4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan,...

70
4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Tangerang terletak pada posisi 106 o 20’ sampai 106 o 43’ BT dan diantara 6 o 00’ sampai 6 o 22’ LS. Posisi geografi Kabupaten Tangerang yang persis berbatasan dengan DKI Jakarta telah menyebabkannya menjadi daerah penyangga, sebagaimana juga dengan Kota Tangerang, Kota Depok, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Bekasi. Besarnya pengaruh perkembangan DKI Jakarta terhadap Tangerang ditunjukkan dengan cukup pesatnya perkembangan ekonomi Tangerang, baik dicirikan oleh pertumbuhan berbagai jenis investasi maupun dampak sosialnya (antara lain pertambahan penduduk). Jakarta sebagai suatu kawasan pusat kegiatan pemerintahan dan bisnis utama di Indonesia tidak mampu lagi menampung dinamika perkembangan penduduk DKI dan kegiatannya, termasuk mengakomodasi arus investasi, khususnya sektor industri manufaktur. Hal ini mengakibatkan tumbuhnya migrasi pekerja industri, baik yang bekerja di wilayah DKI Jakarta maupun di Tangerang. Wilayah kabupaten ini secara administratif terbagi menjadi 26 kecamatan dan 328 desa. Dari 26 kecamatan yang menjadi wilayah Kabupaten Tangerang, hanya 7 kecamatan yang mempunyai wilayah pesisir dan lautan, yaitu terdiri dari Kecamatan Kosambi, Teluk Naga, Paku Haji, Sukadiri, Mauk, Kemiri, dan Kecamatan Kronjo. Luas wilayah Kabupaten Tangerang adalah 1.110,38 km 2 . Jika dilihat dari jumlah penduduk yang ada di kawasan pesisir, maka wilayah pesisir Kabupaten Tangerang memiliki 541.076 jiwa atau sebesar 16,20 % dari total penduduk Kabupaten Tangerang, atau sebesar 7, 25 % dari total penduduk Provinsi Banten. Jumlah penduduk pesisir Tangerang pada tahun 2002 ini merupakan hasil estimasi berdasarkan prakiraan penduduk Kabupaten Tangerang pada Laporan Revisi RTRW Kabupaten Tangerang (BAPPEDA 2001). Namun demikian, hasil pengolahan PKSPL IPB terhadap data kependudukan (BAPPEDA 2004) menunjukkan bahwa dinamika jumlah penduduk Kabupaten

Transcript of 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan,...

Page 1: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN

4.1 Keadaan Umum

Kabupaten Tangerang terletak pada posisi 106o20’ sampai 106o43’ BT

dan diantara 6o00’ sampai 6o22’ LS. Posisi geografi Kabupaten Tangerang yang

persis berbatasan dengan DKI Jakarta telah menyebabkannya menjadi daerah

penyangga, sebagaimana juga dengan Kota Tangerang, Kota Depok, Kabupaten

Bogor, dan Kabupaten Bekasi. Besarnya pengaruh perkembangan DKI Jakarta

terhadap Tangerang ditunjukkan dengan cukup pesatnya perkembangan ekonomi

Tangerang, baik dicirikan oleh pertumbuhan berbagai jenis investasi maupun

dampak sosialnya (antara lain pertambahan penduduk). Jakarta sebagai suatu

kawasan pusat kegiatan pemerintahan dan bisnis utama di Indonesia tidak mampu

lagi menampung dinamika perkembangan penduduk DKI dan kegiatannya,

termasuk mengakomodasi arus investasi, khususnya sektor industri manufaktur.

Hal ini mengakibatkan tumbuhnya migrasi pekerja industri, baik yang bekerja di

wilayah DKI Jakarta maupun di Tangerang.

Wilayah kabupaten ini secara administratif terbagi menjadi 26 kecamatan

dan 328 desa. Dari 26 kecamatan yang menjadi wilayah Kabupaten Tangerang,

hanya 7 kecamatan yang mempunyai wilayah pesisir dan lautan, yaitu terdiri dari

Kecamatan Kosambi, Teluk Naga, Paku Haji, Sukadiri, Mauk, Kemiri, dan

Kecamatan Kronjo.

Luas wilayah Kabupaten Tangerang adalah 1.110,38 km2. Jika dilihat

dari jumlah penduduk yang ada di kawasan pesisir, maka wilayah pesisir

Kabupaten Tangerang memiliki 541.076 jiwa atau sebesar 16,20 % dari total

penduduk Kabupaten Tangerang, atau sebesar 7, 25 % dari total penduduk

Provinsi Banten. Jumlah penduduk pesisir Tangerang pada tahun 2002 ini

merupakan hasil estimasi berdasarkan prakiraan penduduk Kabupaten Tangerang

pada Laporan Revisi RTRW Kabupaten Tangerang (BAPPEDA 2001). Namun

demikian, hasil pengolahan PKSPL IPB terhadap data kependudukan

(BAPPEDA 2004) menunjukkan bahwa dinamika jumlah penduduk Kabupaten

Page 2: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

99

Tangerang telah meningkat sebanyak 463,51 % dari tahun 1961 (643.647 jiwa)

sampai tahun 2002 (3.185.994 jiwa) (PKSPL IPB 2004)

Tahun 2002, Kecamatan Kosambi berpenduduk 103.701 jiwa, dan nomor

dua penduduk kecamatan pesisir terbanyak setelah Teluk Naga, yaitu sebanyak

109.157 jiwa (BAPPEDA 2004). Jumlah ini meningkat jika dibandingkan

dengan data tahun 1999, yaitu 75.921 jiwa tinggal di Kecamatan Kosambi

(kenaikan 36,59 %), dan 94.140 jiwa tinggal di Kecamatan Teluk Naga (kenaikan

15,95 %). Dengan demikian, kenaikan populasi penduduk di Kecamatan

Kosambi hampir mencapai 2,3 kali lipat dibandingkan dengan populasi penduduk

di Kecamatan Teluk Naga.

Salah satu kawasan yang sangat dinamik di Kecamatan Kosambi adalah

Desa Dadap. Tingginya dinamika yang terjadi di desa ini disebabkan oleh

beberapa hal, yaitu:

(1) Berbatasan dengan wilayah DKI Jakarta Utara yaitu dengan Kelurahan

Kamal Muara;

(2) Dekat dengan jalur tol bandara;

(3) Terdapat pangkalan pendaratan ikan (PPI) Dadap;

(4) Muara Kali Perancis merupakan tempat berlabuhnya beberapa kapal

pesiar (yacht);

(5) Terdapatnya areal pergudangan dengan segala aktivitas bongkar

muatnya;

(6) Sumberdaya manusia untuk pekerjaan yang tidak spesifik tersedia

cukup banyak.

Menurut informasi, pemukiman Dadap di lokasi tanah Perum Angkasa

Pura (PAP) dan Pemda ini mulai tumbuh sekitar awal 1976. Para nelayan yang

tergusur dari Muara Karang berpindah ke sini. Mereka mulai memadatkan tanah

dan membangun rumah-rumah sederhana di tepi Kali Perancis, mulai dari tepi

laut sampai ke darat sekitar dua kilometer. Lambat laun, tumbuhlah sebuah

kampung, lengkap dengan masjid, gereja, madrasah, dan kantor KUD. Bahkan,

di kampung ini akhirnya dibentuk RT dan RW. Warga juga membayar Pajak

Bumi Bangunan, meski sejak 1991 berhenti (Republika Online 1996).

Page 3: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

100

Dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten Tangerang

(Dinas Tata Ruang dan Bangunan 2001), di kawasan pantura direncanakan akan

dikembangkan beberapa kawasan wisata, yaitu di Pulau Cangkir (Kecamatan

Kronjo), Tanjung Kait Kecamatan Sukajadi, Tanjung Burung dan Tanjung Pasir

(Kecamatan Teluk Naga), Arukan/Muara (Kecamatan Kosambi), Salembaran Jati

dan Dadap (Kecamatan Kosambi). Kawasan-kawasan wisata tersebut secara

terpadu akan dialokasikan untuk 3 kegiatan utama, yaitu kawasan perumahan,

kawasan wisata, dan kawasan campuran wisata dan perumahan. Objek wisata

andalan di Kecamatan Kosambi adalah Pantai Dadap, dimana aktivitas yang

direncanakan adalah:

(1) wisata keluarga:

1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar

ikan, dan pasar sayur

2) daerah komersial, meliputi restoran, penginapan, play ground dan

tempat olah raga terbuka, taman-taman, serta tempat parkir.

(2) Wisata lahan pertanian dan tambak

(3) Pembenahan kegiatan-kegiatan hiburan

(4) Pembukaan gerbang tol Jakarta-Cengkareng ke arah Dadap

(5) Perbaikan jalur jalan

(6) Pengadaan air bersih

(7) Pengadaan jaringan infrastruktur

Disamping rencana-rencana sektor pariwisata tersebut di atas, kebijakan

sektor perhubungan (Dinas Tata Ruang dan Bangunan 2001) adalah:

(1) Pembangunan fasilitas pergudangan di Kecamatan Kosambi dan pelabuhan

peti kemas di sekitar muara Kali Perancis;

(2) Membangun dermaga wisata bahari di kawasan wisata Tanjung Pasir.

Sektor perikanan dan kelautan juga mempunyai beberapa rencana di

kawasan pantura tersebut, yakni:

(1) Relokasi kawasan pertambakan dari Kecamatan Kosambi, Teluk Naga,

dan Paku Haji, ke Kecamatan Mauk dan Kronjo;

(2) Membangun TPI dan pelabuhan nelayan di muara Kali Perancis.

Page 4: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

101

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sampai tahun 2004, hanya

sedikit fasilitas pelabuhan dan TPI yang secara permanen dibangun di muara Kali

Perancis. Artinya, TPI Dadap sebenarnya sudah tidak berfungsi lagi, baik

sebagai tempat pelelangan ikan maupun tempat pendaratan ikan. Kadang-kadang

ada para nelayan atau pedagang ikan yang berjualan di TPI Dadap tersebut, yang

menawarkan dagangannya kepada para pengunjung restoran seafood yang

terdapat di sekitar TPI tersebut.

Perkembangan kegiatan pembangunan di Desa Dadap yang semakin

pesat telah mendorong dilakukannya pembangunan fasilitas pemukiman bagi

penduduk. Terdapat dua komplek perumahan yang sudah dibangun, yaitu Villa

Taman Bandara dan Christer Griya Lestari. Sampai saat ini, kedua komplek

perumahan tersebut belum sepenuhnya berpenghuni, meskipun sudah lebih dari

lima tahun dibangun.

Salah satu tanda sedang berkembangnya kegiatan ekonomi di Dadap

ditunjukkan oleh pesatnya pembangunan komplek pergudangan. Terdapat 3

perusahaan pengelola pergudangan, yaitu PT Parung Harapan, PT Mutiara

Kosambi, dan PT Marina Dadap, dimana total jumlah gudang sekitar 400 unit.

Komplek pergudangangan ini dibangun di atas areal persawahan, yang tingkat

produktivitasnya satu tahun sekali panen. Berkembangnya areal pergudangan

menyebabkan tingginya frekwensi kendaraan berat yang melalui Wilayah Dadap,

akibat kondisi kualitas jalan yang tidak sesuai dengan beban yang diterimanya,

maka terjadi kerusakan jalan yang cukup parah.

4.2 Kondisi Lingkungan

Kawasan Teluk Dadap terletak di sebelah utara Kabupaten Tangerang

bagian timur, yang mencakup wilayah Desa Dadap. Desa Dadap ini mempunyai

luas wilayah 401,473 ha yang terdiri dari 5 dusun, 7 RW dan 28 RT. Luas

wilayah dan jumlah desa yang termasuk Kecamatan Kosambi dicantumkan dalam

Tabel 4.1.

Page 5: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

102

Tabel 4.1. Luas dan jumlah desa di Kecamatan Kosambi tahun 2003.

No. Nama Desa Luas Wilayah (km2)

1999* 2002**

1 Rawa Rengas 1,206 1,26

2 Rawa Burung 1,309 1,25

3 Belimbing 2,531 4,06

4 Jati Mulya 1,720 1,93

5 Dadap 4,015 4,86

6 Kosambi Timur 2,882 2,97

7 Kosambi Barat 2,866 2,97

8 Cengklong 1,888 1,88

9 Selembaran Jati 4,300 3,18

10 Selembaran Jaya 6,963 6,49

Jumlah 29,678 30,85 Sumber : *) = Dinas Tata Ruang dan Bangunan (2001)

**)= Laporan Tahunan Kecamatan Kosambi Bulan Desember 2003.

Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa data luas desa relatif tidak seragam

antara tahun 1999 dan 2002. Tidak konsistennya data luasan desa ini

kemungkinan disebabkan oleh tidak akuratnya pengukuran lahan yang dilakukan

dan karena terjadinya erosi dan atau reklamasi pantai.

Wilayah Desa Dadap berbatasan dengan:

(1) Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa

(2) Sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa dan Kelurahan Kamal Muara

Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara

(3) Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kosambi Timur Kabupaten

Tangerang dan Kelurahan Kamal Muara Kecamatan Penjaringan Jakarta

Utara

(4) Sebelah barat berbatasan dengan Desa Jatimulya, Desa Kosambi Barat

dan Desa Kosambi Timur Kabupaten Tangerang.

Sebagai wilayah yang cukup dekat dengan Teluk Naga, yang merupakan

pusat pertumbuhan di bagian utara Kabupaten Tangerang sebagaimana

Page 6: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

103

ditentukan dalam rencana struktur tata ruang (Rustiadi et al. 2002), wilayah

Teluk Dadap mempunyai potensi pengembangan yang cukup besar, baik dilihat

dari letak strategisnya di pesisir utara yang berbatasan langsung dengan Wilayah

Kota Jakarta Utara, maupun ketersediaan prasarana dan sarana pembangunan

yang sudah tersedia. Prasarana dan sarana transportasi sangat memadai untuk

mencapai jalan tol arah Jakarta Bandara Sukarno Hatta. Dengan demikian aspek

dukungan terhadap pengembangan ekonomi wilayah sangatlah besar.

Kawasan Kamal Muara terletak berbatasan dengan Desa Dadap yang ada

di sebelah baratnya. Kelurahan Kamal Muara yang mempunyai luas wilayah

sebesar 1.053 ha meliputi 3 Rukun Warga dan 19 Rukun Tetangga. Bentang

alam kawasan Kamal Muara ini relatif sama dengan kawasan Dadap, karena

menghadap ke Teluk Jakarta dan mempunyai kondisi perairan yang sama.

Wilayah Kamal Muara berbatasan dengan:

(1) Sebelah utara dengan Teluk Jakarta;

(2) Sebelah timur dengan Kelurahan Kapuk Muara, Kali Cengkareng Drain;

(3) Sebelah Selatan dengan Jalan Kapuk Kamal yang mengarah ke timur

berbatasan dengan Kelurahan Kamal, Tegal Alur, Cengkareng Timur, dan

Kelurahan Kapuk Kota Jakarta Barat;

(4) Sebelah Barat dengan Desa Dadap Kecamatan Kosambi Kabupaten

Tangerang.

Menurut penduduk, pemukiman di kawasan Kamal Muara sendiri sudah

ada sejak tahun 1953, saat kawasan ini masih hutan. Penduduk awalnya bertani

sawah, baru kemudian menjadi nelayan.

Kekompakan masyarakat di Kamal Muara terbilang tinggi, khususnya

aspek sosial kemasyarakatan. Contoh yang paling terlihat dewasa ini, kepedulian

warga Kamal Muara dalam bergotong royong, diantaranya kalau ada yang

meninggal tanpa disuruh langsung memberikan bantuan, mulai dari memandikan

jenazah sampai dikuburkan termasuk dengan melakukan tahlilan. Partisipasi

warga dalam menjaga keamanan sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dengan

Page 7: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

104

terpilihnya Kamal Muara sebagai juara pertama lomba siskamling tingkat Polda

Metro Jaya pada tahun 2005.

Sebagai wilayah paling barat dari DKI Jakarta, Kamal Muara ikut

mengalami dampak pembangunan yang cukup besar. Reklamasi pantai Indah

Kapuk yang sudah keluar acuannya lewat Keppres 52/95 dan sedang berjalan

juga berpengaruh pada masyarakat sekitarnya, khususnya nelayan yang tinggal di

sana. Informasi yang dikumpulkan oleh IMC (2006) menunjukkan bahwa

nelayan tidak sepenuhnya dilibatkan oleh PT Kapuk Naga Indah (KNI).

Meskipun sosialisasi program reklamasi telah dilakukan, tetapi masyarakat

menilai waktu pemberitahuannya sangat singkat. Informasi yang diterima

nelayan menyebutkan bahwa akan dilakukan reklamasi pantai di areal tempat

usaha nelayan. Istilah KNI adalah akan menggusur bagan-bagan ikan, bagan

tempat budi-daya kerang hijau, dan sero-sero yang menjadi mata pencaharian

masyarakat. Implementasi dari sosialisasi tersebut dilakukan oleh Sudintantrib

Jakut yang melakukan pembongkaran 105 unit sarana usaha nelayan tersebut

dengan ganti rugi sebesar 1,5 juta rupiah per unit dan hanya dibayarkan kepada

95 orang nelayan. Alasan yang disodorkan oleh Sudintantrib adalah melanggar

Perda no 11 dan no 6.

Tidak adanya transparansi dalam perencanaan propgram pasca reklamasi

tersebut menyebabkan terjadinya kegelisahan masyarakat sekitar Kamal Muara,

khususnya para nelayan yang terancam kehilangan mata pencahariannya.

Padahal jumlah nelayan di RW IV ini mencapai 90 %, sisanya juga tergantung

pada aktivitas perikanan (jumlah penduduk Kelurahan Kamal Muara sebanyak

1.821 kepala keluarga yang terbagi kedalam 4 RW) (Anonimous 2007). Dampak

ikutan dari kegiatan reklamasi ini tentu saja akan dialami oleh keluarga nelayan,

produksi ikan turun, pendapatan daerah turun, konsumen mengalami kesulitan

untuk mendapatkan ikan, dll.

Masalah penting yang dihadapi oleh penduduk di Kamal Muara adalah

kesulitan air bersih (Anonimous 2006). Di kelurahan nelayan yang kini dihuni

oleh sekurangnya 6000 jiwa, secara turun temurun air bersih diperoleh dari tiga

Page 8: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

105

sumber pokok; layanan perusahaan daerah air minum (PDAM), sumur bor yang

diusahakan penduduk lokal, dan air sungai. Dari segi kualitas, air dari ketiga

sumber ini tidak layak diminum dan hanya dimanfaatkan untuk aktivitas mandi,

cuci, dan kakus (MCK). Apalagi sejak tahun 1980-an, air Sungai Kamal pun tak

lagi layak untuk dipakai untuk MCK, karena limbah kegiatan industri yang

berdekatan dengan pemukiman penduduk memperburuk kualitas air yang

sebelumnya telah tercemar sampah rumah tangga. Kondisi ini mengharuskan

setiap keluarga untuk membeli air kalengan untuk air minum, setiap hari minimal

sepikul air yang terdiri dari dua kaleng seharga Rp 3.000 atau minimal Rp 90.000

setiap bulannya. Saat ini, lebih dari separuh jumlah penduduk Kamal Muara

menggantungkan pasokan air bersih dari penjaja air pikulan untuk memenuhi

kebutuhan air minum. Sisanya, berlangganan layanan air dari PDAM dari

Perusahaan Air Minum (PAM) yang kualitas airnya kerap tak layak konsumsi.

