4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

25
KEMISKINAN, KETIMPANGAN, DAN PEMBANGUNAN mateRi_px mini

description

 

Transcript of 4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

Page 1: 4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

KEMISKINAN, KETIMPANGAN, DAN PEMBANGUNAN

mateRi_px mini

Page 2: 4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

MENGUKUR KETIMPANGAN DAN KEMISKINAN

Penanggulangan kemiskinan dan ketimpangan distribusi pendapatan.

Inti dari semua masalah pembangunan

Tujuan utama kebijakan pembangunan

Kemiskinan ekonomi dan ketimpangan dalam hal distribusi pendapatan dan aset merupakan masalah ketimpangan kecil dalam masalah ketimpangan sebenarnya.

Ketimpangan yang mungkin lebih penting adalah ketimpangan kekuasaan, prestise, status, gender, kepuasan kerja, kondisi kerja, derajat pertisipasi, kebebasan memilih dan berbagai dimensi lain yang berkaitan dengan komponen makna pembangunan.

Page 3: 4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

Dua ukuran pokok untuk membedakan distribusi pendapatan:

1. Distribusi pendapatan perseorangan (personal distribution of income) atau distribusi ukuran pendapatan (size distribution of income) Menghitung secara langsung jumlah penghasilan yang diterima

oleh setiap individu atau rumah tangga Sumber penghasilan tidak dipermasalahkan (berasal dari gaji

tempatnya berkerja, bunga deposito, hasil sewa, hadiah, ataupun warisan)

Lokasi sumber penghasilan (desa/kota) maupun sektor bidang kegiatan yang menjadi sumber penghasilan (pertanian, manufaktur, perdagangan, jasa) diabaikan

Page 4: 4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

Metode:

Mengurutkan semua individu/rumah tengga berdasarkan pendapatan yang diterimanya, kemudian membagi total populasi menjadi sejumlah kelompok atau ukuran, dengan lima kelompok atau kuintil (quintiles) dan sepuluh kelompok atau desil (decile)

1) Tabel distribusi ukuran pendapatan perseorangan

Memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara persentase penerima pendapatan dengan persentase pendapatan total yang benar-benar diterima individu/rumah tangga, misalnya satu tahun

2) Kurva Lorenz (Lorenz Curve)

Menghitung rasio bidang yang terletak antara garis diagonal dan Kurva Lorenz dibagi dengan luas separuh segi empat dimana Kurva Lorenz itu berada

3) Koefisien gini dan ukuran ketimpangan agregat

Page 5: 4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

Tabel 1. Distribusi Ukuran Pendapatan Perseorangan di Sebuah Negara Berkembang Berdasarkan Pangsa Pendapatan– Kuintil dan Desil

1) Tabel distribusi ukuran pendapatan perseorangan

Perhatikan Contoh Masing-masing Metode

Page 6: 4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

IndividuPendapatan

Perorangan (unit uang)

Pangsa (%) dari Pendapatan Total

Kuintil Desil

1 0,82 1,0 1,83 1,44 1,8 5 3,25 1,96 2,0 3,97 2,48 2,7 9 5,19 2,8

10 3,0 5,811 3,412 3,8 13 7,213 4,214 4,8 9,015 5,916 7,1 22 13,017 10,518 12,0 22,519 13,520 15,0 5,1 28,5

Total 100,0 100 100,0Total (Pendapatan Nasional)

Catatan: ukuran ketimpangan = rasio 20 persen terkaya dibagi dgn 40 persen termiskin 51/14=3,64

Page 7: 4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

Keterangan:

a. Kuintil Rumah tangga digolongkan menjadi 5 kelompok yang masing-

masing terdiri 4 dari individu/rumah tangga (kolom 3) Kuintil pertama (individu 1-4) menunjukkan 20% populasi

terbawah pada skala pendapatan. Kelompok ini hanya menerima 5% (5 unit uang) dari pendapatan nasional total

Kuintil kedua (individu 5-8) menerima 9% dari pendapatan total. Jadi 40% populasi terendah (kuintil 1 dan 2) hanya menerima

