5907_SKRIPSI (1)
description
Transcript of 5907_SKRIPSI (1)
-
PENGARUH KUALITAS LABA TERHADAP KINERJA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK
INDONESIA
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian
Program Pendidikan Strata Satu
Jurusan Akuntansi
Oleh :
TRIA PUTRI OKTAVIANINGRUM
NIM : 2007310452
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
SURABAYA
2010
-
PENGARUH KUALITAS LABA TERHADAP KINERJA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK
INDONESIA
Diajukan oleh :
TRIA PUTRI OKTAVIANINGRUM
NIM : 2007310452
Skripsi ini telah dibimbing
dan dinyatakan siap diujikan
Dosen Pembimbing,
Tanggal :
(Nurmala Ahmar, SE, M.Si, Ak)
-
S K R I P S I
PENGARUH KUALITAS LABA TERHADAP KINERJA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK
INDONESIA
Disusun Oleh :
TRIA PUTRI OKTAVIANINGRUM
NIM : 2007310452
Dipertahankan di depan Tim Penguji
Dan dinyatakan Lulus Ujian Skripsi
Pada tanggal 10 Februari 2011
Tim Penguji
Ketua : Dra. Gunasti Hudiwinarsih.,M.Si.,Ak ..................
Sekretaris : Nurmala Ahmar, SE.,M.Si.,Ak ..................
Anggota : Supriyati, SE.,Msi.,Ak ..................
-
PENGESAHAN SKRIPSI
Nama : Tria Putri Oktavianingrum
Tempat, Tanggal Lahir :
Nim : 2007310452
Jurusan : Akuntansi
Program Pendidikan : Strata 1
Konsentrasi : Akuntansi Keuangan
Judul : Pengaruh Kualitas Laba Terhadap
Kinerja Perusahaan Manufaktur Di
Bursa Efek Indonesia
Disetujui dan diterima baik oleh :
Ketua Jurusan Akuntansi, Dosen Pembimbing,
Tanggal : Tanggal :
(Supriyati, SE, M.Si, Ak) (Nurmala Ahmar, SE, M.Si, Ak)
-
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Menuntut ilmu adalah ibadah, hasil dari ilmu adalah pengetahuan dan manfaat
yang didapat sungguh luar biasa.
Alhamdulillah, akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan
tepat waktu. Saya mengucapkan banyak bersyukur karena Allah Subhanahu wa
Taala telah memberi saya kekuatan dan ketabahan serta kesabaran dalam
mengahdapi masalah-masalah yang menghambat penyelesaian skripsi ini. Saya
juga sangat berterima kasih atas segalah dukungan dalam benyuk apa pun dari
pihak-pihak yang membantu saya baik yang berupa dukungan material maupun
spiritual, yaitu antara lain :
1. Kepada kedua orang tua saya, terimakasih atas doa dan dukungan sehingga
saya dapat menyelesaikan studi saya di STIE Perbanas Surabaya.
2. Kepada kakak saya terimakasih atas dukungannya dan juga keponakan
saya (Adrian) yang selalu gangguin selama menyelesaikan skripsi ini.
3. Kepada dosen pembimbing saya Ibu Nurmala Ahmar, SE.,Msi.,Ak.,
terimakasih atas dukungan dan kesabaran dalam membimbing saya hingga
selesai.
4. Kepada sahabat, teman-teman, dan orang terdekat dengan saya terimakasih
atas supportnya yang tiada henti.
5. Buat teman-teman riset group khususnya riset kualitas laba, terimakasih
atas kerjasamanya dan perjuangan selama menyelesaikan skripsi.
6. Untuk pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, semoga
kebaikan kalian semua dibalas oleh Allah Subhanahu wa Taala.
-
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
banyak limpahan berkat dan rahmatnya karena akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik dan lancar. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang saya hormati :
1. Ibu Prof.DR.Dra.Tatik Suryani, Psi., M.M, selaku Ketua STIE Perbanas
Surabaya.
2. Ibu Supriyati,Ak.,M.Si, selaku Ketua Jurusan Akuntansi STIE Perbanas
Surabaya.
3. Ibu Nurul Hasanah Uswati Dewi, SE,.M.Si. selaku dosen wali yang telah
membimbing penulis selama menempuh studi di STIE Perbanas Surabaya.
4. Ibu Nurmala Ahmar, SE.,MSi.,Ak, selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah membimbing penulis dengan penuh pengertian dan kesabaran hingga
skripsi ini selesai.
5. Seluruh Dosen, Karyawan, Staff, dan Civitas akademika STIE Perbanas
Surabaya yang telah memberikan semangat dan nasehat-nasehat bagi
penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan sehingga masih banyak memerlukan segala bentuk kritik, saran,
dan juga masukan-masukan dari berbagai pihak yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap bahwa semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Surabaya, Januari 2011
Penulis
-
DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL i HALAMAN PERSETUJUAN SIAP DIUJI. ii HALAMAN LULUS UJIAN SKRIPSI.iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... iv HALAMAN MOTTO & PERSEMBAHAN.............. v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI.....vii
DAFTRA TABEL.. x
DAFTAR GAMBAR...xiv DAFTAR LAMPIRAN.... xv ABSTRAK. xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang..... 1 1.2 Perumusan Masalah. 4 1.3 Tujuan Penelitian. 6 1.4 Manfaat Penelitian... 6 1.5 Sistematika Penulisan ..7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu 9 2.2 Landasan Teori.. 14
2.2.1 Laporan Keuangan..... 15 2.2.2 Pengertian Laba......23 2.2.3 Kualitas Laba..... 23 2.2.4 Teori Keagenan.. 31 2.2.5 Hubungan Antara Varibel Independen Dan Dependen..... 33
2.3 Kerangka Pemikiran.. 34 2.4 Hipotesis Penelitian... 36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian.. 38 3.2 Batasan Penelitian... 39 3.3 Identifikasi Variabel 40 3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.. 40
3.4.1 Model Pengukuran Kualitas Laba (Variabel Independen).. 40
3.4.2 Model Pengukuran Kinerja (Variabel Dependen)... 44 3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel... 45
3.5.1Pemilihan Sampel. 45 3.6 Data Dan Metode Pengumpulan Data. 46 3.7 Teknik Analisa Data 47
-
BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
4.1 Deskripsi Sampel Dan Data. 53 4.2 Deskripsi Variabel Independen Dan Dependen... 57
4.2.1 Kualitas Laba (Variabel Independen) 57 4.2.2 Deskripsi Kualitas Laba Berdasarkan Sektor Industri:
Pengukuran Model 1 Dengan Tobin's Q Tahun 2004.. 63 4.2.3 Deskripsi Kualitas Laba Berdasarkan Sektor Industri:
Pengukuran Model 1 Dengan Tobin's Q Tahun 2005.. 76 4.2.4 Deskripsi Kualitas Laba Berdasarkan Sektor Industri:
Pengukuran Model 2 Dengan ROA Tahun 2004. 74 4.2.5 Deskripsi Kualitas Laba Berdasarkan Sektor Industri:
Pengukuran Model 2 Dengan ROA Tahun 2005. 93 4.2.6 Deskripsi Kualitas Laba Berdasarkan Sektor Industri:
Pengukuran Model 1 Dengan Tobin's Q Tahun
2004-2005....... 102 4.2.7 Deskripsi Kualitas Laba Berdasarkan Sektor Industri:
Pengukuran Model 2Dengan ROATahun
2004-2005....... 117 4.2.8 Deskripsi Variabel Dependen Kinerja Pasar Perusahaan
(Tobin's Q) ....................................................................... 131
4.2.8 Deskripsi Variabel Dependen Kinerja Pasar Perusahaan
(Tobin's Q)
..........................................................................................135
4.3 Uji Hipotesis. . 140
4.3.1 Pengujian Hipotesis Model 1....140
4.3.2 Pengujian Hipotesis Model 2....145
4.3.3 Rangkuman Hasil Uji Hipotesis Kedua Model.....149
4.3.4 Pengujian Model 1 (Tobin's Q) Dengan Menggunakan
Variabel Kontrol DER Dan Log TA.....150
4.3.5 Pengujian Model 2 (ROA) Dengan Menggunakan
Variabel Kontrol DER Dan Log TA.....158
4.3.6 Rangkuman Pengujian Hipotesis Dengan
Varibel Kontrol Model 1 (Tobin's Q)....165
4.3.7 Rangkuman Pengujian Hipotesis Dengan
Varibel Kontrol Model 1 (ROA)...166
4.3.8 Pengaruh Kualita Laba (Persistensi) Terhadap Kinerja
Perusahaan.....166
4.3.9 Pengaruh Kualita Laba (Prediktabilitas Laba)
TerhadapKinerja Perusahaan167
4.3.10 Pengaruh Kualita Laba (Variabilitas Laba) Terhadap
Kinerja Perusahaan.....168
4.3.11 Pengaruh Kualita Laba (Smoothness) Terhadap Kinerja
-
Perusahaan..169
4.3.12 Pengaruh Kualita Laba (Kualitas Akrual) Terhadap
Kinerja Perusahaan.....170
4.3.13 Pengaruh Kualita Laba (Akrual Abnormal) Terhadap
Kinerja Perusahaan.....171
4.4 Pembahasan.....172
4.4.1 Pengaruh Kualitas Laba Dengan Pendekatan Pengukuran
Persistensi Laba Terhadap Kinerja Perusahaan.172
4.4.2 Pengaruh Kualitas Laba Dengan Pendekatan Pengukuran
Prediktabilitas Laba Terhadap Kinerja Perusahaan...174
4.4.3 Pengaruh Kualitas Laba Dengan Pendekatan Pengukuran
Variabilitas Laba Terhadap Kinerja Perusahaan....177
4.4.4 Pengaruh Kualitas Laba Dengan Pendekatan Pengukuran
Smoothness Terhadap Kinerja Perusahaan....179
4.4.5 Pengaruh Kualitas Laba Dengan Pendekatan Pengukuran
Kualitas Akrual Terhadap Kinerja Perusahaan.....181
4.4.6 Pengaruh Kualitas Laba Dengan Pendekatan Pengukuran
Akrual Abnormal Terhadap Kinerja Perusahaan...184
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan..188
5.2 Keterbatasan Penelitian...189
5.3 Saran....190
DAFTAR RUJUKAN.xxi
-
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 : Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria Model 1 (Tobins Q) 53 Tabel 4.2 : Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria Model 2 (ROA) 54
Tabel 4.3 : Deskripsi Sampel Kualitas Laba Terhadap Kinerja
(Tobins Q) Berdasarkan Sektor Industri 55 Tabel 4.4 : Deskripsi Sampel Kualitas Laba Terhadap Kinerja
(ROA) Berdasarkan Sektor Industri 56
