok ini

     juga dapat menjadi ancaman karena dokter spesialis Kota Pekalongan, seperti

     juga kota-kota lain, juga berpraktek di banyak Rumahsakit.

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    39/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    39

    5. Faktor Produk Substitusi

    Produk substitusi pelayanan kesehatan, yang biasaya berupa pelayanan

    kesehatan alternatif, juga berpengaruh terhadap perlu tidaknya sebuah RS

    mengembangkan produk baru. Sebuah RS di Yogyakarta bahkan mencoba

    mengakomodasi pelayanan kesehatan alternatif ini sebagai salah satu produknya.

    Pelayanan kesehatan alternatif memang mempunyai pasar yang cukup luas.

    Dengan mengakomodasinya dalam produk, RS tersebut berharap dapat meraih

    pangsa pasar yang selama ini lebih banyak dikuasai oleh profesional non medis

    seperti shinse, paranormal dan lain sebagainya. Sekaligus RS tersebut berusaha

    meningkatkan posisi persaingannya karena dengan demikian konsumen yang

    tertarik untuk mencoba pelayanan alternatif tersebut dapat mengenal RS secara

    lebih baik dan ini dapat merupakan pasar baru yang potensial untuk pelayanan

    medik konvensional.

    Di Pekalongan, saat ini terdapat sebuah klinik alternatif yang secara mencolok

    mengiklankan pelayanan medik di sebuah Rumah Toko (Ruko) di pinggir jalan

    protokol. Memang berdasarkan pengamatan, jumlah pasien tidak terlalu banyak

    dan kebanyakan merupakan mereka yang sebenarnya menderita gangguan

    psikosomatis. Namun demikian, bila tidak diwaspadai, pelayanan seperti ini dapat

    menipu masyarakat, selain dapat merebut pasar rawat jalan Rumahsakit.

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    40/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    40

    6. Proyeksi Pangsa Pasar Pendirian Rumahsakit kotaPekalongan

    Proyeksi terhadap pangsa pasar yang kemungkinan dicapai oleh Rumahsakit baru

    nantinya di kota Pekalongan, berguna terutama untuk mengantisipasi kapasitas

    dan jenis layanan yang perlu disiapkan. Berikut ini akan disajikan hasil proyeksi

    kinerja (BOR, hari perawatan, dan jumlah pasien).

    6.1. PROYEKSI PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP

    Pada prinsipnya output (volume) di rawat inap dapat berupa Lenght of Stay (LOS),

     jumlah pasien, dan Bed Occupancy Ratio (BOR). Proyeksi kinerja instalasi rawat

    inap berbasis pada ketiga item tersebut. Proyeksi jumlah tempat Tidur(TT)

    Rumahsakit yang nantinya akan didirikan, berbasis data jumlah penduduk

    kabupaten Pekalongan, Kabupaten Batang, dan Kota Pekalongan. Disamping itu

    data jumlah tempat tidur yang tersedia di berbagai Rumahsakit di 3 kabupaten

    tersebut juga diperhitungkan. Hasil analisis kemudian diperbandingkan dengan

    standar WHO.

    Proses analisis kebutuhan tempat tidur adalah sebagai berikut:

    ü   Jumlah penduduk:

    §  Kota Pekalongan = 263.540 jiwa,

    §  Kab Batang = 665.426 jiwa ,

    §  Kab Pekalongan = 807.051 jiwa,

    §  Total = 1.736.017 jiwa.

    ü   Jumlah TT: 475, 238, 150. = 863 TT

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    41/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    41

    ü   Perbandingan jumlah penduduk dgn TTà 1 TT = 2.012penduduk.

    ü   Standar: 500-1000 penduduk = 1TT

    Berdasarkan analisis perbandingan jumlah penduduk dengan TT dan standar

    WHO maka terlihat masih ada kemungkinan penambahan TT untuk pasar

    kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan dan Kabupaten Batang. Kapasitas TT

    yang dibutuhkan ± 100TT ditambah dengan 10TT untuk ICU/ICCU. Karena itu,

    proyeksi proporsi TT untuk Rumahsakit yang akan didirikan dapat dilihat pada

    tabel berikut.

    Tabel 13. Proyeksi Proporsi Tempat Tidur

    NO KELAS TT

    1 VIP 20

    2 I 30

    3 II 20

    4 III 30

    5 ICU/ICCU 10

    Sumber: data proyeksi

    Berdasarkan kajian terdahulu terlihat bahwa untuk kelas atas (VIP) selalu penuh.

