56066863-Proposal

49
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangannya sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Universitas Negeri Yogyakarta diharapkan mampu berperan sebagai lembaga pendidikan yang profesional sekaligus melayani kebutuhan masyarakat akan ilmu pengetahuan. Sejalan dengan realita tersebut, muncul harapan UNY sebagai world class university di Indonesia. Guna mendukung rencana tersebut, UNY melalui fakultas-fakultas yang ada mulai menata kembali struktur akademis untuk keperluan tersebut. Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) sebagai salah satu fakultas di UNY, memiliki fasilitas olahraga sebagai tempat pembelajaran, pelayanan publik, dan pembinaan olahraga yang lengkap dan memadai. Dalam mendukung program world class university, FIK UNY memiliki syarat-syarat memadai berupa sumber daya manusia dan perlengkapan pendukungnya. Sampai dengan saat ini FIK UNY memiliki fasilitas olahraga yang lengkap diantaranya (1) Kolam Renang, (2) Gedung Olahraga (GOR), (3) Lapangan Tenis Indoor dan Outdoor, (4) Stadion

Transcript of 56066863-Proposal

Page 1: 56066863-Proposal

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangannya sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan,

Universitas Negeri Yogyakarta diharapkan mampu berperan sebagai lembaga pendidikan yang

profesional sekaligus melayani kebutuhan masyarakat akan ilmu pengetahuan. Sejalan dengan

realita tersebut, muncul harapan UNY sebagai world class university di Indonesia. Guna

mendukung rencana tersebut, UNY melalui fakultas-fakultas yang ada mulai menata kembali

struktur akademis untuk keperluan tersebut. Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) sebagai salah

satu fakultas di UNY, memiliki fasilitas olahraga sebagai tempat pembelajaran, pelayanan

publik, dan pembinaan olahraga yang lengkap dan memadai. Dalam mendukung program world

class university, FIK UNY memiliki syarat-syarat memadai berupa sumber daya manusia dan

perlengkapan pendukungnya.

Sampai dengan saat ini FIK UNY memiliki fasilitas olahraga yang lengkap diantaranya

(1) Kolam Renang, (2) Gedung Olahraga (GOR), (3) Lapangan Tenis Indoor dan Outdoor, (4)

Stadion Sisntetik Atletik dan Sepakbola, (5) Lapangan Bola Basket, (6) Lapangan Bola Voli, (7)

Lapangan Sepak Takraw, (8) Lapangan Softball, (9) Hall Senam, (10) Fitnes , (11) Klinik

Terapi, dan (12) Taman Olahraga Masyarakat. Fasilitas olahraga yang ada tersebut selain fungsi

utama sebagai laboratorium pendidikan juga berfungsi sebagai tempat pembinaan

Sebagai lembaga pendidikan dan pembinaan sekaligus pelayanan publik, kolam renang

telah lebih dulu ada sejak tahun 1990 dan telah eksis sebagai ikon olahraga air di Yogyakarta.

Gedung Olahraga yang diresmikan oleh Presiden RI, memiliki fasilitas yang lengkap dengan

Page 2: 56066863-Proposal

kapasitas 6000 tempat duduk. Tidak jarang kegiatan-kegiatan yang melibatkan jumlah masa

besar menggunakan GOR ini. Bahkan, saat gunung merapi meletus pada akhir 2010, tempat ini

menjadi posko darurat. Adapun lapangan tenis, memiliki 2 lapangan outdoor dan 4 lapangan

indoor yang 2 baru tahap pembangunan yang semakin hari semakin ramai penggunaannya.

Mengingat pentingnya fasilitas olahraga tersebut, menjadi daya tarik peneliti untuk

mengetahui sejauh mana frekuensi mahasiswa dalam penggunaan di fitnes FIK Barat UNY .

Dipilihnya fasilitas olahraga tersebut karena peneliti ingin mengetahui faktor-faktor apa sajakah

yang mempengarui mahasiswa dalam penggunaan sarana-prasarana fitnes FIK UNY .

Pada penelitian pendahuluan, berhasil diidentifikasikan bahwa FIK UNY memiliki

fasilitas olahraga yang sangat lengkap dan bertaraf nasional. Identifikasi ini berlanjut pada

beberapa temuan yang memperlihatkan kekurangan dan kelebihan layanan fasilitas olahraga

umum tersebut. Dari temuan tersebut direncanakan untuk mengadakan penelitian tentang faktor-

faktor yang mempengarui frekuensi mahasiswa dalam penggunaan sarana-prasarana fitnes FIK

barat UNY .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan

permasalahan “Faktor-Faktor Apa Sajakah Yang Mempengarui Frekuensi Mahasiswa

Dalam Penggunaan Sarana –Prasarana Fitnes FIK barat UNY “

C. Pembatasan Masalah

Dari rumusan masalah di atas tidak menutup kemungkinan timbulnya masalah baru yang

semakin meluas. Untuk menghindari hal tersebut perlu diadakan pembatasan masalah. Sehingga

peneliti membatasi permasalahan ini hanya pada ” Faktor-Faktor Yang Mempengarui

Frekuensi Mahasiswa Dalam Penggunaan Sarana-Prasarana Fitnes FIK barat UNY ”.

Page 3: 56066863-Proposal

D. Tujuan Penelitian

Mengetahui kualitas layanan fasilitas olahraga di lingkungan FIK UNY yang menjadi

media pembelajaran bagi mahasiswa yang aktif dalam penggunaan sarana-prasarana fitnes .

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat bagi Pengelola fitnes FIK Barat UNY

Sebagai sumber informasi yang berguna untuk menentukan strategi dalam pengelolaan

jasa pelayanan fitnes, sesuai dengan kebutuhan mahasiswa pengguna. Sehingga, fitnes

berfungsi sebagaimana mestinya.

