5 BAB IV Kota Baru Antara
-
Upload
adhy-kirei -
Category
Documents
-
view
23 -
download
3
Transcript of 5 BAB IV Kota Baru Antara
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 1
LAPORAN ANTARA
BAB IVANALISIS POTENS1 DAN PERMASALAHAN
KAWASAN KOTA BARU KEC. NUNUKAN SELATAN DANSKENARIO PERENCANAAN PENATAAN KAWASAN KOTA
A. Analisis Kependudukan dan Sosial Ekonomi dan Penyebaran Aktivitas
1. Jumlah dan Pertambahan Penduduk
Penduduk merupakan unsur penting dan modal utama dalam melaksanakan
pembangunan. Perkembangan dan pertumbuhan jumlah penduduk seringkali
menjadi pemicu lahirnya kutub-kutub pertumbuhan baru, akan tetapi sering
pula menimbulkan permasalahan-permasalahan dalam suatu kota. Untuk itu
informasi mengenai kependudukan dalam suatu perencanaan khususnya
perencanaan tata ruang menjadi hal yang mutlak diperlukan.
Jumlah penduduk Kecamatan Nunukan Selatan tahun 2012 sebanyak 18.276
jiwa yang tersebar di 4 wilayah kelurahan. Jumlah penduduk tertinggi berada
di Kelurahan Nunukan Selatan yaitu 6.719 jiwa. Sedangkan penduduk di
kawasan perencanaan pada tahun 2012 berjumlah 9.049 jiwa yang tersebar
merata di lingkungan-lingkungan permukiman dengan tingkat pertumbuhan
sebesar 19,18% per tahun.
Dilihat dari jumlah tersebut, tingkat kepadatan penduduk + 256 jiwa/km2.
Tingkat kepadatan penduduk ini dinilai termasuk dalam tingkat kepadatan
rendah dimana tingkat kepadatan penduduk Kecamatan Nunukan Selatan +
110 jiwa/km2. Selain itu, struktur penduduk menurut jenis kelamin di
kawasan perencanaan memperlihatkan bahwa jumiah penduduk laki-laki
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 2
LAPORAN ANTARA
lebih besar dari jumlah penduduk perempuan atau 53.83% dari jumlah
penduduk kawasan.
Berdasarkan hasil estimasi, pertambahan jumlah penduduk sampai akhir
tahun perencanaan (2022) di kawasan perencanaan adalah sebanyak 105,682
jiwa dengan rata-rata persentase pertumbuhan sebesar 19,18% per tahun.
2. Kondisi Sosial Ekonomi
Salah satu paramater untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah/kawasan dapat dilihat dari kondisi dan aktivitas sosial ekonomi yang
berlangsung di masyarakat. Aktivitas ekonomi tersebut antara lain kegiatan
perdagangan, industri dan jasa serta aktivitas lainnya yang saling terkait
khususnya dalam penciptaan lapangan kerja.
Aktivitas sosial dan ekonomi kawasan perencanaan sangat dipengaruhi oleh
jalur hubungan atau interaksi warganya, dimana kawasan ini merupakan
kawasan perdagangan dan jasa. Aktivitas ekonomi yang tinggi berada di
sepanjang Jl Ujang dewa.. Sedangkan aktivitas lainnya menyebar dalam
kawasan perencanaan seperti perumahan, perkantoran dan pelayanan jasa
3. Penyebaran aktivitas
Sesuai hasil investigasi yang telah dilakukan di kawasan perencanaan dan
sekitarnya maka aktivitas utama yang teridentifikasi terdiri atas 4 (empat)
kelompok, yaitu :
1. Aktivitas perdagangan dan pergerakan kendaraan dengan mobilitas
tinggi di jalan Ujang Dewa, Jl Sei Jepun. Selain lokasi tersebut, terdapat
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 3
LAPORAN ANTARA
pula pusat perdagangan yang sifatnya spesifik yaitu penjualan ….. yang
berada di Jl …….
2. Aktivitas perdagangan dengan pergerakan kendaraan rendah terdapat
di hampir semua jalan seperti Jalan ruas menuju ke Pasar perbatasan
3. Aktivitas wisata dan hiburan terkonsentrasi di pantai ejing jalan Jl
Pakalan TNI AL
4. Aktivitas spesifik makan dan minum tersebar di wilayah perencanaan
B. Analisis Penggunaan Lahan dan Ruang
1. Pola Guna Lahan
Secara umum, pola penggunaan ruang akan memberikan gambaran tingkat
aktivitas suatu masyarakat dari suatu wilayah/kawasan. Lahan juga
merupakan faktor produksi yang tidak dapat berpindah tempat \immobile)
dan sangat penting bagi semua jenis kegiatan, meskipun Kebutuhan lahan
berbeda-beda tergantung dari jenis kegiatannya. Khusus bagi investor, lahan
merupakan salah satu faktor pertimbangan dan daya tarik melakukan relokasi
dengan motivasi mencari lahan yang memungkinkan bagi kegiatan produksi
dan proses pendukungnya.
Berdasarkan pengamatan (Lapangan, penggunaan Lahan di kawasan
perencanaan didominasi oleh kegiatan-kegiatan komersial dan perumahan.
Hal ini juga dipengaruhi fungsi utama dan fungsi penunjang kawasan itu
sendiri yaitu pusat perdagangan, pelayanan jasa serta perumahan.
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 4
LAPORAN ANTARA
Berdasarkan fungsi tersebut, pola penyebaran aktivitas-aktivitas ekonomi,
perkantoran dan pelayanan jasa tersebar sepanjang koridor utama antara lain
di Jl Ujang Dewa dan Jl. Sei Jepun Sedangkan aktifitas perumahan tertinggi
berada tersebar merata di Jl. Ujang Dewa merata ke arah perumahan KPN
Bertitik tolak dari aktivitas kawasan di atas, maka dasar pertimbangan umum
dalam pemerataan aktivitas adalah terjalinnya interaksi dan komunikasi antar
manusia pada. suatu tempat sehingga dengan sendirinya menjadikan kawasan
menjadi hidup. Dasar pertimbangan lainnya berkenaan dengan pemerataan
aktivitas kawasan adalah :
Pemerataan aktivitas kawasan harus memiliki korelasi dengan skala
makro kota untuk mendorong aktivitas dari bagian kota yang lain agar
masuk dalam kawasan perencanaan.
