4.teori dasar ekonomi islam (1)

Click here to load reader

download 4.teori dasar ekonomi islam (1)

of 19

Transcript of 4.teori dasar ekonomi islam (1)

  • 1. Teori Dasar Ekonomi Islam (1) Riba, Maysir, Gharar

2. Pengertian Riba Riba berasal dari bahas arab yang berarti tambahan (al-ziyadah), berkembang (an-numuw), meningkat (al-irtifa) dan membesar (al- uluw) Ibn Khazar al-Askalani dan Allama Mahmud al-Hassan Taunki, berkata esensi riba adalah kelebihan atau kenaikan dari pinjaman yang diberikan atau pertukaran barang. Jika dalam suatu perjanjian barter meminta adanya kelebihan suatu benda untuk benda yang sama itulah yang disebut riba Syah Waliyullah dari Delhi dan Abu Bakar ibn al-Arabi berpendapat bahwa unsur riba terdapat pada utang yang diberikan dengan syarat si peminjam bersedia membayarnya lebih banyak dari apa yang telah diterimanya. Riba 3. Pandangan Agama Samawi tentang Riba Baik Taurat maupun Injil (Perjanjian Lama, Imamat, 25: 36-37 maupun Perjanjian Baru, Lukas, 6: 34-35) melarang praktik riba. Pandangan ini berlangsung hingga abad ke-13 dan diperkuat oleh kuatnya kekuasaan Gereja di Eropa Pada akhir abad ke-13 ketika pengaruh gereja ortodoks mulai melemah dan orang mulai kompromi dengan Riba. Ditandai dengan tulisan Bacon dalam bukunya Discourse on Usury dengan mengemukakan pendapat karena untuk memenuhi kebutuhannya, manusia harus meminjam uang dan pada dasarnya manusia enggan hatinya untuk meminjamkan uang, kecuali dia akan menerima suatu manfaat dari pinjaman itu, maka bunga harus diperbolehkan Riba 4. Pandangan Agama Samawi tentang Riba Sejalan dengan munculnya kelompok masyarakat borjuis (bourgeois) dan berkembangnya paham kapitalis, maka pada tahun 1545 Raja Henry VII dari Inggris mencabut pelarangan riba dan istilah usury (riba) diganti dengan bunga (interest) Raja Edward VI melarang sistem bunga tetapi setelah ia wafat digantikan oleh Ratu Elizabeth I, bunga uang diperbolehkan lagi. Riba 5. Penentang usury dari golongan filosof, ahli ekonomi, atau yang beragama non-Islam (Yahudi dan Nasrani) Thomas Aquinas pada abad ke-13 mengatakan bunga adalah tidak adil karena itu berarti menjual sesuatu yang tidak ada (menjual waktu untuk memperoleh tambahan pendapatan); tidak mungkin suatu benda ditukar dengan benda yang sama yang akan diperoleh lebih banyak (riba al-fadhl); Antoninius, mencela bunga dengan mengungkapkan uang bukanlah sesuatu yang dapat memberikan keuntungan dengan sendirinya tetapi mungkin dapat memberikan keuntungan melalui perniagaan; Riba 6. Aristoteles melarang usury dengan kata-katanya bentuk transaksi yang paling dibenci adalah usury yang membawa keuntungan pada dirinya sendiri (melalui bunga) dan bukan dari fungsinya sebagai alat tukar, uang tidak dapat berkembang sendiri; Sir Thomas Culpepper, seorang ahli ekonomi, mengatakan suku bunga yang tinggi (usury) membuat orang menjadi malas dalam profesinya (tidak produktif) dan akan menjadi rentenir; Vaconius Vacuma, bahkan terus terang mengatakan orang yang memperoleh dari hasil dari uang (bunga) bukan miliknya meskipun itu sedikit dan itu sama artinya dengan mencurinya Riba 7. Jenis Riba Riba yang timbul akibat transaksi utang-piutang (pinjam-meminjam) Riba Nasiah, tambahan bersyarat yang diterima oleh pemberi utang dari orang yang berutang karena penangguhan pembayaran Riba Fadl, jula beli uang dengan uang atau barang pangan dengan barang pangan yang disertai tambahan (juga emas dengan emas, perak dengan perak) Riba 8. Riba Fadl Dari Abu Said, Rasulullah bersabda: Emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum sama banyak dan sama2 diserahkan dari tangan ke tangan. Barangsiapa yang menambahkan atau minta tambahan sungguh ia telah berbuat riba. Pengambil dan pemberi sama. (HR Bukhari dan Achmad) Jika emas dijual dengan emas, perak dijual dengan perak, gandum dijual dengan gandum, syair (salah satu jenis gandum) dijual dengan syair, kurma dijual dengan kurma, dan garam dijual dengan garam, maka jumlah (takaran atau timbangan) harus sama dan dibayar tunai. Barangsiapa menambah atau meminta tambahan, maka ia telah