5 puisi kontemporer 2

25

Transcript of 5 puisi kontemporer 2

Page 1: 5 puisi kontemporer 2
Page 2: 5 puisi kontemporer 2

Memahami buku kumpulan puisi kontemporer dan karya sastra yang dianggap penting pada tiap periode

Page 3: 5 puisi kontemporer 2

Mengidentifikasi tema dan ciri-ciri puisi kontemporer melalui kegiatan

membaca buku kumpulan puisi kontemporer

Klik di sini

Page 4: 5 puisi kontemporer 2

•Mendata hal-hal yang bersifat khusus dalam

puisi kontemporer

•Menemukan pesan/amanat yang ingin

disampaikan penyair

•Menjelaskan maksud isi puisi kontemporer•Mengidentifikasi tema dan ciri-ciri umum puisi kontemporer

•Mengemukakan permasalah utama yang

dibahasa penyair

•Memberikan penilaian terhadap puisi

kontemporer

•Membuat puisi kontemporer dengan

memperhatikan tipografinya

Page 5: 5 puisi kontemporer 2

Sajak Transmigran II

dia selalu singkong

dan terus menerus singkong

hari ini singkong

tadi malam singkong

besuk mungkin singkong

besuknya lagi juga singkong

di rumah sepotong singkong

di ladang seikat singkong

di pasar segerobak singkong

di rumah tetangga sepiring singkong

enam bulan lagi tetap singkong

setahun lagi tetap singkong

sepuluh tahun masih singkong

dua puluh tahun makan singkong

dan lima puluh tahun kemudian

transmigran berubah

sakit-sakitan

mati

lalu dikubur di ladang singkong

(1983, F. Rahardi)

Page 6: 5 puisi kontemporer 2

Puisi yang berjudul “Sajak Transmigran

II” yang dikarang oleh F. Rahadi bertemakan

protes sosial terhadap pemerintah. Puisi tersebut

menceritakan tentang penderitaan yang dialami

oleh masyarakat yang telah mengikuti program

pemerintah untuk bertransmigrasi.

Hal ini dapat dilihat pada baris-baris puisi yang

menyebut kata singkong yang terdapat pada

baris pertama sampai baris ke-14. Singkong

dapat diartikan sebagai lambang penderitaan

yang dialami oleh warga transmigran

Page 7: 5 puisi kontemporer 2

Orang yang bertransmigrasi kehidupan

ekonominya tidak berubah (selalu menderita), yang

semula mengalami kekurangan dalam hal ekonomi di

daerah transmigrasi pun ekonominya juga tidak jauh

berbeda yaitu tetap mengalami kekurangan. Para

transmigran pun mengalami penderitaan, sakit-

sakitan, bahkan sampai meninggal dunia pun mereka

masih dalam keadaan menderita.

Penderitaan tersebut dialaminya sepanjang hayat,

yaitu mulai kedatangannya di daerah transmigran

pada hari pertama sampai seterusnya bahhkan

sampai meniggal dunia pun kehidupannya tetap tidak

berubah yaitu menderita dan miskin.

Page 8: 5 puisi kontemporer 2

Di

Di

Betul

kau pasti

sedang menghitung

berapa nasib lagi tinggal

sebelum fajar terakhir kau tutup

tanpa seorang pun tahu siapa kau dan

di

kau

maka kini

lengkaplah sudah

perhitungan di luar akal

dan angan-angan di dalam hati kita

tentang sesuatu yang tak bisa siapa pun

menerangkatakan pada saat itu kau mungkin sedang

di

Betul

kan?

(Noorca Marendra)

Page 9: 5 puisi kontemporer 2

Penjelasan Puisi “Di”

Puisi yang berjudul “Di” karya Noorca

Marendra merupakan jenis puisi tipografi.

Puisi tipografi adalah puisi yang lebih

mementingkan gambaran visual dari puisi

tersebut. Dalam puisi tipografi seorang

penyair berusaha mengekspresikan gejolak

hatinya dengan lebih menonjolkan lukisan

bentuk dari puisinya termasuk penggunaan

kata-kata yang ada didalam puisi tersebut.