Untuk kebutuhan MCK, pilihan sumber air bersih bisa ditambah sumur-sumur

bor yang diusahakan oleh warga setempat.

Menurut analisis UPC (2005), Kamal Muara yang merupakan tempat

pindahan dari penduduk yang terkena gusuran untuk jalan tol ke bandara

Soekarno Hatta yang terjadi tahun 1996, direncanakan masuk ke Kabupaten

Administrasi Kepulauan Seribu. Sesuai dengan master plan-nya, Kamal Muara

akan dijadikan sebagai pusat Pemerintahan Administratif Kepulauan Seribu,

artinya kampung ini cepat atau lambat pasti akan tergusur.

Di kawasan Kamal Muara terdapat Hutan Wisata Kamal Muara, dengan

perkiraan luas sekitar 99,82 hektar (Distanhut 2007). Kawasan mangrove ini

terletak di sebelah timur TPI Kamal Muara, yang berada di kawasan pesisir

Kecamatan Penjaringan. Luasan areal hutan mangrove diperkirakan 19,2 ha yang

membentuk greenbelt selebar 4 m sepanjang 4 km. Tinggi tegakan sekitar 4 m.

Di sebelah timur Kamal Muara terletak Pelabuhan Perikanan dan

Pangkalan Pendaratan Ikan (PP/PPI) Muara Angke. Secara administratif

kawasan ini termasuk Kelurahan Pluit Kecamatan Penjaringan, dimana juga

terdapat TPI Kamal Muara.. Total luas kawasan Muara Angke mencapai 65 ha,

yang terdistribusi menjadi: perumahan nelayan (21,26 ha); tambak uji coba

Page 9: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

106

budidaya air payau (9,12 ha); bangunan Pangkalan Pendaratan Ikan serta fasilitas

penunjangnya (5 ha), yang terdiri dari tempat pelelangan ikan, gedung pasar

grosir ikan, gedung pengecer ikan, kios, gudang, kantor yang dimanfaatkan oleh

para pengusaha perikanan, kios pujaseri, tempat pengepakan ikan, , dll; areal

docking kapal (1,35 ha), lahan kosong (6,7 ha), pasar, bank, dan bioskop (1 ha),

serta terminal (2,57 ha) dan lapangan sepak bola (1 ha) (Disnakkanlut 2006).

Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa secara fungsional PP/PPI

Muara Angke yang berstatus sebagai pangkalan ikan daerah telah memiliki

fasilitas setara dengan pelabuhan perikanan nusantara. Hal ini tidak hanya

ditinjau dari fasilitas yang tersedia tetapi juga dari jumlah produksi hasil

perikanan dan kelautan yang didaratkan dan dipasarkan.

4.2.1 Penduduk dan Mata Pencaharian

Pada tahun 1994 penduduk Desa Dadap berjumlah 6.287 jiwa dan terdiri

dari 3.174 laki-laki dan 3.113 perempuan. Adapun jumlah rumah tangganya

adalah 1.174 rumah tangga. Tahun 1999, jumlah penduduk ini meningkat drastis

sampai 14.442 jiwa, yang merupakan jumlah penduduk desa tertinggi di

Kecamatan Kosambi jika dibandingkan dengan desa-desa yang lain (Dinas Tata

Ruang dan Bangunan 2001). Tahun 2003, jumlah penduduk Desa Dadap

bertambah menjadi 19.870 jiwa, dengan komposisi 9.798 laki-laki dan 10.072

perempuan serta 5.411 rumah tangga (Anonimous 2004).

Dengan luas desa sebesar 401,473 ha dan jumlah penduduk 6.287 jiwa,

tahun 1994 Desa Dadap tergolong mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang

cukup tinggi, yaitu 1.568 jiwa/km2, tahun 1999 kepadatannya mencapai 3.597

jiwa/km2, sedangkan tahun 2003 sebesar 1.857 jiwa/km2. Perubahan tingkat

kepadatan penduduk ini disebabkan oleh adanya beberapa kompleks pemukiman

baru dan berkembangnya kompleks pergudangan. Adapun keadaan jumlah

penduduk laki-laki dan perempuannya berimbang dengan nilai seks ratio 1,02

tahun 1994 dan menjadi 0,97 tahun 2003.

Page 10: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

107

Jumlah penduduk di Kelurahan Kamal Muara tahun 2003 adalah 5.980

jiwa (April 2007, jumlah penduduk sudah mencapai 6.794 jiwa, dengan

komposisi 3.560 laki-laki dan 3.234 perempuan), dengan kepadatan penduduk

568 jiwa/km2. Jika dibandingkan dengan kepadatan penduduk rata-rata di

Kecamatan Penjaringan yang mencapai 7.974 jiwa/km2, maka Kelurahan Kamal

Muara merupakan kelurahan dengan kepadatan penduduk terendah. Kelurahan

yang kepadatannya tertinggi adalah Kelurahan Pajagalan dan Kelurahan

Penjaringan, dengan kepadatan penduduk masing-masing mencapai 17.505

jiwa/km2 dan 14.121 jiwa/km2.

Jumlah KK yang tercatat di Kamal Muara berdasarkan Penjaringan Dalam

Angka (2003) juga terendah, hanya 1.574 KK (April 2007 jumlah KK tercatat

sebanyak 1.821) dari 49.915 KK yang berdomisili di Kecamatan Penjaringan.

Jumlah KK yang terbanyak berada di Kelurahan Pluit (14,898 KK), Kelurahan

Pejagalan (14.807 KK) dan Kelurahan Penjaringan (14.321 KK).

Nilai sex rasio penduduk Kecamatan Penjaringan pada umumnya

seimbang, dengan kisaran antara 93 – 110, dengan rata-rata sex rasio sebesar 102.

Di tingkat Kelurahan Kamal Muara, nilai seks rasio mencapai 107, artinya

terdapat 107 wanita untuk setiap 100 orang pria. Data selengkapnya mengenai

luas wilayah, jumlah pendudukan, jumlah kepala keluarga, kepadatan penduduk

dan sex rasio dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Luas wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk di Kecamatan Penjaringan tahun 2003

No. Kelurahan Luas (km2) Jumlah KK Kepadatan

Penduduk Rasio Sex

1. Kamal Muara 10,53 5.980 1.574 568 107

2. Kapuk Muara 10,06 14.518 4.315 1.444 108

3. Pejagalan 3,23 56.574 14.807 17.505 103

4. Pluit 7,71 43.597 14.898 5.653 110

5. Penjaringan 3,95 55.839 14.321 14.121 93

Kec. Penjaringan 35,49 176.508 49.915 7.974 102 Sumber: BPS Jakut (2004a); data diolah.

Page 11: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

108

Dari Tabel 4.2 tampak bahwa meskipun luas Kelurahan Kamal Muara

paling besar jika dibandingkan dengan kelurahan-kelurahan lainnya di

Kecamatan Penjaringan, tetapi jumlah dan kepadatan penduduknya adalah yang

paling kecil. Hal ini terjadi karena masih banyaknya lahan-lahan yang kosong

terdapat di kelurahan ini, baik berupa tambak maupun lahan pertanian.

Kondisi kependudukan untuk setiap kelurahan di Kecamatan Penjaringan

tahun 2003 dicantumkan dalam Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Jumlah penduduk, kepala keluarga, rukun warga (RW) dan rukun tetangga di Penjaringan 2003

No. Kelurahan Jumlah Penduduk KK RW RT

1. Kamal Muara 5.980 1.574 3 21

2. Kapuk Muara 14.518 4.315 7 66

3. Pejagalan 56.574 14.807 18 226

4. Pluit 43.597 14.898 18 221

5. Penjaringan 55.839 14.321 17 237

Kec. Penjaringan 176.508 49.915 63 771

Berdasarkan jenis kegiatan (mata pencaharian) yang ditekuni oleh

penduduk di Kamal Muara dan Kecamatan Penjaringan, sebanyak 44,54 %

kepala keluarga (701 KK) menekuni kegiatan pertanian, 12,96 % (204 KK)

menekuni industri, dan 10,48 % (165 KK) menekuni kegiatan perdagangan.

Sisanya menekuni kegiatan usaha bangunan, transportasi dan komunikasi, jasa,

serta usaha lainnya. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Usaha yang ditekuni penduduk Kamal Muara tersebut berbeda dengan

usaha yang ditekuni pada umumnya di Kecamatan Penjaringan, dimana sebagian

besar kepala keluarga di kecamatan ini menekuni bidang industri, yakni sebanyak

36,35 % (18.142 KK), perdagangan sebanyak 14,83 % (7.400 KK) dan bangunan

sebesar 13,71 % (6.842 KK). Penduduk yang menekuni usaha pertanian di

Kecamatan Penjaringan hanya sebagian kecil saja, yakni 1,81 % (902 KK).

Page 12: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

109

Tabel 4.4 Jumlah kepala keluarga menurut jenis kegiatan di Kecamatan Penjaringan tahun 2003

No. Jenis Kegiatan Kamal Muara (KK) % Kec.

Penjaringan %

1. Pertanian 701 44,54 902 1,81 2. Industri 204 12,96 18.142 36,35 3. Bangunan 95 6,04 6.842 13,71 4. Perdagangan 165 10,48 7.400 14,83 5. Transportasi dan

Komunikasi 87 5,53 4.980

9,98 6. Keuangan dan

Perbankan 0 -

1.422 2,85 7. Pemerintahan 52 3,30 2.886 5,78 8. Jasa 83 5,27 2.400 4,81 9. Lainnya 187 11,88 4.941 9,90 Jumlah 1.574 49.915

Sumber: BPS Jakut (2004a) data diolah.

Dengan demikian, sebagian besar penduduk yang menekuni bidang

pertanian (dalam hal ini perikanan) terkonsentrasi pada wilayah Kamal Muara,

yang jika dipersentasekan mencapai 77,72 %. Data jumlah kepala keluarga dan

jenis kegiatan matapencaharian penduduk di Kecamatan Penjaringan dapat dilihat

pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Jumlah Kepala Keluarga Menurut Jenis Kegiatan di Penjaringan tahun 2003

No. Jenis Kegiatan Kelurahan/Kecamatan

Kamal Muara

Kapuk Muara

Peja galan Pluit Penja-

ringan Kec. Penja

ringan

1. Pertanian 701 201 0 0 0 902

2. Industri 204 2.145 6.294 3.338 6.161 18.142

3. Bangunan 95 681 984 2.988 2.094 6.842

4. Perdagangan 165 854 1.959 2.216 2.206 7.400

5. Trans-Kom 87 149 2.253 1.757 734 4.980

6. Keuangan/Perbankan 0 7 394 792 229 1.422

7. Pemerintahan 52 53 1.773 314 694 2.886

8. Jasa 83 162 417 187 1.551 2.400

9. Lainnya 187 63 733 3.306 652 4.941

Jumlah 1.574 4.315 14.807 14.898 14.321 49.915Sumber: BPS Jakut (2004a)

Page 13: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

110

4.2.2 Lingkungan perairan

Kondisi perairan di Pantai Dadap dan Kamal Muara ini dipastikan sama

persis karena mempunyai posisi lintang yang berdekatan dan terletak pada satu

garis pantai yang relatif lurus terhadap Laut Jawa, serta mengalami pengaruh

pasang surut dan gelombang yang sama. Kawasan pesisir Kecamatan Kosambi

(sebagaimana juga kawasan pantura lainnya) mempunyai dasar perairan

berlumpur dan berpasir. Material dasar perairan tersusun dari lumpur, lempung,

lanau dan pasir (PKSPL 2004). Kedalaman laut di pesisir Kecamatan Kosambi

menurut hasil survey Dishidros tahun 1999 sekitar 4 m sampai jarak sekitar 1.750

m, bertambah menjadi 5 m sampai jarak sekitar 2.250 m, kemudian 6 m sampai

jarak sekitar 3.000 m, 7 m sampai jarak sekitar 3.500 m, serta mencapai

kedalaman 10 m sampai jarak sekitar 4.000 m (diolah dari BAPPEDA Tangerang

2002).

Posisi Pantai Dadap dan Kamal Muara yang terletak pada koordinat

sekitar 6o 15’ BT, terbuka lebar ke arah timur laut menghadap Teluk Jakarta.

Karena kawasan Pantai Dadap dan Kamal Muara terdapat di Teluk Jakarta yang

berhadapan dengan Laut Jawa, maka dilihat dari keadaan batimetrinya, perairan

di sekitar kawasan tersebut dapat dikatakan dangkal dan landai. Kedalaman

perairan ini mulai dari 0,5 m sampai 10 m hingga jarak sekitar 1,8 km dari darat.

Dari kondisi seperti ini, komponen-komponen oseanografi seperti suhu, salinitas,

kerapatan, maupun arus di lapisan permukaan laut diduga tidak jauh berbeda

dengan yang di lapisan bawahnya (kecuali di daerah muara sungai). Pengukuran

komponen oseanografi dilapangan yang dilakukan bulan Februari 1995 dan

Oktober 2004 oleh PKSPL IPB (2004) mendukung dugaan tersebut.

(1) Pasang surut

Proses gerakan massa air suatu perairan sangat dipengaruhi oleh keadaan

geografis dari wilayah perairannya. Dengan memperhatikan keadaan

geografis kawasan Muara Dadap, kita dapat menduga bahwa pola arus di

perairan ini sangat dipengaruhi oleh pasang surut. Pola pasut di perairan

Page 14: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

111

ini ditentukan oleh pola pasut dari perairan yang lebih besar yaitu Laut

Jawa. Pasut dari Laut Jawa itu sendiri pun bukan disebabkan oleh gaya

pembangkit pasang astronomis (bulan dan matahari) melainkan oleh

rambatan pasut dari Lautan Pasifik yang memasuki Laut Jawa melalui

Laut Cina Selatan dan Selat Makasar (Pariwono 1985).

Kondisi perairan setempat, seperti perubahan batimetri atau morfologi

pantai akan mengubah tipe pasut yang ada ke tipe lainnya. Tipe pasut

suatu perairan ditentukan oleh jumlah air pasang dan air surut yang terjadi

per hari. Jika perairan tersebut mengalami satu kali pasang dan satu kali

surut per hari, maka daerah tersebut bertipe pasang tunggal. Sedangkan

jika terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam satu hari, maka

pasutnya bertipe pasut ganda. Tipe pasut lainnya merupakan peralihan

antara tipe tunggal dan tipe ganda, yang disebut tipe pasut campuran.

Dengan asumsi bahwa kondisi pasut di Muara Dadap dan Kamal Muara

mirip dengan kondisi pasut di Tanjung Priok, maka perubahan yang

terjadi di Tanjung Priok akan dialami pula oleh daerah Muara Dadap.

Hasil pengukuran menunjukan bahwa kisaran pasut di Tanjung Priok

adalah sekitar 1,0 m pada waktu pasang purnama, dan sekitar 0,3 m pada

waktu pasang perbani. Pasang purnama adalah pasang tertinggi (dan

surut terandah) yang dialami oleh suatu perairan, terjadi pada bulan

purnama atau bulan mati. Kebalikan pasang purnama adalah pasang

perbani, dimana kisaran pasutnya paling rendah, yang terjadi pada waktu

bulan sabit (perempat pertama dan perempat ke tiga). Pada kondisi

pasang purnama dan pasang perbani pada saat matahari berada dibelahan

bumi utara (bulan Juni), dan dibelahan bumi selatan (bulan Desember).

Membandingkan kedua pasut pada kedua bulan tersebut, dapat

disimpulkan bahwa kisaran pasut terbesar di Tanjung Priok terjadi pada

saat kedudukan matahari berada dibelahan bumi selatan, yaitu antara

bulan Oktober hingga Februari. Keadaan ini baik berlaku pada waktu

pasang purnama maupun ketika pasang perbani. Pengaruh utama yang

Page 15: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

112

ditimbulkannya pada kecepatan arus di Perairan Teluk Jakarta. Arus

pasut di perairan ini akan relatif lebih deras ketika matahari berada pada

belahan bumi selatan dibanding ketika berada dibelahan bumi utara.

Dari data pasut tersebut dapat diprakirakan kisaran perubahan tinggi muka

laut (sea level) dari perairan di kawasan Dadap. Besarnya perubahan

tinggi muka laut di perairan yang dimaksud disajikan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Kisaran tinggi muka laut di Pantai Dadap berdasarkan data pasut Tanjung Priok.

No. Kisaran Muka Laut Notasi Tinggi (cm)

1. Tinggi muka laut pada air pasang tertinggi

HHWL 116

2. Tinggi muka laut pada air pasang teratas

MHWL 108

3. Tinggi muka laut teratas HMSL 60

4. Tinggi muka laut pada air surut teratas MLWL 12

5. Tinggi muka laut pada air surut terendah

LLWL 4

Sumber: Dishidros (1995) dalam PPLH (1997).

Hasil prakiraan sebagaimana tertera pada Tabel 4.6 hanya didasarkan atas

5 komponen pasut, yaitu M2, S2, K1, O1, dan P1, yang terdapat pada

DISHIDROS-AL (1995). Dari Tabel 4.6 tersebut dapat diketahui kisaran

tinggi muka laut maksimum yang disebabkan oleh pasut mencapai 1,12

m, dan kisaran pasut reratanya mencapai 0,96 m.

Pergerakan massa air secara mendatar (arus) di suatu perairan terbentuk

karena beberapa faktor, seperti oleh seretan angin, pasang surut, dan

perbedaan densitas air laut. Di wilayah perairan Banten, termasuk juga

Teluk Dadap dan Kamal Muara, arus laut utamanya terjadi karena

pengaruh angin Muson dan pasang surut. Mengingat wilayah utara

Banten berada dalam sumbu utama angin Muson, arus musim yang

terbentuk mengalir kearah timur selama periode musim Barat (Desember-

Page 16: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

113

Februari). Sebaliknya, dalam periode musim Timur (Juni-Agustus) arus

musim mengalir secara dominan kearah barat. Kecepatan arus Musim

berkisar antara 20 sampai 40 cm/detik (PKSPL IPB 2004). Pasang surut

yang terjadi ini berasal dari Samudera Hindia yang merambat masuk

melalui perairan Selat Sunda. Sehingga secara umum arus yang

ditimbulkan oleh pasang surut diperkirakan bergerak kearah utara dalam

kondisi pasang, dan sebaliknya kearah selatan dalam kondisi surut.

Pengaruh kedalaman perairan lokal dan morfologi pantai dapat

memodifikasi arus tersebut.

(2) Sedimentasi

Sedimentasi adalah proses pengendapan partikel sedimen. Proses

pengendapan partikel tersebut ditentukan oleh ukuran partikel dan

kecepatan aliran dari fluida yang mengangkutnya. Jika kecepatan fluida

tersebut lebih kecil dari nilai ambang tertentu, yang dikenal sebagai

kecepatan pengendapan (settling velocity), maka partikel sedimen tersebut

akan mengendap ke dasar fluida. Keadaan sebaliknya akan terjadi bila

kecepatan fluida lebih besar dari nilai ambang tersebut. Sedimen yang

dimaksudkan disini adalah partikel-partikel padat yang diendapkan di

dasar media fluida. Umumnya media fluida yang dimaksud adalah air.

Untuk perairan Pantai Dadap dan Kamal Muara, sedimen dapat berasal

dari berbagai sumber, yaitu dari Kali Perancis (secara umum disebut juga

Sungai/Kali Dadap) dan Kali Kamal yang membawa partikel-partikel

sedimen dari hulu sungai, dari daratan yang terbawa oleh limpasan air

masuk ke dalam sungai, dan dari perairan pantai disekitar Dadap dan

Kamal Muara. Karena letak kawasan Dadap dan Kamal Muara berada di

pantai dan dekat muara sungai, maka sumber sedimen diduga berasal dari

laut dan dari sungai, yang mengalirkan hasil erosi di daratan.

