59563593 Interferensi Uplink

10
INTERFERENSI UPLINK Interferensi uplink terjadi saat sinyal yang ditransmisikan dari UE ke node B mengalami gannguan. Gangguan ini menyebabkan gagalnya koneksi akses UE ke jaringan node dan menyebabkan gagalnya panggilan. Skema proses koneksi akses antara UE dan node B dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

description

dd

Transcript of 59563593 Interferensi Uplink

Page 1: 59563593 Interferensi Uplink

INTERFERENSI UPLINK

Interferensi uplink terjadi saat sinyal yang ditransmisikan dari UE ke node B

mengalami gannguan. Gangguan ini menyebabkan gagalnya koneksi akses UE ke jaringan

node dan menyebabkan gagalnya panggilan. Skema proses koneksi akses antara UE dan

node B dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Diagram call flow

Interferensi uplink dapat terlihat dengan mengamati parameter RTWP (Received Total

WideBand Power) dan pengaruhnya terhadap KPI (Key Performance Indicator)

Page 2: 59563593 Interferensi Uplink

I. Received Total WideBand Power (RTWP)

Yaitu total level daya noise ke dalam band frekuensi sel. RTWP ini sangat

penting dalam pengaturan kapasitas sel yang memberikan informasi congestion

control mengenai interferensi uplink. Jika nilai RTWP lebih dari -100 dBm maka

terjadi interferensi uplink. Nilai rata-rata RTWP dalam keadaan normal yaitu antara

-104,5 dBm sampai dengan -105,5 dBm. Jika sudah mencapai niali -85 dBm maka

terjadi interferensi yang sangat besar.

Gambar 2. RTWP

Jika RTWP tidak sesuai dengan yang diperbolehkan, maka akan terjadi

penurunan unjuk kerja berupa penurunan nilai Call Setup Success Rate (CSSR) dan

call drop rate. Keburukan nilai RTWP ini disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu :

Page 3: 59563593 Interferensi Uplink

1. Sistem mengalami masalah, sehingga perlu dicek konfigurasi RNC atau node B.

2. Koneksi antena dan feeder mengalami masalah, sehingga perlu diteliti parameter

seting. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan physical berupa jumper dan kabel.

Selain itu juga harus dicek bila ada faulty transmitter atau masalah lain yang

timbul akibat intermodulasi antara Node B dan antena.

3. Jika parameter seting dan hardware tidak bermasalah maka terjadi interferensi

eksternal pada sistem tersebut. Biasanya interferensi yang berasal dari repeater.

II. Key Performance Indicator (KPI)

KPI merupakan ukuran yang digunakan untuk menggambarkan faktor kritis

keberhasilan jaringan. Ini membantu jaringan untuk mengukur perkembangan dalam

rangka pencapaian tujuannya. Indikator kinerja harus merefleksikan tujuan, sehingga

indikator kinerja sangat tergantung tujuan yang ingin dicapai. Dalam menetapkan

KPI perlu melakukan beberapa hal terlebih dahulu, antara lain :

1. Memiliki proses yang telah terdefinisikan

2. Memiliki tujuan yang jelas atau kinerja yang diperlukan untuk proses tersebut di

atas.

3. Memiliki ukuran-ukuran kuantitatif atau kualitas yang disesuaikan dengan

tujuan.

4. Mengawasi setiap perubahan yang terjadi dan melakukan penyesuaian proses

dalam pencapaian tujuan jangka panjang.

Tipe KPI dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

1. Ratio, yaitu KPI yang dihasilkan untuk merefleksikan persentase kasus spesifik

yang terjadi terhadap semua kasus.

2. Mean, yaitu KPI yang dihasilkan untuk merefleksikan rata-rata nilai berdasarkan

banyknya data.

3. Cum, yaitu KPI yang dihasilkan untuk merefleksikan penjumlahan yang selalu

bertambah.

KPI berdasarkan ITU-T Recommendation E.800 dalam WCDMA terbagi

atas acessbility, Retainability, Mobility, dan capacity. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut.

Page 4: 59563593 Interferensi Uplink

Tabel 1. KPI

Kategori KPI

UTRAN Circuit Switch (CS) Packet Switch (PS)

Accessibility RAB Establist Success Rate CS RAB Establist Success Rate

CS

RRC conection Estab Success Rate

Call Setup Success Rate

Retainability Conection Drop Rate CS Conection Drop Rate CS

Call Drop Rate CS Call Drop Rate PS

Mobility Outgoing Hard Handover Success Rate

Outgoing Intersystem Handover

Success Rate CS

Outgoing Intersystem

Handover Success Rate CS

Soft Handover Success Rate

Capacity Througput Measurement CS Througput Measurement PS

1. RAB Establishment Success Rate

KPI ni menggambarkan ratio semua RAB establishment yang berhubungan

dengan jumlah banyaknya RAB establishment yang datang.

2. RRC Connection Establishment Success Rate

KPI ini menggambarkan ratio RRC Connection Establishment Success

dengan jumlah RRC Connection Establishment yang datang.

3. Call Setup Success Rate (CSSR)

KPI ini menggambarkan ratio panggilan berhasil dilayani. CSSR ini

berdasarkan Succesfull RRC Conection Establishment Rate untuk tujuan setup

panggilan dan RAB establishment Succes Rate untuk semua tipe RAB.

