4. Sueca - an Kumuh, Masalah Atau Solusi-4

4
  JURNAL PERMUKIMAN NATAH VOL. 2 NO. 2 AGUSTUS 2004 : 56 - 107  PERMUKIMAN KUMUH, MASAL AH ATAU SOLUSI? Oleh : Ngakan Putu Sueca Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Arsitektur, Universitas Udayana Email: [email protected]  AB STRAK   Rumah barangkali merupakan dambaan setiap insan yang hidup di dunia ini. Bagaimanapun kondisinya, kehidupan seseorang sebagian besar diawali, dilakoni, dan diakhiri di rumah. Akan tetapi, tidak setiap insan dapat memenuhi harapan untuk memiliki rumah idamannnya. Sejumlah besar dari  penduduk miskin perkotaan di dunia terpaksa hidup di dalam rumah yang kondisinya jauh dari standar apa yang disebut rumah layak. Walau telah ratusan ahli dikerahkan dengan alokasi dana ratusan juta dolar telah dibelanjakan untuk menangani masalah yang satu ini, namun masalah perumahan di negara berkembang tetap akut. Demikian pula halnya dengan sebagian penduduk Indonesia dan Bali khususnya, terutama yang tinggal di perkotaan, sebagian harus tinggal di rumah ‘kumuh’. Oleh sebagian orang, rumah kumuh tetap dianggap sebagai masalah. Akan tetapi dari sudut yang berbeda ada pihak yang menganggap itu sebagai sebuah solusi terutama bagi kaum marjinal di perkotaan. Bagaimanakah  pandangan kit a? Apa penyebab tu mbuhnya ruma h kumuh? Adakah so lusi untuk men gatasinya?  Kata kunci: rumah kumuh, masalah dan solusi  AB STRA CT  A house perhaps is a dream for everybody. Whatever the condition, one’s live mostly is started, enjoyed and finished in a house. However, not everybody can afford their dreaming house. Most poor  people in urban areas have to live in substandard housing. Although hundreds of experts have been sent and millions $US have been spent to solve this problem, however, housing problems in the Third World is still acute. In fact, part of Indonesia people specially some of urban Balinese should live in slum settlement. For some people, slum is perceived as a problem. However, from different perspective, slum can be regarded as a solution especially for the marginal groups in urban areas. What is our opinion? What cause of slum? And what is appropriate solution to improve it?  Keywords: slum settlement, problem and solution KEBERPIHAKA N PROGRAM Keberhasilan pembangunan kepariwisa- taan di Bali telah mampu menyedot para migran memenuhi kota-kota. Tingkat pertambahan  penduduk kota-kota di Bali mencapai 3-4 persen setiap tahun menjadikan kota-kota semakin  padat. Angka kepadatan tahun 2002 mencapai 2000-3900 per kilometer persegi, khususnya di kota Denpasar. Ini enam kali lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kepadatan  propinsi Bali dan tiga puluh kali lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional. Ditengarai bahwa pertumbuhan  permukiman kumuh di Bali telah sangat mengkhawatirkan. Berdasarkan data terakhir telah diidentifikasi 100 kawasan kumuh di Bali yang tersebar di beberapa kota, dan barangkali terbanyak dan terluas di wilayah Denpasar dan Badung. 92

Transcript of 4. Sueca - an Kumuh, Masalah Atau Solusi-4

5/11/2018 4. Sueca - an Kumuh, Masalah Atau Solusi-4 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/4-sueca-an-kumuh-masalah-atau-solusi-4 1/4

 JURNAL PERMUKIMAN NATAH VOL. 2 NO. 2 AGUSTUS 2004 : 56 - 107 

PERMUKIMAN KUMUH,MASALAH ATAU SOLUSI?

Oleh :Ngakan Putu Sueca

Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Arsitektur, Universitas UdayanaEmail: [email protected]

ABSTRAK 

  Rumah barangkali merupakan dambaan setiap insan yang hidup di dunia ini. Bagaimanapunkondisinya, kehidupan seseorang sebagian besar diawali, dilakoni, dan diakhiri di rumah. Akan tetapi,tidak setiap insan dapat memenuhi harapan untuk memiliki rumah idamannnya. Sejumlah besar dari  penduduk miskin perkotaan di dunia terpaksa hidup di dalam rumah yang kondisinya jauh dari standar apa yang disebut rumah layak. Walau telah ratusan ahli dikerahkan dengan alokasi dana ratusan jutadolar telah dibelanjakan untuk menangani masalah yang satu ini, namun masalah perumahan di negaraberkembang tetap akut. Demikian pula halnya dengan sebagian penduduk Indonesia dan Bali khususnya,terutama yang tinggal di perkotaan, sebagian harus tinggal di rumah ‘kumuh’. Oleh sebagian orang,rumah kumuh tetap dianggap sebagai masalah. Akan tetapi dari sudut yang berbeda ada pihak yangmenganggap itu sebagai sebuah solusi terutama bagi kaum marjinal di perkotaan. Bagaimanakah pandangan kita? Apa penyebab tumbuhnya rumah kumuh? Adakah solusi untuk mengatasinya?