Tabel 4.5 : Deskripsi Sampel Berdasarkan Tahun Observasi Dan
Tahun Data 57
Tabel 4.6 : Deskripsi Variabel Berdasarkan Model 1 (Dependen Tobins Q) 63 Tabel 4.7 : Deskripsi Variabel Berdasarkan Model 1 (Dependen ROA) 64
Tabel 4.8 : Deskripsi Variabel Dengan Variabel Kontrol Berdasarkan
Model 1 (Dependen Tobins Q) 66 Tabel 4.9 : Deskripsi Variabel Dengan Variabel Kontrol Berdasarkan
Model 2 (Dependen ROA) 67
Tabel 4.10 : Persistensi Model 1 Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2004 69
Tabel 4.11 : Prediktabilitas Laba Model 1 Berdasarkan Sektor Industri
Tahun 2004 70
Tabel 4.12 : Variabilitas Laba Model 1 Berdasarkan Sektor Industri
Tahun 2004 71
Tabel 4.13 : Smoothness1 Model 1 Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2004 72
Tabel 4.14 : Smoothness2 Model 1 Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2004 73
Tabel 4.15 : Kualitas Akrual Model 1 Berdasarkan Sektor Industri Tahun
2004 74
Tabel 4.16 : Akrual Abnormal Model 1 Berdasarkan Sektor Industri
Tahun 2004 75
Tabel 4.17 : Persistensi Model 1 Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2005 76
Tabel 4.18 : Prediktabilitas Laba Model 1 Berdasarkan Sektor Industri
Tahun 2005 77
Tabel 4.19 : Variabilitas Laba Model 1 Berdasarkan Sektor Industri
Tahun 2005 78
Tabel 4.20 : Smoothness1 Model 1 Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2005 79
Tabel 4.21 : Smoothness2 Model 1 Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2005 80
Tabel 4.22 : Kualitas Akrual Model 1 Berdasarkan Sektor Industri Tahun
2005 81
Tabel 4.23 : Akrual Abnormal Model 1 Berdasarkan Sektor Industri
Tahun 2004 82
Tabel 4.24 : Persistensi Model 2 Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2004 84
Tabel 4.25 : Prediktabilitas Laba Model 2 Berdasarkan Sektor Industri
Tahun 2004 85
Tabel 4.26 : Variabilitas Laba Model 2 Berdasarkan Sektor Industri
Tahun 2004 86
-
Tabel 4.27 : Smoothness1 Model 2 Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2004 88
Tabel 4.28 : Smoothness2 Model 2 Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2004 89
Tabel 4.29 : Kualitas Akrual Model 2 Berdasarkan Sektor Industri Tahun
2004 90
Tabel 4.30 : Akrual Abnormal Model 2 Berdasarkan Sektor Industri
Tahun 2004 92
Tabel 4.31 : Persistensi Model 2 Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2005 94
Tabel 4.32 : Prediktabilitas Laba Model 2 Berdasarkan Sektor Industri
Tahun 2005 95
Tabel 4.33 : Variabilitas Laba Model 2 Berdasarkan Sektor Industri
Tahun 2005 96
Tabel 4.34 : Smoothness1 Model 2 Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2005 97
Tabel 4.35 : Smoothness2 Model 2 Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2005 99
Tabel 4.36 : Kualitas Akrual Model 2 Berdasarkan Sektor Industri
Tahun 2005 100
Tabel 4.37 : Akrual Abnormal Model 2 Berdasarkan Sektor Industri
Tahun 2005 101
Tabel 4.38 : Persistensi Model 1 Berdasarkan Sektor Industri Tahun
2004-2005 103
Tabel 4.39 : Prediktabilitas laba Model 1 Berdasarkan Sektor Industri
Tahun 2004-2005 105
Tabel 4.40 : Variabilitas Laba Model 1 Berdasarkan Sektor Industri
Tahun 2004-2005 107
Tabel 4.41 : Smoothness1 Model 1 Berdasarkan Sektor Industri
Tahun 2004-2005 109
Tabel 4.42 : Smoothness2 Model 1 Berdasarkan Sektor Industri
Tahun 2004-2005 111
Tabel 4.43 : Kualitas Akrual Model 1 Berdasarkan Sektor Industri
Tahun 2004-2005 113
Tabel 4.44 : Akrual Abnormal Model 1 Berdasarkan Sektor Industri
Tahun 2004-2005 115
Tabel 4.45 : Persistensi Model 2 Berdasarkan Sektor Industri Tahun
2004-2005 117
Tabel 4.46 : Prediktabilitas laba Model 2 Berdasarkan Sektor Industri
Tahun 2004-2005 119
Tabel 4.47 : Variabilitas Laba Model 2 Berdasarkan Sektor Industri
Tahun 2004-2005 121
Tabel 4.48 : Smoothness1 Model 2 Berdasarkan Sektor Industri
Tahun 2004-2005 123
Tabel 4.49 : Smoothness2 Model 2Berdasarkan Sektor Industri
Tahun 2004-2005 125
Tabel 4.50 : Kualitas Akrual Model 2 Berdasarkan Sektor Industri
Tahun 2004-2005 127
Tabel 4.51 : Akrual Abnormal Model 2 Berdasarkan Sektor Industri
Tahun 2004-2005 129
Tabel 4.52 : Kinerja Pasar Perusahaan (Tobins Q) Berdasarkan Sektor
-
Industri Tahun 2004 131
Tabel 4.53 : Kinerja Pasar Perusahaan (Tobins Q) Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2005 133
Tabel 4.54 : Kinerja Pasar Perusahaan (Tobins Q) Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2004-2005 134
Tabel 4.55 : Kinerja Operasional Perusahaan (ROA) Berdasarkan Sektor
Industri Tahun 2004 136
Tabel 4.56 : Kinerja Operasional Perusahaan (ROA) Berdasarkan Sektor
Industri Tahun 2005 137
Tabel 4.57 : Kinerja Operasional Perusahaan (ROA) Berdasarkan Sektor
Industri Tahun 2004-2005 138
Tabel 4.58 : Hasil Uji Kualitas Laba (Persistensi Laba) Model 1 141
Tabel 4.59 : Hasil Uji Kualitas Laba (Prediktabilitas Laba) Model 1 141
Tabel 4.60 : Hasil Uji Kualitas Laba (Variabilitas Laba) Model 1 142
Tabel 4.61 : Hasil Uji Kualitas Laba (Smoothness1 Laba) Model 1 143
Tabel 4.62 : Hasil Uji Kualitas Laba (Smoothness2 Laba) Model 1 143
Tabel 4.63 : Hasil Uji Kualitas Laba (Kualitas Akrual) Model 1 144
Tabel 4.64 : Hasil Uji Kualitas Laba (Akrual Abnormal) Model 1 144
Tabel 4.65 : Hasil Uji Kualitas Laba (Persistensi Laba) Model 2 145
Tabel 4.66 : Hasil Uji Kualitas Laba (Prediktabilitas Laba) Model 2 146
Tabel 4.67 : Hasil Uji Kualitas Laba (Variabilitas Laba) Model 2 147
Tabel 4.68 : Hasil Uji Kualitas Laba (Smoothness1 Laba) Model 2 147
Tabel 4.69 : Hasil Uji Kualitas Laba (Smoothness2 Laba) Model 2 148
Tabel 4.70 : Hasil Uji Kualitas Laba (Kualitas Akrual) Model 2 148
Tabel 4.71 : Hasil Uji Kualitas Laba (Akrual Abnormal) Model 2 149
Tabel 4.72 : Rangkuman Uji Hipotesis Kedua Model 150
Tabel 4.73 : Hasil Uji Kualitas Laba (Persistensi Laba) Model 1 Dengan
Variabel Kontrol 151
Tabel 4.74 : Hasil Uji Kualitas Laba (Prediktabilitas Laba) Model 1 Dengan
Variabel Kontrol 152
Tabel 4.75 : Hasil Uji Kualitas Laba (Variabilitas Laba) Model 1 Dengan
Variabel Kontrol 153
Tabel 4.76 : Hasil Uji Kualitas Laba (Smoothness1) Model 1 Dengan
Variabel Kontrol 154
Tabel 4.77 : Hasil Uji Kualitas Laba (Smoothness2) Model 1 Dengan
Variabel Kontrol 155
Tabel 4.78 : Hasil Uji Kualitas Laba (Kualitas Akrual) Model 1 Dengan
Variabel Kontrol 156
Tabel 4.79 : Hasil Uji Kualitas Laba (Akrual Abnormal) Model 1 Dengan
Variabel Kontrol 157
Tabel 4.80 : Hasil Uji Kualitas Laba (Persistensi Laba) Model 2 Dengan
Variabel Kontrol 158
Tabel 4.81 : Hasil Uji Kualitas Laba (Prediktabilitas Laba) Model 2 Dengan
Variabel Kontrol 159
Tabel 4.82 : Hasil Uji Kualitas Laba (Variabilitas Laba) Model 2 Dengan
Variabel Kontrol 160
-
Tabel 4.83 : Hasil Uji Kualitas Laba (Smoothness1) Model 2 Dengan
Variabel Kontrol 161
Tabel 4.84 : Hasil Uji Kualitas Laba (Smoothness2) Model 2 Dengan
Variabel Kontrol 162
Tabel 4.85 : Hasil Uji Kualitas Laba (Kualitas Akrual) Model 2 Dengan
Variabel Kontrol 183
Tabel 4.86 : Hasil Uji Kualitas Laba (Akrual Abnormal) Model 2 Dengan
Variabel Kontrol 164
Tabel 4.87 : Rangkuman Uji Hipotesis Dengan Variabel Kontrol Model 1
(Tobins Q) 165 Tabel 4.88 : Rangkuman Uji Hipotesis Dengan Variabel Kontrol Model 2
(ROA) 166
Tabel 4.89 : Proporsi Sampel Berdasarkan Nilai Rata-Rata Variabel
Penelitian Model 1 (Tobins Q) 186 Tabel 4.90 : Proporsi Sampel Berdasarkan Nilai Rata-Rata Variabel
Penelitian Model 2 (ROA) 187
Tabel 5.1 : Keterbatasan Penelitian 190
-
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 : Kerangaka Pemikiran 35
-
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Contoh Beberapa Data Laba Bersih Sebelum Pos Luar Biasa
Perusahaan Manufaktur Tahun 2004 Untuk Pengukuran
Kualitas Laba (Persistensi Laba,Prediktabilitas Laba,dan
Variabilitas Laba) Sebelum di Olah
Lampiran 2 : Contoh Beberapa Data Laba Bersih Sebelum Pos Luar Biasa
Perusahaan Manufaktur Tahun 2005 Untuk Pengukuran
Kualitas Laba (Persistensi Laba,Prediktabilitas Laba,dan
Variabilitas Laba) Sebelum di Olah
Lampiran 3 : Contoh Beberapa Perusahaan Manufaktur Tahun 2004 Laba
Bersih Sebelum Pos Luar Biasa Dan Total Aktiva Pada
Tahun t-1 Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Smoothness)
Sebelum Diolah
Lampiran 4 : Contoh Beberapa Perusahaan Manufaktur Tahun 2005 Laba
Bersih Sebelum Pos Luar Biasa Dan Total Aktiva Pada
Tahun t-1 Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Smoothness)
Sebelum Diolah
Lampiran 5 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004
Total Akrual (Perubahan Aktiva Lancar, Perubahan Hutang
Lancar Dan Perubahan Kas) Untuk Pengukuran Kualitas
Laba (Smoothness) Sebelum Diolah
Lampiran 6 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2005
Total Akrual (Perubahan Aktiva Lancar, Perubahan Hutang
Lancar Dan Perubahan Kas) Untuk Pengukuran Kualitas
Laba (Smoothness) Sebelum Diolah
Lampiran 7 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004
Total Akrual (Perubahan Kewajiban Jangka Panjang Dan
Biaya Depresiasi Dan Amortisasi) Dan Laba Operasional
Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Smoothness) Sebelum