Aktivitas yang ada dalam kawasan harus mendukung tema setiap fragmen
sehingga mampu memberikan karakteristik setiap bagian kawasan.
Setiap aktivitas yang terjadi harus saling mendukung sehingga
menimbulkan pengaliran aktivitas secara menyeluruh.
2. Fisik dan Kepadatan Bangunan
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia selain kebutuhan
pangan dan sandang. Fungsi rumah adalah sebagai tempat tinggal atau hunian
dan sarana pembinaan keluarga dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi
dan teratur. Sementara permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup baik
berupa kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan yang berfungsi
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 5
LAPORAN ANTARA
sebagai lingkungan tempat tinggal dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan dimana didalamnya dilengkapi dengan
prasarana dan sarana lingkungan yang mendukung fungsi permukiman
tersebut agar dapat berdayaguna dan berhasil guna.
Perumahan dan permukiman mengandung satu kesatuan pengertian yang
tidak terpisahkan dan memberikan gambaran sebagai suatu ruang kegiatan
berkehidupan dan berpenghidupan dengan fungsi utama sebagai tempat
tinggal atau bermukim. Terdapat 3 (tiga) kategori yang dapat dianggap
sebagai rumah layak, yaitu :
a. Layak Huni, berkaitan dengan pencapaian persyaratan fisik, kesehatan,
dan kesusilaan sebagai kelompok manusia yang berbudaya.
b. Layak Usaha, berkaitan dengan terpenuhinya kondisi lingkungan yang
kondusif bagi berlangsungnya kehidupan sosial ekonomi penghuninya.
c. Layak Berkembang, berkaitan dengan terpenuhinya kondisi lingkungan
yang mendukung terjadinya peningkatan kesejahteraan masyarakat
(prospektif dan produktif).
Konsep utama pelestarian bangunan di kawasan perencanaan adalah:
Arahan pelestarian bukan menuju pada Protectionist semata melainkan
lebih kepada konsep stimultan antara preservasi dan integrated
development. Hal ini berarti bahwa pengembangan pelestarian harus
dibarengi dengan konsep pemasaran yang komprehensif.
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 6
LAPORAN ANTARA
Pelestarian didasarkan pada masalah konseptual dan masalah-masalah
fungsional. Oleh karena itu, selain meletakkan pada latar belakang
historis, juga meletakkan tuntutan kehidupan masa kini dan masa yang
akan datang.
Berdasarkan pengamatan, sebagian besar bangunan yang ada dalam kawasan
perencanaan difungsikan sebangai hanya digunakan sebagai tempat tinggal.
Dilihat dari kondisi perumahan, sebagian besar juga masih . memerlukan
peningkatan kualitas (konstruksi bangunan) khususnya pada bangunan-
bangunan lama (Gambar 4.1).
Seiring perkembangan kawasan, kepadatan bangunan juga akan semakin
meningkat. Building Coverage (BC) tiap bangunan diperkirakan rata-rata
70%. Secara tidak langsung kondisi ini akan berdampak terhadap penurunan
kualitas lingkungan dan kualitas hunian. Untuk itu diperlukan upaya-upaya
pengelolaan dalam rangka penanganan permasalahan tersebut. Upaya yang
dapat dilaksanakan antara lain renovasi dan rekonstruksi bangunan lama.
Permasalahan lain sehubungan dengan kondisi fisik dan kepadatan bangunan
adalah terjadinya dualisme pada image kawasan dimana bangunan lama yang
bergaya tradisional khas bugis makassar, berbaur dengan bangunan baru yang
berarsitektur modem. Kondisi ini kurang mendukung image kawasan dan
lambat laun akan menghilangkan ciri dan karakteristik kawasan.
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 7
LAPORAN ANTARA
Salah satu bentuk rekomendasi dalam rangka mempertahankan ciri dan
karakteristik kawasan yaitu bangunan baru direkomendasikan menambah
aksesoris-aksesoris yang sesuai dengan image kawasan yaitu sebagai
kawasan
C. Analisis Ketersediaan Fasilitas
Fasilitas dapat diartikan sebagai suatu wadah atau tempat berlangsungnya suatu
aktivitas yang berfungsi memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam
memenuhi kebutuhannya dalam suatu lingkungan permukiman. Fasilitas dapat
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas
ekonomi.
ketersediaan fasilitas ekonomi, sosial dan umum pada suatu wilayah/kawasan
akan sangat berpengaruh dalam mendorong serta mempercepat proses
perkembangan wilayah/ kawasan yang bersangkutan.
1. Fasilitas Umum
Fasilitas umum merupakan fasilitas yang diperuntukkan bagi warga
masyarakat dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain fasilitas perkantoran, taman bermain, ruang terbuka
hijau dan lain-lain.
ketersediaan fasilitas umum di kawasan perencanaan khususnya tasilitas
perkantoran sudah cukup memadai. Fasilitas perkantoran ada antara lain
kantor camat dan lurah dan fasilitas perkantoran lainnya. Fasilitas ini
sebagian besar berada pada edges kawasan antara lain di Jl…………..
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 8
LAPORAN ANTARA
Umumnya bangunan tersebut merupakan bangunan dengan arsitektur modern
Sedangkan taman bermain dan ruang terbuka hijau belum tersedia di kawasan
perencanaan. Ketersediaan taman bermain dan ruang terbuka hijau di
kawasan perencanaan dimaksudkan untuk memberikan kesan visual yang
baik, nyaman dan aman bagi penduduk, baik penduduk yang tinggal maupun
penduduk yang hanya beraktivitas di kawasan tersebut. Ruang hijau juga
dimaksudkan untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup secara
klimatologis sebagai pengatur iklim, penyaring udara kotor dan sebagai
estetika kawasan.
2. Fasilitas Sosial
Fasilitas sosial dapat diartikan sebagai wadah atau tempat aktivitas yang
melayani kebutuhan penduduk dalam berinteraksi dengan lingkungannya
yang bersifat pemuasan pada kebutuhan sosial dan mental spiritual. Secara
umum, fasilitas yang termasuk dalam kelompok ini antara lain fasilitas
pendidikan, peribadatan dan fasilitas
Di kawasan perencanaan terdapat fasilitas peribadatan antara lain Mesjid …
di Ruas Mansapa dan. Mesjid ………… di Jl. ………...