Berbeda dengan kawasan Dadap, kawasan Kamal Muara dialiri sebuah

sungai, yaitu Kali Kamal, yang mempunyai kawasan DAS lebih luas

Page 17: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

114

dengan fluktuasi muka air yang beragam. Artinya, tinggi rendahnya

muka air Kali Kamal ditentukan oleh curah hujan yang terjadi di kawasan

DAS-nya. Jika Kali Perancis hanya merupakan tempat mengalirnya air

hujan yang tertampung oleh kawasan Bandara Sukarno-Hatta, maka

kawasan DAS Kali Kamal jauh lebih luas lagi, sehingga konsentrasi

sedimen yang terbawa sepanjang musim hujan menjadi lebih besar.

Namun demikian, data besarnya tingkat sedimentasi yang terjadi di

kawasan Kamal Muara ini belum ada.

(3) Kualitas perairan

Sebagaimana dua wilayah yang berdekatan, maka kondisi kualitas

perairan Teluk Dadap dan Kamal Muara adalah relatif sama. Hasil

penelitian PKSPL (2004) menunjukkan bahwa nilai-nilai parameter

kualitas air dari sampel yang diambil di perairan Pantai Kronjo dan

Tanjung Pasir menunjukkan bahwa untuk parameter fisika, kadar total

padatan terlarut (total suspended solid = TSS) sebesar 5 dan 10 mg/l,

masih jauh dari kadar baku mutu maksimum yang ditetapkan menurut

Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep.02/

MENKLH/I/1988, sebesar 80 mg/l. Dari data TSS dan tingkat kekeruhan

di kedua lokasi tersebut (2,5 di Kronjo dan 7,6 NTU di Tanjung Pasir)

menunjukkan bahwa di Tanjung Pasir terdapat aktivitas yang lebih tinggi

yang mengakibatkan terjadinya kekeruhan perairan, seperti penambangan

pasir, sedimen yang terbawa aliran sungai, dan tingkat abrasi. Data

parameter kualitas air lainnya dapat dilihat dalam Tabel 4.7.

Kadar nitrogen anorganik terlarut (dissolved inorganic nitrogen = DIN)

dan ortofosfat dalam perairan menunjukkan tingkat yang cukup tinggi. Di

Kronjo dan Tanjung Pasir, nilai DIN-nya (yang ditunjukkan oleh kadar amonia)

sama sebesar 1,336 mg/l sementara nilai ortofosfatnya 0,003 mg/l di Kronjo dan

0,005 mg/l di Tanjung Pasir. Sementara itu parameter senyawa logam terdeteksi

masih dibawah baku mutu air, yaitu untuk raksa < 0,001 mg/l; timah hitam 0,008

Page 18: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

115

dan 0,013 mg/l; kadmium 0,006 dan 0,005 mg/l; tembaga 0,044 dan 0,035; serta

krom total < 0,01 dan 0,001 mg/l (PKSPL IPB 2004).

Tabel 4.7. Nilai parameter kualitas air di perairan Kronjo dan Tanjung Pasir.

NO PARAMETER SATUAN Lokasi sampling Maksimum Kronjo T. Pasir BM **) I. F I S I K A :

1 Suhu *) oC 29 29 - 2 Kecerahan *) meter 2,5 1,2 3 Kekeruhan NTU 2,5 7,6 - 4 TSS mg/l 5 11 < 80 II.K I M I A : 1 Salinitas *) O/oo 31,5 31,5 < 0,03 2 pH *) - 7,0 7,0 3 Oksigen Terlarut *) mg/l 11,5 14,5 4 COD mg/l 48,90 65,20 < 80 5 BOD5 mg/l 9,1 13,5 6 Amonia (NH3+NH4) mg/l 1,336 1,336 < 1 7 Nitrit (NO2 - N) mg/l 0,002 0,002 Nihil 8 Nitrat (NO3-N) mg/l 0,050 0,078 - 9 Minyak dan Lemak mg/l <0,01 <0,01 0,20 10 Ortho Phosphat mg/l 0,003 0,005 - 11 Raksa (Hg) mg/l <0,001 <0,001 0,002 12 Timah hitam (Pb) mg/l 0,008 0,013 - 13 Kadmium (Cd) mg/l 0,006 0,005 - 14 Tembaga (Cu) mg/l 0,044 0,035 < 1,0 15 Krom Total (Cr) mg/l <0,01 <0,001 - 16 Sulfida (H2S) mg/l <0,01 <0,01 - 17 Fenol mg/l 0,006 0,005 - BIOLOGI : 1 Klorofil-a µg/l 7,178 13,950 - Sumber: PKSPL IPB (2004) Catatan: BM = Baku Mutu Air Laut untuk Budidaya Perikanan menurut Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep.02/MENKLH/I/1988.

Parameter COD (chemical oxigen demand) dan BOD (biological oxigen

demand) adalah suatu angka yang menunjukkan seberapa besar kadar

oksigen yang dibutuhkan untuk melakukan perombakan bahan organik

secara kimiawi dan biologis yang sulit terurai di perairan. Hasil

penelitian PKSPL IPB menunjukkan data yang tertinggi terdapat di

Page 19: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

116

Tanjung Pasir (COD= 65,20 mg/l dan BOD5 > 13,5 mg/l), sedangkan di

Kronjo (COD= 48,90 mg/l dan BOD5 > 9,1 mg/l).

Biomasa fitoplankton merupakan indikator tingkat kesuburan suatu

perairan. Semakin tinggi biomasa fitoplankton mengindikasikan bahwa

perairan tersebut mempunyai kadar nutrien yang tinggi (tingkat

kesuburannya tinggi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa biomasa

fitoplanton di perairan sekitar Kronjo mencapai 7,178 µg/l dan di Tanjung

Pasir 13,95 µg/l. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa

distribusi nilai klorofil-a ini terkait erat dengan komposisi jenis dan

kelimpahan sel fitoplankton. Dari hasil perbandingan tersebut, nampak

bahwa terdapat korelasi yang erat antara kelimpahan dan klorofil-a, yaitu

lokasi yang memiliki nilai kelimpahan yang tinggi juga memiliki nilai

biomasa yang tinggi pula. Kelompok utama pendukung populasi

fitoplankton di lokasi tersebut adalah dari kelompok diatom yaitu dari

genus Leptocylindrus, Stephanopyxis dan Chaetoceros (PKSPL IPB

2004).

Damar (2003) menyatakan bahwa kondisi perairan di Pantura tergolong

subur mengingat banyaknya sungai yang bermuara di sana dan membawa

bahan organik; kondisi ini menyebabkan terjadinya blooming (peledakan)

populasi fitoplankton. Akibat dari pencemaran bahan organik ini akan

menimbulkan eutrofikasi perairan. Beberapa dampak yang dapat terjadi

antara lain blooming algae dan perubahan bau perairan. Jika dilihat dari

warna perairan yang hampir hitam dan baunya yang cukup menyengat,

maka kondisi perairan di kawasan Dadap dan Kamal Muara sudah dapat

dipastikan dalam kondisi tercemar bahan organik. Akibat langsung dari

tingginya tingkat pencemaran ini secara otomatis akan dirasakan oleh

biota perairan yang hidup dalam ekosistem tersebut.

Salah satu penyebab bertambahnya tingkat pencemaran perairan kawasan

Dadap-Kamal Muara adalah dari proses reklamasi lahan di sekitar Dadap.

Sebagai akibat dilakukannya reklamasi untuk pengembangan Pantai

Wisata Mutiara, ada indikasi terjadinya peningkatan pencemaran limbah

Page 20: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

117

B3 (bahan berat berbahaya dan beracun) dalam dua tahun terakhir ini.

Harian Sinar Harapan (Kamis 24 Juni 2004) memuat berita bahwa hal ini

dikonfirmasikan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten

Tangerang, Deden Sugandhi disela-sela acara mutasi sejumlah pejabat di

lingkungan Pemerintah kabupaten (Pemkab) Tangerang, indikasi

pencemaran limbah B3 di Pantai Dadap tersebut diakibatkan oleh adanya

pengurukan pantai yang dilakukan PT Parung Harapan dan Koperasi Pasir

Putih sebagai pengembang proyek reklamasi pantai Dadap. Hasil

penelitian Setyobudiandi (2004) menunjukkan bahwa kondisi perairan

Teluk Jakarta sudah tercemar logam berat, baik di perairan maupun yang

terkandung pada kerang hijau, sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Kandungan logam berat di perairan Teluk Jakarta dan daging kerang hijau antara tahun 2000-2001

No JENIS LOGAM

KADAR RATA-RATA DI

PERAIRAN (mg/l)

KERANG HIJAU (ppm)

BAKU MUTU

1. Cd 0,0165 (+ 0,0057) 0,71-1,39 2 ppm1)

2. Cu 0,0052 (+ 0,005) - 30 ppm1)

3. Zn 0,0316 (+ 0,049) 7,23-10,74

4. Pb - 4,617-8,511 2 ppm2)

5. Hg 0,0288 (+0,0273) - 0,5 ppm3) Sumber: Setyobudiandi (2004) Catatan: 1) = dikutip Setyobudiandi (2004) dari the Australian Health & Medical

Research Council) 2) = dikutip Setyobudiandi (2004) dari WHO 3) = dikutip Setyobudiandi (2004) dari FAO

Dari hasil penelitian tersebut Setyobudiandi (2004) menyarankan bahwa

jumlah konsumsi kerang hijau per hari harus dibatasi berdasarkan

ukurannya, yaitu yang panjangnya 5 cm sebanyak 40 ekor, 7 cm sebanyak

9 ekor, 8 cm sebanyak 4 ekor, dan yang berukuran 9 cm hanya 2 ekor per

hari. Hal ini menunjukkan terjadinya akumulasi logam berat sesuai

dengan semakin besarnya ukuran atau semakin tuanya umur kerang

tersebut.

Page 21: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

118

Berdasarkan hasil uji laboratrium dinas Lingkungan Hidup (LH) di

perairan tersebut pada bulan Mei 2004 lalu yang menyebutkan ada empat

zat berbahaya yang mengotori Pantai Dadap. Keempat zat tersebut adalah

amonia bebas (NH3-N), kadmium (Cd), nitrat (NO3-N) dan timbal (Pb).

Dari hasil uji laboratrium nomor 045/lab-DLH/V/2004 tersebut parameter

kualitas air dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9. Nilai parameter kualitas air di perairan Dadap hasil uji Kantor MenLH tahun 2004.

NO PARAMETER SATUAN KADAR Maksimum Minimal maksimal BM **)

1 Amonia (NH3+NH4) mg/l 1,8 3,5 < 0,3

2 Nitrat (NO3-N) mg/l 0,4 1,2 0,008

3 Timah hitam (Pb) mg/l 0,005 0,023 0,093* 0,008

4 Kadmium (Cd) mg/l 0,004 0,010 0,054* 0,001

Sumber: Sinar Harapan (2004a) *) hasil analisis laboratorium (Damar 2004) Catatan: BM = Baku Mutu Air Laut untuk Budidaya Perikanan menurut Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep.51/MENLH/I/2004.

Berdasarkan data hasil analisis kualitas perairan tersebut sebagaimana

tercantum dalam Tabel 4.7 dan Tabel 4.9 maka tingkat pencemaran yang

terjadi di Pantai Dadap relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan

perairan disekitar Kronjo dan Tanjung Pasir. Khusus untuk kadar timbal

dan kadmium, hasil analisis laboratorium PKSPL IPB menunjukkan nilai

yang lebih tinggi lagi pada saat terjadinya kematian ikan bulan Mei 2004

yang lalu (Damar 2004). Kadar amonia yang terkandung di perairan juga

sudah jauh diatas nilai baku mutu yang diperbolehkan, sehingga dalam

kondisi ini amonia sudah merupakan racun bagi mahluk hidup di sana.

4.3 Kondisi Pemanfaatan Lahan

Sebagai kawasan yang terletak di perbatasan antara Pemkot Jakarta Utara

dan Kabupaten Tangerang, dinamika perencanaan pembangunan di kawasan ini

Page 22: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

119

sangat tinggi. Hal ini dapat diamati dari berbagai berita di media massa, mulai

dari aktivitas perencanaan pembangunan Pelabuhan Kapal Riset Baruna Jaya,

Pelabuhan Peti Kemas atau Kapal Barang, dan kawasan Wisata Mutiara Dadap.

Dinamika perencanaan yang tinggi ini sangat dipengaruhi oleh munculnya Orde

Otonomi Daerah yang telah terjadi dan melahirkan konsep desentralisasi sistem

pemerintahan.

Berdasarkan perjanjian kerjasama antara BPP Teknologi dan Perum

Angkasa Pura II yang tertuang dalam surat No SWT 07/HK.90/APH-1993 dan

No. 345/DB- PKA/BPPT/XII/93, BBP Teknologi telah menyewa sebidang tanah

seluas 6,5 hektar di pantai Muara Dadap, Desa Dadap, Kecamatan Kosambi

Kabupaten Tangerang. Tanah tersebut diperuntukkan sebagai Dermaga Sandar

Kapal Riset BPPT Baruna Jaya, yang awalnya berupa tanah kosong dan tidak

berpenduduk. Menurut berita Media Indonesia, sejak tahun anggaran 1994/95,

BPPT sudah mengaspal dan mengembangkan site plan dan pemagaran di lokasi

tanah kosong tadi. Atas dasar itu, BPPT meminta agar pihak yang

berkepentingan di kawasan itu mengetahui bahwa pembangunan dermaga sandar

Armada Kapal Riset BPPT Baruna Jaya akan dilaksanakan pada tanah kosong

yang sudah dipagar sejak 1994 (IN/EKON: MI - N-250 Kejar Sertifikasi,

[email protected], Rabu 29 Mei 1996 - 17:15:00).

Tahun 1996, BPPT menjadi Panitia Indonesia Air Show (IAS) yang

sempat menimbulkan issu akan menggusur tanah rakyat di Desa Gili-Dadap,

Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, yang terdiri dari 800 KK nelayan

(Republika Online 1996). Issu ini ternyata tidak benar karena pelaksanaan

pergelaran dirgantara IAS ’96 itu terletak di lokasi pelabuhan udara Soekarno-

Hatta pada kuadran II (sebelah terminal II-internasional).

Konflik pemanfaatan ruang di kawasan Dadap terus berlanjut dengan

dilakukannya reklamasi (pengurukan) kawasan pesisir dimana awalnya

Pelabuhan Kapal Riset Baruna Jaya akan dibangun. Menurut juru bicara

pengembang (Tubagus Dudy Chumaidi) yang dikutip media massa menyebutkan

bahwa kawasan Dadap dipilih karena wilayah itu berpotensi untuk dikembangkan

sebagai kawasan wisata terpadu (Suara Pembaharuan Daily 2004).

Page 23: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

120

Dari berbagai berita di media massa dapat disimak bahwa proses

reklamasi yang sedang dilakukan ternyata menuai berbagai protes dari beberapa

kelompok masyarakat dan LSM {antara lain Banten Environmental Watch

(BEW), dan (PIELS)}, yang akhirnya direspon oleh anggota DPR dan DPRD

setempat. Polemik terus berlanjut dan menyangkut Pemda DKI Jakarta yang

tampaknya juga mempunyai kepentingan dengan kegiatan pembangunan. Salah

satu berita yang dimuat berbunyi “Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang

tidak akan pernah dapat melakukan penutupan lokasi reklamasi Pantai Dadap,

Desa Dadap, Kecamatan Kosambi, yang kini dilakukan. Pasalnya, lembaga ini

diduga telah menerima retribusi pengurukan pantai yang jumlahnya mencapai

ratusan juta rupiah. Menurut sumber di Tangerang, dugaaan telah dibayarkan

retribusi pengurukan pantai oleh para pengembang reklamasi Pantai Dadap

tersebut tertuang jelas dengan adanya Fatwa Rencana Pengarahan Lokasi dengan

nomor 655.2/330-DTRB/IX/2001 tertanggal 26 September 2001 yang

ditandatangani oleh Bupati Tangerang yang kala itu masih dijabat oleh Agus

Djunara. Dengan keluarnya fatwa Bupati tersebut secara otomatis si pengembang

berani untuk melakukan reklamasi Pantai Dadap karena sudah ada lampu hijau.

Apalagi pada saat yang bersamaan Dinas Tata Ruang dan Bangunan juga

mengeluarkan surat penetapan retribusi fatwa rencana pengarahan lokasi

bernomor 974/330-DTRB/IX/2001 yang ditandatangani Kepala Dinas Tata

Ruang dan Bangunan, Nanang Komara yang kini menjabat Sekretaris Daerah

Kabupaten Tangerang (Sinar Harapan 2004b).

Kepala Sub Dinas Tata Ruang pada Dinas Tata Ruang dan Bangunan

Pemda Tangerang Didin Samsudin menyatakan, kawasan pantai yang akan

direklamasi setelah Dadap adalah Mauk, menyusul revisi Rencana Umum Tata

Ruang (RUTR). Dalam perubahan tata ruang tersebut pemerintah berencana

menjadikan pesisir pantai utara sebagai kawasan wisata terpadu (SUARA

PEMBARUAN DAILY 2004b). Perubahan RUTR tersebut tertuang dalam

Peraturan Daerah No 5 Tahun 2002 tentang Perubahan Tata Ruang Daerah, yang

merupakan implementasi Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 1997 tentang

Perubahan Tata Ruang Nasional. Berdasarkan peraturan itu, sekitar 20 km dari

Page 24: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

121

50 km total panjang pantai di Kabupaten Tangerang atau dari Dadap Kosambi

hingga pantai Tanjung Kait, Kecamatan Pakuhaji untuk kawasan wisata. Luas

pantai yang akan direklamasi dan dijadikan kawasan wisata terpadu sepanjang 10

km garis pantai dari laut dan satu km dari garis pantai atau sekitar 1.000 hektare.

Kemelut pemanfaatan lahan yang terjadi di Desa Dadap tidak seluruhnya

dimengerti oleh penduduk desa, yang terkena dampak hanyalah sebagian kecil

penduduk yang memang tinggal disekitar kawasan pengembangan. Menurut

informasi berbagai harian ibukota, warga Desa Dadap, Kosambi, Kabupaten

Tangerang, belum mengatahui ada proyek pengurukan laut besar-besaran di

Pantai Mutiara Dadap. Mereka bahkan tak peduli aktivitas reklamasi kawasan

untuk wisata bertaraf internasional tersebut. Menurut warga, proyek reklamasi

silakan saja, asal warga disediakan infrastruktur seperti tempat pelelangan ikan,

pengurukan Kali Perancis, serta perbaikan jalan. "Kami tak peduli. Yang penting

bagi kami para nelayan bisa tetap melaut” (Tempo Interaktif 2005b).

Berbagai kepentingan ternyata banyak yang bermain dalam masalah

proyek tersebut, sebagaimana dinyatakan oleh Kepala Desa Dadap Dames Taufik

yang mengklaim bahwa tidak ada masalah dengan warganya terhadap reklamasi

pantai itu. Menurut Dames, informasi kerusakan lingkungan dan penolakan

warga yang berkembang selama ini dikendalikan orang luar Dadap (SUARA

PEMBARUAN DAILY 2004a)..