14% dari pendapatan, sedangkan 20% teratas (kuintil 5) dari populasi menerima 51% dari pendapatan total

Ukuran ketimpangan = rasio 20% terkaya dibagi dengan 40% termiskin = 51/14 = 3,64

b. Desil Desil pertama, 10% populasi terbawah (2 individu paling miskin)

hanya menerima 1,8% dari pendapatan total, sedangkan 10% kelompok teratas (2 individu terkaya) menerima 28,5%

Ukuran ketimpangan = rasio 20% terkaya dibagi dengan 40% termiskin = 22,5/5,1 = 4,41

Page 8: 4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

2) Kurva Lorenz (Lorenz Curve)

Gambar 1. Kurva Lorenz (Lorenz Curve)

Page 9: 4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

Keterangan: Kurva Lorenz menggunakan data desil (populasi terbagi menjadi

10 kelompok, dengan kata lain sumbu horisontal dan sumbu vertikal dibagi menjadi 10 kelompok desil

Titik A menunjukkan bahwa 10% kelompok terbawah (termiskin) dari total penduduk hanya menerima 1,8% dari pendapatan total, titik B menunjukkan bahwa 20% kelompok terbawah hanya menerima 5% dari pendapatan total

Semakin jauh jarak Kurva Lorenz dari garis diagonal (yang merupakan garis pemerataan sempurna), semakin timpang atau tidak merata distribusi pendapatannya

Page 10: 4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

Gambar 2. Distribusi Pendapatan yang Relatif Merata (a) dan Distribusi Pendapatan yang Relatif tidak Merata (b)

Page 11: 4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

3) Koefisien gini dan ukuran ketimpangan pendapatan

Gambar 3. Memperkirakan Koefisien Gini

Page 12: 4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

Keterangan:

Koefisien gini = ukuran ketimpangan agregat yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan sempurna). Koefisien gini untuk negara-negara yang derajat ketimpangannya tinggi berkisar antara 0,5 – 0,70. Untuk negara-negara yang distribusi pendapatannya relatif merata berkisar antara 0,20 – 0,35.

1. Prinsip Anonimitas (Anonimity Principle) = ukuran ketimpangan tidak tergantung pada siapa yang mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi

2. Prinsip Independensi Skala (Scale Independence Principle) = ukuran ketimpangan tidak tergantung pada ukuran perekonomian suatu negara

3. Prinsip Independensi Populasi (Population Independence Principle) = pengukuran ketimpangan tidak didasarkan pada jumlah penerima pendapatan (jumlah penduduk)

4. Prinsip Transfer (Transfer Principle) = mengasumsikan semua pendapatan yang lain konstan, jika kita mentransfer sejumlah pendapatan dari orang kaya ke orang miskin, maka akan dihasilkan distribusi pendapatan baru yang lebih merata

Beberapa kriteria untuk memenuhi koefisien gini:

Page 13: 4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

2. Distribusi pendapatan fungsional atau pangsa distribusi pendapatan per faktor produksi (functional or factor share distribution of income) Ukuran ini berfokus pada bagian dari pendapatan nasional total

yang diterima oleh masing-masing faktor produksi (tanah, tenaga kerja, dan modal)

Pada dasarnya ukuran ini mempersoalkan persentase penghasilan tenaga kerja secara keseluruhan, bukan sebagai unit-unit usaha atau faktor produksi yang terpisah secara individual, dan membandingkannya dengan persentase pendapatan total yang dibagikan dalam bentuk sewa, bunga, dan laba

Analisis pendekatan fungsional ini tidak memperhatikan penerimaan individu yang berasal dari seluruh sumberdaya yang dimilikinya

Page 14: 4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

Cakupan kemiskinan absolut = sejumlah penduduk yang tidak mampu mendapatkan sumberdaya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar

Pengukuran kemiskinan absolut dapat dihitung dengan menggunakan tiga buah pendekatan, yaitu:1) Melihat tingkat pendapatan riil yang diterima Bank Dunia

Masyarakat yang hidup di bawah tingkat pendapatan riil minimum tertentu atau di bawah garis kemiskinan internasional

