5907_SKRIPSI (1)

297
PENGARUH KUALITAS LABA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Akuntansi Oleh : TRIA PUTRI OKTAVIANINGRUM NIM : 2007310452 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2010

description

Kualitas Akrual

Transcript of 5907_SKRIPSI (1)

  • PENGARUH KUALITAS LABA TERHADAP KINERJA

    PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK

    INDONESIA

    S K R I P S I

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian

    Program Pendidikan Strata Satu

    Jurusan Akuntansi

    Oleh :

    TRIA PUTRI OKTAVIANINGRUM

    NIM : 2007310452

    SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

    SURABAYA

    2010

  • PENGARUH KUALITAS LABA TERHADAP KINERJA

    PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK

    INDONESIA

    Diajukan oleh :

    TRIA PUTRI OKTAVIANINGRUM

    NIM : 2007310452

    Skripsi ini telah dibimbing

    dan dinyatakan siap diujikan

    Dosen Pembimbing,

    Tanggal :

    (Nurmala Ahmar, SE, M.Si, Ak)

  • S K R I P S I

    PENGARUH KUALITAS LABA TERHADAP KINERJA

    PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK

    INDONESIA

    Disusun Oleh :

    TRIA PUTRI OKTAVIANINGRUM

    NIM : 2007310452

    Dipertahankan di depan Tim Penguji

    Dan dinyatakan Lulus Ujian Skripsi

    Pada tanggal 10 Februari 2011

    Tim Penguji

    Ketua : Dra. Gunasti Hudiwinarsih.,M.Si.,Ak ..................

    Sekretaris : Nurmala Ahmar, SE.,M.Si.,Ak ..................

    Anggota : Supriyati, SE.,Msi.,Ak ..................

  • PENGESAHAN SKRIPSI

    Nama : Tria Putri Oktavianingrum

    Tempat, Tanggal Lahir :

    Nim : 2007310452

    Jurusan : Akuntansi

    Program Pendidikan : Strata 1

    Konsentrasi : Akuntansi Keuangan

    Judul : Pengaruh Kualitas Laba Terhadap

    Kinerja Perusahaan Manufaktur Di

    Bursa Efek Indonesia

    Disetujui dan diterima baik oleh :

    Ketua Jurusan Akuntansi, Dosen Pembimbing,

    Tanggal : Tanggal :

    (Supriyati, SE, M.Si, Ak) (Nurmala Ahmar, SE, M.Si, Ak)

  • MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Menuntut ilmu adalah ibadah, hasil dari ilmu adalah pengetahuan dan manfaat

    yang didapat sungguh luar biasa.

    Alhamdulillah, akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan

    tepat waktu. Saya mengucapkan banyak bersyukur karena Allah Subhanahu wa

    Taala telah memberi saya kekuatan dan ketabahan serta kesabaran dalam

    mengahdapi masalah-masalah yang menghambat penyelesaian skripsi ini. Saya

    juga sangat berterima kasih atas segalah dukungan dalam benyuk apa pun dari

    pihak-pihak yang membantu saya baik yang berupa dukungan material maupun

    spiritual, yaitu antara lain :

    1. Kepada kedua orang tua saya, terimakasih atas doa dan dukungan sehingga

    saya dapat menyelesaikan studi saya di STIE Perbanas Surabaya.

    2. Kepada kakak saya terimakasih atas dukungannya dan juga keponakan

    saya (Adrian) yang selalu gangguin selama menyelesaikan skripsi ini.

    3. Kepada dosen pembimbing saya Ibu Nurmala Ahmar, SE.,Msi.,Ak.,

    terimakasih atas dukungan dan kesabaran dalam membimbing saya hingga

    selesai.

    4. Kepada sahabat, teman-teman, dan orang terdekat dengan saya terimakasih

    atas supportnya yang tiada henti.

    5. Buat teman-teman riset group khususnya riset kualitas laba, terimakasih

    atas kerjasamanya dan perjuangan selama menyelesaikan skripsi.

    6. Untuk pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, semoga

    kebaikan kalian semua dibalas oleh Allah Subhanahu wa Taala.

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

    banyak limpahan berkat dan rahmatnya karena akhirnya penulis dapat

    menyelesaikan skripsi dengan baik dan lancar. Pada kesempatan ini penulis

    menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang saya hormati :

    1. Ibu Prof.DR.Dra.Tatik Suryani, Psi., M.M, selaku Ketua STIE Perbanas

    Surabaya.

    2. Ibu Supriyati,Ak.,M.Si, selaku Ketua Jurusan Akuntansi STIE Perbanas

    Surabaya.

    3. Ibu Nurul Hasanah Uswati Dewi, SE,.M.Si. selaku dosen wali yang telah

    membimbing penulis selama menempuh studi di STIE Perbanas Surabaya.

    4. Ibu Nurmala Ahmar, SE.,MSi.,Ak, selaku dosen pembimbing skripsi yang

    telah membimbing penulis dengan penuh pengertian dan kesabaran hingga

    skripsi ini selesai.

    5. Seluruh Dosen, Karyawan, Staff, dan Civitas akademika STIE Perbanas

    Surabaya yang telah memberikan semangat dan nasehat-nasehat bagi

    penulis.

    Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih jauh dari

    kesempurnaan sehingga masih banyak memerlukan segala bentuk kritik, saran,

    dan juga masukan-masukan dari berbagai pihak yang sifatnya membangun demi

    kesempurnaan skripsi ini.

    Akhir kata penulis berharap bahwa semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

    semua pihak.

    Surabaya, Januari 2011

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    HALAMANJUDUL i HALAMAN PERSETUJUAN SIAP DIUJI. ii HALAMAN LULUS UJIAN SKRIPSI.iii

    HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... iv HALAMAN MOTTO & PERSEMBAHAN.............. v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI.....vii

    DAFTRA TABEL.. x

    DAFTAR GAMBAR...xiv DAFTAR LAMPIRAN.... xv ABSTRAK. xix

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang..... 1 1.2 Perumusan Masalah. 4 1.3 Tujuan Penelitian. 6 1.4 Manfaat Penelitian... 6 1.5 Sistematika Penulisan ..7

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Penelitian Terdahulu 9 2.2 Landasan Teori.. 14

    2.2.1 Laporan Keuangan..... 15 2.2.2 Pengertian Laba......23 2.2.3 Kualitas Laba..... 23 2.2.4 Teori Keagenan.. 31 2.2.5 Hubungan Antara Varibel Independen Dan Dependen..... 33

    2.3 Kerangka Pemikiran.. 34 2.4 Hipotesis Penelitian... 36

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Rancangan Penelitian.. 38 3.2 Batasan Penelitian... 39 3.3 Identifikasi Variabel 40 3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.. 40

    3.4.1 Model Pengukuran Kualitas Laba (Variabel Independen).. 40

    3.4.2 Model Pengukuran Kinerja (Variabel Dependen)... 44 3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel... 45

    3.5.1Pemilihan Sampel. 45 3.6 Data Dan Metode Pengumpulan Data. 46 3.7 Teknik Analisa Data 47

  • BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

    4.1 Deskripsi Sampel Dan Data. 53 4.2 Deskripsi Variabel Independen Dan Dependen... 57

    4.2.1 Kualitas Laba (Variabel Independen) 57 4.2.2 Deskripsi Kualitas Laba Berdasarkan Sektor Industri:

    Pengukuran Model 1 Dengan Tobin's Q Tahun 2004.. 63 4.2.3 Deskripsi Kualitas Laba Berdasarkan Sektor Industri:

    Pengukuran Model 1 Dengan Tobin's Q Tahun 2005.. 76 4.2.4 Deskripsi Kualitas Laba Berdasarkan Sektor Industri:

    Pengukuran Model 2 Dengan ROA Tahun 2004. 74 4.2.5 Deskripsi Kualitas Laba Berdasarkan Sektor Industri:

    Pengukuran Model 2 Dengan ROA Tahun 2005. 93 4.2.6 Deskripsi Kualitas Laba Berdasarkan Sektor Industri:

    Pengukuran Model 1 Dengan Tobin's Q Tahun

    2004-2005....... 102 4.2.7 Deskripsi Kualitas Laba Berdasarkan Sektor Industri:

    Pengukuran Model 2Dengan ROATahun

    2004-2005....... 117 4.2.8 Deskripsi Variabel Dependen Kinerja Pasar Perusahaan

    (Tobin's Q) ....................................................................... 131

    4.2.8 Deskripsi Variabel Dependen Kinerja Pasar Perusahaan

    (Tobin's Q)

    ..........................................................................................135

    4.3 Uji Hipotesis. . 140

    4.3.1 Pengujian Hipotesis Model 1....140

    4.3.2 Pengujian Hipotesis Model 2....145

    4.3.3 Rangkuman Hasil Uji Hipotesis Kedua Model.....149

    4.3.4 Pengujian Model 1 (Tobin's Q) Dengan Menggunakan

    Variabel Kontrol DER Dan Log TA.....150

    4.3.5 Pengujian Model 2 (ROA) Dengan Menggunakan

    Variabel Kontrol DER Dan Log TA.....158

    4.3.6 Rangkuman Pengujian Hipotesis Dengan

    Varibel Kontrol Model 1 (Tobin's Q)....165

    4.3.7 Rangkuman Pengujian Hipotesis Dengan

    Varibel Kontrol Model 1 (ROA)...166

    4.3.8 Pengaruh Kualita Laba (Persistensi) Terhadap Kinerja

    Perusahaan.....166

    4.3.9 Pengaruh Kualita Laba (Prediktabilitas Laba)

    TerhadapKinerja Perusahaan167

    4.3.10 Pengaruh Kualita Laba (Variabilitas Laba) Terhadap

    Kinerja Perusahaan.....168

    4.3.11 Pengaruh Kualita Laba (Smoothness) Terhadap Kinerja

  • Perusahaan..169

    4.3.12 Pengaruh Kualita Laba (Kualitas Akrual) Terhadap

    Kinerja Perusahaan.....170

    4.3.13 Pengaruh Kualita Laba (Akrual Abnormal) Terhadap

    Kinerja Perusahaan.....171

    4.4 Pembahasan.....172

    4.4.1 Pengaruh Kualitas Laba Dengan Pendekatan Pengukuran

    Persistensi Laba Terhadap Kinerja Perusahaan.172

    4.4.2 Pengaruh Kualitas Laba Dengan Pendekatan Pengukuran

    Prediktabilitas Laba Terhadap Kinerja Perusahaan...174

    4.4.3 Pengaruh Kualitas Laba Dengan Pendekatan Pengukuran

    Variabilitas Laba Terhadap Kinerja Perusahaan....177

    4.4.4 Pengaruh Kualitas Laba Dengan Pendekatan Pengukuran

    Smoothness Terhadap Kinerja Perusahaan....179

    4.4.5 Pengaruh Kualitas Laba Dengan Pendekatan Pengukuran

    Kualitas Akrual Terhadap Kinerja Perusahaan.....181

    4.4.6 Pengaruh Kualitas Laba Dengan Pendekatan Pengukuran

    Akrual Abnormal Terhadap Kinerja Perusahaan...184

    BAB V PENUTUP

    5.1 Kesimpulan..188

    5.2 Keterbatasan Penelitian...189

    5.3 Saran....190

    DAFTAR RUJUKAN.xxi

  • DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 4.1 : Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria Model 1 (Tobins Q) 53 Tabel 4.2 : Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria Model 2 (ROA) 54

