5.1 Analisis Blok

48
5.1 Verifikasi Model Executive Gambar 4.x Executive Blok ini berfungsi menentukan persiapan simulasi secara keseluruhan dengan mengatur terminasi simulasi. Blok ini harus dikeluarkan dahulu sebelum model dibuat, sebab blok ini ialah bagian terpentung dari model simulasi kejadian diskrit dan diletakkan pada sisi kiri model. Generator Gambar 4.x Generator Generator berfungsi untuk menghasilkan data kedatangan dengan distribusi yang telah ditentukan pada skenario- skenario tertentu. Pada Bank Harapan Sejahtera (BHS) Cabang Semarang, distribusi yang digunakan adalah distribusi eksponensial. Timer M D sensor Gambar 4.x Timer Blok Timer digunakan untuk mencatat waktu yang terjadi di dalam sebuah sistem yang bekerja. Queue, FIFO

description

blok blok yang ada di extend

Transcript of 5.1 Analisis Blok

Page 1: 5.1 Analisis Blok

5.1 Verifikasi Model

Executive

Gambar 4.x ExecutiveBlok ini berfungsi menentukan persiapan simulasi secara keseluruhan dengan

mengatur terminasi simulasi. Blok ini harus dikeluarkan dahulu sebelum model

dibuat, sebab blok ini ialah bagian terpentung dari model simulasi kejadian

diskrit dan diletakkan pada sisi kiri model.

Generator

Gambar 4.x GeneratorGenerator berfungsi untuk menghasilkan data kedatangan dengan distribusi

yang telah ditentukan pada skenario-skenario tertentu. Pada Bank Harapan

Sejahtera (BHS) Cabang Semarang, distribusi yang digunakan adalah distribusi

eksponensial.

Timer

MD

sensorGambar 4.x Timer

Blok Timer digunakan untuk mencatat waktu yang terjadi di dalam sebuah

sistem yang bekerja.

Queue, FIFO

Gambar 4.x FIFO

Page 2: 5.1 Analisis Blok

Blok ini berfungsi untuk menampung antrian dan melakukan pencatatan panjang

antrian dan waktu tunggu entitas yang memasuki antrian dengan mengikuti

aturan First In First Out.

Activity Delay

Gambar 4.x Activity Delay

Activity delay berfungsi sebagai suatu server yang melakukan aktivitas

pelayanan untuk melihat hasil utilisasi dari server tersebut. Pada RS Delima, ada

beberapa proses pelayanan, seperti pada teller, customer service dan fronliner.

Set atribute

Gambar 4.x Set Atribute

Set attribute berfungsi untuk membuat atribut bagi suatu entitas. Pada RS

Delima, ada 3entitas yang berjalan di sistem, yaitu pelayan A, B dan C.

Get Atribut

Gambar 4.x Get AtributeGet Atribut digunakan memanggil atribut yang telah diciptakan. Get attribute

berfungsi untuk mengambil atribut yang telah dibuat oleh blok set attribute.

Atribut ini nantinya akan diberikan pada entitas-entitas tertentu

Input Random Number

Gambar 4.x Input Random Number

Page 3: 5.1 Analisis Blok

Input random number digunakan sebagai input yang menyatakan durasi

lamanya suatu kegiatan secara acak sesuai peluang-peluang yang ada. Data

random yang dimasukkan biasanya berupa empirical table dengan berbagai

peluang yang ada terhadap beberapa pilihan.

Select DE Input (5)

Gambar 4.x Select DE Input (5)Blok ini digunakan untuk menyatakan pilihan beberapa tujuan dari sebuah

atribut yang sudah di set.

Combine (5)

Gambar 4.x Combine (5)Blok ini dipergunakan untuk menggabungkan lebih dari 2 atau beberapa entitas

dari dua sumber yang berbeda menjadi sebuah aliran.

Combine

Gambar 4.x Combine Blok ini dipergunakan untuk menggabungkan dua entitas dari dua sumber yang

berbeda menjadi sebuah aliran.