Rumus:

TPG = Jurang Kemiskinan Total (Total Poverty Gap) = jumlah uang per hari yang diperlukan untuk mengangkat perekonomian setiap orang miskin di suatu negara sampai pada standar pendapatan minimum yang telah ditentukanYi = Jumlah pendapatan orang miskinYp = Jumlah pendapatan yang berada di bawah garis kemiskinan absolut

Keterangan:

Page 15: 4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

Rumus:

APG = Jurang Kemiskinan Rata-rata (Average Poverty Gap)TPG = sdaN = Populasi total

Keterangan:

APG = TPG/N

Rumus: AIS = TPG/H

AIS = Jumlah rata-rata pendapatan kaum miskin yang berada di bawah garis (Average Income Shortfall)TPG = sdaH = Kaum miskin per kapita

Keterangan:

Rumus: NIS = AIS/Yp

NIS = Garis kemiskinan yang menghasilkan ukuran fraksional (dapat dipilah) (Normalized Income Shortfall)AIS = sdaYp = Kaum miskin per kapita

Keterangan:

Page 16: 4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

2) Ukuran Foster-Greer-ThorbeckeKemiskinan absolut dapat dihitung dengan melihat ketimpangan distribusi pendapatan dari orang miskin

Rumus:

Pα = Indeks Foster-Greer-Thorbecke (FGT)N = Jumlah penduduk (populasi)Yi = Jumlah pendapatan orang miskinYp = Jumlah pendapatan yang berada di bawah garis kemiskinan absolutH = Kaum miskin per kapita

Keterangan:

Indeks Pα mempunyai bentuk yang berbeda-beda, tergantung pada nilai α

Page 17: 4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

Jika α = 2, ukuran yang dihasilkan P2, dapat ditulis sebagai berikut:

P2 = (H/N) [NIS2 + (1 – NIS)2 (CVp)2]

Jika P2 meningkat, maka H/N, NIS, dan CVp (variasi pendapatan antar kaum miskin) meningkat

Pada rumus tersebut terdapat penekanan yang lebih besar pada distribusi pendapatan diantara kaum miskin (CVp) jika NIS kecil dan penekanan yang lebih kecil bila NIS besar

Ukuran P2 banyak digunakan sebagai ukuran kemiskinan standar oleh Bank Dunia, Bank Pembangunan Regional, dan sebagian besar lembaga PBB, dan untuk penelitian empiris mengenai kemiskinan karena sensitivitasnya terhadap kedalaman dan parahnya kemiskinan

Keterangan:

Page 18: 4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

3) Indeks Kemiskinan Manusia (Human Poverty Index – HPI)Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index – HDI)

Kemiskinan manusia harus diukur dalam satuan hilangnya tiga hal utama (three key deprivations), yaitu:

1. Kehidupan (lebih dari 30% penduduk negara-negara yang paling miskin cenderung hidup kurang dari 40 tahun)

2. Pendidikan dasar (diukur oleh persentase penduduk dewasa yang buta huruf)

3. Keseluruhan ketetapan ekonomi (economic provisioning, diukur oleh persentase penduduk yang tidak memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan dan air bersih ditambah persentase anak-anak di bawah usia 5 tahun yang kekurangan berat badan)

Page 19: 4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

KEMISKINAN, KETIMPANGAN, DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

Kesejahteraan sosial berhubungan positif dengan pendapatan per kapita, namun berhubungan negatif dengan kemiskinan dan tingkat ketimpangan distribusi pendapatan

W = W (Y, I, P)Persamaan:Keterangan:W = Kesejahteraan sosialY = Pendapatan per kapita (berhubungan (+))I = Ketimpangan distribusi pendapatan (berhubungan (-))P = Kemiskinan absolut (berhubungan (-))

Pentingnya mempelajari ketimpangan distribusi pendapatan yang terjadi diantara orang-orang yang berada di atas garis kemiskinan:

1. Ketimpangan yang ekstrim menyebabkan inefisiensi ekonomi Ketimpangan yang semakin tinggi akan menyebabkan semakin

kecilnya bagian populasi yang memenuhi syarat untuk mendapatkan pinjaman atau sumber kredit yang lain

