5534_RANGKUMAN SKRIPSI_ENDANG NOVITASARI.pdf

21
IMPLIKASI STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN : DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) RANGKUMAN SKRIPSI Oleh : ENDANG NOVITASARI 2007310120 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS S U R A B A Y A 2011

Transcript of 5534_RANGKUMAN SKRIPSI_ENDANG NOVITASARI.pdf

  • IMPLIKASI STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP NILAI

    PERUSAHAAN : DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI

    VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN

    GO PUBLIC DI BURSA EFEK

    INDONESIA (BEI)

    RANGKUMAN SKRIPSI

    Oleh :

    ENDANG NOVITASARI

    2007310120

    SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

    S U R A B A Y A

    2011

  • PENGESAHAN RANGKUMAN SKRIPSI

    N a m a : Endang Novitasari

    Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 26 November 1988

    N.I.M : 2007.310.120

    Jurusan : Akuntansi

    Program Pendidikan : Strata 1

    Konsentrasi : Akuntansi Keuangan

    Judul : Implikasi Struktur Kepemilikan terhadap Nilai

    Perusahaan dengan Kebijakan Dividen sebagai

    Variabel Intervening pada Perusahaan Go Public di

    Bursa Efek Indonesia

    Disetujui dan diterima baik oleh :

    Dosen Pembimbing Co. Dosen Pembimbing

    Tanggal : Tanggal:

    Sasongko Budi Susetyo, M.Si.,CPA.,CPMA.,LIFA Bayu Sarjono,S.E.,AK,M.Ak

    Ketua Jurusan Akuntansi

    Tanggal :

    (Supriyati, SE., M.Si., Ak)

  • RANGKUMAN SKRIPSI

    I. Latar Belakang Masalah

    Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk mengoptimalkan nilai

    perusahaan. Fama (1978) dalam Untung dan Hartini (2006) menjelaskan bahwa

    nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya, dengan demikian bila

    harga saham meningkat maka nilai perusahaan akan meningkat pula. Menurut

    Brigham (1999) dalam Untung dan Hartini (2006) yang menjelaskan ilai

    perusahaan dapat diukur dengan Price Book Value (PBV), karena rasio ini

    mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi

    perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh. Untuk memaksimalkan

    nilai perusahaan diperlukan beberapa penyatuan kepentingan pemegang saham,

    dan manajemen yang merupakan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan

    terhadap tujuan perusahaan. Akan tetapi dalam penyatuan tersebut seringkali

    menimbulkan masalah-masalah (agency problem). Agency problem dapat

    dipengaruhi oleh struktur kepemilikan (kepemilikan manajerial, kepemilikan

    institusional dan kepemilikan publik). Struktur kepemilikan oleh beberapa peneliti

    dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya

    berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu

    maksimalisasi nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya kontrol yang

    mereka miliki.

    Adhi Anjar (2002), menjelaskan bahwa perusahaan go public pasti

    memiliki pemegang saham dari kalangan publik. Perusahaan mau melakukan go

  • public karena membutuhkan dana untuk kegiatan operasi atau pendanaan lainnya.

    Namun, sebagai konsekuensinya perusahaan harus merelakan sebagian

    kepemilikannya kepada publik. Pemegang saham dari kalangan publik ini

    memiliki karakteristik dengan tujuan investasi. Adapun tujuan investasi tersebut

    biasanya hanya berupaya memperoleh capital gain dan dividen. Pada umumnya

    pemegang saham publik juga memiliki kepentingan-kepentingan berupa

    peningkatan nilai perusahaan dan memperoleh imbal hasil berupa dividen.

    Sehingga pada kondisi sebagaimana seharusnya semakin besar tingkat

    kepemilikan oleh publik juga dapat meningkatkan nilai perusahaan, karena fungsi

    kontrol dari pemegang saham publik akan mengawasi agar perusahaan dijalankan

    menurut koridor yang benar.

