5. Trik Taktik

39
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang guru harus berfokus pada bagaimana cara belajar, bukan pada untuk apa belajar. Para siswa mungkin tidak banyak tahu tentang segala hal tetapi mereka selalu butuh tahu bagaimana cara belajar. Guru perlu mengajarkan cara membaca untuk mendapatkan pemahaman, bagaimana menyusun gagasan, bagaimana cara mempelajari mata pelajaran yang sulit, dan bagaimana cara menuangkan pemikian dalam bentuk tulisan. Guru diharapkan dapat melibatkan siswa dalam proses belajar dan mengajar. Setiap hari siswa perlu diberi pertanyaan pendapat mereka tentang PR, apakah PR membantu mereka dalam memahami materi, apakah tugas terlalu membebani, bagaimana cara membuat tugas yang lebih menarik, dan kriteria yang dipakai dalam penilaian. Siswa harus mampu berpikir secara mandiri. Tugas guru adalah mengajari mereka cara berpikir dan memberi mereka alat yang dibutuhkan. Kelak siswa akan kagum pada kecerdasan mereka sendiri sehingga guru tidak perlu menunjukkan pada mereka bahwa mereka cerdas. Setiap guru berpotensi untuk menjadi guru yang hebat asalkan paham bahwa mengajar adalah seni yang butuh kerja keras (Santrock, 2008). Paul Ginnis yang menyusun buku Trik dan Taktik Mengajar akan menjadi awal yang baik untuk mulai mengembangkan keterampilan guru dalam seni mengajar. Buku tersebut mengupas perkembangan mutakhir tentang cara belajar, berbagai variasi teknik mengajar, serta berbagai alat untuk memeriksa langkah yang telah dipraktikkan guru. B. Rumusan Masalah Berdasarkan paparan latar belakang di atas maka permasalahan yang diajukan dirumusakan sebagai berikut. 1. Bagaimana cara mendesain alat untuk meningkatkan hasil belajar di kelas? 2. Alat apa sajakah yang digunakan untuk mengajar dan belajar?

Transcript of 5. Trik Taktik

Page 1: 5. Trik Taktik

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seorang guru harus berfokus pada bagaimana cara belajar, bukan pada untuk apa

belajar. Para siswa mungkin tidak banyak tahu tentang segala hal tetapi mereka selalu

butuh tahu bagaimana cara belajar. Guru perlu mengajarkan cara membaca untuk

mendapatkan pemahaman, bagaimana menyusun gagasan, bagaimana cara mempelajari

mata pelajaran yang sulit, dan bagaimana cara menuangkan pemikian dalam bentuk

tulisan.

Guru diharapkan dapat melibatkan siswa dalam proses belajar dan mengajar.

Setiap hari siswa perlu diberi pertanyaan pendapat mereka tentang PR, apakah PR

membantu mereka dalam memahami materi, apakah tugas terlalu membebani,

bagaimana cara membuat tugas yang lebih menarik, dan kriteria yang dipakai dalam

penilaian. Siswa harus mampu berpikir secara mandiri. Tugas guru adalah mengajari

mereka cara berpikir dan memberi mereka alat yang dibutuhkan. Kelak siswa akan

kagum pada kecerdasan mereka sendiri sehingga guru tidak perlu menunjukkan pada

mereka bahwa mereka cerdas. Setiap guru berpotensi untuk menjadi guru yang hebat

asalkan paham bahwa mengajar adalah seni yang butuh kerja keras (Santrock, 2008).

Paul Ginnis yang menyusun buku Trik dan Taktik Mengajar akan menjadi awal

yang baik untuk mulai mengembangkan keterampilan guru dalam seni mengajar. Buku

tersebut mengupas perkembangan mutakhir tentang cara belajar, berbagai variasi teknik

mengajar, serta berbagai alat untuk memeriksa langkah yang telah dipraktikkan guru.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang di atas maka permasalahan yang diajukan

dirumusakan sebagai berikut.

1. Bagaimana cara mendesain alat untuk meningkatkan hasil belajar di kelas?

2. Alat apa sajakah yang digunakan untuk mengajar dan belajar?

Page 2: 5. Trik Taktik

2

C. Tujuan

Berdasarkan paparan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan

makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Memahami cara mendesain alat untuk meningkatkan hasil belajar di kelas.

2. Mengenal berbagai alat yang digunakan untuk mengajar dan belajar.

Page 3: 5. Trik Taktik

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Bagian 1: Mendesain Alat

Kebiasaan

Kebiasaan terbentuk saat seseorang tahu apa yang harus dilakukan, tahu

mengapa melakukannya dan memilih alasan bagus untuk melakukannya dengan kata

lain tahu mengapa. Menurut Covey kebiasaan adalah gabungan dari apa yang harus

dilakukan atau pengetahuan, bagaimana melakukannya atau kecakapan, dan mengapa

melakukannya atau sikap. Mereka yang bekerja dibidang pengenbangan profesional,

atau yang menangani perubahan, tahu kenyataan ini. selaul memaksa orang untuk

mengubah kebiasaan mereka dan tidak akan berhasil. Memberi tahu mereka apa yang

harus dilakukan dengan cara berbeda tidak akan berhasil memberi tahu mereka pa yang

harus dilakukan dengan cara yang berbeda tanpa memberi mereka kecakapanyang

diperlukan menyebabkan rasa frustasi dan gagal. Tidak juga berhasil dalam jangka

waktu yang panjang jika memberi orang teknik baru tanpa menyampaikan dasarnya.

Maka inovasi berumur pendek secara keseluruhan praktik baru tidak akan berkelanjutan

kecuali orang memiliki:

� motivasi untuk tetap melakukannya, yang berasal dari kepercayaan

� pemahaman tentang prinsip-prinsip yang nendasari praktik tersebut sehingga

metodologi baru tersebut dapat terus segar dan dapat dicipta ulang.

Banyak bagian dari buku ini mengenai bagaimana. Penulis mengharapkan buku

ini menarik bagi guru dan trainer yang selayaknya sangat menginginkan ide-ide praktis

yang baru. Tetapi kemungkinannya buku ini akan menyediakan sekedar “kotak coklat”.

Setelah coklatnya dinikmati, kotaknya mungkin dibuang dan kotak yang baru diminta.

Tujuan yang lebih menantang dan jauh lebih produktif dari trik dan taktik mengajar

adalah agar pembaca menguasai resepnya sehingga bisa membuat permen sendiri ketika

pilihan itu habis.

Jadi pada bagian pertama ini adalah tentang mengapa – rasionalnya. mengapa

bersenang-senang dan melakukan hal-hal dengan cara yang berbeda? Mengapa tidak

melakukannya secara biasa saja? Alasan dasarnya adalah bahwa belajar disekolah

kelihatan paling bagus ketika para guru mengikuti hukum alam tentang proses belajar.

Page 4: 5. Trik Taktik

4

Ide ini disampaikan oleh Scottish Consultatif Council on the Curiculum dalam

pendahuluan buku mereka Teching for Effective Learning yang sangat bagus

Beberapa akan berargumentasi bahwa mengajar merupakan pekerjaan yang

berbeda tergantung pada apa yang anda ajarkan dan siapa yang anda ajar. Jelas ada

perbedaan tetapi (kami) percaya bahwa prinsip –prinsip dasar dari belajar tetap berlaku.

Tidak peduli dimana anda mengajar dan tidak peduli apa kebutuhannya atau umur siswa

yang anda ajar.

Tugas dari guru dan manager sekolah yang peduli dan moderen adalah

membawa metode pembelajaran yang semakin sejalan dengan proses belajar. Di sini

ada solusi nyata terhadp underattainment (pencapaian rendah) yang terukur secara

sempit dan Underachievement secara lebih luas.

Perbedaan antara Attaintment (perolehan) dan Achievement (pencapaian

prestasi) lebih daripada semantik. Dalam Effective learning in Schools Christoper

Bowring Carr dan John West Burnham menegaskan bahwa belajar harus memiliki

konsekuensi bagi siswa. Dengan konsekuensi kita bermaksud bahwa dengan

mempelajari X, siswa akan melihat dunia dengan cara yang sedikit berbeda, akan

mengubah perilaku atau sikapnya dalam beberapa hal jika belajar yang telah

berlangsung hanya dapat dihasilkan ulang di saat nanti dalam jawaban terhadap

permintaan suatu bentuk penilaian yang meniru problem asli dan konteks untuk problem

tersebut maka yang dipelajari hanyalah belajar yang dangkal.

Belajar yang mendalam menuntut perkembangan realitas personal yang semakin

bagus dengan disiplin dan kompetensi yang sesuai. Trik dan Taktik Mengajar berusaha

memberikan beberapa cara untuk sampai belajar yang mendalam (Achievement) bahkan

dalam budaya yang terutama peduli pada belajar yang dangkal saja (Attainment).

Pemahaman baru mengenai otak tentang bagaimana orang belajar tentang

potensi dari teknologi informasi dan komunikasi tentang perubahan radikal dalam pola

kerja dan juga ketakutan mendalam akan pembagian sosial dalam masyarakat,

memerlukan pemikiran ulang yang mendalam mengenai struktur pendidikan. Education

Now (www.gn.apc.org/educationnow) memberikan pandangan yang tajam terhadap

kekurangan terhadap sistem pendidikan yang sekarang dan menawarkan alternatif

konstruktif dan radikal. Pemikiran semacam itu mengankat sejumlah pertanyaan besar.

Pada zaman ini apa yang seharusnya menjadi tujuan pendidikan dan bagaimana

Page 5: 5. Trik Taktik

5

seharusnya pendidikan diorganisir. Di Inggris pendidikan itu ada terutama untuk

melayani ekonomi. Dasar pemikiran itu mendorong semua kebijaksanaan saat ini.

Kebutuhan sosial dan ekonomi saat ini mendukung model belajar yang baru

yang mencakup:

1. Penguasaan kecakapan kecakapan dasar

2. kemampuan uantuk bekerja dengan orang lain

3. dapat mengatasi gangguan yang konstan

4. bekerja diberbagai tingkatan dalam berbagai disiplin

5. menggunakan terutama kecakapan verbal

6. memecahkan masalah dan membuat keputusan

Biologi Dari Belajar

Pengalaman mentala atau motor yang baru memberikan stimulus yang di ubah

menjadi denyut saraf yang berjalan ke stasiun penyotir seperti thalamus (di dalam area

otak tengah). Dari sini sinyal-sinyal dikirim ke daerah khusus di otak. stimulus yang

berulang dari sekelompok neuron menyebabkan mereka mengembangkan lebih banyak

dendrit dan karenaya lebih banyak koneksi sehinga suatu jaringan yang mirip hutan di

bentuk sehingga menimbulkan pemahaman, pengertian dan penguasaan. Akhirnya

neuron-neuron ini belajar untuk menekan kondisi yang keliru dan memberi respon

positif terhadap sinyal yang lebih lemah. Dengan kata lain belajar untuk melakukan

proses mental atau motor yang sama dengan sedikit usaha. Dengan kata lain sel

mengubah daya terimanya terhadap pesan-pesan berdasar stimulus sebelumnya.

