5

7
  3 BAB IPENDAHULUANLatar Belakang Kompetisi adalah hubungan interaksi antara dua individu tumbuhan baik yang sesama jenis maupun berlainan jenis yang dapat menimbulkan pengaruhnegatif bagi keduanya sebagai akibat dari pemanfaatan sumber daya yang adadalam keadaan terbatas secara bersama. Kompetisi yag terjadi di alam meliputikomoetisi intrapesifik yaitu interaksi negatif antar sesama jenis, dan kompetisiinterspesifik yat u int eraksi nega tif yang terj adi pada rumbuha n berbeda jen is.Tan am an bu di da ya me mp un ya i k em am puan untuk bersaing dengan gulmasampai batas populasi gulma tertentu. Setelah batas populasi tersebut, tanamanbudidayaakan kalah dalam berseing sehi ngga pertumbuhan dan produksi tanamanbudidaya akan menurun. Kompetisi gulma dapat menyebabkan penurunankuantitas dan kualitas hasil panen. Penurunan kuantitas hasil panen terjadi melaluidua cara yaitu pengurangan jumlah hasil yang dapt dipanen dan penurunan jumlahindididu tanaman yang dipanen. Penurunan kualitas hasi akibat kompetisi gulmadisebabkan diantaranya oleh tercampurnya hasil penen dengan biji gulma.Akibatnya, hasil panen menurun.Kompetisi antara gulma dan tanaman t erjadi karena faktor umbuh yangterbatas. Faktor yang dikompetisikan antara lain hara, ca haya, CO2, cahaya danruang tumbuh. Besarnya daya kompetisi gulma tergantung pada beberapa faktorantara lain jumlah individu gulma dan berat gulma, siklus hidup gulma, periodeada gulma pada tanaman, dan j enis gulma. Dalam kenyataannya sangat sulit bagikita untuk menjelaskan faktor mana yang terlibat atau berperan dalam peristiwakompetisi tersebut. De Wit (1960) menyebutkan istilah “sarana pertumbuhan”  yang mencakup semua faktor yang telibat dalam kompetisi. Ada beberapaperubahan kompetisi yang dapat digunakan untuk mengukur daya kompetisi,diantaranya total hasil relatif (THR), penguasaan sarana tumbuh (PST), danagresivitas. Pada praktikum ini mahasiswa akan diperkenalkan salah satu peubah untuk mengukur kompetisi, yaitu penguasaan sarana tumbuh. Prinsipnya adalah bahwatanaman yang menguasai persaingan atu kompetisi akan menguasai saranatumbuh lebih besar dibandingkan terhadap pesaingnya. Tujuan Praktikum ini memiliki tujuan untuk mempelajari penguasaan saranatumbuh dalam suatu percobaan kompetisi antara tanaman dan gulma danc caraperhitungannya Tinjauan pustaka Gulma

Transcript of 5

5/16/2018 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/55572002849795991699eea16 1/7

 

 

3

BAB IPENDAHULUANLatar Belakang

Kompetisi adalah hubungan interaksi antara dua individu tumbuhan baik yang sesama jenis maupun

berlainan jenis yang dapat menimbulkan pengaruhnegatif bagi keduanya sebagai akibat dari pemanfaatan

sumber daya yang adadalam keadaan terbatas secara bersama. Kompetisi yag terjadi di alam

meliputikomoetisi intrapesifik yaitu interaksi negatif antar sesama jenis, dan kompetisiinterspesifik 

yatu interaksi negatif yang terjadi pada rumbuhan berbeda jenis.Tanaman budidaya mempunyai kemampuan

untuk bersaing dengan gulmasampai batas populasi gulma tertentu. Setelah batas populasi tersebut,

tanamanbudidayaakan kalah dalam berseing sehingga pertumbuhan dan produksi tanamanbudidaya

akan menurun. Kompetisi gulma dapat menyebabkan penurunankuantitas dan kualitas hasil panen.

Penurunan kuantitas hasil panen terjadi melaluidua cara yaitu pengurangan jumlah hasil yang dapt

dipanen dan penurunan jumlahindididu tanaman yang dipanen. Penurunan kualitas hasi akibat

kompetisi gulmadisebabkan diantaranya oleh tercampurnya hasil penen dengan biji gulma.Akibatnya,hasil panen menurun.Kompetisi antara gulma dan tanaman terjadi karena faktor umbuh yangterbatas.