    Mohd et al. (1998) dalam Wahidahwati (2002), menjelaskan bahwa pihak

    luar atau lebih dikenal sebagai institusional investor merupakan bentuk distribusi

    saham antara pemegang saham dari luar yaitu institusional investor dan

    shareholder dispersion yang dapat mengontrol konflik kepentingan. Karena

    kepemilikan mewakili suatu sumber kekuasaan (source of power) yang dapat

    digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen.

    Adanya kepemilikan oleh investor institusional seperti perusahaan asuransi, bank,

    perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi lain akan mendorong

    peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen.

    Sedangkan kepemilikan manajerial dapat dilihat dari konsentrasi kepemilikan atau

    prosentase saham yang dimiliki oleh komisaris, dewan direksi, dan manajemen

    yang tercantum dalam daftar pemegang saham. Prosentase tersebut dapat

  • diperoleh dari banyaknya jumlah saham yang dimiliki oleh manajerial. Menurut

    Jensen (2003) dalam Faisal (2005), menyatakan bahwa kepemilikan saham

    manajerial dapat membantu penyatuan kepentingan antara pemegang saham

    dengan manajer. Semakin meningkat proporsi kepemilikan saham manajerial

    maka semakin baik kinerja perusahaan. Dengan meningkatkan kepemilikan

    manajerial akan mensejajarkan kedudukan manajer dengan pemegang saham

    sehingga manajemen akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

    Perbedaan kepentingan antara manajer dan pihak institusional dapat

    mempengaruhi kebijakan perusahaan yang menutut manajemen untuk lebih

    efektif dan efisien dalam mengelola perusahaan guna meningkatkan nilai

    perusahaan. Konflik keagenan terjadi karena adanya pemisahaan kepemilikan dan

    pengendalian. Konflik keagenan menyebabkan penurunan nilai perusahaan akan

    mempengaruhi kekayaan dari pemegang saham sehingga pemegang saham akan

    melakukan tindakan pengawasan terhadap perilaku manajemen.

    Meningkatnya nilai perusahaan dapat menarik minat investor untuk

    menanamkan modalnya. Bagi investor yang tertarik untuk berinvestasi tentunya

    tingkat return atau keuntungan yang akan diperoleh dari investasi yang

    ditanamkannya berupa capital gain dan dividen yang merupakan bagian

    keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham. Dalam hal ini manajer

    harus memutuskan apakah laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode

    akan dibagikan seluruhnya atau hanya sebagian yang dibagikan sebagai dividen

    dan sisanya ditahan perusahaan atau biasa disebut laba ditahan (retained earning).

    Pembagian dividen sebagian besar dipengaruhi oleh perilaku investor yang

  • umumnya lebih memilih pembagian dividen yang tinggi sehingga mengakibatkan

    retained earning menjadi rendah. Dalam kondisi informasi yang tidak seimbang

    (asymmetric information), para manajer dapat menggunakan strategi dalam

    kebijakan dividen untuk menangkal isu-isu yang tidak diharapkan oleh

    perusahaan-perusahaan di masa yang akan datang.

    Penelitian Ross dan Easterbook (1977) dalam Taswan (2003),

    mengemukakan bahwa dengan peningkatan dividen akan berpengaruh dalam

    kebijakan pendanaan perusahaan, karena pembayaran dividen akan mengurangi

    arus kas perusahaan sehingga dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya

    perusahaan akan dipaksa untuk mencari alternatif sumber dana yang relevan.

    Dividen yang tinggi akan meningkatkan posisi perusahaan dalam mencari

    tambahan dana dari pasar modal dan pihak perbankan akibat dari tingginya niat

    investor dalam menanamkan investasinya pada perusahaan, karena investor lebih

    suka kepastian tentang return investasinya serta mengantisipasi risiko

    ketidakpastian tentang kebangkrutan perusahaan, sedangkan penetapan dividen

    yang rendah menyebabkan manajer mempunyai harapan investasi dimasa datang

    yang dibiayai dari sumber internal.

