4.1 menjelaskan standar menggambar teknik
-
Upload
yuni-isfatul-handoyo -
Category
Documents
-
view
22.309 -
download
8
Transcript of 4.1 menjelaskan standar menggambar teknik
BAB I
STANDAR GAMBAR TEKNIK
A. Fungsi gambar teknik mesin dan standardisasi
1. Fungsi Gambar Teknik Mesin
Gambar teknik adalah bahasa teknik dan pola penyampaian informasi seperti yang
telah dibahas pada bab diatas. Fungsi-fungsi gambar dapat digolongkan menjadi tiga
golongan, yaitu :
a. Gambar Sebagai bahasa teknik
Gambar teknik merupaka alat komunikasi orang teknik, atau merupakan
bahasa orang-orang teknik.
b. Gambar sebagai bahan informasi teknik
Gambar berfungsi untuk meneruskan maksud dari perancang dengan tepat
kepada orang-orang yang bersangkutan, kepada perencanaan proses, pembuatan,
pemeriksaan dan sebagainya. Orang-orang yang bersangkutan bukan hanya orang-
orang pabrik atau orang dibengkel sendiri, tetapi juga orang-orang dalam pabrik atau
bengkel sub kontrak atau orang-orang asing dengan bahasa lain.
c. Gambar sebagai gagasan dan pengembangan
Bila kita mempunyai suatu gagasan atau suatu ide teknik abstrak yang
melintas dihati kita, misalnya membuat suatu mesin dengan energi pasang surut air
laut, membuat mesin dengan energi grafitas.
2. Standardisasi
a. Pengertian fungsi standardisasi
Orang-orang yang terkait dalam bidang gambar teknik mein antara lain para
siswa yang sedang belajar menggambar teknik. Oleh karena itu, supaya tidak teradi
kesalah pahaman dalam membaca dan membuat gambar teknik.
b. Macam-macam standar
Negara-negara yang sudah mebuat standar antara lain :
1) Jepang (JIS)
2) Belanda (NEN)
3) Jerman (DIN)
4) Indonesia (SII), dan
5) Standar Internasional (ISO)
c. Standar ISO
ISO (Internasional Standardization for Organization) bertujuan untuk
menyatukan pengertian teknik, forum internasional dengan tujuan :
1) Memudahkan perdagangan nasional maupun internasional
2) Memudahkan komunikasi teknik
3) Bagi negara-negara berkembang, memberi petunjuk-petunjuk praktis pada
persoalan khusus dalam bidang teknik.
d. Gambar Dengan Sistem ISO
Gambar teknik yang diharapkan akan memenuhi salah satu tujuan ISO,
Yaitu memudahkan komunikasi teknik. Dengan kata lain, yang akan dibahas dalam
buku ini yatu gambar teknik dengan sistem ISO.
B. Alat gambar dan penggunaannya
1. Alat-alat Gambar
a. Cara menentukan ukuran kertas gambar
1) Macam-macam keras gambar menurut jenisnya
a) Kertas gambar untuk tata letak
Untuk gambar tata letak dengan pensil dipergunakan kertas gambar putih
biasa, kertas sketsa atau kertas milimeter yang bermutu baik dan dapat
mudah dihapus.
b) Kertas gambar untuk gambar asli
Gambar asli digambar diatas kertas kalkir, karena gambar cetak biru
(blueprint) atau cetak konak (contac print) dibuat langsung dari gambar
tesebut. Untuk gambar pensil dipergunakan kertas kalkir kasar, sedangkan
untuk gambar tinta dipergunakan kertas kalkir mengkilap. Mutu kertas yang
dikehendaki adalah tahan lama dan tahan lembab, mudah untuk menggambar
pensil maupun tinta dan mudah dicetak kembali.
c) Film gambar
Film dibuat dari polyester atau cellulose triacetate, dan dipergunakan unutk
gambar yang teliti, dimana keawetannya sangat diperlukan, serta tidak boleh
memuai dan menyusut.