Kondisi fasilitas peribadatan ini khususnya mesjid mengalami kualitas akibat
kurang terawat dan memberikan kesan “kusam”.
3. Fasilitas Ekonomi
Fasilitas ekonomi dapat diartikan sebagai suatu sarana yang berfungsi
melayani penduduk atau warga masyarakat dalam melakukan aktivitas
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 9
LAPORAN ANTARA
ekonominya. Untuk menunjang terlaksananya kegiatan ekonomi yang
prospektif dan produktif pada suatu wilayah/kawasan, ketersediaan fasilitas
ekonomi menjadi suatu hal yang mutlak diperlukan. Ketersediaan fasilitas
ekonomi juga secara langsung memberikan kemudahan bagi penduduk dalam
memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Fasilitas-fasilitas ekonomi yang
terdapat dalam kawasan perencanaan antara lain fasilitas perdagangan
(warung, toko dan pasar), perbankan serta fasilitas ekonomi lainnya.
Salah satu fasilitas perdagangan yang terdapat dalam kawasan perencanaan
adalah pasar perbatasan yang berada di Jl.ke Pelabuhan Sebatik dan Jl
menuju pasar perbatasan. dan difungsikan pada pagi hari. Keberadaan pasar
ini, disatu sisi memberikan keuntungan bagi masyarakat baik masyarakat
yang secara langsung beraktivitas di pasar tersebut maupun masyarakat yang
bermukim disekitarnya dalam hal pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Disisi
lain keberadaan pasar memberikan dampak-dampak antara lain penurunan
kualitas lingkungan (pasar berada di pinggiran sungai). Kondisi ini lebih
disebabkan oleh karena pengelolaan yang masih tradisional.
Untuk itu diperlukan upaya penataan pasar yang lebih optimal dengan
melakukan upaya-upaya konservasi dan adaptasi. Upaya ini juga untuk di
lakukan untuk mendukung image kawasan sebagai kawasan kota baru. Lods-
lods pasar diatur sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kesan
semrawut di kawasan perencanaan.
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 10
LAPORAN ANTARA
Hal lain yang perlu diperhatikan adakah keberadaan pedagang kaki lima
(PK5) yang tersebar di dalam kawasan perencanaan. Pengaturan PK5 juga
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan dan penataan
kawasan secara menyeluruh tanpa menghilangkan aktivitas dan nilai ekonomi
kawasan. Penataan PK5 ini dapat melalui perbaikan kios-kios serta
pengaturan tempat/lokasi kegiatan.
D. Analisis Prasarana Utama
Infrastruktur merupakan faktor penting dari kebutuhan penduduk dan sekaligus
sebagai pendukung perkembangan suatu wilayah/kawasan. Dengan kelengkapan
infrastruktur maka distribusi kegiatan sosial dan ekonomi dapat lebih diarahkan.
Semakin baik infrastruktur maka semakin tinggi peluang dan kemungkinan-
kemungkinan investasi bagi para penanam modal baik modal daerah maupun
asing.
1. Jaringan Jalan
Jaringan jalan merupakan elemen penting dalam memajukan dan
mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah/kawasan. Ketersediaan
Jaringan jalan akan mempermudah suatu kegiatan untuk mendapatkan akses
terhadap kegiatan lainnya. Dengan kata lain, semakin baik kondisi dan
ketersediaan (kualitas dan kuantitas) Jaringan jalan pada suatu
wilayah/kawasan, mobilitas setiap kegiatan akan semakin meningkat.
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 11
LAPORAN ANTARA
Berdasarkan hasil pengukuran lapangan, panjang Jaringan jalan di kawasan
perencanaan secara keseluruhan adalah 42.060 m m dengan lebar bervariasi
antara 3 - 18 m. Ketersediaan ini sudah mencukupi dalam mendukung
mobilitas dan sirkulasi baik barang maupun penduduk yang bermukim di
kawasan perencanaan. Juga dilihat dari kondisinya, sebagian besar konstruksi
jalan sudah cukup baik, akan tetapi pada beberapa ruas masih memerlukan
peningkatan kualitas seperti di Jl. Panamas dan Jl Limau arah ke Politeknik
dan beberapa Jaringan jalan lainnya (Gambar…)
Sebagian besar jaringan jalan yang ada dalam kawasan juga digunakan
sebagai areal parkir kendaraan sementara lebar jalan tidak signifikan dalam
mendukung arus lalu lintas yang cukup tinggi. Kondisi ini terjadi di Jl.
Pelabuhan Sebatik, Upaya pengelolaan yang dapat ditempuh untuk
mengurangi beban jaringan jalan tersebut adalah dengan pengaturan jenis
kendaraan yang dapat melalui jaringan jalan yang dimaksud.
2. Listrik
Ketersediaan energi listrik di suatu wilayah/kawasan merupakan salah satu
bagian dari kebutuhan dasar penduduk dan termasuk barang publik yang
ketersediannya tergantung dari kemampuan pemerintah dan masyarakat
dalam mengeksploitasi sumber-sumber energi yang potensial tersebut.
Sumber energi yang digunakan penduduk, pengadaan termasuk
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 12
LAPORAN ANTARA
pengelolaannya di kawasan perencanaan dilayani oleh PLTD Sei Bilal
Kecamatan Nunukan dengan kapasitas terpasang sebesar 5,7 Mwatt.
Berdasarkan hasil analisis, diprediksi kebutuhan listrik di kawasan
perencanaan akan semakin meningkat seiring pertumbuhan ekonomi
kawasan. Untuk itu diperlukan peningkatan pelayanan kepada para pelanggan
seperti perbaikan kondisi jaringan dan peningkatan kapasitas terpasang di
kawasan perencanaan.