 Kata kunci: rumah kumuh, masalah dan solusi

ABSTRACT

 A house perhaps is a dream for everybody. Whatever the condition, one’s live mostly is started,

enjoyed and finished in a house. However, not everybody can afford their dreaming house. Most poor  people in urban areas have to live in substandard housing. Although hundreds of experts have been sent and millions $US have been spent to solve this problem, however, housing problems in the Third World isstill acute. In fact, part of Indonesia people specially some of urban Balinese should live in slumsettlement. For some people, slum is perceived as a problem. However, from different perspective, slumcan be regarded as a solution especially for the marginal groups in urban areas. What is our opinion?What cause of slum? And what is appropriate solution to improve it?

 Keywords: slum settlement, problem and solution

KEBERPIHAKAN PROGRAM

Keberhasilan pembangunan kepariwisa-taan di Bali telah mampu menyedot para migranmemenuhi kota-kota. Tingkat pertambahanpenduduk kota-kota di Bali mencapai 3-4 persensetiap tahun menjadikan kota-kota semakinpadat. Angka kepadatan tahun 2002 mencapai2000-3900 per kilometer persegi, khususnya dikota Denpasar. Ini enam kali lebih tinggidibandingkan dengan rata-rata kepadatan

propinsi Bali dan tiga puluh kali lebih tinggidibandingkan dengan rata-rata nasional.

Ditengarai bahwa pertumbuhanpermukiman kumuh di Bali telah sangatmengkhawatirkan. Berdasarkan data terakhirtelah diidentifikasi 100 kawasan kumuh di Baliyang tersebar di beberapa kota, dan barangkaliterbanyak dan terluas di wilayah Denpasar danBadung.

92

5/11/2018 4. Sueca - an Kumuh, Masalah Atau Solusi-4 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/4-sueca-an-kumuh-masalah-atau-solusi-4 2/4

 PERMUKIMAN KUMUH, MASALAH ATAU SOLUSI ? (NGAKAN PUTU SUECA) 

Munculnya kawasan permukimankumuh merupakan satu indikasi kegagalanprogram perumahan yang terlalu berpihak padaproduksi rumah langsung terutama bagimasyarakat golongan ekonomi menengah keatas, dan prioritas program perumahan pada

rumah milik dan mengabaikan potensi rumahsewa. Program pemberdayaan masyarakatdidalam menyediakan rumah yang layak bagidirinya sendiri belumlah dilaksanakan denganoptimal. Konsentrasi program pemerintah padarumah milik telah mengabaikan realitas potensirumah sewa sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah perumahan terutama bagimasyarakat golongan ekonomi lemah ke bawah.

KONTEKS SEJARAH

Membanjirnya penduduk pedesaanmengadu nasib ke daerah perkotaan telahberimplikasi terhadap berbagai aspek kehidupankota, baik itu menyangkut transportasi,perumahan, kesehatan lingkungan, penyediaansarana dan prasarana umum, sektor tenaga kerja,perekonomian kota, tata ruang, dsb. Denganperbedaan karakteristik model urbanisasi dinegara industri dan negara berkembang makapermasalahan yang muncul memiliki ciri-ciriyang berbeda. Hal ini tentu memerlukanpendekatan yang berbeda pula, baik dalam

memandang dan memecahkan permasalahanyang timbul akibat dampak urbanisasi ini.

Perumahan Kumuh Sepanjang Tukad BadungSumber: Dokumentasi Pribadi , 2003.

Kepadatan penduduk di Bali lima kalilebih besar dibandingkan dengan keadaanIndonesia, terutama terkonsentrasi di Denpasardan wilayah Badung. Hal ini diakibatkan antaralain karena status Denpasar sebagai kota propinsi

dan sebagai pusat atraksi dan fasilitaskepariwisataan Bali serta barometer industripariwisata Indonesia. Ini merupakan faktorpenarik para migran, baik dari daerah lain di Balimaupun para migran luar Bali. Ketika awalkrisis, Bali juga menjadi daerah yang dianggap

paling aman dan masih menjanjikan dari segiekonomi dan kesempatan kerja. Namun ketikabom setahun lalu meledak di Kuta, strukturperekonomian Bali yang sangat tergantung padaindustri pariwisata menjadi porak poranda.Namun dibalik itu, Bali masih tetap menarik bagi pendatang. Mengapa? Tentu beragam jawaban yang dapat muncul.

