550-604-1-PB_3
-
Upload
rindang-tri-ayu -
Category
Documents
-
view
15 -
download
4
description
Transcript of 550-604-1-PB_3
Laporan Kasus
Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 11, Nopember 2007
Giant Cell Tumor Jaringan Lunak
Kamal AF, Aminata IW, Errol Untung Hutagalung
Departemen Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Abstrak: Giant Cell Tumor (GCT) jaringan lunak merupakan tumor primer jaringan lunak yang
sangat jarang, dikemukakan pertama kali oleh Salm dan Sisson tahun 1972 dengan gambaran
klinis dan histologis serupa dengan Giant cell tumor (GCT) tulang. Pada umumnya timbul pada
jaringan lunak superfisial pada ekstremitas dan bersifat jinak. Kami laporkan satu kasus GCT
jaringan lunak pada region gluteal seorang perempuan 15 tahun yang pada awalnya didiagnosis
sebagai osteosarkoma.
Kata Kunci: Giant Cell Tumor, jaringan lunak, osteosarkoma
Giant Cell Tumor of Soft Tissue
Kamal AF, Aminata IW, Errol Untung Hutagalung
Orthopaedic Departement University of Indonesia, School of Medicine
Abstract: Giant cell tumor of soft tissue (GCT-ST) is a rare primary soft tissue neoplasm first
described in 1972 by Salm and Sisson with clinical and histological similarities to giant cell tumor
of bone. Most cases arise from superficial soft tissue of extremities and associated with benign
clinical course. In this report we describe a case of primary giant cell tumor of soft tissue in gluleal
region of a 15-year old girl which was thought to be an osteosarcoma.
Key Words: Giant cell tumor, soft tissue, osteosarcoma.
404
Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 11, Nopember 2007
Giant Cell tumor (GCT) jaringan lunak merupakan
neoplasma primer jaringan lunak yang sangat jarang. Dalam
klasifikasi tumor jaringan lunak dan tulang yang diajukan
oleh World Health Organization tahun 2002, GCT jaringan
lunak saat ini diklasifikasikan dalam kelompok tersendiri.1
Walaupun demikian tidak dikemukakan berapa insidens GCT
jaringan lunak, dan kepustakaan yang ada hanya melaporkan
beberapa laporan kasus dan seri kasus saja. Secara klinis
maupun histologis, GCT jaringan lunak sangat serupa dengan
GCT pada tulang.1,2
GCT jaringan lunak pada umumnya timbul pada dekade
ke 5, namun dapat timbul pada pasien mulai dari usia 5 sampai
89 tahun. Tidak terdapat perbedaan frekuensi antara pria
dan wanita, serta tidak terdapat tendensi untuk timbul pada
ras tertentu. Tumor ini terdapat pada jaringan lunak super-
fisial pada ekstremitas (70%), batang tubuh (20%), dan kepala
leher (7%).1
Secara mikroskopik, ditemukan sel-sel yang tersusun
multinodular, dibatasi oleh septa-septa jaringan ikat fibrosa.
Nodul-nodul tersusun oleh sel-sel berinti tunggal (mono-
nuclear) berbentuk bulat sampai oval, dan sel berinti banyak
(multinuclear)/ osteoclast-like giant cell, yang tersebar
pada stroma yang vascular. Inti sel pada sel berinti banyak
serupa dengan inti sel berinti tunggal.1,3 Pengambilan contoh
jaringan dengan biopsi jarum halus untuk mendiagnosis
GCT jaringan lunak pernah dilaporkan oleh Matthew et al.4.
Berikut ini akan dilaporkan kasus GCT jaringan lunak pertama
di RS Cipto Mangunkusumo sejak tahun 1995.
Laporan Kasus
Seorang wanita 15 tahun datang dengan riwayat
benjolan pada bokong kiri sejak 1 tahun yang lalu. Benjolan
menyerupai papiloma, tidak nyeri, padat, berdiameter 3 cm
dan bertangkai. Telah dilakukan biopsi eksisi di rumah sakit
swasta dan didiagnosis sebagai osteosarkoma dengan di-
agnosis banding malignant fibrous hystiositoma dengan
batas sayatan tidak bebas tumor. Tiga minggu setelah operasi,
dilakukan pemeriksaan MRI kemudian pasien dirujuk ke RS
Cipto Mangunkusumo.