    Tabel 4.3 : Deskripsi Sampel Kualitas Laba Terhadap Kinerja

    (Tobins Q) Berdasarkan Sektor Industri 55 Tabel 4.4 : Deskripsi Sampel Kualitas Laba Terhadap Kinerja

    (ROA) Berdasarkan Sektor Industri 56

    Tabel 4.5 : Deskripsi Sampel Berdasarkan Tahun Observasi Dan

    Tahun Data 57

    Tabel 4.6 : Deskripsi Variabel Berdasarkan Model 1 (Dependen Tobins Q) 63 Tabel 4.7 : Deskripsi Variabel Berdasarkan Model 1 (Dependen ROA) 64

    Tabel 4.8 : Deskripsi Variabel Dengan Variabel Kontrol Berdasarkan

    Model 1 (Dependen Tobins Q) 66 Tabel 4.9 : Deskripsi Variabel Dengan Variabel Kontrol Berdasarkan

    Model 2 (Dependen ROA) 67

    Tabel 4.10 : Persistensi Model 1 Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2004 69

    Tabel 4.11 : Prediktabilitas Laba Model 1 Berdasarkan Sektor Industri

    Tahun 2004 70

    Tabel 4.12 : Variabilitas Laba Model 1 Berdasarkan Sektor Industri

    Tahun 2004 71

    Tabel 4.13 : Smoothness1 Model 1 Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2004 72

    Tabel 4.14 : Smoothness2 Model 1 Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2004 73

    Tabel 4.15 : Kualitas Akrual Model 1 Berdasarkan Sektor Industri Tahun

    2004 74

    Tabel 4.16 : Akrual Abnormal Model 1 Berdasarkan Sektor Industri

    Tahun 2004 75

    Tabel 4.17 : Persistensi Model 1 Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2005 76

    Tabel 4.18 : Prediktabilitas Laba Model 1 Berdasarkan Sektor Industri

    Tahun 2005 77

    Tabel 4.19 : Variabilitas Laba Model 1 Berdasarkan Sektor Industri

    Tahun 2005 78

    Tabel 4.20 : Smoothness1 Model 1 Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2005 79

    Tabel 4.21 : Smoothness2 Model 1 Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2005 80

    Tabel 4.22 : Kualitas Akrual Model 1 Berdasarkan Sektor Industri Tahun

    2005 81

    Tabel 4.23 : Akrual Abnormal Model 1 Berdasarkan Sektor Industri

    Tahun 2004 82

    Tabel 4.24 : Persistensi Model 2 Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2004 84

    Tabel 4.25 : Prediktabilitas Laba Model 2 Berdasarkan Sektor Industri

    Tahun 2004 85

    Tabel 4.26 : Variabilitas Laba Model 2 Berdasarkan Sektor Industri

    Tahun 2004 86

  • Tabel 4.27 : Smoothness1 Model 2 Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2004 88

    Tabel 4.28 : Smoothness2 Model 2 Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2004 89

    Tabel 4.29 : Kualitas Akrual Model 2 Berdasarkan Sektor Industri Tahun

    2004 90

    Tabel 4.30 : Akrual Abnormal Model 2 Berdasarkan Sektor Industri

    Tahun 2004 92

    Tabel 4.31 : Persistensi Model 2 Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2005 94

    Tabel 4.32 : Prediktabilitas Laba Model 2 Berdasarkan Sektor Industri

    Tahun 2005 95

    Tabel 4.33 : Variabilitas Laba Model 2 Berdasarkan Sektor Industri

    Tahun 2005 96

    Tabel 4.34 : Smoothness1 Model 2 Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2005 97

    Tabel 4.35 : Smoothness2 Model 2 Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2005 99

    Tabel 4.36 : Kualitas Akrual Model 2 Berdasarkan Sektor Industri

    Tahun 2005 100

    Tabel 4.37 : Akrual Abnormal Model 2 Berdasarkan Sektor Industri

    Tahun 2005 101

    Tabel 4.38 : Persistensi Model 1 Berdasarkan Sektor Industri Tahun

    2004-2005 103

    Tabel 4.39 : Prediktabilitas laba Model 1 Berdasarkan Sektor Industri

    Tahun 2004-2005 105

    Tabel 4.40 : Variabilitas Laba Model 1 Berdasarkan Sektor Industri

    Tahun 2004-2005 107

    Tabel 4.41 : Smoothness1 Model 1 Berdasarkan Sektor Industri

    Tahun 2004-2005 109

    Tabel 4.42 : Smoothness2 Model 1 Berdasarkan Sektor Industri

    Tahun 2004-2005 111

    Tabel 4.43 : Kualitas Akrual Model 1 Berdasarkan Sektor Industri

    Tahun 2004-2005 113

    Tabel 4.44 : Akrual Abnormal Model 1 Berdasarkan Sektor Industri

    Tahun 2004-2005 115

    Tabel 4.45 : Persistensi Model 2 Berdasarkan Sektor Industri Tahun

    2004-2005 117

    Tabel 4.46 : Prediktabilitas laba Model 2 Berdasarkan Sektor Industri

    Tahun 2004-2005 119

    Tabel 4.47 : Variabilitas Laba Model 2 Berdasarkan Sektor Industri

    Tahun 2004-2005 121

    Tabel 4.48 : Smoothness1 Model 2 Berdasarkan Sektor Industri

    Tahun 2004-2005 123

    Tabel 4.49 : Smoothness2 Model 2Berdasarkan Sektor Industri

    Tahun 2004-2005 125

    Tabel 4.50 : Kualitas Akrual Model 2 Berdasarkan Sektor Industri

    Tahun 2004-2005 127

    Tabel 4.51 : Akrual Abnormal Model 2 Berdasarkan Sektor Industri

    Tahun 2004-2005 129

    Tabel 4.52 : Kinerja Pasar Perusahaan (Tobins Q) Berdasarkan Sektor

  • Industri Tahun 2004 131

    Tabel 4.53 : Kinerja Pasar Perusahaan (Tobins Q) Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2005 133

    Tabel 4.54 : Kinerja Pasar Perusahaan (Tobins Q) Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2004-2005 134

    Tabel 4.55 : Kinerja Operasional Perusahaan (ROA) Berdasarkan Sektor

    Industri Tahun 2004 136

    Tabel 4.56 : Kinerja Operasional Perusahaan (ROA) Berdasarkan Sektor

    Industri Tahun 2005 137

    Tabel 4.57 : Kinerja Operasional Perusahaan (ROA) Berdasarkan Sektor

    Industri Tahun 2004-2005 138

    Tabel 4.58 : Hasil Uji Kualitas Laba (Persistensi Laba) Model 1 141

    Tabel 4.59 : Hasil Uji Kualitas Laba (Prediktabilitas Laba) Model 1 141

    Tabel 4.60 : Hasil Uji Kualitas Laba (Variabilitas Laba) Model 1 142

    Tabel 4.61 : Hasil Uji Kualitas Laba (Smoothness1 Laba) Model 1 143

    Tabel 4.62 : Hasil Uji Kualitas Laba (Smoothness2 Laba) Model 1 143

    Tabel 4.63 : Hasil Uji Kualitas Laba (Kualitas Akrual) Model 1 144

    Tabel 4.64 : Hasil Uji Kualitas Laba (Akrual Abnormal) Model 1 144

    Tabel 4.65 : Hasil Uji Kualitas Laba (Persistensi Laba) Model 2 145

    Tabel 4.66 : Hasil Uji Kualitas Laba (Prediktabilitas Laba) Model 2 146

    Tabel 4.67 : Hasil Uji Kualitas Laba (Variabilitas Laba) Model 2 147

    Tabel 4.68 : Hasil Uji Kualitas Laba (Smoothness1 Laba) Model 2 147

    Tabel 4.69 : Hasil Uji Kualitas Laba (Smoothness2 Laba) Model 2 148

    Tabel 4.70 : Hasil Uji Kualitas Laba (Kualitas Akrual) Model 2 148

    Tabel 4.71 : Hasil Uji Kualitas Laba (Akrual Abnormal) Model 2 149

    Tabel 4.72 : Rangkuman Uji Hipotesis Kedua Model 150

    Tabel 4.73 : Hasil Uji Kualitas Laba (Persistensi Laba) Model 1 Dengan

    Variabel Kontrol 151

    Tabel 4.74 : Hasil Uji Kualitas Laba (Prediktabilitas Laba) Model 1 Dengan

    Variabel Kontrol 152

    Tabel 4.75 : Hasil Uji Kualitas Laba (Variabilitas Laba) Model 1 Dengan

    Variabel Kontrol 153

    Tabel 4.76 : Hasil Uji Kualitas Laba (Smoothness1) Model 1 Dengan

    Variabel Kontrol 154

    Tabel 4.77 : Hasil Uji Kualitas Laba (Smoothness2) Model 1 Dengan

    Variabel Kontrol 155

    Tabel 4.78 : Hasil Uji Kualitas Laba (Kualitas Akrual) Model 1 Dengan

    Variabel Kontrol 156

    Tabel 4.79 : Hasil Uji Kualitas Laba (Akrual Abnormal) Model 1 Dengan

    Variabel Kontrol 157

    Tabel 4.80 : Hasil Uji Kualitas Laba (Persistensi Laba) Model 2 Dengan

    Variabel Kontrol 158

    Tabel 4.81 : Hasil Uji Kualitas Laba (Prediktabilitas Laba) Model 2 Dengan

    Variabel Kontrol 159

    Tabel 4.82 : Hasil Uji Kualitas Laba (Variabilitas Laba) Model 2 Dengan

    Variabel Kontrol 160

  • Tabel 4.83 : Hasil Uji Kualitas Laba (Smoothness1) Model 2 Dengan

    Variabel Kontrol 161

    Tabel 4.84 : Hasil Uji Kualitas Laba (Smoothness2) Model 2 Dengan

    Variabel Kontrol 162

    Tabel 4.85 : Hasil Uji Kualitas Laba (Kualitas Akrual) Model 2 Dengan

    Variabel Kontrol 183

    Tabel 4.86 : Hasil Uji Kualitas Laba (Akrual Abnormal) Model 2 Dengan

    Variabel Kontrol 164

    Tabel 4.87 : Rangkuman Uji Hipotesis Dengan Variabel Kontrol Model 1

    (Tobins Q) 165 Tabel 4.88 : Rangkuman Uji Hipotesis Dengan Variabel Kontrol Model 2

    (ROA) 166

    Tabel 4.89 : Proporsi Sampel Berdasarkan Nilai Rata-Rata Variabel

    Penelitian Model 1 (Tobins Q) 186 Tabel 4.90 : Proporsi Sampel Berdasarkan Nilai Rata-Rata Variabel

    Penelitian Model 2 (ROA) 187

    Tabel 5.1 : Keterbatasan Penelitian 190

  • DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1 : Kerangaka Pemikiran 35

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Contoh Beberapa Data Laba Bersih Sebelum Pos Luar Biasa

