4.205 1.505 AUTO -...

1

Transcript of 4.205 1.505 AUTO -...

15K O R P O R A S IJumat, 11 Maret 2016

Lingga S. [email protected]

Pasar mobil dan sepeda motor dalam kurun 2 tahun terakhir memang menantang. Pelambatan ekonomi yang mendera pasar domestik telah

me mukul laju penjualan. Merujuk data Asean Automotive

Federation (AAF), pada 2015 total pasar mobil Indonesia hanya 1,013 juta unit. Jumlah itu menurun sekitar 16% dari tahun sebelumnya yang mencapai 1,208 juta unit.

Raihan pada 2014 itu pun merosot sekitar 2% dari capaian 2013 yaitu 1,229 juta unit. Sebagai catatan, total pen jualan mobil 2013 itu menjadi yang terbesar sepanjang sejarah Indonesia.

Adapun untuk pasar sepeda motor, pada tahun lalu total penjualan ter catat mencapai 6,70 juta unit. Raihan itu merosot sekitar 15% dari ta hun sebelumnya yang mencapai 7,90 juta unit.

Di sisi lain, meski ekonomi me -lambat, penjualan pada 2014 ter sebut naik tipis sekitar 2% dari ca pai an pada 2013 sebanyak 7,77 juta unit.

Gabungan Industri Kendaraan Ber motor (Gaikindo) selaku asosiasi industri mobil memperkirakan pen -jualan kendaraan roda empat atau lebih pada tahun ini akan tumbuh se kitar 5%.

Sementara itu, Asosiasi Industri Se peda Motor Indonesia (AISI) se laku pemayung pabrikan roda dua memprediksi pasar dapat tumbuh di kisaran 5%

hingga 10%.Stefanus

Darmagiri, analis PT Da nareksa Sekuritas, dalam risetnya menyebutkan ke depan kinerja sektor otomotif bisa lebih baik. Ke bijakan moneter yang lebih baik pada 2016 akan menjadi katalis untuk mendongkrak penjualan otomotif domestik.

Penurunan suku bunga acuan bank sentral menjadi 7% dinilai akan mendorong kredit. Hal ini meng ingat 70% bahkan lebih pembelian kendaraan bermotor dilakukan dengan mencicil.

“Diharapkan penjualan domestik dapat lebih agresif karena kebijakan se perti penurunan suku bunga,” tu lisnya dalam riset yang dirilis belum lama ini.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi pada tahun ini yang di -gadang-gadang lebih baik yaitu

sebesar 5,3% dapat

mendorong pasar otomotif. Hal itu dinilai secara langsung akan berdampak pada kinerja emiten komponen pendukungnya.

Tingkat inflasi yang diperkirakan di bawah 4% dan nilai tukar rupiah yang lebih stabil pun bisa ikut andil dalam mendongkrak kinerja sektor oto motif. Pasalnya, dari catatan Bisnis, 80% hingga 90% material pembuatan komponen otomotif harus didatangkan dari luar negeri.

Dari informasi yang dihimpun Bisnis, manajemen emiten kom-ponen otomotif menuturkan jika nilai tukar rupiah stabil, per seroan lebih mudah melakukan pe ren-canaan bisnis karena material impor dipesan dalam periode tertentu.

Sejumlah manajemen emiten komponen otomotif yang Bisnis hubungi, seperti PT Selamat Sem-purna Tbk., PT Multistrada Arah Sa rana Tbk., dan PT Astra Otoparts Tbk., mengamini jika perkiraan ber-gairahnya pasar otomotif bisa ikut menopang kinerja.

Namun, pihak emiten tidak ingin ha nya fokus di pasar produk anyar alias untuk keperluan original equip-ment manufacturer (OEM). Hal itu di -karenakan mereka seperti harus ‘ber -judi’ dengan kondisi ekonomi yang mungkin saja kembali melambat.

AFTER MARKETOleh karena itu, emiten

komponen oto motif menyandarkan pula na sib nya pada pasar after market atau purnajual, baik di tataran domestik atau ekspor.

Hal itu terlihat dari arah bisnis Se lamat Sempurna yang menyasar per tumbuhan pendapatan bersih di ki saran 10% hingga 15% sepanjang ta hun ini.

Andri Pribadi, Direktur Keuangan Selamat Sempurna. mengatakan pihaknya optimistis meraih per -tumbuhan revenue karena pasar ter -besar perseroan adalah after market kendaraan bermotor dan ekspor.

Pasar yang disasar tersebut relatif stabil dan memungkinkan bertumbuh

dibandingkan OEM. “Kami ke arah after market sehingga

pasar cukup baik dan optimis

growing

10% sampai 15%,” katanya kepada Bisnis, belum lama ini.

