5 BAB IV Kota Baru Antara

53
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - LAPORAN ANTARA BAB IV ANALISIS POTENS1 DAN PERMASALAHAN KAWASAN KOTA BARU KEC. NUNUKAN SELATAN DAN SKENARIO PERENCANAAN PENATAAN KAWASAN KOTA A. Analisis Kependudukan dan Sosial Ekonomi dan Penyebaran Aktivitas 1. Jumlah dan Pertambahan Penduduk Penduduk merupakan unsur penting dan modal utama dalam melaksanakan pembangunan. Perkembangan dan pertumbuhan jumlah penduduk seringkali menjadi pemicu lahirnya kutub-kutub pertumbuhan baru, akan tetapi sering pula menimbulkan permasalahan- permasalahan dalam suatu kota. Untuk itu informasi mengenai kependudukan dalam suatu perencanaan khususnya perencanaan tata ruang menjadi hal yang mutlak diperlukan. Jumlah penduduk Kecamatan Nunukan Selatan tahun 2012 sebanyak 18.276 jiwa yang tersebar di 4 wilayah kelurahan. Jumlah penduduk tertinggi berada di Kelurahan Nunukan Selatan yaitu 6.719 jiwa. Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Transcript of 5 BAB IV Kota Baru Antara

Page 1: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 1

LAPORAN ANTARA

BAB IVANALISIS POTENS1 DAN PERMASALAHAN

KAWASAN KOTA BARU KEC. NUNUKAN SELATAN DANSKENARIO PERENCANAAN PENATAAN KAWASAN KOTA

A. Analisis Kependudukan dan Sosial Ekonomi dan Penyebaran Aktivitas

1. Jumlah dan Pertambahan Penduduk

Penduduk merupakan unsur penting dan modal utama dalam melaksanakan

pembangunan. Perkembangan dan pertumbuhan jumlah penduduk seringkali

menjadi pemicu lahirnya kutub-kutub pertumbuhan baru, akan tetapi sering

pula menimbulkan permasalahan-permasalahan dalam suatu kota. Untuk itu

informasi mengenai kependudukan dalam suatu perencanaan khususnya

perencanaan tata ruang menjadi hal yang mutlak diperlukan.

Jumlah penduduk Kecamatan Nunukan Selatan tahun 2012 sebanyak 18.276

jiwa yang tersebar di 4 wilayah kelurahan. Jumlah penduduk tertinggi berada

di Kelurahan Nunukan Selatan yaitu 6.719 jiwa. Sedangkan penduduk di

kawasan perencanaan pada tahun 2012 berjumlah 9.049 jiwa yang tersebar

merata di lingkungan-lingkungan permukiman dengan tingkat pertumbuhan

sebesar 19,18% per tahun.

Dilihat dari jumlah tersebut, tingkat kepadatan penduduk + 256 jiwa/km2.

Tingkat kepadatan penduduk ini dinilai termasuk dalam tingkat kepadatan

rendah dimana tingkat kepadatan penduduk Kecamatan Nunukan Selatan +

110 jiwa/km2. Selain itu, struktur penduduk menurut jenis kelamin di

kawasan perencanaan memperlihatkan bahwa jumiah penduduk laki-laki

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 2: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 2

LAPORAN ANTARA

lebih besar dari jumlah penduduk perempuan atau 53.83% dari jumlah

penduduk kawasan.

Berdasarkan hasil estimasi, pertambahan jumlah penduduk sampai akhir

tahun perencanaan (2022) di kawasan perencanaan adalah sebanyak 105,682

jiwa dengan rata-rata persentase pertumbuhan sebesar 19,18% per tahun.

2. Kondisi Sosial Ekonomi

Salah satu paramater untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi suatu

wilayah/kawasan dapat dilihat dari kondisi dan aktivitas sosial ekonomi yang

berlangsung di masyarakat. Aktivitas ekonomi tersebut antara lain kegiatan

perdagangan, industri dan jasa serta aktivitas lainnya yang saling terkait

khususnya dalam penciptaan lapangan kerja.

Aktivitas sosial dan ekonomi kawasan perencanaan sangat dipengaruhi oleh

jalur hubungan atau interaksi warganya, dimana kawasan ini merupakan

kawasan perdagangan dan jasa. Aktivitas ekonomi yang tinggi berada di

sepanjang Jl Ujang dewa.. Sedangkan aktivitas lainnya menyebar dalam

kawasan perencanaan seperti perumahan, perkantoran dan pelayanan jasa

3. Penyebaran aktivitas

Sesuai hasil investigasi yang telah dilakukan di kawasan perencanaan dan

sekitarnya maka aktivitas utama yang teridentifikasi terdiri atas 4 (empat)

kelompok, yaitu :

1. Aktivitas perdagangan dan pergerakan kendaraan dengan mobilitas

tinggi di jalan Ujang Dewa, Jl Sei Jepun. Selain lokasi tersebut, terdapat

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 3: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 3

LAPORAN ANTARA

pula pusat perdagangan yang sifatnya spesifik yaitu penjualan ….. yang

berada di Jl …….

2. Aktivitas perdagangan dengan pergerakan kendaraan rendah terdapat

di hampir semua jalan seperti Jalan ruas menuju ke Pasar perbatasan

3. Aktivitas wisata dan hiburan terkonsentrasi di pantai ejing jalan Jl

Pakalan TNI AL

4. Aktivitas spesifik makan dan minum tersebar di wilayah perencanaan

B. Analisis Penggunaan Lahan dan Ruang

1. Pola Guna Lahan

Secara umum, pola penggunaan ruang akan memberikan gambaran tingkat

aktivitas suatu masyarakat dari suatu wilayah/kawasan. Lahan juga

merupakan faktor produksi yang tidak dapat berpindah tempat \immobile)

dan sangat penting bagi semua jenis kegiatan, meskipun Kebutuhan lahan

berbeda-beda tergantung dari jenis kegiatannya. Khusus bagi investor, lahan

merupakan salah satu faktor pertimbangan dan daya tarik melakukan relokasi

dengan motivasi mencari lahan yang memungkinkan bagi kegiatan produksi

dan proses pendukungnya.

Berdasarkan pengamatan (Lapangan, penggunaan Lahan di kawasan

perencanaan didominasi oleh kegiatan-kegiatan komersial dan perumahan.

