4. PERANCANGAN BANGUNAN 4.1 Masalah Desain...mengarah pada pemulihan psikososial penderita kanker....

24
54 Universitas Kristen Petra 4. PERANCANGAN BANGUNAN 4.1 Masalah Desain Bagaimana menciptakan suatu fasilitas yang dapat mampu membawa para wanita terpanggil untuk deteksi dini dan meningkatkan kualitas hidup wanita penderita kanker melalui terapi yang diberikan serta menerapkannya dalam desain RUMUSAN masalah DESAIN PSIKOLOGI MANUSIA khususnya wanita penderita kanker 1.Memahami: apa yang dirasakan wanita sebelum memutuskan untuk memeriksakan dirinya apa yang dirasakan wanita setelah tervonis kanker apa yang dirasakan wanita pender ita kanker saat menjalani pengobatan apa yang dialami wanita penderita kanker yang sudah tidak dapat disembuhkan 2. Memberikan ‘rumah’ yang mampu memahami wanita khususnya penderita kanker Mengapa WANITA? Wanita memiliki resiko kanker lebih tinggi dari pria dan beberapa jenis kanker yang menyerang masih bisa di deteksi dini Wanita merupakan sosok manusia yang mengandalkan perasaan dibandingkan laki- laki sehingga lebih mudah PALIATIF???? Pallium ‘JUBAH’ melindungi penderita dari berbaga i penderitaan yang disebabkan oleh penyakit yang dideritanya. Mengajak untuk deteksi dini kemudian mulai menuntun penderita yang tervonis dalam mengambil langkah perawatan hingga mengcover masalah psikososial yang dihadapi LATAR BELAKANG meningkatnya jumlah penderita kanker yang cukup pesat diimbangi dengan fasilitas yang menangani kanker pada tiap rumah sakit, tetapi masih sedikit fasilitas memadai yang mengatasi beban hidup yang dialami GRIYA PERAWATAN PALIATIF WANITA PENDERITA KANKER DI SURABAYA INTI DESAIN BAGAIMANA MENERAPKAN DESAIN BANGUNAN TERAPI (PENATAAN DAN ATMOSFER RUANG, FASAD, MATERIAL) ITU SENDIRI MENJADI MEDIA TERAPI DAN MEMBERI PENGARUH MENTAL PENDERITA ????

Transcript of 4. PERANCANGAN BANGUNAN 4.1 Masalah Desain...mengarah pada pemulihan psikososial penderita kanker....

Page 1: 4. PERANCANGAN BANGUNAN 4.1 Masalah Desain...mengarah pada pemulihan psikososial penderita kanker. Untuk menggambarkan proses pemulihan psikososial penderita kanker dalam desain bangunan,maka

54 Universitas Kristen Petra

4. PERANCANGAN BANGUNAN

4.1 Masalah Desain

Bagaimana menciptakan suatu fasilitas yang dapat mampu membawa para wanita terpanggil untuk deteksi dini dan meningkatkan kualitas hidup wanita penderita kanker melalui terapi yang diberikan serta menerapkannya dalam desain

RUMUSAN masalah DESAIN

PSIKOLOGI MANUSIA khususnya wanita penderita

kanker

1.Memahami: àapa yang dirasakan wanita sebelum memutuskan untuk memeriksakan dirinya à apa yang dirasakan wanita setelah tervonis kanker àapa yang dirasakan wanita pender ita kanker saat menjalani pengobatan àapa yang dialami wanita penderita kanker yang sudah tidak dapat disembuhkan 2. Memberikan ‘rumah’ yang mampu memahami wanita khususnya penderita kanker

Mengapa WANITA?

à Wanita memiliki resiko

kanker lebih tinggi dari pria

dan beberapa jenis kanker yang

menyerang masih bisa di

deteksi dini

àWanita merupakan sosok

manusia yang mengandalkan

perasaan dibandingkan laki-

laki sehingga lebih mudah

PALIATIF????

