422-1171-2-PB.pdf

download 422-1171-2-PB.pdf

of 14

Transcript of 422-1171-2-PB.pdf

  • Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013

    Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 77

    UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA

    JAWA KRAMA MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS

    VIII SMP NEGERI 1 KAJORAN KABUPATEN MAGELANG

    Endah Nurcahyani

    [email protected]

    Universitas Muhammadiyah Purworejo

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah

    pembelajaran berbicara bahasa jawa menggunakan media video orang berdialog

    menggunakan ragam krama pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kajoran,

    mendeskripsikan perubahan sikap dan perilaku siswa kelas VIII SMP Negeri 1

    Kajoran setelah mendapat pembelajaran berbicara menggunakan media video, dan

    mendeskripsikan peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa menggunakan

    media video orang berdialog menggunakan ragam krama pada siswa kelas VIII

    SMP Negeri 1 Kajoran.

    Jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas atau PTK, penelitian ini

    dilakukan tiga tahap yaitu, tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Populasi dalam

    penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kajoran dengan jumlah siswa

    32. Instrumen penelitian melalui observasi, wawancara, dan jurnal. Teknik

    analisis data menggunakan dua teknik yaitu, teknik analisis deskriptif kualitatif

    dan teknik analisis deskriptif persentase.

    Adapun hasil penelitian adalah, aspek diksi pada prasiklus skor rata-rata

    1,5, sedangkan pada siklus I menjadi 2,8 dan pada siklus II meningkat menjadi

    4,0. Aspek intonasi pada prasiklus skor rata-rata 3,1, sedangkan pada siklus I

    menjadi 3,2 dan pada siklus II meningkat menjadi 4,5. Aspek pelafalan

    mengalami peningkatan, pada prasiklus skor rata-rata 3,0, sedangkan pada siklus I

    menjadi 3,2 dan pada siklus II meningkat menjadi 4,3. Aspek kelancaran

    berbicara mengalami peningkatan, pada prasiklus skor rata-rata 2,7, sedangkan

    pada siklus I menjadi 3,3 dan pada siklus II meningkat menjadi 3,5. Aspek

    ekspresipun meningkat, dari skor rata-rata pada prasiklus sebesar 2,0 meningkat

    menjadi 3,7 pada siklus I dan siklus I meningkat menjadi 3,5. Berdasarkan

    peningkatan dari setiap aspek berbicara dapat dikatakan bahwa siswa mengalami

    peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama dari prasiklus ke siklus I

    sebesar 0,78%, siklus I ke siklus II sebesar 0,84%, dan dari prasiklus ke siklus II

    mengalami peningkatan sebesar 1,62%. Peningkatan keterampilan berbicara

    bahasa Jawa krama siswa kelas VIII Negeri 1 Kajoran juga diikuti perubahan

    perilaku siswa. Setelah dilaksanakan pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama

    dengan menggunakan media video terlihat adanya perubahan perilaku siswa

    kearah positif.

    Kata Kunci: Berbicara, Krama, Media Video

  • Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013

    Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 78

    A. Pendahuluan

    Bahasa krama merupakan salah satu bahasa yang mempunyai peran

    penting bagi peningkatan kualitas kehidupan seseorang dalam berbahasa. Bahasa

    krama adalah tingkatan yang paling tinggi dalam bahasa Jawa yang umumnya

    dipakai di kalangan orang Jawa. Bahasa krama digunakan untuk menghormati

    orang lain, orang yang lebih dituakan karena strata keluarganya atau kedudukan

    jabatannya, dan orang yang lebih berilmu, dengan tujuan untuk lebih

    menghormati mitra tutur. Bahasa krama juga memiliki fungsi, seperti; (1) dalam

    pengembangan sastra dan budaya Jawa, (2) sebagai asset nasional, (3) sebagai

    cara komunikasi intra-etnik, (4) sebagai identitas atau jati diri penuturnya, (5)

    bahasa pengantar proses belajar mengajar ditingkat awal sekolah dasar di Jawa,

    (6) sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan seni pertunjukan tradisional

    (Padmaningsih, 2000: 1).