Exit (4)

Gambar 4.x Exit (4)

Exit digunakan untuk menyatakan tempat berakhirnya tujuan.

Page 4: 5.1 Analisis Blok

5.2 Validasi Model

5.2.1 Uji T

1. Rataan Waktu Tunggu Antrian

a. Fasilitas A

1. H0: μ1=μ2

2. H1: μ1 ≠ μ2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2

Mean 3.5E+08 508.6226667Variance 8.67E+16 100460.8474Observations 30 30Pearson Correlation -0.34442Hypothesized Mean Difference 0df 29t Stat 6.51533P(T<=t) one-tail 1.96E-07

t Critical one-tail1.69912

7P(T<=t) two-tail 3.91E-07t Critical two-tail 2.04523

5. Daerah kritis:

t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail

t Stat > 2,04523 dan t Stat < -2,04523

6. Keputusan: Tolak H0 karena 6,51533 > 2,04523 dan 6,51533 > -

2,04523

7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang

sama

b. Fasilitas B

1. H0: μ1=μ2

2. H1: μ1 ≠ μ2

Page 5: 5.1 Analisis Blok

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2Mean 3657508982 3596.250667Variance 3.12048E+18 1298369.863Observations 30 30Pearson Correlation -0.02237746Hypothesized Mean Difference 0df 29t Stat 11.34056614P(T<=t) one-tail 1.76557E-12t Critical one-tail 1.699127027P(T<=t) two-tail 3.53113E-12t Critical two-tail 2.045229642

5. Daerah kritis:

t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail

t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523

6. Keputusan: tolak H0 karena 11,34056614 > 2,04523 dan

11,34056614 > -2,04523

7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang

sama

c. Fasilitas C

1. H0: μ1=μ2

2. H1: μ1 ≠ μ2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2Mean 2752127893 230.9246667Variance 2.39021E+18 11573.23694Observations 30 30Pearson Correlation 0.254891527

Page 6: 5.1 Analisis Blok

Hypothesized Mean Difference 0df 29t Stat 9.750142336P(T<=t) one-tail 5.84042E-11t Critical one-tail 1.699127027P(T<=t) two-tail 1.16808E-10t Critical two-tail 2.045229642

5. Daerah kritis:

t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail

t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523

6. Keputusan: tolak H0 karena 9,750142336 > 2,04523 dan

9,750142336 > -2,04523

7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang

sama

2. Rataan Waktu Pelayanan Server

a. Teller 1

1. H0: μ1=μ2

2. H1: μ1 ≠ μ2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2Mean 277535920.4 268.7743333Variance 8.40522E+14 859.7292116Observations 30 30Pearson Correlation -0.044242094Hypothesized Mean Difference 0df 29t Stat 52.43301515P(T<=t) one-tail 1.37484E-30t Critical one-tail 1.699127027P(T<=t) two-tail 2.74967E-30t Critical two-tail 2.045229642

5. Daerah kritis:

t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail

Page 7: 5.1 Analisis Blok

t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523

6. Keputusan: tolak H0 karena 52,43301515 > 2,04523 dan

52,43301515 > -2,04523

7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang

sama

b. Teller 2

1. H0: μ1=μ2

2. H1: μ1 ≠ μ2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2Mean 281500359.3 263.793Variance 4.35969E+14 629.2847666Observations 30 30Pearson Correlation -0.292637858Hypothesized Mean Difference 0df 29t Stat 73.84335265P(T<=t) one-tail 7.20084E-35t Critical one-tail 1.699127027P(T<=t) two-tail 1.44017E-34t Critical two-tail 2.045229642