Tugas guru adalah mendukung para siswa dalam mewujudkan potensi biologi

luar biasa dari otak mereka menjadi terwujud. Hal ini tentu merupakan suatu mission

imposible kaena sebagian kekuatan total otak yang dapat dipergunakan selama hidup.

Diperkirakan kita menggunakan kurang dari 1% dari perkiraan kapasitas otak sekitar

1027bit data perdetik menurut psikiater dan ahli tidur Allan Hobson dari Harvard. Ketika

ilmuwan memotong otak Einstein setelah kematiannya mereka menemukan bahwa dia

tidak memiliki lebih banyak sel otak dari orang lain, hanya lebih banyak koneksi

diantara sel-sel tersebut, meskipun demikian masih banyak yang tersisa.

Dalam pencarian keunggulan belajar, nampaknya pendidik yang terampil

memiliki tiga tugas:

Page 6: 5. Trik Taktik

6

� Untuk mendorong koneksi saraf baru melalui tantangan yang menciptakan

tingkat stimulasi yang tinggi.

� Untuk memperkuat koneksi yang ada. semakin banyak jalur yang saraf yang

dipakai semakin efisien jadinya. Axon menjadi dilindungi oleh suatu zat lemak

putih yang disebut myelin, yang mempercepat proses pengiriman sinyal listrik-

kimia-listrik, dan neuron merespon dengan lebih sedikit usaha terhadap pemicu

awal. di sisi lain, koneksi yang tak terpakai akhirnya hiulang, mereka

terpangkas.

� Tugas pendidikan adalah meminta siswa untuk menata ulang jaringan koneksi

saraf yang telah ada dengan mengambil data dipapan yang akan meluruskan

kesalahpahaman, memperbaiki konsep, melengkapi pemahaman, atau mengasah

keterampilan.

Tugas terakhir tersebut terkadang terasa seperti usaha yang berat. Eric Jensen

merangkum tugas ini: Kunci menjadi lebih pintar adalah menumbuhkan lebih banyak

koneksi synapsis diantar sel sel otak dan tidak kehilangan koneksi yang telah ada.

Koneksilah yang memungkikan kita memecahkan masalah dan memahami sesuatu.

Untuk mencapai hasil yang terbaik, jelas penting untuk bekerjasama dalam proses alami

otak, untuk mengajar yang sesuai dengan cara belajar alami dari para siswa. Tetapi

biasanya belajar seharusnya menajdi awal yang sangat bagus karena nampaknya setiap

orang dilahirkan dengan beberapa kecenderungan antara lain:

1. Keinginan untuk bekerjasama dengan orang lain

2. Kecenderungan dan kemampuan belajar bahasa

3. Kemauan dan keterampilan membuat pola

4. Kecenderungan alami untuk belajar matematika.

Kita telah mengetahui sejak Pygmalion in the Classroom oleh Rosenthal dan

Jacobsen yang diterbitkan pada athun 1968, bahwa pandangan Guru secara internal

terhadap kemampuan siswa memiliki dampak langsung pada kinerja siswa yang

sebenarnya. Dalam penelitian itu siswa-siswa dikelompokkan secara acak, tetapi

gurunya diberi tahu bahwa mereka berbeda kemampuannya. Tebak hasil dari kelompok

yang secara salah di anggap siswa pintar naik dan hasil dari low achiever turun.

Rosenthal mengidentifikasi enam cara bagaimana guru menyampaikan harapan yang

tinggi:

Page 7: 5. Trik Taktik

7

• Guru mengekspresikan keyakinan akan kemampuannya dalam menolong siswa

• Guru mengekspresikan keyakinan akan kemampuan siswa

• Sinyal non-verbalnya konsisten dengan apa yang dikatakannya, nada bicara,

pandangan mata,tingkat energi.

• Guru memberi umpan balik yang spesifik, cukup dan menyebutkan kebaikan

dan kekurangan mereka

• Guru memberi masukan yang terinci pada siswa secara individu

• Guru mendorong peningkatan secara individual melalui tantangan

Untuk meningkatkan prestasi belajar supaya bisa lebih bagus pasti ada

tantangan. Khususnya dalam lingkungan sosio ekonomi dan sosiokultural yang sulit.

Tetapi guru dapat membuat perbedaan dan akan melakukannya jika mereka mengikuti

beberapa pedoman sederhana. Berikut empat kesamaan di antara siswa:

1. Tiap orang perlu menyelesaikan sesuatu untuk diri sendiri

Belajar adalah ekstraksi dari pola-pola bermakna dari kebingungan. Tidak ada

konsep, tidak ada fakta dalam pendidikan yang benar-benar lebih penting daripada hal

ini, otak oleh desain alam merupakan alat pendeteksi pola yang luar biasa sensitif dan

canggih. Pembuntukan konsep bergantung pada apa yang siswa lakukan dalam kepala

mereka bukan apa yang guru lakukan. Jadi jelas, buatlah belajar secara mental aktif dan

buat jenis kegiatan yang investigatif dan memecahkan masalah yang meminta otak

bekerja sesuia dengan kecenderungan alaminya- berperan detektif.

Jadi otak menjadi lebih berpengalaman saat siswa banyak mengambil data,

miskonsepsi disortir ide yang baru separuh dipahami diselesaikan dan pemahaman yang

salah di buang. Hal ini memberi kita petunjuk bagaimana mengajar dengan efektif

bekerja dari pengetahuan sebelumnya dari siswa, menerima salah pemahaman dan ide

setengah matang dari mereka, memulai keadaan siswa saat ini dan bukan dari keadaan

mereka yang seharusnya karena umurnya. Ciptakan iklim dan kesempatan bagi mereka

untuk jujur tentang pengakuan, frustasi, dan perjuangan mereka, beri waktu untuk

bercermin. Harapkan lompatan konseptual terjadi pada waktu yang berbeda bagi siswa

yang berbeda untuk alasan yang berbeda.

Konstruktivisme berpegang bahwa belajar pada dasarnya aktif. seseorang yang

mempelajari sesuatu yang baru membawa ke pengalaman itu semua pengalaman

sebelumnya dan memberikan pola mental. Tiap fakta atau pengalaman baru terintegrasi

Page 8: 5. Trik Taktik

8

kedalam jaring pemahaman yang aktif yang telah ada dalam otak orang tersebut. Belajar

oleh konstruktivis merupakan proses dan struktur yang sangat subjektif dan pribadi

yang secar terus menerus dan aktif di modifikasi dengan mempertimbangkan

pengalaman baru. Dengan belajar dari konstruktivistiap anak menata pengalamannya

sendiri tentang dunia kedalam pola unik yang menghubungkan tiap fakta pengalaman

atau pemahaman baru ke dalam cara subjektif yang mengikat anak itu kedalam

hubunganyang rasional dan bermakna ke dunia yang lebih luas.

Untuk mendukung pola mental individual dari siswa yang merupakan kunci

untuk pembentukan konsep dan pemahaman yang terinternalisasi pada enam pedoman

berikut.

Dorongan siswa untuk menemukan dan mengerjakan hal-hal untuk mereka

sendiri. Buatlah fungsi implisit dan alami dari neokorteks menjadi eksplisit manfaatkan

keingintahuan dan hasrat bawaan untuk membuat kaitan. Pada tingkat yang paling

sederhana baliklah proses yang biasa dan meminta siswa untuk mengajukan pertanyaan

kepada guru.

b) Dorong siswa untuk menyampaikan ide kasar. Mempelajari sesuatu, membahas

sesuatu, menyampaikannya, memahaminya di luar kepala ini semua memainkan

perananan penting dan alamiah dalam proses pembentukan konsep. Kita adalah

mahluk sosial otak kita berkembang dilingkungan sosial dan kita sering

memaknai sesuatu dari lingkungan sosial. Jadi diskusi. peer teaching, menulis

draft, presentasi ke orang lain, dan berpikir, berbicara, dan oleh karenanya

mempercepat proses sortir dan koneksi di kepala mereka. Dalam proses ini

bahasa bahasa sendiri itu diperjelas siswa tidak menggunakan bahasa hanya

untuk melakukan kegiatan mereka menggunakan kegiatan ini mengembangkan

bahasa.

c) Hanya ada sedikit nilai pada pemberian “makna siap saji” bagi siswa. Yang

dimaksud disini adalah benda-benda seperti catatan, cetakan, dikte, mengkopi,

mind map yang digambar sebelumnya, latihan berjenis mengisi celah yang

biasanya ubahan dari “cloze procedure” asli. materi ini mungkin tertata rapi

dalam map siswa dan memberi kesan yang menenangkan bagi semuanya bahwa

tugas telah dilaksanakan, tetapi hanya sedikit belajar mendalam yang terjadi.

Page 9: 5. Trik Taktik

9

Sebagai gantinya ajarkan siswa untuk sampai pada pola pemaknaan mereka

sendiri dan merekamnya.

d). Tiba pada konsep penting yang sama dari sudut yang berbeda dalam cara yang

berbeda. Membangun suatu rangkaian yang logis dan linier menuju sebuah

konsep, dan kemudian berpindah pada konsep selanjutnya, tidak akan berhasil

pada kebanyakan siswa. Mereka biasanya perlu banyak contohdan aplikasi

dengan sejumlah penjelasan dalam berbagai media jika mereka ingin

memahaminya mendalam bukan hanya belajar permukaaanya saja (dangkal)

secara kontinyu berpindah dari ide besar ke detail dan kembali lagi, mengbar,

menirukan, mengucapkan, memetakan, menyanyikan, mendemonstrasikan,

mencontoh, mengurutkan. Cara yang paling efisien bagi siswa untuk memahami

suatu konsepadalah melihat gambar dan mengerjakan ide bukan mendengar atau

membaca tentangnya.

e) Sediakan umpan balik interaktif yang spesifik dan langsung. Umpan balik

memiliki efek maksimum jika dkendalikan oleh siswa. Mereka menentukan

kapan menerima dan berapa banyak menerimanya. Hal ini menciptakan kegiatan

praktis untuk demokratis dan student centred.

f) Sela Pembelajarannya. Menurut Jensen ada tiga alasan untuk ini. Pertama,

banyak dari apa yang kita pelajari tidak dapat diproses dengan sadar karena

berlangsung terlalu cepat. Kita memerlukan waktu untuk meprosesnya. Kedua,

untuk menciptakan makna baru kita perlu waktu internal. Makna selalu

dihasilkan dari dalam. Ketiga, setelah mendapatkan pengalaman baru kita

selalu memerlukan waktu untuk belajar membekas.

