4l/:9-/?s; /P · pengesahan panitian ujllan skripsi yang berjudul hubungan antara sikap terhadap...
Transcript of 4l/:9-/?s; /P · pengesahan panitian ujllan skripsi yang berjudul hubungan antara sikap terhadap...
4l/:9-/?s; /P
HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PERILAKU BERPOLIGAMI, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERCEIVED
BEHAVIORAL CONTROL DENG.Al\! INTENSI BERPOLIGAMI PADA JAMAAH DAARUT TAUHID
JAKARTA
Oleh:
NITA MUTIAH
103070029107
-----.
Skripsi ditujukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar
Sarjana Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGll
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF IHIDAYATULLAH JAKARTA
1428 H/2007
HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PERILAKU BERPOLIGAMI, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERCEIVED
BEHAVIORAL CONTROL DEN GAN INTENSI BERPOLIGAMI PADA JAMAAH DAARUT TAUHID JAKARTA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar
Sarjana Psikologi
Oleh:
NITAMUTIAH NIM: 103070029107
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
:.-----
tf115f;
---------··· l>fil f. Hamdan Yasun, M. Si NIP : 130 351146
F AKUL T AS PSIKOLOGI UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SY ARIF
HIDAYATULLAH .JAKARTA 1427 H/2007
PENGESAHAN PANITIAN UJllAN
Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PERILAKU BERPOLIGAMI, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DENGAN INTENSI BEHPOLIGAMI PADA JAMAl\H DAARUT TAUHID JAKARTA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 30 Agustus 2007, skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.
Jakarta, 30 Agustus 2007
ap Anggota
/ Dra. Nett I- artati M. Si N!P. 150 2
Pemb mbing I
Penguji I
~ Dra. Fadhilah Suralaga, M. Si NIP.150 215 283
Sidang Munaqasyah
Sekretaris Merangkap Anggota
Dra. Zahr.£m 'havah, M. Si NIP. 150 23!! 7 3
Pembimbirig II
j7
~~Saloom, M. Si
Penguji II
PERSEMBAHAN
'81<tr.ip/,l ln.l l<u pe.tr.f,em.ha.hf<a.n. un.tul< cfipa. da.n. df.a.m.a. l<u
te.'r.f,"IJ.a.n.a, 1a.n.a te.la.h. me.n.dldll< da.n. me.mlJe..f.a.'r.l<a.n.J.ulJ.a. f,e./a./u
merya.di. motlva.to'r. hie/up a.n.a.n.da., tetr.l<kll/,w un.tul< l<a.l<a.l<
l<a.l<a.l<l<u 1a.n.a "Ja.lu me.n.dul<un.a hall< motr.ll ma.upun. ma.te.'r.ll
da.la.m f,u/<a. ma.upun. cl.u.ka. ..
MOTTO
''Se:t~ :Jega/a pe'lllaatatt ita dhe¥1.a:i niat. !!Jan
dedetVtmlf} di'f1aniwt de:tuai tUamva~~
(H.R. Bukari Muslim)
Jfigt hukgu!gh sehugh hgeggu gt;gu rogutrg, tetgpi sugtu perhugtgu
ygu~ dfofo!grouyg terdgpgt kesgdgrgu p~t>uh ygu~ roeu~!ir.
K.Ut>ei sukses gdg!gh ke~~gt> rol.'lroperhgiki diri dgu kesUDguhgu
Ut>tuk roeroperserohghl;gu ym)~ terhgik; dni hidup mi.
(Aa Gym)
Semaftin cepat ~ WiU6an fiep<Arda atfaft SWfJ,
6eltinff im;at fiepada-.N ya dan 6emaftin utuJ't ~ dbd
~ fiep<Arda-.N ya, m.,caya fUdi afM<ri 6emaflin renang,.
(Aa Gym)
(A) Fakultas Psikologi (B) Agustus 2007 (C) Nita Mutiah
ABSTRAK
(D) Hubungan Antara Sikap Terhadap Perilaku Berpoligarni, Norma Subjektif, Dan Perceived Behavioral Control Dengan lntensi Berpoligami pada Jamaah Daarut Tauhid Jakarta.
(E) 124 halaman + lampiran (F) lntensi atau niat seseorang dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif dan
perceived behavioral control. Begitupun dengan intensi berpoligami dipengaruhi oleh sikap terhadap perilaku berpoligami, norma subjektif (significant othef) dan perceived behavioral control (kontrol diri). Jenis pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Dengan jumlah sampel EiO Jamaah Daarut Tauhid Jakarta dari populasi sebesar 12.300 jamaah, sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 30 jamaah kajian Fiqih Kont13mporer dan 30 jamaah kajian SEHATI. Teknik pengambilan sampel berdasarkan kelompok menggunakan teknik purposive sampling (sampel bertujuan), sedangkan pengambilan sampel dalam menentukan subjek yang akan dijadikan penelitian menggunakan teknik Random Sampling pada oran~i-orang yang menjadi jamaah (members of group) dari kelompok yang telah ditentukan yaitu kelompok pada kajian Fiqih Kontemporer dengan kelompok pada kajian SEHATI.
Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner bEmtuk skala model Likert dan diolah dengan menggunakan regresi linier, dengan hasil yang didapat :
1. Tidak ada hubungan antara sikap terhadap perilaku berpoligami dengan intensi berpoligami, dengan nilai signifikansi 0, 162 (sig > 0,05)
2. Ada hubungan antara norma subjektif dengan intensi berpoligami, dengan nilai signifikansi 0,033 (sig < 0,05)
3. Ada hubungan antara sikap terhadap perilaku berpoligami dengan norma subjektif, dengan nilai signifikansi 0,000 (sig < 0,05)
4. Tidak ada hubungan antara sikap terhadap perilaku berpoligami dengan perceived behavioral control, dengan nilai signifikansi 0,181 (sig> 0,05)
5. Tidak ada hubungan antara norma subjektif dengan perceived behavioral control, dengan nilai signifikansi 0, 124 (sig> 0,05)
6. Tidak ada hubungan antara perceived behavioral control dengan intensi berpoligami, dengan nilai signifikansi 0,062 (sig> 0,05)
7. Ada hubungan antara sikap terhadap perilaku berpoligami, norma subjektif,dan perceived behavioral control dengan intensi berpoligami, dengan nilai signifikansi 0,049 (sig< 0,05)
(G) Bahan Bacaan : 27 buku (1975-2007) + 3 jurnal (2002-2003) + 5 buletin (2003-2006) + 4 internet + 4 skripsi + 1 tesis
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah memberikan sebagian ilmu dan hikmah-Nya sehingga percikan ilmu-Nya yang Maha Luas itu dapat menerangi kehidupan. Shalawat dan salam selalu kita haturkan ke haribaan junjungan kita, pemberi syafa'at kita di hari Kiamat nanti, Nabi Muhammad SAW berserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya.
Proses pembuatan skripsi ini telah memberikan banyak pelajaran berharga bagi penulis, bahwa segala sesuatu itu harus didasari oleh niat yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan. Namun perjalanan skripsi ini tidal< al<an terselesaikan tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima l<asih yang tiada hingga kepada :
1. Dekan Fal<ultas Psil<ologi, lbu Ora. Netty Hartati, M.Si yang telah mengayomi dan telah memberikan ilmu dari awal perkuliahan hing£Ja selesainya skripsi ini.
2. Pembantu Dekan Fakultas Psikologi, lbu Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si, Bapak Drs. Ahmad Syahid, M.Ag dan Bapak Prof. Dr. Rifat Syauqi Nawawi, MA (Pembimbing Akademik) yang turut berperan dalam penyelesaian karya tulis ini.
3. Pembimbing I, Bapak Prof. Hamdan Yasun, M.Si, dan pembimbing II Bapak Gazi Saloom,M.Si yang telah memberikan arahan dan motivasi dengan tulus, ikhlas, dan dengan kesabarannya telah memberikan bimbingan kepada penulis.
4. Petugas akademik yang ikhlas melayani, juga pimpinan dan petugas perpustakaan Fakultas Psikologi yang senantiasa sab<:1r dan menunggu penulis sampai waktu kunj~ngan selesai.
5. Ketua Kajian SEHATI, Teh Riri yang telah membantu proses di lapangan dan jamaah Fiqih Kontemporer juga jamaah Kajian SEHATI Daarut Tauhid Jakarta yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
6. Kedua orang tua yang dengan segala kasih sayangnya, perhatiannya, sarannya dan juga doanya yang tak henti dalam kelancaran proses skripsi lni. Semoga Allah selalu memberikan rahmat dan hidayah··Nya, kebahagiaan dan kesehatan serta membalas atas kebaikan dan keikhlasan mereka berdua.
vii
7. Kakak-kakakku A Opik beserta isteri, teh Ani beserta suami, A pian beserta isteri, teh Liyah beserta suami, dan tante Didah yang tak henti memberikan motivasi kepada penulis.
8. Teman sekaligus keluarga kosan Ira, Ami, Sarah, lsma, dan Ela yang selalu memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman sekaligus keluarga kosan SEMANGGI yang selalu memberikan dukungan kepada penulis (Mamat makasih ya pinjamain bukunya), terutama kakanda yang selalu menemani penulis dikala suka dan duka juga selalu memotivasi penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Keluarga pengurus HIMALAYA (Himpunan Mahasisw~1 Tasikmalaya), teh lpa, Kang Cecep, Kang Yayat, Kang Dekus, Kang Azis, Kang Eno, Kang Opik, Kang Asep dan pengurus lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
11. Ka Ana, Ni Surya, terkhusus teman-teman angkatan 2003 (lpeh, l~ika, Evi, Dini, lndah, Fiqih, Novi, Nia, lka, Herly, Andin, Fanny, Zoya, Yoga, Alwin, Nur, Deni, lntan, Maya, Aay, lis, lnonk, Don, Lita, Ajeng, Yuna, Lela, Ucup, Nana, pokoknya semua dech yang pernah mendapatkan curhatan dari penulis).
12. Teman-teman seperjuangan Lucky, Dewi, lryn, Ayu, Ade, Titi, Aini, Lisa, N'ca, lday (cayo !!!).
Penulis menyadari sekali penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan seperti yang diharapkan baik dari sistematika, bahasa maupun dari seg1i materi yang terkandung didalamnya. Besar harapan penulis bahwa skripsi ini dapat menambah wawasan dan membuka cakrawala baru yang lebih luas bagi pembaca sekalian dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Jakarta, 9 Sya'ban 1428 H 22 Agustus 2007 M
Penulis
DAFTAR ISi
Halaman Judul ................................................................................................... .
Halaman Persetujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
Halaman Pengesahan ...... ....... ... ... . ... ................... ... ... ... ....... ................... ...... ........ iii
Halaman Persembahan. .. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . .. . .. . .. . .. . . . . . . . .. . . . . . . iv
M~o ..................................................................................................................... v
Abstrak ................................................................................................................ vi
Kata Pengantar . ... .... ... ... ... . ......................... ....... ... ... ................................... ... ...... vii
Daftar lsi . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . ix
Daftar Tabel . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . xiii
Daftar Garn bar . . . . . . . . . . .. . . . . . .. . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . .. . . . . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . xvi
BAB 1 PENDAHULUAN 1-14
1.1. Latar belakang masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . . . . . . 1
1.2. ldentifikasi masalah .............................................................. 10
1.3. Pembatasan dan perumusan masalah ........................................... 11
1.3.1. Pembatasan Masalah ............................. .................. .......... 11
1.3.2. Perumusan Masalah ........................................................... 12
1.4. Tujuan dan manfaat penelitian ....................................................... 12
1. 5. Sistematika penulisan .............................................................. 13
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 15-49
2.1. Poligami . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . 15
2.1.1 Pengertian poligami . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
2.1.2 Hikmah poligami .. . . . . . . . . . . . .. . ... . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . .. . . 17
2.1.3 Praktek poligami Rasulullah SAW....................................... 19
2.2. Teori Reason Action....................................................................... 20
2. 2. 1. Pengertian teori Reason Action........................................... 20
2.2.2. Sikap terhadap tingkah laku .......... ...................................... 24
2.2.3. Norma subjektif ................................................................. 29
2.3. Teori Planned Behavior.................................................................. 31
2.3.1.
2.3.2 .
2.4. lntensi
2.4.1
2.4.2
2.4.3
Pengertian teori Planned Behavior...................................... 31
Pengertian Perceived Behavioral Control............................ 35
........................................................................................ ~
Pengertian intensi . .. . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . .. . .. .. . . . . . . . . . . . .. . .. . .. . . . . . . 37
lntensi dalam Islam.............................................................. 39
lntensi berpoligami.................................. ............................ 42
2.5. Sekilas Daarut Tauhid Cipaku Jakarta............................................ 43
2.6. Kerangka berpikir ...... ................... ............ ................ ... ... ................ 46
2. 7. Hipotesis .................................... ... ... .......... ...... ... ............. ... ........... 48
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 50-76
3.1. Jenis penelitian ..... .......... ... ... ... ...... .......... ... ... ... ............. ...... ......... 50
3.1.1. Pendekatan penelitian . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . 50
3.1.2. Metode penelitian .... ...................... ... . .............................. ... 50
3.1.3. Definisi variabel dan operasional variabel ........................... 51
3.1.3.1. Definisi variabel ................................................. 51
3.1.3.2. Operasional variabel.......................................... 52
3.2. Pengambilan sampel ... ... ....... ...... ... ...... .... ... .......................... ... ... . .. 54
3.2.1. Populasi dan sampel........................... ......................... ....... 54
3.2.2. Teknik pengambilan sampel ............................................... 55
3.3. Teknik pengumpulan data.............................................................. 56
3.3.1. Instrument penelitian............................... ...... ...................... 56
3.3.2. Tipe dan cara skoring instrument........................................ 59
3.3.3. Teknik uji instrument penelitian ........................................... 63
3.4. Teknik analisa data ............................................. ........................... 65
3.4.1. Uji validitas .. ....... ............. ...... ...... ....... ... ... ... ... ... . ...... ... ... .. 65
3.4.2. Uji reliabilitas............................................ ........................... 73
3.5. Prosedur penelitian .................. ...... ...... ................ ... ....................... 75
BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA 77-113
4.1. Gambaran um um subjek penelitian.. ... ... ....... ... .. . ... ...... ... ... .. .... ...... 77
4.1.1. Responden berdasarkan umur.. .... ................ ... ...... .. .... ... ... 77
4.1.2. Responden berdasarkan tingkat pendidikan ....................... 78
4.1.3. Responden berdasarkan status.......................................... 79
4.2. Presentasi data ............... .................. ......................................... 80
4.2.1. Uji normalitas .. . ...... ... ... ..................................................... 80
4.2.1.1. Uji normalitas pada skala sikap ......................... 81
4.2.1.2. Uji normalitas pada skala norrna subjektif.... ...... 82
4.2.1.3. Uji norrnalitas pada skala perceived
behavioral control.............................................. 85
4.2.1.4. Uji normalitas pada skala intensi ...... ... .............. 86
4.2.2. Uji Homogenitas ... ......... ....... ...... .... ... ... ... ... .... ... ... ... ...... ... .. 88
4.2.3. Deskripsi Statistik ......................................................... ... ... 91
4.3. Uji Hipotesis .. ... .... ... ...... ... . ...... ... ... ... ... .... ... ...... .......... ... ... ......... ... 103
4.4. Hasil tambahan ................................ .......... ... ... ............. ... ... ....... 11 O
4.4.1. Perbedaan sikap terhadap perilaku berpoligami antara yang
menikah dengan belum menikah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 110
4.4.2. Perbedaan norma subjektif antara yang menikah dengan
belum menikah . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 111
4.4.3. Perbedaan perceived behavioral control antara yang
menikah dengan be I um menikah . . . . . . .. . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . .. . .. .. . . 112
4.4.4. Perbedaan intensi berpoligami antara yang menikah dengan
belum menikah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 113
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 114-119
5.1. Kesimpulan .................................................................................... 114
5.2. Diskusi..................... ... .......... .............................. ............................ 115
5.3. Saran .... ... ....... ... ... ............................................. ... ......................... 118
DAFTAR PUSTAKA
LAMPI RAN
DAFTAR TABEL
BAB Ill
Tabel 3.1 Blue print skala sikap terhadap perilaku berpoli!gami ..................... 59
Tabel 3.2 Blue print skala norma subjektif...................................................... 59
Tabel 3.3 Blue print skala perceived behavioral control................................. 60
Tabel 3.4 Blue print skala intensi berpoligami................................................. 60
Tabel 3.5 Skar behavioral beliefs ..................................................................... 62
Tabel 3.6 Skar evaluation to behavioral beliefs............................................... 62
Tabel 3.7 Skor norma subjektif........................................................................ 63
Tabel 3.8 Skar perceived behavioral control .................................................. 64
Tabel 3.9 Skar intensi berpoligami ................................................................... 65
Tabel 3.10 Hasil try out skala sikap (behavioral beliefs) ................................... 68
Tabel 3.11 Hasil try out skala sikap (evaluation to behavioral beliefs)............. 68
Tabel 3.12 Hasil uji alat ukur skala sikap terhadap perilaku berpoligami ......... 70
Tabel 3.13 Hasil try out skala norma subjektif 1............................................... 71
Tabel 3.14 Hasil try out skala norma subjektif 2 ............................................... 71
Tabel 3.15 Hasil uji alat ukur skala norma subjektif ......................................... 72
Tabel 3.16 Hasil try out skala perceived behavioral control 1 .......................... 73
Tabel 3.17 Hasil try out skala perceived behavioral control 2 .......................... 73
Tabel 3.18 Hasil uji alat ukur skala perceived behavioral control ..................... 74
Tabel 3.19 Hasil try out skala intensi berpoligami ............................................ 75
Tabel 3.20 Hasil uji alat ukur intensi berpoligami ............................................. 75
Tabel 3.21 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ..................................................... 76
BAB IV
Tabel 4.1 Responden berdasarkan umur ....................................................... 81
Tabel 4.2 Responden berdasarkan tingkat pendidikan .................................. 82
Tabel 4.3 Responden berdasarkan status...................................................... 83
Tabel 4.4 Uji Normalitas skala sikap terhadap perilaku berpoligami .............. 84
Tabel 4.5 Uji Normalitas ska la norma subjektif ................. ............................. 86
Tabel 4.6 Uji Normalitas skala perceived behavioral control.......................... 88
Tabel 4.7 Uji Normalitas skala intensi berpoligami......................................... 90
Tabel 4.8 Uji Homogenitas ............................................................................ 92
Tabel 4.9 Deskripsi Statistik ........................................................................... 94
Tabel 4.10 Klasifikasi skor sikap terhadap perilaku berpoligami ..................... 96
Tabel 4.11 Klasifikasi sikap terhadap perilaku berpoligami ........................ ..... 97
Tabel 4.12 Klasifikasi skor norma subjektif ..................................................... 99
Tabel 4.13 Klasifikasi norma subjektif ............................................................. 100
Tabel 4.14 Klasifikasi skor perceived behavioral control................................. 102
Tabel 4.15 Klasifikasi perceived behavioral control......................................... 103
Tabel 4.16 Klasifikasi skor intensi berpoligami. ............................................... 105
Tabel 4.17 Klasifikasi intensi berpoligami..... .............. ............ ........ ............ ..... 106
Tabel 4.18 Uji Hipotesis skala sikap terhadap perilaku berpoligami dengan
intensi berpoligami . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 107
Tabel 4.19 Uji Hipotesis skala norma subjektif dengan intl3nsi berpoligami .... 108
Tabel 4.20 Uji Hipotesis skala sikap terhadap perilaku berpoligami
dengan norma subjektif ...... ...... ........ ...... ...................................... 109
Tabel 4.21 Uji Hipotesis skala sikap terhadap perilaku berpoligami
dengan perceived behavioral control............................................. 110
Tabel 4.22 Uji Hipotesis skala norrna subjektif dengan perceived behavioral control . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . 111
Tabel 4.23 Uji Hipotesis skala perceived behavioral control dengan intensi berpoligarni... .. ... ... .. . .. . .. . .. . .. .. . .. . .. ... ... ... ... ... .. ... .... ... .. ... ... ... .. . ... . .. .. ... 112
Tabel 4.24 Korelasi gabungan antara sikap terhadap perilaku berpoligarni,
norma subjektif, perceived behavioral control, dengan intensi
berpoligami berdasarkan perhitungan regresi linier
antar variabel ......... ... ... ... .. ... ... ... .. . ..... ... ........... ... .................... ... ... 113
Tabel 4.25 Hasil perhitungan gabungan antara sikap terhadap perilaku
berpoligami, norma subjektif, perceived behavioral control,
dengan intensi berpoligami dengan rnenggunakan regresi
linier .............................................................................................. 114
Tabel 4.26 Uji T perbedaan sikap terhadap perilaku berpoligami antara yang menikah dengan belurn menikah................................................... 115
Tabel 4.27 Uji T perbedaan norma subjektif antara yang menikah dengan
be I urn rnenikah............................................ .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 116
Tabel 4.28 Uji T perbedaan perceived behavioral control antara yang
menikah dengan belurn menikah. ..... ...... .. . .. ... ... ... ... .. . .. ... ... ... ... ... .. 117
Tabel 4.29 Uji T perbedaan intensi antara yang rnenikah dengan belum
menikah......................................................................................... 118
DAFTAR GAMBAR
BAB II
Gambar 2.1 Skema Theory of Reason Action.................................................. 21
Gambar 2.2 Skema Planned Behavior Theory................................................. 33
Gambar 2.3 Skema kerangka berpikir.............................................................. 49
BABIV
Gambar 4.1 Diagram scatter plot skala sikap terhadap perilaku berpoligami .. 85
Gambar 4.2 Diagram scatter plot skala norma subjektif.. .. . ... ..... ... ... ... ... ... ... ... 87
Gambar 4.3 Diagram scatter plot skala perceived behavioral control............. 89
Gambar 4.4 Diagram scatter plot skala intensi berpoligami ............................ 91
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan rumah tangga yang lebih kompleks, kita akan
menemukan rumah tangga yang dibentuk dengan lebih dari satu orang
isteri, karena suami tersebut melakukan pernikahan yang kedua kalinya
sesuai aturan agama dengan perempuan lain untuk dijadikan isterinya
dengan alasan tertentu. Hal ini secara umum kita kenal dengan sebutan
Poligami.
G.P. Murdock pada tahun 1940-an mengadakan penelitian tentang poligami.
Dalam penelitiannya tersebut, ia mengambil sampel SE3kitar 565 kelompok
masyarakat dari semua benua di dunia, dengan latar belakang suku
bangsa, kebudayaan, serta agama dan kepercayaan yang berbeda. Dan
hasilnya adalah hanya 19% yang mempunyai keluarga inti monogami,
selebihnya yaitu 81% melakukan poligami (Jurnal Pen3mpuan no 31, 2003:
70). Data ini menunjukkan bahwa poligami telah meim:asyarakat di seluruh
dunia.
2
Meskipun demikian, pembicaraan mengenai poligami rnasih mengundang
kontroversial di berbagai kalangan. Kelompok yang tidak mendukung
poligami berpendapat bahwa poligami adalah suatu sistem perkawinan yang
menitikberatkan kesejahteraan pria dengan mengorbankan kedudukan dan
kemuliaan wanita. Poligami menurut mereka adalah sistem masyarakat
primitif yang tidak sesuai lagi dengan jaman modern s1~karang, dimana
wanita sudah memperoleh hak-haknya dengan sempurna. Sehingga tidak
sedikit seorang isteri yang lebih memilih bercerai daripada menjadi madu.
Penelitian dari LBH APIK mengungkapkan bahwa pada tahun 2006 terdapat
16 kasus perceraian akibat perilaku berpoligami. Data ini belum termasuk
kasus-kasus yang masuk ke lembaga-lembaga lain.
Di lain pihak, kelompok yang mendukung poligami justru berpendapat
bahwa poligami dapat menyelamatkan sejumlah besar wanita, dengan
menetapkan hubungan pria dan wanita itu secara sah, suci, bersih dan
mulia, tidak berlangsung di tempat-tempat yang dirahasiakan, secara
sembunyi-sembunyi dan diluar hukum serta tidak berlangsung secara
spontanitas di tempat-tempat hiburan dan tempat yang dilokalisir.
Permasalahan ini makin menjadi hangat ketika seorang pengusaha ayam
bakar "Wong Solo" Puspo Wardoyo mengadakan sebuah acara "Poligami
Award" pada tahun 2003 yang diikuti sekitar 40 pria berpoligami. Berikut
pendapatnya mengenai poligami :
Beristri empat itu merupakan sunnah Rasulullah. Bagi saya yang cukup mampu,
secara materiil, spiritual, dan mampu ber/aku adil, merupakan kewajiban untuk
beristri lebih dari satu. Ka/au ada lelaki punya kemampuan menjadi pemimpin
seperti itu, tapi hanya beristri satu, kan mubazir Seorang lel.aki yang mampu dari
segi materiil dan berakhlak baik, berkewajiban punya istri lebih dari satu. Po/igami
itu merupakan tindakan paling baik. Jadi bagi pria yang mampu seperti tadi, harus
berpo/igami .... (www.suaramerdeka.com, 2006: Pospo Wardoyo)
Menurut penyelenggara Poligami Award 2003 ini, manusia diciptakan Allah
SAW sebagai khalifah-Nya di muka bumi ini dengan tugas dan tanggung
3
jawab memakmurkan bumi, yang secara teologis bertanggung jawab
membawa ke arah kebaikan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
Salah satu fenomena sosial yang dapat mengakibatkan kerusakan
lingkungan sosial adalah dengan adanya perzinaan dan prostitusi sebagai
akibat dari perselingkungan para suami. Karena itu, solusi dari masalah
tersebut menurutnya adalah dengan berpoligami.
Kemudian, K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) yang dalam segala
kegiatannnya selalu menjadi sorotan publik, termasuk masalah keluarga Aa
Gym yang selama ini dianggap sebagai keluarga yan(J utuh, bahagia, dan
sakinah, juga melakukan poligami. Hal ini membuat St3bagian orang merasa
dikecewakan, apalagi masalah poligami yang saat ini sedang banyak
dipermasalahkan sebagian orang.
4
Meskipun sebagai panutan jamaahnya, dalatn hal berpoligami Aa Gym
meminta kepada masyarakat untuk tidak dijadikan sebagai pembenar bagi
kaum laki-laki untuk melakukan poligami, karena poligami dapat dilakukan
apabila mampu memenuhi segala persyaratannya. Masalah poligami
merupakan hal yang sangat berat, karena hanya oranf1-orang yang mampu
memenuhi persyaratannya saja yang dapat melakukan poligami, itupun
dalam keadaan darurat. Menurut Sulaiman dalam bukunya (Sulaiman, 2007:
18), dalam sebuah kesempatan Aa Gym mendasarkan poligaminya dengan
merujuk Al-Quran dan Sunnah Rasul. Dai kondang asal Bandung ini bukan
tidak tahu betapa beratnya persyaratan poligami : "J<a/au tidak tahu ilmunya,
/ebih baikjangan" katanya dalam sebuah kesempatan ceramah di Mesjid
Raya Batam 6 Oktober 2006 yang lalu, tentu saja yan1J dimaksud dengan
"ilmu" disini adalah ilmu berpoligami, yakni pemahaman yang benar dan
mendalam terhadap Al-Quran dan Sunnah yang memang membolehkan
poligami dengan syarat-syarat tertentu.
Dalam Islam, poligami adalah salah satu cara menyelesaikan permasalahan
masyarakat yang dipandang mendesak dengan menjaga kebaikan yang ada
di dalamnya. Dimana keadilan yang telah diatur sesuai prasyarat mutlak
yang harus dipenuhi oleh para suami saat mengambil keputusan untuk
berpoligami. Karena itu poligami tidak hanya terkait antara kehidupan
seorang suami dengan isterinya, tapi lebih dari itu juga akan menjadi
gambaran menyeluruh berupa keamanan serta keselamatan untuk
keberlangsungan sebuah rumah tangga, keluarga, masyarakat, dan
permasalahan kemanusiaan lainnya yang semuanya saling berkaitan serta
memberi manfaat satu dengan lainnya.