Diolah
Lampiran 8 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2005
Total Akrual (Perubahan Kewajiban Jangka Panjang Dan
Biaya Depresiasi Dan Amortisasi) Dan Laba Operasional
Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Smoothness) Sebelum
Diolah
Lampiran 9 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004
Total Akrual Dan CFO Untuk Pengukuran Kualitas Laba
(Smoothness) Sebelum Diolah
Lampiran 10 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2005
Total Akrual Dan CFO Untuk Pengukuran Kualitas Laba
(Smoothness) Sebelum Diolah
-
Lampiran 11 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004
NIBE Dan OI Untuk Pengukuran Kualitas Laba
(Smoothness) Sebelum Diolah
Lampiran 12 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2005
NIBE Dan OI Untuk Pengukuran Kualitas Laba
(Smoothness) Sebelum Diolah
Lampiran 13 : Contoh Beberapa data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004
Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Kualitas Akrual) TCA
Dibagi Assetj,t Sebelum Diolah
Lampiran 14 : Contoh Beberapa data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004
Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Kualitas Akrual) CFOt-1
Dibagi Assetj,t Sebelum Diolah
Lampiran 15 : Contoh Beberapa data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004
Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Kualitas Akrual) CFOt
Dibagi Assetj,t Sebelum Diolah
Lampiran 16 : Contoh Beberapa data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004
Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Kualitas Akrual) CFOt+1
Dibagi Assetj,t Sebelum Diolah
Lampiran 17 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004
Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal)
Pendapatan Sebelum Diolah
Lampiran 18 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2005
Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal)
Pendapatan Sebelum Diolah
Lampiran 19 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004
Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal)
Aktiva Tetap Sebelum Diolah
Lampiran 20 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2005
Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal)
Aktiva Tetap Sebelum Diolah
Lampiran 21 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004
Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal) Total
Akrual Dibagi Assetj,t-1 Sebelum Diolah
Lampiran 22 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2005
Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal) Total
Akrual Dibagi Assetj,t-1 Sebelum Diolah
Lampiran 23 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004
Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal) 1
(Satu) Dibagi Assetj,t-1 Sebelum Diolah
Lampiran 24 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2005
Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal) 1
(Satu) Dibagi Assetj,t-1 Sebelum Diolah
Lampiran 25 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004
Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal)
Perubahan Pendapatan Dibagi Assetj,t-1 Sebelum Diolah
-
Lampiran 26 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2005
Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal)
Perubahan Pendapatan Dibagi Assetj,t-1 Sebelum Diolah
Lampiran 27 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004
Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal)
Aktiva Tetap Dibagi Assetj,t-1 Sebelum Diolah
Lampiran 28 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2005
Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal)
Aktiva Tetap Dibagi Assetj,t-1 Sebelum Diolah
Lampiran 29 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004
Untuk Pengukuran Kinerja Perusahaan (Tobins Q) Sebelum Dan Sesudah Diolah
Lampiran 30 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2005
Untuk Pengukuran Kinerja Perusahaan (Tobins Q) Sebelum Dan Sesudah Diolah
Lampiran 31 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004
Untuk Pengukuran Kinerja Perusahaan (ROA) Sebelum
Dan Sesudah Diolah
Lampiran 32 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2005
Untuk Pengukuran Kinerja Perusahaan (ROA) Sebelum
Dan Sesudah Diolah
Lampiran 33 : Contoh Beberapa Hasil Data Perusahaan Manufaktur Tahun
2004 Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Persistensi
Laba,Prediktabilitas Laba,Dan Variabilitas Laba) Setelah
Diolah Di SPSS
Lampiran 34 : Contoh Beberapa Hasil Data Perusahaan Manufaktur Tahun
2005 Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Persistensi
Laba,Prediktabilitas Laba,Dan Variabilitas Laba) Setelah
Diolah Di SPSS
Lampiran 35 : Contoh Beberapa Hasil Data Perusahaan Manufaktur Tahun
2004 Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Smoothness1 Dan
Smoothness2) Setelah Diolah Di SPSS
Lampiran 36 : Contoh Beberapa Hasil Data Perusahaan Manufaktur Tahun
2005 Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Smoothness1 Dan
Smoothness2) Setelah Diolah Di SPSS
Lampiran 37 : Contoh Beberapa Hasil Data Perusahaan Manufaktur Tahun
2004 Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Kualitas Akrual)
Setelah Diolah Di SPSS
Lampiran 38 : Contoh Beberapa Hasil Data Perusahaan Manufaktur Tahun
2005 Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Kualitas Akrual)
Setelah Diolah Di SPSS
Lampiran 39 : Contoh Beberapa Hasil Data Perusahaan Manufaktur Tahun
2004 Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal)
Setelah Diolah Di SPSS
-
Lampiran 40 : Contoh Beberapa Hasil Data Perusahaan Manufaktur Tahun
2005 Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal)
Setelah Diolah Di SPSS
Lampiran 41 : Contoh Beberapa Hasil Output SPSS Persistensi Perusahaan
Manufaktur tahun 2004 Untuk Perusahaan
(ADES,AQUA,CEKA,Dan DAVO)
Lampiran 42 : Contoh Beberapa Hasil Output SPSS Persistensi Perusahaan
Manufaktur tahun 2005 Untuk Perusahaan
(ADES,AQUA,CEKA,Dan DAVO)
Lampiran 43 : Contoh Beberapa Hasil Output SPSS Prediktabilitas Laba
Perusahaan Manufaktur tahun 2004 Untuk Perusahaan
(ADES,AQUA,CEKA,Dan DAVO)
Lampiran 44 : Contoh Beberapa Hasil Output SPSS Prediktabilitas Laba
Perusahaan Manufaktur tahun 2005 Untuk Perusahaan
(ADES,AQUA,CEKA,Dan DAVO)
Lampiran 45 : Contoh Beberapa Hasil Output SPSS Variabilitas Laba Dan
Smoothness Perusahaan Manufaktur tahun 2004 Untuk
Perusahaan (ADES,AQUA,CEKA,Dan DAVO)
Lampiran 46 : Contoh Beberapa Hasil Output SPSS Variabilitas Laba Dan
Smoothness Perusahaan Manufaktur tahun 2005 Untuk
Perusahaan (ADES,AQUA,CEKA,Dan DAVO)
Lampiran 47 : Contoh Beberapa Hasil Output SPSS Kualitas Akrual
Perusahaan Manufaktur tahun 2004 Untuk Perusahaan
(ADES,AQUA,CEKA,Dan DAVO)
Lampiran 48 : Contoh Beberapa Hasil Output SPSS Akrual Abnormal
Perusahaan Manufaktur tahun 2004 Untuk Perusahaan
(ADES,AQUA,CEKA,Dan DAVO)
Lampiran 49 : Contoh Beberapa Hasil Output SPSS Akrual Abnormal
Perusahaan Manufaktur tahun 2005 Untuk Perusahaan
(ADES,AQUA,CEKA,Dan DAVO)
Lampiran 50 : Hasil Output Uji Hipotesis Dengan SPSS Model 1
(Tobins Q) Lampiran 51 : Hasil Output Uji Hipotesis Dengan SPSS Model 2 (ROA)
Lampiran 52 : Hsil Output SPSS Uji Deskriptif Model 1 (Tobins Q) Lampiran 53 : Hsil Output SPSS Uji Deskriptif Model 2 (ROA)
Lampiran 54 : Hsil Output SPSS Uji Deskriptif Dengan Variabel Kontrol
Model 1 (Tobins Q) Lampiran 55 : Hsil Output SPSS Uji Deskriptif Dengan Variabel Kontrol
Model 2 (ROA)
Lampiran 56 : Hasil Output SPSS Uji Hipotesis Dengan Variabel Kontrol
Model 1 (Tobins Q) Lampiran 57 : Hasil Output SPSS Uji Hipotesis Dengan Variabel Kontrol
Model 2 (ROA)
-
Effect Of Earnings Quality On The Performance Of Manufacturing Companies
In BEI
ABSTRACT
This objective of this research is to investigate aims to determine the effect
of earnings quality on the performance of manufacturing companies in BEI. By
using six measurement techniques and calculation of earnings quality that is
included in the measurement. The samples are manufacturing companies listed on
BEI for two years in 2004-2005. The variable used are the earnings quality as
independent variables with six measurement namely, earnings persistence, earnings
predictability, earnings variability, smoothness, quality of accruals, and accruals
abnormal, and the dependent variable is firm performance as measured by Tobin's
Q as a measure of market performance of companies and ROA as a measure of the
company operational performance. The research also use the control variable, size
(Log TA) and leverage (DER). The researchers used regression testing tool to
determine the effect the earnings quality by six approaches to performance
measurement company. And use a multiple regression test tool by adding control
variables to determine the earnings quality by six measurement approach has the
effect or not on firm performance. The results of this study there was no influence
earnings quality with six approaches to performance measurement company.
