4. Reaksi Netralisasi IV

36
LABORATORIUM KIMIA FARMASI JURUSAN FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR PERCOBAAN IV REAKSI NETRALISASI OLEH : KELAS : M II KELOMPOK : III (TIGA) DAN IV (EMPAT) ASISTEN : RETNO ADIWIJAYA,S.Farm

description

Laporan Kimia Dasar

Transcript of 4. Reaksi Netralisasi IV

Page 1: 4. Reaksi Netralisasi IV

LABORATORIUM KIMIA FARMASIJURUSAN FARMASI FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

PERCOBAAN IVREAKSI NETRALISASI

OLEH :KELAS : M IIKELOMPOK : III (TIGA) DAN IV (EMPAT)ASISTEN : RETNO ADIWIJAYA,S.Farm

JURUSAN FARMASI FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

MAKASSAR2011

Page 2: 4. Reaksi Netralisasi IV

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kegiatan reaksi kimia secara kuantitatif dapat memberikan

informasi yang lebih jelas tenteng perubahan kimia yang terjadi dan

perubahan mengikuti hukum-hukum dasar ilmu kimia. Bidang kimia

yang mempelaji atau memberikan hubungan-hubungan kuantitatif

merupakan antara pereaksi dan hasil reaksi dikenal sebagai

Stoikiometri. (http://irshadi-bagus4all.blogspot.com)

Reaksi netralisasi merupakan salah satu cara untuk

menentukan jumlah kadar suatu zat uji yang tedapat dalam sebuah

produk, ini berdasarkan analisa kuantitatif. Cara analisa kuantitatif

berdasarkan pada pengukuran volume larutan yang telah diketahui

konsentrasinya secara pasti yang bereaksi sempurna dengan zat uji.

(http ://irshadi-bagus-4all.blogspot.com)

Reaksi netralisasi terdiri dari larutan asam dan basa yang

satunya bertindak sebagai dan larutan titer dan sebagai zat uji

sehingga disebut reaksi asam basa. Dalam metode volumetric

diperlukan adanya larutan zat uji dan larutan titer baik berupa asam

atau basa. Zat uji yang digunakan tepat sama dengan jumlah larutan

titer dinamakan dengan titik ekuivalen berdasarkan metode

volumetrik. (Tim Dosen UNHAS Kimia Dasar, 2010)

Page 3: 4. Reaksi Netralisasi IV

Kini lebih tersedia secara praktis untuk menunjukkan keasaman

dan kebasaan, yaitu dengan menggunakan indikator asam basa.

Indikator asam adalah zat-zat yang mampu menunjukan warna dalam

larutan asam basa. Indikator yang biasa digunakan dalam praktikum

adalah indikator PP, FM, MM,serta indikator BTB. Pada perlakuan

reaksi netralisasi, perlakuan alat dan bahan yaitu dengan titrasi.

Dalam proses ini juga digunakan indikator yang dimasukkan untuk

melihat perubahan warna yang terjadi sebelum dan sesudah

pencampuran. (Irfan Anshori, 1994)

Dalam persamaan reaksi zat-zat yang bereaksi,hasil reaksi

ditulis dalam bentuk molekulnya. Dalam persamaan kimia reaksi

netralisasi yaitu reaksi antara ion-ion hidronium dengan ion hidroksida

antara suatu asam dengan basanya menghasilkan air. (Parning, 2002)

B. MAKSUD, TUJUAN, DAN PRINSIP

Adapun maksud dari percoban ini adalah untuk membuktikan

titrasi asam basa, dengan tujuan menentukan kadar Na2SO4 dalam

larutan, menentukan kadar NaOH dalam larutan, menentukan pH

larutan pada saat terjadi garam Na2SO4 bedasarkan hasil titrasi.

Sedangkan prinsip dalam percobaan ini yaitu berdasarkan hasil

titrasi asidimetri untuk mengetahui kadar NaOH (kuantitatif basa)

dengan pengukuran secara saksama jumlah volume asam yang

digunakan

Page 4: 4. Reaksi Netralisasi IV

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI UMUM

Reaksi kimia terjadi bila satu atau lebih zat baru dengan sifat-

sifat yang berbeda sifat-sifat yang berbeda dai sifat-sifat semua dalam

suatu reaksi kimia zat yang dihasilkan mempunyai susunan tertentu

walaupun zat-zat yang bereaksi dicampurkan dalam berbagai

perbandingan. Cara penulisannya berdasarkan hukum kekekalan

massa yaitu jumlah atom tiap unsure yang ditunjukkan disebelah

kanan. (parning, 2002)

Reaksi netralisasi adalah reaksi yang terjadi dalam larutan basa

dan larutan basa. Ada dua macam metode netralisasi, yaitu:

1. Metode asidimetri

Merupakan metode dimana kita akan melihat pengukuran kuantitatif

suatu basa organik. Metode ini digunakan untuk melihat ada

tidaknya suatu zat dalam larutan (misalnya aspartam).