    Sedangkan untuk kelas menengah ke bawah relatif sedang. Karena itu BOR untuk

    tahun pertama diproyeksikan masing-masing; VIP 50%, kelas I 20%, kelas II 20%,

    kelas III 30%, dan ICU/ICCU 30%. Peningkatan BOR diproyeksikan 20% pertahun

    hingga BOR mencapai kapasitas maksimal, yaitu untuk VIP 100%, untuk kelas I

    dan II 86%, kelas III 90%, dan ICU/ICCU 100%. Pada tingkatan kapasitas

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    42/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    42

    maksimal tersebut diharapkan akan ada penambahan jumlah tempat tidur.

    Proyeksi BOR secara rinci selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 14. Proyeksi BOR Rawat Inap selama 10 tahun

    PROYEKSI BORNO TAHUN

    VIP KELAS I KELAS II KELAS III ICU/ICCU

    1 I 50% 20% 20% 30% 30%

    2 II 60% 24% 24% 36% 36%

    3 III 72% 29% 29% 43% 43%

    4 IV 86% 35% 35% 52% 52%

    5 V 100% 41% 41% 62% 62%

    6 VI 100% 50% 50% 75% 75%

    7 VII 100% 60% 60% 90% 90%

    8 VIII 100% 72% 72% 90% 100%

    9 IX 100% 86% 86% 90% 100%

    10 X 100% 86% 86% 90% 100%

    Sumber: data proyeksi

    LOS rata-rata untuk kelas I hingga VIP berdasarkan data kinerja Rumahsakit

    disekitar kota Pekalongan sekitar 4 hari. Sedangkan rata-rata LOS pasien

    ICU/ICCU sekitar 7 hari. Dengan proyeksi LOS tersebut, maka jumlah pasien

    diperoleh dengan cari membagi jumlah hari dalam setahun dengan LOS yang

    dikalikan dengan jumlah Tempat Tidur dan BOR. Hasil perhitungan tersebut,

    selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut.

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    43/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    43

    Tabel 15. Proyeksi Jumlah Pasien Rawat Inap

    PROYEKSI JUMLAH PASIENNO TAHUN

    VIP KELAS I KELAS II KELAS III ICU/ICCU

    1 I 913 548 365 2,190 156

    2 II 1,095 657 438 2,628 188

    3 III 1,314 788 526 3,154 225

    4 IV 1,825 946 631 3,784 270

    5 V 1,825 1,135 757 4,541 324

    6 VI 1,825 1,362 908 5,449 389

    7 VII 1,825 1,635 1,090 6,539 467

    8 VIII 1,825 1,962 1,308 6,539 521

    9 IX 1,825 2,354 1,569 6,539 52110 X 1,825 2,354 1,569 6,539 521

    Sumber: data proyeksi

    Mengacu pada berbagai data proyeksi, selanjutnya dilakukan diproyeksi terhadap

     jumlah hari perawatan (JHR). Gambar berikut adalah proyeksi JHR untuk tahun I.

    Gambar 10. Proyeksi JHR tahun I

    1,460

    1,095

    2,1902,190

    3,650

    -

    500

    1,000

    1,500

    2,000

    2,500

    3,000

    3,500

    4,000

    VIP KELAS I KELAS II KELAS III ICU/ICCU

    Kelas Perawatan

       J  u  m   l  a   h   H  a  r   i   P  e  r  a  w  a   t  a  n   (   J   H   R   )

     Sumber: data proyeksi

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    44/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    44

    6.2. PROYEKSI PASIEN RAWAT JALAN

    Proyeksi pasien rawat jalan didasarkan pada jumlah penduduk yang kemungkinan

    menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan. Dengan penduduk kota Pekalongan

    sebanyak 263.540 jiwa dan diasumsikan tiap orang rata-rata sakit 4 bulan sekali

    akan diperoleh pasar pelayanan kesehatan di kota Pekalongan. Apabila untuk

    Rumahsakit kota Pekalongan yang rencananya akan dibangun, diproyeksikan

    mengambil pangsa pasar sebesar 1,5% dari pasar pelayanan kesehatan yang ada

    maka proyeksi jumlah pasien rawat jalan dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 16. Proyeksi Jumlah Pasien Rawat Jalan

    NO TAHUN JUMLAH PASIEN

    Pertahun Per hari

    1 I 11.859 32

    2 II 14.231 39

    3 III 15.654 43

    4 IV 17.220 475 V 18.942 52

    6 VI 20.836 57

    7 VII 22.919 63

    8 VIII 25.211 69

    9 IX 27.733 76

    10 X 30.506 84

    Sumber: data proyeksi

    Jumlah pasien rawat jalan pada tabel diatas selanjutnya tiap tahun meningkat

    20% seiring dengan perkembangan dan cakupan pelayanan yang ada.