Poligami yang dilakukan Aa Gym pada dasarnya bukanlah hal baru. Jauh
sebelum Nabi Muhammad SAW mempraktekkan poligami, umat manusia
sudah mempraktekkannya. Namun, yang menjadi masalah baru adalah
dampak dari praktek tersebut terhadap masyarakat. Apalagi untuk saat ini
Aa Gym termasuk pendakwah yang diharapkan oleh masyarakat, sebagai
suami, dan kepala keluarga teladan. Selain itu juga, Aa Gym merupakan
pimpinan Daarut Tauhid yang mempunyai pengaruh besar di lingkungan
Daarut Tauhid. Sesuai dengan teori kepemimpinan Michael Adriyanto
(Gerungan, 2004 : 146), bahwa seorang pemimpin adalah orang yang
memiliki pengaruh paling besar terhadap perilaku dan keyakinan kelompok.
Dia adalah orang yang mengawali tindakan, memberi perintah, mengambil
keputusan, menangani perselisihan diantara anggota kelompok, memberi
dorongan, bertindak sebagai teladan dan selalu beracla di depan dalam
setiap aktivitas kelompoknya.
Berhubungan dengan itu, Gabriel Tarde (Gerungan, 2004: 64)
beranggapan bahwa seluruh kehidupan sosial itu sebenarnya berdasarkan
5
6
faktor imitasi. Pada perkembangan Psikologi Kepribadian lndividu, imitasi itu
mempunyai peranannya, sebab dengan mengikuti suatu contoh yang baik
dapat merangsang perkembangan watal< seseorang. lrnitasi dapat
mendorong individu atau kelompok untuk melaksanakam perbuatan
perbuatan yang baik. Begitu juga sebaliknya, peranan faktor imitasi dalam
interaksi sosial juga mempunyai segi-segi yang negatif, yaitu apabila hal-hal
yang diimitasi itu mungkinlah salah ataupun secara moral dan yuridis harus
ditolak. Apabila contoh demikian diimitasi orang banyak, proses imitasi itu
dapat menimbulkan terjadinya kesalahan kolektif yang meliputi jumlah yang
besar. Dalam hal ini, jamaah Daarut Tauhid yang memungkinkan sering
interaksi keberagamaan dapat mengimitasi pemimpinnya yaitu K.H.
Abdullah Gymnastiar atau sering disebut Aa Gym. Adapun menurut Gabriel
Tarde, sebelum orang mengimitasi suatu hal, terlebih dahulu haruslah
terpenuhi beberapa syarat, yaitu :
a) Minat dan perhatian yang cukup besar, dalam hal ini minat dan perhatian
dalam berpoligami
b) Sikap menjunjung tinggi atau mengagumi hak yan!~ diimitasi, yaitu sikap
menjunjung tinggi kehidupan poligami
c) Orang-orang yang dapat mengimitasi suatu panda1ngan atau tingkah laku
karena hal tersebut mempunyai penghargaan sosial yang tinggi.
Jadi mungkin, seseorang mungkin mengimitasi poligami karena ia ingin
memperoleh penghargaan sosial didalam lingkungannya.
Oleh karena itu menurut Gabriel Tarde imitasi bukanlah merupakan dasar
pokok dari semua interaksi sosial, melainkan merupakan suatu segi dari
proses interaksi sosial yang menerangkan mengapa dan bagaimana dapat
terjadi keseragaman dalam pandangan dan tingkah la~:u diantara orang
banyak. Dengan cara imitasi, pandangan dan tingkah laku seseorang
mewujudkan sikap-sikap, ide-ide dan adat istiadat dari suatu keseluruhan
kelompok masyarakat dan dengan demikian pula seseorang itu dapat lebih
melebarkan dan meluaskan hubungan-hubungannya clengan orang lain.
Proses imitasi ini dapat dipengaruhi oleh niat (intensi) seseorang terhadap
tingkah laku orang lain.
7
lntensi menurut Ajzen, (1975) yaitu kemungkinan subj,ektif seseorang untuk
memunculkan tingkah laku tertentu. Keputusan untuk menampilkan tingkah
laku tertentu adalah hasil dari proses rasional yang diarahkan pada suatu
tujuan tertentu dan mengikuti urutan-urutan berfikir. Pilihan tingkah laku
dipertimbangkan, konsekwensi dan hasil dari setiap tingkah laku dievaluasi
dan dibuat sebuah keputusan apakah akan bertindak atau tidak. lntensi
berpoligami yaitu kemungkinan subjektif seseorang untuk melakukan
poligami. lntensi berpoligami ditentukan oleh tiga faktor yaitu, sikap
terhadap tingkah laku (evaluasi positif atau negatif terhadap perilaku
poligami), dan norma subjektif (persepsi orang apakah orang lain akan
menyetujui atau menolak perilaku poligami) serta kontrol tingkah laku yang
dipersepsikan (penilaian terhadap kernarnpuan sikap untuk berpoligarni)
yaitu perceived behavioral control.
8
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk rnengetahui sejauh
rnana jarnaah Daarut Tauhid Jakarta berniat atau rnerniliki intensi untuk
rnelakukan poligarni (berpoligarni). Selain itu, peneliti ingin rnengetahui
faktor-faktor apa saja yang mernpengaruhi niat atau inltensi tersebut.
Dalarn upaya rnenjawab rnasalah penelitian, peneliti al<an rnengacu pada
teori intensi (niat) dari Ajzen & Fishbein yaitu teori Planned Behavior
(Ajzen, 1988). Teori ini rnerupakan penyernpurnaan dari teori Reason Action
(Fishbein & Ajzen, 1975). Berdasarkan teori Planned Behavior, intensi atau
niat seseorang rnelakukan suatu perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor
penting yaitu : sikap (attitude). norrna subjektif (subjective norms), dan
perceived behavioral control (PBC).
Attitude dalarn teori ini adalah sikap terhadap perilaku yang bersangkutan.
Dalarn penelitian ini, sikap terhadap perilaku berpoligarni. Sikap ini berada
dalarn suatu dirnensi afektif yang bersifat bipolar. Denigan kata lain, sikap
seseorang terhadap suatu perilaku dapat condong kearah penilaian negatif
atau positif (Fishbein & Ajzen. 1975: 216).
Subjektif norms adalah persepsi seseorang mengenai sejauh apa orang
orang yang penting atau signifikan bagi dirinya akan mendukung atau
melarangnya untuk melakukan objek perilaku. Dalam penelitian ini berarti
persepsi subjek tentang pendapat orang-orang atau pihak yang dekat
dengannya, apakah mereka akan menghalangi atau mendorong subjek
untuk melakukan poligami. Dalam hal ini, misalnya dukungan dari isteri dan
keluarga. Adapun dari hasil penelitian Jurnal Perempuan mengenai jejak
pendapat yang dilakukannya September tahun 2003 mengatakan bahwa
dari 100 responden yang dipilih secara acak berdasarl<an buku telepon di
Jakarta tahun 2002-2004 mengasilkan 87% responden yang menolak
perilaku poligami, sementara itu 13% responden lainnya setuju dengan
perilaku poligami (Jurnal Perempuan no 13, 2004: 101-102).
9
PBC adalah fal<tor ketiga yang mempengaruhi intensi. PBC adalah persepsi
tentang sulit tidaknya melakul<an suatu tingkah laku S(3rta alasan-alasan
yang mungkin dapat menghambat atau membantu sulbjek dalam melakul<an
suatu perilaku. Didalamnya terdapat gambaran persepsi individu mengenai
sejauh mana suatu perilaku dapat dilakukan olehnya dan juga memberikan
gambaran tentang pengalaman masa lalu subjek den9an perilaku
bersangkutan (Ajzen,1988: 134).
Berangkat dari fenomena dan teori yang telah diungkapkan diatas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :
"HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PERILAIKU BERPOLIGAMI,
NORMA SUBJEKTIF, DAN PERCEIVED BEHAVIOR.AL CONTROL
DENGAN INTENSI BERPOLIGAMI PADA JAMAAH DAARUT TAUHID
JAKARTA".
1.2. ldentifikasi masalah
1. Seberapa besar intensi jamaah Daarut Tauhid dalam berpoligami?
2. Apakah ada hubungan antara sikap terhadap perilaku berpoligami
dengan intensi berpoligami pada jamaah Daarut Tauhid Jakarta?
10
3. Apakah ada hubungan antara norma subjektif dengan intensi berpoligami
pada jamaah Daarut Tauhid Jakarta?
4. Bagaimana pengaruh orang-orang terdekat (significant other') terhadap
intensi berpoligami jamaah Daarut Tauhid?
5. Apakah ada hubungan antara perceived behavioral control dengan
intensi berpoligami pada jamaah Daarut Tauhid Jal{arta?
6. Bagaimana kontrol yang dimiliki jamaah Daarut Tauhid Jakarta dalam
intensi untuk berpoligami?
II
7. Apakah ada hubungan antara sikap terhadap perilaku berpoligami, norma
subjektif, dan perceived behavioral control dengan intensi berpoligami
pada jamaah Daarut Tauhid Jakarta?
1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.3.1. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini terfokus pada hubungan
antara sikap terhadap perilaku berpoligami, norma subjektif, dan
perceived behavioral control dengan lntensi berpoli9ami Jamaah Daarut
Tauhid Jakarta.
• Sikap terhadap perilaku berpoligami dalam penelitian ini sesuai
dengan teori Planned Behavior oleh Ajzen dan Fishbein yang meliputi
behavioral belief dan evaluation to behavioral belief.
• Norma Subjektif yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu persepsi
seseorang mengenai sejauh mana orang-orang terdekat atau orang
yang penting bagi dirinya akan mendukung atau melarangnya untuk
melakukan objek perilaku.
• PBC yang dimaksud adalah persepsi tentang sulit tidaknya
melakukan suatu tingkah laku.
• lntensi berpoligami yang dimaksud yaitu niat untuk melakukan
poligami.
• Jamaah Daarut Tauhid Jakarta yang diteliti yaitu orang-orang yang
mengaji di Mesjid Daarut Tauhid Jakarta.
1.3.2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah penelitian ini adalah :
Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap
perilaku berpoligami, norma subjektif, dan perceived behavioral control
dengan lntensi berpoligami Jamaah Daarut Tauhid Jakarta?
1.4. Tujuan dan Manfaat penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
sikap terhadap perilaku berpoligami, norma subjektif, dan perceived
behavioral control dengan intensi berpoligami pada jamaah Daarut
Tauhid Jakarta.
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu :
1. Secara teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran apakah belief-belief dapat berhubungan mempengaruhi
intensi berpoligami pada jamaah Daarut Tauhid Jakarta.
12
13
2. Secara praktis
Secara praktis yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini
adalah mengetahui sejauh mana hubungan antara sikap terhadap
perilaku berpoligami, norma subjektif, dan perceiived behavioral
control dengan intensi berpoligami jamaahnya, :serta dapat menjadi
gambaran bagi kita untuk bersikap atau memberi pandangan tentang
poligami.
1.5. Sistematika penulisan
Penulisan skripsi ini berpedoman pada buku Pedoman Penyusunan Dan
Penulisan Skripsi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hudayatullah Jakarta.
Adapun sistematika penulisan yang akan digunakan oleh penulis dalam
penyusunan skripsi ini adalah :
BAB 1 : Pendahuluan
Meliputi latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan
masalah, perumusan masalah, tujuan dan rnanfaat penelitian,
serta sistematika penulisan.
BAB 2 : Kajian Teori
Meliputi teori-teori yang berhubungan dengan masalah yaitu
pengertian poligami, hikmah poligami, prakt1~k poligami Rasulullah
SAW, Teori Reason Action, sikap, norma subjektif, Teori Planned
14
Behavior, Perceived Behavioral Control, pengertian intensi dalarn
Islam, intensi berpoligarni, sekilas Daarut Tauhid Jakarta,
Kerangka Berfikir, serta Hipotesa.
BAB 3 : Metodologi Penelitian
Meliputi jenis penelitian yaitu pendekatan dan rnetode penelitian,
subjek penelitian, definisi operasional variabeil, teknik dan
instrurnen pengurnpulan data, teknik analisa data serta prosedur
penelitian.
BAB 4 : Presentasi dan Analisis Data
Meliputi garnbaran urnurn responden, interpretasi hasil penelitian,
uji hipotesa dan hasil tarnbahan.
BAB 5 : Kesirnpulan, Diskusi, Dan Saran
Berisikan rnengenai kesirnpulan, diskusi dan saran-saran.
2.1. Poligami
BAB2
KAJIAN PUSTAKA
Salah satu bentuk perkawinan yang sering diperbincangka1n dalam masyarakat
saat ini adalah masalah poligami, karena mengundang pandangan yang
kontroversial.
2.1.1. Pengertian Poligami
Menurut As-Sa nan (2002 : 25) poligami adalah perkawinan yang dilakukan
seorang laki-laki lebih dari satu isteri dengan batasan sampai empat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, poligami berarti sistem perkawinan
yang salah satu pihak memiliki atau mengawini beberapa lawan jenisnya dalam
waktu yang bersamaan.
Sedangkan menurut Musdah Mulia, poligami adalah ikatan perkawinan yang
salah satu pihak (suami) mengawini beberapa (lebih dari satu) isteri dalam
waktu yang bersamaan. Laki-laki yang melakukan seperti itu dikatakan bersifat
poligami (Musdah Mulia, 1999: 2).
16
Dari definisi diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa poligami adalah sistem
perkawinan yang legal dimana seorang suami mempunyai isteri lebih dari satu
orang.
Poligami adalah sebuah permasalahan sosiologis psikologis yang telah
mencatat perjalanan sejarah yang sangat panjang. Poligami berkaitan erat
dengan berbagai macam aspek termasuk nilai harkat kemanusiaan, keadilan,
dan harga diri (www.pikiran-rakyat.com, 2003, oleh: Mustafid Amna). Untuk itu
maka pada dasarnya masih ada golongan yang mendukung dan tidak
mendukung terhadap perkawinan poligami ini. Dari golongan yang tidal<
mendukung poligami berpendapat bahwa poligami adalah suatu sistem
perkawinan yang menitikberatkan kesejahteraan pria denf1an mengorbankan
kedudukan dan kemuliaan wanita. Poligami menurutnya adalah sistem
masyarakat primitif yang tidal< sesuai lagi dengan jaman modern sekarang,
dimana wanita sudah memperoleh hak-haknya dengan sempurna. Tetapi bagi
golongan yang mendukung poligami justru berpendapat bahwa poligami dapat
menyelamatkan sejumlah besar wanita, dengan menetapkan hubungan pria dan
wanita itu secara sah, suci, bersih dan mulia, tidak berlan!~sung di tempat
tempat yang dirahasiakan, secara sembunyi-sembunyi dan diluar hukum serta
tidak berlangsung secara spontanitas di tempat-tempat hilDuran dan tempat
yang dilokalisir.
17
Walaupun perbedaan pendapat itu belum selesai, tetapi poligami tetap
diperbolehkan sebagai suatu pengecualian. Masalah poligami adalah masalah
masyarakat dan agama, yang tidak hanya mementingkan wanita dan
kebebasannya saja, tetapi juga memperhatikan pria dan anak-anak serta
susunan masyarakat. Persamaan antara pria dan wanita dalam masalah
perkawinan tidaklah harus merupakan persamaan mutlak, karena persamaan
yang sesuai untuk pria dan wanita dalam masalah perkawinan memang harus
dilihat menurut ukuran sejauh mana mereka sesuai dalam kesejahteraan
perkawinannya.
2.1.2. Hikmah Poligami
Hak poligami dapat diberikan kepada laki-laki yang sanggup melaksanakannya,
karena jika tidak hal tersebut akan membawa kesengsaraan dan penderitaan
dengan kaum wanita. Adapun dalil naqli yang menjelaskain tentang perkawinan
poligami yaitu :
18
Artinya:
"Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adi/ terhadap (hak-hak)
perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita
wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu
takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak
budak yang kamu miliki. Yang demikian itu ada/ah lebih dc1kat kepada tidak
berbuat aniaya." (Q.S. An-Nisa : 3).
Ayat Al-Quran tersebut menunjukkan bahwa kemudahan berpoligami dan
pembatasannya dengan empat perempuan tergabung dalam satu ayat dengan
rasa takut sebagai perbandingan untuk berlaku zalim atau tidak adil terhadap
perempuan (Karim, 2007: 18).
Adapun hikmah poligami (Karim, 2007 : 59) yaitu :
1) Realitas dalam masyarakat menunjukkan bahwa jumlah perempuan
terus meningkat dan lebih banyak dari jumlah laki-laki, sehingga
memungkinkan :
• Setiap laki-laki menikah dengan satu perempuan dan membiarkan
perempuan yang lain tanpa ada laki-laki.
• Setiap laki-laki menikah dengan satu perempuan, kemudian berbuat
zina dengan perempuan-perempuan yang tidak menikah, karena
19
mereka tidak mendapatkan laki-laki untuk dinikahi sehingga mereka
terjerumus dalam kenistaan.
• Memberlakukan poligami, sehingga hubungan yang terjadi diantara
mereka adalah hubungan suami-isteri yang jelas.
2) Bersamaan dengan permasalahan meningkatnya jumlah perempuan
maka jumlah perempuan yang tidak menikah juga semakin banyak
sehingga mengakibatkan penurunan jumlah kelahiran anak.
3) Seorang suami memiliki isteri mandul pandahal ingin memiliki seorang
anak dan tidak memiliki jalan keluar, sehingga memungkinkan :
• Tetap bersarna isterinya yang rnandul dan rnelarangnya untuk
menikah kernbali.
• Menceraikan isterinya supaya dapat rnenikah dengan perernpuan lain
untuk mendapatkan anak.
• Tetap menjaga hubungan dengan isterinya yang rnandul rnenikmati
sernua hak-haknya sebagai isteri dan rnembolehkan suami untuk
menikah dengan perernpuan lain supaya rnendapatkan keinginannya
sebagai rnanusia untuk menirnang anak.
2.1.3. Praktek Poligami Rasulullah SAW
Untuk dapat rnernaharni poligarni secara benar dan proporsional, rnaka terlebih
dahulu harus rnengerti aspek historis dari ajaran Islam.
20
Sejarah menjelaskan bahwa Rasulullah SAW melakukan poligami usianya
sudah mencapai 55 sampai 60 tahun beliau hidup dengan seorang isteri yang
penuh kasih sayang dan kebahagiaan yang sempurna. Perkawinan pertama
dilangsungkan pada usia 25 tahun dengan seorang janda bangsawan yang
kaya raya bernama Siti Khadijah yang telah berusia 40 tahun. Hanya dengan
Siti Khadijah inilah beliau menghabiskan masa muda dan l~edewasaannya. Dua
tahun setelah Siti Khadijah wafat, Rasulullah SAW barulah mulai menjalani
hidup poligami (Musdah Mulia, 1999 :14).
2.2. Teori Tindakan Beralasan (Theory Of Reasoned Action)
2.2.1. Pengertian Teori Reason Action
Ajzen dan Fishbein mengemukakan Teori Tindakan Beralasan (Theory Of
Reasoned Action) (Azwar, 2002 : 11) dengan melihat anteseden penyebab
perilaku volisional (perilaku yang dilakukan atas kemauan sendiri), teori ini
didasarkan pada asumsi-asumsi :
1. Bahwa manusia umumnya melakukan sesuatu dengan cara yang masuk
aka I
2. Bahwa manusia mempertimbangkan semua informasi yang ada
3. Bahwa secara eksplisit maupun implisit manusia mernperhitungkan
implikasi tindakan mereka
21
Teori tindakan beralasan mengatakan bahwa sikap memp1~ngaruhi perilaku
lewat suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan dan
dampaknya terbatas hanya pada tiga hal, yaitu :
1. Perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap umum tapi oleh sikap yang
spesifik terhadap sesuatu.
2. Perilaku dipengaruhi tidak hanya oleh sikap tapi juga oleh norma-norma
subjektif (subjective norms) yaitu keyakinan kita men!~enai apa yang orang
lain inginkan agar kita perbuat.
3. Sikap terhadap suatu perilaku bersama norma-norma subjektif membentuk
suatu intensi atau niat untuk berperilaku tertentu.
Berikut bagan dari teori Reason Action (Tindakan Beralasan)
Teori Tindakan Beralasan
Sikap terhadap perilaku L
lntensi untuk berperilaku
>--· ---.i~\ PERILAKU
Norma-norma i SUbjektlf
Sumber : (Ajzen & Fishbein, 1980: 8)
22
Dari bagan tersebut, tampak bahwa intensi merupakan fungsi dari dua
determinan dasar, yaitu sikap individu terhadap perilaku (merupakan aspek
personal) dan persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau
untuk tidak melakukan perilaku yang bersangkutan (Social Compotent) yang
disebut dengan Norma Subjektif. Secara sederhana, teori ini mengatakan
bahwa seseorang akan melakukan suatu perbuatan apabila ia memandang
perbuatan itu positif dan bila ia percaya bahwa orang lain ingin agar ia
melakukannya. (Azwar, 2002 : 12)
Aspek personal (Personal Compoten) merupakan sikap seseorang terhadap
tingkah laku tertentu, yang merupakan evaluasi positif ata1u negatif individu
tentang obyek sikap. Personal Compoten merupakan hasil dari dua faktor yaitu
keyakinan (belief) individu tentang konsekwensi-konsekwensi dari tingkah laku
dan evaluasi tentang konsekwensi terssebut.
Social Compotent yang merupakan elemen sosial, yaitu keyakinan (beliefs)
seseorang tentang apa yang orang lain pikirkan dan ia harus melakukan suatu
tingkah laku dan seberapa besar motivasi seseorang ters<:'lbut untuk menuruti
harapan tersebut. Kedua keyakinan tersebut yang membentuk komponen
sosial yang dinamakan dengan Norma Subjektif (Subjektive Norm).
23
Dari ulasan diatas, sering ditemui istilah belief yang merupakan pembentuk
sikap dan norma subjektif. Untuk itu ada baiknya jika dibahas terlebih dahulu
tentang belief, sehingga dapat dipahami bagaimana proses pembentukan sikap
dan norma subjektif yang merupakan penentu dari intensi.
Belief merupakan pemahaman tentang diri dan lingkungan seseorang (Fishbein
& Ajzen, 1975 : 131 ). Adapun definisi dari belief adalah sebagai berikut :
''l\s the subjective probability of a relation between the objekct of the belief and
some other objekct, value, concept or attribute".
Jadi belief mengkaitkan obyek belief dengan atribut. Orang dapat memiliki
keyakinan bahwa ia memiliki beberapa atribut, bahwa suatu tingkah laku dapat
membawanya pada konsekwensi tertentu. Menurut Tolman, kepercayaan
(belief) adalah ekspektansi yang selalu mendapat konfirmasi secara konsisten
(Azwar, 2002 : 58). Dengan dasar kepercayaan ini sikap individu terhadap suatu
hal dapat dibentuk. Belief yang berbeda tentang obyek, tindakan, dan kejadian
terbentuk melalui observasi langsung, proses penyimpulan serta adanya
informasi dari sumber di luar dirinya tentang suatu obyek. Proses-proses
tersebut selanjutnya akan mempengaruhi terbentuknya sikap maupun norma
subjektif seseorang.
2.2.2. Sikap terhadap tingkah laku
Para ahli telah banyak mendefinisikan sikap dalam berbagai versi, berikut
beberapa pendapat para ahli bidang sosial :
Menurut Ajzen (1988) sikap didefinisikan sebagai kecenderungan untuk
berespon favourable atau unfavourable terhadap objek, orang, institusi, atau
kejadian. Sikap dapat juga didefinisikan sebagai posisi seseorang pada suatu
dimensi afektif, atau dimensi bipolar terhadap suatu objek, tindakan atau
kejadian (Fishbein & Ajzen, 1975 : 6).
24
Thurstone memformulasikan sikap sebagai derajat afek positif atau afek negatif
terhadap suatu objek psikologis (Saifuddin Azwar, 2002 : !)). Sedangkan
menurut La Pierre seperti yang dikutip Azwar bahwa sikap yaitu suatu pola
perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan
diri dalam situasi sosial, lebih spesifik lagi bahwa sikap yaitu respon terhadap
stimuli sosial yang telah terkondisikan.
Sedangkan menurut Secord & Backman seperti yang dikutip Azwar (2002 : 5),
sikap yaitu keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi),
dan predisposisi tindakan (konasi), seseorang terhadap suatu aspek di
lingkungan sekitarnya.
Menurut Davidoff (1991 : 333) mendefinisikan sikap sebagai konsep evaluatif
yang telah dipelajari dan dikaitkan dengan pola pikiran, perasaan, dan tingkah
laku individu.
25
Meskipun banyak definisi-definisi lain yang bervariasi (Ajzen, 1988), tetapi ada
satu ciri yang selalu dinyatakan yaitu sikap memiliki sifat evaluatif (pro-kontra,
menyenangkan-tidak menyenangkan, dan lain-lain). Hal ini dapat dilihat pada
teknik skala sikap standar yang menghasilkan skor yang menempatkan seorang
individu pada suatu dimensi evaluatif tentang suatu objek sikap.
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975: 289) sikap merupakan fungsi dari
sekumpulan belief. Belief yang mendasari sikap seseoran!~ terhadap tingkah
laku disebut sebagai behavior belief. Sebagai contoh, ses,eorang mempunyai
belief apabila individu berpoligami maka individu tersebut akan merasa percaya
diri karena ada pandangan bahwa poligami dapat meningkatkan status
seseorang. Orang yang mempunyai behavior beliefs seperti ini tentunya juga
akan mempunyai evaluasi yang positif terhadap tingkah laku berpoligami.
>- Terbentuknya sikap terhadap perilaku
Proses terbentuknya sikap terhadap tingkah laku dapat dijelaskan melalui
expectancy-value model. Model ini merupakan model deskriktif yan~1
menggambarkan bagaimana belief yang berbeda-beda dan evaluasi terhadap
atribut-atributnya dikombinasikan dan diintegrasikan sehingga menjadi suatu
evaluasi tentang objek (Fishbein & Ajzen, 1975: 291 ).
26
Dalam expectancy-value model ini dijelaskan juga bahwa sikap seseorang
terhadap objek dapat diperkirakan dengan mengalikan probabilitas subjektif
seseorang bahwa suatu objek memiliki atribut tertentu clengan evaluasi orang
tersebut terhadap setiap atribut dari objek dan kemudian rnenjumlahkannya
untuk menghasilkan nilai total seperangkat belief. Hal tersebut dapat diterapkan
dalam memperkirakan sikap terhadap tingkah laku, yaitu clengan mengalikan
probabilitas subjektif seseorang bahwa dilakukannya suatu tingkah laku akan
menghasilkan konsekwensi tertentu dengan evaluasinya terhadap setiap
konsekwensi tersebut dan menjumlahkannya agar diperoleh nilai total
seperangkat belief.
Jadi, sikap seseorang terhadap perilaku tertentu merupakan fungsi clari belief
beliefnya bahwa dilakukannya tingkah laku tersebut akan menghasilkan
konsekwensi-konsekwensi tertentu (behavior belief) dan jiuga oleh evaluasinya
tentang konsekwensi-konsekwensi tersebut. Bila seseoraing itu yakin bahwa
dilakukannya suatu tingkah laku tersebut akan menghasilkan hasil yang positif,
maka pada orang tersebut akan terbentuk sikap favourable terhadap tingkah
laku tersebut. Sebaliknya bila suatu tingkah laku diyakini akan mengakibatkan
hasil yang negatif maka orang tersebut akan mempunyai sikap unfavourable
terhadap tingkah laku tersebut. Namun menurut Azwar (Azwar, 2002: 14)
menyatakan bahwa perilaku manusia tidaklah sederhana untuk dipahami dan
diprediksikan. Banyak faktor-faktor internal dan eksternal dari masa lalu, saat
ini, dan masa datang yang ikut mempengaruhi perilaku manusia.
