49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada...

28
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mengambil informan sebanyak 8 orang mahasiswa yang berada di jurusan yang berbeda-beda dalam Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang mempunyai persepsi dan sikap yang berbeda-beda terhadap adanya homoseksual di Bandar Lampung. Setelah diadakannya penelitian terhadap 8 mahasiswa tersebut, dalam hal ini Persepsi mahasiswa terhadap homoseksual di Bandar Lampung, berikut ini akan digambarkan hasil penelitian yang menunjukan profil informan kemudian pembahasan, mengenai persepsi mahasiswa terhadap homoseksual di Bandar lampung. A. Profil Informan Pada bab kelima ini akan dipaparkan hasil wawancara dengan delapan informan yang telah diwawancarai. Data yang telah diperoleh dari informannya diolah secara sistematis, serta menurut tata aturan yang ditetapkan dalam metode penelitian setelah dilakukannya wawancara oleh masing-masing informan. Setelah dilakukan penelitian terhadap delapan informan berikut ini

Transcript of 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada...

Page 1: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

49

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini mengambil informan sebanyak 8 orang mahasiswa yang berada

di jurusan yang berbeda-beda dalam Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung yang mempunyai persepsi dan sikap yang berbeda-beda

terhadap adanya homoseksual di Bandar Lampung.

Setelah diadakannya penelitian terhadap 8 mahasiswa tersebut, dalam hal ini

Persepsi mahasiswa terhadap homoseksual di Bandar Lampung, berikut ini

akan digambarkan hasil penelitian yang menunjukan profil informan kemudian

pembahasan, mengenai persepsi mahasiswa terhadap homoseksual di Bandar

lampung.

A. Profil Informan

Pada bab kelima ini akan dipaparkan hasil wawancara dengan delapan

informan yang telah diwawancarai. Data yang telah diperoleh dari

informannya diolah secara sistematis, serta menurut tata aturan yang ditetapkan

dalam metode penelitian setelah dilakukannya wawancara oleh masing-masing

informan. Setelah dilakukan penelitian terhadap delapan informan berikut ini

Page 2: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

50

akan digambarkan profil para informan yang diwawancarai tentang “Persepsi

Mahasiswa Terhadap Homoseksual di Bandar Lampung”.

Tabel 1. Profil Informan

No.

Nama (bukannamasebenarnmya)

KodeInforman

Angkatan Jurusan TanggalWawancara

1. Bunga Informan 1 2006 IlmuKomunikasi

20 September2010

2. Rama Informan 2 2007 AdministrasiBisnis

20 September2010

3. Putra Informan 3 2006 IlmuPemerintahan

20 September2010

4. Mery Informan 4 2007 AdministrasiNegara

21 September2010

5. Bayu Informan 5 2006 Sosiologi 22 September2010

6. Vera Informan 6 2007 HUMAS 22 September2010

7. Arini Informan 7 2008 Pusdok Info 23 September2010

8. Budi Informan 8 2008 APS 23 September2010

Sumber: Data Primer tahun 2010

Dari kedelapan informan yakni mahasiswa FISIP Unila dengan jurusan dan

latar belakang sosial yang berbeda-beda maka berikut pengelompokan masing-

masing informan berdasarkan klasifikasi jenis mahasiswa menurut Adnan dan

Pradiansyah (1999:131-141):

1. Kelompok Idealis Konfroniatif

Mereka adalah mahasiswa yang aktif dikelompok diskusi atau lembaga swadyamasyarakat. Kegiatan mereka senantiasa bernuansa pemikiran kritis mengenaiperkembangan politik, ekonomi, sosial, budaya, serta teori-teori yangmendasarinya. Mereka aktif dalam aksi-aksi demonstrasi memperjuangkanhak-hak rakyat yang tertindas. Ciri dari kelompok ini adalah non-kooperatif.

Page 3: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

51

Kelompok ini bersikap menolak posisi pemerintah karena merekaberkeyakinan bahwa pemerintah yang berkuasa saat itu tidak sesuai dengannorma, nilai-nilai, dan prinsip-prinsip demokrasi keadilan dan hak asasimanusia. Adnan dan Pradiansyah (1999:131-141)

Informan yang masuk dalam klasifikasi kelompok idealis konfroniatif adalah

Rama (informan ke-2). Hal tersebut dikarenakan informan aktif di berbagai

organisasi baik di dalam maupun di luar kampus. Selain itu informan juga

cukup aktif dalam menyuarakan permasalahan-permasalahan yang bersifat pro

dan kontra. Berikut hasil wawancaranya:

a. Rama: Informan ke-2 (kedua)

Informan kedua dalam penelitian ini bernama Rama (bukan nama sebenarnya)

yang merupakan mahasiswi reguler jurusan Administrasi Bisnis angkatan 2007

melalui jalur SPMB. Ia menjalani perkuliahan seperti biasanya dengan

mengikuti kegiatan berorganisasi yang ada di Fisip Unila yaitu HMJ

Administrasi Bisnis anggota bidang enterplanner 2009-2010, selain itu ia juga

menjadi anggota yang bergerak dalam keagamaan yaitu Himpunan Mahasiswa

Islam (HMI) Bandar Lampung komisaris sosial politik dari tahun 2007 sampai

sekarang dan menjadi anggota bidang Sumber Daya Manusia (SDM) BEM

Fisip 2008-2009. Dengan pengalaman berorganisasi yang cukup diharapkan

informan dapat kritis dalam menanggapi masalah homoseksual di Bandar

Lampung.

Dari hasil wawancar dengan Rama mengenai homoseksual di Bandar

Lampung, informan megetahui secara umum tentang apa homoseksual

Page 4: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

52

tersebut. Menurut informan homoseksual merupakan perbuatan asusila yang

sanagt terkutuk dan menunjukan bahwa pelaku dari homoseksual tersebut

adalah seorang yang mengalami penyimpangan psikologis dan tidak normal.

Sedangkan untuk keberadaan homoseksual di Bandar Lampung informan

kurang mengetahui keberadaan para homoseksual tersebut tetapi informan

pernah mendengar informasi bahwa homoseksual ada di Bandar lampung.

Untuk ciri-ciri dari homoseksual tersebut informan hanya menebak-nebak

bahwa homoseksual cendrung berpenampilan nyentrik. Dan biasanya untuk

laki-laki bertingkah sepert perempuan dan sebaliknya untuk perempuan

bertingkah seperti laki-laki atau tomboy.