2. Pengalaman yang multi indera, dramatis, aneh, dan emosional akan diingat lebih

lama dan lebih terinci dari pada pengalaman biasa dan rutin

Ada tiga poin mengenai hal ini. Pertama, otak memiliki kecondongan perhatian

untuk sesuatu yang baru. Otak jauh lebih tertarik pada yang baru daripada yang biasa.

Sylvester dan Cho menemukan bahwa otak memiliki kecondongan bawaan untuk jenis

stimulus tertentu. Otak tidak dapat memberi perhatian untuk semua jenis data yang

masuk, ia memisahkan hal-hal yang kurang penting untuk bertahan hidup stimulus

apapun yang dikenalkan ke dalam lingkungan langung kita baik yang baru (segar)

Page 10: 5. Trik Taktik

10

maupun agak berbedadalam intensitas emosionalnya (sangat kontras) segera mendapat

perhatian kita. Sebuah penelitian pada tahun 1980-an mendapati bahwa siswa

sebenarnya lebih memahami isi dalam suasana tegang, penuh kejutan, ketidak

seimbangan, ketikpastian, dan kekacauan. Ketidakstabilan memberikan arah yang

bermakana.otak suka memisahkan sesuatu untuk dirinya sendiri, dan menyukai variasi.

Pendekatan behavioristik yang sangat teratur sebenarnya kemungkinan tidak

memberikan hasil yang diinginkan. Kebanyakan belajar efektif adalah belajar yang real

life atau di desain seperti real life yang menyebabkan Scottish Consultative Council On

The Curiculum menyimpulkan bahwa belajar itu acak–acakan.

Poin kedua yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pengingatan (memori).

memori merupakan hasil perubahan cepat dalam kekuatan koneksi sinapsis, suatu

proses yang dikenal dengan potensiasi jangka panjang, yang diaktifasi oleh gen-gen

khusus dan sebuah molekul protein yang dikenal sebagai CREB (cyclic AMP-Response

elemen binding protein). Bukti fisik memori disimpan sebagi perubahan dala neuron

disepanjang jalur khusus. Kekuatan memori dan oleh karenanya kemudahan dalam

pengingatannya, nampakya bergantung pada penguatan dan pemrosesan input awal.

Sekarang pentingnya belajar multi indra menjadi jelas. Ketika beberapa indera secara

bersamaan terlibat, pesan diterima beberapa kanal yang berbeda dan kemungkinan

mempunyai lebih besar untuk tetap menonjol. Ekwal dan Shanker membuktikan bahwa

orang umumnya dapat mengingat:

� 10% dari apa yang mereka baca

� 20% dari apa yang mereka dengarkan

� 30% dari apa yang mereka lihat

� 50% dari apa yang mereka lihat dan dengarkan

� 70% dari apa yang mereka ucapkan

� 90% dari apa yang mereka ucapkan dan lakukan bersama-sama.

Poin ketiga adalah pentingnya gerakan. Aktifitas fisik meningkatkan aliran darah

ke otak. kadang –kadang memang ada manfaatnya untuk meminta siswa melakukan

sedikit kegiatan fisik di tengah pelajaran lari ditempat satu menit misalnya, meregang

atau melakukan satu atau dua gerakan menyamping hanya untuk menyegarkan segala

sesuatunya.

Page 11: 5. Trik Taktik

11

3. Tiap orang perlu merasa terjamin secara emosional dan aman secara psikologis

Apa yang kita ketahui tentang dominansi emosi membawa kita untuk menyelidiki tiga

aspek sebagai berikut.

a. Aturan ruang kelas. Belajar paling efisien ketika siswa sama sekali tidak takut

ditekan, diejek, dilecehkan, diacuhkan, ditinggal, diolok-olok, diremehkan, atau

dipermalukan. Aturan dasar kelas yang tegas, yang dibuat bersama siswa dapat

memperkuat norma-norma perilaku positif dalam mendengarkan dan

mengurangi peremehan. gagasan untuk menciptakan masyarkat yang beradab

dan harmonis seperti ini sangat berhubungan dengan kepedulian untuk

kewarganegaraan dan gerakan nasional untuk menerapkannya.

b. Perilaku dan sikap kita sendiri. Ini artinya kita berkomunikasi dengan siswa.

Peneliti R.C. Mills menemukan bahwa siswa merasakan suatu keadaan emosi

tertentu dari guru yang mempengaruhi kesadaran mereka. Guru yang humoris,

tersenyum hangat, memiliki sikap yang menyenangkan, dan sungguh-sungguh

gembira dalam pekerjaanya menyebabkan siswa bekerja lebih baik daripada

siswa dengan guru yang tidak menunjukkan karakteristik ini. Dorongan umpan

balik positif dan pengakuan semua tampak melepaskan serotin neurotransmiter

yang penting dalam membantu interkoneksi saraf.

c. Pengajaran kecerdasan emosional. Masih ada hal lain selain siswa dan guru

berperilaku baik, merupakan inti diskusi kita sejauh ini. Ada harapan bahwa

siswa mmpu mengidentifikasi, menyebutkan dan menjelaskan

perasaan.Kemudian ada kemampuan dalam menangani emosi mereka sendiri

dan merespon emosi orang lain dengan benar. lebih lanjut lagi ada

perkembangan kepribadian yang diharapkan, seperti pengendalian dorongan

hati, keteguhan, dan ketangkasan sosial, ditambah nilai-nilai yang diinginkan

seperti kejujuran dan komitmen terhadap keadilan. Untuk mendukung hal ini

adalah penerimaan tanggung jawab personal, kemauan untuk melihat kehidupan

sebagai serangkaian pilihan dari waktu ke waktu, dan kemauan untuk merubah

perilaku, perasaan dan keyakinan berdasarkan kesadaran akan potensi pribadi

dan keterbatasan yang self imposed.

Page 12: 5. Trik Taktik

12

4. Siswa lebih termotivasi, terlibat, dan terbuka ketika mereka dapat sedikit

mengendalikan belajar mereka.

System pengaktifan reticular atau Reticular Activating System (RAS) adalah

system komando di otak yang berperan sebagai pengendali input dari system indera dan

penentu pola perilaku manusia. Posisi RAS berada di dekat sumsum tulang belakang, di

mana RAS akan menerima informasi yang dikirim dari system indera sehingga menjadi

titik pertemuan berbagai sinyal eksternal dan internal manusia. RAS juga memiliki

pengaruh terhadap otak, terutama pada bagian korteks, lobus frontal, dan pusat

pengendali motorik. Oleh karena itu RAS menentukan kepribadian seseorang, apakah

dirinya impulsive, pasif, atau mudah bosan. Dalam keadaan normal, RAS akan menjadi

koneksi saraf untuk mempelajari berbagai informasi dan konsentrasi. Diagram struktur

RAS dicantumkan pada Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Struktur RAS (sumber: www.iupucanatomy.com)

RAS juga berfungsi sebagai filter berbagai sinyal eksternal dan internal,

manakah sinyal yang diprioritaskan untuk dikirim menuju korteks. Dengan kata lain

RAS menentukan apa yang menarik perhatian manusia. RAS menerima informasi yang

berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan fisik atau batin. Adanya RAS memiliki

implikasi terhadap proses belajar mengajar, yaitu sebagai berikut.

Page 13: 5. Trik Taktik

13

1. Sangat penting bagi guru untuk memberi kesegaran dan variasi untuk

mempertahankan perhatian selama pelajaran berlangsung.

2. Otak memberi prioritas utama pada kebutuhan pokok manusia seperti rasa lapar,

haus, atau keinginan ke kamar kecil, sehingga rasa ini akan mengesampingkan

informasi lainnya.

3. Untuk menstimulasi RAS pada siswa, maka sangat penting bagi guru untuk

menekankan tujuan pelajaran, apa yang terkandung, keterkaitan dengan materi

yang diajarkan sebelumnya, dan implikasi pelajaran di masa mendatang.

4. Pada umumnya guru tidak memiliki waktu untuk berdialog dengan siswa dan

membicarakan apa yang menjadi tujuan atau harapan mereka selama belajar.

Sesungguhnya hal ini penting untuk memacu siswa mencapai target belajar yang

lebih bermakna. Bila tujuan dan harapan siswa telah teridentifikasi, maka RAS

akan mengatur dirinya untuk menjelajahi berbagai kelebihan atau kekurangan

pada diri siswa, selanjutnya RAS akan membimbing siswa mencapai tujuannya

seolah seperti autopilot.

5. Menyusun perencanaan pembelajaran bersama siswa. Hal seperti ini akan

memotivasi siswa dan membuat mereka memiliki rasa saling memiliki. Dalam

hal ini guru dapat bernegosiasi secara demokratis dengan siswa tentang apa yang

akan dikerjakan, atau guru menyesuaikan dengan gaya belajar siswa, atau siswa

memilih sendiri cara yang mereka inginkan.

Oleh karena itu dengan memahami cara kerja RAS, maka cara yang paling

mudah untuk menarik perhatian siswa adalah dengan memberikan variasi dan pilihan

bagi mereka. Banyak penelitian yang membuktikan turunnya motivasi belajar siswa saat

mereka tidak memiliki pilihan cara belajar. Pada dasarnya kemampuan untuk mengatur

sendiri akan meningkatkan motivasi siswa.

Perbedaan di Antara Siswa

Setiap orang akan bereaksi secara berbeda terhadap kondisi yang sama. Setiap

manusia memiliki perilaku bawaan yang berbeda sehingga akan memproses

pengalaman yang didapat secara berbeda. Oleh karena itu gaya belajar adalah cara tiap

siswa secara pribadi untuk berkonsentrasi dan menyimpan informasi. Subuah metode

pengajaran tertentu akan berjalan efektif bagi sebagian, akan tetapi sebaliknya tidak

Page 14: 5. Trik Taktik

14

efektif bagi orang lain. Gaya belajar tiap orang sama uniknya dengan tanda tangan.

Meskipun seseorang mengembangkan gaya belajar mereka yang dominan dalam

hidupnya, akan tetapi gaya belajar juga dapat berubah sebagai hasil dari pengalaman.

Implikasi gaya belajar terhadap proses belajar mengajar adalah sebagai berikut.

