5 Bab III.Motode dan Perancangan...

30
24  Bab 3 Metode Dan Perancangan Sistem Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan sistem potensi sumberdaya lahan pesisir dalam pengembangan usaha perikanan di Kepulauan Padaido (GPP Padaido Bawah dan GPP Padaido Atas). Metode perancangan sistem ini akan menggunakan metode ESDA (Exploratory Spatial Data Analysis). Untuk itu akan dibahas setiap tahapan yang ada dalam metode tersebut antara lain: elemen spasial analisis yang terdiri dari generalisasi, distribusi data, inferensi spasial serta kerangka analisis dan proses penyusunan kesesuaian lahan, juga parameter dan bobot beserta skor kesesuaian lahan. Hasil dan perancangan sistem ini nantinya akan diimplementasikan dan akan dibahas pada bagian selanjutnya. 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Auki dan Pulau Wundi, yang termasuk dalam kawasan Gugusan Pulau-Pulau Padaido Bawah dan Pulau Pai dan Pulau Nusi di kawasan Gugusan Pulau-Pulau Padaido Atas (Gambar 3.1).

Transcript of 5 Bab III.Motode dan Perancangan...

Page 1: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

24  

Bab 3

Metode Dan Perancangan Sistem

Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan

sistem potensi sumberdaya lahan pesisir dalam pengembangan

usaha perikanan di Kepulauan Padaido (GPP Padaido Bawah dan

GPP Padaido Atas). Metode perancangan sistem ini akan

menggunakan metode ESDA (Exploratory Spatial Data

Analysis). Untuk itu akan dibahas setiap tahapan yang ada dalam

metode tersebut antara lain: elemen spasial analisis yang terdiri

dari generalisasi, distribusi data, inferensi spasial serta kerangka

analisis dan proses penyusunan kesesuaian lahan, juga parameter

dan bobot beserta skor kesesuaian lahan. Hasil dan perancangan

sistem ini nantinya akan diimplementasikan dan akan dibahas

pada bagian selanjutnya.

3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Auki dan Pulau

Wundi, yang termasuk dalam kawasan Gugusan Pulau-Pulau

Padaido Bawah dan Pulau Pai dan Pulau Nusi di kawasan

Gugusan Pulau-Pulau Padaido Atas (Gambar 3.1).

Page 2: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

25  

Gambar 3.1. Lokasi Penelitian (COREMAP, 2010).

Penelitian ini berlangsung sejak September�November

2011 yang dilakukan dalam tiga tahap. Pertama studi pustaka,

bertujuan untuk memperoleh data dan informasi sekunder.

Kegiatan ini berlangsung selama 1 bulan. Kedua survei, bertujuan

untuk memperoleh data primer, berlangsung selama 3 minggu.

Kegiatan ini mencakup pengamatan dan pengumpulan data

BioGeoFisik, dan ketiga adalah analisis data dan penulisan tesis.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang

diperoleh secara langsung dari survei lapangan dan wawancara

berkuisioner dengan responden (masyarakat). Data sekunder

adalah data yang belum atau telah diolah oleh suatu instansi dan

hasil pengolahannya didokumentasikan dalam bentuk laporan.

Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 3.1.

Page 3: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

26  

Tabel 3.1. Jenis Data Yang Dibutuhkan Dalam Penelitian.

No. Jenis Data Metode Keterangan

1. Data Primer

(Luas pulau, topografi,

Survei Lapangan

Instansi terkait dan

kemiringan pantai, tipe pantai, survei insitu:

lebar pantai, panjang pantai, pulau-pulau

material pantai, penutup lahan, berpenduk dan

ketersediaan air tawar, pasang surut, tidak berpenduduk

kedalaman perairan, kecepatan dan

arah arus, kecerahan, kualitas air,

jenis tutupan).

2. Data Sekunder

(Batas wilayah, monografi kampung, Penelusuran dokumen Kampung dan Kantor

batas kelola kampung adat, hasil-hasil hasil penelitian dan Distrik Padaido,

penelitian di lokasi, (terumbu karang, dokumentasi pada Pesisir Biak Timur,

lamun dan mangrove), aktivitas perpustakaan kantor Biak Kota,

masyarakat, kegiatan pemerintah dan daerah dan instansi COREMAP serta

non-pemerintah yang pernah dan lain terkait. instansi terkait lain

Sedang dilakukan di lokasi penelitian).

di luar Kabupaten

Biak Numfor.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data profil sumberdaya pesisir serta sosial

ekonomi dan budaya dengan melibatkan partisipasi masyarakat

digunakan metode pengkajian sumberdaya pesisir secara

partisipasi Participatory Coastal Resources Assesment (PCRA)

(Walters, et al., 2010).

Pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan gugusan

pulau, yaitu GPP Padaido Bawah dan GPP Padaido Atas.

Pengambilan data dilakukan pada stasiun penelitian yang

ditetapkan, sedangkan data kondisi terumbu karang diperoleh dari

hasil survei COREMAP (2009 & 2010). Penentuan stasiun

penelitian dilakukan secara purpossive mencakup seluruh lokasi

penelitian.

Page 4: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

27  

Pengumpulan data primer (BioFisik dan SosEkBud)

menerapkan pencatatan langsung dan wawancara, sedangkan

pengumpulan data sekunder menerapkan metode penelusuran

informasi yang terdokumentasi di berbagai lembaga, pemerintah

dan masyarakat (Tabel 3.2).

Tabel 3.2. Metode Pengumpulan Data Penelitian.