Kasus pemanfaatan lahan yang juga mencuat di kawasan Dadap-Kamal

Muara adalah untuk pembangunan kawasan pergudangan. Mantan para pemilik

tanah merasa bahwa dulu mereka terbujuk menjual lahannya kepada para investor

untuk dibuat gudang, dengan harapan bahwa kelak ia dan anak-anaknya dapat

ikut bekerja di kawasan pergudangan itu. Namun demikian kenyataannya

pemilik gudang lebih memilih tenaga kerja dari luar Dadap yang dinilai lebih

mempunyai kompetensi daripada tenaga kerja setempat (Tempo interaktif 2005c).

Saat ini, ratusan gudang kini sudah berdiri memenuhi 40 % lahan di desa seluas

401 hektar itu. Sisa lahan masih akan terus berkurang karena sampai saat ini

pembangunan gudang baru masih terus berlangsung.

Page 25: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

122

Dalam rangka mewujudkan pembangunan Kota Air Kamal Muara, Pemda

DKI melakukan reklamasi pantai di daerah Kamal Muara. Aktivitas reklamasi

yang telah dilakukan pengembang di wilayah DKI Jakarta akan menciptakan

sebuah daerah baru seluas 2.700 hektar. Secara legal, Keputusan Presiden No 52

Tahun 1995 menetapkan, kawasan Pantai Utara Jakarta itu akan direklamasi.

Reklamasi meliputi bagian perairan laut Jakarta yang diukur dari garis pantai

utara Jakarta secara tegak lurus ke arah laut, sampai garis yang menghubungkan

titik-titik terluar yang menunjukkan kedalaman laut delapan meter. Itu artinya,

garis pantai akan maju sekitar 1,5 kilometer ke utara. (Kompas Online 1997).

4.4 Kondisi Perikanan

Kondisi perikanan di kawasan Dadap – Kamal Muara secara geografis

relatif sama, yaitu berada di pesisir dengan kondisi perairan pantai yang sama.

Meskipun demikian, secara fisik kondisi pelabuhan perikanannya cukup berbeda

jauh dan terbagi secara jelas diantara yang ada di wilayah Pemkot Jakarta Utara

dengan yang ada di Kabupaten Tangerang.

4.4.1 Keragaan perikanan Kota Jakarta Utara

Sebagai bagian dari program pengembangan perikanan di kawasan

Jakarta Utara, pemerintah setempat telah membangun berbagai prasara dan sarana

pendaratan ikan. Seluruh aktivitas kapal perikanan yang ada di wilayah Jakarta

Utara dilayani oleh beberapa pelabuhan perikanan yang tersebar disepanjang

pantai utara, mulai dari TPI Kamal Muara di sebelah barat sampai ke TPI

Cilincing di sebelah timur. Kapasitas setiap pelabuhan tidak sama, tergantung

pada program pemerintah daerah tentang lokasi pusat kegiatan perikanan yang

akan dikembangkan. Sesuai dengan kapasitas yang direncanakan, maka fasilitas

yang dimiliki setiap pelabuhan juga disesuaikan; meskipun pada kenyataan ada

beberapa pelabuhan yang selalu tidak dapat mengejar kecukupan fasilitasnya jika

dibandingkan dengan beban yang harus ditanggungnya. Klasifikasi semua TPI di

Wilayah Kota Jakarta Utara dicantumkan dalam Tabel 4.10.

Page 26: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

123

Tabel 4.10 Tempat Pendaratan Ikan (TPI) di Wilayah Kota Jakarta Utara

No. TEMPAT PENDARATAN IKAN

(TPI)

KOORDINATOR ADMINISTRATIF

DAN OPERASIONAL

KAPASITAS TAMBAT LABUH

FASILITAS LOKASI

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Muara Baru UPT Pengelolaan

Kawasan Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan

Darmaga Barat: 40 s/d 80 kapal ukuran > 30 GT

Darmaga Timur: 80 kapal (ukuran: > 80 GT)

Penataan Gelombang Barat 760 m2, timur 290 m2

Kolam pelabuhan seluas 10 ha Kawasan Industri dan Perkantoran Dermaga lebar 6 m panjang 475 m dan

kedalaman 4,5 m

Kelurahan Penjaringan Kecamatan Penjaringan

2. Muara Angke UPT Pengelolaan Kawasan Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan

500 kapal dengan ukuran 10 s/d 80 GT

Tempat Pelelangan dan Kantor: 1.420 m2 Kolam pelabuhan: 63.993 m2 Dermaga beton 176 m2 Tanggul pemecah gelombang: 2.250 m2 Tempat pengepakan ikan: 33 unit Tempat pengecer Ikan:341 m2 Kios/gudang/kantor: 40 unit Gudang alat-alat perikanan: 5 unit Pos penjagaan: 1 unit Kios ikan bakar: 24 unit Gedung workshop: 1 unit Waserda TA: 1 unit

Kelurahan Pluit Kecamatan Penjaringan

Page 27: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

124

Lanjutan Tabel 4.10 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 3. Kamal Muara Walikota Jakarta Utara 10 s/d 15 motor

tempel (ukuran: dibawah 10 GT)

Kantor pelelangan ikan:75 m2 Gedung pelelangan ikan (TPI): 200 m2

(jumlah lapak 40 unit diisi oleh 40 pedagang)

Gedung pengecer ikan: 75 m2 Dermaga kayu sepanjang 50 m2 Kolam pelabuhan: 30 m2

Kelurahan Kamal Muara Kecamatan Penjaringan

4. Kali Baru Walikota Jakarta Utara 10 s/d 15 motor tempel (ukuran: dibawah 10 GT)

Luas lahan: 2.084 m2 Kantor: 40 m2 Gedung Pelelangan: 200 m2 (jumlah

lapak 82 unit diisi oleh 31 pedagang) Tempat Penjualan Ikan: 1.400 m2 Dermaga: 35 m2

Kelurahan Kali Baru Kecamatan Cilincing

5. Cilincing Walikota Jakarta Utara 10 s/d 15 motor tempel (ukuran: dibawah 10 GT)

Luas lahan: 1.100 m2 Gedung Pelelangan+kantor: 500 m2 Dermaga: 200 m2

Kelurahan Cilincing Kecamatan Cilincing

Sumber: SK Gubernur Propinsi DKI Jakarta No. 4.022/1999 Keterangan: penyelenggara Pelelangan Ikan di:

TPI Muara Baru : Koperasi Mina Baruna dan Koperasi Muara Makmur TPI Muara Angke : Koperasi Mina Jaya TPI Kamal Muara : Sudin Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara TPI Kali Baru : Sudin Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara TPI Cilincing : Sudin Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara

Page 28: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

125

Dari Tabel 4.10 tampak bahwa terdapat tiga TPI di Kecamatan

Penjaringan (masing-masing satu TPI di Kelurahan Kamal Muara, Kelurahan

Pluit, dan Kelurahan Penjaringan) dan dua lainnya di Kecamatan Cilincing. Jika

diukur lewat laut, jarak antara TPI Kamal Muara dengan TPI Muara Angke

sekitar 6 km (lewat darat jaraknya dua kali lipat sekitar 12 km), TPI Muara

Angke ke TPI Muara Baru sekitar 3,6 km, TPI Muara Baru ke TPI Kali Baru

sekitar 13 km, dan TPI Kali Baru ke TPI Cilincing sekitar 2,4 km

Jarak antara TPI Dadap dengan TPI Kamal Muara sekitar 700 m jika

ditempuh lewat laut dan sekitar 4 km jika ditempuh lewat darat. Jarak yang

begitu dekat jika dilihat dari laut telah menyebabkan kurang efisiennya

penggunaan TPI tersebut dan terjadinya pemborosan fasilitas (prasarana dan

sarana pelabuhan)..

Pada saat ini, meskipun telah dilakukan klasifikasi kapasitas tambat labuh

dari setiap TPI yang ada di kawasan Jakarta Utara, tetapi tetap saja telah terjadi

antrian yang cukup signifikan. Di PPSJ Muara Baru, pada saat musim ikan,

antrian bongkar muat palka ikan dapat mencapai 10 jam, sedangkan di PPI Muara

Angke lama waktu antrian mencapai 7 jam. Kasus terjadinya antrian ini antara

lain disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

(1) jumlah kapal ikan yang berlabuh melebihi kapasitas tambat, sehingga

beberapa kapal harus menunggu di luar kolam pelabuhan;

(2) proses bongkar hasil tangkapan yang memerlukan waktu lebih lama untuk

kapal ikan yang membawa hasil tangkapan lebih banyak (tidak ada

keseragaman);

(3) proses muat perbekalan juga memerlukan waktu yang berbeda-beda

sesuai dengan ukuran kapal dan lama waktu penangkapan ikan di laut;

(4) kecepatan proses lelang sangat tergantung pada kelancaran proses

bongkar muat, keberadaan para pembeli, dan kondisi pasar ikan

(konsumen).

Besarnya minat pemilik kapal ikan atau nakhodanya untuk mendaratkan

hasil tangkapannya di TPI Muara Angke dan Muara Baru antara lain disebabkan

oleh fasilitas bongkar muat dan harga jual ikan yang diperolehnya. Sehingga

Page 29: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

126

kapal yang berlabuh tidak hanya yang ber-KTP Jakarta tetapi juga dari daerah-

daerah lainnya. Kebijakan menerima kapal dari luar daerah ini secara ekonomi

memang dapat menambah nilai retribusi dan meningkatkan volume aktivitas

ekonomi di sekitar TPI tersebut, tetapi jika berlebihan akan juga menjadi tidak

efisien karena waktu (dan otomatis kesempatan untuk berusaha) menjadi hilang.

Limpahan antrian kapal ikan yang berlabuh di TPI Muara Angke dan TPI

Muara Baru tersebut tidak secara otomatis dapat ditampung oleh TPI-TPI

disebelahnya (baik di barat maupun di timurnya). Hal ini disebabkan oleh

fasilitas yang tersedia belum memadai. Dengan demikian, untuk menyelesaikan

masalah tersebut antara lain adalah:

(1) membangun dan atau melengkapi fasilitas bongkar muat untuk kapal ikan

dan sarana transportasi darat yang terlibat dalam sistem TPI tersebut;

(2) membangun dan atau meningkatkan kapasitas dan kualitas prasarana dari

TPI ke lokasi pasar, baik untuk pemasaran ikan maupun untuk pembelian

perbekalan lainnya;

(3) melakukan pengelolaan terpadu diantara penaggungjawab operasional

TPI-TPI tersebut sehingga setiap akan timbul masalah di setiap TPI

tersebut dapat langsung diantisipasi sebelumnya;

(4) menerapkan penegakkan hukum secara tegas, adil, dan transparan.

Kebutuhan ikan konsumsi di Provinsi DKI Jakarta dengan asumsi jumlah

penduduk sekitar 9,5 juta jiwa, dan besarnya tingkat konsumsi sebanyak 22,3

kg/kapita/tahun adalah sebesar 580 ton per hari (Disnakkanlut 2005). Jumlah

kebutuhan tersebut dipenuhi oleh ikan lokal dan dari luar daerah, dengan proporsi

masing-masing dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11. Distribusi ikan konsumsi di DKI Jakarta tahun 2005.

No. ASAL IKAN JUMLAH PERSENTASE 1 Ikan laut segar lokal 188,26 ton 32,46 % 2 Ikan laut segar luar daerah 159,74 ton 27,54 % 3 Ikan tawar 116 ton 20 % 4 Ikan asin/olahan 58 ton 10 % 5 Ikan kaleng 58 ton 10 % Sumber: data diolah dari Disnakkanlut (2005)

Page 30: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

127

Asal ikan laut segar yang didatangkan ke Jakarta berasal dari daerah

perikanan (fishing ground) di sekitarnya. Menurut Disnakkanlut (2005), daerah

perikanan tersebut adalah perairan-perairan Bangka Belitung, Sumatera, Selat

Karimata, Laut Jawa, Kalimantan Barat, Kepulauan Natuna, Teluk Jakarta dan

Karawang, serta Karimun Jawa.

Data jumlah kapal ikan di Kota Jakarta Utara dari tahun 1992 sampai

2001 dicantumkan dalam Tabel 4.12.

Tabel 4.12. Data jumlah kapal ikan di Kota Jakarta Utara tahun 1992-2003

Sumber: Disnakkanlut (2002) dan *) Disnakkanlut (2004)

Dari Tabel 4.12 tampak bahwa perubahan jumlah kapal tampak nyata dari

tahun 1998-1999, terjadi kenaikan mencolok untuk jenis perahu layar (hampir

400 %) sedangkan untuk kapal dengan motor tempel mencapai 200 %. Untuk

jenis kapal motor, kondisi sebaliknya terjadi dimana pada periode yang sama

telah terjadi penurunan jumlah dari 2.108 menjadi 2.639 unit. Kemungkinan

perubahan ini dipicu oleh terjadinya perubahan nilai mata uang rupiah terhadap

nilai US$ yang menyebabkan terjadinya gejolak ekonomi dan sosial.

Jenis/tahun 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02*) 03*)

Perahu layar 230 230 354 350 219 195 309 1210 852 450 142 111

- Kecil 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

- Sedang 174 167 231 221 90 90 143 560 394 208

- Besar 56 63 123 129 129 105 166 650 458 242

Motor Tempel 998 879 989 1.640 1.650 1.215 659 1.325 791 791 526 567

Kapal Motor 1.338 1.542 1.686 1.730 1.745 2.121 2.108 1.639 2.095 2.724 2.123 2.246

-0-5 GT 263 238 278 278 277 833 839 246 466 523 85 97

- 5-10 GT 210 226 223 203 203 375 366 413 585 602 510 538

- 10-20 GT 181 122 284 317 315 189 182 400 544 544 501 538

- 20-30 GT 125 231 124 131 139 201 170 292 253 363 344 376

- >50 GT 490 655 707 731 741 453 477 249 214 647 683 697

Total kapal 2.566 2.651 3.029 3.720 3.614 3.531 3.076 4.174 3.738 3.965 5.357 2.924

Page 31: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

128

Sumberdaya ikan yang dihasilkan oleh Kota Jakarta Utara tidak hanya

berasal dari kegiatan penangkapan ikan di laut, tetapi juga berasal dari aktivitas

budidaya (baik budidaya ikan maupun jenis kerang-kerangan). Data potensi

budidaya perikanan darat dan potensi budidaya kerang hijau di wilayah Jakarta

Utara dicantumkan dalam Tabel 4.13 dan Tabel 4.14.

Dari Tabel 4.13 tampak bahwa perikanan budidaya air tawar di wilayah

Jakarta Utara didominasi oleh tambak di Kecamatan Penjaringan dan Cilincing

serta perikanan di perairan umum yaitu di danau dan situ; kolam hanya seluas 2,7

ha. Jumlah petani ikan sebanyak 168 orang petani tambak dan 65 orang petani

ikan di danau. Jumlah petani ikan ini meningkat hampir mencapai 400 %. Luas

lahan budidaya bertambah dari 193 ha tahun 2002 menjadi 250,7 ha, dengan

tingkat produksi total 170,78 ton.

Aktivitas budidaya ikan jenis lain yang juga menguntungkan adalah

budidaya ikan hias. Meskipun jumlah petani ikan hias hanya 7 orang, tetapi

jumlah produksi tahun 2003 mencapai 89.025 ekor. Jumlah ini jauh menurun

jika dibandingkan produksi tahun sebelumnya yang mencapai 632.615 ekor. Hal

ini kemungkinan disebabkan oleh semakin ketatnya isu lingkungan terhadap ikan

hias yang diperoleh dengan cara-cara yang tidak ramah lingkungan.

Aktivitas budidaya laut yang sangat dominan adalah budidaya kerang

hijau. Sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.14, budidaya kerang hijau paling

banyak dilakukan oleh 404 orang nelayan Kamal Muara, yang mengelola 530

rakit dengan luas areal 102.817 m2. Nelayan Cilincing juga mengembangkan

kegiatan yang sama dengan jumlah petani 210 orang dan jumlah rakit 241 serta

mencakup luasan 4.452 m2. Meskipun jumlah unit budidaya kerang hijau di

Kamal Muara lebih banyak dua kali lipat, tetapi jumlah tenaga kerja yang dapat

diserap oleh aktivitas budidaya ini ternyata lebih banyak di Cilincing (1.213

orang) daripada di Kamal Muara (678 orang).

Page 32: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

129

Tabel 4.13. Potensi budidaya perikanan darat di Jakarta Utara tahun 2003.

No. Kecamatan Potensi Budidaya Danau Ikan Konsumsi Ikan Hias Luas

(ha) Petani (orang)

Produksi (kg)

Kolam (m2)

Petani (orang)

Produksi (kg)

Petani (orang)

Produksi (ekor)

Bak/AQ (unit)

1. Penjaringan 27.000 11 6.000 7 15.000 60 Tambak 75 40 11.000 Situ Teluk Gong 2 - - Situ Penjaringan 25 - - Situ PIK 7 - - Situ Mega Mall Pluit 1 - -

2. Cilincing 4.000 61 3.700 1 4.000 150 Tambak 81,7 128 140.380

3. Tanjung Priok 2.000 63 8.300 30 42.000 128 D. Papanggo 25 60 5.000 D. Sunter Podomoro 30 5 -

4. Kelapa Gading 1.500 49 2.500 9 22.000 60 D. Kodamar 2 - -

5. Pademangan 5.500 13 2.300 2 4.000 28 Situ Pademangan 1 13 14.400

6. Koja 3.000 25 3.000 4 2.025 13 Situ Rawa Badak 1 - -

Jumlah 250,7 246 170.780 43.000 222 25.800 53 89.025 439 2002 193 62 - 40.413 136 19.810 84 632.615 303 2001 193 62 - 40.413 136 18.611 84 626.050 302

Sumber: BPS (2004)

Page 33: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

130

Tabel 4.14. Potensi budidaya kerang hijau di Jakarta Utara tahun 2003

No. Lokasi budidaya Bagan tancap Jumlah petani Penyerapan tenaga kerja

Produksi (ton)

Rakit Luas (m2)

1. Kelurahan Kamal Muara 530 102.817 404 678 74.160

2. Kelurahan Cilincing 241 4.452 210 1.213 51.500

Jumlah 771 107.269 614 1.891 125.660

2002 735 102.161 603 1.855 122.000

2001 735 102.161 603 1.855 122.000 Sumber: BPS (2004)

Page 34: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

131

Untuk mencukupi kebutuhan ikan konsumsi tersebut, Pemerintah DKI

Jakarta, khususnya Pemkot Jakarta Utara telah menetapkan berbagai kebijakan

pembangunan perikanan, sebagaimana tercantum dalam Perda 3 Tahun 2001,

tugas pokok Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Provinsi DKI Jakarta

adalah “menyelenggarakan penyusunan, perencanaan, perumusan kebijakan,

pelaksanaan dan pengendalian di bidang peternakan, perikanan dan kelautan”.

Adapun visinya adalah mewujudkan masyarakat sejahtera melalui pengelolaan

sumberdaya peternakan, perikanan dan kelautan yang berwawasan lingkungan

secara berkelanjutan; sehingga misi yang diembannya meliputi:

(1) Mencukupi kebutuhan pangan hewani bagi warga DKI Jakarta;

(2) Melindungi masyarakat dari bahaya penyakit yang

ditimbulkan/bersumber dari hewan/ternak,

(3) Meningkatkan derajat warga ibukota melalui peningkatan kesehatan;

(4) Memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

(5) Menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha yang produktif;

(6) Mengembangkan kelembagaan dan peraturan perundangan;

(7) Pengendalian/pengawasan eksploitasi dan eksplorasi serta penataan

pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan;

(8) Konservasi, rehabilitasi, pelestarian dan perlindungan sumberdaya

perikanan dan kelautan.