2) Cara menentukan ukuran kertas gambar
Kertas gambar mempunyai ukuran panjang dan lebar. Sebagai ukuran
pokok dari kertas gambar diambil ukuran A0 yang mempunyai luas 1 m2 atau
1.000.000 mm2. Karena ukuran kertas A0 mempunyai luas x . y = 1.000.000 mm2,
dengan y = x 2 , maka :
x . y = 1.000.000 mm2
x.x 2 = 1.000.000
x2 = 2
000.000.1 = 707106,7
x = 7,707106 = 840,89 mm
Lebar Panjang
A0 841 mm 1189 mm 20 mm 10 mm
A1 594 mm 841 mm 20 mm 10 mm
A2 420 mm 594 mm 20 mm 10 mm
A3 297 mm 420 mm 20 mm 10 mm
A4 210 mm 297 mm 20 mm 10 mm
UkuranUkuran
Sisi kiri C
y = 840,89 . 2 = 1189,19 mm
Jadi ukuran pokok kertas gambar yang sudah distandar adalah ukuran A0
dangan panjang 1189 mm dan lebar 841 mm (dibulatkan). Sedangkan untuk
mendapatkan ukuran kertas gambar lainnya tigga membagi dua, yaitu untuk
ukuran
a) A1 didapat dari A0 dibagi dua
b) A2 didapat dari A1 dibagi dua
c) A3 didapat dari A2 dibagi dua
d) A4 didapat dari A3 dibagi dua
Tabel 2.1 Ukuran Kertas Gambar (ISO 216)
b. Jenis-jenis pencil dan penggunaannya
1) Pencil Gambar
Pensil gambar digolongkan menurut kekerasannya, yang dinyatakan
oleh gabungan huruf dan angka. Ada tiga golongan kekerasan pensil, yang
masing-masing dibagi lagi dalam tingkat kekerasan.
Tabel 2.2 Tingkat Kekerasan Pencil
Lunak Sedang Keras
2B B 4H3B HB 5H4B F 6H5B H 7H6B 2H 8H7B 3H 9H
Keterangan :
H = Hard (keras)
B = Black (hitam)
HB = Half Black (setengah hitam)
F = Firm (teguh/kokoh)
Angka di depan huruf H menunjukkan tingkat kekerasan pensil
(semakin besar angkanya, maka pensilnya semakin keras). Sedangkan angka di
depan huruf B menunjukkan kelunakan pensil (semakin besar angkanya, maka
pensilnya semakin lunak).
2) Rapido/trek-pen
Bila diperlukan membuat gambar asli yaitu gambar yang ditinta, maka
kita menggunakan rapido. Rapido ini ada dua macam, yaitu rapido dengan
mata/daun dapat diatur (trek–pen) dan rapido dengan ketebalan tetap (tergantung
dengan ketebalan yang di inginkan dengan ukuran yang bermacam-macam.
Kemiringan Ketegakan
Gambar 2.1 Trek-Pen
3) Cara menggunakan
Waktu digunakan, arahkan pensil dengan kemiringan 60° kearah tarikan
garis , dan waktu menarik garis pensil harus sambil diputar dengan telunjuk dan
ibu jari.
Gambar 2.2 Arah Tarikan Garis
c. Macam-macam penggaris
Untuk menggambar diperlukan bermacam-macam antara lain :
1) Penggaris/mistar garis segitiga (satu pasang)
- Mistar siku (900-450-450)
- Mistar siku (900-600-300)
Arah putaran
Pensil
Meja
gambar 600
Gambar 2.3 Segitiga (satu pasang)
- Cara Menggunakan Segitiga (satu pasang)
Gambar 2.4 Cara Menggambar Garis Tegak Lurus
Gambar 2.5 Cara Menggambar Garis Tegak Lurus
2) Mistar T (teken hak)
Gambar 2.6 Mistar T
3) Mistar skala
Untuk gambar mesin dipergunakan mistar skala dari bambu atau plastik.