2. Manfaat bagi Peneliti selanjutnya

Memberikan masukan dan referensi kepada peneliti selanjutnya untuk peningkatan

kualitas layanan fitnes, maupun bidang lain yang berkaitan dengan jasa dan pelayanan.

3. Manfaat bagi akademisi

Sebagai wacana untuk menambah wawasan dalam bidang pengelolaan suatu jasa atau

pelayanan perpustakaan, maupun jasa pelayanan lain yang terkait, sehingga para

akademisi bisa menerapkan berbagai disiplin ilmu dalam pendidikan.

Page 4: 56066863-Proposal

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sarana dan Prasarana Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani sarana prasarana merupakan komponen

pendidikan yang sangat penting untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut beberapaahli

yang dikutip Agus S. Suryobroto(2001:16), bahwa keberhasilan pendidikan jasmani sangat

ditentukan oleh beberapa unsur atau komponen antara lain : materi, tujuan,guru,peserta didik,

metode, sarana prasarana, media, situasi atau lingkungan, serta evaluasi. Antar komponen

tersebut terjadi hubungan terpadu agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Dalam pengertian sarana-prasarana pembelajaran pendidikan jasmani, sarana prasarana

meliputi peralatan dan perkakas sedangkan prasaran merupakan fasilitas. Berikut ini pengertian

sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang meliputi alat, perkakas dan fasilitas:

a. Alat

Menurut Agus S. Suryobroto (2004), alat adalah segala sesuatu yang diperlukan

dalam pembelajaran pendidikan jasmani, mudah dipindahkan bahkan dibawa oleh

pelakunya atau siswa. Contoh : bola, raket, pemukul, tongkat, balok, selendang, gada,

bed, shuttle cock, dll. Menurut ratal Wijasantosa (1984:157), lat-alat olahraga biasanya

dipakai dalam waktu yang relatif pendek, misalnya: bola, raket,jaring bola basket, jaring

tenis,pemukul bola kasti, dan sebagaainya

Berdasarkan pengertian terbesut dapat disimpulkan pengertian alat merupakan

segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan ciri-ciri

mudah dibawa dan dipindahkan oleh pelaku atau pemakaiyang biasanyadipakai dalam

Page 5: 56066863-Proposal

waktu yang relatif pendek. Alat tersebut antara lain: bola, raket,gada,pemukul, tongkat,

balok,dll.

b. Perkakas

Menurut Agus S. Suryobroto(2004:4), perkakas adalah segala sesuatu yang

diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, mudah dipindahkan(bisa semi

permanen), tetapi berat atau sulit. Matras,peti lompat, kuda-kuda, palang tunggal,palang

sejajar,palang bertingkat, meja tenis meja, trampolin, dll. Menurut Soepartono(2000:5),

prasarana didefinisikan sebagai sesuatu yang mempermudah atau memperlancar tugas

dan memiliki sifat yang relatif permanen. Salah satu sifat tersebut adalah sulit

dipindahkan. Menurut Ratal Wirjasantosa(1984:157) perkakas adalah perlengkapan yang

kurang permanen dibandingkan dengan fasilitas, misalnya: bangku swedia, peti lompat,

kuda-kuda, palang sejajar, palang tunggal,matras dan lain-lain

Berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan pengertian prasarana

adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran yang bersifat semi parmanen

atau bisa dipindahkan tetapi berat atau sulit. Contoh prasarana antara lain : matras, peti

lompat, kuda-kuda, palang tunggal, palang sejajar, palang bertingkat, meja tenis meja, dll.

c. Fasilitas

Menurut Agus S. Suryobroto fasilitas adalah segala sesuatu yang diperlukan

dalam pembelajaran pendidikan jasmani, bersifat permanen atau tidak dapat dipindahkan.

Contoh: lapangan(sepak bola, bola basket, bola voli, bola tangan, bola keranjang, tnis

lapangan, bulu tangkis, soft ball), aula (hall), kolam renang,dll. Menurut

Soepartono(2000:6), fasilitas olahraga adalah semua prasarana olahraga yang meliputi

Page 6: 56066863-Proposal

semua lapangan dan bangunan olahraga beserta perlengkapannya untuk melaksanakan

program kegiatan olahraga

Menurut Ratal Wijasantosa(1984:157), fasilitas adalah suatu bentuk yang

permanen, baik untuk ruangan di dalam maupun di luar, misalnya gymnasium, kolam

renang, lapamngan-lapangan permainan dan sebagainya.

Berdasarrkan pengertian di atas dapat disimpulkan fasilitas adalah segala sesuatu

yang diperlukan dalam pembelajaran khususnya pendidikan jasmani dan bersifat

permanen atau tiadk bisa dipindahkan baik untuk ruangan didalam maupun diluar.

Contohnya : lapangan(sepak bola, bola basket, bola voli, bola tangan, bola keranjang, tnis

lapangan, bulu tangkis, soft ball)

B. Fasilitas Olahraga di FIK UNY

FIK-UNY sejak awal kegiatannya telah memiliki gedung tersendiri yang terdapat di

timur dan di barat. Gedung timur terdiri dari gedung perkantoran dari Dekanat, kantor jurusan,

staf tata usaha, ruang sidang/seminar, ruang ujian skripsi, ruang operasional (operational room),

ruang dosen, perpustakaan, laboratorium pembelajaran, gudang peralatan dan perlengkapan

proses perkuliahan, laboratorium komputer, kamar mandi dan kamar ganti mahasiswa, kamar

mandi dan kamar ganti dosen, hall senam, hall beladiri, lapangan tenis baik indoor maupun

outdoor, hall tenis meja, lapangan atletik dan sepakbola, lapangan baseball & softball, taman

olahraga masyarakat, dan tempat parkir dosen dan mahasiswa.