Informan berpendapat bahwa setiap kejadian pasti ada penyebab, begitu juga

homoseksual. Informan berpendapat bahwa penyebab terjadinya seseorang

menjadi homoseksual disebabkan karena kurang adanya pendekatan diri

terhadap nilai-nilai agama dan mungkin saja tekanan dari lingkungan

sekitarnya. Informan mengatakan:

“Kemungkinan seseorang menjadi homoseksual orang tersebut kurangmendalami yang namanya nilai2 kaidah agamanya,juga bisa disebabkan karena pemberian cap atau pelebelan oleh masyarakatsekitar. Bisa juga karena ada yang memberi contoh tentang haltersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang menyimpang. Tapiada juga kasus yang karena paksaan dari pihak lain”.

Walaupun Rama memilih sikap untuk tetap biasa saja terhadap homoseksual,

tetapi ia cendrung tidak setuju terhadap pilihan mereka yang menyukai sesama

jenis karena menurut informan hal tersebut sangat dilarang oleh agama dan

Page 5: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

53

manusia pada hakikatnya diciptakan secara berpasang-pasangan. Dengan

pendapatnya tersebut informan juga tidak mau terlalu dekat dengan para

homoseksual karena ia memiliki ketakutan jika homoseksual tersebut akan

menular ke dirinya.

Disinggung soal perasaan informan apabila berinteraksi langsung dengan

homoseksual, ia langsung bereaksi dan langsung berucap takut. Informan

mengatakan:

“Sebenarnya saya takut kalau mesti berinteraksi dengan homoseksual.Tapi mungkin saya akan bersikap biasa saja dan menyembunyikanrasa ketakutan tersebut untuk menghargainya”.

Walaupun Rama memiliki pemahaman yang sedikit menentang keberadaan

dari homoseksual tetapi ia memiliki harapan yang besar untuk mereka yang

memilih hidupnya sebagai homoseksual. Informan berharap kepada mereka

yang telah memilih hidupnya sebagai homoseksual untuk lebih mendekatkan

diri kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk meminta petunjuk kepadaNya.

Karean menurut informan apabila kita dekat dengan Tuhan maka kita akan

takut untuk melakukan hal-hal yang dilarang oleh Tuhan dan agama. Dengan

begitu mudah-mudahan mereka akan bisa kejalan yang benar. Selain itu

informan juga berharap besar kepada pemerintah untuk dapat memperhatikan

masalah-masalah seperti ini dan juga dibantu oleh masyarakat sekitar pula agar

homoseksual tersebut dapat kembali kejalan yang benar.

Page 6: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

54

2. Kelompok Idealis Realistis

Kelompok ini juga aktif diberbagai kelompok diskusi atau lembagaswadaya masyarakat. Kelompok ini banyak menggagas ide-ide perbaikankehidupan berbangsa dan bernegara. Kelompok ini cenderungkompromisitis dan kooperatif serta tidak terang-terangan menentangpemerintah dan tetap berusaha mencari jalan di tengah kesumpekan iklimpolitik. Adnan dan Pradiansyah (1999:131-141)

Informan yang masuk dalam klasifikasi kelompok idealis realistis adalah Bayu

(informan kelima). Hal tersebut karena informan cendrung memiliki ide-ide

yang baik untuk perubahan. Berikut hasil wawancaranya:

b. Bayu: Informan ke-5 (kelima)

Informan kelima dalam penelitian ini adalah Bayu (bukan nama sebenarnya)

mahasiswa jurusan Sosiologi Fisip Unila angkatan 2006. Informan menjadi

mahasiswa Fisip Unila melalui jalur SPMB. Pada lingkungan sosial Fisip

Unila, Bayu terlihat tidak aktif dalam kegiatan berorganisasi namun di luar

kampus informan sering mengikuti seminar-seminar dan lomba debat.

Menurut Bayu sendiri homoseksual adalah orientasi seksual yang ditandai

dengan kesukaan seseorang dengan orang lain yang mempunyai kelamin

sejenis secara biologis atau identitas gender yang sama. Bayu juga

berpendapat tentang adanya homoseksual di Bandar Lampung bahwa mungkin

ada keberadaan mereka di Bandar Lampung tetapi informan tidak mengetahui

secara pasti keberadaanya. Informan mengaku kesulitan membedakan orang

yang homoseksual dengan orang yang bukan homoseksual. Karena

Page 7: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

55

menurutnya ada juga orang yang berpenampilan seperti orang normal pada

umumnya. Jadi mungkin bisa dilihat dari cara bicaranya tambahnya.

Sikap biasa saja yang diambil oleh Bayu menunjukan toleransi yang tinggi

terhadap sesama manusia. Karena menurutnya setiap manusia mempunyai

hak masing-masing untuk menjalankan hidupnya dan mungkin saja mereka

mengambil jalan tersebut bukan keinginan mereka. Karena bisa saja banyak

penyebab yang menjadikan mereka memilih hidupnya sebagi homoseksual.

Diman Bayu berpendapat faktor lingkungn mempunyai peran yang sangat

besar penyebab seseorang memilih hidupnya menjadi homoseksual. Ia

berpendapat:

“Gue fikir faktor lingkungan punya peranan penting terjadinyaseseorang menjadi homoseksual. Faktor lingkungan yang cenderungbebas diantara masyarakat akan memberikan dorongan seksual yangbesar kepada individual untuk melakukan kegiatan seksual. Kegiatanseksual yang udah pernah dilakukan akan menjadikan pengalamankepada individu untuk mencoba melakukannya kembali. Apabilakegiatan seksual ini dilakukan secara negatif, maka akan memberikandampak psikologis terhadap perilaku seksual. Dampak dari psikologisyang negatif bisa menyebabkan individu menjadi homoseksual”.

Sedangkan apabila informan dihadapkan dengan homoseksual secara langsung

untuk dapat berinteraksi secara langsung dengan mereka informan masih

merasa takut. Walaupun awalnya ia merasa harus dapat tetap biasa saja.

Ketakutan tersebut muncul karena informan merasa setiap homoseksual

memiliki tatapan yang sangat tajam seperti ingin memangsa seseorang. Hal

tersebut pernah ia alami ketika ada seseorang laki-laki yang mengajaknya

untuk berkenalan di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Bandar Lampung.