    Struktur kepemilikan dapat mempengaruhi kebijakan dividen, apabila

    struktur kepemilikan institusional dan kepemilikan publik lebih besar daripada

    struktur kepemilikan manajerial maka deviden yang dibagikan juga akan semakin

    besar. Apabila struktur kepemilikan manajerial lebih besar daripada struktur

    kepemilikan institusional maka deviden yang dibagikan akan semakin kecil,

    karena manajer memiliki harapan investasi di masa mendatang yang dibiayai dari

  • sumber internal. Selain itu pertimbangan mengenai alokasi yang digunakan dalam

    pembagian dividen dapat mempengaruhi kinerja perusahaan kedepan mengingat

    pembagian dividen yang terlalu besar menyebabkan kesempatan perusahaan untuk

    tumbuh akan berkurang akibat kurang tersedianya dana yang digunakan untuk

    investasi kedepan, sebaliknya pengurangan alokasi dividen yang diberikan

    membuat pasar sebagai pihak penerima informasi merasa perusahaan tersebut

    mengalami penurunan laba sehingga terjadi penurunan dividen, yang kemudian

    terkait dengan nilai perusahaan yang diberikan oleh pasar.

    Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka penulis

    ingin meneliti tentang implikasi struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan

    dengan kebijakan dividen sebagai variabel intervening.

    II. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan

    masalah yang menjadi pokok bahasan penelitian ini adalah :

    1. Apakah struktur kepemilikan institusional, manajerial, dan public

    berpengaruh secara langsung terhadap nilai perusahaan pada pada

    perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

    2. Apakah struktur kepemilikan institusional, manajerial dan public

    berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai

    variabel intervening pada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa

    Efek Indonesia (BEI)?

  • III. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan

    penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

    1. Mengetahui pengaruh struktur kepemilikan institusional, manajerial, dan

    public secara langsung terhadap nilai perusahaan pada pada perusahaan go

    public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    2. Mengetahui pengaruh struktur kepemilikan institusional, manajerial dan

    public terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai

    variabel intervening pada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa

    Efek Indonesia (BEI).

    IV. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini disusun dan dibuat dengan tujuan:

    1. Bagi Penulis

    Untuk lebih mengetahui tingkat pengaruh struktur kepemilikan sebuah

    perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan memasukkan kebijakan dividen

    sebagai variabel interveningnya.

    2. Bagi Perusahaan

    Dengan adanya penelitian ini diharapkan perusahaan memperhatikan aspek-

    aspek kebijakan dividen sebagai salah satu bentuk kebijakan yang sesuai dengan

    proporsi kepemilikan di dalam perusahaan guna meningkatkan nilai perusahaan.

    3. Bagi Masyarakat umumnya

  • Sebagai bagian dalam lingkungan bisnis, masyarakat pada umumnya juga

    sepatutnya mengetahui apakah struktur kepemilikan sebuah perusahaan sangat

    mempengaruhi nilai perusahaan dengan adanya factor kebijakan dividen sebagai

    bagian didalamnya.

    4. Peneliti Selanjutnya

    Diharapkan dapat berguna sebagai bahan referensi dan bahan pembanding

    bagi peneliti selanjutnya terhadap jenis materi yang sama sehingga keterbatasan

    yang ada pada penelitian ini dapat lebih disempurnakan.

    V. Metode Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data

    sekunder, yaitu data yang diperoleh sudah dalam bentuk jadi/data yang sudah

    diolah. Data sekunder terdiri atas: Data sekunder berupa Laporan Keuangan

    Tahunan Perusahaan yang dapat diperoleh dari Indonesian Capital Market

    Directory (ICMD) tahun 2006-2008.