5. Daerah kritis:

t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail

t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523

6. Keputusan: tolak H0 karena 73,84335265 > 2,04523 dan

73,84335265 > -2,04523

7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki memiliki

rataan yang sama

c. Teller 3

1. H0: μ1=μ2

Page 8: 5.1 Analisis Blok

2. H1: μ1 ≠ μ2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2Mean 257910424.9 270.185Variance 4.66762E+15 563.3091569Observations 30 30Pearson Correlation 0.186522324Hypothesized Mean Difference 0df 29t Stat 20.67670653P(T<=t) one-tail 3.325E-19t Critical one-tail 1.699127027P(T<=t) two-tail 6.65001E-19t Critical two-tail 2.045229642

5. Daerah kritis:

t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail

t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523

6. Keputusan: tolak H0 karena 20,67670653 > 2,04523 dan

20,67670653 > -2,04523

7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang

sama

d. Teller 4

1. H0: μ1=μ2

2. H1: μ1 ≠ μ2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2Mean 265325982.6 275.14Variance 3.04702E+15 557.0241586

Page 9: 5.1 Analisis Blok

Observations 30 30Pearson Correlation 0.189268655Hypothesized Mean Difference 0df 29t Stat 26.32704564P(T<=t) one-tail 4.2587E-22t Critical one-tail 1.699127027P(T<=t) two-tail 8.51741E-22t Critical two-tail 2.045229642

5. Daerah kritis:

t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail

t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523

6. Keputusan: tolak H0 karena 26,32704564 > 2,04523

dan26,32704564 > -2,04523

7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang

sama

e. Teller 5

1. H0: μ1=μ2

2. H1: μ1 ≠ μ2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2Mean 243937257.7 268.0386667Variance 8.90376E+15 718.2978671Observations 30 30Pearson Correlation -0.245276675Hypothesized Mean Difference 0df 29t Stat 14.15961412P(T<=t) one-tail 7.3598E-15t Critical one-tail 1.699127027P(T<=t) two-tail 1.47196E-14t Critical two-tail 2.045229642

Page 10: 5.1 Analisis Blok

5. Daerah kritis:

t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail

t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523

6. Keputusan: tolak H0 karena 14,15961412 > 2,04523 dan

14,15961412 > -2,04523

7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang

sama

f. Frontliner 1

1. H0: μ1=μ2

2. H1: μ1 ≠ μ2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2Mean 8336816696 895.887667Variance 4.18427E+18 1067.35815Observations 30 30Pearson Correlation -0.1464226Hypothesized Mean Difference 0df 29t Stat 22.32290697P(T<=t) one-tail 4.09475E-20t Critical one-tail 1.699127027P(T<=t) two-tail 8.1895E-20t Critical two-tail 2.045229642

5. Daerah kritis:

t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail

t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523

6. Keputusan: tolak H0 karena 22,32290697 > 2,04523 dan

22,32290697 > -2,04523

7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang

sama

Page 11: 5.1 Analisis Blok

g. Frontliner 2

1. H0: μ1=μ2

2. H1: μ1 ≠ μ2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

FL 2t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2Mean 7906494734 905.889Variance 8.29738E+18 850.363575Observations 30 30Pearson Correlation -0.185131053Hypothesized Mean Difference 0df 29t Stat 15.03398813P(T<=t) one-tail 1.58426E-15t Critical one-tail 1.699127027P(T<=t) two-tail 3.16851E-15t Critical two-tail 2.045229642

5. Daerah kritis:

t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail

t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523

6. Keputusan: tolak H0 karena 15,03398813 > 2,04523 dan

15,03398813 > -2,04523

7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang

sama

h. Cust Service

1. H0: μ1=μ2

2. H1: μ1 ≠ μ2

3. α: 0,05

Page 12: 5.1 Analisis Blok

4. Perhitungan:

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2Mean 4325612228 511.03Variance 3.16622E+18 361.762676Observations 30 30Pearson Correlation 0.053227489Hypothesized Mean Difference 0df 29t Stat 13.3149005P(T<=t) one-tail 3.47971E-14t Critical one-tail 1.699127027P(T<=t) two-tail 6.95942E-14t Critical two-tail 2.045229642