Page 8: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

56

Walaupun demikian informan mengambil sikap yang positif apabila teman atau

saudaranya ada yang mnjalani kehidupan sebagai homoseksual. Informan tetap

menganggap mereka ada dan tetap berteman tetapi informan tetap menjaga

dirinya agar tidak terpengaruh untuk masuk kedalamya. Ia mengatakan:

“Gue sih tetap bertemen biasa aja, yang terpenting gue bisa memagaridiri untuk menghindari kondisi-kondisi yang memungkinkan hal yangtidak diinginkan terjadi. Nggak perlu dijauhin karena merekanantinya merasa nggak diterima dan terasing di lingkungan ataubahkan keluarganya sendiri. Toh mereka juga manusia biasa sepertikita yang butuh diterima oleh lingkungannya, iya khaan????”

Informan berharap untuk semua manusia yang memilih jalan hidupnya untuk

menjadi homoseksual segeralah bertaubat. Karena menurutnya hubungan jenis

seperti itu tidaklah lazim dilakukan dan dari cara pandang agama pun. Dan

campur tangan orang-orang sekitar pun dapat menjadikan motivasi dan

semangat untuk mereka. Informan menambahkan campur tangan pemerintah

pun sangat penting dalam masalah sosial seperti ini guna keberlangsungan

homoseksual kedepanya.

3. Kelompok Oppurtunis

Berbeda dengan kedua kelompok di atas, kelompok ini cenderung untukmendukung program-program pemerintah dan berpihak padapemerintahan (termasuk kebjikan pemerintah yang tidak berpihak padarakyat). Adnan dan Pradiansyah (1999:131-141)

Informan yang masuk dalam klasifikasi kelompok idealis realistis adalah Arini

(informan ke-7) dan Budi (informan ke-8). Hal tersebut dikarenakan kedua

informan cendrung biasa saja atau menerima apa yang terjadi di sekitar mereka

Page 9: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

57

termaksud kebijakan-kebijakan yang ada. Baik kebijakan dari kampus maupun

kebijakan pemerintah. Berikut hasil wawancaranya:

c. Arini: Informan ke-7 (ketujuh)

Informan ketujuh dalam penelitian ini adalah Arini (bukan nama sebenarnya)

yang merupakan mahasiswa D3 jurusan PusDok Info angkatan 2008. Informan

tergabung dalam anggota HMPD Pusdok Info dan sebagai mahasiswa aktif

dalam perkuliahan.

Arini berpendapat bahwa homoseksual adalah seseorang yang memiliki

perasaan yang mendalam terhadap sesama jenisnya. Informan beranggapan

bahwa mungkin hal tersebut terjadi karena pengalaman kehidupan seseorang

yang terserap sepanjang masa pertumbuhan jiwa seseorang sehingga bisa

membentuk karakter dan membentuk orientasi seks kearah homoseksual.

Informan menjelaskan bahwa kita tidak dapat memungkiri bahwa keberadaan

kaum homoseksual sudah semakin jelas di Indonesia dengan banyaknya berita

mengenai homoseksual. Informan berpendapat mungkin di Bandar Lampung

homoseksual tersebut ada tetapi tidak terpublikasi seperti dikota besar di

Indonesia. Ia memilih sikap terhadap homoseksual di Bandar lampung untuk

tetap biasa-biasa saja. Ia menghargai setiap keputusan yang orang lain ambil.

Dan informan rasa homoseksual bukan sebuah alasan untuk menjauhi

seseorang. Arini mengambil tindakan yang cukup bijak untuk menyikapi

Page 10: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

58

apabila teman atau kerabatnya memilih hidup sebagai homoseksual. Ia

mengatakan:

“Saya rasa tidak untuk dikucilkan karena apa pun pilihan mereka tohhak mereka sebagai manusia. Kita sebagai teman mungkin hanya biasmemberikan masukan atau saran. Diterima atau tidaknya saran kitakembali lagi ke diri masing-masing, karena toh dia sendiri yangmenjalankannya bukan saya”.

Informan memiliki harapan kepada mereka yang memilih hidupnya sebagai

homoseksual untuk dapat segera berubah. Karena pada hakikatnya manusia

seharusnya berpasangan dengan lawan jenis. Dan kepada pemerintah pula

informan berharap agar melakukan tindakan burapa sosialisasi terhadap

masalah ini. Karena menurutnya peran pemerintah sangatlah penting guna

ketegasan bagi para homoseksual. Mungkin kejelasan hukum seperti di

Negara-negara lain. Rasa takut yang pertama kali muncul apabila informan

harus berinteraksi langsung dengan homoseksual. Ia mengatakan:

“Takut mungkin itu yang ada dipikiran saya pertama kali kalau sayaberinteraksi dengan mereka. Karena yang saya tahu dengan kitabergaul dengan mereka kita bisa saja seperti mereka. Mungkin hal inijuga akan berdampak pada lingkungannya yang akan takutberinteraksi denagn dia. Tetapi mungkin saya akan menyembunyikanrasa takut tersebut untuk dapat menghargai mereka”.

Dari pernyataan Arini bahwa sudah jelas informan pada dasarnya takut akan

keberdaan para homoseksual. Hanya saja ia mencoba untuk bisa bersikap baik

kepada mereka yang memilih hidupnya sebagai homoseksual. Karena

informan merasa mereka juga manusia biasa yang ingn diperlakukan baik

seperti yang lainnya.

Page 11: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

59

d. Budi: Informan ke-8 (kedelapan)

Informan kedelapan dalam penelitian ini adalah Budi (bukan nama sebenarnya)

yang merupakan mahasiswa D3 jurusan APS angkatan 2007. Informan

mengikuti perkuliahan seperti biasanya karena ia sendiri tidak tergabung dalam

organisasi yang ada di Fisip Unila namun hanya sebagai anggota HMPD APS.

Budi menjelaskan yang ia ketahui tentang homoseksual. Menurutnya

homoseksual adalah hubungan kelamin yang dilakukan oleh sesama jenis.

Baik itu sesama laki-laki ataupun sesama perempuan. Ia menambahkan pada

umunya penampilan pria homoseksual biasanya lebih macho dari pria

kebanyakan. Ia mengatakan:

“Yang saya tahu penampilan pria homo biasanya malah lebih kerendan macho ketimbang pria biasa pada umumnya. Terus biasanya ditelinga kiri or kanan pake anting anting. saya lupa yg kiri ato ygkanan. Pokoknya salah satu nya”.