Faktor yang dikompetisikan antara lain hara, cahaya, CO2, cahaya danruang tumbuh. Besarnya daya

kompetisi gulma tergantung pada beberapa faktorantara lain jumlah individu gulma dan berat gulma,

siklus hidup gulma, periodeada gulma pada tanaman, dan jenis gulma. Dalam kenyataannya sangat

sulit bagikita untuk menjelaskan faktor mana yang terlibat atau berperan dalam peristiwakompetisi

tersebut. De Wit (1960)

menyebutkan istilah “sarana pertumbuhan” 

yang mencakup semua faktor yang telibat dalam kompetisi. Ada beberapaperubahan kompetisi yang

dapat digunakan untuk mengukur daya kompetisi,diantaranya total hasil relatif (THR), penguasaan

sarana tumbuh (PST), danagresivitas.

Pada praktikum ini mahasiswa akan diperkenalkan salah satu peubah untuk mengukur kompetisi,

yaitu penguasaan sarana tumbuh. Prinsipnya adalah bahwatanaman yang menguasai persaingan atu kompetisi

akan menguasai saranatumbuh lebih besar dibandingkan terhadap pesaingnya.

Tujuan

Praktikum ini memiliki tujuan untuk mempelajari penguasaan saranatumbuh dalam suatu percobaan

kompetisi antara tanaman dan gulma danc caraperhitungannya

Tinjauan pustaka Gulma

5/16/2018 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/55572002849795991699eea16 2/7

 

Kedelai (kadang-kadang ditambah "kacang" di depan namanya) adalah salah satu tanaman polong-

polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan

tempe. Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang

lalu di Asia Timur. Kedelai putih diperkenalkan ke Nusantara oleh pendatang dari Cina sejak

maraknya perdagangan dengan Tiongkok, sementara kedelai hitam sudah dikenal lama orang

penduduk setempat. Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia.

Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan

masyarakat di luar Asia setelah 1910. 

Soerjani (1998) dalam Sukman dan Yakup (1991) mendefinisikan gulmasebagai tumbuhan yang

peranan, pitensi, dan hakikat kehadirannya belumsepenuhnya diketahui. Gulma merupakan pesaing

alami yang kuat bagi tanamanbudidaya dikarenakan mampu memproduksi biji dalam jumlah yang

banyak sehingga kerapatannya tinggi, perkecambahannya cepat, pertumbuhan awal cepatdan daur

hidup lama (Ashton dan Monaco, 1991). Sifat gulma umumnya mudahberadaptasi dengan lingkungan yang

berubah dibandingkan dengan tanamanbudidaya. Daya adaptasi dan daya saing yang kuat merupakan sifat umum gulma

BAB IIIBAHAN DAN METODEBahan dan Alat

Peralatan yang digunakan antara lain cngkul kored, neraca analitik, danoven.Bahan yang sigunakan

dalam praktikum ini adalah benih tanaman jagung,pupuk urea, SP-18, KCl, dan insektisida furadan

3G.

Waktu dan Tempat

Percobaan dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2009 di Lapangan PraktikumCikabayan, Kampus IPB

Dramaga Bogor.

Metodologi

Percobaan disusun dalam rancangan acak kelompok. Perlakuan yang dicobakansebagai berikut:1.

(P1) jarak tanam 100 x 40 cm dengan 1 benih per lubang2.

(P2) jarak tanam 100 x 40 cm dengan 2 benih per lubang3.

(P3) jarak tanam 100 x 40 cm dengan 3 benih per lubang4.

(P4) jarak tanam 100 x 20 cm dengan 2 benih per lubang5.

(P5) jarak tanam 100 x 40 cm dengan 5 benih per lubang6.