No. Jenis Data Metode Keterangan

I. Data Primer Pengamatan/Pengukuran

-Insitu Langsung di Lapangan

1. Profil SDA Pesisir Dan Laut:

Terumbu Karang -Transek Intersep Linear (LIT) -COREMAP, 2010

-Trnsek Kuadrat Linear

Rumput Laut -Sensus -COREMAP, 2010

Ikan Karang -Transek Kuadrat Linear -COREMAP, 2010

Lamun -Pengamatan Langsung -Insitu

Mangrove -Pengamatan Langsung -Insitu

2. Profil Pantai Dan Perairan -Analisis Citra + SIG -Insitu

-Lab. SIG

Wawancara:

3. SosEkBud -PCRA

-Distrik Padaido -Individu

-Kelompok

II. Data Sekunder Penelusuran dokumen -Distrik Padaido

dan laporan hasil -Biak Kota

kajian instansi terkait -Wilayah Lain

3.3. Analisis Data

Data yang terkumpul selanjutnya ditabulasi dan

dikelompokkan berdasarkan lokasi dan kepentingan analisis

untuk menjawab permasalahan dan tujuan penelitian. Kerangka

analisis data potensi dan kesesuaian lahan GPP Padaido disajikan

pada Gambar 3.2.

Page 5: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

28  

Gambar 3.2. Kerangka Analisis Kesesuaian Lahan Pesisir GPP Padaido.

Analisis keruangan dalam penelitian ini menggunakan SIG

dengan metode ArcView, yaitu sistem informasi spasial

menggunakan komputer yang melibatkan perangkat keras

(hardware), perangkat lunak (software), pemakaian data-data

yang mempunyai fungsi pokok untuk menyimpan,

memperbaharui, menganalisis dan menyajikan kembali semua

bentuk informasi spasial. Proses penyusunan zonasi GPP Padaido

dengan menggunakan SIG disajikan pada Gambar 3.3.

Page 6: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

29  

Gambar 3.3. Proses Penyusun Kesesuaian Lahan Pesisir GPP Padaido.

3.4. Analisis Kesesuaian Lahan Pesisir GPP Padaido

Analisis kesesuaian lahan pesisir Gugusan Pulau-Pulau

Padaido untuk berbagai peruntukan, pariwisata pesisir, budidaya

rumput laut, budidaya teripang, daerah penangkapan ikan karang

dan daerah penangkapan ikan pelagis dilakukan dengan teknik

yang sama.

Page 7: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

30  

Pertama, penetapan persyaratan (parameter dan kriteria),

pembobotan dan skoring. Untuk masing-masing peruntukan,

penetapan persyaratan tidak sama. Parameter yang menentukan

diberikan skor tertinggi. Kedua, penghitungan nilai peruntukan

lahan. Nilai suatu lahan ditentukan berdasarkan total hasil

perkalian Bobot (B) dan Skor (S) dibagi dengan total Nilai Bobot

dikurang Skor dikalikan 100. Ketiga, pembagian kelas lahan dan

nilainya. Dalam penelitian ini kelas lahan dibagi dalam 4 kelas

yang didefinisikan sebagai berikut:

Kelas S1: Sangat Sesuai (Highly Suitable)

Pada kelas ini lahan tidak mempunyai pembatas yang besar

untuk mengelola yang diberikan atau hanya mempunyai

pembatas yang tidak secara nyata berpengaruh terhadap kegiatan

atau produksi hasil.

Kelas S2: Sesuai (Moderately Suitable)

Pada kelas ini lahan mempunyai pembatas-pembatas yang

agak besar untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang

harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi aktivitas atau

produksi dan keuntungan dan meningkatkan masukan yang

diperlukan.

Kelas S3: Sesuai Bersyarat (Marginally Suitable)

Pada kelas ini lahan mempunyai pembatas yang lebih besar

untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus

diterapkan. Pembatas akan mengurangi aktivitas atau produksi

dan keuntungan atau lebih meningkatkan masukan yang

diperlukan.

Page 8: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

31  

Kelas N:

Pada kelas ini lahan mempunyai pembatas permanen yang

mencegah segala kemungkinan penggunaan lahan yang lestari

dalam jangka panjang. Sesuai dengan faktor pembatas dan tingkat

keberhasilan yang dimiliki oleh masing-masing lahan, lahan kelas

S1 dinilai sebesar 80�100%; S2 dinilai sebesar 70�79%; S3

dinilai sebesar 60�69% dan N dinilai sebesar <60%. Semakin

kecil faktor pembatas dan peluang keberhasilan atau produksi

suatu lahan, semakin besar pula nilainya.

Keempat, membandingkan nilai lahan dengan nilai masing-

masing kelas lahan. Dengan cara ini, kelas kesesuaian lahan

untuk penggunaan tertentu diperoleh. Kelima, pemetaan kelas

kesesuaian lahan. Pemetaan kelas lahan dilakukan dengan

program pemetaan spasial ArcView 3.3.

3.5. Pariwisata Pesisir

Kesesuaian lahan untuk pariwisata pesisir dianalisis dengan

menggunakan parameter dan kriteria lahan dari Suharsono dan

Leatemia (2011). Parameter, pemboboton dan skoring kriteria

kesesuaian lahan untuk pariwisata pesisir disajikan pada Tabel

3.3.

Page 9: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

32  

Tabel 3.3. Parameter, Bobot Dan Skor Sistem Penilaian Lahan Untuk Pariwisata Pesisir.