    Perusahaan Manufaktur Tahun 2004 Untuk Pengukuran

    Kualitas Laba (Persistensi Laba,Prediktabilitas Laba,dan

    Variabilitas Laba) Sebelum di Olah

    Lampiran 2 : Contoh Beberapa Data Laba Bersih Sebelum Pos Luar Biasa

    Perusahaan Manufaktur Tahun 2005 Untuk Pengukuran

    Kualitas Laba (Persistensi Laba,Prediktabilitas Laba,dan

    Variabilitas Laba) Sebelum di Olah

    Lampiran 3 : Contoh Beberapa Perusahaan Manufaktur Tahun 2004 Laba

    Bersih Sebelum Pos Luar Biasa Dan Total Aktiva Pada

    Tahun t-1 Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Smoothness)

    Sebelum Diolah

    Lampiran 4 : Contoh Beberapa Perusahaan Manufaktur Tahun 2005 Laba

    Bersih Sebelum Pos Luar Biasa Dan Total Aktiva Pada

    Tahun t-1 Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Smoothness)

    Sebelum Diolah

    Lampiran 5 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004

    Total Akrual (Perubahan Aktiva Lancar, Perubahan Hutang

    Lancar Dan Perubahan Kas) Untuk Pengukuran Kualitas

    Laba (Smoothness) Sebelum Diolah

    Lampiran 6 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2005

    Total Akrual (Perubahan Aktiva Lancar, Perubahan Hutang

    Lancar Dan Perubahan Kas) Untuk Pengukuran Kualitas

    Laba (Smoothness) Sebelum Diolah

    Lampiran 7 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004

    Total Akrual (Perubahan Kewajiban Jangka Panjang Dan

    Biaya Depresiasi Dan Amortisasi) Dan Laba Operasional

    Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Smoothness) Sebelum

    Diolah

    Lampiran 8 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2005

    Total Akrual (Perubahan Kewajiban Jangka Panjang Dan

    Biaya Depresiasi Dan Amortisasi) Dan Laba Operasional

    Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Smoothness) Sebelum

    Diolah

    Lampiran 9 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004

    Total Akrual Dan CFO Untuk Pengukuran Kualitas Laba

    (Smoothness) Sebelum Diolah

    Lampiran 10 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2005

    Total Akrual Dan CFO Untuk Pengukuran Kualitas Laba

    (Smoothness) Sebelum Diolah

  • Lampiran 11 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004

    NIBE Dan OI Untuk Pengukuran Kualitas Laba

    (Smoothness) Sebelum Diolah

    Lampiran 12 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2005

    NIBE Dan OI Untuk Pengukuran Kualitas Laba

    (Smoothness) Sebelum Diolah

    Lampiran 13 : Contoh Beberapa data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004

    Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Kualitas Akrual) TCA

    Dibagi Assetj,t Sebelum Diolah

    Lampiran 14 : Contoh Beberapa data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004

    Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Kualitas Akrual) CFOt-1

    Dibagi Assetj,t Sebelum Diolah

    Lampiran 15 : Contoh Beberapa data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004

    Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Kualitas Akrual) CFOt

    Dibagi Assetj,t Sebelum Diolah

    Lampiran 16 : Contoh Beberapa data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004

    Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Kualitas Akrual) CFOt+1

    Dibagi Assetj,t Sebelum Diolah

    Lampiran 17 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004

    Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal)

    Pendapatan Sebelum Diolah

    Lampiran 18 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2005

    Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal)

    Pendapatan Sebelum Diolah

    Lampiran 19 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004

    Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal)

    Aktiva Tetap Sebelum Diolah

    Lampiran 20 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2005

    Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal)

    Aktiva Tetap Sebelum Diolah

    Lampiran 21 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004

    Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal) Total

    Akrual Dibagi Assetj,t-1 Sebelum Diolah

    Lampiran 22 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2005

    Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal) Total

    Akrual Dibagi Assetj,t-1 Sebelum Diolah

    Lampiran 23 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004

    Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal) 1

    (Satu) Dibagi Assetj,t-1 Sebelum Diolah

    Lampiran 24 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2005

    Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal) 1

    (Satu) Dibagi Assetj,t-1 Sebelum Diolah

    Lampiran 25 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004

    Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal)

    Perubahan Pendapatan Dibagi Assetj,t-1 Sebelum Diolah

  • Lampiran 26 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2005

    Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal)

    Perubahan Pendapatan Dibagi Assetj,t-1 Sebelum Diolah

    Lampiran 27 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004

    Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal)

    Aktiva Tetap Dibagi Assetj,t-1 Sebelum Diolah

    Lampiran 28 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2005

    Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal)

    Aktiva Tetap Dibagi Assetj,t-1 Sebelum Diolah

    Lampiran 29 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004

    Untuk Pengukuran Kinerja Perusahaan (Tobins Q) Sebelum Dan Sesudah Diolah

    Lampiran 30 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2005

    Untuk Pengukuran Kinerja Perusahaan (Tobins Q) Sebelum Dan Sesudah Diolah

    Lampiran 31 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2004

    Untuk Pengukuran Kinerja Perusahaan (ROA) Sebelum

    Dan Sesudah Diolah

    Lampiran 32 : Contoh Beberapa Data Perusahaan Manufaktur Tahun 2005

    Untuk Pengukuran Kinerja Perusahaan (ROA) Sebelum

    Dan Sesudah Diolah

    Lampiran 33 : Contoh Beberapa Hasil Data Perusahaan Manufaktur Tahun

    2004 Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Persistensi

    Laba,Prediktabilitas Laba,Dan Variabilitas Laba) Setelah

    Diolah Di SPSS

    Lampiran 34 : Contoh Beberapa Hasil Data Perusahaan Manufaktur Tahun

    2005 Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Persistensi

    Laba,Prediktabilitas Laba,Dan Variabilitas Laba) Setelah

    Diolah Di SPSS

    Lampiran 35 : Contoh Beberapa Hasil Data Perusahaan Manufaktur Tahun

    2004 Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Smoothness1 Dan

    Smoothness2) Setelah Diolah Di SPSS

    Lampiran 36 : Contoh Beberapa Hasil Data Perusahaan Manufaktur Tahun

    2005 Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Smoothness1 Dan

    Smoothness2) Setelah Diolah Di SPSS

    Lampiran 37 : Contoh Beberapa Hasil Data Perusahaan Manufaktur Tahun

    2004 Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Kualitas Akrual)

    Setelah Diolah Di SPSS

    Lampiran 38 : Contoh Beberapa Hasil Data Perusahaan Manufaktur Tahun

    2005 Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Kualitas Akrual)

    Setelah Diolah Di SPSS

    Lampiran 39 : Contoh Beberapa Hasil Data Perusahaan Manufaktur Tahun

    2004 Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal)

    Setelah Diolah Di SPSS

  • Lampiran 40 : Contoh Beberapa Hasil Data Perusahaan Manufaktur Tahun

    2005 Untuk Pengukuran Kualitas Laba (Akrual Abnormal)

    Setelah Diolah Di SPSS

    Lampiran 41 : Contoh Beberapa Hasil Output SPSS Persistensi Perusahaan

    Manufaktur tahun 2004 Untuk Perusahaan

    (ADES,AQUA,CEKA,Dan DAVO)

    Lampiran 42 : Contoh Beberapa Hasil Output SPSS Persistensi Perusahaan

    Manufaktur tahun 2005 Untuk Perusahaan

    (ADES,AQUA,CEKA,Dan DAVO)

    Lampiran 43 : Contoh Beberapa Hasil Output SPSS Prediktabilitas Laba

    Perusahaan Manufaktur tahun 2004 Untuk Perusahaan

    (ADES,AQUA,CEKA,Dan DAVO)

    Lampiran 44 : Contoh Beberapa Hasil Output SPSS Prediktabilitas Laba

    Perusahaan Manufaktur tahun 2005 Untuk Perusahaan

    (ADES,AQUA,CEKA,Dan DAVO)

    Lampiran 45 : Contoh Beberapa Hasil Output SPSS Variabilitas Laba Dan

    Smoothness Perusahaan Manufaktur tahun 2004 Untuk

    Perusahaan (ADES,AQUA,CEKA,Dan DAVO)

    Lampiran 46 : Contoh Beberapa Hasil Output SPSS Variabilitas Laba Dan

    Smoothness Perusahaan Manufaktur tahun 2005 Untuk

    Perusahaan (ADES,AQUA,CEKA,Dan DAVO)

    Lampiran 47 : Contoh Beberapa Hasil Output SPSS Kualitas Akrual

    Perusahaan Manufaktur tahun 2004 Untuk Perusahaan

    (ADES,AQUA,CEKA,Dan DAVO)

    Lampiran 48 : Contoh Beberapa Hasil Output SPSS Akrual Abnormal

    Perusahaan Manufaktur tahun 2004 Untuk Perusahaan

    (ADES,AQUA,CEKA,Dan DAVO)

    Lampiran 49 : Contoh Beberapa Hasil Output SPSS Akrual Abnormal

    Perusahaan Manufaktur tahun 2005 Untuk Perusahaan

    (ADES,AQUA,CEKA,Dan DAVO)

    Lampiran 50 : Hasil Output Uji Hipotesis Dengan SPSS Model 1

    (Tobins Q) Lampiran 51 : Hasil Output Uji Hipotesis Dengan SPSS Model 2 (ROA)

    Lampiran 52 : Hsil Output SPSS Uji Deskriptif Model 1 (Tobins Q) Lampiran 53 : Hsil Output SPSS Uji Deskriptif Model 2 (ROA)

    Lampiran 54 : Hsil Output SPSS Uji Deskriptif Dengan Variabel Kontrol

    Model 1 (Tobins Q) Lampiran 55 : Hsil Output SPSS Uji Deskriptif Dengan Variabel Kontrol

    Model 2 (ROA)

    Lampiran 56 : Hasil Output SPSS Uji Hipotesis Dengan Variabel Kontrol

    Model 1 (Tobins Q) Lampiran 57 : Hasil Output SPSS Uji Hipotesis Dengan Variabel Kontrol

    Model 2 (ROA)

  • Effect Of Earnings Quality On The Performance Of Manufacturing Companies

    In BEI

    ABSTRACT

    This objective of this research is to investigate aims to determine the effect

    of earnings quality on the performance of manufacturing companies in BEI. By

    using six measurement techniques and calculation of earnings quality that is

    included in the measurement. The samples are manufacturing companies listed on

    BEI for two years in 2004-2005. The variable used are the earnings quality as

    independent variables with six measurement namely, earnings persistence, earnings

    predictability, earnings variability, smoothness, quality of accruals, and accruals

    abnormal, and the dependent variable is firm performance as measured by Tobin's

    Q as a measure of market performance of companies and ROA as a measure of the

    company operational performance. The research also use the control variable, size

    (Log TA) and leverage (DER). The researchers used regression testing tool to

    determine the effect the earnings quality by six approaches to performance

    measurement company. And use a multiple regression test tool by adding control

    variables to determine the earnings quality by six measurement approach has the

    effect or not on firm performance. The results of this study there was no influence

    earnings quality with six approaches to performance measurement company.