Dalam teori reason action, ada dua hal yang mempengaruhi dalam
pembentukan sikap (Sarlito Wirawan Sarwono, 1999: 46)., yaitu:
27
./ Behavioral belief, adalah keyakinan-keyakinan yang dimiliki seseorang
terhadap perilaku tentang konsekwensi-konsekwensi dari perilaku tersebut,
be/ieftersebut merupakan penilaian positif atau negatif' seseorang terhadap
suatu perilaku. Konsekwensi tersebut bisa dalam berbagai aspek kehidupan,
seperti konsekwensi seseorang yang akan diterima oleh individu dalam
kehidupan sosial.
./ Evaluation of behavioral belief, merupakan evaluasi positif atau negatif
terhadap konsekwensi-konsekwensi perilaku yang akan diterima oleh subjek.
Adapun Warner dan De Fleur (Azwar, 2002 : 16) mengemukakan tiga postulat
untuk mengidentifikasi tiga pandangan umum mengenai hubungan antara sikap
dengan perilaku, yaitu :
28
1) Postulat konsistensi
Postulat konsistensi ini mengatakan bahwa sikap verbal merupakan petunjuk
yang cukup akurat untuk memprediksikan apa yang akan dilakukan seseorang
apabila dihadapkan pada suatu objek sikap. Jadi, postulat ini mengasumsikan
bahwa adanya hubungan langsung antara sikap dengan perilaku. Bukti yang
mendukung pada postulat ini dapat terlihat pada pola perilaku individu yang
memiliki sikap ekstrim. Hal ini terjadi karena individu yang memiliki sikap ekstrim
cenderung untuk berperilaku yang didominasi oleh keekstiriman dari sikapnya
tersebut, misalnya seseorang yang sangat mendukung poligami cenderung
untuk berperilaku poligami.
2) Postulat variasi independen
Pada postulat ini mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk menyimpulkan
bahwa sikap dan perilaku berhubungan secara konsisten. Sikap dan perilaku
merupakan dua dimensi dalam diri individu yang berdiri sendiri, terpisah, dan
berbeda. Mengetahui sikap tidak berarti dapat memprediksi perilaku, berarti
dengan mengetahui sikap seseorang terhadap perilaku bmpoligami tidak berarti
seseorang tersebut ingin berpoligami.
3) Postulat konsistensi tergantung
Pada postulat ini menyatakan bahwa hubungan sikap dani perilaku sangat
ditentukan oleh faktor-faktor situasional tertentu. Oleh karena itu, sejauh mana
prediksi perilaku dapat disandarkan pada sikap akan berb1~da dari waktu ke
waktu dan dari satu situasi ke situasi lainnya.
29
Dari ketiga postulat itu, dalam meramalkan tingkah laku Fishbein dan Ajzen
lebih cenderung pada postulat yang ketiga, yaitu dalam m<:!ramalkan tingkah
laku pada individu tidak cukup hanya dengan memperhatikan faktor sikap saja,
melainkan juga harus memperhatikan faktor luar selain sikap.
2.2.3. Norma subjektif (Subjektif Norms)
Subjektive Norms atau Norma Subjektif adalah persepsi seseorang mengenai
sejauh apa orang-orang yang penting bagi dirinya akan mendukung atau
menghambatnya untuk melakukan suatu perilaku. Dalam penelitian ini berarti
persepsi seseorang tentang pendapat orang-orang yang clekat dengannya.
Apakah mereka akan menghalangi atau mendorongnya untuk melakukan
poligami.
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975 : 302) norma subjektif diartikan sebagai
berikut:
"The subjective norm is the person's that most people who are important to him
think he should do or perform the behavior in question."
30
Norma subjektif merupakan fungsi dari beberapa keyakinan yang disebut
sebagai normative belief (keyakinan akan norma-norma yang berlaku).
Keyakinan-keyakinan ini merupakan keyakinan seseorang terhadap individu
atau kelompok tertentu bahwa mereka akan setuju atau tidak setuju apabila ia
melakukan tingkah laku tersebut. lndividu atau kelompol< tE~rsebut disebut
referents (acuan), dimana kelompok atau individu tersebut dijadikan sebagai
patokan bagi seseorang untuk melakukan atau tidak melakul<an tingkah lal<u
tertentu. Referents disebutjuga significantotheryaitu orang-orang yang berarti
bagi seseorang.
Adapun Norma Subjektif ditentul<an oleh dua hal, yaitu :
./ Normative belief
Norma subjektif merupakan fungsi dari beberapa keyakinan yang disebut
sebagai normative belief (keyakinan akan norma-norma yang berlaku).
Keyakinan yang berhubungan dengan pendapat tokoh atau orang lain yang
penting dan berpengaruh bagi individu atau tokoh panutan tersebut tentang
apakah subjek harus melakukan atau tidak suatu perilal<u tertentu, dalam hal ini
misalnya pendapat isteri atau keluarga dengan seseorang yang memang telah
melal<ukan poligami.
" Motivation to comply
Motivation to comply merupakan sejauh mana keinginan seseorang untuk
mengikuti pendapat tokoh atau orang yang penting (significant other) tersebut.
2.3. Teori Planned Behavior
2.3.1. Pengertian teori Planned Behavior
31
Dari teori perilaku beralasan tersebut, kemudian diperluas dan dimodifikasi oleh
Ajzen (1988). Modifikasi ini dinamakan Teori Perilaku Terencana (Theory Of
Planned Behavior). Kerangka pemikiran teori dimaksudkan untuk mengatasi
masalah control volisionalyang belum lengkap dalam teori terdahulu. Inti teori
perilaku terencana ini tetap berada pada faktor intensi perilaku namun
determinan intensi tidak hanya dua (sikap terhadap perilaku yang bersangkutan
dan norma-norma subjektif) melainkan tiga dengan diikutsertakannya aspek
kontrol perilaku yang dihayati (Perceived Behavioral Contra[).
Dalam Teori Perilaku Terencana ini keyakinan-keyakinan berpengaruh pada
sikap terhadap perilaku tertentu, pada norma-norma subjektif, dan pada kontrol
perilaku yang dihayati. Ketiga komponen ini berinteraksi dan menjadi
determinan bagi intensi yang pada gilirannya akan menentukan apakah perilaku
yang bersangkutan akan dilakukan atau tidak.
32
Sikap terhadap suatu perilaku dipengaruhi oleh keyakinan bahwa perilaku
tersebut akan membawa kepada hasil yang diinginkan atau tidak diinginkan.
Keyakinan mengenai perilaku apa yang bersifat normative (yang diharapkan
oleh orang lain) dan motivasi untuk bertindak sesuai dengan harapan normative
tersebut membentuk norma subjektif dalam diri individu. Control perilaku
ditentukan oleh pengalaman masa lalu dan perkiraan individu mengenai
seberapa sulit atau mudahnya untuk melakukan perilaku yang bersangkutan.
Theory of Planned Behavior
Behavioral Attitude ,---+ belief and toward the
outcome behavior evaluation
Normative beliefs and motivation Subjektive Behavioral 11 BEHAVIOR I to comply norm intention
' ,,
Belief about ease or Perceived
difficulty of . behavioral r
control r
control behavior
Sumber : (Ajzen, 1988 : 133)
33
Dari bagan di atas juga dilihat bahwa sebelum membentuk suatu sikap maka
individu terlebih dahulu mengawalinya dengan keyakinan bahwa suatu perilaku
mempunyai konsekwensi tertentu. Keyakinan mengenai be>rpoligami dapat
dibentuk melalui pengalaman langsung individu dengan objek sikap.
Sikap dalam hal ini merupakan faktor personal sedangkan norma subjektif
merupakan faktor sosial. Komponen sikap dan norma subj13ktif banyak
menimbulkan pengaruh bagi pembentukan intensi untuk bmperilaku. Adapun
masing-masing besarnya sumbangan dapat bermaacam-macam dan
berdasarkan pada 3 hal berikut :
1. Jenis tingkah laku
Pada tataran ini perilaku yang dimaksud biasanya berhubungan den~1an target
yang hendak dicapai atau dengan seberapa besar pentingnya perilaku bagi
seorang individu, perilaku disini menunjuk pada perilaku poligami.
2. Kondisi ketika perilaku ditampilkan
Kondisi sekitar individu ternyata mempunyai pengaruh yang besar bagi
munculnya intensi perilaku pada individu. Dalam hal ini pada keadaan pimpinan
OT dapat mendorong intensi jamaah OT Jakarta untuk berpoligami. Jadi lebih
dikarenakan faktor personalnya.
34
3. lndividu yang melakukan perilaku
lntensi untuk berperilaku dalam kategori ini sangat berkaitan dengan
karakteristik masing-masing individu sebagai pelakunya, baik dari jenis kelamin
maupun kepribadian.
Faktor lain yang juga mempengaruhi intensi untuk berperilaku menurut bagan
diatas adalah norma subjekif. Norma subjektif terbentuk setelah individu
mempunyai keyakinan normatif yaitu sejauh mana individu bersedia melakukan
poligami berdasarkan orang-orang yang berarti baginya, dalam hal ini misalnya
Aa Gym sebagai seorang publik figure sekaligus pimpinan DT yang mempunyai
pengaruh besar pada lingkungan DT. Dengan demikian untuk menentukan
keyakinan normatifnya maka individu mempertimbangkan pendapat orang lain
tentang perilakunya. Determinan lain yang turut menentukan norma subjektif
adalah "motivation to comply" yaitu keinginan individu untuk menuruti pendapat
orang-orang membentuk tekanan normatif yang disebut dengan norma subjektif
(Fishbein & Ajzen, 1975 : 301-302).
Disamping itu, norma subjektif juga merupakan fungsi dari sekumpulan belief.
Belief yang dimaksud yaitu keyakinan individu bahwa orang-orang dari
sekitarnya juga berfikir bahwa individu seharusnya menampilkan atau tidak
menampilkan tingkah laku, belief ini disebut sebagai Normative Beliefs.
Misalnya seseorang yakin bahwa masyarakat disekitarnya juga berfikir bahwa
35
seseorang tersebut seharusnya berpoligami maka seseorang tersebut semakin
mungkin untuk melakukan poligami.
2.3.2. Pengertian Perceived Behavioral Control
Variabel ketiga selain sikap terhadap perilaku dan norma subjektif yang juga
berpengaruh terhadap intensi menurut Planned Behavior yaitu Perceived
Behavioral Control. Ajzen (1988: 312) mendefinisikan Pemeived Behavioral
Control sebagai :
"This factor, refers to the perceived ease or difficulty of performing the
behavioral and it is assumed to reflect past experience as well as anticipated
impediments and obstancles."
Faktor ini menggambarkan persepsi individu mengenai mudah atau sulitnya
menampilkan tingkah laku tertentu dan diasumsikan seba~Jai refleksi dari
pengalaman masa lalu dan juga hambatan-hambatan yan!~ diantisipasi. Jadi,
semakin positif sikap dan norma subjektif yang dimiliki individu, dan semakin
besar perceived behavioral control yang mereka miliki maka intensi individu
untuk menampilkan tingkah laku tertentu akan semakin kuat.
Dalam teori Planned Behavior mengasumsikan bahwa Perceived Behavioral
Control memiliki implikasi motivasional terhadap intensi. Seseorang yang
-----~··-··
--· I \, ERPl.lS1'M\.ll..l\N lHMM\ \
t~~=m~~~~~~~L~,~~~~~1 36
beranggapan bahwa ia tidak memiliki kemampuan ataupun kesempatan untuk
melakukan tingkah laku tertentu tidak akan membentuk intEmsi yang kuat untuk
melakukan tingkah laku tertentu walaupun ia memiliki sikap positif terhadap
tingkah laku tersebut dan percaya bahwa orang lain yang clekat dengannya
akan setuju bila ia melakukan tingkah laku tersebut. Dalam hal ini hubungan
antara Perceived Behavioral Control dengan intensi tidak diperantarai oleh
sikap dan norma subjektif. Jadi walaupun seseorang memiliki sikap yang positif
terhadap tingkah laku berpoligami dan yakin bahwa orang-orang yang dekat
dengannya setuju bila ia melakukan poligami, hal itu belurn cukup bila orang
tersebut beranggapan bahwa ia tidak memiliki kemampuan atau kesempatan
untuk berpoligamL Misalnya ia tidak mempunyai keuangan yang mencukupL
Tetapi dalam teori ini juga diketahui adanya kemungkinan hubungan langsung
antara Perceived Behavioral Control dan tingkah laku. Dalam hal ini Perceived
Behavioral Control dapat meramalkan tingkah laku secara langsung karena
dapat mengukur control individu yang sebenarnya terhadap tingkah laku. Jadi
PBC dapat mempengaruhi tingkah laku secara tidak langsung, melaui intensL
PBC dapat juga digunakan untuk meramalkan tingkah laku secara langsung
yang dinyatakan oleh Ajzen (Ajzen, 1988: 134} sebagai b1erikut:
"Perceived Behavioral Control can influence behavior indirectly, via intention, and it can
be also used to predict behavior directly because it may be considered a partial
substitute for a measure of actual control."
37
Perceived Behavioral Control dapat diukur melalui dua cara yaitu dengan
mengukur belief-belief individu tentang kemampuan dan ke!sempatan yang
dimiliki untuk menampilkan tingkah laku tertentu serta mengukur secara
langsung kontrol yang dimiliki individu dalam menampilkan tingkah laku tertentu.
PBC menurut teori Planned Behaviorterbentuk dari belief-belief individu
mengenai kemampuan dan kesempatan yang dimilikinya untuk melakukan
tingkah laku tertentu, serta persepsi individu yang lebih menekankan atau
mempertimbangkan beberapa hambatan realistis yang ada dalam menampilkan
tingkah laku. Variabel ini mencerminkan pengalaman masa lalu dan rintangan
rintangan yang diantisipasi dalam menampilkan tingkah laku. Semakin besar
kemampuan dan kesempatan yang dimiliki menurut individu, dan semakin kecil
rintangan atau halangan yang mereka miliki, maka semakin besar PBC yang
dimiliki individu.
2.4. lntensi
2.4.1. Pengertian lntensi
Pengertian dari intensi itu sendiri seperti yang dikemukakan oleh Fishbein dan
Ajzen (1975: 288) adalah sebagai berikut:
38
"We have defined intention as a person's location on a subjective probability dimension
involving a relation between himself and some action. A behavioral intention, therefore,
refers to a person's subjective probability that he will perform some behavior."
Jadi yang dimaksud intensi adalah kemungkinan subjektif seseorang untuk
memunculkan tingkah laku tertentu.
Eagly dan Chaiken (1993: 63) merangkum intensi, bahwa intensi merupakan
suatu konstruk yang berbeda dengan sikap, mewakili motivasi seseorang dalam
berusaha menampilkan suatu tingkah laku.
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975: 293) intensi diartikan sebagai posisi
seseorang dalam dimensi probabilitas subjektif yang melibatkan suatu
hubungan antara dirinya dengan beberapa tindakan. Oleh karena itu intensi
bertingkah laku mengarah pada probabilitas subjektif seseorang bahwa dirinya
akan melakukan tingkah laku tertentu. Dijelaskan juga bahwa intensi merupakan
faktor motivasional yang mempengaruhi tingkah laku. lnteinsi menunjukkan
seberapa besar kemauan seseorang melakukan suatu perilaku tertentu.
Sarwono (1999 : 76) mengutip dari Fishbein & Ajzen, intensi diartikan sebagai
niat, seperti yang dia katakan "setiap perilal<u yang bebas, yang ditentukan oleh
kemampuan sendiri selalu didahului oleh niat (intensi)". Dari definisi tersebut,
dapat disimpulkan bahwa intensi merupakan suatu konstruk yang mengacu
pada pandangan subjektif seseorang mengenai kemungkinan ia menampilkan
suatu tingkah laku dan didalamnya tercakup faktor-faktor rnotivasional yang
merupakan indikasi dari seberapa kerasnya usaha yang dilakukan dengan
seberapa banyak usaha yang digunakan orang yang bersangkutan dalam
rangka menampilkan suatu tingkah laku selama tingkah laku yang ditampilkan
adalah tingkah laku yang sepenuhnya dikehendaki oleh pelakunya.
2.4.2. lntensi Dalam Islam
39
lntensi dapat juga diartikan sebagai niat, yang artinya sengaja sedangkan
menurut syara' adalah kehendak hati yang ditunjukkan untuk membuat sesuatu
dan melakukan perbuatan itu (Mas'ud, 2005: 173). Adapun menurut lbnu
Qayyim dalam bukunya, niat adalah tekad hendak melakukan sesuatu,
tempatnya ada didalam hati. Setiap orang yang bermaksu1d melakukan suatu
pekerjaan maka sudah mempunyai sebuah niat. Sesungguhnya niat itu tidak
bisa dilepaskan dari suatu pekerjaan, karena niat merupakan bagian yang
substansil. (Qayyim, 1993 : 32).
Menurut Al-Baidhawy, niat adalah dorongan hati yang dilihatnya dengan suatu
tujuan, berupa mendatangkan manfaat atau mengenyahkan mudharat, dari sisi
keadaan maupun harta. Sedangkan menurut Al-Mawardy niat adalah tujuan
40
sesuatu yang disertai pelaksanaannya, jika hanya sebatas tujuan, maka itu
disebut kemauan yang kuat. (Al-Qardawy, 1996: 34)
Adapun hadits tentang intensi (niat) yaitu :
' '
Artinya:
"Sesungguhnya ama/-amal itu hanya bergantung kepada niat. Dan setiap orang
hanya mempero/eh menurut apa yang diniatkan. Barangsiapa hijrahnya kepada
Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah clan Rasu/-Nya, clan
barangsiapa hijrahnya kepacla clunia yang ingin cliclapatkannya, atau wanita
yang hendak clinikahinya, maka hijrahnya kepacla apa tujuannya" (H.R. Bukhari,
Muslim, Abu Daud, At-Tirmidzy dan An-Nasa'i)
Dalam hadits diatas dapat dijelaskan bahwa niat merupakan kehendak yang
kuat dan pasti, serta mengarah kepada perbuatan, baik maupun buruk, wajib
ataupun sunat. Maka dari itu, kehendak ini merupakan niat yang baik terpuji dan
41
kadang merupakan niat yang buruk lagi tercela, hal ini ter~iantung kepada apa
yang diniatkan, dan apa yang menjadi pendorong serta pe,micunya, dan juga
apakah untuk mencari keridhaan Allah SWT atau untuk keiridhaan manusia,
tergantung individu itu sendiri. Sesuai dengan firman Allah SWT :
Artinya:
" ..... Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya l<ami berikan kepadanya
pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan
(pu/a) kepadanya pahala akhirat. Dan Kami akan memheti balasan kepada
orang-orang yang bersyukur". (Q.S. Ali lmran : 145)
Niat yang terkandung dalam hati seseorang sewaktu melakukan amal perbuatan
menjadi kriteria yang menentukan nilai dan status hukum amal yang
dilakukannya. Niat juga berperan penting dalam ajaran Islam, khususnya dalam
perbuatan yang berdasarkan perintah syara' atau menurut sebagian ulama
dalam perbuatan yang mengandung harapan untuk mendapatkan pahala dari
Allah SWT dan juga dapat menentukan nilai, kualitas, serta hasilnya, yakni
pahala yang akan diperolehnya.
42
2.4.3. lntensi Berpoligami
lntensi yaitu kemungkinan subjektif seseorang untuk memunculkan tingkah laku
tertentu (Ajzen, 1975: 88). lntensi berpoligami yaitu kemungkinan subjektif
seseorang untuk melakukan poligami. lntensi dapat digunakan untuk
mengetahui berbagai kecenderungan bertingkah laku termasuk kecenderungan
tingkah laku berpoligami.
Ajzen (1988 :182) mengasumsikan intensi menggambarkatn faktor-faktor
motivasional yang mempunyai dampak terhadap perilaku :seseorang. lntensi
menunjukkan seberapa kuat seseorang bersedia mencoba, seberapa jauh ia
akan merencanakan untuk melakukannya. lntensi ini tetap merupakan disposisi
perilaku menjadi aksi atau tindakan. Jika suatu perilaku berada dibawah kendali
kemauan maka usaha orang tersebut akan terwujud sebagai aksi. Hal ini berarti
bahwa disposisi yang paling dekat berhubungan dengan kecenderungan untuk
beperilaku secara khusus adalah intensi untuk menampilkan perilaku yang
dimaksud, dalam hal ini yaitu intensi untuk berpoligami.
lntensi seseorang untuk menampilkan suatu tingkah laku juga dipengaruhi oleh
dan faktor personal dan faktor pengaruh sosial. faktor personal adalah evaluasi
positif atau negatif individu untuk menampilkan tingkah laku. Faktor ini disebut
sebagai sikap terhadap tingkah laku. Sebagai contoh, seseorang akan terlebih
dahulu mengevaluasi konsekwensi positif dan negatif yang akan timbul sebelum
43
individu melakukan poligami. Setelah mengevalusinya, individu akan memiliki
sikap yang favourable atau unfavourable terhadap tingkah laku berpoligami ini.
Faktor yang kedua yaitu pengaruh sosial merupakan persepsi seseorang
terhadap tekanan sosial untuk menampilkan atau tidak menampilkan tingkah
laku. Faktor kedua ini disebut sebagai norma subjektif. Misalnya, dalam
berpoligami seseorang mungkin akan berfikir bahwa oran~1-orang yang dekat
dengannya juga mempunyai pikiran bahwa individu seharusnya berpoligami
atau tidak berpoligami.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa individu akan berintensi
(berniat) untuk menampilkan tingkah laku berpoligami ketika individu
mengevaluasi bahwa tingkah laku tersebut positif (sikapnya favourable) dan
ketika individu tersebut yakin bahwa orang-orang sekitarnya juga berharap
bahwa individu seharusnya menampilkan tingkah laku tersebut.
2.5. Sekilas Daarut Tauhid Cipaku Jakarta
Perjalanan aktivitas Daarut Tauhid (OT) Jakarta tidak lepas dari aktivitas
dakwah KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) dengan kegiatan ceramahnya.
Tahun 1993-1994, beberapa santri OT yang tinggal di Jakarta mulai
mensosialisasikan dakwah Aa Gym melalui kaset, stiker lslami serta tulisan
tulisan. Jamaah yang kebanyakan kawula muda dalam jurnlah yang masih
sedikit, mendapatkan siraman taushiah dari Aa Gym. Saat itu beberapa jamaah
44 PEFW!JST.l\liAAN UTAMA
I UlM SYABIF !l!Ol\YAllJ!..LAM ,IAKl\f!TA
yang ada, merasa perlu untuk memupuk pembinaan OT dengan membentuk
suatu pengajian rutin. Setelah dalam beberapa kesempatan mengikuti kegiatan
di Ponpes OT Bandung, akhirnya mereka bisa merealisasikan pengajian rutin
terse but.
Tahun 1994-1996, Aa Gym semakin sering mengunjungi Jiakarta dalam
kegiatan tausyiah di kantor-kantor dan mesjid-mesjid. Jumlah jamaah di Jakarta
telah bertambah banyak. Hal ini disebabkan dakwah Pesantren OT di kota
Bandung telah mampu menarik perhatian masyarakat Jakarta yang mendapat
informasi aktivitas OT dari tulisan surat kabar maupun pameran-pameran rutin
yang diikuti seperti arena PRJ (Pekan Raya Jakarta). Parneran Buku di Balai
Sidang Senayan dan lain-lain. Pada saat itu walaupun jarnaah sudah semakin
besar, tetapi masih terpencar-pencar.
Akhir tahun 1996, atas prakarsa Palgunadi T. Setyawan, rnulai dilakukan
pertemuan rutin warga OT di Jakarta. Bertempat di kediaman beliau di Lebak
Bulus, pertemuan rutin yang dilakukan ini dimaksudkan untuk menghimpun
jamaah OT di Jakarta yang belum punya wadah kegiatan l<husus. Beberapa kali
Aa Gym dalam kesempatan berceramah di Jakarta menye!mpatkan bertemu
dengan jamaah tersebut yang kemudian sekaligus menjacli tempat
persinggahan Aa Gym di Jakarta. Pada saat itu ikatan antar jamaah semakin
kuat karena lebih sering bertemu.
45
Pada tahun 1998, pasang surut perekonomian kopontren seiring dengan kondisi
krisis yang berkepanjangan membuat aktivitas bisnis kopontren OT Jakarta
menjadi lesu. Tetapi justru di saat-saat sulit ekonomi, dakwah lslamiah di OT
Jakarta semakin menggebu, maka pada hari Ahad tanggal 1 Muharam 1419 H
diresmikan sebuah kegiatan dakwah OT Jakarta dalam musyawarah di Lebak
Bulus Jakarta Selatan. Oisepakati H. Firman Affandie sebagai ketua dan
Palgunadi sebagai penasehat dengan beberapa staf yang lainnya. Menyadari
bahwa dengan mendengarkan dan mengamalkan taushiah Aa Gym itu
bermanfaat, para santri lama ini pun berpikir bagaimana agar ceramah ini bisa
berlangsung di Jakarta. Oengan dukungan Haris Lohot M., MBA, H. Yahya
Rosita, Hj. Ningrum Maurice N., H. Bambang Suhardjo se1ia jamaah lainnya
dimulailah penyelenggaraan Pengajian Qolbun Salim den!~an pemberi materi
tausyiah Aa Gym sendiri. Pengajian ini mendapat dukungan dari berbagai
kalangan masyarakat.
Perbedaan OT Jakarta dari Bandung adalah kecenderungannya menyesuaikan
demografi wilayah yakni atmosfir (budaya masyarakat) dan tata lakunya.
Programnya masih menyesuaikan dengan keinginan jamaah. Trademark
Qolbun Salim membentuk Manajemen Qolbu dapat ditransfer ke dalam pola
pikir masyarakat Jakarta dan berkembangnya metropolitan. OT Jakarta
mencoba memadukan MQ ke dalam pola qolbu jamaah s1~cara pribadi.
(www.dtjakarta.or.id)
46
Adapun salah satu kegiatan rutin di DT Jakarta yaitu Majelis SEHATI. Majelis ini
terbentuk pada bulan Oktober 2003 atas ide dari GAMADA (Keluarga
Mahasiswa Daarut Tauhid Jakarta). Majelis ini merupakan ajang "penta'arufan"
jamaah yang belum pernah dan ingin segera menikah. Pada awalnya, kajian
majelis SEHATI ini hanya untuk kalangan Daarut Tauhid sendiri, namun setelah
diselenggarakannya RAKER (Rapat Kerja) Yayasan DT Jakarta pada bulan
April 2004 Majelis SEHATI ini resmi dibuka untuk umum. Dari peresmian ini
mendapatkan sambutan hangat dari jamaah umum, khususnya mereka yang
belum pernah dan ingin segera menikah.
2.6. Kerangka berpikir
Poligami hingga saat ini masih menjadi salah satu pembahasan yang menjadi
kontroversi antara segolongan orang yang mendukung dan yang tidak
mendukung. Beberapa pendapat yang mendukung poligami adalah melakukan
dengan berdasar pada hukum-hukum yang ada dalam Islam. Dan beberapa
golongan yang kurang mendukung adalah mengambil gannbaran dari bukti-bukti
nyata dalam kehidupan yang menghasilkan kisah-kisah tidak baik dengan
adanya proses poligami.
Perbedaan pendapat dan pemahaman seperti ini tetap mEmjadi landasan dari
masing-masing untuk memberi pernyataan sikap terhadap poligami. Bagaimana
keduanya lebih cenderung pada sikap untuk mernperbe>lehkan poligami atau
47
tidak, bahkan rnernpunyai niat untuk rnelakukan poligarni atau tidak tentunya
dengan pengaruh dari orang-orang terdekat (rnisalnya isteri dan keluarga).