Palliumà ‘JUBAH’ à melindungi

penderita dari berbaga i penderitaan yang

disebabkan oleh penyakit yang dideritanya.

Mengajak untuk deteksi dini kemudian

mulai menuntun penderita yang tervonis

dalam mengambil langkah perawatan

hingga mengcover masalah psikososial

yang dihadapi

LATAR BELAKANG

meningkatnya jumlah penderita kanker yang

cukup pesat à diimbangi dengan fasilitas

yang menangani kanker pada tiap rumah sakit,

tetapi masih sedikit fasilitas memadai yang

mengatasi beban hidup yang dialami

GRIYA PERAWATAN PALIATIF WANITA

PENDERITA KANKER DI SURABAYA

INTI DESAIN

BAGAIMANA MENERAPKAN DESAIN BANGUNAN TERAPI (PENATAAN DAN ATMOSFER RUANG, FASAD, MATERIAL) ITU SENDIRI MENJADI MEDIA TERAPI DAN MEMBERI

PENGARUH MENTAL PENDERITA ????

Page 2: 4. PERANCANGAN BANGUNAN 4.1 Masalah Desain...mengarah pada pemulihan psikososial penderita kanker. Untuk menggambarkan proses pemulihan psikososial penderita kanker dalam desain bangunan,maka

55 Universitas Kristen Petra

4.2 Pendekatan Desain

Griya Perawatan Paliatif Wanita Penderita Kanker di Surabaya ini

hendak diwujudkan dengan menggunakan sentuhan-sentuhan arsitektur yang

mampu mencerminkan tujuan dan kegiatan-kegiatan pada gedung ini. Adapun

beberapa hal yang mempengaruhi pendekatan perancangan yaitu:

- memperhatikan psikologi manusia khususnya wanita baik sebelum menerima

maupun sesudah menerima vonis menderita penyakit kanker payudara dan

kanker rahim

Fakta: wanita adalah sosok yang memiliki tingkat kesensitifan lebih tinggi

dibandingkan pria. Wanita lebih mengandalkan perasaan dibandingkan logika

dalam menghadapi suatu hal dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, tingkat

depresi yang dihadapi wanita lebih mudah meningkat. Seringkali para wanita yang

mengidap kanker baru terdeteksi pada saat stadium lanjut dan hal ini

menyebabkan proses penyembuhan lebih sulit. Pada saat proses pengobatan dan

penyembuhan, penderita juga akan mengalami proses-proses sulit yang mampu

menciptakan rasa putus asa dan stres yang pada akhirnya mengarah pada depresi

dimana mampu menghambat proses penyembuhan tersebut.

Oleh karena itu, sarana yang disediakan dan suasana yang dihadirkan

perlu memperhatikan psikologi pengguna sekaligus mampu menciptakan rasa

senang, tenang dan penghadiran harapan bagi pengguna. Alam juga mampu

berperan didalamnya dikarenakan alam sendiri memiliki daya penyembuhan bagi

pasien baik secara nyata ataupun berupa stimuli.

4.3 Konsep Desain

Griya Perawatan Paliatif ini ingin memberikan pelayanan yang lebih

mengarah pada pemulihan psikososial penderita kanker. Untuk menggambarkan

proses pemulihan psikososial penderita kanker dalam desain bangunan,maka

perancangan menggunakan pendekatan psikologi. Dalam hal ini, pendekatan

psikologi diacukan pada kondisi psikis wanita baik yang pra maupun pasca kanker

dimana merupakan obyek utama dalam perawatan paliatif ini.