    Kesalahan menggunakan bahasa ngoko saat berbicara bahasa Jawa krama

    terjadi karena siswa tidak mengetahui kosakata krama. Hal itu terjadi akibat

    kurangnya siswa mendengar dan menggunakan bahasa Jawa krama dalam

    kesehariannya, sedangkan kesalahan mengunakan kosakata bahasa Jawa krama

    yang tidak tepat terjadi karena kesulitan membedakan dan menghafal makna

    kosakata untuk diri sendiri dan untuk orang lain. Oleh karena itu, seharusnya

    seorang guru lebih kreatif dalam penguasaan kelas yakni dengan cara guru

    mengembangkan atau mengubah pola belajar yang semula biasa saja diubah

    supaya menjadi lebih baik dengan menggunakan media yang tepat dalam proses

    kegiatan belajar mengajar. Media yang digunakan sebaiknya sesuai dengan materi

    yang dipelajari seperti bagaimana cara siswa dapat menggunakan dan

    mendengarkan pada saat berbicara menggunakan bahasa krama. Oleh karena itu,

    guru mencoba untuk menerapkan salah satu media yang dapat meningkatkan

    minat belajar siswa, yakni dengan menggunakan media video. Media video

    digunakan agar siswa lebih tertarik dan termotivasi untuk menggunakan bahasa

    jawa krama dengan baik dan benar, setelah mendengar dan menggunakan sesering

    mungkin. Berdasarkan uraian di atas, penulis termotivasi untuk mengadakan

    penelitian yang berjudul Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa

  • Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013

    Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 79

    Jawa Krama Menggunakan Media Video pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1

    Kajoran Kabupaten Magelang.

    B. Kajian Teori

    Secara empiris kata video berasal dari sebuah singkatan yang dalam

    bahasa Inggris yaitu visual dan audio.Kata Viadalah singkatan dari Visual yang

    berarti gambar, kemudian pada kata Deoadalah singkatan dari Audio yang

    berarti suara. Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan pemahaman bahwa

    Video merupakan seperangkat komponen atau media yang mampu menampilkan

    gambar sekaligus suara dalam waktu bersamaan. Pada dasarnya hakekat video

    adalah mengubah suatu ide atau gagasan menjadi sebuah tayangan gambar dan

    suara.

    Media video sangat sesuai dengan tipe isi prosedural atau keterampilan,

    karena video dapat menampilkan gerakan dan peserta didik dapat menirukan

    gerakan dalam waktu hampir bersamaan. Video dalam sistem penggunaannya

    merupakan sekumpulan komponen yang satu sama lain saling bekerjasama yang

    pada fungsi akhirnya dapat mengirim suara serta gambar yang bergerak, video

    juga merupakan suatu peralatan pemain ulang (Play Back) dari suatu program

    rekaman baik berupa rekaman audio maupun gambar.

    J.E Kemp (1985: 221) mengatakan bahwa video dapat menyajikan

    informasi, mengambarkan suatu proses dan tepat mengajarkan keterampilan,

    menyingkat dan mengembangkan waktu serta dapat mempengaruhi sikap. Hal ini

    dipengaruhi oleh ketertarikan minat, dimana tayangan yang ditampilkan oleh

    media video dapat menarik gairah rangsang (stimulus) seseorang untuk menyimak

    lebih dalam.

    Pembelajaran berbicara menggunakan media video dapat dijadikan pilihan,

    khususnya untuk keterampilan berbicara ragam krama, dengan menggunakan

    media video tersebut, siswa dapat melihat contoh suatu proses atau kejadian yang

    sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Siswa dapat belajar, mempraktikkan apa

    yang mereka lihat sehingga mengetahui kesalahan yang dilakukan untuk

    kemudian memperbaikinya. Langkah awal dalam pembelajaran menggunakan

    media video adalah sebagai berikut: a) Langkah awal sebelum pembelajaran

  • Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013

    Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 80

    dimulai adalah, melihat situasi dan kondisi didalam kelas, mengatur tempat duduk

    siswa sehingga siswa merasa nyaman dan dapat memperhatikan dengan jelas

    materi yang disampaikan, lalu menjelaskan tugas yang harus dikerjakan siswa. b)