Masalah poligarni rnerupakan hal yang sangat berat, karena hanya orang-orang
yang rnarnpu rnernenuhi persyaratannya saja yang dapat rnelakukan poligami,
itupun dalarn keadaan darurat.
Berikut bagan faktor-faktor yang dapat rnernpengaruhi intensi berpoligarni
Jarnaah OT Jakarta :
Keyakinan tentang konsekwensi berpoligarni
evaluasi tentang konsekwensi berpoligarni
Keyakinan pendapat tokoh yang berpengaruh atau orang terdekat (significant other)
Motivasi untuk rnernenuhi harapan orang lain
..___
>---
-
-Sikap
Jarnaah OT Jakarta
1-- Norma subjektif
F aktor-faktor yang
rnengharnbat atau rnendukung
poligarni
>--·---
lntensi berpoligarni
---
48
Dengan berlandaskan pemaparan tersebut, penulis berusaha untuk meneliti
hubungan antara sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan perceived
behavioral.control der\gan intensi berpoligami Jamaah Daarut Tauhid Jakarta.
Dalam hal ini penulis akan menggunakan teori dari Fishbein dan Ajzen yang
berkaitan dengan intensi berpoligami. Dijelaskan bahwa inltensi adalah
kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu perbualtan dengan berdasar
pada sikap dan norma subjektif. lntensi ini merupakan dapat berupa persetujuan
atau keinginan ataupun tidak kesetujuan atau ketidakinginan terhadap poligami
tersebut. Hal ini merupakan proses integrasi dari belief-belief yang didapatnya
dengan disertai evaluasi terhadap objek itu.
2.7. Hipotesis
•!• Hipotesa Alternatif (Ha)
- Ada hubungan antara sikap terhadap perilaku berpoligami dengan intensi
berpoligami pada jamaah Daarut Tauhid Jakarta.
- Ada hubungan antara norma subjektif dengan intensi berpoligami pada jamaah
Daarut Tauhid Jakarta.
- Ada hubungan antara perceived behavioral control dengan intensi berpoligami
pada jamaah Daarut Tauhid Jakarta.
- Ada hubungan antara sikap terhadap perilaku berpoligami, norma subjektif,
dan perceived behavioral control dengan intensi berpoligami pada jamaah
Daarut Tauhid Jakarta.
•!• Hipotesa Nol (Ho)
- Tidak ada hubungan antara sikap terhadap perilaku berpoligami dengan
intensi berpoligami pada jamaah Daarut Tauhid Jakarta.
49
- Tidak ada hubungan antara norma subjektif dengan intensi berpoligami pada
jamaah Daarut Tauhid Jakarta.
- Tidak ada hubungan antara perceived behavioral control dengan intensi
berpoligami pada jamaah Daarut Tauhid Jakarta.
- Tidak ada hubungan antara sikap terhadap perilaku berpoligami, norrna
subjektif, dan perceived behavioral control dengan intens.i berpoligarni pada
jamaah Daarut Tauhid Jakarta.
BAB3
METODOLOGI PENELITIA.N
3.1. Jenis Penelitian
3.1.1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif.
Pendekatan ini dipilih karena data yang diperoleh adalah berbentuk angka
angka yang menggambarkan jumlah, dan angka-angka tersebut dianalisis
dengan menggunakan uji statistik (Arikunto,1998: 213).
3.1.2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode deskriptif korelasional yang dipilih karena sesuai dengan tujuan dari
penelitian yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sikap terhadap
perilaku berpoligami, norma subjektif, dan perceived behavioral control dengan
intensi berpoligami pada jamaah Daarut Tauhid Jakarta. lllletode penelitian ini
dipilih karena dengan metode ini peneliti dapat memperoleh gambaran
mengenai hubungan antar variabel yang akan diteliti.
3.1.3. Definisi Variabel dan Operasional Variabel
3.1.3.1. Definisi Variabel
51
Variabel yaitu suatu objek penelitian atau sesuatu yang rnenjadi titik perhatian
pada suatu penelitian (Arikunto, 1998 : 94). Variabel dalarn penelitian ini terdiri
dari variabel bebas (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent
Variable). Adapun yang menjadi Independent Variable dalam penelitian ini
adalah Sikap terhadap perilaku berpoligami (X1), Norma Subjektif (X2), dan
Perceived Behavioral Control (X3), sedangkan yang menjadi Dependent
Variable-nya yaitu lntensi berpoligami (Y).
Adapun definisi operasional untuk keempat variabel ini adalah sebagai berikut :
1. Sikap terhadap perilaku berpoligami yaitu penilaian atau pandangan
seseorang mengenai poligami.
2. Norma subjektif yang dimaksud yaitu keyakinan-keyakinan atau persepsi
dari pendapat tokoh atau orang lain yang penting yang dapat mempengaruhi
seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku. Dalam hal
ini mengenai perilaku berpoligami. Dengan kata lain, bahwa norma subjektif
ini merupakan persepsi seseorang mengenai pengaruh dari lingkungan
sosial yang dapat mempengaruhi suatu keyakinan ses13orang untuk
melakukan atau tidak melakukan perilaku.
52
3. Perceived Behavioral Control yaitu persepsi rnengenai sulit tidaknya
rnelakukan suatu perilaku dan rnerupakan garnbaran pengalarnan rnasa lalu
individu dengan perilaku bersangkutan dan sekaligus antisipasi rnasa depan.
4. lntensi berpoligarni adalah niatan seseorang untuk rnelakukan perilaku
berpoligarni tersebut sebagai cerrninan dari perilaku.
3.1.3.2. Operasional Variabel
Adapun operasional variabel dari rnasing-rnasing variabel dalarn penelitian ini
adalah rnerujuk pada Theory of Planned Behaviordari Fishbein dan Ajzen
(1988), yaitu :
1. Sikap terhadap perilaku berpoligarni
Adapun aspek-aspek dalarn pernbentukan sikap, yaitu :
a) Behavioral belief adalah keyakinan-keyakinan yang dirniliki seseorang
tentang konsekwensi-konsekwensi yang akan diterima oleh individu dari
perilaku berpoligarni. Konsekwensi tersebut bisa dalarn berbagai aspek
kehidupan, karena dalarn penelitian ini adalah dalarn bidang sosial, dan
perilaku berpoligarni juga rnerupakan fenornena sosial rnaka
konsekwensi yang rnernungkinkan rnuncul yaitu l<onsekwensi dari dalarn
kehidupan sosial.
b) Evaluation of behavioral belief (evaluation of that consequence) yang
rnerupakan evaluasi yang positif atau negatif terhaclap konsekwensi-
53
konsekwensi yang diyakini seseorang terhadap perilaku berpoligami
tersebut. Evaluasi disini dalam artian meliputi evaluasi baik atau
buruknya penilaian seseorang terhadap konsekwensi yang akan diterima
pada lingkup kehidupan sosial.
2. Norma subjektif
Adapun aspek-aspek yang membentuk norma subjektif yaitu :
a) Normative belief adalah keyakinan-keyakinan yang IDerhubungan dengan
harapan atau keinginan orang lain (significant other) mengenai perilaku
berpoligami yang mempengaruhi seseorang untuk rnelakukan atau tidak
melakukan perilaku berpoligami tersebut. Keyakinan yang akan
mempengaruhi seseorang tersebut dalam penelitian ini misalnya isteri
pertama, karena keinginan atau harapan isteri pertama untuk dimadu
adalah faktor utama dalam perilaku poligami.
b) Motivation to comply, merupakan motivasi seseorang untuk mengikuti
harapan orang lain, atau sekelompok orang yang pro poligami bahkan
orang yang telah melakukan poligami untuk melakukan atau tidak
melakukan perilaku poligami tersebut.
54
3. Perceived Behavioral Control
Perceived Behavioral Control rnenggarnbarkan persepsi individu rnengenai
rnudah atau sulitnya rnenarnpilkan tingkah laku tertentu dan diasurnsikan
sebagai refleksi dari pengalarnan rnasa lalu dan juga hambatan-harnbatan yang
diantisipasi.
4. lntensi berpoligami
lntensi adalah niatan seseorang untuk rnelakukan perilaku berpoligarni sebagai
cerminan dari perilaku. Adapun yang rnempengaruhi intensi adalah sikap,
norrna subjektif serta perceived behavioral control yaitu acla atau tidak adanya
niat untuk melakukan poligami karena dorongan pribadi atau karena termotivasi
oleh lingkungan sosial yang disertai oleh kontrol yang dirniliki oleh seseorang
tersebut.
3.2. Pengambilan Sampel
3.2.1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 1998: 108). Adapun
populasi dalam penelitian ini yaitu jarnaah Daarut Tauhid Cipaku Jakarta yang
berjumlah 12.300 orang. Karena luasnya populasi maka dalarn penelitian ini
sampel yang akan diarnbil sebanyak 60 orang dan sarnpel yang digunakan
55
dalam penelitian ini adalah jamaah Kajian Fiqih Kontempomr dan jamaah Kajian
SEHATI. Sampel suatu bagian dari populasi yang akan cliteliti dan dianggap
dapat menggambarkan populasinya (Soehartono, 1999 : 5i'). Jumlah sampel
yang digunakan terdiri dari 30 orang jamaah Kajian Fiqih Kontemporer clan 30
orang jamaah Kajian SEHATI. Pada penelitian ini, peneliti rnengambil sampel
Kajian Fiqih Kontemporer karena status jamaahnya sudah menikah, sedangkan
pada Kajian SEHATI merupakan jamaah yang belum menil<ah untuk
menyeimbangkan antara jumlah jamaah yang menikah clengan belum menikah.
3.2.2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel berdasarkan kelompok yang digunakan yaitu
purposive sampling (sampel bertujuan) karena peneliti sud:ah memiliki sampel
berdasarkan kriteria sampel yang sudah ditetapkan sebelumnya dan dianggap
relevan dengan tujuan penelitian (Arikunto, 2002 : 117). Aclapun karakteristiknya
yaitu:
1. Jamaah laki-laki yang mengaji di Daarut Tauhid Jakarta.
2. Kelompok jamaah yang sudah menikah (Kajian Fiqih Kontemporer) dengan
kelompok yang belum menikah (Kajian SEHATI).
Adapun cara pengambilan sampel dalam menentukan subjek yang akan
dijadikan penelitian maka peneliti menggunakan teknik Random Sampling pada
56
orang-orang yang menjadi jamaah (members of group) dari kelompok yang
telah ditentukan yaitu kelompok pada kajian Fiqih Kontemporer dengan
kelompok pada kajian SEHATI, sehingga setiap jamaah laki-laki mempunyai
kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian (Arikunto, 1998 : 111 ).
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Instrument Penelitian
Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini ad:alah menggunakan
skala Likert yang terdiri atas sejumlah pernyataan yang semuanya menunjukkan
sikap terhadap suatu objek tertentu (Soehartono, 1999: 77) dan skala Semantic
differential yang terdiri atas sejumlah ciri yang dinyatakan clengan kata sifat
berdasarkan dua kutub yang berlawanan (Soehartono, 19SJ9: 83). Berikut blue
print dari skala sikap, norma subjektif, perceived behavioral control dan intensi
untuk berpoligami.
57
Tabel 3.1
Blue print skala Sikap terhadap perilaku berpoligami
Nt:>mor aitem
No Aspek lndikator favourabl Un
Jml Favoura
e ble
Sikap terhadap • Keyakinan- 1,2,3,5,6,9, 4,7,8, 23 perilaku poligami keyakinan terhadap 11,12,'15, 10,13,14,
konsekwensi- 17,21 16,18,19, konsekwensi 20,22,23 perilaku berpoligami (behavioral belief)
• Evaluasi dari 1,2,3,5,6,9, 4,7,8, 23 keyakinan terhadap 11,12,15, 10,13,14, konsekwensi- 17,21 16,18,19, konsekwensi 20,22,23 perilaku berpoligami (evaluation to behavior belief)
JUMLAH 22: 24 46
Tabel 3.2
Blue print skala Norma Subjektif
No Aspek lndikator Jml
Norma • Keyakinan normatif (normative belief) 8 subjektif keyakinan individu yang berhubungan dengan
harapan dan keinginan orang lain yang dapat mempeni:iaruhi seseorana terhadao ooliaami
G Motivasi untuk memenuhi keyakinan 8 normative (motivation to comely)
JUMLAH 16
Tabel 3.3
_ ..• ----, .... -----· ...... ----__ • I
\---~ "' !STIXiZ~AN t\1:1:\t>l\li< \
. P!:Rr ~, n 'l\ll.lll.M'I ;,l\\<.i\W~!\ \
um S'll\Rlr 1-\\)l,'1 ------------·--·~-~···-....
Blue print skala Perceived Behavioral Control
Nomoraitem
No Aspek lndikator favour Un
Favou able
rable
Perceived Behavior • Hal-hal yang '1,2,3 4,5,6 Control rnendorong niat
seseorang untuk berooliaarni
• Hal-hal yang 1,2,3 4,5 rnengharnbat atau rnenyulitkan niat seseorang untuk berpoliaarni
JUMLAH 6 5
Tabel 3.4
Blue print skala lntensi berpoligarni
No Aspek lndikator Jml
lntensi untuk Sikap 1 berpoligarni Norma subiektif 1
Perceived behavioral 1 control
JUMLAH 3
58
Jml
6
5
11
3.3.2. Tipe dan Cara Scoring Instrument
Berikut ini tipe dan cara scoring instrument yang digunakan oleh peneliti pada
masing-masing skala :
1. Skala sikap terhadap perilaku berpoligami
Untuk mengukur sikap terhadap perilaku berpoligami, penulis menggunakan
model skala Likert. Skala yang digunakan yaitu dengan memggunakan empat
pilihan respon untuk menyikapi setiap pernyataan yang ada. Penulis
menggunakan jumlah respon genap dengan pertimbangan bahwa jurnlah
responden yang ganjil akan menimbulkan kecenderungan jawaban ragu-ragu
atau netral. Adapun kategori dari masing-masing skala ternebut yaitu :
);. Behavioral Belief
1) Sangat setuju
2) Setuju
3) Tidak setuju
4) Sangat tidak setuju
);. Evaluation to Behavioral Beliefs
1) Sangat setuju
2) Setuju
3) Tidak setuju
4) Sangat tidak setuju
59
60
Penulisan penetapan penskoran dari 1 sampai 4 dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 3.5
Tabel skor Behavioral Belief
Point Favourable Unfavourable 1 STS SS ·-2 TS s
·-3 s TS
·-4 SS STS
·-
Tabel 3.6
Tabel skor Evaluation to Behavioral Belief
·-Point Favourable Unfavourable
1 SBU SBA ·-
2 BU BA ·-
3 BA BU ·-
4 SBA SBU
2. Skala Norma Subjektif
Untuk mengukur norma subjektif, penulis juga menggunakan model skala Likert.
Skala yang digunakan yaitu dengan menggunakan empat pilihan respon untuk
menyikapi setiap pernyataan yang ada. Penulis menggunakan jumlah respon
genap dengan pertimbangan bahwa jumlah responden yang ganjil akan
menimbulkan kecenderungan jawaban ragu-ragu atau netral. Adapun kategori
dari skala tersebut yaitu :
61
1) Sangat setuju
2) Setuju
3) Tidak setuju
4) Sangat tidak setuju
Penulisan penetapan penskoran dari 1 sampai 4 dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 3.7
Tabel skor Nonna Subjektif
Point Favourable Unfavourable 1 STS SS 2 TS s 3 s TS 4 SS STS
3. Skala Perceived Behavioral Control
Untuk mengukur perceived behavioral control, penulis menggunakan model
skala Likert. Skala yang digunakan yaitu dengan menggunakan empat pilihan
respon untuk menyikapi setiap pernyataan yang ada. Penulis menggunakan
jumlah respon genap dengan pertimbangan bahwa jumlah responden yang
ganjil akan menimbulkan kecenderungan jawaban ragu-raigu atau ne1tral.
Adapun kategori dari skala tersebut yaitu :
1) Sangat setuju
62
2) Setuju
3) Tidak setuju
4) Sangat tidak setuju
Penulisan penetapan penskoran dari 1 sampai 4 dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 3.8
Tabel skor Perceived Behavioral Control
Point Favourable Unfavourable 1 STS SS 2 TS s 3 s TS 4 SS STS
4. Skala lntensi
Untuk mengukur intensi, penulis menggunakan model skala semantic differential
yang mengukur setiap variabel penelitian berdasarkan format alat yang
disarankan oleh Ajzen dan Fishbein (1988) meskipun terdapat sedikit modifikasi
oleh penulis. Modifikasi tersebut terutama terletak pada aspek penampilan
secara umum dan format jawaban. Skala yang digunakan yaitu dengan
menggunakan empat pilihan respon untuk menyikapi setiap pernyataan yang
ada.
63
Tabel 3.9
Adapun kategori dari skala tersebut yaitu :
No aitem Pilihan
1 Sangat sulit sulit mudah Sangat mudah
2 Sangat mustahil mustahil Mungkin Sangat mungkin
3 Sangat besar Besar Kee ii Sangat kecil
3.3.3. Teknik Uji Instrument Penelitian
A. Uji Validitas Instrument
Validitas merupakan derajat ketepatan atau kecermatan suatu alat ukur tentang
fungsi sebenarnya yang diukur. Menurut Saifuddin Azwar, validitas yaitu sejauh
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam mHlakukan fungsi
ukurnya (Azwar, 2004 : 5). Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan, dan dapat mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh
mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas
yang dimaksud. Pada penelitian ini, untuk menguji validitas alat ukur penulis
menggunakan korelasi Product Moment Pearson dengan taraf signifikansi 0,05
atau 0,01. Adapun rumusannya yaitu sebagai berikut :
64
Keterangan :
rxy = angka indeks korelasi "r" product moment
N = jumlah subjek penelitian
L:X = jumlah skor X
L:Y = jumlah skor Y
L:xy= jumlah hasil perkalian antara skor X dengan skor Y
B. Uji Reliabilitas Instrument
Reliabilitas merupakan derajat ketepatan dan ketelitian atau akurasi yang
ditunjukkan oleh instrument pengukuran, atau dengan pengertian lain sejauh
mana alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Arikunto, 1998 : 154 ).
Pengukuran yang mempunyai reliabilitas yang tinggi bisa clikatakan bahwa
pengukuran tersebut reliabel.
Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha
Cronbach yang diperoleh lewat penyajian satu bentuk sl<ala yang dikenakan
hanya sekali saja pada sekelompok responden dengan rurnus sebagai berikut :
a = ( _L) (1 - 2:: sj2)
i<-1 sx2
65
a = koefisien reliabilitas Alpha
k = banyaknya belahan
sj2 = varians skor belahan
sx2 = varians skor total
3.4. Teknik Analisis Data
3.4.1. Uji Validitas
1) Validitas skala sikap
Adapun validitas skala sikap dari hasil try out adalah seperti tabel dibawah
ini:
Tabel 3.10
Hasil Try Out Skala Sikap (Behavioral Beliefs)
No r-hitung r-tabel Keterangan a item
1 0,361 0,334 VALID 2 0,410 0,334 VALID 3 0,560 0,334 VALID 4 0,396 0,334 VALID 5 0,308 0,334 TIDAK VAL.ID 6 0,552 0,334 VALID 7 0,262 0,334 TIDAK VAL.ID 8 0,205 0,334 TIDAK VAL.ID 9 0,418 0,334 VALID 10 0,527 0,334 VALID 11 0,057 0,334 TIDAKVALID 12 0,524 0,334 VALID 13 0,261 0,334 TIDAKVALID
66
14 0,543 0,334 VALID 15 0,470 0,334 VALID 16 0,459 0,334 VALID 17 0,335 0,334 VALID 18 0,348 0,334 VALID 19 0,606 0,334 VALID 20 0,626 0,334 VALID 21 0,403 0,334 VALID 22 0,548 0,334 VALID 23 0,563 0,334 VALID
Tabel 3.11
Hasil Try Out Skala Sikap (Evaluation To Behavioral Beliefs)
No r-hitung r-tabel Keterangan a item
1 0,195 0,334 TIDAKVALID 2 0,574 0,334 VALID 3 0,559 0,334 VALID 4 0,375 0,334 VALID 5 0,413 0,334 VALID 6 0,449 0,334 VALID 7 0,298 0,334 TIDAKVALID 8 0,274 0,334 TIDAKVALID 9 0,217 0,334 TIDAKVALID 10 0,635 0,334 VALID 11 0,474 0,334 VALID 12 0,463 0,334 VALID 13 0,269 0,334 TIDAKVALID 14 0,622 0,334 VALID 15 0,294 0,334 TIDAKVALID 16 0,691 0,334 VALID 17 0,561 0,334 VALID 18 0,539 0,334 VALID 19 0,608 0,334 VALID 20 0,659 0,334 VALID 21 0,460 0,334 VALID 22 0,541 0,334 VALID 23 0,576 0,334 VALID
68
Aitem valid pada kuesioner A tidak dipakai semuanya sebagai alat ukur
penelitian, ada beberapa aitem yang tidak terpakai, dengan alasan antara
behavior belief dengan evaluation of behavior belief harus; sesuai. Jadi, jika ada
satu aitem yang gugur pada salah satu aspek, maka aitem pada aspek yang lain
tidak dipakai. Adapun aitem yang digunakan pada kuesioner A (Behavior
beliefs) adalah 15 aitem yaitu aitem no 2,3,4,6, 10, 12, 14, 1B, 17,
18, 19,20,21,22,23.
2) Validitas skala norma subjektif
Adapun validitas skala norma subjektif dari hasil try out adalah seperti tabel
dibawah ini :
Tabel 3.13
Hasil Try Out Skala Norma Subjektif 1
No r-hitung r-tabel Keteranga1n a item
1 0,778 0,334 VALID 2 0,767 0,334 VALID 3 0,666 0,334 VALID 4 0,892 0,334 VALID 5 0,822 0,334 VALID 6 0,898 0,334 VALID 7 0,918 0,334 VALID 8 0,865 0,334 VALID
69
Tabel 3.14
Hasil Try Out Skala Norma Subjektif 2
No r-hitung r-tabel Keterangan aitem
1 0,747 0,334 VALID 2 0,801 0,334 VALID 3 0,672 0,334 VALID 4 0,911 0,334 VALID 5 0,907 0,334 VALID 6 0,898 0,334 VALID 7 0,935 0,334 VALID 8 0,911 0,334 VALID
Berdasarkan hasil pengujian alat ukur validitas dengan mEmggunakan teknik
korelasi Product Moment Pearson dari 16 aitem yang terdiri dari 8 aitem
normative beliefs dan 8 aitem motivation to comply pada kuesioner C (terlampir)
yang dibandingkan dengan r-tabel, maka dapat diperoleh semua aitem yaitu 16
aitem yang valid pada taraf signifikansi 5% atau pada taraf signifikansi 1 %.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.15
Hasil uji alat ukur skala Norma Subjektif
No Aspek lndikator Jml
Norma • Keyakinan normative (normative belief) 8 subjektif keyakinan individu yang berhubungan
dengan harapan dan keinginan orang lain yang dapat mempengaruhi seseorang seseoranq untuk berooliaami
• Motivasi untuk memenuhi keyakinan 8 normative (motivation to comolv)
JUMLAH 16
70
Keterangan :
Tanda (*) menunjukkan aitem yang valid.
3) Validitas skala perceived behavioral control
Adapun validitas skala perceived behavioral control dari hasil try out adalah
seperti tabel dibawah ini :
Tabel 3.16
Hasil Try Out Skala PBC 1
No r-hitung r-tabel Keterangan a item
1 0,220 0,334 TIDAKVALID 2 0,114 0,334 TIDAKVALID 3 0,315 0,334 TIDAKVALID 4 0,203 0,334 TIDAKVALID 5 0,482 0,334 VALID 6 0,465 0,334 VALID
Tabel 3.17
Hasil Try Out Skala PBC 2
No r-hitung r-tabel Keterangan a item
1 0,800 0,334 VALID 2 0,823 0,334 VALID 3 0,831 0,334 VALID 4 0,046 0,334 TIDAKVALID 5 0,800 0,334 VALID
71
Berdasarkan hasil pengujian alat ukur validitas dengan menggunakan teknik
korelasi Product Moment Pearson dari 11 aitem yang dibandingkan dengan r-
tabel, maka dapat diperoleh 5 aitem yang valid pada taraf signifikansi 5% atau
pada taraf signifikansi 1 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.18
Hasil uji alat ukur skala Perceived Behavioral Control
Nomoraitem
No Aspek lndikator fa.voura Un Jml
Favou ble
rable
Perceived Behavior • Hal-hal yang 1,2,3 4,5*,6* 6 Control mendorong niat
seseorang untuk berooligami
• Hal-hal yang 1*,2*,3* 4,5* 5 menghambat atau menyulitkan niat seseorang untuk I
berooliaami I JUMLAH 6 5 11
Keterangan :
Tanda (*) menunjukkan aitem yang valid.
4) Validitas skala intensi
Adapun validitas skala intensi dari hasil try out adalah seperti tabel dibawah ini :
72
Tabel 3.19
Hasil Try Out Skala lntensi
No r-hitung r-tabel Keterangan a item
1 0,622 0,334 VALID 2 0,681 0,334 VALID 3 0,640 0,334 VALID
Berdasarkan hasil pengujian alat ukur validitas dengan menggunakan teknik
korelasi Product Moment Pearson dari 3 aitem yang dibandingkan dengan r-
tabel, maka dapat diperoleh semua aitem valid pada taraf signifikansi 5% atau
pada taraf signifikansi 1 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.20
Hasil uji alat ukur skala lntensi
No Aspek lndikator Jml
lntensi untuk Sikap 1* berpoligami Norma subiektif 1*
Perceived behavioral 1*
control JUMLAH 3
Keterangan :
Tanda (*) menunjukkan aitem yang valid
73
3.4.2. Uji Reliabilitas
Berdasarkan penjelasan Guilford dan Fruchter, (Arikunto, 1998) klasifikasi
koefisien reliabilitas seperti pada tabel berikut :
Tabel 3.21
Besar nilai reliabilitas interpretasi
> 0.900 Sang.at reliabel 0.700 sampai 0.900 Reliabel 0.400 sampai 0.700 Cukup reliabel 0.200 sampai 0.400 Kurang reliabel
< 0.200 Tidak reliabel
1) Reliabilitas ska la sikap
> Behavioral beliefs
Pada uji reliabilitas skala behavioral beliefs (skala sikap) menggunakan
rumus Alpha Cronbach, koefisien reliabilitas yang diperoleh dari hasil
perhitungan tersebut adalah 0,870 berdasarkan data tersebut dapat
diartikan bahwa instrument yang digunakan adalah reliabel, karena
berkisar antara 0,700-0,900.
> Evaluation of behavioral beliefs
Pada uji reliabilitas skala evaluation of behavioral beliefs (skala sikap)
menggunakan rumus Alpha Cronbach, koefisien reiiabilitas yang
diperoleh dari hasil perhitungan tersebut adalah 0,897 berdasarkan data
tersebut dapat diartikan bahwa instrument yang digunakan adalah
reliabel, karena berkisar antara 0,700-0,900.
74
2) Reliabilitas skala norma subjektif
Pada uji reliabilitas skala sikap menggunakan rumus Alpha Cronbach,
koefisien reliabilitas yang diperoleh dari hasil perhitungan tersebut adalah
0,953 dan 0,959 berdasarkan data tersebut dapat cliartikan bahwa
instrument yang digunakan reliabilitasnya adalah tinggi, karena berkisar
> 0,900.