Adapun dampak psikis wanita terhadap kanker:

Page 3: 4. PERANCANGAN BANGUNAN 4.1 Masalah Desain...mengarah pada pemulihan psikososial penderita kanker. Untuk menggambarkan proses pemulihan psikososial penderita kanker dalam desain bangunan,maka

56 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.1 Psikologi wanita penderita kanker

Psikologi Wanita Pra dan Pasca kanker ini menunjukkan perlunya sebuah

penanganan yang lebih dari sekedar pengobatan fisik seperti yang telah diutarakan

pada tujuan paliatif. Paliatif memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup

penderita kanker dan bukan menyembuhkan. Maka konsep desain dari griya

perawatan paliatif ini diambil dari penggabungan antara psikologi wanita pra dan

pasca kanker dengan ‘PALIATIF’ itu sendiri. Penggabungan ini menghasilkan

kata kunci ‘PROTECTED ’.

Page 4: 4. PERANCANGAN BANGUNAN 4.1 Masalah Desain...mengarah pada pemulihan psikososial penderita kanker. Untuk menggambarkan proses pemulihan psikososial penderita kanker dalam desain bangunan,maka

57 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.2. Konsep

Kata kunci ‘PROTECTED’ ini masih merupakan bahasa verbal yang

perlu divisualisasikan secara intangible, yaitu seperti bentukan terselubung, stabil,

tidak melukai, melingkupi. Bentukan dasar yang mampu mewakili kriteria-kriteria

tersebut adalah LINGKARAN dengan berbagai aplikasinya. Pada gambar di atas,

aplikasi-aplikasi bentukan lingkaran mampu mewakili konsep ‘PROTECTED’

secara intangible.

4.4 Aplikasi Konsep pada Zona

Griya Perawatan Paliatif ini sangat berkonsentrasi pada psikologi yang

menjadi pende katan dalam desain. Maka aktivitas dan hubungan ruang yang

terjadi dalam griya ini terbagi menjadi 2 golongan besar, yaitu : PRA dan

PASCA wanita penderita kanker.

Page 5: 4. PERANCANGAN BANGUNAN 4.1 Masalah Desain...mengarah pada pemulihan psikososial penderita kanker. Untuk menggambarkan proses pemulihan psikososial penderita kanker dalam desain bangunan,maka

58 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.3 Hubungan Ruang

Griya Perawatan Paliatif sangat berkonsentrasi pada aktivitas terapinya

dimana menjadi fasilitas utamanya. Sesuai konsep terlindungnya, ada 2 partisipan

dalam perwujudan konsep yaitu objek pelindung dan objek terlindung. Kombinasi

antara aktivitas yang terjadi dengan perwujudan konsep menghasilkan 3 zona :

• Zona Publik : zona ‘PENERIMA’ dimana difungsikan sebagai tuan rumah dan

pendukung terselenggaranya aktivitas lainnya. Zona ini menjadi ‘lapisan

pelindung’ terluar.Zona ini terdiri dari : lobby, kantor pengurus, perpustakaan,

ruang seminar, ruang informasi, galeri dan servis

• Zona Semi Privat: zona ‘PERANTARA’ dimana menjadi area persiapan

sebelum benar-benar melalui proses terapi. Zona ini menjadi ‘ lapisan barrier’ .

Zona ini terdiri dari: area konsultasi, area pemeriksaan, area volunteer dan area

hunian.

• Zona Privat : zona ‘TERAPI’ dimana menjadi area yang paling utama dan

terlindung. Zona ini menjadi ‘lapisan terlindung’. Zona ini terdiri dari: Pain

therapy, Physical Treatment, Mental treatment, Spiritual Needs, Food Therapy,

Social Needs

Page 6: 4. PERANCANGAN BANGUNAN 4.1 Masalah Desain...mengarah pada pemulihan psikososial penderita kanker. Untuk menggambarkan proses pemulihan psikososial penderita kanker dalam desain bangunan,maka

59 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.4 Zona Bangunan

Berdasarkan analisa tapak, penempatan zona publik dan servis berada di

sisi luar yang berbatasan langsung dengan jalan karena tidak membutuhkan

privasi terlalu tinggi. Zona publik dan servis ini dapat menjadi obyek pelindung.