Gedung barat terdiri dari ruang kuliah dan ruang transit dosen, laboratorium anatomi,

laboratorium histologi, laboratorium fisiologi, laboratorium kondisi fisik, laboratorium terapi,

hall senam aerobik, ruang massage, laboratorium biomekanika, lapangan sepakbola, lapangan

Page 7: 56066863-Proposal

panahan, gedung olahraga, kolam renang, hall bulutangkis dengan 4 lapangan bulutangkis,

lapangan volly 4 buah dan 2 lapangan volly pasir, lapangan basket 4 lapangan, ruang untuk

kegiatan Ormawa, mushola, kantin, kamar mandi, ruang ganti dosen dan mahasiswa, ruang

operasional kegiatan perkuliahan dan tempat parkir mahasiswa dan dosen.

Pengelola fasilitas olahraga dilakukan terpadu oleh FIK dan dapat dimanfaatkan oleh

segenap sivitas akademika dan masyarakat umum. Fasilitas tersebut meliputi lapangan tenis,

sepakbola, bola basket, kolam renang, bulutangkis, dan masih banyak lagi fasilitas lapangan

yang lain yang ada dengan berbagai macam jenis olahraga. Tenis tersedia 4 lapangan outdoor

dan 2 lapangan indoor, lapangan bulutangkis tersedia 4 lapangan indoor.

C. FITNES

Fitnes diartikan dengan kebugaran atau juga berarti “ lebih dari sekedar sehat ”.Dan

gaya hidup fitnes pada dasarnya adalah gaya hidup yang melibatkan kegiatan ataupun

aktivitas yang membuat orang menjadi lebih bugar , dimana 3 komponen utama yang perlu

dijalankan secara teratur, seimbang, dan konsisten :

1. Olahraga

2. Nutrisi

3. Istirahat

Pada dasarnya, orang yang bermain bulu tangkis, tai chi, ataupun berenang untuk

mencari sehat sudah secara tidak sadar sedang menjalankan gaya hidup sehat fitnes.

Demikian juga mereka yang mencoba menghindari gorengan, mencoba menjalankan diet

tertentu, atau memutuskan dari candu, alkohol, dan rokok

Latihan (beban dan aerobik) adalah salah satu elemen dari gaya hidup fitnes. Yang

secara kebetulan sekali apabila dijalankan secara tersetruktur dan konsisten, akan menawarkan

banyak manfaat kesehatan bagi siapa saja yang melaksanakanya. Berbagai studi ilmiah telah

membuktikan dan menganjurkan latihan beban sebagai aktivitas yang berguna untuk :

1. Mencegah keropos tulang dan penyusutan tubuh pada orang yang berusia

lanjut

Page 8: 56066863-Proposal

2. Memperlambat proses penuaan

3. Meningkatkan profil hormon dan libido

4. Meningkatkan imunitas tubuh terhadap penyakit

5. Mencegah dan mendukung terpi terhadap penyakit dan pembuluh terbesar

manusia : diabetes, stroke, penyakit jantung dan kanker

6. Meningkatkan peforma atlet di berbagai cabang olahraga

7. Memperlancar predaran darah, nutrisi, dan oksigen keseluruh tubuh

Binaraga adalah aplikasi gaya hidup fitness yang tertinggi. Dan setiap orang memiliki

pilihan untuk mengaplikasikan gaya hidup fitnes ini berdasarkan level yang dianggap cocok

bagi aspirasinya , kondisi tubuhnya, tujuan fisiknya, maupun kapasitasnya. Tidak semua orang

harus berorientasi pada binaraga untuk menjalankan gaya hidup fitnes , tetapi semua orang

yang ingin berorientasi pada binaraga harus menempuh gaya hidup fitnes. Lebih

sederhananya, orang fitnes tidak harus binaraga, tetapi kalau orang mau binaraga maka harus

fitnes.

Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan

mengendalikan pekerjaan dari anggota organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan

organisasi yang dinyatakan (James A.F. Stoner and E. Edward, Freeman dalam Amin W T,

1993). Pengelolaan atau manajemen laboraturium fitnes ini sesuai dengan teori manajemen

juga harus tertata baik secara administratif, kelengkapan, pengorganisasian dan pelayanan.

Manajemen atau pengelolaaan laboraturium fitnes itu sendiri akan sangat mempengaruhi

minat para pengunjungnya, karena minat fitnes seseorang itu tergantung pada kepuasan yang

mereka dapatkan saat saat berkunjung ke laboraturium fitnes tersebut. Manajemen

laboraturium fitnes ini akan berfungsi secara baik apabila dilaksanakan dengan menyesuaikan

terhadap kebutuhan, kenyamanan dan kepuasan para pengunjungnya. Sehingga eksistensi

keberadaan laboraturium fitnes tersebut akan semakin meningkat dan semakin bermanfaat

bagi kebugaran masyarakat.

Salah satu faktor yang mempengaruhi masyarakat berkunjung ke laboraturium fitnes

adalah kepuasan mereka saat menggunakan jasa pelayanan di laboraturium fitnes. Pada

Page 9: 56066863-Proposal

dasarnya, pengertian kepuasan /ketidakpuasan pelanggan merupakan perbedaan antara

harapan dan kinerja yang dirasakan.

Kepuasan menurut Day (Tse dan Wilson) yang dikutip F. Tjiptono (1996: 146)

menyatakan kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhedap

evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dengan kinerja aktual

produk yang dirasakan setelah pemakaian. Menurut P. Kotler dan AB. Susanto (1999: 5)

kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang

dirasakan dibandingkan dengan harapanya. Menurut F Tjiptono (1997: 68) yang di kutip dari

Garvin dalam Lovelock, 1994 : Peppard and Rowland, 1995 faktor yang sering digunakan

dalam mengevaluasi kepuasan terhadap suatu produk adalah :

a. Kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product)

yang dibeli, misalnya kecepatan, kemudahan, dan kenyamanan

b. Ciri–ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau

pelengkap , misalnya kelengkapan alat –alat

c. keandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan

d. kesesuaian dengan spesifikasi(coonformanceto specifications), yaitu sejauh mana

karakteristik desain dan operasi memenui standar-standar yang telah ditetapkan

e. Daya tahan ( durability), berkaiatan dengan beberapa lama produk tersebut dapat

terus digunakan

f. Serviceability, meliputi kecepatan kenyamanan, serta penanganan keluhan yang

memuaskan

g. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera, misalnya lapangan bagus,

kantor yang bagus

h. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk

serta tanggung jawab perusahaan

Sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui frekuensi mahasiswa dalam

penggunaan sarana-prasarana fitnes FIK barat UNY.