    Selanjutnya, berdasarkan kajian pola dan jenis penyakit dalam bab terdahulu,

    maka direncanakan pendirian Rumahsakit kota Pekalongan ini akan menyediakan

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    45/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    45

    pelayanan rawat jalan di 7 poli spesialis, 1 poli gigi dan 1 poli umum. Selain poli

    umum dan poli gigi, pelayanan rawat jalan terdiri dari poli spesialis yaitu:

    1. Poli penyakit dalam,

    2. poli anak,

    3. poli mata,

    4. poli kebidanan dan kandungan,

    5. poli syaraf,

    6. poli bedah, dan

    7. poli THT.

    Dari total pasien rawat jalan pada tabel diatas, selanjutnya akan diproyeksi

    kedalam setiap poli dengan asumsi sbb:

    1. Jumlah pasien poli umum sebesar 25% dari total proyeksi jumlah pasien rawat

     jalan,

    2. Jumlah pasien poli penyakit dalam sebesar 20% dari total proyeksi jumlah

    pasien rawat jalan,

    3. Jumlah pasien poli bedah bedah, mata, THT dan poli Syaraf masing-masing

    sebesar 5% dari total proyeksi jumlah pasien rawat jalan,

    4. Jumlah pasien poli kebidanan dan kandungan sebesar 15% dari total proyeksi

     jumlah pasien rawat jalan,

    5. Jumlah pasien poli syaraf sebesar 10% dari total proyeksi jumlah pasien rawat

     jalan.

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    46/99

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    47/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    47

    Tabel 18. Proyeksi Jumlah pasien radiologi Tahun I - X

    No Tahun Proyeksi

    1 I 8.0302 II 9.6363 III 11.5634 IV 14.3725 V 16.5176 VI 19.0907 VII 22.1788 VIII 23.2689 IX 24.576

    10 X 24.576Sumber: data proyeksi

    6.4. PROYEKSI JUMLAH PASIEN KAMAR BEDAH

    Proyeksi jumlah pasien kamar Bedah berbasis asumsi bahwa minimal 2 pasien

    per hari. Setiap tahun meningkat 20%. Selanjutnya, proyeksi pasien bedah dapat

    dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 19. Proyeksi Jumlah pasien Bedah Tahun I – X

    NO TAHUN PROYEKSI

    Pertahun Per hari1 I 730 22 II 876 23 III 1.051 34 IV 1.261 35 V 1.514 46 VI 1.816 5

    7 VII 2.180 68 VIII 2.616 79 IX 3.139 9

    10 X 3.767 10Sumber: data proyeksi

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    48/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    48

    6.5. PROYEKSI JUMLAH PEMERIKSAAN LAB

    Seperti halnya pasien radiologi, pasien lab juga dapat berasal dari rawat jalan

    maupun rawat inap. Karena itu, jumlah pasien lab diasumsikan berasal dari 50%

    pasien rawat jalan dan 100% pasien rawat inap. Berikut adalah gambar proyeksi

     jumlah pasien lab.

    Gambar 11. Proyeksi Jumlah pasien lab mulai tahun I – X.

    9.945

    11.934

    13.609

    15.796

    17.729

    -

    2.000

    4.000

    6.000

    8.000

    10.000

    12.000

    14.000

    16.000

    18.000

    J

    u

    m

    l

    a

    h

     

    p

    a

    s

    i

    e

    n

     

    1 2 3 4 5

    Tahun

     Sumber: data proyeksi

    6.6. PROYEKSI JUMLAH PASIEN REHAB MEDIK

    Proyeksi jumlah pasien Rehab Medik berbasis asumsi bahwa minimal 2 pasien

    per hari. Setiap tahun meningkat 20%. Selanjutnya, proyeksi pasien Rehab Medik

    dapat dilihat pada tabel berikut.

