4.1 PENGUMPULAN DATA SINKRONISASI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/BAB...
Transcript of 4.1 PENGUMPULAN DATA SINKRONISASI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/BAB...
36
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 PENGUMPULAN DATA SINKRONISASI
PT. Yamaha Indonesia Motor Mfg (YIMM) merupakan perusahaan PMA
(Penanaman Modal Asing) yang bergerak dalam bidang pembuatan dan perakitan
sepeda motor dengan merek dagang YAMAHA serta pengadaan komponen (spare
parts). Berlokasi di Pulo Gadung Jakarta Timur perusahaan ini mulai memasok
sepeda motor di Indonesia sejak tahun 1974. Hingga saat ini PT.Yamaha Motor
Indonesia Mfg mengusai hampir 44% permintaan motor di Indonesia1. Tingginya
permintaan pasar akan produksi motor, membuat YIMM berusaha meningkatkan
kualitas produksi serta mengoptimalisasikan waktu produksi yang diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan pasar dengan tepat waktu.
1 Sumber data www.kompas.com desember 2010
Formatted: Different first page header
Formatted: Font: Italic
37
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Gambar 4.1 Lay Out Pabrik
Body Assy
Engine AssyMachining Al.
Machining Steel
Painting Plastic
Painting Steel ( CED )
Die Casting
Injection
Welding
Depo
Press
Local SupplierIm
port R
/Mat
Frame & Fuel Tank( moped model )
Synchronized Prod.
4 hours 2 hours
Wheel Assy
Dalam upaya meningkatkan produksi YIMM yang berlokasi di Pulo Gadung
mempunyai keterbatasan akan ruang produksi. Pengambaran tata letak produksi di
atas memperlihatkan keterbatasan area produksi, hal ini membuat perusahaan
melakukan perbaikan proses produksi dengan berkordinasi pada setiap departemen
yang berkaitan. Dalam upayanya untuk meningkatkan tingkat produksinya
perusahaan menunjuk Departemen PSP (Production System Planning) sebagai
koordinator program perbaikan proses produksi.
Berlangsungnya perbaikan proses produksi yang dilakukan oleh Departemen
PSP dalam meningkatkan efektivitas pada kapasitas area dan efesiensi waktu
terbentuklah Sistem Sinkronisasi yang mengacu pada teori Just In Time dimana
38
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
program ini bertujuan untuk merencanakan kapasitas yang sesuai dengan area yang
tersedia dan optimalisasi waktu produksi yang bearti meningkatkan produktivitas
untuk memenuhi permintaan pasar.
Gambar 4.2 Konsep Sinkronisasi
ABC
DCEDLine
Body Assembly Welding Frame
SYNCHRONIZE
Sistem Sinkronisasi yang pada gambar 4.2 di atas melibatkan tiga departemen
produksi yang terkait dalam pembuatan frame motor, yaitu Departemen
departemendepartemen - departemen Welding (pengelasan), CED (Cathodic Electro
Dieposition/Painting), dan Body Asembling (perakitan). Sistem Sinkronisasi dipilih
dalam perbaikan proses produksi bertujuan menyeimbangkan kapasitas dan waktu
produksi yang ada di departemen Welding, CED dan Body Assy. Kondisi yang ada
sebelum terbentuknya sistem sinkronisasi pada departemen Welding, CED dan Body
Assy sangat tidak seimbang hal ini disebakan kapasitas dan waktu yang dimiliki
departemen Welding belum bisa menunjang CED dan Body Assy. Dengan berjalannya
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
39
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
sistem ini diharapkan bisa terjadi perbaikan bagi departemen produksi. Sistem
sinkronisasi terbatas pada produksi mopet dan motor matic dikarenakan permintaan
terbesar yang ada di perusahaan.
Tahapan yang digunakan dalam sistem sinkronisasi antara lain, melihat ulang
kondisi produksi yang lama kemudian dilanjutkan dengan merencanakan waktu dan
kapasitas produksi, selanjutnya mengevaluasi sistem yang digunakan pada
departemen produksi yang terkait dan memonitoring stok harian yang ada di dalam
sistem. Program ini dimulai sejak tahun 2007 hingga saat ini terus diupayakan untuk
dioptimalisasi agar mendapat waktu yang diinginkan dalam produksi mendekati
metode Just in Time sesuai dengan tujuan program ini.
Selanjutnya dapat dilihat dari gambar 4.2 , untuk dapat memproduksi motor
sesuai dengan permintaan pasar dan dengan kualitas yang baik maka perlu dilakukan
sinkronisasi proses produksi terhadap proses-proses yang memproduksi komponen
motor untuk selanjutnya di rakit menjadi motor di proses Body Assembling. Produk
utama yang ada didalam proses sinkronisasi adalah Frame motor unuk model Mopet
(motor bebek) dan Matic (YAMAHA Mio).
Frame sebagai salah satu komponen motor yang penting diproduksi di
YIMM. Frame merupakan komponen motor dimana flow prosesnya dilakukan pada
tiga departemen yang terkait dalam proses sinkronisasi yaitu dimulai proses
pengelasan di welding, proses pengecatan di painting (CED) , hingga perakitan di
body Assy.
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
40
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
LINE A
LINE B
LINE C
LINE D
LINE E
LINE F
LINE G
LINE H
A
B
C
D
WELDING8 lines
BODY4 lines
C E D1 lines
Stock 1 Hour ≈ 400 pcStock 3 Hour ≈ 1200 pcsStock 1 Hour ≈ 400 pcs
Target Stock of Synchronize Frame
Gambar 4.3 Line Produksi Frame Dalam Sistem Sinkronisasi
Dari flow proses pada gambar 4.3 bisa dilihat departemen welding
mempunyai delapan line produksi yang memasok frame pada empat line produksi di
body assembling, sedangkan CED departemen mempunyai satu conveyer yang sangat
panjang yang bisa memproduksi secara masal, dan mendukung kebutuhan di body
assembling.
Permasalahan yang dihadapai adalah kecepatan produksi pada departemen
welding yang kurang mendukung proses di CED dan body assembling yang pada
akhirnya dibutuhkan perhitungan dan analisa waktu yang optimal dan efisien.
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
41
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Pada proses sinkronisasi sudah dijelaskan sebelumnya tidak semua model
mengalami proses tersebut, model yang disinkronisasi hanya untuk Mopet (Motor
Bebek) dan Matic (Yamaha Mio). Model yang masuk dalam proses sinkronisasi
antara lain Model 14D, 28D, 50C, 55S dan 44D , model ini yang pada akhirnya akan
menjadi frame bagi model mopet dan matic yang di produksi pada YIMM.
Sinkronisasi pada model ini sangat membantu persediaan stok untuk memenuhi
kebutuhan permintaan yang terus meningkat pada barang jadi (Finished Good) dari
model yang dihasilkan.
4.1.1 PENGUMPULAN DATA KAPASITAS PRODUKSI DAN CYCLE TIME
Dalam sistem Sinkronisasi yang dilakukan YIMM melibatkan beberapa
departemen produksi yaitu Welding, CED dan Body Asembling. Departemen-
departemen ini masuk ke dalam sistem Sinkronisasi dikarenakan belum seimbangnya
waktu dan kapasitas produksi yang dihasilkan, hal ini disebabkan departemen
tersebut belum bisa memastikan dengan baik berapa stok minimum yang harus
diproduksi tiap harinya ditambah permasalahan keterbatasan area produksi. Dalam
hal ini sistem Sinkronisasi dikoordinasi oleh departemen PSP yang bertugas
menganalisa, mengevaluasi serta membuat tahapan sistem sinkronisasi yang
bertujuan untuk memperbaiki sistem produksi.
Berikut ini merupakan data-data yang diambil dari ketiga departemen
termasuk proses kerja dan permasalahan yang dihadapi tiap departemen.
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
42
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
a. Departemen Welding
Welding merupakan proses pengelasan dua logam dengan jalan
memanaskan atau menekan kedua logam tersebut satu sama lain.