Keywords: Earnings Persistence, Earnings Predictability, Earnings Variability,
Smoothness, Accruals Quality, Abnormal Accrual), Corporate Performance
-
PENGARUH KUALITAS LABA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas laba terhadap
kinerja perusahaan manufaktur di BEI. Dengan menggunakan enam teknik
pengukuran kualitas laba beserta perhitungan yang disertakan dalam
pengukurannya. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI selama dua tahun yaitu pada tahun 2004-2005. Variabel yang
digunakan yaitu kualitas laba sebagai variabel independen dengan enam
pengukurannya yaitu, persistensi laba,prediktabilitas laba,variabilitas
laba,smoothness,kualitas akrual,dan akrual abnormal. Dan variabel dependen yaitu
kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobins Q sebagai pengukur kinerja pasar perusahaan dan ROA sebagai pengukur kinerja operasional perusahaan. Di sini
peneliti juga menggunakan variabel kontrol yaitu DER dan Log TA. Peneliti
menggunakan alat uji regresi untuk mengetahui pengaruh kualitas laba dengan
enam pendekatan pengukuran terhadap kinerja perusahaan. Dan meggunakan alat
uji regresi berganda dengan menambahkan variabel kontrol untuk mengetahui
kualitas laba dengan enam pendekatan pengukurannya memiliki pengaruh atau
tidak terhadap kinerja perusahaan. Hasil dari penelitian ini tidak ada pengaruh
kualitas laba dengan enam pendekatan pengukuran terhadap kinerja perusahaan.
Kata Kunci : Persistensi Laba,Prediktabilitas Laba,Variabilitas
Laba,Smoothness,Kualitas Akrual,Akrual Abnormal, Kinerja Perusahaan.
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini sering ditemukan adanya peristiwa-peristiwa yang sering
terdengar dimana suatu perusahaan meningkatkan laba dan mengecilkan pajak
dengan tujuan untuk kepentingan perusahaan dalam mendapatkan investor
sebanyak mungkin dan laba yang relative tinggi. Sehingga dapat membuat
kesejahteraan perusahaan sangat meningkat secara signifikan. Namun di samping
itu juga suatu perusahaan melakukan tindak manajemen laba selain untuk
meningkatkan laba dan menarik investor sebanyak mungkin ke dalam perusahaan,
suatu perusahaan harus menilai dan menelisik lebih dalam pengukuran kualitas
laba dengan kinerja perusahaan.
Pengukuran kinerja menurut Supriyono (1999:420) dalam bukunya yang
berjudul Manajemen Biaya adalah sebagai berikut, pengukuran kinerja adalah
segala proses untuk menciptakan seberapa baik aktivitas-aktivitas bisnis
dilaksanakan untuk mencapai tujuan strategik, mengeliminasi pemborosan-
pemborosan dan menyajikan informasi tepat waktu untuk melaksanakan
penyempurnaan secara berkesinambungan. Kinerja perusahaan yang baik adalah
kinerja perusahaan yang mampu menarik investor untuk menanamkan modalnya
kepada perusahaan. Peneliti menggunakan dua pengukuran untuk mengukur
kinerja perusahaan yaitu dengan kinerja pasar perusahaan yang diukur dengan
Tobins Q dan kinerja operasional perusahaan yang diukur dengan menggunakan
-
2
ROA. Seorang investor akan tertarik untuk menanamkan modalnya jika suatu
perusahaan memiliki kinerja yang baik.
Kinerja perusahaan yang baik juga dapat dipengaruhi oleh kualitas laba
dari suatu perusahaan tersebut. Menurut Bellovary et al (2005) kualitas laba yaitu
The ability of reported earnings to reflect the companys true earnings, as well
as the usefulness of reported earnings to predict future earnings. Artinya yaitu
kualitas laba adalah kemampuan laba yang dilaporkan untuk mencerminkan laba
perusahaan, serta kegunaan dari laba yang dilaporkan untuk memprediksi laba
masa depan. Kualitas laba yang baik bisa diukur dengan enam pendekatan
pengukuran antara lain yaitu,persistensi laba,prediktabilitas laba, variabilitas
laba,smoothness,kualitas akrual,dan akrual abnormal.
Laporan keuangan menjadi alat utama bagi perusahaan untuk
menyampaikan informasi keuangan mengenai pertanggungjawaban pihak
manajemen (Schipper dan Vincent, 2003 dalam Boediono, G, 2005). Menurut
Boediono, G (2005) penyampaian informasi melalui laporan keuangan tersebut
perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak eksternal maupun
internal yang kurang memiliki wewenang untuk memperoleh informasi yang
mereka butuhkan dari sumber langsung perusahaan. Seperti dinyatakan dalam
kerangka konseptual Financial Accounting Standards Board (FASB) bahwa
tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna untuk
keputusan bisnis. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang
secara formal wajib dipublikasikan sebagai sarana pertanggungjawaban pihak
manajemen terhadap pengelolaan sumber daya pemilik. Laporan keuangan yang
-
3
disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terdiri dari neraca,
laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas
laporan keuangan. Laporan ini diakui oleh investor, kreditur, supplier, organisasi
buruh, bursa efek dan para analis keuangan sebagai sumber informasi penting
mengenai keberadaan sumber daya ekonomi perusahaan yang diharapkan berguna
untuk pengambilan keputusan. Informasi ini juga diharapkan menjadi pedoman
untuk pemegang saham dan investor potensial untuk menentukan kepentingan
investasi mereka terhadap saham emiten.
Telah dipaparkan tentang adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas laba pada perusahaan manufaktur di dalam tulisannya di jelaskan tentang
struktur modal yang diproksikan dengan besarnya leverage perusahaan yang
menyebabkan para investor kurang percaya terhadap laba yang dipublikasikan
oleh suatu perusahaan, yang pada akhirnya akan mengakibatkan respon terhadap
pasar menjadi relative rendah (Jang, Sugiarto, dan Siagian, 2007). Kualitas laba
juga bisa dipengaruhi tentang adanya perspektif akrual arus kas dan pesinyalan
deviden di mana mengurai laba menjadi komponen akrual dan arus kas untuk
melihat persistensi laba dengan membuktikan hipotesis pensinyalan dividen.
Selain itu penelitian ini juga menggunakan reaksi pasar untuk melihat ketepatan
waktu laba, sebagai bukti kemanfaatan laba (Bandi, 2009).
Scott (2000:296) di dalam bukunya yang berjudul Financial Accounting
Theory mengatakan bahwa pilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan manajer
untuk tujuan spesifik itulah disebut manajemen laba. Menurut Statement of
Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1 informasi laba merupakan perhatian
-
4
utama untuk menaksir kinerja atau pertanggungjawaban manajemen.
Menurut Surifah (1999) manajemen laba dapat mengurangi kredibilitas laporan
keuangan apabila digunakan untuk mengambil keputusan, karena manajemen laba
merupakan suatu bentuk manipulasi atas laporan keuangan yang menjadi sarana
komunikasi manajer dan pihak eksternal perusahaan.
Sebelum meninjak lanjuti lebih dalam tentang kualitas laba dan kinerja,
disini peneliti akan menjelaskan tentang penelitian yang dilakukan, di mana
penelitian ini merupakan penelitian grup (research group) yang dibagi menjadi
lima orang anggota dengan jangka waktu penelitian antara tahun 2000 sampai
dengan 2008 di mana masing-masing peneliti dibagi menjadi dua tahun jangka
penelitian. Pada topik ini meneliti dengan kurun waktu tahun 2004 sampai dengan
tahun 2005.
Dari uraian di atas dapat dilihat tentang pemaparan kualitas laba. Dengan
adanya pemaparan yang telah dijelaskan penulis terdorong untuk mengambil topic
Pengaruh Kualitas Laba Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Di
Bursa Efek Indonesia.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam hal ini masalah di dalam penelitian adalah dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran
persistensi laba terhadap kinerja dengan pengukuran Tobins Q?
-
5
2. Apakah ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran
persistensi laba terhadap kinerja dengan pengukuran ROA?
3. Apakah ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran
prediktabilitas laba terhadap kinerja dengan pengukuran Tobins Q?
4. Apakah ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran
prediktabilitas laba terhadap kinerja dengan pengukuran ROA?
5. Apakah ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran
variabilitas laba terhadap kinerja dengan pengukuran Tobins Q?
6. Apakah ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran
variabilitas laba terhadap kinerja dengan pengukuran ROA?
7. Apakah ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran
smoothness terhadap kinerja dengan pengukuran Tobins Q?
8. Apakah ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran
smoothness terhadap kinerja dengan pengukuran ROA?
9. Apakah ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran kualitas
akrual terhadap kinerja dengan pengukuran Tobins Q?
10. Apakah ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran kualitas
akrual terhadap kinerja dengan pengukuran ROA?
11. Apakah ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran akrual
abnormal terhadap kinerja dengan pengukuran Tobins Q?
12. Apakah ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran akrual
abnormal terhadap kinerja dengan pengukuran ROA?
-
6
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas laba terhadap
kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Dengan
menggunakan enam teknik pengukuran kualitas laba beserta perhitungan yang
disertakan dalam pengukurannya.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Empiris
Perkembangan riset ini tentang pengukuran kualitas laba, di mana dalam
penelitian dapat memberikan kontribusi yang positif bagi para pembaca.
2. Metodologis
Menjelaskan adanya pemaparan tentang delapan teknis pengukuran pada
perusahaan manufaktur. Kontribusi ini penting karena pada umumnya peneliti-
peneliti menggunakan teknik pengukuran tersebut secara terpisah atau parsial.
Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
metodologis berupa teknik-teknik pengukuran kualitas laba. Sehingga peneliti
bisa menjadi inspirator bagi peneliti-peneliti selanjutnya, dan lebih
mengembangkan lagi dan menyempurnakan penelitian oleh para peneliti
selanjutnya.
3. Praktis
Harapan dengan ditemukannya teknik-teknik pengukuran kualitas laba
tersebut agar dapat menjadi bahan pertimbangan bagi penyusun standard
akuntansi keuangan. Dalam hal ini pengungkapan-pengungkapan yang
-
7
mengiringi laporan keuangan dan terkait dengan aspek-aspek penting yang
perlu dijelaskan atas laba yang disajikan. Di mana laba yang disajikan bisa
memberikan atau menunjukkan posisi kesejahteraan perusahaan.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan dari penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka berisi tentang landasan-landasan teori dan teori dasar terdahulu
dari peneliti sebelumnya yang menjadi acuan pada penulisan. Berisi tentang
kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Meliputi rancangan penelitian, batasan penelitian, indetifikasi variable, definisi
operasional dan pengukuran variable, populasi (sampel) dan tekhnik pengambilan
sambil, data dan metode pengambilan data, dan teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Meliputi deskripsi sampel dan data, deskripsi variabel yaitu deskripsi variabel
independen dan dependen, uji hipotesis, pembahasan hasil uji hipotesis.