Hal ini juga dipengaruhi fungsi utama dan fungsi penunjang kawasan itu

sendiri yaitu pusat perdagangan, pelayanan jasa serta perumahan.

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 4: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 4

LAPORAN ANTARA

Berdasarkan fungsi tersebut, pola penyebaran aktivitas-aktivitas ekonomi,

perkantoran dan pelayanan jasa tersebar sepanjang koridor utama antara lain

di Jl Ujang Dewa dan Jl. Sei Jepun Sedangkan aktifitas perumahan tertinggi

berada tersebar merata di Jl. Ujang Dewa merata ke arah perumahan KPN

Bertitik tolak dari aktivitas kawasan di atas, maka dasar pertimbangan umum

dalam pemerataan aktivitas adalah terjalinnya interaksi dan komunikasi antar

manusia pada. suatu tempat sehingga dengan sendirinya menjadikan kawasan

menjadi hidup. Dasar pertimbangan lainnya berkenaan dengan pemerataan

aktivitas kawasan adalah :

Pemerataan aktivitas kawasan harus memiliki korelasi dengan skala

makro kota untuk mendorong aktivitas dari bagian kota yang lain agar

masuk dalam kawasan perencanaan.

Aktivitas yang ada dalam kawasan harus mendukung tema setiap fragmen

sehingga mampu memberikan karakteristik setiap bagian kawasan.

Setiap aktivitas yang terjadi harus saling mendukung sehingga

menimbulkan pengaliran aktivitas secara menyeluruh.

2. Fisik dan Kepadatan Bangunan

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia selain kebutuhan

pangan dan sandang. Fungsi rumah adalah sebagai tempat tinggal atau hunian

dan sarana pembinaan keluarga dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi

dan teratur. Sementara permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup baik

berupa kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan yang berfungsi

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 5: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 5

LAPORAN ANTARA

sebagai lingkungan tempat tinggal dan tempat kegiatan yang mendukung

perikehidupan dan penghidupan dimana didalamnya dilengkapi dengan

prasarana dan sarana lingkungan yang mendukung fungsi permukiman

tersebut agar dapat berdayaguna dan berhasil guna.

Perumahan dan permukiman mengandung satu kesatuan pengertian yang

tidak terpisahkan dan memberikan gambaran sebagai suatu ruang kegiatan

berkehidupan dan berpenghidupan dengan fungsi utama sebagai tempat

tinggal atau bermukim. Terdapat 3 (tiga) kategori yang dapat dianggap

sebagai rumah layak, yaitu :

a. Layak Huni, berkaitan dengan pencapaian persyaratan fisik, kesehatan,

dan kesusilaan sebagai kelompok manusia yang berbudaya.

b. Layak Usaha, berkaitan dengan terpenuhinya kondisi lingkungan yang

kondusif bagi berlangsungnya kehidupan sosial ekonomi penghuninya.

c. Layak Berkembang, berkaitan dengan terpenuhinya kondisi lingkungan

yang mendukung terjadinya peningkatan kesejahteraan masyarakat

(prospektif dan produktif).

Konsep utama pelestarian bangunan di kawasan perencanaan adalah:

Arahan pelestarian bukan menuju pada Protectionist semata melainkan

lebih kepada konsep stimultan antara preservasi dan integrated

development. Hal ini berarti bahwa pengembangan pelestarian harus

dibarengi dengan konsep pemasaran yang komprehensif.

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 6: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 6

LAPORAN ANTARA

Pelestarian didasarkan pada masalah konseptual dan masalah-masalah

fungsional. Oleh karena itu, selain meletakkan pada latar belakang

historis, juga meletakkan tuntutan kehidupan masa kini dan masa yang

akan datang.

Berdasarkan pengamatan, sebagian besar bangunan yang ada dalam kawasan

perencanaan difungsikan sebangai hanya digunakan sebagai tempat tinggal.

Dilihat dari kondisi perumahan, sebagian besar juga masih . memerlukan

peningkatan kualitas (konstruksi bangunan) khususnya pada bangunan-

bangunan lama (Gambar 4.1).

Seiring perkembangan kawasan, kepadatan bangunan juga akan semakin

meningkat. Building Coverage (BC) tiap bangunan diperkirakan rata-rata

70%. Secara tidak langsung kondisi ini akan berdampak terhadap penurunan

kualitas lingkungan dan kualitas hunian. Untuk itu diperlukan upaya-upaya

pengelolaan dalam rangka penanganan permasalahan tersebut. Upaya yang

dapat dilaksanakan antara lain renovasi dan rekonstruksi bangunan lama.

Permasalahan lain sehubungan dengan kondisi fisik dan kepadatan bangunan

adalah terjadinya dualisme pada image kawasan dimana bangunan lama yang

bergaya tradisional khas bugis makassar, berbaur dengan bangunan baru yang

berarsitektur modem. Kondisi ini kurang mendukung image kawasan dan

lambat laun akan menghilangkan ciri dan karakteristik kawasan.

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 7: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 7

LAPORAN ANTARA

Salah satu bentuk rekomendasi dalam rangka mempertahankan ciri dan

karakteristik kawasan yaitu bangunan baru direkomendasikan menambah

aksesoris-aksesoris yang sesuai dengan image kawasan yaitu sebagai

kawasan

C. Analisis Ketersediaan Fasilitas

Fasilitas dapat diartikan sebagai suatu wadah atau tempat berlangsungnya suatu

aktivitas yang berfungsi memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam

memenuhi kebutuhannya dalam suatu lingkungan permukiman. Fasilitas dapat

dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas

ekonomi.

ketersediaan fasilitas ekonomi, sosial dan umum pada suatu wilayah/kawasan

akan sangat berpengaruh dalam mendorong serta mempercepat proses

perkembangan wilayah/ kawasan yang bersangkutan.

1. Fasilitas Umum

Fasilitas umum merupakan fasilitas yang diperuntukkan bagi warga

masyarakat dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Yang termasuk dalam

kelompok ini antara lain fasilitas perkantoran, taman bermain, ruang terbuka

hijau dan lain-lain.

ketersediaan fasilitas umum di kawasan perencanaan khususnya tasilitas

perkantoran sudah cukup memadai. Fasilitas perkantoran ada antara lain

kantor camat dan lurah dan fasilitas perkantoran lainnya. Fasilitas ini

sebagian besar berada pada edges kawasan antara lain di Jl…………..