Sedangkan zona privat / te rapi ditempatkan pada posisi di tengah dan dapat

menjadi objek terlindung.

Gambar 4.5 Zona Perspektif

Page 7: 4. PERANCANGAN BANGUNAN 4.1 Masalah Desain...mengarah pada pemulihan psikososial penderita kanker. Untuk menggambarkan proses pemulihan psikososial penderita kanker dalam desain bangunan,maka

60 Universitas Kristen Petra

Griya ini terdiri dari beberapa massa yang ditata sesuai dengan konsep

desain. Penempatan massa zona publik ditempatkan di paling luar tapak yang

berbatasan langsung dengan lahan tetangga yang kemudian diikuti dengan zona

lainnya yang mengarah ke dalam tapak. Pola organisasi massa yang terbentuk

adalah sistem cluster yang mengarah ke dalam tapak dan tidak bersekuen. Griya

ini sifatnya informatif dan ramah sehingga sekuen tidak dimunculkan sehingga

pengunjung bebas mengeksplor informasi di tiap massa.

Gambar 4.6 Pola Organisasi Massa

4.5 Aplikasi Konsep pada Massa Bangunan

Konsep desain yang diperoleh melalui pendekatan psikologi

diaplikasikan ke dalam bentuk bangunan sehingga bangunan dapat mencerminkan

konsep yang digunakan. Pengaplikasian konsep ke dalam desain dilakukan

Page 8: 4. PERANCANGAN BANGUNAN 4.1 Masalah Desain...mengarah pada pemulihan psikososial penderita kanker. Untuk menggambarkan proses pemulihan psikososial penderita kanker dalam desain bangunan,maka

61 Universitas Kristen Petra

dengan mencari ciri khas dan menvisualisasikan bahasa verbal konsep

‘PROTECTED’.

Konsep ‘PROTECTED’ ini dikarakteristikkan sebagai sesuatu yang

terselubung, stabil, melingkupi, tidak melukai. Dari karakteristik tersebut,

perancangan dimulai dari bentukan dasar yang mampu menjadi patokan dalam

perkembangannya. Bentukan dasar yang dipilih adalah lingkaran. Menurut DK

Ching, Lingkaran adalah sesuatu yang terpusat, berarah ke dalam dan pada

umumnya bersifat stabil. Adapun aplikasi dari bentukan lingkaran yang mampu

mendukung karakter dari konsep sebagai berikut:

• TERSELUBUNG, mampu melindungi keseluruhan, ada perantara

Gambar 4.7 Aplikasi lingkaran 1

• 'STABIL', melingkupi yang labil (dinetralisir)

Gambar 4.8 Aplikasi lingkaran 2

Page 9: 4. PERANCANGAN BANGUNAN 4.1 Masalah Desain...mengarah pada pemulihan psikososial penderita kanker. Untuk menggambarkan proses pemulihan psikososial penderita kanker dalam desain bangunan,maka

62 Universitas Kristen Petra

• 'TIDAK BERSUDUT, aman dari 'benturan',lembut (tidak tajam)

Gambar 4.9. Aplikasi lingkaran 3

4.5.1 Aplikasi Bentuk Zona Publik

Bentuk bangunan mengikuti karakteristik dari konsep yang kemudian

diaplikasikan dengan secara berproses. Zona publik ini merupakan ‘kulit terluar’

dari penataan massa dan fungsinya sebagai pelindung. Maka bentukan dominan

yang dipakai adalah BUSUR yang merupakan bagian dari lingkaran. Bentukan

busur ini mampu mengekspresikan seolah-olah ‘merangkul’ bangunan lain yang

ada di dalam. Bentukan busur ini juga mampu member kesan introvert dimana

busur ini hadir dengan 2 arah baik horisontal maupun vertikal.