5/16/2018 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/55572002849795991699eea16 3/7

 

 

(P6) jarak tanam 100 x 20 cm sengan 3 benih per lubangSatuan perobaan berpa petakan dengan

ukuran 10m x 4 m. Percobaandilakukan denan empat ulangan, sehingga terdapat 20 satuan

percobaan.Pengolahan tanah dilakukan dua kali yaitu pembajakan dan penghalusanpada saat satu

bulan sebelum tanam. Tanaman jagung ditanam dengan jarak tanamsesuai perlakuan.Pemupukandilakukan dengan ara split, yaitu pada saat tanam dan pada saan4 MST. Pemupukan dilakukan dengan

menggunakan dosis 300 kg Urea/ha, 300kg SP-18/ha, dan 100 kg KCl/ha. Pupuk Urea dan KCl

diberikan dua kali yaitu ½

8dosis pada saat tanam dan ½ dosis pada saat 4 MST. Pemupukan SP-18 dilakukanseluruhnya pada

saat tanam. Furadan diberikan dalam lubang tanam pada saattanam dengan dosis 12 kg/ha.Pengamatan

dilakukan pada peubah tinggi dan jumlah daun 10 tanamansampel, yang diamati pada 2, 4, 6, 8 MST;

Biomassa tajuk jagung, diamati dengancara memotong 3 tanaman sampel, dioven dan ditimbang

bobot keringnya pada 2,4, 6, 8 MST; bobot tongkol berkelobot dan tanpa kelobot saat panen; danbobottotal dan biomassa tiap jenis gulma dari pengambilan sampel kuadran.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

Pengamatan dilakukan dengan membandingkan peubah-peubah yang telahdiamati terhadap bobot biomassa

tanaman jagung dan biomassa gulma. Peubahyang diamati antara lain tinggi jarak tanam dan

perlakuan benih, tinggi tanaman, jumlah daun, bobot biomassa jagung berkelobot dan tanpa kelobot,

dan biomassagulma. Peubah tersebut kemudian diamati untuk mengetahui pengaruh peubahbobot

terhadap tingkat persaingan antara gulma dan tanaman jagung.Pada perlakuan pengaruh jarak tanaman dan perlakuan benih terhadap tinggitanaman dan jumlah daun jagung saat 2, 4, 6, 8, dan 10

MST menghasilkan databahwa tidak terdapat pengaruh keterkaitan antara jarak tanam dan jumlah

benihterhadap tinggi tanaman maupun jumlah daun (Tabel.3). Dari hasil F hitungdengan taraf nyata

95%, korelasi antara jarak tanam dan perlakuan benihmenghasilkan angka nol dan kurang dari satu

yang membuktikan bahwa tidak adaatau hanya kecil sekali terdapat keterkaitan (Tabel. 1 dan

Tabel.2). Terhadapfaktor persaingan dengan gulma, terdapat pengeruh yang nyata pada 10

MSTdimana dari uji F dengan taraf nyata 95% F, sehingga dapat dibuktikan adanyapersaingan dengan

gulma dalam memperoleh nutrisi dari lahan yang sama pada jarak tanam berbeda (Tabel.

4).Pengamatan hubungan antara jarak tanam dan perlakuan benih tidak mempengaruhi tinggi dan

 jumlah daun tanaman. Adengan kata lain, peubahtersebut tidak mempengaruhi fase vegetatif tanaman.Jagung merupakan tanamanC-4 yang dapat beradaptasi baik pada faktor-faktor pembatas dan hasil.

Ditinjaudari segi kondisi lingkungan, tanaman C-4 beradaptasi pada terbatasnya banyak faktor seperti

intensitas radiasi surya yang tinggi dan suhu siang malam yangtinggi serta kesuburan tanah yang

relatif rendah. Sifat yang menguntungkan daritanaman jagung sebagai tanaman C-4 antara lain

aktifitas fotosintesis padatanaman normal tinggi, fotorespirasi sangan rendah, transpirasi rendahh

sertaefisien dalam penggunaan air. Sifat-sifat tersebut merupakan sifat fisiologis dananatomi yang

sangat menguntungkan dalam kaitannya dengan hasil (Muhadjir,1988).