2. Metode alkalimetri

Merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui kadar suatu

zat atau alkalimetri adalah suatu metode analisa titmetri untuk

pengukuran kuantitatif suatu asam organik atau basa organik

dengan pengumpulan seksama volume basa yang digunakan.

(Irfan Anshori, 1994)

Page 5: 4. Reaksi Netralisasi IV

Konsep asam basa yang berhubungan langsung dengan reaksi

netralisasi, yaitu teori asam basa Arhenius.

a. Asam

Asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H dengan⁺

kata lain pembawa sifat. Sifat asam adalah ion H . Asam Arhenius⁺

dapat dirumuskan sebagai berikut;

Hx2(ag) xH⁺(ag)+ 2X¯

Jumlah ion H yang dapat dihasilkan oleh suatu molekul asam disebut⁺

valensi asam, sedangkan ion negative yang terbentuk dari asam

setelah melepaskan ion H disebut sisa asam. (Kimia Dasar, 2010)⁺

Asam terbagi atas dua macam yaitu:

1. Asam kuat, yaitu asam yang mudah terionisasi dan banyak

menghasilkan ion H dalam larutannya. Contohnya: HCl, HBr,⁺

H2SO4

2. Asam lemah, yaitu asam yang sedikit terionisasi dan

menghasilkan sedikit ion H dalam larutannya. Contohnya:⁺

CH3COOH, HNO2, H2CO3

Berdasarkan banyaknya ion hydrogen yang dihasilkan maka

larutan asam dapat dibagi menjadi asam monobasis dan asam

polibasis.

1. Asam monobasis (berbasa satu adalah asam yang dalam

larutan air akan menghasilkan satu ion hydrogen H ). Contoh:⁺

Page 6: 4. Reaksi Netralisasi IV

HCl H⁺ + Clˉ

Asam klorida ion hydrogen ion asetat

CH3COOH H + CH⁺ 3COOˉ

Asam asetat ion hydrogen ion asetat

2. Asam polibasis (berbasa banyak adalah asam yang dalam

larutan air menghasilkan lebih dari satu ion Hydrogen H ).⁺

Contoh:

H2SO4 H⁺ + SO4ˉ

Asam sulfat ion hydrogen ion sulfat

Asam monobasis dan asam polibasis disebut juga asam

monoprotik. Dalam keadaan sebenarnya, ion hydrogen tidak dapat

berdiri bebas. Dalam larutan air, ion hydrogen akan berikatan secara

koordinasi dengan molekul air menjadi hydrogen. (http://irshadi-bagus-

4all.blogspot.com)

H + H⁺ 2O H3O

b. Basa

Basa adalah senyawa dalam air yang dapat menghasilkan ion

hidroksida (OH¯). Jadi, pembawa sifat basa adalah (OH¯). Basa

Arhenius dapat diumuskan sebagai beikut;

M(OH)x(ag) Mx⁺(ag)+ XOH¯ (ag)

Reaksi netralisasi mengandung ion H dan ion (OH¯) dengan⁺

konsentrasiyang sama. Contoh;

H2O H +OH¯⁺

Page 7: 4. Reaksi Netralisasi IV

Larutan asam dibagi 2 yaitu monoasidi dan poliasidi.

Pembagian ini menunjukan sifat keasaman (hidroksitas) suatu basa.