Dalam proses ini terjadi fusi diantara logam-logam yang akan
disambung, yang mana hal tersebut bisa diperoleh dengan jalan
menambahkan logam pengisi (filter metal) atau menekan kedua logam
induk (parent metal) tersebut kuat-kuat. Beberapa macam kegiatan
pengelasan bisa kita kenal seperti Electric Arc Welding (las busur
listrik), Resistance Welding (las tahanan), Thermit Welding, Pressure
Welding (las tekanan), Gas Welding, Acytelene Welding (las karbit),
Brazing dan Soldering (disini filter metal berfungsi sebagai
“perekat”), dan lain-lain.
Gambar 4.4 Proses Pembuatan Frame di DepartemenWelding
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
43
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Welding merupakan tahapan awal dari proses produksi yang di
lakukan perusahan dalam membuat frame yang pada akhirnya akan
diproses akhir pada departemen .body assembling. Permasalahan
utama yang dihadapi oleh welding adalah keterbatasan waktu dalam
mensuplai produksi frame ke body assy. Pada welding dibutuhan
kecepatan cycle time hingga dua kali cycle time pada body assy. Selain
itu sering terjadinya stop line pada mesin (pada welding menggunakan
delapan line dan robot) dan masih adanya kesalahan manusia sebagai
operator pengguna robot dalam menentukan kecepatan dalam
produksi. Dengan adanya proses sinkronisasi yang sedang berjalan
diharapkan bisa mengoptimalilasi waktu produksi serta kapasitas,
berikut waktu produksi dan kapasitas yang ada.
Model
Cycle time Line Shift Output/Jam Output Total Output Shift /Harian
28D 1,2 Menit FB 1 1 45 360 2 45 FB 2 1 45 360
2 45 315 1350
14 D 1,2 Menit FD 1 1 45 360
2 45 FD 2 1 45 360
2 45 315 1350
44 D 1,3 Menit FC 2 1 40 320
2 40 280 600
55 S 1,3 Menit FC 1 1 40 320 2 40 280 600
50C/40D 1,3 Menit FA 1 1 40 320 FA 2 2 40 280 600
Total Produksi 4500
Tabel 4.1 Cycle Time dan Kapasitas pada Departemen Welding
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
44
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Dari data kecepatan waktu dan kapasitas di atas baru bisa dipenuhi
hingga 80% dari apa yang direncanakan2, diharapkan dengan proses
sinkronisasi dapat melakukan pencapaian line stok yang di inginkan
mendekati proses Just in Time hingga optimal mencapai 100%.
b. Departemen CED (Cathodic Electro Dieposition)
Meningkatnya produksi frame menyebabkan terbentuknya
Departement departemen CED solusi ini dipilih dalam menghadapi
permasalahan pengecatan pada produksi frame. Produksi frame yang
melalui departemen CED hanya untuk mopet dan matic model saja
dikarenakan permintaan pada model ini sangat tinggi, hal ini menuntut
proses produksi yang sangat cepat, dengan terbentuknya CED
departemen proses pengecatan untuk frame model mopet dan matic
bisa dikatakan cukup berhasil. Departemen CED sudah bisa
mendukungt kebutuhan frame pada Body Assy.
2 Hasil Wawancara dengan Main Power Welding Departemen Januari 2011
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
45
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Environment Friendly
ED PROCESS
SPRAY PROCESS
Mist Paint Free & Sludge almost 0
To DI RinseED Dip Tank
SD D S
UF
21S S
To ED Dip Tank
UF Rinses
Drain
Receiver Tank
DI Water
No Mist Paint Loss, Because Part is Dippedin ED Coat Tank
Mist paint out fromSpray booth
Sludge
1 %
Sludge must be dumping
60% from consumption paint
New Technology
Gambar 4.5 Konsep Departemen CED
departemen CED bisa dikatakan solusi yang menghemat banyak
energi yang selama ini terbuang hal ini mendukung sistem
Sinkronisasi mendekati Just In Time. Dalam proses kerjanya
departemen CED bertugas merubah part atau raw material menjadi
produk dengan nilai jual yang lebih tinggi yang telah diproses pada
departemen sebelumnya.
46
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Gambar 4.6 Layout Conveyer CED
departemen CED memiliki satu conveyer dengan panjang 622,81
meter, dengan jarak antar hanger 1,021 meter total hanger yang
dimiliki 610 hanger, total waktu yang dibutuhkan dalam satu putaran
mencapai 2,39 jam. Waktu kerja yang dimiliki departemen CED tiap
harinya hanya dilakukan rata-rata dua shift kerja, pada shift pertama
CED bisa melakukan 3,35 putaran dan di shift kedua sebanyak 2,93
putaran dengan output kapasitas pada shift pertama sebanyak 2.890
pcs dan dishift kedua 2.232 pcs total rata-rata tiap harinya 5.212 pcs.
Dari data yang dikumpulkan departemen CED sudah bisa mensupport
dengan baik Body Assy dengan baik. Kendala yang dihadapi adalah
departemen welding belum bisa mendukung CED yang
mengakibatkan kelebihan kapasitas pada proses produksi CED.
Dengan adanya sistem Sinkronisasi diharapkan bisa membuat pola
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
47
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
produksi yang seimbangan antara Welding dan CED agar bisa
mendukung Body Assy dengan waktu dan kapasitas yang optimal.
c. Departemen Body Assembling
Proses penyambungan (joining) dan perakitan (assembly) adalah
proses dimana berbagai macam komponen, parts atau sub-assemblies
akan digabungkan satu dengan yang lainnya untuk membentuk sebuah
produk rakitan yang lengkap. Agak sedikit berbeda dengan proses
pengelasan, maka pada kedua proses ini ikatan antara satu komponen
dengan benda kerja yang lain tidak permanen. Hubungan atau ikatan
disini bisa dilakukan dengan jalan pengelingan (riveting), penggunaan
mur-baut (screwing), ikatan paksa (force fitting), sambungan pasak,
pengeleman (glueing), dan lain-lain.
Gambar 4.7 Body Assy System
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
48
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Proses perakitan bisa dilaksanakan dalam bentuk “batch” dimana
kegiatan perakitan dilaksanakan secara terputus-putus (intermittent)
atau bisa pula dilaksanakan secara kontinyu (assembly lines). Disini
harus dipahami benar-benar cara pegorganisasian kegiatan perakitan,
terutama sekali yang menyangkut keseimbangan lintasan dari setiap
stasiun kerja yang ada. Body Assembling bisa dinilai mempunyai peran
utama dalam menentukan jadwal produksi dalam proses produksi di
perusahaan karena semua proses produksi menunggu FAS (Final
Assembly Schedule)
Model
Cycle time Line Shift Output/Jam Output/Shift Total Output/Harian
50 C 0,63 menit A 1 95 760
2 108 756 1516
14 D 0,6 Menit B 1 100 800
2 114 798 1598
44 D 0,7 Menit B 1 85 680 2 97 679 1359
50 C/55S 0,63 menit C 1 95 760
2 108 756 1516
28 D 0,6 Menit D 1 100 800
2 114 798 1598 Total Rata-
Rata Produksi Harian 7587
Tabel 4.2 Cycle Time dan kapasitas Departemen Body Assy
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
49
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Dari tabel 4.2 dapat dilihat waktu produksi yang dimiliki oleh Body
Asst Departemen untuk tiap model mencapai 0,6 hingga 0,7 pada satu
stok frame yang dihasilkan dari rata-rata target produksi harian yang
ingin dicapai adalah 5000 frame perhari untuk departemen Body Assy
sudah mencapai target. Hal ini bisa dilihat departemen Body Assy
sudah bisa dengan baik mengakurasikan Waktu waktu dan kapasitas,
tetapi harus bisa disupport oleh departemen-departemen sebelumnya
agar lebih optimal, diharapkan dengan adanya Sistem Sinkronisasi
kinerja yang ada bisa lebih ditingkatkan guna memenuhi permintaan
pasar dengan tepat waktu.