    Keywords: Earnings Persistence, Earnings Predictability, Earnings Variability,

    Smoothness, Accruals Quality, Abnormal Accrual), Corporate Performance

  • PENGARUH KUALITAS LABA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

    MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas laba terhadap

    kinerja perusahaan manufaktur di BEI. Dengan menggunakan enam teknik

    pengukuran kualitas laba beserta perhitungan yang disertakan dalam

    pengukurannya. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang

    terdaftar di BEI selama dua tahun yaitu pada tahun 2004-2005. Variabel yang

    digunakan yaitu kualitas laba sebagai variabel independen dengan enam

    pengukurannya yaitu, persistensi laba,prediktabilitas laba,variabilitas

    laba,smoothness,kualitas akrual,dan akrual abnormal. Dan variabel dependen yaitu

    kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobins Q sebagai pengukur kinerja pasar perusahaan dan ROA sebagai pengukur kinerja operasional perusahaan. Di sini

    peneliti juga menggunakan variabel kontrol yaitu DER dan Log TA. Peneliti

    menggunakan alat uji regresi untuk mengetahui pengaruh kualitas laba dengan

    enam pendekatan pengukuran terhadap kinerja perusahaan. Dan meggunakan alat

    uji regresi berganda dengan menambahkan variabel kontrol untuk mengetahui

    kualitas laba dengan enam pendekatan pengukurannya memiliki pengaruh atau

    tidak terhadap kinerja perusahaan. Hasil dari penelitian ini tidak ada pengaruh

    kualitas laba dengan enam pendekatan pengukuran terhadap kinerja perusahaan.

    Kata Kunci : Persistensi Laba,Prediktabilitas Laba,Variabilitas

    Laba,Smoothness,Kualitas Akrual,Akrual Abnormal, Kinerja Perusahaan.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dewasa ini sering ditemukan adanya peristiwa-peristiwa yang sering

    terdengar dimana suatu perusahaan meningkatkan laba dan mengecilkan pajak

    dengan tujuan untuk kepentingan perusahaan dalam mendapatkan investor

    sebanyak mungkin dan laba yang relative tinggi. Sehingga dapat membuat

    kesejahteraan perusahaan sangat meningkat secara signifikan. Namun di samping

    itu juga suatu perusahaan melakukan tindak manajemen laba selain untuk

    meningkatkan laba dan menarik investor sebanyak mungkin ke dalam perusahaan,

    suatu perusahaan harus menilai dan menelisik lebih dalam pengukuran kualitas

    laba dengan kinerja perusahaan.

    Pengukuran kinerja menurut Supriyono (1999:420) dalam bukunya yang

    berjudul Manajemen Biaya adalah sebagai berikut, pengukuran kinerja adalah

    segala proses untuk menciptakan seberapa baik aktivitas-aktivitas bisnis

    dilaksanakan untuk mencapai tujuan strategik, mengeliminasi pemborosan-

    pemborosan dan menyajikan informasi tepat waktu untuk melaksanakan

    penyempurnaan secara berkesinambungan. Kinerja perusahaan yang baik adalah

    kinerja perusahaan yang mampu menarik investor untuk menanamkan modalnya

    kepada perusahaan. Peneliti menggunakan dua pengukuran untuk mengukur

    kinerja perusahaan yaitu dengan kinerja pasar perusahaan yang diukur dengan

    Tobins Q dan kinerja operasional perusahaan yang diukur dengan menggunakan

  • 2

    ROA. Seorang investor akan tertarik untuk menanamkan modalnya jika suatu

    perusahaan memiliki kinerja yang baik.

    Kinerja perusahaan yang baik juga dapat dipengaruhi oleh kualitas laba

    dari suatu perusahaan tersebut. Menurut Bellovary et al (2005) kualitas laba yaitu

    The ability of reported earnings to reflect the companys true earnings, as well

    as the usefulness of reported earnings to predict future earnings. Artinya yaitu

    kualitas laba adalah kemampuan laba yang dilaporkan untuk mencerminkan laba

    perusahaan, serta kegunaan dari laba yang dilaporkan untuk memprediksi laba

    masa depan. Kualitas laba yang baik bisa diukur dengan enam pendekatan

    pengukuran antara lain yaitu,persistensi laba,prediktabilitas laba, variabilitas

    laba,smoothness,kualitas akrual,dan akrual abnormal.

    Laporan keuangan menjadi alat utama bagi perusahaan untuk

    menyampaikan informasi keuangan mengenai pertanggungjawaban pihak

    manajemen (Schipper dan Vincent, 2003 dalam Boediono, G, 2005). Menurut

    Boediono, G (2005) penyampaian informasi melalui laporan keuangan tersebut

    perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak eksternal maupun

    internal yang kurang memiliki wewenang untuk memperoleh informasi yang

    mereka butuhkan dari sumber langsung perusahaan. Seperti dinyatakan dalam

    kerangka konseptual Financial Accounting Standards Board (FASB) bahwa

    tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna untuk

    keputusan bisnis. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang

    secara formal wajib dipublikasikan sebagai sarana pertanggungjawaban pihak

    manajemen terhadap pengelolaan sumber daya pemilik. Laporan keuangan yang

  • 3

    disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terdiri dari neraca,

    laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas

    laporan keuangan. Laporan ini diakui oleh investor, kreditur, supplier, organisasi

    buruh, bursa efek dan para analis keuangan sebagai sumber informasi penting

    mengenai keberadaan sumber daya ekonomi perusahaan yang diharapkan berguna

    untuk pengambilan keputusan. Informasi ini juga diharapkan menjadi pedoman

    untuk pemegang saham dan investor potensial untuk menentukan kepentingan

    investasi mereka terhadap saham emiten.

    Telah dipaparkan tentang adanya faktor-faktor yang mempengaruhi

    kualitas laba pada perusahaan manufaktur di dalam tulisannya di jelaskan tentang

    struktur modal yang diproksikan dengan besarnya leverage perusahaan yang

    menyebabkan para investor kurang percaya terhadap laba yang dipublikasikan

    oleh suatu perusahaan, yang pada akhirnya akan mengakibatkan respon terhadap

    pasar menjadi relative rendah (Jang, Sugiarto, dan Siagian, 2007). Kualitas laba

    juga bisa dipengaruhi tentang adanya perspektif akrual arus kas dan pesinyalan

    deviden di mana mengurai laba menjadi komponen akrual dan arus kas untuk

    melihat persistensi laba dengan membuktikan hipotesis pensinyalan dividen.

    Selain itu penelitian ini juga menggunakan reaksi pasar untuk melihat ketepatan

    waktu laba, sebagai bukti kemanfaatan laba (Bandi, 2009).

    Scott (2000:296) di dalam bukunya yang berjudul Financial Accounting

    Theory mengatakan bahwa pilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan manajer

    untuk tujuan spesifik itulah disebut manajemen laba. Menurut Statement of

    Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1 informasi laba merupakan perhatian

  • 4

    utama untuk menaksir kinerja atau pertanggungjawaban manajemen.

    Menurut Surifah (1999) manajemen laba dapat mengurangi kredibilitas laporan

    keuangan apabila digunakan untuk mengambil keputusan, karena manajemen laba

    merupakan suatu bentuk manipulasi atas laporan keuangan yang menjadi sarana

    komunikasi manajer dan pihak eksternal perusahaan.

    Sebelum meninjak lanjuti lebih dalam tentang kualitas laba dan kinerja,

    disini peneliti akan menjelaskan tentang penelitian yang dilakukan, di mana

    penelitian ini merupakan penelitian grup (research group) yang dibagi menjadi

    lima orang anggota dengan jangka waktu penelitian antara tahun 2000 sampai

    dengan 2008 di mana masing-masing peneliti dibagi menjadi dua tahun jangka

    penelitian. Pada topik ini meneliti dengan kurun waktu tahun 2004 sampai dengan

    tahun 2005.

    Dari uraian di atas dapat dilihat tentang pemaparan kualitas laba. Dengan

    adanya pemaparan yang telah dijelaskan penulis terdorong untuk mengambil topic

    Pengaruh Kualitas Laba Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Di

    Bursa Efek Indonesia.

    1.2 Perumusan Masalah

    Dalam hal ini masalah di dalam penelitian adalah dapat dirumuskan

    sebagai berikut :

    1. Apakah ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran

    persistensi laba terhadap kinerja dengan pengukuran Tobins Q?

  • 5

    2. Apakah ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran

    persistensi laba terhadap kinerja dengan pengukuran ROA?

    3. Apakah ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran

    prediktabilitas laba terhadap kinerja dengan pengukuran Tobins Q?

    4. Apakah ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran

    prediktabilitas laba terhadap kinerja dengan pengukuran ROA?

    5. Apakah ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran

    variabilitas laba terhadap kinerja dengan pengukuran Tobins Q?

    6. Apakah ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran

    variabilitas laba terhadap kinerja dengan pengukuran ROA?

    7. Apakah ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran

    smoothness terhadap kinerja dengan pengukuran Tobins Q?

    8. Apakah ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran

    smoothness terhadap kinerja dengan pengukuran ROA?

    9. Apakah ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran kualitas

    akrual terhadap kinerja dengan pengukuran Tobins Q?

    10. Apakah ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran kualitas

    akrual terhadap kinerja dengan pengukuran ROA?

    11. Apakah ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran akrual

    abnormal terhadap kinerja dengan pengukuran Tobins Q?

    12. Apakah ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran akrual

    abnormal terhadap kinerja dengan pengukuran ROA?

  • 6

    1.3 Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas laba terhadap

    kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Dengan

    menggunakan enam teknik pengukuran kualitas laba beserta perhitungan yang

    disertakan dalam pengukurannya.

    1.4 Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Empiris

    Perkembangan riset ini tentang pengukuran kualitas laba, di mana dalam

    penelitian dapat memberikan kontribusi yang positif bagi para pembaca.

    2. Metodologis

    Menjelaskan adanya pemaparan tentang delapan teknis pengukuran pada

    perusahaan manufaktur. Kontribusi ini penting karena pada umumnya peneliti-

    peneliti menggunakan teknik pengukuran tersebut secara terpisah atau parsial.

    Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

    metodologis berupa teknik-teknik pengukuran kualitas laba. Sehingga peneliti

    bisa menjadi inspirator bagi peneliti-peneliti selanjutnya, dan lebih

    mengembangkan lagi dan menyempurnakan penelitian oleh para peneliti

    selanjutnya.

    3. Praktis

    Harapan dengan ditemukannya teknik-teknik pengukuran kualitas laba

    tersebut agar dapat menjadi bahan pertimbangan bagi penyusun standard

    akuntansi keuangan. Dalam hal ini pengungkapan-pengungkapan yang

  • 7

    mengiringi laporan keuangan dan terkait dengan aspek-aspek penting yang

    perlu dijelaskan atas laba yang disajikan. Di mana laba yang disajikan bisa

    memberikan atau menunjukkan posisi kesejahteraan perusahaan.

    1.5 Sistematika Penulisan

    BAB I PENDAHULUAN

    Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

    penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan dari penelitian.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Tinjauan pustaka berisi tentang landasan-landasan teori dan teori dasar terdahulu

    dari peneliti sebelumnya yang menjadi acuan pada penulisan. Berisi tentang

    kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

    BAB III METODE PENELITIAN

    Meliputi rancangan penelitian, batasan penelitian, indetifikasi variable, definisi

    operasional dan pengukuran variable, populasi (sampel) dan tekhnik pengambilan

    sambil, data dan metode pengambilan data, dan teknik analisis data.

    BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

    Meliputi deskripsi sampel dan data, deskripsi variabel yaitu deskripsi variabel

    independen dan dependen, uji hipotesis, pembahasan hasil uji hipotesis.