1. Basa monoasidi yaitu basa yang dalam larutan air

menghasilkan OHˉ. Contoh:

NaOH Na ⁺ (ag) + OHˉ

Natrium hidroksida ion natrium ion

hidroksida

2. Basa poliasidi yaitu basa yang dalam larutan air menghasilkan

lebih dari satu ion hidroksida. Contoh:

Ca(OH)2(aq) Ca2⁺ (aq) + 2OHˉ(aq)

Kalsium karbonat ion kalsium ion hidroksida. (Tim

dosen UNHAS, kimia dasar 2010)

Zat-zat organiknya meliputi;

Asam: jika terhidrolisis air akan menerima ion H⁺

Basa : jika terhidrolisis dengan air akan melepaskan ion OH¯

Garam : poduk atau hasil reaksi asam atau basa. (Nurhayati

Rahayu, 2009)

Page 8: 4. Reaksi Netralisasi IV

B. URAIAN BAHAN

a. Air suling (FI Edisi III, hal. 96)

Nama resmi : AQUADESTILLATA

Nama lain : Air suling/Aquadest

Berat molekul : 18,02

Rumus kimia : H2O

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak

berbau dan tidak mempunyai rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai zat pelarut

b. Natrium hidroksida (FI Edisi III, hal 589)

Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM

Nama lain : Natrium hidroksida

Berat molekul : 40,00

Pemerian : Putih atau praktas, putih massa

molekul berbentuk pellet serpihan atau

batang

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kelarutan : Mudah larut dalam air dan etanol

Kegunaan : Sebagai zat tambahan

Page 9: 4. Reaksi Netralisasi IV

c. Asam klorida (FI Edisi III, hal 54)

Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Nama lain : Asam klorida

Berat molekul : 36,46

Rumus molekul : HCl

Pemerian :Cairan tidak berwana, berasap, bau

merangsang jika diencerkan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai zat tambahan

d. Natrium karbonat (FI Edisi III, hal 400)

Nama resmi : NATRII CARBONAS

Nama lain : Natrium karbonat

Berat molekul : 106

Rumus molekul : Na2CO3

Pemerian : Hablur tidak berwarna, hablur putih

serbuk

Kelarutan : Larut perlahan-lahan dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai zat uji

e. Indikator fenol merah (FI Edisi IV, hal 1208)

Nama resmi : PHENOLUM LIQUDIUM

Page 10: 4. Reaksi Netralisasi IV

Nama lain : fenol merah

Berat molekul : 354,38

Rumus molekul : C19H14O5

Pemerian :Cairan tidak berwarna sampai merah

muda, dapat menjadi merah jika

terkena udara atau cahaya, bau khas

sedikit aromatis, memutihkan dan

membakar kulit dan membrane mukosa

Kelarutan :Dapat bercampur dengan etanol, eter,

gliserin dan air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai indikator

f. Indikator metal merah (FI Edisi IV, hal 1208)

Nama resmi : BENZOAT HYDROKSIDA

Nama lain : Metil merah

Berat molekul : 305,75

Rumus molekul : C15H19N3O2

Pemerian :Serbuk berwarna merah, berbentuk

batang dan massa hablur

Kelarutan : Larut dalam air dan etanol 95% pp

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai indikator

Page 11: 4. Reaksi Netralisasi IV

BAB III

METODE KERJA

A. ALAT DAN BAHAN

1. Alat yang digunakan

a. Buret

b. Corong gelas

c. Erlenmeyer 250 ml

d. Gelas kimia 100 ml

e. Labu takar 100 ml

f. Pipet tetes

g. Pipet volume 25 ml

2. Bahan yang di gunakan

a. Aquadest

b. Indikator FM (Fenol Merah)

c. Indikator MM (Metil Merah)

d. Kertas PH

e. Larutan HCl 0,1 N

f. Larutan NaOH 0,001 M

g. Larutan Na2SO4 0,1 M

Page 12: 4. Reaksi Netralisasi IV

B. CARA KERJA

Percobaan 1

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Diambil lautan Na2SO4 0,1 M sebanyak 25 ml

dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml, kemudian di

tambahkan 25 ml NaOH 0,001 M dan ditambahkan air

suling sampai tanda batas lalu dihomogenkan.

3. Dipasang buret 25 ml dan di isi HCl baku 0,1 N

4. Dipipet 25 ml campuran 1, masukkan ke dalam

Erlenmeyer 100 ml dan ditambahkan 3-4 tetes Fenol

Merah kemudian dititrasi dengan HCl baku sambil

digoyangkan sampai warna larutan berubah sampai

kuning. Dicatat

volume HCl yang digunakan.

5. Kemudian larutan (3) ditambahkan penunjuk Metil Merah

dan di titrasi kembali dengan larutan HCl baku sampai

larutan menjadi jingga atau merah muda, catat volume

HCl yang di gunakan.