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    49/99

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    50/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    50

    BAB VKAJIAN ASPEK TEKNIS & TEKHNOLOGI SERTA

    KEBUTUHAN PERALATAN

    Kajian kedua aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk melihat sampai berapa

    besar kebutuhan dana pendirian Rumahsakit baru tersebut. Karena itu, mengacu

    pada kajian pasar dan kebutuhan pelayanan kesehatan maka direncanakan

    pendirian Rumahsakit kota pekalongan mengacu pada standar Rumahsakit tipe C.

    Rumahsakit tipe C adalah Rumahsakit yang menyediakan pelayanan rujukan

    tingkat pertama yang dilengkapi dengan 4 spesialis besar yaitu; spesialis penyakit

    dalam, bedah, Obgyn, dan spesialis anak dan 4 spesialis lain yang sifatnya “on

    call ”. Spesifikasi Rumahsakit yang rencananya akan didirikan adalah sebagai

    berikut:

    Ø   INSTALASI RAWAT INAP

    Fasilitas kamar di instalasi rawat inap terdiri dari VIP (20 TT), Kelas I (30 TT),

    Kelas II (20 TT), dan kelas III (30 TT), ditambah dengan 10 TT untuk

    ICU/ICCU. Pada instalasi ini tentunya membutuhkan berbagai fasilitas mulai

    dari kamar, hingga peralatan medis dan non medis. Rincian kebutuhan

    peralatan medis dan non medis selanjutnya dapat dilihat pada lampiran.

    Sedangkan untuk kebutuhan fisik akan dibahas kemudian.

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    51/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    51

    Ø   INSTALASI RAWAT JALAN & IGD

    Selain fasilitas ruang poli dan IGD, di instalasi ini juga membutuhkan investasi

    alat medis dan non medis. Rincian kebutuhan peralatan medis dan non medis

    selanjutnya dapat dilihat pada lampiran.

    Ø   INSTALASI PENUNJANG MEDIS

    Instalasi penunjang medis seperti lab, Radiologi, Rehab Medik dan lain-lain

    lebih banyak membutuhkan investasi peralatan medis dan non medis dari

    pada bangunan.

    Ø   FASILITAS & SARANA PENDUKUNG RUMAHSAKIT

    Fasilitas pendukung Rumahsakit seperti unit gizi, londry, dan unit lainnya juga

    diperlukan dana untuk investasi. Tapi penekanannya lebih banyak pada

    peralatan non medis dan bangunan.

    Ø   LAIN-LAIN.

    Yang dimaksud dengan lain-lain adalah sarana umum yang ada di

    Rumahsakit, seperti masjid, wartel, dll.

    Pembangunan berbagai fasilitas fisik serta kebutuhan peralatan sebaiknya

    dilakukan secara bertahap sesuai kemmampuan dan melihat kondisi pasar. Dari

    kelima item yang rencananya ada untuk pendirian Rumahsakit Pekalongan,

    diperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp.  37,065,900,000  (Tiga puluh tujuh

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    52/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    52

    milyard enam puluh lima juta sembilan ratus ribu rupiah), yang selanjutnya dapat

    dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 22. Rekapitulasi Biaya Inventarisasi Aset Rsud Pekalongan 

    No Kegiatan Nilai (Rp.)

    1 Bangunan 22,389,960,000

    2 Alat Medis dan Non Medis 12,966,730,000

    3 Lain-lain 1,709,210,000

    Jumlah 37,065,900,000

    Penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada lampiran I mengenai daftar inventarisasi

     Aset.

    1. Aspek Teknis & TeknologiSecara umum apabila ditinjau dari berbagai aspek, ada beberapa hal yang harus

    dipertimbangkan dalam memilih lokasi:

    a. Mendukung produk unggulan Rumahsakit yaitu Trauma Center (IGD), dimana

    letak tanah tersebut cukup strategis, berada dipinggir jalan dan mudah diakses

    dari segala arah,

    b. Luas tanah minimal 1 hektar,

    c. Apabila lokasi yang tersedia berada di tempat yang “tidak strategis”, dalam

     jangka panjang perlu disiapkan infrastruktur, misalnya; jalan menuju lokasi

    diperlebar, dibuat aturan agar angkutan umum melewati lokasi yang dipilih, dll.

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    53/99

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    54/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    54

    dahulu. Konsekuensinya, biayanya lebih mahal dan akan terjadi inefesiensi

    aset PEMDA.

    Persyaratan teknis selanjutnya dijelaskan di bawah ini.

