4. Prof.dr. Soenaryo_hypertension Crisis

24
Perioperative Management in Patient with Crisis Hypertension Soenaryo Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran UNDIP/RSUP Dr.Kariadi Semarang

description

HT

Transcript of 4. Prof.dr. Soenaryo_hypertension Crisis

  • Perioperative Management in Patient with Crisis Hypertension

    Soenaryo

    Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif

    Fakultas Kedokteran UNDIP/RSUP Dr.Kariadi

    Semarang

  • Pendahuluan

    Banyak kejadian stroke di Indonesia

    Mungkin penyebabnya hipertensi

    Bagaimana hipertensi krisis ?

  • Angka Kejadian

    1/3 penduduk Amerika dewasa hipertensi

    Sekitar 500.000 hipertensi krisis

    Hipertensi merupakan keadaan kronik.

    Kerusakan pembuluh darah dan organ setelah beberpa tahun.

    Kenaikan tekanan darah bisa cepat dan tiba-tiba.

    (1)

  • Klasifikasi

    Hipertensi krisis istilah payung hypertensi emergency dan hypertensi urgent.

    Hipertensi krisis dibagi dua katagori:

    Hipertensi krisis emergency

    Hipertensi krisis urgent

  • Hipertensi Krisis

    Hipertensi Krisis Urgent, Sistol 180 mmHg / lebih

    Diastol 110 mmHg / lebih

    Tidak didapat kerusakan organ

    Hipertensi Krisis Emergency Tensi tinggi sekali ( sistol/diastol, 220/140

    mmHg)

    Kerusakan organ

  • Hipertensi Krisis Emergency

    Dikaitkan life-threatening complications

    Tensi harus segera diturunkan, rawat ICU

    Kerusakan end-organ akut , butuh pengobatan segera dengan titratable short-acting IV antihypertensive agent. (9)

  • Hipertensi

    Tensi 180/110 mmHg/lebih, dapat menyebabkan:

    Kerusakan organ

    Inflamasi

    Kebocoran cairan / darah

    Akibatnya, Jantung tidak mampu memompa darah

    secara efektif.

  • Hipertensi Krisis Emergency (Definisi lain)

    Diastol naik tiba tiba, Kerusakan organ

    Diastol > 120 mmHg.

    Menyebabkan :

    Injury irreversible terhadap otak,

    Jantung,

    ginjal dan

    cepat menyebabkan kematian.

  • Hipertensi Krisis Emergency

    Penyebab: Lupa minum obat tekanan darah tinggi(clonidine), stroke, Serangan jantung, Gagal jantung, Gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah besar (aorta ), interaksi antar

    obat, konvulsi selama persalinan

    (Eclampsia), autonomic hyperactivity, collagen-vascular diseases, obat obatan ( misalnya cocaine, amphetamines ),

    Glomerulonephritis (acute), head trauma, neoplasia (misalnya Pheochromocytoma), preeclampsia & eclampsia, renovascular hypertension.

  • Anamnesa dan pemeriksaaan fisik.

    Anamnesa difokuskan pada Adanya end-organ dysfunction, lingkungan

    sekitar hipertensi dan identifkasi etilogi.

    Sering terjadi: infark serebri (24.5%), udem paru (22.5%),

    hipertensi ensephalopati (16.3%), gagal jantung kongestif (12%). perdarahan intrakranial.aortic dissection dan eklamsi miokard infark akut

  • Gambaran Klinis.

    Bervariasi

    Chest pain (27%),

    Dyspnea (22%), dan

    Neurologic deficits (21%).

    Acute myocardial infarction,

    Acute cerebral vascular accident,

    Acute hypertensive renal injury

    Acute congestive heart failure

  • Hipertensi Maligna

    Hipertensi maligna/hipertensi progresif/ hipertensi emergency.

    Disertai/tidak disertai gejala seperti hipertensi urgent.

    Selalu retinal papilledema , ensephalopati, kebingungan, gagal ventrikel kiri, koagulasi intravaskuler dan gagal fungsi ginjal dengan hematuri , berat badan turun.

    Istilah Hipertensi Maligna tidak dipakai lagi (National and International Blood Pressure Control guidelines ), dianjurkan Hipertensi Emergency)

  • Diagnose

    Perlu pemeriksaan:

    1.BUN dan creatinine untuk mengevaluasi efek tekanan darah terhadap ginjal. BUN > 20 mg/dl dan creatinine > 1.5 mg memberi kesan adanya gagal ginjal.