Percobaan 2

1. Diambil larutan natrium sulfat 0,1 M sebanyak 25 ml

dimasukkan kedalam labu takar 100 ml, kemudian

ditambahkan 25ml larutan NaOH dan ditambahkan air

suling sampai tanda batas, dikocok merata

Page 13: 4. Reaksi Netralisasi IV

2. Dipasang buret 50ml dan diisi HCl baku

3. Dipipet 25ml larutan campuran (1) dimasukkan kedalam

Erlenmeyer 100ml dan ditambahkan 3-4 tetes penunjuk

fenol merah, kemudian dititrasi dengan larutan HCl baku

sambil dihomogenkan, menjadi warna kuning. Dicatat

volume titrasi

4. Larutan (3) ditambahkan indicator metal merah dan titrasi

kembali dengan larutan HCl baku sampai larutan menjadi

jingga atau merah muda, dicatat volume titrasi

Percobaan 3

1. Diambil larutan natrium sulfat 0,1 M sebanyak 25 ml

dimasukkan kedalam labu takar 100 ml, kemudian

ditambahkan 25ml larutan NaOH dan ditambahkan air

suling sampai tanda batas, dikocok merata

2. Dipasang buret 50ml dan diisi HCl baku

3. Dipipet 25ml larutan campuran (1) dimasukkan kedalam

Erlenmeyer 100ml dan ditambahkan 3-4 tetes penunjuk

fenol merah, kemudian dititrasi dengan larutan HCl baku

sambil dihomogenkan, menjadi warna kuning. Dicatat

volume titrasi

4. Larutan (3) ditambahkan indicator metal merah dan titrasi

kembali dengan larutan HCl baku sampai larutan menjadi

jingga atau merah muda, dicatat volume titrasi.

Page 14: 4. Reaksi Netralisasi IV

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Tabel Pengamatan

No NaoH

Na2CO3

Titrasi I Titrasi II

Vol. HCl

(ml)

Indicator Perubahan

warna

Vol. HCl

(ml)

indikator Perubahan

warna

1

2

3

25ml

25ml

25ml

9ml

9ml

9ml

FM

FM

FM

Ungu-

kuning

Ungu-

kuning

Ungu-kunig

11,5ml

11ml

17ml

MM

MM

MM

Kuning-

Jingga

Kuning-

jingga

Kuning-

jingga

B. REAKSI

NaOH + HCl NaCl + H2O

Na2CO3 + HCl NaHCO3 + NaCl

NaOH Na⁺ + OH¯

Na2CO3 2Na⁺ + CO3¯

HCl H⁺ + Cl¯

Page 15: 4. Reaksi Netralisasi IV

C. PERHITUNGAN

1. Perhitungan kadar Na2CO3

Percobaan dilakukan 3 kali untuk erlenmeyer 1,2, dan 3

a. Pada erlenmeyer 1 = V1 = 9ml

=V2 = 11,5ml

1) Larutan Na2CO3 yang ada

= 4 x 2xvol . titrasixmol

1000ml

= 4 x 2x 11,5 x0,1

1000ml

= 0,0092 mol

= 9,2x10⁻³ mol

2) Massa (g)

= mol. ½ BM Na2CO3

= 9,2x10⁻³ mol x ½..106

= 487,6x10⁻³ gram

3) Larutan Na2CO3 menurut label

= 25mlxmol1000ml

=2,51000

= 2,5x 10⁻³ mol

Page 16: 4. Reaksi Netralisasi IV

4) Massa total

= 2,5x 10⁻³ mol x 1/2BM

= 2,5x 10⁻³ mol x 53

= 132,5x10⁻³ gram

5) % kadar Na2CO3

= massa yangadamassa label

x100%

= 487,6 x10−3 gram1325 x10−3gram

x100%

= 368%

b. Pada erlenmeyar II = V1 = 9ml

=V2 = 11ml

1) Larutan Na2CO3 yang ada

= 4 x 2xvol . titrasixmol

1000ml

= 4 x 2x 11 x0,11000ml

= 8,8x10⁻³ mol

2) Massa (g)

= mol. ½ BM Na2CO3

= 8,8x10⁻³ mol x ½.106

= 466,4x 10⁻³ mol

Page 17: 4. Reaksi Netralisasi IV

3) Larutan Na2CO3 menurut label

= 25mlxmol1000ml

= 25mlx0,11000ml

= 2,51000

= 2,5x10⁻³ mol

4) Massa total

= 2,5x10⁻³ mol x ½.106

= 132,5x10⁻³ gram

5) % kadar Na2CO3

= massa yangadamassa label

x100%

= 466,4 x 10−3132,5 x10−3

x100%

= 352%

c. Pada erlenmeyer III = V1 = 9ml

V2 = 17ml

1) Larutan Na2CO3 yang ada

= 4 x 2xvol . titrasixmol

1000ml

= 4 x 2x 17 x0,11000ml

= 3,6x10⁻³ mol

Page 18: 4. Reaksi Netralisasi IV

2) Massa (g)