1. Faktor gaya belajar guru. Gaya belajar seorang guru akan berpengaruh terhadap

rencana pembelajaran yang disusun. Hal ini akan menentukan metode, desain

tugas, alokasi waktu, artefak siswa, dan asesmen pembelajaran. Pola berpikir

guru juga berpengaruh terhadap penataan lingkungan kelas, cara memberi

penilaian, komunikasi non verbal, dan cara penyampaian instruksi. Oleh karena

itu guru perlu memahami dirinya dan mulai mencoba hal-hal baru di luar

kebiasaan untuk meraih simpati siswa.

2. Faktor gaya belajar siswa. Setiap siswa dapat belajar dengan model belajar

apapun. Akan tetapi tiap model pembelajaran menuntut derajat mental yang

khusus bagi guru yang akan menerapkan. Oleh karena itu karena keterbatasan

gaya belajar, terkadang seorang guru tidak dapat menerapkan suatu model

pembelajaran.

3. Mengakomodasi perbedaan. Ada saatnya guru perlu mencoba terobosan baru

yang unik dan belum dicoba oleh guru lain, misalnya seperti berkolaborasi

dengan guru yang memiliki gaya belajar yang berbeda atau guru bidang studi

lain untuk menyusun rencana pembelajaran. Dengan brainstorming

kemungkinan akan melahirkan ide-ide unik yang tidak terduga.

Tiga model gaya belajar yang paling populer saat ini terdapat 3 model, yaitu

model preferensi indera, model preferensi kognitif, dan model multiple intelligence

(MI). Selanjutnya ketiga model akan dipaparkan lebih lanjut.

1. Preferensi Indera: Visual, Auditori, dan Kinestetik

Pendapat ini bermula dari anggapan bahwa tiap menusia memiliki satu organ

indera yang paling dominan dan melalui indera dominan ini seseorang akan merasa

lebih nyaman dalam mengolah informasi. Setiap orang dengan kecenderungan visual,

auditori, dan kinestetik membutuhkan cara yang berbeda untuk belajar lebih efektif.

Implikasi hal ini bagi guru adalah bahwa guru harus peka dan mampu mengakomodasi

Page 15: 5. Trik Taktik

15

setiap kecenderungan siswanya dengan mempertimbangkan bahwa ada cara

multisensori yang dapat mengakomodasi berbagai perbedaan.

Siswa dengan kecenderungan visual memiliki kecenderungan lebih menyukai

materi visual, sedangkan siswa dengan kecenderungan auditori akan lebih menikmati

pelajaran melalui diskusi, presentasi, atau ceramah. Siswa dengan kecenderungan

kinestetik akan lebih menyukai aktivitas fisik seperti simulasi, bermain peran, dan studi

lapangan.

Apabila guru tidak mampu mengakomodasi perbedaan kecenderungan siswanya,

maka terdapat berbagai kemungkinan. Pertama, siswa akan mengoptimalkan indera

sekundernya; kedua, siswa memiliki kecenderungan yang merata sehingga masih dapat

menerima informasi bagaimanapun caranya untuk disampaikan; ketiga, siswa memiliki

indera dominan yang sangat kuat sehingga hanya dapat mengolah informasi sesuai

dengan gaya yang mereka sukai.

2. Preferensi Kognitif

Model preferensi kognitif adalah hasil telaah dari Dr. Anthony Gregorc yang

menyatakan bahwa manusia memiliki berbagai tipe (mind style) sebagai berikut.

• Tipe konkret. Manusia dengan tipe ini mengolah informasi yang diterima

dengan menggunakan indera seperti melihat, mendengarkan, merasa, mencium,

dan sentuhan. Oleh karena itu orang dengan tipe semacam ini hanya dapat

menerima informasi yang nyata secara fisik.

• Tipe abstrak. Manusia dengan tipe ini cenderung mengolah informasi dengan

cara berpikir, menyusun keterkaitan, dan berimajinasi. Oleh karena itu cara

berpikirnya cenderung subjektif.

• Tipe random. Manusia dengan tipe semacam ini mengolah dan menyimpan

informasi dengan seenaknya sendiri.

• Tipe sekuensial. Manusia dengan tipe semacam ini menyimpan ide dan fakta

secara sistematis. Cara berpikirnya logis, terstruktur, dan praktis.

Keempat tipe di atas dapat membentuk kombinasi yang dirumuskan oleh Dr. Gregorc

sebagai berikut.

• Konkret sekuensial. Orang dengan tipe ini menyukai aktivitas yang praktis dan

trstruktur.

Page 16: 5. Trik Taktik

16

• Abstrak sekuensial. Orang dengan tipe ini menyukai aktivitas menghubungkan

berbagai ide seperti riset akademis.

• Abstrak random. Orang dengan tipe ini menyukai diskusi bebas seperti

brainstorming, berimajinasi, berefleksi, dan mencari ide.

• Konkret random. Orang dengan tipe ini tidak suka dengan instruksi atau

deadline yang mengikat, sehingga suka bekerja dengan cara mereka sendiri.

Dalam mengolah infromasi mereka menyukai cara trial and error.

Melalui pemahaman akan preferensi kognitif Gregorc, guru diharapkan mampu

mengembangkan proses belajar mengajar yang dapat mengakomodasi berbagai tipe

yang telah dijelaskan. Namun menurut Gregorc hal semacam ini juga bukan perkara

mudah karena mind style yang dimiliki guru terkadang malah mempersulit guru untuk

memahami mind style siswanya. Berikut adalah sebagian contoh karakteristik proses

belajar dan mengajar yang disesuaikan dengan tipe siswa.

• Konkret sekuensial: tujuan jelas, terstruktur, memakai diagram, disediakan

manual, mengikuti aturan.

• Abstrak sekuensial: membaca, berargumen, berdebat, membuat hipotesis,

menyusun esai atau riset.

• Abstrak random: kerja kelompok, permainan, imajinasi, peer teaching.

• Konkret random: investigasi, menciptakan model, eksperimen, berhubungan

dengan dunia nyata.

3. Multiple Intelligence (MI)

Model yang sangat populer ini dirumuskan oleh Howard Gardner dan dirinya

membagi manusia dalam berbagai tipe kecerdasan sebagai berikut. Setelah mengenal

model MI ini guru diharapkan dapat meningkatkan pemahaman empatik terhadap siswa.

• Kecerdasan linguistik: orang dalam tipe ini suka membaca dan menulis,

menyukai cerita, menyukai permainan kata, dan memori yang bagus.

• Kecerdasan logika dan matematika: orang dalam tipe ini menyukai permainan

teka-teki dan strategi, serta mampu berhitung di luar kepala.

• Kecerdasan spasial: orang dalam tipe ini menyukai aktivitas menggambar,

merancang, dan membangun.

Page 17: 5. Trik Taktik

17

• Kecerdasan musikal: orang dalam tipe ini suka bernyanyi, memainkan alat

musik, dan butuh musik selama belajar.

• Kecerdasan fisik-kinestetik: orang dalam tipe ini tidak suka duduk dalam waktu

lama, mereka menyukai simulasi dan bermain peran.

• Kecerdasan interpersonal: orang dalam tipe ini suka belajar dengan cara bekerja

sama dan mampu mengenali perasaan orang lain.

• Kecerdasan intrapersonal: orang dalam tipe ini suka belajar dan bekerja

sendirian, mandiri, dan mampu mengenal dirinya.

• Kecerdasan naturalistik: orang dalam tipe ini sangat mengenal dunia flora dan

fauna sehingga terampil dalam hal melakukan klasifikasi.

Agenda Pendidikan Lain

Kurikulum pendidikan menuntut peserta didik untuk berpikir secara kreatif dan

kritis serta mampu memecahkan permasalahan. Oleh karena itu kurikulum juga harus

memberi siswa kesempatan untuk menjadi kreatif, inovatif, dan menjadi pemimpin

sebagai bekal kelak dalam kehidupan mereka sebagai warga negara. Dalam hal ini

terdapat 4 isu yang perlu diperhatikan

1. Belajar untuk belajar. Siswa dituntut untuk dapat belajar mandiri dan

kompetensi yang dibutuhkan dalam hal ini adalah kecakapan memproses

informasi (merencanakan, memproses, menyajikan) dan kecakapan inti

(manajemen waktu, sosial, refleksi, penilaian diri sendiri). Tentu bukan hanya

pikiran yang harus diurus, aspek lain yang harus dipertimbangkan adalah

metakognisi.

2. Pendidikan demokrasi dan kewarganegaraan di kelas. Banyak alasan yang

menuntut pendidik untuk mengembangkan demokrasi dan kewarganegaraan di

dalam kelas, salah satunya adalah faktor kriminalitas remaja. Hal ini dapat

diupayakan melalui pembelajaran kooperatif. Pengalaman belajar kooperatif

terbukti dapat meningkatkan prestasi dibandingkan dengan proses belajar yang

individual dan kompetitif. Manfaat pembelajaran kooperatif yang lebih jauh

daripada sekedar mengajarkan demokrasi adalah siswa dapat belajar bagaimana

cara belajar dan mengembangkan kecakapan kognitif dan metakognitif.

Page 18: 5. Trik Taktik

18

3. Menciptakan iklim belajar yang aman. Guru dituntut untuk menciptakan

komunitas belajar yang melindungi siswa dari cemoohan dan ejekan.

Lingkungan semacam ini akan menghasilkan partisipasi siswa sepenuhnya

dalam pelajaran. Siswa yang memiliki kelemahan dalam belajar sebenarnya

adalah siswa yang memiliki gaya belajar yang berbeda. Siswa yang tidak

berprestasi bisa jadi adalah siswa yang bosan di kelas karena tidak ada guru

yang mengenali dan menggunakan kemampuan khusus mereka. Sekali lagi guru

harus menjamin motivasi dan konsentrasi siswa dengan menggunakan

pendekatan yang tepat.

Resep/Panduan Penggunaan Buku Trik dan Taktik Mengajar

Pada dasarnya buku tersebut dirancang untuk memberi yang terbaik bagi seluruh

siswa dan diharapkan siswa mengembangkan kecakapan sosial, tanggung jawab

individu, dan pemikir mandiri. Paul Ginnis merumuskan tujuh tujuan perencanaan yang

menjadi prinsip penulisan bukunya dan ditambah dengan empat ciri kontekstual yang

harus diperhitungkan yang tertera sebagai berikut.

Tujuh tujuan perencanaan:

1. berpikir: siswa memproses data secara aktif

2. kecerdasan emosional: mengembangkan pengendalian diri

3. kemandirian: siswa mampu belajar tanpa kehadiran guru

4. ketergantungan: siswa mengembangkan interaksi mutualistik untuk

mengembangkan semangat demokrasi

5. sensasi ganda: siswa melibatkan sejumlah indera dalam belajar.