Menurutnya juga homoseksual terjadi karena adanya salah asuh dari orang tua,

lingkungan sekitar dan kebiasaan atau kekecewaan yang mendalam juga bisa

menjadi salah satu pemicu seseorang menjadi homoseksual. Informan

menyebutkan apabila homoseksual tersebut merupakan takdir dari Tuhan,

manusia tidak bisa berbuat apa-apa.

Sikap Budi apabila berinteraksi langsung dengan homoseksual adalah ia

merasa sedikit aneh apabila ia mengetahui apabila yang sedang berinteraksi

dengannya adalah homosekdual, tetapi ia menambahakan selagi mereka tidak

menggangu dan meresahkan lingkungan sekitar ia rasa tidak apa-apa.

Page 12: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

60

Sedangkan sikap yang informan ambil apabila teman atau keluarganya adalah

homoseksual, ia tetap memilih sikap untuk menjadi teman yang baik dan tidak

menjauhinya. Karena bagaimanpun juga tidak seorangpun menginginkan

menjadi homoseksual.

Disini dapat diliahat dengan jelas bahwa sikap informan biasa saja terhadap

homoseksual. Ia beranggapan bahwa hal tersebut merupakan dunia merka

masing-masing yang tidak seharusnya kita usik. Karena pada dasarnya

manusia memiliki kehidupannya masing-masing. Ia mengatakan:

“Ya silahkan aja kalau itu dunia mereka, asalkan ada batas-batas hakorang lain yang harus dihormati juga. Dikatakan penyimpangan,emang iya menurutku... tapi bila menurut mereka itu normal ya sah-sah aja. Inilah dunia, nggak ada yang sempurna, banyak aneh-anehnya”.

Budi berharap kepada homoseksual untuk dapat segera berubah. Karena

menurutnya pada hakikatnya manusia diciptakan secara berpasang-pasangan

dengan lawan jenis. Dan untuk pemerintah seharusnya melakukan tindakan

sosialisasi mengenai bahaya homoseksual kepada masyarakat dari segala

lapisan. Menurutnya pemerintah tidak terlalu memikirkan maslah seperti ini.

4. Kelompok Profesional

Mereka adalah para mahasiswa yang berorientasi profesionalisme dankurang berminat terhadap masalah-masalah ekonomi, pilitik, sosial, danbudaya bangsa, mereka memilih untuk secepat mungkin memperolehpekerjaan yang dapat menjamin masa depan rakyat. Adnan danPradiansyah (1999:131-141)

Page 13: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

61

Informan yang masuk dalam klasifikasi kelompok Profesional adalah Bunga

(informan pertama), Putra (informan ke-3) dan Vera (informan ke-6). Hal

tersebut dikarenakan ketiga informan merupakan mahasiswa yang focus

terhadap perkuliahannya dan disamping itu ketiga informan telah memiliki

pekerjaan yang tetap. Berikut hasil wawancaranya:

e. Bunga: Informan ke-1 (pertama)

Informan pertama dalam penelitian ini bernama Bunga (bukan nama

sebenarnya) yang merupakan mahasiswi reguler jurusan Ilmu Komunikasi

angkatan 2006 melalui jalur SPMB. Ia menjalani perkuliahan seperti biasanya

dan mempunyai kegiatan di luar perkuliahannya sebagai pengajar di Palm

Kids. Informan pertama ini mengetahui tentang keberadaan homoseksual yang

ada di Bandar Lampung karena ada beberapa teman wanitanya yang memilih

kehidupan seksual sebagai lesbi. Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa

informan dapat berbagi informasi dari teman-temannya tersebut tentang

persepsi dan sikap yang dia ambil selaku mahasiswa Fisip Unila terhadap

homoseksual yang ada di Bandar Lampung.

Dari hasil wawancara dengan Bunga mengenai homoseksual, informan

mengetahuai secara umum apa homoseksual itu. Menurut informan

homoseksual adalah suatu kelainan seks yang dimana seseorang menyukai

sesama jenis. Dengan latar blakang informan yang memiliki beberapa teman

yang memilih hidupnya sebagai lesbi maka informan pun mengetahui

keberadaan para homoseksual tersebut mengingat beberapa temanya sendiri

Page 14: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

62

merupakan lesbi. Walaupun informan mengetahui keberadaan homoseksual

tersebut di Bandar Lampung tetapi informan tidak mengetahui secara detail

aktifitas mereka secara jelas.

Ditanya mengenai ciri-ciri dari homoseksual tersebut informan

mengambarkanya denagan jelas bahwa para homoseksual cendrung mendekati

sesama jenisnya dengan cara yang berbeda atau spesial. Menurutnya:

“yang saya tahu tentang ciri-ciri homoseksual mereka seringmendekati teman-temannya yang sesama jenis dan bertingkah lakutidak biasanya. Ini terjadi dengan teman saya penyuka sesama jenis.Dia selalu mendekati teman-teman wanita saya yang cantik-cantik danselalu bersikap terlalu perhatian layaknya seorang pria yangmendekati seorang wanita”.

Karena informan memiliki pengalaman berteman dengan teman-temannya

yang memilih hidupnya untuk menjadi homoseksual dan kebetulan juga teman-

temannya tersebut pernah bercerita denganya maka informan pun mengetahui

penyebab mereka menjadi lesbi. Informan mengatakan teman-temannya

menjadi lesbian dikarenakan pergaulan yang salah. Dimana teman-temannya

tersebut kurang mendapat teman pada saat kecil atau dimasa lalu. Jadi teman-

temannya tersebut jarang pada masa kecil jarang sekali terlihat bermain

bersama teman-teman perempuannya tetapi mereka justru bermain bersama

teman-teman lawan jenisnya yaitu laki-laki. Karena seringnya mereka bermain

bersama laki-laki sifat, karakter, permainan dan lain sebagainya sering mereka

tiru dan lakukan sehingga pada perkembangannya mereka terlihat cendrung

seperti laki-laki atau tomboy. Karena hal inilah teman-teman informan lambat

laun mempunyai perasaan yang berbeda terhadap sesama jenisnya.

