4A-Rujukan Kondisi Komplikasi

21
SISTEM RUJUKAN PADA KONDISI KASUS KOMPLIKASI DAN BBL DENGAN HIV POSITIF KELOMPOK 4A DIII KEBIDANAN STIKes Muhammadiyah Gombong

description

Sistem rujukan

Transcript of 4A-Rujukan Kondisi Komplikasi

  • SISTEM RUJUKAN PADA KONDISI KASUS KOMPLIKASI DAN BBL DENGAN HIV POSITIFKELOMPOK 4ADIII KEBIDANANSTIKes Muhammadiyah Gombong

  • Kelompok 4ADina Fransiska Putri (B1301038)Eka Riyanti (B1301045)Eka Velly Handayani (B1301046)Esty Nurulhatam (B1301051)Ety Purnaningsih (B1201052)Fatimah Nur Rahma(B1301053)

  • Definisi RujukanRujukan adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal (dari satu unit ke unit yang lebih lengkap /Rumah Sakit) maupun horizontal (dari satu bagian ke bagian lain dalam satu unit) (Muchtar, 1977).

  • Persiapan Rujukan untuk Ibu

  • KegiatanRujukanRujukan dan Pelayanan KebidananRujukan Informasi MedisPelimpahan Pengetahuan dan Keterampilan

  • Sistem RujukanRujukan secara konseptual (perorangan)Rujukan upaya kesehatan masyarakatRujukan TerencanaRujukan Tepat Waktu / RTWRujukan Internal dan rujukan EksternalRujukan Medik dan Rujukan Kesehatan

  • PreeklampsiaDefinisiPenyakit dengan tanda-tanda hipertensi, oedema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.EtiologiPrimigravidaTuanya kehamilanKehamilan ganda

  • PreeklampsiaTanda GejalaPertambahan BB yang berlebihan.Oedema.Hipertensi.Proteinuria.Sakit kepala di daerah frontalSkotomaDiploma.Penglihatan kaburNyeri epigastrumMual dan muntahPx LabProteinuria (1+)

  • Tujuan Rujukan PEBTujuan dari manual rujukan khusus penyakit PEB ini adalah sebagai kendali mutu dan biaya terhadap pengobatan yang diberikan pada pasien dengan kondisi tersebut, sehingga mendapatkan tatalaksana yang efektif dan efisien.

  • Kriteria Rujukan PEB

  • Tata Cara Pelaksanaan Rujukan Kasus PEBRumah sakit tujuan untuk pasien PEB haruslah RS PONEK yang memiliki dokter spesialis kandungan dan anak serta memiliki layanan operasi caessar darurat serta ruang NICU sehingga pasien yang tiba-tiba membutuhkan pertolongan dapat segera tertangani baik ibu maupun bayinya.Apabila kasus PEB ini ditemukan pada saat jam poliklinik dan stabil maka pasien dirujuk ke poliklinik kebidanan, namun apabila ditemukan saat diluar jam kerja atau dalam kondisi tidak stabil maka pasien segera dirujuk ke UGD RS yang bersangkutan.

  • Gawat Janin1. DefinisiGawat janin terjadi bila janin tidak menerima 02 cukup, sehingga mengalami hipoksia. Situasi ini dapat terjadi kronik (dalam jangka waktu lama) atau akut. 2. Penyebaba. Persalinan berlangsung lamab. Induksi persalinan dengan oksitosinc. Ada perdarahan atau infeksid. Insufisiensi plasenta: postterm, preeklamsi.

  • Tanda Gawat JaninTanda-tanda gawat janin tersebut :Denyut Jantung Janin (DJJ) kurang dari 100 per menit atau lebih dari 180 per menit.Air ketuban hijau kental.

  • Kriteria DJJDJJ ireguler dalam persalinan sangat bervariasi dan dapat kembali setelah beberapa waktu. Bila DJJ tidak kembali normal setelah kontraksi, hal ini menunjukkan adanya hipoksida.DJJ lambat (kurang dari 100 per menit) saat tidak ada his, menunjukkan adanya gawat janin dan DJJ cepat (lebih dari 180 per menit) yang disertai takhikardi ibu bisa karena ibu demam, efek obat, hipertensi, atau amnionitis. Jika denyut jantung ibu normal, denyut jantung janin yang cepat sebaliknya dianggap sebagai tanda gawat janin.

  • Alasan MerujukTerhadap JaninBeresiko akan menimbulkan kematianJanin Terhadap IbuBeresiko akan menimbulkan

  • Perawatan Selama MerujukJika denyut jantung janin diketahui tidak normal, maka:1. Pasien dibaringkan miring ke kiri dan anjurkan untuk bernafas secara teratur.2. Pemberian oksigen 8-12 l/menit. Perubahan posisi dan pemberian 028-12 l/menit3. Hentikan infus oksitosin (jika sedang diberikan infus oksitosin). Pasang infuse menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan Ringer Laktat atau garam fisiologis (NS) dengan tetesan 125 cc/jam.

  • Perawatan Selama MerujukJika sebab dari ibu diketahui (seperti demam, obat-obatan) mulailah penanganan yang sesuai dengan kondisi ibu:1. Istirahat baring 2. Banyak minum3. Kompres4. Ibu dimiringkan kekiri4. Pemantauan DJJ rutin5. Mengantar atau mendampingi pasien untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut6. Intervensi lainnya tidak perlu dilakukan serta berikan O2 8-12 l/menit

  • Perawatan Selama MerujukJika sebab dari ibu tidak diketahui dan djj tetap abnormal sepanjang paling sedikit 3 kontraksi, maka:1. Jika terdapat perdarahan dengan nyeri yang hilang timbul atau menetap, pikirkan kemungkinan solusio plasma.2. Jika terdapat tanda-tanda infeksi berikan anti biotik untuk amniomtis.3. Jika tali pusat terletak di bawah janin atau dalam vagina lakukan penanganan prolaps tali pusat.4.Jika denyut jantung janin tetap abnormal atau jika terdapat tanda-tanda lain gawat janin (mekonium kental pada cairan amnion, rencanakan persalinan dengan kolaborasi atau merujuk).