43113928 Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

download 43113928 Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

of 42

Transcript of 43113928 Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN TABLET KALSIUM LAKTAT PRAKTIKUM TA. OBAT DAN NARKOBA

OLEH Dili Bagus S.P Retno Citrasari Aulia Rizki P. Defrina Julianti Halimatus Tsadiyah Raditya Putra I.R Rizka Dwi Y. Tri Endah Y. Valensia Arwindo R Vivta Nindy W

: 07.004 07.020 08.003 08.004 08.008 08.024 08.025 08.030 08.032 08.033

AKADEMI ANALISA FARMASI DAN MAKANAN PUTRA INDONESIA MALANG NOVEMBER 20101

BAB II 1.1 PENGERTIAN TABLET TABLET (MENURUT FI III) Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok. TABLET (MENURUT FI IV) Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang paling banyak tantangannya didalam mendesain dan membuatnya. Misalnya kesukaran untuk memperoleh bioavailabilitas penuh dan dapat dipercaya dari obat yang sukar dibasahi dan melarutkannya lambat, begitu juga kesukaran untuk mendapatkan kekompakan kahesi yang baik dari zat amorf atau gumpalan. Namun demikian, walaupun obat tersebut baik kempanya, melarutnya, dan tidak mempunyai masalah bioavailabilitas, mendesain dan memproduksi obat itu masih penuh tantangan, sebab masih banyak tujuan bersaing dari bentuk sediaan ini. TABLET MENURUT IMO Tablet adalah sediaan padat ,dibuat secara kempa cetak,berbentuk rata atau cembungrangkap,umumnya bulat,mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan. 1.2. Ukuran Tablet

Menurut R. Voigt - garis tengah pada umumnya 15-17 mm - bobot tablet pada umunya 0,1 g-1g

Menurut Lachman - tablet oral biasanya berukuran 3/16-1/2 inci2

- berat tablet berkisar antara 120-700 mg 800 mg - diameternya 1/4-7/6 inci Menurut Dom Martin - 1/8-1 1/5 inci Menurut FI III - kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet 1.3 Kriteria Tablet Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1.4 harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik atau mekanik keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan bebas dari kerusakan fisik stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu tablet memenuhi persyaratan Farmakope yang berlaku

Kegunaan Tablet - tablet untuk vagina, digunakan sebagai anti infeksi, anti fungi, hormon lokal - tablet untuk mulut dan tenggorokan

Untuk pengobatan lokal

Untuk pengobatan sistemik - tablet langsung ditelan - tablet buccal : antara gigi dan gusi - tablet sublingual : di bawah lidah - tablet implantasi : di bawah kulit badan

3

1.5

Komposisi Tableta. Zat pengikat(binder)

Dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak,dapat merekat.Biasanya yang digunakan adalah mucilago Gummi Arabici 10 -20 %(panas solutio Mythylcellulosum 5%).

b. Zat penghancur(disinterogator)

Dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam perut.Biasanya yang digunakan adalah amilum manihot kering,gelatinum,agar agar, natrium alginat.c. Zat pelicin(lubricant)

Dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan(matrys).Biasanya digunakan talkum 5 %,Magnesium stearas,Acidum Stearicum.d. Zat pengisi (diluent)

Dimaksudkan untuk memperbesar volume tablet.biasanya digunakan Saccharum lactis,Amylum manihot,calcii phospas,calcii carbonas dan zat lain yang cocok. e. Zat penyalut Untuk maksud dan tujuan tertentu tablet disalut dengan zat penyalut yang cocok,biasanya berwarna atau tidak. Tablet bersalut gula (sugar coating)

Tablet ini sering disebut dragee.Menggunakan penyalut larutan gula. Tablet bersalut kempa (press coating)

Sering disebut tablet dalam tablet.menggunakan granul halus kering yang dikempa di sekitar tablet ini. Tablet bersalut selaput (film coating)