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 8: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 8

LAPORAN ANTARA

Umumnya bangunan tersebut merupakan bangunan dengan arsitektur modern

Sedangkan taman bermain dan ruang terbuka hijau belum tersedia di kawasan

perencanaan. Ketersediaan taman bermain dan ruang terbuka hijau di

kawasan perencanaan dimaksudkan untuk memberikan kesan visual yang

baik, nyaman dan aman bagi penduduk, baik penduduk yang tinggal maupun

penduduk yang hanya beraktivitas di kawasan tersebut. Ruang hijau juga

dimaksudkan untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup secara

klimatologis sebagai pengatur iklim, penyaring udara kotor dan sebagai

estetika kawasan.

2. Fasilitas Sosial

Fasilitas sosial dapat diartikan sebagai wadah atau tempat aktivitas yang

melayani kebutuhan penduduk dalam berinteraksi dengan lingkungannya

yang bersifat pemuasan pada kebutuhan sosial dan mental spiritual. Secara

umum, fasilitas yang termasuk dalam kelompok ini antara lain fasilitas

pendidikan, peribadatan dan fasilitas

Di kawasan perencanaan terdapat fasilitas peribadatan antara lain Mesjid …

di Ruas Mansapa dan. Mesjid ………… di Jl. ………...

Kondisi fasilitas peribadatan ini khususnya mesjid mengalami kualitas akibat

kurang terawat dan memberikan kesan “kusam”.

3. Fasilitas Ekonomi

Fasilitas ekonomi dapat diartikan sebagai suatu sarana yang berfungsi

melayani penduduk atau warga masyarakat dalam melakukan aktivitas

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 9: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 9

LAPORAN ANTARA

ekonominya. Untuk menunjang terlaksananya kegiatan ekonomi yang

prospektif dan produktif pada suatu wilayah/kawasan, ketersediaan fasilitas

ekonomi menjadi suatu hal yang mutlak diperlukan. Ketersediaan fasilitas

ekonomi juga secara langsung memberikan kemudahan bagi penduduk dalam

memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Fasilitas-fasilitas ekonomi yang

terdapat dalam kawasan perencanaan antara lain fasilitas perdagangan

(warung, toko dan pasar), perbankan serta fasilitas ekonomi lainnya.

Salah satu fasilitas perdagangan yang terdapat dalam kawasan perencanaan

adalah pasar perbatasan yang berada di Jl.ke Pelabuhan Sebatik dan Jl

menuju pasar perbatasan. dan difungsikan pada pagi hari. Keberadaan pasar

ini, disatu sisi memberikan keuntungan bagi masyarakat baik masyarakat

yang secara langsung beraktivitas di pasar tersebut maupun masyarakat yang

bermukim disekitarnya dalam hal pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Disisi

lain keberadaan pasar memberikan dampak-dampak antara lain penurunan

kualitas lingkungan (pasar berada di pinggiran sungai). Kondisi ini lebih

disebabkan oleh karena pengelolaan yang masih tradisional.

Untuk itu diperlukan upaya penataan pasar yang lebih optimal dengan

melakukan upaya-upaya konservasi dan adaptasi. Upaya ini juga untuk di

lakukan untuk mendukung image kawasan sebagai kawasan kota baru. Lods-

lods pasar diatur sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kesan

semrawut di kawasan perencanaan.

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 10: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 10

LAPORAN ANTARA

Hal lain yang perlu diperhatikan adakah keberadaan pedagang kaki lima

(PK5) yang tersebar di dalam kawasan perencanaan. Pengaturan PK5 juga

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan dan penataan

kawasan secara menyeluruh tanpa menghilangkan aktivitas dan nilai ekonomi

kawasan. Penataan PK5 ini dapat melalui perbaikan kios-kios serta

pengaturan tempat/lokasi kegiatan.

D. Analisis Prasarana Utama

Infrastruktur merupakan faktor penting dari kebutuhan penduduk dan sekaligus

sebagai pendukung perkembangan suatu wilayah/kawasan. Dengan kelengkapan

infrastruktur maka distribusi kegiatan sosial dan ekonomi dapat lebih diarahkan.

Semakin baik infrastruktur maka semakin tinggi peluang dan kemungkinan-

kemungkinan investasi bagi para penanam modal baik modal daerah maupun

asing.

1. Jaringan Jalan

Jaringan jalan merupakan elemen penting dalam memajukan dan

mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah/kawasan. Ketersediaan

Jaringan jalan akan mempermudah suatu kegiatan untuk mendapatkan akses

terhadap kegiatan lainnya. Dengan kata lain, semakin baik kondisi dan

ketersediaan (kualitas dan kuantitas) Jaringan jalan pada suatu

wilayah/kawasan, mobilitas setiap kegiatan akan semakin meningkat.

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 11: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 11

LAPORAN ANTARA

Berdasarkan hasil pengukuran lapangan, panjang Jaringan jalan di kawasan

perencanaan secara keseluruhan adalah 42.060 m m dengan lebar bervariasi

antara 3 - 18 m. Ketersediaan ini sudah mencukupi dalam mendukung

mobilitas dan sirkulasi baik barang maupun penduduk yang bermukim di

kawasan perencanaan. Juga dilihat dari kondisinya, sebagian besar konstruksi

jalan sudah cukup baik, akan tetapi pada beberapa ruas masih memerlukan

peningkatan kualitas seperti di Jl. Panamas dan Jl Limau arah ke Politeknik

dan beberapa Jaringan jalan lainnya (Gambar…)

Sebagian besar jaringan jalan yang ada dalam kawasan juga digunakan

sebagai areal parkir kendaraan sementara lebar jalan tidak signifikan dalam

mendukung arus lalu lintas yang cukup tinggi. Kondisi ini terjadi di Jl.

Pelabuhan Sebatik, Upaya pengelolaan yang dapat ditempuh untuk

mengurangi beban jaringan jalan tersebut adalah dengan pengaturan jenis

kendaraan yang dapat melalui jaringan jalan yang dimaksud.

2. Listrik

Ketersediaan energi listrik di suatu wilayah/kawasan merupakan salah satu

bagian dari kebutuhan dasar penduduk dan termasuk barang publik yang

ketersediannya tergantung dari kemampuan pemerintah dan masyarakat

dalam mengeksploitasi sumber-sumber energi yang potensial tersebut.