Pada umumnya panjang dari mistar skala ini adalah 300 mm. di samping ini
terdapat pula mistar skala dengan penampang segi tiga dengan ukuran yang
diperkecil
d. Macam-macam mal
1) Mal Huruf dan Angka
Mal huruf dan angka yaitu penggaris yang digunakan untuk membuat huruf
dan angka dengan perantaraan pen/rapido. Mal huruf dan angka dapat membuat
huruf dan angka dengan ukuran : 0.25, 0.35, 0.5, 0.7, 1.4 dan 2 mm.
Gambar 2.7 Mal Huruf dan Angka
2) Mal busur
Busur derajat dibuat dari logam, yaitu aluminium atau plastic. Biasanya
busur derajat ini mempunyai garis-garis pembagi dari 0° sampai dengan 180°
3) Mal Elip
Mal elips digunakan untuk membuat elips, misalnya gambar silinder,
cincin poros, dan bentuk-bentuk elips lainnya.
Gambar 2.8 Mal Elip
4) Sablon/mal bentuk
Untuk membuat gambar secara tepat dipergunakan mal-mal bentuk.
Masih ada macam-macam mal bentuk, seperti misalnya untuk menggambar
lambang-lambang dalam bidang elektronik, gambar mur dan lain sebagainya.
e. Penghapus dan pelindung penghapus
Untuk membuang garis yang salah dipergunakan penghapus dengan mutu
yang baik. Ada penghapus yang dibuat dari karet dan ada penghapus yang dibuat dari
plastic. Penghapus yang baik harus dapat menghilangkan garis atau gambar yang
tidak diinginkan, dan tidak merusak kertasnya. Untuk menghilangkan garis atau
gambar dengan tinta, harus dipakai penghapus yang khusus.
f. Jangka
1) Macam-macam jangka
a) Jangka besar (100-200 mm)
b) Jangka sedang (50-100 mm)
c) Jangka kecil (5-50 mm)
d) Jangka orleon digunaka untuk membuat lingkaran yang berdiameter 1-5 mm
yang tidak dapat dibuat oleh jangka lain.
2) Menggunakan Jangka
Jangka digunakan untuk menggambar lingkaran atau busur lingkaran.
Jangka mempunyai dua kaki, ujung kaki yang satu dari logam runcing yang
diperkuat dengan sekrup, sedangkan pada kaki yang lain dapat diisi dengan:
a) Ujung pensil
b) Trek pen
c) Jarum jangka, untuk membagi atau mengukur
d) Devider (jangka tusuk)
Gambar 2.9 Jangka
g. Papan/Meja Gambar
Gambar 2.10 Papan/Meja Gambar
Meja gambar harus mempunyai permukaan yang rata dan tepi yang lurus,
dimana tempat kepala mistar T digeser. Meja gambar dibuat dari kayu pohon cemara,
kayu pohon linde, kayu lapis (polywood) atau hardboard. Ukuran disesuaikan dengan
ukuran kertas.
h. Mesin gambar
Gambar 2.11 Mesin Gambar
Mesin gambar adalah sebuah alat yang dapat menggantikan alat-alat gambar
lainnya, seperti busur derajat, panggarit-T, segi tiga, dan ukuran.
Sebuah mesin gambar dilengkapi dengan mekanisma gerak seajajar yang
terdiri dari 4 batang penghubung, (link). Sepasang batang penghubung dipasang
secara tetap pada sebuah alat, yang dapat dipasang pula pada sebuah papan gambar.
Pada sepasang lain ditempatkan sepasang penggaris lurus, dan dapat diputar pada
sudut yang dikehendaki. Dengan alat-alat ini dapat ditarik garis-garis sejajar dan
garis-garis tegak lurus dengan mudah.