No. Parameter Sat. Bobot Skor (S)

(B) 1 3 5

I. Kondisi Alam:

1. Jenis Pantai 3 pasir lumpur pantai karang pasir putih & karang

2. Tutupan Lahan Pantai 1 hutan, semak semak, kelapa kelapa, semak, hutan

3. Kejernian Air m 2 <5 5 - 10 >10

4. Temperatur Air ⁰C 1 <24 24 - 28 >28

5. Bentuk Tubir 2 landai <45⁰C >45⁰C

6. "Rugousity" 1 rata lorong-lorong goa-goa

7. Tutupan Karang 3 rendah sedang tinggi

8. Jenis Live Form Jenis 3 <6 6 - 9 >10

9. Jenis Ikan Karang Jenis 3 <60 61 - 119 >120

10. Jenis Lamun Jenis 3 <3 4 - 5 >6

11. Jenis Mangrove Jenis 3 <3 4 - 5 >6

12. Estetika 3 rendah sedang tinggi

13. Kemudahan 2 rendah sedang tinggi

14. Keselamatan 2 rendah sedang tinggi

15. Cuaca Tenang Bin 2 1 - 2 3 - 5 >5

II. Fasilitas:

1. Transportasi 1 kurang cukup baik

2. Air Tawar 3 kurang cukup baik

3. Pondok Wisata 2 kurang cukup baik

4. Listrik 1 kurang cukup baik

5. Telekomunikasi 1 kurang cukup baik

(COREMAP, 2010)

3.6. Budidaya Rumput Laut

Kesesuaian lahan untuk budidaya rumput laut dianalisis

menggunakan persyaratan (parameter dan kriteria) yang

dikemukakan dalam DKP, 2010. Matriks parameter, bobot dan

skor sistem penilaian kesesuaian lahan disajikan pada Tabel 3.4.

Page 10: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

33  

Tabel 3.4. Parameter, Bobot Dan Skor Sistem Penilaian Lahan Untuk Budidaya Rumput Laut.

No. Parameter Skor (S) Bobot

1 3 5 (B)

1. Keterlindungan Kurang Sedang Baik 2

2. Gelombang (cm) >30 10 - 30 <10 1

3. Arus (cm/det) <10 & >40 10 - 20 &

20 - 30 2 30 - 40

4. Kedalaman Air (m) <0,5 & >5 1 - 2,5 2,5 - 5 2

5. Dasar Perairan Pasir/Lumpur Pasir karang mt,

1 makro alga, pasir

6. Salinitas (ppm) <30 & >34 30 -32 32 - 34 2

7. Suhu (⁰C) <20 & >30 20 - 24 24 - 30 2

8. pH <7,3 & >8,2 7,3 - 7,8 7,8 - 8,2 2

9. Kecerahan (cm) <30 30 - 60 60 - 110 1

10. Kesuburan Perairan Kurang Cukup Baik 3

11. Ketersediaan Benih Kurang Sedang Banyak 1

12. Sarana Penunjang Kurang Cukup Baik 1

13. Pencemaran Tercemar Sedang Tidak Ada 2

14. Keamanan Kurang Cukup Aman 1

(COREMAP, 2010)

3.7. Budidaya Teripang

Kesesuaian lahan untuk budidaya teripang dianalisis

menggunakan persyaratan yang dikemukakan oleh Sutaman

(2009). Parameter, bobot, skor sistem penilaian lahan untuk

budidaya teripang disajikan pada Tabel 3.5.

Page 11: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

34  

Tabel 3.5. Parameter, Bobot Dan Skor Sistem Penilaian Lahan Untuk Budidaya Teripang.

No. Parameter Yang Diukur Skor (S) Bobot

1 3 5 (B)

1. Faktor Penunjang

a. Keterlindungan Kurang Cukup Baik 3

b. Pencemaran Ada Sedikit Tidak Ada 1

c. Keamanan Kurang Sedang Baik 1

d. Sarana Penunjang Kurang Cukup Baik 1

2. Faktor Utama

a. Dasar Perairan Pasir / Pasir & Pasir &

2 Lumpur Lumpur Patahan Karang

b. Kedalaman Air (m) >1 <0,5 0,5 - 1 2

Saat Surut

c. Ketersediaan Tidak Ada Jarang Padat 2

Tanaman Air

d. Ketersediaan Dekat Jauh Sangat Jauh 2

Sumber Benih

e. Kecerahan Air (cm) <50 50 - 100 100 - 150 1

f. Salinitas (ppm) <26 27 - 30 31 - 34 1

g. Suhu Air Laut (⁰C) 22 – 25 26 - 29 1

h. Oksigen Terlarut <4 4 - 6 6 - 9 1

(mh/l)

i. pH <7,5 7,5 - 8,0 8,1 - 8,6 1

(COREMAP, 2010)

3.8. Daerah Tangkapan Ikan Karang

Kesesuaian lahan untuk daerah tangkapan ikan karang

dianalisis menggunakan persyaratan, pembobotan dan skoring

yang disajikan pada Tabel 3.6. Parameter kedalaman perairan,

topografi dasar, perubahan cuaca, kondisi terumbu karang dan

kelimpahan ikan target diboboti terbesar karena menentukan

lokasi atau lahan sebagai daerah tangkapan ikan karang.

Page 12: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

35  

Tabel 3.6. Parameter, Bobot Dan Skor Sistem Penilaian Lahan Untuk Daerah Tangkapan Ikan Karang.