Sumber energi yang digunakan penduduk, pengadaan termasuk

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 12: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 12

LAPORAN ANTARA

pengelolaannya di kawasan perencanaan dilayani oleh PLTD Sei Bilal

Kecamatan Nunukan dengan kapasitas terpasang sebesar 5,7 Mwatt.

Berdasarkan hasil analisis, diprediksi kebutuhan listrik di kawasan

perencanaan akan semakin meningkat seiring pertumbuhan ekonomi

kawasan. Untuk itu diperlukan peningkatan pelayanan kepada para pelanggan

seperti perbaikan kondisi jaringan dan peningkatan kapasitas terpasang di

kawasan perencanaan.

Estimasi kebutuhan listrik sampai akhir tahun perencanaan menggunakan

asumsi sebagai berikut:

Kebutuhan 1 Kepala Keluarga (KK) membutuhkan + 500 Watt

Kegiatan perdagangan dan perkantoran kebutuhan listriknya adalah 25%

dari kebutuhan rumah tangga »- Kebutuhan fasilitas sostal dan pelayanan

umum adalah 25% dari kebutuhan rumah tangga

Penerangan jalan dan ruang terbuka kebutuhan listriknya 10%

Berdasarkan asumsi tersebut di atas serta estimasi jumlah penduduk di

kawasan perencanaan maka kebutuhan listrik sampai akhir tahun

perencanaan adalah :

Kebutuhan listrik untuk permukiman sebanyak 10,568,253 watt

Kebutuhan listrik untuk fasilitas perdagangan dan perkantoran sebanyak

2,642,063 Watt

Kebutuhan listrik untuk fasilitas sosial dan pelayanan umum sebanyak

2,642,063 Watt

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 13: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 13

LAPORAN ANTARA

Kebutuhan listrik untuk penerangan jalan dan ruang terbuka sebanyak

1,056,825 Watt

Sehingga kebutuhan dalam tahun rencana sebesar 16,9 Mwatt.

Seperti halnya jaringan telepon, jaringan listrik juga masih menggunakan

sistem bentangan kabel di udara sehingga mengurangi estetika kawasan,

sehingga untuk menata jaringan listrik sistem yang sebaiknya digunakan

adalah sistem hantaran tanah (underground cable), dimana jaringan primer

melalui jalan-jalan utama dan jaringan sekunder melalui lingkungan-

lingkungan permukiman.

3. Telepon

Kebutuhan akan ketersediaan jaringan telepon bagi masyarakat sudah

merupakan kebutuhan yang mendasar khususnya dalam memperpendek

jarak komunikasi. Kebutuhan ini juga terjadi di kawasan perencanaan

mengingat kawasan ini juga merupakan kawasan pusat perkantoran di

Kabupaten Nunukan. Berdasarkan hasil survei, ketersediaan jaringan telepon

di kawasan perencanaan sudah mampu melayani kebutuhan masyarakat.

Ketersediaan jaringan menggunakan bentangan kabel dan saluran frekuensi

yang dilayani oleh provider seperti Exelcomindo Indosat dan Telkomsel dan

PT. Telkom dengan jaringan Kabel..

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 14: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 14

LAPORAN ANTARA

4. Air Bersih

Air Bersih merupakan kebutuhan hidup manusia yang mutlak terpenuhi setiap

harinya, baik untuk keperluan konsumsi maupun untuk keperluannya lainnya.

Untuk melayani penduduk Kabupaten Nunukan (Pulau Nunukan) , PDAM

sebagai instansi pengelola air bersih memfungsikan beberapa Pengolahan Air

(IPA) Sungai Bolong Pasir Putih.

Berdasarkan hasil survey, tingkat kebutuhan air bersih di kawasan

perencanaan lebih besar dari suplay PDAM yang dikelola oleh Pengolahan

Air (IPA) ……….yaitu + 64 % dari besarnya kebutuhan selama 10-12 jam

per hari. Kondisi ini dirasakan belum dapat memenuhi kebutuhan konsumsi

penduduk sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, penduduk

membeli air bersih dari penjajah/pengecer atau membuat sumur bor.

Asumsi kebutuhan air bersih adalah 1 orang membutuhkan 60 liter/hari, maka

kebutuhan air bersih kawasan perencanaan sampai akhir tahun 2022 dengan

penduduk berjumlah 105,682 jiwa adalah sebanyak 6,340,952 liter/hari.

.

5. Drainase dan Sanitasi Lingkungan

Secara umum, ketersediaan jaringan drainase difungsikan untuk mengalirkan

air buangan/limbah baik limbah rumah tangga maupun - air hujan ke

pembuangan air. Faktor penting dalam pengembangan fisik jaringan drainase

adalah kondisi kemiringan lahan serta besarnya produksi air buangan/limbah

di kawasan yang direncanakan.

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 15: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 15

LAPORAN ANTARA

Kendala yang dihadapi dalam perencanaan drainase pada kawasan

perencanaan antara lain :

Kabupaten Nunukan (Pulau Nunukan) belum memiliki Master Plan

Drainase Kota

Belum adanya perencanaan drainase makro

Keterbatasan dana dalam membiayai drainase kota

Kurangnya koordinasi dan keterpaduan antar instansi terkait dalam

perencanaan dan pengelolaan drainase kota.

Berdasarkan pengamatan dan pengukuran lapangan, lebar jaringan drainase

berkisar antara 0,5 - 1,5 meter dengan sistem riol terbuka. Sampai saat ini

kondisi jaringan dilihat dari segi konstruksinya secara keseluruhan

merupakan drainase permanen (pasangan batu).

Sebagian besar drainase mengalami pendangkalan dan dipenuhi sampah

sehingga pada saat musim penghujan jaringan tidak dapat berfungsi

sebagaimana mestinya dan menyebabkan banjir lokal di kawasan

perencanaan. Untuk mengantisipasi hal tersebut diperlukan pengerukan serta

pembersihan jaringan.

6. Pengelolaan Sampah

Dalam rangka peningkatan kualitas lingkungan permukiman, sistem

pengelolaan sampah menjadi salah satu kegiatan yang diprioritaskan.

Pengelolaan persampahan erat kaitannya dengan penciptaan mutu lingkungan

hidup yang bersih dan sehat, yang pada gilirannya berdampak pada

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 16: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 16

LAPORAN ANTARA

tercapainya derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat yang lebih

optimal. Kondisi ini tidak akan tercapai apabila tidak didukung oleh suatu

sistim pengelolaan persampahan yang lebih optimal. Untuk itu perlu

penciptaan suatu sistim penanganan yang lebih efektif dan efisien.