4.1.2 PENJADWALAN PRODUKSI
FAS (Final Assembly Schedule) merupakan jadwal perakitan produk akhir
yang digunakan pada YIMM dalam penyusunan produksi harian, selanjutnya FAS
akan dijadikan acuan produksi bagi Welding dan CED dalam membuat frame motor
yang pada akhirnya akan dirakit pada departemen body assy . Dalam lingkungan
assembly to order, Final Assembly Schedule (FAS) mencakup perakitan terhadap
pilihan-pilihan part, komponen sub-assemblies yang diambil dari persedian untuk
dirakit sesuai dengan pesanan pelanggan.
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
50
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Document Name Title
Sub Title Dept : Production Control
Description Issued Name :
EP / YMKI
PC
Material Requirement Planning
ProposalDom
CheckCKD
ProposalProduction
ReceivedProposal
ProposalExport
MakeMPS
YIMM
MakeProposalSummary
Pre ProdMeeting
Sales ProdMeeting Judge
ProposalSummary
MPSYIMM
ProposalSummary
MPSYIMM
NG
OK
NG
OK
Gambar 4.8 Final Assembly Schedule
Document Name Title
Sub Title Dept : Production Control
Description Issued Name :
EP / YMKI
PC
Material Requirement Planning
MakeMPS
pp
MPSPP
MakeDailyBD
MakeFASBD
DAILYBD
FASBD
ColorOrder
Final Assembly Schedule
51
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Proses pembuatan FAS dimulai dari men-download data dari Material
requirements planning , dengan bantuan MRP (Material Requirment Palnning). Data
yang telah diolah sesuai hasil dari sales meeting antara Yamaha Kencana Mas Motor
selaku Marketing Operation dari YIMM. Hasil dari meeting ini akan dijadikan acuan
dalam mengetahui permintaan pasar akan produk yang di produksi oleh YIMM. Data
kemudian akan di olah menjadi MRP dengan memakai PYMAC (Pan Yamaha
Manufacturing Control) data hasil olahan system PYMAC akan di teruskan pada
departemen produksi lainnya hingga menjadi FAS yang menjadi acuan bagi produksi
body assembling yang akan di ikuti departemen Welding dan CED.
FAS yang dihasilkan ini akan menjadi acuan kerja tetap dalam penentuan
model-model yang akan di produksi mulai dari berapa unit yang akan diproduksi
,penentuan warna, hingga shift kerja yang dibutuhkan dan line apa saja yang akan
digunakan dalam memproduksi.
Untuk lebih menjamin penyelesaian setiap produk pada jadwal yang telah
dibuat berupa jadwal telah ditentukan seperti ditunjukan dalam jadwal induk produksi
maka perlu di susun suatu daftar berupa jadwal tentang proses akhir menjelaskan
kapan operasi akhir dari tahapan-tahapan proses harus dilakukan sehingga jadwal
penyelesaian dapat dipenuhi.
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
52
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 PERHITUNGAN KAPASITAS PRODUKSI DAN CYCLE TIME UNTUK
TIAP DEPARTEMEN
Dalam perencanaan produksi Perusahaan memiliki acuan dalam mengetahui
waktu dan output dari produksi yang diinginkan, dari hasil pengamatan yang ada di
YIMM menjadikan perhitungan cycle time dalam mengetahui waktu yang diperlukan
dalam menghasilkan sebuah produk. Dengan mengetahui cycle time produk, maka
perusahaan akan dapat menghitung kapasitas produksinya secara akurat. Sehingga
perencanaan proses produksi akan dapat menghasilkan output seperti yang
diharapkan.
Pada YIMM dalam perencanaan produksi membuat Final Assembling
Schedule yang sebelumnya sudah dijelaskan dari data ini dijadikan acuan utama
dalam menentukan produksi harian yang akan dihasilkan, langkah selanjutnya dari
tiap model yang dihasilkan pada tiap line produksi akan dilihat berapa waktu dan
kapasitas yang ada. Cycle time pada proses ini akan digunakan untuk mengolah data
yang diperoleh dari perusahaan. Pada industri yang sebagaian besar proses
produksinya menggunakan mesin, cycle time dihitung berdasarkan waktu yang
digunakan oleh seluruh mesin dan output yang dihasilkan. Dari cycle time permesin
tersebut dan jam kerja potensial yang tersedia maka akan dapat dihitung kapasitas
produksi perusahaan tersebut.
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
53
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
• Pengumpulan Data (dari 3 departemen Welding, CED dan Body Assy)
1. Produk : Frame Mopet/Matic
(Model 14 D,28D,50C,55S dan 44 D)
2. Waktu Kerja/Hari : Tiga Shift/Hari
(tergantung kondisi permintaan, rata-rata 2 Shift
perhari ditambah overtime maksimal 3 jam)
Shift 1 = 8 jam Kerja termasuk istirahat 1 jam
Shift 2 = 7 jam kerja termasuk istirahat 1 jam
Shift 3 = 5 jam Kerja termasuk istirahat 1 jam
3. Permintaan Potensial Produksi : Rata-rata produksi dibuat secara harian
dengan permintaan rata-rata perhari 5000 frame , rata-rata perbulan 100.000
frame
4. Mesin yang digunakan:
Pada Departemen Welding terdapat 8 line Produksi, dengan 8 mesin
Robot dan satu operator untuk tiap robotnya
Pada CED terdapat 1 Conveyer mesin dengan panjang line 1012 m
Pada Body Assembling terdapat 4 Line Produksi
Dari hasil penelitian didapat perbedaan perhitungan cycle time dan kapasitas
produksi pada tiap departemen dalam proses penyelesaian frame mopet/matic.
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
54
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
a. Departemen Welding
Model
Cycle time Line Shift Output/Jam Hitungan Output/ShiftTotal
Output/Harian 28D 1,2 Menit FB 1 1 45 45x 8jam 360
2 45 45x7jam 315 FB 2 1 45 45x 8jam 360
2 45 45x7jam 315 1350 14 D 1,2 Menit FD 1 1 45 45x 8jam 360
2 45 45x7jam 315 FD 2 1 45 45x 8jam 360
2 45 45x7jam 315 1350 44 D 1,3 Menit FC 2 1 40 40x 8jam 320
2 40 40x7jam 280 600 55 S 1,3 Menit FC 1 1 40 40x 8jam 320
2 40 40x7jam 280 600 50C/40D 1,3 Menit FA 1 1 40 40x 8jam 320
FA 2 2 40 40x7jam 280 600
Total rata-rata Produksi
Harian 4500
Welding merupakan departemen awal dalam memproduksi
frame motor dimana proses pengerjaannya mulai dari loading raw material
hingga proses penyatuan bentuk frame menjadi barang setegah jadi yang akan
dilanjutkan ke departemen selanjutnya.
Tabel 4.3 Perhitungan Cycle Time dan Kapasitas Departemen Welding
Formatted: Font: Italic
55
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Perhitungan cycle time pada welding mengikuti pola body assembling
dimana 2 line produksi di departemen welding mendukung 1 line di body
assy.
Standar Waktu yang diperlukan dalam menghasilkan frame
Cycle time Body Assy rata-rata 0,6 menit per frame yang dihasilkan
maka, dalam memproduksi Frame welding membutuhkan dua kali
cycle time Body Assy dengan perhitungan 2 x 0,6 menit = 1,2 menit,
jadi rata-rata waktu yang dibutuhkan welding dalam mensupport frame
pada departemen selanjutnya dibutuhkan waktu 1,2 menit per frame
yang dihasilkan.
Waktu kerja Untuk Ouput/Jam = 60 menit
Waktu Istirahat = 48 Menit
Kapasitas Output yang dihasilkan : Waktu Kerja – Waktu Istirahat
Cycle Time
480 menit-48 menit = 360 unit
1,2 menit
Output /jam(Shift) = 360unit /8jam= 45 pcs
Ouput harian ditotal dari seluruh total shift yang ada hari tersebut.
Dari hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa waktu dan kapasitas
welding mengikuti perhitungan yang ada di body assembling. Perhitungan
di tiap modelnya memiliki perbedaan tidak terlalu significant hanya
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
56
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
tergantung kapasitas line dan mesin yang digunakan. Berikut ini
perhitungan pada tiap model yang diproduksi pada departemen. Welding.