    Langkah menggunakan media video adalah, membuat suasana nyaman, dan tidak

    menegangkan sehingga seluruh siswa memperhatikan dengan baik. c) Langkah

    terakhir setelah menggunakan media video adalah, (1) pembentukan kelompok,

    (2) siswa lainnya bersama guru menyimak tuturan siswa yang maju tersebut, (3)

    apabila siswa tersebut melakukan kesalahan dalam berbicara ragam krama maka

    guru atau siswa lainnya yang mengetahui kesalahan tersebut dapat langsung

    menyalahkan dan memperbaiki kesalahan tersebut secara bersama, (4) kesalahan

    tersebut dicatat guru di kartu koreksi, (5) setelah siswa yang (maju ke depan kelas

    selesai berbicara), guru memberikan kartu koreksi itu kepadanya, (6) siswa

    tersebut harus mengisi sendiri kolom pembetulan dengan menuliskan pembetulan

    atas kesalahan yang ia lakukan, dengan demikian siswa tersebut mengetahui

    kesalahan dan cara memperbaikinya, untuk kemudian kartu koreksi tersebut

    dikembalikan lagi ke guru, berikut seterusnya samapai semua siswa mendapat

    giliran maju.

    C. Metode Penelitian

    Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan September

    tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri Kajoran yang

    beralamat di Sangen, Kajoran, Magelang. Penelitian ini merupakan penelitian

    pembelajaran berbicara bahasa Jawa ragam krama menggunakan media video

    yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan diharapkan kualitas

    pembelajaran menjadi lebih baik. Pada penelitian ini penulis menggunakan

    instrumen tes objektif dan praktek sebagai penilaian. Proses pelaksanaan

    penelitian tindakan kelas dapat digambarkan dalam bagan berikut:

  • Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013

    Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 81

    Satu siklus terdiri dari 4 langkah yaitu:

    1) Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh guru ketika akan

    memulai tindakanya. Adapun uraian yang perlu dan harus dikemukakan

    adalah menyusun sebuah rancangan kegiatan, siswanya akan diapakan.

    Supaya perencanaan ini lengkap dan difahami oleh semua siswa. Guru

    membuat semacam panduan yang menggambarkan (a) apa yang harus

    dilakukan oleh siswa, (b) kapan dan berapa lama dilakukan, (c) dimana

    dilakukan, (d) jika diperlukan peralatan atau sarana, wujudnya apa (e)

    jika sudah selesai, apa tindakan selanjutnya.

    2) Pelaksanaan adalah implementasi dari perencanaan yang sudah dibuat.

    Untuk itu guru harus memperhatikan hal-hal (a) apakah ada kesesuaian

    antara pelaksanaan dengan perencanaan, (b) apakah proses tindakan

    yang dilakukan siswa cukup lancar, (c) bagaimanakah situasi proses

    tindakan, (d) apakah siswa-siswa melaksanakan dengan semangat, (e)

    bagaimanakah hasil dari keseluruhan dari tindakan itu.

    3) Pengamatan adalah proses mencermati jalanya pelaksanaan tindakan.

    Hal-hal yang diamati adalah hal-hal yang sudah disebutkan dalam

    pelaksanaan.

    4) Refleksi atau perenungan merupakan langkah mengingat kembali

    kegiatan yang dilakukan oleh guru maupun siswa.

  • Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013

    Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 82

    Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VIIIG SMP Negeri 1

    Kajoran yang terdiri atas 32 siswa. Objek penelitian ini adalah keterampilan

    berbicara krama, perilaku dan sikap siswa pada saat berdialog, serta pembelajaran

    berbicara bahasa Jawa krama menggunakan media video, yaitu video siswa

    berdialog menggunakan ragam krama. Pengumpulan data yang diperlukan dalam

    penelitian ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu pengamatan

    (observasi), jurnal, dan wawancara.

    Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

    dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

    baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah

    Suharsimi Arikunto (2010: 203). Dengan kata lain, instrumen ini merupakan alat

    bantu dalam penggunaan metode penelitian. Pada penelitian ini, penulis

    menggunakan instrumen berupa tes objektif dan penilaian praktek berbicara

    bahasa jawa krama. Tes objektif yang digunakan berbentuk pilihan ganda dengan

    empat alternatif jawaban. Sebelum digunakan, tes tersebut diujikan terlebih

    dahulu kemudian dianalisis dengan melakukan uji instrumen yang meliputi taraf

    kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas. Penilaian praktek berbicara

    bahasa jawa krama meliputi : Diksi, Intonasi, Artikulasi, Kelancaran Berbicara,

    Ekspresi.

    Teknik analisis data penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif

    kualitatif dan teknik analisis deskriptif persentase. Teknik analisis deskriptif

    kualitatif merupakan teknik analisis data untuk menggambarkan suatu keadaan.

    Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

    sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta, sifat, atau hubungan antar

    fenomena yang diselidiki. Teknik deskriptif kualitatif digunakan untuk

    menganalisis perilaku siswa.Teknik analisis deskriptif persentase merupakan

    analisis data berdasarkan persentase dari data yang ada.

  • Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013

    Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 83

    D. Pembahasan

    1. Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan Media Video Berbicara

    Bahasa Jawa Krama

    a. Kondisi Awal

    Untuk memperoleh data mengenai kondisi awal keterampilan

    berbicara siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kajoran, maka dilakukan observasi

    pada saat guru mata pelajaran bahasa Jawa mengajar di dalam kelas, lalu

    mengkondisikan kelas dengan sebaik mungkin yaitu dengan mengatur tempat

    duduk siswa, menjelaskan pengertian dialog, tujuan dialog, hal-hal yang perlu

    diperhatikan dalam berdialog, ragam bahasa yang harus digunakan dalam

    berdialog, membentuk kelompok diskusi untuk memberikan tugas kepada

    siswa untuk berdialog dengan bahasa Jawa Krama. Kemudian siswa

    melaksanakan tugas berdialog menggunakan ragam krama yang diberikan

    oleh guru. Dari hasil pengamatan, banyak sekali ditemukan kesalahan dalam

    berbahasa krama, yaitu masih menggunakan bahasa Indonesia, masih

    menggunakan kosakata ngoko, serta penggunaan kosakata Jawa krama yang

    tidak tepat.

    b. Siklus I

    1) Perencanaan

    Dari Permasalahan yang ditemukan dalam kondisi awal banyak

    sekali ditemukan kesalahan dalam berbahasa krama, yaitu masih

    menggunakan bahasa Indonesia, masih menggunakan kosakata ngoko,

    serta penggunaan kosakata Jawa krama yang tidak tepat. Oleh karena itu,

    pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan kegiatan-kegiatan yang

    terkait dengan pembelajaran menggunakan media video yaitu meliputi:

    (1) menyusun rencana pembelajaran, (2) menyusun pedoman observasi,

    wawancara, dan jurnal, (3) menyiapkan kartu koreksi. Pada siklus I

    dilaksanakan dua kali pertemuan.

    2) Tindakan

    Tahap ini merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajaran

    yang sudah ditetapkan. Tindakan yang dilakukan yaitu pembelajaran

    berbicara bahasa Jawa krama menggunakan media video. Pada tahap ini

  • Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013

    Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 84

    dilakukan tiga tahap proses pembelajaran yaitu pendahuluan :

    mengkondisikan siswa di dalam kelas agar lebih nyaman, mengatur

    tempat duduk siswa, inti : menjelaskan tentang pengertian dialog, tujuan

    dialog, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berdialog, ragam bahasa

    yang digunakan dalam berdialog dan penutup : membentuk kelompok

    diskusi dan penugasan.

    3) Pengamatan

    Dalam tahap pengamatan peneliti kegiatannya mengamati tingkah

    laku siswa selama penelitian berlangsung dan keterampilan siswa

    berbicara bahasa Jawa krama, dari aspek diksi, intonasi, ekspresi,

    kelancaran berbicara dan artikulasi. Tahap pengamatan pada siklus I

    dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran berbicara bahasa Jawa

    krama menggunakan media video.

    4) Refleksi

    Pada akhir siklus I dicatat kemampuan dan perilaku siswa dalam

    mengikuti proses belajar mengajar yaitu kemampuan siswa dalam

    berdialog menggunakan bahasa Jawa krama dari aspek diksi, intonasi,

    ekspresi, kelancaran berbicara dan artikulasi masih kurang, Masalah pada

    siklus I dicari pemecahannya sedangkan kelebihannya adalah

    menggunakan media video yang membuat siswa tertarik sehingga harus

    dipertahankan dan ditingkatkan.

    c. Siklus II

    Pada siklus II sifatnya adalah perbaikan dari siklus I, dengan

    demikian siklus I digunakan untuk refleksi pada siklus II.

    1) Perencanaan

    Hasil Refleksi pada siklus I adalah masih kurangya kemampuan

    siswa dalam berdialog, sehingga penggunaan media video harus terus

    ditingkatkan dengan cara memberi motivasi siswa, memberikan contoh

    video yang menarik dengan tema yang berbeda agar semakin membantu

    siswa dalam belajar. Peneliti mengevaluasi perencanaan pada siklus I

    sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan siklus II. Kegiatan yang

    tercakup dalam tahap ini yaitu, (1) menyusun rencana pembelajaran, (2)

  • Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013

    Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 85

    menyusun pedoman observasi, wawancara, dan jurnal, (3) menyiapkan

    kartu koreksi untuk mencatat kesalahan siswa.