Page 10: 56066863-Proposal

D. Kualitas pelayanan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:24) “Pelayanan adalah usaha

melayani orang lain”. Definisi pelayanan menurut J. Supranto (1997:227) sebagai

berikut: “Pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat

hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi

aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut.

Dari dua definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan adalah suatu

bentuk kinerja atau upaya untuk melayani orang lain/ pelanggan, yang tidak berwujud

dan juga tidak bisa dimiliki tetapi bisa dirasakan dan memberikan kepuasaan kepada

pelanggan pengguna layanan.

Selain itu kualitas menjadi sebuah kata kunci bagi sebuah penyedia jasa yang

harus dikerjakan dengan baik dan teliti. Aplikasi sebuah kualitas sebagai sifat maupun

sebagai penampilan sebuah produk atau kinerja merupakan strategi utama dari

perusahaan atau instansi penyedia barang/jasa dalam meraih keunggulan yang

berkesinambungan untuk menjaga eksistensinya.

Keunggulan suatu produk jasa tergantung dari keunikan dan kualitas yang

ditampilkan oleh penyedia jasa tersebut, telah sesuai dengan harapan dan keinginan

pelanggan atau pengguana layanan jasa tersebut.

E. Pengertian Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan merupakan suatu tingkatan dimana kebutuhan, keinginan dan

harapan dari pelanggan dapat terpenuhi yang akan mengakibatkan terjadinya pembelian

Page 11: 56066863-Proposal

ulang atau kesetiaan yang berlanjut (Band, dalam Trisno Musanto, 2004 : 125).

Selanjutnya Mowen (Trisno Musanto, 2004 : 125) menambahkan bahwa kunci

terciptanya kepuasan pelanggan terletak pada kinerja yang ditunjukkan oleh agen yang

diartikan sebagai kualitas agen tersebut. Dari hal ini dapat kita ketahui bahwa kepuasan

pelanggan sangat berhubungan erat dengan kulaitas layanan maupun kulaitas produk dari

penyedia layanan.

Menurut Handi Irawan (2002 : 2) Pelanggan yang puas adalah pelanggan yang

mendapat value pemasok, produsen atau penyedia jasa. Value ini berasal dari produk,

pelayanan, system atau yang sesuatu yang bersifat emosi. Kalau pelanggan mengatakan

bahwa Value adalah produk yang berkualitas , maka kepuasan pelanggan akan di dapat

melalui produk yang berkualitas. Kalau Value bagi pelanggan adalah kenyamanan, maka

kepuasan akan datang apabila pelayanan yang diperoleh benar-benar nyaman. Kalau

value bagi pelanggan adalah harga yang murah, maka pelanggan akan puas kepada

produsen yang memberikan harga yang paling kompetitif.

Erwan W(2007: 26) menambahkan bahwa Kepuasan konsumen sangat

dipengaruhi oleh beberapa hal yang meliputi pengiriman produk, performa produk, citra

perusahaan/ produk/merk/nilai harga yang dihubungan dengan nilai yang diterima

konsumen, prestasi para karyawan, keunggulan dan kelemahan pesaing. Jadi dapat

disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan itu berasal dari produk, layanan, dan harga.

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan juga sangat dipengaruhi oleh tingkat pelayanan.

Menurut Moenir (Yulairmi dan Putu R, 2007), agar layanan dapat memuaskan orang atau sekelompok orang yang dilayani, ada empat persyaratan pokok, yaitu (1) tingkah laku yang sopan, (2) cara menyampaikan sesuatu yang berkaitan dengan apa

Page 12: 56066863-Proposal

yang seharusnya diterima oleh orang yang bersangkutan, (3) waktu penyampaian yang tepat, dan (4) keramahtamahan.

Sedangkan menurut Lupiyoadi (Delia Halim, 2006 : 36) dalam menentukan

tingkat kepuasaan pelanggan terdapat lima factor utama yang harus diperhatikan yakni :

a. Kualitas Produk

Pelanggan akan merasa puas apabila hasil yang berupa barang ataupun jasa yang

mereka dapatkan sesuai dengan yang diharapkan atau berkualitas.

b. Pelayanan

Terutama untuk penyedia jasa maka pelayanan ini akan menjadi sangat penting dan

pelanggan akan merasa puas apabila pelayanan yang diberikan telah sesuai dengan

yang diharapkan.

c. Emosional

Pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwaorang lain akan

kagum terhadap dia apabila menggunakan produk merek tertentu yang cenderung

memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan yang diperoleh bukan dari

kualitas produk tetapi nilai social atau Self-esteem yang membuat pelanggan merasa

puas terhadap merek tertentu.

d. Harga

Produk yang memiliki kualitas yang sam tetapi memiliki harga yang realtif muarah

akan memberikan kepuasan tersendiri bagi pelangganya.

e. Biaya

Pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tambahan waktu

cenderung akan puas terhadap produk yang diberikan.

Page 13: 56066863-Proposal

Selain itu faktor lain yang berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan adalah

kepuasan yang berasal dari kesadaran para petugas yang berkecimpung di dalam layanan

tersebut. Faktor aturan yang diberlakukan dalam pelaksanaan layanan. Faktor organisasi

yang menjalankan system pelayanan juga memiliki pengaruh yang penting terhadap

kepuasan pelanggan. Selain itu juga factor ketersediaan sarana dan prasarana sebagi

penunjang layanan untuk memudahkan konsumen dalam mendapatkan produk yang

diinginkan.