Dari perhitungan yang didapat dalam memproduksi model 28D
welding membutuhkan waktu kerja hingga dua shift dimana pada shift
pertama perjam nya menghasilkan output 45 pcs pada shift pertama jam
kerja berlangsung selama delapan jam berarti 45 x 8 jam kerja total output
pada shift satu adalah 360 pcs. Pada shift dua jam kerja selama tujuh jam
dengan output perjam 45 pcs dengan total output pada shift dua 45 x 7 jam
= 315 pcs jadi total produksi 28D dalam satu line 360+315 = 675 pcs
dalam satu hari untuk model 28D adalah 675 x 2line =1.350. Perhitungan
ini berlaku untuk setiap modelnya.
b. Departemen CED (Cathodic Electro Dieposition)
Departemen CED bisa dijadikan acuan dalam sistem sinkronisasi hal
ini dikarenakan waktu dan kapasitas yang dimiliki oleh CED sudah
bisa mendukung Body Assy tanpa penambahan shift kerja perharinya.
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
57
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Tabel 4.4 Cycle Time dan Kapasitas Pada CED
Deskripsi Speed 3.9 m/min Speed 3.9 m/minPanjang conveyor 1.021 m 1.021 mJumlah hanger 610 hgr 610 hgrHanger kosong(unloading – loading)
63 hgr 63 hgr
Pitch time 15.7 dtk 15.7 dtk
Hanger kosong shift 1 & 2 158 hgr 0.69 jam 95 hgr 0.41 jam
Hanger kosong clossing 190 hgr 0.83 jam 190 hgr 0.83 jamWaktu 1 putaran 2.39 jam 2.39 jamJumlah putaran (shift 1) 3.35 putaran 3.35 putaranJumlah putaran (shift 2) 2.93 putaran 2.93 putaranOutput shift 1 (Eff 100%) 1674 hgr 3348 pcs 1737 hgr 3474 pcs
(Eff 89%) 1490 hgr 2980 pcs 1545 hgr 3090 pcsOutput shift 2 (Eff 100%) 1254 hgr 2508 pcs 1317 hgr 2634 pcs
(Eff 89%) 1116 hgr 2232 pcs 1172 hgr 2344 pcs
Total Output 1 hari (Eff 89%) 2606 hgr 5212 pcs 2717 hgr 5434 pcs
Kondisi Sekarang1 – 7 Feb 2011
Pada gambar diatas bisa dilihat kecepatan CED saat ini 3,9m/min
Menghitung Cycle Time
: Jarak antar hanger Conveyer x 60 menit =
Kecepatan Conveyer
: 1,021 meter x 60 menit = 15,7 detik
3,9 menit
Keterangan : 15,7 detik merupakan waktu dari satu hanger ke hanger
yang lain dalam satu putaran Waktu Satu Putaran
Jumlah Hanger dalam Proses-Jumlah hanger kosong x pitch time
3600 detik
= 610 hanger- 63 hanger x 15,7 detik= 2,39 jam
3600 detik
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
58
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Untuk Total Frame yang keluar dalam satu putaran =
Total hanger-hanger kosong x 2 (dikalikan dua karena satu hanger
terdiri dari frame dan fuel tank)
Waktu yang kita hitung di atas dalam kondisi normal 100% sedangkan
tidak selalu mesin bisa beroperasional secara normal kemungkinan
efesiensi yang bisa digunakan sekitar 89% hingga 90% tergantung
kendala yang dihadapi di lapangan.
Total Output Kapasitas
=(Total Hanger- hanger kosong x 2) + ( Total hanger-hanger kosong-
Hanger Kosong saat istirahat)
=( (610-63)x2)+(610-63-95))= 1545 hanger
=1545 x 2 =3090 pcs (1 frame, 1 fuel tank) output untuk shift 1 dengan
8 jam kerja
Selanjutnya untuk shift berikutnya dikali jam kerja yang ada ditambah
overtime yang ada
c. Departemen Body Assembling
Body Assembling merupakan departemen terakhir dalam memproduksi
frame pada sistem Sinkronisasi jadwal produksi pada body assy
menjadi acuan produksi harian yang nantinya akan diikuti oleh
departemen yang mendukung kebutuhan frame pada departemen Body
Assy.
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
59
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Model Cycle time Line Shift Hitungan Output/Jam Hitungan Output/Shift
Total Output/Harian
50 C 0,63
menit A 1 480mnt/0,63=760 95 95 x 8 jam 760 760/ 8jam=95
2 760/7Jam=108 108 108 x 7 jam 756 1516
14 D 0,6
Menit B 1 480mnt/0,6=800 100 100 x 8 jam 800
800/ 8jam=100 2 800/ 7jam=114 114 114 x 7 jam 798 1598
44 D 0,7 Menit B 1 480mnt/0,7=685 85 85 x 8 jam 680
685/ 8jam=85 2 685/ 7jam=97 97 97 x 7 jam 679 1359
50 C/55S
0,63 menit C 1 480mnt/0,63=760 95 95 x 8 jam 760
760/ 8jam=95 2 760/7Jam=108 108 108 x 7 jam 756 1516
28 D 0,6
Menit D 1 480mnt/0,6=800 100 100 x 8 jam 800
800/ 8jam=100 2 800/ 7jam=114 114 114 x 7 jam 798 1598
Total Rata-Rata
Produksi Harian 7587
Tabel 4.5 Perhitungan Cycle Time dan Kapasitas Produksi pada Body Assembling Formatted Table
60
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Perhitungan Cycle Time pada Body Assy :
Waktu Kerja = Unit/jam
Cycle Time
Output Kapasitas/jam = Unit/jam x Total Shift
Tabel 4.5 merupakan data dari perusahaan yang
mengunakan satuan waktu menit.
Perhitungan waktu dan kapasitas produksi pada Body Assy bisa
mengikuti output pada welding, dilihat pada pembahasan waktu dan
kapasitas pada welding bahwa cycle time yang dihasilkan oleh Body
Assy akan digunakan acuan waktu produksi pada welding karena itu
output produksi welding menjadi mendukung dalam produksi yang
dilakukan pada Body Assy.
Dari tabel perhitungan di atas dapat dilihat pada Body Assy
sama dengan perhitungan pada Welding yang berbeda adalah cycle
time Body Assy jauh lebih cepat dibanding Welding. Rata-rata cycle
time pada Body Assy setengah dari Cycle time Welding dari tiap model
berkisar antara 0.6 menit hingga 0,7 menit.
Dari tabel 4.5 untuk model 28D pada shift pertama selama
delapan jam kerja dijadikan satuan menit 60 x 8 = 480 menit.
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
61
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Selanjutnya waktu tersebut dijadikan acuan untuk menghitung output
kapasitas/jam 480 menit x 0,6 menit = 800 pcs /shift atau 100 pcs/jam.
100 pcs x 8 jam = 800 pcs pada shift pertama dan 800 pcs / 7 jam
(shift 2) = 114 pcs x 7 jam = 798 pcs pada shift kedua , total output
dalam satu hari untuk model 28D 800 pcs + 798 pcs = 1598 pcs. Dan
seterusnya sama untuk setiap model ditambah dengan shift dua dengan
melakukan perhitungan yang sama. Dari tabel bisa dilihat output
produksi frame dari Body Assy sudah mencapai target rata-rata
produksi 5000 pcs/hari bisa di simpulkan departemen ini tidak
mempunyai masalah dalam perhitungan cycle time dan kapasitas
produksi.
4.2.2 ANALISA PERMASALAHAN SISTEM SINKRONISASI
Hasil analisa yang telah dilakukan dalam perbaikan sistem produksi pada
YIMM didapati bahwa departemen welding memiliki banyak kendala dalam
memproduksi frame ke departemen selanjutnya yang mengakibatkan
ketidakseimbangan waktu dan kapasitas produksi antara Welding, CED dan Body
Assy dimana masih banyak waktu serta kapasitas terbuang pada CED disebabkan
menunggu loading frame dari Welding. Selanjutnya berdampak kepada Body Assy
yang harus menurunkan stok dikarenakan menunggu frame yang masih diproduksi
pada Welding. Usaha yang dilakukan harus dimulai dari pada Welding departemen
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
62
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
yang dianalisa memiliki banyak hambatan dalam produksi mengikuti pola yang ada
di body assembling departemen, sedangkan pada departemen CED tidak berdampak
signifikan dikarenakan memiliki perhitungan yang cukup akurat dalam waktu serta
produksi.