Untuk mencapai misi yang diembannya tersebut, Dinas Peternakan,

Perikanan, dan Kelautan Provinsi DKI Jakarta telah menyusun kebijakan

strategik, sebagaimana tercantum di bawah ini:

(1) Mewujudkan kegiatan peternakan, perikanan dan kelutan sebagai salah

satu motor penggerak usaha skala kecil masyarakat yang dapat menyerap

banyak tenaga kerja;

(2) Menggugah kesadaran masyarakat untuk melindungi dan merehabilitasi

ekosistem perairan laut, sungai dan situ agar dapat dimanfaatkan untuk

kegiatan usaha budidaya ikan;

Page 35: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

132

(3) Mendorong penganekaragaman pengolahan hasil peternakan, perikanan

dan kelautan yang laku di pasar modern (supermarket) dan ekspor;

(4) Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi peternakan, perikanan dan

kelautan untuk usaha, pengolahan dan pemasaran;

(5) Menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi berkembangnya usaha

peternakan, perikanan dan kelautan, antara lain: jaminan keamanan,

kepastian usaha ekspor;

(6) Meningkatkan pengawasan, pengendalian dan merehabilitasi ekosistem

habitat pesisir dan laut.

Dari kebijakan-kebijakan strategik tersebut ditetapkan tujuan

pembangunan peternakan, perikanan dan kelautan di Provinsi DKI Jakarta, yaitu:

sebagai bagian dari Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Utara menetapkan

program pengembangan perikanannya terpusat di TPI Muara Angke.

(1) TPI Muara Angke

Muara Angke adalah tempat pendaratan ikan kedua paling besar di

wilayah Kecamatan Penjaringan Kota Jakarta Utara, setelah Muara Baru.

Muara Angke ternyata tidak hanya diperuntukan bagi kapal yang berbasis

di Jakarta, tetapi juga banyak kapal yang berasal dari luar daerah yang

mendaratkan hasil tangkapannya di sini. Untuk jenis ikan yang ditangkap

dari wilayah penangkapan di perairan Laut Jawa dan sekitarnya oleh kapal

yang berlabuh di Muara Angke disebut ikan lokal, sedangkan ikan yang

ditangkap di luar kawasan tersebut oleh kapal yang tidak berbasis di

pelabuhan Muara Angke disebut ikan luar daerah dan kapalnya disebut

kapal andon. Besarnya jumlah ikan yang didaratkan di TPI Muara Angke

dapat dilihat pada Tabel 4.15. Dari Tabel 4.15 tampak bahwa jumlah ikan

lokal yang didaratkan di TPI Muara Angke tahun 2001 mencapai 7.725

ton, dan terus meningkat tahun 2002 menjadi 8.472 ton, tahun 2003 turun

sedikit menjadi 8.163 ton, dan tahun 2004 mencapai jumlah 8.109 ton.

Page 36: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

133

Sementara itu, jumlah ikan luar daerah yang didaratkan di TPI Muara

Angke paling banyak terjadi tahun 2003 sebesar 4.047 ton.

Tabel 4.15. Data produksi ikan lokal dan ikan luar daerah dari masing-masing PPI yang ada di Provinsi DKI Jakarta, tahun 2001-2004

No. JENIS PRODUKSI JUMLAH PRODUKSI (kg)/TAHUN 2001 2002 2003 2004 I Tempat Pelelangan Ikan A Ikan lokal TPI Muara

Angke 7.724.796 8.472.920 8.162.744 8.109.187

B Ikan tuna TPI Muara Baru 4.857.485 3.183.343 2.702.357 2.666.077 C Ikan tradisional TPI Muara

Baru 5.422.511 5.456.493 5.786.243 5.245.488

II Ikan Olahan Sunda Kelapa 279.464

III Ikan Luar Daerah A Ikan daerah Muara Angke 3.358.074 3.135.787 4.047.280 3.670.598 B Ikan daerah Muara Baru 25.828.263 18.866.183 2.321.882 2.132.634 C Ikan daerah Pasar Ikan 1.083.562 1.024.724 763.725 743.490 D Ikan daerah Kamal Muara 548.060 539.500 529.550 577.370 E Ikan daerah Kali Baru 326.715 F Ikan daerah Cilincing 422.690

IV Data ekspor jenis produk TPI Muara Baru

17.313.077 16.575.504 16.967.343 29.007.368

Jumlah Total 66.135.828 57.254.454 41.281.124 53.181.081 Sumber: Disnakkanlut (2005)

Untuk TPI Muara Baru terdapat data yang paling menarik, yaitu terjadi

penurunan jumlah ikan tuna dari tahun ke tahun, yakni 4.857 ton, 3.183

ton, 2.702 ton, dan 2.666 ton dari tahun 2001 sampai 2004. Sementara

itu, data ikan lain (ikan tradisional selain tuna) menunjukkan jumlah yang

relatif stabil pada 5000-an ton. Data lain yang juga menarik dari TPI

Muara Baru adalah menurunnya jumlah ikan luar daerah yang didaratkan

di sini, yaitu dari jumlah fantastis mencapai 25.828 ton tahun 2001, turun

menjadi 18.866 ton setahun kemudian, lalu turun drastis pada angka 2.322

ton dan 2.133 ton tahun 2003 dan 2004. Jika disandingkan dengan angka

data ekspor produk perikanan yang sangat melonjak dari tahun 2003

sebesar 16.967 ton menjadi 29.007 ton tahun 2004, maka terjadinya

Page 37: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

134

penurunan jumlah ikan daerah yang datang ke TPI Muara Baru tersebut

kemungkinan disebabkan oleh dilakukannya penanganan sebelum ekspor

di daerah-daerah sehingga produk tersebut hanya tercatat sebagai barang

ekspor di PPS Muara Baru.

Ditinjau dari nilai retribusi yang diperoleh dari aktivitas penjualan

ikan tersebut, TPI Muara Angke memperoleh jumlah yang jauh lebih

besar jika dibandingkan dengan TPI lainnya di DKI Jakarta. Data

selengkapnya dicantumkan dalam Tabel 4.16.

Tabel 4.16. Rekapitulasi retribusi pemakaian tempat pelelangan ikan lokal dan ikan luar daerah dari masing-masing PPI yang ada di Provinsi DKI Jakarta, tahun 2001-2004

No JENIS PRODUKSI RETRIBUSI/TAHUN (x Rp 1.000) 2001 2002 2003 2004 I Tempat Pelelangan Ikan A Ikan lokal TPI Muara

Angke 1.235,7 1.550,3 1.615.307 1.659.646

B Ikan tuna TPI Muara Baru

- 396.830 325.758 394.086

C Ikan tradisional TPI Muara Baru

223.351 291.212 309.277 280.957

II Ikan Olahan

Sunda Kelapa 1.584

III Ikan Luar Daerah A Ikan daerah Muara

Angke 106.104 99.125 98.145 83.290

B Ikan daerah Muara Baru

- 20.527 63.654 63.007

C Ikan daerah Pasar Ikan 1.084 1.025 764 743 D Ikan daerah Kamal

Muara 548 540 530 577

E Ikan daerah Kali Baru 327 F Ikan daerah Cilincing 423

IV Data ekspor jenis produk TPI Muara Baru

17.313 16.576 16.967 29.007

Jumlah Total 1.610.311 2.398.934 2.447.814 2.547.587 Sumber: Disnakkanlut (2005)

Page 38: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

135

Dari Tabel 4.16 tampak bahwa nilai retribusi yang diperoleh TPI Muara

Angke adalah yang paling besar jika dibandingkan dengan yang diperoleh

dari TPI lainnya, dan meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2001,

nilai retribusi ini mencapai 1,2 milyar rupiah lebih (sekitar 76,74 % dari

total retribusi perikanan), dan secara lambat meningkat menjadi 1,66

milyar rupiah tahun 2004 (sekitar 65,15 %). Turunnya persentase nilai

retribusi tersebut tahun 2004 karena terjadinya peningkatan nilai retribusi

ikan ekspor dari TPI Muara Baru.

Frekwensi pendaratan kapal di TPI Muara Angke semakin hari semakin

tinggi. Menurut informasi lisan dari Kepala UPT Muara Angke, saat ini

(27 Desember 2005) terdapat 815 unit kapal yang berlabuh di kolam

pelabuhan TPI Muara Angke, padahal kapasitas tampungnya hanya 500

kapal. Rekapitulasi data frekwensi tambat labuh kapal yang masuk di PPI

Muara Angke Jakarta Utara tahun 2002-2004 dicantumkan dalam Tabel

4.17, sedangkan data frekwensi tambat labuh selama tahun 2005

dicantumkan dalam Tabel 4.18.

Tabel 4.17 dan Tabel 4.18 menunjukkan bahwa antara tahun 2002-2004

terjadi sedikit perubahan jumlah kapal yang berlabuh di TPI Muara

Angke, yaitu dari 4.859, 4.842, dan 4.934. Sebagian besar dari kapal

yang mendarat berukuran kurang dari 30 GT dan jenis kapal angkut (ojek)

yang melayani transportasi dari Jakarta ke Kepulauan Seribu. Kelompok

kapal penangkap ikan yang paling banyak ternyata adalah kapal dengan

alat tangkap purse seine dan gill net.

Selama bulan Januari sampai dengan bulan Oktober 2005, sebagaimana

tampak pada Tabel 4.17, dari jumlah kapal yang mendarat dan berukuran

lebih besar cenderung mengalami kenaikan, dari 63 sampai lebih dari 100

unit. Untuk kapal ikan yang berlabuh di TPI Muara Angke, yang

menggunakan jenis alat tangkap bouke ami dan jaring cumi juga

mengalami peningkatan.

Page 39: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

136

Tabel 4.17. Rekapitulasi data frekwensi tambat labuh kapal yang masuk di PPI Muara Angke Jakarta Utara tahun 2002-2004 TAHUN JML

KAPAL GT ALAT TANGKAP PENGGUNAAN

ES BALOK SPI YG MATI

SPI LD

< 30 >30 AK BA BB GN JC FN JT LP MA PS PC 2002 4.859 3.830 1.029 1.597 350 - 722 107 255 122 101 - 683 - 934.380 610 175 234 2003 4.842 4.069 773 1.761 622 614 516 288 16 196 91 - 831 - 836.612 579 175 - 2004 4.934 3.884 1.027 1.407 803 560 485 553 3 103 23 5 982 6 847.293 109 34 8 Sumber: Disnakkanlut (2005) Catatan:AK = kapal angkutan; BA = bouke ami (liftnet cumi); BB = bubu; GN = gill net; JC = jaring cantrang; FN = fish net; JT = jaring tangsi; LP = lampara; MA = muro ami; PS = purse seine; PC = pancing. Tabel 4.18. Rekapitulasi data tambat labuh kapal yang masuk di Pelabuhan Perikanan Muara Angke tahun 2005 no BULAN JML

KAPAL GT ALAT TANGKAP PENGGUNAAN

ES BALOK SPI YG MATI

SPI LD

<30 >30 AK BA BB FN GN JC JM JT JN PG LP LB PC PS MA <30 >30 1 Januari 344 282 62 110 31 36 - 28 32 21 4 - 1 4 1 1 75 - 60.600 24 8 - 2 Pebruari 390 337 53 125 32 38 - 35 34 18 3 - - 6 - - 98 1 65.700 24 8 - 3 Maret 454 372 82 132 68 39 - 30 28 39 4 2 - 9 - 1 101 1 80.550 37 16 1 4 April 442 379 63 134 72 33 - 35 29 41 9 3 - 8 - 1 76 1 81.700 49 11 41 5 Mei 496 101 395 171 83 41 - 38 29 47 3 - - 15 2 - 65 2 91.700 46 23 21 6 Juni 476 369 107 148 88 40 - 43 18 62 3 - - 8 - - 65 1 89.050 49 32 25 7 Juli 491 388 103 142 88 38 - 34 24 49 6 - 12 9 - 1 83 5 89.750 30 62 17 8 Agustus 468 350 118 115 100 31 1 41 30 51 2 - - - 2 - 94 1 89.400 28 18 28 9 September 468 366 102 112 108 45 - 30 29 53 2 - - 1 2 2 84 - 92.645 29 15 39 10 Oktober 480 389 91 103 98 36 - 44 31 75 3 - - 1 1 - 88 - 20.450 52 26 - Jumlah 4.509 3.333 1.176 1.292 768 377 1 358 284 456 39 5 13 61 8 6 829 12 761.545 368 216 174 Sumber: UPT Pengelola Kawasan Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan (2005) Catatan:AK = kapal angkutan; BA = bouke ami (lift net cumi); BB = bubu; FN = fish net; GN = gill net; JC = jaring cantrang; JM = jaring cumi; JT = jaring tangsi; JN = jaring nilon; PG = payang; LP = lampara;LB = lion bung (gillnet cucut) ; PC = pancing; PS = purse seine; MA = muro ami

Page 40: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

137

Penggunaan es balok untuk kegiatan perikanan mengalami peningkatan

antara bulan Januari sampai September, dari 60 ribu balok menjadi 90

ribu lebih. Tetapi pada bulan Oktober mengalami penurunan drastis

sampai pada jumlah 20.450 balok saja. Terjadinya hal ini dipastikan

karena kenaikan bahan bakar minyak, sehingga biaya operasional

penangkapan jauh lebih besar jika dibandingkan dengan hasil tangkap

yang diperoleh. Perubahan besarnya biaya operasional kapal penangkap

ikan sebelum dan setelah kenaikan harga BBM dicantumkan dalam Tabel

4.19 dan Tabel 4.20. Sebagai akibat dari kenaikan harga BBM tersebut,

maka sekitar 50,6 % dari kapal ikan yang berlabuh di Muara Angke tidak

dapat beroperasi, karena besarnya biaya operasional sudah melebihi

perkiraan hasil tangkapan.

Besarnya overload dari TPI Muara Angke ini disebabkan oleh beberapa

faktor, antara lain:

(1) Lengkapnya fasilitas bongkar muat pelabuhan;

(2) Proses pelayanan administrasi bongkar muat berlangsung sangat

singkat (15-20 menit) sedangkan proses sortir dan bongkat muatan

sekitar satu jam.

(3) Mudahnya dilakukan proses pemasaran ikan;

(4) Fasilitas pendukung operasional penangkapan tersedia secara

lengkap.

(5) Semakin besarnya biaya operasional penangkapan sebagai akibat

naiknya BBM.

(6) Rendahnya biaya tambat kapal perhari, sesuai dengan Perda No.

3/1999 (dimana biaya tambat untuk kapal perhari sampai dengan 5

GT = Rp 300, antara 5-10 GT = Rp 1.000, antara 10-20 GT = Rp

2.000, dan > 20 GT = Rp 4.000);

(7) Tidak adanya batasan jangka waktu kapal boleh bersandar di

kolam pelabuhan.

Page 41: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

138

Tabel 4.19. Dampak kenaikan BBM terhadap biaya eksploitasi penangkapan ikan di TPI Muara Angke Maret 2005 dari Rp 1.600 menjadi Rp 2.150.

No ALAT TANGKAP LAMA TRIP

(hari)

UKURAN KAPAL

(GT)

KEBUTUHAN BBM

(liter)

BIAYA EKSPLOITASI SBLM

NAIK BBM

BIAYA EKSPLOITASI STLH

NAIK BBM

% KENAIKAN

1 Payang 4 6 500-600 1.500.000 1.900.000 27

2 Jaring cumi 15 6 4.000 13.000.000 15.300.000 18

3 Gillnet 20 29 10.000 22.000.000 27.000.000 23

4 Jaring cumi 60 43 20.000 38.000.000 48.000.000 26

5 Jaring tangsi 60 15 5.000 15.250.000 17.500.000 15

6 Purse seine 10 < 30 5.000 14.500.000 17.000.000 17

7 Fish net 30 29 15.000 28.990.000 37.000.000 28

8 Fish net 45 29 20.000 39.360.000 49.500.000 26

9 Purse seine cakalang 7 88 4.000 14.600.000 16.900.000 16

10 Bubu 20 26 3.000 8.790.000 10.550.000 20

11 Angkutan 7 24 1.300 11.185.000 12.780.000 14 Sumber: Disnakkanlut (2005)

Page 42: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

139

Tabel 4.20. Dampak kenaikan BBM terhadap biaya eksploitasi penangkapan ikan di TPI Muara Angke Maret 2005 dari Rp 2.150 menjadi Rp 4.300

No ALAT

TANGKAP LAMA TRIP (hari)

UKURAN KAPAL

(GT)

BIAYA OPERASIONAL BIAYA OPERASIONAL SDH NAIK BBM

(x Rp 000)

HASIL PER TRIP (juta)

BIAYA OPERASIONAL

SBLM NAIK BBM (x Rp 000)

BBM (Lt) Harga (x Rp 1000)

Es (balok) Harga (x Rp 1000)

Oli dll x Rp 1000

Ransum x Rp 1000

Gaji ABK x Rp 1000

Premi nakhoda x Rp 1000

1 Payang 4 6 200 860

20 240

60 350 600 - 2.110 2-2,5 1.670

2 Jaring cumi 20 < 30 7.000 30.100

400 3400

4.000 3.000 4.400 6.000 50.900 20-40 35.000

3 Jaring cumi 20 > 30 9.000 38.700

400 3.400

6.000 3.000 5.200 6.000 62.300 25-50 42.000

4 Bouke ami 50 > 30 23.000 98.900

- 12.000 6.000 13.000 11.250 141.150 50-100

89.050

5 Purse seine cakalang

15 > 30 8.500 36.550

700 5.950

4.675 5.000 18.000 - 70.175 25-40 50.470

6 Purse seine ckl/kembung

10 < 30 4.000 17.200

250 2.125

2.000 4.000 16.000 - 41.325 20-50 31.525

7 Gillnet pari 60 </>30 9.000 38.700

500 4.250

5.000 6.000 13.320 4.500 71.770 25-40 50.470

8 Gillnet tongkol 25 </>30 6.000 25.800

350 2.975

3.500 3.500 10.000 - 45.775 15-30 32.075

9 Bubu 25 < 30 6.000 25.800

300 2.550

3.500 3.000 3.700 - 38.550 20-30 24.850

10 Bubu 40 > 30 8.000 34.400

400 3.400

4.500 5.000 7.400 - 54.700 20-40 31.100

11 Tuna long line 81 < 100 32.400 195.372

- 72.100 7.500 24.440 5.425 304.837 200-230

201.017

12 Perahu harian 1 < 10 150/645 5/60 - 150 480 - 1.335 1-1,5 1.005 Sumber: UPT Pengelola Kawasan Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan (2005)

Page 43: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

140

Tidak seimbangnya antara kapasitas tampung kolam pelabuhan dengan

jumlah kapal yang berlabuh, telah menimbulkan berbagai permasalahan,

antara lain:

(1) Kebutuhan bahan perbekalan untuk operasional kapal ikan

meningkat;

(2) Upaya pemeliharaan fasilitas pelabuhan dan TPI menjadi lebih

berat;

(3) Upaya pemeliharaan kebersihan lingkungan harus ditingkatkan;

(4) Memungkinkan terjadinya praktek kolusi dalam proses bongkar

muat, karena setiap kapal yang terdapat dalam antrian

menginginkan ditangani lebih cepat dan lebih dulu;

(5) Kenaikan harga BBM telah mengakibatkan tingginya persentase

kapal yang tidak dapat beroperasi, sehingga menimbulkan dampak

sosial bagi buruh nelayan dan buruh yang bekerja di pelabuhan.