Estimasi kebutuhan listrik sampai akhir tahun perencanaan menggunakan
asumsi sebagai berikut:
Kebutuhan 1 Kepala Keluarga (KK) membutuhkan + 500 Watt
Kegiatan perdagangan dan perkantoran kebutuhan listriknya adalah 25%
dari kebutuhan rumah tangga »- Kebutuhan fasilitas sostal dan pelayanan
umum adalah 25% dari kebutuhan rumah tangga
Penerangan jalan dan ruang terbuka kebutuhan listriknya 10%
Berdasarkan asumsi tersebut di atas serta estimasi jumlah penduduk di
kawasan perencanaan maka kebutuhan listrik sampai akhir tahun
perencanaan adalah :
Kebutuhan listrik untuk permukiman sebanyak 10,568,253 watt
Kebutuhan listrik untuk fasilitas perdagangan dan perkantoran sebanyak
2,642,063 Watt
Kebutuhan listrik untuk fasilitas sosial dan pelayanan umum sebanyak
2,642,063 Watt
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 13
LAPORAN ANTARA
Kebutuhan listrik untuk penerangan jalan dan ruang terbuka sebanyak
1,056,825 Watt
Sehingga kebutuhan dalam tahun rencana sebesar 16,9 Mwatt.
Seperti halnya jaringan telepon, jaringan listrik juga masih menggunakan
sistem bentangan kabel di udara sehingga mengurangi estetika kawasan,
sehingga untuk menata jaringan listrik sistem yang sebaiknya digunakan
adalah sistem hantaran tanah (underground cable), dimana jaringan primer
melalui jalan-jalan utama dan jaringan sekunder melalui lingkungan-
lingkungan permukiman.
3. Telepon
Kebutuhan akan ketersediaan jaringan telepon bagi masyarakat sudah
merupakan kebutuhan yang mendasar khususnya dalam memperpendek
jarak komunikasi. Kebutuhan ini juga terjadi di kawasan perencanaan
mengingat kawasan ini juga merupakan kawasan pusat perkantoran di
Kabupaten Nunukan. Berdasarkan hasil survei, ketersediaan jaringan telepon
di kawasan perencanaan sudah mampu melayani kebutuhan masyarakat.
Ketersediaan jaringan menggunakan bentangan kabel dan saluran frekuensi
yang dilayani oleh provider seperti Exelcomindo Indosat dan Telkomsel dan
PT. Telkom dengan jaringan Kabel..
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 14
LAPORAN ANTARA
4. Air Bersih
Air Bersih merupakan kebutuhan hidup manusia yang mutlak terpenuhi setiap
harinya, baik untuk keperluan konsumsi maupun untuk keperluannya lainnya.
Untuk melayani penduduk Kabupaten Nunukan (Pulau Nunukan) , PDAM
sebagai instansi pengelola air bersih memfungsikan beberapa Pengolahan Air
(IPA) Sungai Bolong Pasir Putih.
Berdasarkan hasil survey, tingkat kebutuhan air bersih di kawasan
perencanaan lebih besar dari suplay PDAM yang dikelola oleh Pengolahan
Air (IPA) ……….yaitu + 64 % dari besarnya kebutuhan selama 10-12 jam
per hari. Kondisi ini dirasakan belum dapat memenuhi kebutuhan konsumsi
penduduk sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, penduduk
membeli air bersih dari penjajah/pengecer atau membuat sumur bor.
Asumsi kebutuhan air bersih adalah 1 orang membutuhkan 60 liter/hari, maka
kebutuhan air bersih kawasan perencanaan sampai akhir tahun 2022 dengan
penduduk berjumlah 105,682 jiwa adalah sebanyak 6,340,952 liter/hari.
.
5. Drainase dan Sanitasi Lingkungan
Secara umum, ketersediaan jaringan drainase difungsikan untuk mengalirkan
air buangan/limbah baik limbah rumah tangga maupun - air hujan ke
pembuangan air. Faktor penting dalam pengembangan fisik jaringan drainase
adalah kondisi kemiringan lahan serta besarnya produksi air buangan/limbah
di kawasan yang direncanakan.
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 15
LAPORAN ANTARA
Kendala yang dihadapi dalam perencanaan drainase pada kawasan
perencanaan antara lain :
Kabupaten Nunukan (Pulau Nunukan) belum memiliki Master Plan
Drainase Kota
Belum adanya perencanaan drainase makro
Keterbatasan dana dalam membiayai drainase kota
Kurangnya koordinasi dan keterpaduan antar instansi terkait dalam
perencanaan dan pengelolaan drainase kota.
Berdasarkan pengamatan dan pengukuran lapangan, lebar jaringan drainase
berkisar antara 0,5 - 1,5 meter dengan sistem riol terbuka. Sampai saat ini
kondisi jaringan dilihat dari segi konstruksinya secara keseluruhan
merupakan drainase permanen (pasangan batu).
Sebagian besar drainase mengalami pendangkalan dan dipenuhi sampah
sehingga pada saat musim penghujan jaringan tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya dan menyebabkan banjir lokal di kawasan
perencanaan. Untuk mengantisipasi hal tersebut diperlukan pengerukan serta
pembersihan jaringan.
6. Pengelolaan Sampah
Dalam rangka peningkatan kualitas lingkungan permukiman, sistem
pengelolaan sampah menjadi salah satu kegiatan yang diprioritaskan.
Pengelolaan persampahan erat kaitannya dengan penciptaan mutu lingkungan
hidup yang bersih dan sehat, yang pada gilirannya berdampak pada
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 16
LAPORAN ANTARA
tercapainya derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat yang lebih
optimal. Kondisi ini tidak akan tercapai apabila tidak didukung oleh suatu
sistim pengelolaan persampahan yang lebih optimal. Untuk itu perlu
penciptaan suatu sistim penanganan yang lebih efektif dan efisien.
Besar kecilnya produksi sampah sangat tergantung dari aktivitas ruang/lahan
serta besarnya jumlah penduduk. Produksi sampah di kawasan perencanaan
diperkirakan rata-rata mencapai 0,48 kg/org/hari, sehingga sampai akhir
tahun perencanaan jumlah produksi sampah di kawasan sebanyak 5257,92
Kg/hari atau 5.257 ton/hari. Sistim pengelolaan sampah oleh masyarakat di
kawasan perencanaan, menggunakan sistim Pewadahan dan pengumpulan
dari rumah ke rumah yang dilayani oleh Dinas Kebersihan Kab bekerjasama
dengan LKMD setempat.