Page 15: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

63

Dengan adanya teman-teman informan yang memilih hidupnya sebagai lesbi

informan memilih sikap kepada teman-temannya untuk tidak terlihat menjaga

jarak dan tetap bersikap biasa saja terhadap teman-temannya walaupun

sebenarnya informan tetap berjaga-jaga dan tidak perlu terlalu dekat dengan

mereka. Karena informan mengetahui faktor lingkungan berpengaruh besar

terhadap timbulnya homoseksual. Jadi informan selaku temanya tetap

berteman sewajarnya saja.

Walaupun informan memilih sikap untuk tetap berteman kepada teman-

temannya yang memilih hidupnya sebagai lesbi tapi ketika informan

berinteraksi langsung dengan mereka sebenarnya ia merasa geli terhadap

teman-temannya tersebut. ada rasa takut dan was-was. Tetapi bagaimanapun

ia tetap menghargai pilihan hidup mereka dan tetap bersikap tidak mengucilkan

mereka. Yang saya harapkan dari mereka agar mereka bisa berubah dan

menjadi normal kembali. Menurutnya:

“ Harapan saya terhadap homoseksual semoga mereka bisa berubahnormal kembali menyukai lawan jenis karena memang padahakikatnya kita diciptakan berpasang-pasangann dengan lawan jeniskita. Harapan saya juga kepada pemerintah harusnya memperhatikanmasalah homoseksual yang ada di Indonesia pada umumnya.Misalnya saja memberikan sosialisasi/ penyuluhan sedini mungkintentang homoseksual agar bisa mengantisipasi makin tingginya tingkathomoseksual. Dan untuk masyarakat sekitar homoseksual saya rasaharus bersikap menerima mereka sehingga mereka kaum homoseksualtidak merasa terasingkan atau tidak merasa di diskriminasikan”.

Dari pernyataan Bunga sudah jelas bahwa ia sangat mengetahui penyebab dari

homoseksual tersebut. Dilihat dari beberapa teman informan yang memilih

hidupnya sebagai lesbi, informan mengetahui dengan baik penyebab teman-

Page 16: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

64

teman nya memilih hidup mereka sebagai lesbi. Walaupun demikian informan

memilih untuk tetap bersikap sebagaimana mestinya untuk tetap menjalin

pertemanan dengan mereka.

f. Putra: Informan ke-3 (ketiga)

Informan ketiga pada penelitian ini bernama Putra (bukan nama sebenarnya)

yang merupakan mahasiswa non-reguler Jurusan Ilmu Pemerintahan angkatan

2006. Informan tidak terlalu aktif dalam mengikuti organisasi di lingkungan

Fisip Unila. Selain kuliah saat ini ia terdaftar sebagai pegawai Bank BRI

syariah. Latar belakang kegiatan Putra yang sudah terjun dalam dunia kerja

saat masih berkuliah membuat ia banyak berinteraksi dengan orang yang

berbeda-beda setiap harinya. Dengan begitu diharapkan informan dapat

membagikan pengalamannya untuk mendukung penelitian ini.

Putra memiliki pengetahuan mengenai homoseksual yang sangat umum.

Menurutnya homoseksual merupakan interaksi yang dilakukan antara pribadi

yang berjenis kelamin yang sama. Hal tersebut menurutnya lebih ke hubungan

intim atau hubungan seksual diantara orang-orang yang berjenis kelamin sama.

Informan mengakui bahwa di Bandar lampung sendiri pasti ada homoseksual

hanya mungkin tidak seperti di kota-kota besar pada umumnya yang berani

mengakui dirinya adalah homoseksual. Karena pada dasarnya homoseksual

ada disekitar kita hanya saja kita tidak mengetahui secara jelas keberadaan

mereka. Mungkin kita bisa melihat atau menebak seseorang tersebut

homoseksual atau bukan dari ciri-ciri yang terlihat dari luar saja seperti melihat

Page 17: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

65

laki-laki yang bertingkah laku atau berpenampilan seperti perempuan. Karena

banyak sekali sekarang ini laki-laki gemulai yang berkeliaran.

Informan beranggapan bahwa penyebab dari seseorang memilih hidupnya

sebagai homoseksual disebabkan karena kesalahan dari orang tua atau

keluarganya. Menurut Putra:

“Menurut saya sih bisa jadi penyebab seseorang menjadi homoseksualkarena salahnya didikan orang tua, bisa aja ada dendam sama perilakusalah satu orangtuanya sehingga dia tidak bisa memaafkanorangtuanya tersebut (dia tidak akan normal klo belum memaafkanorang tuanya), pernah dilecehkan oleh salah satu anggota keluargaatau teman, pernah patah hati, lingkup pergaulannya, sisipsikologinya. Kasus seperti ini sering terjadi dan banyak diberitakandi media. Kaya kasus Ryan dari Jombang mungkin itu salah satunya”.

Untuk menyikapi homoseksual informan mengambil sikap biasa saja. Karena

menurutnya apapun keputusan yang mereka ambil untuk menjalani hidup

mereka sebagai homoseksual itu merupakan hak mereka. Tetapi informan

mengaku akan merasa sedikit canggung dan takut apabila tahu orang yang

sedang berinteraksi dengannya adanya homoseksual. Tetapi selagi tidak

menimbulkan dampak yang negatif bagi dirinya, ia tetap akan biasa saja.

Tetapi mungkin saja mereka akan bisa berdampak negatif bagi masyarakat atau

orang-orang yang mereka sukai. Misalnya saja remaja yang sedang labil.

“Jangan panik” adalah langkah pertama yang diambil oleh informan apabila

disekitarnya ada homoseksual, misalnya teman, kerabat atau saudara.

Menurutnya:

“Yang akan saya lakukan pertama kali adalah “jangan panik”. yangterpenting jangan dijauhi apalagi disebarin sama temen-temen kalo dia

Page 18: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

66

itu Gay atau lesbian,buat dia percaya untuk bisa curhat atau beri iainformasi ke tempat atau sumber informasi yang dapat dipercaya,karena kalo saya sendiri kan belum well informed ya dalam halseperti ini. Hal itu agar mudah dibawa atau diajak ke psikolog ataupsikiater kalo mereka merasa tersiksa dengan keadaannya tersebut,karena hal ini terjadi bukan atas kemauan mereka kecuali buat merekayang salah gaul atau menganut budaya alternatif, itu tuh nggakpenting jenis kelamin yang penting kasih sayangnya”.