Puisi tersebut tidak hanya mengandalkan

lukisan bentuknya saja, tetapi juga pemilihan

kata-katanya yang digunakan.

Page 10: 5 puisi kontemporer 2

Dilihat dari lukisan bentuknya, dua

bentuk segitiga bertumpuk tampak

seperti tumpukan dua buah pohon

cemara. Bentuk runcing segitiga bentuk

itu seolah-olah menunjuk ke arah langit,

ke atas, sangat atas. Seolah-olah diatas

langit masih ada langit. Yang

dimaksudkan bahwa di atas sana ada

dunia sang kausa prima, yaitu Tuhan

sendiri.

Page 11: 5 puisi kontemporer 2

Lukisan segitiga yang menyerupai pohon

cemara yang menunjuk ke langit itu

memperkuat makna baris dalam puisi-puisi

tersebut. kau pasti sedang menghitung berapa

nasib lagi tinggal sebelum fajar terakhir kau

tutup. Hal ini menunjukkan bahwa setiap

pribadi hari demi hari tanpa sadar berarak ke

rumah abadi/ menghadap sang pencipta

(meninggal). Namun sebelum hari kematian

itu tiba, apa saja yang dapat dilakukan

manusia. Manusia secara naluriah hanya dapat

menghitung berapa lagi nasib yang tersisa.

Page 12: 5 puisi kontemporer 2

VVVVVVVVVVVVVVVVV

VVVVVVVVVVVVVVVVV

VVVVVVVVVVVVVVVVV

VVVVVVVVVVVVVVVVV

VVVVVVVVVVVVVVVVV

VVVVVVVVVVVVVVVVV

VVVVVVVVVVVVVVVVV

VVVVVVVVVVVVVVVVV

V

VIVA PANCASILA !

(Oleh Jeihan)

Page 13: 5 puisi kontemporer 2

Puisi yang berjudul “Viva Pancasila”

karya Jiehan merupakan jenis puisi tipografi.

Puisi tipografi adalah puisi yang lebih

mementingkan gambaran visual dari puisi

tersebut. Dalam puisi tipografi seorang

penyair berusaha mengekspresikan gejolak

hatinya dengan lebih menonjolkan lukisan

bentuk dari puisinya termasuk penggunaan

kata-kata yang ada didalam puisi tersebut.

Puisi tersebut tidak hanya mengandalkan

lukisan bentuknya saja, tetapi juga pemilihan

kata-katanya yang digunakan.

Page 14: 5 puisi kontemporer 2

Dilihat dari lukisan bentuknya, puisi tersebut berbentuk

segiempat. Baris pertama menggunakan huruf V sebanyak 17

huruf. Hal tersebut menandakan tanggal diproklamasikan

kemerdekaan bangsa Indonesia yaitu tanggal 17. Sementara

itu, huruf V ke bawah berjumlah 8 baris. Hal tersebut

menandakan bulan diproklamasikannya kemerdekaan bangsa

Indonesia yaitu bulan delapan (Agustus).

Pada akhir baris terakhir tertulis “Viva Pancasila”. Viva dalam

bahasa latin berarti kemenangan, Pancasila berarti lima dasar.

Tulisan tersebut seolah-olah merupakan judul puisi karya

Jiehan yang mempunyai makna kemenangan Pancasila. Jika

diartikan secara keseluruhan sajak tersebut berisikan tentang

Kemenangan Pancasila berkat diproklamasikannya

kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 17 bulan delapan

oleh bangsa Indonesia.

Page 15: 5 puisi kontemporer 2
Page 16: 5 puisi kontemporer 2

Pertanyaan1. Jelaskan masalah utama yang dibahas penyair dalam puisi ‘Di’!Jawab: masalah utama puisi ‘Di’ adalah manusia pada akhirnya akan kembali kepada sang pencipta (Yang Maha Segalanya)2. Bagaimanakah sikap penyair terhadap masalah yang disampaikan dalam puisi? Jawab: Penyair menganggap bahwa orang hidup di dunia ini pada akhirnya akan kembali kepada Sang Pencipta.