6. kesenangan dalam belajar

7. artikulasi: siswa mampu mengembangkan pemahaman dirinya

Empat ciri kontekstual:

1. komunikasi optimisme dan harapan yang tinggi yang dicapai dengan tugas-tugas

yang menantang

2. penciptaan lingkungan fisik yang kondusif

3. mengakomodasi berbagai gaya belajar yang berbeda yang dilakukan dengan

memberi variasi, menawarkan pilihan, dan bernegosiasi dengan siswa.

Page 19: 5. Trik Taktik

19

4. peningkatan harga diri siswa yang dilakukan dengan pemakaian bahasa yang

positif

Akan tetapi segalanya belum tentu berjalan mulus. Jelas ada banyak hal yang

menentukan keberhasilan implementasi ide dalam buku ini. Seringkali terdapat hal yang

pengaturannya membutuhkan ijin dari pihak lembaga seperti pengaturan fisik

lingkungan kelas. Hal lain yang berpengaruh adalah kebijakan pimpinan, kultur

lembaga, dan berbagai peraturan yang bisa jadi tidak selaras dengan keinginan guru.

Bagaimanapun juga guru tetap harus optimis, asalkan guru tersebut cekatan atau masih

berusaha mengembangkan keterampilannya, teknik yang disajikan Paul Ginnis akan

berhasil meski dalam kondisi yang janggal.

B. Bagian 2: Alat Untuk Mengajar dan Belajar

Pendidikan merupakan pondasi bagi sebuah negara. Melalui edukasi,

pencerdasan generasi penerus bangsa merupakan modal yang penting bagi

kekuatan sebuah negara. Maka tidak heran pada umumnya negara-negara di dunia

memperhatikan pendidikan negerinya dengan berbagai kebijakan, baik dalam hal

membentuk undang-undang, menyediakan prasarana dan sarana, hingga pengaturan

sistem pendidikan dalam pelaksanaan pendidikan di dalam negerinya.

Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari

unsur: tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru. Semua unsur atau

komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi; dan semuanya berfungsi

dengan berorientasi kepada tujuan. Kesediaan prasarana dan sarana pendukung kegiatan

belajar mengajar. memenuhi kebutuhan untuk membelajarkan siswa. Proses

pembelajaran memerlukan sarana dukung pendidikan yang kondusif. Untuk

memusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran bisa didasarkan terhadap diri siswa itu

sendiri dan atau terhadap situasi pembelajarannya.

Berbagai cara bisa dilakukan guru untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan guru:

1. Duta Besar

Prosedur:

a. Siswa bekerja dalam kelompok berempat. Di tiap kelompok, satu siswa

dicalonkan sebagai duta besar.

Page 20: 5. Trik Taktik

20

b. Para duta besar meninggalkan ruang kelas bersama-sama untuk menyaksikan

pertunjukan di tempat lain. Ini bisa dilakukan di aula oleh seorang rekan yang

bersedia. Atau kelompok ini dapat diawasi oleh pustakawan di pusat sumber

belajar dan menyaksikan presentasi PowerPoint atau video tentang Anda yang

mendemonstrasikan teknik tersebut.

c. Sementara itu, siswa lainnya terus berkutat dengan teori yang terkait dengan

demonstrasi, diajar oleh guru di ruang kelas.

d. Ketika sedang menonton demonstrasi, para duta besar diharapkan membuat

catatan sehingga mereka dapat mengulang dan menjelaskan demo tersebut ke

kelompok mereka. Mereka mungkin perlu melihat demo tersebut lebih dari

sekali dan mungkin memerlukan beberapa waktu untuk menyiapkan alat bantu

belajar.

e. Para duta besar kembali ke ruang kelas, sebaiknya pada saat kerja teori telah

selesai. Mereka sekarang mengajarkan demonstrasi ke kelompoknya masing-

masing, menjelaskan, dan jika perlu mengulang, langkah-langkahnya.

f. Penerima mengajarkan teori yang baru saja mereka terima kepada duta besar

mereka.

g. Pembelajaran dari tiap orang kemudian dicek oleh guru. Ini dapat dilakukan

melalui tes formal, atau oleh guru yang secara spontan menunjuk individu untuk

menjelaskan atau mempertontonkan teknik tersebut.

Aplikasi

a. Ideal untuk seni, Pendidikan Jasmani (PJ) dan teknologi, di mana siswa harus

mempelajari teknik dan proses yang tepat.

b. Di sains, untuk memperkenalkan prosedur sebuah percobaan yang nanti harus

dilakukan tiap orang di lab.

c. Bagaimana menyusun esai dalam Bahasa Inggris.

d. Teknik lapangan dalam geografi, teknik riset dalam sosiologi.

e. Aturan dan prosedur dalam matematika, teknik perencanaan bisnis dalam ilmu

bisnis.

f. Sebagai alat untuk memperkenalkan kosakata dan struktur bahasa barn dalam

bahasa-bahasa modern, ideal digunakan oleh asisten bahasa.

Page 21: 5. Trik Taktik

21

Alasan melakukan:

a. Aktivitas ini memperkuat kebersamaan dan saling ketergantungan, yang

merupakan bagian dari batu pondasi kewarganegaraan.

b. Latihan ini menuntut siswa untuk menyerap, mengingat, dan mengungkapkan.

Ini adalah dasar dari proses belajar dan sengaja diajarkan di latihan ini. Jika

diadakan tanya jawab secukupnya, proses ini membantu siswa menjadi sedikit

lebih sadar diri dan mandiri.

c. Dengan meminta siswa untuk bertanggung jawab, kegiatan ini mengatasi

masalah yang dihadapi oleh banyak guru bahwa minat siswa cenderung tidak

bertahan lama ketika mereka secara pasif menonton sebuah demonstrasi.

d. Kegiatan ini membebaskan guru untuk lebih menjadi pengontrol kualitas, bukan

pemain.

Variasi

a. Selain demonstrasi praktis, pengajaran apapun dapat dipakai. Di dalam video

guru dapat memberikan informasi atau menjelaskan sebuah konsep

b. Gunakan video komersil - pilihan paling mudah.

c. Selain menonton guru atau video, para duta besar dapat melakukan riset

menggunakan Internet, kemudian kembali dan menyampaikan hasilnya.

d. Selain menggunakan video atau rekaman untuk melakukan demonstrasi,

gunakan siswa yang "bersinar" yang telah diajar oleh guru, atau yang dipimpin

oleh siswa yang lebih senior dengan pengetahuan dan pengalaman yang lebih

banyak di area tersebut

e. Buat kelompok bertiga, bukan berempat, agar tiap orang terlibat.

2. Majelis

Prosedur

a. Siswa bekerja sendiri atau berpasangan untuk menyusun potongan-potongan dari

materi-materi yang secara logis berkaitan. Pilih materi dan pemotongannya

dengan hati-hati.

b. Bentuk paling sederhana dari menyusun adalah mengurutkan. Harus ada cukup

petunjuk di tiap potongan agar dapat dihubungkan dalam urutan yang logis.

Pengurutan dapat diberikan berdasar kronologi (garis waktu, contohnya), atau

Page 22: 5. Trik Taktik

22

dapat dengan urutan langkah-langkah yang tepat dalam suatu percobaan, proses

teknologi, urutan kejadian dalam narasi sebuah cerita, logika sebuah perhitungan

matematis, rasionalitas dari argumen kumulatif.

c. Materi yang akan dikumpulkan bisa berupa teks, gambar, simbol, kombinasi.

d. Bentuk lain dari menyusun antara lain:

• Menggabungkan sebuah gambar, misalnya memilih dan menempatkan

potongan gambar dari peralatan ilmiah untuk sebuah percobaan sebelum

dilaksanakan menyusun potongan berdasarkan pemahaman dari suatu teks

atau deskripsi lisan dalam Bahasa Inggris atau bahasa lain, contohnya

menata perabot di sebuah denah ruang, orang-orang di suatu tempat, gedung

di denah jalan, pemukiman di peta.

• Geometri, misalnya membuat lima buah persegi empat yang sama

ukurannya dari suatu campuran bentuk.

• Sisipkan dengan benar label yang telah dipotong dari diagram.

• Tunjukkan kaitan antara sebab dan akibat dengan meletakkan kartu-kartu

yang diberi tulian kata-kata kunci, misalnya perang, krisis, dan revolusi

dalam sejarah atau karakter fiktif dan kegiatan mereka dalam sebuah novel

atau drama. Jarak antar kartu melambangkan kekuatan hubungan di antara

mereka - semakin jauh, semakin lemah hubungannya.

• Secara fisik petakan sebuah rencana kerja dengan tugas utama, langkah

kecil, tanggal dan nomor di kartu terpisah

Aplikasi

a. Gambar besar adalah cara yang sangat bagus untuk membantu siswa mengenal

skema kerja atau silabus ujian. Tulis ulang silabus dalam bahasa siswa,

pertahankan sebanyak mungkin istilah resmi. Potong menjadi bagian-bagian

login, hati-hati membagi elemen-elemen yang berkaitan, misalnya judul

kategori dan subdivisinya, petikan, dan referensinya. Siswa dengan bekerja

berpasangan mencocokkan dan mengurutkan potongan kertas agar semirip

mungkin dengan dokumen salinannya. Begitu dokumen asli dan hasil siswa

dibandingkan dan penyesuaian dilakukan, minta tiap pasangan untuk

menempelkan potongan-potongan silabus di atas kertas buram sedemikian rupa

sehingga masuk akal bagi mereka, menggunakan garis warna. Representasi

Page 23: 5. Trik Taktik

23

visual ini kemudian dapat ditampilkan di dinding ruang kelas atau disimpan

untuk referensi.

b. Teknologi, sains: memprediksi, atau mencatat, langkah-langkah dari suatu

proses atau percobaan, peristiwa tidak langsung dalam suatu reaksi berantai,

urutan perubahan atom dalam reaksi kimia.

Alasan melakukannya

a. Kegiatan ini melatih keterampilan berpikir utama seperti mengurutkan,

mengelompokkan, memilih, mencocokkan.

b. Kegiatan ini memuaskan keingintahuan manusia dan keinginan otak untuk

membuat koneksi, untuk melihat bagaimana hal-hal saling berkaitan.

c. Banyak siswa memperoleh manfaat dari kegiatan yang menarik ini, mereka lebih

termotivasi dan fokus dengan menggeser-geser potongan kertas di seluruh meja

dari pada memelototi kertas kosong dengan pena di tangan.