Dalam hal ini analisa akan dilakukan pada pola cycle time pada departemen
welding yang mengikuti dua kali pola cycle time di body assy. Tabel dibawah ini
merupakan target sasaran produksi untuk periode tahun 2011-2013 dengan mengacu
produksi selama tahun 2010 dimana bisa dilihat penurunan cycle time yang terjadi
pada departemen welding dan body assy
Type Model Line Actual 2010
Target 2011 Target 20120 Target 2013
CT OEE Pcs CT OEE3 Pcs CT menit
OEE Pcs CT OEE Pcs
menit % Jam menit % Jam % Jam menit % Jam Mopet 50 C FA 1 1,2 90 45 1,14 91 48 1,1 92 50 1,06 93 53
FA 2 1,2 90 45 1,14 91 48 1,1 92 50 1,06 93 53 Matic 28 D FB 1 1,2 90 45 1,14 91 48 1,1 92 50 1,06 93 53
FB 2 1,2 90 45 1,14 91 48 1,1 92 50 1,06 93 53 55 S FC 1 1,2 90 45 1,14 91 48 1,1 92 50 1,06 93 53 44 D FC 2 1,2 90 45 1,14 91 48 1,1 92 50 1,06 93 53 14 D FD 1 1,2 90 45 1,14 91 48 1,1 92 50 1,06 93 53
FD 2
1,2 90 45 1,14 91 48 1,1 92 50 1,06 93 53
3 OEE : operation time ratio
Tabel 4.6 Analisa Cycle time Pada Welding tahun 20110-20131
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: English (U.S.)
Formatted: English (U.S.)
Formatted: Left, None, Space Before: 0 pt,Don't keep with next, Don't keep lines together
Formatted: English (U.S.)
Formatted: English (U.S.)
63
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Dari hasil pengamatan serta perhitungan rata-rata cycle time yang terdapat
pada Departemen Welding dan Body Assy ditemukan hasil sebagai berikut :
Welding berusaha terus menurunkan cycle time pada tiap tahun dalam
usahanya mengejar cycle time Body Assy, hal ini bisa dilihat dengan 1,2 menit
pada actual 2010 terus berusaha mencapai target hingga 1,06 menit pada
tahun 2013.
Cycle time welding dari data pada tabel 4.6 rata-rata dua kali dari cycle time
body assy, hal ini menyebabkan welding terus berupaya mendukung produksi
frame agar masuk ke departemen Body assy dengan tepat waktu.
Hal-hal di atas dapat disimpulkan dari grafik perbandingan antara model-model pada
welding dan body assy yang di produksi pada line yang sama.
Type Model Line Actual 2010
Target 2011
Target 2012
Target 2013
CT OEE Pcs CT OEE Pcs CT OEE Pcs CT OEE Pcs menit % Jam menit % Jam menit % Jam menit % Jam
95
Mopet 50 C A 0,6 90 0,57 91 98 0,55 92 100 0,53 93 103 0,6 90 95 0,57 91 98 0,55 92 100 0,53 93 103
Matic 14 D B 0,6 90 95 0,57 91 98 0,55 92 100 0,53 93 103 44 D 0,6 90 95 0,57 91 98 0,55 92 100 0,53 93 103
50 C C 0,6 90 95 0,57 91 98 0,55 92 100 0,53 93 103 28 D D 0,6 90 95 0,57 91 98 0,55 92 100 0,53 93 103
Tabel 4.7 Analisa Cycle time Pada Body Assy tahun 20110-20131
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: English (U.S.)
64
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Grafik 4.1 Analisa Cycle Time Welding dan Body Assy
Dari grafik 4.1 dapat disimpulkan secara langsung kecepatan welding dalam
memproduksi tiap model mebutuhkan waktu yang lebih lama dibanding body assy
waktu ini dimulai dari loading material hingga unloading frame pada departemen
selanjutnya.
Pada welding untuk proses sinkronisasi banyak dilakukan trial stok4, hal ini
dilakukan dari bulan November hingga saat ini untuk melihat kemajuan dari proses
peningkatan optimalisasi waktu.
Proses kerja welding membutuhkan tahapan yang cukup panjang mulai dari
loading material hingga material menjadi frame dan masuk ke proses pengecatan di
CED
4 Salah Satu program dalam sistem sinkronisasi untuk menurunkan waktu produksi
00.20.40.60.81
1.21.41.61.82
2010 2011 2012 2013
cycle time
Cycle time Welding dan Body Assy
Body Assy
Welding
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
l
s
m
w
p
r
a
S
5
Dari
lebih panja
selanjutnya.
mengoptima
welding me
pengamatan
rekaman vid
adalah prose
Setting Weld
Welding Jig
5 Jig: sarana ke
proses pada
ang dalam
Pola k
alisasikan cy
enentukan
di lapanga
deo pada pro
es kerja dimu
lding jig 1
5 2 lakukan
erja yang digun
G
a gambar 4.
memproses
erja pada
ycle time. A
waktu da
an departem
oses welding
ulai dari me
Kemudian T
n check part y
nakan seperti m
Gambar 4.9 F
.8 dapat dili
s frame hi
welding
Analisa sela
alam memp
men welding
g robot, pen
engambil pa
Tekan Tom
yang sudah
mesin,atau alat
Flow Materia
ihat welding
ingga bisa
harus b
anjutnya bag
produksi se
g melakuka
ngertian dari
art yang belu
mbol Start.La
selesai prose
t kerja
al Pada Weld
g memerluka
dikirim ke
isa diperb
gaimana car
ebuah frame
an analisa w
i cycle time
um diproses
anjutkan Pro
es. Kemudia
ding
an waktu ya
e departem
baiki deng
ra departem
e. Dari ha
waktu melal
welding rob
s Untuk unt
oses Resetti
an Setting Pa
65
62
Fo
ang
men
gan
men
asil
lui
bot
tuk
ing
art
Fo
Fo
Fo
Fo
Fo
Fo
Fo
Fo
Fo
Fo
Fo
ormatted: Font:
ormatted: Font:
ormatted: Font:
ormatted: Font:
ormatted: Font:
ormatted: Font:
ormatted: Font:
ormatted: Font:
ormatted: Font:
ormatted: Font:
ormatted: Font:
ormatted: Font:
Times New Rom
Italic
Italic
Italic
Italic
Italic
Italic
Italic
Italic
Italic
Italic
Italic
man, 12 pt
66
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Welding Jig 2 (Tekan Tombol start) Kemudian Resetting Welding jig 1 Dan dan
kembali.
W-jig 1
Jenis weding Robot Proses Welding Robot
1. Mesin Robot2. Dua Welding Jig3. Satu Man Power
Karakeristik ( Jenis Welding Robot ) Normal Proses
Dari proses pengamatan video dalam kinerja operator dan robot barulah
departemen welding dapat melakukan perhitungan cycle time yang nantinya akan
diolah untuk menjadi setup machine pada semua line yang ada dalam memproduksi
frame. Untuk mengantisipasi kendala waktu departemen Welding melakukan
Common line, solusi ini dipilih untuk memaksimalisasikan semua line produksi yang
ada diwelding bisa memproduksi seluruh model yang di produksi.