5. Daerah kritis:

t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail

t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523

6. Keputusan: tolak H0 karena 13,3149005 > 2,04523 dan

13,3149005 > -2,04523

7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang

sama

3. Utilitas Server

a. Teller 1

1. H0: μ1=μ2

2. H1: μ1 ≠ μ2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2Mean 0.983191 0.903Variance 0.000257581 0.003414828Observations 30 30Pearson Correlation 0.057143945Hypothesized Mean Difference 0

Page 13: 5.1 Analisis Blok

df 29t Stat 7.356021229P(T<=t) one-tail 2.09723E-08t Critical one-tail 1.699127027P(T<=t) two-tail 4.19446E-08t Critical two-tail 2.045229642

5. Daerah kritis:

t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail

t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523

6. Keputusan: Tolak H0 karena 7,356021229 > 2,04523 dan

7,356021229 > -2,04523

7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang

sama

b. Teller 2

1. H0: μ1=μ2

2. H1: μ1 ≠ μ2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2Mean 0.978538 0.940666667Variance 0.000316259 0.001275402Observations 30 30Pearson Correlation 0.092509367Hypothesized Mean Difference 0df 29t Stat 5.402560287P(T<=t) one-tail 4.14478E-06t Critical one-tail 1.699127027P(T<=t) two-tail 8.28955E-06t Critical two-tail 2.045229642

5. Daerah kritis:

t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail

t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523

Page 14: 5.1 Analisis Blok

6. Keputusan: Tolak H0 karena 5,402560287 > 2,04523 dan

5,402560287 > -2,04523

7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang

sama

c. Teller 3

1. H0: μ1=μ2

2. H1: μ1 ≠ μ2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2Mean 0.972626 0.964333333Variance 0.000540393 0.000473678Observations 30 30Pearson Correlation 0.102876388Hypothesized Mean Difference 0df 29t Stat 1.505707496P(T<=t) one-tail 0.071478945t Critical one-tail 1.699127027P(T<=t) two-tail 0.142957889t Critical two-tail 2.045229642

5. Daerah kritis:

t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail

t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523

6. Keputusan: tolak H0 karena 1,505707496 > 2,04523 dan

1,505707496 > -2,04523

7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang

sama

d. Teller 4

1. H0: μ1=μ2

2. H1: μ1 ≠ μ2

Page 15: 5.1 Analisis Blok

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2Mean 0.966216 0.925666667Variance 0.000568754 0.001894368Observations 30 30Pearson Correlation 0.141542448Hypothesized Mean Difference 0df 29t Stat 4.768550676P(T<=t) one-tail 2.41259E-05t Critical one-tail 1.699127027P(T<=t) two-tail 4.82518E-05t Critical two-tail 2.045229642

5. Daerah kritis:

t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail

t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523

6. Keputusan: Tolak H0 karena 4,768550676 > 2,04523 dan

4,768550676 < -2,04523

7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki rataan yang

sama

e. Teller 5

1. H0: μ1=μ2

2. H1: μ1 ≠ μ2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2Mean 0.955692 0.954666667Variance 0.001431246 0.000756782Observations 30 30Pearson Correlation 0.120872831Hypothesized Mean Difference 0

Page 16: 5.1 Analisis Blok

df 29t Stat 0.127621679P(T<=t) one-tail 0.44966462t Critical one-tail 1.699127027P(T<=t) two-tail 0.89932924t Critical two-tail 2.045229642

5. Daerah kritis:

t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail

t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523

6. Keputusan: Jangan tolak H0 karena 0,127621679 < 2,04523 dan

0,127621679 > -2,04523

7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi memiliki rataan yang sama

f. Frontliner 1

1. H0: μ1=μ2

2. H1: μ1 ≠ μ2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2Mean 0.962640523 0.956Variance 0.001575771 0.001466207Observations 30 30Pearson Correlation 0.045040542Hypothesized Mean Difference 0df 29t Stat 0.674816648P(T<=t) one-tail 0.252568553t Critical one-tail 1.699127027P(T<=t) two-tail 0.505137106t Critical two-tail 2.045229642