Mengutip laporan keuangan per -seroan berkode saham SMSM tersebut, penjualan bersih pada Januari-September 2015 tercatat mencapai Rp2,042 triliun, tumbuh sekitar 5,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,933 triliun.

Sementara itu, laba bersih selama sembilan bulan pada 2015 mencapai Rp333 miliar, naik sekitar 12,4% dari periode sama tahun sebelumnya Rp296,1 miliar.

Untuk menopang penjualan, 90% dari hasil produksi perseroan menyasar after market, sementara kontribusi ekspor mencapai 70%.

Adapun 60% dari total ekspor perse-roan diserap pasar Amerika Serikat dan Asia khususnya Singapura. Saat ini, produk utama dari SMSM adalah filter dan radiator yang mencapai 90%.

Uthan Muhammad Arief Sadikin, Direktur Multistrada Arah Sarana, mengatakan pihaknya tahun ini lebih mengejar pasar ekspor karena peluang pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor dalam negeri dinilai tidak terlalu signifikan.

Oleh karena itu, pihaknya memperbesar kon-tribusi penjualan eks-por untuk menopang kinerja menjadi 75% pada tahun ini dari 2015 yang sekitar 70%.

Dari jumlah produksi tahun ini, pihaknya menargetkan 1,5 juta unit hingga 1,8 juta unit ban untuk pasar domestik, dan sekitar 6 juta unit ban untuk ekspor.

“Kami untuk pasar domestik tersebut sama seperti tahun lalu karena pasar otomotif diperkirakan tumbuh tidak terlalu besar. Tapi bukan berarti kami tidak fokus di pasar lokal,” ungkapnya.

Hamdani Dzulkarnaen Salim, Presiden Direktur Astra Otoparts, mengatakan pihaknya lebih optimistis menatap kinerja tahun ini karena kondisi ekonomi yang berangsur pulih dan diharapkan mendorong konsumsi di sektor otomotif.

Namun, pihaknya enggan hanya mengandalkan pasar OEM. Oleh sebab itu, emiten berkode saham AUTO itu pun memperbesar kon-tribusi penjualan produk after market pada 2016 menjadi 50% dari tahun lalu yang sekitar 45% untuk menopang kinerja.

Maklum saja, AUTO tersebut ikut terkena imbas pelemahan pasar otomotif dalam kurun 2 tahun ter-akhir. Hal ini mengingat pada tahun-tahun sebelumnya, anak usaha PT Astra International Tbk. itu lebih mengandalkan pasar OEM.

Merujuk laporan keuangan AUTO, pendapatan bersih pada

pada 2015 menurun 4,3% menjadi Rp11,72

triiun dari

tahun sebelumnya Rp12,2triliun. “Kami memperbesar after

market karena kami menyasar konsumen mobil yang beli 2-3 tahun sebelumnya yang mencari komponen baru saat ini,” katanya.

Faktor lain adalah besarnya jum-lah kepemilikan mobil di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), populasi kendaraan berdasarkan perizinan kepemilik-an tercatat hingga 2013 sebanyak 19,3 juta unit mobil dengan tingkat pertumbuhan populasi sejak 2012 sekitar 1 juta unit setiap tahun.

Adapun untuk sepeda motor, pada 2014 populasinya sudah mencapai sekitar 74,87 juta unit. Di sisi lain, khususnya pasar mobil di Indonesia masih sangat menjanjikan bagi emiten komponen otomotif karena belum mencapai tahap motorisasi.

Saat ini, Indonesia masuk dalam kategori tahap pertama pramotorisasi dengan perbandingan jumlah mobil yang beredar 0-50 unit per 1.000 orang.

Padahal, penduduk In -donesia mencapai 250 juta jiwa lebih. Level mo torisasi bisa dilihat se perti di Kanada atau Ame rika Serikat yang mencapai rasio 500 u nit lebih mobil per 1.000 orang.

Penjualan produk otomotif di dalam negeri pada 2016 diperkirakan lebih baik dari tahun lalu. Hal itu diprediksi pula ikut mendongkrak kinerja emiten di

sektor komponen otomotif.

�Gaikindo mem per -kirakan penjualan ken -daraan roda empat atau lebih pada tahun ini hanya tumbuh sekitar 5%.

�Emiten komponen otomotif menyandarkan pula nasibnya pada pa-sar after market atau purnajual, baik di tataran domestik atau ekspor.

4.510 AUTOSMSM

Pergerakan Harga Saham

Pergerakan Harga Saham

1.8505.1754.641

4.205

1.5801.639

1.505

Sep. Okt. Nov. Des. 2015 Jan. 2016 Feb. Sep. Okt. Nov. Des. 2015 Jan. 2016 Feb.BISNIS/HUSIN PARAPATSumber: Bloomberg

�EMITEN KOMPONEN OTOMOTIF

Menaruh Asa di Segmen Purnajual

Bisnis/Abdullah Azzam