No. Parameter Skor (S) Bobot

1 3 5 (B)

1. Kedalaman Perairan (m) <3 3 - 5 >5 2

2. Topografi Dasar Perairan Landai Landai - Curam Curam 2

3. Kecerahan Perairan (m) <5 5 - 10 >10 2

4. Perubahan Cuaca Sering Sedang Jarang 2

5. Kondisi Terumbu Karang Buruk Sedang Baik 2

6. Pencemaran Ada Sedikit Tidak Ada 1

7. Kelimpahan Ikan Target

<100 100 - 200 >200 2 (ind/350 m2)

(COREMAP, 2010)

3.9. Daerah Tangkapan Ikan Pelagis

Kesesuaian lahan untuk daerah tangkapan ikan pelagis

dianalisis menggunakan persyaratan, pembobotan dan skoring

yang disajikan pada Tabel 3.7. Parameter dipilih berdasarkan

tingkah laku distribusi dan kondisi oseanografi dari jenis-jenis

ikan pelagis. Suhu dan perubahan cuaca memiliki bobot terbesar

karena menentukan lahan atau lokasi sebagai daerah tangkapan

ikan pelagis.

Tabel 3.7. Parameter, Bobot Dan Skor Sistem Penilaian Lahan Untuk Daerah Tangkapan Ikan Pelagis.

No. Parameter Skor (S) Bobot

1 3 5 (B)

1. Suhu (⁰C) <20 20 - 29 >29 2

2. Salinitas (ppt) <25 25 - 29 >30 1

3. Kedalaman (m) <50 50 - 100 >100 1

4. Oksigen Terlarut (mg/l) <3 03-Mei >5 1

5. Kecerahan Perairan (m) <20 20 - 30 >30 1

6. Perubahan Cuaca Sering Sedang Jarang 2

7. Pencemaran Ada Sedikit Tidak Ada 1

(COREMAP, 2010)

Page 13: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

36  

3.10. Lingkungan BioGeoFisik Teresterial

3.10.1. Topografi Dan Relief Pantai

Gugusan Pulau-Pulau Padaido memiliki konfigurasi

permukaan tanah relatif datar dan bergelombang dengan

kemiringan antara 0–5%. Topografi datar dijumpai pada daerah

pesisir pantai, sedangkan konfigurasi sedikit bergelombang

dijumpai pada bagian Tengah�Utara pulau, kira 200–300 m dari

pantai. Pulau-pulau yang memiliki konfigurasi tanah datar antara

lain Pulau Wundi, P. Nusi, P. Urev, P. Mansurbabo, P. Rarsbar,

P. Warek, P. Kebori, P. Rasi, P. Workbondi, P. Nukori, P. Dauwi,

P. Wamsoi, P. Runi dan P. Samakur. Pulau-pulau yang memiliki

konfigurasi tanah datar dan sedikit bergelombang adalah Pulau

Auki, P. Pai, P. Pakreki, P. Padaidori, P. Mbromsi, P. Pasi dan P.

Mangguandi (COREMAP, 2009).

3.10.2. Iklim

Iklim adalah keadaan cuaca yang berlangsung di suatu

tempat pada periode waktu yang panjang. Berdasarkan

pengamatan terhadap unsur-unsur cuaca di Kabupaten Biak

Numfor yang tercatat pada Stasion Meteorologi Klas I Frans

Kaisepo Biak, iklim di Kepulauan Padaido termasuk iklim tropis

basah dengan jumlah curah hujan antara 2000 mm/thn sampai

3000 mm/thn, jumlah curah hujan rata-rata di atas 150 mm/bulan

dan jumlah hari hujan sebanyak lebih dari 200 hari setiap

tahunnya (COREMAP, 2010).

Page 14: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

37  

3.10.3. Tipe Dan Asal Pembentukan Pulau

Gugusan Pulau-Pulau Padaido terdiri dari dua tipe pulau.

Tipe pertama adalah pulau-pulau karang timbul (raised coral

island), yaitu pulau-pulau yang terbentuk oleh terumbu karang

yang terangkat ke atas permukaan laut kira-kira 70 m dpl dengan

tebing karang setinggi 5�10 m, karena adanya gerakan ke atas

(uplift) dan gerakan ke bawah (subsidence) dari dasar laut karena

proses geologi. Pulau-pulau tipe ini terdapat di kawasan GPP

Padaido Atas. Tipe kedua adalah pulau-pulau Atol, yaitu pulau-

pulau karang yang berbentuk cincin dimana pada bagian

tengahnya terdapat Lagoon. Pulau-pulau tipe ini terdapat di

kawasan GPP Padaido Bawah (COREMAP, 2010).

Gugusan Pulau-Pulau Padaido terbentuk dari batuan

induk kapur (karst) dan batu gamping koral (formasi mokmer).

Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, pulau-pulau

ini mengalami perubahan bentuk, bertambah tinggi pada salah

satu bagian pulau atau seluruhnya, sebagai akibat dari aktivitas

tektonik.

Aktivitas tektonik berupa gempa terjadi dan tercatat di

sekitar kawasan Kepulauan Padaido dan Pulau Biak telah

berlangsung dalam 3 periode waktu, yaitu periode tahun

1965�1970, 1970�1980 dan 1980�1996. Pada periode

1965�1970 tercatat satu gempa dengan kekuatan 6 Skala

Reichter yang berpusat di dekat Pulau Padaidori pada kedalaman

<120 km (Koswara, 2008).

Page 15: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

38  

3.11. Perancangan ESDA Pada Sistem Lingkungan BioFisik

Perairan.