-
8
BAB V PENUTUP
Meliputi kesimpulan,keterbatasan penelitian,dan saran. Kesimpulan difokuskan
pada kesimpulan hasil penelitian serta mencoba untuk menarik beberapa implikasi
hasil penelitian. Keterbatasan dari pemelitian ini akan menjadi satu bagian
pembahasan dalam bab ini.
-
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penulis akan membahas tentang penelitian dengan merujuk pada
penelitian-penelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian
terdahulu beserta kesamaan dan perbedaannya yang mendukung penelitian ini :
a. Lesia , Bambang, dan Siagian (2007)
Lesia, Bambang, dan Siagian (2007) meneliti tentang Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kualitas Laba pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menentukan nilai masing-masing variable independen
yang digunakan dalam model penelitian. Dimana variable-variabel yang
digunakan merupakan variable dependen dan independen di mana variable
dependen yaitu kualitas laba dan variable independen yaitu company size, struktur
modal, persistensi laba, pertumbuhan laba, likuiditas, kualitas akrual. Hasil
penelitian tersebut adalah company size berpengaruh positif terhadap kualitas
laba, struktur modal tidak berpengaruh negative tetapi secara signifikan
berpengaruh positif terhadap kualitas laba, persistensi laba berpengaruh positif
secara signifikan terhadap kualitas laba, pertumbuhan laba tidak berpengaruh
positif tetapi secara signifikan berpengaruh negative terhadap kualitas laba,
likuiditas berpengaruh positif secara signifikan terhadap kualitas laba, dan kualitas
akrual berpengaruh positif secara signifikan terhadap kualitas laba.
-
10
Adapun penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan
yaitu data yang digunakan merupakan data yang bersumber dari Bursa Efek
Indonesia (BEI). Sedangkan perbedaannya yaitu tahun penelitian yang berbeda di
mana penelitian ini menggunakan tahun yang lebih baru yaitu tahun 2004-2005.
Variable yang digunakan pada penelitian meliputi kualitas laba sebagai variable
dependen dengan menggunakan enam pendekatan dalam pengukurannya,
sedangkan performance (kinerja) sebagai variable independen menggunakan
Tobins Q dan ROA dalam mengukurnya.
b. Margani Pinasti Dan Meinarni Asnawi (2009)
Penelitian ini merupakan penelitian dari Margani Pinasti dan Meinarni
Asnawi (2009). Di mana Margani dan Meinarni (2009) meneliti tentang
Pengukuran Konstruk Kualitas Laba Dan Isu Pengukuran Fair Value Dalam
Akuntansi. Tujuan dari peneltian berusaha untuk memaparkan berbagai proksi
pengukur kualitas laba yang digunakan dalam riset-riset empiris,menyusunsuatu
kategorisasi atas ukuran-ukuran kualitas laba,dan menelaah bagaimana riset-riset
empiris mensiasati adanya beragam ukuran kualitas laba. Dalam riset-riset
empiris yang dikemukakan oleh Margani dan Meinarni (2009) tentang kualitas
laba dengan menggunakan beragam metoda pengukuran kualitas laba,antara lain
yaitu persistensi laba,prediktabilitas laba,variabilitas laba,smoothness,kualitas
akrual,dan akrual abnormal. Di mana dalam riset Margani dan Meinarni (2009)
ini menjadi acuan oleh peneliti untuk menggunakan keenam metoda pengukuran
di atas untuk mengukur kualitas laba.
-
11
c. Bandi (2009)
Penelitian ini merupakan penelitian dari Bandi (2009). Di mana Bandi
meneliti tentang Kualitas Laba dalam Perspektif AkrualArus Kas dan
Pensinyalan Deviden. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari bukti empiris
tentang persistensi laba dengan pendekatan akrual-arus kas dan pendekatan
pensinyalan dividen. Selain itu, penelitian ini akan mencari bukti tentang sinyal
persistensi laba pada kinerja perusahaan dengan menginvestigasi ketepatan waktu
laba. Hasil dari penelitian tersebut yaitu laba periode sekarang berpengaruh secara
signifikan pada laba periode mendatang; dividen sekarang berpengaruh secara
signifikan pada laba periode mendatang; komponen arus kas periode sekarang,
komponen akrual periode sekarang dan dividen periode sekarang berpengaruh
pada laba periode mendatang; return periode mendatang, komponen arus kas laba
periode sekarang, komponen akrual laba periode sekarang, dan dividen periode
sekarang berpengaruh pada laba periode mendatang. Perbedaannya yaitu
menggunakan tahun penelitian yang baru. Sedangkan persamaanya yaitu
menggunakan persistensi laba untuk memberikan bukti empiris, sedangkan pada
penelitian ini persistensi laba merupakan suatu pendekatan untuk megukur
kualitas laba untuk adanya pengaruh atau tidak terhadap kinerja.
d. Hesti Kusuma(2007)
Penelitian ini merupakan penelitian Hesti Kusuma(2007). Hesti Kusuma
meneliti tentang Kemampuan Prediksis Model-Model Accrual Terhadap Arus
Kas Masa Depan . Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan
prediksi incremental akrual di luar arus kas dalam memprediksi arus kas masa
-
12
depan yang dilakukan terhadap 122 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ
dengan menggunakan metode pooling data untuk tahun pengamtan 2000-2006
(tahun analisis 2002-2004). Hasil dari penelitian tersebut yaitu akrual memiliki
pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan arus kas itu sendiri dalam
memprediksi arus kas masa depan, ACCREG* memiliki kemampuan lebih dalam
menjelaskan kemampuan actual future sales mempengaruhi arus kas masa depan
dibandingkan dengan CFREG*, penjualan masa depan berpengaruh terhadap arus
kas maa depan, prediksi accrual model di atas cash flow-only akan mengalami
perbedaan pada perubahan penjualan dan laba, kemampuan prediksi incremental
accrual model di atas cash flow-only model akan mengalami peningkatan pada
ukuran perusahaan yang ditunjukkan oleh nilai dari variable average total asset
sebagai pengukuran variable ukuran perusahaan (size firm).
Adapun persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penulis.
Persamaannya yaitu menggunakan data dari perusahaan Go Publik yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia dan menggunakan perusahaan disektor manufaktur.
Perbedaannya yaitu menggunakan tahun penelitian yang lebih baru.
e. Wiwik Utami (2005)
Wiwik Utami meneliti tentang Pengaruh Manajemen Laba Terhadap
Biaya Modal Ekuitas (Studi Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur)".
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah investor di Bursa Efek
Jakarta telah mengantisipasi informasi akrual yang tersaji dalam laporan keuangan
emiten. Peneliti ini menggunakan 159 perusahaan, sampel dipilih berdasarkan 3
kriteria sebagai berikut: 1. Emiten mempunyai tahun buku yang berakhir 31
-
13
Desember, 2. Nilai buku ekuitas positif untuk tahun 2001 dan 2002, karena emiten
dengan nilai buku ekuitas negative berarti insolvent, sehingga maka dapat
mengakibatkan kondisi sampel tidak homogen. Berdasarkan criteria tersebut
terdapat 92 perusahaan yang terpilih sebagai sampel, dengan menggunakan pool
data maka jumlah unit analisis adalah 184. Pada penelitian Wiwik Utami tidak
dijelaskan variable dependen dan independen secara detail sehingga penulis tidak
bias mencantumkan lebih jelas. Hasil penelitian tersebut memberikan bukti
empirik bahwa manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap biaya
modal ekuitas. Artinya bahwa semakin tinggi tingkat akrual, maka semakin tinggi
biaya modal ekuitas. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat manajemen laba di
Indonesia yang relative tinggi seperti yang diungkapkan Leuz et al (2003) telah
diantasipasi dengan cermat oleh investor di Bursa Efek Jakarta. Namun pada
penelitian Wiwik Utami juga terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaan
dengan penelitian ini yaitu menggunakan data dari Bursa Efek Indonesia,
sedangkan perbedaannya yaitu menggunakan tahun yang lebih baru dan data yang
lebih baru, teknik pengukuran juga berbeda.
f. Muhammad Maruf (2006)
Penelitian ini merupakan penelitian dari Muhammad Maruf (2006). M.
Maruf meneliti tentang Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Manajemen
Laba Pada Perusahaan Go Publik Di Bursa Efek Jakarta. Tujuan penelitian ini
adalah untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh factor Reputasi Auditor,
jumlah Dewan Direksi, Leverage, dan Persentase saham yang ditawarkan kepada
publik saat IPO terhadap manajemen laba pada perusahaan go publik di Bursa
-
14
Efek Jakarta. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pada tahun penelitian tidak
terjadi manajemen laba yang disebabkan oleh beberapa variable bebas dimana
jumlah dewan direksi, Leverage, dan Persentase saham yang ditawarkan kepada
publik saat IPO tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Dan hanya Reputasi
Auditor yang berpengaruh terhadap manajemen laba. Adapun persamaan dan
perbedaan penelitian yaitu persamaannya menggunakan dari Bursa Efek
Indonesia, sedangkan perbedaannya menggunakan data dan tahun lebih baru, cara
perhitungan dan variabel yang digunakan juga berbeda.
2.2 Landasan Teori
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK per 1 Juli 2009, hal. 1.2) di
dalam PSAK No.1 (revisi 1998) menjelaskan tentang tujuan laporan keuangan
sebagai berikut: Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan
informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka
membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban
(stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu
laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi:
a. asset
b. kewajiban
c. ekuitas
-
15
d. pendapatan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian
e. arus kas
2.2.1 Laporan Keuangan
a. Kerangka Dasar Akuntansi Keuangan Menurut PSAK
Menurut Sofyan Syafari Harahap (2007, hal. 89-92) yang ditulis dalam
bukunya yang berjudul Teori Akuntansi menjelaskan tentang kerangka dasar
akuntansi laporan keuangan ini sebenarnya diambil sepenuhnya dari Internasional
Accounting Standard Committee dengan judul Framework for the Preparation
and of Financial Statements (IASC). Kerangka dasar ini mencakup:
1. Tujuan Laporan Keuangan
2. Asumsi Dasar
3. Karakteristik kualitas Informasi
4. Pengakuan dan Pengukuran
5. Konsep dan Pemeliharaan Modal
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa:
1. Tujuan Laporan Keuangan
adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (decision
making).
-
16
2. Asumsi Dasar dari Laporan Keuangan menurut PSAK
a. Dasar Akrual, laporan keuangan menyajikan semua transaksi yang terjadi
sesuai peristiwanya, hak dan kewajiban yang melekat di dalamnya bukan
hanya melihat transaksi yang melibatkan kas.
b. Kelangsungan Usaha, laporan keuangan dianggap menggambarkan
perusahaan atau entitas yang memang di masa depan tidak akan
melakukan likuidasi seluruhnya atas sebagian. Hal ini sebenarnya
dimaksudkan untuk menjadi dasar penilaian yang dipakai dalam menyusun
laporan keuangan.