10Peubah lain yang digunakan dalam percobaan yaitu komponen hasil yangmeliputi bobot tongkol berkelobotdan tanpa kelobot. Pengamatan tongkoldilakukan pada 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 MST. Dari data

5/16/2018 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/55572002849795991699eea16 4/7

 

perhitungan dengan uji F,taraf nyata 95%, pada 2-8 MST tidak terdapat pengaruh jarak tanam

danperlakuan benih pada bobot kering jagung berkelobot. Hal ini dapat dipastikankarena pada masa

awal tanam tidak memungkinkan dalam pertumbuhan vegetatif sehingga tongkol tidak terbentuk. Dari

data (Tabel.5 dan Tabel.6) jugamenunjukkan tidak adanya korelasi antara bobot basah jagung berkelobot dantanpa

kelobot dengan jarak tanam ataupun perlakuan benih. Namun, terhadappersaingan dengan gulma,

pada 10 MST menunjukkan perbedaan yang nyata,sehingga terdapat pengaruh jarak tanam dan

perlakuan benih terhadap bobot basah jagung berkelobot. Bobot yang dihasilkan pada jarak tanam

rapat lebih kecildibandingkan dengan bobot pada jarak tanam lebar (Tabel.7).Pengamatan terhadap

tongkol menunjukkan hasil yang nyata pada 10 MST.Hal ini disebabkan pada 10 MST sudah masuk 

pada fase generatif yang diawalidengan proses pembungaan jagung hingga pembentukkan tongkol.

Pengaruh yangterlihat juga dipengaruhi oleh persaingan tanaman dengan gulma dimana jarak makin

besarnya populasi gulma, maka makin besar pula kehilangan hasil yangakan dialami tanaman. Populasi

yang besar akan meningkatkan persaingantanaman dalam mempeoleh nutrisi yang sangat diperlukan pada

fasepertumbuhan. Bila telah mengalami banyak kehilangan, maka pada saatpembentukkan hasil (biji)

akan mengurangi bobot basahnya. Smith (1981)menyatakan bahwa kerugian yang ditimbulkan gulma pada

tanaman budidayaadalah mengurangi hasil dan kualitas produksi tanaman, menjadi inang, hamadanpenyakit tanaman, mengurangi efisiensi, peningkatan konsumsi energi dalampengendaliannya,

menghalangi sistem irigasi, menyebabkan keracunan dan lukapada manusia dan hewan serta

mengurangi nilai dan produktivitas dan estetikalahan.Pengamatanbeberapa peubah di atas menjelaskan

bahwa persaingan tanamanterhadap gulmalah yang menjadi penentu keberhasilan produksi tanaman

 jagung.Grafik.1 menyatakan hubungan antara hasil nyata dengan densitas gulma persatuan luas.

Peubah lain yang digunakan dalam percobaan yaitu komponen hasil yangmeliputi bobot tongkol berkelobot dan

tanpa kelobot. Pengamatan tongkoldilakukan pada 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 MST. Dari data perhitungan

dengan uji F,taraf nyata 95%, pada 2-8 MST tidak terdapat pengaruh jarak tanam danperlakuan benih

pada bobot kering jagung berkelobot. Hal ini dapat dipastikankarena pada masa awal tanam tidak 

memungkinkan dalam pertumbuhan vegetatif sehingga tongkol tidak terbentuk. Dari data (Tabel.5dan Tabel.6) jugamenunjukkan tidak adanya korelasi antara bobot basah jagung berkelobot dantanpa kelobot

dengan jarak tanam ataupun perlakuan benih. Namun, terhadappersaingan dengan gulma, pada 10

MST menunjukkan perbedaan yang nyata,sehingga terdapat pengaruh jarak tanam dan perlakuan

benih terhadap bobot basah jagung berkelobot. Bobot yang dihasilkan pada jarak tanam rapat lebih

kecildibandingkan dengan bobot pada jarak tanam lebar (Tabel.7).Pengamatan terhadap tongkol

menunjukkan hasil yang nyata pada 10 MST.Hal ini disebabkan pada 10 MST sudah masuk pada fase

generatif yang diawalidengan proses pembungaan jagung hingga pembentukkan tongkol. Pengaruh

yangterlihat juga dipengaruhi oleh persaingan tanaman dengan gulma dimana jarak makin besarnya

populasi gulma, maka makin besar pula kehilangan hasil yangakan dialami tanaman. Populasi yang besar

akan meningkatkan persaingantanaman dalam mempeoleh nutrisi yang sangat diperlukan pada

fasepertumbuhan. Bila telah mengalami banyak kehilangan, maka pada saatpembentukkan hasil (biji)

akan mengurangi bobot basahnya. Smith (1981)menyatakan bahwa kerugian yang ditimbulkan gulma padatanaman budidayaadalah mengurangi hasil dan kualitas produksi tanaman, menjadi inang, hama

danpenyakit tanaman, mengurangi efisiensi, peningkatan konsumsi energi dalampengendaliannya,

menghalangi sistem irigasi, menyebabkan keracunan dan lukapada manusia dan hewan serta

mengurangi nilai dan produktivitas dan estetikalahan.Pengamatanbeberapa peubah di atas menjelaskan

bahwa persaingan tanamanterhadap gulmalah yang menjadi penentu keberhasilan produksi tanaman

 jagung.Grafik.1 menyatakan hubungan antara hasil nyata dengan densitas gulma persatuan luas.