Rendahnya biaya tambat kapal sesuai dengan Perda No. 3/1999 juga

menjadi penyebab kapal nelayan tersebut untuk tetap berlabuh. Hal ini

akan mengakibatkan terjadinya penumpukkan kapal di kolam pelabuhan,

dan menghalangi kapal yang akan melakukan bongkar muat.

Overload-nya TPI Muara Angke menimbulkan terjadinya pasokan kurang

untuk bahan-bahan kebutuhan operasional kapal ikan, yang terdiri dari es,

air tawar bersih, sarana pengolahan, boks ikan, gudang garam, gudang

dingin untuk menyimpan ikan hasil tangkapan, gudang pembeku,

kontainer, dll. Secara rinci, ketersediaan dan kebutuhan prasarana/sarana

penanganan dan pengolahan hasil perikanan di Muara Angke

dicantumkan dalam Tabel 4.21.

Page 44: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

141

Tabel 4.21. Ketersediaan dan kebutuhan sarana dan prasarana penanganan dan pengolahan hasil perikanan

KETERSEDIAAN KEBUTUHAN

PRASARANA JUMLAH

KAPASITAS

TERPASANG

PRODUKSI PRASARANA JUMLAH

(unit)

KAPASITAS

A Pabrik es 1 unit 6.000 balok 3.000

balok/hari

A Pabrik es 1 7.000-8.000

balok

Pasokan es kop putri salju 2.500-3.000

balok/hari

Pasokan es kop KPNDP 1.200-2.000

balok/hari

B Cool room/chill room 1 unit 150 ton 150 ton B Cool room/chill room 5 750 ton

C Cold storage 1 unit 1.000 ton 400 ton C Cold storage 1 1.000 ton

D Cool box 1.000 unit 100 ton 100 ton D Cool box 2.000 200 ton

E Air bersih 2.122

m3/bln

2.122 m3/bln 2.122 m3/bln E Air bersih 3.395 m3/bln 5.000 m3/bln

F Sentra pengolahan

tradisional (UKM)

1 lokasi 208 unit 30-40 ton F Sentra pengolahan

tradisional (UKM)

250 unit 50 ton

G Sarana/peralatan

pengolahan

7 unit 5 ton 3,5 ton/hari G Sarana/peralatan

pengolahan

7 unit 5 ton

H Gudang garam 5 unit 15 ton/hari 10,5 ton/hari H Gudang garam 5 unit 15 ton/hari

I Kontainer 12 unit 288 ton 250 ton I Kontainer 18 unit 432 ton

Sumber: UPT Pengelola Kawasan Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan (2005).

Page 45: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

142

Dari Tabel 4.21 tampak bahwa kekurangan pasokan fasilitas terdiri dari air

bersih, es, ruang pendingin, cold storage, cool box, sentra pengolahan

tradisional, gudang garam, dan kontainer. Beberapa dari fasilitas yang

kurang tersebut dapat dengan mudah dipenuhi (seperti cool box, kontainer,

dll) dengan cara membelinya. Namun demikian, jika dikaitkan dengan

penempatannya maka hal ini menjadi tidak mudah, karena adanya faktor-

faktor pembatas di bagian hulunya, seperti ketersediaan lahan dan

keterbatasan sarana penunjang (antara lain air, listrik, bahan bakar, dll).

Pemenuhan kekurangan fasilitas tersebut pada gilirannya akan

menimbulkan masalah ekonomi dan sosial yang cukup rumit.

(2) TPI Kamal Muara

Globalisasi telah membawa dampak yang cukup besar ke seluruh dunia,

antara lain juga ke Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia.

Untuk menghadapi era ini, Jakarta mempersiapkan diri untuk menjadi kota

unggulan yang mampu bersaing dengan kota-kota besar lainnya di

kawasan Asia Pasifik. Salah satu kawasan yang mendapat prioritas untuk

dibenahi adalah kawasan Pantura Jakarta, yang direncanakan sebagai

water front city.

Muara Kali Kamal, saat ini berfungsi sebagai tempat pendaratan ikan

(TPI). Meskipun sudah dilakukan pembenahan, namun kesan

semrawutnya penataan bangunan dan aktivitasnya masih terasa. Pemda

DKI melalui BPR Pantura dan PT Pembangunan Pantura sudah

melaksanakan studi untuk penyusunan Master Plan Penataan DAS Kali

Kamal-Kamal Muara. Tujuan studi tersebut adalah untuk mengkonkritkan

pembangunan DAS Kali Kamal sebagai salah satu jalan untuk

meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan dan juga meningkatkan

produktivitas nelayan melalui pengembangan usaha, sarana dan prasarana

TPI, sarana promosi dan pemasaran hasil-hasil perikanan serta

pembangunan perumahan dan fasilitasnya (BPRP 2001). Tujuan yang

Page 46: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

143

lainnya dari studi ini adalah: 1) terbangunnya salah satu kawasan nelayan

sebagai asset produksi pengembangan terpadu Jakarta Utara; 2)

tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas dan lingkungan yang

memadai; 3) terbangunnya suatu kawasan komersil yang dapat mendukung

adanya perkampungan/pemukiman nelayan yang lengkap dengan

fasilitasnya; dan 4) penambahan sarana rekreasi sebagai asset wisata

Jakarta.

Adapun sasaran studi ini adalah disamping terjadinya peningkatan

pendapatan dan produktivitas nelayan, adalah untuk menciptakan suatu

kawasan komunitas sosial terpadu dengan pengembangan usaha, yaitu

dapat dibangun “fasilitas multi purpose/public facility” berupa fasilitas

yang ada kaitannya dengan aktivitas perikanan dan kegiatan penunjang,

antara lain pendaratan ikan (fishing port), pengawetan dan pengasapan

ikan, kolam pembiakan, pasar pelelangan ikan, serta rumah makan laut

(seafood restaurant).

Dari informasi di atas tampak bahwa program pembangunan yang

direncanakan oleh Pemda DKI Jakarta dan Pemkot Jakarta Utara, belum

memasukan kawasan Dadap sebagai bagian dari unsur yang harus

dipertimbangkan, baik keberadaan nelayannya maupun ketidak-

berfungsian dari TPI Dadap tersebut. Ketidakterpaduan program

pembangunan di wilayah perbatasan seperti ini merupakan salah satu

faktor yang kemungkinan dapat memberi pengaruh negatif terhadap

pengelolaan program-program pembangunan di kemudian hari.

Berbagai rencana pembangunan kawasan Kamal Muara telah dilakukan

oleh Pemkot Jakarta Utara, mulai dengan rencana pembangunan tempat

pendaratan ikan dan restoran tradisional kawasan DAS Kali Kamal sampai

Rencana Pembangunan Kota Air Kamal Muara. Kedua rencana

pembangunan tersebut telah diwujudkan sampai tahap studi kelayakan;

meskipun pembangunan fisiknya belum dimulai.

Page 47: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

144

Isu dan permasalahan yang berkembang berkaitan dengan bidang

perikanan di lokasi penelitian hampir merata juga dialami oleh kawasan

lainnya di pantura. Masalah yang teridentifikasi antara lain: produksi hasil

tangkap, harga ikan, kelembagaan, dan penurunan produktivitas usaha

budidaya. Ketersediaan sarana khusus perikanan memang masih belum

lengkap seperti: pabrik es dan Depot BBM, tetapi karena lokasinya sangat

dekat dengan sumber prasarana yang diperlukan tersebut maka masalah ini

dapat cepat diatasi.

Kondisi perikanan di kawasan Kamal Muara berpusat di TPI Kamal

Muara, dimana terdapat beberapa kegiatan yang meliputi aspek:

(1) Pemasaran

Kegiatan pemasaran ikan bertujuan untuk menjaga stabilitas harga

agar tercapai keuntungan optimal bagi nelayan dan kepuasan bagi

para konsumen, baik konsumen langsung maupun tidak langsung.

(2) Pembinaan mutu

Berbagai usaha untuk melakukan peningkatan mutu ikan yang

didaratkan sudah dilakukan oleh pemerintah daerah melalui

kegiatan penyediaan sarana dan prasarana pelelangan sehingga

ikan yang dipasarkan mempunyai kualitas yang masih baik.

Sebagaimana di TPT-TPI lainnya, masalah krusial yang sering

dijumpai adalah penyediaan air bersih, es, dan kebersihan

lingkungan.

(3) Penarikan retribusi

Pada setiap kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan sumberdaya

perikanan dikenakan biaya retribusi.

Beberapa permasalahan yang sedang terjadi saat ini di kawasan Kamal

Muara antara lain:

Page 48: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

145

(1) Adanya kapal ikan yang parkir untuk mengisi bahan perbekalan

meskipun ikan yang mereka tangkap sebelumnya telah didaratkan

di TPI lain; hal ini agak mengganggu kegiatan bongkar-muat hasil

tangkapan kapal-kapal ikan lainnya;

(2) Instalasi limbah tidak berfungsi sebagaimana mestinya;

(3) Banjir hampir setiap saat terjadi pada saat air laut pasang;

Jumlah nelayan yang resmi tercatat berdasarkan data dari Dinas

Peternakan, Perikanan dan Kelautan DKI Jakarta tahun 2003 di wilayah

Kecamatan Penjaringan sebagian besar merupakan nelayan pendatang

(8.100 orang atau 74,67 %) dan hanya sebagian kecil (2.748 orang atau

25,33 %) merupakan nelayan menetap. Sebagian besar dari nelayan

pendatang (87,62 %) merupakan nelayan pekerja dan hanya sebagian kecil

(12,38 %) yang merupakan nelayan pemilik. Sedangkan untuk nelayan

menetap, proporsinya kurang lebih sama antara nelayan pemilik dan

nelayan pekerja, dengan persentase masing-masing 47,71 % nelayan

pemilik dan sisanya 52,29 % merupakan nelayan pekerja. Secara

keseluruhan, total nelayan yang ada di Kecamatan Penjaringan adalah

10.848 nelayan, sedangkan di Jakarta Utara adalah sebanyak 17.341

nelayan. Ini berarti sebanyak 62,56 % nelayan yang beroperasi di wilayah

Jakarta Utara terkonsentrasi di Kecamatan Penjaringan.

Hasil penelitian Litasari (2002) menunjukkan bahwa jumlah nelayan di

Kelurahan Kamal Muara adalah 10.350 orang, pembudidaya kerang hijau

397 orang, dan para pengolah dan pedagang sebanyak 1.615 orang. Dari

397 orang pembudidaya kerang hijau ini, terdapat sekitar 1.000 unit rakit,

yang jika dilihat dari daratan pun akan tampak seolah-olah pesisir Kamal

Muara seperti dipagari oleh pagar-pagar bambu. Data terakhir

menunjukkan bahwa pada bulan April 2007, tercatat hanya ada 636

nelayan (Anonimous 2007). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan

perikanan sudah mulai menurun, baik karena domisili nelayan yang

berubah ataupun karena terjadinya perubahan pola mata pencaharian dari

nelayan ke jenis usaha lain.

Page 49: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

146

Litasari (2002) juga menyebutkan bahwa produksi kerang hijau tahun

2000 mencapai 10.000 ton, dan hanya merupakan 50 % dari produksi

tahun 1999. penurunan jumlah produksi ini disebabkan oleh bertambah

rusaknya kualitas perairan pantai sehingga menyebabkan pertumbuhan

kerang lebih lambat, yang tadinya dapat dipanen setelah 6-7 bulan, tetapi

tahun 2002 sudah memerlukan waktu pemeliharaan antara 8-11 bulan.

Produksi per rakit juga menurun dari 15-20 ton menjadi sekitar 10 ton saja.

Pendapatan rata-rata pembudidaya kerang hijau di Kelurahan Kamal

Muara sekitar Rp 4.500.000 per rakit per musim. Kerang hijau rebusan

laku terjual seharga Rp 6.000 per kg (Litasari 2002).

Hasil samping dari budidaya kerang hijau dan bagan adalah ikut

terpanennya oyster. Meskipun jumlahnya sedikit, tetapi daging oyster ini

berharga sampai Rp 15.000 per kg. Sedangkan hasil samping nelayan

kerang darah adalah kerang kapak-kapak (Pina sp), dengan harga jual Rp.

17.000 per kg.

Jumlah ikan yang berhasil didaratkan di TPI Kamal Muara pada tahun

2002 adalah sebesar 529.550 kg atau senilai Rp. 776.245.000. Jumlah ini

sedikit lebih kecil jika dibandingkan dengan data tahun sebelumnya yang

mencapai nilai Rp 889.910.000, meskipun tetap menunjukkan

kecenderungan terjadinya peningkatan jika dilihat dari produksi tahun

1997.

Jenis alat tangkap yang digunakan nelayan yang beroperasi dari TPI

Kamal Muara adalah gill net, jaring payang, sero, jaring tembang, dan

pancing. Sedangkan untuk aktivitas budidaya ikan, sarana produksi yang

tersedia berupa tambak (untuk bandeng) serta bambu dan tambang tami

untuk budidaya kerang hijau. Data selengkapnya dari volume dan nilai

produksi ikan lokal di TPI Kamal Muara berdasarkan alat tangkap

dicantumkan dalam Tabel 4.22.

Page 50: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

147

Tabel 4.22. Data nilai produksi TPI Kamal Muara dan DKI Jakarta dari Tahun 1997 – 2003 (dalam Rp 1.000.000)

Tahun Nilai

Produksi TPI Kamal Muara

% Kenaikan/ Penurunan

Nilai Produksi

DKI Jakarta

% Kenaikan/ Penurunan

Proporsi Nilai

Produksi

1997 113,840 58.427,363 0,19

1998 129,626 13,87 64.555,867 10,49 0,20

1999 160,600 23,89 123.692,176 91,60 0,13

2000 488,636 204,26 94.188,509 -23,85 0,52

2001 889,910 82,12 70.024,728 -25,65 1,27

2002 776,245 -12,77 ta -

Rata-rata 62,27 - 13,15 0,46 Sumber: BPS (2004a); Disnakanlut (2002); data diolah.

Dari data yang dikumpulkan antara tahun 1997 – 2002 menunjukan

kenaikan volume dan nilai produksi rata-rata sebesar 62,27 %/tahun di TPI

Kamal Muara. Rata-rata kenaikan volume/nilai ikan ini lebih besar

dibandingkan dengan rata-rata kenaikan volume dan nilai ikan untuk DKI

Jakarta, yakni hanya sebesar 13,15 %. Namun demikian, volume atau nilai

ikan tersebut hanya sedikit saja sumbangannya (0,46 %) terhadap total

nilai produksi ikan untuk wilayah DKI Jakarta. Rincian nilai produksi

ikan dari Tahun 1997 – 2002 dicantumkan dalam Tabel 4.23.

Ikan yang berhasil ditangkap diantaranya ikan bawal hitam, belanak,

baronang, cendro, cumi-cumi, ekor kuning, kakap merah, kembung, kue,

layang, layur, manyung, dan ikan pari. Alat tangkap yang digunakan

berupa gill net, jaring payang, ataupun pancing. Selain itu diproduksi juga

ikan bandeng dan mujair, yang merupakan hasil tambak. Data

selengkapnya dari volume dan nilai produksi ikan lokal di TPI Kamal

Muara berdasarkan jenis dicantumkan dalam Tabel 4.24.

Hasil pengamatan terakhir tahun 2007 menunjukkan bahwa jenis ikan

yang dipasarkan di TPI Kamal Muara tidak hanya terbatas pada ikan-ikan

laut dan tambak saja. Beberapa jenis ikan tawar yang dibudidayakan di

karamba jaring apung di waduk-waduk juga ikut dipasarkan.

Page 51: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

148

Tabel 4.23. Daftar jenis ikan yang didaratkan di TPI Kamal Muara dari tahun 1997-2001 (Disnakkanlut. 2002)

No. Nama Lokal 1997 1998 1999 2000 2001 Kg (Rp 1.000) Kg (Rp 1.000) Kg (Rp 1.000) Kg (Rp 1.000) Kg (Rp 1.000)

1 Bandeng 17.310 12.737 20.920 17.440 16.860 24.010 61.700 131.475 255.590 363.625 2 Bawal hitam 1.990 1.682 100 134 150 192 - - - - 3 Belanak - - 100 164 - - - - - - 4 Beronang - - 600 604 - - - - - - 5 Campur 20.770 4.293 12.530 2.654 63.210 17.762 36.300 11.646 - - 6 Cendro 1.650 1.350 1.880 1.156 - -- - - - - 7 Cumi-cumi 6.160 6.530 1.430 2.050 220 324 760 3.220 - - 8 Ekor kuning - - - - - - - - - - 9 Japuh - - 670 364 - - - - - - 10 Kakap merah - - - - - - 2.900 10.250 20.540 37.900 11 Kembung 21.900 16.554 9.560 7.458 10.660 13.904 13.390 38.978 24.540 45.325 12 Kuwe 10.940 8.436 13.360 11.212 8.610 10.810 6.980 19.568 16.330 40.775 13 Layur 610 280 510 280 1.450 1.106 - - - - 14 Manyung 14.710 7.032 9.430 5.946 6.880 7.992 2.280 6.378 740 1.400 15 Mujair 11.530 4.348 10.820 4.308 10.150 7.190 4.700 5.280 12.170 13.490 16 Pari 2.270 1.112 2.010 1.224 1.700 1.316 950 1.632 - - 17 Rebon - - - - 4.520 4.018 4.390 4.900 - - 18 Selar 61.050 18.840 63.800 22.046 58.800 24.938 73.810 100.660 84.690 121.665 19 Talang-talang 8.770 4.372 9.380 6.202 6.380 7.450 1.300 4.086 - - 20 Tembang 51.850 10.668 121.440 30.070 44.750 11.926 14.660 5.328 - - 21 Teri 7.470 3.460 1.620 896 5.290 5.292 3.650 4.238 - - 22 Tonglol - - - - - - 24.560 55.800 28.940 57.400 23 Udang 16.120 12.146 19.560 15.418 16.450 22.370 28.780 75.240 87.930 167.580

Page 52: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

149

Tabel 4.24. Volume dan nilai produksi ikan lokal di TPI Kamal Muara berdasarkan alat tangkap tahun 1997-2001 (Disnakkanlut. 2002)

No. Nama Lokal 1997 1998 1999 2000 2001 Kg (Rp 1.000) Kg (Rp 1.000) Kg (Rp 1.000) Kg (Rp 1.000) Kg (Rp 1.000)

1 Empang 50.460 31.869 50.570 36.782 43.460 53.570 95.180 211.995 355.690 544.695

2 Gill net - - - - - - 12.870 27.530 49.590 93.050

3 Jaring rampus - - - - - - 610 1.954 - -

4 Jaring tembang 34.800 6.964 19.300 3.896 15.950 3.794 6.800 2.040 - -

5 Pancing 28.070 32.520 98.530 189.240

6 Payang 61.050 18.840 63.800 22.046 58.800 24.938 55.940 92.815 44.250 62.925

7 Sero 110.790 56.167 166.050 66.902 137.870 78.298 85.730 119.785 - -

Jumlah 257.100 113.840 299.720 129.626 256.080 160.600 285.200 488.639 548.060 889.910

Page 53: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

150

Perahu/kapal yang dioperasikan di wilayah perairan Kamal Muara ini

secara umum dapat dikelompokan ke dalam 3 golongan, yaitu : ukuran

besar (> 10 GT) 1.076 buah; ukuran sedang (5 – 10 GT) sebanyak 21

buah; dan tidak terdapat perahu dengan ukuran kecil (kurang dari 5 GT

tanpa motor atau motor < 10 PK dengan dimensi 7 x 2,80 m2).