Besar kecilnya produksi sampah sangat tergantung dari aktivitas ruang/lahan

serta besarnya jumlah penduduk. Produksi sampah di kawasan perencanaan

diperkirakan rata-rata mencapai 0,48 kg/org/hari, sehingga sampai akhir

tahun perencanaan jumlah produksi sampah di kawasan sebanyak 5257,92

Kg/hari atau 5.257 ton/hari. Sistim pengelolaan sampah oleh masyarakat di

kawasan perencanaan, menggunakan sistim Pewadahan dan pengumpulan

dari rumah ke rumah yang dilayani oleh Dinas Kebersihan Kab bekerjasama

dengan LKMD setempat.

Adapun pola penanganan sampah pada kawasan perencanaan adalah sebagai

berikut:

Pewadahan, setiap bangunan diwajibkan memiliki Pewadahan sampah

yang dihasilkan oleh karena aktivitas yang terjadi dalam bangunan.

Pengumpulan, sampah-sampah tersebut dikumpulkan oleh petugas

dengan gerobak-gerobak sampah.

Pemindahan, sampah yang dikumpulkan gerobak dipindahkan ke TPS

Kontainer atau bukan kontainer (Gambar4.4).

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 17: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 17

LAPORAN ANTARA

Pengangkutan, sampah yang ada di TPS diangkut oleh kontainer maupun

arm roll menuju ke pembuangan akhir (TPA).

Pengolahan Akhir, pengolahan akhir sampah berada di Tanjung Harapan

dan dilakukan secara controlled landfill.

E. Analisis Sistem Pergerakan

Salah satu fungsi utama kota adalah penyediaan prasarana dan sarana angkutan

secara cukup bagi penduduknya. Prasarana jalan dibangun untuk

menghubungkan terurama lokasi perumahan penduduk dengan tempat kerjanya.

Dalam hubungan ini, yang harus diperhatikan bukan tanya persoalan

pembangunan prasarananya secara fisik semata-mata, tetapi tidak kalah

pentingnya adalah masalah pengaturan lalu lintas.

Lalu lintas terdiri atas berbagai aspek yang saling terkait satu sama lain. Lalu

lintas yang baik apabila mampu mewujudkan arus kendaraan yang lancar

kecepatan yang cukup, aman, nyaman dan murah. Pengaturan lalu lintas di

kawasan perkotaan tidak hanya menciptakan arus lalu lintas yang lancar dan

aman tetapi juga dapat menciptakan keteraturan dan harmonisasi antar aktivitas-

aktivitas perkotaan.

1. Kepadatan dan Sirkulasi Lalu Lintas

Kepadatan lalu lintas dapat diukur dari besarnya volume dan arus lalu lintas

yang melalui ruas jalan setiap jamnya. Volume lalu lintas adalah jumlah

kendaraan yang melalui suatu titik pada jalur gerak untuk suatu satuan waktu,

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 18: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 18

LAPORAN ANTARA

dimana volume lalu lintas tersebut merupakan jumlah kendaraan total dua

arah atau satu arah pada setiap jamnya. Volume ini diperinci menurut arah

dan pembagian dari tiap-tiap kelas kendaraan.

Volume lalu lintas harus lebih kecil dari kapasitas jalan agar arus lalu lintas

dapat bergerak normal dan stabil. Jika volume lalu lintas lebih besar dari

kapasitas suatu ruas jaringan jalan maka akan terjadi hambatan yang

berakibat pada penurunan tingkat pelayanan jalan yang bersangkutan..

Sedangkan sirkulasi laluiintas erat kaitannya dengan sistim dan pengaturan

lalu lintas pada jaringan jalan itu sendiri. Salah satu bentuk pengaturannya

adalah penerapan sistim jalan satu arah serta penempatan rambu-rambu lalu

lintas (Gambar4.5).

Permasalahan utama dalam pengaturan sistem sirkulasi arus kendaraan,

modal angkutan dan lalu lintas pada kawasan perencanaan diraikan dibawah

ini:

Sistem pengelolaan lalu lintas belum terpadu dengan sistem jaringan jalan

dan fungsi kawasan, baik secara makro maupun mikro sehingga

menyebabkan jalan menerima beban transportasi yang terlalu banyak

(belum adanya ruas jalan pendukung).

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 19: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 19

LAPORAN ANTARA

Sebagian dimensi jalan terlalu sempit sehingga membatasi upaya untuk

menghidupkan kembali kawasan secara optimal. (mis jalan menuju

Rusunawa)

Terjadinya penurunan kualitas jaringan jalan akibat kualitas konstruksi

yang kurang memenuhi persyaratan teknis terhadap beban kendaraan.

Berdasarkan pengamatan lapangan dan umumnya terjadi di kawasan

perkotaan, kepadatan lalu lintas di kawasan perencanaan mengalami

peningkatan pada jam-jam sibuk seperti pada jam 10 (pagi), jam 12 (siang)

dan jam 16 (sore). Hal ini terjadi mengingat pada jam-jam tersebut aktivitas

dan mobilitas penduduk meningkat yang dengan sendirinya memberikan

pengaruh terhadap bangkitan dan tarikan lalu lintas di kawasan perencanaan.

Bentuk-bentuk pengaturan lalu lintas baik kepadatan maupun sirkulasi lalu

lintas, antara lain :

Mengingat kondisi lebar jalan yang kurang memungkinkan untuk semua

jenis kendaraan maka perlu pengaturan jenis kendaraan yang dapat lewat

pada jaringan jalan yang mempunyai volume lalu lintas yang tinggi

seperti di Jl……………...

Pengalihan arus lalu lintas pada jaringan jalan yang arus lalu lintas padat

ke jaringan jalan yang mempunyai arus lalu lintas lengang.

Pemasangan rambu lalu lintas dilarang berhenti dan dilarang parkir pada

jaringan jalan yang mempunyai arus lalu lintas padat.

.

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 20: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 20

LAPORAN ANTARA

2. Pedestrian

Konsep penataan di kawasan perencanaan adalah dengan menghidupkan

Sentra sentar perekonomian yang mengakomodasikan aspek ekonomi sosial,

kultural dan wisata. Penyediaan prasarana untuk mendukung konsep tersebut

adalah penyediaan pedestrian yang nyaman untuk dinikmati. Permasalahan

pokok dalam penyediaannya adalah lebar jalan yang sempit dan kelengkapan

jalan yang kurang memadai.