Page 17: 5 puisi kontemporer 2

3. Bagaimanakah perasaan penyair ketika puisi itu ditulis! Jawab: Penyair merasa kesulitan untuk menemukan Tuhan.

4. Pesan apa sajakah yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca?Jawab: jangan membangga-banggakan diri karena kelebihan yang dimilikinya, sebab di atas sana adalah sang pemilik yang Mahakuasa

Page 18: 5 puisi kontemporer 2

5. Sampaikan secara garis besar puisi yang Anda baca!

Jawab: Puisi “Di” yang berbentuk seperti lukisan

segitiga yang menyerupai pohon cemara yang

menunjuk ke langit itu memperkuat makna baris

dalam puisi-puisi tersebut. kau pasti sedang

menghitung berapa nasib lagi tinggal sebelum fajar

terakhir kau tutup. Hal ini menunjukkan bahwa

setiap pribadi hari demi hari tanpa sadar berarak ke

rumah abadi/ menghadap sang pencipta (meninggal).

Namun sebelum hari kematian itu tiba, apa saja yang

dapat dilakukan manusia. Manusia secara naluriah

hanya dapat menghitung berapa lagi nasib yang

tersisa.

Page 19: 5 puisi kontemporer 2

6. Berilah penilaian terhadap puisi tersebut khususnya yang berkaitan dengan isi, tipografi, dan nonsense!Isi: isinya cukup bagus, yaitu mengingatkan manusia pada akhirnya akan kembali kepada Tuhannya. Untuk itu, harus bersiap-siap menghadap-Nya.

Tipografi: lukisan seperti bentuk pohon cemara bertumpuk

Nonsense: tidak ada

Page 20: 5 puisi kontemporer 2
Page 21: 5 puisi kontemporer 2

Pertanyaan1. Jelaskan masalah utama yang dibahas penyair dalam puisi ‘Viva Pancasila’!Jawab: masalah utama puisi ‘Viva Pancasila ’ adalah kemenangan bangsa Indonesia yang telah memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 19452. Bagaimanakah sikap penyair terhadap masalah yang disampaikan dalam puisi? Jawab: Penyair menganggap kemerdekaan bangsa Indonesia berkat adanya kemenangan terhadap Pancasila

Page 22: 5 puisi kontemporer 2

3. Bagaimanakah perasaan penyair ketika puisi itu ditulis! Jawab: Penyair merasa bangga dan gembira dengan adanya proklamasi tanggal 17 bulan Agustus bagi bangsa Indonesia 4. Pesan apa sajakah yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca?Jawab: ingat-ingatlah kemenangan Pancasila berkat tanggal 17 Agustus

Page 23: 5 puisi kontemporer 2

5. Sampaikan secara garis besar puisi yang Anda baca!Jawab: Puisi “Viva Pancasila” Dilihat dari lukisan bentuknya,

puisi tersebut berbentuk segiempat. Baris pertama

menggunakan huruf V sebanyak 17 huruf. Hal tersebut

menandakan tanggal diproklamasikan kemerdekaan bangsa

Indonesia yaitu tanggal 17. Sementara itu, huruf V ke bawah

berjumlah 8 baris. Hal tersebut menandakan bulan

diproklamasikannya kemerdekaan bangsa Indonesia yaitu

bulan delapan (Agustus).

Pada akhir baris terakhir tertulis “Viva Pancasila”. Viva dalam

bahasa latin berarti kemenangan, Pancasila berarti lima dasar.

Tulisan tersebut seolah-olah merupakan judul puisi karya

Jiehan yang mempunyai makna kemenangan Pancasila. Jika

diartikan secara keseluruhan sajak tersebut berisikan tentang

Kemenangan Pancasila berkat diproklamasikannya

kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 17 bulan delapan

oleh bangsa Indonesia. .

Page 24: 5 puisi kontemporer 2

6. Berilah penilaian terhadap puisi tersebut khususnya yang berkaitan dengan isi, tipografi, dan nonsense!Isi: isinya cukup bagus, yaitu mengingatkan bangsa Indonesia tentang tanggal kemerdekaan bangsa yaitu tanggal 17 bulan Agustus.

Tipografi: lukisan berbentuk segi empat

Nonsense: huruf V yang berderet vertikal dan horisontal

Page 25: 5 puisi kontemporer 2