3) Reliabilitas skala perceived behavioral control
Pada uji reliabilitas skala sikap menggunakan rumus Alpha Cronbach,
koefisien reliabilitas yang diperoleh dari hasil perhitungan tersebut adalah
0,582 dan 0,941 berdasarkan data tersebut dapat cliartikan bahwa
instrument yang digunakan adalah cukup reliabel pada PBC 1 dan sangat
reliabel pada PBC 2, karena berkisar antara 0,400-0,600 dan > 0,900.
4) Reliabilitas skala intensi
Pada uji reliabilitas skala sikap menggunakan rumus Alpha Cronbach,
koefisien reliabilitas yang diperoleh dari hasil perhitungan tersebut adalah
0,307 berdasarkan data tersebut dapat diartikan bahwa instrument yang
digunakan adalah kurang reliabel, karena berkisar antara 0,200-0,400.
75
3.5. Prosedur Penelitian
A. Persiapan penelitian
Pada bagian ini akan dijelaskan secara garis besar tahapan penelitian. Pertama,
merumuskan tingkah laku yang akan diprediksi, setelah tingkah laku yang
diprediksi terumuskan, tahap berikutnya melakukan proses pengumpulan
pendapat (elisitasi). Dinamakan elisitasi karena tujuannya untuk menggali apa
yang paling menonjol atau paling muncul (elisit) dalam ke11akinan (belief)
seseorang atau sekumpulan orang. Elisitasi dilakukan terhadap salient
behavioral belief yang berkaitan dengan konsekwensi-konsekwensi dari
perilaku, kemudian elisitasi dilakukan pula terhadap salient normative belief
yang berkaitan dengan harapan individu terhadap dirinya, dan yang terakhir
adalah elisitasi terhadap salient control belief yang berhubungan dengan
sumber-sumber dan kesempatan-kesempatan yang dibutuhkan untuk
memunculkan tingkah laku. Dari salient belief yang berhasil dikumpulkan dari
suatu sampel, kemudian dilakukan seleksi untuk menentukan modal salient
belief, umumnya ditentukan berdasarkan salient belief dengan frekwensi
tertinggi. Selanjutnya menyusun instrument penelitian.
B. Pelaksanaan penelitian
Berdasarkan pengambilan sampel, maka penelitian ini dilakukan di Daarut
76
Tauhid Cipaku Jakarta, untuk uji coba (try out) dilakukan pada karyawan Daarut
Tauhid Jakarta baik pada cabang Cipaku maupun cabang Ciputat yang
dilaksanakan pada tanggal 5-18 Juli 2007, sedangkan pelaksanaan penelitian
pada jamaah Daarut Tauhid Jakarta tanggal 19-22 Juli 2007 ketika
dilaksanakannya Kajian Fiqih Kontemporer dan Kajian SEHATI.
C. Pengolahan data
Data yang telah didapat kemudian diolah dengan proses :
1) Pemberian kode dan melakukan scoring
2) Input data
3) Analisa data menggunakan metode statistik, yaitu den!~an menggunakan
SPSS versi 12
D. Menyusun laporan penelitian
BAB4
PRESENTASI DAN ANALISA DATA
4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Pengambilan responden dalam penelitian ini sebanyak 60 orang jamaah Daarut
Tauhid Jakarta yang memenuhi karakteristik sampel, yaitu jamaah yang mengaji
di mesjid Daarut Tauhid Jakarta serta berstatus menikah clan belum menikah.
Pada uji coba alat tes (try out) penulis menggunakan sarnpel karyawan Daarut
Tauhid Jakarta baik DT cabang Ciputat maupun DT Cipaku yang menikah dan
belum menikah.
4.1.1. Responden berdasarkan umur
Dibawah ini akan diuraikan subjek berdasarkan umur, berikut akan disajikan
dalam tabel :
78
Tabel 4.1
Gambaran umum responden berdasarkan umur
UMUR
! Cumulative Freouencv Percent Valid Percent \ Percent
Valid 20-25 11 18.3 18.3 18.3 26-30 24 40.0 40.0 58.3 31-35 13 21.7 21.7 80.0 36-40 9 15.0 15.0 95.0 41-46 3 5.0 5.0 100.0 Total 60 100.0 100.0 ·-
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa subjek penelitian berumur antara 20 - 46
tahun. Responden yang paling banyak berusia antara 26 -30 tahun yaitu 24
orang dengan prosentase 40%, sedangkan responden yang paling sedikit
berusia 41- 46 yaitu 3 orang dengan prosentase 5%.
4.1.2. Responden berdasarkan tingkat pendidikan
Dibawah ini akan diuraikan subjek berdasarkan tingkat pendidikan, berikut akan
disajikan dalam tabel :
Tabel 4.2
Gambaran umum responden berdasarkan tingkat pendidikan
Freauencv Valid SMA 17
D-111 12 S1 30 S2 1 Total 60
PEN DIDI KAN
Percent Valid Percent
28.3 28.3
20.0 20.0
50.0 50.0
1.7 1.7 100.0 100.0
Cumulat ive nt Perce
1
28.3
48.3
98.3
00.0
79
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang terbanyak adalah lulusan
S1 sebanyak 30 orang dengan prosentase 50%. Sedangkan responclen lulusan
S2 hanya satu orang dengan porsentase 1,7%.
4.1.3. Responden berdasarkan status
Dibawah ini akan diuraikan subjek berdasarkan status, berikut akan disajikan
dalam tabel :
80
Tabel 4.3
Gambaran umum responden berdasarkan status
STATUS
Cumulative Freauencv Percent Valid Percent Percent
Valid Sim menikah 30 50.0 50.0 50.0 menikah 30 50.0 50.0 100.0 Total 60 100.0 100.0
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah responden yang menikah dengan
belum menikah jumlah respondennya seimbang masing-masing 30 orang
dengan prosentase 50%-50%.
4.2. Presentasi Data
4.2.1. Uji Normalitas
Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh apakah mendekati
distribusi normal atau tidak, maka penulis melakukan uji normalitas terhadap
data yang ada. Adapun untuk uji normalitas dalam penelitian ini penulis
menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smimov. Berikut tabel hasil
penghitungannya :
81
4.2.1.1. Uji Normalitas pada skala sikap
Tabel 4.4
Hasil penghitungan uji normalitas skala sikap
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SIKAP N 60 Normal Parametersa,b Mean 96.0333
Std. Deviation 7.78300 Most Extreme Absolute .069 Differences Positive .069
Negative -.048 Kolmogorov-Smirnov Z .538 Asymp. Sig. (2-tailed) .934
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari tabel tersebut bisa dilihat bahwa hasil uji normalitas pada skala sikap
terhadap perilaku berpoligami ini terdapat taraf signifikansi sebesar 0,934. Nilai
signifikansi tersebut tinggi untuk taraf kebermaknaan sebesar 0,05 (sig > 0,05).
Sehingga dapat dikatakan bahwa skala sikap berdistribusi normal. Berikut ini
adalah gambaran diagram scatterplot sikap terhadap perilaku berpoligami
keluaran SPSS versi 12.
82
---- ---~- -- ~·
Gambar4.1 ·--~-------
Diagram scatterplot skala sikap
Normal Q.Q Plot of SIKAP
- 90
80 0
70 80 90 100 110 120 Observed Value
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa sebaran data variabel sikap berada
disekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas sehingga membentuk garis
lurus. Dari gambar tersebut dapat dikatakan bahwa sebaran data berdistribusi
normal.
4.2.1.2. Uji Normalitas pada skala norma subjektif
Sementara itu, hasil uji normalitas data pada skala norma subjektif diperoleh
hasil perhitungan sebagai berikut :
83
Tabel 4.5
Hasil perhitungan uji normalitas skala norma subjektif
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
NS N 60 Normal Parameters a,b Mean 36.4833
Std. Deviation 9.22137 Most Extreme Absolute .153 Differences Positive .153
Negative -.147 Kolmogorov-Smirnov Z 1.187
Asymp. Sig. (2-tailed) .119
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa hasil uji normalitas pada skala norma
subjektif terhadap perilaku berpoligami ini terdapat taraf signifikansi sebesar
0, 119. Nilai signifikansi tersebut diatas harga kritis untuk taraf kebermaknaan
sebesar 0,05 (sig > 0,05). Sehingga dapat dikatakan bahvva skala norma
subjektif berdistribusi normal. Berikut ini adalah gambaran diagram scatterplot
sikap terhadap perilaku berpoligami keluaran SPSS versi 12.
84
Gambar4.2
Diagram scatterplot ska la norma subjektif
Normal Q-Q Plot of NS
"
50
0
0
"
v)
"
20 0
0
rn I ~~~-~~------,---------~ rn 20 m 40 w oo m
Observed Value
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa sebaran data variabel Norma Subjektif
menyebar dari garis uji yang mengarah ke kanan atas. Dari gambar tersebut
dapat dikatakan bahwa sebaran data berdistribusi normal.
85
4.2.1.3. Uji Normalitas pada skala perceived behavioral control
Tabel 4.6
Hasil penghitungan uji normalitas skala perceived behavioral control
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PBC N 60 Normal Parameters a,b Mean 17.1333
Std. Deviation 2.42492 Most Extreme Absolute .122 Differences Positive .122
Negative -.096 Kolmogorov-Smimov Z .944 Asymp. Sig. (2-tailed) .334
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa hasil uji normalitas pada skala perceived
behavioral control terhadap perilaku berpoligami ini terdapat taraf signifikansi
sebesar 0,334. Nilai signifikansi tersebut diatas harga kritis untuk taraf
kebermaknaan sebesar 0,05 (sig > 0,05). Sehingga dapat dikatakan bahwa
skala PBC berdistribusi normal. Berikut ini adalah gambaran diagram scatterplot
sikap terhadap perilaku berpoligami keluaran SPSS versi 12.
86
Gambar4.3
Diagram scatterplot skala perceived behavioral control
Normal Q~Q Plot of PBC
"~-------------~
0
0
"'+-----~-~-~-----! \6 18 20 " Observed Value
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa sebaran data variabel PBC berada
disekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas sehingga membentuk garis
lurus. Dari gambar tersebut dapat dikatakan bahwa sebaran data berdistribusi
normal.
4.2.1.4. Uji Normalitas pada skala intensi
Sementara itu, hasil uji normalitas data pada skala intensi diperoleh hasil
perhitungan sebagai berikut :
87
Tabel 4.7
Hasil perhitungan uji normalitas skala intensi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
INTENSI N 60 Normal Parameters a,b Mean 6.9167
Std. Deviation 1.96832
Most Extreme Absolute .142 Differences Positive .081
Negative -.142 Kolmogorov-Smirnov Z 1.102 Asymp. Sig. (2-tailed) .176
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa hasil uji normalitas pada skala intensi
terhadap perilaku berpoligami ini terdapat taraf signifikansi sebesar 0, 176. Nilai
signifikansi tersebut diatas harga kritis untuk taraf kebermaknaan sebesar 0,05
(sig > 0,05). Sehingga dapat dikatakan bahwa skala intensi berdistribusi normal.
Berikut ini adalah gambaran diagram scatterplot sikap terhadap perilaku
berpoligami keluaran SPSS versi 12.
Gambar4.4
Diagram scatterplot skala intensi
'°
11 f: ' ~ 0 z ~ 16 .n
4
0
4
Normal Q-Q Plot of INTENSI
0
s s Observed Valuo
88
0
,0
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa sebaran data variabel intensi berada
disekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas sehingga mernbentuk garis
lurus. Dari gambar tersebut dapat dikatakan bahwa sebaran data berdistribusi
normal.
4.2.2. Uji Homogenitas
Disamping pengujian terhadap penyebaran nilai data yan!~ dianalisa, jika ingin
menggeneralisir hasil penelitian maka harus terlebih dahulu yakin bahwa
kelompok-kelornpok yang membentuk sampel harus dalam satu populasi yang
sama, oleh karena itu perlu sekali untuk menguji hornogenitas. Uji hornogenitas
ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran sampel penelitian apakah masih
dalam satu populasi atau tidak. Pada penelitian ini untuk uji hornogenitas
-· .~--·--··~----·-·----·-1 89
I PEHPUST?ll(f\1'.\N. UTi\MA I \ Ul!l SYf\H!f Hllll\'l~;!UU.f>.H Jl\\\f\11111 \ L .. -·-----·--···------·----··
peneliti menggunakan rumus one way anova. Adapun hipotesis yang dapat
diajukan adalah :
Ho : varian data bersifat tidak homogen
Ha : varian data bersifat homogen
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan dengan menggunakan SPSS
versi 12, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil uji homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sia.
SIKAP 2.593 1 58 .113 NS 1.017 1 58 .318 PBC .943 1 58 .335 INTENSI .008 1 58 .928 ..
Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa skala sikap memiliki nilai signifikansi sebesar
0, 113 dan diuji pada taraf signifikansi 5% maka dapat diketahui bahwa nilai
probabilitas skala sikap diatas harga kritis untuk taraf keb1~rmaknaan sebesar
0,05 (sig > 0,05) dan ini mengidindikasikan bahwa skala sikap terhadap perilaku
berpoligami ini bersifat homogen (Ha diterima).
90
Sedangkan pada skala norrna subjektif rnerniliki nilai signifikansi sebesar 0,318
dan diuji pada taraf signifikansi 5% rnaka dapat diketahui bahwa nilai
probabilitas skala norrna subjektif diatas harga kritis untuk taraf keberrnaknaan
sebesar 0,05 (sig > 0,05) dan ini rnengidindikasikan bahwa skala norrna
subjektif ini bersifat hornogen (Ha diterirna).
Pada skala perceived behavioral control rnerniliki nilai signifikansi sebesar
0,336 dan diuji pada taraf signifikansi 5% rnaka dapat dike,tahui bahwa nilai
probabilitas skala perceived behavioral control diatas har!~a kritis untuk taraf
keberrnaknaan sebesar 0,05 (sig > 0,05) dan ini rnengidindikasikan bahwa skala
perceived behavioral control ini bersifat hornogen (Ha diterirna).
Sedangkan pada skala intensi rnerniliki nilai signifikansi sebesar 0,928 dan diuji
pada taraf signifikansi 5% rnaka dapat diketahui bahwa nilai probabilitas skala
intensi diatas harga kritis untuk taraf keberrnaknaan sebesar 0,05 (sig > 0,05)
dan ini rnengidindikasikan bahwa skala intensi ini bersifat hornogen (Ha
diterirna).
91
4.2.3. Deskripsi Statistik
Berikut ini peneliti menguraikan deskripsi hasil perhitungan statistik skor subjek
penelitian dari skala-skala yang diberikan. Penyajian data akan dibantu dalam
bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 4.9
Tabel deskripsi statisktik
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation INTENSI 60 3.00 10.00 6.9167 1.96832 SIKAP 60 95.00 144.00 114.4167 9.18785 NS 60 16.00 64.00 36.4833 9.22137 PBC 60 12.00 23.00 17.1333 2.42492 Valid N (listwise) 60
Berdasarkan data statistik dapat dilihat bahwa skor minimum responden pada
skala sikap adalah 95 dan skor maksimumnya adalah 144, dengan nilai mean
114,42 dan standar deviasi 9, 19. Sedangkan pada skala norma subjektif skor
minimumnya adalah 16 dan skor maksimumnya adalah 64, dengan nilai mean
36,48 dan standar deviasi 9,22. Pada skala perceived behavioral control skor
minimumnya adalah 12 dan skor maksimumnya adalah 2a, dengan nilai mean
17, 13 dan standar deviasi 2,42. Sedangkan pada ska la intensi skor
minimumnya adalah 3 dan skor maksimumnya adalah 10, dengan nilai mean
6,92 dan standar deviasi 1,97. Berikut rinciannya :
92
1. Skala sikap terhadap perilaku berpoligami
Rentangan skor skala sikap ini yaitu antara 30-120, karena dalam penelitian
ini penulis menggunakan 4 pilihan jawaban dan 30 pernyataan pada kedua
skala yaitu pernyataan yang mengungkap behavioral belief dengan
evaluation to behavioral belief. Adapun penilaiannya yaitu skor terendah 1 X
30 = 30 dan skor tertinggi 4 X 30 = 120.
Untuk mengetahui tingkatan sikap terhadap perilaku berpoligami, peneliti
membagi kedalam empat kategori, yaitu sangat positif, positif, negatif, dan
sangat negatif. Kategori tersebut diperoleh dengan rumusan sebagai berikut
Keterangan :
RS = rentangan
m = skor tertinggi yang mungkin terjadi
n = skor terendah yang mugkin terjadi
b = jumlah skala penilaian yang ingin dbentuk
Berikut penghitungannya :
RS= (120 - 30) = 22,5 dibulatkan menjadi 23
4
93
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh rentangan sebesar 23.
Pengklasifikasian diawali dengan kemungkinan nilai terendah (30) dengan
rentangan 23 dan seterusnya. Berikut tabel pengklasifikasian sikap terhadap
perilaku berpoligami :
Tabel 4.10
Klasifikasi skor sikap terhadap perilaku berpoligami
No Kategori Rentang nilai
1 Sangat negatif 30 ::; Ao ::; 5~1 ·-
2 Negatif 53 < Ao ::; 76 ·-
3 Positif 76 < A0 ::; 99
4 Sangat positif 99 < Ao
Untuk mengetahui klasifikasi sikap terhadap perilaku berpoligami
berdasarkan status dapat dilihat pada tabel berikut :
94
Tabel 4.11
Kalsifikasi sikap terhadap perilaku berpoligami
Tingkatan sikap terhadap perilaku berpoligami
Status Sangat Sangat % Negatif % Positif % %
negatif positif
menikah 0 - 0 - 20 33,33 10 16,67
Blm 0 0 21 35 9 15
menikah - -
Jumlah 0 - 0 - 41 68,33 19 31,67
Dari tabel klasifikasi diatas dapat dilihat bahwa antara yang menikah dengan
belum menikah tidak bersikap yang sangat negatif dan juga negatif terhadap
perilaku berpoligami. Terdapat selisih satu orang yang bersikap positif antara
yang menikah (20 orang) dengan belum menikah (21 orang). Begitupun juga
dengan sikap sangat positif, dengan prosentase yang minim (31,67%)
dibandingkan bersikap positif (41%). Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa
antara yang menikah dengan belum menikah Jamaah Daarut Tauhid Jakarta
bersikap positif dan sangat positif terhadap perilaku bmpoligami.
95
2. Skala norma subjektif
Rentangan skor skala norma subjektif ini yaitu antara ·16 - 64, karena dalam
penelitian ini penulis menggunakan 4 pilihan jawaban dan 16 pernyataan.
Adapun penilaiannya yaitu skor terendah 1 X 16 = 16 dan skor tertinggi 4 X
16 = 64.
Untuk mengetahui tingkatan norma subjektif, peneliti membagi kedalam tiga
kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Kategori tersebut diperoleh
dengan rumusan sebagai berikut :
Keterangan :
RS = rentangan
RS= (m-n) b
m = skor tertinggi yang mungkin terjadi
n = skor terendah yang mugkin terjadi
b = jumlah skala penilaian yang ingin dbentuk
Berikut penghitungannya :
RS=(64-16)=16
3
96
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh rentangan sebesar 16.
Pengklasifikasian diawali dengan kemungkinan nilai terendah (16) dengan
rentangan 16 dan seterusnya. Berikut tabel pengklasifikasian norma
subjektif:
Tabel 4.12
Klasifikasi skor norma subjektif
No Kategori Rentang nilai --
1 Rendah 16 ::; Ao ::; 32
2 Sedang 32 < Ao ::; 48 --
3 Tinggi 48 < Ao
Untuk mengetahui klasifikasi norma subjektif berdasarkan status dapat
dilihat pada tabel berikut :
97
Tabel 4.13
Kalsifikasi norma subjektif
Status Tingkatan norma subjektif
Rendah % Sedang % Tinggi %
menikah 15 25 14 23,33 1 1,67
Blm 9 15 17 28,33 4 6,67
menikah
Jumlah 24 40 31 51,66 5 8,34
Dari tabel klasifikasi diatas dapat dilihat bahwa tingkatan norma subjektif
yang menduduki posisi tertinggi yaitu dalam tingkatan sedang dengan
prosentase 51,66%. Baik bagi yang menikah maupun belum menikah,
orang-orang terdekat (significant other) mempunyai pemgaruh yang minim
(40%). Hanya lima orang yang menganggap bahwa orang terdekat sangat
berpengaruh (8,34%), namun dibandingkan dengan yang menikah (1
orang), bagi jamaah yang belum menikah orang-oran9 terdekat lebih
berpengaruh (4 orang). Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa antara yang
menikah dengan belum menikah Jamaah Daarut Tauhid Jakarta orang-
orang terdekat tidak cukup berpengaruh untuk melakukan poligami.
98
3. Skala perceived behavioral control
Rentangan skor skala perceived behavioral control ini yaitu antara 6 - 24,
karena dalam penelitian ini penulis menggunakan 4 pilihan jawaban dan 6
pernyataan pada kedua skala yaitu pernyataan yang mengungkap
pernyataan menghambat perilaku berpoligami dengan mendukung perilaku
berpoligami. Adapun penilaiannya yaitu skor terendah 1 X 6 = 6 dan skor
tertinggi 4 X 6 = 24.
Untuk mengetahui tingkatan perceived behavioral control, peneliti membagi
kedalam tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tingg1i. Kategori tersebut
diperoleh dengan rumusan sebagai berikut :
Keterangan :
RS = rentangan
RS=(m-n) b
m = skor tertinggi yang mungkin terjadi
n = skor terendah yang mugkin terjadi
b = jumlah skala penilaian yang ingin dbentuk
Berikut penghitungannya :
RS = (24 - 6) = 6
3
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh rentangan sebesar 6.
Pengklasifikasian diawali dengan kemungkinan nilai terendah (6) dengan
rentangan 6 dan seterusnya. Berikut tabel pengklasifikasian perceived
behavioral control:
Tabel 4.14
Klasifikasi skor perceived behavioral control
--No Kategori Rentang nilai
1 Rend ah 6 ::; Ao :5 12
2 Sedang 12 < A0 ::; 18 ·-
3 Tinggi 18 < Ao
Untuk mengetahui klasifikasi perceived behavioral control berdasarkan
status dapat dilihat pada tabel berikut :
99
100
Tabel 4.15
Kalsifikasi perceived behavioral control
Status Tingkatan perceived behavioral co,ntrol
Rendah % Sedang % Tinggi %
menikah 1 1,67 21 35 8 13,33
Blm 1
menikah 1,67 18 30 11 18,33
Jumlah 2 3,34 39 65 19' 31,66
Dari tabel klasifikasi diatas dapat dilihat bahwa tingkatan perceived
behavioral control yang menduduki posisi tertinggi yaitu dalam tingkatan
sedang dengan prosentase 65%. Baik bagi yang menikah maupun belurn
menikah merniliki kontrol yang tinggi (31,66%) dalarn rnelakukan poligami.
Jamaah yang belum menikah memiliki kontrol yang lebih tinggi (18,33%)
dibandingkan dengan yang menikah (13,33%).Dari hasil penelitian ini
diperoleh bahwa antara yang rnenikah dengan belum menikah Jarnaah
Daarut Tauhid Jakarta merniliki kontrol yang cukup tin1~gi untuk melakukan
poligami.
101
4. Skala intensi
Rentangan skor skala intensi ini yaitu antara 3 - 12, karena dalam penelitian
ini penulis rnenggunakan 4 pilihan jawaban dan 3 p1~myataan. Adapun
penilaiannya yaitu skor terendah 1 X 3 = 3 dan skor tmtinggi 4 X 3 = 12.
Untuk mengetahui tingkatan intensi, peneliti mernbagi kedalam tiga kategori,
yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Kategori tersebut diperoleh dengan
rurnusan sebagai berikut :
Keterangan :
RS = rentangan
RS= (m-n) b
rn = skor tertinggi yang rnungkin terjadi
n = skor terendah yang rnugkin terjadi
b = jumlah skala penilaian yang ingin dbentuk
Berikut penghitungannya :
RS= (12 - 3) = 3
3
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh rentangan sebesar 3.
Pengklasifikasian diawali dengan kemungkinan nilai terendah (3) dengan
rentangan 3 dan seterusnya. Berikut tabel pengklasifil<asian intensi :
Tabel 4.16
Klasifikasi skor intensi
No Kategori Rentang nilai
1 Rend ah 3:SAa:S6
2 Sedang 6 <Aa:S9
3 Tinggi 9 < Ao
102
Untuk mengetahui klasifikasi intensi berdasarkan status dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.17
Kalsifikasi intensi
Status Tingkatan intensi
Rendah % Sedang % Ting1gi %
menikah 12 20 15 25 3 5
Blm 12 20 16 26,67 2 3,33
menikah
Jumlah 24 40 31 51,67 5 8,33
103
Dari tabel klasifikasi diatas dapat dilihat bahwa tingkatan intensi yang
menduduki posisi tertinggi yaitu dalam tingkatan sedang dengan prosentase
51,67%. Baik bagi yang menikah maupun belum menikah, memiliki intensi
(niat) berpoligami yang rendah (kecil). Hanya lima orang yang memiliki intensi
berpoligami yang tinggi (8,33%), antara yang menikah (3 orang) dengan yang
belum menikah (2 orang) memiliki selisih satu orang saja dalam niat
berpoligami. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa antara yang menikah
dengan belum menikah Jamaah Daarut Tauhid Jakarta miemiliki intensi atau niat
yang rendah (kecil) untuk melakukan poligami.
4.3. Uji Hipotesis
Berikut merupakan uji hipotesis penelitian ini :
1. Hubungan antara sikap terhadap perilaku berpoligami dengan intensi
berpoligami
Berikut hasil perhitungan dengan menggunakan regresi linier.
Tabel 4.18
Model Summary
ChannH Statistics Adjusted Std. Error of R Square
Model R R Sauare R Sauare the Estimate ChanQe F ChanQe df1 df2 Sio. F Chanoe 1 .1838 .033 .017 1.95179 .033 2.004 1 58 .162
a. Predictors: (Constant), SIKAP
104
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan regresi linier diperoleh nilai
signifikansi antara sikap terhadap perilaku berpoligami dengan intensi
berpoligami sebesar 0, 162. Jika diuji dengan koefisien alpha pada taraf
signifikansi 5% maka dapat diketahui bahwa nilai tersebut adalah diatas harga
kritis untuk taraf kebermaknaan 0,05 (sig > 0,05), maka dapat disimpulkan
bahwa Ha ditolak, ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara sikap
terhadap perilaku berpoligami dengan intensi berpoligami pada jamaah Daarut
Tauhid Jakarta.
2. Hubungan antara norma subjektif dengan intensi berpoligami
Berikut hasil perhitungan dengan menggunakan regresi linier.
Tabel 4.19
Model Summary
Chanoe Statistics Adjusted Std. Error of R Square
Model R R Square R Square he Estimate Change i: Chanae df1 df2 Sia. F Channf 1 .276" .076 .060 8.93964 .076 4.777 1 58 .033
a. Predictors: (Constant), INTENSI
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan regresi linier diperoleh nilai
signifikansi antara norma subjektif dengan intensi berpolig1ami sebesar 0,033.
Jika diuji dengan koefisien alpha pada taraf signifikansi 5% maka dapat
diketahui bahwa nilai tersebut adalah dibawah harga kritis untuk taraf
105
kebermaknaan 0,05 (sig > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima,
ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara norma subjektif dengan intensi
berpoligami pada jamaah Daarut Tauhid Jakarta.
3. Hubungan antara sikap terhadap perilaku berpoligami dengan norma
subjektif.
Berikut hasil perhitungan dengan menggunakan regresi linier.
Tabel 4.20
Model Summary
Chance Statistics
Adjusted td. Error o <Square Mode R <Square '<Square e Estimat Chanae Chana. df1 df2 ii:i. F Chane 1 .440a .193 .179 8.35412 .193 13.885 1 58 .000
a.Predictors: (Constant), SIKAP
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan regresi linier diperoleh nilai
signifikansi antara sikap terhadap perilaku berpoligami dengan norma subjektif
sebesar 0,000. Jika diuji dengan koefisien alpha pada taraf signifikansi 5%
maka dapat diketahui bahwa nilai tersebut adalah dibawah harga kritis untuk
taraf kebermaknaan 0,05 (sig > 0,05), maka dapat disirnpulkan bahwa Ha
diterima, ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap terhadap perilaku
berpoligami dengan norma subjektif pada jamaah Daarut Tauhid Jakarta.