Pejalan kaki merupakan pengguna jalan terlemah dari semua pengguna jalan

yang ada, sehingga dengan hal tersebut diperlukan suatu bentuk perlindungan

dan ruang yang aman bagi setiap pejalan kaki. Bentuk-bentuk perlindungan

yang diberikan antara lam penggunaan trotoar (pedestrian), maka jalan untuk

pejalan kaki serta fasilitas penyeberangan (zebra cross). Untuk kawasan

perencanaan, ruang untuk pejalan kaki berupa trotoar terdapat di beberapa

ruas jalan seperti Jl. Sei Jepun.

Salah satu fungsi trotoar yang ada dapat difungsikan sebagai drainase tertutp

yang dimanfaatkan untuk pejalan kaki. Pemanfaatan trot oar ini tidak semata-

mata hanya untuk pejalan kaki, akan tetapi digunakan pula untuk kendaraan

yang parkir (Gambar4.6)

3. Parkir

Permasalahan-permasalahan lalu lintas di kawasan perkotaan juga banyak

disebabkan oleh kendaraan yang berhenti di jalan (parkir) karena kendaraan

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 21: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 21

LAPORAN ANTARA

tersebut mengambil sebagian dari lebar jalan. Parkir adalah fasilitas

pelengkap dalam suatu Traffic System Management, dimana keberadaannya

sangat penting dalam menunjang kelancaran aktivitas yang sedang

berlangsung di suatu kawasan. Masalah parkir adalah masalah kebutuhan dan

penyediaan ruang. Penyediaan ruang dalam kota dibatasi oleh luas wilayah

kota yang ada serta tata guna tanahnya. Pengadaan pelataran parkir. sedikit

banyak akan menyita sebagian dan luas wilayah kota karena parkir

membutuhkan lahan tersendiri yang cukup luas Kondisi perparkiran di

kawasan perencanaan sebagian besar menggunakan badan jalan dengan sudut

parkir 0° (sejajar). (Gambar ….4.7) :

Permasalahan umum dalam pengelolaan parkir di kawasan perencanaan

adalah belum disediakan lahan untuk alokasi lahan parkir serta aktivitas-

aktivitas yang berlangsung antara lain aktivitas bongkar muat (loading) dan

arus pejalan kaki. Sebagaimana diketahui, parkir atau berhenti di badan jalan

akan mengurangi lebar efektif jalan dan menghilangkan sebagian dari

kapasitas jalan yang ada.

Perencanaan sistem parkir harus mempertimbangkan faktor jumlah

penduduk, aktivitas, jumlah kendaraan dan volume lalu lintas. Untuk sistem

perparkiran di kawasan perencanaan diatur sedemikian rupa sehingga tidak

mengganggu aktivitas yang ada. Sistem pengaturan tersebut antara lain :

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 22: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 22

LAPORAN ANTARA

Sistem parkir menggunakan sistem on street parking (parkir di tepi jalan)

dengan sudut parkir 0° dan 30°.

Kantong parkir diatur dengan standing park di bawah pohon-pohon

peneduh. (sudut parkir 30°).

A. Justifikasi Perencanaan Penataan Kawasan

1. Ruang Terbuka

a) Merupakan suatu kegiatan yang membatasi secara langsung atau tidak

langsung pelaku kegiatan.

b) Lansekap

Diharapkan dapat memberi nilai tambah pada lingkungan secara estetis,

visual psikologis, sosial maupun ekologis (pertamanan dan air mancur).

c) Street Furniture

o Diharapkan dapat menyatu dengan tema kawasan dan memperkuat

dan menunjang kenyamanan penduduk.

o Jenis street furniture antara lain lampu penerangan jalan, parkir,

pedestrian, teras. papan reklame, papan informasi,. pos polisi. tempat

sampah, tempat duduk dan halte/shelter

d) Pedestrian Jalan dan Areal Parkir

Perbaikan dan peningkatan jalan yang akan datang di kawasan ini akan

diarahkan untuk menggunakan aspal untuk jalan sekunder diarahkan

menggunakan Pavement (bukan aspal. Hal ini dimaksudkan untuk

menjadikan jalan-jalan yang ada di Kawasan ini lebih manusiawi (seperti

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 23: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 23

LAPORAN ANTARA

yang telah diimplementasikan pada jalan setapak, jalan lingkungan, trot

oar di tempat parkir kendaraan (mobil dan sepeda motor).

e) Pavement atau Perkerasan

Pavement pada kawasan perencanaan untuk menciptakan suasana sebagai

perangkat solusi rekayasa dan manajemen lalu lintas dengan pola

geometrik / pattern.

Pavement jaringan jalan juga akan disesuaikan dengan kondisi jaringan

jalan itu sendiri seperti jenis/moda kendaraan, lebar jaringan jalan serta

besarnya volume lalu lintas khususnya pada jam-jam sibuk.

f) Bangunan Penunjang Kawasan

- Pusat Promosi barang dan jasa

- Gapura semua etnis (Bugis – Makassar, Suku Asli Tidung, dll)

- Stimulan Design Percontohan Kios PKL – Pos

- Pos Potisi

g) Peningkatan pelayanan air bersih, sanitasi dan persampahan pada skala

kawasan, antara lain :

- Peningkatan pelayanan air bersih melalui penambahan jaringan air

bersih khususnya pada areal pemukiman dengan besaran volume

kebutuhan penduduk.

- Peningkatan sanitasi lingkungan dilaksanakan dalam rangka

peningkatan mutu lingkungan melalui peningkatan kondisi jaringan

drainase dan air limbah.

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 24: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 24

LAPORAN ANTARA

- Peningkatan pengelolaan sampah melalui peningkatan mutu

pelayanan khususnya pada tahap pengumpulan sampah penduduk

sampai ke tempat pembuangan sementara

B. Perumusan Skenario Pengembangan Kawasan Kota Baru Nunukan

Berdasarkan hasil-hasil analisis yang telah yang dilakukan sebelumnya dan

sesuai dengan potensi dan permasalahan yang dihadapi. maka skenario

pengembangan serta target penataan kawasan Kota Baru yang akan dilaksanakan

melalui 3 (tiga) skenario yang akan diuraikan berikut

1. Skenario Penataan dan Kawasan

Master Plan kawasan Kota Baru Nunukan disusun untuk memperkuat citra

kawasan. Instrumentasi yang dilakukan dalam penyusunan master plan adalah

:

a) Penataan Struktur Kawasan

yaitu penataan struktur yang memiliki hubungan dengan pusat-pusat

aktivitas perdagangan sekitar kawasan. Prinsip penanganannya :

1) Menetapkan dan membentuk skeleton yang akan memberi gambaran

kerangka struktur kawasan dengan cara :

Menghubungkan Kawasan Kota Baru Nunukan yang memiliki

tema (core area) dengan sistem kota Nunukan serta kabupaten

Nunukan.