Variasi

a. Masukkan elemen kompetisi - saling berlomba atau berpacu dengan waktu.

b. Siswa dapat bekerja bertiga untuk beberapa tugas. Contohnya tugas yang

memungkinkan adanya perbedaan pendapat

c. Siswa diberi potongan tersusun yang ada kesalahannya dan mereka harus

menemukannya. Di tingkat tinggi, mungkin ada satu kesalahan kecil, memaksa

perhatian yang teliti pada detail.

3. Punggung dengan punggung

Prosedur

a. Siswa duduk berpasangan "punggung dengan punggung" -sandaran kursi

sebaiknya bersentuhan sehingga para siswa cukup dekat untuk saling

mendengarkan di antara keramaian yang ada. Mereka memutuskan siapa A dan

siapa B.

b . A diberi material visual, yang dia pegang dekat dadanya (sehingga pasangan

mata yang penasaran di sekeliling ruangan tidak dapat melihatnya). B diberi

selembar kertas polos dan pensil.

c . A menjelaskan visualnya kepada B, sedangkan B menggambarnya, dengan

tujuan membuat tiruan yang sempurna dalam ukuran, bentuk, dan detail,

Page 24: 5. Trik Taktik

24

lengkap dengan labelnya. Tidak boleh mengintip! Pemberi penjelasan tidak

boleh menggambar di udara dengan jari

d . Ini merupakan latihan kerja sama. B dapat bertanya sebanyak yang dia suka dan

tugas A menolong sebanyak mungkin.

e. Saat waktu habis, pasangan tersebut membandingkan yang asli dengan upaya

tiruannya.

f . Pasangan bertukar tugas dan mencobanya lagi dengan menggunakan materi lain,

dengan B menjelaskan dan A menggambar.

Aplikasi

a. Hampir setiap material visual, seperti foto pemandangan, pemukiman, monumen

bersejarah, karya seni, peta, baju mode, bangunan religius

b. Geografi, diagram dari berbagai jenis gunung

c. Geometri dan trigonometri, dengan memberikan detail tepat tentang sudut,

panjang garis, diameter.

d. Perangkat ilmiah, diagram sirkuit, sketsa peralatan.

e. Juga di sains, salah seorang menjelaskan ke pasangannya apa yang dapat mereka

lihat di bawah mikroskop.

f. Denah, peta, dan diagram alir.

Alasan melakukannya

a. Belajar yang bertahan lama muncul melalui perhatian yang fokus pada detail

dan melalui usaha untuk menggunakan bahasa yang tepat.

b. Kecakapan mendengarkan dan bertanya dikembangkan dengan sengaja - ini

adalah dua di antara bahan-bahan yang penting untuk belajar mandiri yang

efektif.

c. Intelegensi visual dan interpersonal diperlukan. Dengan meniadakan kebutuhan

akan membaca dan menulis, kegiatan ini memberi kesempatan bagi siswa

kurang berprestasi untuk sukses dan puas. Kegiatan ini komprehensif.

d. Mereka yang mempunyai cara belajar visual merasa puas.

e. Ini adalah latihan dalam kerja sama - tiap siswa bergantung pada lainnya untuk

sukses. Ini merupakan kesempatan yang bagus untuk meminta siswa bekerja

dalam kombinasi yang "tidak biasa" yang melintasi keterbatasan persahabatan

biasa dan jenis kelamin.

Page 25: 5. Trik Taktik

25

Variasi

a. Cobalah kegiatan ini dengan kertas grafik, sehingga mengundang siswa untuk

menggunakan koordinat untuk mencapai keakuratan.

b. Cobalah ini berhadapan bukan saling memunggungi dengan kertas

disembunyikan di belakang karton atau buku. Dengan ini siswa memperoleh

manfaat dari kontak mata, tetapi tidak diperbolehkan menggunakan isyarat atau

menggambar bentuk di udara. Pemberi penjelasan sebaiknya tidak dapat melihat

pekerjaan penggambar selama proses berlangsung.

c. Setelah beberapa lama, hentikan proses dan bahas dengan kelas istilah teknis

yang diperlukan oleh kegiatan ini. Para siswa kemudian kembali ke aktivitas dan

diharapkan menggunakan lebih banyak bahasa teknis. Berkelilinglah dan

pastikan mereka melakukannya!

d. Gunakan kegiatan ini untuk model tiga dimensi - misalnya papan sirkuit, model

plastik, patung kawat.

Prosedur

a. Jelaskan bahwa Anda akan menjelaskan suatu prosedur, membaca teks, menulis

bacaan di papan, mendemonstrasikan aktivitas praktis, menjelaskan konsep,

berhitung, menggambar diagram di OHP dan Anda mungkin membuat

kesalahan.

b. Tugas siswa, yang bekerja secara individu adalah menemukan dan membuat

catatan kesalahan.

c. Di akhir presentasi guru, para siswa berpasangan, membandingkan hasilnya dan

maju dengan daftar gabungan mereka.

d. Guru berkeliling kelas menanyakan tiap pasangan untuk mengusulkan

kesalahan.

Aplikasi

Sains: melakukan percobaan tanpa perahtian yang cukup terhadap aspek keamanan

dan kesehatan

Proses apapun yang dapat didemonstrasikan, lukisan, atau kalkulasi yang rumit,

penjelasan atau deskripsi penting

Alasan melakukannya

Semua siswa perlu waspada dan berpikir.

Page 26: 5. Trik Taktik

26

Menegaskan pemahaman di pikiran siswa saat otak secara otomatis membandingkan

apa yang dia kira diketahuinya dengan apa yang sedang dilihat dan didengar.

Nilai baru dari siswa yang mempertaruhkan kecerdasan melawan guru biasanya

memberi motivasi.

Kegiatan ini menciptakan hubungan yang lebih mulus antara kelas dan guru.

Variasi

a. Awalnya, siswa bekerja berpasangan. Kemudian, setelah presentasi guru,

pasangan bergabung menjadi berempat. Mereka membahas, mendebat, dan

memutuskan suatu daftar terbaik.

b. Siswa harus melakukan sesuatu lebih cepat daripada guru, misalnya

mengadakan percobaan, melakukan perhitungan, mengusulkan desain, menulis

jawaban contoh, menerjemahkan bacaan, membuat suatu catatan tentang suatu

bacaan.

c. Balik prosesnya. Siswa bekerja berpasangan merancang presentasi yang punya

kesalahan yang disengaja. Jika guru tidak melihat semuanya, gurunya

dikalahkan. Ideal untuk revisi.

d. Setelah periode awal riset secara individu, siswa berpasangan dan merancang

pertanyaan untuk membawa pengetahuan mereka lebih jauh. Mereka

mengajukannya kepada guru, yang memberi nilai satu poin untuk tiap

pertanyaan yang dapat dia jawab di luar kepala. Kelas memperoleh satu poin

untuk tiap jawaban yang harus dia cari di buku

4. Bingo

Prosedur

a. Minta semua orang menggambar dengan cepat, tanpa alat sembilan grid bingo

b. Di papan tulislah 12 istilah utama dari topik saat itu

c. Minnta tiap orang mengisi kesembilan kotak dengan menuliskan sembilan dari

dua belas istilah kunci tanpa urutan. Jika mereka pandai, mereka akan memilih

yang kemungkinan benar.

d. Ucapkan "eyes down." Baca definisi dari kedua belas istilahh itu, satu per satu,

secara acak. Salah satu cara lakukannya adalah menuliskan definisi tersebut

Page 27: 5. Trik Taktik

27

kartu kecil sebelumnya. Kartu-kartu itu dikocok dalam kantong, jadi tiap orang

mendapat bahwa urutannya acak seperti dalam bingo sebenarnya

e. Siswa menyilang istilah di kartu mereka jika dan ketika tersebut cocok dengan

definisi. Ketika seseorang membuat garis (horisontal, vertikal atau diagonal),

mereka membaca kembali istilah dan artinya. Kemudian terus hingga full house.

Lagi, pemenang membaca istilah dan artinya. Sisa kelas di minta untuk setuju

atau tidak dengan siswa tersebut.

Aplikasi

a. Untuk merevisi topik yang baru disampaikan.

b. Untuk mengevaluasi pengetahuan tentang topik yang siswa miliki sebelum

c. Sebagai cara yang menyenangkan untuk memberi "tes."

d. Akhir yang ideal dari pelajaran yang telah memperkenalkan beberapa istilah

teknis.

Alasan melakukan

a. Menarik, berbeda, mudah!

b. Mernberi tabu Anda dan siswa banyak hal tentang tingkat pemahaman dan

ingatan Diagnosis tersebut kemudian dapat memberitahu pilihan aktivitas untuk

penguatan (reinforcement) dan perluasan (extension).

c. Mendorong siswa memahami bahwa belajar dapat menyenangkan, dan juga

memberi mereka teknik revisi untuk digunakan di rumah.

Variasi

a. Gunakan enam belas kotak dengan dua puluh lima istilah.

b. Siswa dapat bekerja dalam pasangan, bukan individu, dengan bermacam

kemampuan.

c. Sebagai ganti membaca definisi, buat pertanyaan yang agak sulit yang

mencerminkan standar penilaian resmi.

d. Belajar bagaimana mengeja istilah teknis. Siswa diminta belajar dua belas kata

kemudian mereka memilih Sembilan yang mereka merasa yakin dan menuliskan

di kotak - dari ingatan. Guru kemudian mengeja kedua belas kata tersebut satu

per satu secara acak. Siswa kemudian menyilangnya hanya jika mereka telah

mengeja dengan benar.

Page 28: 5. Trik Taktik

28

5. Fungsi Fisik

Prosedur

Gunakan siswa di kelas untuk mewakili bagian komponen sebuah proses, dan minta

mereka memainkannya. Contohnya: reproduksi manusia.

a. Singkirkan perabot dari tengah ruang. Gunakan meja, kursi atau bangku

laboratorium untuk membuat jalan masuk (vagina) dari pintu ruang sampai ke

tengah ruang.

b. Mintalah separuh kelas untuk menunggu di luar di koridor - mereka akan

menjadi sperma

c. Sebagian besar lainnya berdiri dalam dua baris untuk membentuk saluran falopi

di ujung jalan masuk. Lima siswa yang saling memunggungi dan lengan

berkaitan kuat dalam lingkaran dan membentuk selaput sel telur wanita. Telur

tersebut bersarang di saluran Fallopian. ,

d. Pilih siswa terkecil dalam kelas sebagai nukleus - dia berdiri di tengah-tengah

sel, bergetar penuh antisipasi.

e. Sekarang minta sperma di koridor untuk berpasangan, kepala dan ekor. Ekor

bergoyang-goyang dan mendorong. Jelaskan bahwa jalan masuknya sempit, dan

ini adalah pacuan dan agar tidak begitu kacau, sperma hanya dapat berjalan

dengan menapak atau bergerak dengan pelan.

f. Sperma menekan pintu yang tertutup, yang kemudian terbuka dengan cepat dan

secara tiba-tiba siswa yang berpasangan berdesakan di jalan masuk menuju telur

yang menunggu. Jika kepala dan ekor terpisah, mereka mati.

g. Kepala sperma pertama yang tiba dipersilakan masuk, membran sel telur segera

menutup. Lengan berkaitan kuat lagi. Nukleus dibuahi dan sisa sperma berputar-

putar dan menyerah.