2. Menyimpan Gambar
Untuk membuat suatu unit mesin, memerlukan beratus-ratus gambar, bahkah
berubu-rubu gambar yang harus dibuat. Oleh karena itu gambar harus diberi nomor
(kondifikasi nomor urut). Nomor urut dibuat untuk memudahkan dalam mencari
data/informasi sewaktu merakit atau mereparasi dari suatu suku cadang.
Selain gambar harus diberi nomor urut, gambar juga perlu disimpan dan diawetkan
sebagai data/informasi untuk rencana-rencana baru. Penyimpanan ini dapat dilakukan
dengan tiga macam :
a. Disimpan dengan dibendel dengan cara gambar dikumpulkan; gambar yang
mempunyai ukuran besar dilipat seuai dengan teknik melipat gambar, diurutkan
sesuai dengan pengelompokannya, kemudian dibendel dalam satu file.
b. Untuk menghemat tempat, ada juga gambar difoto diperkecil dan klisenya disimpan
pada kartu berlubang untuk memudahkan mencari gambar yang diperlukan.
c. Dewasa ini gambar dapat dibuat dengan computer, maka penyimpanan gambar pun
dapat disimpan/diawetkan dalam suatu disket, flasdisk, cd, dan hard disk.
3. Melipat Kertas Gambar
Gambar yang boleh dilipat adalah gambar cetakan, sedangkan gambar asli tidak
boleh dilipat tetapi boleh digulung dengan diameter minimal 40 mm.
Gambar 2.12 Melipat Kertas Gambar
4. Etiket (kepala Gambar)
Setiap gambar kerja yang dibuat selalu ada etiketnya. Etiket dibuat disisi kanan
bawah gambar.
Gambar 2.13 Etiket gambar (Kepala gambar)
C. Huruf, Garis, dan Kontruksi Geometris
1. Huruf dan Angka
a. Penulisan huruf dan angka tegak
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z
[ ( ! ? : ” ; ’ - = + x : √ % & ) ] ∅
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
b. Penulisan huruf dan angka miring
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z
[ ( ! ? : ” ; ’ - = + x : √ % & ) ] ∅
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
c. Ukuran Huruf Standar
Permbandingan tinggi dan lebar huruf diambil dari perbandinan ukuran kertas ang
distandar, yaitu :
Contoh :
Jika huruf mempunyai tinggi h = 14 mm, berapa lebar hurufnya (x = lebar huruf) ?
Jawab :
h : x = atau
dengan h = 14 mm, maka : x = = 9,899 mm
jadi lebar hurufnya adalah 9,899 mm dibulakan menjadi 10 mm
Tabel 3.1 Ukuran Huruf dan Angkah Standar
Sifat Huruf dan AnggkaPerbandingan
Type A Type BTinggi Huruf h h
Tiggi huruf kecil
Jarak antar huruf
Jarak antar garis
Jarak antarkata
Tebal huruf
(10/14) . h
(2/14) . h
(20/14) . h
(6/14) . h
(1/14) . h
(7/10) . h
(2/10) . h
(14/10) . h
(6/10) . h
(1/10) . h
d. Jarak Antarkata
Jika huruf standar type A, tinggi 14 mm maka jarak antarkata (6/14) . 14 = 6 mm
Jika huruf standar type B, tinggi 14 mm maka jarak antarkata (6/10) . 14 = 8,4 mm
e. Tebal huruf
Jika kita menggunakan tinggi huruf h = 7 mm, maka :
Untuk huruf type A, tebal hurufnya (1/14) . 7 = 0,5 mm
Untuk huruf type B, tebal huruf atau pena yang dipakai (1/10) . 7 = 0,7 mm
2. Macam-Macam Garis dan Kegunaannya
a. Garis tebal kontinu
b. Garis tipis kontinu
c. Garis kontinu bebas
d. Garis gores tipis
e. Garis sumbu
3. Kontruksi Geometris
a. Membagi Gari Sama Panjang
1) Gambarkan garis A-B (sembarang)
2) Lingkarkan jangka dengan jari-jari r1 dengan titik A sebagai pusatnya
3) Dengan tidak merubah jangka (r1=r2) lingkarkan r2 tersebut dengan titik pusat di B,
sehingga berpotongan di C dan D
4) Tarik garis tipis dari C ke D hingga memotong garis A-B di E, sehingga AE=EB
Gambar 3. 1 Membagi Gari Sama Panjang
b. Membagi sudut sama besar
1) Lingkaran sebuah busur lingkaran dengan
titik A sebagai pusat dengan jari-jari
sembarang R yang memotong kaki sudut
AB dan AC di titik-titik P dan Q.