    VI. Hasil Penelitian dan Pembahasan

    Berdasarkan dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji normalitas

    Kolmogorov-Smirnov didapatkan bahwa data yang diuji peneliti tidak signifikan

    yang berarti data tidak terdistribusi normal. Dengan mengetahui data tidak normal

    peneliti melakukan langkah outlier data, tetapi setelah dilakukan outlier data tetap

    tidak normal. Hal ini dikarenakan nilai dari struktur kepemilikan manajerial

    banyak yang bernilai nol sehingga menyebabkan data tidak normal. Karena data

  • tidak dapat dinormalkan dengan cara outlier, maka data dapat dinormalkan dengan

    ditransformasikan menjadi akar kuadrat (SQRTnama variabel) transformasi data

    untuk mendapatkan data yang normal. Dari hasil pengolahan uji normalitas

    Kolmogorov-Smirnov didapatkan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,079

    dengan probabilitas 0.195 yang lebih besar dari signifikansi yang ditentukan yaitu

    0,05. Probabilitas memiliki nilai > 0,05, jadi dapat disimpulkan bahwa data

    residual berdistribusi secara normal. Dengan data yang normal tersebut peneliti

    melanjutkan pengolahan data untuk menguji hasil yang lainnya.

    Berikut ini akan dibahas mengenai hasil dan pembahasan dari uji analisis

    jalur:

    1. Pembahasan implikasi atau pengaruh struktur kepemilikan terhadap nilai

    perusahaan secara langsung

    Hasil pengujian koefisien determinasi hipotesis dua menunjukkan nilai

    R Square yang kecil yaitu 0,073 atau 7,3% sehingga kemampuan variabel

    independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Dengan

    sisa prosentase sebesar 0,927 atau 92,7% dijelaskan oleh sebab-sebab yang

    lainnya di luar model penelitian.

    Dari hasil pengujian menggunakan analisis jalur memperkuat temuan

    yang dilakukan melalui analisis deskriptif dimana variabel kepemilikan

    manajerial memiliki beta negative sebesar (-0,201) dan signifikansi sebesar

    0,016 terhadap nilai perusahaan, peningkatan kepemilikan manajerial akan

    membawa respon kurang baik terhadap pasar, pasar beranggapan bahwa

  • peningkatan proporsi kepemilikan manajerial menyebabkan kinerja

    perusahaan lebih berorientasi pada kepentingan pihak manajer sehingga

    kepentingan diluar pihak tesebut akan diabaikan, hal ini didukung oleh

    penelitian Mohd al. (1998) dalam Wahidahwati (2002), dimana

    kepemilikan mewakili suatu sumber kekuasaan (saurce of power), tingginya

    kepemilikan manajerial mengakibatkan kuatnya pengaruh dan kekuasaan

    mereka dalam menjalankan perusahaan dan tujuan mereka tidak terlepas

    demi kepentingan mereka sendiri. Hasil ini tidak senada dengan penelitian

    Untung dan Hartini (2006), apabila manajer memiliki saham perusahaan

    yang tinggi, maka kekayaan semakin tidak teridentifikasi dengan baik, oleh

    karena itu manajer akan mengharapkan return atas opportunity cost lebih

    besar yaitu dari pembagian dividen yang lebih tinggi.

    Hasil pengujian menggunakan analisis jalur memperkuat temuan yang

    dilakukan melalui analisis deskriptif dimana variabel kepemilikan

    institusional memiliki beta positif sebesar 0,115 dan signifikansi sebesar

    0,317 terhadap nilai perusahaan. Dari nilai tersebut menunjukkan bahwa

    kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

    Temuan ini didukung oleh Untung dan Hartini (2006).

    Hasil pengujian menggunakan analisis jalur memperkuat temuan yang

    dilakukan melalui analisis deskriptif dimana variabel kepemilikan public

    memiliki beta negative sebesar (-0,016) dan signifikansi sebesar 0,888

    terhadap nilai perusahaan. Dari nilai tersebut menunjukkan bahwa

    kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Temuan ini

  • didukung oleh penelitian Short & Keasey (1999); Chen & Ho (2000) dalam

    Adhi Anjar (2002), dimana tingkat kepemilikan saham perusahaan oleh

    public tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Temuan ini

    tidak mendukung temuan Adhi Anjar (2002), dimana kepemilikan saham

    public berpengaruh negative signifikan dengan nilai perusahaan.

