5. Overhead
description
Transcript of 5. Overhead
5. Overhead
Suatu overhead dapat dibandingkan dengan tanda terima suatu parsel yang berisi informasi tentang isi, kondisi, tipe, tanggal pos, berat dsb, dari parsel.
overhead
Menjelaskan fungsi overhead. Menyebutkan macam-macam tipe overhead. Menyebutkan atribut overhead individual dan
menerangkan byte-byte-nya.
5.2. Fungsi Overhead
Dalam SDH ada perbedaan antara,
Section Overhead (SOH). Path Overhead (POH).
5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH
Blok teratas suatu SOH disebut SOH regenerator.
Blok terbawah suatu SOH disebut SOH multipleks.
5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH
5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH
Byte Framing Enam byte ini
mempunyai suatu rangkaian bit tetap dan digunakan sebagai sinyal batas frame untuk satu STM-1. A1 = 11110110; A2 = 00101000.
5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH
Byte Identifikasi STM Setiap frame STM-1
diberi suatu nomer identifikasi (ID) sebelum dimultiplekskan menjadi suatu STM-N.
Selama demultipleks, ID digunakan untuk menentukan atau pengecekan posisi STM-1 individual.
5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH
Byte BIP-8 Seksi Regenerator
Byte B1 mengirim suatu kode parity yang digunakan untuk pemonitoran bit error pada bagian regenerator STM-1.
Byte B1 dikirim hanya dalam STM-1 #1 suatu STM-N.
5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH
Byte Orderwire Dua byte ini menyediakan
kanal pelayanan dan dapat digunakan untuk komunikasi suara (64 Kbps untuk tiap saluran).
Byte E1 digunakan sebagai suatu kanal suara antara regenerator dan multiplekser (kanal omnibus).
Byte E2 digunakan hanya sebagai kanal suara antara multiplekser (kanal ekspres).
E1 dan E2 didefinisikan hanya dalam STM-1 #1 dari sinyal STM-N.
5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH
Byte Kanal User Byte F1 dicadangkan
untuk operator jaringan dan dapat digunakan sebagai 64 kbps kanal auxiliary (misal komunikasi data lewat PC).
Byte ini juga hanya ditransmisikan dalam STM-1 #1 suatu sinyal STM-N.
5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH
Byte Kanal Komunikasi Data DCC
Duabelas byte ini disediakan untuk transportasi pemonitoran dan kontrol data dalam suatu sistem manajemen jaringan.
Byte D1-D12 sebutan Kanal Komunikasi Data DCC.
Byte D1-D3(DCC-R) digunakan untuk komunikasi antara TMN dan multiplekser dan regenerator.
Byte D4-D12(DCC-M) hanya menangani komunikasi antara TMN dan multiplekser.
5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH
Byte BIP-24 Seksi Multiplekser
Tiga byte B2 mengirim suatu kode parity digunakan untuk pemonitoran error bit pada seksi multipleks. Semua byte B2 didefinisikan untuk transmisi suatu sinyal STM-N.
5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH
Bytes Proteksi Penyambungan Otomatis APS
Seluruh byte K1 seperti bit 1 sampai 5 dari byte K2 dapat digunakan untuk suatu pengotomatis, bi-direksional 1+1 dipindahkan ke suatu saluran stanby.
MUX2 mendeteksi error pada saluran dan menginisiasi(lewat byte K1) perpindahan dalam MUX1.
MUX1 menginisiasi(lewat byte K2) perpindahan dalam MUX2
Byte K1 dan K2 ditransmisi hanya dalam STM-1 #1 suatu sinyal STM-N
5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH
AIS Seksi Multipleks (MS-AIS)
Far End Receive Failure Seksi Multipleks (MS-FERF)
Bit 6,7 dan 8 byte K2 berisi fungsi penunjuk error.
Jika bit ini diset “111” dan kemudian dikirim, penerima mengartikan pesan sebagai MS-AIS.
Jika bit ini diset “110” dan kemudian dikirim, penerima mengartikan pesan sebagai MS-FERF.
5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH
Byte Pesan Status Sinkronisasi
Byte S1 digunakan untuk sinkronisasi suatu jaringan dan ditransmisi hanya dalam STM-1 #1- Pesan status sinkronisasi.
Byte ini menunjukkan kualitas clock datang dan kemudian mensinkronkan ke seluruh jaringan seperti dalam suatu reaksi berantai.
5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH
Byte MS-FERF Oleh pengevaluasian
3xB2, byte M1 dapat melaporkan kembali nomer kode parity yang cacat.
5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH
Tidak semua byte suatu SOH ditransmisikan dalam sinyal SDH termultiplekskan.
Sinyal batas frame A1 dan A2 setiap frame STM-1 ditransmisikan dalam sinyal multipleks (STM-4).
Identifikasi STM-1 C1 dari setiap frame STM-1 ditransmisi dalam sinyal multipleks.
Byte B2 setiap frame STM-1 dikirim dalam sinyal multiplek
5.4. Path Overhead
5.4.1. Penjelasan dan Karakteristik VC-4 POH
5.4.1. Penjelasan dan Karakteristik VC-4 POH
J1 Byte Pelacak Jalur Menggunakan byte J1,
setiap jalur dapat diberi suatu pelacak. Pelacak memungkinkan jalur ditelusuri melalui jaringan SDH.