  • 8

    BAB V PENUTUP

    Meliputi kesimpulan,keterbatasan penelitian,dan saran. Kesimpulan difokuskan

    pada kesimpulan hasil penelitian serta mencoba untuk menarik beberapa implikasi

    hasil penelitian. Keterbatasan dari pemelitian ini akan menjadi satu bagian

    pembahasan dalam bab ini.

  • 9

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Penelitian Terdahulu

    Penulis akan membahas tentang penelitian dengan merujuk pada

    penelitian-penelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian

    terdahulu beserta kesamaan dan perbedaannya yang mendukung penelitian ini :

    a. Lesia , Bambang, dan Siagian (2007)

    Lesia, Bambang, dan Siagian (2007) meneliti tentang Faktor-Faktor yang

    Mempengaruhi Kualitas Laba pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Tujuan

    penelitian ini adalah untuk menentukan nilai masing-masing variable independen

    yang digunakan dalam model penelitian. Dimana variable-variabel yang

    digunakan merupakan variable dependen dan independen di mana variable

    dependen yaitu kualitas laba dan variable independen yaitu company size, struktur

    modal, persistensi laba, pertumbuhan laba, likuiditas, kualitas akrual. Hasil

    penelitian tersebut adalah company size berpengaruh positif terhadap kualitas

    laba, struktur modal tidak berpengaruh negative tetapi secara signifikan

    berpengaruh positif terhadap kualitas laba, persistensi laba berpengaruh positif

    secara signifikan terhadap kualitas laba, pertumbuhan laba tidak berpengaruh

    positif tetapi secara signifikan berpengaruh negative terhadap kualitas laba,

    likuiditas berpengaruh positif secara signifikan terhadap kualitas laba, dan kualitas

    akrual berpengaruh positif secara signifikan terhadap kualitas laba.

  • 10

    Adapun penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan

    yaitu data yang digunakan merupakan data yang bersumber dari Bursa Efek

    Indonesia (BEI). Sedangkan perbedaannya yaitu tahun penelitian yang berbeda di

    mana penelitian ini menggunakan tahun yang lebih baru yaitu tahun 2004-2005.

    Variable yang digunakan pada penelitian meliputi kualitas laba sebagai variable

    dependen dengan menggunakan enam pendekatan dalam pengukurannya,

    sedangkan performance (kinerja) sebagai variable independen menggunakan

    Tobins Q dan ROA dalam mengukurnya.

    b. Margani Pinasti Dan Meinarni Asnawi (2009)

    Penelitian ini merupakan penelitian dari Margani Pinasti dan Meinarni

    Asnawi (2009). Di mana Margani dan Meinarni (2009) meneliti tentang

    Pengukuran Konstruk Kualitas Laba Dan Isu Pengukuran Fair Value Dalam

    Akuntansi. Tujuan dari peneltian berusaha untuk memaparkan berbagai proksi

    pengukur kualitas laba yang digunakan dalam riset-riset empiris,menyusunsuatu

    kategorisasi atas ukuran-ukuran kualitas laba,dan menelaah bagaimana riset-riset

    empiris mensiasati adanya beragam ukuran kualitas laba. Dalam riset-riset

    empiris yang dikemukakan oleh Margani dan Meinarni (2009) tentang kualitas

    laba dengan menggunakan beragam metoda pengukuran kualitas laba,antara lain

    yaitu persistensi laba,prediktabilitas laba,variabilitas laba,smoothness,kualitas

    akrual,dan akrual abnormal. Di mana dalam riset Margani dan Meinarni (2009)

    ini menjadi acuan oleh peneliti untuk menggunakan keenam metoda pengukuran

    di atas untuk mengukur kualitas laba.

  • 11

    c. Bandi (2009)

    Penelitian ini merupakan penelitian dari Bandi (2009). Di mana Bandi

    meneliti tentang Kualitas Laba dalam Perspektif AkrualArus Kas dan

    Pensinyalan Deviden. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari bukti empiris

    tentang persistensi laba dengan pendekatan akrual-arus kas dan pendekatan

    pensinyalan dividen. Selain itu, penelitian ini akan mencari bukti tentang sinyal

    persistensi laba pada kinerja perusahaan dengan menginvestigasi ketepatan waktu

    laba. Hasil dari penelitian tersebut yaitu laba periode sekarang berpengaruh secara

    signifikan pada laba periode mendatang; dividen sekarang berpengaruh secara

    signifikan pada laba periode mendatang; komponen arus kas periode sekarang,

    komponen akrual periode sekarang dan dividen periode sekarang berpengaruh

    pada laba periode mendatang; return periode mendatang, komponen arus kas laba

    periode sekarang, komponen akrual laba periode sekarang, dan dividen periode

    sekarang berpengaruh pada laba periode mendatang. Perbedaannya yaitu

    menggunakan tahun penelitian yang baru. Sedangkan persamaanya yaitu

    menggunakan persistensi laba untuk memberikan bukti empiris, sedangkan pada

    penelitian ini persistensi laba merupakan suatu pendekatan untuk megukur

    kualitas laba untuk adanya pengaruh atau tidak terhadap kinerja.

    d. Hesti Kusuma(2007)

    Penelitian ini merupakan penelitian Hesti Kusuma(2007). Hesti Kusuma

    meneliti tentang Kemampuan Prediksis Model-Model Accrual Terhadap Arus

    Kas Masa Depan . Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan

    prediksi incremental akrual di luar arus kas dalam memprediksi arus kas masa

  • 12

    depan yang dilakukan terhadap 122 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ

    dengan menggunakan metode pooling data untuk tahun pengamtan 2000-2006

    (tahun analisis 2002-2004). Hasil dari penelitian tersebut yaitu akrual memiliki

    pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan arus kas itu sendiri dalam

    memprediksi arus kas masa depan, ACCREG* memiliki kemampuan lebih dalam

    menjelaskan kemampuan actual future sales mempengaruhi arus kas masa depan

    dibandingkan dengan CFREG*, penjualan masa depan berpengaruh terhadap arus

    kas maa depan, prediksi accrual model di atas cash flow-only akan mengalami

    perbedaan pada perubahan penjualan dan laba, kemampuan prediksi incremental

    accrual model di atas cash flow-only model akan mengalami peningkatan pada

    ukuran perusahaan yang ditunjukkan oleh nilai dari variable average total asset

    sebagai pengukuran variable ukuran perusahaan (size firm).

    Adapun persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penulis.

    Persamaannya yaitu menggunakan data dari perusahaan Go Publik yang terdaftar

    di Bursa Efek Indonesia dan menggunakan perusahaan disektor manufaktur.

    Perbedaannya yaitu menggunakan tahun penelitian yang lebih baru.

    e. Wiwik Utami (2005)

    Wiwik Utami meneliti tentang Pengaruh Manajemen Laba Terhadap

    Biaya Modal Ekuitas (Studi Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur)".

    Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah investor di Bursa Efek

    Jakarta telah mengantisipasi informasi akrual yang tersaji dalam laporan keuangan

    emiten. Peneliti ini menggunakan 159 perusahaan, sampel dipilih berdasarkan 3

    kriteria sebagai berikut: 1. Emiten mempunyai tahun buku yang berakhir 31

  • 13

    Desember, 2. Nilai buku ekuitas positif untuk tahun 2001 dan 2002, karena emiten

    dengan nilai buku ekuitas negative berarti insolvent, sehingga maka dapat

    mengakibatkan kondisi sampel tidak homogen. Berdasarkan criteria tersebut

    terdapat 92 perusahaan yang terpilih sebagai sampel, dengan menggunakan pool

    data maka jumlah unit analisis adalah 184. Pada penelitian Wiwik Utami tidak

    dijelaskan variable dependen dan independen secara detail sehingga penulis tidak

    bias mencantumkan lebih jelas. Hasil penelitian tersebut memberikan bukti

    empirik bahwa manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap biaya

    modal ekuitas. Artinya bahwa semakin tinggi tingkat akrual, maka semakin tinggi

    biaya modal ekuitas. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat manajemen laba di

    Indonesia yang relative tinggi seperti yang diungkapkan Leuz et al (2003) telah

    diantasipasi dengan cermat oleh investor di Bursa Efek Jakarta. Namun pada

    penelitian Wiwik Utami juga terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaan

    dengan penelitian ini yaitu menggunakan data dari Bursa Efek Indonesia,

    sedangkan perbedaannya yaitu menggunakan tahun yang lebih baru dan data yang

    lebih baru, teknik pengukuran juga berbeda.

    f. Muhammad Maruf (2006)

    Penelitian ini merupakan penelitian dari Muhammad Maruf (2006). M.

    Maruf meneliti tentang Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Manajemen

    Laba Pada Perusahaan Go Publik Di Bursa Efek Jakarta. Tujuan penelitian ini

    adalah untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh factor Reputasi Auditor,

    jumlah Dewan Direksi, Leverage, dan Persentase saham yang ditawarkan kepada

    publik saat IPO terhadap manajemen laba pada perusahaan go publik di Bursa

  • 14

    Efek Jakarta. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pada tahun penelitian tidak

    terjadi manajemen laba yang disebabkan oleh beberapa variable bebas dimana

    jumlah dewan direksi, Leverage, dan Persentase saham yang ditawarkan kepada

    publik saat IPO tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Dan hanya Reputasi

    Auditor yang berpengaruh terhadap manajemen laba. Adapun persamaan dan

    perbedaan penelitian yaitu persamaannya menggunakan dari Bursa Efek

    Indonesia, sedangkan perbedaannya menggunakan data dan tahun lebih baru, cara

    perhitungan dan variabel yang digunakan juga berbeda.

    2.2 Landasan Teori

    Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK per 1 Juli 2009, hal. 1.2) di

    dalam PSAK No.1 (revisi 1998) menjelaskan tentang tujuan laporan keuangan

    sebagai berikut: Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan

    informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang

    bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka

    membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban

    (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang

    dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu

    laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi:

    a. asset

    b. kewajiban

    c. ekuitas

  • 15

    d. pendapatan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian

    e. arus kas

    2.2.1 Laporan Keuangan

    a. Kerangka Dasar Akuntansi Keuangan Menurut PSAK

    Menurut Sofyan Syafari Harahap (2007, hal. 89-92) yang ditulis dalam

    bukunya yang berjudul Teori Akuntansi menjelaskan tentang kerangka dasar

    akuntansi laporan keuangan ini sebenarnya diambil sepenuhnya dari Internasional

    Accounting Standard Committee dengan judul Framework for the Preparation

    and of Financial Statements (IASC). Kerangka dasar ini mencakup:

    1. Tujuan Laporan Keuangan

    2. Asumsi Dasar

    3. Karakteristik kualitas Informasi

    4. Pengakuan dan Pengukuran

    5. Konsep dan Pemeliharaan Modal

    Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa:

    1. Tujuan Laporan Keuangan

    adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja

    serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi

    sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (decision

    making).

  • 16

    2. Asumsi Dasar dari Laporan Keuangan menurut PSAK

    a. Dasar Akrual, laporan keuangan menyajikan semua transaksi yang terjadi

    sesuai peristiwanya, hak dan kewajiban yang melekat di dalamnya bukan

    hanya melihat transaksi yang melibatkan kas.

    b. Kelangsungan Usaha, laporan keuangan dianggap menggambarkan

    perusahaan atau entitas yang memang di masa depan tidak akan

    melakukan likuidasi seluruhnya atas sebagian. Hal ini sebenarnya

    dimaksudkan untuk menjadi dasar penilaian yang dipakai dalam menyusun

    laporan keuangan.