5. Daerah kritis:

t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail

t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523

Page 17: 5.1 Analisis Blok

6. Keputusan: Jangan Tolak H0 karena 0,674816648 < 2,04523 dan

0,674816648 > -2,04523

7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi memiliki rataan yang sama

g. Frontliner 2

1. H0: μ1=μ2

2. H1: μ1 ≠ μ2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2

Mean0.97532100

5 0.975666667

Variance0.00091683

3 0.000597816Observations 30 30Pearson Correlation 0.16588979Hypothesized Mean Difference 0df 29

t Stat

-0.05314678

8P(T<=t) one-tail 0.47898969

t Critical one-tail1.69912702

7P(T<=t) two-tail 0.95797938

t Critical two-tail2.04522964

25. Daerah kritis:

t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail

t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523

6. Keputusan: Jangan tolak H0 karena -0,053146788 < 2,04523 dan -

0,053146788 > -2,04523

7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi memiliki rataan yang sama

h. Cust Service

Page 18: 5.1 Analisis Blok

1. H0: μ1=μ2

2. H1: μ1 ≠ μ2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2Mean 0.551469767 0.537333333Variance 0.008228601 0.008013333Observations 30 30Pearson Correlation 0.028687958Hypothesized Mean Difference 0df 29t Stat 0.616455395P(T<=t) one-tail 0.271201671t Critical one-tail 1.699127027P(T<=t) two-tail 0.542403342t Critical two-tail 2.045229642

5. Daerah kritis:

t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail

t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523

6. Keputusan: Jangan tolak H0 karena 0,616455395 < 2,04523 dan

0,616455395 > -2,04523

7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi memiliki rataan yang sama

4. Banyaknya Nasabah Dilayani

a. Fasilitas A

1. H0: μ1=μ2

2. H1: μ1 ≠ μ2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2Mean 48.93333333 500.3333333Variance 491.7885057 523.816092

Page 19: 5.1 Analisis Blok

Observations 30 30Pearson Correlation 0.087076003Hypothesized Mean Difference 0df 29t Stat -81.19555231P(T<=t) one-tail 4.6511E-36t Critical one-tail 1.699127027P(T<=t) two-tail 9.3022E-36t Critical two-tail 2.045229642

5. Daerah kritis:

t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail

t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523

6. Keputusan: Jangan tolak H0 karena -81,19555231 < 2,04523 dan -

81,19555231 > -2,04523

7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi memiliki rataan yang sama

b. Fasilitas B

1. H0: μ1=μ2

2. H1: μ1 ≠ μ2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2Mean 25.73333333 60.8Variance 74.4091954 8.303448276Observations 30 30Pearson Correlation 0.054658244Hypothesized Mean Difference 0df 29t Stat -21.47447717P(T<=t) one-tail 1.18384E-19t Critical one-tail 1.699127027P(T<=t) two-tail 2.36769E-19t Critical two-tail 2.045229642

5. Daerah kritis:

Page 20: 5.1 Analisis Blok

t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail

t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523

6. Keputusan: Jangan tolak H0 karena -21,47447717 < 2,04523 dan -

21,47447717 > -2,04523

7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi memiliki rataan yang sama

c. Fasilitas C

1. H0: μ1=μ2

2. H1: μ1 ≠ μ2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2Mean 2.9 30.13333333Variance 0.782758621 25.56781609Observations 30 30Pearson Correlation -0.104828691Hypothesized Mean Difference 0df 29t Stat -28.5543022P(T<=t) one-tail 4.39813E-23t Critical one-tail 1.699127027P(T<=t) two-tail 8.79627E-23t Critical two-tail 2.045229642