Sehingga dapat di spesifikan dari teori jasa, pelayanan dan kepuasan pelanggan

maka dihasilkan factor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah : (Philip

Kotler dalam Supranto, 2006 : 237)

a. faktor keandalan (reliability),

Kemampuan penyedia layanan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan

tepat dan terpercaya.

b. faktor ketanggapan (responsivenes),

Kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat atau

tanggap.

c. faktor keyakinan (confidence),

Pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk

menimbulkan kepercayaan dan keyakinan atau “assurance”.

d. faktor empati (emphaty),

Syarat untuk peduli, member perhatian pribadi bagi pelanggan.

e. faktor berwujud (tangible).

Penampilan fasilitas fisik, peralatan, personel dan media komunikasi.

Page 14: 56066863-Proposal

Faktor-faktor penentu kualitas layanan tersebut menjadi dasar bagi para pengguna fasilitas

olahraga untuk mengetahui apakah ada kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang diterima.

Dalam lembaga pendidikan, mahasiswa dibina untuk menjadi sumber daya manusia yang

unggul dalam aspek jasmani, rohani dan sosial melalui berbagai bentuk media pendidikan dan

keilmuan yang sesuai. Usaha pendidikan akan terpimpin ke arah tujuan pendidikan yang telah

dirumuskan. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan di atas diperlukan sebuah

wahana yang dapat mencapai tujuan pendidikan tersebut. Perguruan tinggi merupakan salah satu

tempat untuk pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena itu kelima faktor utama tersebut

digunakan untuk mengukur tingkat kualitas layanan fasilitas olahraga di FIK UNY dan dapat

dijadikan sebagai informasi bagi lembaga tentang kualitas layanan yang telah diberikan.

G. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Adit

(2007) yang berjudul “faktor-faktor (keandalan, ketanggapan, keyakinan, empati dan berwujud)

terhadap kepuasan mahasiswa dalam menggunakan jasa pelayanan perpustakaan FIK UNY”.

Dalam penelitian ini mengangkat tentang tingkat kepuasan mahasiswa terhadap kualitas

jasa pelayanan di perpustakaan FIK UNY, dengan hasil penelitianya adalah kepuasan mahasiswa

terhadap kulaitas jasa pelayanan perpustakaan FIK UNY adalah puas.

Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian dengan adit adalah penelitian ini

mencoba mengambil data untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengarui frekuensi

mahasiswa dalam penggunaan sarana-prasarana fitnes FIK barat UNY..

Page 15: 56066863-Proposal

H. Kerangka Berfikir

Tercapainya tujuan dari fitnes FIK barat UNY adalah keberhasilan dari pengelola dan

para pengurus fitnes FIK barat UNY untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengarui

frekuensi mahasiswa dalam penggunaan sarana-prasarana fitnes FIK barat UNY. Bila mahasiswa

merasa puas terhadap kualitas pelayanan fitnes FIK barat UNY dan harapanya merasa tercapai,

maka kualitas layanan yang diberikan oleh fitnes FIK barat UNY adalah bagus dan sebaliknya.

Sehubungan dengan hal itu terkait dengan kajian teoritik untuk mengetahui faktor-faktor

yang mempengarui frekuensi mahasiswa dalam penggunaan fitnes center Gor UNY, maka akan

digunakan 5 dimensi pokok untuk mengukur kepuasan mahasiswa yaitu (1) keterwujudan

(tangibless) meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, sarana dan prasarana, (2) keandalan

(reliability) yaitu kemampuan memberikan layanan yang konsisten, (3) daya tanggap

(responsiveness) yaitu kecepatan dalam merespon, (4) jaminan (assurance) yaitu keamanan,

kejujuran, sikap sopan/ramah, dan keterampilan/pengetahuan, (5) kemudahan (empathy) yaitu

kemudahan mengakses data dan mudah berkomunikasi.

I. Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 71) hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban

yang bersifat sementara terhadap permasalahan peneltian, sampai terbukti melalui data yang

terkumpul. Maka dalam penelitian ini hipotesisnya sebagai berikut :

1. Ada pengaruh keterwujudan (tangibless) meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,

sarana dan prasarana terhadap frekuensi mahasiswa dalam penggunaan sarana-

prasarana fitnes FIK barat UNY

Page 16: 56066863-Proposal

2. Ada pengaruh keandalan (reliability) yaitu kemampuan memberikan layanan yang

konsisten terhadap terhadap frekuensi mahasiswa dalam penggunaan sarana-

prasarana fitnes FIK barat UNY

3. Ada pengaruh daya tanggap (responsiveness) yaitu kecepatan dalam merespon

terhadap frekuensi mahasiswa dalam penggunaan sarana-prasarana fitnes FIK

barat UNY

4. Ada pengaruh jaminan (assurance) yaitu keamanan, kejujuran, sikap

sopan/ramah, dan keterampilan/ terhadap frekuensi mahasiswa dalam penggunaan

sarana-prasarana fitnes FIK barat UNY

5. Ada pengaruh kemudahan (empathy) yaitu kemudahan mengakses data dan

mudah berkomunikasi terhadap frekuensi mahasiswa dalam penggunaan sarana-

prasarana fitnes FIK barat UNY.

Page 17: 56066863-Proposal

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional, yaitu bertujuan untuk mengetahui

ada tidaknya hubungan / pengaruh atara variabel bebas dengan variabel terikat, hal ini

sesuai dengan yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto (2006 : 270) penelitian korelasi

bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratntya

hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu. Dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya pengaruh faktor-faktor yang mempengarui frekuensi mahasiswa

dalam penggunaan sarana-prasarana fitnes FIK barat UNY.