Pada pemeriksaan regio gluteus sinitra ditemukan parut
bekas operasi sepanjang 3 cm, kemerahan, teraba massa
padat, nyeri tekan dengan batas yang tidak tegas.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan lekosit dan laju
endap darah dalam batas normal dengan kadar fosfatase al-
kali 62 µ/mL dan Lactate dehidrogenase ( LDH) 234 µ/mL.
Pencitraan
Foto polos pelvis AP tidak menunjukkan adanya
keterlibatan tulang pada dasar tumor (Gambar 1).
Pada MRI pelvis, tampak peningkatan intensitas sinyal
pada lesi kutan dan subkutan di gluteus kiri dengan batas
yang tidak tegas berukuran 19 mm x 28 mm x 26 mm, yang
mengarah pada sisa tumor ganas jaringan lunak. Tidak
terdapat gambaran invasi tumor ke otot-otot di bawahnya
Giant Cell Tumor Jaringan Lunak
Gambar 1. Foto polos pelvis AP Menunjukkan tidak ada
Keterlibatan Tulang
(a)
(b)
405
Giant Cell Tumor Jaringan Lunak
Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 11, Nopember 2007
Gambar. 2 a-d. MRI Pelvis Menunjukkan Tumor pada Kutis
dan Subkutis Gluteus Sinistra dan Belum
Menginfiltrasi Otot di Bawahnya.
Patologi Anatomik
Pada pemeriksaan histopatologi dengan pulasan HE
ditemukan sel-sel neoplastik bulat dengan inti vesikuler yang
menyerupai osteoclast like giant cells. Dapat pula ditemukan
mitosis.
Gambar 3. Gambaran Histopatologis dengan Pulasan HE,
Tampak Sel Bulat yang Menyerupai osteoclast-like
giant cell.
c
d
Melalui forum Clinico-Pathological Conference (CPC),
dilakukan pembacaan ulang blok parafin ditegakkan diagno-
sis Giant Cell Tumor (GCT) jaringan lunak.
Selanjutnya dilakukan re-eksisi luas dan potong beku
untuk menentukan batas sayatan dan didapatkan batas
sayatan bebas tumor (gambar 4a-b). Sediaan dikirim ke bagian
Patologi Anatomik dan dilakukan pemeriksaan blok parafin
dengan pewarnaan Hematoxylin–Eosin didapatkan
gambaran yang sama dengan hasil blok parafin sebelumnya
dengan tepi sayatan bebas tumor (gambar 4c).
Gambar 4 a-b. Jaringan Sisa Tumor Setelah Dilakukan Eksisi
Luas dan Dikonfirmasi Tepi Sayatan Bebas Tu-
mor dengan Potong Beku.
a
b
Diskusi
GCT jaringan lunak merupakan neoplasma dengan
potensi keganasan rendah. GCT jaringan lunak pertama kali
dipublikasikan oleh Salm dan Sissons tahun 1972. Sampai
tahun 2001, hanya 78 kasus GCT jaringan lunak yang pernah
dipublikasikan.3
Lama keluhan pada umumnya satu tahun, walaupun pada
satu kasus pernah ditemukan keluhan selama 15 tahun. Serupa
dengan kasus ini, seluruh kasus GCT jaringan lunak yang
406
Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 11, Nopember 2007
Giant Cell Tumor Jaringan Lunak
Gambar 4c. Histopatologi dari Blok Paraffin dengan Pewar-
naan HE Menunjukkan Gambaran yang Serupa
dengan Hasil PA Sebelumnya dan Tepi Sayatan
Bebas Tumor
dipublikasikan, foto polos tulang maupun CT scan tidak
menunjukkan adanya keterlibatan tulang.3 Letak tumor pada
pasien ini terletak di daerah gluteal, sedangkan dalam
kepusatakaan lokasi terbanyak adalah pada ekstremitas atas
dan bawah (70%).1
Pada pasien ini ditegakkan diagnosis Giant cell tumor
(GCT) jaringan lunak berdasarkan gejala klinik berupa
benjolan pada daerah gluteal yang terletak superfisial
(subkutan), tumbuh lambat, tak terdapat keterlibatan tulang,