    Kebijakan dividen dalam penelitian ini menggunakan indikator

    Dividen Payout Ratio (DPR). Hasil pengujian menggunakan analisis jalur

    memperkuat temuan yang dilakukan melalui analisis deskriptif dimana

    variabel kebijakan dividen memiliki beta positif sebesar 0,049 dan memiliki

    signifikansi sebesar 0,525 terhadap nilai perisahaan. Dari nilai tersebut

    menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh atau tidak

    signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini tidak mendukung

    hipotesis kebijakan dividen relevan yang menyatakan bahwa dividen yang

    tinggi dapat meningkatkan nilai perusahaan, dan hasil ini tidak sejalan

    dengan Gordon (1962) dalam Brigham dan Hauston, (1999:66) tentang bird

    in the hand theory, bahwa pemegang saham lebih menyukai dividen yang

    tinggi karena memiliki kepastian yang tinggi dibandingkan capital gain.

    Hasil penelitian ini sejalan dengan teori kebijakan dividen yang

    dikemukakan oleh Modigliani dan Miller dalam Brigham dan Houston,

    (1999:66) yang berpendapat bahwa kebijakan dividen adalah tidak relevan

    yang berarti bahwa tidak ada kebijakan dividen yang optimal, karena

    kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan maupun biaya

  • modal. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Untung dan Hartini

    (2006).

    2. Pembahasan implikasi atau pengaruh struktur kepemilikan terhadap nilai

    perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel intervening.

    Hasil pengujian koefisien determinasi hipotesis satu menunjukkan nilai

    R Square yang kecil yaitu 0,046 atau 4,6% sehingga kemampuan variabel

    independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Dengan

    sisa prosentase sebesar 0,954 atau 95,4% dijelaskan oleh sebab-sebab yang

    lainnya di luar model penelitian.

    Hasil pengujian menggunakan analisis jalur memperkuat temuan yang

    dilakukan melalui analisis deskriptif dimana variabel kepemilikan

    institusional memiliki beta negative sebesar (-0,007) dan memiliki nilai

    signifikansi sebesar 0,953 terhadap kebijakan dividen. Dari nilai tersebut

    menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh atau tidak

    signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini sesuai dengan

    penelitian Tandelilin dan Wilberforce (2002) dalam Fitri dan Mamduh

    (2003), yang beragumentasi bahwa kepemilikan institusional lebih

    mementingkan adanya stabilitas pendapatan (return) melalui pembagian

    dividen. Temuan ini juga senada dengan temuan Untung dan Hartini (2006),

    dimana kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kebijakan

    dividen.

  • Hasil pengujian menggunakan analisis jalur memperkuat temuan yang

    dilakukan melalui analisis deskriptif dimana variabel kepemilikan

    manajerial memiliki beta positif sebesar 0,127 dan memiliki signifikansi

    sebesar 0,127 terhadap kebijakan dividen. Dari nilai tersebut menunjukkan

    bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh atau tidak signifikan

    terhadap kebijakan dividen. Temuan ini jelas tidak konsisten dengan hasil

    penelitian Taswan (2003) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial

    berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

    Hasil pengujian menggunakan analisis jalur memperkuat temuan yang

    dilakukan melalui analisis deskriptif dimana variabel kepemilikan public

    memiliki beta negative sebesar (-0,188) dan signifikansi sebesar 0,089

    terhadap kebijakan dividen. Dari nilai tersebut menunjukkan bahwa

    kepemilikan public berpengaruh negative terhadap kebijakan dividen.

    Semakin tinggi kepemilikan public maka kebijakan dividen yang dibagikan

    akan semakin kecil.

    Variabel kebijakan dividen bukan merupakan variabel intervening atas

    pengaruh struktur kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan.

    Walaupun pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan dividen

    dikalikan pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan lebih besar

    dibandingkan pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan.

    Tetapi nilai variabel kebijakan dividen terhadap variabel nilai perusahaan

    tidak signifikan atau tidak berpengaruh maka variabel kebijakan dividen

    tidak dapat dikatakan sebagai variabel intervening.