Gambar 4.10 Proses Cycle Time Welding Robot
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
67
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
(Line Balace )
0
20
40
60
80
100
120
140
C/Time ( Dm ) 109 113 114 115 109 116 114 83 113 112 110 105 83 87 81
Robot 1
Robot 2
Robot 3
Robot 4
Robot 5
Robot 6 Kapten Boring
Temp Robot
1
Temp Frame Comp
Frame Comp
2
Frame Comp
3
Check APP
Tapping P / Jig
TargetC/T =116
DmDm
Line Balance 86.19 %
Hasil Activitas Common Line
Grafik Line Balance Line
Neck Proses
TargetC/T =114 Dm
Neck Proses
Gambar Proses Cycle time
Dari grafik 4.2 dapat di simpulkan kinerja pada common line sistem dapat
menyeimbangkan produksi disetiap line, karena saat ini semua line serta robot
welding dapat memproduksi seluruh model, hal ini membantu menurunkan cycle time
pada welding dalam mengejar cycle time body assy. Bisa disimpulkan kinerja dari
Common Line pada Sistem Sinkronisasi bisa berdampak signifikan hingga
menurunkan cycle time hingga 1,2 menit pada tahun 2010 dan terus ditargerkan
mencapai 1,06 menit pada tahun 2013
Hal selanjutnya yang harus diperhatikan adalah faktor penjadwalan pada
departemen welding harus bisa diatur dengan baik, penjadwalan operasi berhubungan
dengan penentuan order-order mana yang telah benar-benar siap untuk dimulai
pengerjaan pada masing-masing line. Pengertian hasil terbaik merujuk pada
tercapainya seluruh atau sebagian besar sasaran berdasarkan beberapa kriteria di
antaranya, jadwal penyelesaian tepat waktu ( meeting due date), waktu ancang-
Grafik 4.2 Analisa Common Line Welding Robot
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
68
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
ancang ( minimum lead time ), waktu setup yang minimum ( minimum setup time ),
work in progress yang minimum, dan tingkat utilisasi stasiun kerja tinggi ( maximum
work center utilization level).
Banyaknya kendala pada welding baik dari segi waktu dan stok pada produksi
frame, mendorong ditingkatkannya sistem sinkronisasi yang matang dalam
mengendalikan permasalahan pada sistem welding, alternatif lain yang menjadi
analisa apakah bisa terjadi penambahan area, dari hasil pengamatan area di YIMM
yang berlokasi di Pulo Gadung tidak memungkinkan penambahan lahan untuk
produksi yang bisa di efisienkan adalah tata letak dari penataan mesin dan line area
serta pengalokasian stok. Hal ini memungkinkan untuk penambahan robot welding
baru jika welding departemen bisa menata layout produksi dengan efisien.
Lay Out Welding Frame 2011
FC1
FD2
FD1FC2
FB2FB1FA2FA1
Gambar 4.11 Lay Out Welding Frame
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
69
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Gambar 4.11 merupakan Layout dari tata letak produksi pada departemen
welding, untuk penambahan line sudah tidak memungkinkan karena terbatasnya area,
yang bisa dioptimalkan adalah pengurangan stok agar lahan untuk menyimpan stok
bisa digunakan untuk penambahan mesin robot baru dalam mengoptimalisasikan
produksi dan penurunan cycle time yang lebih singnifikan hingga bisa mendekati
waktu yang ada di body assy departemen.
Dalam hal perencanaan ini welding harus terus mengkordinasikan dengan
departemen lain, untuk mendapat solusi yang paling optimal. Target yang ingin
dicapai dalam welding departemen adalah mendapatkan waktu yang optimal dalam
produksi yang sesuai dengan kapasitas yang menekan stok yang berlebihan yang pada
akhirnya bisa selaras dengan departemen CED dan Body Assy. Dalam hal ini
departemen PSP bertindak sebagai kordinator penghubung yang akan membantu
dengan departemen lain. Sinkronisasi dipilih menjadi metode baru pada PT. Yamaha
Indonesia Motor MFGMfg, mendekati teori Just In Time dimana dalam sinkronisasi
tersebut minimun kapasitas dari stok per line adalah 100 Stok berarti total stok akhir
yang paling optimal yang dimiliki adalah 800 stok. Perhitungan ini menjadi dasar
target utama yang dilakukan pihak perusahaan. Antara lain perusahaan melakukan
tahapan sebagai berikut :
1. Menghitung tahapan produksi mulai dari loading material, proses
pengerjaan hingga unloading material yang sudah menjadi frame
ketahapan selanjutnya.
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
70
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
2. Melakukan kordinasi kemungkinan penambahan shift kerja hingga tiga
shift, dengan ketentuan yang ada di dalam perusahaan Shift pertama
total jam kerja 8 jam, shift kedua 7 jam, shift Ketiga total jam kerja 6,5
jam dalam hitungan menit dalam satu hari total jam kerja 1.290 menit
atau 21,5 jam.
3. Dari ketentuan jam kerja di atas produksi dilakukan sesuai FAS yang
dibuat body assy, jika terjadi peningkatan produksi maka akan
diberlakukan tiga shift, jika produksi berlangsung normal akan
dilakukan dua shift ditambah overtime maksimal tiga jam kerja.
4. Jika secara teknis waktu sudah dapat ditentukan dengan baik,
selanjutnya bagaimana cara menentukan kapasitas yang optimal
dengan merencanakan FAS sesuai permintaan yang mendekati pasar,
target pencapaian antara perencanaan dan actual aktual mendekati
89% produksi berlangsung optimal.
5. Perencanaan dan pengendalian produksi yang sudah sesuai dengan
sistem yang di buat oleh perusahaan setelah menganalisa pokok utama
permasalahan bisa mengoptimalisasikan kinerja produksi yang
berlangsung.
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
71
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
4.2.3 PROSES PERENCANAAN DAN TAHAPAN SISTEM SINKRONISASI
TIAP DEPARTEMEN
Dari hasil analisa dan pengolahan data didapati sistem Sinkronisasi harus
lebih ditingkatkan baik dari segi perencanaan serta tahapan proses pada tiap
departemennya. Sistem Sinkronisasi akan dilakukan untuk tiap departemen
dimulai dari Welding kemudian CED dan Body Assy, berikut tahapan Sistem
Sinkronisasi yang harus dilakukan perusahaan.
a. Departemen Welding
Departemen Welding bisa dikatakan departemen yang ditemukan
banyak kendala dalam proses sinkronisasi sistem mulai dari kapasitas
hingga cycle time yang harus bisa mengejar departement body assy. Pada
departemen welding disarankan melakukan beberapa tahapan sistem
sinkronisasi, berikut tahapan yang harus dilakukan :
1. Merubah metode Penjadwalan Produksi
Sebelum proses sinkronisasi departemen Welding melakukan
proses produksi berdasarkan MO (Manufacturing Order) hal
ini menyebabkan ketidakseimbangan pada jadwal produksi
yang ada di Body Assy dan CED. Pada proses Sinkronisasi inni
Welding harus bisa merubah sistem Penjadwalan produksi
dengan menggunkan FAS (Final Assembling Schedule) hal ini
dilakukan untuk mensinkronisasikan permintaan yang ada di
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
72
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
pasar dengan kapasitas produksi yang sesuai dengan
kemampuan produksi perusahaan.
WeldingCEDP/F W/C S/P
Body Assembly
+ 2 Jam 3 Jam
Welding Produksi padasequence no 07
CED Loading Frame padaSequence no 05
Body Assy jalan padasequence no 01
010203
04
05
06
07
In process assembly
CED ready stock
In process CED
Loading to CED line
Welding ready stock
Assembly Sequence
Production at Welding
P/F W/C S/P
Gambar 4.12 Proses Perubahan Penjadwalan MO menjadi FAS
+ 1 Jam + BUFFER STOCK
Dari gambar 4.12 bisa dilihat proses kerja yang dilakukan oleh
welding setelah dirubah menjadih FAS. Welding bisa mulai
meloading frame pada rangkaian proses kerja ketujuh dimana
bisa mengejar waktu yang selama ini mejadi kendala, karena
pada sistem lama Welding mulai proses kerja pada rangkaian
kelima,ini mengakibatkan keterlambatkan produksi pada body
assy, dengan adanya perubahan dari MO menjadi FAS
keterlambatan yang ada pada Welding bisa lebih diatasi dan
Cycle time yang ada bisa lebih cepat untuk mengejar Body
Assy.