Adapun pola penanganan sampah pada kawasan perencanaan adalah sebagai
berikut:
Pewadahan, setiap bangunan diwajibkan memiliki Pewadahan sampah
yang dihasilkan oleh karena aktivitas yang terjadi dalam bangunan.
Pengumpulan, sampah-sampah tersebut dikumpulkan oleh petugas
dengan gerobak-gerobak sampah.
Pemindahan, sampah yang dikumpulkan gerobak dipindahkan ke TPS
Kontainer atau bukan kontainer (Gambar4.4).
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 17
LAPORAN ANTARA
Pengangkutan, sampah yang ada di TPS diangkut oleh kontainer maupun
arm roll menuju ke pembuangan akhir (TPA).
Pengolahan Akhir, pengolahan akhir sampah berada di Tanjung Harapan
dan dilakukan secara controlled landfill.
E. Analisis Sistem Pergerakan
Salah satu fungsi utama kota adalah penyediaan prasarana dan sarana angkutan
secara cukup bagi penduduknya. Prasarana jalan dibangun untuk
menghubungkan terurama lokasi perumahan penduduk dengan tempat kerjanya.
Dalam hubungan ini, yang harus diperhatikan bukan tanya persoalan
pembangunan prasarananya secara fisik semata-mata, tetapi tidak kalah
pentingnya adalah masalah pengaturan lalu lintas.
Lalu lintas terdiri atas berbagai aspek yang saling terkait satu sama lain. Lalu
lintas yang baik apabila mampu mewujudkan arus kendaraan yang lancar
kecepatan yang cukup, aman, nyaman dan murah. Pengaturan lalu lintas di
kawasan perkotaan tidak hanya menciptakan arus lalu lintas yang lancar dan
aman tetapi juga dapat menciptakan keteraturan dan harmonisasi antar aktivitas-
aktivitas perkotaan.
1. Kepadatan dan Sirkulasi Lalu Lintas
Kepadatan lalu lintas dapat diukur dari besarnya volume dan arus lalu lintas
yang melalui ruas jalan setiap jamnya. Volume lalu lintas adalah jumlah
kendaraan yang melalui suatu titik pada jalur gerak untuk suatu satuan waktu,
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 18
LAPORAN ANTARA
dimana volume lalu lintas tersebut merupakan jumlah kendaraan total dua
arah atau satu arah pada setiap jamnya. Volume ini diperinci menurut arah
dan pembagian dari tiap-tiap kelas kendaraan.
Volume lalu lintas harus lebih kecil dari kapasitas jalan agar arus lalu lintas
dapat bergerak normal dan stabil. Jika volume lalu lintas lebih besar dari
kapasitas suatu ruas jaringan jalan maka akan terjadi hambatan yang
berakibat pada penurunan tingkat pelayanan jalan yang bersangkutan..
Sedangkan sirkulasi laluiintas erat kaitannya dengan sistim dan pengaturan
lalu lintas pada jaringan jalan itu sendiri. Salah satu bentuk pengaturannya
adalah penerapan sistim jalan satu arah serta penempatan rambu-rambu lalu
lintas (Gambar4.5).
Permasalahan utama dalam pengaturan sistem sirkulasi arus kendaraan,
modal angkutan dan lalu lintas pada kawasan perencanaan diraikan dibawah
ini:
Sistem pengelolaan lalu lintas belum terpadu dengan sistem jaringan jalan
dan fungsi kawasan, baik secara makro maupun mikro sehingga
menyebabkan jalan menerima beban transportasi yang terlalu banyak
(belum adanya ruas jalan pendukung).
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 19
LAPORAN ANTARA
Sebagian dimensi jalan terlalu sempit sehingga membatasi upaya untuk
menghidupkan kembali kawasan secara optimal. (mis jalan menuju
Rusunawa)
Terjadinya penurunan kualitas jaringan jalan akibat kualitas konstruksi
yang kurang memenuhi persyaratan teknis terhadap beban kendaraan.
Berdasarkan pengamatan lapangan dan umumnya terjadi di kawasan
perkotaan, kepadatan lalu lintas di kawasan perencanaan mengalami
peningkatan pada jam-jam sibuk seperti pada jam 10 (pagi), jam 12 (siang)
dan jam 16 (sore). Hal ini terjadi mengingat pada jam-jam tersebut aktivitas
dan mobilitas penduduk meningkat yang dengan sendirinya memberikan
pengaruh terhadap bangkitan dan tarikan lalu lintas di kawasan perencanaan.
Bentuk-bentuk pengaturan lalu lintas baik kepadatan maupun sirkulasi lalu
lintas, antara lain :
Mengingat kondisi lebar jalan yang kurang memungkinkan untuk semua
jenis kendaraan maka perlu pengaturan jenis kendaraan yang dapat lewat
pada jaringan jalan yang mempunyai volume lalu lintas yang tinggi
seperti di Jl……………...
Pengalihan arus lalu lintas pada jaringan jalan yang arus lalu lintas padat
ke jaringan jalan yang mempunyai arus lalu lintas lengang.
Pemasangan rambu lalu lintas dilarang berhenti dan dilarang parkir pada
jaringan jalan yang mempunyai arus lalu lintas padat.
.
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 20
LAPORAN ANTARA
2. Pedestrian
Konsep penataan di kawasan perencanaan adalah dengan menghidupkan
Sentra sentar perekonomian yang mengakomodasikan aspek ekonomi sosial,
kultural dan wisata. Penyediaan prasarana untuk mendukung konsep tersebut
adalah penyediaan pedestrian yang nyaman untuk dinikmati. Permasalahan
pokok dalam penyediaannya adalah lebar jalan yang sempit dan kelengkapan
jalan yang kurang memadai.
Pejalan kaki merupakan pengguna jalan terlemah dari semua pengguna jalan
yang ada, sehingga dengan hal tersebut diperlukan suatu bentuk perlindungan
dan ruang yang aman bagi setiap pejalan kaki. Bentuk-bentuk perlindungan
yang diberikan antara lam penggunaan trotoar (pedestrian), maka jalan untuk
pejalan kaki serta fasilitas penyeberangan (zebra cross). Untuk kawasan
perencanaan, ruang untuk pejalan kaki berupa trotoar terdapat di beberapa
ruas jalan seperti Jl. Sei Jepun.