106
4. Hubungan antara sikap terhadap perilaku berpoligami dengan Perceived
Behavioral Control
Berikut hasil perhitungan dengan menggunakan regresi linier.
Tabel 4.21
Model Summary
Chanae Statistics
Adjusted td. Error o R Square Mode R R Square R Square he Estimat< Change Change df1 df2 ig. F Chana 1 .115• .031 .014 2.40804 .031 1.830 1 58 .181
a.Predictors: (Constant), SIKAP
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan regresi linier diperoleh nilai
signifikansi antara sikap terhadap perilaku berpoligami dengan PBC sebesar
0, 181. Jika diuji dengan koefisien alpha pada taraf signifikansi 5% maka dapat
diketahui bahwa nilai tersebut adalah diatas harga kritis untuk taraf
kebermaknaan 0,05 (sig > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Ha ditolak, ini
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara sikap terhadap perilaku
berpoligami dengan PBC pada jamaah Daarut Tauhid Jakarta.
5. Hubungan antara norma subjektif dengan Perceived Behavioral Control
Berikut hasil perhitungan dengan menggunakan regresi linier.
107
Tabel 4.22
Model Summary
Chanae Statistics
Adjusted old. Error o I< Squar< Mod• R Sauar R Sauare he Estimat Chanae Chana df1 df2 ia. F Chane 1 .201• .040 .024 2.39594 .040 2.436 1 58 .124
a.Predictors: (Constant), NS
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan regresi linier diperoleh nilai
signifikansi antara norma subjektif dengan PBC sebesar 0, 124. Jika diuji dengan
koefisien alpha pada taraf signifikansi 5% maka dapat diketahui bahwa nilai
tersebut adalah diatas harga kritis untuk taraf kebermaknaan 0,05 (sig > 0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa Ha ditolak, ini menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara norma subjektif dengan PBC pada jamaah Daarut Tauhid
Jakarta.
6. Hubungan antara Perceived Behavioral Control dengan intensi berpoligami
Berikut hasil perhitungan dengan menggunakan regresi /inier.
Tabel 4.23
Model Summary
Chanoe Statistics
Adjusted Std. Error of R Square Model R R Sauare R Sauare the Estimate Chanoe F Chanoe di! df2 Sin. F Channe 1 .243" .059 .043 2.37264 .059 3.629 1 58 .062
a. Predictors: (Constant), INTENSI
108
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan regresi linier diperoleh nilai
signifikansi antara PBC dengan intensi berpoligami sebesar 0,062. Jika diuji
dengan koefisien alpha pada taraf signifikansi 5% maka dapat diketahui bahwa
nilai tersebut adalah diatas harga kritis untuk taraf kebermaknaan 0,05 (sig >
0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Ha ditolak, ini menunjukkan bahwa tidak
ada hubungan antara PBC dengan intensi berpoligami pada jamaah Daarut
Tauhid Jakarta.
7. Hubungan antara sikap terhadap perilaku poligami, norma subjektif, dan
Perceived Behavioral Control dengan intensi berpoligami.
Berikut hasil perhitungan gabungan antara sikap terhadap perilaku beroligami,
norma subjektif, dan PBC dengan intensi berpoligami, dengan menggunakan
regresi linier :
Tabel 4.24
Model Summary
Chanae Statistics Adjusted Std. Error of R Square
Model R R Sauare R Sauare the Estimate Chanae F ChanQe df1 df2 3iQ. F ChanQe 1 .361a .130 .083 1.88449 .130 2.789 3 56 .049
a. Predictors: (Constant), PBC, SIKAP, NS
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan regresi linier diperoleh nilai
signifikansi antara sikap terhadap perilaku berpoligami, norma subjektif, dan
109
perceived behavioral control dengan intensi sebesar 0,04~l. Jika diuji dengan
koefisien alpha pada taraf signifikansi 5% maka dapat diketahui bahwa nilai
tersebut adalah dibawah harga kritis untuk taraf kebermaknaan 0,05 (sig >
0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, ini menunjukkan bahwa ada
hubungan antara sikap terhadap perilaku berpoligami, norma subjektif, dan
perceived behavioral control dengan intensi berpoligami pada jamaah Daarut
Tauhid Jakarta.
Tabel 4.25
Tabel korelasi gabungan antara sikap terhadap perilaku beroligami, norma
subjektif, dan PBC dengan intensi berpoligami berdasarkan perhitungan regresi
tinier antar variabel.
No Variabel 1 2 3 4 Total 1 SIKAP 1 0,000 0,181 0,162 1,343
2 NORMA 0,000 1 0,124 0,033 'l,157 SUBJEKTIF
3 PBC 0,181 0,124 1 0,062 '1,367 4 INTENSI 0,162 0,033 0,062 1 '1,257
Total 1,343 1,157 1,367 1,257
110
4.4. Hasil Tambahan
Pada penelitian ini juga, peneliti mencoba untuk melihat perbedaan antara yang
menikah dengan belum menikah mengenai sikap terhadap perilaku berpoligami,
norma subjektif, dan perceived behavioral control dengan intensi berpoligami
pada jamaah Daarut Tauhid Jakarta. Untuk melihat itu sernua, penulis
menggunakan rumus Uji T. Adapun hasil perhitungannya adalah sebagai
berikut:
4.4.1. Perbedaan sikap terhadap perilaku berpoligami antara yang
menikah dengan belum menikah
Tabel 4.26
Uji T perbedaan sikap terhadap perilaku berpoligami antara yang menikah
dengan belum menikah
Independent Samples Test
Levene's Test for aualitv of Variance t-test for Eciualitv of Means
95°/o Confidence Interval of the
Mean Std. Error Difference F Sio. t df ia. 12-tailed Difference Difference Lower Uooer
SIKAF Equal varianc 2.593 .113 -.230 58 .819 -.46667 2.02589 14.52192 3.58858 assumed
Equal varianc -.230 52.523 .819 -.46667 2.02589 4.53094 3.59761 not assumed
111
Dari data di atas dapat dilihat bahwa skala sikap terhadap perilaku berpoligami
nilai signifikansinya adalah 0, 113, nilai ini diatas harga kritis untuk taraf
kebermaknaan 5% (sig > 0,05), maka dapat diartikan bahwa Ha ditolak (Ho
diterima) artinya tidak terdapat perbedaan sikap terhadap perilaku berpoligami
antara yang menikah dengan belum menikah pada jamaah Daarut Tauhid
Jakarta.
4.4.2. Perbedaan norma subjektif antara yang menikah dengan lbelum
menikah
Tabel 4.27
Uji T perbedaan norma subjektif antara yang menikah dengan belum menikah
Independent Samples Test
Levene's Test for Jualitv of Variance t-test for E_g_l!alitv of Means
95% Confidence Interval of the
Mean Std. Error Difference
F SiQ. t df 'i!'.l. (2-tailed )ifference Difference Lower Unner NS Equal varian
1.017 .318 .824 58 .413 1.96667 2.38746 2.81235 6.74569 assumed
Equal varian< .824 57.794 .413 1.96667 2.38746 2.81271 3.74605 not assumed
Dari data di atas juga dapat dilihat bahwa norma subjektif nilai signifikansinya
adalah 0,318, nilai ini diatas harga kritis untuk taraf kebermaknaan 5% (sig >
0,05), maka dapat diartikan bahwa Ha ditolak artinya tidak terdapat perbedaan
112
norma subjektif antara yang menikah dengan belum menikah pada jamaah
Daarut Tauhid Jakarta.
4.4.3. Perbedaan perceived behavioral control antal'a yang menikah
dengan belum menikah
Tabel 4.28
Uji T perbedaan perceived behavioral control antara yang menikah dengan
belum menikah
Independent Samples Test
Levene's Test for ualitv of Varianc t-test for Eaualitv of Means
95% Confidence Interval of the
Mean Std. Error Difference
F Sia. t df ia. 12-tailer iffereno )ifferencE Lower Unner PBC Equal varian
.943 .335 .958 58 .342 .60000 .62655 -.65418 .85418 assumed
Equal varian .958 56.103 .342 .60000 .62655 -.65508 .85508
not assumed
Dari data diatas PBC nilai signifikansinya adalah 0,335, nilai ini diatas harga
kritis untuk taraf kebermaknaan 5% (sig > 0,05), maka dapat diartikan bahwa Ha
ditolak artinya tidak terdapat perbedaan perceived bet1avioral control antara
yang menikah dengan belum menikah pada jamaah Daarut Tauhid Jakarta.
113
4.4.4. Perbedaan intensi berpoligami antara yang menikah dengan belum
menikah
Tabel 4.29
Uji T perbedaan intensi berpoligami antara yang menikah dengan belum
menikah
Independent Samples Test
Levene's Test for Jualitv of Variance !-test for Eoualitv of Means
95% Confidence Interval of the
Mean Std. Error Difference
F Sia. t di 'io. (2-tailed Difference )ifference Lower Unoer INTENS Equal varianc
.008 .928 -.065 58 .948 -.03333 .51256 1.05934 .99267 assumed Equal varianc
-.065 57.943 .948 -.03333 .51256 1.05936 .99269 not assumed
Dari data diatas dapat dilihat bahwa intensi nilai signifil<ansinya adalah 0,928,
nilai ini diatas harga l<ritis untuk taraf kebermaknaan 5% (sig > 0,05), maka
dapat diartikan bahwa Ho diterima artinya tidak terdapat perbedaan intensi
berpoligami antara yang menikah dengan belum menil<ah.
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data seperti yang telah dijelaskan
pada bab 4, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap perilal<u
berpoligami dengan intensi berpoligami Jamaah Daarut Tauhid Jakarta.
2. Ada hubungan yang signifikan antara norma subjektif dengan intensi
berpoligami Jamaah Daarut Tauhid Jakarta.
3. Tidak ada hubungan yang signifikan antara perceived behavioral control
dengan intensi berpoligami Jamaah Daarut Tauhid .Jakarta.
4. Ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap perilaku poligami,
norma subjektif, dan perceived behavioral control den!~an intensi berpoligami
Jamaah Daarut Tauhid Jakarta.
115
5.2. Diskusi
Berdasarkan kesirnpulan diatas, secara teoritis dari hasil penelitian ini sedikit
bertolak belakang dengan teori Planned Behavior Theory yang dicetuskan oleh
Fishbein dan Ajzen. Teori ini rnenjelaskan bahwa antara sikap, norrna subjektif,
perceved behavioral control, dan intensi saling berkaitan satu sarna lain. Dalarn
penelitian ini diungkap bahwa variabel sikap terhadap perilaku berpoligarni tidak
berkorelasi (tidak berkaitan) dengan variabel intensi berpoligarni pada Jarnaah
Daarut Tauhid Jakarta, begitu juga perceived behavioral control tidak
berkorelasi dengan intensi berpoligarni. Tetapi norrna subj1ektif dapat berkorelasi
(berkaitan) dengan intensi berpoligarni Jarnaah Daarut Tauhid Jakarta.
Tidak adanya korelasi antara sikap terhadap perilaku berpoligarni dengan
intensi berpoligarni ataupun perceived behavioral control dengan intensi dapat
disebabkan oleh penyebaran elisitasi yang sedikit, sehing!~a rnenghasilkan
pernyataan aitem kuesioner yang sedikit pula. Selain itu ~:emungkinan yang
berikutnya adalah karena jumlah sampel penelitian yang minim sehingga tidak
dapat mewakili populasi penelitian. Dan juga menurut VVamer dan De Fleur
dalam mengidentifikasi pandangan umum mengenai hubungan antara sikap
dengan perilaku, menyatakan bahwa hubungan sikap dan perilaku sangat
ditentukan oleh faktor-faktor situasional tertentu. Oleh karena itu, sejauh mana
prediksi perilaku dapat disandarkan pada sikap akan berbeda dari waktu ke
waktu dan dari satu situasi ke situasi lainnya.
116
Selanjutnya jika kita melihat bahwa norma subjektif dapat berkorelasi dengan
intensi karena dapat dikatakan bahwa orang-orang terdekat (significant other')
lebih berpengaruh langsung terhadap intensi berpoligarni dibandingkan sikap
jamaah Daarut Tauhid Jakarta terhadap perilaku berpoligami, misalnya
pengaruh dari isteri dan keluarga. Tetapi sumbangan norma subjektifterhadap
intensi berpoligami sangatlah minim yaitu sebesar 7,6% dilihat dari koefisien
determinan sebesar 0, 76 melalui penghitungan regresi linier. Dapat juga dilihat
dari hasil rentangan yang diperoleh bahwa bagi yang menikah maupun belum
menikah, orang-orang terdekat (significant other) mempunyai pengaruh yang
minim (40%), hanya lima orang yang menganggap bahwa orang terdekat sangat
berpengaruh (8,34%), namun dibandingkan dengan yang menikah (1 orang),
bagi jamaah yang belum menikah orang-orang terdekat lebih berpengaruh (4
orang).
Baik bagi yang menikah maupun belum menikah memiliki kontrol yang tinggi
(31,66%) dalam melakukan poligami. Jamaah yang belum menikah memiliki
kontrol yang lebih tinggi (18,33%) dibandingkan dengan yang menikah
(13,33%). lni menunjukkan bahwa untuk melakukan poligami terdapat rasa
takut sebagai perbandingan untuk berlaku zalim atau tidak adil terhadap
perempuan sesuai dengan Q.S. An-Nisa ayat 3.
Baik bagi yang menikah maupun belum menikah, memiliki intensi (niat)
berpoligami yang rendah (kecil). Hanya lima orang yang memiliki intensi
berpoligami yang tinggi (8,33%). Hal ini mungkin dipengaruhi oleh reliabilitas
skala intensi yang kurang reliabel (0,307) karena jumlah aitem yang sedikit.
117
Dengan melihat penyajian antar variabel yang dihubungkan satu persatu dan
menghasilkan adanya ketidaksesuaian dengan teori, maka jika melihat
penyajian keempat variabel tersebut (sikap terhadap perilaku berpoligami,
norma subjektif, dan perceived behavioral control dengan intensi berpoligami)
dikorelasikan secara bersamaan, menghasilkan nilai signifikansi 0,049, nilai ini
berada dibawah harga kritis untuk kebermaknaan 0,05 (Si!~ < 0,05) yang berarti
terdapat korelasi antar ketiga variabel tersebut. Hanya saja sumbangan dari
sikap terhadap perilaku berpoligami, norma subjektif dengan perceived
behavioral control untuk intensi berpoligami sangat minim, yaitu hanya 13%,
sedangkan selebihnya (100%-13%=87%) dipengaruhi oleh faktor-faktor non
motivasional yang tidak diungkap dalam penelitian kali ini, seperti kehidupan
keluarga, kondisi keuangan dan kebutuhan rumah tangga yang selalu berubah
ubah, dan sebagainya.
Dalam uji perbedaan dengan menggunakan Uji T (t-test) diperoleh hasil bahwa
tidak ada perbedaan baik sikap terhadap perilaku berpoligami, norma subjektif,
118
perceived behavioral control dan intensi berpoligami pada jamaah yang menikah
dengan yang belum menikah.
Jika kita berbicara mengenai intensi poligami dari hasil pe1nelitian diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa orang terdekat (significant other) dapat berpengaruh
pada intensi berpoligami pada jamaah Daarut Tauhid meskipun sangat minim,
serta kehidupan seseorang yang selalu berubah-ubah memungkinkan dapat
mempengaruhi intensi berpoligami tersebut.
5.3. Saran
Sehubungan dengan penelitian ini, maka penulis memberikan beberapa saran,
yaitu:
> Saran praktis
Untuk masyarakat luas, agar dapat memahami bahwa keluarga atau orang
terdekat mempunyai pengaruh terhadap niat seseorang untuk melakukan
poligami, sehingga mereka dapat mengontrol atau mengarahkan niat si
pelaku poligami ke arah yang positif.
> Saran teoritis
1. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan agar menggunakan sampel
yang lebih luas lagi dan lebih variatif misalnya mengambil sampel dari
semua kajian yang ada di Daarut Tauhid Jakarta, sehingga dapat
memperoleh hasil yang lebih representatif.
119
2. Dalam instrument penelitian selanjutnya diharapl<an mempunyai jumlah
aitem yang lebih banyak lagi, sehingga dapat menghasilkan nilai
reliabilitas yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Azis Dahlan. 1997. Monogami, Bigami Dan Po/igarni: Ensiklcpedi
Hukum Islam. Jakarta : lkhtiar Baru Van Hoeve, jilid 4
Abdul Azis Dahlan. 1997. Poligami: Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta:
lkhtiar Baru Van Hoeve, jilid 6
Abdulrnatin. 2006. Po/igami Perspektif Hukum lslam.POLIGAMI : hak dan
kebutuhan perempuan. no 1. edisi 5 Agustus - 5 Septemb :i1· 2006.
hal. 5
Abdurahman. 1992. Perkawinan Oalam Syariat Islam, Jakarta: Rineka
Cipta
Acl1mad Setiyaji. 2006. Aa Gym: Mengapa Berpoligami?. Jakarta:
Qultum Media. cet.ke-1
Ahmad Karim Hilmi Farhat. 2007. Po/igami: Berkah atau Musibah.
Jakarta: Senayan Publishing. eel. Ke-1
Anmad Kuzari. 1995. Nikah Sebagai lkatan. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada. cet. ke-1
Ajzen. I. 2.000. Attitude, Personality And Behavior. Boston : Addison
Wesley
Al-Jauzi. lbnu Qayyim. 1993. Bahaya Was-Was, Jakarta : Pustaka Al
Kautsar. terj. Bdul Rosyad Shiddiq
Al-~:Lmayi. Sulaiman. 2007. Aa Gym Diantara Pro-Kontra
Poligami.Semarang : Pustaka Adnan
Al-Qardawi. Yusuf. 1996. Niat dan lkhlas, Jakarta : Pustaka A!-\autsar
Amalia Dian Utami. Hubungan Gaya Hidup Dan Kepribadian Dengan
lntensi Untuk Membeli Telefon Selular Baru. Fakultas Psikolo91 UI,
2004
Ana l'anah. Hubungan Antara Sikap Terhadap Perilalw Menyontek Dan
Norma Subyel<tif Dengan /ntensi Untuk MenyontEk Pada Siswa
SMUN 87 Jaka rta. r-akultas Psikologi UIN Syarif Hicla11atullah
Jakarta, 2007
Anwari. 2002. Jurnal Al-Huda. volume 2. no 5. hal. 76-79
As-Sanan. Arij Abdurahman. 2002. Memahami Keadilan Dalam Poligami.
Jakarta : Global Printing
Baron, Robert A., dan Donn Byrne. Social Psychology. Psikologi Sosial.
Raina Djuwita (terj.). 2003. Jakarta : Erlangga
Budi Rajab. 2003. Jurnal Perempuan no 31 : meninjau poligami ;
perspektif antropologis dan keharusan mengubahnya. hal.70-71
Davidoff. Linda L. Introduction to Psycholoyy. Psikologi: suatu pengantar.
Mari Juniati (terj.). 1999. Jakarta: Erlangga
Eko Suryono. 2003. Poligami Tanpa Basa Basi. Profil Poligami Award.
GA TRA edisi 26 April 2003
Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pedoman Penyusunan
Dan Penulisan Skripsi, 2004
Fauzan A!-Anshari. 2007. Poligami yes! Selingkuh no!. Jakarta: Har·if
Press
Fishbein. Ajzen. 1975. Belief, Attitude, Intention & Behavior: An
Introduction To Theory And Research. Massachusetts, Me;o F'ark,
California : Addison Wesley Publishing Company
Gerungan. 2004. Psikologi Sosial. Bandung : PT Refika Aditama
!bnu Mas'ud, dan Zainal Abidin. 2005. Fiqih Madzhab Syafi'i. Bandung :
Pustaka Setia, cet. Ke-1
lrawan Soehartono. 1999. Metode Penelitian Sosial. Bandung : Remaja
R.osdakarya
Kadijah Aam. 2006. Fenomena Perawan Tua. POLIGAMI: hak dan
kebutuhan perempuan. No. 1. edisi 5 Agustus - 5 September 2006.
hal. 3
Karnus Besar Bahasa Indonesia. 2000. Jakarta : Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional
Laporan penelitian : Perkawinan Antar Agama, Po/igami Dan Pelanggaran
Undang-Undang Perkawinan. 1986. Jakarta: Badan penelltian dan
pengernbangan agama proyek peneii1ian keagamaan
Leli Nurohmah. 2003. Jurnal Perempuan no 3·1 ; Poligami: saatnva
melihat realitas, hal.33
Muhammad Anshari. Poligami Polemik Demi Ayat Atau Syahwat.
ANGGUN. volume 2. no 21. edisi Februari 2007. hal 100-103
Qutub. Sayyid. 1987. Islam dan Perdamaian Dunia. Jakarta: Pustaka
Firclaus
Ronny Kountur. 2004. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan
Tesis. Jakarta : PPM
~udi Nasarucldin Ambary. 2004. Perkawinan Poligami Yanu Berkeadilen,
Studi Analisis Terhadap Hukum Perkawinan Di Indonesia. Pro!Jram
Pasca Sarjana Konsentrasi Syari'ah UIN Synrif Hidayatullah
Jakarta
Saifuddin Azwar. 2002. Sikap Manusia : Teori Dan Pengukurannya.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Saiful Islam. Mubarak. 2003. Poligarni Yang Didarnbakan Wanita.
Bandung : PT Syaarnil Cipta Media
Sarlito \/Virawan Sarwono. 1999. Psiko/ogi Sosial. Jakarta : 13alai Pustaka
3cheaffer R. L Menden Hall & Ott L., 1996, Elementary SuNey Sampling 5
th.ed 13elrnond :Duxbury Press
Siti Musdah Mulia. 1999. Pandangan Islam Tentang Poliaami. Jakarta :
Perserikatan Solidaritas Perempuan. cet.ke-1
----------------------. 2004. Islam Menggugat Po/igami. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
Soemiyati. 1986. Hukum Perkawinan dan UU Perkawinan (UU no. 1 tahun
1974 tentana perkawinan). Yogyakarta : Liberty
Soetarlinah Sukadji. 2000. Menyusun Dan Mengevaluasi Laporan
Penelitian. Penerbit : Universitas Indonesia
SUAF~A /\PIK. 2006. Po/igami adalah bentuk diskriminasi dan kekerasan
terhadap perempuan. Ll3H APIK Jakarta. edisi 2:1
Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Pene/itian : suatu Pendekatan
Praktek. Yogyakaria: Rineka Cipta
Sumarna Surapranata. 2004. Analisis Va/iditas, Reliabilitas & /n'erpretasi
Hasil Tes: lmplementasi Kurikulum 2004. Jakarta : Rosd& Karya
\/Vahyuningsih. Hubungan Antara Sikap Terhadap Poligami Dan Norma
Subyektif 09ngan lntensi Dipoligami Pada Mus/imah. Fakultas
Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006
Yun i<.haizu. Hubungan Antara Self Monitoring Dengan lntensi Membeli
Telepon Genggam Baru Pada Karyawan Bagian Marketing Pt
Asuransi Bhakti Bhayangkara. Jakarta : Fakultas Psikologi
Unlversitas Persada Indonesia YAI. 2006
INTERNE"(
http://lelaki.suaramerdeka.com/ii1dex.php?id=I 1 Juli 2006, sosok 0 uspc,
Wardoyo: Pria Mampu Wajib Berpoligami (diamb'I tanggal 25 April
2007)
pJtp://www.dtjakarts1.01·.id/cont of)t/vievy/23/27(diambil tanggal 2 April 2007)
http://www.pikiran-rakyat.com/. Mustafid Amna. (2005). Penghargaafl.
cetak/0803/02/hikmah/psikologi.htm (diambil tanggal 25 l\pril 2007)
Lampiran J Elisitasi clan Kuesioner
Assalamu'a/aikum Wr. Wb
Nama saya Nita Mutiah, Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta semester VIII saat ini sedang mengadakan
penelitian skripsi. Untuk itu mohon kesediaan anda untuk mengisi
kuesioner ini, kuesioner ini saya sebarkan dalam rangka penelitian tahap
awal dari penyusunan skripsi soya yang ber judul "Hubungan Antara
Sikap, Norma Subjektif, don Perceived Behaviora.I Control dengan
Intensi Berpoligami Pada Jamaah Daarut Tauhid Jakarta".
Identitas serta jawaban anda akan dijaga kerahasiaannya. Soya
ucapkan terima kasih atas kesediaan serta bantuan anda.
Wassa/amu'alaikum Wr. Wb
Noma
Usia
Pekerjaan
Status
............................................
............................................
: Menikah/Belum Menikah
1) Menurut anda, hal-hal apa saja yang terlintas dalam pikiran Anda bila
Anda melakukan poligami?
2) Bagi Anda, keuntungan-keuntungan at'au segi positif apa sajakah yang
akan Anda peroleh apabila Anda melakukan poligarni?
3) Bagi Anda, kerugian-kerugian atau segi negatif apa sajakah yang akan
Anda peroleh apabila Anda melakukan poligami?
4) Kepada siapakah Anda akan meminta pertimbangan atau berdiskusi
jika Anda berniat untuk melakukan poligami?
5) Menurut Anda, siapakah yang akan setuju atau mendukung Anda, bila
Anda berniat untuk melakukan poligami?
6) Menurut Anda, siapakah yang tidak akan setuju atau tidak mendukung
Anda, bila Anda berniat untuk melakukan poligami?
7) Menurut Anda, hal-hal atau kondisi apa saj•lkah yang dapat
memudahkan atau mendukung Anda untuk melakukan poligami?
8) Menurut Anda, hal-hal atau kondisi apa sajakah yang dapat
menyulitkan atau menghambat Anda untuk melakukan poligami?
9) Hal apa yang terlintas dalam pikiran Anda, apabila anda berpikir
tentang kemungkinan melakukan poligami?
Sudilah untuk memeriksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang
belum terisi.
TERIMA KASIH
Assalamu'a/mkum Wr. Wb
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan nikmat
serta hidayahnya kepada kita. Shalawat serta salam kita limpc1hkan kepada nabi besar kita
yakni Na bi Muhammad SAW.
Soya Nita Mutiah mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Semester VIII, saat ini sedang menyelesaikan tugas skripsi tentang "Hubungan Antara
Sikap Terhadap Perilaku Berpoligami, Norma Subjektif, Dan Perceived Behavioral
Control dengan Intensi Berpoligami Pada Jamaah Daarut Tuuhid Cipaku Jakarta" untuk
itu saya mohon kesediaan anda untuk meluangkan waktu mengisi kuesioner ini. Oleh karena
itu saya sangat mengharapkan jawaban anda yang sejujur-jujurnya dan sesuai dengan diri
anda. J awaban anda akan ter jam in kerahasiaannya.
Bantuan anda sangat berharga khususnya bagi penelitian yang sedang saya lakukan
dan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang Psikologi pada umumnya. Untuk itu
sudi kiranya anda sekali lagi memeriksa kelengkapan jawaban anda.
Atas segala bantuan dan kerjasama yang anda berikan S1lya ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Hormat Saya,
Nita Mutiah
--·.,~·~·~,,_.,",-~----·--·--~·-·-~-=-=i:
r. -~ ,,: ..• ",1"'·1·111' " .. ''.'..,, l'1. ·?,II. ,·1~. ". I I
t'''L{lt 1. .. 1,;- 'l \Jl.!·t~·:i . ., - ,., «ti»\ \
U1N SV1lB!F HH2ttYflTULLAF! ~U~Xtif1'Ii\ \ I ---- __ ... J
I I
Behavioral Beliefs KUESIOl'JER A
Berikut ini adalah beberapa pernyataan dimana Anda diharapkan untuk menggolongkan setiap pernyataan berikut ini kedalam salah satu dari empat kategori peniiaian yang berkisar dari sanqat tidak setuju hingga sangat setujtL Keempat kotegori tersebut odolah :
5 = setuju STS = sangat tidak setuju TS = tidak setuju SS = sangnt setuju
Contoh: Menikah berarti. .....