Plasenta. Bentangkan jaring badminton di tengah ruang sebagai dinding

plasenta. Bagi siswa menjadi dua kelompok besar - pasokan darah milik ibu dan janin.

Kelompok tersebut, di sisi-sisi lain dari jaring, bergerak dalam lingkaran besar. Saat

mereka berkeliling, siswa mengambil kartu. Siswa dari ibu mengambil kartu sel darah

merah besar dan kartu oksigen putih yang lebih kecil dan kartu gizi hijau, masing-

masing satu. Siswa janin mengambil kartu sel darah merah yang besar dan kartu karbon

Page 29: 5. Trik Taktik

29

dioksida abu-abu yang lebih kecil dan kartu kotoran coklat dan kuning. Saat siswa yang

berkeliling mendekati jaring, mereka mencoba memberikan kartu-kartunya ke siswa di

sisi lain. Kartu-kartu oksigen dan gizi diberikan ke janin, dan kartu kotoran coklat dan

kuning diberikan ke ibu. Kartu sel darah merah terlalu besar dan tidak akan. melewati

jaring, yang menunjukkan bahwa pasokan darah tidak pernah bercampur. Teruskan

proses, sampai tujuan pengajaran utama menjadi jelas.

Magnetisme. Singkirkan perabot dan buat lingkaran dari kursi. Letakkan meja

atau bangku di tengah-tengah lingkaran sebagai magnet batang, diberi label positif dan

negatif. Minta seorang siswa berdiri dan berjalan di jalur medan magnet. Kembangkan

rute dengan diskusi dan panduan dari guru. Secara bertahap undang lebih banyak siswa

untuk ikut serta sampai pola penuh dari medan magnet bergerak.

Aplikasi

a. Berbagai fungsi dalam sebuah proses, dikaitkan dengan siswa yang menunjuk

yang menggambarkan anak panah.

b. Sains: voltase. Buat sebuah "sirkuit listrik" menggunakan benang atau tali.

beberapa siswa menjadi bola lampu dan berdiri di atas benang, sedangkan

lainnya mewakili daya listrik. Awalnya hanya satu siswa merupakan "volt" clan

mendorong "siswa daya listrik" mengitari sirkuit. Saat "daya" melewati bola

lampu, lengan mereka naik. Kemudian dua "volt" mendorong "daya", yang

sekarang bergerak lebih kencang sehingga cahaya hidup lebih cepat. "Volt"

ketiga ditambahkan dan seterusnya sampai tujuan kegiatan terbentuk dengan

kuat.

Alasan melakukannya

a. Belajar dengan indera ganda (multisensory) lebih bertahan di otak dari pada

belajar tanpa indera ganda. Pengalaman tersebut masuk melalui lebih banyak

jalur indera.

b. Pengalaman yang memiliki keunggulan emosional, yang terasa berbahaya,

menarik atau menyenangkan, misalnya menyebabkan lepasnya zat kimia di otak,

yang berfungsi sebagai perekat memori.

c. "Fungsi Fisik" merupakan strategi menyeluruh - yang memuaskan siswa yang

tidak membaca atau menulis dengan baik, yang model belajarnya konkret, aktif

atau acak, atau yang intelegensinya sebagian besar kinestetik dan spasial.

Page 30: 5. Trik Taktik

30

d. Kegiatan ini dapat memecahkan kekakuan dan mengubah dinamika hubungan di

kelas. Guru sering dipandang dalam cara berbeda setelahnya dan siswa mungkin

lebih siap untuk bekerja dengan lainnya dalam berbagai kombinasi.

Variasi

a. Keluar ruang - gunakan tempat bermain untuk demonstrasi yang besar.

b. Undang sekelompok siswa tingkat lanjut yang sedang meriset topik dan

rencanakan bagaimana kelas dapat merepresentasikan secara fisik. Mereka

kemudian memimpin pelajaran dan mengorganisir semuanya, bukannya Anda!

Anda hanya membuat penyesuaian dan komentar.

c. Minta siswa untuk bekerja dalam kelompok. Beri mereka tantangan untuk

dikerjakan, dan secara fisik demonstrasikan proses untuk mereka sendiri dalam

kelompok mereka. Kelompok-kelompok tersebut kemudian melihat interpretasi

masing-masing.

6. Pecahan Potongan

Prosedur

a. Tiap siswa diberi sepotong informasi atau tanggung jawab yang diperlukan oleh

kelompok untuk menyelesaikan tugas bersama.

b. Jelaskan tugas yang harus diselesaikan kelompok - masalah yang harus

dipecahkan, kode yang harus dibuka, urutan yang harus ditentukan, kesimpulan

yang harus dibuat, keputusan yang harus diambil, pemecahan yang harus

ditemukan, produk yang harus diciptakan.

c. Jelaskan aturannya.

• Kamu tidak boleh menunjukkan atau secara fisik memberikan informasi

kepada siapapun juga. Kamu juga tidak boleh mengambil dari orang lain.

• Kamu bertukar kontribusimu hanya dari mulut ke mulut .

• Hanya satu orang yang boleh menulis.

• Kamu tidak boleh bergerak atau meninggalkan kursi, kecuali satu orang

yang mungkin diminta oleh kelompok untuk menulis catatan di papan

• Secara periodik guru akan memberi tabu waktu yang tersisa, dan

menegurmu jika aturan dilanggar. Selain ini, kamu harus mengatur diri

sendiri.

Page 31: 5. Trik Taktik

31

• Sesuaikan aturan menurut sifat aktivitas. Penting bahwa tiap siswa

memegang erat informasi atau tanggung jawab tertentu mereka di sepanjang

kegiatan.

• Umumkan deadline-nya, yang menciptakan perasaan terdesak, dan biarkan

mereka mulai

d. Peran guru. Aktivitas ini dirancang untuk melatih keterampilan pemecahan

masalah dari kelompok. Maka panting untuk membolehkan kelompok

mengambil alih proses tersebut. Jika Anda mundur, mengamati tetapi tidak ikut

campur, dinamika sebenarnya dari kelas akan dapat terlihat: dominasi, minder,

pendengaran kurang, meremehkan atau apapun. Mungkin sulit untuk

mengendalikan, tetapi ini adalah kegiatan belajar melalui pengalaman dan akan

ada hasilnya hanya jika keadaan sebenarnya dari kegiatan dapat disaksikan oleh

semua. Turut campur hanya jika gangguan fisik atau pelecehan emosi akan

terjadi. Membahas ape yang telah terjadi setelah itu sama pentingnya dengan

kegiatan ini sendiri.

Aplikasi

Sains: Siswa bekerja dalam kelompok berempat atau berlima. Tiap kelompok harus

merancang percobaan untuk memisahkan alkohol dan air. Petunjuknya antara lain:

alkohol tidak berwarna. Petunjuknya:

titik didih air adalah 100°C.

titik didih alkohol adalah 78°C.

penguapan berarti ....

pengembunan adalah ....

Alasan melakukannya

a. Kegiatan ini sesuai dengan keinginan alami dari otak untuk memecahkan teka-

teki, membuka misteri, menyelesaikan tantangan dan biasanya membuat arti

sendiri.

b. Memperkuat kemampuan linguistik, logis, dan interpersonal.

c. Membagi potongan memberi tiap orang kontribusi potensial, jadi tidak ada yang

tertinggal - bermanfaat ketika Anda ingin siswanya mempelajari seni partisipasi

dan keikutsertaan. Kegiatan ini melatih siswa dalam kerja kelompok yang

sebenarnya. Menarik perhatian tiap siswa terhadap perlunya keterampilan

Page 32: 5. Trik Taktik

32

mendengarkan dan aturan dasar. Ini, pada akhirnya, menciptakan konteks dan

motivasi untuk memperbaiki perilaku. Ini dapat mengarah ke penciptaan atau

penguatan aturan dasar ruang kelas untuk detail lebih lanjut.

d. Kegiatan ini mengungkapkan titik awal dari mana Anda dapat membahas

bagaimana kelas mengambil bertambahnya tanggung jawab untuk belajar.

e. Kegiatan ini memerlukan berbagai ketrampilan berpikir, termasuk membuat

hipotesis, mengurutkan informasi, mengacu silang, berpikir lateral, menunda

penilaian, memantau .

f. Dengan mendengar diskusi, guru dapat melakukan penilaian diagnostik

informal.

Variasi

a. Filmkan kegiatan ini dengan persetujuan kelompok. Tonton filmnya dengan

siswa, kemudian bahas peningkatan untuk perilaku dan teknik pemecahan

masalah. Raga minggu kemudian lakukan kegiatan yang sama, filmkan lagi,

tonton dan sampai di mana peningkatan telah dicapai. Lihat

b. Buat variasi dalam besarnya kelompok. Bahkan cobalah dengan seluruh kelas

duduk berkeliling dalam lingkaran.

7. Kartu Panggilan

Prosedur

a. Ide sederhana ini memungkinkan siswa untuk memberi respons dengan

mengangkat sebuah kartu, atau meletakkannya di atas meja.

b. Buat sejumlah kartu, ukuran A5 atau A6, dan bagikan kepada tiap siswa. Untuk

kebanyakan tujuan siswa bisa memiliki tiga kartu: merah, hijau, kuning, atau

simbol: centang, silang, tanda tanya.

c. Satu-satunya aturan adalah jujur.

Alasan melakukannya

a. Teknik ini mendorong partisipasi. Kartu menciptakan harapan bahwa setiap

orang akan ikut serta secara aktif. Kartu tersebut menuntut untuk dipergunakan.

b. Fakta bahwa tiap orang diberi kartu meratakan lapangan permainan. Strategi ini

terasa luas, khususnya karena kegiatan ini menyingkirkan hambatan dalam

berbicara, membaca dan menulis.