4

Tablet ini dilapisi selaput tipis dengan zat penyalut yang dikenakan disemprotkan pada tablet. Tablet bersalut enterik (enteric coating)

atau

Mengunakan campuran serbuk lilin karnauba atau asam stearat dan serabut tumbuh tumbuhan dari agar agar atau kulit pohon elm. SYARAT TABLET a. Memenuhi keseragaman ukuran b. Memenuhi keseragaman bobot c. Memenuhi waktu hancur d. Memenuhi keseragaman isi zat berkhasiat e. Memenuhi waktu larut (dissolution test) KEUNGGULAN TABLET a) cepat dapat dilayani di apotik, karena sudah tersedia dan tidak perlu diracik dahulu b) mudah disimpan (stabil) dan dibawa c) lebih mudah menelan tablet daripada puyer (sebagian besar orang)

KERUGIAN TABLET a) komposisi dan dosis belum tentu sesuai kebutuhan penderita obat plasma tidak tercapai JENIS SEDIAAN TABLET Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas : 1. Tablet Kempa Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan pons atau cetakan baja.

b) waktu disintegrasi dan disolusi bila tidak memenuhi syarat, maka kadar

5

2. Tablet Cetak Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan. Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet terdiri atas : 1. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan a. Tablet Konvensional Biasa Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang biasanya terdiri dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan eksipien seperti : pengisi (memberi bentuk) : laktosa pengikat (memberi adhesivitas atau kelekatan saat bertemu saluran cerna) : amylum, gelatin, tragakan desintegrator (mempermudah hancurnya tablet)

b. Tablet Kempa Multi atau Kempa Ganda Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu siklus kompresi tunggal sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas dua atau lebih lapisan. Disebut juga sebagai tablet berlapis. Keuntungannya dapt memisahkan zat aktif yang inkompatibel (tidak tersatukan). c. Tablet Lepas Lambat Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga tablet tersebut melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup untuk beberapa waktu tertentu (misal tablet lepas lambat 6 jam, 12 jam, dsb). d. Tablet Lepas Tunda (Tablet Salut Enterik)

6

Adalah tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus yang pelepasan zat aktifnya terkendali pada waktu-waktu tertentu. e. Tablet Salut Gula Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik berwarna maupun tidak. Tujuannya untuk melindungi zat aktif terhadap lingkungan udara (O2, kelembaban), menutup rasa dan bau tidak enak, menaikkan penampilan tablet. f. Tablet Salut Film Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, berwarna atau tidak dari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna. Penyalutan tidak perlu berkali-kali. g. Tablet Effervesen Tablet kempa jika berkontak dengan air menjadi berbuih karena mengeluarkan CO2. Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru diminum. h. Tabel Kunyah Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah sebelum ditelan. 2. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut a. Tablet Bukal Tablet kempa biasa berbentuk oval yang ditempatkan diantara gusi dan pipi. Biasanya keras dan berisis hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu yang lama (secara perlahan). b. Tablet Sublingual Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah, berisi nitrogliserin. Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina pectoris) sehingga harus cepat terlarut agar dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir di bawah lidah.7

c. Tablet Hisat atau Lozenges Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan bau, dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada selaput lendir mulut. d. Dental Cones (Kerucut Gigi) Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan di dalam akar gigi yang kosong setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri di tempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu senyawa anti bakteri yang dilepaskan secara perlahan-lahan, atau untuk mengurangi pendarahan dengan melepaskan suatu astringen atau koagulan. 3. Tablet Kempa Digunakan melalui Liang Tubuh a. Tablet Rektal Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal (dubur) yang tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik. b. Tablet Vaginal Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina yang di dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung antiseptik, astringen. Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga untuk pemberian steroid dalam pengobatan sistemik. 4. Tablet Kempa untuk Implantasi Tablet implantasi atau pelet dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus steril. Dimaksudkan untuk implantasi subkutan (untuk KB, mencegah kehamilan). 5. Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain8