STS TS
Mlkk Pl' ea u an o 1qam1 erar 1.. .......
No Pernyataan STS TS 1. Mempunyai banyak keturunan 2. Dapat berlaku adil terhadap para isteri don anak-
anak 3. Menghindari perselinqkuhan don zina 4. Behan biava hidup bertambah 5. Menyambung don memperluas kekerabatan don tali
silaturahmi 6. Melakukan syi'ar/dakwah
7. Sulit menyatukan pemahaman antara isteri yang satu denqan isteri lainnya
8. Adanya duo pihak yang dapat dijadikan tempat untuk bertukar pikiran don memecahkan masalah
9. Sulit menaatur keuanqan 10. Berbagikebahagiaan 11. Men.iadi bahan qun.iinqan warga sekitar 12. Sunnah Rasul 13. Tanaaunq .iawab yanq berat 14. Membuat para isteri menjadi cemburu don tidak
rukun 15 Mengakibatkan perselisihan don pertengkaran
antar keluarqa 16. Menolonq wanita/janda yanq sedanq kesulitan 17. Berlawanan denqan praktik Sunnah Rasul 18. Pelanaaaran HAM don kekerasan rumah tanaaa
s SS
x
s SS
KUESIONER B I Evaluation to Behavioral Belie~
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan dimana Anda diharapkan untuk menggolongkan
setiap pernyataan berikut ini kedalam satu dari empat kategori penilaian yang berkisar dari
sangat buruk hingga sangat baik. Keempat kategori tersebut adalah :
No 1.
2.
3.
4.
5.
6. 7.
8.
9. 10. 11.
12. 13.
14.
15
16.
17.
18.
SBU = sangat buruk BU = buruk
BA = baik I SBA = sanga~
Pernyataan SBU
Mempunyai banyak keturunan merupakan sesuatu yanq ......
Dapat berlaku adil terhadap para isteri don anak-anak merupakan sesuatu yang ...... Menghindari perselingkuhan dan zina merupakan sesuatu yang ...... Beban biaya hidup bertambah merupakan sesuatu ..
yang ...... Menyambung dan memperluas kekerabatan dan tali silaturahmi merupakan sesuatu yanq ...... Melakukan syi'ar/dakwah merupakan sesuatu yang ......
Sulit menyatukan pemahaman antara isteri yang satu dengan isteri lainnya merupakan sesuatu yang ...... Adanya duo pihak yang daput dijadikan tempat untuk bertukar pikiran don memecahkan masalah merupakan sesuatu vanQ ...... Sulit menqatur keuangan merupakan sesuatu yang ...... Berbaqi kebahaqiaan merupakan sesuatu yanq ...... Menjadi bahan gunjingan warga sekitar merupakan sesuatu yang ...... Sunnah Rasul merupakan sesuatu yanq ...... Tanggung jawab yang berat merupakan sesuatu yang ......
Membuat para isteri menjadi cemburu don tidak rukun merupakan sesuatu yang ...... Mengakibatkan perselisihan dan pertengkaran antar keluarqa merupakan sesuatu vanq ...... Menolong wanita yang sedang kesulitan merupakan sesuatu yang ...... Berlawanan dengan praktik Sunnah Rasul merupakan sesuatu yang ......
Pelanaaaran HAM dan kekerasan rumah tanqqa
BU BA SBA
KUESIONER C l Norma Subjektif ~-
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan dimana Anda diharapkan untuk menggolongkan setiap pernyataan berikut ini kedalam satu dari empat kategori penilaian yang berkisar dari
sanqat tidak setuiu hingga sanqat setuju. Keempat kategori tersebut adalah :
STS = sangat tidak setuju TS = tidak setuju
S = setuju ~ SS = sangat~
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~·
Contoh: Menurut saya ......
No Pernyataan Orang tua mengharapkan soya untuk menikah
1 M t enuru soya ......
No Pernyataan STS
1. Guru agama mengharapkan saya untuk melakukan poligami
2. Kaum laki-laki yang pro poligami mengharapkan saya untuk melakukan poliaami
3. Isteri mengharapkan saya untuk melakukan poligami
4. Anak mengharapkan saya untuk melakukan poligami
5. Teman mengharapkan saya untuk melakukan poligami
6. Orang tua mengharapkan saya untuk melakukan poligami
7. Saudara mengharapkan saya untuk melakukan poligami
8. Mertua mengharapkan saya untuk melakukan poligami
2 h' h . Secara umum saya inqm memenu 1 arapan ...... untu k I k k me a u an po iqam1
No Pernyataan STS
1. Guru aqama 2. Kaum laki-laki yang pro poligami
3. Isteri 4. Anak 5. Teman
6. Oranq tua
7. saudara
8. Mertua
SS
TS s SS
TS s SS .
KUESIONER D -] Perceived Behavioral Contr~
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan dimana Anda diharapkan untuk menggolongkan
setiap pernyataan berikut ini kedalam satu dari empat kategor1 penilaian yang berkisar dari sonqat tidak setuju hingga sanqot setuju. Keempat kategori tersebut adalah:
No 1.
2.
3.
4.
5.
6.
S = setuju I STS = songat tidak setuju TS = tidok setuju SS = songot setuju
Pernyatoan STS Peker jaan yang mengharuskan ke luar kota dapat mendorong niat seseorang untuk melakukan poligami Kebutuhan seksual dapat mendorong niat seseorang untuk melakukan poliqami
Kondisi keuangan yang tidak mencukupi dapat menghalangi niat seseoranq untuk melakukan poliqami
Tidak adanya persetujuan isteri pertama dapat menghalangi niat seseorana untuk melakukan poligami Tidak dapat berlaku adil dapat menghalangi niat seseoranq untuk melakukan poliqami
Kondisi sosio masyarakat yang masih memandang tabu masalah poligami dapat menghalangi niat seseorang untuk melakukan poligami
TS s SS
KUESIONER E Intensi
Berikut ini terdapat tiga buah pernyataan yang soling berbeda. Anda diminta untuk memberikan penilaian pribadi pada skala penilaian untuk se1·iap nomor. Caranya dengan memberikan satu tanda silang pada salah satu kolom pada masing-masing pernyataan.
L Melakukan poligami bagi soya adalah sesuatu yang ........ .
sulit Agak sulit Agak mudoh mudoh
2. Asal soya mau, soya ......... melakukan poligami
mustahil Agak
Agak mungkin mungkin mustahil -
3. Kontrol diri yang saya miliki untuk melakukan poligami adalah .........
besar Agok besar Agak kecil kecil
Alasan :
IDENTIT AS RESPONDEN
Usia ...... Tahun
Status : Menikah/Belum Menikah
Pendidikan : SMP/SMA/D-III/51/52/53
Pekerjaan .... . .............................................. .
Penghasilan perbulan :
o < Rp. 250.000,00
o Rp. 250.000,00 - Rp. 500.000,00
o Rp. 500.000,00 - Rp. 1.000.000,00
o Rp. 1.000.000,00 - Rp. 1.500.000,00
o Rp. 1.500.000,00 - Rp. 2.000.000,00
o Rp. 2.500.000,00 - Rp. 3.000.000,00
o > Rp. 3.000.000,00
Sudilah untuk memeriksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang belum terisi.
TERIMA KASIH
J azaakallaahu Khairan KatsiirC1a
lampiran 2
Behavioral beliefs
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 4 4 4 4 3 3 3 2 4 2 3 3
2 4 4 2 4 2 4 2 4 4 3 4 3
3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 2 4 4
4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3
5 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4
6 4 4 1 4 1 4 3 3 4 3 3 3
7 3 4 1 4 2 3 1 1 4 1 3 3
8 1 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3
9 4 4 1 3 1 3 2 1 3 1 3 3
10 4 4 2 4 2 3 1 4 4 2 4 4
11 3 4 2 3 2 3 3 3 3 1 3 4
12 3 4 2 3 3 ' ' 3 3 2 4 4 " " 13 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 ' " 14 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4
15 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3
16 3 4 3 3 2 3 4 4 4 1 3 3
17 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 4
18 2 4 2 2 2 1 3 3 1 3 3 3
19 3 3 2 3 2 3 2 2 3 1 3 2
20 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3
Skor Hasil Penelitian Skala Sikap
Butir pernyataan
Evaluation to behavioral beliefs
13 14 15 16 17 18 19 20 21
3 4 4 4 4 2 4 3 3
4 4 4 4 4 2 4 3 4
2 4 4 4 4 3 4 4 4
3 3 3 3 3 3 4 3 3
3 3 3 4 4 3 4 2 4
4 4 4 4 4 2 4 2 3
3 4 4 4 4 3 4 3 4
3 3 3 4 4 3 4 3 3
3 4 4 4 4 3 4 3 4
3 4 4 4 4 2 4 3 4
2 4 4 4 4 3 4 3 3
3 3 3 4 4 2 3 3 3
' 4 4 4 4 3 4 3 4 " 3 4 4 4 4 2 3 2 3
3 3 3 4 4 2 4 3 3
2 4 3 4 4 3 3 3 4
3 3 4 4 4 2 4 4 3
3 3 4 4 4 3 4 2 2
3 3 3 4 4 3 4 3 3
3 4 4 4 4 2 4 3 3
22
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
23 24 25 26 27 28 29 30 TOTAi status
4 4 2 4 4 3 4 4 102 BM 4 4 2 4 4 3 4 4 106 BM 4 4 3 4 4 3 4 4 107 BM
3 4 3 3 4 3 4 4 96 BM
4 4 2 4 4 4 4 4 104 BM
3 4 3 3 3 3 4 4 98 BM
4 4 1 3 4 4 4 4 94 BM
3 4 2 4 4 3 4 4 90 BM 4 4 2 3 3 3 4 4 92 BM 4 4 2 4 4 3 4 4 103 BM 3 4 2 3 :t 3 4 4 94 BM 3 3 2 4 4 3 3 3 93 BM
3 4 2 3 4 4 4 4 101 BM
4 3 2 3 3 3 3 3 99 BM
3 3 2 3 3 3 4 3 90 BM
4 4 2 3 4 3 4 4 99 BM 4 3 3 4 4 4 4 4 103 BM 3 4 2 4 4 3 3 3 87 BM
4 3 2 4 4 3 4 4 91 BM
4 3 2 3 3 3 3 3 98 BM
21 4 4 2 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 100 BM
22 4 4 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 83 BM
23 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 2 4 2 3 3 3 4 2 3 3 4 4 3 92 BM
24 3 3 1 3 2 4 2 1 3 1 2 2 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 89 BM
25 3 3 2 3 2 3 3 2 2 1 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 95 BM
26 3 4 1 1 3 3 4 4 3 1 3 4 1 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 95 BM
27 4 4 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 104 BM
28 4 3 1 4 2 1 2 4 3 2 2 2 3 3 1 4 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 92 BM
29 2 4 1 3 2 3 2 2 3 1 2 2 3 2 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 2 4 4 3 3 3 82 BM
30 4 4 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 95 BM
31 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 92 M
32 3 4 2 4 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 3 4 3 4 4 104 M
33 4 4 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 2 3 4 2 3 3 4 3 4 91 M
34 4 4 3 4 3 3 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 2 3 3 2 4 4 103 M
35 3 4 2 3 2 2 1 2 2 2 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 87 M
36 4 4 3 4 4 4 4 2 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 107 M
37 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 1 4 4 4 4 4 96 M
36 3 4 3 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 88 M
39 3 3 3 2 3 3 3 2 4 1 4 4 3 4 4 4 , 3 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 100 M "
40 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 3 3 4 4 3 4 3 3 ,
' 4 2 4 4 3 4 3 85 M u " 41 4 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 4 4 4 91 M
42 4 4 2 3 2 2 3 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 3 4 3 2 2 3 4 3 3 4 3 4 3 97 M
43 4 4 3 4 3 3 3 3 4 1 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 1 4 4 3 4 4 102 M
44 4 2 3 3 4 3 3 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 105 M
45 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 I 94 M
45 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 107 M
47 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 2 4 2 2 4 2 2 2 4 3 3 95 M
48 4 4 2 3 2 3 2 2 4 2 2 2 2 4 4 4 4 3 2 4 2 3 3 2 3 3 3 2 4 2 86 M
49 1 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 87 M
50 4 3 3 2 3 2 3 4 3 3 4 4 2 3 4 3 4 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 4 93 M
51 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 4 3 4 4 98 M
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120 M
53 4 4 3 3 2 2 3 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 2 4 2 2 3 4 2 2 4 4 2 3 4 94 M
54 4 4 2 4 2 3 2 3 4 2 4 4 2 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 94 M
55 4 2 2 3 3 2 2 3 3 1 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 81 M
56 4 4 1 4 2 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 99 M
57 4 4 3 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 2 4 4 3 4 4 107 M
58 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 79 M
59 4 4 2 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 4 4 100 M
60 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 106 M
TOT 200 216 143 194 157 176 164 185 194 129 196 196 176 210 215 229 229 165 223 176 187 187 207 214 138 208 216 192 222 218
lampiran 3
Normative beliefs
Resp. 1 2 3 4 5
1 3 3 3 3 3
2 3 3 4 3 3
3 3 3 4 3 3
4 3 3 3 3 3
5 3 3 3 3 3
6 3 3 3 3 3
7 3 3 4 4 3
8 2 2 2 2 2
9 2 3 2 2 2
10 2 1 2 2 2
11 2 2 2 2 2
12 2 2 2 2 2
13 3 3 3 2 2
14 2 3 3 3 2
15 2 2 2 2 2
16 2 2 2 2 2
17 2 1 2 2 2
18 2 3 3 3 2
19 2 2 2 2 2
20 3 3 3 3 3
21 2 2 2 2 2
22 2 2 2 2 2
23 2 2 2 2 2
24 2 2 2 2 2
25 2 2 3 2 2
26 1 2 2 1 1
27 3 3 4 3 3
28 2 2 2 2 2
29 1 1 1 1 1
30 2 2 2 2 2
31 2 2 1 2 2
32 3 3 3 3 3
33 2 3 3 2 3
34 2 2 2 2 2
35 3 3 2 2 2
36 1 1 3 2 2
37 2 2 3 3 2
38 2 2 2 2 2
Skor Hasil Penilaian
SKALA NORMA SUBJEKTIF
Butir pernyataan
Motivational to comply
6 7 8 9 10 11 12
3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 4 3
3 3 3 3 3 4 3
2 2 2 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3
3 4 4 3 4 3 3
2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 3 2 3 3
2 2 2 2 1 2 2
2 2 2 3 3 3 3
2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3
2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 3 3 2 2
2 2 2 3 2 2 2
2 2 2 2 2 1 2
2 2 2 4 3 3 2
2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3
2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2
2 2 3 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 2
3 3 4 3 3 4 3
2 2 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 2 3 3
2 2 2 2 3 3 2
2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 3 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 3 3
2 2 2 2 2 2 2 ----
13 14 15 16 TOTAL status
3 3 3 3 48 BLM MENIKAH
3 3 3 4 51 BLM MENIKAH
3 3 3 3 50 BLM MENIKAH
3 2 2 2 42 BLM MENIKAH
3 3 3 3 48 BLM MENIKAH
3 3 3 3 48 BLM MENIKAH
4 3 3 3 54 BLM MENIKAH
2 2 2 2 32 BLM MENIKAH
2 3 2 3 38 BLM MENIKAH
1 1 1 1 26 BLM MENIKAH
3 3 3 3 40 BLM MENIKAH
2 2 2 2 32 BLM MENIKAH
3 3 3 3 46 BLM MENIKAH
2 2 2 2 35 BLM MENIKAH
2 2 2 2 34 BLM MENIKAH
2 2 2 2 33 BLM MENIKAH
2 2 2 2 30 BLM MENIKAH
2 3 3 3 42 BLM MENIKAH
2 2 2 2 32 BLM MENIKAH
3 3 3 3 48 BLM MENIKAH
2 2 2 2 32 BLM MENIKAH
2 2 2 2 32 BLM MENIKAH
2 2 2 2 32 BLM MENIKAH
2 2 2 2 32 BLM MENIKAH
2 2 2 2 34 SLM MENIKAH
2 1 2 1 21 SLM MENIKAH
3 3 3 4 52 SLM MENIKAH
2 2 2 2 32 SLM MENIKAH
1 1 1 1 16 SLM MENIKAH
2 2 2 2 32 SLM MENIKAH
2 2 2 2 31 MENIKAH
2 3 3 3 46 MEN I KAH
3 2 2 2 38 MENIKAH
2 2 2 2 32 MENIKAH
2 2 2 2 35 MENIKAH
1 1 1 1 20 MENIKAH
2 2 2 2 36 MENIKAH
2 2 2 2 32 MENIKAH
40 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 MENIKAH
41 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 MENIKAH
42 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 MENIKAH
43 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 MENIKAH
44 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 46 MENIKAH
45 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 38 MENIKAH
46 3 3 4 2 1 2 2 3 3 3 4 2 '\ 2 2 3 40 MENIKAH
47 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48 MENIKAH
48 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 24 MENIKAH
49 2 2 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 22 MENIKAH
50 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 MENIKAH
51 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 42 MENll<AH
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 MENIKAH
53 2 2 3 3 2 2 2 2 4 3 1 1 2 2 2 2 35 MEN I KAH
54 3 3 3 3 1 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 39 MENIKAH
55 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 MEN I KAH
56 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 3 2 2 2 2 2 27 MENIKAH
57 1 1 3 2 1 2 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 23 MENIKAH
58 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 36 MENIKAH
59 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 46 MENIKAH
60 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 MEN I KAH
total 133 139 149 138 133 129 129 133 143 143 145 137 136 133 133 136
lampiran 4 Skor Hasil Penilaian
Skala PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL
Butir pernyataan PBC 1 PBC 2
Resp. 1 2 3 4 5 6 TOTAL status 1 3 2 3 3 3 3 17 BLM MENIKAH 2 3 3 4 4 4 3 21 BLM MENIKAH 3 2 2 3 4 4 2 17 BLM MENIKAH 4 3 3 3 2 3 2 16 BLM MENIKAH 5 2 2 3 3 3 2 15 BLM MENll<AH 6 1 1 4 4 4 1 15 BLM MENll<AH 7 3 3 4 3 4 3 20 BLM MENll<AH 8 3 3 3 3 3 2 17 BLM MENIKAH 9 1 2 3 4 4 2 16 BLM MENll<AH
10 3 4 4 4 4 3 22 BLM MENll<AH 11 3 2 3 4 4 3 19 BLM MENll<AH 12 3 2 3 4 3 2 17 BLM MENIKAH 13 2 2 3 3 3 4 17 BLM MENIKAH 14 2 1 2 2 2 3 12 BLM MENIKAH 15 2 3 3 3 3 2 16 BLM MENIKAH 16 3 4 4 4 3 2 20 BLM MENIKAH 17 3 3 3 3 4 3 19 BLM MENIKAH 18 2 2 3 2 3 3 15 BLM MENIKAH 19 3 3 2 2 2 2 14 BLM MENIKAH 20 2 2 4 3 3 3 17 BLM MENIKAH 21 3 4 2 4 4 3 20 BLM MENIKAH 22 3 3 3 3 3 3 18 BLM MENIKAH 23 3 3 3 3 3 3 18 BLM MENIKAH 24 3 3 2 2 3 3 16 BLM MENIKAH 25 2 2 4 3 3 3 17 BLM MENIKAH 26 4 2 4 3 4 2 19 BLM MENIKAH 27 2 3 4 4 4 2 19 BLM MENIKAH 28 3 4 3 3 4 2 19 BLMMENIKAH 29 2 2 4 3 4 1 16 BLM MENIKAH 30 3 3 3 4 3 3 19 BLM MENIKAH 31 3 3 2 3 3 3 17 MEN I KAH 32 3 3 4 2 4 4 20 MEN I KAH 33 2 2 3 3 4 2 16 MEN I KAH 34 2 3 3 3 3 3 17 MEN I KAH 35 3 2 3 3 4 3 18 MEN I KAH 36 3 2 3 4 4 4 20 MEN I KAH 37 3 4 3 4 2 3 19 MENIKAH 38 2 2 3 3 3 2 15 MEN I KAH 39 3 4 3 4 3 3 20 MEN I KAH 40 3 3 3 3 3 2 17 MEN I KAH 41 3 3 3 3 4 3 19 MEN I KAH 42 4 4 2 2 3 3 18 MEN I KAH 43 2 2 3 2 3 3 15 MEN I KAH 44 2 3 3 3 3 3 17 MEN I KAH
45 2 2 2 2 2 3 13 MENIKAH 46 1 3 2 1 2 3 12 MEN I KAH 47 1 1 3 3 3 2 13 MEN I KAH 48 3 2 3 3 3 3 17 MEN I KAH 49 3 3 4 4 4 3 21 MENIKAH 50 3 3 2 2 3 3 16 MEN I KAH 51 3 3 2 2 2 3 15 MEN I KAH 52 4 4 1 1 1 4 15 MEN I KAH 53 1 3 2 4 2 3 15 MENIKAH 54 2 2 1 2 3 3 13 MEN I KAH 55 3 2 3 3 2 2 15 MEN I KAH 56 2 3 4 3 3 3 18 MENIKAH 57 4 3 4 4 4 4 23 MEN I KAH 58 1 1 4 4 4 1 15 MEN I KAH 59 3 4 3 3 4 3 20 ME NI KAH 60 3 3 2 3 3 2 16 MEN I KAH
total 154 160 179 182 192 161
lampiran 5
Resp.