3.11.1. Batimetri

Gugusan Pulau-Pulau Padaido merupakan pulau-pulau

kecil yang terletak di sebelah Timur-Tenggara Pulau Biak. GPP

ini dikelilingi oleh laut yang relatif dalam, berkisar antara

100�1200 m. Kedalaman di atas 500 m berada di bagian Utara,

Selatan dan Timur. Namun demikian, 90% kedalaman perairan

berada dibawah 500 m (Gambar 3.4). Jarak ke arah laut dalam

sangat pendek dari batas luar rataan terumbu dan pada beberapa

pulau tertentu topografi pantainya langsung curam mencapai

kedalaman >200 m. Perairan dangkal, umumnya, terdapat di

sekitar rataan terumbu, pesisir pulau dan perairan Lagoon dengan

kedalaman perairan berkisar antara 1�25 m.

Gambar 3.4. Profil Batimetri GPP Padaido (COREMAP, 2010).

Page 16: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

39  

3.11.2. Suhu, Salinitas Dan Kecerahan Perairan

Suhu permukaan di perairan GPP Padaido berkisar antara

28�30ºC. Pada kedalaman 50 m suhu berkisar antara 26�28ºC

(Hutahaean, et al., 2005). Salinitas permukaan perairan GPP

Padaido berkisar pada nilai 27�34.5 ppm, sedangkan kecerahan

perairan berkisar pada nilai >15 m (Hutahaean, et al., 2005).

3.11.3. Gelombang Dan Arus

Tinggi gelombang laut di perairan GPP Padaido berkisar

antara 1.12�1.21 m. Gelombang tinggi biasanya terjadi pada

bulan Mei dan Juli, sedangkan gelombang rendah terjadi pada

bulan September dan Maret (Direktorat Jenderal PHPA, 2009).

Arus di GPP terjadi pada bulan Februari�Juli arus

permukaan bergerak ke Timur dengan kecepatan antara 24�75

cm/det dengan arah ke Barat. Kecepatan arus pada bulan-bulan

tersebut tergolong kuat (Direktorat Jenderal PHPA, 2009).

3.11.4. Terumbu Karang

Terumbu karang (coral reef) merupakan ekosistem yang

khas di daerah tropis. Selain mempunyai produktifitas organik

yang tinggi, ekosistem ini memiliki keanekaragaman biota (flora

dan fauna) yang berasosiasi dengannya.

Penelitian terumbu karang di GPP Padaido telah

dilakukan oleh berbagai pihak baik pemerintah, perguruan tinggi

maupun masyarakat (lembaga swadaya masyarakat) selama 6

tahun terakhir dengan skala dan kepentingan yang berbeda-beda.

Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut diketahui bahwa GPP

Page 17: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

40  

Padaido memiliki empat jenis terumbu karang, yaitu: 1) terumbu

karang pantai; 2) terumbu karang penghalang; 3) terumbu karang

Atol; dan 4) terumbu karang Gosong. Atol hanya terdapat di GPP

Padaido Bawah, yaitu Atol Wundi. Terumbu karang penghalang

hanya terdapat di GPP Padaido Atas, yaitu dekat P. Runi.

Terumbu karang tepi terdapat di perairan pesisir pulau-pulau,

sedangkan terumbu Gosong terdapat baik di GPP Padaido Bawah

maupun GPP Padaido Atas.

Gambar 3.5. Kondisi Karang Di GPP Padaido (COREMAP, 2010).

3.11.5. Ikan Karang

Ikan karang merupakan salah satu sumberdaya hayati

yang menghuni terumbu karang. Sedangkan ikan target adalah

jenis-jenis ikan karang yang dikelompokan sebagai ikan

konsumsi/pangan karena memiliki nilai ekonomi. Di GPP

Padaido ditemukan kurang lebih 101 jenis ikan karang di GPP

Page 18: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

41  

Padaido Bawah dan 127 jenis di GPP Padaido Atas. Ikan

indikator adalah jenis-jenis ikan karang yang berasosiasi sangat

erat dengan terumbu karang. Keberadaan jenis-jenis ikan ini

digunakan sebagai indikator untuk mempelajari kondisi terumbu

karang. Di perairan terumbu karang GPP Padaido ditemukan

kurang lebih 34 jenis di GPP Padaido Bawah dan 29 jenis di GPP

Padaido Atas. Ikan mayor adalah jenis-jenis ikan yang tidak

termasuk dalam kedua kelompok di atas dan belum diketahui

peranan utamanya dalam rantai makanan di alam. Ikan-ikan ini

berukuran kecil dan sebagian besar tergolong ikan hias. Di

perairan GPP Padaido terdapat kurang lebih 151 jenis di GPP

Padaido Bawah dan 185 jenis di GPP Padaido Atas (Hukom, et

al., 2009; COREMAP, 2009, COREMAP, 2010).

Gambar 3.6. Kondisi Ikan Karang Di GPP Padaido (COREMAP, 2010).

Page 19: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

42  

3.11.6. Rumput Laut

Rumput laut merupakan alga berukuran besar (makroalga)

yang hidup menancap atau melekat pada dasar laut yang keras,

seperti karang mati atau fragmen karang yang bercampur dengan

pasir. Rumput laut telah dimanfaatkan dan dikembangkan secara

luas dalam berbagai industri, seperti industri makanan, obat-

obatan, farmasi, kosmetik, bioteknologi dan mikrobiologi

(Chapman, 2008; Okazaki, 2008; Atmadja, et al., 2009).

3.11.7. Ikan Pelagis

Ikan pelagis adalah kelompok ikan yang mendiami suatu

lapisan pelagis, yaitu lapisan air yang masih dapat dicapai sinar

matahari. Berdasarkan ukuran, ikan pelagis dibedakan atas

ukuran yaitu: ikan pelagis besar adalah ikan pelagis yang

berukuran besar, seperti ikan cakalang, tongkol, tenggiri, layar

dan jenis-jenis ikan tuna. Ikan pelagis kecil adalah ikan pelagis

yang berukuran kecil, seperti ikan kembung, kawalinya, momar,

make dan puri/teri.