Peneltian ini menggunakan metode survai, dengan teknik angket atau kuesioner.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 151) kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

Gambar 1. Desain hubungan antar varibel

YY

X1

X2

X3

X4

X5

Page 18: 56066863-Proposal

Keterangan :

X1 : Keterwujudan

X2 : Keandalan

X3 : Daya tanggap

X4 : keyakinan

X5 : kemudahan

Y : frekuensi Mahasiswa

: Garis Pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat

B. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel ini bertujuan untuk memperjelas permasalahan yang

akan diteliti, dan memberikan batasan operasional terhadap definisi istilah yang digunakan,

sehingga sesuai dengan tujuan penelitian :

1. Berwujud ( Tangible )

Berwujud adalah sesuatu yang bisa dilihat langsung dengan indera penglihatan, sehingga

dalam hal ini berwujud yaitu, penampilan fasilitas fisik yang desediakan, kelengakapan

peralatan, penampilan personalia petugas penyedia jasa / layanan dan media komunikasi.

2. Keandalan (Reliability)

Keandalan merupakan kemampuan yang diberikan oleh penyedia layanan untuk

melaksanakan jasa yang telah dijanjikan, dengan tepat dan terpercaya.

3. Ketanggapan ( Responsivennes )

Ketanggapan adalah kemauan petugas penyedia jasa / layanan untuk membantu

pelanggan dan memberikan pelayanan / jasa secara cepat dan tanggap.

4. Keyakinan ( Confidence / assurance )

Page 19: 56066863-Proposal

Keyakinan pelanggan akan diperoleh dari pengetahuan dan kesopanan petugas saat

melayani mereka, serta kemampuan petugas penyedia jasa untuk menimbulkan

kepercayaan dan keyakinan bagi pelanggan.

5. Empati ( emphaty )

Empati merupakan syarat untuk peduli, yaitu petugas penyedia jasa / layanan

memberikan kepedulian dan perhatian pribadi bagi pelanggan.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) “Populasi adalah keseluruhan subyek

penelitian.” Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pengguna fitnes FIK

barat UNY. Populasi yang digunakan ini adalah mahasiswa yang aktif dalam

menggunakan sarana-prasarana fitnes FIK barat UNY .

2. Sampel

Begitu luasnya populasi dalam penelitian ini, maka untuk mempermudah

pengumpulan data perlu dilakukan pengambilan sampel penelitian. Sampel menurut

Suharsimi Arikunto (2006 : 131) adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 134) Apabila subyek kurang dari 100 lebih

baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika

jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih

tergantung dari :

a. Kemampuan peneliti (waktu, tenaga dan dana)

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek,

Page 20: 56066863-Proposal

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.

Sehingga, berdasarkan teori tersebut maka penelti mengambil sampel dari semua

mahasiswa pengguna sarana-prasarana fitnes FIK barat UNY yang berjumlah 60

mahasiswa dengan perincian sebagai berikut :

1. Mahasiswa yang aktif memakai sebanyak 33% atau 20 mahasiswa.

2. Mahasiswa yang memakai pada saat jam perkuliahan sebanyak 67% atau 40

mahasiswa

Bagan 1. Jumlah Sampel Penelitian

D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal Mei 2011. Tempat pelaksanan

penelitian ini di Perpustakaan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Yogyakarta, Jl. Colombo No. 1 Yogyakarta.

Page 21: 56066863-Proposal

E. Metode dan Teknik pengumpulan data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

pengumpulan data melalui angket/ kuesioner.

a. Peneliti mencari informasi tentang para pengguna fitnes FIK barat UNY.

b. Peneliti membuat janji dengan mahasiswa yang akan dijadikan sampel

c. Peneliti menyebarkan angket kepada mahasiswa pengguna sarana-prasarana fitnes

FIK barat UNY yang diambil sebagai sample.

d. Peneliti melakukan transkip atas hasil pengisian angket.

e. Langkah selanjutnya yaitu pengkodingan, jika ada data yang terlewatkan akan

dilakukan pengambilan data tambahan dengan angket yang digunakan.

f. Setelah itu proses pengolahan data dan analisis data.

g. Peneliti mengambil kesimpulan dan saran berdasarkan hasil analisis data.

F. Intrumen Penelitian

Instrument adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya baik, dalam arti lebih

cermat, lengkap dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2006 :

160).

Penelitian ini menggunakan instrumen angket/kuestioner. Angket tersebut terlebih

dahulu disusun oleh peneliti disertai masukan dari pengelola fitnes FIK barat UNY

sebagai expert judgement. Angket/kuesioner yang dibuat bersifat tertutup, karena

responden dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersedia alternatif

jawabannya.. Angket lalu diberikan pada sampel penelitian untuk mengumpulkan data

yang sebenarnya. Pengembangan instrument tersebut didasarkan pada teori yang

Page 22: 56066863-Proposal

kemudian dikembangkan indikator-indikator masing-masing variabel, selanjutnya

dijabarkan dalam butir pertanyaan.

Tabel 1. Kisi-Kisi Instrument

VariabelFaktor

(Sub Variabel)Indikator Butir Soal

X

(faktor-faktor

yang

mempengarui

frekuensi

mahasiswa

dalam

penggunaan

sarana-

prasarana

fitnes FIK

barat UNY)

berwujud

(tangible): X1

keandalan

(reliability): X2

Daya tanggap

(Responsiveness

) : X3

Keyakinan

(Assurance) : X4

a. Kelengkapan sarana

b. Tempat yang strategis

c. Kebersihan

d. Petunjuk penggunaaan

a. alat fitnes

b. Petugas tanggap terhadap

kebutuhan mahasiswa

c. Akses tempat

d. Petunjuk

e. saran

a. Perawatan sarana-prasarana

b. Petunjuk PPPK

c. respon petugas terhadap

kecelakaan

a. keramahan

b. Courtesy(kesopanan, rasa

hormat dan kenyamanan)

c. Competency (pengetahuan

dan ketrampilan layanan)