Gambar 4.10 Bangunan lobby dan kantor pengurus

Page 10: 4. PERANCANGAN BANGUNAN 4.1 Masalah Desain...mengarah pada pemulihan psikososial penderita kanker. Untuk menggambarkan proses pemulihan psikososial penderita kanker dalam desain bangunan,maka

63 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.11 Bangunan informasi dan galeri

Gambar 4.12 Bangunan servis

4.5.2 Aplikasi Bentuk Zona Semi Privat

Area ini merupakan perantara zona publik dengan zona privat. Zona ini

kebanyakan memiliki fungsi yang sudah mengarah pada terapi dan membutuhkan

keprivasian tingkat sedang. Aplikasi bentuk pada zona ini masih merupakan

transformasi bentuk lingkaran. Sesuai dengan fungsi Griya Perawatan Paliatif,

aplikasi bentuk bangunan antar zona dibuat mengalami proses ‘pemulihan’. Zona

publik yang masih berupa busur dimana sebagai zona awal, sedangkan zona semi

privat ini mulai memasuki proses terapi maka transformasi bentuk menjadi

lingkaran-tabung yang benar-benar tertutup.

Page 11: 4. PERANCANGAN BANGUNAN 4.1 Masalah Desain...mengarah pada pemulihan psikososial penderita kanker. Untuk menggambarkan proses pemulihan psikososial penderita kanker dalam desain bangunan,maka

64 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.13 Bangunan hunian

Gambar 4.14 Bangunan konsultasi dan pemeriksaan

Page 12: 4. PERANCANGAN BANGUNAN 4.1 Masalah Desain...mengarah pada pemulihan psikososial penderita kanker. Untuk menggambarkan proses pemulihan psikososial penderita kanker dalam desain bangunan,maka

65 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.15 Bangunan volunteer

4.5.3 Aplikasi Bentuk Zona Privat

Zona privat ini merupakan zona paling utama dimana terdapat aktivitas

terapi pemulihan penderita kanker. Pada aplikasi bentuknya, zona ini mengalami

penyempurnaan utuh dari bentukan dasar lingkaran, yaitu bola. Bola ini

merupakan bentukan yang mampu melingkupi dari segala sisi dan tidak memiliki

sudut tajam. Bola ini merupakan bentukan paling aman dan secara eksterior

mampu mencerminkan bentukan yang lembut dan bayangan akan ruang

dalamnya.

Gambar 4.16 Transformasi bentuk bola

Bentukan bola ini jika ditempatkan pada lahan datar cenderung

menggelinding dan menjadi tidak stabil. Maka dari itu, bentukan bola ini

‘dipotong’ pada bagian bawahnya untuk menimbulka n kestabilan.

Page 13: 4. PERANCANGAN BANGUNAN 4.1 Masalah Desain...mengarah pada pemulihan psikososial penderita kanker. Untuk menggambarkan proses pemulihan psikososial penderita kanker dalam desain bangunan,maka

66 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.17 Bangunan terapi

4.6 Konsep Ekspresi

Fungsi utama pada proyek ini adalah fasilitas TERAPI. Maka ekspresi

pada TERAPI dibuat menonjol dengan penggunaan warna paling muda dan

bentukan yang lebih ekstrim

Gambar 4.18 Tampak selatan

Bentukan bangunan yang berorientasi ke dalam terkesan sangat introvert.

Untuk tetap mampu mengundang pengunjung, area IN & OUT SITE diberikan

elemen yang menarik dan diorientasikan dengan sudut pandang dari jalan

Gambar 4.19 Tampak timur

Page 14: 4. PERANCANGAN BANGUNAN 4.1 Masalah Desain...mengarah pada pemulihan psikososial penderita kanker. Untuk menggambarkan proses pemulihan psikososial penderita kanker dalam desain bangunan,maka