Salah satu fungsi trotoar yang ada dapat difungsikan sebagai drainase tertutp
yang dimanfaatkan untuk pejalan kaki. Pemanfaatan trot oar ini tidak semata-
mata hanya untuk pejalan kaki, akan tetapi digunakan pula untuk kendaraan
yang parkir (Gambar4.6)
3. Parkir
Permasalahan-permasalahan lalu lintas di kawasan perkotaan juga banyak
disebabkan oleh kendaraan yang berhenti di jalan (parkir) karena kendaraan
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 21
LAPORAN ANTARA
tersebut mengambil sebagian dari lebar jalan. Parkir adalah fasilitas
pelengkap dalam suatu Traffic System Management, dimana keberadaannya
sangat penting dalam menunjang kelancaran aktivitas yang sedang
berlangsung di suatu kawasan. Masalah parkir adalah masalah kebutuhan dan
penyediaan ruang. Penyediaan ruang dalam kota dibatasi oleh luas wilayah
kota yang ada serta tata guna tanahnya. Pengadaan pelataran parkir. sedikit
banyak akan menyita sebagian dan luas wilayah kota karena parkir
membutuhkan lahan tersendiri yang cukup luas Kondisi perparkiran di
kawasan perencanaan sebagian besar menggunakan badan jalan dengan sudut
parkir 0° (sejajar). (Gambar ….4.7) :
Permasalahan umum dalam pengelolaan parkir di kawasan perencanaan
adalah belum disediakan lahan untuk alokasi lahan parkir serta aktivitas-
aktivitas yang berlangsung antara lain aktivitas bongkar muat (loading) dan
arus pejalan kaki. Sebagaimana diketahui, parkir atau berhenti di badan jalan
akan mengurangi lebar efektif jalan dan menghilangkan sebagian dari
kapasitas jalan yang ada.
Perencanaan sistem parkir harus mempertimbangkan faktor jumlah
penduduk, aktivitas, jumlah kendaraan dan volume lalu lintas. Untuk sistem
perparkiran di kawasan perencanaan diatur sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu aktivitas yang ada. Sistem pengaturan tersebut antara lain :
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 22
LAPORAN ANTARA
Sistem parkir menggunakan sistem on street parking (parkir di tepi jalan)
dengan sudut parkir 0° dan 30°.
Kantong parkir diatur dengan standing park di bawah pohon-pohon
peneduh. (sudut parkir 30°).
A. Justifikasi Perencanaan Penataan Kawasan
1. Ruang Terbuka
a) Merupakan suatu kegiatan yang membatasi secara langsung atau tidak
langsung pelaku kegiatan.
b) Lansekap
Diharapkan dapat memberi nilai tambah pada lingkungan secara estetis,
visual psikologis, sosial maupun ekologis (pertamanan dan air mancur).
c) Street Furniture
o Diharapkan dapat menyatu dengan tema kawasan dan memperkuat
dan menunjang kenyamanan penduduk.
o Jenis street furniture antara lain lampu penerangan jalan, parkir,
pedestrian, teras. papan reklame, papan informasi,. pos polisi. tempat
sampah, tempat duduk dan halte/shelter
d) Pedestrian Jalan dan Areal Parkir
Perbaikan dan peningkatan jalan yang akan datang di kawasan ini akan
diarahkan untuk menggunakan aspal untuk jalan sekunder diarahkan
menggunakan Pavement (bukan aspal. Hal ini dimaksudkan untuk
menjadikan jalan-jalan yang ada di Kawasan ini lebih manusiawi (seperti
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 23
LAPORAN ANTARA
yang telah diimplementasikan pada jalan setapak, jalan lingkungan, trot
oar di tempat parkir kendaraan (mobil dan sepeda motor).
e) Pavement atau Perkerasan
Pavement pada kawasan perencanaan untuk menciptakan suasana sebagai
perangkat solusi rekayasa dan manajemen lalu lintas dengan pola
geometrik / pattern.
Pavement jaringan jalan juga akan disesuaikan dengan kondisi jaringan
jalan itu sendiri seperti jenis/moda kendaraan, lebar jaringan jalan serta
besarnya volume lalu lintas khususnya pada jam-jam sibuk.
f) Bangunan Penunjang Kawasan
- Pusat Promosi barang dan jasa
- Gapura semua etnis (Bugis – Makassar, Suku Asli Tidung, dll)
- Stimulan Design Percontohan Kios PKL – Pos
- Pos Potisi
g) Peningkatan pelayanan air bersih, sanitasi dan persampahan pada skala
kawasan, antara lain :
- Peningkatan pelayanan air bersih melalui penambahan jaringan air
bersih khususnya pada areal pemukiman dengan besaran volume
kebutuhan penduduk.
- Peningkatan sanitasi lingkungan dilaksanakan dalam rangka
peningkatan mutu lingkungan melalui peningkatan kondisi jaringan
drainase dan air limbah.
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 24
LAPORAN ANTARA
- Peningkatan pengelolaan sampah melalui peningkatan mutu
pelayanan khususnya pada tahap pengumpulan sampah penduduk
sampai ke tempat pembuangan sementara
B. Perumusan Skenario Pengembangan Kawasan Kota Baru Nunukan
Berdasarkan hasil-hasil analisis yang telah yang dilakukan sebelumnya dan
sesuai dengan potensi dan permasalahan yang dihadapi. maka skenario
pengembangan serta target penataan kawasan Kota Baru yang akan dilaksanakan
melalui 3 (tiga) skenario yang akan diuraikan berikut
1. Skenario Penataan dan Kawasan
Master Plan kawasan Kota Baru Nunukan disusun untuk memperkuat citra
kawasan. Instrumentasi yang dilakukan dalam penyusunan master plan adalah
:
a) Penataan Struktur Kawasan
yaitu penataan struktur yang memiliki hubungan dengan pusat-pusat
aktivitas perdagangan sekitar kawasan. Prinsip penanganannya :
1) Menetapkan dan membentuk skeleton yang akan memberi gambaran
kerangka struktur kawasan dengan cara :
Menghubungkan Kawasan Kota Baru Nunukan yang memiliki
tema (core area) dengan sistem kota Nunukan serta kabupaten
Nunukan.