a. Tablet Triturat untuk Dispensing Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan tertentu. Tablet kempa atau cetak berbentuk kecil umumnya silindris digunakan untuk memberikan jumlah zat aktif terukur yang tepat untuk peracikan obat (FI IV). Digunakan sebagai tablet sublingual atau dilepaskan di atas lidah dan ditelan dengan air minum. b. Tablet Hipodermik Tablet cetak atau kempa yang dibuat dari bahan mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan menambahkan pelarut steril (FI IV) c. Tablet Dispending Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk sediaan padat atau cair. Dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume tertentu, oleh ahli farmasi atau konsumen, untuk mendapatkan suatu larutan obat dengan konsentrasi tertentu. FORMULA UMUM TABLET Zat Aktif Secara luas obat atau bahan aktif yang diberikan secara oral dalam bentuk tablet dikelompokkan menjadi : a. Zat Aktif Tidak Larut Air (Insoluble Drugs) Zat ini cenderung digunakan untuk memberikan efek lokal pada saluran pencernaan (seperti antasida dan adsorben). Oleh karena zat tidak larut air umumnya dipengaruhi oleh fenomena permukaan, maka jika bekerja menggunakan zat ini, sangatlah penting memperhatikan kemampuan redispersi bahan obat dari sediaan menghasilkan ukuran partikel yang halus dan luas permukaan yang tinggi. Dengan demikian efek formulasi, granulasi, dan pencetakan terhadap sifat permukaan dari bahan dan kemampuan memperbaiki sifat bahan dalam saluran cerna dengan sifat permukaan optimum merupakan faktor kritis.

9

b. Zat Aktif Larut Air (Suluble Drugs) Zat ini cenderung digunakan untuk memberikan efek sistemik dengan terdisolusi dan terabsorpsi pada usus. Dalam hal obat diharapkan dengan memberikan efek sistemik, rancangan bentuk sediaan harus cepat terdisintegrasi dan terlarut. Kemampuan ini dapat menjadi faktor kritis atau tidak, bergantung pada kemampuan terlarutnya di daerah saluran cerna tempat bahan tersebut diabsorpsi. Eksipien (Bahan Pembantu) Eksipien adalah zat yang bersifat inert secara farmakologi yang digunakan sebagai zat pembantu dalam formulasi tablet untuk memperbaiki sifat zat aktif, membentuk tablet dan mempermudah teknologi pembuatan tablet. Eksipien harus memiliki kriteria sebagai berikut : tidak toksik (memenuhi persyaratan peraturan di setiap negara) tersedia secara komersial dengan mutu yang dapat diterima oleh semua negara tempat produk tersebut dikembangkan harga relatif murah tidak kontraindikasi dalam suatu golongan populasi, inert secara fisiologis, stabil secara fisika dan kimia baik tersendiri maupun dalam kombinasi dengan zat aktif bebas dari kandungan bakteri patogen kompatibel dengan zat warna dan bahan lainnya dan tidak membawa pengaruh yang buruk terhadap ketersediaan hayati dari zat aktif dalam sediaan. a. Bahan Pengisi Pengisi adalah zat yang ditambahkan untuk menyesuaikan bobot dan ukuran tablet jika dosis zat aktif tidak cukup untuk membuat massa tablet, memperbaiki daya kohesi sehingga tablet dapat dikempa dengan baik, serta mengatasi masalah kelembaban yang mempengaruhi kestabilan zat aktif. Jumlah bahan pengisi yang dibutuhkan bervariasi, berkisar 5-80 % dai bobot tablet (tergantung jumlah zat aktif dan bobot tablet yang diinginkan). Bila bahan aktif10

berdosis kecil, sifat tablet (campuran massa yang akan ditablet) secara keseluruhan ditentukan oleh sifat bahan pengisi. Massa yang dibutuhkan dalam tablet adalah 0,1-0,8 g, sehingga memungkinkan untuk dicetak. Pada obat yang berdosis cukup tinggi bahan pengisi tidak diperlukan. Bhan pengisi juga ditambahkan untuk memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau untuk memicu aliran. Yang umum digunakan adalah pati dan laktosa (Voight, 1995 : 202) Tabel Macam-macam bahan pengisi tablet Tidak larut Kalsium sulfat Kalsium fosfat Kalsium karbonat Amilum Modifikasi amilum Mikrokritalin selulosa Larut Laktosa Sukrosa Dektrosa Mannitol Sorbitol