2) Buat dengan P dan Q sebagai pusat busur
lingkaran dengan jari-jari sebarang R2 dan
R3 (R2 = R3) yang sama besar. Kedua
busur lingkaran tersebut berpotongan di T.
3) Tarik garis AT maka sudut BAT = sudut TAC.
c. Mebagi sudut siku-siku mejai tiga bagian sama besar
1) Lingkaran sebuah busur lingkaran dengan
titik A sebagai pusat dengan jari-jari
sembarang R dan busur lingkaran ini
memotong kaki sudut AB di P dan kaki
sudut AC di Q.
2) Buat dengan jari-jari R dan busur
lingkaran dengan titik pusat P dan Q
T
Gambar 3. 2 Membagi sudut sama besar
Gambar 3.3Membagi siku-siku mejadi tiga bagian sama besar
kedua busur lingkaran ini memotong
busur yang pertama di titik-titik R dan S.
3) Tarik garis AR dan AS, maka sudut BAR
= sudut RAS = sudut SAC.
d. Memindahkan sudut
1) Buat busur lingkaran dengan A sebagian pusat dengan jari-jari sembarang R yang
memotong kaki-kaki sudut AB dan AC di n dan m
2) Buat pula busur lingkaran dari A1 dengan jari-jari R1 (R = R1) yang memotong
kaki sudut A1 C1 di m1
3) Buat busur lingkaran dari titik m dengan jari-jari r = nm
4) Buat pula busur lingkaran dengan jari-jari r1 = r dari titik di m1 busur ini memotong
busur yang pertama ( jari-jari R1) di titik n
5) Tarik garis A1 n1 yang merupakan kaki sudut A1 B1Maka sudut B1 A1 C1 = sudut
BAC
Gambar 3. 4 Memindahkan sudut
e. Segi lima beraturan
Ditentukan lingkaran dengan pusat M
1) Tarik garis tengah melalui titik M
memotong lingkaran di titik A dan titik B
2) Buat busur yang sama dari titik A dan titik
B. Perpotongan busur tersebut ditarik
garis memotong lingkaran di titik C dan D
serta melalui titik M
3) Kemudian buat busur yang sama pada titik
M dan titik B. Perpotongan busur tersebut
ditarik garis hingga memotong di titik E
4) Hubungkan garis dari titik E dan titik D
5) Lingkarkan dari titik E sepanjang ED ke arah MA hingga memotong di titik F
6) Garis DF merupakan sisi dari segi lima beraturan
7) Dan seterusnya lingkarkan sisi tersebut pada keliling lingkaran akan membentuk
segi lima beraturan
8)
f. Segienam beraturan
Ditentukan lingkaran dengan pusat M
1) Tarik garis tengah melalui titik M
memotong lingkaran di titik A dan titik B
Gambar 3.5 Segilima beraturan
2) Buat busur yang sama dari titik A dan titik
B sepanjang AM = BM memotong
lingkaran
3) Hubungkan titik potong yang terdapat
pada lingkaran tersebut sehingga
tergambarlah segi enam beraturan
g. Segitujuh braturan
1) Tentukan jari-jari r1 dan lingkarkan dengan titik pusatdi O
2) Tarik garis mendatar (sumbu) melalui O hingga didapat titik potong A dan B
3) Buat garis tegak lurus AB melalui O
hingga berpotongan di P dan panjang ke
atas
4) Dengan cara lukisan, garis AB di bagi tuju
bagian sama besar, hingga didapat 1’, 2’,
3’, 4’, 5’, 6’, dan 7’
5) Ukur dengan jangka dari A ke 1’
(A1’=r2)dan lingkarkan r2 tersebut dengan
titik pusat di A hingga berpotongan
dengan perpanjangan AB di E
6) Ukur dengan jangka ari O ke E (OE=r3) dan glingkarkan r3 tersebut dengan titik
pusat di O hingga memotong garis perpanjangan OP di G
7) Tarik Garis dari E ke G hingga memotong lingkaran di titik H
8) Ukur dengan jangka dari H ke 3’, ini merupakan sisi segitujuh
Gambar 3.6 Segienam beraturan
Gambar 3.7 Segitujuh beraturan
9) Pindahkan s=H3’ ke P-Q, Q-R, R-S, S-T, T-U, dan seterusnya hingga didapat
segitujuh beraturan.