    3. Karakteristik Kualitas Informasi

    Karakteristik kulitas ini dimaksudkan untuk meningkatkan manfaat

    informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sehingga lebih berguna bagi

    para pemakainya. Adapun karakteristik kualitas laporan keuangan ini menurut

    SAK (per 1 Juli 2009, hal.5-8) adalah:

    a. Dapat Dipahami

    Kualitas penting informasi yang ditampung, dalam laporan keuangan adalah

    kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna.

    b. Relevan

    Agar bermanfaat, informasi harus relavan untuk memenuhi kebutuhan

    pengguna dalam proses pengambilan keputusan.

  • 17

    c. Materialitas

    Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya. Dalam

    beberapa kasus, hakikat informasi saja sudah cukup untuk menentukan

    relevansinya.

    d. Keandalan

    Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki

    kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan

    material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau

    jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara

    wajar diharapkan dapat disajikan.

    e. Penyajian Jujur

    Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur

    transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara

    wajar dapat diharapkan untuk disajikan.

    f. Substansi Mengungguli Form (dokumen)

    Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta

    peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat

    dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya

    bentuk hukumnya.

    g. Netralitas

    Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pengguna, dan tidak

    bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada

    usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak,

  • 18

    sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai

    kepentingan yang berlawanan.

    h. Pertimbangan Sehat

    Penyusunan laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidakpastian

    peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan,

    perkiraan masa manfaat pabrik serta peralatan, dan tuntutan atas jaminan

    garansi yang mungkin timbul,.

    i. Kelengkapan

    Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap

    dalam batasan materialitas dan biaya.

    j. Dapat Dibandingkan

    Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan

    antarperiode untuk mengidentifikasi kecenderungan (tren) posisi dan kinerja

    keuangan.

    k. Pengakuan Dan Pengukuran

    4. Pengakuan (recognition)

    Berarti proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta

    criteria pengakuan yang sesuai dengan standar akuntansi dalam laporan neraca

    dan laba rugi, yaitu:

    1. Ada kemungkinan manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan

    mengalir dari atau ke dalam perusahaan.

    2. pos tersebut mempunyai nilai biaya yang dapat diukur dengan andal.

  • 19

    Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan

    memasukkan setiap unsure laporan keuangan dalam neraca atau laporan laba rugi.

    Metode pengukurannya yang dikenal adalah:

    1. Biaya histories (historical cost)

    2. Biaya kini (current cost)

    3. Nilai realisasi (realizable atau settlement value)

    4. Nilai sekarang (present value)

    Seharusnya yang dipakai dalam akuntansi keuangan yang pada umum

    adalah biaya histories terkecuali ada pos-pos tertentu yang dikaitkan juga dengan

    metode lain misalnya persediaan dan surat berharga yang menggunakan harga

    pasar atau harga histories.

    5. Konsep Dan Pemeliharaan Modal

    Konsep pemeliharaan modal merupakan konsep perhitungan laba. Dalam

    konsep ini laba dianggap harus memperhitungkan bahwa modal yang

    diinvestasikan harus terpelihara. Ada dua konsep pemeliharaan modal, yaitu

    sebagai berikut :

    1. Pemeliharaan modal keuangan

    Menurut konsep ini baru disebut laba jika jumlah aktiva finansial bersih

    pada akhir periode melebihi jumlah finansial aktiva bersih pada awal periode

    setelah memasukkan kembali setiap kontribusi dari dan kepada pemilik.

    2. Pemeliharaan modal fisik

    Menurut konsep ini hanya bisa disebut laba jika kapasitas produksi fisik

    atau kemampuan usaha fisik pada akhir periode melebihi kapasitas produktif fisik

  • 20

    pada awal periode setelah memasukkan kembali distribusi dari dan pemilik

    selama periode itu.

    b. Menurut APB Statement No. 4

    Menurut Sofyan Syafari Harahap (2007, hal.122-124) dalam bukunya

    menjelaskan bahwa APB Statement No.4 berjudul Basic Concepts and

    Accounting Principles Underlying Financial Statements Business Enterprise.

    Laporan ini bersifat deskriptif, dan laporan ini banyak memengaruhi studi-studi

    berikutnya tentang tujuan laporan keuangan. Dalam laporan ini tujuan laporan

    keuangan digolongkan sebagai berikut.

    a. Tujuan Khusus

    Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi

    keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar

    dan sesuai dengan GAAP.

    b. Tujuan Umum

    Adapun tujuan umum laporan keuangan disebutkan sebagai berikut.

    1. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi,

    dan kewajiban perusahaan dimaksud:

    a. untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan

    b. untuk menunjukkan posisi keuangan investasinya

    c. untuk menilai kemapuannya untuk menyelesaikan utang-utangnya

    d. menunjukkan kemampuan sumber-sumber kekayaannya yang ada

    untuk pertumbuhan perusahaan.

  • 21

    2. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih

    yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud.

    a. Memberikan gambaran tentang dividen yang diharapkan pemegang

    saham.

    b. Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban

    kepada kreditor, supplier, pegawai, pajak, mengumpulkan dana untuk

    perluasan perusahan.

    c. Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam

    pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan.

    d. Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba

    dalam jangka panjang.

    3. Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir

    potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

    4. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta

    dan kewajiban.

    5. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai

    laporan keuangan.

    c. Adapun Tujuan Kualitatif yang dirumuskan APB Statements No. 4

    adalah sebagai berikut.

    1. Relevance

    Memilih informasi yang benar-benar sesuai dan dapat membantu pemakai

    laporan dalam proses pengambilan keputusan.

  • 22

    2. Understandability

    Informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi juga

    harus informasi yang dimengerti para pemakainya.

    3. Verifiability

    Hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan

    menghasilkan pendapat yang sama.

    4. Neutrality

    Laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.

    Informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan pihak-pihak tertentu

    saja.

    5. Timeliness

    Laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan

    apabila diserahkan pada sat yang tepat.

    6. Comparability

    Informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan, artinya akuntansi

    harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun

    perusahaan lain.

    7. Completeness

    Informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan

    yang layak dari pemakai.

  • 23

    2.2.2 Pengertian Laba

    Laba merupakan tingkat keuntungan suatu perusahaan yang didapatkan

    selama akhir tahun kegiatan kerja operasional dan pada akhirnya mendapatkan

    keuntungan atau profit yang maksimal.

    2.2.3 Kualitas Laba

    Merupakan karakteristik penting dari pelaporan keuangan menurut

    Francis et.al (2006). Berbagai pihak berkepentingan dengan kualitas laba, di

    antaranya adalah investor untuk kepentingan keputusan investasinya, pengguna

    laporan keuangan untuk kepentingan contracting, dan bahkan badan penyusun

    standar akuntansi juga memandang kualitas laba sebagai indicator tidak langsung

    atas kualitas standar pelaporan keuangan menurut (Penman,2003; Schipper &

    Vincent,2003). Francis et al. (2006) menyebut kualitas laba sebagai suatu konsep

    yang multi-dimensional. Beragamnya metoda pengukuran kualitas laba yang bisa

    memotivasi dalam penulisan. Menurut Bellovary et al (2005) kualitas laba yaitu

    The ability of reported earnings to reflect the companys true earnings, as well

    as the usefulness of reported earnings to predict future earnings. Artinya yaitu

    kualitas laba adalah kemampuan laba yang dilaporkan untuk mencerminkan laba

    perusahaan, serta kegunaan dari laba yang dilaporkan untuk memprediksi laba

    masa depan.

    a. Pengukuran Kualitas Laba

    Riset-riset empiris tentang kualitas laba banyak berbagai macam metode-

    metode yang digunakan dalam pengukuran kualitas laba. Pengukuran kualitas laba

  • 24

    yang digunakan dalam riset-riset empiris tersebut ada delapan tehknik

    pengukuran, yaitu :

    1. Persistensi Laba

    Persistensi merupakan suatu ukuran kualitas laba yang didasari pandangan

    bahwa laba yang lebih sustainable merupakan laba dengan kualitas yang lebih

    tinggi. Dalam bentuknya yang paling sederhana, persistensi laba diukur dari

    estimasi koefisien (slope coefficient estimate), 1j, dari suatu model

    autoregresif order satu (AR 1) untuk laba per saham tahunan (Xj,t yang diukur

    dari laba bersih sebelum pos luar biasa perusahaan j pada tahun t dibagi

    dengan rata-rata tertimbang jumlah lembar saham yang beredar sepanjang

    tahun t).

    2. Daya Prediksi (Prediktabilitas) Laba

    Prediktabilitas didefinisikan sebagai kemampuan laba untuk memprediksi

    dirinya sendiri (Lipe, 1990). Pandangan yang mendasari digunakannya

    prediktabilitas sebagai ukuran kualitas laba adalah: angka laba yang cenderung

    mengulang dirinya sendiri merupakan angka laba berkualitas tinggi (Francis et

    al., 2006). Angka laba yang berkualitas tinggi bersifat representative

    (merupakan predictor yang baik) atas laba yang akan datang. Ukuran

    prediktabilitas laba yang pada umumnya digunakan adalah akar dari variansi

    residual (Persistensi).

    3. Variabilitas Laba

    Variabilitas laba diukur dengan deviasi standard dari laba (terskala). Francis et

    al (2006) menyatakan bahwa varialibilitas laba berhubungan erat secara

  • 25

    statistis dan konseptual dengan smoothness laba dan kualitas akrual.

    Perbedaan antara variabilitas laba dan smoothness laba terletak pada ada

    tidaknya standardisasi oleh variabilitas arus kas. Ukuran variabilitas laba pada

    umumnya diestimasi berdasarkan data time-series spesifik-perusahaan dari

    laba terskala. Dechow & Dichev (2002) mengukur variabilitas laba dengan

    deviasi standar dari laba bersih sebelum pos luar biasa yang diskala dengan

    total aktiva awal tahun.

    4. Smoothness (kehalusan)

    Kehalusan laba pada umumnya diukur relative terhadap arus kas. Pengukuran

    ini menggunakan arus kas sebagai konstruk referensi untuk laba yang tidak

    diratakan (unsmoothed earnings), dan mengasumsikan bahwa arus kas tidak

    dimanipulasi (unmanaged ). Sebagai suatu indicator kualitas laba, kehalusan

    laba merefleksikan gagasan bahwa manajer menggunakan informasi privat

    mereka tentang laba yang akan datang untuk meratakan fluktuasi transitory

    dan memperoleh suatu angka laba yang lebih representative (yaitu

    dinormalkan).

    5. Kualitas Akrual (model Dechow & Dichev)

    Kualitas akrual merupakan suatu ukuran kualitas laba yang dukembangkan

    oleh Dechow & Dichev (2002). Ukuran kualitas akrual ini didasari

    pandangan bahwa laba yang lebih mendekati arus kas merupakan laba yang

    lebih baik kualitasnya.