1 2
3 4 5
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
39
Skor Hasil Penelitian
Skala lntensi
Butir pernyataan
1 2 2 3 1 4 1 2
3 3 1 2
3 3 2 3
1 2 1 4 1 1 1 2 1 1 4 4 4 4 2 3 1 2 1 3 1 3
1 4 3 4 1 3 2 1 1 3 1 2 1 4 1 1 1 4 1 1 1 1 2 3
2 3 1 1 2 3 1 2 1 3 2 3 2 4 1 2
1 1
3 TOTAL STATUS
3 8 BELUM MENIKAH
3 8 BELUM MENIKAH
1 4 BELUM MENIKAH
2 8 BELUM MENIKAH
3 6 BELUM MENIKAH
2 8 BEUJM MENIKAH
3 8 BELUM MENIKAH
1 4 BELUM MENIKAH
3 8 BELUM MENIKAH
4 6 BEUJM MENIKAH
4 7 BELUM MENIKAH
4 6 BELUM MENIKAH
2 10 BELUM MENIKAH
2 10 BELUM MENIKAH
3 8 BELUM MENIKAH
4 7 BELUM MENIKAH
2 6 BELUM MENIKAH
3 7 BELUM MENIKAH
4 9 BELUM MENIKAH
2 9 BELUM MENIKAH
1 5 BELUM MENIKAH
4 7 BELUM MENIKAH
2 6 BELUM MENIKAH
1 4 BELUM MENIKAH
4 9 BELUM MENIKAH
1 3 BELUM MENIKAH
4 9 BELUM MENIKAH
1 3 BELUM MENIKAH
4 6 BELUM MENIKAH
3 8 BELUM MENIKAH
4 9 MEN I KAH
1 3 MEN I KAH
4 9 MEN I KAH
1 4 MEN I KAH
2 6 MEN I KAH
2 7 MENIKAH
4 10 MEN I KAH
2 5 MEN I KAH
4 6 MEN I KAH
41 1 4 1 6 MEN I KAH
42 3 4 3 10 MENIKAH
43 2 2 2 6 MEN I KAH
44 2 3 2 7 IVIENIKAH
45 2 3 2 7 MEN I KAH
46 2 3 2 7 MEN I KAH
47 4 4 2 10 MEN I KAH
48 2 3 4 9 MEN I KAH
49 1 2 1 4 MEN I KAH
50 2 2 3 7 MEN I KAH
51 3 3 2 8 MEN I KAH
52 4 4 1 9 MEN I KAH
53 2 3 3 8 MEN I KAH
54 1 4 4 9 MENIKAH
55 1 1 1 3 MEN I KAH
56 1 3 4 8 MEN I KAH
57 1 4 3 8 MEN I KAH
58 2 2 1 5 MEN I KAH
59 1 3 1 5 IVIENIKAH
60 3 2 2 7 II/I EN I KAH
Total 101 162 152
Lampiran 6
Uji Validitas Skala Sikap
Skala Sikap (Behavioral Beliefs)
Item-Total Statistics
Scale Corrected Scale Mean Variance if Item-Total Item Delete Item Delete Correlation
, VAR00001 65.514: 47.375 .361
I VAROOOO: 65.0281 46.558 .410 VAROOOO. 64.800( 46.341 .560 VAR0000' 65.971' 46.852 .396 VAROoorn 64.828E 48.793 .308 VAROOOOE 65.142' 46.126 .552 VAROOOO 65.800( 48.341 .262 VAR00001 66.085. 53.610 -.205 VAROOOOi 65.2571 47.844 .418 VAR0001C 65.6571 45.408 .527 VAR00011 65.285; 50.328 .057 VAROOOt 65.171· 47.264 .524 VAR0001: 66.0001 56.647 -.261 VAR0001• 65.542 46.138 .543 VAR0001E 65.0857 47.669 .470 VAR00011 65.2281 45.887 .459 VAR0001i 64.942! 48.408 .335 VAR0001E 66.171, 46.499 .348 VAR0001i 65.0281 45.970 .606 VAR0002C 65.000 45.706 .626 VAR00021 65.1421 48.773 .403 VAR0002: 64.8571 46.479 .548 VAR0002: 64.7421 46.726 .563
·---·
Squared Multiple
Correlation
'
A Cronbach's lpha if lterr Deleted
.796
.793
.787
.794
.798
.786
.801
.827
.794
.786
.814
.790
.838
.787
.792
.790
.797
.797
.784
.783
.796
.787
.787
Hasil Try Out Skala Sikap (Behavioral Beliefs)
.-~ .. -.--.---
1 I No r-hitung r-tabel Keterangan
a item ------~ -------
1 0,361 0,334 VALID ~--- ···~---
2 0,410 0,3~4 VALID ·-····-
3 0,560 0,334 VALID __ ..,_ ·-··--" ··--------
4 0,396 0,334 VALID 5 0,308 0,334 TIDAK VALID 6 0,552 0,334 VALID 7 0,262 0,334 TIDAK VALID 8 0,205 0,334 TIDAKVALID 9 0,418 0,334 VALID --10 0,527 0,334 VALID 11 0,057 0,334 TIDAK VALID 12 0,524 0,334 VALID 13 0,261 0,334 TIDAK VALID 14 0,543 0,334 VALID 15 0,470 0,334 VALID 16 0,459 0,334 VALID 17 0,335 0,334 VALID 18 0,348 0,334 VALID 19 0,606 0,334 VALID 20 0,626 0,334 VALID 21 0,403 0,334 VALID 22 0,548 0,334 VALID 23 0,563 0,334 VALID
Skala Sikap (Evaluation To Behavioral Beliefs)
Item-Total Statistics
Scale Corrected Squared Cronbach's Scale fv'1ean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
VAR00001 68.7143 43.975 .195 .841 VAR00002 68.4000 41.424 .574 827 VAR00003 68.3429 41.585 .559 .828 VAR00004 69.2286 42.182 .375 .834 VAR00005 68.2286 43.182 .413 .833 VAR00006 68.4000 41.953 .449 .831 VAR00007 69.1714 41.911 .298 .839
• VAR00008 69.8857 49.457 -.274 .870 ' VAR00009 68.6571 43.526 .217 .841
VAR00010 68.9429 ' '
40.291 .635 .823 VAR00011 69.1714 41.852 .474 .830 VAR00012 68.8571 42.185 .463 .831
. VAR00013 69.9143 47.669 -.269 .856 VAR00014 69.0286 41.558 .622 .826 VAR00015 68.7714 43.358 .294 .837 VAR00016 68.5429 39.785 .691 .821 VAR00017 68.6286 40.946 .561 .826 VAR00018 69.4571 40.903 .539 .827
. VAR00019 68.5143 40.787 .608 .825 VAR00020 68.2857 41.034 .659 .824 VAR00021 68.6857 41.869 .460 .831 VAR00022 68.5714 40.017 .541 .826
68.3429 41.055 .576 .826
Hasil Try Out Skala Sikap (Evaluation To Behavioral Beliefs)
No r-hitung r-tabel -----~·-·-1
Keterangan a item
------ ---~-.-·· - -- ------·---------
1 0,195 0,334 TIDAK VALID ----~. -·
2 0,574 0,334 VALID ·-~-""" --·----
3 0,559 0,334 VALID ~· - ""---~-
4 0,375 0,334 VALID 5 0,413 0,334 VALID 6 0,449 0,334 VALID 7 0,298 0,334 TIDAKVALID 8 0,274 0,334 TIDAK VALID 9 0,217 0,334 TIDAK VALID 10 0,635 0,334 VALID 11 0,474 0,334 VALID 12 0,463 0,334 VALID 13 0,269 0,334 TIDAKVALID 14 0,622 0,334 VALID 15 0,294 0,334 TIDAKVALID 16 0,691 0,334 VALID 17 0,561 0,334 VALID 18 0,539 0,334 VALID 19 0,608 0,334 VALID 20 0,659 0,334 VALID 21 0,460 0,334 VALID 22 0,541 0,334 VALID 23 0,576 0,334 VALID
Lampiran 7
Uji Validitas Skala Norma Subjektif
ltem-T otal Statistics
Scale Mean Scale Corrected I Squared Cronbach's if Item Variance if Item-Total
I Multiple Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
VAR00001 15.4857 20.434 .778 .669 .949
VAR00002 15.3714 20.299 .767 .798 .950
VAR00003 15.0000 21.412 .666 .683 .956
VAR00004 15.2000 20.047 .892 .868 .943
VAR00005 15.4286 19.605 .822 .848 .947
VAR00006 15.3429 19.761 .898 .891 .942
VAR00007 15.4857 19.316 .918 .926 .940
VAR00008 15.2857 18.857 .865 .887 .944
Hasil Try Out Skala Norma Subjektif 1
No r-hitung r-tabel Keterangan a item
1 0,778 0,334 VALID 2 0,767 0,334 VALID 3 0,666 0,334 VALID 4 0,892 0,334 VALID 5 0,822 0,334 VALID 6 0,898 0,334 VALID 7 0,918 0,334 VALID 8 0,865 0,334 VALID
ltem-T otal Statistics
Scale Mean Scale Corrected Squared Cronbach's if Item Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
VAR00001 15.2000 26.282 .747 .808 i .960
VAR00002 15.1714 26.029 801 878. 957
VAR00003 14.8571 27.361 .672 653 964
VAR00004 15.0857 25.492 .911 .879 .950
VAR00005 15.1429 25.420 .907 .911 .950
VAR00006 15.0571 25.820 .898 .900 .951
VAR00007 15.2000 25.871 .935 .924 .949
VAR00008 15.0857 25.492 .911 .909 .950
Hasil Try Out Skala Norma Subjektif 2
No r-hitung r-tabel Keterangan a item
1 0,747 0,334 VALID 2 0,801 0,334 VALID 3 0,672 0,334 VALID 4 0,911 0,334 VALID 5 0,907 0,334 VALID 6 0,898 0,334 VALID 7 0,935 0,334 VALID 8 0,911 0,334 VALID
Lampiran 8
Uji Validitas Skala Perceived Behavioral Control
Item-Total Statistics
Scale Corrected Squared Cronbach's Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
VAR00001 15.6286 5.240 .220 .342 .510
VAR00002 15.7429 5.314 .114 .255 .565
VAR00003 15.5714 4.840 .315 .240 .467
VAR00004 16.0000 4.471 .203 249 .545
VAR00005 16.2571 4.491 .482 275 .390
VAR00006 15.8000 4.871 .465 .314 .419
Hasil Try Out Skala PBC 1
No r-hitung r-tabel Keterangan a item
1 0,220 0,334 TIDAK VALID 2 0,114 0,334 TIDAKVALID 3 0,315 0,334 TIDAKVALID 4 0,203 0,334 TIDAK VALID 5 0,482 0,334 VALID 6 0,465 0,334 VALID
Item-Total Statistics
Scale Corrected Squared Cronbach's Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
VAR00001 9.6857 5.692 .800 .787 .722
VAR00002 9.6571 5.703 .823 .878 .715
VAR00003 9.6286 5.770 .831 .906 .714
VAR00004 8.3143 9.398 -.046 .085 .941
VAR00005 9.6857 6.163 .800 .853 .730
Hasil Try Out Skala PBC 2
No r-hitung r-tabel Keterangan l a item 1 0,800 0,334 VALID
--. I
2 0,823 0,334 VALID 3 0,831 0,334 VALID 4 0,046 0,334 TIDAKVALID 5 0,800 0,334 VALID
Lampiran 9
Uji Validitas Skala lntensi
Scale I Scale
Squared ' Mean if Corrected Multiple i Cronbach's
Item ! Variance if Item-Total Correlatio ~ Alpha if Item ' Deleted I Item Deleted Correlation n : Deleted
VAROOOOl 4.9143 2.316 .622 1.040 1.189 VAR00002 4.2571 2.020 .681 I .040 I .191
VAR00003 4.6000 I 2.188 .640 I .019 l.303
Hasil Try Out Skala lntensi
No r-hitung r-tabel Keterangan a item
1 0,622 0,334 VALID 2 0,681 0,334 VALID 3 0,640 0,334 VALID
Lampiran 10
Uji Reliabilitas Skala Sikap
Reliability of BEHAVIORAL BELIEFS
Case Processing Summary
N .
% i
Cases Valid 35 100.0 Exclude
0 .0 d(a)
Total 35 100.0 a L1stw1se deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Cronbach's Alpha Based
N of
Alpha on
Items Standardized
Items
.870 .877 18
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Item 3.048 2.114 3.543 1.429
Means The covariance matrix 1s calculated and used in the analysis.
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
54.8571 50.008 7.07166 18
Maxin Minim
n/ 1ur um
1.676
Variance N of Items
.154 18
Reliability of EVALUATION BEHAVIORAL BELIEFS
Case Processing Summary
N i %
Cases Valid 35 100.0 Exclude
0 .0 d(a) Total 35 100.0
a L1stw1se deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based on
Cronbach's Standardized N of Alpha Items Items
.897 .898 17
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Item 3.259 2.486 3.714 1.229
Means The covanance matnx 1s calculated and used m the analysis.
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
55.4000 40.012 6.32549 17
Maxi mun mun Mini
1.494
1/ I Variance N of Items
.136 17
Lampiran 11
Uji Reliabilitas Skala Norma Subjektif
REUABIUTAS NORMA SUBJEKTIF 1
Case Processing Summary
N Cases Valid 35
Excluded2 0 Total 35
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based
on Cronbach's Standardized
Alpha Items .953 .953
% 100.0
.0 100.0
N of Items 8
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Ranae Item Means 2.189 2.029 2.514 .486
The covariance matrix is calculated and used in the analysis.
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 17.5143 25.904 5.08962 8
Ma um I Mi
xim nim
1 um .239
Variance N of Items .027 8
REUABILITAS NORMA SUBJEKTIF 2
Case Processing Summary
N !% Cases Valid 35 100.0
Exclude 0 .0
d(a) Total 35 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based on
Cronbach's Standardized N of Alpha Items Items
.959 .960 8
Summary Item Statistics
Maximum/ Mean Minimum Maximum Range Minimum Variance N of Items
Item 2.157 2.057 2.400 .343 1.167 1.013 8
Means
The covariance matrix is calculated and used in the analysis.
Scale Statistics
Std. N of Mean Variance Deviation Items
17.2571 33.726 5.80741 8
Lampiran 12
Uji Reliabilitas Skala Perceived Behavioral Control
RELIABILIT AS PBC 1
Case Processing Summary
N Cases Valid 35
Excludeda 0
Total 35
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based on
Cronbach's Standardized Alpha Items
.582 .588
% 100.0
.0
100.0
N of Items
2
Summary Item Statistics
Maxi mu Mean Minimum m Range
Item 2.971 2.743 3.200 .457
Means
The covariance matrix is calculated and used in the analysis.
Scale Statistics
Std. N of Mean Variance Deviation Items
5.9429 1.173 1.08310 2
Maximum
I N of Minimum Variance Items
1.167 .104 2
RELIABILITAS PBC 2
Case Processing Summary
N Cases Valid 35
Excluded" 0 Total 35
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based
on Cronbach's Standardized
Alpha Items .941 .942
% 100.0
.0
100.0
N of Items 4
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Item 2,079 2.057 2,114 .057
Means The covariance matrix 1s calculated and used in the analysis.
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 8.3143 9.398 3.06567 4
Maximum/ N of Minimum Variance Items
1.028 .001 4
Lampiran 13
Uji Reliabilitas Skala intensi
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 35 100.0 Exclude
0 .o d(a)
I 100.0 Total 35
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based on
Cronbach's Standardized N of
Alpha i Items Items
.307 .310 3
Summary Item Statistics I Maximum/ N of
Mean Minimum Maximum Range Minimum Variance Items
Item 2.295 1.971 2.629 1.657 1.333 .108 3
Means
The covariance matrix is calculated and used in the analysis.
Scale Statistics
Std. N of Mean Variance Deviation Items
6.8857 3.634 1.90620 3
Lampiran 14
Uji Normalitas Skala Sikap
NPar Tests SIKAP
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SIKAP N 60 Normal Parameters a,b Mean 96.0333
Std. Deviation 7.78300 Most Extreme Absolute .069 Differences Positive .069
Negative -.048
Kolmogorov-Smirnov Z .538 Asymp. Sig. (2-tailed) .934
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
MODEL: MOD 1.
Distribution tested: Normal
Proportion estimation formula used: Blorn 1 s
Rank assigned to ties: Mean
For variable SIKAP ...
Normal distribution parameters estimated: location scale - 7.7830034
iii 110 E ~
0 z v 100 "Cl .2 v ro 0> so v 0. ~ 80
70
Normal Q.Q Plot of SIKAP
80 00 lllll 110 120
Observed Value
96. 033333 and
Lampiran 15
Uji Normalitas Skala Norma Subjektif
NPar Tests NORMA SUBJEKTIF
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
NS N 60
Normal Parametersa.b Mean 36.4833
Std. Deviation 9.22137
Most Extreme Absolute .153 Differences Positive .153
Negative -.147
Kolmogorov-Smirnov Z 1.187
Asymp. Sig. (2-tailed) .119
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
MODEL: MOD 1. Distribution tested: Normal Proportion estimation formula used: Blom's Rank assigned to ties: Mean
For variable NS ... Normal distribution parameters estimated: location scale ~ 9.2213674
Normal Q-Q Plot of NS
00 0
"' • " 0 g ;; 40 00
g 00 d'
z
" t; 3(l
• 0 d' 0. • w
/ "
'° '° "' '° " "' " m
Observed Value
36.483333 and
Lampiran 16
Uji Normalitas Skala PBC
NPar Tests PBC
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PBC N 60
Normal Parameters a,b Mean 17.1333
Std. Deviation 2.42492 Most Extreme Absolute .122 Differences Positive .122
Negative -.096 Kolmogorov-Smirnov Z .944
Asymp. Sig. (2-tailed) .334
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
MODEL: MOD 1. Distribution tested: Normal Proportion estimation formula used: BJ.om 1 s Rank assigned to ties: Mean
For variable PBC Normal distribution parameters estimated: location scale~ 2.4249177
Nonnal Q-Q Plot of PBC
" ' n
~
"" > • E ~ta
l . " ~
" '
" " " 16 16 lO
Obe11rv11d Value
17 .133333 and
Lampiran 17
Uji Normalitas Skala lntensi
NPar Tests INTENSI
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
INTENSI N 60 Normal Parameters a,b Mean 6.9167
Std. Deviation 1.96832
Most Extreme Absolute .142 Differences Positive .081
Negative -.142 Kolmogorov-Smirnov Z 1.102 Asymp. Sig. (2-tailed) .176
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
MODEL: MOD 1. Distribution tested: Normal Proportion estimation formula used: Blom's Rank assigned to ties: Mean
For variable INTENSI ... Normal distribution parameters estimated: location scale ~ 1.9683226
Normal Q.Q Plot of INTENSl
0 .. ~ .. > •
~ 0
0 z ~
~ . ~
~
0
• '" Obuorvod Valuo
6.9166667 and
Lampiran 18
Uji Homogenitas
Descriptives
Std. I Std. 95% Confidence Interval for
N Mean Deviation i Error Mean Minimum Maximum -- 1--- .... ..
' Lower Bound Upper Bound I SIKAP Blm
30 95.8000 6.45622 menikah
1.17874 93.3892 98.2108 82.00 107.00
menikah 30 96.2667 9.02462 1.64766 92.8968 99.6365 79.00 120.00 Total 60 96.0333 7.78300 1.00478 94.0228 98.0439 79.00 120.00
NS Blm 30 37.4667 9.51852
menikah 1.73784 33.9124 41.0209 16.00 54.00
menikah 30 35.5000 8.96641 1.63704 32.1519 38.8481 20.00 64.00
Total 60 36.4833 9.22137 1.19047 34.1012 38.8655 16.00 64.00 PBC Blm
30 17.4333 2.19220 menikah
.40024 16.6148 18.2519 12.00 22.00
menikah 30 16.8333 2.64032 .48205 15.8474 17.8192 12.00 23.00 Total 60 17.1333 2.42492 .31306 16.5069 17.7598 12.00 23.00
INTENSI Blm 30 6.9000 1.95378 i .35671 6.1704 7.6296 3.00 10.00
menikah menikah 30 6.9333 2.01603 .36807 6.1805 7.6861 3.00 10.00 Total 60 6.9167 1.96832 .25411 6.4082 7.4251 3.00 10.00
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sia.
SIKAP 2.593 1 58 .113
NS 1.017 1 58 .318 PBC .943 1 58 _335
INTENSI .008 1 58 .928 -·
ANOVA
Sum of Sauares df Mean Sauare F Sin.
SIKAP Between Grcups 3.267 1 3.2137 .053 .819 Within Groups 3570.667 58 61.5!33 Total 3573.933 59
NS Between Groups 58.017 1 !IB.017 .679 .413 Within Groups 4958.967 58 85.499 Total 5016.983 59
PBC Between Groups 5.400 1 5.400 .917 .342 Within Groups 341.533 58 5.889 Total 346.933 59
INTENSI Between Groups .017 1 .017 .004 .948 Within Groups 228.567 58 3.941 Total 228.583 59
Lampiran 19
Regresi Linier Antara Sikap Dengan lntensi
Descriptive Statistics
tv~ean Std. Deviation N INTENSI 6.9167 1.96832 60
SIKAP 96.0333 7.78300 60
Correlations
INTENSI SIKAP Pearson Correlation INTENSI 1.000 .183
SIKAP .183 1.000
Sig. (1-tailed) INTENSI .081
SIKAP .081
N INTENSI 60 60
SIKAP 60 60
Variables Entered/Removed
Variables Variables Model Entered Removed Method 1 SIKAP' Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: INTENSI
Model Summary
Chance Statistics
Adjusted Std. Error of R Square Model R R Square R Square he Estimate Chance F Chance df1 df2 Sia. F Chance 1 .183" .033 .017 1.95179 .033 2.004 1 58 .162
a. Predictors: (Constant), SIKAP
Lampiran 20
Regresi Linier Antara Norma Subjektif Dengan lntensi
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N NS 36.4833 922137 60
INTENSI 6.9167 1.96832 60
Correlations
NS INTENSI Pearson Correlation NS 1.000 .276
INTENSI .276 1.000 Sig. (1-tailed) NS .016
INTENSI .016 N NS 60 60
INTENSI 60 60
Variables Entered/Removed
Variables Variables Model Entered Removed Method 1 INTENSP Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: NS
Model Summary
-Chanae Statistics
C\djusted td. Error c SquarE Mod R Sauan ~Square he Estimat Change Chanm df1 df2 o. F Chane 1 .276a .076 .060 8.93964 .076 4.777 l 1 58 .033
a.Predictors: (Constant), INTENSI
Lampiran 21
Regresi Linier Sikap Dengan Norma Subjektif
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N NS 36.4833 9.22137 60
SIKAP 96.0333 7.78300 60
Correlations
NS SIKAP Pearson Correlation NS 1.000 .440
SIKAP .440 1.000
Sig. (1-tailed) NS .000 SIKAP .000
N NS 60 60 SIKAP 60 60
Variables Entered/Removed
Variables Variables Model Entered Removed Method 1 SIKAP' Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: NS
Model Summary
ChanQe Statistics
Adjusted td. Error o Z Square Mode R Z Square '<.Square he Estimat• Change ChangE df1 df2 iQ. F Chang 1 .4408 .193 .179 8.35412 .193 13.885 1 58 .000
a.Predictors: (Constant), SIKAP
Lampiran 22
Regresi Linier Antara Sikap Dengan PBC
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N PBC 17.1333 2.42492 60
SIKAP 96.0333 7.78300 60
Correlations
PBC SIKAP Pearson Correlation PBC 1.000 . 175
SIKAP .175 1.000 Sig. (1-tailed) PBC .091
SIKAP .091
N PBC 60 60
SIKAP 60 60
Variables Entered/Remove~
Variables Variables Model Entered Removed Method 1 SIKAP' Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: PBC
Model Summary
Chanae Statistics
Adjusted Std. Error of R Square Model R R Sauare R Sauare he Estimate Cha nae F Chanae df1 df2 ia. F Chana< 1 .1758 .031 .014 2.40804 .031 1.830 1 58 .181
a. Predictors: (Constant), SIKAP
Lampiran 23
Regresi Linier Antara Norma Subjektif Dengan Pbc
Descriptive Statistics
Mean 1 Std. Deviation N PBC 17.1333 2.42492 60
NS 36.4833 9.22137 60
Correlations
PBC NS Pearson Correlation PBC 1.000 -.201
NS -.201 1.000
Sig. (1-tailed) PBC .062
NS .062
N PBC 60 60
NS 60 60
Variables Entered/Remove<'t
Variables Variables Model Entered Removed Method 1 NS3 Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: PBC
Model Summary
Chanae Statistics
Adjusted td. Error o ~Square Mode R 'Square ~Square 1e Estimat1 Chanqe Chan11f df1 df2 iq. F Chane 1 .201a .040 .024 2.39594 .040 2.436 1 58 .124
a.Predictors: (Constant), NS
Lampiran 24
Regresi Linier Antara PBC Dengan lntensi
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N PBC 17.1333 2.42492 60
INTENSI 6.9167 1.96832 60
Correlations
PBC INTENSI Pearson Correlation PBC 1.000 -.243
INTENSI -.243 1.000
Sig. (1-tailed) PBC .031
INTENSI .031
N PBC 60 60
INTENSI 60 60
Variables Entered/Removed
Variables Variables Model Entered Removed Method 1 INTENSP Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: PBC
Model Summary
c 1ae Statistics
Adjusted td. Error o ~Square Mode R ~Square ~Square 1e Estimat Change "Chang df1 df2 ig. F Chan~ 1 .2433 .059 .043 2.37264 .059 3.629 1 58 .062
a.predictors: (Constant). INTENSI
Lampiran 25
r··-"".'<C"""""""""""""~·~------·~-···--• 1
i '1"R'lU"T"1'"''l!1~! i wr~ ~"'"· f !r L V ,;) If f\_\ 1 ··- 'i' ,,.1 P\~'t¥J'i
r !ti (. ") ?'I '- '.-''""';~·'' " . • · - ' i u1N S~Jiiilr r!llJ!Wilh>LU'..H ,1/iii'J\Rfft. l." __ --· '~'-»~•·-·"- 4"•-------·-·-·~·-•~M-·--· ______ ,:
Regresi Linier Antara Sikap, Norma Subjektif, PBC Dan lntensi
Descriptive Statistics
Mean 1 Std. Deviation N INTENSI 6.9167 1.96832 60
SIKAP 96.0333 7.78300 60
NS 36.4833 9.22137 60
PBC 17. 1333 2.42492 60
Correlations
INTENSI SIKAP NS PBC Pearson Correlation INTENSI 1.000 . 183 .276 -.243
SIKAP .183 1.000 .440 .175
NS .276 .440 1.000 -.201
PBC -.243 .175 -.201 1.000
Sig. (1-tailed) INTENSI .081 .016 .031
SIKAP .081 .000 .091 NS .016 .000 .062
PBC .031 .091 .062
N INTENSI 60 60 60 60 SIKAP 60 60 60 60
NS 60 60 60 60
PBC 60 60 60 60
Variables Entered/Removed'
Variables Variables Model Entered Removed Method 1 PBC,
Enter a SIKAP, NS
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: INTENSI
Model Summary
Chanae Statistics
Adjusted >Id. Error o R Square Mode R R Square R Square he Estimat Cha nae Cha nm df1 df2 ia. F Chang 1 .361" .130 .083 1.88449 .130 2.789 3 56 .049
a.Predictors: (Constant), PBC, SIKAP, NS
Lampiran 26
UJI T Sikap Terhadap Perilaku Berpoligami Antara Yang Menikah Dengan Belum Menikah
Group Statistics
·-I Std. \ Std. Error STATUS N Mean [ Deviation I Mean
SIKAP Blm I
30 95.8000 \ 6.45622 1.17874 menikah
19.02462 menikah 30 96.2667 1.64766
Independent Samples Test
Lavena's Test for ~nualitv of Variances t-test tor Eaualitv of Means
Mean Std. Error F Sig. t di 3ig. (2-tailed Difference Difference
SIKAP Equal variance 2.593 .113 ·.230 58 .819 -.46667 2.02589 assumed
Equal variance -.230 52.523 .819 -.46667 2.02589 not assumed
95°/o Confidence Interval of the
Difference
Lower Uno er
-4.52192 3.58858
-4.53094 3.59761
Lampiran 27
UJI T Norma Subjektif Antara Yang Menikah Dengan Belum Menikah
Group Statistics
·-; Std. I Std. Error
STATUS N I Mean [ Deviation Mean
NS Blm 30 37.4667 9.51852 1.73784
menikah menikah 30 35.5000 8.96641 1.63704
Independent Samples Test
Levene's Test for Enualitv of Variances t~test for Eoualitv of Means
! 95% Confidence
' Interval of the
I ' Mean Std. Error Difference
F Sig. t df Sio. (2-tailed) Difference Difference Lower Uhner NS Equal variances
1.017 .318 .824 assumed 58 .413 1.96667 2.38746 -2.81235 6.74569
Equal variances .824 57.794 .413 1.96667 2.38746 -2.81271 6.74605 not assumed
Lampiran 28
UJI T PBC Antara Yang Menikah Dengan Belum Menikah
Group Statistics
·-'Std. I Std. Error
STATUS N Mean I Deviation Mean
PBC Blm I menikah
30 17.4333 2.19220 .40024
menikah 30 16.8333 2.64032 .48205 ·-
Independent Samples Test
Levene's Test for :nualih.1 of Variancei t-test for Eaualitv of Means
95°Ai Confidence Interval of the
Mean Std. Error Difference
F Sig. t df ~ig. (2-tailed Difference Difference Lower Uooer PBC Equal variance
.943 .335 .958 58 .342 .60000 .62655 -.65418 1.85418 assumed
Equal variance .958 56.103 .342 .60000 .62655 -.65508 1.85508 not assumed
Lampiran 29
UJI T lntensi Antara Yang Menikah Dengan Belum Menikah
Group Statistics
--'
\Mean
Std. Std. Error
STATUS N Deviation Mean ·-INTENSI Blm
30 6.9000 1.95378 .35671 menikah
menikah 30 6.9333 2.01603 .36807
Independent Samples Test
Levene's Test for ualitv of Varianc< !-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the
Mean Std. Error Difference F Sia. t df ia. 12-taile• >ifferenc ifferenct Lower Uooer
INTEN< Equal varian .008 .928 -.065 58 .948 -.03333 .51256 11.05934 .99267 assumed
Equal varian -.065 57.943 .948 -.03333 .51256 h.05936 .99269 not assumed
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIP ~!IDAYATULLAH JAKARTA
FAKUL TAS PSIKOLOGI
Kcrta Mukti No.5 Circn<lcu Ciputat Jakarta Sclatan 15419 Tclp. (021) 7433060 Fax. 74714714
·'==========--·-· onior : Ft. '/l/OT.01.7/ .::ZSj'.5/yll/2007 Jakarta, 3 Juli 2007 arnp. al : Izin Penc!itian
Kepada Yth. Pimpinan Daarut 'fauhid Cipakn di Jakart:!
Assalamu'alaikum Wr. \Vb.
l)engan honnat, ka1ni sa1npaikan bah\va:
Nam a Tcmpat/Tgl Lahir Alam at
Nita Mutiah Tasikmalaya, 2Agustus1984 Jl.Semanggi II No.22B Ciputat
adalah bcnar mahasiswa Fakultas i'sikologi U!N Syarif Hidayatul!ah Jakarta
Semester Nomor Pokok Tahun Akademik Program
VIII (Delapan) !03070029!07 2006/2007 Strata 1 (S-1)
Sehubungan dengan tugas penyelesaian skripsi yang bcrjudul : "Huuungal' antara sikap terhadap perilaku bcrpoligami norma subjektif dan perceive( behavioral control dengan intensi berpoligami pada jamaah Daarut Tauhid Jakarta" mahasiswa tcrscbut memerlukan izin Pcnelitian di lembaga yang Bapak/lbu/Saudara pimpin. Olch karena itu kami mohon kcs.,diaari Bapak/lbu/Saudara untu'< mcncrima mahasiswa terscbut dan memberikan bantuannya.
Dcmikian alas pcrhatian Jan bantuan I3upak/lbu/Saudara karni ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. \Vb.
\\ . .-\ \:z·,: ''-_'
~/ M.Si L-
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SY ARIF HIDA YATULLAH .JAKARTA
FAKULTAS PSIKOLOGI
.I(. Kcrta Mul<ti No.5 Circndcu Ciputat Ja!t«rt;i Sclata1i 15419 Tclp. (U21) '1433060 Frn. 74714714
Non1or Lan1p. Hal
Ft. 71/0T.OJ.7/;:/S}l//Vll/2007
Izin Pcnc!itian
Kepada Yth. Pimpinan Daarut l'auhid Ciputat di Jakarta
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dengan horn1at, kan1i san1paikan bah\va:
: Nita Mutiah : Tasikmalaya, 2Agustus1984
Jakarta, 3 Juli 2007
Nam a Tempat/Tgl Lahir Alamat : JJ.Semanggi II No.22B Ciputat
adalah benar mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakar\a
Semester Nomor Pokok Tahun Akademik Progra1n
VIII (Delapan) 103070029107 200612007 Strata I (S-1)
Sehubungan dengan tugas penyelesaian skripsi yang berjudul : "Hubungan antara sikap tcrhadap pcrilaku bcrpoligami norma rnbjcktif dan perceived behavioral control dengan intensi berpoligarni pada jarnaah Daarut Tauhid Jakarta" mahasiswa te.rsebut memerlukan izin Penelitian di lembrga yang Bapak/lbu/Saudara pimpin. Oleh karena itu karni mohon kesecliaan Bapak/lbu/Saudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya.
Demikian alas perhalian Jan banluan Bapak/lbu/Saudara kami ucapkan lerima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
M.Si1