Menurunnya pendapatan akibat krisispolitik dan ekonomi Indonesia telahmeningkatkan secara drastis proporsi masyarakatyang berada di bawah garis kemiskinan dari 11persen menjadi 40 persen. Ini tentu sangatmenghawatirkan apabila implikasi spasial dansosialnya dipertimbangkan. Di tengah kondisiseperti ini tidaklah mengherankan kalau sektorinformal, baik dalam perekonomian kota danpengadaan perumahan tumbuh semakin subursemenjak krisis melanda Indonesia tujuh tahunlalu. Hal ini bukan hanya dialami Denpasar,tetapi juga oleh kota-kota besar lainnya diIndonesia. Dengan kesempatan kerja yangsemakin langka, angka pemutusan kerja yangtinggi, pendapatan yang terus menurun, PDRByang semakin lemah maka kondisi serta standarkualitas kehidupan masyarakat cenderungmenurun. Kemampuan daya beli masyarakatmenurun secara signifikan termasuk aksesmereka terhadap rumah yang layak. Oleh karenaitu tidak mengherankan jika permasalahan rumahkumuh ataupun rumah liar semakin akut. Initentu membutuhkan perhatian serius dari seluruh‘stakeholders’ di bidang perumahan danpemerintah kota itu sendiri.

SOLUSI BAGI KAUM MARJINALBagi sebagian besar orang terutama para

pengambil kebijakan, rumah kumuh dipandangsebagai suatu masalah terutama dilihat dari sisipenampilan fisiknya. Rumah kumuh selalumenjadi kambing hitam bagi kumalnya wajahkota dan menyiratkan terlalu vulgar tentangkegagalan pembangunan, sesuatu yang harambagi kebanyakan pemimpin. Lingkungan yang

93  

5/11/2018 4. Sueca - an Kumuh, Masalah Atau Solusi-4 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/4-sueca-an-kumuh-masalah-atau-solusi-4 3/4

 JURNAL PERMUKIMAN NATAH VOL. 2 NO. 2 AGUSTUS 2004 : 56 - 107 

kotor, becek, sanitasi yang buruk, bangunanyang semrawut, penampilan yang jorok, sumuryang tercemar, kepadatan bangunan dan hunianyang tinggi, penggunaan bahan bangunan bekasdan murahan, dan sebagainya, merupakangambaran umum yang dikaitkan dengan

eksistensi rumah kumuh. Disamping itu, dalamrumah kumuh mungkin juga melekat streotipekriminalitas tinggi dan penyumbang kekacauankota dan komunitasnya.

Perumahan Kumuh di Seririt, BulelengSumber: Dokumentasi Pribadi , 2003.

Kalau saja kita mau menengok lebihdalam, sesungguhnya rumah kumuh memberikan  jawaban hidup bagi orang yang tinggal didalamnya. Tanpa bantuan sedikitpun dari

pemerintah, orang-orang yang tinggal dipermukiman seperti ini mampu membangunperekonomian keluarga mereka. Mereka tidak memerlukan kredit perbankan (apalagi menyedotdevisa negara), disamping karena tidak memilikiakses juga mungkin karena merekamembutuhkan sistem finansial yang lebihsederhana. Mereka mampu memanfaatkansumber daya yang amat terbatas agar dapatbertahan di tengah himpitan kerasnya kehidupankota modern. Kebanyakan di antara merekamampu mendaur ulang bahan-bahan yang tidak 

terpakai menjadi sesuatu yang berguna bagi dirimereka sendiri. Secara swadaya, mereka mampumemenuhi kebutuhan akan rumah mereka.Secara ekonomi, permukiman ini juga memasok barang dan tenaga kerja yang murah untuk ikutmemutar roda perekonomian kota, terutamadalam sektor informal.

PERSPEKTIF INTERNASIONAL

Pada pertemuan dunia setahun lalu diJohannnesburg 2002 (26 Agustus– 4 September),yang juga dihadiri oleh presiden IndonesiaMegawati, seluruh negara peserta kembali

menegaskan komitmen mereka bahwapembangunan berkelanjutan merupakan unsurdasar dari agenda internasional dan memberikandorongan baru untuk aksi global dalammemerangi kemiskinan dan menjaga lingkungan.Pemahaman pembangunan berkelanjutandiperluas dan diperkuat khususnya yangberkenaan dengan pentingnya keterkaitan antarakemiskinan, lingkungan dan penggunaansumber-sumber daya yang dimiliki, baik sumberdaya alam, manusia, dan lain-lainnya.Disamping itu, negara-negara peserta jugabertekad membangun suatu solidaritaspendanaan dunia untuk memberantas kemiskinandan meningkatkan pengembangan sosial dankemanusiaan di negara-negara berkembang.

Para delegasi setuju dan menegaskankembali komitmen nyata yang luas dan target-target aksi untuk mencapai implementasi yanglebih efektif dari sasaran-sasaran pembangunanberkelanjutan. Konsep kemitraan antarapemerintah, kalangan pebisnis dan masyarakatsipil diberikan suatu penekanan yang kuat olehpertemuan ini, baik dalam proses perencanaan

maupun implementasi.