Informan cukup prihatin dengan keadaan seperti ini. Ia berharap mereka yang

memilih hidupnya sebagai homoseksual dapat kembali kejalan yang benar.

Walaupun mungkin sebagian dari mereka bahagia akan pilihan hidupnya

sebagai homoseksual tetapi ia rasa hal tersebut merupakan penyimpangan.

Informan menegaskan hukum di Indonesia tentang homoseksual belum jelas

jadi ia berharap pemerintah juga sebaiknya bertindak tegas terhadap masalah

ini agar mereka dapat bertindak dan masyarakat yang ada dilingkungan

mereka tidak menghakimi mereka secara moral.

g. Vera: Informan ke-6 (keenam)

Informan keenam pada penelitian ini bernama Vera (bukan nama sebenarnya)

yang merupakan mahasiswa D3 Jurusan Humas angkatan 2008. Informan

merupakan salah satu dari mahasiswi Fisip Unila yang cukup aktif di luar

kampus. Ia memiliki pekerjaan sampingan sebagai penyiar radio di Star fm.

Pada lingkungan sosial di Fisip Unila, Informan memiliki jaringan sosial

melalui HMPD Humas dan kegiatannya sebagai penyiar radio. Walaupun ia

tidak aktif dalam kepengurusan organisasi namun ia aktif sebagai anggota

dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang sering diadakan.

Page 19: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

67

Berdasarkan hasil wawancara dengan Vera mengenai homoseksual ia

mengetahui secara umum tenang homoseksual tersebut. Menurutnya

homoseksual adalah perilaku seksual dengan seseorang dengan gender yang

sama tidak peduli orientasi seksual atau identitas gendernya. Menurutnya

seseorang bisa menjadi homoseksual mungkin karena faktor psikis seseorang

yang terganggu. Bisa juga karena faktor dari keluarga seseorang yang tidak

harmonis atau berantakan. Sehingga hal tersebut dapat mengganggu

psikologis seseorang.

Vera juga berpendapat bahwa pada dasarnya ia mengetahui sedikit mengenai

ciri-ciri dari homoseksual tersebut. Informan berpendapat bahwa ciri-ciri dari

homoseksual biasanya berpenampilan rapih dan terlihat sedikit seperti

perempuan. Ciri lainnya mereka cendrung suka tertarik pada aktivitas yang

dilakukan oleh lawan jenisnya. Misalnya saja laki-laki yang senang

melakukan aktivitas perempuan atau sebaliknya perempuan yang senang

melakukan aktifitas yang sering dialakukan oleh laki-laki.

Walaupun inforaman adalah seorang penyiar radio yang sering berinteraksi

dengan banyak orang tetapi apabila informan diharuskan untuk dapat

berinteraksi langsung dengan homoseksual, informan merasa takut. Ia

menyatakan:

“wow,. gue sih takut kalau beneran harus berinteraksi denganhomoseksual. Karena ada homoseksual yang berinteraksi dengan kitadengan maksud dan tujuan tertentu. Tetapi ada juga homoseksualyang non gay, mereka lucu. Seperti Ruben Onsu dan Olga, yang ada

Page 20: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

68

nih gue bukannya takut malah bakal seneng baget karena ada yangbuat gue selalu tertawa hahaha”.

Walaupun demikian informan akan mengambil sikap untuk tetap biasa saja

dan berteman seperti mana mestinya kepada teman-temannya yang apabila ada

yang memilih hidupnya sebagai homoseksual. Informan merasa setiap orang

memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Dan mungkin

menjadi homoseksual itu merupakan kekurangan dari mereka. Informan

berpendapat tentang keberadaan homoseksual bahwa selagi mereka para

homoseksual tidak menggangu hidupnya, ia akan tetap biasa saja kepada

mereka yang memilih hidupnya sebagai homoseksual.

Vera memiliki harapan terhadap homoseksual untuk bisa belajar mencintai

lawan jenisnya agar menjadi normal kembali. Ia mengatakan:

“Gue sih berharap mereka bisa belajar untuk mencintai lawanjenisnya, agar menjadi normal seperti laki-laki atau perempuan lainpada umumnya. Cara yang dilakukan bisa setahap demi setahap lahya. Keterbukaan mereka kepada keluarga merupakan awal pemulihanbagi mereka sendiri dimana peranan orangtua sangat penting dalamupaya menjadikan mereka laki-laki atu perempuan yang normal. Kitajuga sebagai sesama manusia hendaknya nggak memandang hinakepada mereka. Untuk pemerintah sendiri, mungkin mereka bisaberupaya melakukan sidak, dengan maksud mengarahkan mereka kejalan yang benar serta melakukan penyuluhan-penyuluhan atausosialisasi. Bagaimanapun juga mereka tetaplah seorang manusia,sama seperti kita.

Sikap yang diambil oleh Vera menunjukan bahwa sebagai sesama manusia

kita harus saling mengharagai satu sama lain mengingat kita merupakan

Page 21: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

69

makluk sosial. Vera juga menambahkan bahwa sikap yang kita ambil

seharusnya benar-benar dilakukan jangan hanya semata dimulut saja.

5. Kelompok Glamour

Kelompok ini sama dengan kelompok profesional yang kurang berminatterhadap masalah-masalah ekonomi, sosial, politik, serta budaya bangsa.Perbedaanya kelompok ini memiliki kecendrungan rekratif, ciri yangmenonjol adalah penampilan berbusana yang cenderung glamour dan gayahidup yang sangat mengikuti mode. Adnan dan Pradiansyah (1999:131-141)

Informan yang masuk dalam klasifikasi kelompok glamour adalah Mery

(informan ke-4). Hal tersebut dikarenakan informan berpenampilan mengikuti

trent fasion zaman sekarang dan gaya hidup yang cendrung glamour. Dunia

model yang membesarkannya menjadi pengaruh yang sangat besar dalam

berpenampilannya. Berikut hasil wawancaranya:

h. Mery: Informan ke- 4 (keempat)

Informan keempat dalam penelitian ini adalah Mery (bukan nama sebenarnya)

mahasiswa jurusan Administrasi Negara Fisip Unila angkatan 2007. Informan

menjadi mahasiswa Fisip Unila melalui jalur SPMB. Pada lingkungan sosial

Fisip unila, Nanda terlihat cukup aktif dalam kegiatan berorganisasi, hal itu

terbukti ia sempat menjadi ketua umum Himagara untuk masa jabatan 2008-

2009. Selain itu di luar lingkungan kampus nanda memiliki segudang kegiatan

di dunia entertainment. Informan tergabung dalam Lampung Model

Management (LMM) yang membawanya ke berbagai fasion show yang ada di

dalam maupun luar daerah Lampung. Informan punya banyak peluang

Page 22: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

70

bertemu dengan orang-orang yang memilih hidupnya sebagai homoseksual

mengingat Informan berada di ruang lingkup dunia fasion.