  • 26

    6. Akrual Abnormal (model Jones dan Modifikasiannya)

    Akrual abnormal merupakan suatu ukuran kualitas laba yang didasari

    pandangan bahwa akrual yang tidak dijelaskan dengan baik oleh

    fundamental-fundamental akuntansi (yaitu aktiva tetap dan pendapatan)

    merupakan ukuran terbalik (inverse measure) dari kualitas laba.

    b. Pengukuran Kinerja

    Pengukuran kinerja merupakan perilaku dalam melaksanakan proses untuk

    pencapaian tujuan perusahaan. Menurut Supriyono (1999:420) dalam bukunya

    yang berjudul Manajemen Biaya sebagai berikut:

    Pengukuran kinerja adalah segala proses untuk menciptakan seberapa baik

    aktivitas-aktivitas bisnis dilaksanakan untuk mencapai tujuan strategic,

    mengeliminasi pemborosan-pemborosan dan menyajikan informasi tepat waktu

    untuk melaksanakan penyempurnaan secara berkesinambungan.

    Informasi mengenai kinerja perusahaan sangat dibutuhkan oleh banyak

    pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, karena informasi tersebut

    diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan

    dalam mengelola dana dari investor dan tidak menyalahgunakan dana tersebut.

    Menurut Hastuti (2005) kinerja perusahaan dipengaruhi beberapa faktor,

    antara lain terkonsentrasi atau tidak terkonsentrasinya kepemilikan, manipulasi

    laba, serta pengungkapan laporan keuangan. Kepemilikan yang banyak

    terkinsentrasi oleh institusi akan memudahkan pengendalian sehingga akan

    meningkatkan kinerja perusahaan.

  • 27

    Di mana dalam penelitian ini hanya menggunakan dua pengukuran kinerja,

    yaitu:

    1. Penilaian Pasar Perusahaan (yang diukur menggunakan Tobins Q)

    Pengukuran penilaian perusahaan menggunakan metode Tobins Q yang

    dikemukakan oleh Klapper dan Love (2004). Metode Tobins Q disesuaikan

    oleh Damarwati, dkk (2004) dengan kondisi transaksi keuangan perusahaan di

    Indonesia.

    Alasan menggunakan Tobins Q ini untuk mengetahui penilaian pasar

    perusahaan karena dalam perhitungannya memasukkan komponen harga

    penutupan saham diakhir tahun buku, jumlah saham yang bereda, total aktiva

    dan total hutang perusahaan, sehingga dapat diketahui kemampuan perusahaan

    dalam membentuk harga saham di pasar modal.

    2. Kinerja Operasional Perusahaan (yang diukur menggunakan ROA).

    Pengukuran kinerja operasional perusahaan menggunakan rasio

    profitabilitas, yaitu Return On Asset (ROA) yang dikemukakan oleh Klapper

    dan Love (2004). Rasio ROA dapat mengukur kemampuan perusahaan untuk

    menghasilkan laba dengan menggunakan total penjualan maupun

    menggunakan seluruh aktiva perusahaan. Return on asset menunjukkan

    kemampuan perusahaan dalam mengelola asset perusahaan dengan perolehan

    laba bersih, artinya bahwa perusahaan mampu menggunakan aktiva yang ada

    untuk memperoleh laba yang besar sehingga perusahaan dapat

    mengembalikan investasi yang tertanam dalam aktiva perusahaan.

  • 28

    Alasan dari pemilihan rasio ini adalah untuk mengukur kinerja operasional

    dan efektivitas manajemen yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat

    keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan pemegang saham.

    c. Pengklasifikasian Berbagai Konstruk Kualitas Laba

    Menurut Schipper & Vincent (2003) mengklasifikasikan berbagai konstruk

    kualitas laba ke dalam empat kelompok, yaitu:

    1. Konstruk kualitas laba yang diturunkan dari property time-series laba.

    Schipper & Vincent (2003) menjelaskan bahwa konstruk time-series yang

    berhubungan dengan kualitas laba meliputi: persistensi, daya prediksi

    (predictive ability), dan variabilitas laba.

    a. Persistensi dipaparkan dalam konteks sustainability laba. Laba yang

    berkualitas tinggi adalah laba yang sustainable. Schipper & Vincent

    (2003) menyatakan bahwa persistensi menangkap seberapa luas inovasi

    periode sekarang menjadi suatu bagian permanen dari serial laba (serial

    random walk bersifat sangat persisten, sedangkan serial mean-reverting

    tidak persisten).

    b. Daya prediksi (predictive ability) adalah kapasitas seluruh paket pelaporan

    keuangan, termasuk komponen-komponen laba dan disagregasi lainnya

    dari angka laba, untuk meningkatkan kemampuan pemakai laporan

    keuangan dalam memprediksi item-item yang diperlukan (Schipper &

    Vincent, 2003).

  • 29

    c. Variabilitas laba dikaitkan dengan laba yang smooth. Schipper & Vincent

    (2003) menyatakan bahwa smoothness (variabilitas laba yang rendah)

    seringkali diasosiasikan dengan laba berkualitas tinggi. Akan tetapi

    Schipper & Vincent (2003) juga memaparkan bahwa perataan laba oleh

    manajemen (perataan laba artificial) justru akan mengganggu daya

    informasi laba.

    2. Konstruk kualiats laba yang diturunkan dari hubungan anatara laba, akrual,

    dan kas.

    Pandangan yang mendasari konstruk pada kelompok ini adalah bahwa akrual,

    atau bagian dari akrual, cenderung mengurangi kualitas laba. Berbagai

    pengukuran dalam kelompok konstruk ini adalah:

    a. Rasio arus kas operasi dengan laba.

    Ukuran ini didasari gagasan bahwa kedekatan dengan kas (closeness-to-

    cash) menunjukkan kualitas laba yang lebih tinggi. Menurut Schipper &

    Vincent (2003), ukuran ini mempunyai kelemahan, yaitu sensitive

    terhadap kemungkinan manipulasi arus kas operasi.

    b. Perubahan total akrual.

    Perubahan total akrual menunjukkan manipulasi manajerial, sepanjang

    suatu bagian tertentu dari akrual bersifat non-manipulasian dan cenderung

    konstan dari waktu ke waktu. Semakin besar perubahan total akrual,

    semakin rendah kualitas laba. Kelemahan dari ukuran ini, menurut

    Schipper & Vincent (2003) adalah adanya asumsi bahwa bagian akrual

    yang tidak dimanipulasi bersifat konstan dari waktu ke waktu.

  • 30

    c. Estimasi langsung atas akrual diskresioner (discretionary accruals) dengan

    menggunakan variable-variabel fundamental akuntansi.

    Ukuran ini mengatasi asumsi konstan dari akrual non-diskresioner.

    Kelemahan dari ukuran ini, menurut Schipper & Vincent (2003) adalah

    identifikasi variable-variabel fundamental akuntansi sebagai proksi akrual

    non-diskresioner, dan asumsi bahwa variable-variabel fundamental

    tersebut tidak dimanipulasi.

    d. Estimasi langsung atas hubungan akrual-kas.

    Ukuran dikembangkan oleh Dechow & Dichev (2002) berdasarkan

    hubungan antara akrual dengan realisasi arus kas. Dalam pendekatan

    Dechow & Dichev (2002), residual estimasian dari regresi (spesifik-

    perusahaan) perubahan modal kerja terhadap arus kas periode sekarang,

    periode yang lalu, dan periode yang akan datang, menunjukkan kesalahan

    estimasi akrual total (baik yang unintentional maupun yang bersifat

    manipulative). Kesalahan estimasi akrual total ini mengukur kualitas

    akrual dan kualitas laba; semakin besar kesalahan estimasi akrual,

    semakinrendah kualitas laba.

    3. Konstruk kualitas laba yang diturunkan dari konsep kualitatif dalam rerangka

    konseptual FASB.

    Rerangka konseptual FASB memfokuskan pada perspektif kegunaan-

    keputusan (decision-usefulness). SFAC No.2 menyatakan bahwa criteria

    relevansi, reliabilitas, dan komparabilitas/konsistensi, sebagai kriteria-krietria

    untuk menilai kualitas informasi akuntansi, termasuk laba. Cornell &

  • 31

    Landsman (2003) menyebutkan dua metode untuk mengukur kualitas laba

    dalam kategori ini, yaitu metode pengujian relevansi-nilai dan metode

    pengujian kandungan informasi.

    4. Konstruk kualitas laba yang diturunkan dari keputusan-keputusan

    implementasi.

    Schipper & Vincent (2003) menyatakan bahwa konstruk kualitas laba yang

    diturunkan dari keputusan-keputusan implementasi memfokuskan pada

    insentif dan keahlian dari penyaji laporan keuangan (manajemen) dan auditor.

    Ada dua pendekatan dalam perspektif ini, yaitu:

    a. Kualitas laba berhubungan terbalik dengan jumlah judgment, estimasi, dan

    peramalan yang diperlukan oleh penyaji laporan keuangan. Kualitas laba

    akan menurun dengan meningkatnya angka-angka laporan yang harus

    diestimasi oleh manajemen sebagai bagian dari implementasi standar

    pelaporan.

    b. Kualitas laba berhubungan terbalik dengan tingkat oportunisme (preparers

    take advantage)-penyaji mengambil keuntungan dari pembuatan judgment,

    peramalan, dan estimasi yang diperlukan, sehingga bertentangan dengan

    tujuan standar pelaporan. Ukuran kualitas laba ini berhubungan dengan

    pengukuran manajemen laba.

    2.2.4 Teori Keagenan

    Teori Keagenan menurut Brigham dan Houston (buku 1, edisi 10,2006)

    adalah bahwa manajer mungkin memiliki tujuan-tujuan pribadi yang bersaing

  • 32

    dengan tujuan memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Para manajer diberi

    kekuasaan oleh para pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk membuat

    keputusan.

    Konsep agency theory menurut Anthony dan Govindarajan (1998) adalah

    hubungan atau kontak antara principal dan agent. Principal memperkerjakan agent

    untuk melakukan tugas untuk kepentingan principal, termasuk pendelegasian

    otorisasi pengambilan keputusan dari principal kepada agent.

    Menurut Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan suatu hubungan

    keagenan sebagai suatu kontrak oleh atau dari satu orang atau lebih pemilik untuk

    meminta orang lain (agen) melakukan pekerjaan sesuai dengan kepentingan

    pemilik. Pemilik mendelegasikan beberapa kewenangan kepada agen untuk

    mengambil keputusan. Jika kedua pihak berhubungan untuk memaksimalisasi

    utilitas, maka ada suatu alasan bahwa agen tidak selalu bertindak untuk

    kepentingan utama pemilik. Dengan demikian, pemilik dapat membatasi agen

    dengan cara penetapan insentif. Pemilik juga menyusun desain biaya pemonitoran

    untukm membatasi penyimpangan aktivitas-aktivitas dari kebiasaan yang

    dilakukan oleh agen.

    a. Hubungan Keagenan

    Menurut Brigham dan Houston (buku 1, edisi 10,2006) hubungan

    keagenan (agency relationship) terjadi ketika satu atau lebih individu, yang

    disebut sebagai prinsipal menyewa individu atau organisasi lain, uang disebut

    agen, untuk melakukan sejumlah jasa dan mendelegasikan kewenangan untuk

  • 33

    membuat keputusan kepada agen tersebut. Dalam manajemen keuangan,

    hubungan keagenan utama terjadi di antara:

    1. Pemegang saham dan Manajer

    2. Manajer dan Pemilik Utang

    2.2.5 Hubungan Antara Variabel Independen dan Variabel Dependen

    Telah dipaparkan sebelumnya mengenai variabel independen dan variabel

    dependen sebelumnya oleh peneliti, dan sekarang akan dijelaskan bagaimana

    hubungan variabel independent dengan variabel dependen setelah adanya

    pemaparan masing-masing variabel. Pada akhirnya akan ditemukan hubungan

    antara variabel independen dan variabel dependen.