1, 5, 7

2

3, 6, 9,

4, 8, 10

11, 13

12

14

15

16

17, 18, 21

19

20

22

23

24

Page 23: 56066863-Proposal

kemudahan

(Empaty): X5

d. Credibility (Kepercayaan dan

Kejujuran dari pemberi jasa)

e. Security (bahaya, resiko,

keragu-raguan)

a. Kemudahan dijangkau

lokasinya

b. Kemudahan dalam presesnsi

c. Mempermudah dalam

penggunaan alat

d. Kemudahan dalam bertanya

kepada petugas

e. Adaanya petunjuk arah

25, 26

27

28

29

30

31

32

Y

(Frekuensi

mahasiswa

dalam

penggunaan

sarana-

prasarana

fitnes FIK

barat UNY)

a. Menggunakan ruang

fitnes pada saat

perkuliahan saja

b. Menggunakan fitnes

karena ingin

menyelesaikan tugas

c. Menggunakan ruang

fitnes secara rutin

d. Menggunakan ruang

fitnes pada waktu luang

e. Menggunakan ruang

fitnes karena hanya ingin

mencoba

f. Sering mengajak teman

pada saat menggunakan

ruang fitnes

33

34

35

36

37

38

Page 24: 56066863-Proposal

g. Menggunakan ruang

fitnes pada saat

penyembuhan cidera

h. Menggunakan ruang

fitnes untuk menambah

teman

i. Menggunakan ruang

fitnes untuk menambah

pengetahuan

j. Menggunakan ruang

fitnes untuk melakukan

penelitian

39

40

41

42

Penskoran dalam penelitian ini disusun berdasarkan skala likert untuk keandalan,

ketanggapan, keyakinan, empati dan berwujud dengan kartegori jawaban : Sangat setuju (SS)

bobot jawaban 4, Setuju (S) bobot jawaban 3, Tidak setuju (TS) bobot jawaban 2, dan Sangat

tidak setuju (STS) bobot jawaban 1. Sedangkan untuk frekuensi mahasiswa (Y) dengan

kartegori jawaban : Selalu (S) bobot jawaban 4, Sering (SR) bobot jawaban 3, kadang-kadang

(KK) bobot jawaban 2, Pernah (P) bobot jawan 1.

G. Uji Instrumen

Sebelum instrumen digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data, maka diperlukan

uji instrument untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan. Angket

dalam penelitian ini diuji cobakan kepada 20 mahasiswa pengguna fitnes FIK barat UNY pada

bulan April 2011.

Page 25: 56066863-Proposal

Uji validitas dan reliabilitas hasil ujicoba data diolah menggunakan bantuan computer

yaitu program SPSS 19.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid adalah yang memiliki validitas

yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah

(Suharsimi Arikunto, 2006:168).

Uji validitas yang digunakan dalam instrument ini adalah validitas internal berupa

validitas butir soal. Uji validitas ini digunakan untuk mengetahui apakah butir soal yang

digunakan sahih atau valid. Analisis butir soal dalam angket ini menggunakan rumus

Pearson Product moment.

(Suharsimi Arikunto, 2006 : 170)

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total

X = skor butir

Y = skor total

n = banyaknya subjek

Selanjutnya harga koefisien korelasi yang diperoleh (rxy atau r hitung) dibandingkan

dengan nilai r tabel. Apabila harga r hitung yang diperoleh lebih tinggi dari r tabel pada taraf

signifikansi 5% maka butir soal dinyatakan valid. Sebaliknya, jika r hitung lebih kecil dari r

tabel, maka butir soal dinyatakan tidak valid / gugur.

Page 26: 56066863-Proposal

Kriteria uji validitas berdasarkan hasil r tabel dari 20 responden adalah 0,444. Apabila

butir soal memiliki r hitung diatas 0,444, maka butir tersebut valid / sahih, sedangkan

apabila r hitung dibawah 0,444, maka butir soal dinyatakan tidak valid/ gugur (Sugiyono,

2006 : 288).

Tabel 2. Uji Validitas Butir Soal

Variabel No.Soal r hitung r tabel Keterangan

Keterwujudan (X1)

1 0,762 0,444 Valid2 0,883 0,444 Valid3 0,609 0,444 Valid4 0,406 0,444 Gugur5 0,458 0,444 Valid6 0,671 0,444 Valid7 0,673 0,444 Valid8 0,536 0,444 Valid9 0,425 0,444 Gugur10 0,537 0,444 Valid

Keandalan(X2)

11 0,562 0,444 Valid12 0,733 0,444 Valid13 0,731 0,444 Valid14 0,595 0,444 Valid15 0,609 0,444 Valid16 0,369 0,444 Gugur

Daya Tanggap (X3)

17 0,738 0,444 Valid18 0,695 0,444 Valid19 0,752 0,444 Valid20 0,574 0,444 Valid21 0,731 0,444 Valid

Keyakinan (X4)

22 0,540 0,444 Valid23 0,457 0,444 Valid24 0,445 0,444 Valid25 0,521 0,444 Valid26 0,534 0,444 Valid27 0,618 0,444 Valid

Page 27: 56066863-Proposal

Empati( X5 )

28 0,492 0,444 Valid29 0,601 0,444 Valid30 0,769 0,444 Valid31 0,764 0,444 Valid32 0,617 0,444 Valid

Frekuensi Mhs (Y)

1 0,472 0,444 Valid2 0,757 0,444 Valid3 0,416 0,444 Gugur4 0,556 0,444 Valid5 0,663 0,444 Valid6 0,508 0,444 Vaid7 0,669 0,444 Valid8 0,504 0,444 Valid9 0,519 0,444 Gugur10 0,535 0,444 Valid

Dari tabel tersebut dapat kita lihat ada 5 butir soal gugur dari variabel X yakni soal

nomor 4,9, dan 16, serta 2 soal gugur dari variabel Y, yakni soal nomor 3, dan 9. Sehingga

dari hasil uji validitas ini butir soal yang bisa digunakan untuk pengambilan data adalah 28

butir soal X dan 8 butir soal Y.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan

pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto,

2006 : 178). Dalam uji reliabilitas ini butir soal yang diujikan hanyalah butir soal yang valid

saja, bukan semua butir soal yang diuji cobakan.