= mol. ½ BM Na2CO3

= 3,6x10⁻³ mol x ½.106

= 190,8x10⁻³ gram

3) Larutan Na2CO3 menurut label

= 25mlxmol1000ml

= 25x 0,11000ml

= 2,5x10⁻³ mol

4) Massa total

= 2,5x10⁻³ mol x ½.106

= 132,5x10⁻³ gram

5) % kadar Na2CO3

= massa yangadamassa label

x100%

= 190,8x 10−3132,5x 10−3

x100%

= 144%

Jadi, kadar rata-rata Na2CO3

= %k1+%k2+%k3

3

= 368%+352%+144%

3

= 288%

Page 19: 4. Reaksi Netralisasi IV

2. Perhitungan kadar NaOH

3 kali perlakuan untuk erlenmeyer 1,2, dan 3

a. Pada erlenmeyer I =V1 = 9ml

=V2 = 11,5ml

1) NaOh yang ada

= 4. (11,5−9 ) .mol1000ml

¿¿

= 4. (11,5−9 ) .0,11000ml

= 10⁻³ mol

2) Massa (g)

= mol. BM NaOH

= 10⁻³ mol x 40

= 0,04 gram

3) NaOH menurut tabel

= 25mlxmol1000ml

= 25x 0,11000ml

= 2,5x10⁻³ mol

4) Massa total

= mol x BM NaOH

= 2,5x10⁻³ mol x 40

Page 20: 4. Reaksi Netralisasi IV

= 0,1 gram

5) %kadar NaOH

= massa yangadamassa label

x100%

= 0,040,1

x100%

= 40%

b. Pada erlenmeyar II = V1 = 9ml

=V2 = 11ml

1) Larutan Na2CO3 yang ada

= 4 x 2x (11−9) xmol

1000ml

= 2,41000

= 2,4x10⁻³ mol

2) Massa (g)

= mol. BM NaOH

= 2,4x10⁻³ mol x 40

= 96x10⁻³ gram

3) NaOH menurut tabel

= 25mlxmol1000ml

= 25x 0,11000ml

Page 21: 4. Reaksi Netralisasi IV

= 2,5x10⁻³ mol

4) Massa total

= mol x BM NaOH

= 2,5x10⁻³ mol x 40

= 0,1 gram

5) %kadar NaOH

= massa yangadamassa label

x100%

=96 x10−30,1

x 100%

= 96%

c. Pada erlenmeyer III = V1 = 9ml

= V2 = 17ml

1) Larutan Na2CO3 yang ada

= 4 x 2x (17−9 ) xmol

1000ml

= 4 x 2x 8 x0,11000ml

= 6,4x10⁻³ mol

2) Massa (g)

= mol. BM NaOH

= 6,4x10⁻³ mol x 40

= 256x10⁻³ mol

3) NaOH menurut tabel

Page 22: 4. Reaksi Netralisasi IV

= 25mlxmol1000ml

= 25x 0,11000ml

= 2,5x10⁻³ mol

4) Massa total

= mol x BM NaOH

= 2,5x10⁻³ mol x 40

= 0,1 gram

5) %kadar NaOH

= massa yangadamassa label

x100%

= 256 x10−3

0,1x100%

= 256%

Jadi, kadar rata-rata NaOH

= %k1+%k2+%k3

3

=40%+96%+256%

3

= 130,6%

Page 23: 4. Reaksi Netralisasi IV

D. PERHITUNGAN

Dari pengamatan percobaan I larutan campuran dari

Na2CO3, NaOh dan air suling yang ditetesi dengan indicator fenol

merah ternyata campuran tersebut membutuhkan 9ml larutan baku

HCl yang menyebabkan terjadi perubahan warna dari ungu – kuning.

Pada saat ditetesi indicator metal merah membutuhkan 11,5ml larutan

baku HCl dan menyebabkan perubahan warna dari kuning – jingga.