    2.Pemeriksaan radiologis untuk menentukan adanya pulmonary congestion.

    3.Pemeriksaan EKG 12 lead untuk melihat adanya injury, ischemia, dan infark.

  • Test khusus

    1.Memonitor tekanan darah secara teratur,

    2. Pemeriksaan mata untuk melihat adanya pembengkaan dan perdarahan,

    3.Pemeriksaan darah dan urin.

  • Patofisilogi

    Systemic vascular

    resistance

    Hormon vasokonstriktor

    Stress mekanik

    Endotel

    Injury

    Endothelial injury

    dan fibrinoid necrosis arteriol

    Koagulasi cascade

    Pletelet Permeabi

    litas

    Iskhemia

    Deposisi fibrin

    Pelepasan mediator vasoaktif

    Lingkaran Setan

    Menyebabkan

    Autoregulasi serebral dan lokal

    hilang

  • Terapi

    Kunci keberhasilan

    Cepat mendiagnosa

    Cepat menangani

    Tujuan Terapi

    Menghentikan kerusakan vaskuler

    Mengembalikan proses patologik

    Bukan menormalkan tekanan darah

  • Obat obat yang digunakan

    Tergantung keadaan klinis Obat yang digunakan:

    Labetalol, Esmolol, Nicardipine, dan Fenoldopam.

    Phentolamine dan trimethaphan camsylate kurang digunakan. Digunakan pada pheochromocytoma.

    - Sodium nitroprusside pd acute pulmonary edema atau severe left ventricular dysfunction

  • Labetalol

    Dimetabolisir di hepar

    Hipotensi setelah 2 5 menit pemberian.

    Puncaknya setelah 5 15 menit pemberian.

    Berakhir setelah 2 4 jam pemberian.

    Heart rate dan cardiac output dipertahankan.

    Systemic vascular resistance diturunkan tanpa menurunkan total peripheral blood flow.

    Cerebral, renal, dan coronary blood flow dipertahankan.

  • Nicardipine Calcium Channel Blockers. FDA (Food and Drug Administration), unt hipertensi berat. Onset of action antara 5 15 menit Duration of action 4 6 jam

    Mengurangi kardiak maupun serebral iskhemi. Meningkatkan stroke volume maupun

    coronary blood flow. Baik pada myocardial oxygen balance.

    Berguna untuk coronary artery disease dan systolic heart failure.

    Dosis mula infuse 5 mg/jam , tidak tergantung berat badan.

  • Esmolol Ultrashort-acting cardioselective, -

    adrenergic blocking agent

    Onset of action cepat , 60 detik Durasi 10 sampai 20 menit. Metabolisme esmolol lewat hidrolisa cepat

    Tidak tergantung pada fungsi ginjal atau hepar.

    ideal -adrenergic blocker Untuk hipertensi pasca bedah Pada keadaan cardiac output, heart rate, dan tekanan

    darah yang tinggi. Loading dose 0,5 sampai 1 ug/kg selama satu menit diikuti infus, dimulai dengan dosis 50 ug/kg/menit, dan

    meningkat sampai 300 ug/kg/menit bila diperlukan. (15)

  • Fenoldopam.

    Anti hipertensi parenteral yang unik . Memediasi vasodilatasi perifer dengan cara bekerja pada reseptor

    dopamine-1 perifer. Cepat dan ekstensif dimetabolisir oleh konyugasi di lever

    Onset of action dalam waktu 5 menit, maksimal respon dicapai 15 menit

    Durasi 30 menit sampai 60 menit

    Tanpa rebound segera setelah infuse distop Efek samping tidak ada Dosis mula yang dianjurkan 0.1 g/kg/min

    Memperbaiki creatinine clearance, urine flow rates, dan sodium excretion pada penderita hipertensi berat baik pada penderita normal ataupun penderita dengan gangguan fungsi ginjal

  • Ringkasan

    Hipertensi krisis adalah kenaikan tekanan darah mendadak, memerlukan penanganan segera.

    Perlu obat obat anti-hipertensi intravena dengan tujuan secepat mungkin menurunkan tekanan darah .

    Obat-obat yang sering digunakan antara lain : labetalol, esmolol, nicardipine, dan fenoldopam.

  • Terima Kasih