Di Gugusan Pulau-Pulau Padaido, ikan pelagis berpotensi

untuk dikembangkan di masa-masa mendatang sebagai salah satu

sumber pendapatan masyarakat selain ikan karang. Di pasar

Bosnik, ikan pelagis yang banyak dipasarkan adalah ikan

cakalang. Perairan yang menjadi daerah penangkapan ikan

pelagis adalah perairan sekitar Pulau Pakreki, P. Dauwi dan

perairan perbatasan (Barat, Timur, Utara dan Selatan).

Page 20: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

43  

3.12. Lingkungan Sosial, Ekonomi Dan Budaya

3.12.1. Kependudukan

Berdasarkan sensus pertanian tahun 2011, jumlah

penduduk GPP Padaido sebanyak 3.975 jiwa (laki-laki 2.097 jiwa

dan perempuan 1.978 jiwa) dengan jumlah keluarga sebesar 975

kepala keluarga yang tersebar di 19 kampung dalam 8 pulau.

Distribusi penduduk berdasarkan kampung dan pulau disajikan

pada Tabel 3.8.

Berdasarkan tingkat pendidikan, penduduk GPP Padaido

yang tamat Sekolah Menengah Umum (SMU) sebesar 9.71%,

yang tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 20.13%

dan yang tidak tamat Sekolah Dasar (SD) sebesar 30.79%.

Penduduk yang tidak sekolah sebesar 39.20% (Kabupaten Biak

Numfor, 2011).

Tabel 3.8. Kondisi Penduduk GPP Padaido, Distrik Padaido.

No. Pulau Kampung Penduduk

Jumlah Keluarga Laki-Laki Perempuan

1. Auki Auki 130 108 238 59

Sandidori 58 50 108 38

2. Wundi Wundi 154 129 283 70

Sorina 83 80 163 36

3. Nusi Nusi 167 156 323 71

Nusi Babaruk 140 89 229 55

4. Pai Pai 157 122 279 69

Imbeyomi 97 78 175 43

5. Padaidori Sasari 147 170 317 79

Mnupisen 51 56 107 29

Yeri 59 57 116 34

Page 21: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

44  

Tabel 3.8. Lanjutan

6. Mbromsi Nyansoren 119 130 249 61

Saribra 124 106 230 49

Mbromsi 131 121 252 63

Karabai 18 14 32 16

7. Pasi Pasi 207 178 385 87

Samber Pasi 85 77 162 35

8. Mangguandi Mangguandi 72 75 147 36

Suprima 98 82 180 45

Jumlah 2097 1878 3975 975

Hasil Sensus Pertanian Maret 2011, BPS Biak Numfor.

3.12.2. Sarana Sosial

Sarana sosial yang terdapat di GPP Padaido, Distrik

Padaido, meliputi sarana pendidikan SD sebanyak (12 bangunan)

yang tersebar di pulau-pulau yang berpenduduk, SMP (1

bangunan) di Pulau Mbromsi, sedangkan SMU tidak dijumpai di

Distrik Padaido.

Sarana kesehatan terdiri dari Puskesmas (2 bangunan) dan

puskesma pembantu juga (2 bangunan), sedangkan posyandu

terdapat di seluruh kampung. Sarana peribadatan ada (12 gereja)

dijumpai di setiap pulau yang berpenduduk, sedangkan sarana

peribadatan lain tidak ada. Sarana perekonomian GPP Padaido

berupa kios-kios penduduk yang melayani kebutuhan sembako

(supermi, rokok, gula, kopi, beras, minyak dan lain-lain). Paling

sedikit terdapat 1 kios di tiap kampung/pulau yang berpenduduk.

Page 22: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

45  

Tabel 3.9. Pendidikan Penduduk GPP Padaido, Distrik Padaido.

No. Pulau Kampung Tidak Tidak Tamat Tamat

Sekolah Tamat SD SMP SMU

1. Auki Auki

112 92 60 37 Sandodori

2. Wundi Wundi

138 106 86 46 Sorina

3. Nusi Nusi 110 82 59 27 Nusi Babaruk 94 71 48 25

4. Pai Pai

145 127 73 36 Imbeyomi

5. Mangguandi Meomangguandi

113 89 58 26 Supraima

6. Pasi Samber Pasi 59 45 22 2 Pasi 129 108 63 31

7. Mbromsi

Nyansoren 85 63 47 21 Mbromsi

101 82 51 15 Karabai Saribra 78 62 40 18

8. Padaidori Mnupisen

79 60 33 14 Yeri Sasari 114 79 57 28

Jumlah 1357 1066 697 336

Prosentase 39.20% 30.79% 20.13% 9.71%

(Kabupaten Biak Numfor, 2011)

Selain sarana sosial tersebut pada Tabel 3.9, terdapat pula

sarana pariwisata dan sarana angkutan nelayan. Sarana pariwisata

berupa pondok wisata sebanyak 3 bangunan terletak di P. Wundi

(1 bangunan) dan P. Dauwi (2 bangunan). Sarana angkutan

umum, seperti kapal atau perahu motor yang melayani GPP

Padaido dengan Pulau Biak pergi-pulang belum tersedia.

Penduduk GPP Padaido yang akan ke Biak menumpang perahu

motor nelayan pada setiap hari pasar (selasa, kamis dan sabtu)

dengan membayar sejumlah uang, rata-rata Rp. 40.000 untuk

pergi-pulang.