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 25
LAPORAN ANTARA
Menciptakan aktivitas ekonomi baru yang dapat memperkuat
perekonomian kawasan
2) Membentuk pola hubungan (Frame Work) antara (Kota Lama
Nunukan) termasuk kawasan perdagangan dan jasa yang terletak
sekitar kawasan dengan cara :
Membentuk / menata koridor kota (arcade) pedestrian dan pengaturan
jalur kendaraan yang lebih memperkuat pelayanan kepada
masyarakat
b) Penanganan tata Hijau/Landscape
Skenario Penataannya adalah :
1) Penataan landscape memberi nilai tambah kawasan secara visual,
estetis, psikologis sosial dan arkeologis.
2) Penataan landscape memberi kesan ekologis yang unik dan dapat
beradaptasi dengan bangunan eksisting.
3) Pemilihan jenis tanaman yang dapat berfungsi sesuai tujuannya,
seperti tanaman pengarah, tanaman peneduh. penguat struktur tanah,
berfungsi keindahan dan penutup tanah (grounding).
4) Penataan landscape diarahkan sebagai pembentuk dan penguat
figuratif ruang agar dapat memperkuat struktur kawasan
c) Penanganan sistem pergerakan
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 26
LAPORAN ANTARA
Skenario penataan sistem sirkulasi kawasan kota baru adalah:
mengoptimalkan sistem sirkulasi, moda dan traffic serta penyediaan
sarana angkutan umum.
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan
1) kapasitas dan kemampuan jalan
2) tingkat intensitas dan keterkaitan dengan jalur transportasi kota
Nunukan secara keseluruhan.
d) Sistem Jalan, Parkir
Memadukan fungsi kegiatan pergerakan lalu lintas dan manusia dalam
satu struktur kawasan yang saling menunjang dan memberi manfaat.
Skenario penanganannya adakah :
1) Jaiur jalan yang berfungsi sebagai penghubung utama kawasan ini
dengan sistem transportasi kota harus terjaga aksesibilitasnya.
2) Konsep rencana perparkiran berdasarkan pertimbangan. keterbatasan
lahan-lahan. keteraturan, kemudahan pengawasan dan jenis kendaraan
3) ….
e) Jaringan Pedestrian Skenario Penataannya
1) Kesinambungan aktifitas pejalan kaki dalam dan luar bangunan.
keamanan pembagian zona. tingkat pelayanan
2) Penataan arcade sebagai perluasan daerah antara Interior dengan
exterior, perluasan pedestrian, area komersialisasi, penyatuan fasade
dengan aktivitas publik.
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 27
LAPORAN ANTARA
3) Menghidupkan kembali kawasan yang sudah mati seperti kawasan
Rumah Susun (rusunawa). Pusat kegiatan, peningkatan potensi wisata,
dan lain-lain.
f) Penataan perabotan pelengkap jalan (street furniture) ;
Menempatkan elemen-eiemen yang dapat berfungsi secara fisik dan dapat
memberi kesan yang menyatu dengan bangunan sekitarnya.
Prinsip dan pertimbangan penanganannya adalah :
1) Harus dapat menjadi daya tarik kawasan.
2) Berfungsi sebagai wadah pendukung kegiatan
3) Memperkuat citra kawasan
4) Sedapatnya mendorong dan mendukung pertumbuhan serta
perembangan aktivitas lain dalam kawasan kota baru
5) Sedapatnya bermanfaat sebagai perangkat terselenggaranya ketertiban
kawasan
6) Sedapatnya mendukung eksistensi dan karakteristik kawasan Elemen-
elemen yang tergolong street furniture adalah : Lampu-lampu
penerangan, tempat sampah, papan reklame. pos polisi, halte/shelter,
bis surat, setting group.
2. Skenario Penataan bangunan dan lingkungan
Untuk memudahkan penataan bangunan kawasan Kota Baru Nunukan maka
dilakukan beberapa tahapan antara lain :
a) Pengklasifikasian bangunan
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 28
LAPORAN ANTARA
Pengklasifikasian bangunan dilakukan terutama yang termasuk dalam
core area untuk menjadi bahan penilaian untuk menentukan perlakuan
bangunan dalam kawasan ini
Adapun klasifikasi bangunan sesuai pedoman penataan ruang terdiri dari
4 golongan antara lain :
Golongan A. yaitu semua bangunan kelompok sejarah atau bangunan-
bangunan yang memiliki nilai arsitektur tinggi. Bangunan tersebut
tidak boleh ditambah, diubah dibongkar atau dibangun baru
Golongan B, yaitu kelompok bangunan-bangunan yang memiliki nilai
atau ciri tertentu dari suatu masa, dengan struktur yang masih baik
yang sama-sama membentuk Lingkungan.
hidup yang serasi. Bangunan tersebut tidak boleh dirubah badan
utama, struktur utama, atap maupun tampak depannya perubahan
yang diperkenankan adalah perubahan bagian belakang serta
penggantian elemen-elemen yang telah rusak namun tidak boleh
melanggar dan tidak boleh merusak keserasian lingkungan.
Golongan C, yaitu bangunan-bangunan yang sudah banyak berubah
atau bangunan yang kondisinya sukar dipertahankan Bangunan
golongan mi boleh dirubah atau dibangun baru, tetapi dalam
perubahan bangunan tersebut disesuaikan dengan pola tampak
bangunan disekitarnya sehingga membentuk Lingkungan yang bak
dan serasi
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 29
LAPORAN ANTARA
Golongan D. yaitu bangunan-bangunan yang sudah berubah sama
sekali karena keadaan dilingkungan tersebut sulit dipertahankan dan
perlu dikembangkan. Bangunan-bangunan yang termasuk golongan
ini boleh dibangun sesuai rencana kota dengan memperhatikan secara
lingkungannya sehingga tetap ada keserasian dengan tema kawasan
b) Penanganan Fisik Bangunan Bersejarah
Beberapa macam pertimbangan dan kemungkinan dalam pelaksanaan
pengembangan adalah :
a. Pemeliharaan karakter bangunan
Pemeliharaan dan karakter bangunan merupakan usaha untuk
melindungi bangunan bersejarah secara berkelanjutan. Prinsip dan
pertimbangan penanganannya adalah :
1) Perlindungan dan pemeliharaan struktur, tapak dan lingkungan
sekitar bangunan dan kawasan bersejarah selama proses
pemugaran agar seluruh hasil karya sent yang unik, asli dan
berkualitas tinggi dapat tetap terjaga karakternya.