Page 33: 5. Trik Taktik

33

c. Kartu memberi kesan bahwa tidak masalah untuk tidak mengetahui segalanya,

bahwa kita di sini untuk belajar, bukan hanya mengekor dalam belajar. Kartu

menunjukkan bahwa dalam belajar ada kebingungan, salah paham dan

perjuangan mental, yang alamiah dan kita belajar secara efisien jika kita jujur

dan terbuka tentang keadaan pikiran kita!

d. Di atas segalanya, kartu tersebut menuntut agar siswa berpikir: mereka harus

mendengarkan, menyerap, menyatukan, menghubungkan, memeriksa. Alat ini

mendukung proses alami dari pembuatan pola, yang merupakan jalur untuk

pemahaman menyeluruh.

e. Kegiatan merupakan prosedur demokratis yang mendasar dan oleh karenanya

memberi kontribusi pada agenda kewarganegaraan.

Variasi

a. Jika Anda tidak memiliki cukup kartu, minta siswa menggunakan tiga isyarat

tangan yang berbeda.

b. Atau tiga ekpresi wajah yang berbeda.

8. Pusat Alam Semesta

Prosedur

a. Singkirkan meja dan buat lingkaran dari kursi-kursi.

b. Sediakan lingkaran sasaran dari karton bundar, atau lingkaran dari tali, dengan

diameter setengah meter, di mana siswa dapat berdiri. Lingkaran sasaran ini

sebaiknya diletakkan di tengah lingkaran dan. mewakili "pusat alam semesta".

c. Sukarelawan pertama berdiri di "pusat alam semesta" dan. membuat pernyataan

tentang topik yang dibahas. Semua siswa lain merespons. Semakin setuju

mereka dengan penyataannya, semakin dekat dengan tengah mereka berdiri. Jika

mereka sama sekah tidak setuju, mereka tetap duduk. Yang sangat setuju dengan

pernyataan tersebut berdiri berhimpitan di "pusat alam semesta". Kemudian

mereka semua duduk.

d. Siswa lain mengambil alih, berdiri di tengah dan membuat pernyataan baru.

Proses ini terus berlanjut dengan sukarelawan bergantian membuat pernyataan.

Page 34: 5. Trik Taktik

34

Aplikasi

a. Merevisi topik apapun. Siswa di tengah menyatakan fakta atau lebih baik lagi

menjelaskan konsep atau memberi pendapat, misalnya: "Secara keseluruhan,

kita harus mengatakan bahwa Churchill adalah perdana menteri terhebat sejak

Gladstone karena ..."

b. Menggali pengetahuan sebelumnya di awal topik baru: "Apa yang telah kita

ketahui, atau pikirkan apa yang kita ketahui, tentang ... ?"

c. Mengevaluasi belajar, misalnya: "Bagaimana kita memperbaiki percobaan yang

baru kita lakukan?"; "Lain kali kita melakukan kerja kelompok, apa yang harus

kita lakukan secara berbeda?"

d. Kumpulkan opini seluruh kelas dengan cepat mengenai isu-isu sensitif seperti

penggertakan (bullying), atau membuat keputusan tentang pergi ke mana untuk

class outing, ini cara yang ideal bagi wakil dewan sekolah untuk berkonsultasi

dengan kelas.

Alasan melakukannya

a. Kegiatan ini memaksimalkan partisipasi setiap orang terus menjadi bagian dari

proses.

b. Tidak ada tempat sembunyi, tidak ada penumpang. Tiap orang diminta untuk

berpikir dan merespons. Selalu ada prospek bahwa guru akan melihat dan

menegur mereka yang hanya ikut arus.

c. Aspek fisik dari kegiatan ini menarik bagi banyak siswa dan bisa melegakan

bagi tiap orang.

Variasi

a. Saat siswa berdiri sebagai respons terhadap sebuah pernyataan, mereka dapat

ditantang oleh guru atau siswa lain untuk memberi alasan posisi mereka. Ini

mencegah siswa yang hanya "ikut arus".

b. Kegiatan ini dapat digunakan untuk memulai debat resmi.

c. Buat sketsa cepat atau ambil foto digital untuk membuat catatan tiap pernyataan.

d. Guru dapat ikut bergabung juga, sebagai responsden, atau kadang-kadang

membuat pernyataannya sendiri, terutama jika dia merasa beberapa poin penting

terlewatkan

Page 35: 5. Trik Taktik

35

9. Saat Sirkus

Prosedur

Rencana dasarnya adalah siswa bekerja melalui serangkaian tugas dalam urutan apapun

dalam waktu tertentu.

a. Rancang sejumlah tugas yang sesuai dengan topik saat itu. Lebih disukai, yang

mencakup berbagai style belajar dan yang berbeda dalam kecanggihan

konseptual.

b. Tempatkan tugas di lokasi-lokasi yang berbeda di seluruh ruang. Jika

fasilitasnya memungkinkan, mereka dapat menonton video atau informasi

tertentu (dengan TV yang menghadap sudut ruangan), mendengarkan kaset

audio (dengan sebuah 'listening centre' dan banyak headphone), kegiatan dengan

internet atau CD-ROM (dengan PC di kelas atau di resource centre sekolah),

dan berbagai kegiatan membaca, menulis, grafik dan fisik diletakkan di atas

meja.

c. Jelaskan tujuan kegiatan, dan penilaian dilakukan di akhir rangkaian pelajaran.

Penting bagi siswa untuk dapat tetap fokus pada tujuan dan poin akhir selama

sirkus.

d. Tunjukkan chart dinding yang besar yang Anda buat sebelumnya di mana semua

tugas muncul sebagai kolom dalam urutan acak (penting bahwa tugas tertulis

acak dan tidak dalam urutan tingkatan kesulitan) dan nama semua siswa muncul

dalam baris. Siswa juga diberi lembar catatan individu dengan semua tugas

tertulis. Kemajuan (progress) dicatat di lembar publik dan juga pribadi. Tiap kali

seorang siswa menyelesaikan tugas yang memuaskan guru, kedua lembar catatan

ditandatangani dan diberi tanggal.

e. Kemudian tentukan tantangan: misalnya, "Mari kita lihat apakah semuanya

dapat berhasil dalam setidaknya lima dari delapan tugas dalam tiga pelajaran ke

depan". Penting untuk memberi kebebasan dalam jumlah tugas yang harus

diselesaikan untuk memungkinkan perbedaan. Maka minimum lima, maksimum

delapan (atau berapapun jumlah yang tepat untuk siswa Anda). Menakjubkan

bagaimana suatu insentif kecil dapat menstimulasi tekanan dan dukungan peer

group saat siswa saling mendorong untuk melengkapi jumlah minimum dari

tugas.

Page 36: 5. Trik Taktik

36

f. Siswa memulai mengerjakan tugas dalam urutan yang sesuai dengan

mereka.Guru berkeliling untuk memantau, berargumen dan mendukung. Dalam

beberapan kasus, siswa dapat diarahkan ke tugas tertentu: contohnya, siswa yang

lebih pintar akhirnya ditantang untuk tugas yang lebih sulit, dan sebaliknya.

Dengan caranya guru memastikan bahwa mereka masing-masing belajar dengan

tepat secara personal. Ketika seorang siswa selesai dengan tugasnya, guru harus

mengesahkan kinerjanya dan memeriksa pemahaman siswa sebelum mereka

diperbolehkan

g. Beberapa siswa mungkin merencanakan rute mereka, lainnya ikut arus. Tetapi

mereka boleh terlalu memadati lokasi kerja, jadi diperlukan sedikit negosiasi.

h. Diakhir waktu yang diberikan, guru mengkonsolidasi hasil belajar, dengan

memanfaatkan pengetahuan dan pemahaman yang dicapai siswa, dan penilaian

pulang dilakukan terhadap tujuan belajar sebenarnya.

Aplikasi

a. Subjek apa pun yang dapat dipelajari, atau digabung, melalui sejumlah tugas

.diri.

b. Tentukan pertanyaan ujian sebelumnya sebagai tugas -sangat bagus untuk revisi

melatih siswa dalam teknik ujian. Pertanyaannya bahkan dapat mempunyai nilai

"buruk" yang ditempel, yang menggunakan contoh anonim dari tiruan.

Tujuannya adalah membahas kembali jawaban sampai sempurna.

Alasan melakukannya

a. Ini merupakan contoh belajar mandiri terstruktur dan hal ini juga melatih siswa

disiplin tertentu: mengatur waktu; menggunakan berbagai sumber; bekerja

berbagai cara; berpindah tanpa rencana dari satu tugas ke tugas lainnya; tetap

akan tugas (bahkan ketika guru tidak sedang melihat); membuat pilihan.

b. Siswa melakukan sedikit kendali terhadap belajar mereka, menentukan urutan

dan kecepatan kerja mereka. Riset menyatakan bahwa motivasi, inisiatif dan

hasil meningkat ketika siswa memiliki kendali relatif.

c. Paling bagus, siswa akan memiliki pengalaman berbagai model belajar. Ini akan

memberi mereka dan guru pandangan terhadap preferensi alami mereka.

d. Metode ini sangat differentiated. Setiap orang diberi keberhasilan pada suatu

level yang memanjang, tetapi masih dalam jangkauan.

Page 37: 5. Trik Taktik

37

Variasi

a. Versi yang lebih terstruktur: masukkan siswa dalam kelompok dan minta mereka

bergerak berkeliling dalam jangka waktu yang ditentukan antara satu tugas dengan

lainnya. Kegiatan ini masih dapat dibedakan jika kelompok tersebut dibuat

berdasar "kemampuan". Tidak semua kelompok akan melakukan rangkaian tugas

yang sama. meskipun akan ada inti yang sama.

b. Buat siswa berkerja sama dalam kegiatan. Minta siswa bekerja berkolaborasi

berpasangan, buka secara individu dalam tugas.

Page 38: 5. Trik Taktik

38

DAFTAR RUJUKAN

Anonimus. 2009. Chapter 16: Pathways and Higher Order Function. (Online)

(http://www.iupucanatomy.com, diakses 29 Maret 2010)

Ginnis, Paul. 2008. Trik dan Taktik Mengajar. Terjemahan oleh Wasi Dewanto. Jakarta:

PT Indeks

Santrock, John W. 2008. Psikologi Pendidikan. Terjemahan oleh Tri Wibowo. Jakarta:

Kencana

Page 39: 5. Trik Taktik

39

MENDESAIN ALAT MENGAJAR DAN BELAJAR

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI KELAS

Makalah

Untuk memenuhi tugas matakuliah

Proses Belajar Mengajar Bidang Studi Biologi II

Yang dibina oleh Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc, Ph.D dan

Dr. Sri Endah Indriwati, M.Pd

Oleh:

Nurkhairo Hidayati 109661521362

Moch. Haikal 109661527719

Sulthon Taqdir Alfirdaus 109661527733

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PROGRAM PASCA SARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Maret 2010