h. Elips
1) Bagilah sumbu AB dalam 4 bagian sama
panjang, maka diperoleh titik M1, M2, dan
M3
2) Buatlah lingkaran 2, 2, dan 3 dengan jari-
jari ¼ panjang sumbu dengan titik pusat
lingkaran M1, M2, dan M3
3) Ketiga lingkaran tersebut saling
berpotongan di titik C, D, E, dan F
4) Tarik garis M1C, M1E, dan M3D, M3F
yang memotong keliling lingkaran di titik
G, H, I, dan J
5) Garis M2C dan M3D berpotongan di titik N1, sedangkan M1E dan M3F
berpotongan di titik N2
6) Titik N1 dan N2 sebagai pusat dari busur lingkaran Bh dan IJ
i. Parabola
1) Buatlah garis bantu sejajar arah tegak 10
bagian dengan jarak yang sama
2) Buat juga garis bantu sejajar arah
mendatar 5 bagian sama panjang
Gambar 3.8 Elips
3) Jarak garis mendatar lebih lebar daripada
jarak arah tegak
4) Hubungkan dari titik 0 tepi ke titik 1, 2, 3,
4, dan 5 tengah atau juga hubungkan garis
dari titik 5 tengah ke titik 1, 2, 3, 4 tepi
5) Hasil tarikan garis tersebut akan dipotongkan dengan garis tegak yaitu 01, 51
dengan garis tegak A, garis 02, 52 dengan garis tegak B, garis 03, 53 dengan garis
tegak C dan garis 04, 54 dengan garis D serta sebagai puncaknya garis E5
6) Perpotongan garis-garis tersebut merupakan titik penghubung dalam pembuatan
garis parabola.
j. Menggambar Hiperbola
1) Buatlah sumbu X dan Y
2) Buatlah lingkaran pusat C dan bujur
sangkar
3) Tarik garis menyilang melalui sudut
diagonal dari bujur sangkar
4) Pada sumbu X berpotongan di V dan V1
5) Tentukan pusat putaran hiperbola F dan
F1 dengan jarak dari V dan V1 setengah
jarak jari-jari lingkaran sehingga FV =
F1V1
6) Tentukan titik A, A1, A2, A3, dan A4 pada sumbu X
7) Jarak AA1 = A1A2 = A2A3 = A3A4
Gambar 3.9 Parabola
Gambar 3.10 Hierbola
8) Buatlah busur dari titik F dengan jarak AV di potongan busur dari titik F1 dengan
jarak AV1, kemudian dibalik dari titik F‘ dengan jarak AV di potongan busur dari
titik F dengan jarak AV1
9) Dan seterusnya jarak busur A1V dan A1V1, A2V dan A2V1, A3V dan A3V1, dan
yang terakhir A4V dan A4V1, pusat putarannya bergantian dari titik F dan F1
10) Hasil perpotongan dihubungkan membentuk gambar hiperbola