    1.1. Persyaratan Lokasi

    1.1.1 Umum

    Pada dasarnya lokasi ideal yang diharapkan dapat dibangun Rumah Sakit Umum

    Kota Pekalongan hendaknya mengacu pada Strategi Kebijakan Pemerintah baik

    dari Rencana Tata Ruang Kota Pekalongan untuk Renstra maupun Zona

    Pemerintahan Wilayah Pembangunan Kota yang bisa memberikan dukungan baik

    dari segi perdagangan (pemasaran), ekonomi, pendidikan, lingkungan hidup,

    pariwisata, dll sehingga diupayakan bisa mendapatkan keuntungan secara

    komprehensif dari segala kebijakan Pemerintah Pekalongan secara optimal.

    Perlu diingat bahwa lokasi yang ada memberikan suatu kemungkinan

    pengembangan di masa mendatang dari segi perkembangan lokasi proyek yang

    memiliki potensi lokasi yang dapat dikembangkan di masa mendatang di mana

    dapat kita ketahui dari potensi lahan disekitar lokasi yang memiliki mayoritas

    masih merupakan tanah kosong disisi lokasi maupun disisi seberang jalan raya di

    depan lokasi.

    Disamping itu tidak kalah penting adalah adanya faktor pendukung dari

    Puskesmas-Puskesmas yang telah ada sebelumnya dengan harapan dapat

    mendukung Rumah Sakit Umum Kota Pekalongan yang akan berdiri seoptimal

    mungkin.

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    55/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    55

    1.1.2. Khusus

    Lokasi yang disyaratkan untuk pembangunan Rumah Sakit Umum Kota

    Pekalongan diharapkan memiliki luas lahan minimal 10.000 m 2  / 1 Ha dengan

    ukuran panjang x lebar ideal dan terletak di sepanjang jalan raya Pantura dengan

    kontur tanah yang relatif rata sehingga mengakomodasi segala kepentingan

    dengan harapan memberikan kenyamanan dan keamanan pasien Rumah Sakit

    Umum Kota Pekalongan.

    1.2. Persyaratan Pendukung Lokasi

    Untuk mendukung tercapainya lokasi yang ideal perlu ada tinjauan untuk

    mempertajam persyaratan lokasi

    1.2.1. Faktor Primer

    Ø   SDM di bidang Kesehatan

    SDM yang memadai sangat dibutuhkan untuk penyelenggaraan sebuah

    Rumah Sakit yang baik. Meskipun pada dasarnya Rumah Sakit Umum

    merupakan usaha yang banyak memberikan pelayanan berupa produk jasa.

    Namun kebutuhan dokter spesialis, tenaga medis & manajemen kesehatan

    tidak bisa dianggap sepele begitu saja baik kuantitas maupun kualitas akan

    sangat berpengaruh terhadap terselenggaranya sebuah Rumah Sakit Umum

    Kota Pekalongan yang unggul dalam segala hal terutama pelayanan,

    peralatan yang memadai.

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    56/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    56

    Ø   Sarana Transportasi

    Sarana transportasi untuk akses ke arah lokasi harus memadai baik angkutan

    kota, bus maupun kereta api dimana dapat dicapai dengan mudah sehingga

    membantu terhadap pasien dari segala penjuru baik dari Kota Pekalongan

    maupun dari luar Pekalongan seperti Batang, Pemalang, Tegal bahkan

    Semarang.

     Adapun untuk lokasi juga tidak kalah penting dari segi parkir sehingga tidak

    menyebabkan kemacetan yang akan mengganggu kenyamanan penghuni

    Rumah Sakit Umum Kota Pekalongan. Maka diperlukan sistem sirkulasi baik

    dari luar ke dalam maupun sebaliknya secara efisien dan efektif.

    Ø   Sarana Pendukung Lain

    Beberapa sarana lain yang dibutuhkan berkaitan dengan proyek untuk

    mendukung kelancaran operasional proyek baik pada saat persiapan maupun

    saat proyek sudah berjalan adalah :

    §  Sarana Listrik

    Sarana listrik harus tersedia untuk menunjang berjalannya proyek baik dari

    persiapan maupun opersionalnya bangunan ditambah dengan kapasitas

    listrik dan jarak yang dekat dengan gardu induk akan sangat membantu

    terselenggaranya proses pembangunan Rumah Sakit Umum Kota

    Pekalongan, juga tidak lupa adanya kebutuhan darurat listrik dengan

    penyediaan listrik cadangan secara prima dan bisa dipertanggungjawabkan

    baik untuk  bangunan itu sendiri maupun alat-alat medis perangkat

    pendukung lainnya.