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
73
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
2. Melakukan Buffer Stok
Buffer Stock merupakan rencana pembuatan cadangan Stock
Frame di Welding menjadi 800 pcs karena welding memiliki
delapan line ( + 1 jam) , untuk mendekati just in time dimana
setiap line yang ada harus mempunyai stok minimal 100 pcs,
Buffer Stock merupakan sistem yang digunakan dalam tahapan
Sinkronisasi dalam Welding, istilah Buffer Stok lebih dikenal
dengan Safety Stok yang merupakan kebijaksanaan dalam
pengawasaan Persediaan hal yang perlu diperhatikan oleh
PT.Yamaha Indonesia Motor Mfg dalam proses ini antara lain:
Penggunaan bahan baku dalam proses produksi
perharinya.
Mengukur waktu tunggu (lead time) dengan akurasi
yang tepat
Menentukan Buffer stock dengan Frekuensi dan Standar
kuantitas yang sesuai Perusahaan.
3. Melakukan Trial Pada tiap Line
Langkah selanjutnya adalah melakukan trial terhadap model-
model yang masuk dalam sistem sinkronisasi langkah ini
dilakukan untuk menguji keakurasian tingkat penghitungan
waktu yang optimal dan kapasitas yang paling tepat dalam
menghasilkan sistem perencanaan yang paling tepat dalam
mendukung produksi.
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
74
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
7:30 8:30 9:30 10:30 11:30 12:30 13:30 14:30 15:30 16:30 17:30 18:30 19:30 20:30 21:30 22:30 23:30 0:30 7:30 8:30 9:30 10:30 11:30 12:30 13:30 14:30 15:30 16:30 17:30 18:30 19:30 20:30 21:30 22:30 23:30 0:30 7:30 8:30 9:30 10:30 11:30 12:30 13:30 14:30 15:30 16:30 17:30 18:30 19:30 20:30 21:30 22:30 23:30 0:30 7:30 8:30 9:30 10:30 11:30 12:30 13:30 14:30 15:30 16:30 17:30 18:30 19:30 20:30 21:30 22:30 23:30 0:30 1:30 2:30
Senin, 20 December Selasa, 21 December Rabu, 22 December Kamis, 23 December
Grafik 4.3 Analisa Proses Trial pada Departemen Welding
Max Stock : 800 pcs
Min Stock : 330 pcsStock lebih Weld # 11 : 170 pcs
# 2 : 50 pcs
Stock : 520 pcs
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
7:30 8:30 9:30 10:30 11:30 12:30 13:30 14:30 15:30 16:30 17:30 18:30 19:30 20:30 21:30 22:30 23:30 0:30 1:30 2:30 7:30 8:30 9:30 10:30 11:30 12:30 13:30 14:30 15:30 16:30 17:30 18:30 19:30 20:30 21:30 22:30 23:30 0:30 1:30 2:30 7:30 8:30 9:30 10:30 11:30 12:30 13:30 14:30 15:30 16:30 17:30 18:30 19:30 20:30 21:30 22:30 23:30 0:30 1:30 2:30 7:30 8:30 9:30 10:30 11:30 12:30 13:30 14:30 15:30 16:30 17:30 18:30 19:30 20:30 21:30 22:30 23:30 0:30
Senin, 13 December Selasa, 14 December Rabu, 15 December Kamis, 16 December
Stock lebih Weld # 11 : 450 pcs# 2 : 740 pcs
Stock Ideal
Kondisi Stock Sebelum Trial Buffer
Kondisi Stock Saat Trial Welding
Min Stock : 150 pcs
Max Stock : 1200 pcs
dari kondisi grafik 4.3 di atas dapat dilihat dengan melakukan
trial yang secara teratur didapati kondisi yang mendekati
minimal stok yang di inginkan perusahan yaitu maksimun stok
per line 100 jadi maksimal stok dari delapan line yang dimiliki
oleh welding adalah 800 stok, jika langkah ini terus dilakukan
perusahaan bisa mendekati kondisi stok yang optimal.
Dari langkah-langkah di atas diharapkan perusahaan bisa melakukan
metode ini dengan efektif hal ini diharapkan agar departemen welding
dapat membuat cadangan stok yang dapat mengikuti pola produksi pada
body assy , selanjutnya departemen welding dapat menghasilkan stok dan
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
75
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
waktu optimum yang dapat mendekati departemen lain yang terkait
dengan proses produksi. Sistem Buffer Stock ini bertujuan
memaksimalkan permintaan produksi yang tiba-tiba membesar, dan tidak
adanya waktu tunggu (lead time) yang terbuang percuma karena
kekurangan stok.
b. Departemen CED (Cathodic Electro Dieposition)
Departemen selanjutnya yang masuk dalam program sinkronisasi
adalah departemen CED karena rangkaian frame akan masuk
ketahapan painting didalam departemen ini, model-model yang masuk
adalah model mopet atau matic yang masuk dalam sistem sinkronisasi.
Kondisi yang ada di CED bisa dikatakan dalam hal kapasitas dan
waktu sudah sangat optimal, permasalahan yang timbul dikarenakan
kelebihan kapasitas yang ada karena menunggu loading frame dari
welding departemen banyak dari hanger yang ada didalam conveyer
menjadi kosong dikarenakan pasokan stok frame yang belum masuk
kedalam CED dalam hal ini disarankan untuk mengatur pola loading
frame yang sesuai untuk mengisi kekosongan hanger yang masuk
untuk mencegah kerusakan mesin.
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
76
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Gambar 4.13 Pola Loading Frame di Line CED
Dengan adanya model baru 06G (45P) maka ada Pola Baru : FIX Bandul
10 pcs Hanger Bandul 06G
10 HangerFix Bandul 06G
10 Hanger Fix Bandul 06G
10 HangerFix Bandul 06G
No Hanger 80 - 89
No Hanger 210 - 219
No Hanger 444 - 453
No Hanger 574 - 583
POLA 1 :Loading 1 – 1 – 1 untuk kondisi normal
POLA 2 : VARIABEL BANDUL Loading 1 – 0 – 1 untuk model 1S7 / 2S6 / 44D jikadi Body Assy jalan model Sport (3C1 dan 54D)
POLA 3 : FIX BANDUL , Tidak Loading Frame, Hanya Loading Fuel Tank Model 45P (06G)
Total Hanger610
Loading pattern disini berfungsi untuk mengatur stok frame yang akan
masuk ke dalam mesin convayer secara berurutan sesuai dengan pola
yang akan disusun dengan FAS dan shift kerja yang ada didalam
perusahaan. Dalam pembuatan Loading Pattern CED, harus
mempertimbangkan :
1. Urutan Loading Frame : 4 Lot sesudah Schedule Body Assy, hal ini
sesuai jadwal FAS yang telah dibuat agar bisa berjalan bersamaan
dengan welding.
2. Loading Lot Size di CED sebelumnya per hanger terdiri 50 frame
karena menyesuaikan jadwal di welding maka di buat dengan 20
lot frame per hanger untuk memperkecil idle time yang ada.
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
77
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
3. Empty Hanger pada saat sebelum jam istirahat dan sebelum jam
selesai kerja
4. Pola Loading Frame bertujuan untuk dapat mengurangi Stok ,
maka 20% hanger di Line CED harus dilakukan loading bandul
( 123 hanger dari total 610 hanger).
Langkah selanjutnya adalah menyamakan pola dengan jam kerja yang
diberlakukan perusahaan.