    Kualitas laba sebagai independen variabel dengan enam pendekatan

    pengukurannya memiliki hubungan dengan kinerja sebagai variabel dependen.

    Hubungan tersebut secara garis besar untuk menilai laba yang tinggi dan

    berkualitas baik, di samping itu kualitas laba yang baik dan berkualitas baik maka

    kinerja perusahaan juga akan semakin baik. Pertumbuhan perusahaan akan

    semakin baik. Hubungannya di sini, bahwa tingkat kualitas laba yang tinggi

    sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Kualitas laba tersebut tinggi

    maka kinerja perusahaan dan kinerja pasar perusahaan akan sangat baik. Sehingga

    akan sangat baik untuk masa depan perusahaan untuk menarik investor untuk

    menanamkan modal. Menurut riset Margani Pinasti dan Meinarni Asnawi (2009)

    persistensi laba yang mendekati satu menunjukkan persistensi laba yang tinggi

    (atau kualitas laba yang tinggi) jika kualitas laba tinggi maka kinerja perusahaan

  • 34

    akan semakin baik. Untuk pengukuran kualitas laba dengan prediktabilitas laba

    jika nilai prediktabilitas besar semakin rendah kualitas laba, sebaliknya jika nilai

    prediktabilitas kecil maka kualitas laba tinggi. Sehingga dengan prediktabilitas

    laba yang kecil maka kinerja perusahaan akan semakin baik. Jika variabilitas laba

    tinggi maka kualitas laba akan semakin baik,kinerja perusahaan akan baik juga.

    Dan nilai smoothness yang tinggi kualitas laba akan semakin baik, sehingga

    kinerja perusahaan juga baik. Pengukuran kualitas laba dengan kualitas akrual,jika

    standar deviasi semakin kecil maka kualitas laba akan semakin baik sehingga

    kinerja dari perusahaan akan baik. Dan untuk pengukuran kualitas laba dengan

    akrual abnormal sama dengan kualitas akrual jika standar deviasi akrual abnormal

    kecil maka kualitas laba akan semakin baik dan kinerja perusahaan akan semakin

    baik jika kualitas laba dari perusahaan baik atau tinggi.

    2.3 Kerangka Pemikiran

    Adanya permasalahan yang sering terjadi dalam suatu perusahaan untuk

    kecenderungan ingin mendapatkan laba yang tinggi, dengan kinerja perusahaan

    yang maksimal maka akan didapatkan laba yang tinggi pula. Judul yang diangkat

    oleh penulis secara jelas akan digambarkan dalam bentuk kerangka pemikiran

    untuk menjelaskan pokok permasalahan dalam penelitian ini, sehingga akan

    didapatkan hasil dari pokok masalahn yang terjadi. Adapun kerang pemikiran

    yang telah penulis sajikan adalah sebagai berikut.

  • 35

    Gambar 2.1

    Kerangka Pemikiran

    Variabel Independen Variabel Dependen

    Gambar 2.1 kerangka pemikiran diatas secara langsung menjelaskan

    pengaruh kualitas laba dengan enam pendekatan teknik pengukuran terhadap

    kinerja perusahaan. Disini penulis menggunakan dua pengukuran untuk mengukur

    kinerja yaitu menggunakan ROA dan Tobins Q dikarenakan ROA untuk

    mengukur kinerja operasional perusahaan dan Tobins Q untuk mengukur

    penilaian pasar perusahaan, sehingga ROA dan Tobins Q di mana keduanya

    dianggap penting untuk diuji karena bisa menunjukkan tingkat kinerja perusahaan.

    Kualitas laba yang tinggi juga berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Laba

    dikatakan memiliki nilai yang tinggi dan berkualitas baik apabila tidak ada unsur

    manajemen laba, dan jika laba dikatakan memiliki nilai yang tinggi dan

    berkualitas baik namun ada unsur manajemen laba maka laba tersebut belum bisa

    dikatakan tinggi dan berkualitas baik. Dan di atas peneliti menambahkan variabel

    kontrol independen yaitu dengan DER dan Log TA.

    Persistensi Laba

    Earning

    Quality

    Daya Prediksi Laba

    Variabilitas Laba

    Smoothness

    Kualitas Akrual

    Akrual Abnormal

    Variabel Kontrol

    (DER dan Log TA)

    Kinerja (Performance)

    Tobins Q

    ROA

  • 36

    2.4 Hipotesis Penelitian

    Dalam mencapai tujuan suatu penelitian dibutuhkan hipotesa dalam

    menindaklanjuti pokok permasalahan dalam penelitian, sehingga akan diperoleh

    hasil akhir apakah ditolak atau diterima hipotesa yang diteliti dalam penelitian ini.

    Berikut merupakan hipotesa yang digunakan dalam penelitian ini :

    H1 : ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran persistensi laba

    terhadap kinerja dengan pengukuran Tobins Q.

    H2 : ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran persistensi laba

    terhadap kinerja dengan pengukuran ROA.

    H3 : ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran prediktabilitas

    laba terhadap kinerja dengan pengukuran Tobins Q.

    H4 : ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran prediktabilitas

    laba terhadap kinerja dengan pengukuran ROA.

    H5 : ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran variabilitas laba

    terhadap kinerja dengan pengukuran Tobins Q.

    H6 : ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran variabilitas laba

    terhadap kinerja dengan pengukuran ROA.

    H7 : ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran smoothness

    terhadap kinerja dengan pengukuran Tobins Q.

    H8 : ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran smoothness

    terhadap kinerja dengan pengukuran ROA.

    H9 : ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran kualitas akrual

    terhadap kinerja dengan pengukuran Tobins Q.

  • 37

    H10 : ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran kualitas akrual

    terhadap kinerja dengan pengukuran ROA.

    H11 : ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran akrual abnormal

    terhadap kinerja dengan pengukuran Tobins Q.

    H12 : ada pengaruh kualitas laba dengan pendekatan pengukuran akrual abnormal

    terhadap kinerja dengan pengukuran ROA.

  • 38

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Rancangan Penelitian

    Model penelitian ini memfokuskan analisis pada teknik pengukuran

    kualitas laba dengan menggunakan model pengukuran yang dikembangkan oleh

    Dechow Dan Dichev (2002), Model Jones (1991). Berdasarkan tujuan merupakan

    riset dasar dan berdasarkan letak dari permasalahannya berdasarkan causal

    comparative. Di mana penjelasan dari aspek-aspek tersebut, antara lain:

    1. Diklasifikasikan Berdasarkan Dari Tujuan Penelitian

    Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas laba

    terhadap kinerja perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada tahun

    penelitian 2004 sampai dengan tahun 2005. Berdasarkan tujuan tersebut maka

    penelitian ini dapat dikelompokkan dalam penelitian dasar yaitu penelitian

    deduktif karena penulis melakukan penelitian berdasarkan peneliti yang sudah

    ada serta penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis melalui validitas

    teori atau pengujian aplikasi teori.

    2. Diklasifikasikan Berdasarkan karakteristik Masalah

    Jika ditinjau dari karakteristik masalahnya, penelitian ini dapat

    diklasifikasikan ke dalam penelitian kausal komparatif karena penelitian ini

    berhubungan sebab akibat atau pengaruh antara dua variabel atau lebih dimana

    penelitian ini dapat mengindikasi fakta atau peristiwa tersebut sebagai variabel

  • 39

    yang dipengaruhi (variabel dependen) dan melakukan penyelidikan terhadap

    variabel-variabel yang mempengaruhi (variabel independen).

    3. Diklasifikasikan Berdasarkan sifat dan Jenis Data

    Jika berdasarkan sifat dan jenis data maka penelitian ini masuk ke dalam

    penelitian arsip dimana merupakan penelitian terdapat fakta yang tertulis

    (dokumen) atau berupa arsip-arsip data yang sudah diakui. Dokumen atau

    arsip yang diteliti berdasarkan sumbernya dapat berasal dari data internal

    maupun eksternal. Salah satu data yang bisa digunakan untuk mendukung

    penelitian ini selain dari Bursa Efek Indonesia (BEI), bisa juga dari

    Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

    3.2 Batasan Penelitian

    Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Periodisasi penelitian mencakup data sampai dengan dua tahun, dimulai dari

    tahun 2004 sampai dengan tahun 2005.

    2. Data yang digunakan merupakan sampel dari perusahaan manufaktur yang

    terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

    3. Sumber yang lain untuk mendukung penelitian ini yaitu diambil dari

    Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

  • 40

    3.3 Identifikasi Variabel

    Variable yang digunakan di dalam penelitian ini difokuskan pada kualitas

    laba. Di mana kualitas laba menjadi variable dependen, sedangkan kinerja

    (performance) sebagai variable independen.

    3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

    3.4.1 Model Pengukuran Kualitas Laba (Variabel Independen)

    1. Persistensi Laba

    Dalam bentuknya yang paling sederhana, persistensi laba diukur dari

    estimasi koefisien (slope coefficient estimate), 1j, dari suatu model

    autoregresif order satu (AR 1) untuk laba per saham tahunan (Xj,t yang

    diukur dari laba bersih sebelum pos luar biasa perusahaan j pada tahun t

    dibagi dengan rata-rata tertimbang jumlah lembar saham yang beredar

    sepanjang tahun t) :

    Xj,t = 0j + 1jXj, t-1 + Vj,t

    2. Daya Prediksi ( Prediktabilitas ) Laba

    Menurt Francis et al, 2006 angka laba yang berkualitas tinggi bersifat

    representative (atau merupakan predictor yang baik) atas laba yang akan

    datang. Ukuran prediktabilitas laba yang pada umumnya digunakan

    adalah akar dari variansi residual (persistensi).

    Prediktabilitas j = 2 ( j )

    Semakin besar nilai prediktibilitas, semakin rendah kualitas laba;

    sebaliknya semakin kecil prediktibilitas, semakin tinggi kualitas laba.

  • 41

    3. Variabilitas Laba

    Dechow & Dichev (2002) mengukur variabilitas laba dengan deviasi

    standar dari laba bersih sebelum pos luar biasa yang diskala dengan total

    aktiva awal tahun.

    EarnVar j,t = (NIBE j,t)

    NIBEj,t = menunjukkan laba bersih sebelum pos luar biasa

    perusahaan j yang diskala dengan total aktiva awal tahun t.

    4. Smoothness (kehalusan)

    Dalam riset-riset empiris tentang kualitas laba, kehalusan (smoothness)

    laba diukur dengan beberapa cara yang berbeda, di antaranya

    a) Rasio deviasi standar laba bersih sebelum pos luar biasa perusahaan j

    dibagi dengan total aktiva awalnya, terhadap deviasi standar arus kas

    aktivitas operasional dibagi dengan total aktiva awal ( Francis et al.,

    2004 ).

    Smoothness j = (NIBE j,t) / (CFO j,t)