3. Karakteristik Kualitas Informasi
Karakteristik kulitas ini dimaksudkan untuk meningkatkan manfaat
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sehingga lebih berguna bagi
para pemakainya. Adapun karakteristik kualitas laporan keuangan ini menurut
SAK (per 1 Juli 2009, hal.5-8) adalah:
a. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung, dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna.
b. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relavan untuk memenuhi kebutuhan
pengguna dalam proses pengambilan keputusan.
-
17
c. Materialitas
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya. Dalam
beberapa kasus, hakikat informasi saja sudah cukup untuk menentukan
relevansinya.
d. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki
kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan
material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau
jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara
wajar diharapkan dapat disajikan.
e. Penyajian Jujur
Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur
transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara
wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
f. Substansi Mengungguli Form (dokumen)
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat
dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya
bentuk hukumnya.
g. Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pengguna, dan tidak
bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada
usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak,
-
18
sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai
kepentingan yang berlawanan.
h. Pertimbangan Sehat
Penyusunan laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidakpastian
peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan,
perkiraan masa manfaat pabrik serta peralatan, dan tuntutan atas jaminan
garansi yang mungkin timbul,.
i. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap
dalam batasan materialitas dan biaya.
j. Dapat Dibandingkan
Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan
antarperiode untuk mengidentifikasi kecenderungan (tren) posisi dan kinerja
keuangan.
k. Pengakuan Dan Pengukuran
4. Pengakuan (recognition)
Berarti proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta
criteria pengakuan yang sesuai dengan standar akuntansi dalam laporan neraca
dan laba rugi, yaitu:
1. Ada kemungkinan manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan
mengalir dari atau ke dalam perusahaan.
2. pos tersebut mempunyai nilai biaya yang dapat diukur dengan andal.
-
19
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan
memasukkan setiap unsure laporan keuangan dalam neraca atau laporan laba rugi.
Metode pengukurannya yang dikenal adalah:
1. Biaya histories (historical cost)
2. Biaya kini (current cost)
3. Nilai realisasi (realizable atau settlement value)
4. Nilai sekarang (present value)
Seharusnya yang dipakai dalam akuntansi keuangan yang pada umum
adalah biaya histories terkecuali ada pos-pos tertentu yang dikaitkan juga dengan
metode lain misalnya persediaan dan surat berharga yang menggunakan harga
pasar atau harga histories.
5. Konsep Dan Pemeliharaan Modal
Konsep pemeliharaan modal merupakan konsep perhitungan laba. Dalam
konsep ini laba dianggap harus memperhitungkan bahwa modal yang
diinvestasikan harus terpelihara. Ada dua konsep pemeliharaan modal, yaitu
sebagai berikut :
1. Pemeliharaan modal keuangan
Menurut konsep ini baru disebut laba jika jumlah aktiva finansial bersih
pada akhir periode melebihi jumlah finansial aktiva bersih pada awal periode
setelah memasukkan kembali setiap kontribusi dari dan kepada pemilik.
2. Pemeliharaan modal fisik
Menurut konsep ini hanya bisa disebut laba jika kapasitas produksi fisik
atau kemampuan usaha fisik pada akhir periode melebihi kapasitas produktif fisik
-
20
pada awal periode setelah memasukkan kembali distribusi dari dan pemilik
selama periode itu.
b. Menurut APB Statement No. 4
Menurut Sofyan Syafari Harahap (2007, hal.122-124) dalam bukunya
menjelaskan bahwa APB Statement No.4 berjudul Basic Concepts and
Accounting Principles Underlying Financial Statements Business Enterprise.
Laporan ini bersifat deskriptif, dan laporan ini banyak memengaruhi studi-studi
berikutnya tentang tujuan laporan keuangan. Dalam laporan ini tujuan laporan
keuangan digolongkan sebagai berikut.
a. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi
keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar
dan sesuai dengan GAAP.
b. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum laporan keuangan disebutkan sebagai berikut.
1. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi,
dan kewajiban perusahaan dimaksud:
a. untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan
b. untuk menunjukkan posisi keuangan investasinya
c. untuk menilai kemapuannya untuk menyelesaikan utang-utangnya
d. menunjukkan kemampuan sumber-sumber kekayaannya yang ada
untuk pertumbuhan perusahaan.
-
21
2. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih
yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud.
a. Memberikan gambaran tentang dividen yang diharapkan pemegang
saham.
b. Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban
kepada kreditor, supplier, pegawai, pajak, mengumpulkan dana untuk
perluasan perusahan.
c. Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam
pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan.
d. Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba
dalam jangka panjang.
3. Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir
potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta
dan kewajiban.
5. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai
laporan keuangan.
c. Adapun Tujuan Kualitatif yang dirumuskan APB Statements No. 4
adalah sebagai berikut.
1. Relevance
Memilih informasi yang benar-benar sesuai dan dapat membantu pemakai
laporan dalam proses pengambilan keputusan.
-
22
2. Understandability
Informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi juga
harus informasi yang dimengerti para pemakainya.
3. Verifiability
Hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan
menghasilkan pendapat yang sama.
4. Neutrality
Laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.
Informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan pihak-pihak tertentu
saja.
5. Timeliness
Laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan
apabila diserahkan pada sat yang tepat.
6. Comparability
Informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan, artinya akuntansi
harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun
perusahaan lain.
7. Completeness
Informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan
yang layak dari pemakai.
-
23
2.2.2 Pengertian Laba
Laba merupakan tingkat keuntungan suatu perusahaan yang didapatkan
selama akhir tahun kegiatan kerja operasional dan pada akhirnya mendapatkan
keuntungan atau profit yang maksimal.
2.2.3 Kualitas Laba
Merupakan karakteristik penting dari pelaporan keuangan menurut
Francis et.al (2006). Berbagai pihak berkepentingan dengan kualitas laba, di
antaranya adalah investor untuk kepentingan keputusan investasinya, pengguna
laporan keuangan untuk kepentingan contracting, dan bahkan badan penyusun
standar akuntansi juga memandang kualitas laba sebagai indicator tidak langsung
atas kualitas standar pelaporan keuangan menurut (Penman,2003; Schipper &
Vincent,2003). Francis et al. (2006) menyebut kualitas laba sebagai suatu konsep
yang multi-dimensional. Beragamnya metoda pengukuran kualitas laba yang bisa
memotivasi dalam penulisan. Menurut Bellovary et al (2005) kualitas laba yaitu
The ability of reported earnings to reflect the companys true earnings, as well
as the usefulness of reported earnings to predict future earnings. Artinya yaitu
kualitas laba adalah kemampuan laba yang dilaporkan untuk mencerminkan laba
perusahaan, serta kegunaan dari laba yang dilaporkan untuk memprediksi laba
masa depan.
a. Pengukuran Kualitas Laba
Riset-riset empiris tentang kualitas laba banyak berbagai macam metode-
metode yang digunakan dalam pengukuran kualitas laba. Pengukuran kualitas laba
-
24
yang digunakan dalam riset-riset empiris tersebut ada delapan tehknik
pengukuran, yaitu :
1. Persistensi Laba
Persistensi merupakan suatu ukuran kualitas laba yang didasari pandangan
bahwa laba yang lebih sustainable merupakan laba dengan kualitas yang lebih
tinggi. Dalam bentuknya yang paling sederhana, persistensi laba diukur dari
estimasi koefisien (slope coefficient estimate), 1j, dari suatu model
autoregresif order satu (AR 1) untuk laba per saham tahunan (Xj,t yang diukur
dari laba bersih sebelum pos luar biasa perusahaan j pada tahun t dibagi
dengan rata-rata tertimbang jumlah lembar saham yang beredar sepanjang
tahun t).
2. Daya Prediksi (Prediktabilitas) Laba
Prediktabilitas didefinisikan sebagai kemampuan laba untuk memprediksi
dirinya sendiri (Lipe, 1990). Pandangan yang mendasari digunakannya
prediktabilitas sebagai ukuran kualitas laba adalah: angka laba yang cenderung
mengulang dirinya sendiri merupakan angka laba berkualitas tinggi (Francis et
al., 2006). Angka laba yang berkualitas tinggi bersifat representative
(merupakan predictor yang baik) atas laba yang akan datang. Ukuran
prediktabilitas laba yang pada umumnya digunakan adalah akar dari variansi
residual (Persistensi).
3. Variabilitas Laba
Variabilitas laba diukur dengan deviasi standard dari laba (terskala). Francis et
al (2006) menyatakan bahwa varialibilitas laba berhubungan erat secara
-
25
statistis dan konseptual dengan smoothness laba dan kualitas akrual.
Perbedaan antara variabilitas laba dan smoothness laba terletak pada ada
tidaknya standardisasi oleh variabilitas arus kas. Ukuran variabilitas laba pada
umumnya diestimasi berdasarkan data time-series spesifik-perusahaan dari
laba terskala. Dechow & Dichev (2002) mengukur variabilitas laba dengan
deviasi standar dari laba bersih sebelum pos luar biasa yang diskala dengan
total aktiva awal tahun.
4. Smoothness (kehalusan)
Kehalusan laba pada umumnya diukur relative terhadap arus kas. Pengukuran
ini menggunakan arus kas sebagai konstruk referensi untuk laba yang tidak
diratakan (unsmoothed earnings), dan mengasumsikan bahwa arus kas tidak
dimanipulasi (unmanaged ). Sebagai suatu indicator kualitas laba, kehalusan
laba merefleksikan gagasan bahwa manajer menggunakan informasi privat
mereka tentang laba yang akan datang untuk meratakan fluktuasi transitory
dan memperoleh suatu angka laba yang lebih representative (yaitu
dinormalkan).
5. Kualitas Akrual (model Dechow & Dichev)
Kualitas akrual merupakan suatu ukuran kualitas laba yang dukembangkan
oleh Dechow & Dichev (2002). Ukuran kualitas akrual ini didasari
pandangan bahwa laba yang lebih mendekati arus kas merupakan laba yang
lebih baik kualitasnya.