Bahan pengisi yang dapat digunakan untuk kempa langsung disebut fillerbinders. Filler-binders adalah bahan pengisi yang sekaligus memiliki kemampuan meningkatkan daya alir dan kompaktibilitas massa tablet. Filler-binders digunakan dalam kempa langsung. b. Pengikat dan Perekat (Binders and Adhesives) Pengikat atau perekat berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk pada granulasi dan kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi. Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering dan bentuk larutan (lebih efektif). Beberapa senyawa yang dapat digunakan sebagai pengikat atau perekat antara lain : polimer alam, contohnya amilum, gom (akasia, tragakan), sorbitol, glukosa, gelatin dan natrium alginat; polimer sintetik, contohnya derivat selulosa seperti metil selulosa, karboksil metil selulosa (CMC), etil selulosa (Ethocel) poli metakrilat, polivinil pirolidon (PVP). Salah satu bahan pengikat yang sering digunakan adalah jenis pati dengan konsentrasi 5%-20%. (Voight, 1995 : 174). Pada granulasi basah, bahan pengikat biasanya ditambahkan dalam bentuk larutan (dibuat solution, muchilago atau suspensi), namun dapat juga

11

ditambahkan dalam bentuk kering, setelah dicampur dengan massa yang akan digranul baru ditambahkan pelarut.

c.

Penghancur (Disintegran) Fungsinya untuk memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet ketika kontak dengan cairan pencernaan. Bahan ini dapat menarik air ke dalam tablet, mengembang, dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian. Bahan ini sangat menentukan kelarutan obat selanjutnya sehingga dapat tercapai bioavailabilitas yang diharapkan. (Lachman, 1994 : 702). Bahan penghancur meliputi tepung jagung dan kentang, turunan amilum seperti amylum glikoat, senyawa selulosa, dan bahan-bahan lain yang memperbesar atau mengembang dengan adanya lembab dan mempunyai efek memecahkan atau menghancurkan tablet setelah masuk ke dalam saluran pencernaan. Amilum digunakan dengan konsentrasi 5% umumnya cocok untuk membantu penghancuran. (Ansel, 1989 : 263)

d.

Bahan Pelincir (Lubrikan) Lubrikan Murni Lubrikam murni adalah zat yang digunakan untuk mengurangi gesekan antara granul dengan dinding cetakan selama pengempaan dan pengeluaran tablet. Lubrikan dapat bekerja dengan dua mekanisme, yaitu fluid lubrication dan boundary lubrication. Fluid lubrication bekerja dengan memisahkan kedua permukaan granul dan dinding. Sedangkan boundary lubrication bekerja karena adanya penempelan dari bagian molekular yang mempunyai rantai karbon panjang. Berdasarkan kelarutannya dalam air, lubrikan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Lubrikan larut air Lubrikan ini umumnya hanya digunakan jika tablet harus sangat larut air (misalnya tablet effervesen) dan tergantung dari karakter disolusi yang diinginkan. Beberapa contoh senyawa yang dapat digolongkan sebagai lubrikan larut air antara lain : natrium benzoat, natrium asetat, natrium klorida,

12

natrium oleat, natrium lauril sulfat, magnesium lauril sulfat, asam borat, Karbowax 4000, Karbowax 6000, polietilenglikol. Lubrikan tidak larut air Lubrikan ini lebih efektif daripada yang larut air dan digunakan pada konsentrasi yang lebih rrendah. Beberapa contoh senyawa yang dapat digolongkan sebagai lubrikan tidak larut air antara lain : magnesium stearat, kalsium stearat, natrium stearat, asam stearat, talk. Pertimbangan pemilihan lubrikan tergantung pada cara pemakaian, tipe tablet, sifat disintegrasi dan disolusi yang diinginkan, sifat fisika-kimia serbuk atau granul dan biaya. Sebagai bahan pelincir yang sangat menonjol adalah talk karena dapat sekaligus memenuhi ketiga fungsi yaitu sebagai pelincir, anti lengket dan pelicin. Pada umumnya talk ditambahkan sebanyak 2% ke dalam granulat siap pakai. (Voight, 1995 : 205).

e.

Anti Lengket (Antiadheren) Antiadheren adalah zat yang digunakan untuk mencegah menempelnya massa tablet pada punch dan untuk mengurangi penempelan pada dinding cetakan. Bahan ini sangat diperlukan untuk zat-zat yang mudah menempel, seperti vitamin E. Talk, magnesium stearat dan amilum jagung merupakan material yang memiliki sifat antiadheren yang sangat baik. Tabel Antiadheren yang biasa digunakan Jenis Antiadheren Talk Magnesium stearat Amilum jagung Colloidal silica DL-Leucine Natrium lauril sulfat Konsentrasi (%b/b) 1-5