dan dari pemeriksaan histopatologis ditemukan struktur
multinodular, dengan sel-sel bulat mononuclear dan sel bulat
berupa osteoclast-like giant cell. Walaupun terdapat mito-
sis namun tidak ditemukan sel-sel yang atipik ataupun
pleomorfik. Untuk mempertajam diagnosis, sebenarnya dapat
dilakukan pemeriksaan imunophenotype. Pada GCT, jaringan
lunak akan positif dengan pewarnaan imunohistokimia
vimentin, CD68 dan smooth muscle actine (SMA). CD 68
akan mewarnai sel raksasa berinti banyak.1
Diagnosis banding untuk GCT jaringan lunak adalah
GCT sarung tendon dan high malignant giant cell rich sar-
coma.2,3,5 Pada GCT jaringan lunak, tidak atau sedikit
ditemukan atipia yang jelas dan polimorfisme walaupun
ditemukan mitosis dan invasi vaskuler dengan jumlah mito-
sis rata-rata 2-3/10 High Power Field (HPF) sampai 9,5/10
HPF. Sedangkan pada tumor ganas ditemukan mitosis rata-
c
rata 25/10 HPF dan ditemukan polimorfisme inti yang jelas.2,5,6
Terapi yang disarankan untuk GCT jaringan lunak adalah
dengan melakukan eksisi luas sampai tepi sayatan bebas tu-
mor. Rekurensi lokal pada GCT jaringan lunak sekitar 12%
dan kemungkinan metastasis sangat kecil.1-6 Rekurensi pada
umumnya ditemukan pada kasus tepi sayatan tidak bebas
tumor.2,3,6 Oleh karena pada pasien ini telah dilakukan eksisi
dengan tepi sayatan bebas tumor maka diharapkan rekurensi
ataupun kemungkinan metastasis pada pasien ini dapat
dihindari. Hanya ada satu laporan kasus kematian akibat GCT
jaringan lunak yang bermetastasis ke paru.7 Walaupun
demikian dianjurkan untuk melakukan follow-up berkala
untuk mendeteksi rekurensi secara dini.
Kesimpulan
GCT jaringan lunak merupakan tumor primer jaringan
lunak yang serupa dengan GCT pada tulang, dan harus
dibedakan dengan giant cell sarcoma atau malignant GCT
yang lebih agresif. Diagnosis GCT jaringan lunak hanya dapat
ditegakkan melalui pemeriksaan histopatologi dan dipertajam
dengan pemeriksaan imunohistokimia.
Daftar Pustaka
1. Fletcher CDM, Unni KK, Mertens F. Pathology and genetics of
tumors of soft tissue and bone. In: Kleihues P, Sobin LH, editors.
World Health Organization: classification of tumors. Lyon: IARC
Press; 2002.p.118-9.
2. Icihikawa K, Tanino R. Soft tissue giant cell tumor of low malig-
nant potential. Tokai J Exp Clin Med 2004;29(3):91-5.
3. Rodriguez-Peralto JL, Lopez-Barea F, Fernandez-Delgado J. Pri-
mary giant cell tumor of soft tissues similar to bone giant cell
tumor: A case report and literature review. Pathol Int 2001;
51(1):60-3.
4. Beal M, Mayerson J, Wakely PE. Fine-needle aspiration cytol-
ogy of giant cell tumor of soft tissue (soft tissue giant cell tumor
of low malignant potential). Ann Diagn Pathol 2003;7(6):365-
9.
5. Chand CK, Bhardwaj RK, Rappai MTJ. Study of 7 cases of giant
cell tumor of soft tissue. MJAFI 2006;62:138-40.
6. Ardakani AS, Mohammadizadeh F. Giant cell tumor of soft tissue
in groin region, clinically diagnosed as inguinal lymphadenopa-
thy. J of Res in Med Sci 2006;11(6):418-22.
7. Oliveira AM, Dei Tos AP, Fletcher CDN, Nascimento AG. Pri-
mary giant cell tumor of soft tissues: a study of 22 cases. Am J
Surg Pathol. 2000;24(2):248-56.
MS
407