  • Variabel kebijakan dividen bukan merupakan variabel intervening atas

    pengaruh struktur kepemilikan public terhadap nilai perusahaan, karena

    pengaruh kepemilikan public terhadap kebijakan dividen dikalikan pengaruh

    kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan lebih kecil dibandingkan

    pengaruh kepemilikan public terhadap nilai perusahaan. Selain itu juga

    dikarenakan variabel kepemilikan public terhadap nilai perusahaan tidak

    memiliki pengaruh atau tidak signifikan.

    Variabel kebijakan dividen bukan merupakan variabel intervening atas

    pengaruh struktur kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan,

    karena pengaruh kepemilikan institusional terhadap kebijakan dividen

    dikalikan pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan lebih kecil

    dibandingkan pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan.

    Selain itu dikarenakan variabel kepemilikan institusional terhadap kebijakan

    dividen dan variabel kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan tidak

    memiliki pengaruh atau tidak signifikan.

    VII. Kesimpulan

    Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan

    yang terdiri dari kepemilikan institusional, manajerial dan public terhadap nilai

    perusahaan secara langsung maupun tidak langsung dengan kebijkan dividen

    sebagai variable intervening pada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa

    Efek Indonesia (BEI). Peneliti menggunakan data sekunder yang diperoleh dari

    Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Sampel penelitian diambil secara

  • purposive sampling. Jumlah sampel dalam yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah 166 perusahaan, yang terdiri dari 24 jenis industri.

    Pengujian dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik yang terdiri

    dari uji normalitas data, uji autokorelasi, uji multikolinearitas dan uji

    heteroskedastisitas. Pengujian hipotesis terdiri dari dua hipotesis yaitu H1 dan H2,

    dengan signifikansi tetapan 0,05 atau 0,1 dengan derajat kepercayaan 95% atau

    90%. Melihat dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah diungkapkan

    sebelumnya pada bab IV, maka yang dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini,

    antara lain:

    1. Kepemilikan public berpengaruh negative signifikan terhadap kebijakan

    dividen. Sedangkan pada kepemilikan institusional dan kepemilikan

    manajerial tidak ada pengaruhnya bagi kebijakan dividen. Penelitian ini

    didukung oleh penelitian Adhi Anjar (2002).

    2. Kepemilikan manajerial berpengaruh negative dan signifikan terhadap

    nilai perusahaan. Penelitian ini didukung oleh Mohd al. (1998) dalam

    Wahidahwati (2002), tetapi hasil penelitian ini tidak senada dengan

    penelitian Untung dan hartini (2006).

    3. Kepemilikan institusional tidak ada pengaruhnya terhadap nilai

    perusahaan. Penelitian ini didukung oleh Untung dan Hartini (2006).

    4. Kepemilikan public tidak ada pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.

    Penelitian ini didukung oleh Short & Keasey (1999); Chen & Ho (2000)

    dalam Adhi Anjar (2002).

  • 5. Kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil

    penelitian ini didukung oleh penelitian Untung dan Hartini (2006).

    6. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

    Temuan ini senada dengan temuan Tandelilin dan Wilberforce (2002)

    dalam Fitri dan Mamduh (2003). Temuan ini juga senada dengan temuan

    Untung dan Hartini (2006).

    7. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

    Temuan ini tidak senada dengan Taswan (2003).

    VIII. Saran

    Berdasarkan pada hasil penelitian, analisis dan pembahasan, kesimpulan

    yang diambil dan keterbatasan penelitian, maka dapat diajukan saran penelitian

    untuk penelitian mendatang, antara lain:

    1. Peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan periode amatan lebih dari

    tiga tahun.

    2. Peneliti selanjutnya sebaiknya menambah rasio kebijakan dividen, sebagai

    variabel intervening.

    3. Peneliti selanjutnya sebaiknya menambah rasio nilai perusahaan, sebagai

    variabel dependen.

    4. Peneliti selanjutnya sebaiknya mengganti variabel struktur kepemilikan

    dan variabel kebijakan dividen dengan variabel lain yang mungkin lebih

    dapat memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap nilai perusahaan.