67 Universitas Kristen Petra

WARNA - penggunaan warna hangat dan netral seperti oranye, krem dan

coklat untuk mengesankan sebuah GRIYA daripada sebuah rumah sakit. Warna

ini juga sekaligus sebagai terapi penderita untuk lebih merasa hangat,terlindung

dengan warna coklat dan krem tetapi juga termotivasi dengan warna kuning dan

oranye

MATERIAL - pemilihan material mengadopsi dari tipologi sebuah

GRIYA TROPIS. Penggunaan material beton, perpaduan atap tegola dan ijuk ,

elemen kayu dan batu alam mampu mendukung pencapaian image GRIYA

Gambar 4.20 Tampak utara

4.7 Pola Sirkulasi

Griya Perawatan Paliatif ini merupakan fasilitas kesehatan sehingga

diperlukan mobilitas kendaraan dan akses parkir yang tidak membingungkan dan

mudah pencapaiannya. Oleh karena itu, area arkir dibagi pada beberapa tempat

dan didekatkan pada massa-massa tertentu seperti massa lobby, massa

perpustakaan dan seminar, massa hunian dan servis untuk memudahkan

pencapaiannya.

Letak drop off sengaja disembunyikan untuk menguatkan kesan introvert

sebagai salah satu aplikasi konse p desain.

Page 15: 4. PERANCANGAN BANGUNAN 4.1 Masalah Desain...mengarah pada pemulihan psikososial penderita kanker. Untuk menggambarkan proses pemulihan psikososial penderita kanker dalam desain bangunan,maka

68 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.21 Pola Sirkulasi dalam Tapak

4.8 Penataan Ruang

Pola penataan ruang juga masih mencerminkan konsep ‘PROTECTED’

dimana pembagian ruang mengikuti layout luar bangunan. Untuk memunculkan

konsep ‘PROTECTED’ tersebut, antar ruang muncul banyak foyer sehingga akses

tidak langsung ke dalam ruang.

4.9 Pendalaman Karakter Ruang

Pemulihan terutama secara psikologi bagi penderita kanker menuntut

tidak hanya proses terapinya saja tetapi juga perlu adanya dukungan penciptaan

atmosfer ruang terapi dimana mampu membantu penderita menstimulasi sesuatu

yang menyenangkan sekaligus menenangkan.

Salah satu terapi yang sangat penting adalah terapi makanan dimana

terapi ini dapat dilakukan oleh wanita pra maupun pasca kanker. Tujuan dari

terapi makanan ini adalah menanamkan pola dan menu makanan sehat bagi

penderita pra dan terutama pasca kanker.Terapi makanan disini lebih mengarah

pada proses penerimaan dan membiasakan penderita lebih mau memilih makanan

sehat.

Area in & out mobil utama

Akses in & out sepeda motor

utama

Akses out mobil (servis& khusus hunian)

Area drop off

Page 16: 4. PERANCANGAN BANGUNAN 4.1 Masalah Desain...mengarah pada pemulihan psikososial penderita kanker. Untuk menggambarkan proses pemulihan psikososial penderita kanker dalam desain bangunan,maka

69 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.22 Larangan kebiasaan makanan

Adapun karakter pada terapi makanan ini adalah:

• edukasi (memberikan info mengenai menu sehat)

• persuasif ( memberikan daya tarik untuk menu sehat)

• kelompok (dituntut adanya sharring)

• hangat (memberikan suasans yang akrab)

Rangkaian kegiatan pa da terapi makanan:

1. melihat jadwal dan menu hari ini à mendaftar edukasi DEMO MASAK

mengikuti demo masak /melihat

2. mengikuti edukasi otodidak à mengikuti jadwal MAKAN MENU SEHAT

sambil menikmati GALERI SEHAT pada area ruang makan

Desain Ruang terapi makanan secara keseluruhan:

• SKALA-memadukan skala intim dan skala yang renggang sehingga mampu

memberikan efek yang melindungi tetapi tidak mengikat dan menekan

• MATERIAL&PERABOT - menggunakan elemen lembut, tumpul agar tidak

berpotensi melukai pengguna yang merupakan penderita, juga memperhatikan

pengguna kursi roda

• POLA PENATAAN - cenderung berkelompok untuk menciptakan suasana

sharring dan hangat, menghindari 2atau cuma 1 org

• WARNA - menggunakan warna cerah, semangat dan hangat seperti kuning,

oranye dan coklat yang diharapkan mampu membangkitkan semangat pengguna

untuk melakukan terapi

Page 17: 4. PERANCANGAN BANGUNAN 4.1 Masalah Desain...mengarah pada pemulihan psikososial penderita kanker. Untuk menggambarkan proses pemulihan psikososial penderita kanker dalam desain bangunan,maka

70 Universitas Kristen Petra

• PENCAHAYAAN- menggunakan penerangan task lighting dengan teknik direct

lighting pada proses edukasi sehingga mampu melihat dengan jelas apa yang

dipelajari. Sedangkan pada proses makan menggunakan teknik indirect lighting

sehingga mampu menyamarkan makanan dan menjadikan ruang lebih terkesan

hangat

• UTILITAS - pengguna cenderung rentan dalam kesehatan yang tidak bisa

berada pada kondisi berlebihan. Maka penggunaan AC diusahakan tidak

langsung mengenai pengguna. Juga tetap menyediakan ventilasi udara terutama

pada area demo dan masak sehingga udara masih sehat.

4.9.1 Area Demo (edukasi)

Area ini ditujukan untuk pembelajaran sehingga perlu menggunakan

warna yang mampu memotivasi seperti kuning dan oranye.

Sistem penghawaan menggunakan penghawaan alami sehingga

memungkinkan pertukaran udara dari dalam yang kurang sehat akibat asap dan

uap air masakan.

Pencahayaan menggunakan lampu pijar dengan teknik task lighting tepat

pada area masak dengan pemilihan lampu hemat tenaga sehingga tidak

menambah panas ruang dan tidak mudah pecah.

Page 18: 4. PERANCANGAN BANGUNAN 4.1 Masalah Desain...mengarah pada pemulihan psikososial penderita kanker. Untuk menggambarkan proses pemulihan psikososial penderita kanker dalam desain bangunan,maka

71 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.23 Denah dan contoh material

Material banyak menggunakan permukaan yang halus untuk

memudahkan maintenance terutama pada lantai agar tidak menyulitkan

pengguna kursi roda.

Gambar 4.24. Perspektif interior ruang demo

Page 19: 4. PERANCANGAN BANGUNAN 4.1 Masalah Desain...mengarah pada pemulihan psikososial penderita kanker. Untuk menggambarkan proses pemulihan psikososial penderita kanker dalam desain bangunan,maka

72 Universitas Kristen Petra

4.9.2 Area Makan (kelompok)

Pada area makan yang juga berfungsi sebagai galeri edukasi

menggunakan lampu CFL (halogen hemat energi) yang memiliki color rendering

dimana membuat benda lebih menarik untuk dilihat. Juga menggunakan skylight

pada pagi hingga siang hari dimana cahaya matahari memiliki color rendering

terbaik untuk benda tetapi dibiaskan agar silau dan panas yang dihasilkan tidak

menganggu aktivitas di dalamnya. Lampu ini sangat berperan penting agar

mampu membuat makanan sehat lebih menarik untuk dimakan.

Gambar 4.25 Potongan

Area ini memainkan skala ruang untuk memberikan variasi bagi

pengguna ruang sehingga akan teras tidak membosankan dan betah tetap

melakukan terapi.

Page 20: 4. PERANCANGAN BANGUNAN 4.1 Masalah Desain...mengarah pada pemulihan psikososial penderita kanker. Untuk menggambarkan proses pemulihan psikososial penderita kanker dalam desain bangunan,maka

73 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.26 Denah

Gambar 4.27 Contoh Material

MATERIAL - banyak menggunakan perpaduan kayu dari warna dan

jenisnya untuk mengesankan suasana hangat sehingga terapi tidak terasa kaku.