4. Conection Drop Rate

Yaitu menggambarkan ratio kegagalan Iu koneksi dengan total jumlah Iu

koneksi yang di lepaskan.

Page 5: 59563593 Interferensi Uplink

5. Call Drop Rate

Yaitu ratio antara permintaan RAB release dengan banyaknya successful

RAB establishment (per CS/PS). Drops berasal dari pesan ‘IU Release Request’

and ‘RAB Release Request’ yang dikirim dari UTRAN ke CN (Core Network).

SUMBER INTERFERENSI

Dari data statistic tersebut dapat memberikan informasi mengenai control congesti

mengenai interferensi uplink. Sehingga dapat diketahui lokasi interferensinya. Dilihat dari

sumbernya interferensi ini dapat berasal dari internal dan eksternal.

1. Interferensi Internal

Yaitu interferensi yang terjadi pada node B ke antenna feeder, yaitu berupa :

a. Sinyal yang ditransmisikan mengalami intermodulasi karena sinyal partisipasi.

b. Kanal transmisi, yaitu kerusakan power amplifier yang menyebabkan intermodulasi.

c. Kanal penerima, yaitu yang disebabkan oleh self eksitasi penerima, intermodulasi

yang disebabkan karena sinyal yang ditransmisikan kedalam penerima, situasi

unlocked, frekuensi unfixed, dan kongesti karena sinyal kuat.

d. Tidak sesuainya konfigurasi antara RF dan node B.

Dalam menemukan lokasi internal interferensi perlu dilakukan hal-hal berikut ini:

a. cek konfigurasi penerimaan diversity nya.

b. Jika kanal RF uplink bermasalah, cek konfigurasi gain kanal RF. Sangat penting

mengatur kanal RF uplink, jadi saat ada masalah tidak sulit menemukan lokasi

interferensi.

c. Jika DCS dan WCDMA dikombinasikan, harus dicek konfigurasi frekuensi dengan

operator dengan merubah konfigurasi frekuensi. Jika interferensi masih ada, lokasi

interferensi terletak pada onside.

Page 6: 59563593 Interferensi Uplink

2. Interferensi Eksternal

Yaitu interferensi yang terjadi akibat faktor dari luar node B, berupa:

a. Sistem Komunikasi lain, misalnya interferensi karena system PHS (Personal

Handyphone) dan dengan GSM.

b. Repeater dan Line Amplifier

- Interferensi yang disebabkan oleh repeater terjadi karena:

1. Repeater didesain broadband tanpa frekuensi seleksi.

2. Repeater menggunakan host node B yang tidak sesuai atau jauh dari host node B,

daya yang ditransmisikan menjadi besar untuk mengganggu node B lain.

3. Repeater tidak stabil, sehingga terjadi self eksitasi repeater.

4. Konfigurasi repeater dan gain tidak benar sehingga menyebabkan moise untuk

mengganggu UE.

- Interferensi yang disebabkan oleh Line Amplifier (LA) terjadi karena:

1. konfigurasi line amplifier yang tidak tepat.

2. Line Amplifier tidak stabil, sehingga terjadi self eksitasi.

c. Transmisi gelombang mikro

Ciri interferensi pada transmisi gelombang mikro yaitu:

1. interferensi long term stable.

2. Interferensi bidirectional.

3. Interferensi dalam large scale range.

4. Spectrum broadband

d. Peralatan yang mengkonsumsi daya.

e. Semua Komponen kontroling, terutama komponen big elektrik kontroling. Contohnya

interferensi secara seketika, spectrum dai 0 hingga GHz, dan small range node B.

f. Peralatan dengan clock.

g. Komponen non linear dengan medan elektromagnetik yang besar.

h. Radar

i. Interferensi Handset

j. Sinyal intermodulasi dari berbagai transmisi, terutama stasiun TV

k. Peralatan besar dengan Great Instant Variation of Electricity.

l. Peralatan dengan kanal feedback (self excitation).

Page 7: 59563593 Interferensi Uplink

m. Peralatan discharge.

MENGATASI INTERFERENSI

Dalam menghilangkan interferensi dapat dilakukan dengan metode dibawah ini,

yaitu:.

1. Mengubah rancangan sistem kualitas oleh departemen engineer operator.

2. Mengoptimasi konfigurasi DCS oleh departemen RF operator.

3. Menghilangkan ineterferensi eksternal seperti interferensi PHS, repeater, dan UE sangat

sulit untuk bagi peralatan vendor, sehingga harus ada kerjasama antara vendor dan

operator.

a. Interferensi PHS, yaitu dengan cara memindahkan antenna WCDMA sejauh mungkin,

tinggi antena WCDMA harus lebih tinggi atau rendah dari PHS.

b. Interferensi GSM, yaitu dengan menggunakan frekuensi yang tepat menurut normal

metode untuk alokasi spectrum.

c. Repeater, yaitu dengan mengubah penggunaan repeater untuk memastikan frekuensi

selektiv repeater dan menjamin kestabilan host link repeater, serta mengatur gain

repeater untuk range yang tepat.

d. interferensi transmisi gelombang mikro, yaitu dengan cara menyesuaikan dengan

frekuensi gelombang mikro.