  • 5. Peneliti selanjutnya juga sebaiknya menambahkan variabel independen

    lain selain struktur kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan

    kepemilikan publik.

  • DAFTAR RUJUKAN

    Adhi Anjar Wicaksono. 2002. Pengaruh Struktur Kepemilikan manajerial dan Public, Ukuran Perusahaan, Ebit/Sales dan Total Hutang/Total Aset

    Terhadap Nilai Perusahaan yang Telah Go Public dan Tercatat Di Bursa

    Efek Jakarta. Tesis, Universitas Diponegoro Semarang

    Afza, Tallat, dan Mirza, Hammad H. 2010. Ownership Structure and Cash Flows As Determinants of Corporate Dividend Policy in Pakistan. International Business research.Vol 3, No 3, July 2010.

    Agus Harjito dan Nurfauziah. 2006. Hubungan Kebijakan Hutang, Insider Ownership dan Kebijakan Dividen Dalam Mekanisme Pengawasan

    Masalah Agensi Di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol 10, No 2, 161-182.

    Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi keempat,

    BPFE Jakarta, Yogyakarta.

    Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F. 1999. Manajemen Keuangan Edisi

    Delapan. Erlangga. Jakarta.

    Brigham, Eugene F dan Weston, J. Fried. 1999. Dasar-dasar Manajemen

    Keuangan Edisi Sembilan. Erlangga. Jakarta.

    Diyah Pujiati dan Erman Widanar. 2009. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap

    Nilai Perusahaan dengan Keputusan Keuangan sebagai Variabel

    Intervening. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi Ventura. April. Vol.12

    No. 1.

    Erni Masdupi. 2005. Analisis Dampak Struktur Kepemilikan Pada Kebijakan Hutang dalam Mengontrol Konflik Keagenan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 20, No 1, 57-69.

  • Faizal. 2004. Analisis Agency Costs, Struktur Kepemilikan Dan Mekanisme Corporate Governance. Simposium Nasional Akuntansi VII Denpasar-Bali, 2-3 Desember 2004.

    Fitri Ismiyanti dan Mamduh M. Hanafi. 2004. Struktur Kepemilikan, Risiko, dan Kebijakan Keuangan: Analisis Persamaan Simultan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 19, No 2, 176-196.

    Imanda Firmantyas dan Mohammad Nasir. 2006. Analisis Persamaan Simultan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan

    Hutang dan Kebijakan Dividen Dalam Perspektif Teori Keagenan. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang, 23-26 Agustus 2006.

    Imam Ghozali. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS Edisi 4.

    Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

    Keown, Arthur J., et al. 2000. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Salemba

    Empat. Jakarta.

    Nurfauziah, Agus Harjito, dan Hertya Dwi Ameliawati. 2007. Hubungan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusi dan Kebijakan Hutang

    Dalam Prespektif Masalah Agensi Di Indonesia. Ventura, Vol 10, No 1, 47-62.

    Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk

    Akuntansi dan Manajemen, Edisi pertama, BPEE, Yogyakarta.

    Nurmala Ahmar. 2007. Metodologi Penelitian. Makalah disampaikan pada saat

    kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya. Surabaya.

    Taswan. 2003. Analisis Pengaruh Insider Ownership, Kebijakan Hutang dan Dividen terhadap nilai Perusahaan Serta Faktor-faktor yang

    Mempengaruhinya. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol 10, No 2, 162-181.

  • Untung Wahyudi dan Hartini Prasetyaning. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keungan

    Sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang, 23-26 Agustus 2006.

    Wahidahwati. 2002. Kepemilikan Manajerial dan Agency Conflicts: Analisis Persamaan Simultan Non Linier dari Kepemilikan Manajerial, Penerimaan

    Resiko (Risk Taking), Kebijakan Utang dan Kebijakan Dividen. Simposium Nasional Akuntansi V Semarang, 601-615.

    Walsh, Ciaran. 2004. Key Management Ratios Edisi pertama. Erlangga. Jakarta.