5. Daerah kritis:

t Stat > t Critical two-tail dan < - t Critical two-tail

t Stat > 2,04523 dan t Stat < - 2,04523

6. Keputusan: Jangan tolak H0 karena -28,5543022 < 2,04523 dan -

28,5543022 > -2,04523

7. Kesimpulan: Kedua hasil uji simulasi memiliki rataan yang sama

5.2.1 Uji F

1. Rataan Waktu Tunggu Antrian

Page 21: 5.1 Analisis Blok

a. Fasilitas A

1. H0: σ 12=σ2

2

2. H1: σ 12 ≠ σ2

2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for Variances

Variable 1 Variable 2Mean 350268946.3 508.6226667Variance 8.67062E+16 100460.8474Observations 30 30df 29 29F 8.63084E+11P(F<=f) one-tail 3.3348E-166F Critical one-tail 1.860811435

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail

6. Keputusan: Jangan tolak H0 karena 8,63084E+11 < 1,861

7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

b. Fasilitas B

1. H0: σ 12=σ2

2

2. H1: σ 12 ≠ σ2

2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for Variances

Variable 1 Variable 2Mean 3657508982 3596.250667Variance 3.12048E+18 1298369.863Observations 30 30df 29 29F 2.40338E+12P(F<=f) one-tail 1.1855E-172F Critical one-tail 1.860811435

Page 22: 5.1 Analisis Blok

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail

6. Keputusan: Jangan Tolak H0 karena 2,40338E+12 < 1,861

7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

c. Fasilitas C

1. H0: σ 12=σ2

2

2. H1: σ 12 ≠ σ2

2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for Variances

Variable 1 Variable 2Mean 2752127893 230.9246667Variance 2.39021E+18 11573.23694Observations 30 30df 29 29F 2.06529E+14P(F<=f) one-tail 1.0681E-200F Critical one-tail 1.860811435

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail

6. Keputusan: Jangan tolak H0 karena 2,06529E+14 < 1,861

7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

2. Rataan Waktu Pelayanan Server

a. Teller 1

1. H0: σ 12=σ2

2

2. H1: σ 12 ≠ σ2

2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for Variances

Variable 1 Variable 2Mean 277535920.4 268.7743333Variance 8.40522E+14 859.7292116Observations 30 30

Page 23: 5.1 Analisis Blok

df 29 29F 9.77659E+11P(F<=f) one-tail 5.4717E-167F Critical one-tail 1.860811435

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail

6. Keputusan: Jangan Tolak H0 karena 9,77659E+11 < 1,861

7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

b. Teller 2

1. H0: σ 12=σ2

2

2. H1: σ 12 ≠ σ2

2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for Variances

Variable 1 Variable 2Mean 281500359.3 263.793Variance 4.35969E+14 629.2847666Observations 30 30df 29 29F 6.928E+11P(F<=f) one-tail 8.0728E-165F Critical one-tail 1.860811435

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail

6. Keputusan: Jangan tolak H0 6,928E+11 < 1,861

7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

c. Teller 3

1. H0: σ 12=σ2

2

2. H1: σ 12 ≠ σ2

2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for Variances

Page 24: 5.1 Analisis Blok

Variable 1 Variable 2Mean 257910424.9 270.185Variance 4.66762E+15 563.3091569Observations 30 30df 29 29F 8.28607E+12P(F<=f) one-tail 1.9045E-180F Critical one-tail 1.860811435

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail

6. Keputusan: Jangan Tolak H0 karena 8,28607E+12 < 1,861

7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

d. Teller 4

1. H0: σ 12=σ2

2

2. H1: σ 12 ≠ σ2

2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for Variances

Variable 1 Variable 2Mean 265325982.6 275.14Variance 3.04702E+15 557.0241586Observations 30 30df 29 29F 5.47018E+12P(F<=f) one-tail 7.849E-178F Critical one-tail 1.860811435