    2) Tindakan

    Pada tahap ini dilakukan tiga tahap proses pembelajaran yaitu

    pendahuluan : mengkondisikan siswa di dalam kelas agar lebih nyaman,

    mengatur tempat duduk siswa, inti : menjelaskan kembali hal-hal yang

    perlu diperhatikan dalam berdialog, ragam bahasa yang digunakan dalam

    berdialog sehingga siswa lebih memahami, dan penutup : membentuk

    kelompok diskusi dan penugasan. Kegiatan pada tindakan siklus II

    hampir sama dengan kegiatan siklus I, yang membedakan pada kolom

    pengisian kartu koreksi ditulis oleh siswa, sehingga siswa dikelompokan

    untuk saling mencatat kesalahan masing-masing.

    3) Pengamatan

    Kegiatan pengamatan dilakukan pada saat siswa mengikuti proses

    belajar mengajar. Yang diamati yaitu sikap siswa pada saat mengikuti

    proses belajar mengajar dan keterampilan siswa berbicara bahasa Jawa

    krama. Sikap dan perilaku siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran

    meningkat lebih baik, kemampuan siswa dalam berbicara bahasa Jawa

    ragam krama juga meningkat lebih baik, kesalahan yang dilakukan hanya

    tinggal sedikit. Hal itu dibuktikan dengan tidak adanya siswa yang tidak

    serius mengikuti pelajaran.

    4) Refleksi

    Tahap ini peneliti mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan.

    Hal yang dicatat yaitu peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa

    krama dan perubahan perilaku siswa yang semakin baik di dalam kelas

    setelah mendapat pembelajaran ini. Hal itu disebabkan media video yang

    tetap ditingkatkan dan dipertahankan sehingga minat dan ketertarikan

    siswa semakin tinggi, yang mendorong motivasi siswa untuk membuat

    sesuatu hal yang sama bahkan lebih.

  • Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013

    Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 86

    2. Pengaruh Perilaku dan Sikap Individu Setelah Mendapatkan

    Pembelajaran Menggunakan Media Video

    a. Kondisi Awal

    Berdasarkan hasil observasi perilaku siswa, dapat diketahui

    bahwa siswa tidak tertarik dengan media pembelajaran yang digunakan

    guru dalam pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama. Hal itu

    ditunjukkan dengan banyaknya jumlah siswa yang tidak serius mengikuti

    pembelajaran, yaitu siswa yang mengganggu teman sebanyak 3 siswa

    atau sebesar 9%, siswa yang bergurau sebanyak 5 siswa atau sebesar

    16%, siswa yang mengantuk sebanyak 3 siswa atau sebesar 9%, siswa

    yang acuh tak acuh sebanyak 6 siswa atau sebesar 19%, dengan jumlah

    total siswa yang tidak serius sebanyak 17 siswa atau sebesar 54%.

    Tabel

    Hasil Observasi Perilaku Siswa

    NO Perilaku Siswa f %

    1. Mengganggu teman 3 9

    2. Bergurau 5 16

    3. Mengantuk 3 9

    4. Acuh tak acuh 6 19

    5. Terganggu lingkungan 0 0

    6. Memperhatikan dengan seksama 14 44

    7. Bertanya 0 0

    8. Menjawab pertanyaan 1 3

    Jumlah 32 100

    b. Siklus I

    Berdasarkan hasil observasi perilaku siswa pada siklus I, dapat

    diketahui bahwa siswa sangat tertarik dengan pembelajaran

    menggunakan media Video berbicara bahasa Jawa krama. Hal itu

    ditunjukkan dengan sedikitnya jumlah siswa yang tidak serius mengikuti

    pembelajaran, yaitu 6 siswa atau sebesar 19%. Ketidakseriusan 6 siswa

    tersebut ditunjukkan dengan sikap bergurau sebanyak 2 siswa atau 7%

    dan sikap acuh tak acuh 4 siswa atau 13% siswa tersebut tidak serius

  • Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013

    Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 87

    dalam pembelajaran karena siswa kesulitan memahami bahasa Jawa

    krama, sehingga pada diri siswa timbul rasa jenuh dan bosan.

    c. Siklus II

    Pada siklus II dapat diketahui bahwa siswa sangat tertarik dengan

    media video yang digunakan dalam pembelajaran berbicara. Hal itu

    ditunjukkan dengan tidak adanya siswa yang tidak serius mengikuti

    pembelajaran. Semua siswa serius dalam pembelajaran karena siswa

    merasa senang, santai, dan siswa telah memahami bahasa Jawa krama,

    sehingga pada diri siswa timbul rasa saling menghargai saat berbicara

    bahasa Jawa krama.