-
26
6. Akrual Abnormal (model Jones dan Modifikasiannya)
Akrual abnormal merupakan suatu ukuran kualitas laba yang didasari
pandangan bahwa akrual yang tidak dijelaskan dengan baik oleh
fundamental-fundamental akuntansi (yaitu aktiva tetap dan pendapatan)
merupakan ukuran terbalik (inverse measure) dari kualitas laba.
b. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja merupakan perilaku dalam melaksanakan proses untuk
pencapaian tujuan perusahaan. Menurut Supriyono (1999:420) dalam bukunya
yang berjudul Manajemen Biaya sebagai berikut:
Pengukuran kinerja adalah segala proses untuk menciptakan seberapa baik
aktivitas-aktivitas bisnis dilaksanakan untuk mencapai tujuan strategic,
mengeliminasi pemborosan-pemborosan dan menyajikan informasi tepat waktu
untuk melaksanakan penyempurnaan secara berkesinambungan.
Informasi mengenai kinerja perusahaan sangat dibutuhkan oleh banyak
pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, karena informasi tersebut
diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan
dalam mengelola dana dari investor dan tidak menyalahgunakan dana tersebut.
Menurut Hastuti (2005) kinerja perusahaan dipengaruhi beberapa faktor,
antara lain terkonsentrasi atau tidak terkonsentrasinya kepemilikan, manipulasi
laba, serta pengungkapan laporan keuangan. Kepemilikan yang banyak
terkinsentrasi oleh institusi akan memudahkan pengendalian sehingga akan
meningkatkan kinerja perusahaan.
-
27
Di mana dalam penelitian ini hanya menggunakan dua pengukuran kinerja,
yaitu:
1. Penilaian Pasar Perusahaan (yang diukur menggunakan Tobins Q)
Pengukuran penilaian perusahaan menggunakan metode Tobins Q yang
dikemukakan oleh Klapper dan Love (2004). Metode Tobins Q disesuaikan
oleh Damarwati, dkk (2004) dengan kondisi transaksi keuangan perusahaan di
Indonesia.
Alasan menggunakan Tobins Q ini untuk mengetahui penilaian pasar
perusahaan karena dalam perhitungannya memasukkan komponen harga
penutupan saham diakhir tahun buku, jumlah saham yang bereda, total aktiva
dan total hutang perusahaan, sehingga dapat diketahui kemampuan perusahaan
dalam membentuk harga saham di pasar modal.
2. Kinerja Operasional Perusahaan (yang diukur menggunakan ROA).
Pengukuran kinerja operasional perusahaan menggunakan rasio
profitabilitas, yaitu Return On Asset (ROA) yang dikemukakan oleh Klapper
dan Love (2004). Rasio ROA dapat mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dengan menggunakan total penjualan maupun
menggunakan seluruh aktiva perusahaan. Return on asset menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam mengelola asset perusahaan dengan perolehan
laba bersih, artinya bahwa perusahaan mampu menggunakan aktiva yang ada
untuk memperoleh laba yang besar sehingga perusahaan dapat
mengembalikan investasi yang tertanam dalam aktiva perusahaan.
-
28
Alasan dari pemilihan rasio ini adalah untuk mengukur kinerja operasional
dan efektivitas manajemen yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat
keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan pemegang saham.
c. Pengklasifikasian Berbagai Konstruk Kualitas Laba
Menurut Schipper & Vincent (2003) mengklasifikasikan berbagai konstruk
kualitas laba ke dalam empat kelompok, yaitu:
1. Konstruk kualitas laba yang diturunkan dari property time-series laba.
Schipper & Vincent (2003) menjelaskan bahwa konstruk time-series yang
berhubungan dengan kualitas laba meliputi: persistensi, daya prediksi
(predictive ability), dan variabilitas laba.
a. Persistensi dipaparkan dalam konteks sustainability laba. Laba yang
berkualitas tinggi adalah laba yang sustainable. Schipper & Vincent
(2003) menyatakan bahwa persistensi menangkap seberapa luas inovasi
periode sekarang menjadi suatu bagian permanen dari serial laba (serial
random walk bersifat sangat persisten, sedangkan serial mean-reverting
tidak persisten).
b. Daya prediksi (predictive ability) adalah kapasitas seluruh paket pelaporan
keuangan, termasuk komponen-komponen laba dan disagregasi lainnya
dari angka laba, untuk meningkatkan kemampuan pemakai laporan
keuangan dalam memprediksi item-item yang diperlukan (Schipper &
Vincent, 2003).
-
29
c. Variabilitas laba dikaitkan dengan laba yang smooth. Schipper & Vincent
(2003) menyatakan bahwa smoothness (variabilitas laba yang rendah)
seringkali diasosiasikan dengan laba berkualitas tinggi. Akan tetapi
Schipper & Vincent (2003) juga memaparkan bahwa perataan laba oleh
manajemen (perataan laba artificial) justru akan mengganggu daya
informasi laba.
2. Konstruk kualiats laba yang diturunkan dari hubungan anatara laba, akrual,
dan kas.
Pandangan yang mendasari konstruk pada kelompok ini adalah bahwa akrual,
atau bagian dari akrual, cenderung mengurangi kualitas laba. Berbagai
pengukuran dalam kelompok konstruk ini adalah:
a. Rasio arus kas operasi dengan laba.
Ukuran ini didasari gagasan bahwa kedekatan dengan kas (closeness-to-
cash) menunjukkan kualitas laba yang lebih tinggi. Menurut Schipper &
Vincent (2003), ukuran ini mempunyai kelemahan, yaitu sensitive
terhadap kemungkinan manipulasi arus kas operasi.
b. Perubahan total akrual.
Perubahan total akrual menunjukkan manipulasi manajerial, sepanjang
suatu bagian tertentu dari akrual bersifat non-manipulasian dan cenderung
konstan dari waktu ke waktu. Semakin besar perubahan total akrual,
semakin rendah kualitas laba. Kelemahan dari ukuran ini, menurut
Schipper & Vincent (2003) adalah adanya asumsi bahwa bagian akrual
yang tidak dimanipulasi bersifat konstan dari waktu ke waktu.
-
30
c. Estimasi langsung atas akrual diskresioner (discretionary accruals) dengan
menggunakan variable-variabel fundamental akuntansi.
Ukuran ini mengatasi asumsi konstan dari akrual non-diskresioner.
Kelemahan dari ukuran ini, menurut Schipper & Vincent (2003) adalah
identifikasi variable-variabel fundamental akuntansi sebagai proksi akrual
non-diskresioner, dan asumsi bahwa variable-variabel fundamental
tersebut tidak dimanipulasi.
d. Estimasi langsung atas hubungan akrual-kas.
Ukuran dikembangkan oleh Dechow & Dichev (2002) berdasarkan
hubungan antara akrual dengan realisasi arus kas. Dalam pendekatan
Dechow & Dichev (2002), residual estimasian dari regresi (spesifik-
perusahaan) perubahan modal kerja terhadap arus kas periode sekarang,
periode yang lalu, dan periode yang akan datang, menunjukkan kesalahan
estimasi akrual total (baik yang unintentional maupun yang bersifat
manipulative). Kesalahan estimasi akrual total ini mengukur kualitas
akrual dan kualitas laba; semakin besar kesalahan estimasi akrual,
semakinrendah kualitas laba.
3. Konstruk kualitas laba yang diturunkan dari konsep kualitatif dalam rerangka
konseptual FASB.
Rerangka konseptual FASB memfokuskan pada perspektif kegunaan-
keputusan (decision-usefulness). SFAC No.2 menyatakan bahwa criteria
relevansi, reliabilitas, dan komparabilitas/konsistensi, sebagai kriteria-krietria
untuk menilai kualitas informasi akuntansi, termasuk laba. Cornell &
-
31
Landsman (2003) menyebutkan dua metode untuk mengukur kualitas laba
dalam kategori ini, yaitu metode pengujian relevansi-nilai dan metode
pengujian kandungan informasi.
4. Konstruk kualitas laba yang diturunkan dari keputusan-keputusan
implementasi.
Schipper & Vincent (2003) menyatakan bahwa konstruk kualitas laba yang
diturunkan dari keputusan-keputusan implementasi memfokuskan pada
insentif dan keahlian dari penyaji laporan keuangan (manajemen) dan auditor.
Ada dua pendekatan dalam perspektif ini, yaitu:
a. Kualitas laba berhubungan terbalik dengan jumlah judgment, estimasi, dan
peramalan yang diperlukan oleh penyaji laporan keuangan. Kualitas laba
akan menurun dengan meningkatnya angka-angka laporan yang harus
diestimasi oleh manajemen sebagai bagian dari implementasi standar
pelaporan.
b. Kualitas laba berhubungan terbalik dengan tingkat oportunisme (preparers
take advantage)-penyaji mengambil keuntungan dari pembuatan judgment,
peramalan, dan estimasi yang diperlukan, sehingga bertentangan dengan
tujuan standar pelaporan. Ukuran kualitas laba ini berhubungan dengan
pengukuran manajemen laba.
2.2.4 Teori Keagenan
Teori Keagenan menurut Brigham dan Houston (buku 1, edisi 10,2006)
adalah bahwa manajer mungkin memiliki tujuan-tujuan pribadi yang bersaing
-
32
dengan tujuan memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Para manajer diberi
kekuasaan oleh para pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk membuat
keputusan.
Konsep agency theory menurut Anthony dan Govindarajan (1998) adalah
hubungan atau kontak antara principal dan agent. Principal memperkerjakan agent
untuk melakukan tugas untuk kepentingan principal, termasuk pendelegasian
otorisasi pengambilan keputusan dari principal kepada agent.
Menurut Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan suatu hubungan
keagenan sebagai suatu kontrak oleh atau dari satu orang atau lebih pemilik untuk
meminta orang lain (agen) melakukan pekerjaan sesuai dengan kepentingan
pemilik. Pemilik mendelegasikan beberapa kewenangan kepada agen untuk
mengambil keputusan. Jika kedua pihak berhubungan untuk memaksimalisasi
utilitas, maka ada suatu alasan bahwa agen tidak selalu bertindak untuk
kepentingan utama pemilik. Dengan demikian, pemilik dapat membatasi agen
dengan cara penetapan insentif. Pemilik juga menyusun desain biaya pemonitoran
untukm membatasi penyimpangan aktivitas-aktivitas dari kebiasaan yang
dilakukan oleh agen.
a. Hubungan Keagenan
Menurut Brigham dan Houston (buku 1, edisi 10,2006) hubungan
keagenan (agency relationship) terjadi ketika satu atau lebih individu, yang
disebut sebagai prinsipal menyewa individu atau organisasi lain, uang disebut
agen, untuk melakukan sejumlah jasa dan mendelegasikan kewenangan untuk
-
33
membuat keputusan kepada agen tersebut. Dalam manajemen keuangan,
hubungan keagenan utama terjadi di antara:
1. Pemegang saham dan Manajer
2. Manajer dan Pemilik Utang
2.2.5 Hubungan Antara Variabel Independen dan Variabel Dependen
Telah dipaparkan sebelumnya mengenai variabel independen dan variabel
dependen sebelumnya oleh peneliti, dan sekarang akan dijelaskan bagaimana
hubungan variabel independent dengan variabel dependen setelah adanya
pemaparan masing-masing variabel. Pada akhirnya akan ditemukan hubungan
antara variabel independen dan variabel dependen.