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail

6. Keputusan: Jangan Tolak H0 karena 5,47018E+12 < 1,861

7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

e. Teller 5

1. H0: σ 12=σ2

2

Page 25: 5.1 Analisis Blok

2. H1: σ 12 ≠ σ2

2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for Variances

Variable 1 Variable 2Mean 243937257.7 268.0386667Variance 8.90376E+15 718.2978671Observations 30 30df 29 29F 1.23956E+13P(F<=f) one-tail 5.5391E-183F Critical one-tail 1.860811435

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail

6. Keputusan: Jangan tolak H0 karena 1,23956E+13 < 1,860811

7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

f. Frontliner 1

1. H0: σ 12=σ2

2

2. H1: σ 12 ≠ σ2

2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for Variances

Variable 1 Variable 2Mean 8336816696 905.889Variance 4.1843E+18 850.363575Observations 30 30df 29 29F 4.9206E+15P(F<=f) one-tail 1.152E-220F Critical one-tail 1.86081144

Page 26: 5.1 Analisis Blok

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail

8. Keputusan: Jangan tolak H0 karena, 4,9206E+15 < 1,860811

6. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

g. Frontliner 2

1. H0: σ 12=σ2

2

2. H1: σ 12 ≠ σ2

2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for Variances

Variable 1 Variable 2Mean 7906494734 905.889Variance 8.2974E+18 850.363575Observations 30 30df 29 29F 9.7574E+15P(F<=f) one-tail 5.629E-225F Critical one-tail 1.86081144

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail

6. Keputusan: Jangan Tolak H0 karena 9,76E+15 < 1,860811

7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulas memiliki variansi yang sama

h. Cust Service

1. H0: σ 12=σ2

2

2. H1: σ 12 ≠ σ2

2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for Variances

Variable 1 Variable 2Mean 4325612228 511.03Variance 3.16622E+18 361.762676

Page 27: 5.1 Analisis Blok

Observations 30 30df 29 29F 8.75219E+15P(F<=f) one-tail 2.7236E-224F Critical one-tail 1.860811435

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail

8. Keputusan: Jangan tolak H0 karena 8,75219E+15 < 1,860811

6. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

3. Utilitas Server

a. Teller 1

1. H0: σ 12=σ2

2

2. H1: σ 12 ≠ σ2

2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for Variances

Variable 1

Variable 2

Mean 0.983191 0.903Variance 0.000258 0.003415Observations 30 30df 29 29F 0.07543P(F<=f) one-tail 2.92E-10F Critical one-tail 0.5374

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail

6. Keputusan: Jangan Tolak H0 karena 0,07543 < 0,5374

7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

b. Teller 2

1. H0: σ 12=σ2

2

2. H1: σ 12 ≠ σ2

2

Page 28: 5.1 Analisis Blok

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for Variances

Variable 1

Variable 2

Mean 0.978538 0.940667Variance 0.000316 0.001275Observations 30 30df 29 29F 0.247968P(F<=f) one-tail 0.000167F Critical one-tail 0.5374

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail

6. Keputusan: Jangan Tolak H0 karena 0,217968 < 0,5374

7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

c. Teller 3

1. H0: σ 12=σ2

2

2. H1: σ 12 ≠ σ2

2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for Variances

Variable 1

Variable 2

Mean 0.972626 0.964333Variance 0.00054 0.000474Observations 30 30df 29 29F 1.140843P(F<=f) one-tail 0.36256F Critical one-tail 1.860811

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail

Page 29: 5.1 Analisis Blok

6. Keputusan: Jangan Tolak H0 karena 1,140843 < 1,861

7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

d. Teller 4

1. H0: σ 12=σ2

2

2. H1: σ 12 ≠ σ2

2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for Variances

Variable 1

Variable 2

Mean 0.966216 0.925667Variance 0.000569 0.001894Observations 30 30df 29 29F 0.300234P(F<=f) one-tail 0.000895F Critical one-tail 0.5374