Dari hasil wawancara dengan Mery mengenai homoseksual ternyata informan

mempunyai pengetahuan yang cukup tentang homoseksual. Ia berpendapat

dengan gamblang bahwa homoseksual adalah hubungan cinta sesama jenis.

Dan di Bandar Lampung sendiri informan mengetahui bahwa sebenarnya ada

komunitas homoseksual tersebut. Menurutnya:

“Ya,.. gue mengetahui adanya homoseksual di Bandar Lampung.Karena saya sering berinteraksi dengan banyak orang di dunia fasionmaka tak jarang mereka seperti tukang rias, koreografer, disainer dllsering menunjukan sikap yang aneh kalau mereka melihat priatampan. Mereka juga pernah beberapa kali bercerita tentangkehidupan seksual yang mereka pilih kepada gue”.

Lingkungan entertainment pada informan membuatnya dapat mengetahui

dengan jelas keberadaan dari homoseksual tersebut. Menurut yang Ia ketahui

dari rekan-rekannya bahwa pada dasarnya homoseksual mudah untuk dikenali

hanya dengan cara berpenampilan mereka. Umumnya para homoseksual suka

memakai baju yang ketat, agar terliatan lekuk tubuhnya. Karena bentuk badan

bagi seorang homoseksual adalah nilai jual tersendiri. Umumnya, para

homoseksual lebih senang memakai warna mencolok. Saat berbicarapun, bisa

diketahui melalui gaya bicaranya. Umumnya, para gay ini terlihat sangat

feminim dan perhiasan yang dikenakannya pun cenderung "ramai". Katanya

hal tersebut merupakan alat komunikasi sesama homoseksual tambahnya.

Page 23: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

71

Informan pernah membaca di salah satu majalah bahwa penyebab mereka

menjadi homoseksual ada dua faktor. Menurutnya yang pertama adalah faktor

bawaan atau gen, itu terjadi karena adanya ketidakseimbangan jumlah hormon

pada diri seseorang sejak lahir. Hal ini dapat berpengaruh pada sifat dan

perilaku seseorang. Jadi mungkin untuk laki-laki diri kewanitaan biasanya

lebih kuat, sehingga mereka cenderung berperilaku feminin seperti para penata

rias, koreografer dan sebagainya yang selalu tertarik terhadap aktivitas yang

dilakukan wanita. Sebaliknya apabila terjadi pada seorang perempuan.

Karena seringnya informan berinteraksi dengan homoseksual, informan merasa

nyaman dan senang terhadap mereka. Walaupun pada awalnya informan

merasa sedikit takut dan geli. Ia mengatakan bahwa:

“Awalnya si mungkin gue sedikit takut dan geli kalau harusberinteraksi dengan homoseksual. Tapi lambat laun saya biasa ajaterhadap mereka. Kebanyakan dari mereka bisa menghibur sayadengan becandaan mereka. Karena kebetulan gue sering berinteraksidengan mereka mengingat gue bekerja sebagai model pula jadi banyaktukang rias yang homoseksual”.

Walaupun demikian informan merasa prihatin apabila teman atau kerabatnya

yang menjadi homoseksual. Ia memilih sikap untuk tetap menjadi teman yang

baik dengan tidak mengucilkannya atau menjauhinya. Mery menambahkan,

dengan begitu mereka akan merasa dihargai oleh pilihan hidupnya. Sikap yang

informan ambil ini memiliki alasan bahwa ketika mereka para kaum

homoseksual merasa tidak nyaman mereka bisa saja bertindak anarkis terhadap

kita. Seperti kejadian pembunuhan dan mutilasi yang dilakukan homoseksual

beberapa waktu yang lalu.

Page 24: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

72

Informan pun memiliki harapan yang sangat besar kepada para homoseksual,

pemerintah dan lingkungan sekitarnya. Informan menghargai mereka sebagai

manusia yang berhak memilih jalan hidupnya masing-masing. Namun Ia tidak

mendukung perilaku yang mereka lakukan dimana dari awal Tuhan

menciptakan manusia untuk berpasang-pasangan, antara laki-laki dan

perempuan. Tidak ada sesama laki-laki atau sesama perempuan. Informan

berharap, mereka lebih bisa untuk mengendalikan diri dan bisa menerima apa

yang sudah menjadi “ketetapan semula” dari Tuhan. Pemerintah juga harus

bisa mengambil ketegasan akan masalah ini dan bekerjasama dengan berbagai

lembaga-lembaga sosial yang bisa membantu mengatasi masalah ini, misalkan

saja dengan memberikan rehabilitasi atau pendidikan sejak dini. Ataupun juga

bisa memberikan penyuluhan-penyuluhan terhadap orang tua baru agar jangan

sampai memberikan perlakuan kepada anak-anaknya yang mendukung ke arah

perilaku homoseksual tambahnya.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian yang telah dilakukan menjawab hasil dari “Persepsi Mahasiswa

Terhadap Homoseksual Di Bandar Lampung”. Dari hasil penelitian tersebut

kedelapan informan memiliki kesamaan persepsi mengenai pengetahuan dan

sikap mengenai homoseksual. Dalam aspek kognitif, dimana aspek ini

mengacu pada pengetahuan tentang suatu objek, dengan demikian persepsi

mahasiswa FISIP Universitas Lampung akan dilihat dari aspek ini. Tahap ini

meliputi pemikiran-pemikiran, pengertian dan pengetahuan tentang objek yang

dipersepsikan. Mahasiswa Fisip Unila mengetahui secara jelas apa pengertian

Page 25: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

73

dari homoseksual tersebut dimana para informan beranggapan bahwa

homoseksual itu merupakan hubungan kelamin yang dilakukan oleh sesama

jenis, baik sesama laki-laki atau perempuan. Hubungan tersebut lebih

kehubungan seksual dan emosional seseorang sehingga memiliki rasa memiliki

yang sangat besar. kemungkinan penyebab homoseksual dalah; Pertama,

faktor biologis yakni ada kelainan di otak atau genetik. Kedua faktor

psikodinamik yaitu adanya gangguan perkembangan psikoseksual pada masa

anak-anak. Ketiga faktor sosiokultural, yakni adat-istiadat yang

memperlakukan hubungan homoseks dengan alasan tertentu yang tidak benar.