11Grafik.1. Hubungan antara hasil nyata dan densitas per satuan luasPada saat kerapatan gula 200,

maka hasil nyata yang diperoleh sebesar171,54. Pada titik kerapatan 300 hasil nyata meningkat

menjadi 214,43. Seangkanketika kerapatan meningkat menjadi 400, maka hasil nyata yang

dihasilkansebesar 65, 584. Secara hiperbolik, grafik menunjukkan peningkatan hasil padaawalpertumbuhan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan gulma. Namun,setelah mencapai titik 

maksimum, maka hasil tidak lagi mengalami peningkatan,melainkan penurunan secara drastis

5/16/2018 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/55572002849795991699eea16 5/7

 

terhadap peningkatan kerapatan gulma. Halini dikarenakan pada awal pertumbuhan, gulma beulum

mampu menyaingipertumbuhan tanaman jagung. Namun, pada vase generatif, tanaman sudah

mulaimengurangi prosuksi biomassa pertumbuhan dan mengalihkannya unuk fasegeneratif,

sedangkan gulma masih terus melakukan pertumbuhan vegetatif,sehingga pada akhirnya gulma mampu

menekan pertumbuhan tanaman jagung(lihat Tabel.8).Penurunan hasil akibat kompetisi jagung dengan

gulma dapat berkisar antara16-62% (Bangun, 1988). Penurunan tersebut dikarenakan adanya

persaingannutrisi dengan tumbuhan gulma yang sangat beragam sesuai dengan jenistanaman, jenis

lahan, populasi tanaman, jenis gulma, dan berbagai faktor bdidayalainnya.

y = -0.0002x

2

+ 0.1142x + 95.973R

2

= 0.3136-

500501001502002500 2 0 0 4

0 0 6 0 0 8

0 0 1 0 0 0

1 2 0 0

Densitas (Z)h a s i l n y a t a ( O

11Grafik.1. Hubungan antara hasil nyata dan densitas per satuan luasPada saat kerapatan gula 200,

maka hasil nyata yang diperoleh sebesar171,54. Pada titik kerapatan 300 hasil nyata meningkatmenjadi 214,43. Seangkanketika kerapatan meningkat menjadi 400, maka hasil nyata yang

dihasilkansebesar 65, 584. Secara hiperbolik, grafik menunjukkan peningkatan hasil padaawal

pertumbuhan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan gulma. Namun,setelah mencapai titik 

maksimum, maka hasil tidak lagi mengalami peningkatan,melainkan penurunan secara drastis

terhadap peningkatan kerapatan gulma. Halini dikarenakan pada awal pertumbuhan, gulma beulum

mampu menyaingipertumbuhan tanaman jagung. Namun, pada vase generatif, tanaman sudah

mulaimengurangi prosuksi biomassa pertumbuhan dan mengalihkannya unuk fasegeneratif,

sedangkan gulma masih terus melakukan pertumbuhan vegetatif,sehingga pada akhirnya gulma mampu

menekan pertumbuhan tanaman jagung(lihat Tabel.8).Penurunan hasil akibat kompetisi jagung dengan

gulma dapat berkisar antara16-62% (Bangun, 1988). Penurunan tersebut dikarenakan adanya

persaingannutrisi dengan tumbuhan gulma yang sangat beragam sesuai dengan jenistanaman, jenis

lahan, populasi tanaman, jenis gulma, dan berbagai faktor bdidayalainnya.

y = -0.0002x

5/16/2018 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/55572002849795991699eea16 6/7

 

2

+ 0.1142x + 95.973R

2

= 0.3136-

500501001502002500 2 0 0 4

0 0 6 0 0 8

0 0 1 0 0 0

1 2 0 0

Densitas (Z)

h a s i l n y a t a ( O

12Grafik.2. Hubungan antara densitas gulma dengan penguasaan sarana tumbuhGrafik.2 menyatakanhubungan kompetisi antara gulma dan tanaman yangditunjukkan dari tingkat densitas atau kerapatan

gulma dan umur tanaman.Densitas 1 adalah tingkat kerapatan gulma yang ada pada populasi 100 tanaman.Pada

populasi ini memiliki jarak tanam yang lebar, sehingga persaingan terhadapgulmanya pun tinggi.