berbuat riba. Orang yang mengambil tambahan tersebut dan orang yang memberinya sama-sama berada dalam dosa. (HR. Muslim no. 1584) Riba 9. Dampak Riba Riba jelas-jelas dilarang oleh al-Quran dan as-Sunnah. Orang-orang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (QS Al-Baqarah, 2: 275) terkait dengan riba fadl Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda Allah tidak akan memasukkan ke dalam surga atau tidak mencium baunya empat golongan manusia, yaitu: orang yang minum minuman memabukkan secara kebiasaan, orang yang mengambil riba, orang memakan harta anak yatim dengan cara batil dan orang yang durhaka kepada orang tuanya. (Mustadrak al-Hakim) Riba 10. Mengambil harta si Peminjam secara tidak adil Akan menciptakan kemalasan dalam bekerja dan berbisnis Merendahkan martabat (mengeksploitasi) manusia (peminjam) Memperlebar gap antara si kaya dan si miskin Spekulasi Riba - Pemilik modal bisa mempermainkan tingkat bunga - Daya beli penabung lebih rendah dari daya beli awal Dana yang dipinjamkan bisa digunakan untuk Menghasilkan Produk haram dan tidak baik Dampak Riba Riba 11. Karena alasan efisiensi, Bank tidak melayani pengusaha kecil/mikro. Menciptakan bisnis tidak etis Menciptakan ketergantungan dan menimbulkan penjajahan ekonomi Menumbuhkan pemiskinan struktural Memunculkan penyakit stress menghadapi pelunasan utang Menciptakan sikap egois dan tidak mengenal belas kasihan Bersikap tamak dan cenderung kikir Dampak Riba Riba 12. Satu dirham riba yang diterima seseorang dan dia tahu adalah lebih buruk daripada berzina 36 kali (HR Ahmad) Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda riba memiliki 70 cabang (dosa), yang paling kecil adalah setara dengan seorang yang menzinai ibunya sendiri (HR Ibnu Majah). Bahaya Riba Riba 13. 1. Riba mencegah mengambil harta orang lain tanpa ganti 2. Menghalangi manusia dari kesibukan kerja 3. Mencegah terputusnya sikap yang baik (maruf) antar sesama manusia dalam hal pinjam-meminjam (qardhul hassan) 4. Memperkecil jurang antara kaya dan miskin Hikmah dibalik pengharaman riba Riba 14. Maisir dalam bahasa arab berarti judi. Secara harafiah artinya memperoleh sesuatu dengan sangat mudah tanpa kerja keras atau mendapat keuntungan tanpa bekerja Istilah dalam al-Quran adalah azlam yang berarti praktek perjudian. Secara terminologi diartikan suatu transaksi yang dilakukan oleh dua pihak untuk kepemilikan suatu benda atau jasa yang menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain. Pengertian Maisir 15. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum ) khamar, berjudi (al-maysir), (berkorban untuk ) berhala , mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan tersebut agar kamu mendapat keberuntungan. (Al-Maidah: 90) Mereka akan bertanya kepadamu tentang minuman keras dan judi, katakanlah: pada keduanya terdapat dosa besar dan manfaat bagi manusi. Tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya (Al- Baqarah: 219) Sesungguhnya setan itu bermaksud permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan Sholat, maka berhentilah kamu (Al-Maidah: 91) Maisir dalam Al-Quran Maisir 16. Adanya taruhan harta Ada suatu permainan, yang digunakan untuk menentukan pihak yang menang dan kalah Pihak yang menang mengambil harta (sebagian/seluruhnya/kelipatan) yang menjadi taruhan (murahanah), sedang pihak yang kalah akan kehilangan hartanya. Unsur-unsur dalam Maisir Maisir 17. Berasal dari bahasa arab, Gharar adalah al-khathar (pertaruhan) dan menghadang bahaya. Ibnu Taimiyyah, al-gharar adalah yang tidak jelas hasilnya (majhul al-aqibah) Al-Musyarif, al-gharar adalah al-mukhatharah (pertaruhan) dan al- jahalah (ketidakjelasan) serta jual beli dalam bahaya, yang tidak diketahui harga, barang, keselamatannya, dan kapan memperolehnya. Menurut ahli bahasa, jual beli gharar adalah jual beli yang lahirnya menggiurkan pembeli sedangkan isinya tidak jelas. Pengertian Gharar 18. Jual beli barang yang belum ada (madum) Jual beli barang yang tidak jelas (majhul) Jual beli barang yang tidak mampu diserah-terimakan Jenis Gharar Gharar 19. Wallahu alam bish shawab