    Tabel

    Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus I dan Siklus II

    No

    Perilaku

    Siklus I Siklus II

    f % f %

    1. Mengganggu teman 0 0 0 0

    2. Bergurau 2 7 0 0

    3. Mengantuk 0 0 0 0

    4. Acuh tak acuh 4 13 0 0

    5. Terganggu lingkungan 0 0 0 0

    6. Memperhatikan dengan

    seksama

    22 70 26 82

    7. Bertanya 2 7 3 9

    8. Menjawab pertanyaan 2 7 3 9

    Jumlah 32 100 32 100

    Perubahan perilaku siswa ke arah positif di atas menunjukkan

    bahwa menggunakan media video mampu mengubah perilaku siswa ke

    arah yang lebih baik. Hasil observasi, jurnal siswa, dan wawancara

    menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa. Perilaku-perilaku negatif

    yang ditunjukkan siswa pada kondisi awal dan siklus I berubah menjadi

    perilaku positif pada siklus II. Dari uraian diatas dapat disimpulkan

    bahwa hasil pembelajaran menggunakan media video lebih baik daripada

    media teks, selebaran atau media lainnya.

  • Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013

    Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 88

    3. Peningkatan Keterampilan Berbicara Jawa Krama Siswa Kelas VIII

    SMP Negeri 1 Kajoran Setelah Mendapat Pembelajaran

    Menggunakan Media Video

    a. Kondisi Awal

    Pada kondisi awal menunjukkan skor rata-rata kelas sebesar 2,4.

    Skor itu diproleh dari skor tiap-tiap aspek keterampilan berbicara siswa,

    yaitu aspek diksi 1,5 aspek intonasi 3,1 aspek pelafalan 3,0 aspek

    kelancaran berbicara 2,7 dan aspek ekspresi 2,0.

    b. Siklus I

    Pada siklus I dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan

    pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan media video,

    skor rata-rata kelas sebesar 3,2. Hal ini menunjukan peningkatan rata-rata

    kelas sebesar 0,8. Skor rata-rata tersebut diperoleh dari skor tiap-tiap

    aspek keterampilan siswa berbicara bahasa Jawa krama, yaitu aspek diksi

    2,8 aspek intonasi 3,2 aspek pelafalan 3,2 aspek kelancaran berbicara 3,3

    dan aspek ekspresi 3,7.

    c. Siklus II

    Pada siklus II terjadi peningkatan juga yang semula rata-rata kelas

    pada siklus I 3,2 pada siklus II meningkat 0,7 dengan rata-rata kelas

    menjadi 3,9. Skor tersebut diperoleh dari skor tiap-tiap aspek

    keterampilan siswa berbicara bahasa Jawa krama, yaitu aspek diksi 4,0

    aspek intonasi 4,5 aspek pelafalan 4,3 aspek kelancaran berbicara 3,5 dan

    aspek ekspresi 4,1.

    Hasil rekapitulasi peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa

    krama dengan media video tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II kelas VIII

    SMP Negeri 1 Kajoran dapat dilihat pada tabel berikut.

  • Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013

    Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 89

    No Aspek yang

    diamati

    Skor Rata-Rata Peningkatan

    Prasiklus Siklus I SiklusI

    I

    PS-SI SI-SII PS-SII

    1. Diksi 1,5 2,8 4,0 1,3 1,2 2,5

    2. Intonasi 3,1 3,2 4,5 0,1 1,3 1,4

    3. Pelafalan 3,0 3,2 4,3 0,2 1,1 1,3

    4. Kelancaran

    berbicara

    2,7 3,3 3,5 0,6 0,2 0,8

    5. Ekspresi 2,0 3,7 4,1 1,7 0,4 2,1

    Jumlah 12,3 16,2 19,6 3,9 4,2 8,1

    Rata-rata kelas 2,4 3,2 3,7 0,78 0,84 1,62

    Berdasarkan hasil rekapitulasi di atas, aspek diksi siklus I mengalami

    peningkatan dari rata-rata sebesar 1,5 menjadi 2,8 atau mengalami

    peningkatan sebesar 1,3. Pada siklus II aspek diksi pun meningkat menjadi

    4,0 atau meningkat 1,2 dari siklus I. Pada aspek intonasi siklus I mengalami

    peningkatan dari rata-rata3,1 menjadi 3,2 atau meningkat sebesar 0,1 pada

    siklus II nilai rata-rata aspek intonasi pun meningkat menjadi 4,5 atau sebesar

    1,3. Aspek pelafalan siklus I meningkat dari rata 3,0 menjadi 3,2 atau

    meningkat sebesar 0,2, siklus II pun mengalami peningkatan skor rata-rata

    siswa dari siklus I sebesar 3,2 menjadi 4,3 atau meningkat sebesar 1,1. Aspek

    kelancaran berbicara pada siklus I meningkat dari skor rata-rata 2,7 menjadi

    3,3 atau meningkat sebesar 0,6, siklus II pun meningkat dari siklus I yaitu

    dari skor rata-rata 3,3 menjadi 3,5 atau meningkat sebesar 0,2. Aspek ekspresi

    siklus I mengalami peningkatan dari skor rata-rata 2,0 menjadi 3,7 atau

    meningkat sebesar 1,7. Pada siklus II aspek ekspresi pun meningkat

    dibandingkan dengan siklus I yaitu dari skor rata-rata 3,7 menjadi 4,1 atau

    meningkat sebesar 0,4. Peningkatan aspek-aspek tersebut dikarenakan siswa

    sangat tertarik dengan media video yang digunakan, sehingga siswa tidak

    merasa jenuh saat pelajaran. Pemberian contoh video tersebut sangat

    membantu siswa dalam belajar bahasa Krama, sehingga siswa menjadi lebih

    mengerti bahasa krama yang benar dan salah.

  • Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013

    Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 90

    Dari keseluruhan semua aspek keterampilan berbicara bahasa Jawa

    krama dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara bahasa Jawa krama

    siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I keterampilan berbicara bahasa

    Jawa krama siswa sebesar 2,4 menjadi 3,2 atau meningkat sebesar 0,8. Siklus

    II keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa meningkat dibanding

    siklus I dari 3,2 menjadi 3,9 atau meningkat sebesar 0,7. Secara keseluruhan

    peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa sebesar 1,5.

    Peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa juga diikuti

    dengan perubahan tingkah laku setelah mengikuti pembelajaran berbicara

    bahasa Jawa krama dengan menggunakan media video. Sebelum

    dilaksanakan pembelajaran dengan media ini, siswa mengaku kurang

    berminat mengikuti proses pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama.

    Perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran dapat dilihat dari

    hasil observasi perilaku siswa pada tabel berikut ini.

    E. Simpulan dan Saran

    Berdasarkan rumusan permasalahan yang mendasari penelitian ini maka

    dapat disimpulkan bahwa Peningkatan keterampilan berbicara Jawa krama siswa

    kelas VIIIG SMP Negeri 1 Kajoran setelah mendapat membelajaran

    menggunakan media video yaitu, pada kondisi awal skor rata-rata kelas hanya 2,4.

    Pada siklus I skor rata-rata siswa mengalami kenaikan 0,8 menjadi 3,2; dan pada

    siklus II juga naik 0,7 menjadi 3,9. Peningkatan rata-rata kelas dari prasiklus ke

    siklus I, menjadi 0,78, siklus I ke siklus II menjadi 0,84 dan dari prasiklus ke

    siklus dua meningkat menjadi 1,62.

    Ada beberapa saran yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain: Guru

    perlu memberikan kosakata baru baik itu bahasa Jawa ngoko atau krama setiap

    pembelajaran bahasa Jawa, sehingga dapat memperbanyak perbendaharaan

    kosakata bahasa Jawa siswa, Guru perlu membuat variasi dan inovasi model

    pembelajaran agar siswa tidak bosan.

    Daftar Pustaka

    Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara.

    arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

    Jakarta: Rineka Cipta.

    Padmaningsih, Dyah dkk. 2000. Etnografi Komunikasi dalam Kesantunan

    Berbahasa Bahasa Jawa Studi Kasus di Kodya Surakarta. FakultasSastra

    Universitas Sebelas Maret.