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    57/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    57

    §  Sarana Air

    Sarana air merupakan unsur utama dalam pelaksanaan proyek dimana

    sarana air harus tersedia baik dalam kapasitas sebagai persediaan

    sementara maupun setelah bangunan Rumah Sakit Umum berlangsung.

     Ada beberapa sumber air yang bisa didapatkan yaitu sumur biasa dengan

    buis beton , sumur bor maupun sumur dari PDAM. Ada baiknya sumber air

    menggunakan ketiganya sehingga bisa dijadikan cadangan sewaktu-waktu

    sumber air tersebut berkurang sehingga kelangsungan operasional Rumah

    Sakit Umum bisa berlangsung tanpa mengurangi kenyamanan penghuni

    RSU tersebut.(untuk efisiensi penyimpanan dibutuhkan sarana water torn

    secara terpadu).

    Perlu diingat bahwa jarak antara sumber air bersih dengan sanitasi

    khususnya air kotor bisa diatur dengan peraturan yang berlaku sehingga

    mengurangi pencemaran dari sumber air kotor yang nantinya dikaji

    bersama-sama dengan pengolahan limbah dengan analisa dampak

    lingkungan ( AMDAL ) secara terpadu.

    §  Sarana Telekomunikasi

    Guna menunjang kegiatan pelayanan Rumah Sakit Umum, telekomunikasi

     juga merupakan sarana pendukung yang penting dimana dapat berfungsi

    sebagai :

    - Komunikasi dari dalam atau ke luar bangunan (Telkom)

    - Antar ruang dalam bangunan (PABX)

    - Komunikasi dari bangunan ke unit-unit mobile yang bergerak

    (HT/Selular)

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    58/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    58

    Untuk itu daerah tersebut harus tersedia jalur telekomunikasi yang cukup

    memadai baik jalur Telkom maupun jalur telpon selular ataupun satelit.

    1.2.2. Faktor Sekunder

    1. Strategi Kebijakan Pemerintah ( RENSTRA, RTURK )

    2. Pengembangan di masa datang.

    Berbagai hal di masa mendatang bisa terjadi baik hal positif maupun

    negatif, namun demikian kemungkinan-kemungkinan tersebut bisa kita

    prediksikan secara ilmiah dengan pertimbangan-pertimbangan yang

    didasarkan pada analisa-analisa terpadu dari beberapa aspek-aspek

    pendukung antara lain:

    a. Potensi lahan untuk lokasi masih memungkinkan untuk dikembangkan

    secara maksimal.

    b. Potensi disekeliling lokasi yang memungkinkan mendukung

    berkembangnya Rumah Sakit Umum ini.

    c. Akses dari segala penjuru yang mudah dicapai.

    d. Kontur tanah yang relatif stabil dan rata untuk menjaga kekuatan

    struktur bangunan secara berkala.

    3. Persyaratan teknis dan non teknis rancang bangun

    a. Faktor Teknis

    Salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam persyaratan teknis

    adalah pelayanan, untuk itu jenis aktifitas, sirkulasi dan pengelompokan

    zona kegiatan memberikan andil yang cukup besar dalam

    terselenggaranya sebuah bangunan yang memiliki pelayanan optimal.

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    59/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    59

    Persyaratan teknis dan normatif pada Rancang Bangun Rumahsakit

    sangat spesifik dan bervariasi sehingga kesalahan Rancang Bangun

    dapat berakibat rendahnya nilai fungsi bangunan atau bahkan tidak

    berfungsinya suatu fasilitas pelayanan. Persyaratan yang ada dan

    berlaku bisa berupa ketentuan dari Pemerintah maupun standar yang

    diterbitkan oleh para ahli yang bisa dipertanggungjawabkan secara

    ilmiah.

     Adapun hal penting yang terkandung dan membentuk fisik Rumahsakit

    mencakup landasan pemikiran mengenai :

    Ø   Fokus pemikiran terhadap prosedur medis dan prosedur non medis

    termasuk manajemen Rumah Sakit yang kemudian akan

    membentuk kemampuan dan kelengkapan fasilitas Rumahsakit,

    pengaturan fungsi ruang dan program ulang baik berlangsungnya

    kegiatan maupun pasca huni.