Ini sangat penting untuk cross connect terkontrol lewat koneksi.
5.4.1. Penjelasan dan Karakteristik VC-4 POH
B3 Byte Jalur BIP-8 Byte B3 mengirim kode
parity suatu VC-4. Byte ini dihasilkan di awal jalur dan dievaluasi hanya ada akhir jalur.
Pemonitoran error bit menurut suatu prosedur parity.
5.4.1. Penjelasan dan Karakteristik VC-4 POH
C2 Byte Label Sinyal Byte C2 menunjukan tipe
dan komposisi informasi atribut VC-4.
5.4.1. Penjelasan dan Karakteristik VC-4 POH
G1 Byte Status Jalur Byte G1 digunakan untuk
pelaporan kegagalan dari jalur akhir ke jalur awal, diset dalam POH arah berlawanan.
Bit 1-4 berisi nomer blok defektif terdeteksi oleh byte B3 yang diterima.
Bit 5 berisi suatu indikator alarm dan dikembalikan dalam arah berlawanan jika tidak valid diterima di VC-4. Bit 5 diset “”1” jika ada :
Sinyal tidak valid. AIS Kesalahan jalur terhubung.
5.4.1. Penjelasan dan Karakteristik VC-4 POH
F2 Byte Jalur Kanal User Byte F2 (64 kbps)
didefinisikan untuk keperluan komunikasi untuk penyedia jaringan.
5.4.1 Penjelasan dan Karakteristik VC-4 POH
H4 Byte Indikator Multiframe
Fungsi bit 7 dan 8 sebagai suatu label frame untuk suatu multiframe TU-12.
Bit 7 dan 8 = tanda “00” di awal suatu multiframe TU-12 di VC-4 berikutnya
5.4.1. Penjelasan dan Karakteristik VC-4 POH
Z3,Z4,Z5 Byte Cadangan 3 byte POH VC-4 ini
dicadangkan untuk keperluan masa datang yang mana ITU-T belum mendefinisikan.
5.4.2. Penjelasan dan Karakteristik VC-3 POH
5.4.2. Penjelasan dan Karakteristik VC-3 POH
J1 Byte Pelacak Jalur Menggunakan byte J1,
setiap jalur dapat diberi suatu pelacak. Pelacak memungkinkan jalur ditelusuri melalui jaringan SDH.
Ini sangat penting untuk cross connect terkontrol lewat koneksi.
5.4.2. Penjelasan dan Karakteristik VC-3 POH
B3 Byte Jalur BIP-8 Byte B3 mengirim kode
parity suatu VC-3. Byte ini dihasilkan di awal jalur dan dievaluasi hanya ada akhir jalur.
Pemonitoran error bit menurut suatu prosedur parity.
5.4.2. Penjelasan dan Karakteristik VC-3 POH
C2 Byte Label Sinyal Byte C2 menunjukan tipe
dan komposisi informasi atribut VC-3.
5.4.2. Penjelasan dan Karakteristik VC-3 POH
G1 Byte Status Jalur Byte G1 digunakan untuk
pelaporan kegagalan dari jalur akhir ke jalur awal, diset dalam POH arah berlawanan.
Bit 1-4 berisi nomer blok defektif terdeteksi oleh byte B3 yang diterima.
Bit 5 berisi suatu indikator alarm dan dikembalikan dalam arah berlawanan jika tidak valid diterima di VC-3. Bit 5 diset “”1” jika ada :
Sinyal tidak valid. AIS Kesalahan jalur terhubung.
5.4.2. Penjelasan dan Karakteristik VC-3 POH
F2 Byte Jalur Kanal User Byte F2 (64 kbps)
didefinisikan untuk keperluan komunikasi untuk penyedia jaringan.
5.4.2. Penjelasan dan Karakteristik VC-3 POH
Z3,Z4,Z5 Byte Cadangan 3 byte POH VC-3 ini
dicadangkan untuk keperluan masa datang yang mana ITU-T belum mendefinisikan.
5.4.3. Penjelasan dan Karakteristik VC-12 POH
5.4.3. Penjelasan dan Karakteristik VC-12 POH
V5 Byte jalur BIP-2, Label sinyal dan status jalur
Byte V5 digunakan untuk pemonitoran error bit, deteksi sinyal dan indikasi status jalur pada VC-12.
Bit 1 dan bit 2 membawa kode parity VC-12. Ini ditimbulkan di awal jalur dan dievaluasi di akhir jalur.
Bit 3 diset “1” dan dikembalikan pada arah berlawanan jika satu atau lebih error dideteksi lewat BIP-2= PATH FEBE.
Bit 5 – 7 menunjukkan tipe dan komposisi atribut informasi VC-12
Bit 8 alarm indikator
5.4.3. Penjelasan dan Karakteristik VC-12 POH
J2 Byte Pelacak Jalur Menggunakan byte
J2, setiap path daapat diberi suatu pelacak yang memungkinkan jalur ditelusuri dalam jaringan itu
Ini penting untuk keperluan cross connect terkontrol lewat koneksi
5.4.3. Penjelasan dan Karakteristik VC-12 POH
Z6 – Z7 Byte Cadangan
5.4.3. Penjelasan dan Karakteristik VC-12 POH
Pada gambar berikut area yang dipengaruhi overhead.