2) Perlindungan dan pemeliharaan ruang luar dan semua benda-
benda dalam bangunan kawasan tersebut.
3) Apabila bangunan tersebut beralih fungsi, maka kualitas dan
keaslian ruang dalam/interior harus tetap terjaga.
4) Perubahan dalam periode tertentu merupakan salah satu bukti
sejarah dan perkembangan bangunannya, struktur, tapak dan
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 30
LAPORAN ANTARA
lingkungannya harus diperhatikan, karena memiliki arti penting
bagi bentuk dan gaya arsitektur bangunan baik sebagian maupun
keseluruhan.
5) Perubahan yang saling menumpuk yang terjadi pada atau
menggambarkan periode yang berbeda-beda tetapi tidak terlalu
penting bagi perkembangan bangunan, struktur tapak dan
lingkungannya harus dihindari.
6) Selama proses pemugaran berlangsung, harus diantisipasi adanya
kemungkinan perembesan air ke dalam struktur bangunan.
b. Pencegahan penurunan kualitas bangunan
Pencegahan penurunan kualitas bangunan dapat dilakukan dengan
beberapa langkah penting.
c. Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah porses pengembalian bangunan atau kawasan
kepada kegunaannya semula melalui perbaikan dan perubahan, yang
memungkinkan diberlakukannya fungsi baru yang efisien dan
sekaligus memelihara serta melestarikan elemen bangunan dan
kawasan yang penting dari nilai sejarah, arsitektur dan budaya.
Prinsip dan pertimbangan penanganannya adalah : .
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 31
LAPORAN ANTARA
Cara terbaik untuk mempreservasi dan mengkonservasi bangunan
adalah dengan tetap menggunakannya sesuai dengan fungsi
awalnya, karena perubahan struktur yang harus dilakukan menjadi
sedikit.
Apabila hal di atas tidak mungkin dilakukan, penggunaan
bangunan diadaptasikan agar perubahan yang dilakukan sesedikit
mungkin. Fungsi baru harus konsisten dengan kesatuan struktural,
kualitas ruang dan karakter bangunan atau kawasan konservasi.
d. Reproduksi atau Replikasi
Reproduksi adalah usaha mereplikasi, atau membentuk kembali
bagian bangunan yang hilang dengan menggunakan material yang
lama atau baru.
Prinsip dan pertimbangan penanganannya adalah :
Reproduksi hanya dilakukan pada elemen dekoratif dan artefak
yang hilang dengan tujuan untuk menjaga keharmonisan estetika
bangunan.
Pembangunan ulang bangunan berstruktur kayu secara
keseluruhan dimungkinkan apabila diperlukan.
e. Rekonstruksi
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 32
LAPORAN ANTARA
Rekonstruksi adalah proses membangun kembali bagian atau
keseluruhan bangunan atau kawasan sesuai dengan bentuk asli atau
bentuk awal, dengan menggunakan material baru atau lama.
Prinsip dan pertimbangan penanganannya adalah :
Menghindari rekonstruksi keseluruhan bangunan
Rekonstruksi sebagian bangunan adalah usaha terakhir yang dapat
dilakukan atau apabila dalam kondisi sangat diperlukan untuk
menjaga keutuhan dan keseluruhan bangunan.
3. Skenario Penanganan Kegiatan
a) Penentuan kegiatan dalam master plan Kota Baru Nunukan Selatan sesuai
potensi yang dimiliki masing-masing segmen lingkungan.
b) Menyusun kelembagaan dan sistem informasi yang berfungsi sebagai
wadah/forum/lembaga untuk berdialog, berkomunikasi, merencanakan
dan melaksanakan kegiatan dalam mengelola kawasan
c) Selanjutnya lembaga/forum/wadah ini menjadi mitra pemerintah
Kabupaten Nunukan dalam mengembangkan kawasan kota baru
d) Melakukan sosialisasi dengan seluruh komponen masyarakat untuk
menyampaikan gagasan yang telah disusun agar dapat dimengerti
sekaligus untuk mendapatkan umpan balik dari pemerintah propinsi.
pemerintah daerah dan stakeholder lainnya
e) Umpan balik tersebut akan dijadikan sebagai penyempurnaan terhadap
gagasan-gagasan (sebagai siklus)
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012
PT.SECON DWITUNGGAL PUTRA I - 33
LAPORAN ANTARA
f) Apabila gagasan tersebut dinilai sudah optimal, selanjutnya dijadikan
sebagai produk hukum dalam bentuk Perda
1) Merubah ruang yang selama ini dinilai kurang bermakna menjadi
tempat yang sarat dengan kegiatan.
2) Menetapkan konsep fungsi baru berikut kegiatannya sesuai potensi-
potensi kawasan.
3) Mengupayakan semua skenario penataan kawasan Kota Baru dapat
mendorong peningkatan ekonomi kerakyatan dan kesejahteraan
masyarakat melalui perwujudan market place
4) Dalam penataan kawasan Kota Baru dituangkan dalam skenario
rencana induk (Master Plan) baik pengembangan fisik maupun
kelembagaan dan kegiatannya.
5) Menyusun metode penanganan bangunan dan lingkungannya yang
lebih tajam yang dapat ditangani dengan reservasi dan konservasi,
adaptif, restorasi, rehabilitasi, rekonstruksi, demolisi bagi bangunan
yang membahayakan keselamatan manusia dan pembangunan baru
yang kontekstual.
6) Menata ulang sistem sirkulasi lalu lintas yang lebih berpihak kepada
pejalan kaki (pedestrianisasi).
7) Menyusun Pedoman Investasi
Penyusunan Master Plan Kota Baru BAPPEDA KABUPATEN NUNUKAN - 2012