    Ø   Faktor pemikiran terhadap prosedur sanitasi dan utilitas dan limbah

    yang akan membentuk lay out (tata letak) Rancang Bangun yang

    mencerminkan suatau kualitas dan hirearki ruang dengan prosedur

    sebagai berikut :

    - Persyaratan teknis terdiri dari konstruksi ruang, instalasi medis

    dan pendukung lainnya.

    - Pencegahan adanya pencemaran lingkungan terdiri dari

    penyebaran infeksi dan limbah.

    - Pemeliharaan baik bangunan maupun alat-alat medis

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    60/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    60

    Untuk lebih jelasnya akan kita tinjau ulang faktor-faktor tersebut

    dengan faktor-faktor lain yang mendukung terselenggaranya Rumah

    Sakit Umum yang optimal, yaitu :

    Ø   Keamanan dan kenyamanan

    Hal ini sangat berkaitan dengan jasa maupun produk yang akan

    diberikan kepada konsumen berupa pelayanan kesehatan, maka

    faktor keamanan dan kenyamanan menjadi faktor pertimbangan

    yang penting, dimana faktor pengenaan tarif serta bentuk lay out

    bangunan akan sangat berpengaruh terhadap pelayanan Rumah

    Sakit yang optimal.

    b. Struktur Bangunan

    Struktur bangunan hendaknya dapat menjamin terselenggaranya

    kegiatan Rumah Sakit secara maksimal dengan syarat sebagai berikut :

    Ø   Dapat secara baik berfungsi minimal 20 th sesuai standar yang

    berlaku.

    Ø   Dapat secara kuat menahan semua beban dan gaya yang bekerja

    pada bangunan sesuai dengan fungsinya.

    Ø   Dapat secara baik melindungi dari berbagai kekuatan perusak

    bangunan.

    Ø   Dapat menahan struktur terhadap kebakaran minimal satu jam dari

    terjadinya kebakaran.

    c. Bahan Bangunan

    Untuk menjamin keawetan bangunan dan efisiensi pemakaian bahan

    bangunan perlu diperhatikan syarat sebagai berikut :

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    61/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    61

    Ø   Memenuhi standar dan norma yang berlaku mengenai bahan

    bangunan.

    Ø   Penggunaan bahan bangunan harus sesuai dengan fungsinya.

    Ø   Memiliki ketahanan minimal 5 tahun untuk susunan bahan bangunan

    non struktur dan minimal 20 tahun untuk susunan bahan bangunan

    struktur bila digunakan sesuai aturan yang berlaku.

    Ø   Terlindungi dari berbagai kekuatan perusak bahan bangunan.

    Ø   Dapat menahan semua beban dan gaya yang bekerja pada struktur

    bangunan.

    d. Tenaga Listrik

    Berdasarkan pada jenis tindakan pengamanan terhadap bahaya karena

    gangguan tenaga listrik bisa dibagi dalam ruang fasilitas pelayanan

    kelompok 1., 1.E dan 2E yaitu :

    Ø   Dalam kelompok 1 terputusnya aliran listrik karena gangguan tidak

    berbahaya dan pelayanan yang diberikan dapat dihentikan atau

    diulang.

    Ø   Dalam kelompok 1.E dimana penghentian pelayanan masih bisa

    terganggu dengan batas toleransi tertentu, jika ada gangguan atas

    tenaga listrik maka diperlukan catu daya pengganti khusus yang

    dapat mengganti tugas jaringan listrik umum dalam beberapa saat

    secara otomatis.

    Ø   Untuk kelompok 2.E pelayanan yang diberikan tidak boleh terhenti,

    maka diperlukan catu daya pengganti khusus yang bersifat back up

    penuh tanpa jeda jika terjadi gangguan listrik.

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    62/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    62

    e. Jaringan Listrik

    Jaringan listrik adalah sistem listrik yang terdiri dari hantaran dan

    peralatan listrik yang terhubung satu sama lain untuk menyalurkan

    tenaga listrik. Komponen-komponen pokok dari jaringan listrik dalam

    bangunan dapat dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu :

    i. Saluran listrik

    ii. Peralatan listrik

    iii. Peralatan pemakaian aliran listrik

    f. Penerangan Darurat (Emergency Lighting)

    Penerangan darurat merupakan jenis penerangan yang diperlukan pada

    saat aliran listrik pada bangunan atau komplek bangunan padam.