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 25: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 25

LAPORAN ANTARA

Menciptakan aktivitas ekonomi baru yang dapat memperkuat

perekonomian kawasan

2) Membentuk pola hubungan (Frame Work) antara (Kota Lama

Nunukan) termasuk kawasan perdagangan dan jasa yang terletak

sekitar kawasan dengan cara :

Membentuk / menata koridor kota (arcade) pedestrian dan pengaturan

jalur kendaraan yang lebih memperkuat pelayanan kepada

masyarakat

b) Penanganan tata Hijau/Landscape

Skenario Penataannya adalah :

1) Penataan landscape memberi nilai tambah kawasan secara visual,

estetis, psikologis sosial dan arkeologis.

2) Penataan landscape memberi kesan ekologis yang unik dan dapat

beradaptasi dengan bangunan eksisting.

3) Pemilihan jenis tanaman yang dapat berfungsi sesuai tujuannya,

seperti tanaman pengarah, tanaman peneduh. penguat struktur tanah,

berfungsi keindahan dan penutup tanah (grounding).

4) Penataan landscape diarahkan sebagai pembentuk dan penguat

figuratif ruang agar dapat memperkuat struktur kawasan

c) Penanganan sistem pergerakan

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 26: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 26

LAPORAN ANTARA

Skenario penataan sistem sirkulasi kawasan kota baru adalah:

mengoptimalkan sistem sirkulasi, moda dan traffic serta penyediaan

sarana angkutan umum.

Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan

1) kapasitas dan kemampuan jalan

2) tingkat intensitas dan keterkaitan dengan jalur transportasi kota

Nunukan secara keseluruhan.

d) Sistem Jalan, Parkir

Memadukan fungsi kegiatan pergerakan lalu lintas dan manusia dalam

satu struktur kawasan yang saling menunjang dan memberi manfaat.

Skenario penanganannya adakah :

1) Jaiur jalan yang berfungsi sebagai penghubung utama kawasan ini

dengan sistem transportasi kota harus terjaga aksesibilitasnya.

2) Konsep rencana perparkiran berdasarkan pertimbangan. keterbatasan

lahan-lahan. keteraturan, kemudahan pengawasan dan jenis kendaraan

3) ….

e) Jaringan Pedestrian Skenario Penataannya

1) Kesinambungan aktifitas pejalan kaki dalam dan luar bangunan.

keamanan pembagian zona. tingkat pelayanan

2) Penataan arcade sebagai perluasan daerah antara Interior dengan

exterior, perluasan pedestrian, area komersialisasi, penyatuan fasade

dengan aktivitas publik.

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 27: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 27

LAPORAN ANTARA

3) Menghidupkan kembali kawasan yang sudah mati seperti kawasan

Rumah Susun (rusunawa). Pusat kegiatan, peningkatan potensi wisata,

dan lain-lain.

f) Penataan perabotan pelengkap jalan (street furniture) ;

Menempatkan elemen-eiemen yang dapat berfungsi secara fisik dan dapat

memberi kesan yang menyatu dengan bangunan sekitarnya.

Prinsip dan pertimbangan penanganannya adalah :

1) Harus dapat menjadi daya tarik kawasan.

2) Berfungsi sebagai wadah pendukung kegiatan

3) Memperkuat citra kawasan

4) Sedapatnya mendorong dan mendukung pertumbuhan serta

perembangan aktivitas lain dalam kawasan kota baru

5) Sedapatnya bermanfaat sebagai perangkat terselenggaranya ketertiban

kawasan

6) Sedapatnya mendukung eksistensi dan karakteristik kawasan Elemen-

elemen yang tergolong street furniture adalah : Lampu-lampu

penerangan, tempat sampah, papan reklame. pos polisi, halte/shelter,

bis surat, setting group.

2. Skenario Penataan bangunan dan lingkungan

Untuk memudahkan penataan bangunan kawasan Kota Baru Nunukan maka

dilakukan beberapa tahapan antara lain :

a) Pengklasifikasian bangunan

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 28: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 28

LAPORAN ANTARA

Pengklasifikasian bangunan dilakukan terutama yang termasuk dalam

core area untuk menjadi bahan penilaian untuk menentukan perlakuan

bangunan dalam kawasan ini

Adapun klasifikasi bangunan sesuai pedoman penataan ruang terdiri dari

4 golongan antara lain :

Golongan A. yaitu semua bangunan kelompok sejarah atau bangunan-

bangunan yang memiliki nilai arsitektur tinggi. Bangunan tersebut

tidak boleh ditambah, diubah dibongkar atau dibangun baru

Golongan B, yaitu kelompok bangunan-bangunan yang memiliki nilai

atau ciri tertentu dari suatu masa, dengan struktur yang masih baik

yang sama-sama membentuk Lingkungan.

hidup yang serasi. Bangunan tersebut tidak boleh dirubah badan

utama, struktur utama, atap maupun tampak depannya perubahan

yang diperkenankan adalah perubahan bagian belakang serta

penggantian elemen-elemen yang telah rusak namun tidak boleh

melanggar dan tidak boleh merusak keserasian lingkungan.