Shift 1
Waktu
Keterangan
Proses
Shift 2
Waktu
Keterangan
Proses
07:30 – 8:30 08:30 – 9:30 09:30 – 10:30 10:30 – 11:15 11:30 – 11:30 12:30 – 13:30 13:30 – 14:30 14:30 – 15:30 15:30 – 16:30
Tanpa Bandul Tanpa Bandul Tanpa Bandul Hanger Kosong Istirahat shift 1 Loading Bandul Loading Bandul Loading Bandul Loading Bandul
16:30 – 17:30 17:30 – 18:30 18:30 – 19:10 19:30 – 20:30 21:30 – 22:30 22:30 – 23:30 23:30 – 00:30 00:30 – 01:30 01:30 – 02:15
Tanpa Bandul Tanpa Bandul Hanger kosong Istirahat shift 2 Loading Bandul Loading Bandul Loading Bandul Loading Bandul Hanger kosong closing
Pola loading bandul diatas merupakan pola yang diterapkan
dalam mengendalikan produksi dalam CED, pola ini masih terbilang
manual dikarenakan perbedaan waktu di tiap line nya, untuk
kedepannya departemen welding harus bisa optimal mengejar
ketinggalan produksi yang ada agar pola yang tercipta bisa beraturan
dari mulai loading frame hingga unloading frame. Dan perbaikan
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
78
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
jadwal produksi yang harus terus ditingkatkan untuk memperbaiki
kapsitas produksi.
c. Body Assembling Departemen
Departemen selanjutnya merupakan departemen terakhir yang masuk
dalam sistem sinkronisasi, dalam urutan proses perakitan merupakan
proses terakhir yang dilakukan dalam membuat produk. Perencanaan
sistem persedian pada departemen body assy yang tepat bertujuan
menyediakan produk pada waktu dan jumlah yang tepat sesuai
kebutuhan pasar. Masalah yang dihadapi karena sistem yang belum
akurat dalam menghitung persedian menyebabkan banyaknya stok
yang menumpuk oleh karena itu departemen body assy melakukan
Reduce Stok (pengurangan stok ) yang bertujuan untuk ;
Untuk mengendalikan Variabel Demand dan lead Time , hal ini
dilakukan dengan menentukan ukuran order yang tepat (Lot Size)
dalam proses produksi, dengan mengendalikan proses pemesanan
order yang tepat bisa menyeimbangkan nilai berapa stok yang harus
diproduksi dan berapa stok yang harus di simpan.
Menyesuaikan Waktu Produksi dan output yang ada pada departemen
terkait agar mendapat hasil yang optimal. Hal ini dilakukan agar tidak
terjadi Penumpukan bahan baku pada proses produksi. Metode yang
digunakan adalah mengatur dengan baik penjadwalan Material
Requirement Planning yang selanjutnya dari data tersebuat akan
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
79
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
menjadi acuan dalam pembuatan Final Assembling Schedule yang
menjadi sumber utama dalam menetukan kapasitas produksi hingga
waktu yang diperlukan.
4.2.4 OPTIMALISASI OPERATOR MESIN DALAM SISTEM SINKRONISASI
Walaupun penjadwalan operasi menjadi hal yang paling penting karena
sangat menentukan tercapainya produksi optimal, dalam hal sinkronisasi
faktor operator mesin (human) juga menjadi kriteria pendukung utama.
Dalam hal ini Operator mesin membutuhkan perhatian lebih dalam upaya
tercapainya target produksi yang diinginkan perusahan. Permasalahan yang
sering ditemukan dihampir setiap departemen mulai dari Welding, CED
hingga body assy diantaranya :
1. Masih ditemukan kesalahan umum pada operator saat pencatatan waktu kerja,
perlu ditingkatkan koordinasi dengan supervisor dalam menjalankan produksi
dan peningkatan pengawasan dari manajer dalam proses produksi.
2. Kurangnya pelatihan dalam pengunaan mesin robot baru yang akhirnya
menyebabkan kesalahan pengoperasian mesin.
3. Kelebihan stok yang terjadi di welding sering menjadi alasan operator untuk
bekerja lebih santai yang mengakibatkan cycle time menjadi lambat.
4. Kelambatan operator dalam mengoperasikan mesin mejadi kurang efisiensi
nya target yang di rencanakan dalam produksi.
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
80
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Permasalahan di atas merupakan kendala utama yang ditemukan di lapangan baik di
departemen weldimg, CED maupun body assy dalam hal ini PT. Yamaha Indonesia
Motor Mfg harus dapat menangulangi dengan hal-hal yang memotivasi kinerja
karyawan agar bisa bekerja optimal, langkah-langkah yang dapat dilakukan antara
lain:
1. Melakukan evaluasi harian pada permulaan shift, sebagai contoh meeting pagi
sebelum mulai shift satu,dan shift dua dan seterusnya. Untuk mengkordinasi
dan menjadi bentuk pertanggung jawaban apa saja hal-hal operasional yang
sudah dilakukan dan yang akan dilakukan dalam sistem produksi harian.
2. Adanya operator cadangan dalam mengoperasikan mesin, dalam hal ini jika
memungkinkan penambahan karyawan, hal ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya stop mesin dengan alasan-alasan pribadi, dengan adanya operator
cadangan tidak ada alasan mesin berhenti dan proses produksi bisa terus
berlangsung sesuai jadwal yang seharusnya.
3. Para supervisor harus terus memantau kinerja operator dengan terus
berkordinasi dalam bentuk pengecekan lapangan dengan waktu yang lebih
intens untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi dilapangan.
4. Para Manajer harus bisa memotivasi karyawan agar karyawan merasa
mendapat perhatian lebih dalam kinerja di lapangan, hal ini merupakan
bentuk dukungan moril yang cukup efektif dikarenakan perhatian dan
dukungan menjadi motivasi agar karyawan lebih serius dalam melakukan
pekerjaan.
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
81
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
5. Melakukan traning lebih sering untuk menambah pengetahuan para pekerja
dalam melakukan proses produksi untuk memperkecil kesalahan yang akan
ditemukan dilapangan.
6. Melakukan pengawasan lebih ketat agar para pekerja bisa lebih disiplin
terhadap waktu,walaupun terjadi keterlambatan pasokan.
7. Melakukan pemilihan pekerja yang tepat sesuai dengan kemampuan dalam
mengendalian mesin dan melakukan pelatihan yang sangat akurat,jika seorang
pekerja dianggap tidak tepat dalam melakukan pekerjaan maka pihak
management bertanggung jawab dalam mencarikan penganti dan kecermatan
dalam pemilihan pekerja bisa berdampak kedalam aktivitas produksi.
Pengukuran kinerja karyawan dalam proses sinkronisasi menjadi bahan acuan
yang sangat diperhitungan, hal ini dipergunakan untuk menentukan lamanya waktu
dalam memproduksi suatu barang, lamanya waktu yang dibutuhkan pekerja yang
memenuhi syarat bisa menjadi standar dalam melakukan tugas mengoperasikan mesin
sesuai waktu yang ditetapkan.
Suasana kerja yang nyaman akan mendukung optimalisasi yang ada, hal ini bisa
menjadian acuan perusahaan dalam meningkatkan fasilitas yang mendukung
kenyamanan antara lain :
• Perbaikan tempat istirahat, dengan penambahan pendingin udara agar
karyawan dapat beristirahat dengan nyaman
82
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
• Pemenuhan kebutuhan sarana penyediaan air minum di setiap sudut untuk
memudahkan operator dalam mengisi botol air yang kosong, hal ini akan
berdampak pada efisiensi waktu kerja .
• Memeperbaiki fasilitas kamar mandi, tempat beribadah untuk mendukung
kinerja karyawan.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah meningkatkan kerjasama antara operator dan
tim kerja yang ada, dengan memperbanyak training maupun usaha-usaha lain seperti:
• Melakukan teaim building dengan permainan yang mendidik kerjasama pada
tiap minggunya.
• Melakukan pelatihan pemakaian mesin untuk meningkatkan kecepatan
produksi.
• Melakukan rekreasi dengan keluarga karyawan serta atasan untuk
menumbuhkan rasa keakraban yang lebih kuat.
• Melibatkan para manajer dan eksekutif untuk turun ke lapangan melihat
proses kerja lebih sering hal ini bisa menjadi motivasi bagi para operator
untuk lebih diperhatikan dalam bekerja.
Dalam industri manufaktur telah diciptakan sejumlah sistem penilaian kinerja,
mulai dari penilaian langkah atau kecepatan gerakan, keterampilan dan upaya.
Apapun sistem yang dipergunakan, diperlukan analisis mendalam untuk memperkecil
kesalahan dalam penilaian kinerja karyawan.
Formatted: Font: Italic