Page 20: 4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

2. Disparitas (perbedaan) pendapatan yang ekstrim melemahkan stabilitas sosial dan solidaritas Ketimpangan yang tinggi akan memperkuat kekuatan politis

golongan kaya dan kekuatan tawar-menawar ekonomi mereka Kekuatan yang dimiliki golongan kaya akan digunakan untuk

mengarahkan berbagai hasil pembangunan demi kepentingannya sendiri

3. Ketimpangan distribusi pendapatan dipandang tidak adil Seandainya manusia bisa memilih dalam hidupnya, maka dia

akan memilih dalam keadaan memiliki tingkat pendapatan yang tinggi dan tinggal di daerah yang mempunyai tingkat ketimpangan distribusi pendapatan yang merata

Page 21: 4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

KEMISKINAN ABSOLUT

Kemiskinan di dunia diharapkan bisa hilang selamanya dengan bergantinya abad. Hasil ini tergantung pada:

1. Tingkat pertumbuhan ekonomi Pertumbuhan ekonomi dapat berjalan secara

berkesinambungan2. Jumlah sumberdaya yang dialokasikan untuk program-program

pengentasan kemiskinan dan kualitas dari program-program tersebut

Keterangan: Pertumbuhan yang cepat dan berkesinambungan, serta program pengentasan kemiskinan yang terancang baik dan dilaksanakan tepat waktu benar-benar dapat mengurangi kemiskinan absolut dengan lebih cepat, namun tanpa kedua faktor ini tujuan tersebut tidak akan tercapai sama sekali

Page 22: 4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

KARAKTERISTIK EKONOMI KELOMPOK MASYARAKAT MISKIN

Miskin sekali: batas tingkat pengeluaran per kapita per tahun kurang dari 240 kg beras bagi penduduk pedesaan dan 360 kg beras bagi penduduk perkotaan

Miskin: mereka yang mempunyai tingkat pengeluaran kurang dari 320 kg beras bagi penduduk pedesaan dan 480 kg beras untuk penduduk perkotaan

Paling miskin: pengeluaran kurang dari 180 kg beras bagi penduduk pedesaan dan 270 kg beras penduduk pedesaan dan 270 kg beras bagi penduduk perkotaan

Page 23: 4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

Beberapa pendekatan kebijakan atas masalah kemiskinan terkait dengan ketimpangan distribusi pendapatan di negara-negara berkembang:1. Serangkaian kebijakan yang dirancang guna mengoreksi

berbagai distorsi harga-harga relatif dari masing-masing faktor produksiTujuan: untuk menjamin pembentukan harga-harga pasar,yang selanjutnya akan mampu memberikan sinyal-sinyal dan insentif yang tepat (sesuai dengan kepentingan sosial), bagi para produsen maupun pemasok sumber-sumber daya

2. Serangkaian kebijakan yang khusus dibuat untuk memodifikasi ukuran distribusi pendapatan: Pada kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi, melalui

pajak progresif atas pendapatan dan kekayaan mereka Pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah, melalui:

tunjangan langsung, upaya-upaya penyediaan berbagai macam barang konsumsi, peningkatan jasa-jasa pelayanan yang dibiayai oleh pemerintah, misalnya program ketenagakerjaan

3. Seperangkat target kebijakan yang secara langsung memperbaiki kaum miskin dan komunitasnya, melalui skema jaring pengaman yang menawarkan program pengembangan kapabilitas serta modal manusia dan sosial dari kaum miskin, antara lain: keuangan mikro, kesehatan, pendidikan, pembangunan pertanian, keberlangsungan lingkungan, program pengembangan dan pemberdayaan

Page 24: 4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

MENURUT SAUDARA/I KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGGULANGI KEMISKINAN APAKAH SUDAH EFEKTIF ATAU TIDAK?

BAHAN DISKUSI

Page 25: 4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA

Todaro, M.P. dan Stephen C.S. 2011. Pembangunan Ekonomi Edisi Kesembilan. Erlangga. Jakarta.

www.almasdi.unri.ac.id