5. Bab III Kesimpulan

2
BAB III KESIMPULAN Glaukoma kongenital adalah glaukoma yang terjadi pada bayi atau anak-anak. Glaukoma kongenital adalah bentuk glaukoma yang jarang ditemukan. Glaukoma pada anak bersifat heterogen. Meskipun ada dugaan tentang adanya suatu autosomal dominan inheritan, kebanyakan pasien memperlihatkan pola resesif dengan penetran variabel atau inkomplit, dan kemungkinan multifaktorial inheritan. Glaukoma ini disebabkan oleh kelainan perkembangan struktur anatomi mata yang menghalangi aliran keluar aqueous humor. Glukoma kongenital diklasifikasikan menjadi: Glaukoma kongenital primer, Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan mata lain yang meliputi; Sindrom-sindrom pembelahan bilik mata depan (sindrom Axenfeld, sindrom Reiger, sindrom Peter) dan Aniridia, kemudian glaukoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan ekstraokular (sindrom Sturge-weber, sindrom Marfan, neurofibromatosis 1, sindrom lowe, rubela kongenital). Lima puluh persen kasus glaukoma kongenital bermanifestasi sejak lahir, 70% kasus didiagnosis dalam 6 bulan pertama, dan 80% kasus terdiagnosis di akhir KKS ILMU PENYAKIT MATA RSUD BANGKINANG Page 18

description

KESIMPULAN GLAUKOMA KONGENITAL

Transcript of 5. Bab III Kesimpulan

Page 1: 5. Bab III Kesimpulan

BAB III

KESIMPULAN

Glaukoma kongenital adalah glaukoma yang terjadi pada bayi atau anak-

anak. Glaukoma kongenital adalah bentuk glaukoma yang jarang ditemukan.

Glaukoma pada anak bersifat heterogen. Meskipun ada dugaan tentang adanya

suatu autosomal dominan inheritan, kebanyakan pasien memperlihatkan pola

resesif dengan penetran variabel atau inkomplit, dan kemungkinan multifaktorial

inheritan. Glaukoma ini disebabkan oleh kelainan perkembangan struktur anatomi

mata yang menghalangi aliran keluar aqueous humor.

Glukoma kongenital diklasifikasikan menjadi: Glaukoma kongenital

primer, Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan mata lain yang

meliputi; Sindrom-sindrom pembelahan bilik mata depan (sindrom Axenfeld,

sindrom Reiger, sindrom Peter) dan Aniridia, kemudian glaukoma yang berkaitan

dengan kelainan perkembangan ekstraokular (sindrom Sturge-weber, sindrom

Marfan, neurofibromatosis 1, sindrom lowe, rubela kongenital).

Lima puluh persen kasus glaukoma kongenital bermanifestasi sejak lahir,

70% kasus didiagnosis dalam 6 bulan pertama, dan 80% kasus terdiagnosis di

akhir tahun pertama. Gejala paling dini dan paling sering adalah epifora. Dapat

dijumpai fotopobia pengurangan kilau kornea. Peningkatan tekanan intraokular

adalah tanda kardinal. Diagnosa glaukoma kongenital dapat dilakukan dengan

pemeriksaaan tonometri, gonioskopi, pemeriksaan lapangan pandang, dan

penilaian diskus optikus. Untuk penatalaksanaan glaukoma kongenital dilakukan

tindakan pembedahan yaitu trabekulektomi dan goniotomi. Pada kasus yang tidak

terobati,kebutaan timbul secara dini.

KKS ILMU PENYAKIT MATA RSUD BANGKINANG Page 18