Perumahan Kumuh Sepanjang Tukad BadungSumber: Dokumentasi Pribadi , 2003.

Dalam hal pemberantasan kemiskinan,untuk tahun 2015 pertemuan menyepakati suatuaksi bersama untuk mengurangi setengahproporsi dari penduduk dunia yangberpendapatan kurang dari $ US 1 per hari dan

94

5/11/2018 4. Sueca - an Kumuh, Masalah Atau Solusi-4 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/4-sueca-an-kumuh-masalah-atau-solusi-4 4/4

 PERMUKIMAN KUMUH, MASALAH ATAU SOLUSI ? (NGAKAN PUTU SUECA) 

proporsi penduduk yang menderita kelaparan.Tahun 2020 mencapai suatu perbaikan yangberarti bagi kehidupan paling tidak 100 jutapenghuni rumah kumuh seperti yang diusulkandalam inisiatif ‘Kota tanpa rumah kumuh’. Initentu memiliki dampak luas terhadap penentuan

progam-progam pemerintah kota didalam ikutberpartisipasi dalam mengimplementasikankesepakatan-kesepakatanan tersebut. Programmenyeluruh harus disusun untuk mengurangiangka kemiskinan, meningkatkan pendapatanmasyarakat, memperbaiki kondisi lingkungan,membuka lapangan kerja, meningkatkanpartisipasi masyarakat dalam pembangunan,meningkatkan masyarakat sipil, dan sebagainya.Semuanya itu ditujukan untuk memantapkanproses pembangunan berkelanjutan.

PARADIGMA BARU

Dalam kaitannya dengan perbaikankondisi perumahan di perkotaan seperti halnyaDenpasar, maka diperlukan adanya perubahanparadigma. Disamping memiliki masalahterutama dalam hal kualitas lingkungan yangburuk, permukiman kumuh sesungguhnyamemiliki potensi untuk dikembangkan danmempunyai kontribusi yang memadai terhadappemecahan masalah perumahan danperekonomian kota.

Pemerintah perlu memikirkan cara-carabaru didalam menangani masalah perumahan,dan mengalihkan sebagian sumber daya untuk intensifikasi dan peningkatan kualitas rumahsewa (rental housing) termasuk rumah kumuhyang selama ini terabaikan. Kaum marginal diperkotaan umumnya tetap membutuhkanperhatian kita bersama, terutama untuk meningkatkan kapasitas dan aksesibilitas merekaterhadap perbaikan kualitas kehidupannya.Negeri dan kota ini dibangun untuk semua,bukan hanya untuk mereka yang mujur, tetapi

  juga terutama untuk mereka yang belumberuntung.

DAFTAR  PUSTAKA Abelson, P. 1996. Evaluation of slum

improvements: case study inVisakhapatnam, India. Cities. Vol.13 (2): 97-108.

Budiani, Ni P. et al. 2004.   Infrastruktur SanitasiPermukiman Kumuh di Denpasar. Laporan Penelitian. Denpasar:Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Univ. Udayana.

Diputra, I G. P. et al. 2004. Permukiman Kumuhdi Denpasar: Ditinjau dari Aspek  Ruang/Spasial. Laporan Penelitian.Denpasar: Jurusan ArsitekturFakultas Teknik Univ. Udayana.

Madesyawati, D. et al. 2004.   Analisis RumahKumuh Sebagai Tempat Produksi. Laporan Penelitian. Denpasar:Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Univ. Udayana.

O’Hare, G., Abbott, D., & Barke, M. 1998. Areview of slum housing policies inMumbai. Cities. Vol. 15 (4): 269-83.

Prasetyo, D. et al. 2004. Pemukiman Kumuh di  Denpasar: Ditinjau dari Aspek Sosial Budaya. Laporan Penelitian.Denpasar: Jurusan ArsitekturFakultas Teknik Univ. Udayana.

Pugh, C. 2000. Squatter Settlements: theirsustainability, architecturalcontributions, and socio-economicroles. Cities. Vol. 17 (5): 325-337.

Rachmayanie, A. A. et al. 2004.  Aspek Finansial/Sosial Ekonomi Penduduk Permukiman Kumuh. LaporanPenelitian. Denpasar: JurusanArsitektur Fakultas Teknik Univ.Udayana.

Sueca, N.P. 2003.   Housing Transformation:  Improving Environment and  Developing Culture in Bali. Unpublished PhD Thesis.

Newcastle: University of Newcastleupon Tyne.

UNCHS. 2001. Slum Upgrading: LessonsLearned in Nairobi.http://www.unchs.org/hd/hdv7n3/12.htm. Ditemukan 4 Oktober 2001.

95