Kualitas laba sebagai independen variabel dengan enam pendekatan
pengukurannya memiliki hubungan dengan kinerja sebagai variabel dependen.
Hubungan tersebut secara garis besar untuk menilai laba yang tinggi dan
berkualitas baik, di samping itu kualitas laba yang baik dan berkualitas baik maka
kinerja perusahaan juga akan semakin baik. Pertumbuhan perusahaan akan
semakin baik. Hubungannya di sini, bahwa tingkat kualitas laba yang tinggi
sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Kualitas laba tersebut tinggi
maka kinerja perusahaan dan kinerja pasar perusahaan akan sangat baik. Sehingga
akan sangat baik untuk masa depan perusahaan untuk menarik investor untuk
menanamkan modal. Menurut riset Margani Pinasti dan Meinarni Asnawi (2009)
persistensi laba yang mendekati satu menunjukkan persistensi laba yang tinggi
(atau kualitas laba yang tinggi) jika kualitas laba tinggi maka kinerja perusahaan
-
34
akan semakin baik. Untuk pengukuran kualitas laba dengan prediktabilitas laba
jika nilai prediktabilitas besar semakin rendah kualitas laba, sebaliknya jika nilai
prediktabilitas kecil maka kualitas laba tinggi. Sehingga dengan prediktabilitas
laba yang kecil maka kinerja perusahaan akan semakin baik. Jika variabilitas laba
tinggi maka kualitas laba akan semakin baik,kinerja perusahaan akan baik juga.
Dan nilai smoothness yang tinggi kualitas laba akan semakin baik, sehingga
kinerja perusahaan juga baik. Pengukuran kualitas laba dengan kualitas akrual,jika
standar deviasi semakin kecil maka kualitas laba akan semakin baik sehingga
kinerja dari perusahaan akan baik. Dan untuk pengukuran kualitas laba dengan
akrual abnormal sama dengan kualitas akrual jika standar deviasi akrual abnormal
kecil maka kualitas laba akan semakin baik dan kinerja perusahaan akan semakin
baik jika kualitas laba dari perusahaan baik atau tinggi.
2.3 Kerangka Pemikiran
Adanya permasalahan yang sering terjadi dalam suatu perusahaan untuk
kecenderungan ingin mendapatkan laba yang tinggi, dengan kinerja perusahaan
yang maksimal maka akan didapatkan laba yang tinggi pula. Judul yang diangkat
oleh penulis secara jelas akan digambarkan dalam bentuk kerangka pemikiran
untuk menjelaskan pokok permasalahan dalam penelitian ini, sehingga akan
didapatkan hasil dari pokok masalahn yang terjadi. Adapun kerang pemikiran
yang telah penulis sajikan adalah sebagai berikut.
-
35
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.1 kerangka pemikiran diatas secara langsung menjelaskan
pengaruh kualitas laba dengan enam pendekatan teknik pengukuran terhadap
kinerja perusahaan. Disini penulis menggunakan dua pengukuran untuk mengukur
kinerja yaitu menggunakan ROA dan Tobins Q dikarenakan ROA untuk
mengukur kinerja operasional perusahaan dan Tobins Q untuk mengukur
penilaian pasar perusahaan, sehingga ROA dan Tobins Q di mana keduanya
dianggap penting untuk diuji karena bisa menunjukkan tingkat kinerja perusahaan.
Kualitas laba yang tinggi juga berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Laba
dikatakan memiliki nilai yang tinggi dan berkualitas baik apabila tidak ada unsur
manajemen laba, dan jika laba dikatakan memiliki nilai yang tinggi dan
berkualitas baik namun ada unsur manajemen laba maka laba tersebut belum bisa
dikatakan tinggi dan berkualitas baik. Dan di atas peneliti menambahkan variabel
kontrol independen yaitu dengan DER dan Log TA.
Persistensi Laba
Earning
Quality
Daya Prediksi Laba
Variabilitas Laba
Smoothness
Kualitas Akrual
Akrual Abnormal
Variabel Kontrol
(DER dan Log TA)
Kinerja (Performance)
Tobins Q
ROA
-
36
2.4 Hipotesis Penelitian
Dalam mencapai tujuan suatu penelitian dibutuhkan hipotesa dalam
menindaklanjuti pokok permasalahan dalam penelitian, sehingga akan diperoleh
hasil akhir apakah ditolak atau diterima hipotesa yang diteliti dalam penelitian ini.
Berikut merupakan hipotesa yang digunakan dalam penelitian ini :
H1 : ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran persistensi laba
terhadap kinerja dengan pengukuran Tobins Q.
H2 : ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran persistensi laba
terhadap kinerja dengan pengukuran ROA.
H3 : ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran prediktabilitas
laba terhadap kinerja dengan pengukuran Tobins Q.
H4 : ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran prediktabilitas
laba terhadap kinerja dengan pengukuran ROA.
H5 : ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran variabilitas laba
terhadap kinerja dengan pengukuran Tobins Q.
H6 : ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran variabilitas laba
terhadap kinerja dengan pengukuran ROA.
H7 : ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran smoothness
terhadap kinerja dengan pengukuran Tobins Q.
H8 : ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran smoothness
terhadap kinerja dengan pengukuran ROA.
H9 : ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran kualitas akrual
terhadap kinerja dengan pengukuran Tobins Q.
-
37
H10 : ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran kualitas akrual
terhadap kinerja dengan pengukuran ROA.
H11 : ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran akrual abnormal
terhadap kinerja dengan pengukuran Tobins Q.
H12 : ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran akrual abnormal
terhadap kinerja dengan pengukuran ROA.
-
38
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Model penelitian ini memfokuskan analisis pada teknik pengukuran
kualitas laba dengan menggunakan model pengukuran yang dikembangkan oleh
Dechow Dan Dichev (2002), Model Jones (1991). Berdasarkan tujuan merupakan
riset dasar dan berdasarkan letak dari permasalahannya berdasarkan causal
comparative. Di mana penjelasan dari aspek-aspek tersebut, antara lain:
1. Diklasifikasikan Berdasarkan Dari Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas laba
terhadap kinerja perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada tahun
penelitian 2004 sampai dengan tahun 2005. Berdasarkan tujuan tersebut maka
penelitian ini dapat dikelompokkan dalam penelitian dasar yaitu penelitian
deduktif karena penulis melakukan penelitian berdasarkan peneliti yang sudah
ada serta penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis melalui validitas
teori atau pengujian aplikasi teori.
2. Diklasifikasikan Berdasarkan karakteristik Masalah
Jika ditinjau dari karakteristik masalahnya, penelitian ini dapat
diklasifikasikan ke dalam penelitian kausal komparatif karena penelitian ini
berhubungan sebab akibat atau pengaruh antara dua variabel atau lebih dimana
penelitian ini dapat mengindikasi fakta atau peristiwa tersebut sebagai variabel
-
39
yang dipengaruhi (variabel dependen) dan melakukan penyelidikan terhadap
variabel-variabel yang mempengaruhi (variabel independen).
3. Diklasifikasikan Berdasarkan sifat dan Jenis Data
Jika berdasarkan sifat dan jenis data maka penelitian ini masuk ke dalam
penelitian arsip dimana merupakan penelitian terdapat fakta yang tertulis
(dokumen) atau berupa arsip-arsip data yang sudah diakui. Dokumen atau
arsip yang diteliti berdasarkan sumbernya dapat berasal dari data internal
maupun eksternal. Salah satu data yang bisa digunakan untuk mendukung
penelitian ini selain dari Bursa Efek Indonesia (BEI), bisa juga dari
Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
3.2 Batasan Penelitian
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Periodisasi penelitian mencakup data sampai dengan dua tahun, dimulai dari
tahun 2004 sampai dengan tahun 2005.
2. Data yang digunakan merupakan sampel dari perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Sumber yang lain untuk mendukung penelitian ini yaitu diambil dari
Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
-
40
3.3 Identifikasi Variabel
Variable yang digunakan di dalam penelitian ini difokuskan pada kualitas
laba. Di mana kualitas laba menjadi variable dependen, sedangkan kinerja
(performance) sebagai variable independen.
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.4.1 Model Pengukuran Kualitas Laba (Variabel Independen)
1. Persistensi Laba
Dalam bentuknya yang paling sederhana, persistensi laba diukur dari
estimasi koefisien (slope coefficient estimate), 1j, dari suatu model
autoregresif order satu (AR 1) untuk laba per saham tahunan (Xj,t yang
diukur dari laba bersih sebelum pos luar biasa perusahaan j pada tahun t
dibagi dengan rata-rata tertimbang jumlah lembar saham yang beredar
sepanjang tahun t) :
Xj,t = 0j + 1jXj, t-1 + Vj,t
2. Daya Prediksi ( Prediktabilitas ) Laba
Menurt Francis et al, 2006 angka laba yang berkualitas tinggi bersifat
representative (atau merupakan predictor yang baik) atas laba yang akan
datang. Ukuran prediktabilitas laba yang pada umumnya digunakan
adalah akar dari variansi residual (persistensi).
Prediktabilitas j = 2 ( j )
Semakin besar nilai prediktibilitas, semakin rendah kualitas laba;
sebaliknya semakin kecil prediktibilitas, semakin tinggi kualitas laba.
-
41
3. Variabilitas Laba
Dechow & Dichev (2002) mengukur variabilitas laba dengan deviasi
standar dari laba bersih sebelum pos luar biasa yang diskala dengan total
aktiva awal tahun.
EarnVar j,t = (NIBE j,t)
NIBEj,t = menunjukkan laba bersih sebelum pos luar biasa
perusahaan j yang diskala dengan total aktiva awal tahun t.
4. Smoothness (kehalusan)
Dalam riset-riset empiris tentang kualitas laba, kehalusan (smoothness)
laba diukur dengan beberapa cara yang berbeda, di antaranya
a) Rasio deviasi standar laba bersih sebelum pos luar biasa perusahaan j
dibagi dengan total aktiva awalnya, terhadap deviasi standar arus kas
aktivitas operasional dibagi dengan total aktiva awal ( Francis et al.,
2004 ).
Smoothness j = (NIBE j,t) / (CFO j,t)