Page 23: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

46  

3.12.3. Perekonomian Dan Industri

Berdasarkan sensus pertanian 2011, perekonomian

penduduk GPP Padaido berasal dari bidang pertanian tanaman

pangan (ketela pohon dan umbi-umbian), perkebunan (kelapa),

peternakan (babi, ayam, itik) dan perikanan (penangkapan ikan

dan budidaya kerang, teripang dan rumput laut) (BPS Kabupaten

Biak Numfor, 2011).

Tabel 3.10. Keadaan Keluarga Pertanian GPP Padaido, Distrik Padaido.

No. Pulau Kampung Tanaman Perke- Peter- Penang- Budidaya Pangan bunan nakan kapan Ikan Laut

1. Auki Auki � 23 8 30 � Sandidori � 18 8 32 �

2. Wundi Wundi � 42 7 50 14 Sorina � 23 6 32 �

3. Nusi Nusi � 60 14 70 15 Nusi Babaruk � 41 10 50 17

4. Pai Pai � 51 10 56 � Imbeyomi � 32 11 43 �

5. Padaidori Sasari 26 50 13 65 �

Mnupisen 25 18 11 20 � Yeri 26 12 10 32 �

6. Mbromsi Nyansoren 12 45 12 55 �

Saribra 14 30 12 41 � Mbromsi 21 41 7 76 � Karabai � 10 4 13 �

7. Pasi Pasi 27 62 20 80 � Samber Pasi � 16 7 33 �

8. Mangguandi Mangguandi � 30 8 32 � Suprima � 43 5 34 �

Jumlah 151 647 183 844 46

Porsentase 15.49% 66.36% 18.77% 86.56% 4.72%

Hasil Sensus Pertanian Maret 2011, BPS Kabupaten Biak Numfor, 2011

Sarana perikanan tangkap di GPP Padaido terdiri dari

perahu tak bermotor dan perahu motor tempel. Alat penangkapan

ikan yang umum digunakan adalah jaring insang dan pancing,

panah dan tombak (Kabupaten Biak Numfor, 2010).

Page 24: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

47  

Tabel 3.11. Sarana Perikanan Tangkap Di GPP Padaido, Distrik Padaido.

No. Pulau Perahu Tidak Perahu Motor

Jumlah Bermotor Tempel

1. Auki 67 8 75

2. Wundi 83 7 90

3. Nusi 114 9 123

4. Pai 85 9 94

5. Padaidori 82 11 93

6. Mbromsi 122 18 140

7. Pasi 106 10 116

8. Mangguandi 69 6 75

Jumlah 728 78 806

(Kabupaten Biak Numfor, 2011) 3.12.4. Penggunaan Lahan Saat Ini

Lahan yang digunakan di GPP Padaido adalah lahan

daratan dan perairan. Umumnya di pesisir pantai terdapat

perkampungan, sedangkan agak ke tengah pulau terdapat fasilitas

sosial, seperti gereja, sekolah, puskesmas/posyandu dan sarana

lain. Lahan lain berupa perkebunan kelapa yang tersebar di

sekeliling pulau serta kebun campuran, semak belukar dan hutan

lindung.

Lahan perairan dangkal digunakan untuk menangkap ikan

karang, kerang-kerangan, siput, gurita, teripang, udang karang

dan budidaya rumput laut. Lahan perairan laut dalam digunakan

untuk menangkap ikan pelagis dan transportasi perahu motor.

Page 25: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

48  

3.12.5. Kondisi Kepariwisataan

Pada tanggal 13 Februari 1997, wilayah Distrik Padaido

ditetapkan sebagai Kawasan Taman Wisata Kepulauan Padaido

oleh Pemerintah dengan luas 183.000 ha. Wilayah ini mencakup

pulau-pulau dan perairannya (SK Menhut No. 91/Kpts-VI/1997).

Berdasarkan ketetapan ini, wilayah GPP Padaido diperuntukan

sebagai kawasan pariwisata dan rekreasi. Asal dan jumlah

wisatawan yang mengunjungi GPP Padaido disajikan pada Tabel

3.12. Wisatawan manca negara yang mengunjungi GPP Padaido

sebanyak 115 orang yang berasal dari kurang lebih 14 negara

dengan total lama tinggal 82 hari selama periode 2009. Pada

periode Januari�Juni 2010, wisatawan yang mengunjungi GPP

Padaido sebanyak 54 orang yang berasal dari 11 negara dengan

total lama tinggal 26 hari.

Tabel 3.12. Kunjugan Wisatawan Manca Negara Di GPP Padaido, Distrik Padaido, Periode 2009�Juni 2010.

No. N e g a r a

T a h u n

2009 Januari � Juni 2010

Jumlah Tinggal (hr) Jumlah Tinggal (hr)

1 Australia 9 3 � �

2 Belgia 8 6 5 2,5

3 British 14 5 1 1

4 Cekoslowakia 10 5 � �

5 Dutch 23 10 16 2

6 France 5 6 3 4,5

7 Germany 7 12 1 3

8 Indonesia 16 11 15 2,5

Page 26: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

49  

Tabel 3.12. Lanjutan

9 Italy 2 2 � �

10 Poland 2 2 � �

11 Slovenia 2 4 � �

12 Spain 3 5 � �

13 Sweden 1 3 1 2

14 USA 13 8 4 1,5

15 New Zeland � � 5 3

16 Japan � � 2 2

17 Taiwan � � 1 2

Jumlah 115 82 54 26

(Dive, 2010)

3.13. Exploratory Spatial Data Analysis (ESDA)

Analisis spasial ini adalah membuat model prosedur

analisis keruangan dengan memanfaatkan fasilitas SIG. Dalam

penentuan kriteria dan parameter/variabel tersebut mengacu pada

model-model sebelumnya telah dibuat oleh Purwadhi (2000),

Widodo, dkk (1996), Bakosurtanal (1996). Kriteria, yang

digunakan dalam analisis alokasi ruang adalah kriteria umum dan

parameter yang masih bersifat sementara. Analisis spasial

menggunakan formula matematis sebagai berikut.