Pada percobaan II larutan campuran dari Na2CO3 , NaOh

dan air suling yang ditetesi dengan indicator fenol merah ternyata

campuran tersebut membutuhkan 9ml larutan baku HCl yang

menyebabkan terjadi perubahan warna dari ungu – kuning. Pada saat

ditetesi indicator metal merah membutuhkan 11ml larutan baku HCl

dan menyebabkan perubahan warna dari kuning – jingga.

Dan pada percobaan III larutan campuran dari Na2CO3 ,

NaOh dan air suling yang ditetesi dengan indicator fenol merah

ternyata campuran tersebut membutuhkan 9ml larutan baku HCl yang

menyebabkan terjadi perubahan warna dari ungu – kuning. Pada saat

ditetesi indicator metal merah membutuhkan 17ml larutan baku HCl

dan menyebabkan perubahan warna dari kuning – jingga.

Page 24: 4. Reaksi Netralisasi IV

Penetapan kadar Na2CO3 pad farmakope Indonesia edisi III

adalah tudak kurang dari 99,5%, sedangkan kadar yang diperolehdari

praktek adalah 288%. Ini berarti hasil yang diperoleh lebih dari 99,5%.

Untuk menetapkan kadar NaOH pada farmakope adalah 97,5%,

sedangkan kadar NaOh yang diperoleh dari praktek adalah 130,6%%.

Ini berarti hasil yang diperoleh lebih dari 97,5%. Kedua hasil ini

membuktikan bahwa hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan teori

yang ada dalam farmakope.

Penyimpangan ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa

hal seperti:

1. Zat uji tidak boleh terkontaminasi dengan zat lain

2. Kesalahan pada saat titrasi

3. Alat yang digunakan kurang bersih

4. Pengamatan yang dilakukan kurang teliti

5. Penetapan titik akhir titrasi kuang tepat

Page 25: 4. Reaksi Netralisasi IV

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasakan hasil percobaan yang dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa:

Kadar Na2CO3 pada erlenmeyer I diperoleh 368%, kadar

Na2CO3 pada erlenmeyer II diperoleh 352%, kadar Na2CO3 pada

erlenmeyer III diperoleh 144%. Jadi kadar rata-rata Na2CO3 yang

diperoleh adalah 424% sedangkan kadar Na2CO3 secara teoritis

adalah 95,5%. Sedangkan kadar NaOH pada erlenmeyer I diperoleh

40%, pada erlenmeyer II diperoleh 96% dan pada erlenmeyer III

diperoleh 256%. Jadi, kadar ata-rata yang diperoleh adalah 130,6%,

sedangkan kadar NaOH secara teoritis adalah 97,5%.

B. Saran

Kami sebagai paktikan masih belum dapat membuat

laporan yang benar dan sempurna, sehingga kami sangat

mengharapkan bimbingan dari kakak asisten.

Page 26: 4. Reaksi Netralisasi IV

DAFTAR PUSTAKA

Anshory,irfan.1994.”Kimia SMU”.Erlangga.Jakarta

Dirjen POM.1979.”Farmakope Indonesia Edisi III”. Depkes RI, Jakarta

Dirjen POM.1979.”Farmakope Indonesia Edisi IV”. Depkes RI, Jakarta

(http://irshadi-bagus4all.blogspot.com)

Parning,M.2002.”Penuntun Belajar Kimia”.Yudistira.Jakarta

Petruca.1987.”Kimia Dasar Jilid II”.Jakarta:Erlangga

Rahayu,nurhayati.2009.”Rangkuman Kimia Dasar”.Gagasmedia.Jakarta

Shehla.1999.”Kimia Dasar”. Bandung: Universitas Tekhnologi Bandung

Tim Dosen Kimia Dasar. 2010. ”Penuntun Praktikum Kimia

Dasar”.Universitas Indonesia Timur.Makassar

Page 27: 4. Reaksi Netralisasi IV

SKEMA KERJA

Dipipet 25 ml Na2SO4 Ditamba aquadest hingga

tanda batas.

Dipipet 25 ml + fenol Aquadest

merah 3 tetes & dihomogenkan

Na2SO4 0,1 M Dipipet 25 ml Na OH

Na OH 0,1 M Di isi dalam buret sampai

tanda batas.

HCl dimasukan dititrasi sampai jadi perubahan warna dari

Kegelas kimia. Ungu ke kuning.

Page 28: 4. Reaksi Netralisasi IV

HCl baku ditamba metal merah 4 tetes lalu dititrasi

0,1 M kembali dengan HCl baku sampai beruba

warna dari kuningke jingga.