    Dalam kondisi tersebut diperlukan catu daya yang memenuhi syarat

    paling tidak diperlukan untuk penerangan pada ruang-ruang yang

    memerlukannya.

    g. Air Bersih

    Sistem pengaliran air bersih harus dapat memenuhi persyaratan

    plumbing dalam bangunan sehingga tidak terjadi pengaliran kembali air

    bekas ke jaringan air bersih serta mencegah kemungkinan terjadinya

    water hammer. Selain itu jika sistem menggunakan air tanah maka

    sistem ini harus terpisah dari sistem pemadam kebakaran

    menggunakan air tanah maka sistem ini harus terpisah dari sistem air

    untuk pelayanan.

     Apabila tekanan air kota dapat menjangkau fixture unit didalam

    bangunan maka diperlukan tandon air bawah tanah dengan kapasitas

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    63/99

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    64/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    64

    ditindaklanjuti dengan SK Menteri Negara Lingkungan Hidup

    Nomor.KEP-10/MENLH/3/1994 tentang Jenis Usaha atau Kegiatan

    yang wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

    untuk jenis-jenis Rumahsakit dengan kelas A atau yang setara dengan

    pelayanan spesialisasi lengkap dan menyeluruh.( Rumah Sakit Umum

    type dibawahnya menyesuaikan.)

    Tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan Rumahsakit yang wajib

    dilakukan oleh pengelola Rumahsakit menurut Keputusan Menteri

    Negara Lingkungan Hidup RI No.KEP-58/MENLH/ 12/1995 adalah :

    1. Melakukan pengelolaan limbah cair sebelum dibuang ke lingkungan

    sehingga mutu limbah cair yang dibuang ke lingkungan tidak

    melampaui baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan.

    2. Membuat saluran pembuangan limbah cair tertutup dan kedap air

    sehingga tidak terjadi perembesan ke tanah serta terpisah dengan

    saluran limpahan air hujan.

    3. Memasang alat ukur debit laju air limbah cair dan melakukan

    pencatatan debit harian limbah cair tersebut.

    Berdasarkan peraturan tersebut diatas, maka Rumahsakit akan

    membuat suatu instalasi Pengolahan Air Limbah dari Kamar Bedah,

    Laboratorium, Radiologi dan WC. Air Kotoran dan air hujan yang

    berasal dari ruang perawatan, bagian cuci dan dari halaman dialirkan

    melalui saluran terbuka/ tertutup langsung ke parit atau sungai terdekat

    atau Riol Kota.

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Rumahsakit Kota Pekalongan

    65/99

    STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN PELAYANAN SARANADAN PRASARANA KESEHATAN / RUMAHSAKIT KOTA PEKALONGAN

    LAPORAN AKHIR

    PT. GAMA MULTI USAHA MANDIRI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    65

    Intinya adalah pengolahan limbah cair seefektif dan seefisien mungkin

    untuk menurunkan zat pencemaran organik dan angka kuman sehingga

    sifat air limbah cair memerlukan syarat baku mutu limbah.

    i. Sarana Drainase.

    Perencanaan Kota Drainase Rumah Sakit dilaksanakan secara terpadu

     j. Sarana Gas

    Sarana gas di dalam Rumahsakit hendaknya memikirkan mengenai

    pasokan sarana gas medis yang cukup dimana pasokan gas medis ini

    dilayani oleh agen per tabung gas sedangkan pada masa mendatang

    gas akan didistribusikan melalui stasiun gas di berbagai lokasi yang

    telah ditentukan menurut kebutuhan masing-masing secara medis.

    k. Masalah Kebakaran

    Penanggulangan bahaya kebakaran sangat berkaitan dengan :

    -  Kelengkapan lingkungan yang disyaratkan agar dilengkapi dengan

    sumur kebakaran, komunikasi dan hydrant kebakaran dimana jarak

    hydrant atau sumur kebakaran ±  500 meter dengan aliran air

    berkapasitas 100 liter per menit, sedangkan sumber air bisa

    diperoleh dari berbagai sumber asal berada dalam jangkauan dan

    tidak beracun.

    -  Jalan lingkungan yang menuju lokasi Rumah Sakit mudah dicapai

    dimana harus cukup dilewati mobil pemadam kebakaran dan

    petugas pemadam kebakaran, serta harus kuat menahan beban

    mobil pemadam kebakaran, serta bangunan khususnya yang

  • 8/16/2019 5.Laporan Studi Kelayakan