Keempat, faktor lingkungan yaitu keadaan lingkungan yang memungkinkan

dan mendorong pasangan sesama jenis menjadi erat.

Homoseksual sendirin sebenarnya ada di sekitar kita tetapi tidak terlihat oleh

kita manusia yang heteroseksual secara kasat mata. Karena mereka memiliki

ciri-ciri tersendiri seperti dan hanya sesama homoseksual yang dapat

memastikan seseorang itu homo atau tidak. Dalam hal ini homo terbagi

menjadi dua yaitu gay untuk laki-laki dan lesbi untuk perempuan. Gay pada

umumnya suka pakai baju ketat, menyukai parfum yang mencolok dan

aksesoris yang ramai. Apabila yang lesbi, ciri yang mudah ditebak adalah

mereka suka berpenampilan tomboy, namun ada lesbi yang sangat feminim

pula.

Di kota besar seperti Jakarta mereka homoseksual lebih berani menunjukan diri

mereka sebagai homoseksual. Tidak demikian di Bandar Lampung, sebagian

dari mereka masih menutupi jati dirinya karena tekanan dari lingkungan

Page 26: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

74

sekitar, budaya dan juga agama. Dengan begitu pengetahuan para informan

terhadap adanya homoseksual di Bandar Lampung sangat beragam. Hal

tersebut dikarenakan beberapa dari informan mengetahui adanya homoseksual

dari orang-orang sekitarnya yang memilih hidupnya sebagai homoseksual,

tetapi beberapa dari informan pula tabu akan keberadaan homoseksual di

Bandar Lampung. Karena di lingkungan mereka tidak ada yang memilih

hidupnya sebagai homoseksual. Hal itu menunjukan bahwa sebagian dari

mahasiswa Fisip Unila belum cukup mengetahui keberadaan dari homoseksual

di Bandar Lampung.

Sementara sikap mahasiswa FISIP Unila terhadap homoseksual di Bandar

Lampung dilihat dalam aspek afektif yang merupakan refleksi dari perasaan

atau emosi seseorang terhadap objek yang dipersepsikan, bisa berupa pendapat

ataupun penilaian. Pendapat yang positif dapat berupa simpati, suka, memihak

dan menghargai dan lain-lain. Pendapat yang negatif dapat berupa penghinaan,

rasa tidak suka, tidak menghargai dan tidak mendukung. Dalam hal ini

Mahasiswa FISIP Unila cendrung biasa saja dan menerima keberadaan

homoseksual karena mereka menghargai pilihan hidup yang diambil seseorang.

Karena bagaimanapun juga pilihan tersebut merupakan hak semua orang.

Tetapi mahasiswa FISIP Unila memiliki persepsi yang berbeda-beda ketika

mereka harus di hadapkan untuk berinteraksi langsung dengan homoseksual.

seperti mereka masih merasa takut apabila berbicara atau bergaul dengan para

homoseksual. Ketakutan tersebut wajar terjadi karena sebagian dari mahasiswa

FISIP Unila beranggapan bahwa lingkungan berpegaruh penting terhadap

penyebab seseorang menjadi homoseksual. Akan tetapi di balik rasa takut

Page 27: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

75

tersebut mereka mengambil garis besar bahwa kita harus saling menghargai

satu sama lain karena kita adalah makluk sosial. Karena bagaimanpun juga

seseorang homoseksual adalah orang yang membutuhkan tempat di lingkungan

masyarakat sehingga mereka merasa tidak dikucilkan.

Hal ini sesuai dengan teori persepsi dari Cohen (Bungin, Burhan. 2008:261)

dikemukakan bahwa persepsi didefinisikan sebagai interpretasi terhadap

berbagai sensasi sebagai representasi dari objek eksternal, jadi persepsi adalah

pengetahuan tentang apa yang dapat di tangkap oleh indra kita. Dimana

sensasi yang ditimbulkan oleh homoseksual menimbulkan pengetahuan dan

sikap yang diambil oleh mahasiswa FISIP Unila.

Persepsi dalam penelitian ini adalah suatu proses dan penerimaan terhadap

objek berdasarkan pengetahuan dan pengalaman (kognitif) yang di dalamnya

menyangkut tanggapan kebenaran langsung, keyakinan terhadap objek tersebut

yang pada akhirnya berpengaruh terhadap predisposisi seseorang untuk

bersikap senang atau tidak senang (afektif) yang merupakan jawaban atas

pertanyaan apa yang dipersepsikan tentang suatu objek tersebut yang

mengarahkan seseorang untuk bertindak atau bertingkah laku.

Dimana pengetahuan dan pengalaman dari para mahasiswa FISIP Unila

tentang homoseksual yang di dalamnya menyangkut tanggapan kedelapan

informan tentang homoseksual menimbulkan persepsi mengenai homoseksual.

Pengetahuan mengenai homoseksual yang diketahui oleh para seluruh

Page 28: 49 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANdigilib.unila.ac.id/11584/8/BAB V BARU.pdfBisa juga karena ada yang memberi contoh tentang hal tersebut,shingga individu itu meniru prilaku yang

76

informan dalam hal ini mahasiswa FISIP Unila dari segala jurusan yang

memiliki latar belakang pergaulan, organisasi, dan aktifitas yang berbeda-beda

menjadi peran yang cukup penting dalam pengambilan sikap para informan

terhadap homoseksual. Sebagaiman yang diungkapkan Mar’at (AS Saputra,

2004) bahwa “persepsi” merupakan proses pengamatan seseorang yang berasal

dari komponen kognisi. Kemampuan kognisi merupakan pengalaman dan

pengetahuan seorang terhadap suatu objek yang akan berpengaruh terhadap

predisposisi seseorang untuk bertindak senang atau tidak senang terhadap suatu

objek (afektif), yang merupakan jawaban atas pertanyaan apa yang dipikirkan

atau dipersepsikan tentang objek tersebut”.