Berdasarkan data nilai produksi dari masing-masing jenis alat tangkap

yang digunakan, sebagian besar ikan yang mendarat di TPI Kamal Muara

adalah dari tambak, dengan volume 440.150 kg atau setara dengan Rp

599,095 juta. Volume tersebut 83,12 % dari volume total volume produksi

ikan di TPI Kamal Muara, yakni 529.550 kg atau senilai Rp. 776,245 juta.

Sedangkan volume dan nilai produksi yang berasal dari gill net, jaring

payang dan pancing hanya sebagian kecil saja, masing-masing secara

berurutan adalah seberat 33.850 kg (6,39 % total produksi) dari gill net,

seberat 17.810 kg (3,36 % total produksi) dari jaring payang dan 37.740 kg

(7,13 % total produksi) dari alat tangkap pancing.

Selain perikanan tangkap dan budidaya di atas, nelayan setempat juga

mengusahakan budidaya kerang hijau. Jika dilihat dari jumlah petani yang

mengusahakannya, di Kamal Muara terdapat 404 petani atau 65,80 % dari

keseluruhan petani kerang hijau yang ada di Jakarta Utara. Lokasi lainnya

terdapat di Cilincing dengan 210 petani kerang hijau. Produksi yang telah

dihasilkan pada tahun 2003 mencapai 74.160 ton yang berasal dari 530

rakit dengan luas 102.817 ha yang dikelola oleh sebanyak 678 tenaga kerja

(petani kerang hijau) atau kurang lebih 1 orang per-rakit.

Bilamana disimpulkan, maka kegiatan perekonomian yang berlangsung di

kawasan Kamal Muara terdiri dari:

(1) Pendaratan ikan yang berasal dari kapal motor, kapal dengan motor

tempel, dan perahu tradisional;

(2) Industri pemasaran ikan: berupa pengepakan ikan, pembuatan

garam secara tradisional; sistem distribusi ikan yang dilakukan

adalah dengan cara: dijual langsung kepada masyarakat konsumen

secara eceran, dan dijual partai besar kepada grosir. Kegiatan pasar

Page 54: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

151

ikan tradisional berlangsung setiap hari, baik ikan yang di-es

maupun yang tidak;

(3) Warung/restoran ikan: banyak dilakukan oleh penduduk disekitar

pintu masuk perkampungan nelayan Kamal Muara yang langsung

berbatasan dengan Kali Kamal;

(4) Pemuatan perbekalan penangkapan ikan disuplai oleh unit

perbekalan nelayan, yang menyediakan sarana penangkapan ikan

dan kebutuhan hidup sehari-hari.

(5) Kegiatan perbankan, baik pemerintah maupun swasta.

(6) Kegiatan perkoperasian, yang terdiri dari koperasi konsumsi,

koperasi produksi dan koperasi serba usaha.

(7) Kegiatan industri, dari yang berskala besar hingga industri yang

berskala kecil atau rumah tangga.

Sarana perekonomian berupa bank hanya terdapat 2 buah, masing-masing

satu buah bank pemerintah dan sebuah bank swasta. Dilihat dari jumlah

bank yang ada, Kamal Muara merupakan wilayah yang jumlah banknya

paling sedikit di Kecamatan Penjaringan, dimana total keseluruhan bank

yang ada di kecamatan ini mencapai 18 buah bank dan tersebar di semua

kelurahan.

Sarana perekonomian lain adalah koperasi, berdasarkan data yang berasal

dari Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan DKI pada tahun 2003

hanya terdapat sarana koperasi berupa sebuah koperasi simpan pinjam

dengan 81 anggota dan sebuah koperasi serba usaha dengan jumlah

anggota 109. Jenis koperasi lainnya, yakni koperasi konsumsi dan

koperasi produksi belum ada.

Pasar Inpres, yang merupakan sarana perekonomian yang paling vital

belum terdapat di Kamal Muara. Sarana perekonomian berupa pasar yang

ada hanya 1 buah pasar lingkungan dan 1 buah lokasi pedagang K-5

dengan jumlah pedagang sebanyak 46 orang. Total jumlah Pasar Inpres

yang ada di Kecamatan Penjaringan sebanyak 5 buah, tersebar di

Page 55: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

152

Kelurahan Pluit (3 buah) dan Kelurahan Kapuk Muara dan Pejagalan

masing-masing 1 buah. Data selengkapnya dari potensi ekonomi dan

penyerapan tenaga kerja di sekitar TPI Kamal Muara dicantumkan dalam

Tabel 4.25.

Tabel 4.25 Potensi ekonomi dan penyerapan tenaga kerja rata-rata per hari di lingkungan TPI Kamal Muara tahun 2005 sebelum kenaikan harga BBM.

No JENIS KEGIATAN/

PELAYANAN

JUMLAH BURUH/

UNIT

NILAI SATUAN

TRANSAKSI HARIAN

JUMLAH TRANSAKSI

HARIAN

KET.

1 Transaksi TPI 35 6.750.000 Anak buah peserta

lelang 20 35.000 700.000

2 Bahan bakar 10 ton 16.500.000 1.650/lt Buruh 10 35.000 350.000 3 Es balok 500 balok 600.000 12.000/blk 4 Kegiatan tambat

labuh 15 50.000 Perda No

3/99 5 Buruh dilingkungan

TPI 15 25.000 375.000

6 Kuli gerobak pengasin

10 15.000 150.000

7 Kuli gerobak lelang 10 25.000 250.000 8 Buruh Pedagang K5

produk ikan 25 15.000 375.000

9 Buruh 6 unit pengepakan

12 20.000 240.000

10 Workshop 4 25.000 100.000 11 Buruh Kios alat

perikanan (2 unit) 2 15.000 30.000

12 Buruh pedagang otak-otak

5 15.000 75.000

13 Buruh depot es 3 20.000 60.000 14 Upah ABK Gillnet (56) 336 35.000 35.840.000 Purse seine (27) 270 27.000 7.290.000 Jaring rampus (42) 210 30.000 6.300.000 Jaring nilon (35) 105 30.000 3.150.000 Payang (11) 132 35.000 4.620.000 Pancing (28) 84 30.000 2.520.000 Bagan (530) 1.590 20.000 31.800.000 Kerang Hijau

(1.000) 3.000 17.000 51.000.000

Jumlah 168.425.000 Sumber: diolah dari BPS (2004) dan dan data primer

Page 56: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

153

Jumlah perusahan industri sebagai salah satu penunjang sarana

perekonomian masyarakat, banyak terdapat di Kamal Muara. Tercatat ada

65 buah industri besar, 100 buah industri sedang, dan 12 buah industri

kecil. Jika dilihat dari persentasenya terhadap Kecamatan Penjaringan,

maka sebarannya mencapai 43,62 % industri besar, 23,53 % industri

sedang dan 12,77 % industri kecil di Kelurahan Kamal Muara.

Sarana perekonomian lain berupa hotel, losmen, hostel, motel, dan

restauran tidak terdapat di Kamal Muara. Sarana perekonomian berupa

hotel dan restauran atau sejenisnya hanyalah berupa warung makan,

dengan jumlah 18 buah. Di Kecamatan Penjaringan, hanya terdapat 1

buah hotel melati yang berada di Kelurahan Pluit.

4.4.2 Keragaan perikanan Kabupaten Tangerang

Sebagai bentuk tanggapan atas pemberlakuan UU No. 23/1999 tentang

Otonomi Daerah, Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang telah menetapkan

kawasan perairan Kecamatan Kosambi merupakan suatu zona pengelolaan

bersama antara Kota Jakarta Utara, Kabupaten Kepulauan Seribu, dan Kabupaten

Tangerang, sebagaimana tercantum dalam Perda No 5/2002 tentang Perubahan

Atas Perda No. 3/1996 tentang RTRW. Aspek legal ini sebenarnya dapat

dijadikan landasan bagi kedua pemerintahan daerah untuk melakukan pengelolaan

bersama kawasan perairan Dadap dan Kamal Muara dan fasilitas yang terdapat di

dalamnya, antara lain TPI.

Secara keseluruhan, luas wilayah Kabupaten Tangerang mencapai 164,31

km2 atau hanya 1,90 % dari luas wilayah Provinsi Banten. Kabupaten Tangerang

memiliki panjang pantai 51 km, dengan potensi sumberdaya ikan yang mencapai

19.441 ton dengan tingkat pemanfaatan sebesar 14.339 ton (73,76 %). Dari

pendekatan produksi total maka potensi Kabupaten Tangerang hanya mencapai

16.664 ton dengan pemanfaatan sebesar 86,05 % (PKSPL IPB 2004)

Page 57: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

154

Produksi ikan yang dihasilkan Kabupaten Tangerang tidak hanya berasal

dari laut, tetapi juga beberapa ekosistem lainnya, seperti rawa, situ, dan sungai.

Potensi areal penangkapan ikan di Kabupaten Tangerang dicantumkan dalam

Tabel 4.26.

Tabel 4.26. Potensi areal penangkapan ikan di Kabupaten Tangerang.

No. JENIS POTENSI PERAIRAN LUAS/PANJANG

1. Rawa 357,0 ha

2. Situ 116,5 ha

3. Sungai 314,3 km

4. Eks galian pasir 350,8 ha

Sumber : TPI Dadap (1996) dan Diskanlut Tangerang (2004)

Kebijakan Pemda Kabupaten Tangerang melalui RTRW Kabupaten

Tangerang tahun 2000 menetapkan bahwa areal pertambakan yang ada di

Kecamatan Kosambi, Teluk Naga, dan Paku Haji akan direlokasi ke Kecamatan

Mauk dan Kecamatan Kronjo. Namun demikian, tahun 2000 tersebut dalam

perencanaannya juga menyatakan bahwa di muara Kali Dadap akan dibangun TPI,

yang tampaknya hanya diperuntukan bagi nelayan yang mau mendaratkan ikan

hasil tangkapannya di laut. Data potensi tambak di Kabupaten Tangerang dapat

dilihat pada Tabel 4.27.

Kegiatan perikanan laut di Kabupaten Tangerang dipusatkan di 7

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), masing-masing satu buah untuk setiap

kecamatan pesisir, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.28.

Page 58: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

Bab4- 155

155

Tabel 4.27. Produksi potensi pertambakan Kabupaten Tangerang tahun 2004.

No. Kecamatan/Desa JUMLAH RTP PEMBUDIDAYA

LUAS (Ha)

Total Bandeng Udang Total Bandeng Udang Potensi Diusahakan Potensi Diusahakan Potensi Diusahakan1. Kronjo:

- Jenggot - Pegadean Ilir - Kronjo - Muncung

29577175

11496375

18880

80,00395,85433,90392,85

80,00

327,00 264,00 350,00

65,00334,35371,00369,85

65,00265,5

214,00350,00

15,0061,5062,9023,00

15,0061,5050,000,00

Subtotal 232 34 1.302,69 1.021,00 1.140,20 894,50 162,40 126,50 2. Kemeri:

- Lontar - Karanganyar - Patra Manggala

211622

211622

000

338,3096,2992,25

111,50 78,10 57,80

235,3096,2972,25

111,5078,1057,80

103,000,00

20,00

0,000,000,00

Subtotal 59 59 0 526,84 247,40 403,84 247,40 123,00 0,00 3. Mauk:

- Mauk Barat - Ketapang - Marga Mulya - Tj. Anom

43311912

4030198

3104

115,72143,3078,5813,50

70,29

100,34 18,64 12,30

85,72122,30

23,300,00

64,2997,8418,640,00

30,0021,0055,2813,50

6,002,500,00

12,30 Subtotal 105 97 8 351,10 201,57 231,32 180,77 119,78 20,80

Page 59: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

Bab4- 156

156

Lanjutan Tabel 4.27

4. Sukadiri: - Karang Serang 0,00 0,00 0,00 20,00

0,00 0,00 0,00 20,00 0,00

Subtotal 0,00 0,00 0,00 20,00 0,00 0,00 0,00 20,00 0,00 5. Pakuhaji:

- Suryabahari - Sukawali - Kramat - Kohod

1223415

1223415

0,000,000,000,00

18,20119,20117,50274,60

18,20

119,20 117,50 70,85

18,20120,40117,50256,60

18,20119,20117,5070,85

0,0043,200,00

18,00

0,000,000,000,00

Subtotal 72 72 0,00 573,90 325,75 512,70 325,75 61,20 0,00 6. Teluknaga:

- Tj Burung - Tj Pasir - Lemo - Muara

:39171725

39171724

0001

196,15291,41228,50259,14

157,00

7,46 135,30 104,50

196,15195,30228,50238,64

157,007,46

135,30103,50

0,0096,110,00

20,50

0,000,000,001,00

Subtotal 98 97 1 975,20 404,26 858,59 403,26 116,61 1,00 7. Kosambi:

- Selembaran Jaya - Selembaran Jati - Kosambi Barat - Kosambi Timur - Dadap

0303920

0303920

00000

467,50120,90146,5066,9949,00

0,00

120,00 142,40 15,00 0,00

315,00120,90146,5066,9930,00

0,00120,00142,4015,000,00

152,50000

19,00

0,000,000,000,000,00

Subtotal 71 71 0 850,89 277,40 679,39 277,40 171,50 0,00 TOTAL 637 594 43 4.600,53 2.477,38 3.826,04 2.329,08 774,49 148,30Sumber : TPI Dadap (1996) dan Diskanlut Tangerang (2003)

Page 60: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

157

Tabel 4.28. Keragaan tempat pelelangan ikan dan institusi penanggungjawab operasionalnya.

No. NAMA TEMPAT PELELANGAN IKAN

PENANGGUNGJAWAB

1. PPI Kronjo di Kecamatan Kronjo Dinas Perikanan dan Kelautan 2. TPI Benyawakan di Kecamatan Kemiri Dinas Perikanan dan Kelautan 3. TPI Ketapang di Kecamatan Mauk Dinas Perikanan dan Kelautan 4. TPI Karang Serang di Kecamatan

Sukadiri Koperasi Perikanan Laut “Bahari”

5. PPI Cituis di Kecamatan Teluknaga KUD “Mina Samudera” 6. PPI Tanjung Pasir di Kecamatan Teluk

naga KUD “Mina Dharma”

7. TPI Dadap di Kecamatan Kosambi KUD “Mina Bahari” Sumber: Diskanlut Kabupaten Tangerang (2003)

Kriteria PPI di Kabupaten Tangerang sebenarnya belum optimal, karena

belum menjadi tempat pemasaran ikan yang utama. Hal ini disebabkan oleh:

(1) Belum memadainya fasilitas PPI, antara lain: tempat sandar kapal.

(2) Alur masuk ke pelabuhan kurang dalam sehingga menyulitkan perahu dalam

proses pendaratan ikan yang dibawanya;

(3) Produksi masih relatif rendah karena armada sebagian besar didominasi oleh

perahu bermotor tempel yang melakukan operasi penangkapan ikan secara

harian;

(4) Banyak nelayan yang sudah mengingat kontrak jual beli dengan bakul,

karena akses ke lembaga keuangan resmi sulit diperoleh;

(5) Pengawasan petugas lapangan masih lemah;

(6) Adanya kompetisi dari PPI yang berada di wilayah DKI.

Pada tahun 2000, data produksi ikan hasil tangkap Kabupaten Tangerang

mencapai 16.895 ton. Produksi tahun berikutnya meningkat sedikit menjadi

17.725,70 ton dan turun lagi tahun 2002 pada jumlah 16.834,25 ton dan tahun

2003 mencapai 15.731 ton. Untuk produksi ikan hasil perairan umum, data

menunjukkan jumlah 130, 123, 165,30, dan 142 ton dari tahun 2000 sampai 2003.

Hasil tangkapan dari perairan umum didominasi oleh jenis ikan tawes. Data

perkembangan produksi ikan di Kabupaten Tangerang selengkapnya dapat dilihat

pada Tabel 4.29.

Page 61: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

158

Tabel 4.29. Perkembangan produksi ikan hasil tangkap di laut dan perairan umum di Kabupaten Tangerang.

No. JENIS USAHA PRODUKSI (TON)

2000 2001 2002 2003

1. Laut 16.895,00 17.725,70 16.834,25 15.731,00

2. Perairan umum 130,00 123,00 165,30 142,00

Total 17.025,00 17.848,70 16.999,55 15.873,00

Sumber: Diskanlut Tangerang (2004)

Pada tahun 2002, data produksi dan nilai jual ikan laut Kabupaten

Tangerang mencapai 16.834,25 ton (Rp 156.977,35 juta), sedangkan untuk

produksi perikanan darat mencapai 7.294,54 ton (Rp 133.226,62 juta) dari

tambak, 2.130,40 ton (Rp 19.626,60 juta) dari kolam, 10,56 ton (Rp 77.400 juta)

dari sawah (minapadi), dan 388,90 ton (Rp 3.676 juta) yang berasal dari perairan

umum dan jaring apung. Produksi ikan tersebut dihasilkan oleh sekitar 1.672

rumah tangga nelayan laut, 921 nelayan di perairan umum, 823 nelayan tambak,

dan 2.325 petani ikan di kolam., serta 9 orang petani ikan jaring apung.

Berbagai jenis alat tangkap yang beroperasi di wilayah Kabupaten

Tangerang adalah payang (48 unit), jaring dogol (50 unit), jaring hanyut (254

unit), jaring klitik (374 unit), jaring rampus (15 unit), bagan perahu (132 unit),

bagan tancap (247 unit). Jumlah kapal penangkap ikan yang beroperasi terdiri

dari: perahu layar kecil (76 unit), kapal dengan motor tempel (909 unit), dan kapal

motor bermesin dalam (157 unit).(Banten dalam Angka 2002, BAPEDA dan BPS

Banten).

Tahun 2003, jenis alat tangkap ikan di Kabupaten Tangerang mencapai 15

jenis dan total unit 2.060 buah. Jenis yang paling populer adalah jaring insang

hanyut (drift gill net), jaring klitik, dan jenis pancing. Keragaan alat tangkap ikan

di Kabupaten Tangerang secara lengkap dicantumkan dalam Tabel 4.30.

Page 62: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

159

Tabel 4.30. Keragaan alat tangkap ikan di Kabupaten Tangerang tahun 2003

No. JENIS ALAT TANGKAP JUMLAH (UNIT)

1. Jaring payang 81

2. Jaring dogol 119

3. Jaring insang hanyut 532

4. Jaring insang tetap 2

5. Jaring klitik 526

6. Jaring insang lingkar 16

7. Bagan tancap 38

8. Jaring angkat lainnya 61

9. Pancing lainnya 401

10. Sero 2

11. Bubu ikan 25

12. Bubu rajungan 14

13. Garok kerang 192

14. Alat lainnya (jala laut) 50

15. Purse seine 1

Jumlah 2.060 Sumber : TPI Dadap (1996) dan Diskanlut Tangerang (2004)

Hasil tangkapan para nelayan dari tahun ke tahun cenderung mengalami

penurunan, atau mengalami penambahan tingkat kesulitan untuk memperoleh

jumlah hasil tangkap yang sama, jika dibandingkan dengan tahun-tahun

sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa gejala over fishing di perairan pantai

Teluk Dadap dan Kamal Muara sudah sangat nyata.