Berbeda dengan densitas 6 dengan jumlah populasi 1000yang memiliki jarak tanam rapat, sehingga

persaingan terhadap gulma sedikit.Hal ini disebabkan karena pada jarak tanam yang sempit, terdapat

sedikit ruangtumbuh bagi gulma, sehingga menjadi salah satu solusi yang digunakan

dalampengendalian gulma secara kultur teknis.Secara umum dapat dijelaskan bahwa semakin

meningkat umur tanaman,maka semakin tinggi pula persaingan antara tanaman dengan gulma,

karenatanaman dan gulma sama-sama melakukan pertumbuhan baik generatif maupunvegetatif 

sehingga membutuhkan nutrisi yang berasal dari sumber yang sama.Persaingan akan sangat tampak 

terjadi berkaitan dengan jenis tanaman dan jenisgulma. Tingkat persaingan tanaman jagung dengan

gulma berdaun lebarumumnya akan menyebabkan kekalahan pada tanaman jagung. Halinidikarenakan gulma daun lebar adalah tumbuhan C3 yang lebih boros dalammemanfaatkan nutrisi

dibandingkan dengan gulma rumput yang sebagian besar juga merupakan tanaman C4.

0204060801001202 M S T 4

M S T 6 M S T 8

M S T 1 0 M S T 1 2

M S T

P S T

densitas 1densitas 2densitas 3densitas 4densitas 5densitas 6

5/16/2018 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/55572002849795991699eea16 7/7

 

 

13

BAB VKESIMPULAN

Dari pengamatan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa terdapatbeberapa peubah yang

mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung. Perlakuan jarak tanam dan perlakuan benih tidak 

memberikan pengaruh yang nyata terhadappertambahan komponen tumbuh tanaman jagung (tinggi,

 jumlah daun), namunmemberikan hasil nyata pada komponen biomassanya (bobot tanaman).

Namunketiga komponen tersebut berkorelasi dimana semakin lebar jarak tanam atausemakin kecil

populasi maka persaingan tumbuh antara tanaman dan gulmameningkat

14

DAFTAR PUSTAKA

Ashton, F. M. adnd T. J. Monaco. 1991. Weed Science: Principles and Pratice. 3

rd

Ed. John Wiley and Sons, Inc.: New York. 466 p.Bangun, P.1983. Pengendalian gulma pada tanaman

 jagung. Hal 83-95.

Dalam

Subandi, M. Syam, S. O. Manurung, Yuswandi (ed.). Hasil PenelitianJagung, Sorgum, dan Terigu

1980-1984. Risalah Rapat Teknis PusatPenelitian Tanaman Pangan. Bogor.Goldsworthy, P. R. dan

N.M. Fischer. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik.Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

874 hal.Muhadjir, F. 1988. Karakteristik tanaman jagung. Hal 33-38.Dalam

Subandi, M.Syam dan A. Widjono (

Eds.

). Jagung. Badan Penelitian danPengembangan Pertanian Bogor.Smith, J. R. 1981. Weed of Majpr

Economic Importance in Rice and YieldsLoisses Due to Weed Competition. P 19-36. In Procidings of 

TheConference on Weed Control of Rice. IRRI. Manila. Philippines.Sudjana, A., A. Arifin, dan M.

Sudjadi. 1991. Jagung. Buletin Teknik (3): 1- 27.Suprapto dan J. A. R. Marzuki. 2002. Bertanam

Jagung. Penebar Swadaya:Jakarta. 48 hal.Tjirtosoedirdjo, S., I. H. Utomo dan J Wiroatmojo (Eds.)

1984. PengelolaanGulma di Perkebunan. PT Gramedia: Jakarta. 218 halSukman, Y. Dan Yakup.

1991. Gulma da