Apabila diperoleh angka negatif, maka diperoleh korelasi yang negatif. Ini

menunjukkan adanya kebalikan urutan. Indeks korelasi tidak pernah lebih dari 1,00

(Suharsimi Arikunto, 2006 : 276).

Page 28: 56066863-Proposal

Analisis uji reliabilitas penelitian ini diolah menggunakan computer program SPSS 19.

Perhitungan reliabilitas atribut ada dalam lampiran diperoleh harga r hitung > r tabel.

Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. Uji Reliabilitas data

Variabel r ll (r hitung) r tabel KeteranganVariabel X

0,949 0,70 Reliabel

1. Keterwujudan (X1)2. Keandalan (X2)3. Daya Tanggap (X3)4. Keyakinan (X4)5. Empati (X5)

Variabel YFrekuensi Mhs. 0,848 0,70 Reliabel

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat bersifat linier (garis lurus) (M. Nisfiannoor, 2009 : 92).

Pengujian linieritas ini menggunakan rumus (Sutrisno Hadi, 2004 : 13)

Freg = KRreg

KRres

Keterangan :

Freg : Harga bilangan – F untuk regresi

KRreg : Kuadrat rerata garis regresi

KRres : Kuadrat rerata residu

Page 29: 56066863-Proposal

Hasil pengujian harga F ini kemudian dikonsultasikan dengan nilai harag F tabel. Jika

F hitung lebih kecil daripada harga F tabel pada taraf signifikansi 5%, maka kedua

variabel memiliki hubungan yang linier. Sebaliknya jika F hitung lebih besar daripada

F tabel, maka kedua variabel berhubungan tidak linier.

Selanjutnya digunakan rumus korelasi pearson product moment sebagai berikut :

(Suharsimi Arikunto, 2006 : 170)

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total

X = skor butir

Y = skor total

n = banyaknya subjek

Untuk menguji signifikansi adalah dengan membandingkan antara r table pada taraf

signifikansi 5%. Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabek maka hubungan

tersebut signifikan. Sebaliknya , jika r hitung lebih kecil adri r table maka hubungan

tersebut tidak signifikan.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah semua variabel yang digunakan dalam

analisis mempunyai sebaran data yang berdistribusi normal atau tidak. Pengujian

normalitas menggunakan teknik kolmogorov-smirnov.

Page 30: 56066863-Proposal

2. Analisis Korelasi dan Uji Hipotesis

a. Analisis korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk menentukan signifikansi pengaruh variabel bebas

dengan variabel terikat. Uji yang digunakan adalah Uji korelasi Pearson one-tailed.

Jika probabilitas atau signifikansi kurang dari 0,05 maka korelasinya signifikan.

Dengan rumus sebagai berikut :

(Suharsimi Arikunto, 2006 : 170)

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total

X = skor butir

Y = skor total

n = banyaknya subjek

Variabel bebas dan variabel terikat memiliki hubungan yang signifikan bila nilai

signifikansi dibawah 0,05.

b. Uji Hipotesis

1. Analisis regresi sederhana

Analisis regresi sederhana untuk mengetahui pengaruh / hubungan masing-masing

variabel terikat dengan variabel bebas dan untuk mendapatkan persamaan

hubungan diantara keduanya.

2. Analisis regresi ganda

Page 31: 56066863-Proposal

Analisis regresi ganda digunakan untuk mengetahui hubungan / pengaruh dari

semua variabel bebas (keandalan, ketanggapan, keyakinan, empati dan berwujud)

terhadap variabel terikat (kepuasan mahasiswa).

3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besar pengaruh yang

diberikan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, ataupun semua

variabel bebas terhadap satu variabel terikat, yang berbentuk dalam persen (%).

Page 32: 56066863-Proposal

DAFTAR PUSTAKA

Agus S. Suryobroto. (2004), Sarana dan Prasaran Pendidikan Jasmani, Yogyakarta: FIK

Bayu Swasta Dharmaresta dan T. Hani Handoko, (1997). Manajemen Pemasaran:

Analisisa Perilaku Konsumen. Yogyakarta. BPFE

Bucher Charles A. (1999). Management of Physical Education and Sport. Mosby Year Book.

Depdagri. (2004). Modul Pengembangan Pelayanan Terpadu Satu Atap. Jakarta.

Fandy Tjiptono & Diana, A (1995). Total Quality Manajemen. Yogyakarta : Andi

Offset

Handi Irawan. (2002). 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta. PT. Elek Media

Computindo

Husen Umar. (1997) . Metodologi Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama

Kotler Philip, Gary Amstrong. (1995). Marketing Management: Analysis, Planning,

Implementation, and Control. Englewood Cliffs: Prentice-Hall International, Inc.

Leach, Steve; Stewart, John and Kieron Walsh. (1994). The Changing Organization and

Management of Local Government, McMillan Press Ltd.

McKevitt, David. (1998) Managing Core Public Services, Blockwell Publisher.

Ratal Wijasantosa (1984). Superfvisi Pendidikan Olahraga . Jakarta : Universitas Indonesia

Page 33: 56066863-Proposal

Sutrisno Hadi. (2004). Metodologi Research Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset.

Tjiptono, F. dan Diana, A. (1995). Total Quality Management. Yogyakarta: Andi Offset.

Toho Cholik Muthohir. (2007). Peran Lembaga Pendidikan Tinggi Keolahragaan dalam

Pembinaan dan Pengembangan Keolahragaan Nasional. Makalah: disampaikan pada

Temu Ilmiah Di FIK UNY, 13 Juli 2007.

Valarie, et al. (1995). A Conceptual Model Servise Quality and Its Implications for Future

Research. Journal of Marketing. Vol. 49, page. 41-45.