Kestabilan harga jual ikan hasil tangkap adalah suatu hal yang diidamkan

oleh para nelayan. Tetapi fluktuasi hasil tangkap dan kualitas ikan yang

diperolehnya menyebabkan terjadinya fluktuasi harga jual. Sering kali para

nelayan bahkan tidak dapat menutupi biaya operasi penangkapan yang berjumlah

antara Rp 200.000 – 500.000/trip. Bukan suatu hal yang aneh jika terdapat peran

dominan dari juragan yang juga bertindak sebagai penyedia kebutuhan sehari-hari

Page 63: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

160

dari nelayan dan keluarganya. Faktor ini pula yang menyebabkan rendahnya nilai

jual dari ikan hasil tangkapan nelayan.

4.4.3 Keragaan perikanan kawasan Dadap-Kamal Muara

Di kawasan Dadap-Kamal Muara, terdapat dua tempat pendaratan ikan,

yaitu di Desa Dadap terletak di sekitar muara Kali Perancis dan di muara Kali

Kamal untuk Kelurahan Kamal Muara. Jumlah nelayan Desa Dadap yang resmi

tercatat di Kantor Cabang Dinas Perikanan terdiri dari 1.086 KK nelayan domisili

dan 56 KK nelayan pendatang. Sebagian besar dari nelayan ini merupakan

pendatang dari daerah Indramayu dan Cirebon, dengan jenis alat tangkap jaring

udang, gill net, jaring rampus, jaring bondet dan beberapa jenis pancing (pancing

rawe, pancing senggol dan pancing kakap). Sebagian kecil (± 50 kk) nelayan

merupakan penduduk asli Desa Dadap. Dari hasil wawancara diperoleh bahwa

mereka lebih menyukai alat tangkap sero. Sementara nelayan Bugis yang

jumlahnya lebih sedikit (± 30 kk) lagi umumnya mengoperasikan bagan dan

membudidayakan kerang hijau.

Penduduk Kampung Baru Dadap hampir seluruhnya merupakan pendatang

yang berasal dari Muara Karang dan Muara Angke (nelayan asli orang Dadap

bertempat tinggal di Kampung Dadap). Sebagai akibat dari dilakukannya

pembongkaran perkampungan nelayan di Muara Karang dan Muara Angke antara

tahun 1975 sampai 1977, maka garapan tanah petani di Desa Dadap ini berubah

menjadi perkampungan nelayan dengan segala sarananya.

Perkembangan jumlah kapal penangkap ikan di Kabupaten Tangerang dari

tahun 2002-2003 menunjukkan adanya penurunan untuk perahu tanpa motor (dari

76 menjadi 74 buah), peningkatan untuk perahu dengan motor tempel (dari 909

menjadi 1.740 buah), dan penurunan juga untuk kapal motor (inboard) dari 157

menjadi 89 buah (Diskan Tangerang, 2002 dan Diskan Banten 2003). Hal ini

menunjukkan bahwa kapal penangkap ikan mengalami peningkatan positif yang

mencapai 66 %. Peningkatan terbesar terjadi pada perahu motor tempel sebesar

87,5 %, sedangkan kapal motor berkurang dari 157 menjadi 89 unit (turun sebesar

Page 64: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

161

43,3 %). Perahu/kapal yang dioperasikan di wilayah perairan Dadap ini secara

umum dapat dikelompokan ke dalam 3 golongan, yaitu : ukuran besar (7 – 20 GT)

6 buah; ukuran sedang (5 – 7 GT) sebanyak 227 buah; ukuran kecil, (kurang dari 5

GT tanpa motor atau motor < 10 PK 7 x 2 80 m3) sebanyak 55 buah.

Berdasarkan informasi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten

Tangerang, data umum PPI di Desa Dadap Kecamatan Kosambi tahun 2003 dapat

dilihat pada Tabel 4.31.

Tabel 4.31. Data umum PPI Dadap Kecamatan Kosambi Kabupaten Tangerang tahun 2003

No. DATA UMUM IDENTITAS 1. Kampung Dadap 2. Desa Dadap 3. Kecamatan Kosambi 4. Jarak ke: Jalan raya

Ibukota kabupaten Ibukota provinsi

0,40 km 20 km

180 km 5. Lahan: Luas lahan

Status lahan Kemungkinan pengembangan Status lahan pengembangan

1.000 TN

2.000 TN

6. Sungai: Lebar panjang

45 m 3.000 m

7. Klasifikasi D 8. Pengelolaan PPI Dinas 9. Armada: perahu layar (tanpa motor)

motor tempel inboard

74 unit 1.740 unit

89 unit 10. Alat tangkap: pancing

jaring insang jaring kantong perangkap

88 unit 142 unit 39 unit 20 unit

11. Nelayan: RTP RTBP Bakul

227 orang 1.124 orang

71 orang 12. Pengolah: Pindang

Ikan asin lainnya

- 12 orang

4 orang 13. Produksi per tahun 1.128 ton 14. Raman (Rp 000/tahun) 1.692.000 Sumber: Diskan Tangerang (2002) dan Diskanlut Banten (2003)

Page 65: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

162

Dari Tabel 4.31 di atas tampak bahwa terdapat perbedaan informasi

diantara berbagai sumber data, meskipun itu berasal dari Dinas Perikanan dan

Kelautan. Contohnya tentang lembaga yang mengelola TPI/PPI Dadap, dimana

dalam Tabel 4.31 disebutkan dikelola oleh Dinas (Perikanan), tetapi kenyataannya

sampai sebelum vakum dikelola oleh KUD Mina Bahari sebagaimana tercantum

dalam Tabel 4.28.

Berdasarkan hasil survey PKSPL IPB (2004), daerah penangkapan ikan

(fishing ground) untuk perahu tanpa motor hanya di perairan Laut Jawa di sekitar

Kepulauan Seribu. Untuk perahu dengan motor tempel, upaya penangkapan

dilakukan mulai dari Laut Jawa sampai Selat Sunda. Sementara itu untuk perahu

dengan motor dalam, penangkapan dilakukan mulai dari Laut Jawa, Selat Sunda,

sampai ke Laut Cina Selatan.

Daya tahan kapal/perahu tersebut berkisar antara 5 – 20 tahun, tergantung

pada kualitas pemeliharaannya. Biaya perawatan perahu per tahun berkisar dari

Rp. 50.000 – Rp. 200.000 pada tahun 1995 meningkat menjadi Rp 500.000 – Rp

2.000.000, pada tahun 2004, yang sebagian besar berupa biaya penambalan dan

pengecatan ulang.

Jumlah awak kapal yang mengoperasikan satu unit penangkapan berkisar

antara 2 sampai 8 orang tergantung jenis unitnya. Di dalam satu unit ABK terbagi

dalam beberapa jabatan seperti nakhoda, juru mesin, juru mudi dan sebagainya.

Jabatan ini menentukan jumlah bagi hasil yang diperoleh.

Sebagian nelayan yang mengoperasikan jaring udang mempunyai alat

tangkap jenis lain seperti jaring rampus dan pancing, yang digunakan pada musim

yang berlainan. Khusus nelayan pancing yang status kependudukannya musiman,

pada musim barat berlabuh di Dadap wilayah Kabupaten Indramayu, menurut

keterangan penduduk setempat dapat berjumlah ratusan pada suatu saat dan hanya

belasan di saat lainnya.

Alat pancing yang banyak dioperasikan adalah pancing rawe dan pancing

ular. Sebagian besar dari nelayan pancing rawe ini merupakan pendatang dari

Page 66: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

163

Eretan Indramayu. Dengan jumlah ABK antara 4 – 8 orang, nelayan pancing

rawe ini melakukan penangkapan ikan di perairan Tanjung Pandang – Belitung.

Lama operasi penangkapan berkisar antara 2 – 4 minggu, yang memerlukan biaya

operasi sekitar 1 juta rupiah. Untuk penanganan ikan hasil tangkap setiap kapal

pancing rawe ini membawa 50 batang es balok. Seperti halnya dengan nelayan

lain, nelayan pancing juga terjerat bakul dalam pelaksanaan operasi penangkapan

dan pemasaran hasil tangkapannya. Penentuan harga jual ikan merupakan hak

bakulnya.

Kerang darah dan kerang menyon (Anadara sp) dipanen nelayan dengan

cara digaruk dan diselami. Menurut seorang pemilik perahu dan juga sebagai

bakul, jumlah armada perahu yang melakukan kegiatan pemanenan kerang ini

dapat mencapai 250 buah pada musim panen (bulan Mei – Oktober). Jumlah ini

jauh diatas data resmi yang ada di TPI. Dengan jumlah ABK antara 4 – 8 orang,

pada musim panen satu perahu dapat menghasilkan 84 karung sehari. Padahal

pada musim paceklik hanya berkisar antara 4 – 5 karung. Harga jual kerang darah

per ember (kapasitas 10 liter) berkisar antara 3 – 4 ribu rupiah. Satu karung berisi

antara 5 – 6 ember (tergantung dari ukuran karungnya). Observasi lapangan

menunjukan bahwa selektivitas ukuran kerang tidak dilakukan oleh nelayan, tetapi

sesuai dengan alat garuk yang digunakannya.

Nelayan kerang hijau rata-rata mempunyai 200 batang bambu (yang dililit

dengan tambang goni atau pita waring) sebagai sarana tempat menempelnya

kerang hijau. Satu batang bambu (yang harganya Rp. 10.000) memerlukan 3 kg

tambang (Rp. 1.000/kg). Setelah bambu yang dililit tambang tersebut ditancapkan

di dasar laut (pada kedalaman ± 3 – 7 m), diantara batang-batang bambu tersebut

juga direntangkan tambang, yang berfungsi selain sebagai penguat juga

merupakan tempat menempelnya kerang hijau.

Pemanenan kerang hijau dilakukan setelah selang waktu 8 bulan (nelayan

melakukan penancapan bambu pada waktu yang berbeda-beda sehingga

memungkinkannya untuk memanen kerang setiap hari). Pada musim panen,

dilakukan penyelaman dan pemilihan kerang hijau yang berukuran besar-besar

Page 67: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

164

setiap kelompok nelayan (terdapat 50 kelompok nelayan yang beranggotakan

antara 3 – 5 orang) dapat memperoleh 23 karung per hari, sedangkan pada musim

ujung hanya berkisar antara 4 – 5 karung. Harga jual kerang hijau ditingkat

nelayan hanya Rp 13.000 per ember (volume sekitar 10 liter). Pada saat panen

bambu dicabut untuk dibersihkan dari teritip dan jenis kerang yang menempel

lainnya. Tambang yang melilitnya praktis harus diganti.

Ikan-ikan yang hidup dan tertangkap di sekitar perairan pesisir Dadap dan

sekitarnya (Teluk Jakarta) dapat diketahui antara lain dengan mengindentifikasi

ikan yang tertangkap oleh nelayan dan didaratkan di TPI Mina Bahari Desa

Dadap. Ikan-ikan tersebut meliputi ikan yang bernilai ekonomis penting seperti

kakap (Lates sp), kembung (Rastrelliger sp), tenggiri (Scomberomerus sp), dan

selar (Caranx sp). Pada daerah yang memiliki terumbu karang tertangkap pula

ikan beronang (Siganus sp), ekor kuning (Caesio sp) dan kerapu (Epinephelus sp).

Jenis-jenis ikan yang tertangkap di pantai Dadap secara lengkap disajikan pada

Tabel 4.32.

Tabel 4.32. Daftar jenis ikan yang tertangkap di Pantai Dadap (PPLH, 1997) No Nama Lokal Species Ordo Famili 1 Kuweh Caranx sp Percomorphi Carangidae 2 Kakap Lates sp Percomorphi Centroponidae 3 Kembung Rastralligor sp Scombriformes Scombridae 4 Kerapu Epinephelus sp Percomorphi Serranidae 5 Teri Stolephorus tri Malacopterygii Clupeidae 6 Ekor Kuning Caesio sp Percomorphi Lutjanidae 7 Pari Dasyatis sp Batoidei Dasyatidae 8 Peperek Gazza sp Percomorphis Leiognathidae 9 Tenggiri Scomberomorus sp Percomorphis Scomberomoridae 10 Rebon Hemirhampus

melanus Synentognathi Hemirhamphidae

11 Beronang Siganus sp Percomorphi Siganidae 12 Selar Caranx sp Percomorphi Carangidae

Meskipun sedikit, kegiatan penangkapan ikan di Dadap menyebabkan

timbulnya kegiatan pengolahan ikan asin dan rajungan. Terdapat 3 unit

pengolahan ikan asin di Desa Dadap dengan kapasitas maksimal 50 kg. Jenis ikan

yan diasin beraaneka ragam dan yang berukuran kecil (sisa penjualan untuk

Page 68: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

165

konsumsi segar). Harga jual ikan asin ini berkisar antara Rp. 1000 – 15.000 per

kg di Pasar Kamal. Observasi lapangan menujukan bahwa kualitas ikan asin di

desa Dadap jauh lebih bagus dari daerah perikanan lainnya di sekitar utara Pulau

Jawa.

Di samping pengolah ikan asin terdapat pula pengolah rajungan. Hanya

terdapat seorang pengolah rajungan di Desa Dadap. Produksi rata-rata antara 20 –

30 kg daging (maksimal 50 kg) perhari. Daging rajungan merupakan komoditi

yang ekonomis. Harga jualnya tergantung bagaimana daging tersebut berasal,

yaitu daging capit Rp. 8.400/kg, daging kempal Rp. 12.400/kg, daging jari Rp.

5.000/kg dan daging adan Rp. 8.400/kg.

Daging rajungan ini merupakan bahan ekpor yang dikumpulkan oleh PT

Phillips Sea Food, sebuah industri pengolahan di Jakarta Kota. Rajungan yang

cangkangnya dibeli dari nelayan seharga RP. 1.200 per kg (tergantung dari

ukuran). Dengan rendemen 6 – 7 berbanding 1 (6 – 7 kg rajungan bercangkang

menghasilkan 1 kg daging), ditambah dengan upah buruh pengupasan Rp. 700/kg

(bersih, dengan bonus makan, minum, tidur, mandi), nelayan pengolah yang

memperkerjakan 14 orang buruh patut dijadikan teladan.

Penyebaran alat tangkap yang bersifat statis ini, mulai dari pantai hingga

kedalaman perairan sekitar 7 meter. Kedalaman tersebut dicapai pada jarak

sekitar 1,5 – 2,5 km dari pantai. Melihat kepadatan alat tangkap yang demikian

rapat pada lokasi dimana kapal harus berolah gerak sebebas mungkin, maka

pengaturan penempatan alat tangkap yang bersifat tetap ini harus benar-benar

mengacu kepada alur pelayaran agar tidak terjadi benturan kepentingan antara

nelayan dengan kapal-kapal yang keluar masuk pelabuhan terutama pada malam

hari.

Pada tahun 1995, kegiatan perekonomian di Desa Dadap sudah cukup

maju. Hal ini antara lain terlihat dari adanya sarana perekonomian yang telah

tersedia, yaitu 50 buah toko, 75 warung, 10 bengkel, 1 KUD Mina Bahari, 1

pabrik abon ikan, 1 pabrik pencelupan jean dan 6 restoran sea food. Tetapi sejak

Page 69: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

166

diakukannya penon-aktifan aktivitas TPI, maka terjadi pengurangan aktivitas

ekonomi yang dicirikan dengan berkurangnya restoran seafood menjadi tinggal 3

buah. Data dampak penutupan TPI terhadap aktivitas ekonomi secara tertulis

belum dapat diperoleh.

Tempat pelelangan ikan (TPI) yang ada di Desa Dadap terletak di tepi

sungai (muara Kali Perancis). Lokasinya yang sekarang merupakan lokasi baru

setelah pindah dari lokasi awalnya yang berada dekat KUD Mina Bahari.

Pindahnya lokasi tersebut disebabkan oleh pembuatan sodetan Kali Dadap yang

baru. Lokasi yang baru cenderung lebih tenang perairannya karena berada di tepi

sungai dan agak ke hulu. Tahun 1997, dilakukan renovasi TPI Dadap, tahun 2004

kondisinya relatif masih dapat dimanfaatkan meskipun diperlukan beberapa

perbaikan. Beberapa kerusakan yang terjadi lebih banyak disebabkan kurang

efektifnya penggunaan TPI tersebut. Lantai tempat ikan dilelang berlantai

keramik putih. Selain itu juga terdapat sebuah kantor dimana kepala TPI dan

manajer TPI berkantor mengelola TPI.

Hasil tangkapan berupa udang dan kerang ditimbang di TPI tetapi tidak

dilakukan oleh petugas TPI, sedangkan kerang (kerang hijau dan kerang darah)

didaratkan di sepanjang Kali Perancis bagian barat langsung disetorkan ke para

juragan.

Secara umum Tempat Pendaratan Ikan di Kabupaten Tangerang adalah

type D, termasuk TPI Dadap. Tempat Pelelangan Ikan Dadap ini tidak seperti

lazimnya dimana kegiatan lelang amat jarang dilakukan. Hal ini disebabkan oleh

peran para bakul yang amat besar dalam kegiatan perikanan tangkap disana. Para

nelayan Dadap (nelayan domisili) yang telah menangkap ikan khususnya udang

tidak pernah melelang hasil tangkapannya di TPI tetapi langsung membawanya ke

para bakul dimana masing-masing nelayan telah memiliki bakul sendiri.

Mekanisme harga pun banyak ditentukan oleh para bakul tersebut. Dalam hal

penarikan retribusi yang seharusnya dilakukan setiap kali pelelangan, karena hal

tersebut maka manajer TPI memungutnya dari bakul-bakul yang ada dengan besar

yang tidak tentu.

Page 70: 4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · 1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur 2) daerah komersial, meliputi restoran,

167

Para bakul mempunyai peran yang amat besar karena mereka membuat

suatu kondisi dimana para nelayan selalu terikat kepada mereka. Secara ringkas

dapat dikatakan bahwa para bakul ini menjamin hidup nelayan dan keluarganya

dengan syarat seluruh hasil tangkapan di setor ke bakul. Bila musim paceklik atau

nelayan tidak membawa hasil tangkapan (empty hauling) maka nelayan boleh

berhutang kepada bakul yang pembayarannya dapat dilakukan kemudian. Uang

jaminan hidup nelayan dan keluarganya pun dihitung sebagai hutang. Demikian

pula bila nelayan ingin melakukan perbaikan atau pembelian alat/kapal baru. Para

bakul umumnya memberikan pinjaman yang merupakan utang dan harus dibayar

secara cicilan. Dengan demikian sepanjang hidupnya para nelayan Dadap ini

terus terkait dengan hutang yang sulit dibayar. Kegiatan lelang biasanya

dilakukan bila ada nelayan pendatang dari daerah lain seperti Tanjung Pasir atau

Kamal. Tetapi itu pun tidak dilakukan oleh petugas TPI melainkan oleh para

bakul. Retribusi yang diberikan tidak tentu jumlahnya.

Tempat Pelelangan Ikan Dadap secara struktural berada di bawah Dinas

Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tangerang, belum diserahkan kepada KUD

Mina Bahari yang ada disana. Menurut manajer TPI Dadap rencana untuk

menyerahkan pengelolaannya kepada KUD Mina Bahari sudah sejak lama tetapi

sampai sekarang belum ada realisasinya. Sampai saat sebelum vakum,

pengelolaan TPI Dadap dilakukan oleh dua orang yaitu seorang kepala TPI dan

seorang manajer TPI. Sarana dan prasarana yang sudah dimiliki oleh TPI Dadap

antara lain: tempat pelelangan, tempar parkir, mesjid, sarana air bersih, dermaga,

es, bak air, KUD, ruang pertemuan nelayan. Sedangkan SPBU dan MCK belum

tersedia dan masih mengandalkan prasarana dan sarana perorangan.