Golongan C, yaitu bangunan-bangunan yang sudah banyak berubah

atau bangunan yang kondisinya sukar dipertahankan Bangunan

golongan mi boleh dirubah atau dibangun baru, tetapi dalam

perubahan bangunan tersebut disesuaikan dengan pola tampak

bangunan disekitarnya sehingga membentuk Lingkungan yang bak

dan serasi

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 29: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 29

LAPORAN ANTARA

Golongan D. yaitu bangunan-bangunan yang sudah berubah sama

sekali karena keadaan dilingkungan tersebut sulit dipertahankan dan

perlu dikembangkan. Bangunan-bangunan yang termasuk golongan

ini boleh dibangun sesuai rencana kota dengan memperhatikan secara

lingkungannya sehingga tetap ada keserasian dengan tema kawasan

b) Penanganan Fisik Bangunan Bersejarah

Beberapa macam pertimbangan dan kemungkinan dalam pelaksanaan

pengembangan adalah :

a. Pemeliharaan karakter bangunan

Pemeliharaan dan karakter bangunan merupakan usaha untuk

melindungi bangunan bersejarah secara berkelanjutan. Prinsip dan

pertimbangan penanganannya adalah :

1) Perlindungan dan pemeliharaan struktur, tapak dan lingkungan

sekitar bangunan dan kawasan bersejarah selama proses

pemugaran agar seluruh hasil karya sent yang unik, asli dan

berkualitas tinggi dapat tetap terjaga karakternya.

2) Perlindungan dan pemeliharaan ruang luar dan semua benda-

benda dalam bangunan kawasan tersebut.

3) Apabila bangunan tersebut beralih fungsi, maka kualitas dan

keaslian ruang dalam/interior harus tetap terjaga.

4) Perubahan dalam periode tertentu merupakan salah satu bukti

sejarah dan perkembangan bangunannya, struktur, tapak dan

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 30: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 30

LAPORAN ANTARA

lingkungannya harus diperhatikan, karena memiliki arti penting

bagi bentuk dan gaya arsitektur bangunan baik sebagian maupun

keseluruhan.

5) Perubahan yang saling menumpuk yang terjadi pada atau

menggambarkan periode yang berbeda-beda tetapi tidak terlalu

penting bagi perkembangan bangunan, struktur tapak dan

lingkungannya harus dihindari.

6) Selama proses pemugaran berlangsung, harus diantisipasi adanya

kemungkinan perembesan air ke dalam struktur bangunan.

b. Pencegahan penurunan kualitas bangunan

Pencegahan penurunan kualitas bangunan dapat dilakukan dengan

beberapa langkah penting.

c. Rehabilitasi

Rehabilitasi adalah porses pengembalian bangunan atau kawasan

kepada kegunaannya semula melalui perbaikan dan perubahan, yang

memungkinkan diberlakukannya fungsi baru yang efisien dan

sekaligus memelihara serta melestarikan elemen bangunan dan

kawasan yang penting dari nilai sejarah, arsitektur dan budaya.

Prinsip dan pertimbangan penanganannya adalah : .

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 31: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 31

LAPORAN ANTARA

Cara terbaik untuk mempreservasi dan mengkonservasi bangunan

adalah dengan tetap menggunakannya sesuai dengan fungsi

awalnya, karena perubahan struktur yang harus dilakukan menjadi

sedikit.

Apabila hal di atas tidak mungkin dilakukan, penggunaan

bangunan diadaptasikan agar perubahan yang dilakukan sesedikit

mungkin. Fungsi baru harus konsisten dengan kesatuan struktural,

kualitas ruang dan karakter bangunan atau kawasan konservasi.

d. Reproduksi atau Replikasi

Reproduksi adalah usaha mereplikasi, atau membentuk kembali

bagian bangunan yang hilang dengan menggunakan material yang

lama atau baru.

Prinsip dan pertimbangan penanganannya adalah :

Reproduksi hanya dilakukan pada elemen dekoratif dan artefak

yang hilang dengan tujuan untuk menjaga keharmonisan estetika

bangunan.

Pembangunan ulang bangunan berstruktur kayu secara

keseluruhan dimungkinkan apabila diperlukan.

e. Rekonstruksi

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 32: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 32

LAPORAN ANTARA

Rekonstruksi adalah proses membangun kembali bagian atau

keseluruhan bangunan atau kawasan sesuai dengan bentuk asli atau

bentuk awal, dengan menggunakan material baru atau lama.

Prinsip dan pertimbangan penanganannya adalah :

Menghindari rekonstruksi keseluruhan bangunan

Rekonstruksi sebagian bangunan adalah usaha terakhir yang dapat

dilakukan atau apabila dalam kondisi sangat diperlukan untuk

menjaga keutuhan dan keseluruhan bangunan.

3. Skenario Penanganan Kegiatan

a) Penentuan kegiatan dalam master plan Kota Baru Nunukan Selatan sesuai

potensi yang dimiliki masing-masing segmen lingkungan.

b) Menyusun kelembagaan dan sistem informasi yang berfungsi sebagai

wadah/forum/lembaga untuk berdialog, berkomunikasi, merencanakan

dan melaksanakan kegiatan dalam mengelola kawasan

c) Selanjutnya lembaga/forum/wadah ini menjadi mitra pemerintah

Kabupaten Nunukan dalam mengembangkan kawasan kota baru

d) Melakukan sosialisasi dengan seluruh komponen masyarakat untuk

menyampaikan gagasan yang telah disusun agar dapat dimengerti

sekaligus untuk mendapatkan umpan balik dari pemerintah propinsi.

pemerintah daerah dan stakeholder lainnya

e) Umpan balik tersebut akan dijadikan sebagai penyempurnaan terhadap

gagasan-gagasan (sebagai siklus)

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012

Page 33: 5 BAB IV Kota Baru Antara

PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 33

LAPORAN ANTARA

f) Apabila gagasan tersebut dinilai sudah optimal, selanjutnya dijadikan

sebagai produk hukum dalam bentuk Perda

1) Merubah ruang yang selama ini dinilai kurang bermakna menjadi

tempat yang sarat dengan kegiatan.

2) Menetapkan konsep fungsi baru berikut kegiatannya sesuai potensi-

potensi kawasan.

3) Mengupayakan semua skenario penataan kawasan Kota Baru dapat

mendorong peningkatan ekonomi kerakyatan dan kesejahteraan

masyarakat melalui perwujudan market place

4) Dalam penataan kawasan Kota Baru dituangkan dalam skenario

rencana induk (Master Plan) baik pengembangan fisik maupun

kelembagaan dan kegiatannya.

5) Menyusun metode penanganan bangunan dan lingkungannya yang

lebih tajam yang dapat ditangani dengan reservasi dan konservasi,

adaptif, restorasi, rehabilitasi, rekonstruksi, demolisi bagi bangunan

yang membahayakan keselamatan manusia dan pembangunan baru

yang kontekstual.

6) Menata ulang sistem sirkulasi lalu lintas yang lebih berpihak kepada

pejalan kaki (pedestrianisasi).

7) Menyusun Pedoman Investasi

Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012