Pemberian warna hijau sebagai aksen penyegar juga merupakan simbolisasi dari

warna dominan sayuran yang menjadi topik utama dalam menu sehat

Page 21: 4. PERANCANGAN BANGUNAN 4.1 Masalah Desain...mengarah pada pemulihan psikososial penderita kanker. Untuk menggambarkan proses pemulihan psikososial penderita kanker dalam desain bangunan,maka

74 Universitas Kristen Petra

Gambar4.28 Perspektif interior

4.10 Sistem Utilitas

4.10.1 Sistem Distribusi Air Bersih

Sistem Distribusi menggunakan sistem up feed dengan pertimbangan

bahwa bangunan berupa massa banyak dan bentukan tidak datar serta penggunaan

air hanya pada jam tertentu saja.T andon ditempatkan di area servis dekat dengan

pompa.

Page 22: 4. PERANCANGAN BANGUNAN 4.1 Masalah Desain...mengarah pada pemulihan psikososial penderita kanker. Untuk menggambarkan proses pemulihan psikososial penderita kanker dalam desain bangunan,maka

75 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.29 Utilitas Air Bersih

Adapun skema Distribusi Air Bersih sebagai berikut:

PDAM à METERAN AIR à TANDON BAWAH à POMPA àSHAFT TIAP

MASSA à KRAN WASTAFEL,KLOSET,URINOIR,SHOWER

4.10.2 Sistem Pembuangan Air Kotor dan Kotoran

Griya Perawatan Paliatif ini berada di daerah Surabaya Barat yang

memiliki kondisi tanah tidak stabil (bergerak) sehingga sangat tidak cocok

menggunakan septitank dikarenakan peluang bocor sangat besar. Selain itu,

fasilitas ini bermassa banyak maka dipertimbangkan air kotor dan kotoran

dibuang ke STP.

Tandon

bawah

meteran

Page 23: 4. PERANCANGAN BANGUNAN 4.1 Masalah Desain...mengarah pada pemulihan psikososial penderita kanker. Untuk menggambarkan proses pemulihan psikososial penderita kanker dalam desain bangunan,maka

76 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.30 Utilitas Air Kotor dan Kotoran

Adapun skema sistem air kotor dan kotoran :

Wastafel,floor drain àpipa air kotor pada shaft tiap massa

STP

Kloset àpipa kotoran pada shaft tiap massa

4.10.3 Sistem Distribusi Listrik

Listrik diambil dari PLN serta disediakan GENSET. GENSET disini

berfungsi sebagai cadangan tenaga apabila sewaktu-waktu terjadi pemadaman

listrik. Penempatan Gardu pemindah listrik PLN berada pada area servis. Ruang

PLN didekatkan dengan ruang trafo, ruang MDP ( Main Distribution Panel) dan

ruang Genset.

STP

Page 24: 4. PERANCANGAN BANGUNAN 4.1 Masalah Desain...mengarah pada pemulihan psikososial penderita kanker. Untuk menggambarkan proses pemulihan psikososial penderita kanker dalam desain bangunan,maka

77 Universitas Kristen Petra

Adapun skema distribusi listrik:

R.GENSET

Tiang listrik PLN à R.PLN à R.TRAFO à R.MDP

PANEL TIAP MASSA

4.10.4 Sistem Pembuangan Air Hujan

Air hujan ditampung di talang kemudian dialirkan menuju bak kontrol

kemudian dibuang menuju saluran kota.

4.11 Sistem Struktur dan Bahan

Konstruksi bangunan menggunakan perpaduan baja, beton dan kayu.

Penggunaan baja pada massa yang memiliki bentang yang cukup lebar seperti

pada massa bola berkisar ±20 meter, sedangkan kontruksi beton digunakan pada

massa-masa kecil yang hanya memiliki 1 tingkat. Kontruksi kayu hanya

digunakan pada atap saja yang beberapa masih menggunakan struktur

konvensional demi memberikan image ‘griya’.

Gambar 4.31 Aksono Struktur