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail

6. Keputusan: Jangan tolak H0 karena 0,300234 < 0,5374

7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

e. Teller 5

1. H0: σ 12=σ2

2

2. H1: σ 12 ≠ σ2

2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for Variances

Variable 1

Variable 2

Mean 0.955692 0.954667Variance 0.001431 0.000757

Page 30: 5.1 Analisis Blok

Observations 30 30df 29 29F 1.891227P(F<=f) one-tail 0.045791F Critical one-tail 1.860811

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail

6. Keputusan: tolak H0 karena 1,891227 > 1,861

7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki variansi yang

sama

f. Frontliner 1

1. H0: σ 12=σ2

2

2. H1: σ 12 ≠ σ2

2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for Variances

Variable 1 Variable 2Mean 0.962640523 0.956Variance 0.001575771 0.001466207Observations 30 30df 29 29F 1.074725973P(F<=f) one-tail 0.423731287F Critical one-tail 1.860811435

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail

6. Keputusan: Jangan Tolak H0 karena 1,074725973 < 1,860811

7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

g. Frontliner 2

1. H0: σ 12=σ2

2

2. H1: σ 12 ≠ σ2

2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

Page 31: 5.1 Analisis Blok

F-Test Two-Sample for Variances

Variable 1 Variable 2Mean 0.975321005 0.975666667Variance 0.000916833 0.000597816Observations 30 30df 29 29F 1.533637765P(F<=f) one-tail 0.127703632F Critical one-tail 1.860811435

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail

6. Keputusan: Jangan Tolak H0 karena 1,533637765 < 1,861

7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

h. Cust Service

1. H0: σ 12=σ2

2

2. H1: σ 12 ≠ σ2

2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for Variances

Variable 1 Variable 2Mean 0.551469767 0.537333333Variance 0.008228601 0.008013333Observations 30 30df 29 29F 1.026863627P(F<=f) one-tail 0.471792617F Critical one-tail 1.860811435

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail

6. Keputusan: Jangan Tolak H0 karena 1,026863627 < 1,861

7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama

4. Banyaknya Nasabah Dilayani

a. Fasilitas A

Page 32: 5.1 Analisis Blok

1. H0: σ 12=σ2

2

2. H1: σ 12 ≠ σ2

2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for Variances

Variable 1

Variable 2

Mean 47.48148 500.3333Variance 435.6439 523.8161Observations 27 30df 26 29F 0.831673P(F<=f) one-tail 0.319149F Critical one-tail 0.524273

5. Keputusan: Tolak H0 karena 0,831673 > 0,524273

6. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki variansi yang

sama

b. Fasilitas B

2. H0: σ 12=σ2

2

3. H1: σ 12 ≠ σ2

2

4. α: 0,05

5. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for Variances

Variable 1

Variable 2

Mean 25.73333 60.8Variance 74.4092 8.303448Observations 30 30df 29 29F 8.96124P(F<=f) one-tail 3.5E-08F Critical one-tail 1.860811

Page 33: 5.1 Analisis Blok

6. Daerah kritis: F > F Critical One Tail

7. Keputusan: tolak H0 karena 8,96124 > 1,861

8. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi tidak memiliki variansi

yang sama

c. Fasilitas C

1. H0: σ 12=σ2

2

2. H1: σ 12 ≠ σ2

2

3. α: 0,05

4. Perhitungan:

F-Test Two-Sample for Variances

Variable 1

Variable 2

Mean 2.9 30.13333Variance 0.782759 25.56782Observations 30 30df 29 29F 0.030615P(F<=f) one-tail 2E-15F Critical one-tail 0.5374

5. Daerah kritis: F > F Critical One Tail

6. Keputusan: Jangan Tolak H0 karena 0,030615 < 0,5374

7. Kesimpulan : Kedua hasil uji simulasi memiliki variansi yang sama