P (x) = f (Abiotik) + f (Biotik) + f (Sosek) + f (RTRW)

di mana:

P (x) = daerah potensial untuk pengembangan usaha x.

Page 27: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

50  

3.14. Analisis Potensi Kesesuaian Lahan

Analisis lahan dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian

lahan untuk pengunaan lahan tertentu. Dalam menentukan tingkat

kesesuaian lahan ditentukan dengan metode pengharkatan dengan

mengambil beberapa parameter serta pembobotan dalam

menentukan tingkat kesesuaiannya.

Kesesuaian lahan untuk perikanan tambak yang berhasil

dirancang melalui model matematis berikut.

PT = S (E) + LR (< 3) + R (< 2000) + P (< 4000) +

PL (r, b) + MP (n) + J (< 2000) + RTRW (B)

Keterangan:

PT = Wilayah potensial untuk perikanan tambak

S = Jenis tanah Entisol (E)

LR = Kelerengan datar : (0–3%)

R = Jarak dari sungai (0–2000 meter)

P = Jarak dari pantai (0–4000 meter)

PL = Jenis penggunaan lahan : rawa (r) atau belukar (b)

MP = Mata pencaharian penduduk nelayan (n)

J = Jarak dari jalan (0–2000 meter)

RTRW= Rencana penggunaan lahan untuk Budidaya (B)

Kesesuaian lahan pariwisata pesisir yang berhasil

dirancang melalui model matematis berikut.

PP = P (p) + J (c) + B (< 5) + V (k, pp) + PL (It) +

MP (n, d) + J (< 500) + S (at, h) + RTRW (P)

Page 28: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

51  

Keterangan:

PP = Wilayah potensial untuk pariwisata pesisir

P = Jenis pantai: berpasir (p)

i = Kecerahan perairan: cerah

B = Kedalaman perairan (0–5 meter)

V = Vegetasi: kelapa (k), pines pantai (pp)

PL = Penggunaan lahan: lahan terbuka (lt)

MP = Mata Pencaharian Penduduk: nelayan (n), pedagang (d)

J = Jarak dari jalan (0–500 meter)

S = Sarana: air tawar (at), hotel (h)

RTRW= Rencana penggunaan lahan untuk: Pariwisata (P)

Kesesuaian lahan kawasan konservasi yang berhasil

dirancang melalui model matematis berikut.

PK = S (E) + V (p, m) + PL (h) + RTRW (K)

Keterangan:

P = Wilayah potensial untuk kawasan konservasi

S = Jenis tanah : Entisol (E)

V = Vegetasi : pinus (p), mangrove (m)

PL = Penggunanan Lahan : hutan (h)

RTRW = Rencana penggunaan lahan untuk : Konservasi (K)

Page 29: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

52  

Analisis kesesuaian lahan pesisir Kepulauan Padaido

untuk berbagai peruntukan, budidaya perikanan tambak,

pariwisata bahari (renang dan rekreasi pantai) dan konservasi

wilayah pesisir dilakukan dengan teknik yang sama. Pertama,

penetapan persyaratan (parameter dan kriteria), pembobotan dan

skoring. Untuk masing-masing peruntukan, penetapan persyaratan

tidak sama. Parameter yang menentukan diberikan bobot terbesar

sedangkan kriteria, (batas-batas) yang sesuai diberikan skor

tertinggi. Parameter, bobot dan skor sistem penilaian masing-

masing kesesuaian lahan disajikan dalam bentuk matriks

kesesuaian lahan. Kedua, perhitungan nilai peruntukan lain.

Penghitungan kesesuaian dilakukan dengan mengalikan bobot

dengan skor, untuk sesuai (skor 3), sesuai bersyarat (skor 2) dan

tidak sesuai (skor 1).

Ketiga, pembagian kelas lahan. Berdasarkan perkalian

bobot dan skor tersebut pembagian kelas lahan dan nilainya dalam

penelitian ini dibagi dalam 3 kelas: Kelas S1: Sesuai; Kelas S2:

Sesuai Bersyarat dan Kelas N: Tidak Sesuai. Klasifikasi tingkat

kesesuaian lahan berdasarkan jumlah perkalian bobot dan skor,

kesesuaian lahan untuk budidaya, perikanan tambak, pariwisata

dan kawasan konservasi (Tabel 3.13). Keempat, membandingkan

nilai lahan dengan nilai masing-masing kelas lahan. Kelima,

penyajian grafis (spasial) hasil analisis berupa peta kesesuaian

lahan.

Page 30: 5 Bab III.Motode dan Perancangan Sistemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2514/4/T2_972010013_BAB III... · Dalam bab 3 akan dibahas tentang metode dan perancangan ... 12. Estetika

53  

Tabel 3.13. Klasifikasi Tingkat Kesesuaian Lahan Berdasarkan Total Bobot Skor x

Total Skor Pada Tingkat

Budidaya Pariwisata Kawasan Kesesuaian Lahan

Perikanan Tambak Bahari Konservasi

120—180 100—150 68—102 Sesuai

60 —120 50—100 34—68 Sesuai Bersyarat

<60 < 50 <34 Tidak Sesuai

Hasil Analisis